Top Banner
1
37

Bab I - · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Feb 06, 2018

Download

Documents

nguyennhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

1

Page 2: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan bagian penting dalam perjalanan pendidikan seorang

mahasiswa. Mahasiswa mana yang tidak pernah ke perpustakaan? Pertanyaan mendasar

yang dapat kita pertanyakan adalah Apakah pelayanan perpustakaan pusat sudah

memberikan pelayanan yang maksimal? Oleh karena itu, Pelayanan memegang peranan

penting di dalam pengaturan perpustakaan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata pelayanan dalam 3 definisi, yaitu:

• Perihal atau cara melayani

• Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan

• Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

Berdasarkan definisi tersebut, kami mengambil definisi pelayanan yang kedua.

Jadi, kelompok kami ingin mengangkat permasalahan mengenai pelayanan karyawan

perpustakaan pusat.

2. Identifikasi Masalah

Pelayanan yang diberikan oleh karyawan perpustakaan pusat tidak terlalu baik.

Pernyataan di atas meupakan salah satu selentingan yang kami dapatkan ketika

berbincang-bincang dengan rekan-rekan satu almamater.

Permasalahan yang ada dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu

2

Page 3: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

• Pegawai Perpustakan Pusat seringkali terlambat dalam melayani mahasiswa sesudah

salat jumat.

• Pegawai Perpustakaan pusat kurang ramah dalam melayani mahasiswa.

Oleh karena itu, permasalahan pelayanan karyawan perpustakaan pusat sebagaimana telah

kami sebutkan menjadi topik yang kami angkat dalam makalah ini.

3. Konteks Penelitian

Kami melakukan penelitian ini bertujuan untuk meluruskan rumor yang beredar di

kalangan mahasiswa. Rumor tersebut adalah “Pelayanan yang diberikan oleh karyawan

perpustakaan pusat kurang ramah”. Kami berpendapat bahwa kebudayaan dari pegawai

perpustakaan pusat memiliki andil dalam faktor pelayanan. Jadi, penelitian kami

didasarkan kepada rumor tersebut.

4. Rumusan Masalah

Pelayanan pegawai perpustakaan pusat kepada mahasiswa hanya kami kategorikan ke

dalam pelayanan yang sifatnya langsung. Maksud saya, pelayanan tersebut lebih kea arah

tatap muka dengan mahasiswa. Oleh karena itu, kami tidak membahas pelayanan lain

yang ditawarkan kepada mahasiswa.

5. Tujuan Penelitian

Penelitian kami tidak ditujukan untuk memberikan citra yang buruk kepada karyawan

perpustakaan pusat. Penelitian kami memiliki tujuan sebagai suatu pemaparan masalah

kepada khalayak banyak. Kami meminta pendapat dari kedua pihak, baik dari mahasiswa

maupun pegawai perpustakaan pusat. Jadi, tujuan akhir dari makalah ini adalah sebagai

penengah dalam menangani masalah yang ada di Perpustakaan Pusat.

3

Page 4: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

4

Page 5: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bab II

Landasan Teori

Teori Fungsionalisme Struktural (Robert K. Merton)Penekankan dari teori ini adalah kesatuan. Penyebab konflik adalah perubahan-perubahan

dalam masyarakat. Menurut teori ini, masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas

bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.

Teori Fungsionalisme Struktural menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan

konflik dan perubahan2 dlm masyarakat. Konsep-konsep utamanya dapat dirangkumkan ke

dalam 4 bagian, yaitu:

• Fungsi, disfungsi

• Fungsi laten,

• Fungsi manifest

• Keseimbangan (equilibrium).

Perubahan yg terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang

lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang

lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang

dengan sendirinya.

Robert K. Merton seorang tokoh pendukung dari teori ini berpendapat bahwa obyek analisis

sosiologi yang digunakan dapat dirangkumkan menjadi beberapa hal, yaitu:

• Peranan sosial

• Pola-pola institusional

• Proses sosial

• Organisasi kelompok

• Pengendalian sosial

• dsb.

5

Page 6: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Gagasan-gagasan inti dari fungsionalisme ialah perspektif holistis, yaitu sumbangan-

sumbangan yang diberikan oleh bagian-bagian demi tercapainya tujuan-tujuan dari

keseluruhan, kontinuitas dan keserasan dan tata berlandaskan consensus mengenai nilai-nilai

fundamental.

