Top Banner

of 21

BAB I Transkultural

Mar 08, 2016

Download

Documents

Anam

BAB I Transkultural
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan kepulauan, dimana Indonesia dikenal memiliki berbagai macam suku, ras, budaya serta adat istiadat yang berbeda dengna bahasa yang berbeda pula. Begitu halnya dengan rumah sakit yang merupakan tempat umum, sehingga siapa saja dapat berkunjung tanpa adanya batasan ras ataupun budaya yang dianutnya. Seorang perawat tentunya pasti juga akan mneghadapi klien yang memiliki budaya berbeda dengannya, terlebih dirumah sakit kota besar. Menghadapi situasi demikian tentunya tidak mudah, karena perawat tidak mengetahui bagaimana kebiasaan budaya klien, apakah kebiasaan yang dilakukan perawat dalam menghadapi klien sesuai dengan harapan klien, apakah akan tercipta hubungan yang saling percaya jika antara perawata dan klien memiliki budaya yang berbeda.

1.2 Rumusan masalah1. Apakah yang dimaksud dengan Keperawatan Transkultural?2. Apakah yang dimaksud dengan Paradigma Transkultural Nursing?3. Apakah yang dimaksud dengan Prinsip pada Praktik Keperawatan?4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Model Pengkajian Transkultural?5. Apakah yang dimaksud dengan Pemahaman Budaya Internasional dan Lokal?6. Apakah yang dimaksud dengan Pedoman dalam Berhubungan dengan Klien yang Berbeda Budaya?

1.3 Tujuana. Tujuan UmumTujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi dari budaya.b. Tujuan Khusus1. Mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Keperawatan Transkultural2. Mengetahui bagaimana Paradigma Transkultural Nursing 3. Mengetahui bagaimana Prinsip pada Praktik Keperawatan4. Mengetahui bagaimana Model Pengkajian Transkultural5. Mengetahui bagaimana Pemahaman Budaya Internasional dan Lokal6. Mengetahui bagaimana Pedoman dalam Berhubungan dengan Klien yang Berbeda Budaya

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Keperawatan transkultural2.1.1Konsep BudayaKebudayaan berasal dari bahasa Latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari konsep ini berkembanglah pengertian kebudayaan yaitu segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat (Tylor dan Wiranata, 2002). Menurut Koentjaningrat kebudayaan adalah seluruh system gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang didapat dengan belajar dan dijadikan milik manusia sendiri (Syafrudin, 2009).Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan komponen atau unsur kebudayaan antara lain sebagai berikut :J.H. Melville (2007) menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur pkok yaitu alat-alat teknologis , sistem ekonomi, keluarga dan kekuasaan politik. Sedangkan, M. Bronislaw (2007) mengatakan ada empat unsur poko yang meliputi: a. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.b. Organisasi ekonomi.c. Alat dan lembaga (petugas) untuk pendidikan (keluarga merupakan lembaga pendidikan utama).d. Organisasi kekuatan (politik).

2.1.2Wujud KebudayaanMenurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu:a. Pertama, gagasan wujud ideal yaitu berbentuk kumpulan ide, nilai, norma dan peraturan aktivitas, dan artefak. b. Kedua, aktivitas atau disebut juga dengan sistem sosial yaitu terdiri dari aktivitas, interaksi, yang mempunyai pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.c. Ketiga, artefak (karya) yaitu wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat (Syafrudin, 2009). Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu: Kebudayaan material dan kebudayaan non material. a. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkrit. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi yaitu mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. b. Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, lagu dan tarian tradisional (Syafrudin. 2009).

