Top Banner
1

BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

Sep 18, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

10

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Judul

a. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai

pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” biasa

digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata

kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan

obyek baru:. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut

hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana,

proposal, atau berbentuk benda nyata (id.wikipedia.com).

b. Interior adalah bagian dalam dari sebuah bangunan dibentuk oleh

elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk

ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap

(www.academiaedu.com)

c. Desain Interior adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-

ruang interior dalam bangunan (www.wordpress.com)

d. J-Pop singkatan dari Japanese Popular Culture merupakan

perkembangan kebudayaan hiburan Jepang yang banyak digemari dan

diminati sehingga menjadi populer di kalangan masyarakat. Berbagai

jenis hiburan populer tersedia, seperti musik, film, fashion, video game,

komik manga dan anime (web-jpn.org).

10

Page 2: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

11

e. Pusat (Center)

- Titik yang ditengah - tengah benar ; 2. Tempat yang letaknya di

bagian tengah; 3. Pokok pangkal atau yang jadi perumpamaan.

(Poedawarminta; Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1318)

- Merupakan suatu tempat yang didominasi oleh suatu aktifitas

tertentu. Pusat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi inti dan berperan

sebagai medium rujukan. Menurutnya pengertian pusat adalah

sesuatu uang menjadi sasaran perhatian atau sesuatu yang menjadi

pumpunan berbagai urusan. (Microsoft Encarta 2006. 1993-2005

Microsoft Corporation)

B. Tinjauan Japanese Popular Culture

J-Pop singkatan dari Japanese Popular Culture merupakan perkembangan

kebudayaan hiburan Jepang yang banyak digemari dan diminati sehingga menjadi

populer di kalangan masyarakat. Berbagai jenis hiburan populer tersedia, anime,

manga, musik dan fashion.

Budaya Jepang populer bukan merupakan budaya yang kontemporer

karena kebanyakan tema dan gaya produksi yang diambil merupakan seni dan

sastra tradisioan Jepang zaman dahulu. Berkisah tentang citra dan asmara

kekaisaran pada zaman Heihan Jepang kuno, namun munculnya pengaruh barat,

etos perang dunia kedua dan industrialisasi bangsa, budaya Jepang pun mengikuti

bentuk yang sekarang (web-jpn.org).

Page 3: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

12

1. Anime

Anime adalah singkatan dari kata “animasi” dan merupakan cabang

animasi manga baik dua dimensi maupun tiga dimensi yang berasal dari

Jepang. Kebanyakan anime digambar langsung menggunakan tangan tetapi

semakin berkembangnya teknologi masa kini sudah banyak menggunakan

komputer. Anime tidak hanya untuk acara televisi atau film saja, tetapi untuk

video game, musik dan lain sebagainya.

a. Sejarah

Animasi mulai ada di awal abad ke-20, saat para pembuat Film

mengeksperimenkan Teknik Animasi yang sudah ada di Amerika Serikat,

Prancis, Jerman dan Russia. Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan

dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa

Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian

diikuti film pendek karya Oten Shimokawa yang merupakan Anime pertama.

Anime ini berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki, Anime ini dibuat

dan selesai pada tahun 1917, Anime ini hanya berlangsung selama 5 menit

dan sampai sekarang Anime itu tidak dipakai lagi. Anime ini bercerita tentang

seorang samurai sedang mengetes pedangnya dengan suatu target. Pada saat

itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi

sepanjang 5 menit tersebut dan masih berupa “film bisu”. Karya Oten itu

kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani

Kassen dan Momotaro hasil karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, yang

dibuat untuk pihak movie company Nihon Katsudo Shashin(Nikatsu). Pada

Page 4: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

13

tahun 1918 Seitaro kembali membuat anime dengan judul Taro no Banpei.

Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang akibat gempa

bumi di Tokyo pada tahun 1923.

Pada tahun 1927, Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi

dengan menggunakan suara (pada saat itu hanya menggunakan background

music). Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan

menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji.

Gambar 2.1 Cuplikan film animasi pertama di Jepang yang berjudul

Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki (Sumber : http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Gambar 2.2 Noburo Ofuji

(Sumber : http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 5: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

14

Anime pertama yang “berbicara” adalah karya Ofuji yang berjudul

Kuro Nyago (1930) dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat

sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan

menggunakan optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang)

adalah Chikara To Onna No Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka.

Tahun 1962 ada anime yang merupakan salah satu anime yang

memasuki era kesuksesan pertama. Anime ini bernama Tetsuwan Atom (Di

Luar Jepang, Anime bernama Astro Boy) Karya Ozamu Tezuka. Astro Boy

sangat terkenal, bahkan sampai ditayangkan ke beberapa negara di luar

Jepang. Namun, Astro Boy bukanlah animasi televisi buatan lokal pertama.

Tahun 1960 adalah pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang,

yaitu Mittsu no Hanashi (Tree Tales) – The Third Bloodanime TV Special.

Ozamu Tezuka dikatakan sebagai "Legenda dan Dewa para Manga". Astro

Gambar 2.3 Astro Boy

(Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 6: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

15

Boy dibuat oleh Osamu Tezuka Production Animation Departement yang

didirikan oleh Ozamu Tezuka (Dia mendirikan perusahaan baru ini di tahun

1962).

b. Anime tahun 1970-an

Permulaan tahun 1970, Populasi pembelian manga semakin Melonjak.

Robot (Mecha) besar dalam anime pertama kali diperkenalkan pada tahun

1966 melalui karya Shotaro Kaneda. Sejak itu mulai bermunculan anime-

anime yang bertema hampir serupa, contohnya Gundam. Acara televisi ini

ternyata sangat digemari sehingga muncul dalam bentuk film dan bahkan

serial televisinya pun dibuat menjadi 2 sekuel.

Gambar 2.4 Gundam

(Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 7: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

16

c. Anime tahun 1980-an

Memasuki era 80-an, anime semakin digemari dan semakin banyak

produser film yang berusaha memenuhi keinginan masyarakat. Pertumbuhan

ini semakin ditunjang dengan munculnya kaset video sebagai media. Dengan

adanya teknologi VCR, masyarakat bisa memperoleh anime kesayangan

mereka dalam bentuk video. Hal inilah yang kemudian mendorong

munculnya versi video sebuah anime yang langsung dijual kepada

masyarakat tanpa harus ditayangkan di televisi terlebih dahulu. (Dikenal

dengan istilah OVA - Original Video Animation atau OAV - Original

Animated Video). Keiji Nakazawa mengangkat tema korban Hiroshima

dengan judul Hadashi no Gen yang diangkat menjadi anime pada tahun 1983

dengan sutradara Masaki Mari. Salah satu anime terkenal yang mengangkat

tema serupa adalah Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies). Dengan

bermunculannya anime-anime tema yang kompleks dan mendalam, maka

anime telah menembus batasan “hanya untuk anak-anak” dan telah menjadi

tontonan bagi berbagai macam tingkat usia pemirsa.

Page 8: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

17

d. Anime di Indonesia

Anime masuk di Indonesia pertama kalinya adalah sekitar awal tahun

1980-an yang pada masa tersebut hadir dalam format kaset video. Tahun-

tahun selanjutnya perjalanan hidup anime mengalami pasang surut dan

sempat vakum seiring berakhirnya era mesin video Beta pada akhir tahun

1980-an. Sedangkan stasiun televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya

untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih mudah

memperoleh popularitas. Anime kemudian tidak lagi dianggap sebagai suatu

trend sehingga sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.

Gambar 2.5 Hadashi no Gen (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_po

p_culture/anime)

Page 9: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

18

Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 1990-an anime mulai

kembali eksis dan merupakan hal yang menggembirakan bagi penggemar

anime di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi mulai kembali gencar

menayangkan acara anime. Saint Seiya, Sailor Moon, Dragon Ball, dan masih

banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan mendapatkan respon positif

dari pada penggemarnya dimana masih tetap eksis walaupun sebagai

kelompok minoritas dan secara tidak langsung mendukung perkembangan

anime di Indonesia.

Gambar 2.6 Sailor Moon (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Gambar 2.7 Dragonball (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 10: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

19

e. Popularitas anime dari barat

Dimulai pada tahun 1989 anime tidak hanya berkembang di negara

Jepang saja, tetapi juga berkembang di negara Amerika Serikat dengan awal

lirisnya anime Akira, dan disusul munculnya anime- anime di negara lainnya.

Namun anime tersebut tidak bertahan lama yaitu pada tahun 1990-an dan

awal tahun 2000-an popularitas anime menurun. Berbeda dengan anime dari

Jepang, pada masa itu merupakan awal pengenalan Shonen Serial seperti

Dragonball. Dan Peluncuran kartun Pokemon pada awal tahun 2000.

Dan pada masa itu pula muncullah media digital dan DVD yang

menunjang untuk memudahkan anime menyebar di kalangan masyarakat.

Selain itu saluran seperti Cartoon Network mulai menayangkan beberapa

anime. Pada tahun 2002 Penganugerahan Best Foreign Language Featured

kepada anime dengan judul Spirited Away menandai titik kesuksesan anime

di dunia internasional dan membuka pintu bagi produksi anime untuk

mencapai ke negara negara di Eropa.