Fungsionalisme struktural bermaksud menjadi suatu teori umum mengenai masyarakat yang

tidak begitu membenarkan kapitalisme (walaupun sering terjadi justeru membenarkan).

Sebagai sesuatu yang memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai kesulitan-kesulitan

kapitalisme, tanpa mengutuknya. Seperti akan kita lihat, hal ini dicapai dengan melihat

kesulitan-kesulitan itu sebagai bagian dari model Parsons yang bersifat evolutif, menuntun

kepada stabilitas dan integrasi yang lebih besar.

Teori fungsional ini menganut faham positivisme, sehingga dalam melakukan kajian

haruslah mengikuti aturan ilmu pengetahuan alam. Dengan demikian, fenomena tidak

didekati secara kategoris, dengan tujuan membangun ilmu dan bukan untuk tujuan praktis.

Analisis teori fungsional bertujuan menemukan hukum-hukum universal [generalisasi] dan

bukan mencari keunikan-keunikan [partikularitas]. Dengan demikian, teori fungsional

berhadapan dengan cakupan populasi yang amat luas, sehingga tidak mungkin mengambilnya

secara keseluruhan sebagai sumber data. Sebagai jalan keluarnya, agar dapat mengkaji

realitas universal tersebut maka diperlukan representasi dengan cara melakukan penarikan

sejumlah sampel yang mewakili. Dengan kata lain, keterwakilan [representatifitas] menjadi

sangat penting.

Teori Frustrasi Agresi (Banton)

Manusia akan melakukan tindakan agresi manakala usahanya untuk memperoleh kepuasan

terhalangi. Apabila tindakan agresinya tidak ditujukan kepada pihak yang menghalangi,

6

Page 7: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

dinamakan agresi yang dialihkan (displaced). Pihak yang dijadikan sasaran agresi ini menjadi

kambing hitam (scapegoat).

Perspektif frustasi-agresi dipelopori oleh 5 orang yaitu Dollard, Miller, Doob, Mowrer, dan

Sears pada tahun 1939 (Brigham,1991). Pada mulanya, mereka menyatakan bahwa dalam

setiap frustasi selalu menimbulkan perilaku agresi. Pada tahun 1941, Miller menyatakan

bahwa frustasi menimbulkan sejumlah respon yang berbeda dan tidak selalu muncul. Watson

(1984), Kulik dan Brown (dalam Worchel dan Cooper, 1986) menyatakan bahwa frustasi

yang muncul dari akibat faktor luar menimbulkan perilaku agresi yang lebih besar

dibandingkan dengan halangan yang disebabkan diri sendiri. Hasil penelitian Burnstein dan

Worchel menyatakan bahwa frustasi yang menetap akan mendorong perilaku agresi. Dalam

hal ini, manusia siap melakukan perilaku agresi karena manusia menahan ekspresi agresi.

Frustasi yang disebabkan situasi yang tidak menentu (uncertain) akan memicu perilaku

agresi semakin besar dibandingkan dengan frustasi karena situasi yang menentu.

Wujud KebudayaanMenurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dapat dilihat dari ide, aktivitas, artifak..

Aktivitas manusia berinteraksi dengan manusia lainnya dapat disebut juga sistem sosial.

Tujuh Unsur kebudayaanSistem religi, yang meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi,

keagamaan, atau upacara keagamaan.

Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial, yang mencakup kekerabatan, asosiasi, perkumpulan,

sistem kenegaraan, dan sistem kesatuan hidup.

Sistem pengetahuan, yang meliputi pengetahuan tentang flora dan fauna, waktu,ruang, bilangan,

tubuh manusia, dan perilaku antar sesama manusia

7

Page 8: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan.

Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin,

bangunan, kesusastraan, atau drama.

Sistem mata pencaharian hidup/sistem ekonomi, yang meliputi berburu, mengumpulkan makanan,

bercocok tanam, perternakan, perikanan, dan perdagangan.

Sistem teknologi, yang meliputi produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan

konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian, perhiasan, tempat berlindung (perumahan), atau senjata

8

Page 9: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Kepangkatan di dalam PNS

JuruJuru merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS Golongan I-A hingga I-D dengan sebutan secara

berjenjang:

• JURU MUDA,

• JURU MUDA TINGKAT I,

• JURU

• JURU TINGKAT I

Jika dilihat dari persyaratan golongannya maka yang menempati golongan ini adalah mereka dengan

pendidikan formal jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau Madrasah Tsanawiyah.

