Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Struktural
Langkah awal dalam meneliti suatu karya sastra adalah dengan
menggunakan analisis struktural. Dengan analisis struktural dapat membantu
dalam mencari makna instrinsik suatu karya sastra. Analisis struktural bertujuan
untuk memaparkan fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang
secara bersama menghasilkan sebuah keseluruhan. Teori yang digunakan dalam
menganalisis struktural roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata
adalah teori fiksi dari Robbert Stanton. Analisis Strukturalnya yaitu fakta-fakta
cerita yang meliputi karakter, alur, latar, tema serta sarana-sarana sastra yang
meliputi judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi.
1) Fakta-fakta Cerita
Fakta-fakta cerita terdiri dari 3 elemen, yaitu karakter, alur, dan latar,
elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah
cerita.Berikut pembahasan dari masing-masing elemen fakta-fakta cerita.
a. Alur
Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita.Dua
elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks.Alur juga
memiliki bagian-bagian sendiri, yaitu bagian awal, tengah dan akhir yang
nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan dan
24
Page 2
25
memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan dalam sebuah
cerita.
1. Bagian Awal
Bagian awal dari alur roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya
Suparta Brata adalah berawal dari Santanu dan Deri Karnasih
Pasangan pengantin baru yang ingin berbulan madu di Vila orang
tuanya yang biasanya disewakan, karena untuk berbulan madu maka
vila tersebut tidak disewakan selama seminggu hal ini dapat dilihat
dari kutipan berikut.
Deri Karnasih lan Santanu Alit, lagek nglencer mantenan
ngrembulan madu. Nikah dina Senen Kliwon limang dina
kepungkur ing Semarang. Sadurunge bali nyambut gawe
ngubengake bandane ing Jakarta, arep seseneng gawe
petarangan tresna ing lojine wong tuane Santanu, ing Tretes,
Kabupaten Pasuruan, kutha cilik tujuan wisata pegunungan
ing Jawa Wetan.
Aku arep nginep seminggu neng kene, Pak. Aja nampa tamu
liya dhisik, lho! (halaman 2).
Terjemahan:
Deri Karnasih dan Santanu Alit baru menikah berbulan madu.
Menikah hari Senin Kliwon lima hari yang lalu di Semarang.
Sebelum kembali bekerja memutarkan hartanya di Jakarta,
akan bersenang-senang membuat jalinan cinta di Loji orang
tuanya Santanu, di Tretes, Kabupaten Pasuruan kota kecil
tujuan wisata pegunungan di Jawa Timur.
Saya akan menginap seminggu disini, Pak. Jangan menerima
tamu dulu lho! (halaman 2)
2. Bagian Tengah
Bagian tengah dari alur roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya
Suparta Brata adalah bulan madu Santanu dan Deri diganggu oleh para
berandal yang ingin menginap divilla.Terjadilah pertengkaran antara
Page 3
26
Santanu dan Deri dengan para berandal. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan berikut.
Kutipan:
Krungu rembukan regejekan ing ruwang ngarep, semangate
Deri melu kemrungsung, terus tansah ngakon sing lanang
supaya nyampuri urusan kuwi, sarana ulat, isyarat jawil-jawil,
utawa nyuwara klesak-klesik. “kowe kudu nuduhake
kaprawiranmu, mas. Iki omahmu lan villa iki ora kanggo
papan kang cemer. Bengi-bengi iki mligi kanggo anggon kita
sesanggrah temantenan” (halaman 29)
Terjemahan:
Terdengar percakapan pertengkaran diruang depan,
semangatnya deri jadi bertambah, terus menyuruh suaminya
menyampuri urusan itu, dengan raut wajahnya, isyarat cubit-
cubit, atau bersuara bisik-bisik. Kamu harus menunjukan
keperwiraanmu mas. Ini rumahmu, dan villa ini bukan untuk
tempat yang jorok. Malam-malam ini harusnya untuk kita
menikmati pernikahan.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir Roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta
Brata adalah ketika Dulkarim dan Abrim sama-sama lapor ke polisi,
melaporkan kejadian di loji milik orang tua Santanu.
Kutipan:
Pak, ajenge lapur, Pak. Anu, loji tunggon kulo mrika mentas
diejek-ejek dening pemudha brandalan. Saniki tuwan kula tatu
awrat. Kulo nyuwun dipriksa pulisi. Lan kula ajenge padhos
dhokter, mesakake tuwan kula wau dalu dirangket brandhal.
Proses perbal lagi digawe dening polisi jaga, durung rampung
Abrim teka, mlebune menyang kantor pulisi kedandapan,
mabuke during mari tenan, wedine durung mendha. Lapure
groyok. (halaman 85)
Terjemahan:
Pak mau lapor, pak. Vila yang saya tuggu disana habis di
dirusak oleh pemuda berandalan. Sekarang majikan saya
badannya terluka. Saya minta dipriksa pak polisi. Saya mau
mencari dokter, kasihan majikan saya kemarin malam
dibongkok berandal.
Page 4
27
Proses verbal baru dibuat oleh polisi jaga, belum selesai Abrim
dating, masuknya ke kantor polisi terburu-buru, mabuknya
belum sembuh total, takutnya belum berkurang. Lapornya
terbata-taba. (halaman 85).
4. Bagian Konflik
Bagian konflik yang terjadi dalam Roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparta Brata adalah berawal dari Dulkarim dan
Baiyah ketahuan telah membohongi para berandal yaitu Abrim, Joni
Koko, Padran, dan Robin.Villanya ternyata tidak dipesan oleh Pak
Bonet pejabat melainkan tidak disewakan karena sedang dipakai bulan
madu oleh pemiliknya.
Kutipan:
Joni Koko sing maune wis mendho arep golek papan liya wae,
bareng weruh pasangan Santanu karo Deri sing nyandhang
menganggo klambi omahan, dadi manggreg. Jebulane
omongane Dulkarim mau gak bener.Arep mbojuki.Weruh
gelagat kanca-kancane emoh surut, Joni uga banjur kepingin
mbanggel emoh mundur (halaman 30).
Terjemahan:
Joni Koko yang mulanya sudah menerima akan mencari tempat
lain, tetapi setelah melihat pasangan Santanu dan Deri yang
menggunakan pakaian rumahan menjadi terkejut. Ternyata
perkataan Dulkarim tadi tidak benar. Mau membujuk, melihat
gelagat dan sifat teman-temannya yang tidak surut Joni lalu
juga tidak ingin mundur.
5. Bagian Klimaks
Klimaks yang terjadi dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Suparta Brata adalah ketika Deri mengetahui bahwa Santanu
yaitu suaminya pingsan terkapar karena ulah para berandal. Dada
Santanu bersimbah darah ternyata luka dari lengan yang terkena belati.
Page 5
28
Mengetahui tersebut Deri menjadi dendam dan akan membunuh semua
berandal itu.
Kutipan:
Deri wis keplayu menyang ruwangan tengah. Santanu ora ana
kana. Kamare menga terus wae dileboni, ketemu Santanu
gumlethak ing kana. Deri njerit,. Sing lanang godras getih ing
dhadhane.disuduk? diprejaya? Wis mati?
Wong telu dadi rame ngupakara Santanu. Pranyata godras
getih mau sumbere ing lengene kiwa sisih cingklakan. Tujune
ora ngeneni dhadha. Santanu luwih dhisik kelaran semaput
merga sirahe kebentus ketimbang semaput kentekan getih.
Regejegan durung rampung. Aku isih kepingin males ukum,
golek pengadilan. Aku ora trima mas Santanu disiksa kaya
mengkene.
Terjemahan:
Deri sudah berlari ke ruang tengah. Santanu tidak ada disitu.
Deri menjerit. Laki-lakinya bersimbah darah didadanya.
Ditusuk? Disiksa? Sudah meninggal?
Bertiga jadi ramai menolong Santanu. Ternyata bersimbah
darah tadi sumbernya berasal dari lengan kirinya sebelah
ketiak. Untungnya tidak mengenai dada. Santanu lebih dulu
kesakitan pinsan karena kepalanya kebentur daripada pinsan
kehabisan darah.
Pertengkaran ini belum selesai. Aku masih ingin membalas
dendam, mencari keadilan. Aku tidak terima Mas Santanu
disiksa seperti ini.
Kutipan-kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa alur
yang digunakan dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta
Brata adalah dimulai dari bagian awal, tengah, dan akhir serta bagian
konflik dan klimaks. Pengarang menggunakan teknik alur campuran.
Dari awal diceritakan terjadi peristiwa kemudian mengulas lagi
rentetan terjadinya peristiwa yang terjadi di awal lagi. Akhir dari cerita
yang terdapat dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta
Brata juga jelas yaitu Dulkarim dan Abrim sama-sama lapor ke polisi
yang terbukti salah adalah para berandal karena sudah mrengusik
Page 6
29
ketenangan Santanu dan Deri yang sedang berbulan madu, sehingga
para berandal ditahan dan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Sedangkan Santanu lukanya juga tidak terlalu parah sudah mendapat
pertolongan dokter. Deri juga tidak terbukti salah karena sidik jarinya
tidak kelihatan.
2) Karakter
Karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama
merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua,
karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan,
emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut.
1) Karakter Utama
Karakter utama adalah karakter yang terkait dengan semua
peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparto Brata terdapat dua karakter utama yaitu Santanu
dan Deri.
a) Santanu
Santanu adalah anak pemilik Vila yang lama tinggal di kota
dan akan berbulan madu di Vila milik orangtuanya. Santanu bersifat
kalem dan tidak gegabah terlihat saat mengusir para berandal yang
mengganggu bulan madunya ketika di vila.
Kutipan:
Maaf bengi iki lan sesuk-sesuk maneh omah iki ora
disewakake. Aku sing nduwe villa iki. Dadi dak jaluk kowe
kabeh wae golek papan liyane, pratelane Santanu. Suwara
kalem, nguwasani nanging ya cukup ndheseg.(halaman 31)
Page 7
30
Terjemahan:
Maaf malam ini dan besok-besok lagi rumah ini tidak
disewakan. Saya yang punya vila ini. Jadi saya mohon kalian
semuanya cari tempat lainnya. Pernyataan Santanu. Suara
kalem, tidak gegabah tapi cukup maksa.
Santanu seseorang yang berperilaku lembut dan tidak suka
berantem dan tidak jagonya bergulat. Tetapi Santanu harus
menunjukan ketegasannya untuk bisa mengatasi masalah di vila
tersebut, karena Santanu merasa terganggu. Terlihat ketika Santanu
menghadapi para berandal.
Kutipan:
Santanu sakjane dudu watege wong sing dhemen tukaran
sanajan lanang pakulinane alus, otote ora pating pethekel.
Rambute lurus dijungkasi alus, senajan ing wayah bengi.
