32 BAB II ANALISIS DATA Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka analisis data akan dideskripsikan bentuk, makna leksikal, makna kultural, dan perkembangan dari istilah- istilah sesaji dalam pembangunan rumah di Desa Sidorejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. A. Bentuk dan Makna Leksikal Bentuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) monomorfemis, (2) polimorfemis, dan (3) frasa. Analisis makna leksikal istilah-istilah sesaji dalam pembangunan rumah di desa sidorejo kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi berdasarkan bentuk adalah sebagai berikut. 1. Bentuk Monomorfemis (1) andong [andɔŋ] Gambar 5. andong
61
Embed
BAB II ANALISIS DATA - abstrak.uns.ac.id · Gambar 18. panggang Panggang memiliki makna leksikal masakan ayam Jawa utuh yang telah dibersihkan jeroannya kmudian disujeni yaitu ditusuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
32
BAB II
ANALISIS DATA
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka analisis data akan
dideskripsikan bentuk, makna leksikal, makna kultural, dan perkembangan dari istilah-
istilah sesaji dalam pembangunan rumah di Desa Sidorejo Kecamatan Kendal
Kabupaten Ngawi.
A. Bentuk dan Makna Leksikal
Bentuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) monomorfemis, (2) polimorfemis, dan
(3) frasa. Analisis makna leksikal istilah-istilah sesaji dalam pembangunan rumah di
desa sidorejo kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi berdasarkan bentuk adalah sebagai
berikut.
1. Bentuk Monomorfemis
(1) andong [andɔŋ]
Gambar 5. andong
33
Andong memiliki makna leksikal sebuah tanaman perdu yang
bercabang. Mempunyai tinggi 2-4 meter dan tidak bercabang. Andong memiliki
daun yang panjang dan meruncing. Biasanya tanaman andong digunakan
sebagai tanaman hias dan bisa juga dimanfaatkan sebagai obat. Andong
memiliki daun yang panjang dan meruncing. Andong adalah kata dasar yang
berkategori nomina.
(2) bawang [bawaŋ]
Gambar 6. bawang
Bawang memiliki makna leksikal salah satu jenis bumbu dapur yang
juga digunakan hamper dalam setiap masakan. Bawang ini berbentuk bulat
menguncup, berwarna putih dan memiliki bau yang sangat menyengat. Bila
terlalu banyak dikonsumsi dapat menyebabkan bau mulut. Bawang adalah kata
dasar yang berkategori nomina.
34
(3) brabon [brabɔn]
Gambar 7. brabon
Brabon memiliki makna leksikal merupakan kain berwarna merah yang
diletakkan pada ujung atas tiang penyagga dalam prosesi pembangunan rumah.
Kain ini berbentuk persegi empat dan diberi lubang ditengah, dengan tujuan
agar bisa dimasuki ujung kecil yang dimiliki oleh tiang penyangga. Brabon
adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(4) brambang [brambaŋ]
Gambar 8. brambang
35
Brambang memiliki makna leksikal jenis bumbu dapur yang selalu
digunakan hampir disetiap masakan. Bau dari brambang ini sangat menyengat
dan bila kita menatap maka air mata dapat keluar. Brambang berbentuk lonjong
mengucup, berwarna dan berlapis. Brambang adalah kata dasar yang
berkategori nomina.
(5) dhadhap [DaDap]
Gambar 9. dhadhap
Dhadap memiliki makna leksikal sebuah daun berwarna hijau yang
berbentuk menyerupai daun sirih namun agak lebar. Daun ini memiliki tekstur
permukaan yang kasar dan berasal dari pohon yang lunak, kecil dan pendek.
Dhadap adalah kata dasar yang berkategori nomina.
36
(6) endhog [nDɔg]
Gambar 10. endhog
Endhog memiliki makna leksikal suatu benda berbentuk bulat agak
lonjong, keras dan mudah pecah yang merupakan bakal anak dari binatang
unggas yang disebut juga dengan telur. Endhog adalah kata dasar yang
berkategori nomina.