Gambar 2.8 Spirited Away (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 11: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

20

Beberapa tahun terakhir ini, animasi barat telah dipengaruhi oleh

anime yang berasal dari jepang seperti Avatar The Last Airbender yang

merupakan film anime dari Jepang yang kemudian diproduksi ulang oleh

produser dari Amerika Serikat. Kolaborasi antara studio produksi Barat dan

Jepang makin berkembang.

f. Genre anime

Ada beberapa jenis anime yang, yaitu :

1) Shojo, jenis anime yang ditujukan pada penonton wanita-wanita muda. Anime

ini biasanya berisi pemuda-pemuda yang tampan dan menarik.

2) Shonen, jenis anime yang ditujukan pada penoton laki-laki. Anime ini

biasanya bercerita tentang petualangan dan perang.

Gambar 2.9 Avatar The Last Airbender (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/anime)

Page 12: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

21

3) Seinen, jenis anime yang ditargetkan untuk laki-laki remaja dan tua.

4) Josei, jenis anime yang ditargetkan untuk wanita remaja dan tua.

5) Kodomo, jenis anime yang ditargetkan untuk anak-anak, biasanya bercerita

tentang hewan yang lucu dan menarik.

2. Manga

a. Pengertian dan Sejarah Manga

Manga ( baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik

dalam bahasa jepang; diluar Jepang kata tersebut digunakan khusus untuk

membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (baca: man-ga-ka, atau ma-

ng-ga-ka) adalah profesi orang yang menggambar manga. Berbeda dengan

komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan

arah tulisan kanji Jepang (www.wikipedia.org/wiki/manga).

Majalah-majalah manga di jepang biasanya terdiri dari beberapa

judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu

(satu chapter/bab). Majalah-majalah tesebut sendiri biasanya mempunyai

tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang

sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti Jojo no Kimyou na

booken/ Jojo‟s Bizzare Adventure/ misi rahasia. Umumnya judul-judul yang

sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi, contohnya

adalah seperti Naruto, Bleach, dan One piece

(www.wikipedia.org/wiki/manga).

Page 13: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

22

Beberapa manga cerita aslinya biasa diangkat berdasarkan dari

novel/visual novel, contohnya adalah „Basiliks” (tidak beredar di Indonesia)

berdasarkan dari novel Kooga Ninpoochou oleh Futaro Yamada, yang

menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja

Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari cerita sejarah, seperti

sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga

(Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama

yang benar-benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif. Setelah beberapa

lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam

bentuk buku berukuran biasa, yang disebut Tankoobon ( atau kadang

dikenal dengan sebagai istilah volume). Komik dalam benntuk ini biasanya

dicetak diatas kertas berkualitas tinggi dan berguna untuk orang-orang yang

tidak atu malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang

memiliki beragam campuran cerita/ judul. Bentuk tankoobon inilah biasanya

Gambar 2.10 Contoh isi maanga naruto dalam bentuk komikyang

telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia (Sumber : http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/manga)

Page 14: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

23

manga diterjemahkan kedalam bahaasa-bahasa lain di negara-negara lain

seperti Indonesia.

Beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/ akan dibuat versi

manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di Jepang),

beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action contohnya adalah

manga berjudul Death Note dan Detektif Conan

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara

internasional oleh produsen di luar Negara Jepang, seperti Amerika, yang

membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20‟th Century

fox), dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death Note oleh

pihak produser barat.

Komik jepang yang paling tua dan terkenal pertama kali di temukan

di gudang Shooshooin di Nara yang memperlihatkan berbagai ekspresi

wajah manusia dengan mata yang keluar dan melorot dalam bentuk

Gambar 2.11 Manga Detective Conan yang kemudian dibuat versi real

manusia (Sumber : http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/manga)

Page 15: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

24

Fusaakumen. Karya yang lain disebut Daidaron, menggambarkan mata

orang yang terbelalak dan orang yang berjenggot. Selain itu pada langit-

langit d Kondoo (gedung utama) kuil Buddha Hooryuuji pada abad ke-7 dan

pada panggung bangunan Brahma dan Indra di kuil Thooshoodaiji pada

abad ke-8, dimana dalam gambar komik ini terdapat unsur-unsur religious

dan nilai-nilai tradisi. Sedangkan di gedung Phoenix kuil Byoodooin,

tercatat arsitektur zaman Heian (794-1185), yang pada saat itu ditemukan

karikatur pengadilan rendah. Namun ada juga yang menyebut manga pertma

kali muncul abad 12 (pada akhir zaman Heian) dimana manga generasi awal

yang bertajuk “Choju Jinbutsu Giga” karya biksu Toba Soojoo yang berisi

berbagai gambar lucu hewan dan manusia.

Manga yang dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua

persyaratan manga. Sederhana, memilki cerita didalamnya, dan memilki

gambar artistik. Pada pertengahan abad ke-12, terdapat gulungan surat

Gambar 2.12 Manga generasi awal berjudul Choju Jinbutsu Giga (Sumber : http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/manga)

Page 16: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

25

bergambar yang terkenal yang disebut Shigisan Engi Emaki, yang

menggambarkan gerakan yang dinamis. Dalam gambar tersebut terdapat

sebuah adegan pendeta Buddha Myoren membuat sebuah panic ajaib

terbang ke udara dan membawa gudang beras orang kaya ke puncak

gunung. Sedangkan pada adegan lainnya, karung-karung beras terbang

keluar dari gudang. Kemudian Bandainagon Ekotoba (akhir tahun 1100- an)

memperlihatkan gerbang utama dari sebuah kuil terkenal yang sedang

terbakar dengan ekspresi wajah dari sekitar seratus orang yang dikejutkan

oleh api atau orang-oarang yang melarikan diri, hal ini membuat adegan ini

menjadi hidup dan membuat kita merasa ada diantara mereka.

Pada zaman Showa (1926-1989) yang dikenal juga dengan abad

manga anak-anak, dimana saat itu, manga mulai berkembang pesat. Pada

tahun 1989 dalam selang waktu satu tehun telah diterbitkan sekitar 500 juta

manga, 500 juta majalah manga bulanan, dan 700 juta majalah mingguan

manga. Dari prestasi yang dicapai ini Jepang dapat dikatakan sebagai

Gambar 2.12 Gulungan surat bergambar yang terkenal yang disebut

Shigisan Engi Emaki (Sumber :

http://www.virtualjapan.com/wiki/Japanese_pop_culture/manga)

Page 17: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

26

“Kerajaan Manga”, yang mulai bangkit dalam situasi setelah melewati masa

perang lewat manga anak-anak. Sebelum dan selama Perang Dunia ke-II,

para seniman lokal menggunakan The Japan Punch sebagai media

penerbitan yang juga merupakan majalah komik dengan cerita humor yang

dikelola oleh orang-orang Inggris yang tinggal di Jepang, meskipun awalnya

The Japan Punch muncul sebagai sindiran politik pada saat itu diawasi

dengan ketat oleh pemerintah Jepang.

Berkembangnya tekhnologi produksi manga pada pasca Perang

Dunia ke-II tidak lepas dari peran serta komikus berbakat Osamu Tezuka

(1928- 1989). Tezuka mengubah wajah dunia manga pasca Perang Dunia

ke-II secara radikal. Ia menggunakan gaya narasi yang unik dengan

komposisi cerita menyerupai novel yang disebut dengan Story Manga

(komik naratif) dengan alur cerita yang naik turun saat menuju klimaks

cerita serta menggunakan tekhnik-tekhnik seperti pada pembuatan film,

dengan sudut pengambilan gambar yang dinamis dengan penggalan-

penggalan gambar yang tidak beraturan, yang sengaja didesain untuk

menggambarkan urutan gerakan dan membangun ketegangan . Bunyi pun

juga diungkapkan dengan huruf sebagai penggambaran aktifitas bisu dan

emosi. Tezuka juga memperkenalkan system produksi manga yang baru,

yaitu cara mempercepat produksi serta menjamin kelangsungan usaha

manga. Selain itu diperkenalkan tekhnik sinematik kedalam komik

tradisional. Selama tahun 1960-an, seiring dengan meningkatnya

pendapatan ekonomi Jepang, perusahaan penerbitan komik menyadari

Page 18: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

27

bahwa pasar untuk buku komik dan majalah komik telah berkembang dan

jumlah komikpun meningkat. Pada tahun 1963, Tezuka membuat animasi

televise untuk pertama kalinya dan menjual karakter animasi tersebut untuk

menutupi biaya produksi. Karya-karyanya yang sukses besar diluar negeri

antara lain yaitu “Mighty Atom” (Astro Boy) dan “Jungle Emperor”.

Tezuka juga memproduksi kartun versinya sendiri yang bejudul “Faust”,

dan Destovyeki’s Crime and Punishmen” yaitu menceritakan tentang

kehidupan Buddha serta drama mengenai samurai.

b. Jenis-Jenis Manga

Berikut adalah genre-genre yang ada di manga. Selain itu, banyak

dari jenis-jenis berikut juga berlaku untuk anime dan permainan

komputer Jepang.

1) Aksi akushon : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan

2) Fantasi fantajī : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan

di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain

3) Historis hisutorikaru : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun

suatu tempat

4) Seni bela diri budō: Bercerita tentang berbagai seni bela diri

5) Misteri Nazo : Bercerita tentang sebuah misteri

6) Roman/Percintaan Romansu: Bercerita tentang percintaan

7) Olahraga supōtsu: Bercerita tentang berbagai olahraga

Page 19: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

28

8) Supernatural chō shizen : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut

memiliki kekuatan di luar logika.