Sakiki dheweke ngadeg ndepani lawang antarane ruwang
tengah karo ruwang tamu ngarep, dijejeri bojone, mripate
katon rada kapeksa mentheleng. Marga genah sing diurusi ora
bakal kena diberesake kanthi rembugan kang teteg, sabar,
sareh, lan seleh. Sing diadhepi wong bedhigasan kaya buta
bragalpa, ora siji nanging papat. Santanu kudu nuduhake yen
dheweke lanang, bisa mrantasi reriduhe keluwarga utawa
omah kuwi. Mangkono pikirane santanu kang disokong dening
Deri Karnasih.(halaman 28).
Terjemahan:
Santanu sebenarnya bukan sifatnya orang yang suka
bertengkar. Walaupun laki-laki kebiasaannya halus, tidak
beroto.Rambutnya yang lurus disisir halus, walaupun dimalam
hari. Sekarang dia berdiri diantara pintu ruang tengah dan pintu
ruang tamu depan, ditemani istrinya matanya terlihat terpaksa
memandang tajam. Karena tahu yang diurusi tidak bisa
dibereskan dengan baik-baik dengan sabar dan pelan-pelan,
yang dihadapi adalah orang beringasan seperti raksasa
bragalpa, tidak satu tetapi empat. Santanu harus menunjukkan
bahwa dia laki-laki, bisa mengatasi godaannya keluarga dan
rumah itu. Seperti itu pemikiran Santanu yang dibantu oleh
Deri Karnasih.
Page 8
31
b. Deri Karnasih
Deri adalah istri dari Santanu pemilik villa. Deri wanita
yang berperilaku halus tetapi sangat pemberani. Terlihat ketika deri
bertengkar dengan Padran.
Kutipan:
Nanging deri ora manut utawa lemes kaya lumrahe wanita
sing kena rayu. Sanajan awake lencir lan sajak empuk
ngono, bareng dirangkul, jebul tangane metu driji
kekuwatane. Drijine deri kaya cakar rajawali nyengkerem
raine padran dudu padran sing ngajokake rai ngecup
lambene Deri, nanging cah ayu Deri sing nyedhakake
cangkeme menyang rai sing dicekhetem, terus hiiih! Kanthi
kekuwatan untune irunge Padran dicokot sakkuwat-kuwate.
(halaman 33).
Terjemahan:
Tetapi Deri tidak nurut atau lemas layaknya wanita yang
terkena rayuan. Walaupun badan e kecil dan kelihatan
empuk setelah dipeluk ternyata tangannya keluar jari
kekuatannya. Jarinya Deri seperti cakar rajawari
mencekeram wajah Padran bukan Padran yang
mengedepankan wajahnya mengecup bibir Deri, tetapi
wanita cantik Deri yang mengedepankan mulutnya ke
wajah yang dicengkeram, terus dengan kekuatan giginya
hidungnya Padran digigit sekuat-kuatnya.
Dari selain wanita pemberani dia juga bersifat galak.
Terlihat ketika setelah menggigit hidung Padran dan mengusir
semua para berandal.
Kutipan:
Ayo metu kabeh ora saka kene! Sentake Deri kanthi swara
sentak.Putri ayu kuwi mara-mara dadi galak, cangkeme
kecak getih dleweran saka daging irung kang mentas
dicakot.(halaman 36).
Terjemahan:
Ayo keluar semua dari sini! Teriakan Deri dengan suara
keras. Wanita cantik itu tahu-tahu jadi galak mulutnya kena
darah, berlumuran dari daging hidung yang habis digigit.
Page 9
32
Deri merasa tidak terima dan emosi dan ingin membalas
dendam terlihat ketika deri mengetahui bahwa suaminya
dianiaya.
Kutipan:
Regejegan durung rampung, Aku isih kepengin males ukum,
golek pengadilan.
Aku ora trima mas Santanu disiksa kaya mengkene.kae,
sepedhah motore isih ana sing keri. Mesthi mengko bali
njupuk kuwi. Gek mobile kene digawa minggat! Kuwi luwih
gampang tumrape pulisi nglacak brandal-brandal mau!
Critane Deri karo greget emosine.(halaman 45).
Terjemahan:
Prahara belum selesai, aku masih pengen balas dendam cari
keadilan. Aku tidak terima mas Santanu disiksa seperti ini.
Sepeda motornya masih ada yang ketinggalan.Pasti nanti
kembali ngambil itu. Mobil sini dibawa pergi.Itu lebih
mudah untuk polisi melacak berandal-berandal tadi.
Cetitanya Deri dengan emosinya.
3) Karakter Bawahan
Karakter bawahan atau karakter minor adalah karakter tambahan yang
mendampingi karakter utama dalam berlangsungnya cerita. Karakter bawahan
dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata adalah sebagai
berikut:
a) Dulkarim
Dukarim adalah tangan kanan dari ayah Santanu berkerja sebagai
penjaga villa. Dulkarim mempunyai sifat yang bertanggung jawab dan
berwibawa. Terlihat ketika Dulkarim menyelesaikan perkara dengan para
berandal karena Santanu terlanjur sudah mengetahui bahwa villa tersebut
disewakan kepada para berandal.
Kutipan:
Omong ngono Dulkarim wis nungkak krama, nganggo tembung
ngoko. Tandange gumregah saya atos, umure sing setengah abad,
sing paling tuwa katimbang kabeh sing andher, diunggulake
Page 10
33
kanggo ndayani wibawane. Semangate gemregah uga marga saiki
majikane kadhung weruh prekarane. Genah nyewakake villa kui
dienggo kaya mengkono ora bener. Saiki dadi udreg, kok dheweke
ora ngotot mberesake kuwi rak luput. Dheweke kang tanggung
jawab ana thek rentege villa kuwi, dadi ya kudu bisa mberesake.
(halaman 31)
Terjemahan:
Berbicara seperti itu Dulkarim sudah tidak sopan, memakai kata
ngko. Tingkahnya semakin kasar umurnya yang setengah abad,
yang paling tua daripada yang ada disitu, diunggulkan untuk
memperkuat wibawanya. Semangatnya kuat juga karena sekarang
majikannya terlanjur tahu perkaranya. Pasti menyewakan villa
untuk seperti itu tidak benar. Sekarang menjadi geger, kok dia
tidak ngotot menyelesaikan kan salah. Dia yang bertanggung jawab
semuanya villa itu, jadi harus bisa membereskan.
Selain bertanggung jawab dan berwibawa Dulkarim mempunyai
sifat yang tidak banyak bicara serta cekatan dalam menangani sebuah
masalah. Terlihat ketika Dulkarim mencarikan dokter dan melaporkan
kejadian villa ke kantor polisi.
Kutipan:
Ora kakehan ngomong, bareng kahanan ngomah sajake wis aman,
Dulkarim terus mbukak lawang mburi loji, menyang tunggone,
ngetokake sepedhahe, dituntun ngubengi loji menyang ngarepan.
Terus pamitan budhal mengisor, menyang Tretes.(halaman 46)
Terjemahan:
Tidak banyak bicara, setelah keadaan sepertinya sudah aman,
Dulkarim terus membuka pintu loji belakang, mengeluarkan
sepedanya, dituntun mengelilingi loji ke depan. Terus pamit pergi
ke bawah, ke Tretes.
Dulkarim selain bertanggung jawab dan cekatan tetapi sangat
penakut dan khawatir. Terlihat ketika Dulkarim dihadang Joni Koko di
tengah jalan ketika akan mencarikan dokter untuk Santanu dan melapor ke
polisi.
Page 11
34
Kutipan:
Aku aja dipateni! Hi-hi-hi! Aku aja dipateni! Aku emoh mati!
Bengak-bengoke Dulkarim ing tengahe wengi. Wedi banget yen
bener-bener dipateni dening Joni Koko.
Joni Koko dadi seneng ngreti yen Dulkarim jebul jirihe setengah
mati. Ngguyu ngakak…(halaman 49)
Terjemahan:
Aku jangan dibunuh! Hi-hi-hi! Aku jangan dibunuh! Aku nggak
mau mati! Teriaknya Dulkarim ditengahnya malam. Takut banget
kalau benar-benar dibunuh oleh Joni Koko.
Joni Koko jadi senang tahu kalau Dulkarim ternyata penakut
setengah mati. Ketawa terbahak-bahak….
b) Baiyah
Baiyah adalah seorang wanita yang bekerja mengurusi villa.
Baiyah istri dari Dulkarim. Dia bekerja bersih-bersih dan mengurusi
keperluan dapur seperti memasak dan sebagainya. Baiyah bersifat baik
dalam keadaan susah masih bisa membahagiakan orang lain serta
perhatian. Terlihat ketika membuatkan minum untuk Deri yang sedang
panik serta emosi setelah mengalami kejadian divilla.
Kutipan:
Deri Karnasih mlebu omah. Dideleng Baiyah wis uthek gawe
wedhang. Wong tuwa kuwi ngreti ngladeni wong kesusahan. Ngreti
nggoleki sela supaya nambah kekuwatan pihake dhewe. Ing
kesempatan kang sethithik, isih bisa gawe senenge kancane.
Wedang teh anget manget-manget kaya kuwi, gage wae disruput
dening Deri. (halaman 48)
Terjemahan:
Deri Karnasih masuk rumah. Dilihatnya Baiyah sudah sibuk
membuat minum. Orang tua itu tahu menghadapi orang kesusahan.
Tahu mencari jeda supaya menambah kekuatan pihaknya.
Dikesempatan yang sedikit, masih bisa membuat senang temannya.
Minuman teh hangat seperti itu, langsung saja diminum oleh Deri.
Page 12
35
Baiyah sangat khawatir ketika Dulkarim tidak segera kembali ke
Loji. Baiyah takut jika Dulkarim dihadang oleh para Brandal diTretes
sana.
Kutipan:
Mas dul kok boten wangsul-wangsul nggih? Manah kula kok
mboten sekeca, ngonten! Mengkih gek leres kenging alangan?
Panggresulane Baiyah. (halaman 72)
Terjemahan:
Mas Dul kok nggak balik-balik ya? Hatiku kok nggak enak! Nanti
bener kena halangan? Gerutu Baiyah.
c) Joni Koko
Joni Koko adalah berandal si rambut gondrong yang memakai jaket
kulit hitam gambar garuda. Sudah menginap empat atau lima kali dalam
sebulan. Joni tampangnya menyeramkan tetapi hatinya kecil tidak suka
menganiaya tetapi rajanya menggombal ke para wanita. Terlihat ketika
Joni mengingatkan Pandran memaksa Dulkarim dan Baiyah agar diizinkan
untuk menginap diVilla.
Kutipan:
Ndran! Ndran! Ojok ngawur, koen! Joni Koko elik-elik kancane
sing tumindhak kasar. Sanajan rambute gondrong tingkahe cakrak
ngono, nanging atine ora degsiya. Yen ngrayu-ngrayu gombal,
ayo. Yen bengkerengan utawa tukaran, aluwung nyingkir wae. Yen
bab gasakan atine cilik. Rada ngisor kana ana omah kamar telu
kaya iki. Ayo, mrana wae! (halaman 26)
Terjemahan:
Ndran! Ndran! Jangan ngawur kamu! Joni Koko mengingatkan
temannya yang berbuat kasar. Walaupun rambutnya gondrong
tingkahnya gagah tapi hatinya tidak suka menganiaya. Jika
merayu-rayu menggombal ayo. Jika bertengkar lebih baik
menyingkir. Jika tentang berbuat kasar hatinya kecil atau penakut.
