II-14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar TeoriOperasi pemisahan dapat dicapai dengan membuat
dua atau lebih zona nyata yang berbeda dalam suhu, tekanan,
komposisi, dan fase. Setiap jenis molekul dalam campuran,
dipisahkan dengan cara yang unik dengan keadaan yang berbeda di
setiap zona. Akibatnya, karena sistem bergerak ke arah
kesetimbangan, setiap molekul memiliki konsentrasi yang berbeda di
setiap zona, dan menghasilkan pemisahan antar molekul (Perry,
2008).
Operasi pemisahan tersebut disebut dengan distilasi, yaitu suatu
pemisahan yang menggunakan uap dan fase cair yang berdasarkan suhu
dan tekanan yang sama untuk zona yang sama. Berbagai macam
perangkat seperti perangkat packing yang acak ataupun yang
terstruktur, plate atau tray, digunakan untuk mempetermukan dua
fase ke dalam kontak yang intim. Tray disusun dengan cara
meletakkan tray yang satu di atas tray yang lain dan memasangnya
menjadi silinder untuk membentuk kolom. Packing umumnya juga
terdapat dalam shell silinder antara hold-down dan plate pendukung.
Kolom dapat dioperasikan secara kontinyu atau dalam batch,
tergantung pada beberapa faktor seperti skala, fleksibilitas
operasi, dan kandungan padatan dalam feed. Tray tipe kontinyu pada
kolom distilasi dengan perangkat eksternal ditampilkan di Gambar
2.1 (Perry, 2008).
Bahan feed yang akan dipisahkan menjadi fraksi-fraksi,
dikontakkan di satu atau lebih titik sepanjang shell kolom. Karena
perbedaan densitas antara fasa uap dan fasa cair, fase cair
mengarah ke kolom bagian bawah, mengalir dari tray ke tray,
sementara uap mengalir sampai ke bagian atas kolom, berkontak
dengan fase cair yang menuju ke bagian bawah kolom di setiap tray
(Perry, 2008).
Pola keseluruhan aliran di kolom distilasi adalah berlawanan
arah, antara aliran fase uap dan aliran fase cair pada semua tray
dalam kolom distilasi. Uap dan fasa cair pada tray dinyatakan
dengan panas, tekanan, dan komposisi kesetimbangan tiap tingkat
tergantung pada efisiensi tray yang digunakan (Perry, 2008).
Gambar 2.1 Diagram Skematik dan Nomenklatur untuk Kolom
Distilasi Kontinyu Sederhana dengan Satu Feed, Kondensor Overhead
Total, dan Reboiler ParsialFase cair menuju bagian bawah kolom dan
sebagian diuapkan dalam reboiler untuk dipanaskan, yang kemudian
dialirkan kembali ke kolom. Sisa cairan yang ada di kolom bagian
bawah diambil sebagai bottom product. Fase uap mencapai puncak
kolom lalu didinginkan dan terkondensasi menjadi cairan dalam
kondensor yang terdapat di bagian atas kolom distilasi. Sebagian
dari cairan ini dikembalikan ke kolom sebagai refluks untuk
pemisahan lagi oleh uap. Sisa aliran yang bukan reflux diambil
sebagai distilat, atau overhead produk. Dalam beberapa kasus hanya
sebagian dari uap yang terkondensasi, sehingga uap yang tidak
terkondensasi di kondensor dapat diambil sebagai distilat (Perry,
2008).
Komponen lighter (yang menguap pada suhu yang lebih rendah)
cenderung terkosentrasi dalam fase uap, sedangkan komponen heavier
(yang menguap pada suhu yang lebih tinggi) berkonsentrasi dalam
fase cair. Hasilnya adalah fasa uap yang menjadi kaya akan komponen
lighter keluar melewati bagian atas kolom, dan fasa cair yang kaya
akan komponen heavier keluar di bagian bawah kolom. Keseluruhan
pemisahan antara distilat dan bottom product tergantung pada
volatilitas relatif komponen, rasio antara laju aliran fase cair
dan laju aliran fase uap di setiap bagian kolom, dan jumlah tray
yang kontak di setiap bagian kolom (Perry, 2008).Jika feed
dimasukkan pada salah satu titik disepanjang shell kolom, maka
kolom dapat dibedakan menjadi bagian atas, yang sering disebut
bagian rectifying, dan bagian yang bawah, yang disebut sebagai
bagian stripping. Pada kolom distilasi multi-feed (feed lebih dari
satu) dan kolom dimana sidestream cairan atau uap diambil, ada
lebih dari dua bagian kolom yang ada di antara aliran produk akhir.