2.1.3Ciri-Ciri KebudayaanCiri-ciri khas kebudayaan yaitu pertama, bersifat historis yaitu manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang diwariskan secara turun-temurun (Syafrudin, 2009). Kedua, bersifat geografis yaitu kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam, ada yang berkembang pesat dan ada yang lamban, serta ada pula yang stagnan yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan lingkungan, kebudayaan tersebut berkembang pada komunitas tertentu lalu meluas dalam kesukuan dan kebangsaan/ras, Selanjutnya kebudayaan itu meluas dan mencakup wilayah/regional, serta makin meluas ke seluruh penjuru belahan bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi) dalam era informasi di mana terjadi saling melebur dan berinteraksinya kebudayaan-kebudayaan. Ketiga, bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu yaitu dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya.2.1.4Aspek Budaya dalam KeperawatanMenurut Leininger (Tomey & Alligood, 2006) transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia. Menurut Giger dan Davidhizar (1995) keperawatan transkultural dipandang sebagai bahan untuk melatih secara kompeten menilai budaya yang berpusat pada klien. Meskipun keperawatan transkultural dipandang sebagai berpusat pada klien, penting bagi perawat untuk mengingat budaya yang dapat dan tidak mempengaruhi bagaimana klien dilihat dan perawatan yang diberikan. Perawat harus berhati-hati untuk menghindari memproyeksikan pada klien mereka sendiri keunikan budaya dan pandangan dunia, sehingga culture care harus disediakan. Dalam memberikan culture care, perawat harus ingat bahwa setiap individu adalah unik dan produk dari pengalaman masa lalu, keyakinan, dan nilai-nilai yang telah dipelajari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teori keperawatan kultural menurut Leininger yaitu cultur care diversity dan cultural care universality (Tomey & Alligood, 2006).a. Cultur care diversity (perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan) merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi.b. Cultural care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (terminology universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.

2.2 Paradigma Transcultural NursingLeininger mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew & Boyle dalam Geiger and Davidhizar, 1995).a. ManusiaManusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).b. SehatKesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Geiger and Davidhizar, 1995).c. LingkunganLingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu :1. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim.2. Lingkungan social adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.3. Lingkungan simbolikadalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan (Geiger and Davidhizar, 1995).d. Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/ mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/ mengganti budaya klien (Geiger and Davidhizar, 1995).1. Mempertahankan budayaMempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi. 2. Negosiasi budayaIntervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani lain.3. Restrukturisasi budayaRestrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Menurut Brunner & Suddarth (2002) istilah dan defenisi lain yang memberikan tilikan lebih lanjut ke dalam asuhan kultur dan kesehatan meliputi:1. Akulturasi yaitu proses dimana anggota kelompok cultural beradaptasi dan belajar bagaimana memperlakukan kelompok lain.2. Kebutaan cultural yaitu ketidakmampuan individu untuk mengenali nilai, kepercayaan dan praktik mereka sendiri dan kelompok lain akibat kecenderungan etnosentris yang kuat.3. Imposisi cultural yaitu kecenderungan memaksakan keyakinan, nilai-nilai, dan pola perilaku seseorang atau kelompok orang dari kultur yang berbeda.4. Tabu kultural yaitu aktvitas yang diatur oleh peraturan perilaku yang dihindari, dilarang atau yang tidak diizinkan oleh kelompok cultural tertentu. Asuhan keperawatan yang cakap atau kongruen secara kultural mengacu kepada integrasi kompleks sikap, pengetahuan, dan keterampilan (termasuk pengkajian, pengambilan keputusan, penilaian, berfikir kritis dan evaluasi) yang memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan dengan cara yang peka secara kultural (Brunner & Suddarth, 2002). Kebijakan yang meningkatkan asuhan yang kongruen secara kultural membuat regulasi fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan pengunjung (pengunjung, frekuensi, dan lama kunjungan), dengan memperhitungkan peran dukun dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan, menyediakan pelayanan penerjemahan bagi pasien yang tidak bisa berbahasa Indonesia, mengetahui kebutuhan diet khusus bagi pasien dari kelompok kultur tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung praktik spiritual dan religious pasien (Brunner & Suddarth, 2002). Model asuhan transkultural dapat memperluas hubungan teraupetik antara perawat dan pasien jika mereka menggunakan cara yang dianjurkan untuk berkembangnya sikap saling menguntungkan dan rasa menilai masing-masing individu dari budaya lain. Keadaan ini akan dapat bekerjasama dengan mitra secara lebih baik dan menemukan solusi yang baik terhadap masalah kesehatan. Walaupun tujuannya untuk mengembangkan dan keseimbangan dan hubungan timbal balik (Basford & Slevin, 2006).2.3Prinsip pada Praktik KeperawatanMenurut J.N Giger dan Davidhizar, ada 10 konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan, antara lain : a. BudayaNorma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.b. Cultural Seseorang yang memiliki pertentanan antara dua individu dari budaya, gaya hidup, dan hukum hidup. Contohnya, Didin adalah anak yang dilahirkan dari pasangan suku sunda dan batak.c. Diversity Diversity atau keragaman budaya adalah suatu bentuk yang ideal dari asuhan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya individu, kepercayaan, dan tindakan.d. Etnosentris Persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.e. RasPerbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.f. Cultural shock Suatu keadaan yang dialami klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.g. DiskriminasiPerbedaan perlakuan individu atau kelompok berdasarkan ras, etnik, jenis kelamin, social, dan lain sebagainya.h. Sterotyping Anggapan suatu individu atau kelompok bahwa semua anggota dari kelompok budaya adalah sama. Seperti, perawat beranggapan bahwa semua orang Indonesia menyukai nasi.

