Top Banner
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami perubahan yang sangat signifikan, salah satunya ditandai dengan munculnya Globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah fenomena sosial yang ditandai dengan adanya kerjasama global yang intens antara aktor-aktor (State maupun non state ) dalam berbagai aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya hingga lingkungan. Kerjasama tersebut membuat batas-batas seakan tidak lagi menjadi penghalang.Seiring dengan terjadinya globalisasi yang didukung juga oleh aspek teknologi yang telah berkembang pesat, interdependensi dankerjasama antarnegara menjadi suatu hal yang sangat esensial dan tidak terelakkan. Kerjasama antar Negara menjadi suatu hal yang mutlak bagi Negara-negara tersebut. Hal tersebut dijalani karena setiap Negara berkeyakinan bahwa dengan kerjasama internasional dapat memberikan manfaat atau keuntungan bersama, norma yang disepakati bersama, dan adanya share belief. 1 Untuk mewujudkan tujuan masing- masing, dalam rangka mewujudkan kerjasama yang memberikan dampak positif bagi Negara-negara tersebut, tercetuslah ide untuk meremuskan kerjasama tersebut kedalam lembaga yang lebih formal, yakni melalui sebuah institusi yang disepakati bersama. 1 F. Kratochwil, E. D Mansfield, International Organization A Reader “ International Institutions Two Approach, New York : Harper Collin College Publisher, 1994, hal 45.
17

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

Mar 11, 2019

Download

Documents

Vandan Gaikwad
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

perubahan yang sangat signifikan, salah satunya ditandai dengan munculnya

Globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah fenomena sosial yang ditandai dengan

adanya kerjasama global yang intens antara aktor-aktor (State maupun non state )

dalam berbagai aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya hingga lingkungan.

Kerjasama tersebut membuat batas-batas seakan tidak lagi menjadi

penghalang.Seiring dengan terjadinya globalisasi yang didukung juga oleh aspek

teknologi yang telah berkembang pesat, interdependensi dankerjasama antarnegara

menjadi suatu hal yang sangat esensial dan tidak terelakkan.

Kerjasama antar Negara menjadi suatu hal yang mutlak bagi Negara-negara

tersebut. Hal tersebut dijalani karena setiap Negara berkeyakinan bahwa dengan

kerjasama internasional dapat memberikan manfaat atau keuntungan bersama, norma

yang disepakati bersama, dan adanya share belief.1Untuk mewujudkan tujuan masing-

masing, dalam rangka mewujudkan kerjasama yang memberikan dampak positif bagi

Negara-negara tersebut, tercetuslah ide untuk meremuskan kerjasama tersebut

kedalam lembaga yang lebih formal, yakni melalui sebuah institusi yang disepakati

bersama.

1F. Kratochwil, E. D Mansfield, International Organization A Reader “ International Institutions Two Approach”, New York : Harper Collin College Publisher, 1994, hal 45.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

12

ACFTA (ASEAN-Cina Free Trade Area) adalah sebuah persetujuan kerjasama

ekonomi regional yang mencakup perdagangan bebas antara negara anggota ASEAN

(Assosiation of South East Asian Nation) dengan China. Persetujuan ini telah disetujui

dan ditandatangani oleh negara-negara ASEAN dan Cina pada November 2002

ASEAN dan Cina berkeyakinan bahwa dengan kerjasama ini maka hubungan kedua

belah pihak akan semakin intens.

Kesepakatan ACFTA yang disepakati oleh ASEAN dan Cina memiliki alasan

yang berbeda-beda.Cinamelihat ASEAN memiliki sumber daya alam yang kaya, dan

dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang pesat, maka mereka membutuhkan pasokan

energi dan bahan mentah yang cukup. Pada prakteknya ekspor Cina masih sering

mengalami hambatan non tariff di pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa, meskipun

Cina sudah masuk ke WTO. Oleh karena itu Cina dengan kekuatan manufakturnya

ingin memperluas pasar ekspornya untuk mengurangi resiko dan ASEAN menjadi

pasar yang makin penting bagi ekspor China.