Konsep kolom distilasi ini merupakan konsep yang berguna untuk
menemukan alternatif sistem kolom (atau urutan) untuk memisahkan
campuran multikomponen, seperti dijelaskan di bawah dalam sub-bab
Sistem Distilasi (Perry, 2008).
Semua operasi pemisahan membutuhkan masukan energi dalam bentuk
panas atau kerja. Dalam operasi distilasi konvensional, seperti
ditandai pada Gambar 2.1, energi yang dibutuhkan untuk memisahkan
spesies ini ditambahkan dalam bentuk panas ke reboiler di bagian
bawah kolompada saat suhu tertinggi. Hal ini sering mengakibatkan
kebutuhan energi masukan yang besar dan efisiensi termodinamika
keseluruhan yang rendah, terutama jika panas yang dibuang di
kondensor terbuang. Operasi distilasi kompleks yang menawarkan
efisiensi termodinamika yang lebih tinggi dan kebutuhan energi
input yang lebih rendah telah dikembangkan dan juga dibahas dalam
sub bab Sistem Distilasi (Perry, 2008).
Distilasi Batch lebih disukai untuk aliran umpan kecil atau
produksi musiman yang dilakukan dalam waktu yang sebentar dengan
menggunakan model "batch campaign". Dalam model ini, feed
dimasukkan untuk disuling dengan uap yang tersedia di kolom dimana
pemisahan terjadi. Uap yang meninggalkan bagian atas kolom akan
dikondensasikan untuk direfluks kembali ke kolom dan juga diambil
sebagai distilat yang mengandung produk. Dalam operasi normal,
aliran distilat adalah satu-satunya aliran yang meninggalkan sistem
distilasi. Dalam hal penambahan penyearah aliran, konfigurasi
sistem distilasi batch lainnya dibahas dalam sub bab Batch
Distillation. Banyak konsep dan metode yang dibahas untuk distilasi
kontinyu yang berguna untuk mengembangkan model dan metode desain
untuk distilasi batch (Perry, 2008).KONSEP EQUILIBRIUM DAN
NONEQUILIBRIUM STAGE
Proses pemindahan yang berlangsung dalam kolom distilasi
merupakan interaksi yang rumit antara fase kesetimbangan
termodinamika dari campuran, tingkat intra-interfase massa dan
transportasi energi, dan arus multifase. Penyederhanaan diperlukan
untuk mengembangkan model yang mudah dikerjakan. Konsep model
equilibrium stage ini dikembangkan oleh Sorel pada tahun 1893, di
mana cairan dalam masing-masing tahap dianggap tercampur dengan
sedemikian rupa, sehingga uap dan aliran cair yang meninggalkan
stage berada dalam kesetimbangan termodinamika masing-masing. Hal
ini diperlukan agar hubungan kesetimbangan termodinamika antar fasa
dapat digunakan untuk menentukan suhu dan komposisi ekuilibrium
aliran pada tekanan tertentu. Sebuah kolom hipotetis yang terdiri
dari tahap kesetimbangan (bukan kontak tray aktual), dirancang
untuk mencapai pemisahan yang diinginkan untuk kolom yang
sebenarnya (Perry, 2008).
Penggunaan konsep distilasi stage ekuilibrium dipecah menjadi
tiga langkah utama :
1. Data termodinamika dan metode yang diperlukan untuk
memprediksi komposisi kesetimbangan fase dirakit.
2. Nomor stage ekuilibrium dan masukan energi yang diperlukan
untuk mencapai pemisahan tertentu atau pemisahan yang ingin dicapai
dalam suatu nomor stage ekuilibrium agar dapat diperhitungkan
energi yang masuk.
