16 BAB II KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI MASSA, FILM DAN DAKWAH 2.1. Kaijan tentang Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1). Sebelum menuju pada pengertian komunikasi massa, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari komunikasi itu sendiri. Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Artinya sama, dalam arti sama makna, yaitu sama mengenai suatu hal (Onong Uchjana Effendy, 2004: 3-4). Definisi etimologis tentang komunikasi tersebut menurut A. Muis (2001: 31) adalah bahwa komunikasi menciptakan kehadiran atau keberadaan bersama, tetapi tidak harus saling melihat atau bertemu. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia (Onong Uchjana, 2004: 4). Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multideminsional. Yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan yang akan disampaikan, media yang dipergunakan,
24
Embed
BAB II KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI MASSA, FILM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · setelah diterpa pesan media massa. 2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
16
BAB II
KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI MASSA,
FILM DAN DAKWAH
2.1. Kaijan tentang Komunikasi Massa
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir
bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu
melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1). Sebelum menuju
pada pengertian komunikasi massa, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari
komunikasi itu sendiri. Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi
dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Artinya sama, dalam arti sama makna, yaitu sama mengenai suatu hal (Onong
Uchjana Effendy, 2004: 3-4). Definisi etimologis tentang komunikasi tersebut
menurut A. Muis (2001: 31) adalah bahwa komunikasi menciptakan kehadiran
atau keberadaan bersama, tetapi tidak harus saling melihat atau bertemu.
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia (Onong Uchjana, 2004: 4). Komunikasi merupakan
interaksi yang bersifat multideminsional. Yaitu berkaitan dengan dimensi dan
karakter komunikator, pesan yang akan disampaikan, media yang dipergunakan,
17
komunikan menjadi sasarannya, dan dampak yang ditimbulkannya (Rosadi
Ruslan, 2001: 89).
Proses penyebaran pesan untuk mendapatkan kesamaan makna merupakan
sebuah komunikasi. Komunikasi bisa terjadi pada diri sendiri, dengan dua orang,
dengan sekelompok orang, banyak orang dan tak terhingganya (jumlah banyak)
orang yang diajak untuk berkomunikasi (komunikasi massa).
Komunikasi massa mempunyai pengertian sebagai bentuk komunikasi
yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
komunikan secara massal, berjumlah banyak , bertempat tinggal yang jauh
(terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Elvinaro dan
Lukiati, 2004: 3). Sedangkan jalaluddin Rakhmat (1994: 50) komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar,heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik.
Komunikasi massa dapat dilakukan bila memiliki ciri-ciri yaitu:
komunikator terlembagakan, pesan bersifat umum, komunikan heterogen, adanya
keserempakan, mengutamakan isi dari pada hubungan, bersifat satu arah, umpan
balik tertunda dan stimulasi alat indra “terbatas” (Elvinaro dan Lukiati, 2004: 7-
12).
2.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Melakukan komunikasi massa agar efektif harus melengkapi unsur-unsur
untuk mendukung prosesnya. Komunikasi massa memiliki unsur-unsur, pesan
(message), saluran (channel) dan penerima (receiver) serta efek. Menurut Harold
D. Lasswel dalam Wiryanto (2000: 3-9), guna memahami komunikasi massa, kita
18
harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk
pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect?
a. Unsur Who (sumber atau komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau
orang yang bekerja dengan filitas lembaga atau organisasi. Yang di maksud
dengan lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasion radio
atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah.
b. Unsur says What (pesan)
Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat
besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak jumlahnya. Menurut
Onong Ucjana (2004: 53) pesan-pesan yang sampai pada khalayak adalah
hasil kerja kolektif. Karena itu, berhasil tidaknya komunikasi massa
ditentukan oleh berbagai factor uyang terdapat di dalam organisasi mecia
massa.
c. Unsur in whit channel (saluran atau media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk
menyebarkan pesan-pesan komunikasi. Tanpa saluran ini pesan-pesan tidak
dapat menyebar secara cepat, luas, dan simultan. Media yang mempunyai
kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi dan
internet. Menurut Elvinaro dan lukiati (2000: 39) media yang maksud dalam
proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas,
mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak,
serentak dan banyak.
