BAB I Pendahuluan 1.1 latar belakang Pertambangan sangat berpengaruh pada lingkungan alam dan komunitas lokal. Keuntungan secara ekonomi biasanya akan datang seiring dengan biaya untuk kepeningan lokal dan biaya lingkungan di sekitar area pertambangan. Keseimbangan ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi pokok pembicaraan dalam pembangunan berkelanjutan di pertambangan. Para ahli tertarik di bidang ini karena banyak aktivitas pertambangan yang tidak berkelanjutan dan membuat kerusakan secara sosial maupun lingkungan. Tulisan ini melengkapi pandangan tentang kelanjutan dan pembangunan berkelanjutan dalam hubungannya dengan pertambangan. Dimulai dengan aspek dan dimensi kelanjutan dan pembangunan berkelanjutan secara umum, kemudian bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam pertambangan. 1.2 tujuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Pertambangan sangat berpengaruh pada lingkungan alam dan komunitas lokal.
Keuntungan secara ekonomi biasanya akan datang seiring dengan biaya untuk
kepeningan lokal dan biaya lingkungan di sekitar area pertambangan. Keseimbangan
ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi pokok pembicaraan dalam pembangunan
berkelanjutan di pertambangan. Para ahli tertarik di bidang ini karena banyak
aktivitas pertambangan yang tidak berkelanjutan dan membuat kerusakan secara
sosial maupun lingkungan.
Tulisan ini melengkapi pandangan tentang kelanjutan dan pembangunan
berkelanjutan dalam hubungannya dengan pertambangan. Dimulai dengan aspek dan
dimensi kelanjutan dan pembangunan berkelanjutan secara umum, kemudian
bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam pertambangan.
1.2 tujuan
1. mengetahui rangkaian kegiatan pertambangan
2. mengetahui konsep pembangunan berkelanjutan
1.3 rumusan masalah
1. apa saja kegiatan dalam pertambanga?
2. bagaimana konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan dalam
pertambangan?
1.4 batasan masalah
Menjelaskan pertambangan dan pembangunan berkelanjutan
BAB II
Pembahasan
2.1 definisi pertambangan.
Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan
penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum
tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi),
Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.
1. Penyelidikan Umum (Prospeksi)
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan
endapan-endapan mineral berharga. Atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan
untuk menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat
atau memberikan harapan untuk diselidiki lebih lanjut. Jika pada tahap prospeksi
ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan galian yang berprospek untuk
diteruskan sampai ke tahapan eksplorasi, maka kegiatan ini harus dihentikan.
Apabila tetap diteruskan akan menghabiskan dana secara sia-sia. Sering juga
tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap sudah ditemukan adanya
indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian yang sudah langsung bisa
dieksplorasi.
Metoda prospeksi antara lain tracing float dan pemetaan geologi dan bahan
galian. metode tracing float ini digunakan terutama pada anak sungai, yang lebih
mudah dilakukan pada musim kemarau. Metode ini dilakukan untuk mencari atau
menemukan float bahan galian yang diinginkan, yang berasal dari lapukan zone
mineralisasi yang melewati lereng bukit atau terpotong anak sungai dan
terhanyutkan oleh aliran sungai. Dengan melakukan tracing float dari arah hilir ke
hulu sungai, maka bisa diharapkan untuk menemukan adanya zone mineralisasi
yang tersingkap pada arah hulu sungai. Pada metode ini litologi setempat sebagian
besar sudah diketahui.
Kedua, metode pemetaan geologi dan bahan galian. Metode ini dilakukan
apabila litologi setempat pada umumnya tidak diketahui, atau diperlukan data yang
rinci lagi.
2. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah
endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan
kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak
kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari
endapan bahan galian tersebut.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam
kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup.
Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui
eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem
yang ada sebelumnya.
A. Metode eksplorasi
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan
prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka
dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan
dengan cara membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti.
2. Untuk mengetahui kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang
berasal dari titik percontohan dan dianalisis di laboratorium.
3. Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan
geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity.
4. Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk
mengetahui penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta
penyebaran cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan
galian.
5. Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang
berada di lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat fisik
dan keteknikannya.