3. Nomor stage ekuilibrium dikonversi ke nomor tray aktual yang
digunakan untuk menghitung tinggi feed dan diameter kolom.OPERASI
PEMISAHAN TERKAIT
Operasi distilasi sederhana dan kompleks yang baru saja
dijelaskan semua memiliki dua hal yang sama :
1. Kedua bagian rectifying dan bagian stripping dibedakan,
sehingga pemisahan dapat dicapai antara dua komponen yang
berdekatan volatilitasnya.2. Proses pemisahan sangat dipengaruhi
oleh penambahan dan penghilangan energi dan bukan dengan penambahan
zat pemisah massa (MSA) seperti dalam ekstraksi cair-cair.
Terkadang, alternatif pemisahan uap-cair tunggal atau operasi
multi-tahap, mungkin lebih cocok digunakan daripada distilasi
(Perry, 2008).Sebuah distilasi flash tahap tunggal, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2a, tepat untuk digunakan jika :
1. Relative volatility antara dua komponen yang akan dipisahkan
sangat besar
2. Pengambilan hanya satu komponen dalam dua aliran produk yang
diinginkan dapat dicapai tanpa memperhatikan pemisahan komponen
lain, atau
3. Hanya pemisahan parsial saja yang akan dibuat dan
diterapkan.
Sebuah contoh umum adalah pemisahan gas ringan seperti hidrogen
dan metana dari senyawa aromatik. Suhu yang diinginkan dan tekanan
dari distilasi flash mungkin diperoleh dengan menggunakan penukar
panas, katup, kompresor, atau pompa upstream untuk tangki, yang
digunakan untuk memisahkan fase uap (produk) dan fase cair.
Tergantung pada kondisi asli feed, sebagian dikondensasikan atau
sebagian lagi diuapkan, maka sistem ini disebut flash operation
(Perry, 2008).
Jika pengambilan hanya satu komponen yang diperlukan dan bukan
pemisahan yang sangat detail antara dua komponen yang volatilitas
yang berdekatan, dapat digunakan absorpsi dengan single-stripping.
Jika feed adalah fase uap pada operasi pemisahan, dapat menggunakan
menara absorbsi dengan menggunakan cairan MSA sebagai penyerap yang
volatilitasnya relatif rendah, seperti pada Gambar 2.2b, atau
dengan refluks yang dihasilkan oleh kondensor parsial seperti pada
Gambar 2.2c. Pemilihan biasanya tergantung pada biaya operasi uap
condensing overhead atau pemurnian dan daur ulang larutan penyerap
(Perry, 2008).
Gambar 2.2 Operasi Pemisahan yang Berkaitan dengan Distilasi.
(a) Flash atau penguapan kondensasi parsial. (b) Absorbsi. (c)
Rectifier. (d) Stripping. (e) Reboiled stripping. (f) Reboiled
penyerapan. (g) Refluks stripping. (h) Ekstraktif distilasi. (i)
Distilasi Azeotropic.
Jika feed merupakan fase cair pada operasi pemisahan, dapat
digunakan kolom pemisah dengan pemberian uap dari luar dengan
volatilitas relatifnya yang tinggi, ditunjukkan pada Gambar 2.2d,
atau dengan mendidihkan uap yang dihasilkan oleh reboiler parsial,
seperti pada Gambar 2.2e. Pemilihan tergantung pada kemudahan
daripada pendidihan parsial dari bottom product atau pemurnian dan
daur ulang dari cairan stripping (Perry, 2008).
Jika pemisahan yang detail diperlukan antara dua komponen yang
memiliki volatilitas yang berdekatan, tapi suhunya rendah, maka
diperlukan untuk menghasilkan refluks pada tekanan operasi di
kolom. Atau suhu yang tinggi diperlukan untuk menghasilkan
pemanasan, kemudian direfluks ke area stripping, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2g, atau penggunaan reboiler, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2f, juga dapat diterapkan. Dalam kedua
kasus, pilihan MSA memiliki pertimbangan yang sama, untuk pemilihan
sistem absorbsi sederhana dan stripping (Perry, 2008).