Selain motivasi ekonomi, dalam hal membangun kerjasama yang lebih kuat

dengan ASEAN, strategi Cina juga mencakup pertimbangan politik dan

keamanan.Cina menggunakan kebijakan “good neighbor policy” untuk menciptakan

lingkungan strategi regional yang aman dan juga untuk menepis kecurigaan negara-

negara lain atas kebangkitan china.

Alasan ASEAN mau bekerjasama dengan Cina adalah ACFTA akan

membuka jalan bagi ASEAN untuk menjual lebih banyak lagi produknya ke Cina.

ASEAN berharap dengan kerjasama ini Cina sebagai negara raksasa yang memiliki

perekonomian yang kuat akan mendorong Cina untuk melakukan investasi langsung

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

13

ke Asia Tenggara.2ACFTA berlaku bagi enam negara ASEAN untuk tahun 2010,

yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Sementara untuk Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam akan berlaku 2015

mendatang.

Penurunan tariff di dalam kesepakatan ACFTA dibedakan dalam tiga kategori.

(1) Tahap EHP (Early Harvest Programme); (2) Jalur Normal; dan (3) Jalur

Sensitif.Di bawah EHP, masing-masing Negara ASEAN diberikan kebebasan untuk

melakukan perdagangan bilateral awal dengan Cina di lima bidang, seperti pertanian,

teknologi informasi, pengembangan sumber daya manusia, penanaman modaldan

pengembangan suangai Mekong, apabila mereka memang mampu. Satu fitur unik

EHP adalah Cina sepakat untuk memebrikan konsensi uniteral terhadap 130 produk

pertanian dan manufaktur ke Negara anggota ASEAN yang gagal mendapatkan

keuntungan dari mekanisme ini.

Barang yang diperdagangkan antara Indonesia dan Cina didalam implementasi

penurunan atau penghapusan tarifnya sebanyak 5.250 kategori produk. Dilakukan

mengikuti skema dan waktu sebagai berikut :3

a. Early Harvest Program (EHP) yang diberlakukan per 1 Januari 2004

secara bertahap dalam kurun waktu 3(tiga) tahun. Tariff bea masuknya

produk yang mencakup EHP sejumlah 449 produk menjadi nol persen

(0persen).

b. Normal Track I, sejumlah 3913 kategori produk dengan penurunan tariff

bea masuk menjadi nol persen (0persen) mulai tahun 2005.

2B. Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara “ Teropong Terhadap Dinamika Realitas dan

Masa Depan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, hal 251.

3I.Wibowo & S.Hadi, Merangkul Cina “Hubungan Indonesia-Cina Pasca Soeharto, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2009, hal. 239

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

14

c. Normal Track II, sejumlah 490 kategori produk dengan penurunan bea

masuk mulai tahun 2012

d. Sensitive / Highly sensitive sebanyak 398 kategori produk penurunannya

masih dirundingkan lebih rinci.

Pada 2010 Indonesia mulai menerapkan secara penuh ketentuan yang telah

disepakati dalam ACFTA.Didalam kerjasama tersebut Indonesia berupaya

membangun kemitraan strategis dengan Cina untuk memperoleh keuntungan

maksimal bagi perdagangannya agar dapat meningkatkan posisi ekonomi Indonesia

menjadi lebih baik.Keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA sangat menarik untuk

dikaji secara lebih mendalam, terutama kepentingan ekonomi dan politik Indonesia

terhadap Cina. Mengingat pertumbuhan perekonomiannya yang sangat pesat dan di

beri julukan sebagai a new raising star country.

Kesepakatan ACFTA oleh ASEAN dan Cina akan memberikan tambahan

sebesar 1 persen dan 0,3 persen terhadap tingkat pertumbuhan masing-masing antara

ASEAN dan Cina. Lebih dari itu, meskipun dalam jangka pendek ACFTA akan

menimbulkan peningkatan persaingan kedua belah pihak, untuk jangka panjang,

persaingan antara ASEAN dan Cina akan membantu merestrukturisasi ekonomi kedua

pihak guna mencapai efisiensi dan meningkatkan daya saing.4

Keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA ini dengan segala potensinya

dihadapkan pada sebuah tantangan untuk dapat bertahan dan meningkatkan posisinya

di dalam perdagangan dan investasi.Sejak perjanjian EHP (Early Harvest Programe)

ditindak lanjuti pada 2004, perdagangan Indonesia-Cina mengalami

pertumbuhanyang cukup signifikan, dalam perkembangannnya bahwa total ekspor

4K.G. Cai, “The ASEAN-Cina Free Trade Agreement and East Asia Regional Grouping”,