Akibatnya, pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan juru baru membutuhkan kemampuan-

kemampuan skolastik dasar dan belum menuntut suatu ketrampilan bidang ilmu tertentu.

Jadi, kita dapat dikatakan bahwa juru merupakan pelaksana pembantu dalam bagian kegiatan yang

menjadi tanggung jawab jenjang kepangkatan di atasnya (Pengatur).

PengaturPengatur merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS Golongan II-A hingga II-D dengan sebutan

secara berjenjang:

• PENGATUR MUDA

• PENGATUR MUDA TINGKAT I

• PENGATUR

9

Page 10: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

• PENGATUR TINGKAT I

Jika dilihat dari persyaratan golongannya maka yang menempati golongan ini adalah mereka dengan

pendidikan formal jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas hingga Diploma III, atau Madrasah Aliyah.

Akibatnya, pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan pengatur sudah mulai menuntut suatu

ketrampilan dari bidang ilmu tertentu, namun sifatnya sangat teknis.

Jadi, Pengatur adalah orang yang melaksanakan langkah-langkah realisasi suatu kegiatan yang

merupakan implementasi dari program yang dibuat oleh instansinya.

PenataPenata merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS Golongan III-A hingga III-D dengan sebutan

secara berjenjang:

• PENATA MUDA

• PENATA MUDA TINGKAT I

• PENATA

• PENATATINGKAT I

Jika dilihat dari persyaratan golongannya maka yang menempati golongan ini adalah mereka dengan

pendidikan formal jenjang SI , Diploma IV atau yang setingkat. Akibatnya, pekerjaan tersebut dapat

diasumsikan bahwa pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan penata sudah mulai menuntut suatu

keahlian bidang ilmu tertentu dengan lingkup pemahaman kaidah ilmu yang telah mendalam.

Jadi, penggunaan pemahaman penata yang komprehensif tentang sesuatu maka penata bukan lagi

sekedar pelaksana, melainkan sudah memiliki tanggung jawab menjamin mutu proses dan keluaran

kerja tingkatan pengatur.

10

Page 11: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

PembinaPembina merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS Golongan IV-A hingga IV-E dengan sebutan

secara berjenjang:

• PEMBINA

• PEMBINA TINGKAT I

• PEMBINA UTAMA MUDA

• PEMBINA UTAMA MADYA

• PEMBINA UTAMA.

Sebagai jenjang tertinggi, kepangkatan ini tentunya diperoleh sesudah melalui suatu perjalanan karier

yang panjang sebagai PNS. Ini berarti pekerjaan pada kelompok kepangkatan pembina semestinya

bukan saja menuntut suatu keahlian bidang ilmu tertentu yang mendalam, namun juga menuntut

suatu kematangan dan kearifan kerja yang sudah diperoleh sepanjang masa kerjanya.

Jadi, pembina adalah model peran bagi jenjang-jenjang di bawahnya guna keperluan membina dan

mengembangkan kekuatan sumberdaya untuk jangkauan pandang ke depan.

Eselonisasi

Pengelolaan PNS, hirarki jabatan struktural dikenal dengan istilah Eselon yang seluruhnya terdiri dari

9 jenjang Eselon yang dibagi ke dalam 5 kategori, yaitu:

• ESELON I

• ESELON II

• ESELON III

• ESELON IV

• ESELON V (Jabatan Eselon V sudah tidak banyak lagi).

11

Page 12: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Guna memantapkan makna eselonisasi, hendaknya setiap tingkatan eselon dikaitkan juga dengan

makna kepangkatan PNS. Berikut pemikiran LPTUI tentang makna eselonisasi PNS (Eselon I hingga

III), khususnya di tingkat provinsi

ESELON I

Eselon I merupakan hirarki jabatan struktural yang tertinggi, terdiri dari 2 jenjang, yaitu:

• Eselon I-A

• Eselon I-B

Jenjang pangkat bagi Eselon I adalah terendah Golongan IV-C dan tertinggi Golongan IV-E. Artinya,

secara kepangkatan personelnya sudah berpangkat pembina yang makna kepangkatannya adalah

membina dan mengembangkan.