Ketika perbedaan volatilitas antara dua komponen yang dipisahkan
menjadi begitu kecil sehingga jumlah stage yang diperlukan sangat
besar akan, maka distilasi ekstraktif dapat diterapkan, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2h. Di sini, MSA yang digunakan harus
dapat meningkatkan perbedaan volatilitas yang cukup untuk
mengurangi kebutuhan njumlah stage teoritis. Biasanya, MSA adalah
senyawa polar yang volatilitas rendah yang tertinggal di bagian
bawah, dimana MSA tersebut kembali dan didaur ulang. MSA kemudian
dikontakkan ke nomor yang cukup dekat dengan stage bagian atas
kolom sehingga dapat mempengaruhi perbedaan volatilitas dari
sebagian besar stage. Beberapa refluks di bagian atas digunakan
untuk meminimalkan kosentrasi MSA dalam distilat. Sebuah alternatif
untuk distilasi ekstraktif adalah distilasi azeotropik, yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2i. Dalam kondisi umum, MSA membentuk
titik didih azeotrop minimum yang heterogen dengan satu atau lebih
komponen pada feed yang digunakan. Produk Azeotrop tersebut diambil
dibagian atas kolom, dan fase MSA dialirkan dan dikembalikan ke
kolom sebagai refluks (Perry, 2008).
Banyak konfigurasi multistage lain yang mungkin diterapkan. Satu
variasi penting dari stripper, ditunjukkan pada Gambar 2.2d, adalah
refluks stripper, di mana sebuah kondensor di overhead kolom
ditambahkan. Konfigurasi seperti ini kadang-kadang digunakan untuk
memisahkan uap air asam yang mengandung NH3, H2O, fenol, dan HCN
(Perry, 2008).
DATA DAN MODEL TERMODINAMIKA
Data termodinamika sangat penting untuk desain yang akurat atau
untuk analisis kolom distilasi. Kegagalan peralatan dalam bekerja
ditentukan dari tingkat kecocokan perangkat pendukung, yang
disebabkan oleh kurangnya data tersebut. Sub bagian ini merangkum
dan menyajikan contoh data fase ekuilibrium yang saat ini tersedia
untuk desainer kolom distilasi. Konsep termodinamika tersebut
digunakan dan disajikan dalam subbagian dari Termodinamika Section
4 (Perry, 2008).DATA FASE EQUILIBRIUM
Untuk campuran biner, tekanan dan temperatur dapat memperbaiki
kesetimbangan uap dan komposisi cairan. Dengan demikian, data
eksperimen sering disajikan dalam bentuk tabel mol fraksi uap y dan
fraksi mol cair x untuk satu konstituen pada rentang suhu T untuk
tekanan tetap P atau rentang tekanan untuk suhu yang tetap. Sebuah
pemilihan pada data tersebut, pada tekanan 101,3 kPa (1 atm; 1,012
bar), untuk empat sistem biner nonideal diberikan pada Tabel 2.1.
Database ekstensif pengukuran fase ekuilibrium sudah tersedia dalam
simulator proses, bersama dengan model kolom untuk menghubungkan,
menginterpolasi, dan mengekstrapolasi data (perawatan yang
dibutuhkan di sini). Banyak simulator juga menyediakan tampilan
grafis dari data untuk visualisasi dan interpretasi (Perry,
2008).Untuk aplikasi distilasi (kondisi proses hampir isobarik),
data campuran biner sering diplot pada tekanan tetap, seperti
grafik y dan x, dengan garis kemiringan 45 (termasuk untuk
referensi), dan grafik antara T, y, dan x, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.3. Dalam beberapa sistem biner, salah satu komponen
lebih stabil daripada komponen yang lain, dari seluruh komposisi
total. Ini merupakan permasalahan yang diterangkan pada Gambar 2.3
dan Gambar 2.4 untuk sistem benzene-toluene pada tekanan 101,3 dan
202,6 kPa (1 dan 2 atm) dimana benzena lebih stabil daripada
toluena (Perry, 2008). Untuk sistem biner lainnya, salah satu
komponen lebih mudah menguap selama operasi berlangsung dari
komposisi lainnya. Dua sistem jenis ini, etil asetat-etanol dan
kloroform-aseton, ditunjukkan pada Gambar 2.5 sampai Gambar 2.7.
Gambar 2.5 menunjukkan bahwa kloroform kurang volatil daripada
aseton dengan konsentrasi dibawah 66% mol kloroform, dan etil
asetat lebih volatil daripada etanol dengan konsentrasi dibawah 53%
mol etil asetat. Di atas konsentrasi tersebut, volatilitas dibalik.
