BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alpukat Alpukat, atau Persea Americana tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan di daerah – daerah tropika lainnya di dunia, seperti juga Indonesia yang memiliki iklim tropis, pembudidayaan tanaman alpukat sendiri juga tidak terlalu sulit karena iklim yang cocok dengan Negara kita Indonesia. Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh, seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor. Manfaat buah dan biji alpukat. Selain buah dan daunnya ternyata khasiat biji alpukat juga bermanfaat untuk beberapa penyakit, yaitu diantaranya adalah: Manfaat biji alpukat untuk pengobatan dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi, manfaat biji alpukat untuk maag dan kencing manis, dan banyak lagi maanfaat lain yang terdapat dalam kandungan biji alpukat. Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter. Selain dari beberapa keunggulan diatas alpukat juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku biodiesel. Bagian dari buah alpukat yang dapat digunakan sebagai biodiesel adalah bijinya. Bahan ini (biji alpukat) merupakan limbah yang begitu banyak orang membuangnya setelah memanfaatkan daging buah tersebut. Padahal biji alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa yang bisa menghasilkan minyak. Senyawa ini sangat unik karena memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar. Selain itu kadar belarang dalam alpukat lebih sedikit dibandingkan kadar belerang dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung sempurna sehingga gas buangnya lebih ramah lingkungan.
22
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alpukat - IMISSU Single … Motor Diesel Motor diesel ditemukan oleh seorang insinyur Jerman benama Rudolf Diesel pada tahun 1897 sebagai salah satu jenis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Alpukat
Alpukat, atau Persea Americana tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika
Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai
tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan di daerah – daerah tropika
lainnya di dunia, seperti juga Indonesia yang memiliki iklim tropis, pembudidayaan tanaman
alpukat sendiri juga tidak terlalu sulit karena iklim yang cocok dengan Negara kita Indonesia.
Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak
diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh,
seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor.
Manfaat buah dan biji alpukat. Selain buah dan daunnya ternyata khasiat biji alpukat
juga bermanfaat untuk beberapa penyakit, yaitu diantaranya adalah: Manfaat biji alpukat
untuk pengobatan dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi, manfaat biji alpukat untuk
maag dan kencing manis, dan banyak lagi maanfaat lain yang terdapat dalam kandungan biji
alpukat.
Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25
cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10
milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000
gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.
Selain dari beberapa keunggulan diatas alpukat juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber bahan baku biodiesel. Bagian dari buah alpukat yang dapat digunakan sebagai
biodiesel adalah bijinya. Bahan ini (biji alpukat) merupakan limbah yang begitu banyak
orang membuangnya setelah memanfaatkan daging buah tersebut. Padahal biji alpukat
mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa yang bisa menghasilkan minyak.
Senyawa ini sangat unik karena memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel
solar. Selain itu kadar belarang dalam alpukat lebih sedikit dibandingkan kadar belerang
dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung sempurna sehingga gas buangnya
lebih ramah lingkungan.
Disamping itu, biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida
serta kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367%
sehingga dapat dijadikan biodiesel dengan proses transesterifikasi. Adapaun kandungan
minyak nabati dari berbagai tanaman ditunjukkan pada tabel 2.1
Tabel 2.1. kandungan minyak
kandungan minyak alpukat lebih tinggi dibandingkan tanaman-tanaman seperti
kedelai, jarak, bunga matahari, dan kacang tanah. Namun, kandungan minyak alpukat masih
lebih rendah dibandingkan sawit. Karakteristik fisika minyak alpukat dapat dilihat pada tabel
2.2, disana ditunjukkan berbagai karakteristiknya seperti specific gravity, dan viscosity dari
minyak biji alpukat.