Pada tingkat provinsi, Eselon I dapat dianggap sebagai Puncak Pimpinan Wilayah (provinsi) yang

berfungsi sebagai penanggung jawab guna menjamin efektivitas provinsi yang dipimpinnya. Hal itu

dilakukan melalui keahliannya dalam menetapkan kebijakan-kebijakan pokok yang akan membawa

provinsi mencapai sasaran-sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.

ESELON II

Eselon II merupakan hirarki jabatan struktural lapis kedua, terdiri dari 2 jenjang, yaitu:

• ESELON II-A

• ESELON II-B

Jenjang pangkat bagi Eselon II adalah terendah golongan IV-C dan tertinggi golongan IV-D. Artinya,

secara kepangkatan personelnya juga sudah berpangkat pembina yang makna kepangkatannya adalah

membina dan mengambangkan.

12

Page 13: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Pada tingkat provinsi, maka Eselon II dapat dianggap sebagai Manajer Puncak Satuan Kerja

(Instansi). Mereka mengemban fungsi sebagai penanggung jawab efektivitas instansi yang

dipimpinnya melalui keahliannya dalam perancangan dan implementasi strategi guna merealisasikan

implementasi kebijakan-kebijakan pokok provinsi.

ESELON III

Eselon III merupakan hirarki jabatan struktural lapis ketiga, terdiri dari 2 jenjang, yaitu:

• ESELON III-A

• ESELON III-B

Jenjang pangkat bagi Eselon III adalah terendah Golongan III-C dan tertinggi Golongan IV-D.

Artinya, secara kepangkatan personelnya juga berpangkat pembina atau penata yang sudah mumpuni

(Penata Tingkat I) sehingga tanggungjawabnya adalah membina dan mengembangkan.

Pada tingkat provinsi, Eselon III dapat dianggap sebagai Manajer Madya Satuan Kerja (Instansi).

Fungsinya sebagai penanggung jawab dalam penyusunan dan realisasi program-program yang

diturunkan dari strategi instansi yang ditetapkan oleh Eselon II.

13

Page 14: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

14

Page 15: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bab III

Metodologi Penelitian

Waktu, Tempat Penelitian, dan Jenis Penelitian

Kami mengambil sampel penelitian pada bulan November 2009. Kami mengadakan

penelitian di kampus Institut Teknologi Bandung, terutama di sekitar perpustakaan pusat.

Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian deskriptif. Kami mengambil jenis

penelitian tersebut dikarenakan pengukuran pelayanan sangatlah sulit untuk dicari hipotesis

tandingannya. Terlebih lagi, Kami bermaksud untuk meneliti salah satu fenomena yang

terjadi pada masyarakat kampus ITB yaitu tentang pelayanan karyawan perpustakaan pusat

yang dianggap kurang baik oleh mahasiswa.

Cara Pengambilan Data

Pengambilan sampel dilakukan di perpustakaan pusat, dan hanya kepada mahasiswa dengan

tahun angkatan 2003 – 2009. Kami juga mewawancara beberapa pegawai perpustakaan pusat

pada bulan November 2009. Kami membagi kelompok kami menjadi 2 tim, tim yang pertama

mewawancarai pegawai perpustakaan, sedangkan tim yang kedua membagikan kuesioner.

Responden dari kuesioner kami mencapai 115 orang, yang kami bagikan di sekitar

lingkungan perpustakaan pusat. Kami membagikan di selasar perpustakaan pusat, British

Council, jurusan tekhnik perminyakan, dan jurusan kimia.

15

Page 16: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Kami mewawancara 2 pegawai perpustakaan pusat, pegawai yang pertama bekerja di bagian

penitipan tas. Pegawai perpustakaan pusat kedua yang kami wawancara bekerja di bagian

peminjaman dan pengembalian buku.

Tujuan kami mewawancarai kedua pegawai pada bagian tersebut adalah pegawai

perpustakaan pusat pada divisi tersebut adalah pegawai yang langsung bertatap muka dengan

mahasiswa. Kami tidak mengambil sampel dari British Council karena kami berasumsi

bahwa mahasiswa jarang sekali datang ke tempat tersebut.

Cara Penarikan Kesimpulan

Kami memfokuskan penelitian kami kepada sistem kemasyarakatan, organisasi sosial, dan

sistem mata pencaharian hidup. Walaupun pada praktiknya, kami mencari ketujuh unsur

kebudayaan yang berlaku umum pada kebiasaan mereka.

