10 Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR KELELAHAN 1. Metabolisme Pembentukan Energi Metabolisme energi adalah inti dari semua proses untuk mensintesiskan molekul ATP. Adenosin Three Phosphate (ATP) adalah suatu molekul yang memiliki ikatan yang berenergi tinggi yang merupakan bentuk penyimpanan energi dalam sel atau lebih dikenal dengan mata uang energi. Sel akan senantiasa membentuk ATP untuk menyediakan energi untuk kebutuhannya, antara lain untuk berkontraksinya sel-sel otot.Seperti yang di jelaskan oleh McArdle et al. (1994 :36) bahwa: “The energy liberated during ATP breakdown is directly transferred to other energy-requiring molecules. In muscle, for example, this energy activates specific site on the contractile elements causing the muscle fiber to shorten. Because energy from ATP is harnessed to power all forms of biologic work. ATP is considered the cell‟s “energy currency”. The splitting of an ATP molecule takes place whether oxygen is available or not. This reaction is immediate, anaerobic, and energy liberating. The cell‟s capacity for ATP breakdown enables it to generate energy for immediate use: this would not occur. However, if oxygen were required at all times for energy metabolism. For this reason, all types off exercise can be performed immediately without consuming oxygen, such as sprinting for a bus, driving a golf ball, or lifting a heavy barbell. The well known practice of holding one‟s breath during a sprint swim provides a clear example of ATP splitting without reliance on atmospheric oxygen. This same air withholding maneuver, although not advisable, can be done during a 100 yard sprint on the track, lifting a barbell, or a dash up several flights of stairs. In each case, energy metabolism proceeds
24
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR KELELAHAN 1 ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0807757_chapter2(1).pdf · A. KONSEP DASAR KELELAHAN 1. Metabolisme Pembentukan Energi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KELELAHAN
1. Metabolisme Pembentukan Energi
Metabolisme energi adalah inti dari semua proses untuk mensintesiskan
molekul ATP. Adenosin Three Phosphate (ATP) adalah suatu molekul yang
memiliki ikatan yang berenergi tinggi yang merupakan bentuk penyimpanan
energi dalam sel atau lebih dikenal dengan mata uang energi. Sel akan senantiasa
membentuk ATP untuk menyediakan energi untuk kebutuhannya, antara lain
untuk berkontraksinya sel-sel otot.Seperti yang di jelaskan oleh McArdle et al.
(1994 :36) bahwa:
“The energy liberated during ATP breakdown is directly transferred to
other energy-requiring molecules. In muscle, for example, this energy
activates specific site on the contractile elements causing the muscle fiber
to shorten. Because energy from ATP is harnessed to power all forms of
biologic work. ATP is considered the cell‟s “energy currency”. The
splitting of an ATP molecule takes place whether oxygen is available or
not. This reaction is immediate, anaerobic, and energy liberating. The
cell‟s capacity for ATP breakdown enables it to generate energy for
immediate use: this would not occur. However, if oxygen were required
at all times for energy metabolism. For this reason, all types off exercise
can be performed immediately without consuming oxygen, such as
sprinting for a bus, driving a golf ball, or lifting a heavy barbell. The well
known practice of holding one‟s breath during a sprint swim provides a
clear example of ATP splitting without reliance on atmospheric oxygen.
This same air withholding maneuver, although not advisable, can be done
during a 100 yard sprint on the track, lifting a barbell, or a dash up
several flights of stairs. In each case, energy metabolism proceeds
11
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
uninterrupted as the energy for muscular contraction is supplied
predominantly from anaerobic sources.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa energy dibebaskan selama
kerusakan ATP langsung ditransfer ke molekul lain yang membutuhkan energy.
Dalam otot, misalnya, energi ini mengaktifkan situs tertentu pada elemen
kontraktil menyebabkan serat otot untuk memendek. Karena energi dari ATP
dimanfaatkan sebagai sumber semua bentuk kerja biologis. ATP dianggap “mata
uang energy”. Pemisahan molekul ATP ada yang dilakukan dengan
menggunakan oksigen dan tidak. Latihan yang terkenal dengan menahan nafas
yaitu berlari dan renang memberikan contoh bahwa pemecahan ATP bisa tidak
tergantung pada oksigen. Dalam metabolisme energy untuk kontraksi otot suplay
energy biasanya berasal dari proses anaerobic.
Gambar 2.1. ATP sebagai Mata Uang Energy
ATP merupakan bahan dasar energy yang dipakai untuk melakukan
aktivitas fisik melalui proses olahdaya (metabolisme). Menurut Janssen (1987)
yang dikutip oleh Dinangsit (2009) mengemukakan bahwa “zat ini merupakan
suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi adenosine difosfat atau
ADP, sambil menghasilkan energi siap pakai untuk otot”. Proses ATP menjadi
synthesis ATP
“energy currency”
ATP Hydrolisis
Gerak, Dll
12
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
energi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut : ATP ADP +
Energi. Terdapat dua jalur penyediaan energi yang dapat kita gunakan untuk
melakukan aktivitas fisik yaitu jalur anaerobik dan aerobik.
