6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fungsional Otak Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari tiga bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), dan brainstem (batang otak) (Price, 2006). Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri (kanan dan kiri), corpus callosum dan cortex serebri. Masing-masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan lobus oksipitalis (Damasio, 2005). Serebrum berfungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan intelegensi, memori, kesadaran, dan pertimbangan. Corpus callosum merupakan sekumpulan serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisfer. Corpus callosum berfungsi sebagai sirkuit yang dapat mengakses secara cepat detail linier pada hemisfer kiri dan gambaran keseluruhan pada hemisfer kanan. Jika terdapat komunikasi yang baik di antara kedua hemisfer tersebut maka didapatkan gambaran yang terintegrasi. Makin sering kedua hemisfer tersebut dipakai akan makin teraktivasi sehingga semakin banyak koneksi yang terjadi melalui corpus callosum yang menyebabkan semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat digunakan (Hannaford, 1997). Tiap – tiap lobus yang terdapat di hemisfer otak memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lobus frontalis berfungsi dalam mengatur motorik, perilaku, 6
38
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA · 8 Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014) 2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Memori Bagian otak yang berhubungan dengan memori adalah lobus temporalis, hipokampus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fungsional Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terdiri dari tiga bagian besar yaitu serebrum (otak besar),
serebelum (otak kecil), dan brainstem (batang otak) (Price, 2006).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri (kanan dan kiri), corpus
callosum dan cortex serebri. Masing-masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis,
parietalis, temporalis, dan lobus oksipitalis (Damasio, 2005). Serebrum berfungsi
dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan intelegensi,
memori, kesadaran, dan pertimbangan. Corpus callosum merupakan sekumpulan
serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisfer. Corpus callosum berfungsi
sebagai sirkuit yang dapat mengakses secara cepat detail linier pada hemisfer kiri
dan gambaran keseluruhan pada hemisfer kanan. Jika terdapat komunikasi yang
baik di antara kedua hemisfer tersebut maka didapatkan gambaran yang
terintegrasi. Makin sering kedua hemisfer tersebut dipakai akan makin teraktivasi
sehingga semakin banyak koneksi yang terjadi melalui corpus callosum yang
menyebabkan semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat digunakan
(Hannaford, 1997).
Tiap – tiap lobus yang terdapat di hemisfer otak memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Lobus frontalis berfungsi dalam mengatur motorik, perilaku,
6
7
kepribadian, bahasa, memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisis dan
sintesis. Sebagian cortex medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian dari
sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur limbik dan
adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan. Lobus parietalis berfungsi dalam
membaca, persepsi, memori, dan visuospasial. Cortex menerima stimulasi
sensoris (input visual, auditori, taktil) dari area asosiasi sekunder. Lobus parietalis
sering juga disebut cortex heteromodal karena menerima input dari berbagai
modalitas sensoris dan mampu membentuk asosiasi sensori. Lobus temporalis
berfungsi dalam mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi
benda-benda, dan seleksi rangsangan auditorik dan visual. Lobus oksipitalis
berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori, dan bahasa
(Markam, 2003).
Serebelum terletak di dalam fosa cranii posterior dan ditutupi oleh
duramater. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi
dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus otot dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Price, 2006).
Brainstem terletak di dalam tengkorak dan memanjang sampai ke sumsum
tulang belakang. Brainstem mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,
homeostasis, tendon guard refleks, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight atau flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Brainstem terdiri
dari tiga bagian, yaitu : mesencephalon (midbrain), medulla oblongata, dan pons
(Anonim, 2014).
8
Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014)
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Memori
Bagian otak yang berhubungan dengan memori adalah lobus temporalis,
hipokampus dan amigdala yang termasuk dalam sistim limbik. Amigdala adalah
suatu masa dengan inti di daerah anterior dan medial dari lobus temporalis
sedangkan hipokampus terletak sepanjang permukaan dalam bagian temporal dari
ventrikel lateral. Bila terjadi gangguan terutama di hipokampus dan amigdala
maka sebagai akibatnya adalah yang bersangkutan akan mengalami kesukaran
untuk belajar, hal-hal baru (gangguan memori baru), sedangkan memori segera
dan lama tidak terganggu (Kusumoputro, 1999).
9
Kesulitan mengingat hal baru dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu hal
yang verbal (yang didengarkan) dan hal visual (yang dilihat). Memori verbal
(berbahasa dan membaca) terletak di belahan otak kiri, sedangkan memori visual
di belahan otak kanan. Gangguan memori verbal disebabkan terganggunya
hubungan antara area asosiasi auditori (area 22) dengan korteks enthorhinal dari
hipokampus kiri, sedangkan gangguan memori visual disebabkan oleh
terganggunya hubungan antara area asosiasi visual dengan korteks enthorhinal
hipokampus kanan (Natriana, 2001).