Contemporary Southeast Asia, Vol. 25No. 3, (2003) hal. 401.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

15

Indonesia ke Cina tahun 2004 mencapai 4,6milyar USD dan sebesar 6,7 milyar USD

pada tahun

2005, mengalami pertumbuhan 45persen,sedangkan pada periode yang sama total

impor Indonesia dari Cina tahun 2004 sebesar 4,1milyar USD meningkat menjadi 5,8

milyar USD,mengalami pertumbuhan 42persen.

Perjanjian ASEAN Cina Free Trade Area (ACFTA) ini menimbulkan suatu

perkembangan baru pada kegiatan perdagangan internasional, terutama pada kawasan

Asia Tenggara. Kesiapan menyambut dampak positif dan negatif dari

terselenggaranya ACFTA, menjadi problematika tersendiri yang menarik untuk

dicermati terutama di negara Indonesia sebagai salah satu Negara anggota ASEAN

yang ikut serta dalam kerjasama ini.

Sejak di tandatanganinya kesepakatan ACFTA oleh para kepala Negara

ASEAN dan Cina pada 2002, di Indonesia mengundang berbagai macam kontraversi,

mulai dari kontraversi ekonomi sampai politik.Berbeda dengan pandangan

sebelumnya, para pendukung Perdagangan Bebas ASEAN-Cina (ACFTA) melihat

pelaksanaan kesepakatan perdagangan ACFTA akan bermakna besar bagi

kepentingan geostrategis dan ekonomis Indonesia dan Asia Tenggara secara

keseluruhan. Pertumbuhan perekonomian Cina yang relatif pesat saat ini menjadikan

Negara Tirai Bambu itu salah satu aktor politik dan ekonomi yang patut

diperhitungkan ASEAN khususnya Indonesia. Selain itu pandangan yang mendukung

ACFTA ini beranggapan bahwa kerjasama ACFTA bagi Indonesia merupakan sebuah

batu loncatan bagi aspek perdagangan Indonesia, Indonesia telah mengambil

keputusan yang sangat baik ketika memutuskan untuk ikut dalam ACFTA, karena

secara tidak langsung dengan adanya perdagangan bebas ini, tariff ekspor komoditas

yang diikutsertakan akan dihilangkan, dan hal tersebut akan membawa dampak positif

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

16

bagi produk keunggulan Indonesia yang mempuanyai kesamaan produk dengan

negara-negara di ASEAN. Para kalangan yang pro terhadap ACFTA berargumen

bahwa ACFTA akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia hal

itu dikarenakan Cina merupakan pasar yang besar sehingga Indonesia dapat

meningkatkan nilai ekspor ke Cina.

Sebaliknya Pandangan yang kontra menyatakan bahwa implementasi ACFTA

2010 memberikan dampak yang negatif bagi perekonomian Indonesia, mereka

berpendapat bahwa kesepakatan perdagangan ini akan berdampak pada ambruknya

industri domestik di Indonesia yang akan kesulitan menghadapi banjirnya impor

produk murah dari China. seperti pada Industri manufaktur. Karena menurut mereka

sebelum penerapan ACFTA 2010, barang-barang Cina seperti tekstil telah beredar

luas di pasaran Indonesia, dan hal itu membuat para produsen tekstil indonesia

mengalami penurunan pendapatan, menurut Ketua Asosiasi Pedagang Indonesia

(API), dengan adanya ACFTA yang dimulai pada 2010 ini, menurutnya ACFTA akan

mematikan industri tekstil indonesia karena tektsil Cina akan sangat memenuhi pasar

lokal dan mengungguli penjualan tekstil di Indonesia dengan harga yang relatif

murah, selain itu juga kekhawatiran akan banyak industri dalam negeri yang tidak

mampu bersaing dengan industri asal Cina.5

Sejak implementasi ACFTA pada Januari 2010 sampai dengan awal 2013,

perjanjian ini telah memperlihatkan berbagai dampak perdagangan antara Indonesia

dan Cina. Walaupun ekspor Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu

Pada Januari 2013, total ekspor ke Cina nilai sebesar 11,65 persen, diikuti Jepang