(7) gantal [gantal]
Gambar 11. gantal
37
Gantal memiliki makna leksikal sebuah daun yang digulung dan diikat
menggunakan tali. Daun yang digunakan adalah daun sirih kemudian ditali
menggunakan benang. Gantal adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(8) ingkung [iŋkuŋ]
Gambar 12. ingkung
Ingkung memiliki makna leksikal masakan daging seekor ayam utuh.
Artinya daging tersebut seolah-olah masih berwujud seekor ayam hanya saja
kepala ditarik ke atas dan dijepit dengan sayap. Ayam tersebut direbus dan
dicampur dengan bumbu kemiri, ketumbar, kunir, bawang merah, bawang
putih, santan, laos, daun salam, dan bawang goreng. Ingkung adalah kata dasar
yang berkategori nomina.
38
(9) jarit [jarIt]
Gambar 13. jarit
Jarit memiliki makna leksikal sebuah selendang. Selendang ini
biasanya bermotif batik yang biasanya dipakai untuk menggendong anak. Jarik
juga merupakan sebuah kain yang digunakan para kaum wanita sebagai pakaian
bawahan. Jarit adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(10) kupat [kopat]
Gambar 14. kupat
39
Kupat memiliki makna leksikal makanan yang terbuat dari beras yang
direndam terlebih dahulu, kemudian dimasukan ke dalam anyaman daun kelapa
berbentuk persegi empat, kemudian direbus dengan air sampai matang. Kupat
adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(11) Lepet [lǝpǝt]
Gambar 15. Lepet
Lepet memiliki makna leksikal makanan yang terbuat dari ketan putih
yang dibungkus menggunakan daun kelapa, kemudian ditali pada tiga bagian,
bagian atas tenggah dan bawah. Lepet adalah kata dasar yang berkategori
nomina.
40
(12) manggar [maŋgar]
Gambar16. manggar
Manggar memiliki makna leksikal sebuah bunga yang dihasilkan oleh
pohon kelapa. Manggar memiliki warna kuning muda dan jika diraba memiliki
tekstur yang lembut. Manggar merupakan bakal calon buah kelapa. Manggar
adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(13) miri [miri]
Gambar 17. miri
41
Miri memiliki makna leksikal merupakan salah satu bumbu dapur yang
berbentuk bulatan tidak merata, berwarna putih, dan memiliki tekstur yang
keras. Bila dipecah banyak mengandung minyak. Miri adalah dasar yang
berkategori nomina.
(14) panggang [paŋgaŋ]
Gambar 18. panggang
Panggang memiliki makna leksikal masakan ayam Jawa utuh yang
telah dibersihkan jeroannya kmudian disujeni yaitu ditusuk dari tengah tepat
dibelakang brutu sampai tembus pangkal leher, kemudian kepala ditarik ke
depan dan di jepit dengan sayap dan kaki. Ayam yang udah disujeni kemudian
dipanggang dengan bara api dan diolesi bumbu yang terbuat dari campuran
ketumbar, bawang putih, gula Jawa dan daun salam yang ditumbuk dan diberi
sedikit mentega, kemudian dipanggang sampai berwarna kecoklatan.
Panggang adalah kata dasar yang berkategori nomina.
42
(15) pari [pari]
Gambar 19. pari
Pari memiliki makna leksikal arane tetuwuhan sing wohe ditutu dadi
beras (Bausastra Jawa, 2000:575). Sejenis tumbuhan yang buahnya digiling
menjadi beras. Pari memiliki tinggi 0,3 sampai dengan 1 meter. Jika sudah tua
tanaman padi berwarna kekuningan dan ujung buahnya merunduk kebawah.
Pari adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(16) peyek [pεyε?]