2. Aerobik dan Anerobik
Sumber penghasil energy untuk menghasilkan ATP dengan cepat adalah
dari molekul berenergi tinggi yaitu Creatine Phosphate (CP). Creatine Posphate
terdapat dalam sel dalam jumlah lebih dari cadangan ATP , phosphate yang
terdapat pada Creatine Phosphate dapat di transfer ke ADP dan membentuk ATP.
Proses ini tidak memerlukan oksigen yang bisa disebut juga proses anaerobik.
Metabolisme anaerobik adalah system pembentukan ATP sebagai bahan dasar
energi tanpa bantuan oksigen. Energi yang dihasilkan oleh metabolisme anaerobik
hanya cukup digunakan untuk olahraga dengan intensitas tinggi dan berat dalam
waktu yang singkat. Seperti yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (2010 : 125)
bahwa: “adanya olahdaya anaerobic memungkinkan manusia mengerahkan daya
(energy) dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat (melakukan gerakan-
gerakan explosive) baik yang bersifat maximal maupun yang submaximal”.
ATP pada proses anaerobik disintesis di glikolisis, pada proses glikolisis
inilah muncul asam laktat yang dapat menimbulkan kelelahan. Seperti yang
dijelaskan oleh McArdle et al. (1994 :61):
”The high energy phosphates must continually be resynthesized at rapid
rate for strenuous exercise to continue beyond a brief period. In such
intense exercise , the energy to phosphorylate ADP come mainly from
glucose and stored glycogen during the anaerobic process of glicolisis
with the resulting formation of lactic acic. In a way , this mechanism of
13
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
lactic acid formation “buys time” to allow for the rapid formation of ATP
by substrate-level phosphorilation. This occurs when the oxygen supply
is inadequate or the energy demands outstrip celluler capacity for the
aerobic resynthesis of ATP. The anaerobic energy from glycolysis for
ATP resynthesis can be thougt off as reserve fuel that is brought into use
by the athlete “kicking” the last phase a mile run. It is also of critical
importance during 440-yard run or 100-yard swim or multiple sprint
sports such as ice hockey, field hockey, and soccer that energy be
provided rapidly in excess of the supplied by the stored phosphagen. If
the intensity of “all-out” exercise is decreased (there by extending the
period of exercise), there is a corresponding decrease in the rate of
buildup of lactic acid and its finaly concentration in both the blood and
muscle.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam latihan yang intens,
energy untuk fosforilasi ADP datang terutama dari glukosan dan glikogen yang
tersimpan selama proses anaerobic glikolisis yang menghasilkan asam laktat. Hal
ini terjadi ketika suplay oksigen tidak mencukupi atau kebutuhan energy sudah
melebihi batas kapasitas sel untuk resistesis aerobic ATP. Energy anaerobic dari
glikolisis untuk resistesis ATP dapat dianggap sebagai bahan bakar cadangan. Hal
ini sangat bermanfaat untuk melakukan renang 440 meter, lari 100 meter atau
beberapa olahraga seperti hockey dan sepak bola. Jika intensitas latihan menurun
ada penurunan yang sesuai dalam tingkat penumpukan asam laktat baik dalam
darah ataupun otot.
14
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Gambar 2.2. Proses Glikolisis Menghasilkan Asam laktat
McArdle et al. (1994 :63) menjelaskan bahwa :
”Lactate-Producing Capacity. The ability to generate a high lactic
acid level in all-out exercise is increased with specific "anaerobic
training" and subsequently reduced with detraining. Well-trained
"anaerobic" athletes performing maximal short-term exercise can
generate blood lactate levels that are 20 to 30% higher than in
untrained subjects under similar circumstances. The mechanism for
this response is unknown, but it may be caused by large differences
in motivation levels accompanying the trained state as well as about
a 20% increase in enzymes involved in glycolysis, specifically
phosphofructokinase, observed as a result of anaerobic-type training.
It is also likely that the increased intramuscular glycogen stores that
accompany the trained state allow for a greater contribution of
energy via anaerobic glycolysis. Although increases in enzymes of
the anaerobic pathway take place with sprint-type training, these
changes are not as impressive as the 2 to 3-fold increase in aerobic
enzymes with endurance training”.