Agak kebawah sana ada rumah kamar tiga seperti ini. Ayo kesana
saja!
Page 13
36
d) Robin Hargo
Robin Hargo adalah berandal si rambut gondrong juga. Dulu sudah
pernah diajak Joni Koko menginap satu kali. Robin hargo suka bertindak
senonoh dengan wanita, bahkan suka mencuri.
Terlihat ketika yang lain sibuk berantem dengan lawannya masing-
masing. Robin hargo malah main gila dengan wanitanya di kamar Deri dan
Santanu sambil mencuri barang-barang berharga milik Deri dan Santanu.
Kutipan:
Robin langsung milih kamar sing lagi menga, lawang kamare
manten anyar Santanu-Deri. Weruh kamar sing rapi, mripate
jlalatan. Nyawang barang-barang apik sing ana kono. Dompet
kandel ing meja cilik, gage wae digrayang, tas wanita iya, ketemu
kontak mobil ya disaki. Lali karo Ruth sing wis manut mau pakone
mau, mbukaki sandhangan…….(halaman 38)
Terjemahan:
Robin langsung memilih kamar yang lagi kebuka, pintu kamarnya
manten baru Santanu-Deri. Lihat kamar yang rapi, matanya
melirik. Melihat barang-barang bagus yang ada di sana. Dompet
tebel di meja kecil, langsung saja diraba, tas wanita juga, ketemu
kontak mobil juga di masukan kantong.
Ora kakean omong kuwi pancen sipate Pandran. Kulina keprukan
Lupa sama Ruft yang sudah nurut tadi anjurnya tadi, membuka
baju…….
e) Pandran
Pandran adalah berandal tetapi rambutnya tidak gondrong,
badannya besar berotot. Belum pernah menginap divilla.Pandran tidak
suka banyak bicara tetapi suka berantem. Suka berbuat kasar. Terlihat
ketika dipengaruhi teman-temannya untuk membereskan dan melawan
santanu pemilik villa.
Page 14
37
Kutipan:
kulina tumindhak kasar. Awake gedhe methekel uga disiyapake yen
ora ana prekara sing kudu dilakoni kanthi kasar. Diububi
omongane kanca-kanca, sawise nyikut keras Dulkarim tuwa,
dheweke mencerengi Santanu. Dianggep wong lanang iki sing dadi
biyang keroke wengi kang ora maremake ati iki. Karepe seneng-
seneng wis ngrentengi wedokan papat, jebule kudu bendrong
marga statuse omah iki direka-reka dening wong lanang bagus
kuwi. Ora pakra tenan! (halaman 32)
Terjemahan:
Tidak banyak bicara itu memang sifatnya Pandran. Sering
berantem, sering berbuat kasar. Badannya besar otot berisi juga
disiapkan jika tidak ada perkara yang harus dilakukan dengan
kasar. Dipengaruhi perkataan teman-teman, setelah menyikut keras
Dulkarim tua, dia melototi Santanu. Dianggap orang laki-laki ini
yang menjadi biang keroknya malam yang tidak memuaskan hati
ini. Keinginannya senang-senang sudah membawa wanita empat,
ternyata harus berantem karena status rumah ini dibuat-buat oleh
laki-laki tampan itu. Tidak jelas!
f) Abrim
Abrim adalah berandal yang paling kecil badannya dan krempeng.
Abrim suka mabuk. Dia pemabuk berat ke mana-mana yang dibawa botol
minuman. Terlihat ketika menghadang Dulkarim di tengah jalan disuruh
mencari tali untuk mengikat tangan Dulkarim malah minum minuman
keras terus.
Kutipan:
Briiiimm ojok ngombene dibanter-banterke dhesik, Brriiiimm!
Telekna tali. Iki Dul dirampungke dhesik! Srengene Joni. (halaman
38)
Terjemahan:
Brim jangan minumnya yang dibanyak-banyakin brim. Carikan
tali. Ini Dul diselesaikan dulu! Ujar Joni!
Page 15
38
4) Latar
Latar dapat berwujud dekor, waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun),
cuaca atau satu periode sejarah. Secara umum latar dapat merangkum orang-
orang yang menjadi dekor dalam cerita walaupun secara tidak langsung. Latar
dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata adalah sebagai
berikut.
1. Latar berwujud dekor
Latar tempat atau dekor adalah tempat terjadinya peristiwa dalam
cerita. Latar tempat yang terjadi dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Suparto Brata adalah Pasuruhan yang dikhususkan di Tretes kota
kecil tujuan wisata pegunungan di Jawa Timur, yang meliputi Kota Tretes,
kamar Dulkarim, ruang tamu, kamar Santanu-Deri, halaman Villa atau
Loji, Kantor Polisi
a. Kota Tretes
Latar di kota Tretes dideskripsikan oleh Santanu dan Deri. Hal
tersebut dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Deri Karnasih lan Santanu Alit, lagek nglencer mantenan
ngrembulan madu. Nikah dina Senen Kliwon limang dina
kepungkur ing Semarang. Sadurunge bali nyambutgawe
ngubengake bandhane ing Jakarta arep seseneng gawe
petarangan tresna ing lojine wong tuwane Santanu, ing Tretes
kabupaten pasuruan kutha cilik tujuan wisata pegunungan ing
Jawa Wetan. (halaman 2)
Terjemahan:
Deri Karnasih dan Santanu Alit, setelah menikah berbulan
madu. Nikah hari Senin Kliwon lima hari yang lalu di
Semarang. Sebelum kembali bekerja memutarkan kekayaannya
di Jakarta, ingin bersenang-senang membuat mahligai cinta
Page 16
39
diloji orangtua santanu di Tretes, Kabupaten Pasuruhan, kota
kecil tujuan wisata pegunungan di Jawa Timur.
b. Kamar Dulkarim
Latar kamar Dulkaim dideskripsikan oleh Dulkarim dan Baiyah
membicarakan Santanu dan Deri apakah memang pasangan. Hal
tersebut dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Dene ing kamare Dulkarim, sawise Baiyah ngenggrengake
banyu ing ceret pawon, ngomong karo bojone. “sajake sing
digowo iki garwane den Santa tenan. Katone isih clondho
srawungan karo wong lanang, lan wagu ngambah penginepan
ngene iki.”(halaman 12)
Terjemahan:
Sedangkan dikmarnya Dulkarim, setelah Baiyah meletakan air
diteko didapur, bilang ke suaminya. “sepertinya yang dibawa
ini istri den Santa beneran. Kelihatannya masih malu bergaul
sama lelaki, dan aneh dating ke penginapan ini.
c. Ruang tamu
Latar ruang tamu dideskripsikan oleh Dulkarim ketika
menghadang para berandal masuk ke dalam Villa. Hal tersebut
dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Kasep anggone nyuwak, kadhung kabeh wis tekan ruwang
tamu ngarepan. Dulkarim mung bisa ndaplangake tangan kaya
jaman bahaula, sanajan sarana mengkono kuwi deweke ngerti
ora bakal kasil ngedhangi karepe wong nom-noman sing
pating dlajig mau. (halaman 22)
Terjemahan:
Terlanjur masuk, terlanjur semua sudah tiba diruang tamu
depan. Dulkarim hanya bisa merentangkan tangan seperti
jaman dahulu, walaupun sarana seperti itu tidak berhasil
menghalangi maksud pemuda-pemuda yang tidak sopan tadi.
Page 17
40
d. Kamar Santanu dan Deri
Latar kamar Santanu dan Deri dideskripsikan oleh Robin dan
Ruth ketika mencuri barang-barang berharga milik Santanu dan Deri.
Hal tersebut dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Robin langsung milih kamar sing lagi menga, lawang kamare
manten anyar Santanu-Deri. Weruh kamar sing rapi, mripate
jlalatan. Nyawang barang-barang apik sing ana kono. Dompet
kandel ing meja cilik, gage wae digrayang, tas wanita iya,
ketemu kontak mobil ya disaki. Lali karo Ruth sing wis manut
mau pakone mau, mbukaki sandhangan…….(halaman 38)
Terjemahan:
Robin langsung memilih kamar yang lagi kebuka, pintu
kamarnya manten baru Santanu-Deri. Lihat kamar yang rapi,
matanya melirik. Melihat barang-barang bagus yang ada
disana. Dompet tebel dimeja kecil, langsung saja diraba, tas
wanita juga, ketemu kontak mobil juga di masukan kantong.
Lupa sama Ruft yang sudah nurut tadi anjurnya tadi, membuka
baju…….
e. Halaman Loji
Latar halaman Loji dideskripsikan oleh Pandran dan Deri
ketika bertengkar. Hal tersebut dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Tujune gage nemu akal, Deri diusung metu saka ruwang tamu,
dipondhong menyang latar, tekan kono dibanting diculake,
huh! Ngek! Awak wadhon lumer kuwi dibuwang ngunu ya
kantep, ngek! Adhuh-duh-duh! Gliyeng-gliyeng. Bokonge
kantep, lara, kantrog, njarem. Pikirane yo cat ilang. Ngene iki
rasane jago gelut nandhang knock out! (halaman 41)
Terjemahan:
Untungnya cepat mempunyai ide, Deri diangkat keluar dari
ruang tamu, diangkat ke halaman, sampai disitu dibanting
dilepas, huh! Ngek! Badan perempuan lembut itu dibuang
begitu sakit, ngek!
Page 18
41
Adhuh! Duh-duh-duh! Sempoyongan. Pantatnya sakit.
Pikirannya hilang. Begini ini rasanya jago bertengkar kena
pukulan yang membuat gugur.
f. Kantor polisi
Latar kantor polisi diseskripsikan oleh Dulkarim dan Abrim
ketika melaporkan kejadian di Villa. Sama-sama melaporkan kejadian
masing-masing. Hal tersebut dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
Tekane ing kantor pulisi, wis wayah isuk repet-repet. Pasar
tretes wis wiwit krumun-krumun, kruget-kruget, krempyeng-
krempyeng, wong wiwit obah lan nyuwara gumrengeng…..
(halaman 84).
Terjemahan:
Sampainya dikantor polisi, sudah pagi-pagi buta. Pasar Tretes
sudah mulai berkerumunan, orang mulai bergerak dan bersuara
mendengung.
2. Latar waktu
Latar waktu adalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam cerita fiksi. Latar waktu meliputi menit, jam, hari, minggu, bulan,
cuaca, bahkan suatu periode sejarah. Latar waktu yang terdapat dalam
Roman Dahuru ing Loji Kepencil karya Suparto Brata adalah sebagai
berikut.
a. Siang Hari
Latar waktu siang hari terjadi ketika Deri membangunkan
Santanu dan mengajak untuk jalan-jalan ingin mengerti suasana
pekarangan Loji. Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
“Mas! Mas! Tangi! Wis awan.Ayo, gek terus mlaku-mlaku
metu.Aku selak kepengin weruh arsine pekarangan kene lan
Page 19
42
pegunungan kene!” Deri bubar saka kamar mandhi, langsung
nggugah bojone. (halaman 14)
Terjemahan:
“Mas! Mas! Bangun! Sudah siang. Ayo, terus jalan-jalan
keluar. Aku keburu ingin melihat aslinya pekarangan sini dan
pegunungan sini! ”Deri setelah dari kamar mandi, langsung
membangunkan suaminya.
b. Malam hari
Latar waktu malam hari terjadi ketika Deri dan Santanu sedang
makan malam dimeja makan ruang tengah. Hal ini dibuktikan sebagai
berikut.
