Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu jenis bahan bakar yang melimpah di dunia adalah Batubara. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Persebaran batubara di Indonesia telah lama dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia, telah banyak perusahaan negeri maupun swasta yang memanfaatkan sumberdaya yang tidak terperbaharui ini, salah satunya PT. Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin. PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin mempunyai dua daerah penambangan dengan metode tambang bawah tanah yang masih aktif terdiri dari Ombilin I di Sawah luwung, Ombilin III di Sigalut. Penambangan dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan menggunakan metode tambang bawah tanah Longwal Fully mechanize. Dengan sistem penambangan ini ada beberapa Seam yang mempunyai kualitas yang tidak seragam, oleh karena itu perlu dilakukan uji kualitas batubara dari perbedaan lokasi keterdapatan batubara. Hal inilah yang melatarbelakangi diangkatnya tugas untuk laporan Batubara sehingga 1
20

Bab i Sampai Penutup

Nov 09, 2015

Download

Documents

Makalah Batubara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangSalah satu jenis bahan bakar yang melimpah di dunia adalah Batubara. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.Persebaran batubara di Indonesia telah lama dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia, telah banyak perusahaan negeri maupun swasta yang memanfaatkan sumberdaya yang tidak terperbaharui ini, salah satunya PT. Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin.PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin mempunyai dua daerah penambangan dengan metode tambang bawah tanah yang masih aktif terdiri dari Ombilin I di Sawah luwung, Ombilin III di Sigalut. Penambangan dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan menggunakan metode tambang bawah tanah Longwal Fully mechanize.Dengan sistem penambangan ini ada beberapa Seam yang mempunyai kualitas yang tidak seragam, oleh karena itu perlu dilakukan uji kualitas batubara dari perbedaan lokasi keterdapatan batubara. Hal inilah yang melatarbelakangi diangkatnya tugas untuk laporan Batubara sehingga dilakukanlah pengambilan sampel dari Batubara PT. Bukit Asam (Persero) Unit Penambangan Ombilin.Diharapkan laporan ini bisa bermanfaat sebagai referensi untuk pengujian kualitas batubara di batubara PT. Bukit Asam (Persero) Unit Penambangan Ombilin.

2. Tujuana.Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan membandingkan, menganalisa, dan menyimpulkan hasil pengamatan batubara.b.Memenuhi syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah praktek batubara di perusahaan tambangc.Untuk mengetahui sifat fisik dan deskripsi batubara yang di dapat di perusahaan tambang tersebut3. Manfaat a. Untuk memenuhi Tugas Batubara jurusan Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.b. Meningkatkan atau menambah ilmu wawasan tentang kegiatan aktifitas penambangan di lapangan c. Dapat membandingkan teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan.

BAB IIKAJIAN TEORITIS

1. Lokasi Kesampaian Daerah Kuasa Pertambangan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Pertambangan Ombilin berada di kota Sawahlunto yang berjarak 90 Km dari kota Padang melalui jalan raya indarung dan 155 Km malalui Padang Panjang dengan menggunakan kereta api. Kuasa pertambangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin memiliki luas 15.499,32 Ha, yang terletak pada koordinat 10044 - 10050 bujur timur dan 035 - 043 lintang selatan. Lokasi daerah penambangan meliputi daerah tanah hitam, kandi, sapan dalam, simaung, langkok, parambahan, waringin, sugar, sawahluwung dengan luas sekitar 2.935 Ha.Untuk kesampaian daerah Sawahlunto dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1: Peta Wilayah Provinsi Sumatera Barat Sumber: Sumber: Dinas Perindagkopnaker Sawahlunto

Sedangkan untuk peta IUP produksi PT.BA UPO dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Peta IUP PRODUKSI PT.BA UPOSumber: PT.BA UPO2. Geologi RegionalSecara umum geologi daerah ini berupa perbukitan yang memanjang dari arah barat laut Tenggara dengan ketinggian berkisar antara 200- 900 meter di atas permukaan laut.Kota Sawahlunto terletak pada formasi sawahlunto, batuan yang terbentuk pada zaman Eochen sekitar 40-60 juta tahun yang lalu. Para ahli geologi berpendapat bahwa kepulauan nusantara yang kita kenal sekarang ini terbentuk sekitar 4 juta tahun yang lalu. Mereka menduga ketika formasi sawahlunto terbentuk, pulau Sumatra belum ada seperti yang kita kenal saat ini.Batuan dari zaman pra- terisier yang terangkat ke pemukaan dengan cara struktur garben lalu diendapkan dengan batuan-batuan sedimen yang berumur terisier pada cekugan dan menghasilkan batuan intrusi terisier. Hasil erosi dari batuan intrusi terbawa dan mengendap di sekitar aliran sungai lalu menghasilkan endapan alluvial. Satuan batuan tersebut terdiri dari:1) Batu Gamping Argit2) Batu Granit3) Konglomerat4) Batu Lempung- Batu Pasir5) Batu Lempung- Batu Lanau6) Batu Pasir7) Tufa Batu Apung