5APINDO: Daya Saing Produk Masih Jadi PR Hadapi ACFTA, diakses dari

<http://www.infobanknews.com/2011/04/apindo-daya-saing-produk-masih-jadi-pr-hadapi-acfta/> Selasa, 26 April 2011

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

17

dengan 10,96 persen, dan India dengan 10,34 persen.Yang mana Cina merupakan

negara tujuan ekspor terbesar dari semua Negara di dalam perdagangan dengan

Indonesia. Tetapi total keseluruhan perdagangan antara Indonesia dan Cina,

Indonesia mengalami defisit, dimana ekspor nonmigas Indonesia ke Cina sebesar US$

14,07 miliar. Sementara, impor dari Cina sebesar US$ 19,68 miliar. Artinya defisit

perdagangan nonmigas mencapai US$ 5,6 miliar.6

Dengan nilai impor yang besar dari Cina ke Indonesia, membuat beberapa

aktor yang kontra dengan ACFTA dalam hal ini KADIN ( Kamar Dagang Indonesia),

dan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia )mengusulkan Indonesia untuk

membatalkan perjanjian ACFTA atau melakukan renegosiasi ulang dengan Cina.

Usulan renegosiasi tersebut karena mereka mengkhawatirkan banyaknya produk

manufaktur asal Cina yang memasuki pasar Indonesia akan melemahkanindustry

domestik.

Akan tetapi bagi aktor yang mendukung ACFTA dalam hal ini pihak

pemerintah diantaranya Kementrian Perdagangan, kementrian Koordinator Bidang

Perekonomian, Kementrian Luar Negeri, Badan Koordinator Penanaman Modal

(BKPM), Kementrian keuangan, kementrian BUMN, kementrian Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi, dan Kementrian Riset dan Teknologi memaparkan bahwa Indonesia

tidak mungkin bisa membatalkan ACFTA, menurut pemerintah jika Indonesia

melakukan renegosiasi ACFTA, maka akan membutuhkan biaya yang sangat mahal

dan proses yang lama. Bahkan Citra Indonesia juga akan menjadi menurun di

6 Tempo.Co Bisnis, Defisit Perdagangan RI-Cina naik US$ 1 Miliar, 1 Februari 2011, <http://www.tempo.co/read/news/2011/02/01/090310525/Defisit-Perdagangan-RI---Cina-Naik-US-1-Miliar> di akses 18 Juni 2013

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

18

Lingkungan ASEAN-China dan Dunia Internasional. 7Secara umum aktor pemerintah

ini melihat bahwa ACFTA merupakan peluang dan akan menghasilkan keuntungan

bagi Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat berbagai macam pandangan dari pandangan yang Pro dan

Kontra terhadap kesepakatan ACFTA (ASEAN Cina Free Trade Area) yang di

sepakati oleh Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN. membuat penulis

perlu lebih dalam mengkaji tentang kepentingan Indonesia dalam kerjasama ACFTA

Untuk itu penulis dapat menarik sebuah rumusan masalah yaitu :Apa Kepentingan

Indonesia terhadap ACFTA (ASEAN-Cina Free Trade Area) ?

C. Studi Literatur

Kepustakaan yang akan di tinjau dari penulis adalah buku dan Jurnal yaitu

sebagai berikut, JURNAL :ASEAN-Cina Free Trade Area: Background, implication

and Future Development. oleh Suthiphand Chirathivat8

Tulisan ini menyatakan bahwa pada dasarnya ACFTA ini adalah sebuah

langkah Cina untuk dapat mengembangkan perekonomiannya, walaupun seharusnya

dalam kerjasama tersebut antara ASEAN dan Cina harus berusaha membuat kedua-

duanya saling menguntungkan. dimana, Kelanjutan hubungan ekonomi antara

7 M. Elka Pangestu , Mendag : Renegosiasi ACFTA butuh Kompensasi Besarhttp://www.antaranews.com/berita/1272289379/mendag-renegosiasi-acfta-butuh-kompensasi-besar diakses 28 April 2013 8 S. Chirathivat, ASEAN-Cina Free Trade Area: Background, implication and Future

