Top Banner
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori “psychological needs” Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah kebutuhan psikologis. Ada dua kebutuhan yang terdapat dalam diri manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan kebutuhan untuk bergantung (needs for deference). Setyo Utomo (2005: 7) mendefinisikan kemandirian sebagai salah satu komponen kepribadian yang mendorong anak untuk dapat mengarahkan dan mengatur perilakunya sendiri dan menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari orang lain. Makna kemandirian adalah keadaan jiwa anak yang mampu memilih norma dan nilai-nilai atas keputusan sendiri, mampu bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan perbuatan sendiri. Sedangkan Saludung 1998 (Yulianti, 2009: 9) mengungkapkan bahwa kemandirian yang dimiliki anak menjadikan ketergantungan kepada pihak lain seminimal mungkin. Havighurst (Satmoko, 2008: 34) mengemukakan bahwa kemandirian adalah tindakan anak untuk mencoba memecahkan masalah yang dihadapi tanpa bantuan orang lain.
14

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

Mar 04, 2018

Download

Documents

lamkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kemandirian Anak Usia Dini

2.1.1 Pengertian Kemandirian

Menurut teori “psychological needs” Murray 1994 (Yulianti,

2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah

kebutuhan psikologis. Ada dua kebutuhan yang terdapat dalam diri

manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan

kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

Setyo Utomo (2005: 7) mendefinisikan kemandirian sebagai salah

satu komponen kepribadian yang mendorong anak untuk dapat

mengarahkan dan mengatur perilakunya sendiri dan menyelesaikan

masalah tanpa bantuan dari orang lain. Makna kemandirian adalah

keadaan jiwa anak yang mampu memilih norma dan nilai-nilai atas

keputusan sendiri, mampu bertanggung jawab atas segala tingkah laku

dan perbuatan sendiri.

Sedangkan Saludung 1998 (Yulianti, 2009: 9) mengungkapkan

bahwa kemandirian yang dimiliki anak menjadikan ketergantungan

kepada pihak lain seminimal mungkin. Havighurst (Satmoko, 2008: 34)

mengemukakan bahwa kemandirian adalah tindakan anak untuk

mencoba memecahkan masalah yang dihadapi tanpa bantuan orang lain.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

8

Kemandirian adalah salah satu aspek kepribadian manusia yang

tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa kemandirian terkait

dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-

anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan

anak selanjutnya (Sartini, 2008: 68).

Kemandirian menurut Bernadib (Yulianti, 2009: 9) meliputi

perilaku mampu berinisiatif, mampu menghadapi hamatan atau

masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu

tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini

dan Deli (Irene, 2007: 10) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah

hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara

singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:

1. Suatu keadaan dimana anak yang memiliki hasrat bersaing untuk

maju demi kemajuan dirinya.

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi.

3. Memiliki kepercayaan diri dengan mengerjakan tugas-tugasnya.

4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Kemandirian merupakan suatu sikap anak yang diperoleh secara

kumulatif selama perkembangan, dimana anak akan terus belajar untuk

bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan

sehingga anak pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak

sendiri. Untuk dapat mandiri anak membutuhkan kesempatan,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

9

dukungan dan drongan dari keluarga serta lingkungan sekitarnya agar

dapat mencari otonomi atas diri sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis

menyimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu tingkah laku yang

bersumber dari dalam anak, sehingga dapat mencari jalan keluar bagi

masalah yang sedang dihadapi, memiliki inisiatif, tanggung jawab,

tekun, percaya, diri, mampu mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari

orang lain, mampu berinteraksi dengan orang lain, merasa puas dengan

usahanya, ada kontrol diri, memungkinkan untuk bertindak bebas,

mampu melakukan tindakan secara tepat, mengarahkan tingkah laku ke

arah kesempurnaan dan bersikap eksploratif.