Glukosa Darah
Cadangan
Glikogen Glukosa Asam Piruvat ASAM
LAKTAT
glikolisis
ATP
15
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan memhasilkan
kadar asam laktat yang tinggi meningkat dengan spesifik pada latihan anerobik
dan bisa dikurangi dengan detraining. Atlet yang sudah terlatih melakukan
olahraga anarobik dengan maksimal dapat menghasilkan asam laktat di darah 20-
30 % lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih pada kondisi
yang sama.
Contohnya olahraga yang dilakukan dalam waktu singkat dan dapat
menguras stamina merupakan latihan olahraga yang dilakukan oleh para atlet
olahraga untuk meningkatkan masa otot dan non-endurance , seperti angkat beban
dalam meningkatkan masa otot. Manfaat utama dari olahraga anaerobik adalah
kemampuannya untuk membangun otot yang lebih kuat. Ketika melakukan latihan
anaerobik, energi yang tersimpan dalam otot akan digunakan sebagai sumber
energi.
Proses pembentukan energi yang lainnya adalah proses aerobik. Proses
aerobik adalah system pembentukan ATP sebagai bahan dasar energi dengan
bantuan oksigen. Menurut Guyton dan Hall (1996 : 1131) yang dikutip oleh
Dinangsit (2009) mengemukakan bahwa : “ energi aerobik berarti energi yang
dapat dihasilkan dari makanan hanya dengan metabolisme oksidatif”. Olahraga
yang menggunakan metabolisme aerobik dapat dilakukan secara terus-menerus
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
16
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3. Kelelahan
Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga
yang disebabkan karena melakukan kerja atau olahraga tertentu. Penurunan
kualitas kerja atau olahraga ini disebabkan oleh karena intensitas dan durasi kerja
atau olahraga itu telah menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis. Kondisi ini
secara subjektif dirasakan sebagai kelelahan (Giriwijoyo, 2010 : 268).
Kelelahan merupakan suatu proses alami yang terjadi apabila seseorang
sudah melakukan olahraga, penyebab kelelahan bisa disebabkan oleh banyak
faktor diantaranya kekurangan sumber energy untuk melakukan kontraksi otot dan
penumpukan hasil metabolisme berupa asam laktat.
McArdle et al. (1994 : 292) juga menjelaskan bahwa kelelahan otot bisa
dihasilkan dari beberapa factor, ada empat komponen utama yang terlibat dalam
kontraksi otot yaitu:
a. System saraf pusat
b. Saraf tepi
c. Neuromuscular junction
d. Muscle fiber
Kelelahan terjadi jika terjadinya peristiwa yang mengganggu antara
system saraf pusat dan serat otot, alasanya adalah:
a. Sebuah penurunan yang signifikan dalam glikogen otot berhubungan
dengan kelelahan yang berkepanjangan selama latihan submaksimal,
17
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
b. otot lelah dalam jangka waktu latihan yang pendek dikaitkan dengan
kekurangan oksigen, tingkat peningkatan jumlah asam laktat dan
peningkatan secara dramatis konsentrasi H+ dalam otot yang aktif.
Kelelahan merupakan suatu proses alami yang terjadi apabila seseorang
sudah melakukan olahraga, penyebab kelelahan bisa disebabkan oleh banyak
faktor diantaranya kekurangan sumber energy untuk melakukan kontraksi otot dan
penumpukan hasil metabolisme berupa asam laktat.
Asam laktat merupakan suatu produk yang dihasilkan dari piruvat pada
suasana aerob pada proses glikolisis. Jumlah maksimal yang dapat ditoleransi oleh
tubuh adalah sekitar 200mg% dan jika terjadi akumulasi lebih dari jumlah ini,
maka timbul kelelahan yang tidak dapat ditolerir oleh seseorang dan
menyebabkan ia harus menghentikan aktivitasnya.
Proses kelelahan dimulai pada saat kapasitas anaerobik telah habis terpakai
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam melakukan suatu aktivitas fisik.
Giriwiijoyo (2010 : 226) menyatakan bahwa :
“Kapasitas anaerobic merupakan BKM primer oleh karena factor inilah
yang menentukan terhentinya olahraga. Artinya apabila kapasitas
anaerobik telah habis terpakai, maka olahraga tidak mungkin dapat
dilanjutkan lagi dan orang akan berada dalam keadaan „kehabisan tenaga‟
(lelah berat = exhausted)”.
Apabila dalam darah kandungan laktat sudah mencapai diatas 6-8 mM,
maka latihan tidak dilanjutkan lagi karena akan mengganggu koordinasi dan bisa
menyebabkan meningkatnya resiko cedera karena asidosisnintrasel otot akan
menyebabkan timbulnya lubang-lubang kecil pada jaringan otot.