Development, Journal of Asian Economics, Volume 13, Issue 5, September-October 2002, Hal 671-686

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

19

ASEAN dan Cina merupakan langkah menuju babak baru. Pada November 2001,

ASEAN dan Cina sepakat untuk mendirikan ASEAN-Cina Free Trade agreement

dalam jangka waktu 10 tahun.Karena itu juga merupakan salah satu langkah strategis

terhadap kepentingan Cina di Asia tenggara. Kesepakatan tersebut akan di tuangkan

ke dalam bentuk agrrement.Untuk segi keduanya anatara ASEAN dan Cina,

kemudian harus membuat perdagangan yang saling menguntungkan.Trade

Creationakan mengimbangi trade diversion dengan ASEAN untuk mendapatkan

sedikit trade diversion/ pengalihan perdagangan sedangkan diversion trade serupa

tidak akan jelas bagi Cina.

Dengan pertumbuhan kekuatan Cina, kelihatannya Cina akan lebih

membutuhkan input import. Dan ASEAN akan menyediakan sumberdaya alternatif

pada inputs untuk natural resource dan intermediate inputs in an FTA. ASEAN dan

Cina keduanya berharap untuk keberhasilan tersebut akan membuat sambungan untuk

orientasi ke arah luar mereka dan peran pembangunan negara-negara untuk dapat

membuka banyak kesempatan, dengan demikian dapat menyediakan sebuah firmer

foundation untuk pertumbuhan dan stabilitas. Sebagai FTA baru juga dapat membuka

perdebatan pada pembentukan kemungkinan terjadi ASEAN economic Community.

Kepustakaan yang kedua adalah buku Bambang Cipto dalam bukunya

“Hubungan Internasional di Asia tenggara, Teropong terhadap dinamika, realitas

dan masa depan”.di dalam BAB 11 buku ini, telah digambarkan bahwa pada awalnya

kerjasama ekonomi bukanlah target utama ASEAN, bab ini telah menuliskan tentang

pembahasan bagaimana alasan ACFTA yang merupakan sebuah kerjasama

perdagangan bebas yang melibatkan Cina dan ASEAN ini terbentuk, dimana dalam

tulisan tersebut cina di gambarkan sangat sedemikian agresif untuk mengukuhkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

20

rencana Free Trade Area dengan ASEAN. Karena Cina mempunyai dua alasan yang

mendukung upaya Cina ini yaitu, alasan politik dan ekonomi.Secara politik Cina

berharap melalui peningkatan hubungan ekonomi, kekhawatiran ASEAN terhadap

kebangkitan ekonomi dan militer dapat berkurang. Disamping itu secara ekonomi

Cina berharap dengan kerjasama yang dilakukan dengan ASEAN, Cina akan

mengimbangi kemajuan Amerika dan Jepang di Asia Tenggara. Selanjutnya alasan

ekonomi Cina yaitu Cina berharap dengan kerjasama ini akan mempermudah jalan

bagi Cina untuk mendapatkan bahan-bahan mentah dari kawasan Asia Tenggara.

Sebaliknya, ASEAN juga berharap kerjasama ini akan membuka jalan bagi ASEAN

menjual lebih produknya ke Cina dan mendorong Cina untuk melakukan Investasi

langsung ke Asia Tenggara.

Dari kedua tulisan mengenai ACFTA yang penulis sudah paparkan diatas,

menurut penulis, tulisan Chirathivat menuliskan hanya lebih menekankan pada

keuntungan Cina, dimana kerjasama ini merupakan langkah strategis cina untuk

menambah kekuatan ekonominya di Asia tenggara. Chirathivat menuliskan tidak

memaparkan keuntungan apa saja yang akan dimiliki oleh ASEAN dalam kerjasama

ini karena sebelumnya Suthiphand Chirathivat menuliskan bahwa dalam kerangka

kerjasama perdagangan bebas ini akan membuat ASEAN dan Cina saling

menguntungkan.