19
d. Unsur to whom (penerima atau mas audience)
Unsur ini menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa, seperti perorangan
yang membaca surat kabar, nonton film dan sebagainya.
e. Unsur whit what effect ( unsur efek atau akibat)
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audiens sebagai
keterpaan pesan-pesan media. Menurut Donald K. Robert dalam Elvinaro dan
Lukiati (2002: 48) mengungkapkan, efek adalah perubahan perilaku manusia
setelah diterpa pesan media massa.
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa menjadi aktivitas manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Fungsi komunikasi massa menurut Dominik dikutip oleh Elvinaro
dan Lukiati, 2004: 15-20), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation
(penafsiran), lingkage (keterkaiatan) transmission of values (penyebaran nilai)dan
entertainment (hiburan)
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa adala menyampaikan atau penyebaran
informasi peringatan informasi berupa ancaman dan bahaya atau memiliki
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1985:
11), supaya informasi tersedia bagi masyarakat, peringatan-peringatan melalui
komunikasi massa harus memiliki fungsi tambahan yaitu untuk menunjang
perasaan egaliterianisme (merasa sama dengan orang Lain) di dalam
masyarakat – setiap orang harus memilki peluang yang sama untuk lolos dari
bahaya.
20
b. Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Msdia massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tapi juga memberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau media massa atau industri
media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang ditayangkan.
c. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepantingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
d. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fumgsi ini juga disebut sosialisasi.
Sosialisasi mengacu pada cara, di mana invidu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok.
e. Entertainment (Hiburan)
Fungsi hiburan memiliki tujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran
khalayak.
Fungsi komunikasi massa diatas, terdapat tambahan dari Onong Uchjana
Effendi (1992: 54), yaitu fungsi pendidikan. Melakukan komunikasi massa agar
memiliki fungsi dan tidak disfungsi, harus dilakukan dengan cermat dengan
mempelajari dan memahami semua unsur yang mendukung komunikasi massa.
2.1.4. Efek Komunikasi Massa
Toto Tasmara (1997: 9) menyebutkan efek ialah bagaimana dari
komunikasi yang dilancarkan tersebut, diterima atau tolak, adakah perubahan
21
sikap dari komunikan. Sedangkan menurut Elvinaro Ardianto dan Lukiati (2004,
48-56) efek komunikasi massa adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa
pesan media massa.
Efek komunikasi massa ada yang positif dan ada yang negatif. Efek yang
positif menimbulkan keadaan yang baik bagi masyarakat, tapi efek yang negatif
akan menimbulkan keadaan kacau bagi masyarakat. Efek negati muncul karena
media massa berhadapan dengan masyarakar heterogen: identitas etnis, agama,
usia dan sebagainya. Lambang-lambang (bahasa) yang digunakan baik yang
verbal maupun nonverbal, visual maupun audiovisual ketika menerpa masyarakat,
sering menimbulkan salah pengertian bahasa mereka berbeda-berbeda.Menurut.
Muncul efek pada komunikasi massa karena pesannya menerpa khalayak, efek
tersebut yaitu :
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya. Khalayak media massa dapat mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih banyak dari pada efek kognitif. Menurut Onong
Uchjana (2004: 7) di sini tujuan komunikator bukan sekedar supaya
komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu,
misalnya perasaan iba, terharu , sedih, gembira dan sebagainya.
22
c. Efek Behaviori
Efek behavioris merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan (Elvinaro dan Lukiati 2004: 52-56).
2.2. Tinjauan Umum Tentang Flim
2.2.1. Pengertian Film
Film adalah gambar hidup, hasil dari seenggok seluloid, yang diputar
dengan mempergunakan proyektor dan ditembakkan ke layar, yang
dipertunjukkan di gedung bioskop (Gatot Prakoso, 1997: 8).
Masih menurut Gatot Prakoso (1997: 8-9) Film memiliki unsur yaitu gerak
itu sendiri. Gerak intermiten proyektor, gerak yang mekanismenya dalam
mengelabuhi mata manusia, memberikan kesan bergerak dari obyek diam dalam
seluloid. Perubahan gerak itu bisa dari berupa metamorfosis, dari suatu bentuk
yang membentuk hasil final yang mungkin berupa interval panjang, yang akhirnya
menjadi kesatuan yang utuh, antara perubahan bentuk pertama hingga akhir film,
maka akan menjadi sesuatu yang bermakna. Sedangkan isi dari film akan
berkembang kalau sarat dengan pengertian-pengertian, atau simbol-simbol, dan
berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan lingkungan
yang menerimannya, dan film yang banyak mempergunakan simbol, tanda dan
icon akan menantang penerimanya, untuk semakin berusaha mencernakan makna
dan hakekat dari film itu.