Gambar 20. peyek
43
Peyek memiliki makna leksikal yaitu makanan seperti kerupuk yang
terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan berbagai bumbu. Biasanya
diberi campuran kacang atau teri. Peyek adalah kata dasar yang berkategori
nomina.
(17) ringin [riŋIn]
Gambar 21. ringin
Ringin memiliki makna leksikal Arane wit godhonge akeh ketel
(Bausastra. 2000:672) yaitu sebuah pohon yang memiliki daun yang rindang.
Ringin merupakan tumbuhan pohon besar dan memiliki daun yang rindang.
Untuk benda atau alat upacara ini digunakan seranting atau beberapa ranting
daun beringin dalam arti tidak dipetik daun daunnya. Ringin adalah kata dasar
yang berkategori nomina.
44
(18) srondeng [sronDεŋ]
Gambar 22. srondeng
Srondeng memiliki makna leksikal yaitu lauk yang terbuat dari parutan
kelapa kemudian dicampur dengan bumbu yaitu kunyit, ketumbar, bawang
putih, bawang merah dan ditambah daun salam, daun jeruk purut dan lengkuas.
Srondeng berwarna coklat kehitaman dan rasanya manis. Srondeng ini biasanya
diikutkan dalam takir dan ada juga yang dibuat lauk untuk selametan. Srondeng
adalah kata dasar yang berkategori nomina.
(19) takir [takIr]
Gambar 23. takir
45
Takir memiliki makna leksikal sebuah wadah untuk berbagai isi dari
sesaji. Wadah ini terbuat dari daun pisang yang dibentuk seperti mangkuk isi
dari takir ini adalah telu, kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, uang
logam, bunga dan gantal. Takir adalah kata dasar yang berkategori nomina.
2. Bentuk Polimorfemis
Bentuk polimorfemis istilah-istilah sesaji dalam pembuatan rumah meliputi
afiksasi dan kata majemuk. Adapun kata-kata yang termasuk dalam polimorfemis
adalah sebagai berikut.
a. afiksasi
(20) kuluban [kuluban]
Gambar 24. kuluban
Kuluban memiliki makna leksikal sebutan untuk berbagai jenis sayuran
yang dapat dihidangkan dengan sambal kacang atau sambal kelapa. Kulub
46
“sebutan untuk jenis sayuran yang dimasak dengan direbus dan dihidangkan
dengan sambal kacang atau sambel kelapa” + Sufiks –an kuluban ‘sebutan
untuk berbagai jenis sayuran yang dapat dihidangkan dengan ambal kacang
sambel kelapa.
b. Kata Majemuk
(21) gedhang raja [gǝDaŋ rɔjɔ]
Gambar 25. gedhang raja
Gedhang raja memilki makna leksikal salah satu jenis pisang yang
memiliki bentuk besar, panjang dan berwarna kuning, rasanya paling manis
diantara yang lain sehingga disebut rajanya pisang. Kata gedhang memiliki arti
sejenis buah yang dihasilkan pohon pisang. Kata raja memiliki arti Raja atau
Ratu (Bausastra Jawa). Dalam istilah gedhang raja memiliki makna yang bukan
gabungan antara makna gedhang dan raja melainkan penggabungan kata yang
menimbilkan makna baru, maka istilah gedhang raja termasuk jenis kata
majemuk.
47
(22) kembang kanthil [kǝmbaŋ kanTIl]
Gambar 26. kembang kanthil
Kembang kanthil memiliki makna leksikal merupakan bingan berwarna
putih yang mempunyai bau harum yang khas. Kembang kanthil memilki pohon
yang mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu. Pada ranting-
ranting pohon biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.