3. Musik Jepang

Musik Jepang merupakan gaya musik khas Jepang dari beragam

artis, baik tradisional maupun modern. Kata musik dalam bahasa Jepang

berarti ongaku (音楽), menggabungkan on (音, sound, suara) dengan gaku

(楽, music, musik). Jepang merupakan pasar musik terbesar kedua di dunia,

dengan nilai total area penjualan mencapai 4,422.0 juta dollar dan sebagian

besar pasar didominasi oleh artis Jepang.

Musik lokal sering muncul di berbagai tempat karaoke, dari label

rekaman. Musik tradisional Jepang sangat berbeda dari Musik Barat.

a. Sejarah Musik Jepang

Musik di Jepang disebut ongaku, yang bila diterjemahkan secara

langsung dapat diambil untuk berarti sebagai suara untuk kenyamanan.

Meskipun saat ini sebagian besar dikenali oleh dunia luar untuk pop. Musik

Jepang pada dasarnya adalah sebuah kombinasi eclectic pengaruh musik dari

seluruh dunia dan telah berkembang untuk mengintegrasikan gaya musik

Barat seperti jazz, rock, ska dan reggae .

b. Perkembangan Musik Jepang

Disc Jockey (DJ) dan produser musik hip-hop sangat tertarik pada

perangkat audio Jepang produksi akhir 1970-an dan awal 1980-an. Technics

1200 merupakan pilihan terbaik DJ, dan Roland TR-808 Rhythm Composer

Page 20: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

29

memiliki karakter bas yang kuat. Sangat menyimbolkan dance elektrik serta

musik hip-hop.

Dalam 20 tahun terakhir, jumlah piringan hitam yang terjual

mencapai 10 kali lipat, dengan harga berlipat ganda. Intinya, phonograph

sudah dianggap sebagai instrumen musik, bukan sekadar alat perekam.

Perangkat DJ juga buatan Jepang, baik Technics maupun Vestax.

c. Japanese Pop

J-pop atau J-Pop (singkatan dari Japanese pop; bahasa Indonesia:

musik pop Jepang) adalah istilah yang digunakan untuk musik

populer Jepang yang memasuki arus utama musik Jepang pada tahun 1990-

an. Istilah J-pop (pertama kali dipakai oleh J-Wave,

sebuah radio FM di Tokyo.

J-pop berakar dari musik tahun 1960-an seperti yang dimainkan The

Beatles, dan menggantikan kayōkyoku (musik pop Jepang hingga 1980-an)

dalam dunia musik Jepang. Istilah J-pop diciptakan media massa Jepang

untuk membedakannya dari musik asing, dan sekarang merujuk kepada

hampir semua musik populer di Jepang. Menurut data tahun 2006

dari International Federation of the Phonographic Industry, industri

musik Jepang memiliki industri musik terbesar nomor dua di dunia, dan

hanya berada di bawah Amerika Serikat. Selain J-pop, masih adalah istilah

lainnya seperti "J-Rap", "J-Rock", yang merujuk kepada sejenis aliran musik

Jepang secara spesifik. Meskipun begitu, aliran-aliran tersebut juga

dianggap sebagai bagian dari J-pop.

Page 21: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

30

Istilah J-pop diciptakan oleh Direktur J-Wave Hideo Saito

(sekarang CEO) ketika sedang rapat dengan para penanggung jawab musik

pop dari perusahaan rekaman. Istilah J-pop lalu diangkat oleh media massa

sebagai salah satu genre yang memiliki ciri khas tersendiri, berbeda

dari glam rock, punk rock, grunge, alternative rock, atau hip-hop.

Di kalangan masyarakat luas di Jepang, istilah J-pop baru populer

sekitar tahun 1993 hingga 1996. Tahun 1993 merupakan tahun dibentuknya

liga sepak bola profesional Jepang, J. League. Pada tahun itu pula J. League

memenangi penghargaan sebagai "kata terpopuler tahun 1988".

d. Japanese Rock

Japanese rock atau biasa disingkat J-Rock merupakan salah satu

genre musik popular Jepang. Sebenarnya orang-orang Amerika lah yang

membuat istilah ini karena di Jepang sendiri mereka tidak memakai istilah J-

Rock. Orangorang menyebut istilah J-Rock untuk menyebut band Jepang

yang membawakan musik Rock, sama seperti istilah American Rock (Rock

yang dimainkan orang Amerika) dan Brit Pop (musik Pop di Inggris). Di

Jepang, genre musik modern seperti rock, pop, dance, dan lainnya berada di

bawah naungan J-Pop9 Menurut sejarahnya, musik rock masuk ke Jepang

ketika musik rock n roll menjadi trend baru di Jepang pada tahun 1956. Saat

itu group musik country Kosaka Kazuya dan Wagon Master merilis lagu

“Heartbreak Hotel” milik Elvis Presley. Gaya musik ini disebut Rockabilly .

Walaupun hanya berlangsung singkat selama tahun 1950-an, gaya bermusik

rockabilly berpengaruh besar terhadap musik dan budaya populer.

Page 22: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

31

Rockabilly ditampilkan diberbagai Klab Jazz melahirkan musisi-musisi

seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijiro Yamashita.

e. Visual Kei

Sejarah yang “melahirkan” adanya Visual Kei sebenarnya bermula

saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat

itu ada suatu komunitas yang „terbuang‟ dari masyarakat. Komunitas ini

tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan.

Komunitas yang mayoritas terdiri dari kaum adam itu tampil dengan

mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku

layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara

tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga

masalah-masalah psikologis. Namun seiring dengan perubahan zaman,

komunitas ini perlahan-lahan mengalami “mati suri” hal ini dikarenakan

banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan

masalah, daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.

Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual (bahasa

Inggris), dan Kei (bahasa Jepang) yang mempunyai arti „gaya‟. Jika

komunitas Punk berasal dari London, maka Visual kei berasal dari

Jepang. Visual Kei (bijuaru kei) mengacu pada sebuah gerakan dalam J-

Rock yang populer pada sekitar tahun 1990-an. Gerakan ini ditandai dengan

band yang mengenakan kostum dramatis dan imej visual untuk memperoleh

perhatian. Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir

selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk

Page 23: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

32

merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain,

perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira

keseluruhan antara remaja putra dan putri.

Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok,

dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita

rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun

sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan

memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous.

Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan

fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu. Daya tarik kostum pada fans

adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai

anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di

Amerika pada acara-acara anime.

Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual,

tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan

musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, The GazettE, Due'le

Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Versailles, Malice

Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria,

Light Rock dan Pop seperti Alice Nine, Daizy Stripper, Galeyd, Born,

D=OUT, Glay, Shazna, Aucifer, dan musik heavy metal dan balad seperti X

Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial,

punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan

Page 24: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

33

mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan

memainkan beberapa jenis musik rock.

Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual

Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang

mirip dalam bermake up dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak

bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan

budaya kecil antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang di luar model

gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh subbudaya gothic.

4. Fashion

Jepang memilki aliran gaya fashion yang berbeda-beda tergantung

waktu, event yang sedang terjadi saat itu atau mood seseorang. Daerah

yang terkenal sebagai pusat fashion berada di kota Tokyo, tepatnya daerah

Harajuku. Di daerah ini, kita dapat melihat wanita, pria dewasa, remaja pria

dan wanita hingga anak-anak kecil yang berbusana yang unik dan lucu.

Umumnya gaya fashion Jepang diadaptasi dari kebudayaan barat

khususnya negara Eropa namun dicampur dengan kreativitas mereka sendiri

sehingga jadilah gaya fashion Jepang yang unik, lucu, elegan dan feminism.

Fashion Jepang dari dulu sampai sekarang masih menjadi trendsetter

di berbagai negara termasuk Indonesia., baik dari kalangan orang biasa

bahkan artis banyak yang berkiblat pada fashion Jepang.

Di Jepang gaya street fashion yang tumbuh dan berkembang ada

dikawasan urban Jepang khususnya di Tokyo, yaitu gaya Harajuku, gaya

Page 25: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

34

Shibuya, dan gaya Akihabara. Dan yang paling terkenal adalah Gaya

Harajuku (Nurhayati Hesti, 2012:2)

a. Gaya Harajuku

Hal - hal yang terpenting di dalam gaya Harajuku yaitu memadu –

madankan beberapa fashion yang berbeda. Mencampur gaya yang berbeda

dan menabrak warna juga model yang ada. Apa saja bisa dipakai atas dasar

pemikiran sendiri. Adapun ciri khas adalah memakai baju berlapis – lapis.

Seperti memakai sweater, rompi, atau jaket melapisi blus dan/ t-shirt dan

seterusnya.

Fashion Harajuku merupakan eksplorasi terlihat dari potongan

layering, atau dengan memakai lebih dari satu busana. Memodifikasi ulang

pakaian jadi (baru atau lama) dengan pemikiran diri sendiri. Memadukan

Gambar 2.13 Bagian depan gambar merupakan Gerbang

Harajuku

(Sumber : https://dietasurya.wordpress.com)

Page 26: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

35

kemeja, blouse, dan tank top untuk atasan. Kemudian untuk bawahan bisa

memakai celana pendek, leging, dan kaos kaki.