Dari bentuk topografi yang berkembang dapat ditafsirkan bahwa daerah ini dipengaruhi oleh aktifitas tektonik baik lipatan maupun sesar. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sungai yang Menyiku, menandakan bahwa sungai tersebut terbentuk akibat terjadinya celah atau rekahan yang relative merupakan zona lemah. Kemudian air mengerosi sepanjang rekahan. Perbukitan yang terjadi menggambarkan daerah ini telah terjadi pengangkatan dan kemudian terbentuk lipatan. Tanah formasi sawahlunto mengandung butiran pasir yang dapat mengalirkan air. Akan tetapi berdasarkan penampang geologi ombilin diduga air tersebut lolos ke tempat yang lain. Aspek geologi yang sangat perlu mendapat perhatian sangat serius dalam perencanaan dan pengembangan kota Sawahlunto adalah sesar dan Gempa.

Gambar 3. Peta Geologi Kota SawahluntoSumber: Dinas Perindagkopnaker Sawahlunto

3. Statigrafi Daerah Seperti di daerah lain di Indonesia, iklim pada daerah ini adalah tropis dengan suhu berkisar antara 22C sampai 33C. Daerah sawahlunto juga berhubungan dengan penujaman lempeng di daerah busur kepulauan, penujaman lempeng terjadi di sebelah barat pulau Sumatra yaitu lempeng Samudra Hindia yang masuk ke lempeng Eurasia. Akibat dari kegiatan tektonik ini terjadi perlipatan ( Fold ), patahan ( Fault ), intrusi dan terbentuknya cekungan Ombilin yang merupakan cekungan antar pegunungan ( inter mountain basin ). Proses selanjutnya batuan terisier mengisi bagian tengah dan atas cekungan ini yang termasuk dalam formasi Brani, formasi sangkawerang, formasi sawahlunto, formasi sawah tambang, formasi ombilin, dan formasi ranau, Statigrafi sawahlunto berdasarkan umurnya dapat dibagi menjadi dua bagian utama, dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.1) Komplek batuan pra terisier terdiri dari :a) Formasi SilungkangFormasi ini dibedakan menjadi 4 satuan, yaitu lava andesit, lava basalt, tufa andesit, dan tufa basalt.b) Formasi TuhurFormasi ini dicirikan oleh lempung abu-abu kehitaman berlapisan baik, dengan sisipan-sisipan batu pasir dan batu gamping hitam.2) Komplek batuan Terisier terdiri dari :a) Formasi Brani 7Formasi ini terdiri dari konglomerat dan batu pasir kasar yangberwarna coklat keunguan dengan kondisi terpilah baik ( well sorted ), padat, keras dan umumnya memperlihatkan adanya suatu perlapisanb) Formasi SangkarewangFormasi ini terdiri dari serpih gampingan sampil napal berwarna coklat kehitaman, berlapis halus dan mengandung fosil ikan serta tumbuhan yang diendapkan pada lingkungan air tawar.c) Formasi SawahluntoFormasi ini merupakan formasi paling penting karena mengadung batubara yang dicirikan oleh batu Lanau, Batu lempung, dan berselingan dengan batubara. Formasi ini diendapkan pada lingkungan sugai.d) Formasi SawahtambangBagian bawah formasi ini dicirikan oleh beberapa siklus endapan yang terdiri dari batu pasir konglomerat tanpa adanya sisipan lempung atau batu lanau.e) Formasi OmbilinFormasi ini terdiri dari lempung gampingan, napal, dan pasir gampingan yang berwarna abu-abu kehitaman, berlapis tipis, dan mengandung fosil.f) Formasi RanauFormasi ini terdiri dari tufa, breksi, batu apung berwarna abu-abu kehitaman.Proses penambangan batubara pada saat ini terletak di bagian barat cekungan ombilin dan terdapat pada formasi sawahlunto yang terdiri dari batu lempung ( clay stone ), batu pasir ( sand stone ), dan batu Lanau ( silkstone ) dengan sisipan batubara. Formasi sawahlunto ini terletak pada dua jalur yang terpisah yaitu jalur yang menjurus dari Sawahlunto sampai ke Sawahrasau dan dari Tanah Hitam terus ke timur dan kemudian kea rah utara yang disebut Parambahan.Sebaran lateral dalam bentuk kolom stratigrafi disajikan pada Gambar di bawah ini:

