BAB I
TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Tujuan umumTujuan umum untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim. Tujuan khusus sesuai masing-masing
uji.
1.2 Tujuan khusus1.2.1 Pengaruh temperatur terhadap aktivitas
enzim amilase.Untuk membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik
sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu. Reaksi
enzimatik mempunyai suhu maksimum.1.2.2 Pengaruh kadar enzim
terhadap aktivitas enzim.Untuk membuktikan bahwa kecepatan reaksi
enzimatik berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2 .1 Hasil pembacaan absorban uji pengaruh suhu terhadap
aktivitas amilase
SuhuABAU(A/menit (v)
0(C0,1510,0580,093
25(C0,1470,0440,103
Suhu ruang 0,1900,0270,163
37(C0,1430,0340,109
60(C0,1430,0250,118
100(C0,1270,0350,092
Kurva I. hubungan kecepatan reaksi enzimatis dengan suhu
2 .1 Hasil pembacaan absorban uji pengaruh kadar enzim terhadap
aktivitas amilase
Pengenceran enzimABAUV=A/menit
500x0,1840,1990,065
400x0,2080,1870,021
300x0,1790,1120,067
200x0,1760,1180,058
100x0,1990,0350,164
Kurva II. Hubungan kecepatan reaksi enzimaatis dengan
konsentrasi enzimBAB III
PEMBAHASAN
3. 1 Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Enzim AmilaseBanyak
faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Beberapa di antaranya
yang paling penting adalah suhu, pH, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrak. Pada percobaan ini lebih membahas pengaruh
suhu terhadap aktivitas enzim. Pengaruh Suhu
Jika suhu naik, benturan antara molekul bertambah sehingga
sehingga enzim memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengkatalisis
reaksi. Berdasarkan penelitian, ternyata setiap kenaikan 10C, akan
meningkatkan aktivasi enzim dua kali lipat yang disebut dengan
quotient 10. Hal ini hanya berlangsung sampai suhu tertentu dan
kemudian menurun kembali, suhu ini disebut dengan suhu optimum
(suhu dimana enzim memiliki aktivitas maksimal). Fenomena ini
disebabkan oleh protein enzim mengalami denaturasi. Quotient 10
hanya berlaku sampai suhu optimum. Enzim di dalam tubuh manusia
mempunyai suhu optimal sekitar 37C, sedangkan suhu optmimum untuk
enzim-enzim bakteri lebih tinggi. Di bawah atau di atas suhu
optimum, aktivitas enzim menurun. Suhu mendekati titik beku tidak
merusak enzim, tetapi enzim tidak aktif. Jika suhu dinaikkan, maka
dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi dan mematikan
aktivitas katalisisnya. Keadaan yang menyebabkan rendahnya suhu di
luar suhu optimum berbeda antara suhu yang lebih rendah dengan suhu
yang lebih tinggi. Pada suhu yang lebih rendah penyebab kurangnya
laju reaksi enzimatik yaitu kurangnya gerak termodinamik, yang
menyebabkan kurangnya tumbukan antara molekul enzim dengan
substrat. Jika kontak antara kedua jenis molekul itu tidak terjadi,
kompleks ES tidak terbentuk. Padahal kompleks ini sangat penting
untuk mengolah S menjadi P. Oleh karena itu, makin rendah suhu,
gerak termodinamik tersebut akan makin berkurang.Pada daerah suhu
yang lebih tinggi gerak termodinamik akan lebih meningkat, sehingga
tumbukan antara molekul akan lebih sering. Akan tetapi laju reaksi
tidak terus meningkat, melainkan malah menurun dengan cara yang
lebih kurang sebanding dengan selisih nilai dan suhu optimum. Dalam
peningkatan suhu ini, selain gerak termodinamik meningkat, molekul
protein enzim juga mengalami denaturasi, sehingga bangun tiga
dimensinya berubah secara bertahap. Jika suhu jauh lebih tinggi
dari suhu optimum, maka makin besar deformasi struktur tiga dimensi
tersebut dan makin sukar bagi substrat untuk menempati secara tepat
di bagian aktif molekul enzim. Akibatnya, kompleks E-S akan sukar
terbentuk, sehingga produk juga makin sedikit. Sebagian besar enzim
mengalami denaturasi pada suhu di atas 60C.
Hasil percobaan kelompok kami tidak sesuai dengan teori yaitu
pada suhu 37C yang seharusnya menjadi suhu optimum, justru
menunjukkan kecepatan reaksi yang rendah, hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, terutama dapat disebabkan oleh karena
keterlambatan dalam memasukkan bahan uji maupun reagen uji.3. 2
Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Aktivitas Enzim.Faktor lain yang
mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu baik dari
konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat.
Kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada
konsentrasi enzim tersebut sebagai katalisator. Kecepatan reaksi
bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi enzim hingga
batas tertentu. Pengaruh konsentrasi enzim ini yaitu pembentukan
produk, dimana makin besar konsentrasi enzim makin banyak pula
produk yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.