Selanjutnya pada tulisan Bambang Cipto, yang berisikan bahwa dengan

membentuk ACFTA, Cina berupaya untuk meredam kekhawatiran ASEAN akan

pertumbuhan perekonomiannya, dan untuk mendapatkan bahan-bahan mentah dari

kawasan Asia tenggara. Begitu juga dengan ASEAN yang memanfaatkan kerjasama

ini dengan menjual produknya ke Cina dan mendorong investasi langsung ke

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

21

ASEAN. Menurut penulis tulisan ini sudah menampilkan bagaimana keuntungan

yang akan dimiliki kedua belah pihak dalam kerjasama ACFTA.

Untuk itu yang membedakan tulisan penulis dengan kedua penulis tersebut

yaitu bahwa penulis akan menganalisis tentang bagaimana kerangka ACFTA ini

terhadap Indonesia, apakah Indonesia dapat memanfaatkan ACFTA ini dengan

sebaik-baiknya untuk meningkatkan perekonomian atau tidak, selain itu juga penulis

akan menganilisis dari segi politik, karena selama ini ACFTA hanya dikaitkan dengan

perekonomian, dengan hanya melihat perdebatan tentang untung rugi tanpa melihat

aspek politik. Untuk itu penulis akan menganalisis kedua hal tersebut dari segi

ekonomi dan juga politik.

D. Kerangka Konseptual

Liberalis Institusionalis

Konsep Liberalis Institusionalis memiliki argumen pokok yaitu, dengan

semakin tinggi interdependensi, semakin pula „tuntutan‟ untuk melakukan

kerjasama.Institusi-institusi dianggap mampu memberikan solusi terhadap berbagai

jenis permasalahan secara kolektif. Karenanya norma, aturan institusi-institusi

dibentuk dan diputuskan karena hal tersebut mampu membantu Negara-negara

mengahadapi permasalahan bersama. Seperti menurut Robert Koehane bahwa kaum

Institusionalis tidak mengangkat rezim internasional pada posisi mitos tentang otoritas

yang melampaui Negara: sebaliknya, regim-regim tersebut ditetapkan oleh Negara

untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Dalam menghadapi dilemma tentang

koordinasi dan kaloborasi dibawah kondisi interdependensi, pemerintah pemerintah

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

22

menuntut institusi-institusi internasional yang memungkinkan mereka mencapai

kepentingan mereka melalui tindakan kolektif terbatas.9

Neoliberal institusionalisme memusatkan perhatian pada signifikansi sebuah

institusi internasional.Liberalisme Institusionalisme merupakan teori yang mencakup

argumen-argumen yang menyatakan bahwa institusi internasional memegang peranan

penting dalam meng-koordinasi kerjasama internasional.10

Liberalisme institusionalisme beranggapan bahwa institusi Internasional

membantu memajukan kerjasama antara negara-negara dan oleh karena itu

membantu mengurangi ketidakpercayaan antara negara-negara dan rasa takut negara

satu sama lain yang dianggap menjadi masalah tradisional yang dikaitkan dengan

anarki internasional.11

Untuk itu ACFTA sebagai sebuah instutusi Internasional yang

dibuat oleh ASEAN dan Cina yang mengatur tentang kerjasama perdagangan bebas

merupakan sebuah langkah yang tepat, seperti salah satu alasan Cina untuk segera

mengukuhkan ACFTA yaitu untuk meredam kekhawatiran ASEAN terhadap

kebangkitan ekonomi Cina, sehingga dengan adanya institusi ini antara ASEAN dan

Cina dapat meraih keuntungan bagi kedua belah pihak.

