Top Banner
BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH 2.1. Menetapkan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi : 1. Menetapkan kriteria 2. Memberikan bobot masalah 3. Menentukan skoring tiap masalah
58

BAB II LPM

Feb 01, 2016

Download

Documents

IndiIndhysa

KEDKEL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LPM

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan

keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak

semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang

menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan

menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data

atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan

yang cukup.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk

dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.

Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap

anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah

yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1. Non-Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan

adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi

kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua,

yaitu :

A. Metode Delbecq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan

kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk

menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan

Page 2: BAB II LPM

pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi

ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama

melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat

mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan

tersebut menjadi prioritas masalah.

2.1.2. Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara

lain:

A. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :

1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi

2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam

masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan

angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut

3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber

daya

4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan

tersebut

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari

arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas

ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah

dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki

kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

Page 3: BAB II LPM

B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai

bobot kriteria yang akan digunakan dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-

masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada

sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan

sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari :

- Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian

- Greatest member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi

- Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

- Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan

- Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional

C. Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada baris dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang

akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah :

- Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang

ditunjukkan dengan angka prevalens.

- Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate

masing- masing penyakit.

- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi

masalah tersebut.

- Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi

concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.

- Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian

parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini menempatkan

parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan memberikan hasil final score yang

Page 4: BAB II LPM

objektif di mana score yang diberikan pada tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana

dan mudah dalam penggunaannya.

Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan

membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai.

2.1.3. Metode MCUA

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas

masalah yaitu :

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan

kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case

Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah

masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian

maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

2. Greatest member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah

kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang

digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member

ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah

program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar

sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang

menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak

sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah

tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia

berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang

menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

Page 5: BAB II LPM

5. Policy

Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah

kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki

kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung

terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau

kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga

atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah

masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

2.1.4. Emergency

Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case Fatality Rate

(CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang digunakan untuk

masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan

berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.

Pada permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan anak

adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatus (AKN),

angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA), sehingga kelompok kami

memakai AKI, AKN, AKB, AKABA sebagai proxy. Berdasarkan Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia tahun 2013 :

Angka Kematian Ibu : 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup

Angka Kematian Bayi : 2300 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup

Angka Kematian Balita : 4000 orang per 100.000 jumlah seluruh balita

Angka Kematian Neonatus : 1900 orang per 100.000 jumlah seluruh neonatus

Page 6: BAB II LPM

Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penentuan Score Emergency

Skala

(per 100.000 penduduk)

Score

(5.500) – (9.550) 1

(9.551) – (13.600) 2

(13.601) – (17.650) 3

(17.651) – (21.700) 4

(21.701) – (25.750) 5

(25.751) – (29.800) 6

(29.801) – (33.850) 7

(33.851) – (37.900) 8

(37.901) – (41.950) 9

(41.951) – (46.000) 10

Page 7: BAB II LPM

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

NO MASALAHCakupan

Target

Resiko kemati

an

Proxy AKI/ AKB/ AKN

Per 100.000

penduduk

Nilai proxy

SCORE

1. Cakupan K1 pada ibu

hamil di wilayah

puskesmas sekecamatan

Cempaka Putih periode

Januari – Juli 2015 sebesar

37,7%

37,7 58,3 20600 359 20959 4

2. Cakupan K4 pada ibu

hamil di wilayah

puskesmas sekecamatan

Cempaka Putih periode

Januari – Juli 2015 sebesar

36,1%

36,1 56 19900 359 20259 4

3. Cakupan persalinan oleh

tenaga kesehatan pada ibu

hamil di wilayah

puskesmas sekecamatan

Cempaka Putih periode

Januari – Juli 2015 sebesar

17,7%

17,7 56,5 38800 359 39159 9

4. Cakupan penanganan

komplikasi pada ibu hamil

di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 34,2%

34,2 55,4 21200 359 21559 4

Page 8: BAB II LPM

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

NO MASALAHCakupan

Target

Resiko kemati

an

Proxy AKI/ AKB/ AKN

Per 100.000

penduduk

Nilai proxy

SCORE

5. Cakupan kunjungan nifas

pada ibu bersalin di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 17,3%

17,3 56 38700 359 39059 9

6. Cakupan KN1 pada bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 17,3%

17,3 58,3 4100 1900 42900 10

7. Cakupan kunjungan

neonatus pada bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 16%

16 56 4000 1.900 41900 9

8. Cakupan penanganan

komplikasi neonatus pada

bayi di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 2,5%

2,5 46,6 44100 1.900 46000 10

Page 9: BAB II LPM

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015 (lanjutan)