Gambar 4. Peta StatigrafiSumber: Dinas Perindagkopnaker Sawahlunto

4. Teori Batubaraa. Pengertian BatubaraBatubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.b. Pembentukan BatubaraKomposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami coalification. Pada dasarnya pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat arang dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil rekayasa dan inovasi manusia, selama jangka waktu yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh proses alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun. Karena batubara terbentuk oleh proses alam, maka banyak parameter yang berpengaruh pada pembentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu batubara yang terbentuk.Ada dua teori yang menjelaskan terbentuknya batubara, yaitu teori insitu dan teori drift. Teori insitu menjelaskan, tempat dimana batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya coalification dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan tersebut berkembang.Teori drift menjelaskan, bahwa endapan batubara yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari tempat lain. Bahan pembentuk batubara mengalami proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pada suatu cekungan sedimen. Perbedaan kualitas batubara dapat diketahui melalui stratigrafi lapisan. Hal ini mudah dimengerti karena selama terjadi proses transportasi yang berkaitan dengan kekuatan air, air yang besar akan menghanyutkan pohon yang besar, sedangkan saat arus air mengecil akan menghanyutkan bagian pohon yang lebih kecil (ranting dan daun). c. Klasifikasi BatubaraMenurut American Society for Testing Material (ASTM), secara umum batubara digolongkan menjadi 4 berdasarkan kandungan unsur C dan H2O yaitu: anthracite, bituminous coal, sub bituminous coal, lignite dan peat (gambut).1) AnthraciteWarna hitam, sangat mengkilat, kompak, kandungan karbon sangat tinggi, kandungan airnya sedikit, kandungan abu sangat sedikit, kandungan sulfur sangat sedikit.2) Bituminous/subbituminous coalWarna hitam mengkilat, kurang kompak, kandungan karbon relative tinggi, nilai kalor tinggi, kandungan air sedikit, kandungan abu sedikit, kandungan sulfur sedikit.3) LigniteWarna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon sedikit, nilai kalor rendah, kandungan air tinggi, kandungan abu banyak, kandungan sulfur banyak.d. Kualitas BatubaraBatubara yang diperoleh dari hasil penambangan mengandung bahan pengotor (impurities). Hal ini bisa terjadi ketika proses coalification ataupun pada proses penambangan yang dalam hal ini menggunakan alat-alat berat yang selalu bergelimang dengan tanah. Ada dua jenis pengotor yaitu:1) Inherent impuritiesMerupakan pengotor bawaan yang terdapat dalam batubara. Batubara yang sudah dibakar memberikan sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi bersama-sama pada proses pembentukan batubara. Pengotor tersebut dapat berupa gybsum (CaSO42H2O), anhidrit (CaSO4), pirit (FeS2), silica (SiO2). Pengotor ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tetapi dapat dikurangi dengan melakukan pembersihan.2) Eksternal impuritiesMerupakan pengotor yang berasal dari uar, timbul pada saat proses penambangan antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan penutup.Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan industri, mutu batubara mempunyai peranan sangat penting dalam memilih peralatan yang akan dipergunakan dan pemeliharaan alat. Dalam menentukan kualitas batubara perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:a.Heating Value (HV) (calorific value/Nilai kalori)Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap satuan berat dinyatakan dalam kkal/kg. semakin tingi HV, makin lambat jalannya batubara yang diumpankan sebagai bahan bakar setiap jamnya, sehingga kecepatan umpan batubara perlu diperhatikan. Hal ini perlu diperhatikan agar panas yang ditimbulkan tidak melebihi panas yang diperlukan dalam proses industri.b.Moisture Content (kandungan lengas).Lengas batubara ditentukan oleh jumlah kandungan air yang terdapat dalam batubara. Kandungan air dalam batubara dapat berbentuk air internal (air senyawa/unsur), yaitu air yang terikat secara kimiawi.Jenis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan cara memperkecil ukuran butir batubara. Jenis air yang kedua adalah air eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan butir batubara. Batubara mempunyai sifat hidrofobik yaitu ketika batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit menyerap air, sehingga tidak akan menambah jumlah air internal.c.Ash content (kandungan abu)Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari unsur organik dan senyawa anorgani, yang merupakan hasil rombakan batuan yang ada di sekitarnya, bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses pembatubaraan. Abu hasil dari pembakaran batubara ini, yang dikenal sebagai ash content. Abu ini merupakan kumpulan dari bahan-bahan pembentuk batubara yang tidak dapat terbaka atau yang dioksidasi oleh oksigen. Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain senyawa SiO2, Al2O3, TiO3, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O, Na2O, P2O, SO3, dan oksida unsur lain.d.Sulfur Content (Kandungan Sulfur)Belerang yang terdapat dalam batubara dibedakan menjadi 2 yaitu dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Beleranga dalam bentuk anorganik dapat dijumpai dalam bentuk pirit (FeS2), markasit (FeS2), atau dalam bentuk sulfat. Mineral pirit dan makasit sangat umum terbentuk pada kondisi sedimentasi rawa (reduktif). Belerang organik terbentuk selama terjadinya proses coalification. Adanya kandungan sulfur, baik dalam bentuk organik maupun anorganik di atmosfer dipicu oleh keberadaan air hujan, mengakibatkan terbentuk air asam. Air asam ini dapat merusak bangunan, tumbuhan dan biota lainnya.e. Kualitas BatubaraMenurut klasifikasi ASTM (American Standart for Testing Material), Batubara Ombilin termasuk ke dalam tingkat Bituminus high Volatile dengan nilai kalori 6800-7200 Kkal/kg. Hasil ini didapat dari analisa Proximate (Analisa Komponen pembentuk batubara) dan analisa Ultimate (Analisa unsur-unsur kimia yang terkandung pada batubara) yang menunjukkan kadar belerang dan kadar abu yang rendah sedangkan bobot isi rata-rata batubara dari hasil eksplorasi adalah 1,3 ton/m.