Campuran tersebut dioperasikan sebagai campuran azeotropik, dengan
komposisi tertentu pembalikan dapat terjadi, dimana komposisi uap
dan komposisi cairan sama, yaitu komposisi azeotropik, atau
azeotrop. Cairan azeotropik mungkin homogen atau heterogen (dua
fasa bercampur cair). Dua dari campuran biner dari Tabel 2.1
merupakan bentuk dari yang azeotropes homogen. Campuran
non-azeotrop contohnya seperti benzena dan toluene pada Gambar 2.3
dan Gambar 2.4 dapat dipisahkan dengan distilasi sederhana menjadi
dua produk murni. Sebaliknya, distilasi sederhana campuran
azeotropik terbaik menghasilkan azeotrop dan satunya adalah spesies
murni (Perry, 2008). Distilat dan bottom product yang diperoleh
tergantung pada komposisi feed dan titik didih minimum azeotrop
seperti campuran etil asetat-etanol pada Gambar 2.6 atau titik
didih maksimal azeotrop terbentuk sebagaimana dengan campuran
kloroformaseton pada Gambar 2.7. Misalnya, jika campuran 30% mol
kloroform dan 70% mol aseton diumpankan ke kolom distilasi
sederhana, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, yang
beroperasi pada 101,3 kPa (1 atm), produk distilat adalah aseton
yang mendekati murni dan bagian produk bawah bisa mendekati
pemanasan maksimum yang azeotrop (Perry, 2008).Sebuah contoh dari
formasi heterogen azeotrop - ditunjukkan pada Gambar 2.8 untuk
sistem butanol-air normal pada 101,3 kPa. Pada cair komposisi
antara 0 dan 3% mol butanol dan antara 40 dan 100 mol % butanol,
pada fase cair bersifat homogen. Tahap memisah menjadi dua fasa
cair yang terpisah (satu dengan 3% mol butanol dan lainnya dengan
40% mol butanol) terjadi untuk setiap komposisi cairan keseluruhan
antara 3 dan 40 mol% butanol. Titik didih azeotrop minimum yang
heterogen terjadi pada 92C (198F) ketika komposisi uap dan
Komposisi keseluruhan dari dua fase cair adalah 25% mol butanol
(Perry, 2008). Untuk campuran yang mengandung lebih dari dua
spesies, derajat kebebasan tersedia untuk setiap komponen tambahan.
Jadi, untuk sistem empat komponen, uap kesetimbangan dan komposisi
cair akan tetap jika tekanan, temperatur, dan fraksi mol dari dua
komponen ditetapkan. Representasi data kesetimbangan multikomponen
uapcair, dalam bentuk tabel atau grafik dari jenis yang ditunjukkan
sebelumnya, untuk sistem biner sangat sulit atau tidak mungkin.
Sebaliknya, data tersebut, seperti data sistem biner, umumnya
diwakili dalam hal nilai K (rasio kesetimbangan uap-cair), yang
didefinisikan oleh:
(Perry, 2008)dan berkorelasi secara empiris atau secara teoritis
dalam hal suhu, tekanan, dan komposisi fasa dalam bentuk tabel,
grafik, dan persamaan. Nilai K yang banyak digunakan dalam
perhitungan destilasi multikomponen, dan rasio nilai K dari dua
spesies, disebut volatilitas relatif,
(Perry, 2008)Gambar 2.3 Kurva y-x Isobarik untuk benzena-toluena
(Brian, 1972)
Gambar 2.4 Kurva kesetimbangan isobarik uap-cair untuk
benzena-toluena. (Brian, 1972)adalah indeks yang sesuai dan relatif
mudah untuk memisahkan komponen i dan j dengan distilasi. Jarang
distilasi digunakan dalam skala besar jika volatilitas relatifnya
kurang dari 1,05, dengan i lebih volatil daripada j (Perry,
2008).