18
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Asam laktat yang dihasilkan dari proses glikolisis anaerob merupakan
yang dihasilkan jika olahraga anaerob dilakukan kurang dari 140 detik. Kelelahan
yang diakibatkan oleh penumpukan jumlah asam laktat dari proses glikolisis ini
dapat mempengaruhi performa atlet, untuk menanggulangi itu atlet membutuhkan
cara-cara untuk mempercepat pemulihan kembali dari rasa lelah.
4. Pemulihan (Recovery)
Proses pemulihan yang baik ialah apabila seseorang yang sudah
melakukan proses pemulihan tersebut tidak merasa lelah lagi akibat aktifitas fisik
yang dilakukan sebelumnya dan bisa melanjutkan aktivitas selanjutnya. Proses
pemulihan difungsikan untuk mengeliminasi asam laktat yang merupakan sampah
metabolisme pada otot. Seperti yang diungkapkan oleh Giriwidjoyo (2010 : 275)
bahwa:
“…asam laktat didalam sel otot bukan merupakan sampah akhir. Namun
bila jumlahnya berlebih dapat menganggu kinerja sel, oleh karena itu
harus segera diangkut ke luar dari otot oleh system sirkulasi untuk didaur
ulang kembali menjadi glikogen di hati dan jaringan otot lain yang tidak
aktif”.
Kemampuan seseorang dalam melakukan pemulihan setelah beraktivitas
berbeda-beda, semakin cepat seseorang dapat melakukan pemulihan semakin
cepat pula terhindar dari kelelahan. Seorang atlet memiliki aktivitas fisik yang
tinggi , ia harus selalu bisa menampilkan penampilan terbaiknya dalam setiap
pertandingan maka dari itu di butuhkan pengetahuan lebih mengenai teknik-teknik
pemulihan yang efektif. Pemulihan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
pasaif atau aktif. Seperti yang dijelaskan oleh McArdle et al. (1994 : 73) bahwa:
19
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
“Procedures for speeding recovery from exercise can generally be cate-
gorized as either active or passive. In active recovery (often called
"cooling-down" or "tapering-off-), submaximal aerobic exercise is
performed immcdiately after the exercise in the belief that this
continued movement in some way prevents muscle cramps, stiffness,
and facilitates the recovery process. In contrast, a person usually lies
down in passive recovery with the hope that complete inactivity may
reduce the resting energy requirements and thus "free" oxygen for the
recovery process. Modifications of active and passive recovery have
included the use of cold showers, massages, specific body positions,
ice application, and ingesting cold fluids”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur untuk mempercepat
pemulihan dari latihan secara umum dapat dikategorikan sebagai pemulihan
aktif dan fasif. Dalam pemulihan aktif lebih dikenal dengan pendinginan
dengan olahraga ringan untuk mencegah kram otot, kekakuan dan
memfasilitasi proses pemulihan. Sebaliknya, seseorang biasanya berbaring
dalam pemulihan pasif. Modifikasi pemulihan aktif dan pasif mencakup
diantaranya mandi air ingin, pijat, posisi tubuh tertentu, aplikasi dengan
menggunakan es, dan meminum cairan dingin.
Oleh karena itu, dalam kasus kelelahan olahraga pemulihan yang
dilakukan bisa secara aktif ataupun secara pasif. Pemulihan aktif bisa dilakukan
melalui olahraga dengan intensitas rendah, sedangkan pemulihan secara pasif bisa
dilakukan dengan bantuan rangsangan dari lingkungan luar. Contoh rangsangan
dari luar seperti melakukan terapi massage manual dan terapi air (hydrotherapy).
20
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
B. MASSAGE
1. Definisi Massage
Massage merupakan suatu cara atau upaya untuk menyembuhkan dalam
berbagai bentuk pegangan terhadap bagian tubuh. Seperti yang dikemukakan oleh
Basiran (2008 : 8) bahwa “massage adalah suatu cara pemeliharaan atau
penyembuhan dengan menggunakan gerakan tangan atau alat pada jaringan tubuh
yang lunak (otot)”. Sedangkan menurut Giriwijoyo (2006 : 272) bahwa “Massage
adalah rekayasa aktivasi mekanisme pompa vena dan pompa limfe (getah bening)
secara artificial untuk mempercepat pemulihan melalui percepatan sirkulasi dalam
kondisi istirahat total (berbaring dengan relax)”.
2. Sejarah Massage
Massage telah dikenal sejak zaman prasejarah oleh berbagai bangsa
didunia sebagai upaya untuk pengobatan fisik. Seperti yang diungkapkan Waluyo
(2004 : 12-14), menguraikan sejarah massage secara umum sebagai berikut :
Data sejarah menunjukan bahwa pijat merupakan upaya tertua
yang diketahui manusia untuk pengobatan fisik. Di Negara-negara barat
dikenal kata massage untuk pengertian pijat. Kemungkinan kata
tersebut bersal dari kata dalam bahasa Arab mash yang artinya
„menekan perlahan‟ (to press softly). Teori lainnya, kata itu bersal dari
bahasa yunani massein yang berarti „meremas‟ (to kneed).
