Top Banner
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah (Desmita, 2009 : 96). Menurut Slamet ( 2005 : 53 ) Kognitif adalah menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan ( Soemiarti, 2008 : 27 ). Sedangkan menurut Depdiknas ( 2007 : 3 ) kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. Apabila disimpulkan maka kognitif dapat dipandang sebagai kemampuan yang mencakup segala bentuk pengenalan, kesadaran, pengertian yang bersifat mental pada diri individu yang digunakan dalam interaksinya antara kemampuan potensial dengan lingkungan Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013
21

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini …repository.ump.ac.id/6831/3/BAB II_UKI NURHAYATI_PAUD'13.pdf · 2018. 1. 8. · A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Oct 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

    1. Pengertian Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

    Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai

    kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan

    melakukan penalaran dan pemecahan masalah (Desmita, 2009 : 96).

    Menurut Slamet ( 2005 : 53 ) Kognitif adalah menggambarkan

    bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat

    berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan

    mengamati, jadi merupakan tingkah laku-tingkah laku yang

    mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang

    dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan ( Soemiarti, 2008 : 27 ).

    Sedangkan menurut Depdiknas ( 2007 : 3 ) kemampuan kognitif

    adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk

    menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat

    juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau

    untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

    Apabila disimpulkan maka kognitif dapat dipandang sebagai

    kemampuan yang mencakup segala bentuk pengenalan, kesadaran,

    pengertian yang bersifat mental pada diri individu yang digunakan

    dalam interaksinya antara kemampuan potensial dengan lingkungan

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 7

    seperti dalam aktivitas mengamati, menafsirkan memperkirakan,

    mengingat, menilai dan lain-lain.

    Dalam Suyadi (2010 : 79 – 80) Proses kognitif penting dalam

    membentuk pengertian karena berhubungan dengan proses mental

    dari fungsi intelektual. Hubungan kognisi dengan proses mental

    disebut sebagai aspek kognitif.

    2. Kemampuan Anak Dalam Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri

    Dalam kemampuan kognitif terdapat berbagai macam

    pengembangan salah satunya adalah pengembangan kemampuan

    geometri. Menurut Dedi (2012) Geometri berasal dari Bahasa Yunani

    yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya mengukur.

    Geometri adalah cabang matematika yang pertama kali diperkenalkan

    oleh Theales ( 624-547 SM ) yang berkenaan dengan relasi ruang.

    Alders dalam Dedi (2012) menyatakan bahwa ”Geometri

    adalah salah satu cabang Matematika yang mempelajari tentang titik,

    garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-

    ukurannya, dan hubungannya antara yang satu dengan yang lain.”

    Berdasarkan pengertian geometri di atas dapat disimpulkan

    bahwa Geometri adalah salah satu cabang Matematika yang

    mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya,

    ukuran-ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan yang lain.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 8

    Menurut Depdiknas (2007:28) Kemampuan geometri

    berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran.

    Kemampuan yang dikembangkan, antara lain: Memilih benda

    menurut warna, bentuk dan ukurannya. Mencocokkan benda menurut

    warna, bentuk dan ukurannya. Membandingkan benda menurut

    ukurannya besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah. Mengukur

    benda secara sederhana. Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran,

    seperti besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek, dan sebagainya.

    Menciptakan bentuk dari kepingan geometri. Menyebut benda-benda

    yang ada di kelas sesuai dengan bentuk geometri. Mencontoh bentuk-

    bentuk geometri. Menyebut, menunjukkan, dan mengelompokkan

    lingkaran, segitiga, dan segiempat. Menyusun menara dari delapan

    kubus. Mengenal ukuran panjang, berat, dan isi. Meniru pola dengan

    empat kubus.

    3. Periode Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

    Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4

    periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring

    pertambahan usia ( Slamet, 2005: 54-65 ) :

    1) Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

    Pada tahap ini anak lebih banyak menggunakan gerak refleks

    dan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkunganya kelak,

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 9

    hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan ini amat

    berguna untuk berfikir lebih lanjut

    2) Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

    Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang

    lebih jelas. Anak mualai mengenali beberapa simbol dan tanda

    termasuk bahasa dan gambar.Anak menunjukan kemampuannya

    melakukan permainan symbolis ( symbolic play atau preterd

    play ).