Gambar 2.5 Kesetimbangan vapor-cair untuk etil asetat-etanol dan
sistem kloroform-aseton pada 101,3 kPa (1 atm) (Brian, 1972).NILAI
KORELASI GRAFIK K
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, nilai K dari spesies adalah
fungsi kompleks suhu, tekanan, dan kesetimbangan uap-cair dan fase
dari tiap komposisi. Namun, untuk campuran senyawa molekul yang
sama struktur dan ukuran, nilai K tergantung terutama pada
temperatur dan tekanan. Sebagai contoh, beberapa korelasi nilai
grafis K utama tersedia untuk sistem light-hidrokarbon. Yang paling
mudah untuk digunakan adalah grafik DePriester yang meliputi 12
hidrokarbon (metana, etilena, etana, propylene, propana, isobutana,
isobutilena, n-butana, isopentana, n-pentana, n-heksana, dan
n-heptana) (Perry, 2008).
Grafik ini adalah penyederhanaan grafik Kellogg (Liquid-Vapor
Equilibria in Mixtures of Light Hydrocarbons, MWK Equilibrium
Constants, Polyco Data, 1950) dan termasuk data eksperimen
tambahan. Grafik Kellogg dan juga grafik DePriester, didasarkan
pada persamaan keadaan Benedict-Webb-Rubin [Chem. Eng. Prog, 47,
419 (1951),. 47, 449 (1951)], yang dapat mewakili kedua fase cair
dan fase uap dan dapat memprediksi nilai K cukup akurat ketika
persamaan yang tersedia adalah konstanta untuk komponen tersebut
(Perry, 2008).
Gambar 2.6 Cairan titik didih dan temperatur kondensasi uap
untuk campuran azeotrop titik didih minimum etil asetat dan etanol
pada 101,3 kPa (1-atm) tekanan total.
Gambar 2.7 Titik didih cairan dan temperatur kondensasi uap
untuk campuran azeotrop titik didih maksimum kloroform dan aseton
pada 101,3 kPa (1-atm) tekanan total.Sebuah prosedur trial dan
error diperlukan untuk menentukan nilai korelasi K yang berpengaruh
pada komposisi. Seseorang tidak dapat menghitung nilai K sampai
komposisi fase diketahui, dan mereka tidak dapat diketahui sampai
nilai-nilai K tersedia untuk menghitungnya. Untuk K sebagai fungsi
T dan P saja, grafik DePriester memberikan nilai yang baik untuk
iterasi. Nomograf ini ditunjukkan pada Gambar 2.9a dan Gambar b.
Versi SI grafik ini telah dikembangkan oleh Dadyburjor [Chem. Eng.
Prog., 74 (4), 85 (1978)].
Gambar 2.8 Data kesetimbangan uap-cair untuk sistem
n-butanol-air 101,3 kPa (1 atm), fase pemisahan dan pembentukan
azeotrop-heterogen
METODE GRAFIS UNTUK DISTILASI BINER
Distilasi Multistage yang continue, yaitu kondisi operasi yang
steady-state banyak digunakan dalam praktek untuk memisahkan
berbagai campuran. Tabel 2.5, diambil dari studi Mix, Dweck,
Weinberg, dan Armstrong [AIChE gejala. Ser. 76, 192, 10 ( 1980)]
daftar komponen key bersama dengan persyaratan stage, untuk
melakukan pemisahan untuk 27 proses distilasi di industri. Desain
kolom multistage dapat dilakukan dengan teknik grafis ketika
campuran feed hanya mengandung dua komponen. Metode diagram x-y
dikembangkan oleh McCabe dan Thiele [Ind Eng. Chem., 17, 605
(1925)] hanya menggunakan fase kesetimbangan dan hubungan
kesetimbangan mol. Metode itu mengasumsikan kolom distilasi
bersifat adiabatik (tidak ada panas hilang melalui kolom dinding)
dan panas laten yang konstan untuk campuran biner pada semua
komposisi (yang dianjurkan, diantara yang lain, memiliki panas
laten yang sama untuk kedua komponen) (Perry, 2008).