Bagi liberalis institusionalis hubungan dalam politik internasional yang

dilembagakan, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

pemerintahan.Dimana Pola kerjasama dan perselisihan dapat difahami hanya dalam

9R.O.Keohane, “ Institutionalist Theory and Realist Challenge After the Cold War’, Center for

International Affairs, Harvard University, 1992, Hal 62 10

R. Gilpin, Global Political Economy “ Understanding The International Economic Order”.New

Jersey : Princeton University Press. 2001, Hal . 379. 11

R. Jackson & G. Sorensen “ Pengantar Studi Hubungan Internasional”. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2005, Hal 158

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

23

konteks institusi yang membantu menjelaskan arti pentingnya tindakan yang diambil

suatu negara.Meskipun demikian pentingnya institusi internasional, perspektif ini

tidak menekankan bahwa institusi tersebut dapat menekan atau mengendalikan

tindakan atau perilaku negara secara ketat. Artinya bahwa tindakan suatu negara

tergantung pada susunan institusi yang tegas, yang mempengaruhi:

1. Kelancaran informasi dan kesempatan untuk negosiasi

2. Kemampuan pemerintah untuk memonitor negara lain dalam

mengimplementasikan komitmen negara itu sendiri.

3. Adanya ekspektasi yang besar terhadap kesepakatan internasional.

Dengan adanya institusi, pola perselisihan dan kerjasama dapat diselesaikan

melalui institusi.Pemerintah dapat mengambil tindakan sesuai dengan peraturan

institusi. Institusi dapat membantu negara-negara yang berada di dalamnya untuk

saling mendapatkan keuntungan, contohnya ACFTA, ketika negara-negara

bekerjasama dalam kerangka ini mengalami perselisihan, disinilah fungsi institusi

tersebut misalnya saja degan menyediakan kesempatan untuk negosiasi, pemerintah

pada tiap-tiap negara dapat melakukan kesempatan untuk menegosiasikan

permasalahan yang dihadapi.

Neoliberal institusionalisme menegaskan bahwa kemampuan sebuah negara

untuk berkomunikasi dan bekerja sama tergantung pada institusi yang dikonstruksi

oleh manusia. Lebih jauh perspektif ini berasumsi bahwa negara adalah aktor kunci,

liberalis institusionalis beranggapan bahwa kepentingan negara-negara yang mau

bekerjasama dengan membentuk sebuah instutusi adalah kepentingan independen dan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

24

mereka dapat memajukan kerjasama antar negara-negara.12

Neoliberal institusional

relevan terhadap sistem internasional hanya apabila terdapat dua kondisi yang

mendesaknya.Pertama, aktor-aktornya harus memiliki kepentingan bersama yang

menguntungkan.Kedua adanya variasi tingkat instutusionalisasi sehingga

menyebabkan dampak yang substansial terhadap tindakan negara.

ACFTA yang bentuk oleh ASEAN dan Cina memiliki peranan yang penting

dalam keberlanjutan sistem perdagangan antara keduanya.Semua regulasi atau

peraturan yang telah ditetapkan di dalam ACFTA secara langsung memberikan

kejelasan pada setiap anggota agar menjalanakan perdagangan bebas secara

baik.artinya negara-negara anggota ASEAN yang menjalankan kerjasama dengan

Cina dalam ruang lingkup ASEAN diharapkan untuk dapat memanfaatkan peluang

kerjasama perdagangan bebas ini sebaik-baiknya, sama halnya dengan Cina.

E. Argumen Utama

ACFTA merupakan kerjasama perdagangan bebas regional antara Cina dan

Asia Tenggara dalam hal ini ASEAN.Perjanjian perdagangan bebas memiliki tujuan

salah satunya adalah meningkatkan perdagangan masing-masing Negara anggota

dengan pemeberlakuan tariff 0 persen pada semua produk, kecuali yang termasuk

dalam produk High Sesnsitive List.

ACFTA merupakan kawasan perdagangan bebas terbesar yang mencakup

pasar 1,7 milyar penduduk dengan kombinasi nilai total GDP sekitar 2 Trilliun Dollar

AS dan total volume perdagangan 2 arah sekitar 1,23 trilliun dollar AS. Sehingga

wilayah perdagangan tersebut menjadi zona perdagangan bebas terbesar di dunia jika

12R. Jackson & G. Sorensen, hal.158.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

25

dilihat dari populasi jumlah penduduknya dan menjadi zona perdagangan terbesar

ketiga di dunia setelah Amerika Utara dan Uni Eropa jika dilihat dari GDPnya.