Kutipan:
Bengine, lampu listrik wis diuripake. Santanu karo Deri
lungguhan ngupengi meja dhahar ing ruwang tengah, isih
ngadhepi sega karo sop buntut pesenan saka RM Miraos ing
Tretes. (halaman 18)
Terjemahan:
Malamnya, lampu listrik sudah dinyalakan, Santanu dan Deri
duduk mengelilingi meja makan diruang tengah, masih
menikmati nasi dan sop buntut pesanan dari RM Miraos di
Tretes.
Malam hari ketika Santanu member penjelasan kepada para
berandal bahwa untuk malam- malam yang akan datang vila tidak lagi
disewakan. Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
“Maaf, bengi iki lan sesuk-sesuk maneh omah iki ora
disewakake. Aku sing nduwe vilia iki. Dadi dakjaluk kowe
kabeh wae golek papan liyane, “ pratelane Santanu. Suwarane
kalem, nguwasani, nanging ya cukup ndheseg (halaman 31).
Terjemahan:
Maaf malam ini dan seterusnya rumah ini tidak disewakan, aku
yang punya villa ini. Jadi aku minta kamu semua saja mencari
tempat yang lain, ujar Santanu. Suaranya kalem, menguasai,
tapi cukup maksa.
Page 20
43
c. Pagi Hari
Latar pagi hari terjadi ketika Dulkarim dan Abrim melapor ke
kantor polisi. Hal tersebut dibuktikan sebagai beikut.
Kutipan:
Tekane ing kantor pulisi, wis wayah isuk repet-repet. Pasar
tretes wis wiwit krumun-krumun, kruget-kruget, krempyeng-
krempyeng, wong wiwit obah lan nyuwara gumrengeng…..
(halaman 84).
Terjemahan:
Sampainya dikantor polisi, sudah pagi-pagi buta. Pasar Tretes
sudah mulai berkerumunan, orang mulai bergerak dan bersuara
mendengung.
d. Malam Minggu
Latar malam minggu terjadi ketika Dulkarim dan Baiyah tidak
menonton TV lebih baik menghadang tamu yang ingin menginap atau
menyewa kamar pada waktu itu. Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
Kutipan:
O, malem minggu ngeten niki acarane njelehi. Langkung sae
jagongan mriki mawon. Kuwi wangsulane Dulkarim meh wae
ngaku “luwih becik nyegat tamu neng kono” marga pancen yen
malem minggu ngono kuwi tamu-tamu padha teka nembung
penginepan lan nyewa kamar ing Wisma Loji kuwi. Wis
kadhung kulina. Sengaja lampune diurupake abyor, ben narik
kawigaten. (halaman 18)
Terjemahan:
O, malam minggu seperti ini acaranya membosankan. Lebih
baik bercakap-cakap disini saja. Itu jawaban Dulkarim. Hampir
saja mengaku lebih baik menghadang tamu disana. Karena
memang jika malam minggu seperti itu tamu-tamu pada dating
menginap dan menyewa kamar di Wisma Loji itu. Sudah
terlanjur terbiasa.Sengaja lampunya dinyalakan terang
benderang, supaya menarik perhatian.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa latar atau
setting yang berwujud dekor dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Suparto Brata adalah kota Tretes, kamar Dulkarim, ruang tamu,
Page 21
44
kamar Santanu-Deri, halaman Villa atau loji, kantor polisi. Latar
berwujud waktu yaitu siang hari, malam hari, pagi hari, malam
minggu.
2) Tema
Menurut Robert Stanton tema merupakan aspek cerita yang sejajar
dengan makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu
pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dari
menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa
takut, kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri dan
lain sebagainya.
Tema dari roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata
adalah tentang kriminalitas. Kriminal yang tercermin dalam Roman ini
beraneka ragam, yaitu seperti pembunuhan, pencurian, kekerasan.
Kriminalitas yang dilakukan oleh para berandal yaitu pemuda-pemuda yang
ingin menginap atau menyewa kamar di Wisma Loji tetapi dibohongi bahwa
kamarnya sudah penuh, padahal kamar tidak sedang disewakan karena untuk
berbulan madu pemiliknya. Mengetahui dibohongi para berandal marah dan
terjadi pertengkaran. Santanu mengalami kekalahan Deri tidak terima dan
dendam terhadap para berandal. Hingga satu persatu dibunuh dan dianiaya
oleh Deri. Berikut adalah bukti tindak kriminal.
Kutipan:
Mas?! Wong kuwi mati, ya?!” pitakone kim karo kirig-kirig nyawang
Santanu sing gumlethak ing jogan,godras getih ing klambine.
“Bin! Ayo, Metu! Aja kesuwen neng kene!” pakone Pandran karo
ngecungke glathi sing gluprut getih.(halaman 38)
Terjemahan:
Page 22
45
“Mas?!Orang itu mati ya?!”Pertanyaan Kim sambil merasa takut
melihat Santanu tergeletak dilantai, bersimbah darah dibajunya.
Bin! Ayo, keluar! Jangan kelamaan disini!” perintah Pandran sambil
mengacungkan belati yang bersimbah darah.
Pada saat itulah Deri tidak terima jika suaminya dianiaya ditusuk
lengannya menggunakan belati. Deri balas dendam kepada para berandal.
Kutipan:
Regejegan durung rampung, Aku isih kepengin males ukum, golek
pengadilan.
Aku ora trima mas Santanu disiksa kaya mengkene.kae, sepedhah
motore isih ana sing keri. Mesthi mengko bali njupuk kuwi. Gek mobile
kene digawa minggat! Kuwi luwih gampang tumrape pulisi nglacak
brandal-brandal mau! Critane Deri karo greget emosine.(halaman 45).
Terjemahan:
Prahara belum selesai, aku masih pengen balas dendam cari keadilan.
Aku tidak terima mas Santanu disiksa seperti ini. Sepeda motornya
masih ada yang ketinggalan. Pasti nanti kembali ngambil itu. Mobil
sini dibawa pergi.Itu lebih mudah untuk polisi melacak berandal-
berandal tadi. Cetitanya Deri dengan emosinya.
Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tindak
kriminal terjadi karena rasa tidak terima dan balas dendam.
Tema dari roman Dahuru Ing Loji Kepencil adalah kriminalitas. Tema
tersebut dapat disimpulkan karena di dalam cerita roman tersebut terdapat
banyak tindak kriminal. Tindak kriminal yang terjadi di dalam roman
beraneka ragam. Pelakunya tidak hanya satu orang atau satu tokoh saja.
Hampir semua melakukan tindak kriminal (wawancara dengan Hoery, Jumat
25 november 2016).
3) Sarana-Sarana Sastra
Menurut Stanton, sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode
(pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang
bermakna. Metode semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat
Page 23
46
melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud
fakta-fakta tersebut sehingga pengalamanpun dapat dibagi. Sarana-sarana
sastra yang terdapat dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto
Brata adalah sebagai berikut.
a. Judul
Menurut Stanton, judul selalu relevan terhadap karya yang
diampunya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini
dapat diterima ketika judul mengacu pada sang karakter utama atau satu
latar tertentu. Akan tetapi, judul tidak selalu mengacu pada detail yang
menonjol. Judul roman ini dalah Dahuru Ing Loji Kepencil Dahuru yang
berarti prahara Ing Loji yaitu disuatu tempat yaitu Loji atau Villa, Kepencil
yaitu terpencil. Berdasarkan arti kata Dahuru Ing Loji Kepencil prahara di
loji atau Villa yang tempatnya terpencil, memang relevan dengan judul
roman ini, karena isinya tentang prahara yang terjadi di loji hingga
terjadilah pertengkaran hingga terjadi pembunuhan.
Bukti bahwa terjadi prahara kekerasan dan pencurian adalah
sebagai berikut.
Kutipan:
Regejegan durung rampung, Aku isih kepengin males ukum, golek
pengadilan.
Aku ora trima mas Santanu disiksa kaya mengkene.kae, sepedhah
motore isih ana sing keri. Mesthi mengko bali njupuk kuwi. Gek
mobile kene digawa minggat! Kuwi luwih gampang tumrape pulisi
nglacak brandal-brandal mau! Critane Deri karo greget
emosine.(halaman 45).
Terjemahan:
Prahara belum selesai, aku masih pengen balas dendam cari
keadilan. Aku tidak terima mas Santanu disiksa seperti ini. Sepeda
Page 24
47
motornya masih ada yang ketinggalan. Pasti nanti kembali ngambil
itu. Mobil sini dibawa pergi. Itu lebih mudah untuk polisi melacak
berandal-berandal tadi. Cetitanya Deri dengan emosinya.
Terpencil yang dimaksud dalam judul adalah sangat relevan
dengan isinya. Vila atau Loji dalam cerita tersebut memang terpencil dan
jauh dari keramaian kota. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan
berikut.
Kutipan:
Marga loji iki pernahe ing pucuke gumuk luwar saka karamean
kota Tretes ngisor kae, dalane ndeder munggah, ngadoh lan sepi,
yen nganti tekan pucuk kene sidane ora bisa nginep, rak mesakake
anggone karaya-raya munggah. Kene iki panggonane dhuwur lan
mencil, adoh saka papan panginepan utawa pasanggrahan liya
sing akeh mblader ing karamean kota Tretes ngisor kae (halaman
4).
Terjemahan:
Karena Loji ini tepatnya dipucuknya bukit luar dari keramaian kota
Tretes bawah sana, jalannya naik, jauh dan sepi, jika sampai pucuk
sini jadinya tidak bisa menginap, kan kasihan bersusah-payah naik.
Sini tempatnya tinggi dan terpencil, jauh dari tempat penginapan
atau tempat yang banyak dikeramaian kota Tretes dibawah sana.
Berdasarkan kutipan di atas dpat ditarik kesimpulan bahwa judul
Dahuru Ing Loji Kepencil dipilih oleh pengarang karena roman ini
berisikan tentang prahara yang terjadi di loji yang tempatnya terpencil.
b. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah pusat kesadaran tempat kita dapat
memahami setiap peristiwa dalam cerita. Posisi ini memiliki hubungan
yang berbeda dengan tiap peristiwa dalam cerita. Posisi ini memiliki
hubungan yang berbeda dengan tiap peristiwa dalam tiap cerita, didalam
atau diluar satu karakter, menyatu atau terpisah secara emosional. Sudut
pandang yang digunakan dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya
Page 25
48
Suparto Brata adalah orang ketiga tidak terbatas. Sudut pandang orang
ketiga tidak terbatas adalah pengarang mengacu pada setiap karakter dan
memosisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat
beberapa karakter melihat, mendengar, atau berpikir atau saat ketika tidak
ada satu karakter pun hadir. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan
sebagai berikut.