Ashraft (1994) mengemukakan memori (daya ingat) dan proses kognisi
lain dapat dipengaruhi oleh keadaan emosional yang sedang berlangsung dalam
diri seseorang seperti stres, depresi, kecemasan, suasana hati (mood) dan kondisi
serupa yang lain. Pengaruh emosi dapat terjadi pada setiap bagian dari
keseluruhan aktivitas kognitif, mulai dari pencatatan informasi, transformasi
(encoding), penyimpanan kedalam gudang memori (retention), sampai pada
penggalian informasi di dalam memori (retrieval) untuk dimunculkan kembali
dalam bentuk respon terhadap suatu tugas (recall).
2.2 Memori
Memori adalah salah satu fungsi kognitif yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi (Halman, 2012). Secara sederhana, memori dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat
digunakan lagi di masa yang akan datang (Irwanto, 1999). Santrock (2005)
mendefinisikan memori sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui
10
tahap : pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali
(retrieval).
Sistem memori didefinisikan dalam hal mekanisme otaknya, jenis
informasi yang diproses, dan prinsip-prinsip pengoperasian informasi. Hal ini
menunjukkan bahwa memori merupakan gabungan dari semua pengalaman
mental. Dalam hal ini memori diibaratkan sebagai suatu bangunan yang harus
diakses dalam beberapa cara agar pemanggilan kembali (retrieval) terjadi secara
efektif (Lutz & Huitt, 2003).
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala
bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu
dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu.
Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena
pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan
yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori (Desmita, 2005).
Model penyimpanan memori berkaitan dengan rentang waktu memori yang
dapat dipertahankan dan terbagi dalam 3 golongan, yaitu : memori sensori (sensory
memory), memori jangka pendek (short term memory, STM), dan memori jangka
panjang (long term memory, LTM) (Putranto, 2009).
Memori jangka pendek bertindak sebagai tempat menyimpan data
sementara, digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat.
Memori jangka pendek tidak permanen, penyimpanannya akan terhapus dalam
waktu pendek, kecuali diupayakan secara khusus, seperti mengulang-ulangnya
(Jonides dkk, 2008).
11
Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan
informasi yang diterima akan mulai hilang dalam 15-30 detik, dengan asumsi
tidak ada latihan atau pengulangan. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa
keterbatasan kapasitas memori jangka pendek hanya dapat menerima rangsangan
5 ± 2 dalam satu waktu (Lutz & Huitt, 2003). Dalam kepustakaan lain, memori
jangka pendek dicirikan oleh ingatan mengenai 5 sampai 10 item (7 ± 2 item)
(Atkinson dkk, 2000).
Memori jangka pendek sering diukur menggunakan rentang memori
(memory span) yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat
sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan
yang tidak berhubungan satu sama lain, berupa angka, huruf atau simbol. Tes
rentang memori pada umumnya dimasukkan ke dalam tes intelegensia yang telah
dibakukan item-itemnya. Tes ini membuktikan bahwa rentang memori meningkat
bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar (Desmita, 2005).
Memori jangka pedek memiliki dua fungsi penting yaitu menyimpan
material yang diperlukan untuk periode waktu yang pendek dan berperan sebagai
ruang kerja untuk perhitungan mental. Selain itu memori jangka pendek
merupakan stasiun perhentian ke memori jangka panjang. Artinya, informasi
mungkin berada di memori jangka pendek sementara informasi sedang disandikan
menjadi memori jangka panjang. Salah satu teori yang membahas transfer dari
memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang dinamakan dual memory
model. Model ini berpendapat jika informasi memasuki memori jangka pendek,
12
informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena
penggeseran atau peluruhan (Atkinson, 2000).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Memori Jangka Pendek
2.3.1 Umur
Menggunakan tes memory span, terbukti bahwa rentang memori
meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar. Rentang
memori anak meningkat dari 2 digit pada usia 2 tahun – 3 tahun dan sekitar 5 digit
pada usia 7 tahun (tabel 2.1). Perbedaan ini terjadi karena anak – anak yang lebih
tua lebih banyak mengulang daripada anak – anak yang lebih muda. Kecepatan
dan efisiensi pemrosesan informasi juga berperan, terutama kecepatan dalam item
– item ingatan yang bisa diidentifikasi. Bahkan jika kecepatan pengulangan dapat
dikendalikan, rentang memori anak usia 6 tahun sama dengan rentang memori