i. Assimilation Suatu proses individu untuk membangun identitas kebudayaannya, sehingga akan menghilangkan budaya kelompoknya dan memperoleh budaya baru.j. PerjudiceAdalah prasangka buruk atau beranggapan bahwa para pemimpin lebih suka untuk menghukum terlebih dahulu suatu anggota.

2.4Model Pengkajian TranskulturalTranscultural Nursing adalh suatu area atau wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini diguanakan untuk memeberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transkultural untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta memepersatukan tindakan keperawatan. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilsku caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umu dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya betvariasi diantara kuktur satu tempat dengan tempat lainnya. 2.4.1 Konsep dalam Transkultural Nursinga. BudayaAdalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dieplajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Budaya merupakan sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebaisaan manusia sebagai anggota komunitas setempat. Sedangkan kebudaaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi damn karyanya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991).Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984), karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut:1. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universalsehingga tidak ada dua budaya yang sama persis,2. Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan,3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.b. Nilai Budaya Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu yang tindakan yang dipertajankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.c. Perbedaan Budaya dalam asuhan keperawatan Merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan nutuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individuyang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).d. EtnosentrisAdalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim. Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimilki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekelompok individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta mennurunkannya ke genenerasi berikutnya (Handerson, 1981).f. Ras Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia. Ras merupakan system pengklasifikan manusia berdasarkan karakteristik fisik pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras umumnya yang dikenal yaitu Kaukasoid, Negroid, Mongoloid. Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). g. Etnografi adalah ilmu yang memepelajari budaya. Endekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk memepelajari lingkungan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.k. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan , praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimilki oelh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

2.5Pemahaman Budaya Internasional dan Lokal2.5.1 Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:a. Komunikasi (Communication)Bahasa yang digunakan, intonasi dan kualitas suara, pengucapan (pronounciation), penggunaan bahasa non verbal, penggunaan diam Komunikasi-miskomunikasi merupakan masalah yang sering terjadi di rumah sakit. Perselisihan dapat timbul dari berbagai situasi. Contoh yang paling jelas adalah ketika pasien dan staf rumah sakit tidak berbicara bahasa yang sama, maka perilaku non verbal dan lain-lain. Mengetahui norma dalam budaya akan memfasilitasi pemahaman dan mengurangi miskomunikasi.b. Space (ruang gerak)1. Tingkat rasa nyaman yang berkaitan dengan ruang pribadi.2. Kenyamanan dalam percakapan,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang ruang gerak dan pergerakan tubuh.3. Kontak mata, ruang, dan praktek sentuhan mungkin sangat berbeda dengan lingkungan antara klien dan perawat.c. Orientasi social (social orientastion)Budaya, etnisitas, tempat, peran, dan fungsi keluarga, pekerjaan, waktu luang, persahabatan dan kegiatan social keagamaan. Pola perilaku budaya belajar melalui enkulturasi, proses social melalui mana manusia sebagai makhluk yang bernalar, punya daya refleksi dan inteligensia, belajar memahami dan mengadptasi pola piker, pengetahuan, dan kebudayaan sekelompok manusia lain.Mengakui dan menerima bahwa individu-individu dari latar belakang budaya yang berbeda-beda ke dalam budaya yang dominan. Faktor-faktor siklus hidup harus diperhatikan dalam interaksi dengan individu dan keluarga (misalnya nilai tinggi ditempatkan pada keputusan orang tertua,peran orang tua ayah atau ibu dalam keluraga, atau peran dan harapan anak-anak dalam keluarga). Budaya tidak hanya ditentukan oleh etnisitas terapi oleh faktor seperti geografi, usia, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, dan status sosial ekonomi. Memahami faktor usia dan siklus hidup haruss diperhatikan dalam interaksi dengan semua individu dan keluarga.d. Waktu (time)Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan menjalin hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.e. Kontrol lingkungan (environmental control)Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan sehat-sakit. Kemampuan seseorang untuk mengendalikan alam lingkungan. Praktek kesehatan, nilai-nilai, definisi kesehatan dan penyakit.f. Variasi biologis (Biological variation)