Kutipan:
Deri wis keplayu menyang ruwangan tengah. Santanu ora ana
kana. Kamare menga, terus wae dileboni, ketemu Santanu
gumlethak ing kana. Deri njerit. Sing lanang godras getih ing
dhadhane. Disuduk?Diprejaya?Wis mati? (halaman 45)
Terjemahan:
Deri sudah lari ke ruangan tengah. Santanu tidak ada disana.
Kamarnya terbuka, terus saja dimasuki, ketemu Santanu tergeletak
disana. Deri menjerit. Yang laki-lakinya bersimbah darah
didadanya. Ditusuk?Dianiaya?Sudah mati?
Berdasarkan kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sudut
pandang yang digunakan oleh pengarang dalah roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparto Brata adalah sudut pandang orang ketiga tidak
terbatas, yaitu pengarang mengacu pada setiap karakter atau memposisikan
sebagai orang ketiga dengan mengetahui segala pikiran yang ada di dalam
setiap tokoh.
c. Gaya atau Tone
Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa. Gaya seorang
pengarang akan berbeda dengan pengarang yang lain. Perbedaan tersebut
secara umum terletak pada bahasa dan menyebar dalam berbagai aspek
seperti kerumitan, ritme, panjang pendek, kalimat detail, humor,
kekonkretan, dan banyaknya imaji dan metafora.
Page 26
49
Bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam roman ini adalah
bahasa Jawa Ngoko, bahasa Surabaya dan menggunakan gaya bahasa yang
tegas, jelas, mudah dipahami juga terdapat bahasa yang kasar. Dalam
roman Dahuru Ing Loji Kepencil terdapat perumpamaan, namun dalam
batas sederhana dan mudah dipahami. Hal tersebut dapat dibuktikan
sebagai berikut
Kutipan:
“Enggih! Enggih! Enggih! Sanajan pikirane isih nyanthol pitakone
kepriye nasibe bojone, nanging ndeleng pikolehane kerjane Deri
iki, dheweke melu seneng. Kaya yen emak sing weruh anake njala
iwak oleh akeh kae. Melu nonton iwak sing kena kejala!” sakniki
dospundi melih?” (halaman 73)
Terjemahan:
Iya! Iya! Iya! Walaupun pikirannya masih berada pada pertanyaan
gimana nasib suaminya, tetapi melihat hasil kerja Deri ini, dia ikut
senang. Seperti ibuk yang melihat anaknya menjaring ikan dapat
banyak. Ikut melihat ikan yang terjaring. Sekarang bagaimana lagi?
Roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata terdapat
perumpamaan pada bagian saat Dulkarim dan Baiyah menghadapi para
berandal berusaha untuk menolak untuk tidak menginap di Loji.
Pertengkaran itu di umpamakan seperti musik wayang. Hal tersebut sesuai
dengan kutipan berikut.
Kutipan:
Sanajan mau wis rada suwe dheweke krungu ana udreg ing
ruwang tamu ngarep, dheweke ora enggal metu, marga dianggep
prekara lokal prekarane Dulkarim lan Baiyah karo wong-wong
sing kecilik. Mestine, yen tamu-tamu kuwi ngreti sopan santun,
dikandhani yen sing nduwe villa teka lan bengi kuwi ora
disewaake, banjur podho golek papan inepan liya. Nanging
sangsaya suwe, padudon kuwi umpama gamelan wayang lulang
ngono kok nganggo pathet sanga, ya kuwi ngembani lakon wayang
sing sangsaya bengi wirama gamelane ora mat-matan ngiringi
jejeran wayang, nanging saya sengka marga lakon wayange saya
tumindak agalan. Ora jejer adeg-adegan maneh, ora jagongan
rembugan kang tatacarane sopan-santun, nanging wis ningkat
dadi bengkerengan (halaman 28)
Page 27
50
Terjemahan:
Walaupun tadi sudah agak lama dia mendengar ada pertengkaran
diruang tamu depan, dia tidak segera keluar, karena dianggap
perkara lokal, perkaranya Dulkarim dan Baiyah dengan orang-
orang yang kecewa. Semestinya jika tamu-tamu itu mempunyai
sopan santun, diberitahu kalau yang punya villa datang dan malam
itu tidak disewakan, lalu pada mencari penginapan lain. Tetapi
semakin lama, pertengkaran itu seumpama gamelan wayang begitu
memakai pathet Sembilan, yaitu mengemban cerita wayang yang
semakin malam irama gamelan tidak pelan-pelan mengiringi
adegan wayang, tetapi semakin keras karena cerita wayangnya
semakin bertindak agak keras, bukan adegan yang santun tetapi
sudah menjadi adegan pertengkaran.
Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam
cerita. Tone tampak salam berbagai wujud, baik ringan, ironis, misterius,
senyap, bagai mimpi atau penuh perasaan. Roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparto Brata, pengarang menonjolkan tone misterius dan
tone tegang. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Kutipan:
Sikil tengen lagi mancat mudhun tumapak ing lemah, pas
timbangan bobote awak menet menyang sikil tengen, gapruk,
garese disabet barang atos sak rosane! Kuwi pilihane wong wadon
Deri Karnasih. Garese Robin dikepruk linggis sarosane. Sanalika
pepes baluge. Sing nduwe sambat sedhela, terus semaput ora
kuwat nahan lara. Klenger (halaman 71)
Terjemahan:
Kaki kanan baru menginjakan ketanah, ketika berat badan tertumpu
pada kaki kanan, betisnya disambar alat keras sekerasnya! Itu
pilihannya si cewek Deri Karnasih. Betisnya Robin dipukul linggis
sekuatnya. Seketika patah tulangnya. Yang punya mengeluh
sebentar, terus pinsan tidak kuat menahan sakit. Terkapar.
Tone tegang terdapat ketika Deri tidak terima dan ingin balas
dendam dengan nada emosi.
Kutipan:
Regejegan durung rampung, Aku isih kepengin males ukum, golek
pengadilan.
Aku ora trima mas Santanu disiksa kaya mengkene.kae, sepedhah
motore isih ana sing keri. Mesthi mengko bali njupuk kuwi. Gek
Page 28
51
mobile kene digawa minggat! Kuwi luwih gampang tumrape pulisi
nglacak brandal-brandal mau! Critane Deri karo greget
emosine.(halaman 45).
Terjemahan:
Prahara belum selesai, aku masih pengen balas dendam cari
keadilan. Aku tidak terima mas Santanu disiksa seperti ini. Sepeda
motornya masih ada yang ketinggalan.Pasti nanti kembali ngambil
itu. Mobil sini dibawa pergi.Itu lebih mudah untuk polisi melacak
berandal-berandal tadi. Cetitanya Deri dengan emosinya.
d. Simbolisme
Salah satu cara untuk menampilkan gagasan dan emosi agar
tampak nyata adalah dengan menggunakan simbol yang berwujud detail-
detail konkret dan memiliki kemampuan untuk memunculkan gagasan dan
emosi dalam pikiran pembaca.
Simbolisme yang terdapat dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Suparto Brata adalah pada bagian saat Dulkarim dan Baiyah
menghadapi para berandal berusaha untuk menolak untuk tidak menginap
di Loji. Pertengkaran itu disimbolkan pada musik wayang. Hal tersebut
sesuai dengan kutipan berikut.
Kutipan:
Sanajan mau wis rada suwe dheweke krungu ana udreg ing
ruwang tamu ngarep, dheweke ora enggal metu, marga dianggep
prekara lokal prekarane Dulkarim lan Baiyah karo wong-wong
sing kecilik. Mestine, yen tamu-tamu kuwi ngreti sopan santun,
dikandhani yen sing nduwe villa teka lan bengi kuwi ora
disewaake, banjur podho golek papan inepan liya. Nanging
sangsaya suwe, padudon kuwi umpama gamelan wayang lulang
ngono kok nganggo pathet sanga, ya kuwi ngembani lakon wayang
sing sangsaya bengi wirama gamelane ora mat-matan ngiringi
jejeran wayang, nanging saya sengka marga lakon wayange saya
tumindak agalan. Ora jejer adeg-adegan maneh, ora jagongan
rembugan kang tatacarane sopan-santun, nanging wis ningkat
dadi bengkerengan (halaman 28)
Page 29
52
Terjemahan:
Walaupun tadi sudah agak lama dia mendengar ada pertengkaran
diruang tamu depan, dia tidak segera keluar, karena dianggap
perkara lokal, perkaranya Dulkarim dan Baiyah dengan orang-
orang yang kecewa. Semestinya jika tamu-tamu itu mempunyai
sopan santun, diberitahu kalau yang punya villa datang dan malam
itu tidak disewakan, lalu pada mencari penginapan lain. Tetapi
semakin lama, pertengkaran itu seumpama gamelan wayang begitu
memakai pathet Sembilan, yaitu mengemban cerita wayang yang
semakin malam irama gamelan tidak pelan-pelan mengiringi
adegan wayang, tetapi semakin keras karena cerita wayangnya
semakin bertindak agak keras, bukan adegan yang santun tetapi
sudah menjadi adegan pertengkaran.
e. Ironi
Ironi adalah cara untuk menunjukan bahwa sesuatu berlawanan
dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat ditemukan
dalam semua cerita yang dikategorikan bagus.Bila dimanfaatkan
dengan benar, ironi dapat memperkaya cerita seperti menjadikannya
menarik, menghadirkan efek-efek tertentu, humor atau pathos,
memperdalam karakter, merekatkan struktur alur, menggambarkan
sikap pengarang dan menguatkan tema. Dalam dunia fiksi, ada dua
jenis ironi yang dikenal luas yaitu ironi dramatis dan tone ironis.
1) Ironi Dramatis
Ironi Dramatis muncul melalui kontras diametrik antara
penampilan dan realistis, antara maksud dan tujuan seorang
karakter dengan hasilnya atau antara harapan dengan faktanya.
Ironi yang terdapat dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Supato Brata ini yaitu bulan madu sepasang pengantin baru
yaitu Santanu dengan Deri yang diduga akan berjalan mulus, indah
Page 30
53
dan bahagia ternyata malah berujung menyedihkan. Bulan
madunya dirusak oleh para berandal hingga menimbulkan tindak
kriminalitas yaitu kekerasan, penganiayaan, pencurian, dan
pembunuhan.
Ironi dramatis yang terdapat dalam roman DahuruIng Loji
Kepencil karya Suparto Brata selanjutnya adalah ketika Pandran
bertengkar dengan Deri. Pandran mengira Deri wanita yang lemah
dan akan kalah tetapi kenyataannya Pandran yang kesakitan karena
hidungnya digigit oleh Deri. Seperti yang terdapat dalam kutipan
berikut.