23
2.2.2. Sejarah Film
Pada tanggal 28 Desember 1895 untuk pertama kalinya dalam sejarah
perfilman, sebuah film cerita dipertunjukkan di depan umum. Film ini dibuat oleh
Lumiere bersaudara, investor terkenal asal Perancis dan pelopor industri
perfilman. Tempat pemutaran film itu adalah di Grand Cafe di Boulevard des
Capucines, Paris. Sekitar 30 orang datang dengan dibayar untuk menonton film-
film pendek yang mempertunjukkan kehidupan warga Perancis. Judul film karya
mereka adalah “Workers Leaving the Lumiere Factory.” Pemutaran film ini di
Grand Cafe menandai lahirnya industri perfilman (http://www.irib.ir/worldservice
Artinya; “ Serulah manusia kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”
3. Al-Qur’an Surat Ali Imran: 104
نكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن ولتكن م المنكر وأولئك هم المفلحون
Artinya; “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Depag, 1985: 93)
Term dakwah apabila dilihat dari istilah terdapat beberapa definisi,
diantaranya yaitu:
Menurut Syeikh Ali Makhfuz (195 2, 17) dakwah adalah: mendorong
manusia agar berbuat kebaikan dan menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Sedangkan Prof. Dr. Abu Bakar Aceh (1971) dakwah adalah
perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan
nasehat yang baik. Selanjutnya Prof. H. M. Arifin M. Ed. (1977, 17) dakwah
adalah sesuatu kegiatan ajakan baik lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya
yang dilakukan dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual
maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap,
penghayatan serta pengamalan ajaran agama sebagai pesan (message) yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur paksaan (Totok Jumantoro,
2001: 17-18)
31
Melihat beberapa difinisi diatas, maka dakwah berarti suatu aktifitas
dengan cara yang baik berupa membumikan ajaran Islam untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat, tanpa adanya unsur paksaan.
2.1.2. Dasar Hukum Dakwah
Dakwah memiliki dasar hukum, yaitu: Al-Qur’an dan Hadits. Dua sumber
tersebut terdapat dalil yang memiliki tafsiran sebagai perintah untuk berdakwah.
Perintah Allah SWT. agar manusia berdakwah, pertama kali diberikan kepada
Rasul-Nya. Para rasul Allah Swt. mendapat perintah untuk berdakwah, terdapat
dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 67:
هالترس تلغا بل فمفعت إن لمو كبر من كزل إليا أنلغ مول بسا الراأيهي.
Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Perintah dakwah dalam perkembangannya diberikan kepada seluruh umat
Islam. perintah tersebut terdapat dalam hadis:
فان مل يستطع , فان مل يستطع فبلسانه , من رأى منكم منكر افليغريه بيده وذلك أضعف االميان , فبقلبه
Artinya: “barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu (mencegah dengan tangan) maka hendaklah ia merubah dengan lisannya, dan apabila (dengan lisan) tidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itu selemah – lemah iman”. (Imam nawawi, 1999: 421)
32
2.1.3. Unsur-unsur Dakwah
Dakwah memiliki bebrapa unsure, yaitu sebagai berikut:
a. Subjek dakwah
b. Materi dakwah
c. Metode dakwah
d. Media dakwah
e. Obyek dakwah(Wardi Bachtiar, 1997:32)
1. Subyek
Yang dimaksud dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik
lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok
atau berbentuk organisasi atau lembaga.
Dai dalam aktifitas dakwah dilakukan secara individu maupun secara
bersama-sama dengan organisasi dakwah. Sesuai dengan pengertian dakwah
yang menyangkut bidang-bidang yang demikian luas, maka aktifitas dakwah
pada masa kini dan masa yang akan datang membutuhkan penanganan yang
lebih cermat dan perhatian yang lebih serius sesuai dengan perkembangan
zaman yang banyak diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. (M. Aminuddin Sanwar, : 42).
Sedangkan yang berperan sebagai dai atau mubaligh dalam berdawah
dibagi menjadi dua yaitu:
- Secara umum adalah setiap muslim/muslimat yang mukallaf (dewasa)
dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat
tidak terpisahkan dari missionnya sebagai penganut Islam.