Hal tersebut menunjukan bahwa ACFTA merupakan sesuatu yang sangat

penting bagi Indonesia karena dengan adanya perdagangan bebas maka akan memacu

volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi berkembang dengan kerjasama

dengan pihak yang lebih kuat dengan penghapusan hambatan tarif.

ACFTA bagi Indonesia merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan.

pertimbangan ekonomi dan politik Indonesia di dalam ACFTA salah satunya didasari

oleh pertumbuhan perekonomian Cina yang sangat cepat. Dan minimnya bahan baku

yang diperlukan Cina untuk produksinya. Sehingga Indonesia dapat menangkap

peluang tersebut dengan bahan baku yang dimiliki.Populasi 1,3 miliar menjadi daya

tarik tersendiri bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Cina.Namun tantangan

yang akan dihadapi adalah dengan masuknya produk Cina maka produsen Indonesia

harus bisa dalam berinovasi agar dapat bersaing dengan produk asal China.

Dengan menyetujui ACFTA dan bergabung dengan ASEAN-6 yang notabene

dinilai lebih siap dari CLMV, Indonesia dapat menciptakan citra kematangan

ekonominya. Hal ini disebabkan karena forum internasional akan melihat bahwa

Indonesia telah siap secara ekonomi untuk bersaing di tataran global dan stabil secara

ekonomi sehingga peluang investasi akan lebih besar baik itu dari Cina ataupun

Negara di luar kerjasama ini. Kerjasama ACFTA juga dipandang dapat

mengakomodir kepentingan Indonesia untuk dapat memanfaatkan kebutuhan Cina

terhadap supply bahan baku untuk industry dan Energy di Cina yang berhubungan

dengan persaingan Indonesia dengan Negara-negara ASEAN lainnya yang memiliki

persamaan komoditas.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

26

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan metode kepustakaan (Library

Research) berupa studi literature, yaitu dengan mengumpulkan wacana-wacana dari

berbagai buku, jurnal, artikel Koran maupun majalah serta data yang bersumber dari

internet. Penulis juga tidak luput menyertakan hasil bahan diskusi dengan dosen

maupun teman. Setelah semua data terkumpul, kemudian akan diolah dengan

menggunakan teknik analisa data.

G. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, dimana pembahasan dalam masing-masing bab

akan dijelaskan dan dijabarkan lebih rinci ke dalam sub-sub bab. Pembahasan antara

satu bab dengan bab yang lain akan saling berhubungan erat sehingga pada hasilnya

dapat diperoleh penulisan ilmiah yang sistematis. Adapun sistematika penulisannya

sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan berisikan: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Studi Literatur, Kerangka Teori yang mencakup definisi serta konsep dari teori yang

bersangkutan, Argumen Utama, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II. HUBUNGAN PERDAGANGAN ASEAN-INDONESIA-CHINA DAN

PEMBENTUKAN ACFTA

Dalam bab ini berisikan tentang hubungan perdagangan antara ASEAN dan

Cina dan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Cina sebelum terjadinya

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63469/potongan/S2-2013... · Semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional kemudian mengalami

27

kesepakatan ACFTA. Dalam bab ini juga memuat tentang latar belakang terbentuknya

ACFTA, tujuan ACFTA dan proses penurunan tariff di dalam ACFTA.

BAB III. PENTINGNYA ACFTA ( ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA)

BAGI ASEAN

Dalam bab ini akan berisikan tentang apa saja kepentingan ASEAN dalam

kerjasama perdagangan bebas dengan China. Dan bagaimana hubungan perdagangan

ASEAN dan China pada fase awal penurunan tariff di dalam kesepakatan ACFTA.

Yaitu dalam skema penurunan tariff di dalam EHP ( Early Harvest Program) pada

Januari 2004.

BAB IV. PENTINGNYA ACFTA ( ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA )

BAGI INDONESIA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan hipotesa/ argumen utama dari

pertanyaan pada rumusan masalah yang di ajukan.

BAB V. KESIMPULAN

Dalam bab ini akan dijelaskan secara singkat dan jelas hasil dari penelitian

dengan mengacu pada analisa yang ada.