Kutipan:
Kepriyea wae, tumrap sing nyekseni, marga rasane ora
tandhing, ana ati sing keri, ngeres, ngrasa klakuane lanang
prakosa kuwi degsiya. Padha kepengin nyekseni, nanging
ya ana karep menging. Arep nyegah ora nututi. Nanging
jebul sing padha diarep-arep mleset. Pandran ing gelute
karo Deri kuwi ora nuduhake kecukatane, durung.
Ndadakna terus ginjal-ginjal, kecincalan, bengok-bengok
sambat adhuh-adhuh, ngeculake dekepane marang Deri,
mundur-mundur karo nyekeli raine, kasoran, kalah. Getih
godrasan ing sakebake rai. Sing nonton dadi
kamitenggengen pindho! Elok! Kadadean kang ora kinira-
kira! Dramatis tenan! (halaman 35)
Terjemahan:
Bagaimana saja, kepada yang menyaksikan, karena rasanya
tidak lawannya, ada hati yang geli, jorok, merasa tingkah
lakunya laki-laki itu sewenang-wenang.Ingin menyaksikan,
tapi juga ingin melarang. Mau mencegah tidak kesampaian.
Tapi yang diharapkan meleset. Petengkaran Pandran
dengan Deri itu tidak melihatkan kekuatannya, belum.
Tiba-tiba kesakitan, teriak-teriak mengeluh Aduh-aduh,
melepaskan dekapannya kepada Deri, mundur-mundur
sambil memegang wajahnya, kalah. Darah berlumurah
diseluruh wajah! Yang melihat terkejut-kejut! Elok!
Kejadian yang tidak terkira-kira! Dramatis sekali!
Page 31
54
2) Tone Ironis
Tone ironi digunakan untuk menyebut cara berekspresi
yang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan. Dalam
roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata adalah ketika
mbok Baiyah merasa senang melihat Deri menghabisi para
berandal tetapi pikirannya sebenarnya khawatir karena suaminya
tidak kunjung kembali. Hal itu seperti yang terdapat dalam kutipan
berikut.
Kutipan:
“Enggih! Enggih! Enggih! Sanajan pikirane isih nyanthol
pitakone kepriye nasibe bojone, nanging ndeleng
pikolehane kerjane Deri iki, dheweke melu seneng. Kaya
yen emak sing weruh anake njala iwak oleh akeh kae. Melu
nonton iwak sing kena kejala!” sakniki dospundi melih?”
(halaman 73)
Terjemahan:
Iya! Iya! Iya! Walaupun pikirannya masih berada pada
pertanyaan gimana nasib suaminya, tetapi melihat hasil
kerja Deri ini, dia ikut senang. Seperti ibuk yang melihat
anaknya menjaring ikan dapat banyak.Ikut melihat ikan
yang terjaring. Sekarang bagaimana lagi.
4) Keterkaitan Antarunsur
Unsur-unsur struktural yang terdapat dalam roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparto Brata adalah menunjukkan adanya hubungan yang erat
dan saling mengkait antar unsur satu dengan yang lainnya. Unsur struktural
dalam cerbung ini meliputi fakta-fakta cerita yang meliputi karakter, latar,
atau setting dan alur, tema, dan sarana-sarana sastra yang meliputi simbolisme,
sudut pandang, gaya dan tone, serta ironi yang dirangkum menjadi satu
kesatuan yang utuh sehingga mampu membentuk makna secara keseluruhan
Page 32
55
cerita. Berdasarkan tinjauan fakta-fakta cerita yang meliputi karakter, latar
atau setting dan alur, ketiga unsure ini memiliki hubungan yang erat dan saling
kait mengait. Seperti latar dapat mempengaruhi karakter tokoh, jika di tempat
baru dapat menjadikan seorang tokoh menjadi jahat sedangkan jika di depan
keluarga seorang tokoh dapat menjadi lembut dan baik. Tema juga akan
mempengaruhi karakter, latar, serta alur cerita yang akan disampaikan oleh
pengarang. Tema yang terdapat dalam roman ini adalah kriminalitas. Dari
tema tersebut dapat mempengaruhi karakter seorang dalam bertindak sesuai
keinginannya dan harapannya.
Berdasarkan tinjauan sarana-sarana sastra yang meliputi simbolisme,
sudut pandang, gaya dan tone, serta ironi adalah kekhasan pengarang dalam
menyampaikan gagasannya sehingga menjadi sebuah cerita. Gaya bahasa yang
digunakan oleh pengarang roman Dahuru Ing Loji Kepencil ini mudah
dipahami oleh pembaca. Selain itu pengarang menggunakan tone yang
misterius dan tegang sebagai akibat dari tema yang diangkat. Sudut pandang
yang digunakan penulis dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil adalah sudut
pandang orang ketiga tidak terbatas, artinya penulis sepenuhnya mengetahui
tentang semua seluk beluk dalam roman ini. Pengarang dapat membuat
beberapa karakter mendengar, melihat, atau berpikir, pengarang juga dapat
muncul ketika tidak ada satu karakterpun hadir. Simbolisme yang digunakan
pengarang juga dapat mempengaruhi karakter seorang tokoh. Adanya sarana-
sarana sastra dapat memberikan keindahan serta warna tersendiri dalam
sebuah cerita. Dengan demikian unsur struktural dalam roman Dahuru Ing
Page 33
56
Loji Kepencil karya Suparto Brata mempunyai hubungan yang erat dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain serta membentuk satu kesatuan yang utuh.
Bukti bahwa unsur-unsur struktural dalam roman Dahuru Ing Loji
Kepencil ini saling terkait adalah sebagai berikut.
Kutipan:
Nanging deri ora manut utawa lemes kaya lumrahe wanita sing kena
rayu. Sanajan awake lencir lan sajak empuk ngono, bareng dirangkul,
jebul tangane metu driji kekuwatane. Drijine deri kaya cakar rajawali
nyengkerem raine padran dudu padran sing ngajokake rai ngecup
lambene Deri, nanging cah ayu Deri sing nyedhakake cangkeme
menyang rai sing dicekhetem, terus hiiih! Kanthi kekuwatan untune
irunge Padran dicokot sakkuwat-kuwate. (halaman 33).
Terjemahan:
Tetapi Deri tidak nurut atau lemas layaknya wanita yang terkena
rayuan. Walaupun badan e kecil dan kelihatan empuk setelah dipeluk
ternyata tangannya keluar jari kekuatannya. Jarinya Deri seperti cakar
rajawari mencekeram wajah Padran bukan Padran yang
mengedepankan wajahnya mengecup bibir Deri, tetapi wanita cantik
Deri yang mengedepankan mulutnya ke wajah yang dicengkeram,
terus dengan kekuatan giginya hidungnya Padran digigit sekuat-
kuatnya.
Berdasarkan kutipan tersebut bahwa karakter pada tokoh Deri
mempengaruhi atau ada keterkaitan dengan tema. Sifat atau karakter yang
dimiliki Deri termasuk tindakan kriminal dan terkait dengan tema dalam
roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparto Brata ini yaitu tentang
kriminalitas.
Latar yang terdapat dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya
Suparto Brata ini juga terkait dengan gaya atau bahasa yang digunakan dalam
roman ini. Bukti keterkaitan antara latar dengan bahasa dapat di lihat dari
kutipan berikut.
Page 34
57
Kutipan:
Deri Karnasih lan Santanu Alit, lagek nglencer mantenan ngrembulan
madu. Nikah dina Senen Kliwon limang dina kepungkur ing Semarang.
Sadurunge bali nyambutgawe ngubengake bandhane ing Jakarta arep
seseneng gawe petarangan tresna ing lojine wong tuwane Santanu, ing
Tretes kabupaten pasuruan kutha cilik tujuan wisata pegunungan ing
Jawa Wetan. (halaman 2)
Terjemahan:
Deri Karnasih dan Santanu Alit baru berbulan madu. Nikah hari Senin
Kliwon lima hari yang lalu di Semarang. Sebelum kembali bekerja
memutarkan kekayaannya di Jakarta, ingin bersenang-senang membuat
mahligai cinta diloji orangtua santanu di Tretes, Kabupaten Pasuruhan,
kota kecil tujuan wisata pegunungan di Jawa Timur.
Latar kota Tretes, Kabupaten Pasuruhan, Provinsi Jawa Timur ibukota
Surabaya terkait dengan bahasa yang digunakan dalam roman Dahuru Ing Loji
Kepencil karya Suparto Brata ini yaitu sebagian menggunakan bahasa Surabaya.
Page 35
58
B. Aspek Kriminalitas dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil
Kriminalitas merupakan sebuah tindakan yang bersifat negatif, dimana
setiap pelakunya akan dijerat dengan berbagai macam pasal yang telah diatur
penerapannya didalam undang-undang yang berlaku. Seorang pelaku kriminal
tidak selalu identik dengan kelakuan atau kehidupan yang kacau dan berantakan,
namun beberapa orang bisa saja menjadi seorang pelaku kriminal secara tidak
sengaja atau dalam kondisi terdesak untuk menyelamatkan dirinya. Hal ini banyak
dialami oleh para wanita, dimana pada suatu kondisi mereka mengalami berbagai
macam tindak kejahatan dan sebagai bentuk perlindungan diri mereka melakukan
serangkaian tindakan pemukulan dan yang lainnya kepada pelaku, dimana hal
tersebut justru mengakibatkan cidera atau bahkan kematian bagi pelaku kejahatan
tersebut. Dalam kejadian seperti ini, si wanita yang tadinya adalah korban berubah
status menjadi pelaku kriminal karena tindakan yang dilakukannya melanggar
undang-undang pidana. Seperti yang dilakukan Deri dalam Roman ini yaitu
seorang wanita yang berani berbuat tindakan kriminal demi melindungi dirinya
dan keluarganya.
Menurut (Syahni, (1987:11) Pengertian kriminalitas dapat dilihat dari
beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut:
1. Kriminalitas ditinjau dari aspek yuridis adalah jika seseorang melanggar
peraturan atau undang-undang pidana dan ia dinyatakan bersalah oleh
pengadilan serta dijatuhi hukuman. Dalam hal ini jika seseorang belum
dijatuhi hukuman, berarti orang tersebut belum dianggap sebagai penjahat.
2. Kriminalitas ditinjau dari aspek sosial adalah jika seseorang mengalami
kegagalan dalam menyesuaikan diri dan berbuat menyimpang dengan sadar
Page 36
59
atau tidak sadar dari norma-norma yang berlaku didalam masyarakat sehingga
perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan.
- Aspek yuridis yang terdapat dalam roman tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut ini.
Polisi mendatangi Loji setelah mendapat laporan dari Dulkarim bahwa
Loji majikannya habis dibuat rusuh oleh para berandal. Polisi menyatakan
bahwa para berandal bersalah, sehingga dijatuhi hukuman. Hal tersebut
terdapat pada kutipan berikut:
Kutipan:
Saka udrege prekara kanyatan yen brandhal papat Joni Koko sabalane
dianggep salah, bengi kuwi wani rame-rame ngganggu gawe
katentremaning Santanu lan Deri Karnasih kang lagi nglencer
mantenan ngrembulan madu ing lojine dhewe. Joni sing ngajak,
nanging Pandran sing tumindak kasar. Robin melu culika amarga
njumputi barang-barang pangaji ing kamare Santanu, lan mlayoke
mobil barang. Dene Abrim pancen mung pupuk bawang, melu ondhal-
ondhol, nanging toh meksa salah. Kabeh mau padha diakoni dening
Pandran, Robin, lan Abrim. Mengkono proses verbale sawatara, wong
telu padha ketangkep kabeh. (halaman 87).