NO MASALAHCakupan

Target

Resiko kemati

an

Proxy AKI/ AKB/ AKN

Per 100.000

penduduk

Nilai proxy

SCORE

9. Cakupan kunjungan bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 26,3%

26,3 56,6 30300 2.300 32600 7

10. Cakupan kunjungan balita

di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka

Putih periode Januari – Juli

2015 sebesar 67,3%

67,3 52,2 15100 4000 19100 4

11. Cakupan kunjungan balita

di wilayah puskesmas

kelurahan Cempaka Putih

Barat periode Januari – Juli

2015 sebesar 50,7%

50,7 52,2 1500 4000 5500 1

12. Cakupan kunjungan balita

di wilayah puskesmas

kelurahan Rawasari

periode Januari – Juli 2015

sebesar 69,3%

69,3 52,2 17100 4000 21100 4

13. Cakupan KB aktif di

wilayah puskesmas

kecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

51,8 37,9 13900 359 14259 3

Page 10: BAB II LPM

sebesar 51,8%

2.1.5. Greatest Member

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau

penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan

cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.

Tabel 2.3. Skala Score Greatest Member

Range (%) Skor

1,5 – 5,76 1

5,77 – 10,02 2

10,03 – 14,28 3

14,29 – 18,54 4

18,55 – 22,8 5

22,81 – 27,06 6

27,07 – 31,32 7

31,33 – 35,58 8

35,59 – 39,84 9

38,85 – 44,1 10

Keterangan : Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu

sampai sepuluh dengan jarak tiap range sebesar empat setengah agar mendapatkan nilai greatest

member yang bervariasi.

Page 11: BAB II LPM

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan

Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

No. Indikator Program Cakupan Target Selisih Score

1. Cakupan K1 pada ibu hamil

di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 37,7% berada di

bawah target 58,3%

37,7 58,3 20,6 5

2. Cakupan K4 pada ibu hamil

di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 36,1% berada di

bawah target 56,5%

36,1 56,5 19,9 5

3. Cakupan persalinan oleh

tenaga kesehatan pada ibu

hamil di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 17,7% berada di

bawah target 31,7%

17,7 31,7 38,8 9

4. Cakupan penanganan

komplikasi pada ibu hamil di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 34,2% berada di

bawah target 55,4%

34,2 55,4 21,2 5

Page 12: BAB II LPM

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan

Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015 (lanjutan)

No. Indikator Program Cakupan Target Selisih Score

5. Cakupan kunjungan nifas

pada ibu bersalin di wilayah

puskesmas sekecamatan

Cempaka Putih periode

Januari – Juli 2015 sebesar

17,3% berada di bawah

target 56%

17,3 56 38,7 9

6. Cakupan KN1 pada bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 17,3% berada di

bawah target 58,3%

17,3 58,3 41 10

7. Cakupan kunjungan

neonatus pada bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 16% berada di

bawah target 56%

16 56 40 10

8. Cakupan penanganan

komplikasi neonatus pada

bayi di wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 2,5% berada di

bawah target 46,6%

2,5 46,6 44,1 10

Page 13: BAB II LPM

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan

Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015 (lanjutan)

No. Indikator Program Cakupan Target Selisih Score

9. Cakupan kunjungan bayi di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 26,3% berada di

bawah target 56,6%

26,3 56,6 30,3 7

10. Cakupan kunjungan balita di

wilayah puskesmas

sekecamatan Cempaka Putih

periode Januari – Juli 2015

sebesar 67,3% berada di atas

target 52,2%

67,3 52,2 15,5 4

11. Cakupan kunjungan balita di

wilayah puskesmas

kelurahan Cempaka Putih

Barat periode Januari – Juli

2015 sebesar 50,7% berada

di bawah target 52,2%

50,7 52,2 1,5 1

12. Cakupan kunjungan balita di

wilayah puskesmas

kelurahan Rawasari periode

Januari – Juli 2015 sebesar

69,3% berada di atas target

52,2%

69,3 52,2 17,1 4

13. Cakupan KB aktif di wilayah

puskesmas sekecamatan

Cempaka Putih periode

Januari – Juli 2015 sebesar

51,8% berada di atas target

37,9%

51,8 37,9 13,9 3

Page 14: BAB II LPM

Pada Greatest member daftar masalah program KIA didapatkan skor :

Terbesar : Komplikasi Neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih

sebesar 44,1.