33
- Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam yang dikenal dengan panggilan
ulama (Toto Tasmara1987: 41-42).
Adapun umtuk mematangkan pemahaman dan ilmu, maka para dai harus
senantiasa belajar dan membaca. Yusus Al-Qardhawi menyebutkan enam
macam ilmu dan tsaqafah yang harus dipelajari dan dikuasai oleh setiap
dai, yaitu: ilmu-ilmu syariah, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu sosial, ilmu
sains dan teknologi dan masalah-masalah yang dengan informasi dan
berita atau masalah-maslah realita (Syaikh Abdurrahman 2002: 13).
2. Obyek dakwah
Obyek atau penerima dakwah terdiri dari seluruh umat manusia yang
berumur sejak lahir sampai umur tak terbatas yang beragama maupun belum
beragama. Dengan mad’u seluruh umat manusia tanpa terkecuali, maka da’i
ketika ingin memberikan pesan dakwah harus lebih dahulu menguasai tema
yang akan dibahas untuk disampaikan pada mad’u. Pesan dakwah harus
efektif dan efisien dengan menyentuh persoalan-persoalan yang melingkupi
umat manusia, lebih-lebih pada era globalisasi saat ini.
Melihat sasaran dakwah yang begitu luas sementara perkembangan
teknologi begitu pesatnya, maka dalam menjalankan dakwah perlu
menggunakan media yang sesuai dengan kelompok sasaran. Klasifikasinya
ditinjau dari umur, status sosial, tingkat pendidikan, dan kebutuhan kelompok
sasaran itu sendiri (Sahal Mahfudh, 2004 : 103)
34
3. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang dai
untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Al-Islam atau serentetan kegiatan
untuk mencapai tujuan dakwah (Wardi Bachtiar,1997:34)
Keberhasilan atau kegagalan dakwah bergantung dari bagaimana
memakai metode yang tetap. Dakwah harus mencocokkan metode dengan
mad'u yang akan dijadikan sasaran. Ada beberapa metode yang telah
digunakan oleh dai pertama Nabi Muhammad SAW, maupun penerusnya pada
zaman sekarang, menurut Dzikron Abdullah (1998: 19) metode dakwah terdiri
dari, yaitu:
a. Metode ceramah
Yaitu suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai karekteristik
bicara oleh dai (mubaligh) pada suatu aktifitas dakwah.
b. Metode tanya jawab
Yaitu penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk
menyatakan suatu masalah yang dirasa belum di mengerti dan subyek
fungsinya sebagai penjawab (Asep Muhyiddin, A. Ahmad Safei, 2002:95)
c. Metode debat (mujadalah)
Yaitu mempertahankan pendapat dan ideologinya agar pendapat dan
ideologinya itu diakui kebenaran dan kehebatannya oleh musuh.
35
d. Metode pendidikan dan pengajaran agama.
Yaitu metode yang pada dasarnya membina dan (melestarikan) fitrah anak
yang dibawa sejak lahir, yakni fitrah beragama(perasaan ber-Tuhan)
e. Metode infiltrasi (sisipan)
Yaitu metode daakwah yang dilaksanakan dengan menyisipkan pesan-pesan
dakwah melalui kegiatan diluar aktivitas dakwah (Dzikron Abdullah, 1998:
19)
Dakwah memasuki abad informasi saat ini dengan melihat mad'u dari desa
kecil sampai desa dunia, memerlukan penanganan yang serius dalam prosesnya.
Unsur-unsur dan hal-hal yang berkaitan dengan dakwah harus dikuasai dengan
srtategi yang tepat, sehingga proses dakwah dapat berjalan lebih efektif.
Penyampaian dakwah ditekankan dengan cara yang lebih baik, cara penuh
kasih sayang (cinta), tidak muncul dari rasa kebencian atau dengan marah dan
menakut-nakuti. Karena, hakekat dakwah adalah bagaimana mengarah dan
membimbing manusia manusia dalam menemukan dan menyadari fitrahnya
sehingga sasaran utamannya adalah jiwa nurani sebagai mata hatinya (Asep
Muhyiddin, A. Ahmad Safei, 2002:74
4. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an dan
Hadits, yaitu meliputi : aqidah, syariah dan akhlak.