2.1.2 Ciri-Ciri Anak Mandiri

Anak yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

memungkinkan anak untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan sendiri dan kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh

ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan segala sesuatu tanpa

bantuan dari oang lain, mampu berpikir dan bertindak secara orisinil,

kreatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu

mengendalikan tindakan-tindakannya, mampu mempengaruhi

lingkungan, mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, menghargai

keadaan dirinya sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya

Masrun (2006: 10).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

10

Pendapat tersebut diperkuat oleh Havighurst (Satmoko, 2008: 37)

dan juga Mutadin (2008: 2) yang menyatakan bahwa kemandirian

terdiri dari beberapa aspek yaitu:

a. Emosi, ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi dari orag tua.

b. Intelektual, ditunjukkan dengan kemampuan untuk menghadapi

masalah yang dihadapi.

c. Sosial, ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari

orang lain.

Afiatin (2003: 7) mengatakan ada delapan aspek kemandirian

yaitu sebagai berikut:

a. Mampu mengerjakan tugas, yakni tekun dan penuh tanggung jawab

terhadap sesuatu yang menjadi tugasnya.

b. Mampu mengatasi masalah, yaitu selalu berusaha menyelesaikan

sesuatu dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan serta

mencari alternatif penyelesaiannya.

c. Memiliki inisiatif, dalam melakukan sesuatu atas dorongan diri

sendiri dan kebutuhan sendiri.

d. Mempunyai rasa percaya diri, adalah yakin akan kemampuan yang

dimiliki.

e. Mengarahkan tingkah lakunya menuju kesempurnaan, yang berarti

mampu bertindak secara tepat.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

11

f. Memperoleh kepuasan dari usahanya, yakni menghargai keadaan

dirinya sendiri dan hasil usahanya sendiri.

g. Memiliki kontrol diri atau mampu mengendalikan tindakan, yaitu

dapat memilih norma dan nilai atas keputusan sendiri sehingga

dapat mengarahkan tindakan yang akan diambil.

h. Mempunyai kemampuan tidak bergantung orang lain, yaitu mampu

mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.

Martin dan Stendler (Setyo Utomo, 2005: 29) mengemukakan

bahwa kemandirian ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk berdiri

di atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri dalam semua aspek

kehidupannya ditandai dengan adanya inisiatif, kepercayaan diri dan

mampu untuk mempertahankan hak miliknya. Sedangkan Bathia

(Slameto, 2002: 5) menyatakan bahwa kemandirian merupakan tingkah

laku yang aktifitasnya diarahkan pada diri sendiri, tidak mengharapkan

pengarahan dari orang lain dan bahkan mencoba memecahkan atau

menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan kepada

orang lain.

Smart dan Smart (Krisbintara, 2006: 37) mengemukakan tanda-

tanda kemandirian yaitu: a) adanya kepercayaan diri, b) mempunyai

tujuan dan kontrol diri, c) mampu dan puas atas pekerjaannya dan

bersifat eksploratif.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu tingkah laku yang

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

12

bersumber dari dalam individu yang dimanifestasikan dalam tindakan-

tindakan seperti: mampu mengatasi masalah diri sendiri, memiliki

inisiatif, tekun dan memiliki rasa percaya diri.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Menurut Rifai (Yulianti, 2004: 12) ada berbagai macam faktor

yang dapat mempengaruhi tingkat kemandirian yaitu: a). Kematangan

fisik dan psikis, b). Ciri-ciri kepribadian, dan c). Tuntutan budaya.

Ciri-ciri kepribadian yang mempengaruhi tingkat kemandirian

seseorang antara lain kecerdasan, motivasi, minat, emosi (Irene, 2007:

13).

Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf tahun 2002 (Nina, 2008:

14) yang menyebutkan bahwa tingkat kemandirian anak dipengaruhi

oleh faktor fisik, tingkat intelegensi, suasana keluarga, teman sebaya

dan kebudayaan. Nakita (2005: 36) menyatakan bahwa ketika

kemampuan-kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai oleh anak

pada usia tertentu pada kenyataannya anak belum mau dan belum

mampu melakukan maka dapat dikategorikan bahwa anak tersebut

belum mandiri. Terlebih banyak faktor yang mempengaruhi

kemandirian pada anak seperti faktor bawaan, pola asuh, kondisi fisik

dan urutan kelahiran. Tingkat dan karakteristik kemandirian setiap anak

berbeda-beda sehingga orang tua harus lebih peka dalam menentukan

pola bimbingan pada anak-anaknya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

13

2.2 Keterampilan Motorik Halus

2.2.1 Pengertian Motorik Halus

Sumantri (2005: 143), menyatakan bahwa motorik halus adalah

pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-

jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan

koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan

menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:

118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak

beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis,

meremas, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng.

Demikian pula menurut Bambang Sujiono (2008: 25) menyatakan

bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti

keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan

tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi

mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus

anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas,

menggambar, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak

memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang

sama.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

14

Perkembangan motorik halus merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.

Beberapa pengaruh perkembangan motorik halus terhadap

perkembangan individu menurut Hurlock (2009: 157) adalah sebagai

berikut:

a. Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat menghibur dirinya

dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang

dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan

menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

b. Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat beranjak dari

kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam

kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak

dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk

dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya

diri.

c. Melalui perkembangan motorik halus, anak dapat menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia

kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,

menggambar, melukis, dan baris-berbaris.

d. Melalui perkembangan motorik halus yang normal memungkinkan

anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya,

sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

15

bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau

menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

2.2.2 Perkembangan Motorik Halus Anak

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi

mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan

melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinyu secara rutin. Seperti,

bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang

sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal

kekuatan maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh

pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang

tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik

halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf

kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus

yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak

membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental

dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak,

semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan

rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

16

si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut

dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.

Terdapat dua demensi dalam perkembangan motorik halus anak

yang diuraikan oleh Gesell (2011: 31) yaitu 1) kemampuan memegang

dan memanifulasi benda-benda, 2) kemampuan dalam koordinasi mata

dan tangan.

Beberapa dimensi perkembangan motorik halus anak yaitu: a).

Mengikat tali sepatu, b). Memasukkan surat ke dalam amplop, c).

Membentuk berbagai objek dengan plastisin, d). Menggosok gigi tanpa

membasahi baju, e). Memasukkan benang ke dalam jarum, f).

Menggambar dan mewarnai dengan baik, g). Merangkai puzzle dengan

tepat, h). Memasukkan bola ke dalam keranjang, i). Menggunting kertas

menjadi dua bagian, j). Mencuci dan mengelap tangan sendiri, k).

Mengaduk cairan dengan sendok, l). Menuang air dari teko, m).

Membawa sesuatu dengan penjepit, n). Membuka kancing dan melepas

ikat pinggang, o). Menggambar lingkaran, p). Melengkapi organ tubuh

yang belum jadi.

2.2.3 Kegunaan Motorik Halus

Kegunaan motorik halus pada anak usia dini adalah sebagai

berikut:

1. Mengembangkan kemandirian, contohnya memakai baju sendiri,

mengancingkan baju, mengikat tali sepatu.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

17

2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-

temannya.

3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam

melakukan aktivitas tertentu.

4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap

kemandirian yang dilakukannya.

5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya

memegang pensil atau pulpen.

2.3 Peningkatan Kemandirian Melalui Keterampilan Motorik Halus

Kemandirian individu pada dasarnya terbentuk melalui proses yang

panjang semenjak anak masih dalam lingkungan keluarga sampai dengan

lepas dari orang tua. Untuk menjadi seorang yang mandiri, kiranya perlu

adanya latihan sejak dini dan juga harus memperhatikan beberapa faktor yang

dapat berpengaruh. Kemandirian seseorang dapat terdeteksi semenjak

seseorang masih kecil dan terus akan mengalami perkembangan sehingga

pada saatnya akan menjadi sifat relatif tetap (Astuti, 2007: 16).