Pengkajian keperawatan.Mendapatkan kesimpulan dataKomunikasiBahasa lisanKualitas suaraPengucapanPenggunaan keheninganNon verbalRuang Observasi tingkat kenyamanan (dlm berkomunikasi)Kedekatan dgn yg lainGerakan tubuhPersepsi ruangKeunikan budaya individuMengidentifikasi Ras & budaya klienTempat lahirWaktu di negaraVariasi biologisWarna kulitWarna rambutDimensi fisik lainKeadaan genetic & enzim pd populasi penyakit khususKerentanan terhadap sakit&penyakit Karakteristik psikologis koping dan sosialKontrol lingkungan praktik kesehatan cultural yang berhasil, netral, disfungsional, tdk jelasnilaiWaktuPenggunaannyaPerhitungannyaDefinisiWaktu berssosialWaktu bekerjaOrientasi waktu (kemarin, sekarang, akan datang)Orientasi socialKulturRasEtnikFungsi peran keluargaPekerjaanWaktu luangStruktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap penyakit tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristik psikologis,koping dan dukungan social

2.5.2 Keperawatan transkultural model Andrew & BoyleKomponen-komponennya meliputi:a. Identitas budayab. Ethnohistoryc. Nilai-nilai budayad. Hubungan kekeluargaane. Kepercayaan agama dan spiritualf. Kode etik dan moralg. Pendidikanh. Politiki. Status ekonomi dan socialj. Kebiasaan dan gaya hidupk. Faktor/sifat-sifat bawaanl. Kecenderungan individum. Profesi dan organisasi budayaKomponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self assessment) dan pada klien, kemudian perawat mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya melalui media: verbal, non verbal & teknologi, untuk tercapainya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan dan kesejahteraan klien.Riwayat etnik a. Berapa lama anda / orang tua anda tinggal dinegara ini? b. Apa latar belakang etnik atau asal leluhur anda? c. Seberapa kuat budaya mempengaruhi anda? d. Ceritakan alsan anda meninggalkan tanah air anda? Organisasi sosial a. Siapa yang tinggal dengan anda? b. Siapa yang anda anggap sebagai anggota keluarga anda? c. Dimana anggota keluarga anda yang lain tinggal? d. Siapa yang membuat keputusan untuk anda dan keluarga anda? e. Siapa yang anda cari saat memerlukan bantuan untuk keluarga anda? f. Apa harapan anda terhadap anggota keluarga yang pria, wanita, tua, atau muda?