36
a. Masalah Akidah
Aqidah secara etimologis adalah ikatan, sangkutan. Dalam pengertian
teknisnya iman atau keyakinan. Karena itu aqidah Islam ditautkan dengan rukun
iman yang menjadi azas seluruh ajaran Islam.
b. Masalah Syariah
Syariah bermakna asal syariat adalah jalan lain ke sumber air. Istilah
syariah berasal dari kata syari’ yang berarti jalan yang harus dilalui setiap muslim.
Dalam pengertian sehari-hari syariah diartikan sebagai hukum. Karena itu syariah
sebagai hukum atau peraturan-peraturan, lahir dengan sumber dari wahyu
mengenai tingkah laku manusia. Syariah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah
dan muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan,
sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia. seperti hukum warisan, berumah tangga, jual beli,
kepemimpinan,dan silaturrahmi.
c. Masalah Akhlak
Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluk yang secara etimologis berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabia. Akhlak bisa berarti positif dan
bisa pula negatif. Yang termasuk positif adalah akhlak yang sifatnya benar,
amanah sabar dan sifat baik lainnya, dengan disebut sebagai akhlak mahmudah.
Sedang yang negatif adalah akhlak yang sifatnya buruk, seperti sombong,
dendam, dengki dan khianat, dengan disebut sebagai akhlak madmumah
37
Materi dakwah yang disampaikan oleh dai harus cocok dengan bidang
keahliannya. Materi juga harus cocok dengan dengan metode media serta obyek
dakwahnya (Wardi Bakhtiar, 1997:34).
5. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampiakan
materi dakwah (Wardi Bachtiar, 1997:35), alat-alat tersebut antara lain adalah:
a. Dakwah melalui saluran lisan.
Maksudnya adalah dakwah secara langsung dimana dai menyampaikan ajakan
dakwahnya kepada mad’u. Contohnya dakwah dengan ceramah atau diskusi
b. Dakwah melaui saluran tertulis.
Maksudnya adalah kegiatan dakwah yang dilakukan melalui tulisan-tulisan,
seperti dakwah dengan membuat buku bacaan, surat kabar dan artikel
c. Dakwah melalui alat-alat audial
Alat-alat audial adalah alat-alat yang dapat dinikmati melalui dengan melalui
indera pendengaran. Semua alat yang dapat dipakai dan dapat dinikmati
dengan pendengaran, diantaranya: radio, casset tape recorder.
d. Dakwah melalui alat-alat audio visual
Audio visual adalah pelatan untuk menyampaikan pesan dakwah yang dapat
dinikmati dengan pendengaran dan penglihatan. Diantara alat-alat audio visual
yaitu: TV, seni drama, film dan lain sebagainya. Jadi kegiatan dakwah melalui
media audio visual yaitu berupa penerpaan materi dakwah yang ditijukan
kepada mad’u tanpa langsung bertatap muka.
38
e. Dakwah melalui keteladanan
Maksudnya adalah dakwah dengan memberi contoh dari pesan yang telah
disampaikan.
Dakwah memasuki abad informasi saat ini dengan melihat mad'u dari desa
kecil sampai desa dunia, memerlukan penanganan yang serius dalam prosesnya.
Unsur-unsur dan hal-hal yang berkaitan dengan dakwah harus dikuasai dengan
srtategi yang tepat, sehingga proses dakwah dapat berjalan efektif.
Penyampaian dakwah ditekankan dengan cara yang lebih baik, cara penuh
kasih sayang (cinta), tidak muncul dari rasa kebencian atau dengan marah dan
menakut-nakuti. Karena, hakekat dakwah adalah bagaimana mengarahkan dan
membimbing manusia dalam menemukan dan menyadari fitrahnya sehingga
sasaran utamannya adalah jiwa nurani sebagai mata hatinya (Asep Muhyiddin, A.
Ahmad Safei, 2002:74)
Di samping itu konsep dan strategi dakwah harus diarahkan pada
pemecahan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di lapangan. Dakwah
dalam pemecahan masalah diharapkan menghasilkan tiga kondisi
1. Tumbuhnya kepercayaan dan kemandirian umat serta masyarakat sehingga
berkembang sikap optimis;
2. Tumbuhnya kepercayaan terhadap kegiatan dakwah guna mencapai tujuan
kehidupan yang lebih ideal.
3. Berkembangnya suatu kondisi sosio-ekonomi-iptek sebagai landasan
peningkatan kualitas hidup, atau peningkatan kualitas sumber daya umat