Membuat diri terlihat seramai mungkin sehingga kesan harajuku

makin terasa. Aksesoris memegang peranan penting dalam fashion. dimana

seseorang bisa menggunakan bando, pita dan jepit rambut menjadi satu. Inti

dari gaya Harajuku adalah mengeksplor gaya sebebas - bebasnya sesuai

keinginan pribadi.

Beberapa jenis gaya yang populer di Harajuku :

1) Takenoko – Zoku (1979 – 1980)

Takenoko – Zoku adalah nama sekelompok anak muda street

performers dengan gaya kostum yang unik: “baggy clothes” dan “happi

coat” yang terinspirasi oleh pakaian tradisional Jepang zaman Heian (784 –

Gambar 2.14 Seseorang sedang memperagakan tarian dengan gaya

berpakaian Takenoko-Zoku

(Sumber :

http://smt.blogs.com/mari_diary/2005/05/yoyogi_park_and.html)

Page 27: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

36

1185 dC) – saat pengaruh budaya China masih kuat di Jepang. Anak muda

yang berkostum Takenoko – Zoku biasanya berkumpul berkelompok –

kelompok di Harajuku untuk menari bersama dengan membawa boom box

setiap akhir pekan.

Nama Takenoko-zoku berasal dari nama butik kostum yang yang

sangat digemari disana, butik tersebut berada di Takeshita-dori. Sampai saat

ini butk kostum Takenoko tersebut masih eksis walaupun Takenoko – zoku

sudah lama tidak eksis lagi – namun kostum yang mereka jual kini lebih

beragam dan bergaya Barat. Takenoko merupakan butik yang terkenal

mahal saat itu, para anak muda Takenoko – zoku yang miskin terpaksa

membuat kostum sendiri dengan meniru gaya kostum koleksi butik

tersebuat agar tetap dapat eksis berdisko dijalanan bersama kelompoknya.

Gambar 2.15 Tampak depan Butik Takenoko

(Sumber : http://luvtoexplore.blogspot.com/2010/07/fashionable-day-in-

harajuku.html)

Page 28: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

37

2) Visual Kei (1989 – saat ini)

Visual Kei sebenernya berhubungan dengan suatu gerakan di antara

musisi Japanese rock (Jrock) dan dikarakteristikkan dengan elaborasi

kostum eksentrik, penampilan dan gaya rambut serta make up yang amat

menonjol. “Visual Kei” secara harfiah berarti”musik gaya visual”. Musik

yang dimainkan biasanya berkisar antara goth rock, heavy metal, dan punk

yang terinspirasi dari band – band di Inggris maupun Amerika seperti KISS;

begitu pula dengan gaya berbusana. Di Jingu – Bashi – jembatan pejalan

kaki yang menghubungkan distrik Harajuku dan Meiji Shrine banyak

ditemukan cosplayer Visual Kei bersama dengan para pecinta gaya Gothic

Lolita yang umumnya juga merupakan penggemar band – band beraliran

Visual Kei.

Gambar 2.16Band The Gazette dengan gaya Visual Kei

(Sumber : http://imgkid.com/the-gazette-inside-beast.shtml)

Page 29: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

38

Hal yang paling menarik dari gaya Visual Kei adalah adanya konsep

androgini (tidak dapat dibedakan antara maskulin dan feminim) dalam

berdandan. Seorang pemain band Visual Kei sah – sah saja berdandan

feminim yang justru mempesona para fansnya. Sebaliknya, para fans band

Visual Kei yang umumnya wanita itu kerap bergaya seperti para pemain

band idolanya yaitu gaya “pria cantik”.

3) Lolita; Goth-Loli, Ama-Loli, Wa-Loli (1990an – saat ini)

Di Jepang, gaya dengan sebutan Lolita yang manis dipadukan dengan

unsur gaya “dunia hitam” seperti vampir, serta hal yang cadas seperti gothic

dan punk, yang menimbulkan kesan seram dan misterius. Lolita yang

misterius dan didominasi warna hitam disebut Gothic – Lolita (disingkat

Goth – Loli). Namun lafal orang Jepang menjadi Gosurori.

Lolita yang menggunakan warna – warni manis (baby pink, ungu

pastel, atau coklat) dan aksen – aksen manis seperti motif stroberi, sayap

peri, ataupun cupcake dinamakan “Ama – Loli”

Gambar 2.17 Band Versailles dengan gaya visual kei

(Sumber : http://es.visualkei.wikia.com/wiki/Versailles)

Page 30: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

39

4) Decora (Pertengahan 1990 – saat ini)

Ciri khas gaya ini adalah dekrasi diri dengan pernak – pernik yang

amat sangat berlebihan. Kata “decora” sebetulnya berasal dari kata Bahasa

Inggris “decoration.” Beberapa Decora girls senang memakai piyama yang

berwujud karakter hewan fantasi seperti tokoh Stitch, Pikachu, Winnie the

Pooh, dan karakter lucu lainnya. Decora yang memakai piyama maskot

seperti Kigumurin gals sering disebut Kawaii – Decora atau Super Kawaii –

Decora.

Gambar 2.18 Seorang perempuan dengan gaya Gothic Lolita

(Sumber : http://tokyofashion.com/)

Page 31: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

40

5) Fairy - Kei (1996 – saat ini)

Satu lagi gaya di Harajuku yang berkonsep “girlie” – selain Lolita

dan Decora, yaitu Fairy Kei. Masih dengan imej kekanak – kanakan yang

cukup ekstrim namun, tidak menggunakan aksesoris yang terlalu berlebihan.

Sesuai dengan namanya “fairy” gaya fashion ini memang terinspirasi

dengan fairy tale atau cerita dongeng peri, seperti cerita Disney Princess

atau Barbie. Warna – warna yang digunakan adalah warna – warna cerah

dan lembut yang dikombinasikan, misalnya merah dan pink.

Gambar 2.19 Dua orang perempuan dengan gaya Decora

Sumber : (http://genjutsu.es/2010/06/07/decora/)

Gambar 2.20 Seorang perempuan dengan gaya Fairy Kei

Sumber : http://kawaiibuk.blogspot.com/2014/08/kawaii-b-all-about-

fairy-kei.html

Page 32: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

41

6) Ura – Hara Kei (1997 – saat ini)

Ura – Hara merupakan singkatan dari “Ura – Harajuku” artinya

daerah di belakang Harajuku (antara Meiji st dan Aoyama st). Gaya Ura –

Hara terlihat stylish – girlie, namun yang menjadi ciri khasnya adalah

kesan “kasual” atau “santai” dan “nyaman”. Warna – warna yang digunakan

merupakan warna – warna yang natural seperti hijau army, khaki, abu – abu,

putih, coklat, hitam, krem, dan biru navy.

Gaya ini juga bisa dikombinasikan dengan gaya etnik seperti

Bohemian atau Tyrolean dan juga Afgha Ura – Hara girl menyukai denim,

Gambar 2.21 Dua orang pria dengan gaya Ura Hara Kei

(Sumber : http://www.complex.com/style/2013/02/a-guide-to-

japanese-fashion-subcultures/urahara-kei)

Page 33: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

42

sepatu bersol rendah, sneakers, dan sepatu boots yang sedehana. Untuk gaya

rambut pendek natural hingga medium bob.

7) Mori – Kei (2008 – Saat ini)

Mori – Kei adalah gaya street fashion yang memberikan kesan natural

dan lebih dekat dengan alam, menggunakan warna – warna yang

mengingatkan kita pada suasana hutan yang teduh dan nyaman. “Mori”

dalam bahasa Jepang berarti “hutan”. Para pecinta gaya ini disebut “Mori

Girl” atau “Gadis Hutan”

Bahan yang digunakan sebagai aksesoris maupun pakaian juga bahan

– bahan yang bernuansa alam seperti wol, katun, bulu – bulu sintetis, serta

bahan – bahan anyaman daun – daun, ataupun akar kering untuk topi atau

tas. Nyaman, longgar, rajutan, dan berlapis – lapis merupakan ciri khas gaya

Mori.

Gambar 2.22 Seorang perempuan dengan gaya Mori Kei

(Sumber :

http://nekoroji.blogspot.com/2014_04_01_archive.html)

Page 34: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

43

b. Gaya Shibuya

Shibuya merupakan lokasi street style terkenal setelah Harajuku.

Jika Harajuku lebih didominasi oleh ABG berusia belasan tahun. Shibuya

lebih didominasi oleh wanita belia dan pria muda berusia awal 20-an.

Wanita muda disebut Gals atau Gyaru sedangkan yang pria disebut Gyaruo.

Gaya ini terkesan dewasa dan mempesona dengan keglamorannya.

Ciri – ciri umum Gaya Shibuya :

Full of makeup! Tata rias wajah sempurna, dan selalu

disempurnakan setiap saat jika diperlukan dengan peralatan kosmetik

lengkap yang selalu ada di dalam tas. Fake for Perfect! Sangat

memperhatikan penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Selalu

siap dengan wig berwarna cokelat emas (golden-brown) atau cokelat gelap

(dark-brown), kuku palsu hias, bulu mata yang tebal dan lentik, serta lensa

kontak berwarna biru atau cokelat yang bercahaya dan memberikan efek

dramatis. Blink Blink, Fur, and Branded! Terlihat dari barang merah

bermerek khususnya dari Eropa, dan aksesoris yang terlihat gemerlap

termasuk di telepon seluler yang dikenakan. Barang – barang “blink – blink”

aksesoris berbulu sintetis seperyi tipped, rompi, dan boots berbulu juga

digemari, khususnya di musim gugur dan dingin. (Nurhayati Hesti, 2012:36)

Gaya yang sedang tren di Shibuya atau biasa disebut Gals yaitu

Onee Kei yang memberikan kesan wanita muda dewasa dan mempesona.