B. Tahapan Eksplorasi
Tahapan-tahapan eksplorasi secara umum ada dua, yaitu eksplorasi awal atau
pendahuluan dan eksplorasi detil. Penjelasan tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut,
Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan
masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga
berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-
catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-
faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat
penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan
galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi,
dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat
dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada,
maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut
sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa
langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang
penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian
atau batubara(sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah
perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan),
orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada
peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer,
altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan,
kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru
(peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan
dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan
model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan
cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika
diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot
dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan
apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau
tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
· Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang
lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk
mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.
Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan
demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat
dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal)
serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran
struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang,
lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk
merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang
maupun prioritas bantu lainnya.
· Studi Kelayakan
Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan
sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian
tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi
pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan
dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Bila
tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.
3. Perencanaan Tambang
Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditemukan adanya
cadangan bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan tingkat
cadangan terukur. Seperti kita ketahui bahwa cadangan itu diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu pertama, cadangan terukur merupakan cadangan dengan tingkat
kesalahan maksimal 20% dan pada cadangan teukur ini telah dilakukan
pengeboran untuk pengambilan sampel.Kedua, cadangan terindikasi, merupakan
cadangan dengan bahan galian dengan tingkat kesalahan 40% dan belum ada
dilakukan pengeboran. Ketiga, cadangan tereka, merupakan cadangan dengan
tingkat kesalahan 80% dan belum dilakukan pengeboran. Apabila tahap telah
sampai pada tahap perencanaan tambang. Berarti cadangan bahan galiannya telah
sampai pada tingkat cadangan terukur.
Perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara teknis, ekonomi
dan lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan kegiatannya dapat
dapat dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.
4. Persiapan/Konstruksi
Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan
tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel,
mes karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk keperluan
kegiatan penambangan, serta fasilitas pengolahan bahan galian.
5. Penambangan
Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu tambang terbuka,
tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Tambang terbuka dikelompokan
atas quarry strip mine, open cut, tambang alluvial, dan tambang semprot. Tambang
bawah tanah dikelompokkan atas room and pillar, longwall, caving, open stope,
supported stope, dan shrinkage. System penambangan dengan menggunakan kapal
keruk dapat dikelompokkan menjadi tambang bawah air, walaupun relative
dangkal.
a. Metoda tambang terbuka
Tambang terbuka secara umum didefinisikan sebagai kegiatan penambangan
bahan galian yag berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat tahapan
umum dalam kegiatan penambangan terbuka yaitu pembersihan lahan, pengupasan
tanah pucuk dan menyimpannya di tempat tertentu, pembongkaran dan penggalian
tanah penutup (overburden) dengan menggunakan bahan peledak ataupun tanpa
bahan peledak dan memindahkannya ke disposal area, penggalian bahan galian
atau eksploitasi, dan membawanya ke stockpile untuk diolah dan dipasarkan serta
melakukan reklamasi lahan bekas penambangan (pembahasan selanjutnya).
b. Tambang Bawah Tanah
Tambang bawah tanah secara umum didefinisikan sebagai tambang yang
tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat beberapa tahapan dalam
tambang bawah tanah yaitu, pembuatan jalan utama (main road), pemasangan
penyangga (supported), pembuatan lubang maju untuk produksi, ventilasi,
drainase, dan fasilitas tambang bawah tanah lainnya. Setelah itu melakukan
operasional penambangan bawah tanah dengan atau tanpa bahan peledak dan
kemudian membawa bahan galian ke stock pile untuk diolah dan dipasarkan.
c.Tambang bawah air
Tambang bawah air ialah metode penambangan di bawah air yang dilakukan
untuk endapan bahan galian alluvial, marine dangkal dan marine dalam. Pralatan
utama penambangan bawah air ini ialah kapal keruk.
Secara umum, penambangan adalah kegiatan penggalian terhadap bahan
tambang yang kemudian untuk dilakukan pengolahan dan pemasaran. Pada tahap
ini kegiatannya terdiri dari pembongkaran/penggalian, pemuatan ke dalam alat
angkut, dan pengankutan ke fasilitas pengolahan maupun langsung dipasarkan
apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
6. Pengolahan
Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah
terlebih dahulu di tempat pengolahan. Hal ini disebabkan antar lain oleh
tercampurnya pengotor bersama bahan galian, perlu spesifikasi tertentu untuk
dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika
dibandingka dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat
mengurangi volume dan ongkos angkut, mningkatkan nilai tambah bahan galian,
dan untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik
peleburan.