Kami mengasumsikan bahwa karyawan perpustakaan pusat memiliki kebudayaan yang

homogen. Maksud kami, tidak ada karyawan yang melakukan perbedaan dalam kebiasaan

yang berlaku. Asumsi ini didasarkan kepada kekerabatan yang kuat di antara pegawai

perpustakaan.

Proses Penilaian

Kadar pelayanan merupakan suatu proses yang berlaku subjektif. Setiap mahasiswa memiliki

pendapat yang berbeda-beda mengenai proses pelayanan yang dilakukan oleh pegawai

perpustakaan pusat. Subjek yang kami uji adalah kinerja pegawai perpustakaan pusat sebagai

pemberi pelayanan dan mahasiswa sebagai target dari pelayanan.

16

Page 17: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Metoda yang kami gunakan sebagai pengukur kinerja perpustakaan adalah survai. Kami

memilih pendekatan ini dikarenakan kelompok kami meyakini bahwa metoda ini adalah

metoda yang paling baik dalam menguji kinerja pegawai perpustakaan pusat.

Akan tetapi, sungguh tidak adil apabila kita kelompok kami hanya melihat pelayanan

pegawai perpustakaan pusat hanya dari sudut pandang mahasiswa. Oleh karena itu, kami

akan mewawancara beberapa pegawai perpustakaan pusat sebagai pembanding pendapat dari

para mahasiwa yang akan dilayani.

Tingkat kepuasan konsumen kami asumsikan harus berada di atas 80 persen. Kami merevisi

cara pandang kami.

Pengolahan dan Analisis Data

Kami mengolah data survai menggunakan Microsoft Excel.Kami menggunakan Microsoft

Power Point sebagai alat untuk membantu penyajian data.

17

Page 18: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bab IV

Analisis dan Pembahasan

Setelah kami mewawancara kedua pegawai perpustakan pusat, kami mendapati wujud dari

kebudayaan. Pada kasus ini, wujud dari kebudayaan merupakan aktivitas dari para pegawai

perpustakaan pusat yang berhubungan dengan salat jumat dan pelayanan yang dilakukan

oleh pegawai perpustakaan pusat.

Wujud kebudayaan yang berupa aktivitas itu dapat dilihat ke dalam 7 unsur kebudayaan.

Hasil wawancara kami adalah sebagai berikut

• Organisasi sosial

Pegawai di perpustakaan pusat, masih ada yang berstatus PNS (Biasanya pegawai

yang sudah bekerja sebelum tahun 1997). Pengangkatan PNS dilakukan setelah 15 -

20 tahun mengabdi kepada institusi. Kebanyakan PNS yang bekerja di perpustakaan

Pegawai Negeri Sipil Golongan III-A dan III-B, akibatnya secara hierarki

keorganisasian, mereka semua merupakan penata.

Perubahan status ITB menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara) mengakibatkan

penerimaan pegawai tidak memakai tenaga Pegawai Negeri Sipil lagi. Pegawai

BHMN merupakan pegawai hasil saringan masuk ITB. Sistem kerja juga

menggunakan system kontrak.

18

Page 19: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan sistem kontrak merupakan salah

satu cara agar institusi atau lembaga tersebut dapat menghemat pengeluaran. Akan

tetapi, setelah beberapa tahun mengabdi (Jika pegawai bekerja dengan baik) pegawai

tersebut akan dijadkan karyawan tetap.

• Sistem pengetahuan

Pegawai yang bekerja di perpustakaan pusat didominasi oleh lulusan mahasiswa

strata-1. Sedangkan, pegawai yang tidak mempunyai gelar strata-1 biasanya memiliki

gelar Diploma-3.

Menurut kami, hal ini berhubungan erat dengan keharusan terpenuhinya pegawai

BHMN untuk menggantikan posisi penata di dalah hierarki keorganisasian dari

Pegawai Negeri Sipil.

• Bahasa

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari dan kebanyakan

digunakan oleh kebanyakan karyawan.. Akan tetapi, banyak pendatang di dalam

lingkungan kampus ITB baik yang berasal dari luar Bandung maupun dari luar Pulau

Jawa. Jadi, apakah Bahasa Sunda sebagai alat percakapan sehari-hari merupakan

suatu pertanyaan yang valid?