Dalam praktikum kali ini digunakan bahan pati yang diindikasikan
sebagai substrat. Sedangkan air liur digunakan untuk mengetahui
reaksi enzimatik dari enzim amilase di dalamnya. Larutan iodium
digunakan sebagai indikator perubahan warna dari larutan uji.
Sebelum melakukan pengujian, hal pertama yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah membuat larutan dari larutan enzim yang
mengalami pengenceran 100,200,300,400 hingga 500 kali
pengenceran.a. Blanko
Pembuatan larutan blanko dilakukan dengan cara mengambil 0,4 ml
larutan pati yang berwarna putih keruh dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, dalam percobaan ini pati (amilum) berperan sebagai
substratnya. Selanjutnya pati diinkubasi pada suhu 37(C, yang
merupakan suhu optimum enzim amylase, selama 5 menit yang bertujuan
agar pati terdegradasi secara sempurna. Lalu ditambahkan 0,4 ml
iodium yang berwarna merah kecoklatan dan larutan berubah menjadi
ungu. Penambahan larutan iodium digunakan sebagai indikator
perubahan warna dari larutan uji dan untuk menentukan adanya amilum
kemudian ditambahkan 9,2 ml air suling, dimana air suling ini
berfungsi agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat diukur
absorbansinya pada spektrofotometer, karena pada spektrofotometer
jika larutan terlalu pekat maka tidak dapat terbaca absorbansi pada
larutan. Pada larutan blanko tidak diberi penambahan liur, karena
larutan blanko disini sebagai pembanding larutan uji. Larutan
blanko hanya berisi larutan pati, dan iodium sehingga menghasilkan
warna ungu. Pada percobaan ini akan dihasilkan nilai absorbansi
blanko yang berfungsi sebagai larutan sebenarnya yang tanpa adanya
pengotor-pengotor. Pengukur dengan spektrofotometer UV pada ( = 680
nm didapatkan nilai absorbansi blanko sebesar 0,074.b. Larutan
uji
Pembuatan larutan uji pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitas enzim yaitu dengan cara mengambil masing-masing
0,4 ml pati untuk 5 tabung reaksi, dalam percobaan ini pati
(amilum) berperan sebagai substratnya. Selanjutnya pati diinkubasi
pada suhu 37(C selama 5 menit yang bertujuan agar pati terdegradasi
secara sempurna. Selanjutnya ditambah 0,2 ml liur (sumber amilase)
yang telah diencerkan dengan pengenceran 100-500 kali pada
tiap-tiap tabung, dan dicampurkan baik-baik, inklubasi 1 menit.
Dimana pada keadaan ini akan terjadi hidrolisis parsial. Larutan
pati merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh enzim
amilase pada liur sehingga menjadi glukosa. Kemudian ditambahkan
larutan iodium 0,4 ml dalam 9 ml air suling pada masing masing
tabung. Penambahan iodium ini berfungsi sebagai indikator untuk
menentukan adanya amilum.
Berdasarkan pengamatan semakin besar pengenceran yang dilakukan
maka mengakibatkan warna larutan semkakin berkurang. Konsentrasi
enzim mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Pengaruh konsentrasi
enzim ini yaitu pembentukan produk yang dihasilkan sehingga dapat
dinyatakan bahwa kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim.
Pada larutan uji, larutan pati yang ditambah dengan enzim
amilase akan terhidrolisis menjadi glukosa, sehingga ketika
ditambah dengan larutan iodium warna larutan uji menjadi ungu,
sebab polisakarida yang terkandung di dalam larutan pati telah
terdegradasi menjadi glukosa.
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakukan, maka hasil yang
didapatkan dari pengamatan kelompok kami yang diperoleh dari tiap
tabung reaksi yaitu berupa hasil pembacaan absorban, maka dapat
ditentukan kecepatan reaksi enzimatik (V=A/mnt) yang ada dalam
larutan dari tabung blanko(B) dan tabung uji(U), dengan mengacu
pada tabel penafsiran hasil pembacaan absorban pada uji pengaruh
kadar enzim terhadap aktivitas amilase antara lain:
Pasangan tabung pertama adalah tabung B dan tabung U yang berupa
pengenceran air liur sebanyak 500x. Pada tabung B(larutan pati
tanpa liur yang diencerkan) setelah diujikan dengan penambahan
larutan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,184. Sedangkan pada
tabung U(larutan pati dan liur yang diencerkan) setelah diujikan
dengan penambahan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,119. Maka kecepatan
reaksi enzemik(V=A/mnt) yang didapat adalah 0,065.
Pasangan tabung kedua adalah tabung B dan tabung U yang berupa
pengenceran air liur sebanyak 400x. Pada tabung B(larutan pati
tanpa liur yang diencerkan) setelah diujikan dengan penambahan
larutan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,208. Sedangkan pada
tabung U(larutan pati dan liur yang diencerkan) setelah diujikan
dengan penambahan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,187. Maka kecepatan
reaksi enzemik(V=A/mnt) yang didapat adalah 0,021.
