RENCANA STRATEGIS PRR 2010 – 2014 -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum 1.1.1. Dasar Hukum Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) merupakan salah satu unit kerja Eselon II di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sesuai dengan Surat Keputusan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 tanggal 24 Nopember 2005 dan Peraturan Kepala BATAN Nomor 123/KA/VIII/2007 tanggal 21 Agustus Tahun 2007. Sebagai suatu institusi, PRR yang berlokasi di Gedung 10-11 Kawasan Nuklir-BATAN, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, berada di bawah koordinasi Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Iptek Nuklir (PHLPN). 1.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi 1.1.2.1. Tugas Pokok : Sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 123/KA/VIII/2007, tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan BATAN, Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) memiliki tugas pokok melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka. 1.1.2.2. Fungsi : • Pelaksanaan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radioisotop; • Pelaksanaan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radiofarmaka; • Pelaksanaan pendayagunaan dan pengembangan, pemanfaatan dan operasi siklotron; • Pelaksanaan pengelolaan sarana penunjang, pelayanan pendayagunaan radioisotop dan radiofarmaka, serta kendali kualitas; • Pelaksanaan pengendalian keselamatan kerja; • Pelaksanaan urusan tata usaha.
12
Embed
BAB I PENDAHULUAN - batan.go.id · • Melaksanakan pengembangan metode QA/QC radioisotop; • Melaksanakan pengoperasian hot cell dan fasilitas laboratorium radioisotop. 1.1.3.2.2.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RENCANA STRATEGIS PRR 2010 – 2014 -1-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.1.1. Dasar Hukum
Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) merupakan salah satu unit kerja
Eselon II di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sesuai dengan
Surat Keputusan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 tanggal 24 Nopember 2005
dan Peraturan Kepala BATAN Nomor 123/KA/VIII/2007 tanggal 21 Agustus
Tahun 2007. Sebagai suatu institusi, PRR yang berlokasi di Gedung 10-11
Kawasan Nuklir-BATAN, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, berada
di bawah koordinasi Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan
Pemasyarakatan Iptek Nuklir (PHLPN).
1.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
1.1.2.1. Tugas Pokok :
Sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor
123/KA/VIII/2007, tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan
BATAN, Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) memiliki
tugas pokok melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan
teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka.
1.1.2.2. Fungsi :
• Pelaksanaan pendayagunaan dan pengembangan teknologi
produksi radioisotop;
• Pelaksanaan pendayagunaan dan pengembangan teknologi
Struktur Organisasi PRR (Sumber : SK 392/KA/XI/2005 dan SK 053/KA/II/2009)
Subbag.
PKDI
Kepala
PRR
Bagian
Tata Usaha
Subbag.
Keuangan
Subbag.
Perlengkapan
Bidang Radioisotop
Bidang Radiofarmaka
Bidang Siklotron
Bidang Keselamatan
Pok. Pengemb.Tek Prod.Radionuklida PET dan SPECT
Pok. Pengemb.Tek. Perunut Molekuler
Pok. Pengemb. Tek. Sumber Radioterapi
dan Brakiterapi
Kelompok.Sintesis
dan Preparasi
Kelompok
Radioassay
Kelompok Biodinamika
Radiofarmaka
Kelompok
Operasi Siklotron
Kelompok
Teknologi Siklotron
Kelompok
Aplikasi Siklotron
Subbid. Pengenda- lian Daerah Kerja
Subbid.Pengenda-
lian Personel
Subbid.Penge- lolaan Limbah
Bidang Sarana Penunjang dan
Proses
Subbid. Penge- lolaan Sarana
Subbid. Proses
RENCANA STRATEGIS PRR 2010 – 2014 -6-
1.2. Potensi dan permasalahan
1.2.1 Stakeholder dan Perannya : Yang dimaksud stakeholder dalam hal ini adalah suatu institusi atau
lembaga yang berperan mendukung eksistensi, program kegiatan maupun
keberhasilan terlaksananya program kegiatan di PRR. Beberapa stakeholder
dan perannya ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel Stakeholder dan Perannya
No
Nama Stakeholder
Peran
1.
Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) Serpong Tangerang
Penyediaan fasilitas dan pelayanan iradiasi target dengan neutron di RSG-GAS
2.
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) Bandung
Penyediaan fasilitas dan pelayanan iradiasi target dengan neutron di reaktor Triga 2000
3.
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR)
Pengguna radionuklida serta penyedia informasi aplikasi radioisotop atau teknik nuklir di bidang pertanian, peternakan, industri dan hidrologi
4.
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR)
Penyedia informasi dan pengguna teknologi nuklir/radiofarmaka di bidang kesehatan dan kalibrasi alat ukur radiasi.
5.
Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir (PKTN) dan Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN)
Penghubung terhadap mitra yang berminat serta diseminasi manfaat radioisotop dan radiofarmaka hasil pengembangan.
6.
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR)
Pengelolaan limbah radioaktif dan B3 serta pengendalian keselamatan kerja.
7.