TABEL 2.1 Key Component dan typical number (Real) untuk
rekomendasi stage pemisahan proses distilasi dalam kepentingan
industri
Key ComponenTypical Number of Tray
Hydrocarbon System
Ethylene-ethane73
Propylene-propane138
Propyne-1-3-butadiene40
1-3 Butadiene-vynil acetylene130
Benzene-toluene34, 53
Benzene-ethyl benzene20
Benzene-diethyl benzene50
Toluene-ethyl benzene28
Toluene-xylenes45
Ethyl benzene-styrene34
o-Xylene-m-xylene130
Organic System
Methanol-formaldehyde23
Dichloroethane-trichloroethane30
Acetic acid-acetic anhydride50
Acetic anhydride-ethylene diacetate32
Vinyl acetate-ethyl acetate90
Ethylene glycol-diethylene glycol16
Cumene-phenol38
Phenol-acetophenone39, 54
Aqueous System
HCN-water15
Acetic acid-water40
Methanol-water60
Ethanol-water60
Isopropanol-water12
Vinyl acetate-water35
Ethylene oxide-water50
Ethylene glycol-water16
Dengan kemampuan komputer, yang paling disukai adalah pendekatan
desain berbasis persamaan karena memberikan jawaban cepat dan
berulang kali dalam menggambar ulang grafik. Pendekatan seperti ini
sangat berguna untuk analisis sensitivitas, yang memberikan wawasan
tentang bagaimana perubahan desain dengan berbagai variasi atau
variabel dalam parameter desain seperti sifat termodinamika, laju
alir umpan, komposisi, suhu, dan tekanan, dan komposisi produk yang
diinginkan. Namun demikian, diagram dapat digunakan untuk perkiraan
secara cepat, untuk menafsirkan hasil metode berbasis persamaan,
dan menunjukkan pengaruh berbagai variabel desain. Diagram x-y
adalah yang paling baik untuk digunakan dalam hal ini, dan
penggunaannya dikembangkan sangat detail di bagian ini. Penggunaan
diagram komposisi entalpi diberikan oleh Smith (Design Equilibrium
Processes Stage, McGraw-Hill, New York, 1963) dan Henley dan Seader
(Equilibrium-Satge Separation Operation in Chemical Engineering,
Wiley, New York, 1981). II.2 Aplikasi IndustriKajian Pemisahan
Campuran Aseton - Butanol - Etanol Hasil Fermentasi dengan
Distilasi Bertingkat (Fractional Distillation)
Persediaan minyak bumi sebagai sumber energi utaina dan bahan
dasar berbagai bahan kimia semakiii berkurang. Sejalan dengan itu,
maka perlu diupayakan untuk memanfaatkan sumber energi lain yang
dapat diperbaharui, lebih mural1 dan aman terhadap lingkungan.
Produksi aseton-butanol-etanol (ABE) melalui proses fermentasi
merupakan salah satu alternatif yang perlu dikembangkan. Proses
hilir fermentasi ABE mencakup penanganaii massa cairan (broth)
ferrnentasi dan gas-gas produk samping fermentasi (CO2 dan H3).
Penangallan massa cairan fermentasi ABE terdiri dari pemisahan dan
pemurnian pelarut organik aseton, butanol dan etanol, serta
peinisahan biomassa (sel mikrobial). Penelitian ini dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu persiapaii balian, penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Persiapan balian ditujukan untuk mendapatkan
massa cairan (brotlr) ferinentasi ABE yang akan dipisahkan pelarut
organiknya. Kegiata~i - persiapan bahan adalali pengaktifan mi
kroorganisme (bakteri Closrridiun, aceroburvlicut-P262), penyiapan
kultur propagasi. ferinentasi curah ABE, peinanenan dan analisis
sampel inassa cairaii fermentasi. Massa cairan ferinentasi ABE yang
dihasilkan mengandung asetoli 5.68, butanol 17.97, etanol 2.39,
asam asetat 0.13 dan asam butirat 0.02 g/l.Suhu fraksionasi aseton
terbaik adalah 45C-65C menghasilkan fraksi aseton dengan kosentrasi
705,05 g/l dan kemurnian 89,26% dari kosentrasi aseton hasil
pemekatan sebesar 44,63 g/l. Suhu fraksionasi etanol terbaik adalah
78C-81C menghasilkan fraksi etanol dengan kosentrasi 330,94 g/l dan
kemurnian 41,93% dari kosentrasi etanol hasil pemekatan sebesar
16,70 g/l. Suhu fraksionasi butanol yang terbaik adalah 85C-95C
menghasilkan fraksi butanol dengan kosentrasi 533,08 g/l dan
kemurnian 65,83% dari kosentrasi butanol hasil pemekatan sebesar
114,45 g/l.Pers. (2.1)
Pers. (2.2)
II-1