19

Page 20: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Kami mempunyai pendapat sebagai berikut, mayoritas karyawan berasal dari daerah

Bandung dan sekitarnya. Andaikan ada karyawan yang berasal dari luar pulau, mereka

sudah tinggal lama di Bandung. Jadi, kebanyakan pendatang menggunakan Bahasa

Sunda sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

Selain bahasa Sunda, Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa sekunder.

Akan tetapi, Bahasa Indonesia digunakan untuk membuat proposal. Bahasa Indonesia

juga digunakan di dalam rapat, ataupun acara yang bersifat resmi.

• Sistem mata pencaharian hidup

Gaji yang tetap baik PNS maupun pegawai BHMN merupakan penghasilan tetap

yang didapat oleh pegawai. Ada beberapa pegawai perpustakaan pusat yang bekerja

sampingan (biasanya pada hari sabtu). Berwirausaha tidak diperbolehkan jika anda

seorang Pegawai Negeri Sipil. Akan tetapi, jika kita berbicara masalah perut, semua

hal bisa jadi benar kan?

Jika ada anak dari pegawai perpustakaan pusat yang berhasil menempuh studi di ITB,

institusi memberikan keringanan kepada pegawai dengan memberikan beasiswa.

Beasiswa tersebut berupa pembayaran setengah biaya kuliah yang ditanggung oleh

institusi. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan bahwa sang anak dapat mencari

sumber beasiswa lain.

20

Page 21: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Ada beberapa karyawan yang istrinya berwirausaha dengan membuka warung.

Akibatnya, menurut kami hal ini merupakan salah satu sumber penghasilan dari

pegawai perpustakaan.

• Sistem teknologi

Kami membagi sistem teknologi yang dimiliki oleh karyawan perpustakaan pusat ke

dalam 2 aspek, yaitu: transportasi dan komunikasi.

ITB memberikan pelayanan kepada karyawan dengan memberikan jasa antar jemput

dengan menggunakan bus. Akan tetapi, banyak karyawan perpustakaan pusat yang

sudah mempunyai kendaraan pribadi berupa motor.

Alat komunikasi yang digunakan oleh para karyawan berupa handphone.

• Kesenian

Kebanyakan karyawan masih memelihara budaya sunda berupa tembang-tembang

sunda yang masih mereka lestarikan. Asumsi kami, kebanyakan pendatang sekalipun

masih memiliki darah Sunda di nadinya.

• Sistem Religi

Mayoritas agama yang dipegang oleh karyawan adalah agama Islam. Kelompok kami

tidak membahas mengenai religi terlalu jauh. Hal ini akan kami jelaskan di bagian

pembahasan.

21

Page 22: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

•Sistem Kemasyarakatan

Arisan ibu-ibu merupakan hal nyang konsisten terus dilakukan oleh para karyawan

permpuan. Kegiatan kemasyarakatan yang lain adalah pergi Salat Jumat bersama,

baik karyawan laki-laki maupun karyawan perempuan.

22

Page 23: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Pembahasan Hasil Kuesioner

45 % dari responden kami mengatakan bahwa mereka pernah mengalami perlakuan yang

kurang menyenangkan dari karyawan yang bekerja di perpustakaan pusat. Perlakuan yang

tidak menyenangkan tersebut berupa sifat cuek karyawan, karyawan pernah memarahi

mahasiswa (emosi) ataupun sikap karyawan yang sangat ketus terhadap mahasiswa.

Permasalahan ini akan kami jawab pada bagian selajutnya dari laporan ini.

84 % responden kami juga mengatakan bahwa kinerja pegawai perpustakaan sudah cukup

memuaskan (45 % mengatakan bahwa kinerja pegawai baik, sedangkan sisanya mengatakan

bahwa kinerja pegawai perpustakan cukup). Walaupun ada 39 % mahasiswa yang

mengatakan bahwa kinerja pegawai perpustakaan cukup baik, hasil pertanyaan ini masih

tidak bisa dikatakan valid. Hal ini disebabkan oleh kurang cukupnya kriteria kelompok kami

dengan kata cukup. Jadi, kami tidak menjadikan hasil kuesioner ini sebagai duduk persoalan.

76 % mahasiswa memperkirakan bahwa kisaran umur pegawai yang bersikap kurang baik

kepada mahasiswa tersebut adalah 20-55 tahun. Akibatnya, kami menduga bahwa karyawan

yang bersikap kurang baik pastilah karyawan yang telah lama bekerja pada institusi ini.