    3) Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

    Pada tahapan ini anak sudah dapat memecahkan persoalan-

    persoalan sederhana yang bersifat konkrit. Anak dapat berfikir

    reversibel, yang dimaksud berfikir secara reversibel (

    berkebalikan ) ialah anak dapat memahami suatu pernyataan.

    4) Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

    Pada tahapan ini pikiran anak tidak lagi terbatas pada benda-

    benda dan kejadian yang terjadi di depan matanya. Pikiran anak

    telah terbebas dari kejadian langsung.

    Anak usia dini termasuk dalam tahapan Pra Operasional yang

    usianya antara 2-7 tahun. Piaget ( dalam Suyadi, 2010 : 86-87 )

    merinci karakter perkembangan kognitif pada tahap pra-operasional

    yaitu pertama kombinasi mental dalam pencapaian perkembangan

    pra-oprasionalnya anak dapat berpikir sebelum bertindak, walaupun

    pikirannya masih sebatas mental image. Disamping itu anak mampu

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 10

    meniru tindakan orang lain. Karakteristik yang kedua yaitu Persepsai

    pikiran maksudnya anak-anak bisa membandingkan dua objek, tetapi

    belum bisa membedakan. Kemudian Berpikir uni dimensi yaitu anak

    mampu memahami konsep secara umum, tetapi belum mampu

    memadukan dan membedakan. Karakteristik selanjutnya

    Irreversibilitas dalam karakteristik ini anak bisa membongkar

    susunan, tetapi belum mampu menyusunnya kembali. Setelah itu

    Penalaran dalam hal ini tahap pemikiran anak masih sebatas mitos.

    Karakteristik yang terakhir egosentrisme maksudnya anak

    memandang semua benda sebagaimana ia melihat dirinya.

    Menurut Monks ( 2006 : 221-222 ) berfikir pra-operasional

    masih sangat egosentris ( anak belum mampu secara persepsual,

    emosional-motivational, dan konsepsual untuk mengambil perspektif

    orang lain ). Pada tahap ini cara berfikirnya sangat memusat, bila

    anak dikonfrontasi dengan situasi yang multidimensional, maka ia

    akan memusatkan perhatianya hanya pada satu dimensi saja. Cara

    berfikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik ( ir-reversable ).

    Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan

    memikirkan tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya.

    Menurut Desmita ( 2011 : 105 ) pada masa pra-operasional anak

    hanya melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda, yaitu

    pada mulanya keadaanya sama dan pada akhirnya keadaanya menjadi

    tidak sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi diantaranya.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 11

    B. Media dan Permainan Kipas Geometri Sebagai Pembelajaran di Tk

    1. Media Pembelajaran di Tk

    Menurut Azhar (2007 : 3) Media berasal dari bahasa latin

    Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

    Media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

    membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

    pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Menurut Arsyad (2007 : 21)

    media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat

    dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental

    maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran

    dapat terjadi.

    Menurut Briggs (dalam Anitah, 2008 : 1) Media pembelajaran

    pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau

    menyempurnakan isi pembelajaran. Media pembelajaran dapat

    mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada

    giliranya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

    dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat

    mempertinggi proses belajar siswa.

    Menurut Sudjana (2002 :2) alasan pertama berkenaan dengan

    manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain yaitu

    Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar, dengan menggunakan bahan

    pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 12

    oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

    pengajaran lebih baik. Menggunakan media pembelajaran dapat

    memvariasi dalam metode pembelajaran, tidak semata-mata

    komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru, sehingga

    siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru

    mengajar untuk setiap jam pelajaran. Alasan pemanfaatan media yang

    lain yaitu siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

    hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

    mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

    Menurut Ahmad (2002:6) peranan media dalam proses

    pembelajaran dapat ditempatkan sebagai alat untuk memperjelas

    bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pembelajaran, dalam

    hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal

    mengenai bahan pembelajaran. Selain itu sebagai alat untuk

    mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan

    dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Peranan media

    yang terakhir yaitu sebagai sumber belajar bagi siswa, artinya media

    tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik

    individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak

    membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

    Media belajar anak usia dini pada umumnya merupakan alat-

    alat permainan. Pada prinsipnya media belajar berguna untuk

    memudahkan siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 13

    atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Media belajar tidak

    harus mahal, bahkan dapat diperoleh dari benda-benda yang tidak

    dipakai. Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media

    kipas geometri yang terbuat dari kertas asturo dan stik es krim.