Daun kantil tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun
panjang mencapai hampir setengan panjang daunnya. Kanthil memupunyai
kata kembang memilki makna suatu calon buah yang terdapat diantra dedaunan
pada sebuah tumbuhan. Kembang memiliki bau harum dan memiliki warna
indah dan mencolok. Kata kanthil memiliki makna gumantung ‘bergelantungan
atau menggantung’. Dalam istilah kembang kanthil memiliki makna yang
bukan gabungan antara makna kembang dan kanthil melainkan penggabungan
kata yang menimbulkan makna baru, maka istilah kembang khantil termasuk
jenis kata majemuk.
48
(23) kembang setaman [kǝmbaŋ sǝtaman]
Gambar 27. kembang setaman
Kembang setaman memiliki makna leksikal sesaji yang terdiri dari
berbagai jenis bunga yang terdiri dari mawar merah, mawar putih, melati dan
kenanga. Kata kembang memiliki makna suatu calon buah yang terdapat
diantara dedaunan pada sebuah tumbuhan. Kembang memiliki bau harum dan
wrna yang indah dan mencolok. Kata setaman memiliki makna sesuatu yang
menyerupai dengan taman. Dalam istilah kembang setaman memiliki makna
yang bukan gabungan antara makna kembang dan setaman melainkan
penggabungan kata yang menimbulkan makna yang baru, maka istilah
kembang setaman termasuk jenis kata majemuk.
49
(24) sega golong pitu [sǝgɔ gɔlɔŋ pitu]
Gambar 28. sega golong pitu
Sega golong pitu memiliki makna leksikal yaitu nasi putih yang dikepal-
kepal. Nasi ini berjumlah tujuh buah bulatan. Kata sega memiliki arti makanan
pokok yang terbuat dari beras. Kata golong berasal dari kata golongan yang
berarti golongan kelompok, golong (kamus Jawa Indonesia Populer). Pitu
adalah bilangan yang menyatakan jumlah. Dalam istilah Sega golong pitu
memiliki makna yang bukan gabungan antara makna sega, golong dan pitu
melainkan penggabungan kata yang menimbulkan makna baru, yaitu nasi yang
dibentuk bulat yang berjumlah tujuh. maka istilah Sega golong pitu termasuk
jenis kata majemuk.
50
(25) wedhak ripih [wǝDak ripIh]
Gambar 29. wedhak ripih
wedhak ripih memiliki makna leksikal yaitu makanan yang terdiri dari
rengginan, opak gaplek, jenang, jadah, kopat, lepet, jagung, tela pohong, tela
rambat dan jagung. Kata wedhak memiliki arti bedak yaitu suatu bubuk yang
biasanya digunakan untuk memutihkan wajah. Kata ripih berasal dari kata
paripih yang berarti sebuah kata-kata yang indah (Bausastra Jawa). Dalam
istilah wedhak ripih memiliki makna yang bukan gabungan antara makna
wedhak dan ripih melainkan penggabungan kata yang menimbulkan makna
baru, maka istilah wedhak ripih termasuk jenis kata majemuk.
51
3. Bentuk Frasa
(26) beras kuning [bǝras kunIŋ]
Gambar 30. beras kuning
Beras kuning memiliki makna leksikal yaitu bagian bulir padi gabah
yang telah dipisah dari merang, ‘sekam’. Maksud beras kuning dalam sesaji ini
adalah beras yang diberi kunir sehingga berwarna kuning. Istilah beras kuning
berjenis frasa nomina. Hal tersebit dapat dibuktikan sebagai berikut:
beras + kuning → beras kuning
N + Adj → FN
Berdasarkan skema di atas, kata ini beras yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator kuning yang berjenis Adjektif, sehingga frasa beras kuning
berjenis frasa nomina.
52
(27) bothok pelas [bɔTɔ? pelas]
Gambar 31. bothok pelas
Bothok pelas memiliki makna leksikal makanan yang terbuat dari
kedelai yang direndam selama dua jam, kemudian ditumbuk dengan campuran
ketumbar, bawang putih, laos, garam, gula dan parutan kelapa, adonan tersebut
kemudian dibungkus dengan daun pisang kemudian direbus sampai matang.