2.1.6. Expanding Scope

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap

sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada

tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

Untuk adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu

program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang

berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.

Tabel 2.5 Penentuan Score Pengaruh Sektor

Keterangan Score

Ada Pengaruh Lintas sektor 2

Tidak Ada Pengaruh Lintas sektor 1

Tabel 2.6 Penentuan Score Jumlah Penduduk

Range Jumlah Penduduk Score

26.668 – 33.518 1

33.519 – 40.369 2

40.370 – 47.219 3

47.220 – 54.069 4

54.070 – 60.920 5

60.921 – 67.770 6

67.771 – 74.620 7

74.621 – 81.470 8

81.471 – 88.321 9

88.322 – 95.171 10

Page 15: BAB II LPM

Tabel 2.7 Penentuan Score Luas Wilayah

Range Luas Wilayah (Ha) Score

121,87 – 156,551 1

156,552 – 191,232 2

191,233 – 225,913 3

225,914 – 260,594 4

260,595 – 295,275 5

295,276 – 329,956 6

329,957 – 364,637 7

364,638 – 399,318 8

399,319 – 433,999 9

434 – 468,68 10

Page 16: BAB II LPM

Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015

No Masalah PengaruhJumlah

PendudukLuas Wilayah Jumlah

1 Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7% kurang dari target

sebesar 58,3%

2 10 10 22

2 Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1% kurang dari target

sebesar 56%

2 10 10 22

3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 17,7% kurang dari target sebesar 56,5%

2 10 10 22

4 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko tinggi

sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar 55,4%

2 10 10 22

5 Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3%

kurang dari target sebesar 56%

2 10 10 22

No Masalah Pengaruh Jumlah Penduduk

Luas Wilayah Jumlah

Page 17: BAB II LPM

6 Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target

sebesar 58,3%

2 10 10 22

7 Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 16% kurang

dari target 56%

2 10 10 22

8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%

2 10 10 22

9 Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 26,3%

kurang dari target 56,5%

2 10 10 22

10 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3% melebihi target

52,2%

2 2 1 5

11 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar 50,7% kurang dari

target 52,2%

2 1 4 7

No Masalah PengaruhJumlah

PendudukLuas Wilayah Jumlah

Page 18: BAB II LPM

12 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3% melebihi target 52,2%

2 1 1 4

13 Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar

51,8% melebihi target sebesar 37,9%

2 10 10 22

Total expanding score tertinggi pada program KIA terdapat pada cakupan K1, K4 pada ibu hamil, Penanganan Komplikasi Ibu

Hamil pada ibu hamil resiko tinggi, Kunjungan Nifas pada ibu nifas, KN1, Kunjungan Neonatus, Kunjungan Neonatus, Kunjungan

Bayi pada bayi, dan Cakupan CPR (KB Aktif) di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dengan nilai sebesar 22.

Page 19: BAB II LPM

Skor Expanding scope terhadap program KIA periode Januari – Juli 2015 pada

semua daftar masalah adalah 20, kecuali untuk masalah cakupan kunjungan balita

di kelurahan cempaka putih barat dan rawasari 10.

2.1.7. Feasibility

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa

mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah

kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga

penilaian terhadap kriteria ini menjadi objektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah

dapat diselesaikan meliputi :

1. Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya

Manusia). Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah

penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan

semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga

kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang

menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing wilayah puskesmas.

Kemudian ditentukan score dengan skala perbandingan sebagai berikut :

Tabel 2.8. Penentuan Score Feasibility

Range Score

1 : 327 – 1 : 739 10

1 : 740 – 1 : 1151 9

1 : 1152 – 1 : 1562 8

1 : 1563 – 1 : 1974 7

1 : 1975 – 1 : 2386 6

1 : 2387 – 1 : 2798 5

1 : 2799 – 1 : 3210 4

1 : 3211 – 1 : 3621 3

1 : 3622 – 1 : 4033 2

1 : 4034 – 1 : 4445 1

Page 20: BAB II LPM

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah

penduduk sasaran di wilayah puskesmas tersebut :

Tabel 2.9. Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di

Wilayah Kecamatan/Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

PuskesmasJumlah Tenaga

KesehatanJumlah

PendudukPerbandingan Score

Cempaka Putih Timur

86 28.135 1 : 327 10

Cempaka Putih Barat

14 40.368 1 : 2883 4

Rawasari 6 26.668 1 : 4445 1Jumlah 106 95.171 15

1. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang

dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu

masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang

dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan

kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat

dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah

mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali.