Page 35: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

44

c. Gaya Akihabara

Akihabara dikenal sebagai daerah pusat elekstronik yang berada di

Tokyo, Jepang. Merupakan tempat berkumpulnya para pecinta anime dan

video game. Kebutuhan para otaku mengispirasi para pebisnis untuk

mendirikan restoran atau cafe yang mempresentasikan dunia imajinasi dari

cerita – cerita manga, anime, ataupun video game.

Ada beranekaragam Maid Cafe di Akihabara. Di Akihabara pelayan

cafe mengenakan kostum ala keluarga Eropa.

Ciri – ciri umum Akiba Style (Akiba – Kei)

1) Terinspirasi oleh cerita di manga, anime, atau video game Jepang.

2) Berkarakter layaknya dunia fantasi bagi yang mengenakannya maupun yang

melihatnya.

Salah satu gaya yang populer di Akihabara adalah Cosplay (1983 –

Saat ini). Cosplay merupakan singkatan dari “Costume Role-Play” istilah

menggambarkan budaya yang tumbuh dikalangan anak muda Urban

Gambar 2.23Tiga orang perempuan dengan gaya Onee Kei

(Sumber : http://pixshark.com/gyaru-fashion.htm)

Page 36: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

45

Jepang. Mereka berdandan seperti karakter yang ada di manga, anime, dan

video games.

C. Tinjauan Akustik Ruang

1. Pengertian Akustik

Pengertian Akustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan

bunyi atau suara, sebagaimana pendapat Shadily (1987:8) bahwa akustik

berasal dari kata dalam bahasa Inggris acoustics, yang berarti ilmu suara atau

ilmu bunyi. Sehingga Akustik ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan

dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang

terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda

atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi

suara (Joko Sarwono, 2009).

Gambar 2.24 Seorang perempuan sedang cosplay karakter di anime

Blood C

(Sumber : http://www.gameblog.fr/blogs/jinks/p_46867_cosplay-du-

weekend-17-kisaragi-saya)

Page 37: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

46

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tata

Akustik merupakan pengolahan tata suara pada suatu ruang untuk

menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati. Sebagaimana

pendapat Pamuji Suptandar (1990:103), bahwasanya akustik atau sound system

merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik, karena

pengaruh akustik sangat luas. Dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosi

dalam ruang sehingga seseorang akan mampu merasakan kesan-kesan tertentu.

2. Perilaku Bunyi (Behaviour of Sound) di Ruang Tertutup

a. Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi)

Bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan

sebelum sampai ke pendengar . Pemantulan dapat diakibatkan oleh

bentuk ruang maupun bahan pelapis permukaannya. Permukaan

pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya

permukaan yang cekung seperti bentuk dome (kubah) dan permukaan

yang lengkung menyebabkan pemantulan bunyi yang mengumpul dan

tidak menyebar sehingga terjadi pemusatan bunyi.

Gambar 2.25 Pemantulan suara ke langit-langit

Sumber: Doelle (1990)

Page 38: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

47

Permukaan penyerap bunyi dapat membantu menghilangkan

permasalahan gema maupun pemantulan yang berlebihan.

b. Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi)

Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka

bunyi akan terserap olehnya (Doelle, 1990:26) sehingga permukaan

tersebut disebut penyerap bunyi. Bahan-bahan tersebut menyerap bunyi

sampai batas tertentu, tapi pengendalian akustik yang baik membutuhkan

penyerapan bunyi yang tinggi. Adapun yang menunjang penyerapan

bunyi adalah lapisan permukaan dinding, lantai, langit-langit, isi ruang

seperti penonton dan bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak,

karpet serta udara dalam ruang.

c. Diffusi Bunyi (Penyebaran Bunyi)

Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke

sekeliling ruangan. Suara juga dapat berjalan menembus saluran, pipa

atau koridor.ke semua arah di dalam ruang tertutup.

d. Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi)

Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan

gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang

seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok.

Page 39: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

48

3. Persyaratan Akustik

Persyaratan tata akustik gedung pertunjukan yang baik untuk

menghasilkan kualitas suara yang baik, secara garis besar gedung

pertunjukan harus memenuhi syarat : kekerasan (loudness) yang cukup,

bentuk ruang yang tepat, distribusi energi bunyi yang merata dalam ruang,

dan ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik.

a. Kekerasan (Loudness) yang Cukup

Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran

besar disebabkan oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang

bunyi karena jarak tempuh bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh

penonton dan isi ruang (kursi yang empuk, karpet, tirai ).

Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi agar tercapai

kekerasan/loudness yang cukup. Dalam hal ini Doelle (1990:54)

mengemukakan persyaratan yang perlu diperhatikan untuk mencapainya,

yaitu dengan cara memperpendek jarak penonton dengan sumber bunyi,

penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai, sumber bunyi harus dikelilingi

lapisan pemantul suara, luas lantai harus sesuai dengan volume gedung

pertunjukan, menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan,

dan penempatan penonton di area yang menguntungkan.

b. Memperpendek Jarak Penonton dengan Sumber Bunyi.

Persyaratan jarak penonton dengan sumber bunyi untuk

mendapatkan kepuasan dalam mendengar dan melihat pertunjukan: No seat

should be more than 20 m from the stage front if the performance is to be

Page 40: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

49

seen and heard clearly.Jarak tempat duduk penonton tidak boleh lebih dari

20 meter dari panggung agar penyaji pertunjukan dapat terlihat dan

terdengar dengan jelas.

Akan tetapi untuk mendapatkan kekerasan yang cukup saja (tanpa

harus melihat penyaji dengan jelas), misalnya pada pementasan orkestra

atau konser musik, toleransi 6 jarak penonton dengan penyaji dapat lebih

jauh hingga jarak maksimum dengan pendengar yang terjauh adalah 40m,

c. Penaikan Sumber Bunyi

Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin dapat dilihat

oleh penonton, sehingga menjamin gelombang bunyi langsung yang bebas

(gelombang yang merambat secara langsung tanpa pemantulan) ke setiap

pendengar.

d. Pemiringan Lantai

Lantai di area penonton harus dibuat miring karena bunyi lebih

mudah diserap bila merambat melewati penonton dengan sinar datang

miring (grazing incidence). Aturan gradien kemiringan lantai yang

ditetapkan tidak boleh lebih dari 1:8 atau 30° dengan pertimbangan

keamanan dan keselamatan. Kemiringan lebih dari itu menjadikan lantai

terlalu curam dan membahayakan.

Page 41: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

50

Gambar 2.26 Penaikan sumber bunyi dan pemiringan lantai area penonton

Sumber: Doelle (1990)

Gambar di atas menjelaskan pemiringan lantai dan peninggian sumber

bunyi. Bila sumber bunyi ditinggikan dan area tempat penonton dimiringkan

30° maka pendengar akan menerima lebih banyak bunyi langsung yang

menguntungkan kekerasan suara .

e. Sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara

Untuk mencegah berkurangnya energi suara, sumber bunyi harus

dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti gypsum

board, plywood, flexyglass dan sebagainya dalam jumlah yang cukup

banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada

tiap bagian daerah penonton, terutama pada tempat-tempat duduk yang jauh

.Langit-langit dan dinding samping auditorium merupakan permukaan yang

tepat untuk memantulkan bunyi. Sehubungan dengan upaya penguatan

bunyi tersebut Mills (1976:28) berpendapat sebagai berikut:

One way of reinforcing sound from the stage is to provide reflectors

above the front part of the auditorium to direct the sound to the back seats,

Page 42: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

51

where the direct sound is weakest; in some cases, the auditorium ceiling

itself might be an appropriate reflecting surface.

Jadi salah satu cara untuk memperkuat bunyi dari panggung adalah

dengan menyediakan pemantul di atas bagian depan auditorium untuk

memantulkan bunyi secara langsung ke tempat duduk bagian belakang,

dimana bunyi langsung (direct sound) terdengar paling lemah.

Permukaan-permukaan pemantul bunyi (acoustical board, plywood,

gypsum board dan lain-lain) yang memadai akan memberikan energi pantul

tambahan pada tiap-tiap bagian daerah penonton, terutama pada bagian yang

jauh.Ukuran permukaan pemantul harus cukup besar dibandingkan dengan

dengan panjang gelombang bunyi yang akan dipantulkan. Sudut-sudut

permukaan pemantul harus ditetapkan dengan hukum pemantulan bunyi dan

langit-langit serta permukaan dinding perlu dimanfaatkan dengan baik agar

diperoleh pemantulan-pemantulan bunyi singkat yang tertunda dalam

jumlah yang terbanyak.

Gambar 2.27 Penempatan langit-langit pemantul

Sumber: Doelle (1990)

Page 43: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

52

Gambar di atas menjelaskan bahwa ketepatan dalam meletakkan

langit-langit pemantul dengan pemantulan bunyi yang makin banyak ke

tempat duduk yang jauh, secara efektif menyumbang kekerasan yang cukup.