    2. Permainan Kipas Geometri

    a. Pengertian Permainan

    Elizabeth Hurlock ( dalam Suyadi , 2010 : 283 )

    mendefinisikan bermain atau permainan sebagai aktivitas-aktivitas

    untuk memperoleh kesenangan.

    Menurut Ahmadi dan Munawar ( 2005 : 105-106 ) bahwa

    permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan

    dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan

    bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan

    kegiatan tersebut.

    Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan paling

    digemari oleh anak-anak pada masa prasekolah dan sebagian waktu

    anak digunakan untuk bermain sehingga para ahli berpendapat bahwa

    usia prasekolah adalah usia bermain ( Martuti, 2008: 37 ).

    Anggani ( 2000 : 1 ) berpendapat bahwa bermain adalah suatu

    kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang

    menghasilkan perngertian atau memberikan informasi, memberi

    kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 14

    Jadi, permainan adalah cara bermain dengan mengikuti aturan-

    aturan tertentu yang dapat dilakukan secara individu maupun

    berkelompok yang dilakukan atas kehendak diri sendiri yang

    bertujuan memperoleh kesenangan. Dalam Suyadi (2010 : 290 )

    Permainan edukatif berbasis media adalah aktivitas bermain anak

    yang menggunakan benda, bahan, ataupun instruksi, dan teknik yang

    dapat merangsang anak untuk belajar.

    Berdasarkan pengertian Permainan di atas sudah jelas bahwa

    permainan sangat dibutuhkan untuk menunjang suatu proses belajar

    mengajar agar anak tidak bosan. Permainan cukup penting bagi

    perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi anak-

    anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan

    permainannya. Secara fungsional kegiatan bermain dan bekerja

    mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih

    diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, di samping adanya

    keterikatan yang lebih ketat daripada sebuah permainan.

    Untuk itu peneliti menciptakan sebuah permainan yang di beri

    nama permainan kipas geometri. Permainan kipas geometri adalah

    salah satu bagian dari alat permainan yang dapat mengembangkan

    berbagai aspek perkembangan anak usia dini tetapi lebih menekankan

    untuk mengembangkan kemampuan kognitif. Melalui permainan ini di

    harapkan anak mampu mengenal bentuk-bentuk geometri dengan

    mudah dan menyenangkan.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 15

    b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan Kipas Geometri

    Adapun kelebihan dari metode permainan menurut Sadiman

    dalam Listya ( 2011 ) yaitu sebagai berikut :

    1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukanan

    sesuatu yang menghibur,

    2) Permainan memungkinkan adanya partisipaktif dari siswa untuk

    belajar,

    3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung,

    4) Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun

    peran-peran ke dalam situasi dan penerapan yang sebenarnya di

    masyarakat,

    5) Permainan bersifat luwes, Permainan dapat dengan mudah dibuat

    dan diperbanyak.

    Menurut Ali ( 2012 ) kelebihan metode bermain yaitu

    Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam

    bermain membutuhkan gerakan-gerakan. Merangsang perkembangan

    berfikir anak, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan

    masalah bagaiman melakukan permainan itu dengan baik dan benar.

    Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri

    tidak menggantungkan diri pada orang lain. Melatih kedisiplinan anak,

    karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus ditaati dan

    dilaksanakan.Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 16

    usia dini belajar adalah bermain yang didalamnya mengandung

    pelajaran.

    Sedangkan kelebihan permainan kipas geometri yang peneliti

    buat yaitu dengan permainan kipas geometri pembelajaran lebih

    menyenangkan, anak lebih mudah menerima pembelajaran dengan

    bermain kipas geometri, meningkatkan antusias anak dalam

    pembelajaran, dan dengan bermain kipas geometri anak terlibat

    langsung di dalamnya sehingga anak menerima pengalaman langsung

    dalam pembelajaran.