Perlakuan yang diterima oleh Pegawai

Setelah kami mewawancarai pegawai, kami mendapatkan selentingan buruk yang mereka

kemukakan mengenai segelintir mahasiswa. Maksud kami, ada mahasiswa yang kurang

sopan. Perlakuan yang tidak sopan tersebut kadang-kadang berupa kesombongan (mahasiswa

23

Page 24: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

tidak mau menyapa). Pada bagian penitipan tas, pegawai pernah bercerita bahwa ada

mahasiswa yang melemparkan kartu penitipan, petugas merasa kurang dihargai. Pegawai

perpustakaan pusat juga merasa tidak dihormati, dikarenakan tiadanya sopan santun

mahasiswa kepada karyawan perpustakaan pusat.

Analisis

Pertama-tama, kelompok kami akan mencoba untuk memaparkan penyebab-penyebab

perlakuan buruk yang diberikan oleh pegawai perpustakaan pusat.

enurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dapat aktivitas manusia

berinteraksi dengan manusia lainnya dapat disebut juga sistem

sosial. Perpustakaan pusat memiliki sistem sosial yang tercermin di

dalam 7 unsur kebudayaan. Kebudayaan Sunda merupakan

kebudayaan yang sifatnya santun. Hormat kepada yang lebih tua merupakan suatu hal yang

mutlak.

MMahasiswa pun memiliki sistem sosial. Sistem sosial yang ada pada mahasiswa tidak

homogen seperti sistem kemasyarakatan yang ada di perpustakaan pusat. Akibatnya terjadi

perbedaan budaya. Perbedaan kebudayaan tersebut medasarkan analisis kami kepada teori

fungsionalitas struktural dan teori frustasi agresi.

enurut Teori frustasi-agresi, sang pegawai perpustakaan tidak

mendapatkan kepuasan yang memadai (berupa rasa hormat),

mereka merasa bahwa seorang mahsiswa yang masih muda itu

harusnya menghormati mereka yang lebih tua. Akibatnya, terjadi M24

Page 25: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

proses generalisasi yang mengakibatkan karyawan menilai bahwa semua mahasiswa seperti

itu. Frustasi yang dialami oleh satu orang menjadi semacam gejala sosial yang menyerang

seluruh kelompok (dalam hal ini seluruh karyawan perpustakaan). Konsekuensinya,

mahasiswa menjadi kambing hitam kemarahan dari masyarakat perpustakaan pusat.

Sebaliknya, mahasiswa juga sudah memiliki kebudayaan tersendiri. Budaya tersebut

merupakan kebudayaan yang dia bawa dari kampung halamannya (asal daerah). Kebudayaan

lain yang kemungkinan besar dia bawa adalah kebudayaan yang dihasilkan dari segregasi

budaya lokal dengan budaya daerah asalnya. Ketika sang mahasiswa mendapat perlakuan

yang buruk dari karyawan. Hal tersebut membuat frustasi pada mahasiswa tersebut, karena

ada beberapa mahasiswa lain yang berada pada satu sistem kemasyarakatan yang sama

dengan mahasiswa tersebut yang mengalamai hal yang serupa, terjadi pengeneralisasian.

Akibatnya sistem kemasyarakatan yang ada pada sebagian mahasiswa menjadikan pegawai

sebagai sasaran kemarahan mereka (kambing hitam).

eori fungsionalitas struktural juga turut memperkuat argumen kelompok

kami, karena telah terjadi pengelompokan-pengelompokan pada masyarakat

di lingkungan kampus ITB. Pegawai perpustakaan dengan sistem

kemasyarakatannya, begitu juga mahasiswa dengan sistem

kemasyarakatannya.

TKesatuan yang begitu kuat itu menjadi semacam jurang pemisah antara perbedaan budaya

mahasiwa dan budaya karyawan perpustakaan. Maksud kami, seorang mahasiswa paling

lama hanya berada 6 tahun di dalam dunia kampus, sedangkan pegawai perpustakaan sudah

ada yang bekerja lebih dari 30 tahun. Sistem kemasyarakatan yang ada di dalam lingkungan

25

Page 26: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

mahasiswa terus berubah. Sedangkan sistem kemasyarakatan yang ada pada lingkungan

perpustakaan pusat sangat lambat mengalami perubahan.