Langit-langit dan bagian depan dinding-dinding samping auditorium

merupakan permukaan yang cocok untuk digunakan sebagai pemantul

bunyi.

f. Kesesuaian luas lantai dengan volume ruang

Terkait dengan kapasitas tempat duduk, The Association of British

Theatre Technicians dalam Mills( 1976:32) mengklasifikasikan gedung

pertunjukan dari yang berukuran kecil hingga sangat besar yakni: ukuran

sangat besar berkapasitas 1500 atau lebih tempat duduk, ukuran besar 900-

1500 tempat duduk, ukuran sedang 500 – 900 tempat duduk dan ukuran

kecil kurang dari 500 tempat duduk.

Doelle (1990:58) menyebutkan bahwa nilai volume per tempat

duduk penonton yang direkomendasikan untuk gedung pertunjukan

serbaguna minimal 5.1 m³ (m cubic), optimal 7.1 m³ dan maksimal 8.5 m³.

Dari perbandingan tersebut dapat diperoleh standar ukuran volume yang

dipersyaratkan untuk gedung ukuran tertentu sehingga kelebihan ataupun

kekurangan kapasitas ruang dapat dihindari .

g. Menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan

Bentuk plafond paralel secara horisontal seperti gambar di bawah ini

tidak dianjurkan.

Page 44: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

53

Pada gambar di atas terjadi pemantulan kembali sebagian besar

bunyi langsung (direct sound) ke sumber bunyi, dan sebagian lagi

dipantulkan ke langit-langit dengan waktu tunda singkat yang terbatas baru

kemudian disebarkan ke arah penonton sehingga bunyi langsung yang

diterima penonton lebih sedikit sehingga kekerasan sangat berkurang.

Gambar 2.28 Bentuk plafond paralel yang tidak dianjurkan

Sumber: Doelle (1990)

Disarankan bentuk permukaan pemantul bunyi yang miring dengan

permukaan yang tidak beraturan, terutama daerah plafond di atas sumber

bunyi, agar sebagian besar bunyi langsung (direct sound) menyebar ke arah

penonton dengan waktu tunda yang panjang sehingga bunyi langsung dapat

diterima sebagian besar penonton hingga ke tempat duduk terjauh.

Page 45: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

54

Gambar 2.29 Pemantulan yang dianjurkan

Sumber: Doelle (1990)

h. Penempatan penonton di area yang menguntungkan

Penonton harus berada di daerah yang menguntungkan, baik saat

menonton maupun melihat pertunjukan, yakni berada pada area sumbu

longitudinal.

Gambar 2.30 Area sumbu longitudinal

Sumber: Doelle (1990)

Page 46: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

55

Area sumbu longitudinal merupakan area untuk pendengaran dan

penglihatan terbaik, sehingga harus diefektifkan untuk tempat duduk. Harus

dihindari perletakan lorong sirkulasi di area ini .

Selain ditinjau dari kualitas mendengar dan melihat dari segi

penontonnya, juga harus dilihat dari segi kenyamanan pemainnya. Agar

pemain masih bisa leluasa dalam melakukan aksi panggungnya, maka

rentang sudut yang masih bisa ditolerir 135° dari sumber bunyi seperti yang

dijelaskan oleh Mills (1976:37) :

Greater encirclement has the obvious advantage of bringing more

members of the audience within good acoustics and visual distance of the

stage, but it also means that they will tend to be distracted in some instances

by the audience on the other side of the acting area. Furthermore, it is not

possible for an actor to convey focial expressions and gestures in two

opposite directions at the same time, an angle 135° is generally considered

to be the limit, and greater encirclement can therefore impose constraints

on the type of performance undertaken.

Lingkar area tempat duduk penonton yang lebih besar merupakan hal

yang menguntungkan karena lebih banyak penonton yang mendapatkan

jarak mendengar dan melihat yang baik secara akustik maupun visual, tapi

dalam beberapa hal cenderung tidak menguntungkan bagi penonton yang

berada di sisi panggung yang lain. Lagipula, tidak mungkin bagi pemain

untuk menghadap ke arah penonton yang berada di dua arah yang

berlawanan dalam waktu yang bersamaan.

Page 47: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

56

Gambar 2.31 Limit Lingkar area penonton yang dapat dijangkau pemain (act of

command)

Sumber: Doelle (1990)

D. Lobby (Ruang Tunggu)

Lobby atau lobi adalah ruang masuk gedung (M. Echols dan Hasan

Shadily, 1997) pengertian lobi lebih dikenal dengan ruangan atau teras di dekat

pintu masuk sebuah bangunan yang biasanya dilengkapi dengan berbagai

perangkat meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang

tunggu.Kata lobi digunakan pada tahun 1640 yang berarti ruangan masuk yang

besar dalam gedung umum.

“Lobi harus dibayangkan sebagai ruang multi guna yang

dinamis. Banyak proyek bangunan akan menawarkan kesan pertama dan kesan

pertama pasti akan dibuat mencolok. Lobi pintu masuk menjadi hal pertama yang

dilihat oleh pengunjung. Karena area ini sering menjadi tempat pertemuan. Jadi,

lobi harus menyediakan ruang multiguna baik itu untuk pembicaraan santai

Page 48: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

57

maupun formal, dan juga saat bekerja di depan laptop dan menghubungkan

berbagai perangkat seperti ponsel dan iPod ke perangkat laptop. Itu berarti lobi

harus diberi pengaturan terbaik pada meja sofa dan ketersediaan kopi. Segmentasi

ruang kreatif diperlukan disini. Sediakanlah zona intim dan zona sosial dan juga

jangan melupakan furniture untuk memberikan kenyamanan dan fungsionalitas

kepada tamu.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan aktivitas dalam lobby, sebaiknya

lobby harus :

a. Tersedia ruang pengecekan dan meja informasi, ruang pengecekan berada

dikanan pintu masuk, dekat pintu tetapi tidak menutupi lalu lintas. Meja

informasi ada di kiri pintu masuk, karakter meja ini tergantung pada ukuran

bangunan. Posisinya dapat digantikan dengan papan buletin atau kalender

peristiwa.

b. Tersedianya fasilitas telepon.

c. Tersedianya counter penjualan (bisa dilakukan di meja informasi)

d. Tersedianya tempat display majalah dan barang-barang cetak.

e. Tersedianya fasilitas pameran, susunannya harus tepat, menarik, tidak

menghalangi jalan, dan sirkulasi pengunjung.

(Sumber : kutipan tugas akhir Efendi Setiyawan C0800019)

Fungsi Lobby

a. Sebagai fungsi ekonomi, yaitu pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas-

fasilitas yang tersedia di lobi dan tanpa harus pergi ke tempat lain, sehingga

menghemat tenaga dan biaya.

Page 49: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

58

b. Sebagai fungsi sosial, yaitu lobi dapat memberikan informasi kepada

pengunjung tentang fasilitas-fasilitas yang disediakan di lobi agar

pengunjung dapat saling berinteraksi dengan sesama pengunjung lain serta

karyawan.

c. Lobi sebagai tempat penghubung, yaitu memberikan informasi serta fasilitas

sebagai tujuan pendidikan maupun pariwisata.

Gambar 2.32 Standar Ergonomi Kursi dan Ruang Tunggu

Sumber: Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 :299

(Sumber : kutipan tugas akhir Efendi Setiyawan C0800019)

Page 50: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

59

E. Gallery

1. Pengertian Gallery

Galeri seni adalah sebuah ruang untuk memamerkan karya-karya seni,

dan sering kali merupakan seni visual. Galeri dapat berwujud galeri publik

maupun privat, namun yang membedakan galeri ini adalah pada kepemilikan

dari koleksi-koleksi yang ada pada galeri. Lukisan merupakan barang seni yang

paling sering di tampilkan. Akan tetapi, skluptur, fotografi, ilustrasi, seni

instalasi, dan objek dari seni yang dapat digunakan juga ditampilkan pada

galeri seni ini. Meskipun pada dasarnya museum atau galeri ini diperuntukan

sebagai ruang bagi hasil karya seni visual, namun galeri seni ini terkadang juga

digunakan sebagai tempat untuk berbagai kegiatan seni lainnya, seperti konser

music dan pembacaan puisi. Galeri merupakan suatu ruangan panjang

terlindungi / tertutup, berupa koridor, baik itu didalam maupun di eksterior

bangunan, atau koridor diantara bangunan yang berfungsi sebagai tempat

kegiatan pameran kerja seni.

Galeri pada awalnya merupakan bagian dari museum yang berfungsi

sebagai ruang pameran. Menurut Robillard (1982), ruang publik pada museum

dibagi menjadi 4 bagian :

a) Entrance hall.

b) Jalur sirkulasi.

c) Galeri.

d) Lounge (ruang duduk).

Page 51: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

60

Galeri merupakan ruang paling utama karena berfungsi mewadahi

karya-karya seni yang dipamerkan. Pada perkembangan selanjutnya, galeri

berdiri sendiri terlepas dari museum. Fungsi dari galeri pun mulai berkembang,

bukan hanya sebagai ruang untuk memajang atau memamerkan saja, melainkan

juga berkembang sebagai ruang untuk menjual karya seni atau proses transaksi

barang seni. Menurut Darmawan T. (1994) bahwa galeri lebih merupakan

bagian dari pertumbuhan ekonomi daripada perkembangan seni. Pertumbuhan

galeri berprinsip pada memutar seni dengan uang dan menggerakkan uang

lewat seni.