    Kelemahan metode permainan menurut Sadiman dalam Puji (

    2011 ) antara lain : Dalam mensimulasikan situasi sosial permainan

    cenderung terlalu menyederhanakan konteks sosialnya sehingga tidak

    mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah, Kebanyakan

    permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja, padahal

    keterlibatan seluruh siswa atau warga belajar amatlah penting agar

    proses belajar bisa lebih efektif dan efisien.

    Ali ( 2012 ) berpendapat bahwa kelemahan permainan

    membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain

    membutuhkan alat atau media yang harus dipersiapkan terlebih

    dahulu, membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan

    tipe permainan yang dilakukan, sering terjadi saling berebut alat atau

    media bermain antara anak yang satu dengan yang lainnya apabila alat

    atau medianya tidak mencukupi.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 17

    Kelemahan permainan dalam penelitian ini adalah

    membutuhkan media kipas geometri yang banyak sehingga

    membutuhkan biaya yang lebih. Media yang digunakan tidak tahan

    lama. Membutuhkan tempat yang luas.

    c. Tujuan Permainan Kipas Geometri

    Tujuan permainan Mengembangkan kemampuan menyamakan

    dan membedakan, mengembangkan kemampuan berbahasa,

    mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,

    mengurangi, merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara

    bermain pura-pura (Sandiwara), membedakan benda dengan perabaan,

    menumbuhkan sportivitas, mengembangkan kepercayaan diri,

    mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang

    dirumahnya ( Erlin, 2012 : 7).

    Tujuan permainan kipas geometri adalah untuk mempermudah

    anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri dengan cara yang asyik

    dan menyenangkan melalui permainan. Dengan adanya permainan ini

    diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal

    bentuk-bentuk geomtri seperti : dapat menyebutkan benda-benda

    berbentuk geometri, dapat membedakan berbagai bentuk geometri,

    dan dapat mencirikan bentuk-bentuk geometri.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 18

    d. Alat-alat Permainan Kipas Geometri

    Alat – alat yang dipergunakan dalam permainan kipas geometri

    ini terdiri dari :

    1) Alat dalam membuat media kipas geometri terdiri dari kertas

    asturo, lem, gunting, stik es krim/ stik dari kayu sebagai pegangan

    kipas.

    2) Alat yang digunakan dalam permainan kipas geometri yaitu

    keranjang atau kardus bekas, gambar bentuk-bentuk geometri dan

    jam atau stopwatch sebagai pembatas waktu.

    e. Langkah-langkah Permainan Kipas Geometri

    Langkah-langkah dalam bermain menurut Priyono ( 2012 )

    1) Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan terdiri dari Merumuskan tujuan yang

    hendak dicapai, Guru menjelaskan manfaat dari permainan yang

    akan dilakukan, Menentukan macam kegiatan bermain,

    Menentukan ruang dan tempat bermain, Mempersiapkan bahan,

    alat atau media yang digunakan dalam bermain. Dalam penelitian

    ini tahap persiapan permainan kipas geometri yaitu sebelum

    permaianan dimulai guru menyiapkan bahan/alat yang akan

    digunakan.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 19

    2) Tahap pelaksanaan

    Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus

    dilakukan, yaitu :

    a. Tahap Pembukaan. Pada tahap ini guru memberikan arahan

    kepada murid apa yang harus dilakukan dan bagaimana

    melakukannya. Dalam penelitian ini guru mencontohkan cara

    permainannya yaitu pertama mengambil kipas geometri yang

    berada di kardus/keranjang. Kedua meletakan kipas geometri

    itu sesuai dengan gambar geometri yang sudah disediakan.

    b. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini para murid

    memainkan permainan yang sudah ditentukan dengan

    mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.

    c. Tahap Penutupan. Pada tahap ini guru memberikan

    reward kepada murid-murid yang telah melakukan

    permainan dengan baik dan benar. Selain memberi

    reward guru memberikan arahan kepada anak yang

    belum baik dan benar dalam bermain dan menyuruh

    mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan baik dan

    benar .

    .