Cara Pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi atas pengolahan
secara fisika, secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan pengolahan secra
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan bahan galian secara fisika
ialah pengolahan bahan galian dengan cara memberikan perlakuan fisika seperti
peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran dengan suhu
rendah. Contoh yang tergolong pengolahan ini seperti pencucian batu bara. Yang
kedua pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, yaitu pengolahan
dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya proses konsentrasi dan ekstraksi metal.
Contohnya, pengolahan batu bara skala rendah menggunakan reagen kimia.
Ketiga, pengolahan bahan galian secara fisika dan kimia dengan ekstraksi metal,
yaitu pengolahan logam mulia dan logam dasar.
7. Pemasaran
Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat konsumen.
Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual beli kontrak
jangka panjang, dan spot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak jangka panjang
yaitu pasar yang penjualan produknya dengan kontrak jangka panjang misalnya
lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan sesaat atau satu
atau dua kali pengiriman atau order saja.
8. Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang
telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Reklamasi
ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan
yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut. Reklamasi perlu dilakukan
karenaPenambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi seperti
bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu, getaran, pola vegetasi
dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan-perubahan ini harus dikelola untuk
menghindari dampak lingkungan yang merugikan seperti erosi, sedimentasi,
drainase yang buruk, masuknya gulma/hama/penyakit tanaman, pencemaran air
permukaan/air tanah oleh bahan beracun dan lain-lain. Dalam kegiatan reklamasi
terdiri dari dua kegiatan yaitu Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki
lahan yang terganggu Ekologinya, dan Mempersiapkan lahan bekas tambang yang
sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatannya selanjutnya.
Kelanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan
Kelanjutan dan pembangunan berkelanjutan mempunyai banyak pengertian.
Kelanjutan mungkin lebih baik dijadiakan konsep satu dimensi yang paling tidak
tediri dari tiga bentuk. Yang pertama adalah kelanjutan lingkungan, adalah tujuan
secara fisik, kualitas lingkungan, dan ketersediaan sumberdaya alam. Kelanjutan
ekonomi ditekankan pada pengelolaan lingkungan alam unuk mendukung
kelanjutan hidup dan keindahan, seperti udara dan air, sumberdaya energi dan
sumberdaya mineral untuk ekonomi manusia. Selain itu juga ditekankan pada
kepercayaan bahwasanya lingkungan alam adalah unuk kepentingan mereka, tiap
tiap orang menggunakan lingkungan alam untuk aktivitas mereka. Yang kedua
adalah kelanjutan ekonomi, ditekankan pada perkembangan yang berkelanjuan
pada standar kehidupan manusia dan keadaan manusia yang lebih baik. Yang
ketiga adalah kelanjutan sosial dan budaya, yang ditekankan pada hukum sosial.
bentuk ini difokuskan pada keadilan dan pemerataan.
Pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai peningkatan secara
bersama sama kualitas lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan hukum sosial. Atau
dengan kata lain pembangunan berkelanjutan menunjukkan pembangunan
ekonomi yang konsisten dengan masyarakat untuk kualitas lingkungan dan hukum
sosial. Masalah yang berkembang adalah masalah tentang skala, apakah bersifat
lokal, negara, atau propinsi. Yang kedua adalah besarnya aktifitas manusia
dibanding dengan dukungan dari lingkungan hidup. Masalah yang ketiga adalah
bagaimana membagi secara adil pembangunan unuk generasi sekarang dengan
generasi yang akan datang.
Pertambangan dan Kelanjutan Lingkungan
Sumber daya lingkungan mencakup persediaan sumberdaya alam dan kualitas
lingkungan. Kelanjutan lingkungan mempunyai dua arti penting dalam dunia
pertambangan.
Yang perama adalah kelanjutan secara fisik produksi mineral. Yang kedua adalah
kelanjutan kualitas lingkungan, yang dapat dianggap juga kemampuan dari
lingkungan untuk menambah dukungan hidup dan keindahan alam, untuk manusia
, tumbuhan dan hewan.