Kemungkinan lain berasal darinahasa Prancis masser yang artinya
„keramas‟ (to shampoo).
Di Cina, data pengobatan yang tertua berasal dari buku „Nei Ching‟
yang ditulis oleh Kaisar Kuning. Di dalamnya ada bab tentang
penggunaan pijat untuk tujuan penyembuhan, yang kini dikenal sebagai
akupresur. Pijat juga dikenal di Mesir, terbukti dari gambar-gambar di
dinding dalam kuburan seorang ahli pengobatan tentang penggunaan
kaki dan tangan untuk memijat. Data mesir tersebut berasal dari sebuah
tempat bernama Saqqara bertahun 2330 sebelum Masehi. Pengobatan
bangsa India, Ayurveda, bertahun 1800 sebelum Masehi, juga
menunjuk penggunaan pijat.
21
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Ada banyak bukti sejarah bahwa pijat telah digunakan oleh para
pengobat bangsa Yunani dan Romawi. Filosof-filosof Socrates, Plato
dan Herodotus diketahui memuji manfaat pijat. Bangsa Yunani dan
Romawi menguasai pengetahuan anatomi dan fisiologi tubuh manusia,
sehingga istilah-istilah Anatomi sebagian besar berasal dari bahasa
Yunani dan Romawi. Pada tahun 5 sebelum Masehi, seorang pengobat
Yunani yang terkenal sebagai “the father of medicine”, Hippocrates,
menulis “memijat mampu menata kembali sendi yang terlalu longgar
dan mampu melemaskan sendi yang terlalu tegang…” (rubbing can
bind a joint that is too loose and loosen a joint that is to rigid…”).
Pengobatan yunani, Asclepiades, menggabung pijat dengan latihan fisik
Galen, pengobat Kaisar Romawi, menggunakan pijat untuk mengobati
para gladiator yang cedera dan persiapan perang para prajurit. Kaisar
Julius Caesar yang menderita neuralgia menjalani pijat setiap hari untuk
sakit kepalanya.
Pada awal abad ke-19, seorang mahaguru bangsa swedia, Per
Henrik Ling (1776-1877) mengembangkan teknik pijat yang kemudian
disebut “Pijat Swedia” (Swedish Massage). Ia mendirikan institute di
Stockholm tempat belajar pijat dan senam pengobatan. Pada tahun1877
“pijat swedia” diperkenalkan di Amerika oleh Dr. Mitchell. Pada tahun
1894 mulai dikenal di inggris dengan didirikan Society of Traned
Masseeuses.
Massage di Indonesia pun sudah dikenal dari zaman dahulu. Kata
massage di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan pijat. Perkembangan massage
di Indonesia cukup pesat terutama di bidang olahraga. Seperti yang dijelaskan
oleh Basiran (2008 : 5) tentang perkembangan massage di Indonesia adalah
sebagai berikut :
Di Indonesia massage telah di kenal sejak zaman dahulu, massage
di Indonesia dikenal dengan nama pijat, urut atau lulut. Di Indonesia
sejak zaman dulu telah dikenal ada tukang pijat, dukun bayi, dukun
urut. Mereka dipercaya dan dikenal sebagai orang ahli dalam hal pijat-
memijat. Massage di Indonesia dipengaruhi atau diperkaya dengan
masuknya serdadu-serdadu belanda saat itu, sehingga tidak sedikit
bangsa kita yang belajar massage pada serdadu Belanda.
Pada zaman merdeka, terdorong oleh penyelenggaraan Asian
Games yang membutuhkan banyak tenaga ahli massage, sehingga kala
itu diselenggarakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta,
Bandung dan Semarang. Dewasa ini massage semakin banyak
dipelajari baik di masyarakat umum maupun di lembaga-lembaga
22
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
pendidikan, bahkan di FPOK massage telah masuk ke dalam kurikulum
sehingga wajib bagi mahasiswa untuk mempelajari massage.
Dengan semakin berkembangnya massage di Indonesia karena telah
terbukti manfaatnya dan mampu memperbaiki kondisi tubuh . Oleh karena itu
hampir di setiap cabang olahraga memiliki masseur (pemijat) untuk membantu
mempersiapkan fisik olahragawan dan untuk melawan kelelahan setelah
mengadakan latihan fisik yang berat. Massage di berikan setelah dan sebelum
olahraga.
3. Jenis-Jenis Gerakan Massage Dan Manfaatnya.
Ada beberapa jenis gerakan massage yang sudah di kenal di masnyarakat
umum seperti yang dijelaskan oleh Basiran (2008 : 21-28) sebagai berikut :
3.1. Effleurage
Effleurage atau bisa disebut juga dengan stroking (elusan) biasanya
digunakan untuk memulai dan mengakhiri satu sesi terapi. Gerakannya
seperti menggosok dengan lembut pada permukaan daerah yang akan di
massage, dengan tujuan untuk mempersiapkan daerah tersebut, menenangkan
pasien dan mendeteksi ada tidaknya area yang tegang. Berdasarkan tekanan
stroking dibagi menjadi tiga macam , yaitu : superficial stroking, medium
stroking dan deep stroking. Berdasarkan bentuk pegangannya stroking juga
dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Palmar (dengan telapak tangan), Digital
(dengan ujung jari tangan), knucle (dengan kepalan).
23
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3.2. Compression
Dengan manipulasi perasaan ini, pengaruh stroking diperhebat, sirkulasi
diperlancar. Macam compression yaitu :
a. Kneading/ petrisage (mengadoni atau memijat).
Kneading atau petrisage dilakukan dengan palmar yaitu dengan
memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras atau menekan
tanpa menggeser.
b. Wringing (memeras)
Pegangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan
yang satu mendorong dan yang lain menarik dan gerakan mengarah ke
jantung.
c. Rolling (menggeser)
Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada
petrisage, yang dilakukan oleh tangan yang terjauh sedang tangan yang
lain memegang dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat.
Gerakan meremas dilakukan oleh tangan yang terjauh dengan
merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan yang lain bergeser ke
arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya.
d. Walken
Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada
pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari yang
lain terpisah.
24
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3.3. Friction / rubbing (menggosok)
Friction yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik
dengan jari maupun telapak tangan. Friction digunakan untuk
menggerakanlemak di bawah kulit, memperbaiki penyerapan, melonggarkan
ikatan sendi yang kaku dan menghilangkan pengerasan atau penebalan.
Variasi pegangan pada friction adalah :
a. Spiral
Yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapaktanganmengikuti garis
melingkar-lingar berbentuk spiral.
b. Circulary
Yaitu menggosok dengan jari atau telapak tangan membuat lingkaran-
lingkaran tertutup sehingga seluruh permukaan kulit tergosok.
c. Rotary
Gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti pada
punggung dan panggul. Dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan atau
dapat menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan.. namun friction
dengan ujung jari lebih efektif karena rabaanya lebih peka dan dapat
menelusuri bagian atau lekuk yang sempit.
3.4. Tapotement / percussion (pukulan).
Manipulasi ini terdiri dari serangkaian tamparan atau pukulan yang lunak
pada tubuh. Tangan-tangan biasanya bekerja secara bergilir dan pergelangan
tangan diusahakan agar tetap fleksibel sehingga gerakan dapat ringan, ngeper
dan merangsang. Tapotemen berguna untuk meningkatkan aliran darah serta
25
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
menstimulasi ujung saraf tepi. Tapotemen yang sangat lama dan kuat dapat
melelahkan pasien, sebaiknya manupilasi ini dilakukan secara berirama dan
kontinyu. Macam-macam variasi pada tapotemen diantaranya adalah :
a. Heching
Mencingcang dengan pinggir luar telapak tangan atau jari-jari yang
terbuka.
b. Beating
Memukul dengan kepalan bagian bawah.
c. Clapping
Memukul dengan telapak jari-jari
d. Cupping
Menepuk dengan telapak tangan yang dicekungkan sehingga
menimbulkan bunyi pok-pok.
e. Typing
Seperti mengetik dengan kelima jari-jari tangan kanan dan kiri
bergantian.
f. Spatting
Menciprat dengan jari-jari.
g. Chucking
Menjepit dan melepas bergantian.
26
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3.5. Shaking
Manipulasi ini yaitu mengguncangkan anggota badan lengan dan tungkai.
Syaratnya keadaan otot harus kendur. Tujuan guncangan untuk memperbaiku
sirkulasi, memperbaiki fungsi saraf dan menurunkan tonus otot.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui macam-macam gerakan massage
dan manfaatnya. Namun pada praktek penggunaanya seorang masseur tidak
menggunakan semua teknik gerakan massage, penggunaan gerakan massage di
sesuaikan dengan kebutuhan, jenis otot dan tujuan yang akan di capai, seorang
masseur biasanya menggabungkan beberapa macam gerakan supaya pasien tidak
merasa bosan.
4. Pelaksanaan Massage
Pada pelaksanaannya massage biasanya dapat lilakukan kapan saja,
belum ada patokan khusus waktu untuk massage. Umumnya seorang masseur lah
yang biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pasien. Majawisasta
(1994 : 23) mengungkapkan “ massage local biasanya berlangsung sekitar 10-15
menit”. Massage local ataupartial merupakan massage yang dilakukan pada
bagian tubuh tertentu saja.