Rumah Sakit/Instalasi Kedokteran Nuklir antara lain: a. RS. DR.Cipto Mangunkusumo b. RSPAD. Gatot Subroto c. RS. Pusat Pertamina d. RS. Kanker Dharmais e. RS. Jantung Harapan Kita f. RS. Gading Pluit g. RS. Dr. Hasan Sadikin h. RS. Dr. Sardjito i. RS. Dr. Kariadi j. RS. Dr. Sutomo k. RS. Dr. M.Djamil l. RS. Yarsis Solo
a. Pengguna radiofarmaka untuk
diagnosa dan terapi serta radioisotop sumber tertutup untuk radioterapi dan brakiterapi.
b. Sarana untuk melakukan “uji-klinis” terhadap radiofarmaka maupun radionuklida hasil pengembangan serta sebagai sumber informasi yang digunakan untuk penentuan kegiatan yang relevan.
8.
PT. Kimia Farma Tbk.
Mitra pendayagunaan hasil pengem-bangan teknologi produksi dan distribusi radioisotop dan radiofarmaka
RENCANA STRATEGIS PRR 2010 – 2014 -7-
9.
Pusat / Biro / Pusdiklat dilingkungan Batan
Penyediaan pelayanan struktural sesuai tugas dan fungsi
10.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Badan pengawas, perijinan dan inspeksi penggunaan tenaga nuklir.
11.
PT. Batan Teknologi (Persero)
Mitra pendayagunaan hasil pengem-bangan teknologi produksi dan distribusi radioisotop dan radiofarmaka
12.
Perguruan Tinggi Negeri/ LIPI/ BPPT
Pengguna senyawa bertanda sebagai molecular radiotracers untuk penelitian.
13.
PT. Tudung Putra Putri Jaya (Garuda Food)
Mitra dalam pengembangan dan pemanfaatan Kit Radioimunoasay
14.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Badan pengawas, perijinan dan inspeksi produksi dan pengembangan radio-farmaka sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
15.
BBPMSOH (Kementrian Pertanian)
Mitra pengembangan/pengujian cell line
1.2.2 Faktor Internal
Beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap program kegiatan yang
dilaksanakan diantaranya, adalah sebagai berikut:
• Sesuai dengan tugas dan fungsinya, PRR dituntut harus memiliki
kemampuan teknis yang tinggi, terutama untuk mengembangkan
maupun mendayagunakan teknologi produksi radioisotop dan
radiofarmaka, baik untuk aplikasi medik (in-invo dan in-vitro) maupun
untuk aplikasi non medik. Namun SDM terampil untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut masih dalam jumlah terbatas, karena kebanyakan
SDM yang ada sudah terbiasa dengan pekerjaan rutin kegiatan
produksi. Disamping itu fasilitas yang tersedia untuk penelitian dan
pengembangan sangat terbatas.
• Namun demikian, dalam hal pengembangan produksi maupun aplikasi
radioisotop dan radiofarmaka baik untuk medik maupun non medik, staf
teknis PRR selalu mengikuti perkembangan terkini dan bahkan
melakukan kerjasama dengan institusi lain baik dalam negeri maupun
luar negeri, misalnya melalui kerja sama berkaitan dengan kontrak riset
IAEA (RCA), dan kerja sama dengan perusahaan swasta, seperti halnya
dalam pengembangan Generator 99Mo-99mTc berbasis PZC, yang telah
menghasilkan hak paten bersama dengan Institusi Luar Negeri (Batan –
RENCANA STRATEGIS PRR 2010 – 2014 -8-
JAEA, Jepang), maupun memperkenalkan teknik screening berbasis
nuklir yang pertama di Indonesia dalam kontribusinya membantu
pengembangan herbal medicine atau obat bahan alam Indonesia,
terutama yang dilaksanakan perguruan tinggi, lembaga penelitian
pemerintah, dan industri.
• Kemampuan PRR dalam hal produksi radioisotop berbasis aktivasi
neutron sangat didukung dan difasilitasi dengan keberadaan reaktor
RSG-GAS di PPTN-Serpong dengan daya maksimum 30 MW.
Sedangkan kemampuan produksi radioisotop dengan aktivasi partikel
bermuatan didukung dengan adanya siklotron tipe CS-30 yang tersedia
di fasilitas Lantai I Gedung 11 PRR. Mengingat prospek radionuklida
PET dalam dunia kedokteran nuklir Indonesia sangat menjanjikan mulai
dasawarsa ini sampai jauh kedepan, maka fungsi dan kinerja siklotron
yang tersedia perlu ditingkatkan secara optimal dengan memperhatikan
maintenance dan ketersediaan suku cadang.
• Sampai dewasa ini PPR mempunyai kemampuan untuk melakukan
pelayanan penyediaan dalam bentuk:
a). senyawa bertanda sebagai radiotracer dalam industri, hidrologi,
pertanian, bioteknologi, dan penelitian;
b). radiofarmaka dalam bentuk kit maupun senyawa bertanda untuk
keperluan diagnosa dan terapi penyakit kanker, inflamasi dan
infeksi;
c). kit diagnostik secara in-vitro dalam bentuk kit RIA/IRMA; dan
d). kit assay untuk analisis makanan dan obat serta peternakan dalam
bentuk kit RIA/IRMA, dan pemberian jasa screening terhadap bahan
obat alam (natural product) dan potensi obat baru non-bahan alam
melalui teknik virtual screening (molecular docking) dan Radioligand