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 20

    C. Kriteria Keberhasilan

    1. Pedoman Penilaian

    Penilaian pada pendidikan anak TK lebih banyak untuk

    mendeskripsi ketercapaian perkembangan anak ( Anita yus, 2011 :

    40 ). Pedoman penilaian dalam penelitian ini menggunakan buku

    pedoman penilaian dari Kemendiknas ( 2010 : 1-2 ) pencatatan hasil

    penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :

    a. Anak yang belum berkembang ( BB ) penilaian dituliskan nama

    anak dan diberi tanda satu bintang ( )

    b. Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan

    indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang ( )

    c. Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan ( BSH )

    pada indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang

    ()

    d. Anak yang berkembang sangat baik ( BSB ) melebihi indikator

    seperti yaang diharapkan dalam RKH mendapatkn tanda empat

    bintang ( )

    Menurut Depdiknas ( dalam Sudaryadi , 2006 : 1-7 )

    pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :

    1. Anak yang belum mencapai indikator seperti diharapkan dalam

    SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka

    pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda

    bulatan kosong ( )

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 21

    2. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH

    atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat /

    cepat / lengkap / benar, maka pada kolom penilaian dituliskan

    nama anak dan tanda bulatan penuh ( )

    3. Jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai indikator yang

    tertuang dalam SKH, maka dalam kolom penilaian dituliskan

    nama semua anak dengan tanda cheklist ( √ )

    Hal-hal yang dapat dicatat oleh guru sebagai bahan

    penilaian adalah sebagai berikut :

    a. Nama anak yang belum dapat menyelesaikan tugas dan anak yang

    dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dari yang lain untuk

    kegiatan yang diprogramkan.

    b. Kebiasaan perilaku anak yang belum sesuai dengan yang

    diharapkan.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman

    penilaian di TK menurut pedoman penilaian di TK yang dikeluarkan

    oleh Depdiknas tahun 2010 seperti yang tercantum di atas.

    2. Keberhasilan Pembelajaran

    Dalam menilai keberhasilan pembelajaran di kelas peneliti

    menggunakan indikator. Menurut Edu ( 2012 ) Indikator merupakan

    penanda pencapaian tingkat pencapaian perkembangan yang ditandai

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 22

    oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan.

    Permainan kipas geometri di Taman Kanak-kanak bertujuan

    untuk mempermudah anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri

    dengan cara yang asyik dan menyenangkan melalui permainan.

    Permainan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif

    anak khususnya dalam mengenal bentuk-bentuk geometri.

    Menurut Depdiknas (2007 : 11) indikator keberhasilan dalam

    mengenal bentuk geometri terdiri dari :

    a. Mengelompokan bentuk-bentuk geometri ( lingkaran, segitiga,

    segi empat dll )

    b. Menyebutkan dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri

    c. Menyebutkan dan menunjukan benda-benda yang berbentuk

    geometri

    Menurut Anita (2011 : 38) indikator mengenal bentuk-bentuk

    geometri terdiri dari : Menyebutkan benda yang berbentuk geometri,

    dan Mengelompokan lingkaran, segitiga, dan segi empat.

    Menurut Depdiknas (2007 : 45) indikator keberhasilan dalam

    mengenal bentuk geometri terdiri dari :

    a. Mengelompokan bentuk-bentuk geometri ( lingkaran, segitiga,

    segi empat dll )

    b. Membedakan benda-benda yang berbentuk geometri

    c. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 23

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator-indikator

    yang diadaptasi dan dikembangkan dari indikator di atas yaitu sebagai

    berikut :

    Tabel 2.1. Indikator kemampuan kognitif dalam mengenal

    bentuk-bentuk geometri

    No Indikator

    1 Anak dapat menyebutkan bentuk-bentuk geometri

    2 Anak dapat mengelompokan bentuk-bentuk geometri ( lingkaran,

    segitiga, segi empat sama sisi, persegi panjang )

    3 Anak mampu Mengidenfikasikan ciri-ciri segitiga

    4 Anak mampu Mengidenfikasikan ciri-ciri persegi panjang

    5 Anak mampu Mengidenfikasikan ciri-ciri persegi ( segi empat sama

    sisi )

    6 Anak mampu Mengidenfikasikan ciri-ciri lingkaran

    Dari indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa : Anak dapat

    menyebutkan bentuk-bentuk geometri misalnya ketika guru menunjukan

    bentuk geometri ( segitiga ) anak mampu menjawabnya dengan benar.