Istilah bothok pelas berjenis frasa nomina, hal tersebut dapat dibuktikan sebagai
berikut :
bothok + pelas → bothok pelas
N + N → FN
Berdasarkan skema diatas, kata inti bothok yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator pelas yang berjenis nomina, sehingga frasa bothok pelas
berjenis frasa nomina.
53
(28) cengkir gadhing kuning [cǝŋkIr gaDIŋ kunIŋ]
Gambar 32. cengkir gadhing kuning
Cengkitr gadhing kuning memiliki makna leksikal merupakan buah
kelapa yang masih kecil dan berwarna kuning istilah Cengkir gadhing kuning
berjenis frasa nomina. Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:
cengkir gadhing + kuning → cengkir gadhing kuning
N + Adj → FN
Berdasarkan skema diatas, frasa inti cengkir gadhing yang berjenis frasa
nomina yang diikuti dengan modifikator yang berjenis Adjektif yaitu kata
gadhing , sehingga frasa cengkir kuning gadhing berjenis frasa nomina.
54
(29) dhuwit cring [DuIt criŋ]
Gambar 33. dhuwit cring
Dhuit cring memiliki makna leksikal uang logam. Karena persentuhan
antar permukaan uang logam menghasilkan bunyi cring, maka dalam
masyrakat Desa Sidorejo menyebutnya dengan dhuwit cring . Istilah dhuwit
cring berjenis frasa nomina. Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:
dhuwit + cring → dhuwit cring
N + Adj → FN
Berdasarkan skema di atas, kata inti dhuwit yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator cring yang berjenis Adjektif, sehingga frasa dhuwit cring
berjenis frasa nomina.
55
(30) jadah abang [jadah abaŋ]
Gambar 34. jadah abang
Jadah abang memiliki makna leksikal merupakan sebuah makanan
yang diiris kotak-kotak berwarna merah kecoklatan. Makanan ini terbuat dari
santan kelapa, tepung ketan, gula pasir, gula merah dan garam. Makanan ini
memiliki rasa yang manis. Istilah jadah abang berjenis frasa nomina. Hal
tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:
jadah + abang → jadah abang
N + N → FN
Berdasarkan skema diatas, kata inti jadah yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator abang yang berjenis nomina, sehingga frasa jadah abang
berjenis frasa nomina.
56
(31) jadah ireng [jadah irǝŋ]
Gambar 35. jadah ireng
Jadah ireng memiliki makna leksikal merupakan sebuah makanan khas
Jawa yang berbahan dasar ketan hitam yang dicampur dengan kelapa. Makanan
ini dimasak dengan dikukus. Istilah jadah ireng berjenis frasa nomina. Hal
tersebut dibuktikan sebagai berikut:
jadah + ireng → jadah ireng
N + Adj → FN
Berdasarkan skema diatas, kata ini jadah yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator ireng yang berjenis Adjektif sehingga frasa jadah ireng
berjenis frasa nomina.
57
(32) jadah putih [jadah putIh]
Gambar 36. jadah putih
Jadah putih memiliki makna leksikal makanan yang berbahan dasar
ketan yang dicampur dengan kelapa. Makanan ini dimasak dengan dikukus.
Istilah jadah putih berjenis frasa nomina. Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai
berikut:
jadah + putih → jadah putih
N + Adj → FN
Berdasarkan skema di atas, kata inti jadah yang berjenis nomina yang diikuti
dengan modifikator putih yang berjeni Adjektif, sehingga frasa jadah putih
berjenis frasa nomina.
58
(33) jangan lodheh [jaŋan loDεh]
Gambar 37. jangan lodheh
Jangan lodheh memiliki makna leksikal yaitu sayuran yang dimasak
dengan santan dan bahan-bahan yang digunakan adalah labu jipang, kacang
panjang, petai, tempe, cabai dan santan, sedangkan bumbunya yaitu bawang