Digolongkan tersedia bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada

maasalah maka diberi nilai dua. Digolongkan kurang tidak tersedia maka

diberi nilai satu.

Tabel 2.10. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di Wilayah

Puskesmas

Kecamatan / Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

Kategori Ketersediaan ScoreTempat Tersedia 2

Tidak tersedia 1Alat Tersedia 2

Tidak tersedia 1

Page 21: BAB II LPM

1. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan

puskesmas penilaian dibagi dua yaitu “cukup” dan “kurang”. Penilaian

berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala puskesmas

tekait.

Tabel 2.11. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas

Kecamatan / Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

Dana ScoreCukup 2Kurang 1

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode Januari – Juli 2015

No Daftar MasalahSD

M

FasilitasDan

aTotalTempa

t

Oba

t

1 Cakupan K1 pada ibu

hamil sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih peiode Januari-Juli

2015 sebesar 37,7%

kurang dari target

sebesar 58,3%

9 2 2 1 14

2 Cakupan K4 pada ibu

hamil sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 36,1%

kurang dari target

9 2 2 1 14

Page 22: BAB II LPM

sebesar 56%

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap

Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode Januari – Juli 2015 (Lanjutan)

No Daftar MasalahSD

M

FasilitasDan

aTotalTempa

t

Oba

t

3 Cakupan Persalinan oleh

Tenaga Kesehatan pada

ibu bersalin sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 17,7%

kurang dari target

sebesar 56,5%

9 2 2 1 14

4 Cakupan Penanganan

Komplikasi Ibu Hamil

pada ibu hamil resiko

tinggi sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 34,2%

kurang dari target

sebesar 55,4%

9 2 2 1 14

5 Cakupan Kunjungan 9 2 2 1 14

Page 23: BAB II LPM

Nifas pada ibu nifas

sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar

17,3% kurang dari target

sebesar 56%

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap

Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode Januari – Juli 2015 (Lanjutan)

No Daftar MasalahSD

M

FasilitasDan

aTotalTempa

t

Oba

t

6 Cakupan KN1 pada bayi

sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar

17,3% kurang dari target

sebesar 58,3%

9 2 2 1 14

7 Cakupan Kunjungan

Neonatus pada bayi

sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode

9 2 2 1 14

Page 24: BAB II LPM

Januari-Juli 2015 sebesar

16% kurang dari target

56%

8 Cakupan Penanganan

Komplikasi Neonatus

pada bayi sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 2,5%

kurang dari target 46,6%

9 2 2 1 14

9 Cakupan Kunjungan

Bayi pada bayi

sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar

26,3% kurang dari target

56,5%

9 2 2 1 14

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode Januari – Juli 2015 (Lanjutan)

No Daftar MasalahSD

M

FasilitasDan

aTotalTempa

t

Oba

t

10 Cakupan Kunjungan

Balita pada balita di

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 67,3%

4 2 2 1 9

Page 25: BAB II LPM

melebihi target 52,2%

11 Cakupan Kunjungan

Balita pada balita di

wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka

Putih Timur periode

Januari-Juli 2015 sebesar

50,7% kurang dari target

52,2%

10 2 2 1 15

12 Cakupan Kunjungan

Balita pada balita di

wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasai

periode Januari-Juli 2015

sebesar 69,3% melebihi

target 52,2%

6 2 2 1 11

13 Cakupan CPR (KB

Aktif) pada pasangan

usia subur sekecamatan

wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 51,8%

melebihi target sebesar

37,9%

9 2 2 1 14

Feasibility tertinggi pada program KIA adalah Cakupan Kunjungan Balita

di wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015

dengan nilai sebesar 15

Page 26: BAB II LPM

2.1.6. Policy

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari

suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap

masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern

pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan

tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling

mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak

memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor

untuk Penyuluhan diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan

nilai 2. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih

luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah

kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.