2. Macam – macam Galeri Seni

Macam galeri berdasarkan tempat penyelenggaraan pameran dibagi

menjadi dua, yaitu :

1) Traditional Art Gallery, galeri yang aktivitasnya diselenggarakan di

selasar / lorong panjang.

2) Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern.

Macam dari galeri berdasarkan sifat kepemilikan dibagi menjadi tiga,

yaitu:

1) Private Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perseorangan / pribadi

atau kelompok.

2) Public Art Gallery, galeri milik pemerintah dan terbuka untuk umum.

3) Kombinasi dari kedua galeri di atas.

Page 52: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

61

Macam galeri berdasarkan isinya dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Art Gallery of Primitif Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni primitif.

2) Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas

di bidang seni klasik.

3) Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni modern.

Macam galeri berdasarkan jenis pameran yang diadakan dibagi menjadi

tiga, yaitu :

1) Pameran tetap (Permanent Exhibition). Pameran yang diadakan terus-

menerus tanpa ada batasan waktu. Barang-barang yang dipamerkan

tetap atau bisa juga bertambah.

2) Pameran temporer (Temporary Exhibition). Pameran yang diadakan

sementara dengan batasan waktu tertentu.

3) Pameran keliling (Travelling Exhibition). Pameran yang berpindah-

pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Galeri seni dapat digolongkan lagi berdasarkan pada macam koleksi dan

tingkat dan luas koleksi (luas jangkauan). Galeri berdasarkan macam koleksi

dibedakan menjadi :

1) Galeri pribadi; merupakan galeri yang berfungsi sebagai tempat

pameran karya pribadi seniman itu sendiri, tidak memamerkan karya

orang lain atau sebagai galeri yang befungsi sebagai tempat pamer

dimana koleksi yang dipamerkan tidak diperjual-belikan.

Page 53: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

62

2) Galeri umum; merupakan galeri yang memamerkan karyakarya seni

dari beberapa seniman dan koleksi yang dipamerkan diperjual-belikan.

3) Galeri kombinasi; merupakan galeri kombinasi pribadi dan umum

dimana karya-karya seni yang dipamerkan ada yang diperjualbelikan

dan ada yang merupakan koleksi khusus yang tidak dijual, koleksi

yang dipamerkanpun bukan dari satu orang seniman melainkan dari

beberapa seniman.

Galeri berdasarakan tingkat dan luas koleksi (luas jangkauan) dibedakan

menjadi:

1) Galeri lokal; merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan

objek-objek yang diambil dari lingkungan setempat.

2) Galeri regional; merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan

objek-objek yang diambil dari tingkat daerah / propinsi / regional I.

3) Galeri internasional; merupakan galeri yang mempunyai koleksi

dengan objek-objek yang diambil dari suatu negara atau dunia.

Ghirarado (1996) membagi tipe pokok galeri menjadi dua, yaitu Shrine

dan Warehouse. Seiring dengan perkembangan ruang publik pada tingkat

urban, ditandai dengan maraknya fasilitas berupa mall di suatu kutub dan

fasilitas kultural berupa museum atau galeri di kutub lain, maka memunculkan

fungsi baru di tengah kedua fungsi tersebut. Kondisi tersebut melahirkan galeri

yang memiliki nilai entertainment dan komersial yang kuat. Tumbuhnya galeri

baru membuat bangunan galeri itu sendiri menjadi objek pengamatan. Jadi

tidak hanya koleksi didalamnya saja yang menjadi objek pengamatan.

Page 54: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

63

1) Tipe Shrine

Berarti tempat suci atau terawat. Menempatkan seni diatas banyak hal lain.

Koleksinya sangat terpilih, ditata pada ruang yang memungkinkan

pengunjung melakukan kentemplasi (memandang dengan penuh

perhatian). Nilai kolektif dan penghargaan terhadap seni pada galeri sangat

tinggi sehingga pemilihan koleksi relatif sangat selektif.

2) Tipe Warehouse

Galeri mewadahi berbagai koleksi yang bernilai; sedemikian beragamnya

koleksi yang ditampung sehingga wadahnya pun memiliki fleksibilitas

yang sangat tinggi untuk menanggapi perubahan dan perkembangan di

dalamnya yang dinamis. Tipe Warehouse sangat populer dalam berbagai

bentuk dan strategi perancangan.

3) Tipe Cultural Shopping Mall

Strategi pemasaran galeri telah membaurkan persoalan antara seni dan

komersial, antara lain melalui maraknya aktivitas komersial dalam galeri.

Strategi pemasaran tidak terbatas pada display, melainkan juga memberi

tekanan pada penjualan cinderamata yang lebih beragam (ketimbang

sekedar poster, kartu pos, dan katalog) seperti halnya shopping mall

memperkuat layanannya melalui fasilitas gedung bioskop, pameran seni,

ataupun konser-konser. Tipe baru galeri “Cultural Shopping Mall” bisa

mencakup fasilitas restoran toko, auditorium, sampai gedung teater. Dalam

hal ini galeri dan mall mempunyai satu kesamaan, yakni aktivitas

utamanya mendorong pemasaran melalui konsumsi.

Page 55: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

64

4) Tipe galeri Spectacle

Tipe galeri yang tidak lazim yang diidentifikasi oleh Kurt Poster dimana

mendorong pengunjung untuk menikmati pengalaman estetika justru

karena arsitektur bangunan galeri itu sendiri. Arsitektur pada galeri

Spectacle diorganisasikan untuk mencapai penghargaan dan kebanggaan

seni sama seperti yang terjadi pada galeri bertipe Shrine. Secara tipikal,

sesungguhnya galeri Spectacle juga serupa dengan galeri bertipe “Cultural

Shopping Mall”. Galeri sebagai Spectacle (pertunjukan besar / tontonan)

mengharapkan audiens yang artistik.

3. Fungsi Galeri Seni Secara Umum

Secara umum, selain sebagai tempat yang mewadahi kegiatan

transferisasi perasaan dari seniman kepada pengunjung, berfungsi juga sebagai:

a. Sebagai tempat memamerkan karya (exhibition room)

b. Sebagai tempat membuat karya (workshop)

c. Mengumpulkan karya (stock room)

d. Mempromosikan lukisan dan tempat jual-beli karya (auction room)

e. Tempat berkumpulnya para seniman

f. Tempat pendidikan masyarakat

4. Fasilitas Galeri

Sebuah galeri harus dilengkapi fasilitas baik utama maupun penunjang.

Fasilitas utama yang terdapat dalam sebuah galeri antara lain:

a. An introductory space yaitu sebagai ruang untuk memperkenalkan tujuan

galeri dan fasilitas apa aja yang terdapat di dalamnya.

Page 56: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

65

b. Main gallery displays yaitu merupakan tempat pameran utama. Ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang ruang pameran.

Syarat-syarat tersebut antara lain:

1) Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering dan debu.

2) Mendapatkan cahaya dan penerangan yang baik.

3) Dapat dilihat publik tanpa menimbulkan rasa lelah.

c. Temporary displays area yaitu ruang pameran berkala untuk memamerkan

barang pameran dalam jangka waktu pendek.

Galeri juga harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang. Fasilitas

penunjang yang harus ada dalam sebuah galeri antara lain:

1) Library yaitu are yang berisi buku-buku maupun informasi yang

berkaitan dengan benda-benda yang dipamerkan di sebuah galeri.

2) Workshop yaitu tempat pembuatan dan penyimpanan karya seni.

F. Tinjauan Konsep Ide Gagasan

Dampak dari imperialisme budaya pop Jepang tidak hanya mempengaruhi

bidang industri hiburan di Indonesia seperti komik dan tayangan kartun animasi

serta musik khas Jepang. Budaya pop Jepang juga ikut mempengaruhi gaya

berpakaian para remaja di Indonesia. Gaya berpakaian khas Jepang ini disebut

dengan Harajuku.

Harajuku sebenarnya adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar

Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai

tempat anak-anak muda berkumpul. Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan

Page 57: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

66

tempat berkembangnya subkultur Takenokozoku (komunitas anak muda

penggemar dance group di tahun 70-, 80-an di Tokyo). Jadi, Harajuku adalah

sebutan populer untuk gaya jalanan yang diadopsi dari kawasan Harajuku.

Harajuku kini sangat menarik minat anak muda dunia, termasuk Indonesia.

Gaya, pilihan warna dan motif pakaian yang dikenakan para kaum muda di

seputar Harajuku banyak ditiru oleh kalangan muda di Indonesia. Umumnya

mereka memiliki perhatian khusus pada produk budaya pop Jepang lainnya,

seperti: anime, cosplay, komik, makanan, film, majalah, dan juga musik serta

bahasa Jepang. Para kaum muda ini hadir membawa produk persilangan budaya

baru yang merupakan perpaduan dari budaya Jepang dan budaya Indonesia.

Banyaknya anak muda Indonesia yang menyukai budaya Jepang populer

ini, banyak juga muncul berbagai komunitas-komunitas yang berkaitan, seperti

Komunitas pecinta musik Jepang; Komunitas komik, anime dan manga; Wota

(sebutan fans untuk Idol Group jepang) JKT48; Komunitas Cosplay dan Harajuku

Style; dan sebagainya. Bahkan di Kota-kota basar sering diadakan sebuah acara

rutin Japan-festival yaitu sebuah festival untuk mengapresiasikan kreatifitas

budaya Jepang Populer seperti festival musik Jepang, Pameran anime dan manga,

peragaan busana Cosplay dan Harajuku yang diadakan oleh anggota komunitas-

komunitas tersebut. Sehingga perlu adanya sebuah ruang publik yang dapat

menampung kegiatan-kegiatan tersebut agar tetap terjaga kepopulerannya dan

dapat diambil manfaatnya.