Dalam penggunaannya, massage terbagi menjadi beberapa pelaksanaan.
Basiran (2008 : 29-32) menguraikan beberapa pelaksanaan massage, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Massage pada saat latihan.
27
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
2. Massage sebelum pertandingan
3. Massage dalam pertandingan
4. Massage setelah pertandingan.
C. HYDROTHERAPY
1. Pengertian Hydrotherapy
Sudah sejak zaman dahulu kala air merupakan sumber dari
kehidupan makhluk hidup di dunia ini, demikian pula dengan perawatan yang
menggunakan air sebagai medianya tidak lepas dari kehidupan dan tradisi
masyarakat. Hidroterapi adalah perawatan yang menggunakan air untuk tujuan
kesehatan (Arovah, 2010 : 16). Menurut Sidmar (2005) dalam Junjun (200 : 9)
menyatakan bahwa “penggunaan air baik dalam wujud cair, larutan, dan uap
dalam terapi melawan penyakit, trauma, dan massage (pijatan) dinamakan
Hydromassage. Istilah Hydromassage juga dikenal dengan nama hydrotherapy /
aquamassage”.
2. Jenis-jenis Hydrotherapy
Hydrotherapy memiliki berbagai macam jenis, berikut ini adalah jenis-
jenis Hydrotherapy menurut Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010, yaitu :
a. Rendaman Air
Rendaman air adalah terapi dengan cara berendam di dalam bak atau
kolam berendam yang diisi air secukupnya yang suhunya sudah
disesuaikan.
28
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
b. Under Water Massage
Terapi air dengan cara berendam didalam bak berendam (bathtub) yang
dirancang dengan berbagai jet atau nozzle dengan tekanan dan dan suhu
yang bisa diatur atau dikontrol serta dilengkapi jet shower yang bisa
diarahkan sesuai kebutuhan pelanggan.
c. Whirpool
Terapi air dengan menggunakan berbagai jet atau nozzle yang dirancang
khusus dengan tekanan dan suhu yang bisa diatur sesuai ukuran dan
kebutuhan tertentu.
d. Kolam Terapi (aquamedic)
Kolam terapi yang didesain dengan modifikasi jet shower dengan
tekanan tertentu pada bagian-bagian tubuh tertentu yang sering
mendapatkan keluhan secara fisiologi dan anatomi. Tekanan dan suhu
bisa diatur sesuai dengan kebutuhan terapi serta dipadukan dengan
latihan untuk aktivitas tubuh dari mulai peregangan,latihan inti dan
rileksasi.
e. Pancuran Air (vichy shower)
Terapi dengan pancuran air dengan tekanan dan suhu tertentu yang bisa
diatur sesuai kebutuhan.
f. Terapi air panas dan dingin (contrast bath)
Terapi yang menggunakan dua jenis temperature, hangat dan dingin.
29
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3. Efek Fisiologis Hydrotherapy
Hydrotherapy memberikan efek fisiologis terhadap beberapa bagian
organ tubuh manusia, seperti yang dijelaskan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional tahun 2010 yaitu:
a. Jantung
Ketika berendam dalam air, tekanan hidrostatik air terhadap tubuh
mendorong aliran darah dari lengan dan kaki menuju ke rongga dada dan
dalam beberapa menit saja darah berakumulasi di pembuluh darah besar
jantung. Efek ini berlangsung lebih cepat dalam air dingin berhubung
sirkulasi darah kulit berkurang. Sebaliknya air panas mendorong pembesaran
pembuluh darah kulit dan meningkatkan denyut jantung.
b. Jaringan lemak
Air hangat mengendurkan otot sekaligus memiliki efek analgesic. Tubuh
yang penat akan menjadi segar kembali dan hilang rasa penatnya jika
berendam dalam air hangat.nair hangat juga meningkatkan sirkulasi darah
tubuh.
c. Ginjal
Tekanan hidrostatik air dipermukaan tubuh mendorong aliran darah dari
bagian tubuh sebelah bawah ke rongga dada dan jantung. Beberapa peneliti
menyatakan terjadi pergeseran ruangan antar jaringan, sehingga
meningkatkan volume plasma. Hal ini akan merangsang ginjal memproduksi
air seni dan terjadi lebih banyak pembuangan zat sampah dan racun keluar
tubuh.
30
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
d. Pernafasan
Tekanan hidrostatik air di dinding rongga dada dan masuknya darah dalam
rongga dada mempengaruhi mekanisme pernafasan dan bekerjanya paru-paru.