Tabel 2.14 Penentuan Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program

KIA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari–

Juli 2015

Parameter Score

Tidak ada kebijakan 0

Ada kebijakan 1

Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di

Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

Parameter Score

Penyuluhan 1

Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 2

Media Elektronik (TV, radio, internet) 3

Page 27: BAB II LPM

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program KIA Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Periode Januari – Juli 2015

No MasalahKebijakan

Pemerintah

Publikasi

JumlahPenyuluhan Media

Cetak

Media

Elektronik

1 Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7%

kurang dari target sebesar 58,3%

1 1 2 3 7

2 Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1%

kurang dari target sebesar 56%

1 1 2 3 7

3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin

sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar 17,7% kurang dari target sebesar 56,5%

1 1 2 3 7

4 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko

tinggi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

periode Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar

55,4%

1 1 2 3 7

5 Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 56%

1 1 2 3 7

No Masalah Kebijakan Publikasi Jumlah

Page 28: BAB II LPM

Pemerintah Penyuluhan Media

Cetak

Media

Elektronik

6 Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari

target sebesar 58,3%

1 1 2 3 7

7 Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 16% kurang dari target 56%

1 1 2 3 7

8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%

1 1 2 3 7

9 Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 26,3%

kurang dari target 56,5%

1 1 2 3 7

10 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3%

melebihi target 52,2%

1 1 2 3 7

11 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar

50,7% kurang dari target 52,2%

1 1 2 3 7

No Masalah Kebijakan Publikasi Jumlah

Page 29: BAB II LPM

Pemerintah Penyuluhan Media

Cetak

Media

Elektronik

12 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3% melebihi

target 52,2%

1 1 2 3 7

13 Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 51,8% melebihi target sebesar 37,9%

1 1 2 3 7

Total score policy terbesar adalah sama untuk semua area masalah yaitu sebesar 7.

Page 30: BAB II LPM

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 1-MS 6 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

No. KriteriaBobo

t

MS1 MS2 MS3 MS4 MS5 MS6N BN N BN N BN N BN N BN N B

N1 Emergency 5 4 20 4 20 9 45 4 20 9 45 10 502 Greatest Member 4 5 20 5 20 9 36 5 20 9 36 10 403 Feasibility 3 14 42 14 42 14 42 14 42 14 42 14 424 Expanding Scope 2 22 44 22 44 22 44 22 44 22 44 22 445 Policy 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

Jumlah 133

126

174

126

174

183

Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 7-MS 13 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Juli 2015

No. KriteriaBobo

t

MS7 MS8 MS9 MS10 MS11 MS12 MS13

N BN N BN N BN NBN

NBN

NBN

N BN

1 Emergency 5 9 45 10 50 7 35 4 20 1 5 4 20 3 152 Greatest Member 4 10 40 10 40 7 28 4 16 1 4 4 16 3 123 Feasibility 3 14 42 14 42 14 42 9 27 15 45 11 33 14 424 Expanding Scope 2 22 44 22 44 22 44 5 10 7 14 4 8 22 445 Policy 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

Jumlah 178

183

146

80 75 84 120

MS -

1 Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7%

kurang dari target sebesar 58,3%

MS -

2 Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1%

kurang dari target sebesar 56%

MS -

3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin

sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,7% kurang dari target sebesar

56,5%

Page 31: BAB II LPM

MS -

4 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko

tinggi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

periode Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar

55,4%

MS -

5 Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 56%

MS -

6 Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3%

kurang dari target sebesar 58,3%

MS -

7 Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 16% kurang dari target 56%

MS -

8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%

MS -

9 Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 26,3% kurang dari target 56,5%

MS -

10 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3%

melebihi target 52,2%

MS -

11 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar

50,7% kurang dari target 52,2%

MS -

12 Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3%

melebihi target 52,2%

MS -

13 Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan

Page 32: BAB II LPM

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 51,8% melebihi target sebesar 37,9%

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 13 masalah di atas didapatkan dua prioritas

masalah, yaitu :

1. Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 58,3%

2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 sebesar 2,5% kurang dari target

sebesar 46,6%

Page 33: BAB II LPM
Page 34: BAB II LPM

Gambar 2.1 Diagram Fishbone Program Kunjungan Neonatus ke-1 (KN1) pada Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih Periode Januari-Juli 2015

Cakupan Program

Kunjungan

Neonatus ke-1

(KN1) pada Bayi di

wilayah Puskesmas

Cempaka Putih

periode Januari-Juli

2015 sebesar 17,3%

kurang dari target

sebesar 53,3%

Method Material Money Man

Tidak adanya ketersediaan fasilitas

Belum diusulkan untuk penambahan fasilitas

Perencanaan masih mengikuti tahun sebelumnya

Tidak ada masalah

Belum ada pengusulan penambahan Tenaga Kesehatan untuk penanganan bayi baru lahir