Terjemahan:
Dari perkaranya kenyataannya kalau berandal empat Joni Koko dan
temannya dianggap salah, malam itu berani ramai-ramai mengganggu
ketentraman Santanu dan Deri karnasih yang baru berbulan madu
dilojinya sendiri. Joni yang mengajak, tapi Pandran yang bertindak
kasar. Robin ikut mencuri karena mengambili barang-barang berharga
dikamarnya Santanu, dan melarikan mobil juga. Sedangkan Abrim
memang hanya ikut andil, ikut-ikutan, tapi tetap juga salah. Semua tadi
diakui oleh Pandran, Robin, dan Abrim. Seperti itu proses verbalnya
sementara, bertiga ketangkap semua.
Perbuatan mengganggu, membuat gaduh, merusak villa beserta
penghuninya yang dilakukan para berandal dalam roman Dahuru Ing Loji
Kepencil tersebut merupakan melanggar pasal 406 ayat 1 KUHP.
- Aspek kriminalitas yang terdapat dalam roman ini dapat dilihat dari kutipan
berikut.
Page 37
60
Kekerasan yang dilakukan Deri terhadap Pandran yaitu menggigit
hidung Pandran hingga sobek.
Kutipan:
Nanging Deri ora manut utawa lemes kaya lumrahe wanita sing kena
rayu. Sanajan awake lencir lan sajak empuk ngono, bareng dirangkul,
jebul tangane metu driji kekuwatane. Drijine Deri kaya cakar rajawali
nyengkerem raine padran dudu padran sing ngajokake rai ngecup
lambene Deri, nanging cah ayu Deri sing nyedhakake cangkeme
menyang rai sing dicekhetem, terus hiiih! Kanthi kekuwatan untune
irunge Padran dicokot sakkuwat-kuwate. (halaman 33).
Terjemahan:
Tetapi Deri tidak nurut atau lemas layaknya wanita yang terkena
rayuan. Walaupun badan e kecil dan kelihatan empuk setelah dipeluk
ternyata tangannya keluar jari kekuatannya. Jarinya Deri seperti cakar
rajawari mencekeram wajah Padran bukan Padran yang
mengedepankan wajahnya mengecup bibir Deri, tetapi wanita cantik
Deri yang mengedepankan mulutnya ke wajah yang dicengkeram, terus
dengan kekuatan giginya hidungnya Padran digigit sekuat-kuatnya.
Perbuatan kekerasan yang dilakukan Deri terhadap Pandran merupakan
melanggar pasal 351 ayat 1 KUHP.
Aspek kriminalitas yang lainnya adalah kekerasan yang dilakukan oleh
Pandran yaitu menganiaya Santanu dengan menusuk atau membacok lengan
Santanu menggunakan belati.
Kutipan:
Mas?! Wong kuwi mati, ya?!” pitakone kim karo kirig-kirig nyawang
Santanu sing gumlethak ing jogan,godras getih ing klambine.
“Bin! Ayo, Metu! Aja kesuwen neng kene!” pakone Pandran karo
ngecungke glathi sing gluprut getih.(halaman 38)
Terjemahan:
“Mas?!Orang itu mati ya?!” Pertanyaan Kim sambil merasa takut
melihat Santanu tergeletak dilantai, bersimbah darah dibajunya.
Bin! Ayo, keluar! Jangan kelamaan disini!” perintah Pandran sambil
mengacungkan belati yang bersimbah darah.
Perbuatan kekerasan yang dilakukan Pandran terhadap Santanu
merupakan melanggar pasal 351 ayat 1 KUHP.
Page 38
61
Aspek kriminalitas selanjutnya yaitu freesex atau zina yang dilakukan
oleh Robin Hargo dengan wanita si rambut ekor kuda dikamar Deri dan
Santanu.
Kutipan:
Beres. Kabeh padha wis oleh mungsuh. Mungsuhku yo mung kowe.
Milih kamar! Muni ngono Robin Hargo ngglendheng sayang si ekor
kudha. Bukaken awakmu, Ruth! (halaman 37)
Sik mas! Aku dak klamben dhisik! Si ekor kudha kebingungan. Inyik-
inyik mudhun kasur, balik njupuki barange. (halaman 38)
Terjemahan:
Selesai. Semua sudah mendapatkan musuh. Musuhku Cuma kamu.
Memilih kamar! Bicara begitu Robin Hargo menarik sayang si ekor
kuda. Buka badanmu, Ruth! (halaman 37)
Sebentar mas!Saya memakai baju dulu! Si ekor kuda kebingungan.
Pelan-pelam turun dari tempat tidur, mengambili barang. (halaman 38)
Perbuatan zina yang dilakukan Robin Hargo terhadap wanita si ekor
kuda merupakan melanggar pasal 284 KUHP (Deleduan).
Aspek kriminalitas selanjutnya adalah pembunuhan yang dilakukan
Deri terhadap Joni Koko karena ingin membalas dendam, tidak terima karena
bulan madunya diganggu para berandal dan tidak terima karena suaminya
dianiaya.
Kutipan:
Saungkure sepedhah montor, Deri oncat saka papan pandhelikane.
Saka ngisor jendhela panggonane nyancang tali raffia. Tali raffia mau
wis dilolosi, lan linggis sing dicencang karo pucuke tali kerekan
manuk perkutut wis dionclang disawatake gumandhul antep menyang
sasaran, yo kuwi wong sing lagi ukrak ukrek nuntun sepedhah montore
ing cedhake cagak pring kerekan manuk. Linggis onclang gumandhul
antep tumuju sasaran, lan pas ngenani sirahe Joni. Cleng! Thek seg!
Sirahe joni bocor kena gumandule pucukan linggis. Bubar mbentur
sirah empuke Joni, cleng! Linggise tetep obah gondhal-ganduling
pucuke tali kerekan manuk cedhak layone Joni, kaya-kaya kiprah
jejogetan ngrayakake anggone bisa menang niwasake mungsuhe.
(halaman 60).
Terjemahan:
Page 39
62
Setelah sepeda motor, Deri keluar dari tempat persembunyian. Dari
bawah jendela tempat mengikat tali. Tali tadi sudah dilepas, dan
linggis yang diikat sama ujung tali tarikan burung perkutut tadi sudah
didorong dilemparkan berayun kesasaran, yaitu orang yang baru
menuntun sepeda motor didekat tiang bambu tarikan burung. Linggis
berayun menuju sasaran dan pas mengenai kepala Joni. Mati seketika!
Kepala Joni bocor kena ayunan ujungnya linggis. Setelah membentur
kepala empuk Joni, linggisnya tetap gerak berayunan diujungnya tali
tarikan burung dekat jasadnya Joni, seperti gembira berjoget
merayakan bisa menang menewaskan musuhnya.
Perbuatan kekerasan yang dilakukan Deri terhadap Pandran
merupakan melanggar pasal 338 KUHP joto 340 KUHP.
Aspek kriminalitas selanjutnya adalah kekerasan yang dilakukan oleh
Deri yaitu menggorok betis Robin Hargo dengan linggis hingga patah.
Kutipan:
Sikil tengen lagi mancat mudhun tumapak ing lemah, pas timbangan
bobote awak menet menyang sikil tengen, gapruk, garese disabet
barang atos sak rosane! Kuwi pilihane wong wadon Deri Karnasih.
Garese Robin dikepruk linggis sarosane.Sanalika pepes baluge. Sing
nduwe sambat sedhela, terus semaput ora kuwat nahan lara. Klenger
(halaman 71)
Page 40
63
Terjemahan:
Kaki kanan baru menginjakan ketanah, ketika berat badan tertumpu
pada kaki kanan, betisnya disambar alat keras sekerasnya! Itu
pilihannya si cewek Deri Karnasih. Betisnya Robin dipukul linggis
sekuatnya. Seketika patah tulangnya. Yang punya mengeluh sebentar,
terus pinsan tidak kuat menahan sakit. Terkapar.
Perbuatan kekerasan yang dilakukan Deri terhadap Pandran merupakan
melanggar pasal 170 ayat 2 KUHP.
Aspek kriminalitas selanjutnya yaitu mabuk-mabukan yang dilakukan
oleh Abrim ketika menghadang Dulkarim ditengah jalan dilihat dari kutipan
berikut.
Kutipan:
Briiiimm ojok ngombene dibanter-banterke dhesik, Brriiiimm! Telekna
tali. Iki Dul dirampungke dhesik! Srengene Joni. (halaman 38)
Terjemahan:
Brim jangan minumnya yang dibanyak-banyakin brim. Carikan tali. Ini
Dul diselesaikan dulu! Ujar Joni!
Perbuatan mabuk-mabukan yang dilakukan Abrim dalam roman ini
merupakan melanggar undang-undang Perda yaitu Permen Perdagangan
nomor 06/ M-DAG/ PER/ 1/ 2015 tentang pengawasan perdagangan miras di
kota Pasuruhan.
Aspek kriminalitas selanjutnya yaitu Deri mencelakai Pandran dengan
menjebak Pandran menggunakan oli bekas yang disiramkan ke gerbang
halaman Loji hingga Pandran jatuh terperosok ke dalam selokan dan
mengalami patah tulang.
Kutipan:
Kanthi nesu-nesu Pandran ngegas sepedhah montore mlecit mlebu
pekarangan liwat pager regole loji sing ngliwati dalan munggah
ndeder, alus. Rhungggg! Seeet, siuut gedebug-klothek, beg, dlosor!!
Mesin e sepedhah montor mati, kepleset, salip, nabrak buk, kebanting
mlangkah, terus njlungup nglumpati buk mau nyemplung kalen sing
jerone limang meter. Ora mung sepedhah montore, nanging uga sing
nunggang, kebanting-banting bareng karo kendaraane, isih digandholi
kenceng, digasi, terus kebentus buk, melu mlumpat menyang kali.
Brug! Kantep tibo karo sepedhah montore. Klakep, ora ana baneke
Page 41
64
maneh, wong karo sepedhah montore. Meneng.Sepi. Ademe hawa
pegunungan saya atis, ireng petenge kaya-kaya nambahi misterine
omah Loji kepencil kae. (halaman 75).
Terjemahan:
Sambil marah-marah Pandran menarik gas sepeda motornya naik
masuk pekarangan melewati pagar Loji yang melewati jalan naik,
halus. Mesin sepeda motornya mati, terpeleset, selip, nabrak pagar,
terbanting melangkah, terus tersungkur melompati pagar tadi nyebur
sungai yang dalamnya lima meter. Tidak hanya sepeda motornya, tapi
juga yang menaiki, terbanting-banting bersamaan dengan sepeda
motornya, masih dipegangi kuat, digas, terus terbentur pagar, ikut
melompat sampai sungai. Jatuh sama sepeda motornya. Tidak ada
suaranya lagi, orang sama sepeda motornya. Diam. Sepi. Dinginnya
udara dipegunungan semakin dingin, hitam gelapnya seperti
menambah misterinya rumah Loji kepencil itu.