Terjadi pengurangan volume udara yang dapat dihembuskan keluar setelah
penghirupan udara dalam-dalam, yang menimbulkan peningkatan kapasitas
penghirupan udara sebagai kompensasinya.
e. Endokrin
Berendam dalam air menimbulkan pelepasan dan peningkatan temporer
hormon pertumbuhan tubuh. Tingkat sirkulasi hormon kortisol meningkat,
baik di dalam air panas maupun didalam air dingin, dan hal ini menimbulkan
rasa “euphoria” atau “kegembiraan” bagi yang bersangkutan. Kelenjar tiroid
mengeluarkan lebih banyak hormon tiroksin yang meningkatkan kecepatan
metabolism tubuh.
f. Kekebalan
Berendam dalam air panas atau air suhu tubuh merangsang system kekebalan
tubuh. Pengaruhnya makin besar tatkala berendam dengan air dingin. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya peningkatan T-sel atau sel darah putih dalam
dalam getah bening, sehingga meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu air
dingin memiliki efek anti peradangan pada kulit.
g. Persyarafan
Berendam dengan air sangat baik untuk menghilangkan stress. Suhu air lebih
rendah dari suhu badan kolam rendam semula bersifat merangsang. Tetapi
jika berendam lebih lama dari 2menit justru menimbulkan relaksasi. Oleh
31
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
karena itu penggunaan kolam air sangat baik untuk menanggulangi gangguan
depresi.
4. Sifat Umum Hydrotherapy
Pada dasarnya Hydrotherapy mendasarkan diri kepada sifat umum
air,seperti yang dijelaskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 :
a. Daya Apung (buoyancy)
Memudahkan gerakan otot karena daya apung (hydrostatic dan hydrodynamic
effect)
b. Daya Mekanik (mechanical effect)
Pancuran, semburan, gerakan air menimbulkan efek mekanik yang akhirnya
merangsang pelebaran pembuluh darah, hal ini akan mengakibatkan
melancarkan peredaran darah, pengiriman oksigen, mineral dan sari makanan
yang dibutuhkan tubuh akan lancer sehingga mengakibatkan efek relaksasi.
c. Daya Menghangatkan (thermal effect)
Berperan dalam proses pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang
menyebabkan efek relaksasi dan efek analgesic (mengurangi rasa sakit).
d. Daya Kimia (chemical effect)
Mineral kimia yang dikandung air akan mempengaruhi perbaikan dari
metabolism tubuh saat berendam atau latihan di dalam air. Efek ini
tergantung kandungan mineral yang dikandung oleh airnya.
32
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
5. Pedoman Suhu Air Untuk Hydrotherapy
Suhu air yang harus di perhatikan saat melaksanakan hydrotherapy
Tabel 2.1. pedoman suhu air untuk hydrotherapy
NO SUHU KETERANGAN
1 Diatas 43,3ºC
Terlalu panas tidak aman untuk penggunaan di rumah
atau perawatan spa, kecuali untuk rendam sebagian
tubuh : lengan, kaki, balutan, kompres local, tidak
direkomendasikan
2 40 – 43,5ºC
Sangat panas, hanya untuk waktu yang pendek 5-15
menit, perhatikan adanya hyperthermia. Tidak
direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi
gangguan kardiovascular.
3
37,7 –
<40,5º C
Panas, umumnya dapat ditoleransi untuk kebanyakan
terapi rendam : lama rendam 10-20 menit.
4 36,6 – 37,7º C
Hangat, sedikit diatas suhu tubuh ideal untuk absorbs
rendam herbal : lama rendam 15-30 menit.
5 32,2 – 36,6º C
Netral, rendam nyaman yang menghasilkan refleks
pemanasan , adalah rentang normal suhu permukaan
kulit, lama rendam 5-10 menit.
6 26,6 – 32,2º C
Rendam sedikit dingin (cool), pendingin yang dapat
ditoleransi : dipergunakan untuk rendam jangka
pendek kurang dari 5menit, hal ini untuk pemberian
reflex pemanasan.
7 18,3 – 26,6º C
Rendam dingin, rendam atau celupan sangat singkat,
untuk mendapatkan reflek pemanasan lebih yang
dramatic, tidak direkomendasikan lebih dari 30detik :
perhatikan hypothermia.
8 < 18,3º C
Sangat dingin, tidak direkomendasikan untuk
penggunaan rumah, kecuali rendam sebagian atau
aplikasi local, kompres dingin dengan es.
33
Destiana Ayu Ningrum, 2012 Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage Dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode hydrotheraphy massage berpengaruh secara signifikan dalam
menurunkan kadar asam laktat akibat kelelahan pasca olahraga anaerobic
lactacid.
2. Metode massage manual berpengaruh secara signifikan dalam
menurunkan kadar asam laktat akibat kelelahan pasca olahraga anaerobic
lactacid.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode hydrotheraphy massage