Belum ada penerimaan NAKES baru

Belum adanya perencanaan permintaan NAKES ke DINKES

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

Tidak ada masalah

Akses menuju Puskesmas sulit dan terbatas

Tidaksemua kendaraan umum yang melewati Puskesmas

Lokasi puskesmas berada di tengah - tengah perumahan

Tidak menerapkan sistem pengkoreksian dengan baik

Hanya memfokuskan pada pencatatan program

Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program

Pelayanan melahirkan di NAKESrendah

Kurang sosialisasi ke masyarakat

Tidak adanya NAKES yang melakukan sosialisasi

Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan mengenai pembagian program

Kurangnya kerjasama antara pimpinan program dan teman-teman

Kurangnya komunikasi antara pemegang program dengan pelaksana program

Tidak ada masalah

Page 35: BAB II LPM

Gambar 2.2 Diagram Fishbone Program Penanganan Komplikasi Neonatus di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih

Periode Januari-Juli 2015

Cakupan Penanganan

Komplikasi Neonatus

di wilayah Puskesmas

Sekecamatan

Cempaka Putih

Periode Januari-Juli

2015 sebesar 38,92%

kurang dari target

sebesar 40%

Method Material Money Man

Tidak adanya ketersediaan fasilitas

Belum diusulkan untuk penambahan fasilitas

Perencanaan masih mengikuti tahun sebelumnya

Tidak ada masalah

Bidan tidak mampu melakukan screening

neonatus dengan komplikasi

Kurangnya pengetahuan bidan tentang tanda bahaya neonatus

Kurangnya pengarahan dari dokter tentang komplikasi neonatus

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

Tidak ada masalah

Akses menuju Puskesmas sulit dan terbatas

Tidak semua kendaraan umum melewati Puskesmas

Lokasi puskes berada di tengah – tengah perumahan

Pelaporan cakupan tidak sama hasilnya

Pencatatan pada 2 orang yang berbeda

Kuranganya kerjasama pada tim pembuat laporan dan pencatatan

Keterlambatan merujuk pasien ke dokter spesialis anak

Bidan tidak memahami komplikasi pada neonatus

Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus

Kurangnya pemahaman bidan mengenai pembagian program

Kurangnya kerjasama antara pemegang program dan pelaksana program

Kurangnya komunikasi antara pemegang program dan pelaksana program

Tidak ada masalah

Page 36: BAB II LPM

2.2 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan. Dari dua

prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih

dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data

menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab

masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab

masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan dapat

menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada. Penentuan akar penyebab masalah

yang paling dominan adalah dengan cara diskusi, argumentasi,justifikasi dan pemahaman

program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam

program di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih.

2.2.1.Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang

Ikan) Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka

Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 58,3%

a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :

1. Man

Belum adanya perencanaan permintaan penambahan NAKES ke DINKES

2. Money

Tidak ada masalah

3. Material

Perencanaan masih mengikuti tahun sebelumnya

4. Method

Tidak ada masalah

Page 37: BAB II LPM

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :

1. Planning

Tidak ada masalah

2. Organizing

Kurang komunikasi antara pemegang program dengan pelaksana program

3. Actuating

Tidak adanya NAKES yang melakukan sosialisasi

4. Controlling

Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program.

c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:

5. Environment

Lokasi Puskesmas di tengah – tengah perumahan.

2.2.2. Kemungkinan Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di seluruh wilayah

Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 sebesar 38,92%

kurang dari target sebesar 40%

a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :

1. Man

Kurangnya pengarahan dari dokter tentang komplikasi neonatus.

2. Money

Tidak ada masalah

3. Material

Perencanaan masih mengikuti perhitungan tahun sebelumnya

4. Method

Tidak ada masalah

Page 38: BAB II LPM

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :

1. Planning

Tidak ada masalah

2. Organizing

Kurangnya komunikasi antara pemegang program dan pelaksana program

3. Actuating

Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus

4. Controlling

Kurangnya kerjasama pada tim pembuat laporan dan pencatatan.

c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:

5. Environment

Lokasi Puskesmas di tengah – tengah perumahan.

2.2.3.Dari sembilan akar penyebab masalah pada Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan

wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015, maka ditetapkan

tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi

langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan

tersebut adalah :

1. Belum ada perencanaan permintaan NAKES ke DINKES (Man)

2. Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program (Controlling)

3. Lokasi Puskesmas di dalam perumahan (Environtment)

Page 39: BAB II LPM

Dari enam akar penyebab masalah pada Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di

seluruh wilayah Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 maka

ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,

observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling

dominan tersebut adalah :

1. Kurangnya pengarahan dari dokter tentang komplikasi neonatus (Man)

2. Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus (Actuating)

3. Lokasi Puskesmas berada di tengah – tengah perumahan (Environment)