    Anak mampu mengelompokan bentuk-bentuk geometri misalnya

    anak mengambil kipas lingkaran dan anak mampu mengelompokan kipas

    lingkaran dengan kipas lingkaran.

    Anak mampu mengidentifikasikan ciri-ciri segitiga maksudnya

    anak mampu mengidentifikasikan kalau segitiga itu terdiri dari tiga sisi

    yaitu dua sisi miring dan satu sisi datar.

    Anak mampu mengidentifikasikan ciri-ciri persegi panjang

    maksudnya anak mampu mengidentifikasikan kalau persegi panjang terdiri

    dari dua sisi pendek dan dua sisi panjang.

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 24

    Anak mampu mengidentifikasikan ciri-ciri segi empat sama sisi

    maksudnya anak mampu mengidentifikasikan kalau segi empat sama sisi

    terdiri dari empat sisi pendek yang sama.

    Anak mampu mengidentifikasikan ciri-ciri lingkaran maksudnya

    anak mampu mengidentifikasikan kalau lingkaran itu adalah garis

    lengkung yang utuh seperti huruf o.

    D. Kerangka Berfikir

    Identifikasi penyebab terjadinya masalah diperoleh melalui hasil

    analisis dari kegiatan observasi terhadap metode pengajaran guru dan

    bagaimana anak mangikuti proses pengajaran maupun dokumentasi hasil

    karya. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi tersebut ditemukan

    bahwa pembelajran pengenalan bentuk-bentuk geometri kurang diminati

    dan dikuasai anak kelompok B TK YWKA Kroya. Selain itu, masalah

    tersebut muncul karena guru belum memaksimalkan metode

    pembelajaran dengan permainan dalam mengenalkan bentuk-bentuk

    geometri.

    Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti melakukan

    penelitian yang dimulai dengan siklus I dalam proses pembelajaran yaitu

    menggunakan metode permainan kipas geometri. Anak terlihat mau

    mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Pembelajaran yang

    diawali pada siklus I banyak peningkatan yang terlihat pada anak didik

    yang mulai menunjukan keaktifan untuk mengikuti pembelajaran yang

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 25

    dilakukan oleh peneliti. Pada siklus pertama ini kemampuan kognitif

    anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri menunjukan peningkatan

    meskipun belum optimal.

    Setelah siklus pertama dilakukan dengan 3x pertemuan, karena

    hasilnya belum maksimal peneliti mengulangi kembali penelitian tersebut

    menggunakan siklus 2 yang dilakukan dengan 3x pertemuan. Guru

    menggunakan media yang sama. Pada pemakaian media tersebut anak

    terlihat banyak peningkatan sehingga ketuntasan dan hasil belajar

    meningkat. Dari pembelajaran tersebut kemampuan kognitif dalam

    mengenal bentuk-bentuk geometri menunjukan peningkatan yang

    optimal sehingga penelitaian dinyatakan berhasil. Untuk mempermudah

    pemahaman kegiatan ini, maka dibuat kerangka berfikir sebagai berikut :

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013

  • 26

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

    E. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas

    ini yaitu : “ Penerapan Permainan Kipas Geometri Dapat Meningkatkan

    Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk-bentuk Geometri Pada

    Anak Kelompok B TK YWKA Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap

    Tahun Ajaran 2012-2013 “.

    1. Anak didik tidak aktif 2. Kemampuan mengenal

    bentuk-bentuk geometri

    rendah

    Guru dalam proses

    pembelajaran belum

    menggunakan metode

    permainan kipas geometri

    1. Anak didik mulai menunjukan keaktifan dalam

    belajar

    2. Kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-

    bentuk geometri

    menunjukan peningkatan

    Siklus I

    Dalam proses

    pembelajaran digunakan

    metode permainan kipas

    geometri

    Tindakan

    1. Anak didik aktif dalam kegiatan belajarnya

    2. Kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk

    geometri menunjukan

    peningkatan yang optimal

    Siklus II

    Dalam proses

    pembelajaran digunakan

    metode permainan kipas

    geometri

    Kondisi

    akhir

    Diduga penerapan metode permainan kipas geometri

    dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan

    kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk-bentuk

    geometri

    Kondisi

    awal

    Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Uki Nurhayati, FKIP UMP, 2013