Pertambangan merusak lahan permukaan, baik surface maupun underground
mining. Pertambangan juga menghasilkan limbah yang banyak, karena kadar bijih
sangat kecil. Selain itu beberapa pertambangan juga menghasilkan air asam
tambang yang berpengaruh pada kualitas air, tumbuhan, dan binatang.
Keberhasilan dari kualitas lingkungan yang berlanjut dapat dilihat dari dua waktu,
yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, tingkat kelayakan
kualitas lingkungan dapat dilihat dari keseimbangan antara keuntungan dan biaya
perlindungan lingkungan. Sedangkan untuk jangka panjang dilihat dari adanya
inovasi teknologi dalam pertambangan dan pengolahan mineral yang dapat
mengurangi biaya produksi dan biaya lingkungan.
Pertambangan dan Kelanjutan Ekonomi
Tingkat kontribusi pertambangan untuk penciptaan dan kelanjutan dari keuntungan
ekonomi dalam setiap wilayah ataupun nasional tergantung pada tiga fakor
menurut Tilton (1992).
Pertama, mineral di dalam tanah harus dapat dikembangkan, atau paling tidak
sebagai aset. Kedua adalah keuntungan ekonomi dari pertambangan dibuat
permanen melalui investasi yang dapat dilanjutkan untuk menghasilkan kondisi
ekonomi yang lebih baik pada saat pertambangan mulai menurun atau berhenti.
Dengan kata lain pengambilan aset mineral dari dalam tanah perlu diganti dengan
yang berkelanjutan. Misalnya saja dengan invesatsi lain di bidang bisnis yang kira
kira menguntungkan di daerah itu, atau dengan investasi untuk infrastrukur sosial,
yang memfasilitasi aktivitas ekonomi, termasuk diantaranya pendidikan,
kesehatan, transportasi, listrik, air dan litbang. Yang ketiga adalah wilayah atau
negara menghindari potensi negatif makroekonomi dan konsekuensi politik dari
pengembangan mineral. Potensi masalah yang dapat muncul antara lain tidak
stabilnya pendapatan, tidak stabilnya harga mineral. Pada akhirnya ketergantungan
akan mineral akan memberikan gambaran yang luas tentang keputusan ekonomi
dan keputusan politik yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, konsumsi yang
berlebihan serta tidak ada investasi.
KEBIJAKAN PUBLIK: DASAR DAN KONSEP
Pemerintah berperan penting dalam mengatur bagaimana menyeimbangkan
lingkungan, ekonomi, sosial budaya dari berbagai bentuk pembangunan menerus
dan berkelanjutan . Tanpa peran pemerintah ini maka tidak mungkin tujuan
pembangunan menerus dan berkelanjutan bisa tercapai.
Kondisi yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk mengatur keseimbangan
dalam ekonomi pasar adalah;
1. Landasan hukum dan hak kepemilikan
2. Kebijakan yang jelas, termasuk kestabilan ekonomi makro
3. Investasi pada kebutuhan rakyat dan infrastruktur
4. Perlindungan terhadap kerentanan
5. Perlidungan terhadap lingkungan
Menurut para ekonom, pemerintah mesti fokus pada usaha untuk;
Menfasilitasi aktivitas pasar dengan menjaga kestabilan dan mengatur hukum
kepemilikan serta sistem keuangan dan perbankan.
· Meningkatkan efisiensi ekonomi dengan melakukan intervensi jika
pasar tidak bekerja dengan baik, misalnya jika tidak terjadi kompetisi yang
baik, memberikan dasar ekonomi pada kebijakan yang tidak populer,
menyediakan kebutuhan publik termasuk keamanan, pendidikan,
infrastruktur, mengatasi efek negatif seperti kerusakan lingkungan.
· Membangun keadilan (kesamaan) dalam distribusi pendapatan dan
kesehatan serta dalam keuntungan dan biaya dari aktivitas manusia .
Bagaimana menerapkan dasar-dasar kebijakan tersebut diatas dalam pembangunan
menerus dan berkelanjutan dalam pertambangan? adalah mengatur berbagai
kebijakan pada empat aspek pembangunan mineral.