Konsekuensinya, karyawan perpustakaan pusat merasa kaget karena perubahan kebudayaan

yang terjadi. Ironisnya, kenyamanan pada sistem kemasyarakatan yang telah ada membuat

mereka tidak mau mengubah paradigma mereka.

ermasalahan yang kedua adalah pegawai perpustakaan pusat yang tidak tepat

waktu dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa sehabis salat jumat.

Setelah kami mewawancarai karyawan, mereka mengatakan bahwa faktor

penyebab keterlambatan mereka adalah ibu-ibu yang gemar arisan. Faktor

lainnya adalah lamanya proses menunggu makan siang.

PPada kasus ini,. kelompok kami sepakat bahwa karyawan perpustakaan pusatlah yang kurang

disiplin. Teori fungsionalitas structural turut memegang peranan di dalam permasalahan ini.

Kesatuan dan kekeluargaan yang terlalu kuat ini mengakibatkan suatu tindakan indisipliner

yang “disetujui” bersama tersebut menjadi suatu kebudayaan yang tidak mau dirubah.

Penyebab lain yang mungkin menjadi sumber konflik dalam permasalahan ini dilihat

berdasarkan 7 unsur kebudayaan. ITB mengkerutkan jumlah karyawan pada tahun-tahun

sebelum 2009. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah karyawan di perpustakaan pusat.

Konsekuensinya, tejadi frustasi karena kekurangan tenaga karyawan mengakibatkan sifat

agresi yang berlebihan.

26

Page 27: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Jadi, teori fungsionalitas stuktural dan teori frustasi-agresi membantu kami dalam

memberikan kesimpulan yang akan kami bahas di dalam bab selanjutnya.

27

Page 28: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

28

Page 29: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Bab V

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

• Penyebab dari permasalahan yang dialami oleh pegawai perpustakaan pusat dengan

mahasiswa adalah kesalahpahaman.

• Penyebab lain dari perlakuan tidak ramah dari karyawan perpustakaan kepada

mahasiswa adalah tidak terjadinya pencampuran budaya. Ketiadaan rasa saling

mengerti antara generasi tua dan muda.

• Perubahan cepat yang terjadi pada sistem kemasyarakatan dalam mahasiswa tidak

diimbangi oleh sistem kemasyarakatan yang ada pada perpustakaan pusat. Akibatnya,

terjadi

• Penyebab keterlambatan pegawai perpustakaan merupakan kurang disiplinnya

pegawai perpustakaan.

• Stres yang berlebih juga menjadi salah satu penyebab agresi.

Saran untuk karyawan

• Arisannya dikurangin dong bu… (Kalo bisa kita ikut!! J)

• Jaman berubah, jangan gengsi dung…

• Kedisiplinan ditingkatkan, agar kualitas pelayanan semakin baik.

Saran untuk Mahasiswa

• Bertobatlah kalian para mahasiswa yang pernah berlaku cuek pada karyawan!!

29

Page 30: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

• Karyawan juga manusia, punya rasa punya hati.. Jangan mentang-mentang dah bayar,

mahasiswa jadi boleh seenaknya..

• Ingat 3 S : Senyum, Sapa, Sopan J !!

30

Page 31: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

31

Page 32: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

LAMPIRAN

32

Page 33: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

33

Page 34: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

34

Page 35: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

35

Page 36: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

36

Page 37: Bab I -   · PDF fileBahasa, yang berbentuk lisan maupun tulisan. Kesenian yang meliputi seni patung, pahat, relief lukis dan gambar, seni rias, vokal, musin, bangunan

Daftar Pustaka

• Zainuddin Maliki, Tiga Teori Sosial Hegemonik, (Surabaya : Narasi

Agung, 2003), 50

• Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi –Jilid 1, cetakan kedua,

Jakarta: Rineka Cipta.

• fadlillah.wordpress.com

• http://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_negeri

• http://evysspace.blogspot.com/2009/07/teori-fungsionalisme-struktural-

sebuah.html

• http://jurnalparlemenonline.wordpress.com/2010/01/01/artikel-16/

• Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. 2001 . BALAI PUSTAKA : Jakarta.

• N.Siregar, Chairil. Slide perkuliahan : Antropologi

• N.Siregar, Chairil. Slide perkuliahan : Format-format Penelitian

• Soelaeman, M.Munandar (Cetakan ke-4). 2000. Ilmu sosial dasar.

Bandung: Refika Aditama.

37