Perbuatan kekerasan yang dilakukan Deri terhadap Robin Hargo
merupakan melanggar pasal 351 ayat 1 KUHP.
- Aspek sosial yang terdapat dalam roman ini adalah life style atau gaya hidup
yaitu sebagai berikut.
Robin hargo mencuri barang-barang berharga milik Santanu dan Deri
yang ada di dalam kamarnya serta membawa kabur mobilnya. Untuk
bersenang-senang atau berfoya-foya dengan wanita malam dan mabuk-
mabukan. Hal tersebut merupakan melanggar norma-norma yang ada didalam
masyarakat. Tindakan tersebut merupakan gaya hidup atau life style dari para
berandal, sehingga melanggar aspek sosial dan tidak dibenarkan oleh
masyarakat.
Kutipan:
Robin langsung milih kamar sing lagi menga, lawang kamare manten
anyar Santanu-Deri. Weruh kamar sing rapi, mripate jlalatan.
Nyawang barang-barang apik sing ana kono. Dompet kandel ing meja
cilik, gage wae digrayang, tas wanita iya, ketemu kontak mobil ya
disaki. Lali karo Ruth sing wis manut mau pakone mau, mbukaki
sandhangan…….(halaman 38)
Page 42
65
Terjemahan:
Robin langsung memilih kamar yang lagi kebuka, pintu kamarnya
manten baru Santanu-Deri. Lihat kamar yang rapi, matanya melirik.
Melihat barang-barang bagus yang ada disana. Dompet tebel dimeja
kecil, langsung saja diraba, tas wanita juga, ketemu kontak mobil juga
di masukan kantong. Lupa sama Ruft yang sudah nurut tadi anjurnya
tadi, membuka baju…….
Perbuatan pencurian barang berharga dan mobil yang dilakukan Robin
Hargo terhadap Deri dan Santanu merupakan melanggar pasal 363 joto 365
KUHP.
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa kriminalitas yang
terjadi merupakan tindakan murni kejahatan. Deri dan Santanu tidak saling
kenal dengan para berandal.
Page 43
66
C. Relevansi Aspek Kriminalitas dalam Roman Dahuru Ing Loji Kepencil
Karya Suparta Brata Di Masa Sekarang
Secara umum arti dari relevansi adalah kecocokan atau kesesuaian.
Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (Kamus Bahasa
Indonesia). Relevansi berarti kaitan atau hubungan. Relevansi adalah sesuatu sifat
yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam
memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila dokumen
tersebut mempunyai topik yang sama atau berhubungan dengan subjek yang
diteliti. Aspek kriminalitas yang terdapat pada roman ini yang masih relevan di
masa sekarang adalah sebagai berikut:
1. Pembunuhan
Pembunuhan yang dilakukan oleh Deri terhadap Joni Koko adalah atas
dasar balas dendam karena sudah mengganggu bulan madunya dan tidak
terima karena suaminya yang bernama Santanu dianiaya oleh para berandal.
Dapat dilihat dari kutipan berikut.
Kutipan:
Saungkure sepedhah montor, Deri oncat saka papan pandhelikane.
Saka ngisor jendhela panggonane nyancang tali raffia. Tali raffia mau
wis dilolosi, lan linggis sing dicencang karo pucuke tali kerekan
manuk perkutut wis dionclang disawatake gumandhul antep menyang
sasaran, yo kuwi wong sing lagi ukrak ukrek nuntun sepedhah montore
ing cedhake cagak pring kerekan manuk. Linggis onclang gumandhul
antep tumuju sasaran, lan pas ngenani sirahe Joni. Cleng! Thek seg!
Sirahe joni bocor kena gumandule pucukan linggis. Bubar mbentur
sirah empuke Joni, cleng! Linggise tetep obah gondhal-ganduling
pucuke tali kerekan manuk cedhak layone Joni, kaya-kaya kiprah
jejogetan ngrayakake anggone bisa menang niwasake mungsuhe.
(halaman 60).
Terjemahan:
Page 44
67
Setelah sepeda motor, Deri keluar dari tempat persembunyian. Dari
bawah jendela tempat mengikat tali. Tali tadi sudah dilepas, dan
linggis yang diikat sama ujung tali tarikan burung perkutut tadi sudah
didorong dilemparkan berayun kesasaran, yaitu orang yang baru
menuntun sepeda motor didekat tiang bambu tarikan burung. Linggis
berayun menuju sasaran dan pas mengenai kepala Joni. Mati seketika!
Kepala Joni bocor kena ayunan ujungnya linggis.Setelah membentur
kepala empuk Joni, linggisnya tetap gerak berayunan diujungnya tali
tarikan burung dekat jasadnya Joni, seperti gembira berjoget
merayakan bisa menang menewaskan musuhnya.
Pembunuhan di masa sekarang ini masih kerap terjadi. Motif dan
faktornya berbeda-beda. Bukti bahwa tindak kriminal pembunuhan masih ada
dan relevan di masa sekarang adalah sebagai berikut.
KOMPAS.com – sekelompok teroris yang mengaku tergabung dalam
Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), menculik dan membunuh 30
warga sipil, termasuk anak-anak di Afganistan. Keterangan ini
disampaikan resmi oleh otoritas setempat, Rabu (26/10/2016) seperti
dikutip AFP, terkait meluasnya wilayah kekuasaan ISIS di wilayah
timur. Pembunuhan terjadi pada Selasa laman di sebelah utara kota
Firoz Koh, Ibu Kota Provinsi Ghor. Pemerintah setempat menyebut,
penculikan dan pembunuhan ini merupakan aksi balas dendam setelah
komandan ISIS di wilayah itu ditembak mati beberapa saat
sebelumnya.
Berdasarkan kutipan berita di atas perbandingan tindak kriminalitas
pembunuhan yang terjadi dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya
Suparto Brata yang dilakukan Deri terhadap Joni Koko dengan tindak kriminal
yang dilakukan oleh sekelompok Teroris adalah faktornya sama yaitu atas
dasar balas dendam. Jadi tindak kriminalitas pembunuhan masih relevan
dimasa sekarang.
2. Penganiayaan atau kekerasan membacok lengan.
Penganiayaan yang terjadi dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil
karya Suparto Brata adalah membacok lengan yang dilakukan oleh Pandran
terhadap Santanu. Hal itu tejadi karena Pandran merasa sakit hati karena telah
Page 45
68
dibohongi oleh Baiyah dan Dulkarim bahwa kamarnya sudah dipesan oleh
pejabat, tetapi ternyata tidak. Sehingga Pandran emosi karena melihat Santanu
dianggap sok berkuasa berada di dalam Loji itu sehingga Pandran membacok
lengan Santanu.
Kutipan:
Mas?! Wong kuwi mati, ya?!” pitakone kim karo kirig-kirig nyawang
Santanu sing gumlethak ing jogan,godras getih ing klambine.
“Bin! Ayo, Metu! Aja kesuwen neng kene!” pakone Pandran karo
ngecungke glathi sing gluprut getih (halaman 38).
Terjemahan:
“Mas?!Orang itu mati ya?!”Pertanyaan Kim sambil merasa takut
melihat Santanu tergeletak dilantai, bersimbah darah dibajunya.
Bin! Ayo, keluar! Jangan kelamaan disini!” perintah Pandran sambil
mengacungkan belati yang bersimbah darah.
Bukti kasus penganiayaan membacok lengan masih terjadi di masa
sekarang adalah sebagai berikut:
JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK- Amiruddin (46) warga Parit
6 RT 06 Dusun Aman Makmur, Desa Simpang Datuk, Kecamatan
Nipah Panjang, akhirnya diringkus polisi, Sabtu (24/9). Pria yang
membacok lengan tetangganya hingga tangan putus Rabu (21/9) lalu,
sempat bersembunyi di hutan usai membacok korban. Pelaku mengaku
sakit hati kepada korban karena sering dicemooh tiap kali melintas
didepan rumah korban.
Berdasarkan kutipan di atas kasus pembacokan masih terjadi di masa
sekarang ini, jika dibandingkan dengan kasus kriminalitas yang terjadi di
dalam roman ini berdasarkan faktor yang sama yaitu merasa sakit hati hingga
berujung penganiayaan.
3. Pencurian barang berharga dan mobil
Kasus kriminalitas yang terjadi di dalam roman ini adalah pencurian
yang dilakukan oleh Robin hargo. Robin mencuri barang-barang berharga
Page 46
69
milik Santanu dan Deri yang ada di dalam kamarnya serta membawa kabur
mobilnya.
Kutipan:
Robin langsung milih kamar sing lagi menga, lawang kamare manten
anyar Santanu-Deri. Weruh kamar sing rapi, mripate jlalatan.
Nyawang barang-barang apik sing ana kono. Dompet kandel ing meja
cilik, gage wae digrayang, tas wanita iya, ketemu kontak mobil ya
disaki. Lali karo Ruth sing wis manut mau pakone mau, mbukaki
sandhangan…….(halaman 38)
Terjemahan:
Robin langsung memilih kamar yang lagi kebuka, pintu kamarnya
manten baru Santanu-Deri.Lihat kamar yang rapi, matanya melirik.
Melihat barang-barang bagus yang ada disana. Dompet tebel dimeja
kecil, langsung saja diraba, tas wanita juga, ketemu kontak mobil juga
di masukan kantong. Lupa sama Ruft yang sudah nurut tadi anjurnya
tadi, membuka baju…….
Pencurian di masa sekarang marak terjadi. Di era sekarang ini
banyaknya pengangguran mempengaruhi tingkat tindakan kriminalitas
kebanyakan karena faktor ekonomi. Seseorang hingga melakukan pencurian
untuk mendapatkan uang. Dapat dilihat pada kasus berikut.
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA- Anang Hermansyah
mengapresiasi sebesar-besarnya dengan kinerja polisi jajaran Polres
Badung, karena telah berhasil menangkap pelaku pencuri barang-
barang berharga miliknya dan milik Aurel, anaknya. Anang sempat
pasrah usai barang berharga miliknya di kamar Villa lenyap digondol
pencuri. Selasa (30/08/2016)
Berdasarkan kutipan di atas pencurian masih relevan dan masih terjadi
di masa sekarang ini. Jika dibandingkan dengan kasus kriminalitas pencurian
pada roman ini adalah memiliki kesamaan yaitu pencurian barang-barang
berharga yang terjadi di Villa.
Aspek kriminalitas yang terdapat dalam roman Dahuru Ing Loji
Kepencil masih relevan di masa sekarang. Tindak kriminal di masa sekarang
bahkan semakin marak dan beraneka ragam motifnya. Berdasarkan
Page 47
70
kriminalitas yang terjadi di masa sekarang ini juga dapat menginspirasi
pengarang dalam menulis karya (wawancara dengan Hoery, Jumat 25
November 2016).