Pertama, pemerintah berperanan dalam menciptakan kondisi yang sehat dalam
bidang mineral; yaitu memfasilitasi kegiatan ekonomi pasar dengan membuat
kerangka hukum dan peraturan dalam bidang eksplorasi mineral, penambangan
dan mine development. Aspek penting dalam hal diatas adalah membuat peraturan
kepemilikan sumber daya mineral dan fasilitas produksi; pengumpulan dan
penyebaran data geologi, akses lahan dan stabilitas keamanan; serta royalti dan
pajak.
Kedua, memastikan bahwa pengembangan mineral terbentuk dalam kondisi
efisien secara ekonomi, tidak hanya efisien di dalam aspek teknik tetapi juga
konsisten terhadap kualitas lingkungan dan nilai sosial di masyarakat. Isu utama
dalam hal ini adalah mengidentifikasi dan memberi solusi pada potensi negatif dari
luar (spillover effect) seperti masalah kerusakan lingkungan dan ketidakstabilan
sosial. Pada prakteknya hal ini terjadi pada proses pemberian ijin proyek. Isu
utama adalah bagaimana menilai bahwa pengembangan akan terjadi? Atas dasar
apa? Prosesnya bagaimana? Ada dua model dalam penilaian yaitu setiap kegiatan
penambangan harus melalui proses publik dan terpisah sedangkan yang kedua
adalah membuat cek lis persyaratan yang harus dipenuhi oleh penambang.
Ketiga, Pembagian yang adil dari hasil atau keuntungan kegiatan penambangan
kepada perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan
organisasi yang lain. Bagian tersulit dalam masalah ini adalah masalah keadilan
dan bagaimana menentukan keadilan ini. Menurut Aristotle, Jeremy Bentham dan
John Rawls ada tiga definisi yang berbeda dalam menyatakan keadilan dalam
konteks pembagian hasil.
Aristotle mendasarkan pada kontribusi masing-masing pihak dalam menghasilkan
keuntungan. Dalam pertambangan hal ini bisa menjadi sangat bias.
Bentham mendasarkan pada utilitarianism dimana pihak yang kebutuhannya besar
mendapat bagian lebih besar. Hal ini juga sulit diterapkan karena akan berbenturan
dalam menentukan siapa yang mempunyai kebutuhan lebih besar perusahaan,
pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
Rawls menekankan pembagian hasil kepada kelompok yang kekurangan dalam
masyarakat. Pendekatan ini lebih rumit penerapannya dari kedua cara diatas.
Keempat, menjaga agar keuntungan penambangan dapat berjalan terus meskipun
tambang telah ditutup. Caranya adalah dengan menginvestasikan sebagian hasil
tambang pada sustainable asset . Menurut Hanneson, 2001 ada beberapa isu
penting dalam melakukan investasi ini yaitu:
· Berapa besar yang harus di simpan dan di investasikan?
· Oleh siapa investasi dilakukan?
· Jenis investasi apa?
· Dimana di investasikan?
Aspek kelima dari kebijakan publik dan pengembangan mineral adalah mengatasi
potensi negatif dari makroekonomi dan konsekuensi politis dari pertambangan.
KONTEKS INTERNASIONAL
Pertambangan mineral dan logam telah dilakukan dilebih dari 150
negara. Semua negara menjadi tergantung pada impor dari produk mineral dan
logam untuk kepentingan industri termasuk peralatan untuk mengimplementasikn
teknologi untuk pembangunan berkelanjutan dan untuk barang-barang konsumsi
untuk peningkatan kualitas hidup. Pada waktu bersamaan, ada kebutuhan dari
Negara dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengkolaborasi pembangunan dari
masalah lingkungan dan tantangannya.