Pasangan tabung ketiga adalah tabung B dan tabung U yang berupa
pengenceran air liur sebanyak 300x. Pada tabung B(larutan pati
tanpa liur yang diencerkan) setelah diujikan dengan penambahan
larutan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,179. Sedangkan pada
tabung U(larutan pati dan liur yang diencerkan) setelah diujikan
dengan penambahan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,112. Maka kecepatan
reaksi enzemik(V=A/mnt) yang didapat adalah 0,067.
Pasangan tabung keempat adalah tabung B dan tabung U yang berupa
pengenceran air liur sebanyak 200x. Pada tabung B(larutan pati
tanpa liur yang diencerkan) setelah diujikan dengan penambahan
larutan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,176. Sedangkan pada
tabung U(larutan pati dan liur yang diencerkan) setelah diujikan
dengan penambahan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,118. Maka kecepatan
reaksi enzemik(V=A/mnt) yang didapat adalah 0,058.
Pasangan tabung kelima adalah tabung B dan tabung U yang berupa
pengenceran air liur sebanyak 100x. Pada tabung B(larutan pati
tanpa liur yang diencerkan) setelah diujikan dengan penambahan
larutan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,199. Sedangkan pada
tabung U(larutan pati dan liur yang diencerkan) setelah diujikan
dengan penambahan iodium dan air suling lalu hasil dibacakan pada
spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 0,335. Maka kecepatan
reaksi enzemik(V=A/mnt) yang didapat adalah 0,164.
Jadi, dapat dikatakan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi di mana semakin besar kadar enzim maka kecepatan
reaksi juga akan naik karena banyaknya enzim menyebabkan mudahnya
terbentuk ikatan dengan substrat dengan cepat sehingga terdapat
banyak bagian aktif dari enzim yang kemudian berikatan dengan
substrat. Semakin besar pengencerannya semakin kecil kadar enzim
dalam larutan.
Keadaan ini sama seperti teori yang menyebutkan bahwa hubungan
antara laju reaksi dengan konsentrasi enzim ternyata berbanding
lurus. Jadi, semakin besar konsentrasi enzim, maka makin cepat laju
reaksi.
Pertanyaan :Jelaskan prinsip kerja spektrofotometer
Jawaban :
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis diteruskan melalui lensa menuju ke
monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada
fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis
menjadi cahaya monokromatis. Berkas berkas cahaya dengan panjang
tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu
zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya
yang diserap dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan
ini kemudian diterima oleh detektor. Detektor kemudian akan
menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap
oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat
yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi
zat dalam sampel secara kuantitatif.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan
suhu.
2. Suhu optimum dari enzim amilase pada suhu 37C. Menyerupai
suhu dalam tubuh manusia, dimana enzim mencapai kecepatan reaksi
maksimum
3. Diluar suhu optimumnya, aktivitas enzim menurun.
a. Pada suhu 0o C, enzim inaktif
b. Peningkatan suhu meningkatkan kecepatan reaksi enzim. Namun,
hanya berlangsung hingga suhu optimum.
c. Semakin tinggi suhu reaksi semakin cepat reaksi berlangsung.
Tetapi, jika berlebihan enzim akan mengalami denaturasi dan
kecepatan reaksinya pun menurun.
4. Kecepatan reaksi enzim berbanding lurus dengan konsentrasi
enzim. Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat reaksi
terjadi, karena lebih banyak sisi aktif enzim yang dapat bereaksi
dengan substrat.
5. Selain suhu dan konsentrasi enzim, kerja enzim juga
dipengaruhi oleh factor lain, yaitu derajat keasaman konsentrasi
substrat, serta adanya aktivator dan inhibitor.DAFTAR PUSTAKAPanil,
Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktis Biokimia Dasar Medis :
Untuk Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan Gizi, dan Analis Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yazid, E., Lisda N. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Murray, K. Robert, Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, Victor
W.R,. 2006 Biokimia Herper edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku
Kedookteran EGC
Soewanto, Hafiz. 2004. Biokimia Eksperimen Laboratorium.
Jakarta: Widya Medika
Poedjiadi, Anna. 2001. Dasar dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia PressRuddin, Choi.2010.LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA II PERCOBAAN II ENZIM. Jayapura : Universitas
Cendrawasih
Sadikin,Mohamad. 2002.Biokimia Enzim.Jakarta : Widya Medika.
Soewoto,Hafiz, dkk. 2000.Biokimia Eksperimen
Laboratorium.Jakarta: Widya Medika.
Tim . 2013.Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Unesa
Press.
LAMPIRAN
Indikator: Pengaruh Kadar
Indikator: Pengaruh Suhu
200X
100X
400X
300X
500X
Suhu 250 C
Suhu 00 C
Suhu 1000 C
Suhu Ruang
Suhu 600 C
2
3
_1493913243.xlsChart1
0.065
0.021
0.067
0.058
0.164
Pengenceran Enzim
Kurva Hubungan antara Kecepatan Reaksi Enzimatik ( v = A/menit)
dengan Konsentrasi / Pengenceran Enzim
Sheet1
Pengenceran EnzimSeries 2Series 3
500 x0.0652.42
400 x0.0214.42
300 x0.0671.83
200 x0.0582.85
100 x0.1645
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.