Hal-hal yang terpenting dalam gaya Harajuku yaitu memadu-padan

beberapa fashion yang berbeda. Mencampur gaya yang berbeda dan menabrak

Page 58: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

67

warna juga model yang ada. Apa saja bisa dipakai atas dasar pemikiran sendiri.

Adapun ciri khas adalah memakai baju berlapis – lapis. Seperti memakai sweater,

rompi, atau jaket melapisi blus dan/ t-shirt dan seterusnya.

Fashion Harajuku merupakan eksplorasi terlihat dari potongan layering,

atau dengan memakai lebih dari satu busana. Memodifikasi ulang pakaian jadi

(baru atau lama) dengan pemikiran diri sendiri. Memadukan kemeja, blouse, dan

tank top untuk atasan. Kemudian untuk bawahan bisa memakai celana pendek,

leging, dan kaos kaki.

Membuat diri terlihat seramai mungkin sehingga kesan harajuku makin

terasa. Aksesoris memegang peranan penting dalam fashion. dimana seseorang

bisa menggunakan bando, pita dan jepit rambut menjadi satu. Inti dari gaya

Harajuku adalah mengeksplor gaya sebebas - bebasnya sesuai keinginan pribadi.

Beberapa jenis gaya yang populer di Harajuku :

Gambar 2.33 Bagian depan gambar merupakan Gerbang

Harajuku

(Sumber : https://dietasurya.wordpress.com)

Page 59: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

68

1) Takenoko – Zoku (1979 – 1980)

Takenoko – Zoku adalah nama sekelompok anak muda street performers

dengan gaya kostum yang unik: “baggy clothes” dan “happi coat” yang

terinspirasi oleh pakaian tradisional Jepang zaman Heian (784 – 1185 dC) – saat

pengaruh budaya China masih kuat di Jepang. Anak muda yang berkostum

Takenoko – Zoku biasanya berkumpul berkelompok-kelompok di Harajuku untuk

menari bersama dengan membawa boom box setiap akhir pekan.

Gambar 2.34Seseorang sedang memperagakan tarian dengan gaya berpakaian

Takenoko-Zoku

(Sumber : http://smt.blogs.com/mari_diary/2005/05/yoyogi_park_and.html)

Page 60: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

69

Nama Takenoko-zoku berasal dari nama butik kostum yang yang sangat

digemari disana, butik tersebut berada di Takeshita-dori. Sampai saat ini butk

kostum Takenoko tersebut masih eksis walaupun Takenoko – zoku sudah lama

tidak eksis lagi – namun kostum yang mereka jual kini lebih beragam dan bergaya

Barat. Takenoko merupakan butik yang terkenal mahal saat itu, para anak muda

Takenoko – zoku yang miskin terpaksa membuat kostum sendiri dengan meniru

gaya kostum koleksi butik tersebuat agar tetap dapat eksis berdisko dijalanan

bersama kelompoknya.

Gambar 2.35 Tampak depan Butik Takenoko

(Sumber : http://luvtoexplore.blogspot.com/2010/07/fashionable-day-in-harajuku.html)

Page 61: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

70

2) Visual Kei (1989 – saat ini)

Visual Kei sebenernya berhubungan dengan suatu gerakan di antara musisi

Japanese rock (Jrock) dan dikarakteristikkan dengan elaborasi kostum eksentrik,

penampilan dan gaya rambut serta make up yang amat menonjol. “Visual Kei”

secara harfiah berarti”musik gaya visual”. Musik yang dimainkan biasanya

berkisar antara goth rock, heavy metal, dan punk yang terinspirasi dari band-band

di Inggris maupun Amerika seperti KISS; begitu pula dengan gaya berbusana. Di

Jingu – Bashi – jembatan pejalan kaki yang menghubungkan distrik Harajuku dan

Meiji Shrine banyak ditemukan cosplayer Visual Kei bersama dengan para pecinta

gaya Gothic Lolita yang umumnya juga merupakan penggemar band-band

beraliran Visual Kei.

Gambar 2.36 Band The Gazette dengan gaya Visual Kei

(Sumber : http://imgkid.com/the-gazette-inside-beast.shtml)

Page 62: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

71

Hal yang paling menarik dari gaya Visual Kei adalah adanya konsep

androgini (tidak dapat dibedakan antara maskulin dan feminim) dalam berdandan.

Seorang pemain band Visual Kei sah-sah saja berdandan feminim yang justru

mempesona para fansnya. Sebaliknya, para fans band Visual Kei yang umumnya

wanita itu kerap bergaya seperti para pemain band idolanya yaitu gaya “pria

cantik”.

3) Lolita; Goth-Loli, Ama-Loli, Wa-Loli (1990an – saat ini)

Gaya dengan sebutan Lolita yang manis dipadukan dengan unsur gaya

“dunia hitam” seperti vampir, serta hal yang cadas seperti gothic dan punk, yang

menimbulkan kesan seram dan misterius. Lolita yang misterius dan didominasi

warna hitam disebut Gothic – Lolita (disingkat Goth – Loli). Namun lafal orang

Jepang menjadi Gosurori.

Gambar 2.37 Band Versailles dengan gaya visual kei

(Sumber : http://es.visualkei.wikia.com/wiki/Versailles)

Page 63: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

72

Lolita yang menggunakan warna-warni manis (baby pink, ungu pastel, atau

coklat) dan aksen-aksen manis seperti motif stroberi, sayap peri, ataupun cupcake

dinamakan “Ama – Loli”

4) Decora (Pertengahan 1990 – saat ini)

Ciri khas gaya ini adalah dekrasi diri dengan pernak-pernik yang amat

sangat berlebihan. Kata “decora” sebetulnya berasal dari kata Bahasa Inggris

“decoration.” Beberapa Decora girls senang memakai piyama yang berwujud

karakter hewan fantasi seperti tokoh Stitch, Pikachu, Winnie the Pooh, dan

karakter lucu lainnya. Decora yang memakai piyama maskot seperti Kigumurin

gals sering disebut Kawaii – Decora atau Super Kawaii – Decora.

Gambar 2.38 Seorang perempuan dengan gaya Gothic Lolita

(Sumber : http://tokyofashion.com/)

Page 64: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

73

5) Fairy - Kei (1996 – saat ini)

Satu lagi gaya di Harajuku yang berkonsep “girlie” – selain Lolita dan

Decora, yaitu Fairy Kei. Masih dengan imej kekanak-kanakan yang cukup

ekstrim namun, tidak menggunakan aksesoris yang terlalu berlebihan.

Gambar 2.39 Dua orang perempuan dengan gaya

Decora

Sumber : (http://genjutsu.es/2010/06/07/decora/)

Gambar 2.40 Seorang perempuan dengan gaya Fairy Kei

Sumber : http://kawaiibuk.blogspot.com/2014/08/kawaii-b-all-about-fairy-kei.html

Page 65: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

74

Sesuai dengan namanya “fairy” gaya fashion ini memang terinspirasi

dengan fairy tale atau cerita dongeng peri, seperti cerita Disney Princess atau

Barbie. Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan lembut yang

dikombinasikan, misalnya merah dan pink.

6) Ura – Hara Kei (1997 – saat ini)

Ura – Hara merupakan singkatan dari “Ura – Harajuku” artinya daerah di

belakang Harajuku (antara Meiji st dan Aoyama st). Gaya Ura – Hara terlihat

stylish – girlie, namun yang menjadi ciri khasnya adalah kesan “kasual” atau

“santai” dan “nyaman”. Warna-warna yang digunakan merupakan warna-warna

yang natural seperti hijau army, khaki, abu -abu, putih, coklat, hitam, krem, dan

biru navy.

Gambar 2.41 Dua orang pria dengan gaya Ura Hara Kei

(Sumber : http://www.complex.com/style/2013/02/a-guide-to-

japanese-fashion-subcultures/urahara-kei)

Page 66: BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya, seperti kolom,dinding, lantai, dan atap () c. Desain Interior

75

Gaya ini juga bisa dikombinasikan dengan gaya etnik seperti Bohemian atau

Tyrolean dan juga Afgha Ura – Hara girl menyukai denim, sepatu bersol rendah,

sneakers, dan sepatu boots yang sedehana. Untuk gaya rambut pendek natural

hingga medium bob.

7) Mori – Kei (2008 – Saat ini)

Mori – Kei adalah gaya street fashion yang memberikan kesan natural dan

lebih dekat dengan alam, menggunakan warna-warna yang mengingatkan kita

pada suasana hutan yang teduh dan nyaman. “Mori” dalam bahasa Jepang berarti

“hutan”. Para pecinta gaya ini disebut “Mori Girl” atau “Gadis Hutan”

Bahan yang digunakan sebagai aksesoris maupun pakaian juga bahan-bahan

yang bernuansa alam seperti wol, katun, bulu-bulu sintetis, serta bahan-bahan

anyaman daun-daun, ataupun akar kering untuk topi atau tas. Nyaman, longgar,

rajutan, dan berlapis-lapis merupakan ciri khas gaya Mori.

Gambar 2.42 Seorang perempuan dengan gaya Mori Kei

(Sumber :

http://nekoroji.blogspot.com/2014_04_01_archive.html)