Menurut kodratnya semua manusia mengalami masa ketergantungan

yaitu pada saat manusia dilahirkan, sehingga pada saat itu segala sesuatu

sepenuhnya menjadi tergantung kepada orang tuanya. Hurlock (2009: 152)

mengemukakan bahwa selama beberapa bulan masa bayi, kondisi tidak

berdaya itu secara bertahap menurun dengan proses yang cukup panjang,

ketidakberdayaan bayi itu sedikit demi sedikit mengalami kemajuan yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

18

pada akhirnya akan nampak setelah menjadi seseorang yang dewasa. Pada

masa tahun kedua keinginan untuk mandiri mulai menunjukkan

perkembangan.

Kartono (Astuti, 2007: 17) menyatakan bahwa anak yang sudah berusia

dua sampai empat tahun ingin melepaskan diri dari pengaruh maupun

kewibawaan ibunya. Saat itulah anak mengenal egonya, sadar akan

kemampuannya sendiri, ingin mandiri dan anak beranggapan tidak perlu

bantuan ibunya lagi. Tetapi karena akal dan pikirannya yang belum

berkembang sepenuhnya dan belum dapat mengenal dunia sekitarnya secara

baik maka keraguan serta kecemasan akhirnya muncul bila menemui

kesulitan yang kadang-kadang diekspresikan dengan teriakan atau tangisan

sehingga ketidakberdayaan dan ketergantungan muncul kembali dan pada

saat itu biasanya pertolongan selalu datang baik dari orang tua maupun dari

orang lain.

Kemudian bagi anak-anak yang berusia sekitar empat tahun masa

prasekolah biasanya berkurang ketergantungan ibu ataupun pengasuhnya.

Mereka juga sudah dapat bermain sendiri, bergaul dengan teman sebaya

sehingga dengan pergaulan yaitu anak akan dapat berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya, lebih kreatif dan lebih mandiri khususnya mereka yang

dimasukkan ke play group dan taman kanak-kanak sehingga yang menjadi

tujuan pokok manusia dalam perkembangannya adalah mengarahkan anak

untuk mampu atau tidak tergantung pada orang lain.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

19

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditunjukkan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun,

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Dalam standar

kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah

membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang

meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,

fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya,

memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak, meningkatkan

kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta

meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat

menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan otot-

otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak, yang bisa

mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik halus anak

dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya. Gerakan motorik halus

adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan

dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari

tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini

membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Keterampilan

motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat

menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu, dan sebagainya, ketepatan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9989/2/T1... · 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini ... anak sedini mungkin agar tidak menghambat

20

koordinasi tangan dan mata sehingga anak dapat menggerakkan pergelangan

tangan agar lentur dan dapat berkreasi serta berimajinasi.

2.4 Penelitian Relevan

Penelitian Edi Sulis Purwanto tahun 2009, hasil penelitian

menunjukkan bahwa upaya guru dalam melatih kemandirian anak usia dini

adalah melalui keteladanan dan pembiasaan. Dengan keteladanan, guru selalu

memberikan contoh kongkret kepada anak untuk pembinaan sikap mental

yang baik kepada anak didik seperti berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.

Dengan pembiasaan, guru melatih kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di

sekolah seperti berlatih dan belajar keterampilan motorik halus dan

berdisiplin.

Penelitian Ria Rahmawati tahun 2013, hasil penelitian menunjukkan

bahwa rata-rata tingkat kemandirian anak Taman Kanak-kanak yang

mengikuti playgroup lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak

mengikuti playgroup. Dalam kegiatan playgroup anak belajar dan berlatih

keterampilan motorik halus. Hal ini memberikan dampak positif terhadap

perkembangan kemandirian anak usia dini.

2.5 Hipotesis Tindakan

Keterampilan motorik halus dapat meningkatkan kemandirian siswa

Kelas A TK Lebah Putih Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.