Gambar 5. Kualitas Batubara PT BA UPOSumber: PT.BA UPO

4. Metode Pengambilan Dataa. Data primerYaitu observasi dan wawancara yang dilakukan dengan kepala teknik Pertambangan beserta jajaranya.

Gambar 6Gambar 7Gambar 6 dan 7 : Foto Tim Penulis Dilokasi Penambangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Sawahluwung.

Gambar 8 : Stock File Batubara PT. Bukit Asam (persero) Tbk, Sawahluwung

Gambar 9 : Peta Lokasi Penambangan Batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Penambangan Ombilin.Sumber: Google Earthb. Data SekunderData-data yang diperoleh dari izin perusahaan berupa data kualitas batubara di beberapa seamnya.

Gambar 10 :Kualitas Batubara PT. Bukit Asam UPOSumber:Bagian Perencanaan PT. Sawahlunto UPOBAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan data yang didapat dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Ombilin, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses penambangan batubara pada saat ini terletak di bagian barat cekungan ombilin dan terdapat pada formasi sawahlunto yang terdiri dari batu lempung ( clay stone ), batu pasir ( sand stone ), dan batu Lanau ( silkstone ) dengan sisipan batubara.2. Menurut klasifikasi ASTM (American Standart for Testing Material), Batubara Ombilin termasuk ke dalam tingkat Bituminus high Volatile dengan nilai kalori 6800-7200 Kkal/kgB. SaranSaran yang dapat dipaparkan sebagai berikut:1. Diperlukan kelengkapan data yang memadai dari informasi yang didapat dari PT. Bukit Asam (persero) Tbk Unit Penambangan Ombilin.

DAFTAR PUSTAKA

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Ombilin, 2015. Data lapangan dan arsip perusahaan. Rantih, sawahlunto, Sumatera Barat.

Putra, Depi. 2015 Proses Reklamasi dan Penyerahan Lahan Pasca Tambang Pada Area Penambangan Tanah Hitam dan Kandi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Ombilin. Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Padang

16