Sehingga perlu usaha internasional terhadap manajemen terhadap mineral dan
logam ini. Secara tradisional, masalah ini telah dilingkupi di bawah permasalahan
kimia. Perspektif Kanada terhadap masyarakat internasional adalah supaya
mereka mengenal bahwa mineral dan logam memiliki aturan dan perilaku masing-
masing terhadap lingkungan yang banyak berbeda dengan kimia organik. Kanada
akan mencari untuk memastikan implementasi dari peraturan internasional dan
hal-hal yag berhubungan dengan pengaturan produk dan material yang dapat
mengakibatkan faktor resiko saat mengijinkan produksi, transportasi, penggunaan,
penggunaan kembali, daur ulang, dan pembuangan secara aman dari mineral dan
logam serta bahan mentah lainnya. Pemerintah Kanada juga mengajukan
pertimbangan untuk melakukan mekanisme integrasi secara terpadu pada tingkat
internasional yang akan menyiapkan instrumen yang sesuai mulai dari persetujuan
legal hingga pendekatan yang didukung pemerintah yang tidak birokratis hingga
inisiatif secara sukarela dari industri yang terlibat.
Kerjasama Regional dan Persetujuan Bilateral
Grup bilateral pada bidang mineral dan logam adalah salah satu yang menjadi
alat bagi Kanada untuk melakukan konsultasi untuk masalah-masalah
pembangunan berkelanjutan. Memorandum kesepakatan menyediakan
frameworks untuk kerjasama yang lebih maju.
Di bawah North American Free Trade Agreement (NAFTA), fokus kunci
untuk masalah manajemen bahan kimia menjadi inisiatif dari NAFTA
Environment Commission untuk membangun tindakan aksi regional untuk
mengatasi 4 substansi DDT, PCB, chlordane, dan merkuri) dimana partai yang
terlibat menggambarkan resiko yang paling signifikan untuk kesehatan warga
negaranya atau lingkungan. The Asia-Pasific Economic Cooperation Expert
Group on Mineral and Energy Exploration and Development and the Mines
Ministers of the Americas Conferences adalah contoh dari pembangunan
berkelanjutan dari mineral dan logam dapat menjadi kemajuan dari hubungan yang
saling menguntungkan dari berbagai stakeholders
Workhop Internasional
Workshop berkontribusi terhadap underpinning dari isu-isu identifikasi dan
solusi. Dua contoh berikut adalah ilustrasi. Pada tahun 1995, Kanada dan Uni
Eropa bekerjasama mengadakan workshop teknis pada bio-degradasi dan bio-
akumulasi/bio-magnifikasi dari logam dan paduan logam untuk membahas aplikasi
dari faktor-faktor untuk mengidentifikasi bahaya dan beracun dan asesmen
terhadap resiko logam dan senyawa logam terhadap lingkungan. Pada November
1995, International Council on Metals ands the Environment, the Intenational
Programme for Metal and the Environment, the International Programme for
Chemical Safety dan Pemerintak Kanada dan Chili menyiapkan workshop untuk
risk management untuk logam dan senyawanya. Workshop serupa juga diminta
oleh negara lainnya untuk mempelajari kompleks dan keanekaragaman dari
interaksi logam dengan lingkungan dan pendekatan dengan basis resiko untuk
senyawa, produk, dan aplikasi tertentu, yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
yang mengenali kejadian dan proses alami, spesiasi dan bio-availability, yang
membedakan pendekatan berbasis resiko dengan asesment sederhana terhadap
bahan berbahaya dan beracun.
TANTANGAN UNTUK MASYARAKAT INTERNASIONAL
Perhatian masalah lingkungan yang terpadu dengan aspirasi negara untuk
pembangunan ekonomi dan sosial dapat dimungkinkan dicapai. Pembagunan
berkelanjutan untuk mineral dan logam dapat dilaksanakan dan diteruskan menjadi
material penting untuk pembangunan sosial. Karena itu, sekalipun tantangan dapat
dialamatkan kerjasama multilateral dan multinasional sangat penting.
Pengaturan (kepengurusan) dari Mineral dan Logam oleh Industri Mineral
Industri mineral memiliki tantangannya sendiri dalam mengatur isu-isu
lingkungan. Perusahaan memerlukan asumsi tanggungjawab yang lebih besar
untuk performan dari lingkungannya dan pengaturan yang praktis dari mineral dan
logam melalui siklus hidupnya. Sistem manajemen lingkungan (sebagai contoh
ISO 14000) dan kode-kode praktis adalah suatu contoh inisiatif secara sukarela
yang dikembangkan dan menjadi komitmen perusahaan yang menharapkan untuk
menunjukkan komitmen untuk melakukan operasi dalam ruang lingkup tanggung
jawab lingkungan. The International Council on Metals and Environment, suatu
organisasi yang terdiri dari 30 (tiga puluh) perusahaan tambang di dunia, yang
memegang peran dan mengidentifikasi isu dan mempromosikan penelitian dan
kerjasama internasional untuk menghadapi tantangan lingkungan. Pemerintah
memelukankeberanian mengatur dengan mengharapkan lingkungan transnational
perusahaan sumber daya alam untuk melakukan operasi pada standar lingkungan
dan buruh yang tinggi dimanapun lokasi operasi berada.
Dasar-dasar Keselamatan Penggunaan
Seperti dibicarakan sebelumnya, dasar-dasar keselamatan penggunaan
menyediakan pendekatan terhadap mineral dan logam yang mengikuti pengaturan
petunjuk praktis. Dalam terminologi praktis, keselamatan penggunaan adalah
penilaian dari resiko pada berbagai tahap melalui siklus hidup yang berhubungan
dengan penggunaan mineral atau produk yang mengandung logam. Hasil dari
assesmen kemudian digunakan untuk menentukan mana manajemen yang paling
tepat untuk mendekati resiko-resiko yang terjadi. Artinya dalam beberapa kasus,
resiko-resiko yang terjadi berhubunan dengan produk-produk tertentu atau produk-
produk yang tidak dapat dikontrol atau diatur. Pada kondisi demikian, pemerintah
perlu untuk melarang produk-produk tersebut. Dasar-dasar keselamatan
penggunaan mengijinkan masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari produk-
produk yang berhubungan dengan mineral dan logam sambil melindungi
kesehatan dan lingkungan.
Agenda 21 Bab 19 menyatakan bahwa ” penggunaan substansi bahan kimia
adalah penting untuk mempertemukan tujuan akhir baik sosial maupun
ekonomi dari masyarakat dunia dan terknik terbaik menunjukkan bahwa dapat
digunaka secara luas dengan pembiayaan yang efektif dan keselamatan berderajat
tinggi. Sekalipun demikian, keputusan yang diambil dilakukan untuk memastikan
dasar-dasar dari pembangunan berkelanjutan dan memperbaiki kualitas hidup
manusia.
Sekalipun aspek manajemen pengaturan bahan kimia sudah dilaksanakan di
berbagai area, mineral dan logam harus diperhatikan sebagai komponen yang unik
yang berperilaku berbeda dengan sinteik, organik, atau kontaminan kimia.
Pembuangan Tailingdan Limbah Tambang
Operasi pertambangan dianggap merusak lingkungan untuk periode yang
pendek (40-80 tahun). Manajemen jangka pendek dan panjang adalah tantangan
lingkungan untuk industri pertambangan. Batuan sisa dan material tak berguna
dipisahkan dari material yang akan diambil dan harus dikelola sedemikian sesuai
tangung jawab lingkungan. Ini penting dalam pengaturan sulfida karena potensial
untuk terjadinya asam tambang. Beberapa negara telah bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah ini. Tahun 1989, Kanada meluncurkan program
kerjasama industri/pemerintah The Mine Environmental Neurtral Drainage
Program, untuk memfokuskan diri pada prediksi, pencegahan, dan pengaturan, dan
manajemen jangka panjang dan monitoring potensial terjadinya asam
tambang. Beberapa teknologi sudah cukup berhasil untuk mencegah terjadinya
asam tambang. Sekalipun demikian, penyelesaian secara teknis, perlu diterapkan
dan secara teratur dilaksanakan.
Untuk agenda United Nation General Assembly pada bulan Juni 1997, Kanada
mengajukan :
1. Mengenali mineral dan logam memiliki perilaku tertentu terhadap
lingkungan sehingga harus diperlakukan secara khusus
2. bahwa material/logam daur ulang adalah input yang penting untuk industri
metalurgi, material daur ulang untuk operasi rekoveri disatu sisi diperuntukkan
untuk dibuang, maka material ini harus dibedakan dan diatur sesuai dengan
pendekatan berbasis resiko.
DAFTAR PUSTAKA
Sustainable Development of Mineral and Metals Monograph No4, Natural