Sosioekonomi a. Apa yang anda lakukan untuk kehidupan? b. Bagaimana perbedaan kehidupan anda disini dibandingkan tempat asal? Ekologi biokultural dan Risiko Kesehatan a. Apa penyebab masalah anda? b. Apa bahasa yang anda gunakan untuk membaca dan menulis? c. Bagaimana perawat harus berbicara dan memanggil anda? d. Apa jenis komunikasi yang mengganggu anda? Kepercayaan dan Praktik Pelayanan a. Apa yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan anda? b. Apa yang anda lakukan untuk menunjukkan kepedulian anda? c. Bagaimana anda merawat anggota keluarga yang sakit? d. Pemberi layanan mana yang anda cari saat anda sedang sakit? e. Bagaimana perbedaan yang perawat lakukan dengan yang dilakukan keluarga anda saat anda sedang sakit?2.6 Pedoman dalam Berhubungan dengan Klien yang Berbeda Budaya a. Kajinilaikepercayaanpribadiandaterhadapbudayayang berbeda1. Reviewkembalipengalamanpribadi2. Singkirkan nilai-nilai biasa, ide-ide dan tingkah laku yangberpengaruh negatif terhadap perawatanb. Kajivariabel-variabelkomunikasidariperspektifbudaya1. Tentukanidentitasetnispasien2. Gunakanpasiensebagaisumbernya (apabila memungkinkan).3. Kaji faktor-faktor kulturalyang dapat mempengaruhi hubunganperawat dan klien kemudian beresponlah dengan tepat.c. Rencanakanperawatansesuaidengankebutuhankomunikasidanlatar belakang budaya.1. Pelajari sebanyak mungkin tentang budaya dan kepercayaanklien.2. Dorongpasienuntukmenyatakanpersepsinyaterhadapkesehatan, sakit, dan pelayanan kesehatan.3. Rasasensitifterhadapkeunikanpasien.4. Komunikasipadatingkatanfungsipasien.5. Evaluasi efektifitastindakan keperawatan danmodifikasi apabila diperlukan.d. Modifikasipendekatankomunikasiuntukmemenuhikebutuhanbudaya.1. Perhatikan tanda-tandarasa takut, kecemasan dankebingunganklien.2. Beri respon yang menenangkan hati dengan mempertahankanbudaya klien.e. Pahamibahwapenghargaanterhadapklienmerupakanhubunganyang terapeutik.1. Berkomunikasi denaganhormatmenggunakan pendekatan-pendekatan yang baik dan menenangkan hati.2. Gunakan teknik mendengar yang sesuai. f. Berkomunikasi tanpa cara-cara yang kelihatan mengancam1. Lakukan wawancara tanpa terburu-buru2. Ramah tamah3. Tanyakan pertanyaan yang umum selama mengumpulakn informasi4. Bersikap sabar apabila respon klien tidak sesuai dengan persoalan kesehatan klien.5. Ciptakan hubungan saling percaya denagan mendengar secara teliti, dan berikan waktu serta perhatian penuh pada klien.g. Gunakan teknik validasi dalam komunikasi1. Sadar akan feedback/respon klien tidak mengerti2. Jangan membuat asumsi pengertian tanpa distorsih. Pahamiadanyakeenggananuntukmembicarakanmasalahyang berhubungan dengan seksualitas.Sadari bahwa dalam beberapa budaya permasalahan seksualtidak dapat dibicarakan secara leluasa dengan perawat/orangdengan jenis kelamin yang berbeda.i. Adopsipendekatankhusus,apabilapasienberbicaradenaganbahasa yang berbeda.1. Gunakan intonasisuara danekspresi wajahyang perhatianuntuk kmembantu mengurangi ketakutan klien.2. Bicara dengan perlahan danjelas, namuntidak keras.3. Gunakan bahasa isyarat, gambar, dan bermain peran untukmembantu pemahan klien.4. Ulangi pesandengan cara yangberbeda jikadiperlukan.5. Perhatikan kata-kata yang dipahami klien dan guankan itusesering mungkin.6. Pertahankan pesan yang sederhan danulangi terusmenerus.7. Hindari penggunaan istialh medis dan singkatan yang tidakdipahami klien.8. Gunakankamusbahasayangtepat.j. Gunakaninterpreter(penerjemah)untukmeningkatkankomunikasi.1. Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan, tidakhanya kata-kata pribadi.2. Dapatkanfeedbackuntukmengkonfirmasipemahaman.3. Gunakaninterpreteryangsensitif terhadapbudaya.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama yaitu: Kebudayaan material dan kebudayaan non material.Model asuhan transkultural dapat memperluas hubungan teraupetik antara perawat dan pasien jika mereka menggunakan cara yang dianjurkan untuk berkembangnya sikap saling menguntungkan dan rasa menilai masing-masing individu dari budaya lain. Keadaan ini akan dapat bekerjasama dengan mitra secara lebih baik dan menemukan solusi yang baik terhadap masalah kesehatan. Walaupun tujuannya untuk mengembangkan dan keseimbangan dan hubungan timbal balik (Basford & Slevin, 2006).3.2 Saran Perawat harus berhati-hati untuk menghindari memproyeksikan pada klien mereka sendiri keunikan budaya dan pandangan dunia, sehingga culture care harus disediakan. Dalam memberikan culture care, perawat harus ingat bahwa setiap individu adalah unik dan produk dari pengalaman masa lalu, keyakinan, dan nilai-nilai yang telah dipelajari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew. M & Bole. J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursing Care. 2nd Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company Efendi, Ferry. Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Giger. J.J & Davidhizar. R.E. 1995. Transcultural Nursing: Assessment and Intervention, 2nd Ed, Missouri, Mosby Year Book Inc Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Politeknik Kesehatan Surabaya. Prodi Keperawatan Sutopo. 2011. Leininger. M & McFarland. M.R. 2002. Transcultural Nursing: Concepts, Theories, Research and Practice. 3rd Ed, USA, Mc-Graw Hill Companies

20