Asam-asam lemak/minyak tumbuh-tumbuhan terdiri dari komponen senyawa
utamanya adalah trigliserida dimana karakteristik fisik minyak biji alpukat sebagai berikut:
Tabel 2.2. Karakteristik fisika minyak biji alpukat
2.2 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatife yang diformulasikan khusus untuk mesin
diesel yang terbuat dari minyak nabati (bio-oil). Proses pembuatan biodiesel adalah proses
transesterifikasi antara minyak nabati dengan methanol dan katalis pada suhu 70oC. Biodiesel
memiliki keuntungan antara lain tidak diperlukan modifikasi mesin, memiliki cetane number
tinggi, ramah lingkungan, memiliki daya pelumasan yang tinggi, aman dan tidak beracun.
Biodiesel juga merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbarukan
(renewable) yang terbuat bukan dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari berbagai macam
ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak tumbuhan seperti minyak sawit
(palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapuk randu, minyak kemiri,
minyak nyamplung dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia yang potensial
untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini. Pada gambar 2.1 dapat dilihat biji dari alpukat
yang masih utuh dan minyak yang berasal dari biji alpukat.
Gambar 2.1. Biji dan minyak Alpukat
Secara kimia, transesterifikasi berarti mengambil molekul asam lemak kompleks dari
minyak nabati atau hewani, menetralkan asam lemak tak jenuh minyak nabati atau hewani
dan menghasilkan alcohol-ester. Karena komposisi asam lemak tak jenuh pada minyak jarak
sudah berkurang secara drastis, maka pembuatan biodiesel dengan bahanbaku minyak jarak
diperkirakan akan terjadi dengan lebih cepat. Prinsip proses transesterifikasi dapat dilihat
pada Gambar 2.2 berikut ini:
+ C2H5OH
Gambar 2.2. Proses Transesterifikasi Secara Kimia
2.3 Rapat Massa (Density)
Adalah perbandingan antara massa bahan bakar dengan volume bahan bakar. Density
bahan bakar dipengaruhi oleh temperatur, dimana semakin tinggi temperatur, maka density
semakin turun dan sebaliknya.
2.4 Viskositas / kekentalan
Kekentalan suatu bahan bakar menunjukkan sifat menghambat terhadap aliran, dan
menunjukkan sifat pelumasannya pada permukaan benda yang dilumasi. Kekentalan bisa
didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan suatu bidang dengan luas
tertentu pada jarak tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula. Viskositas bahan bakar
mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk semprotan bahan bakar. Dimana untuk
bahan bakar dengan viskositas yang terlalu tinggi akan memberikan atomisasi yang rendah
sehingga mengakibatkan mesin sulit di start. Selain itu, gas buang yang dihasilkan juga akan
menjadi hitam dengan smoke density yang cukup tinggi. Jika viskositas bahan bakar terlalu
rendah maka akan terjadi kebocoran pada pompa bahan bakarnya dan mempercepat keausan
pada komponen pompa dan injektor bahan bakar.
2.5 Titik Nyala (flash Point)
Flash point adalah temperatur pada keadaan di mana uap di atas permukaan bahan
bakar (biodiesel) akan terbakar dengan cepat (meledak). Flash Point menunjukan kemudahan
bahan bakar untuk terbakar. Makin tinggi flash point, maka bahan bakar semakin sulit
terbakar.Makin mudah bahan bakar untuk terbakar maka flash point-nya menurun dan bahan
bakar lebih effisien.
2.6 Specific Gravity
Berat bahan bakar atau Specific Gravity memegang peranan yang sangat penting
dalam hal nilai kalor bahan bakar, flash point, dan sifat pelumasan pada mesin. Makin tinggi
specific gravity berarti bahan bakar akan semakin berat, dan nilai kalor yang dihasilkan tiap
volume akan semakin besar pula. Specific Gravity yang lebih tinggi juga menunjukkan sifat
pelumasan yang lebih baik. Tetapi Specific Gravity yang terlalu tinggi akan menyebabkan
viskositas yang terlalu tinggi, dan flash point yang terlalu tinggi.
Specific Gravity terhadap air = ………………… 2.1
2.7 Nilai Kalor
Nilai kalor dari bahan bakar diesel diukur dengan bomb kalorimeter. Untuk
memperoleh perkiraan nilai kalornya, bisa dipakai rumus empiris di bawah ini: