Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008]. Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini. Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan
41

BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Mar 07, 2019

Download

Documents

vuongkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit

ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada

proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008].

Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas

energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak

aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung

dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi

tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda

produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap

perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai

perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan

keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi

dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini.

Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap

berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam

menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi

pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

elemen penting dalam sistem produksi perusahaan yang harus dilakukan monitoring

dan optimasi terhadap kinerja dan juga pemeliharaan permesinan secara

berkesinambungan sehingga dihasilkan nilai produktivitas, efektivitas dan efisiensi

dalam berproduksi. [H.B Higgins,1989]

Sistem yang akan diterapkan untuk melakukan efisiensi pemeliharaan permesinan

adalah dengan mengiplementasikan total productive maintenance terhadap lini

permesinan yang ada, agar dapat mencegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat

menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan kerugian dalam biaya perbaikan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan diketahui gangguan-

gangguan dan kerusakan-kerusakan minor pada mesin fabrikasi dapat menyebabkan

kerusakan major yang fatal dan menyeluruh yang dapat menyebabkan mesin dapat

berhenti beroperasi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya mekanisme

pemeliharaan yang tersistemasi dan pendeteksian lifetime consumable part pada lini

permesinan yang ada akibat kecenderungan perusahaan yang hanya melakukan

Corrective maintenance yang menyebabkan breakdown machine yang bersifat

unplanned dan membutuhkan waktu perbaikan yang lama.

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan pada lini permesinan tertentu, dalam hal ini lini permesinan

camshaft yang terdapat pada salah satu bagian machining line.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1.4 Tujuan dan Manfaat

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat ditemukan dan diidentifikasi

hal-hal yang menjadi kendala maupun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari

rencana sistem pemeliharaan dengan total productive maintenance sehingga dengan

demikian diharapkan dapat dicapai efektifitas pada keseluruhan sistem produksi

melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif dan proaktif.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan usulan penerapan konsep sistem pemeliharaan dan perawatan

mesin secara menyeluruh dengan implementasi total productive maintenance .

2. Menentukan interval waktu pemeriksaan dan penggantian pencegahan yang

optimal pada consumable parts suatu permesinan.

3. Meminimasi downtime machine dan mencegah terjadinya machine failure

yang akan berdampak pada produktivitas

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertempat di

Jakarta dan didirikan berdasarkan akte notaris Eliza Pondang pada tanggal 3 Agustus

1973 No.17 akte pendirian beserta perubahan-perubahannya telah disetujui oleh

menteri kehakiman dengan surat keputusan No. Y. A. 5 / 362 / 19 tanggal 11 Juni

1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 103 tanggal 26 Desember 1981,

tambahan No. 1029 / 1981.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini merupakan

perusahaan dengan penanaman modal asing (PMA) dalam hal ini bekerja sama

dengan swasta Jepang yang pemegang sahamnya terdiri dari :

1. PT. Krama Yudha, Indonesia : 18.2 %

2. PT. Krama Yudha Tiga berlian Motors, Indonesia : 17.2 %

3. Mitsubishi Corporation, Jepang : 32.3 %

4. Mitsubishi Motors Corporation, Jepang : 32.3 %

Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973

antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors

and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973 yang kemudian

mendirikan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing yang

mempunyai modal dasar sebesar $ 42.866.250 dan modal disetor $ 42.866.250.

Pembangunan fasilitas produksi dimulai pada tanggal 14 Januari yang disertai

dengan instalasi mesin-mesin dan peralatan. Pembangunan fasilitas produksi selesai

dalam waktu empat bulan. Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan

Oktober 1974 yang berlangsung untuk beberapa bulan, sedangkan produksi secara

komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975.

Setelah berjalan sekian lama PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) didirikan

pada bulan Desember 1982 dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan antara

swasta Indonesia dan swasta Jepang yaitu PT. Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi

Motors Corporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing ini

mulai berproduksi, produksi secara komesial dimulai pada tahun 1985. Pada tanggal

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan

merger dengan PT. Colt Engine and Manufacturing disebut dengan MKM I

(Stamping Plant) dan PT. Colt Engine Manufacturing disebut dengan MKM II

(Engine Plant). Alasan dilakukan merger antara lain untuk efisien. Pada saat merger

perbandingan saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35.4 % dan

64.6 %.

Di MKM I (Stamping Plant) dengan luas tanah 63.400 m2 dan luas bangunan

20.750 m2 memproduksi komponen badan kendaraan dan MKM II (Engine Plant)

dengan luas tanah 86.460 m2 dan luas bangunan 13.608 m2, memproduksi komponen

mesin kendaraan.. Adapun perkembangan PT. MKM, setelah dapat membuat

komponen mesin seperti Crank Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head dan Cam

Shaft. Pada tahun 1997, mulai pembuatan komponen mesin yang lain yaitu

Transmission Case dan Extension Housing untuk jenis kendaraan Colt L300 dan

Kuda. Pada tahun 1998, dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head,

Crank Shaft dan Connecting Rod ke jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun 1999

eksport komponen body ke Philipina (MMPC). Dan di tahun 2000 eksport dilakukan

untuk transmissi ke Philipina (ATC).

1.5.1 Kegiatan Usaha Perusahaan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan perusahaan

yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

badan kendaraan maupun komponen untuk mesin kendaraan, oleh karena itu dalam

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

kegiatannya terbagi menjadi 2 bagian yang masing – masing menghasilkan produksi

yang berlainan, adapun bagian – bagian tersebut adalah:

1. Stamping Factory

Pada pabrik ini memproduksi komponen – komponen untuk badan dan rangka

kendaraan dimana kegiatannya adalah mengelola lempengan logam dari

pemotongan, pengepresan sampai perakitan untuk menghasilkan kendaraan

yang berkualitas tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan yaitu :

a) Body kendaraan

b) Chassis

c) Steering

d) Fuel Tank

e) Exhaust pipe

f) Muffler

2. Engine Factory

Pada pabrik ini memproduksi berbagai macam komponen untuk mesin

kendaraan. Dalam pabrik ini juga merakit komponen – komponen mesin baik

itu lokal maupun dari luar menjadi satu mesin yang siap pakai dengan kualitas

tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan misalnya :

a) Cylinder Head

b) Crank Shaft

c) Cylinder Block

d) Connecting Rod

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

e) Cam Shaft

f) Transmission

g) Extension Housing

h) Clutch Housing

i) Differential Case

j) Front Axle

k) Yoke

Dalam menjalankan kegiatan produksinya PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors

and Manufacturing memproduksi komponen – komponen tersebut berdasarkan

jumlah pesanan yang diterima dari distributor tunggal kendaraan Mitsubishi di

Indonesia, yang dipegang oleh PT. Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan

pada tanggal 27 April 1973.

Produksi yang dihasilkan oleh PT. MKM didistribusikan kepada PT. Krama

Yudha Ratu Motor (KRM) untuk jenis kendaraan T120SS, L300, dan Truk. PT. KRM

ini didirikan pada tanggal 2 Juni 1973, sedangkan untuk jenis GALANT, LANCER,

dan KUDA didistribusikan ke PT. Krama Yudha Kusuma Motor (KKM) dan PT

Trijaya Union untuk jenis BUS. Ketiga perusahaan tersebut bertugas merakit

komponen mesin dan badan kendaraan menjadi sebuah kendaraan yang siap pakai.

Kelima perusahaan tersebut termasuk PT. MKM tergabung dalam Krama Yudha

Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan dan saling

sinergis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pada Krama

Yudha Group ini terdapat hubungan istimewa antara perusahaan yang satu dengan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

yang lainnya, dimana terdapat satu kesepakatan untuk saling membantu sehingga

setiap perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya masing – masing dengan

baik.

Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor

ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan

eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.

1.5.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Perusahaan

Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini mempunyai visi

dan misi serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :

1. Visi MKM

Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN.

Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery) menempatkan

prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.

Meningkatkan kepuasan kepada para stakeholders.

2. Misi MKM

Menurunkan Biaya

Meningkatkan Mutu

Pengendalian Jadwal Pengiriman

Manajemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

3. Kebijakan Perusahaan

PT. Mitsubitshi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertekad

untuk menjadi perakit kendaraan niaga yang terpercaya diluar Jepang dengan

kebijakan sebagai berikut :

Kita mempunyai tujuan untuk menjadikan perusahaan yang global,

dimana dengan “memproduksi sesuatu” dan tetap bertahan dipersaingan

yang keras dan muncul didalam pasar asia yang pertumbuhannya sangat

baik sekali.

Kita akan mengelola pabrik yang aman dan maju dengan melaksanakan

control “Q.C.D (kualitas biaya pengiriman) dengan mempunyai tanggung

jawab terhadap keadaan lingkungan kepercayaan konsumen.

Kita akan terus “meningkatkan kepuasan” kepada pemilik perusahaan,

pemegang saham, direktur, dan seluruh karyawan dari perusahaan ini.

Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu

internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan

sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan

berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal

tersebut terintegrasi dalam :

Persyaratan pelanggan, undang-undang, peraturan dan standar yang

berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

dalam proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak

sampai karyawan.

Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem

Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of

Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat

dipahami ke seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan.

Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memelihara,

mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme karyawan guna

melaksanakan perbaikan.

Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan

keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem

Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan

pihak, PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kebijakan Lingkungan PT. MKM

KEBIJAKAN LINGKUNGAN

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja

dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta tindakan darurat yang bertujuan:

Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air, udara,

kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja

Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan

kesehatan kerja

Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan

kesehatan kerja

Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan

Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain

Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan

H. MIYATAKE

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1.5.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Tanggung Jawab

Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja

sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas

kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan berlawanan

satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari satu sumber

untuk mengkoordinasi kelompok – kelompok tersebut.

Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya masalah

manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi ketegangan

dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi lebih efektif dan

menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan arus pekerjaan yang

lancar , luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di

dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap sehingga organisasi tersebut dapat

terlaksana dengan baik.

Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan

pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan biaya

rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh hasil

yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota organisasi harus

digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya sendiri, mengkoordinasi

kerja sama dengan departemen-departemen lainnya dan pada umunya

membangkitkan semangat tim yang diperlukan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut

dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur

organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur

organisasi terutama menjelaskan tentang :

1. Fungsi-fungsi yang ada dari suatu perusahaan

2. Tingkatan-tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing-

masing fungsi

3. Memperlancar kerjasama antar fungsi

4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi

sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam

rangka mengambil keputusan

5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan

lainnya

6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur –

prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM) mempunyai

pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang dibantu oleh Tiga

Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap Direktur membawahi

beberapa departemen.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

A. Board of Director

President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director dan

Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director, mereka secara

bersama – sama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT. MKM

yaitu :

Membuat kebijakan mutu tahunan perusahaan.

Membuat tujuan mutu tahunan perusahaan.

Memilih wakil manajemen.

Melakukan kajian bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu.

Melakukan kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal

eksternal sistem manajemen mutu.

Melakukan kajian sumber daya.

B. Departemen Human Resources Development

Bertanggung jawab terhadap aktivitas & hasil kerja di departemen

HRD.

Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial.

Bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan karyawan.

Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK,

dan berhubungan dengan instansi pemerintah.

Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan & pengetahuan

karyawan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan.

Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap BOD meeting.

Wewenang :

Menetapkan kebijakan bagi departemen HRD.

Menetapkan langkah-langkah pengetahuan dan keterampilan

karyawan.

Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan.

C. Departemen General Affair

Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen.

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting.

Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan.

Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset

perusahaan.

Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap tugas administrasi umum.

Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan

Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Wewenang :

Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan

perusahaan.

Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group

tentang masalah – masalah umum & kepersonaliaan.

Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai.

Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi.

Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam

pekerjaan.

Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana.

D. Departemen Marketing

Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian.

Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru.

Kontrol Stock.

Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian

Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian raw

Material, peralatan dan tool.

Wewenang :

Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga.

Melakukan evaluasi harga supplier, pembayaran supplier derta

penerbitan purchase order.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level

dari material.

Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order

material.

E. Departemen Localization Process

Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap perluasan-

perluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek-proyek yang akan

dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja.

F. Departemen Controling

Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen

Controlling, seperti :

Bertanggung jawab membuat laporan penjualan.

Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan.

Memonitoring pengeluaran biaya.

Memonitoring Pendapatan.

Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut

pembayaran.

Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Wewenang :

Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling.

Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen.

Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di

perusahaan.

G. Departemen Prod. Stamping

Membuat sistem : Kontrol produksi

Kontrol kualitas

Kontrol Keselamatan

Kontrol sub material

Kontrol Mesin / alat

Kontrol Man power

Pendidikan

Peningkatan : Layout

Cara kerja : Sub material, Cost Down dan Man Hour

Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi

Mengontrol Kualitas produksi

Mengontrol biaya pemakaian sub material

Mengontrol Keselamatan

Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping

Effisiensi Man hour

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

H. Departemen Production Engine

Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi

untuk menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal.

Menjamin mutu produksi.

Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah

ditetapkan.

Wewenang :

Meningkatkan produktifitas

Mengoptimalkan SDM

Meminimumkan distribusi biaya produksi

Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien

Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja

Menjaga iklim kerja yang berkaitan dengan karyawan produksi

I. Departemen Production Planning & Controlling

Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi

yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi

yang di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine ,domestik dan

Export Delivery.

Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan

pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan

produksi di pabrik Stamping dan Engine.

Wewenang :

Berwenang terhadap menetapkan hal – hal yang berkaitan dengan

perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery.

Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang

berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta

delivery di pabrik Stamping dan Engine.

Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan

kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine.

J. Departemen Production engineering

Manejemen total pekerjaan di departemen.

Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model.

Pelaksanaan perubahan barang.

Proses pembuatan master schedule.

Die / Jig Manufacturing & maintenance.

Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate.

Proses Jig machinning.

Leader total pekerjaan di departemen.

Monitoring total pekerjaan di departemen.

Evaluasai total pekerjaan di departemen.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Budgeting dan Invesment.

Promotion Man power total departemen.

Wewenang :

Approval Planning dan report section.

Memutuskan pelaksanaan pekerjan.

Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan.

Pelaksanaan perbaikan departemen.

Memutuskan sistem budgeting departemen.

Approval promotion Man Power.

K. Departemen Quality Engineering

Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru

untuk mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang

telah disepakati.

Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi

dari kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran mutu

departemen & sasaran mutu perusahaan.

Menyampaikan informasi dari Dept – Head ke Sub Section Head.

Wewenang :

Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kegiatan realisasi

produk baru.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec /

standart.

Memutuskan kegiatan overtime di seksinya.

L. Departemen maintenance

Melaksanakan kebijakan perusahaan.

Pemeliharaan mesin – mesin pabrik, menyediakan kebutuhan material

tidak langsung pada produksi dan mengelola Power supply dan air.

Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang , Planning / schedule.

Bertanggung jawab atas kualitas, kuantitas dan delivery yang telah

direncanakan.

Wewenang :

Membuat kebijakan – kebijakan sesuai prosedur dan dapat mengambil

keputusan untuk dilaksanakan.

Mengajukan anggaran untuk terlaksananya program jangka pendek

yang direncanakan.

Memutuskan / pengambilan keputusan secara tertulis untuk

dilaksanakan.

M. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV )

Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian

perusahaan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan

manajemen mutu.

Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem

manajemen.

Wewenang :

Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 1996,

TPM and keselamatan.

Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000,

ISO 14001 : 1996, TPM keselamatan.

Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO 14001

: 1996, TPM dan keamanan.

Rapat bulanan.

Tinjauan Manajemen.

1.5.4 Proses Produksi

Proses produksi secara umum di PT. MKM pada dasarnya dibedakan atas dua

area produksi :

1. Area Produksi MKM-1 (plant 1)

Pada area produksi MKM-1 yang diproduksi adalah komponen body, sasis,

komponen sub-assembly kendaraan dan Jigs. Pada proses produksi ini diperlukan

ketelitian kerja dan keakuratan yang tinggi guna menghasilkan produk yang

berkualitas dan dapat bersaing dengan industri komponen mobil lainnya. Dalam

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

rangka untuk dapat memenuhi permintaan pasar, area produksi ini dilengkapi

dengan fasilitas dan peralatan yang modern yang sarat teknologi serta ditangani

oleh tenaga ahli dan pekerja-pekerja yang terampil dan terdidik di setiap lini

produksi. Pada dasarnya area produksi MKM-1 dibagi atas 3 bagian, yaitu;

a) Bagian Produksi Komponen-komponen Body kendaraan

Sub-assembly komponen body kendaraan dibuat dari lemabaran plat-plat

logam yang urutan prosesnya dimulai dari proses pemotongan (cutting),

dilanjutkan dengan proses pencetakan plat (stamping), dan yang terakhir

adalah proses pengelasan (welding) yang dilakukan oleh robot yang

terprogram agar hasil pengelasannya lebih rapi, cepat, dan kuat. Semua urut-

urutan proses tersebut berjalan dengan system just-in-time, jadi hasil

produksinya lebih tepat waktu dan meminimasi adanya inventori pada

produk jadi (penyimpanan sementara).

b) Bagian Produksi Frame kendaraan

Frames-frame sasis kendaraan dibuat dengan urutan proses dari pengeboran

(piercing) logam yang dilakukan oleh robot dengan media Laser, kemudian

dilanjutkan dengan proses perakitan sasis (assembly), dan yang terakhir

adalah pengecatan (painting). Semua urutan proses tersebut sebagian besar

dilakukan oleh mesin-mesin dan peralatan yang semi-automatis yang

bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

mempermudah para pekerja agar tidak bekerja terlalu berat, sehingga

keamanan dan kesehatan kerja mereka bisa lebih terjamin.

c) Bagian Produksi Jig dan Dies

Seluruh Dies dan Jig-jig yang diperlukan untuk proses produksi dirancang

dan dibuat dengan bantuan komputer (CAD/CAM) dan diwujudkan oleh

mesin-mesin yang terkomputerisasi dan serba automatis (CNC Machining)

kemudian tahap akhirnya adalah perakitan komponen-komponen Jig bila

memang diperlukan.

2. Area Produksi MKM-2 (plant 2)

Pada area produksi MKM-2 yang diproduksi adalah komponen-komponen

mesin dan proses perakitan mesin, transmissi, serta rumah stir untuk kendaraan

Mitsubishi. Lini perakitan pada MKM-2 mengadopsi sistem yang sangat simple,

sederhana dan sangat flexible (Flexible Manufacturing System), sehingga mereka

bisa melakukan perakitan berbagai macam tipe mesin dan transmissi dari

berbagai macam kendaraan Mitsubishi, dari kendaraan penumpang (pasengger)

hingga kendaraan berat (truck), tanpa harus melakukan perubahan tata letak

mesin atau waktu set-up yang sangat lama. Pada dasarnya area produksi MKM-2

dibagi atas 3 bagian, adapun tiga bagian tersebut adalah:

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

a) Bagian Produksi Permesinan (Machining)

Pada bagian ini dihasilkan berbagai macam komponen mesin dan transmissi

kendaraan dari berbagai macam tipe dan ukuran. Komponen-komponen itu

antara lain seperti; Cylinder Head, Crank Shaft, Cam Shaft, Connecting Rod,

Cylinder Block, Transmission Case dan Extension Housing. Semua

komponen tersebut diproses oleh mesin-mesin CNC yang modern, semi-

automatis, dan sangat persisi serta sangat akurat dalam ukuran dalam

pengerjaanya. Sehingga proses pengerjaanya bisa lebih tepat waktu dengan

hasil produk komponen yang berkualitas.

b) Bagian Lini Perakitan (Assembly Line)

Pada MKM-2 terdapat 4 lini perakitan yang dilakukan diatas lini Conveyor

yang berjalan secara manual. Tiga lini perakitan pertama adalah untuk

perakitan mesin kendaraan dari berbagai macam tipe, yang tiap lininya

merakit jenis mesin yang berbeda. Sedangkan lini yang terakhir untuk

merakit transmissi kendaraan. Rumah stir juga dirakit di area ini tapi tidak

dilkukan di atas Conveyor, melainkan di atas meja khusus. Pada semua lini

perakitan dilakukan pengawasan dan inspeksi yang cukup ketat di setiap

stasiunnya, baik oleh pekerjanya sendiri maupun dari bagian QC untuk

menghindari kesalahan proses perakitan yang mungkin terjadi karena begitu

banyaknya berbagai macam urutan pekerjaan yang harus dilakukan.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

c) Bagian Inspeksi

Bagian Inspeksi sangat bertanggung jawab terhadap pemberian jaminan

kualitas (Quality assurance) bagi-bagi produk-produk yang dihasilkan

dengan meminimasi cacat yang ada sehingga sampai ke tangan konsumen

dengan kualitas yang cukup memuaskan. Inspeksi dilakukan dengan sangat

teliti, cermat dan ketat dari setiap urut-urutan proses produksi, dari inspeksi

bahan baku material sampai bahan jadi. Untuk material dan produk jadi

berupa komponen-komponen mesin dilakukan inspeksi terakhir berupa

pengukuran presisi ukuran komponen (parts measurement) dan kalibrasi

dengan menggunakan peralatan yang modern dan sangat teliti. Sedangkan

untuk produk jadi berupa mesin dan transmissi kendaraan secara utuh

dilakukan tes kamampuan mesin dan transmissi (Engine and Transmission

Performance Test) dan tes kemampuan ketahanan mesin dan transmissi

(Engine and Transmission Endurance Test), tes tersebut dilakukan di suatu

ruang khusus (Monitoring Test Room) yang dilengkapi dengan peralatan

yang modern dan sangat akurat. Tak jarang bagian divisi ini harus lembur

lebih lama dari bagian lain karena harus menunggu bagian produksi

meyelesaikan produksinya terlebih dahulu.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1.5.5 Manajeman Sumber daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.

Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk

kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh

manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi /

organisasi. Selanjutnya, Manajemen SDM berarti mengatur, mengurus SDM

berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum.

MSDM mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses

perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.

PT. MKM merupakan perusahaan usaha gabungan dua negara sehingga komposisi

manajemen organisasinya merupakan campuran antara kedua belah pihak. Jenis

jabatan yang dipegang diantara kedua belah pihak tergantung dari besarnya saham

yang dimiliki oleh masing – masing pihak.

1. Prosedur Penerimaan Karyawan

Proses penerimaan pegawai merupakan wewenang departemen HRD PT.

MKM yang bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan

karyawan. Jika suatu departemen memerlukan tenaga tambahan maka

departemen HRD akan mengeluarkan pengumuman perekrutan karyawan.

Calon pegawai yang melamar tidak dibatasi dari luar organisasi saja tetapi

setiap pegawai juga mempunyai kesempatan untuk mengikuti perekrutan

pegawai asalkan memang memiliki kriteria yang ditentukan oleh pihak

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

departemen HRD. Berikut adalah prosedur penerimaan pegawai yang

dilaksanakan oleh pihak HRD :

Menyeleksi berkas lamaran pekerjaan. Setiap berkas lamaran kerja

yang diterima pihak departemen HRD akan diseleksi sesuai dengan

kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak departemen yang

membutuhkan karyawan baru.

Setiap calon pegawai yang lulus tahap penyeleksian berkas akan

dipanggil untuk mengikuti kegiatan sosialisasi perusahaan. Pada

tahapan ini calon pegawai akan menerima penjelasan mengenai

pekerjaan yang akan ditawarkan, tinjauan tentang sejarah, tujuan,

operasi dan mengenai kebijakan perusahaan, aturan kerja hingga

tunjangan serta gaji yang akan diterima, selanjutnya pelamar akan

diberikan waktu 1 hari untuk mengambil keputusan apakah akan tetap

mengikuti proses penyeleksian.

Pihak PT. MKM sengaja melaksanakan kegiatan sosialisasi sebelum

penyeleksian lebih lanjut agar pelamar dapat mempertimbangkan keinginannya

kembali apakah akan tetap mengikuti perekrutan setelah mendapatkan

penjelasan sehingga nantinya pegawai yang diterima telah mengetahui segala

konsekuensi yang diterima jika bekerja di PT. MKM dan dapat bekerja dengan

nyaman dan efektif dalam organisasi.

Menjalankan serangkaian tes. Calon pegawai akan mengikuti beberapa

tes yang diadakan pihak HRD yang berguna untuk mengetahui

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

ketrampilan kerja calon dan kemampuan calon untuk belajar dalam

organisasi, antara lain yaitu :

a. Komputer

b. Psikotes

c. Kesehatan

d. Wawancara

Selanjutnya pegawai yang diterima akan menjalani masa uji coba selama 3

bulan.

2. Jam Kerja Karyawan

Untuk mengefisiensikan kerja dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin

agar mendapatkan hasil yang optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas

demi memenuhi permintaan akan produk maka PT. MKM memberlakukan

Sistem Produksi part 24 jam yang terbagi menjadi 2 shift kerja. Dimana shift 1

memiliki alokasi waktu 8 jam dan shift 2 memiliki alokasi waktu 7 jam

sehingga waktu total satu hari yaitu 15 jam kerja.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Shift I

JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME

20:00 – 20:05 Meeting malam 22:15 – 22:20 Meeting malam

20:05 – 20:10 Persiapan kerja 22:20 – 22:25 Persiapan kerja

20:10 – 22:00 Produksi 22:25 – 01:00 Produksi

22:00 – 22:15 Istirahat 01:00 – 01:30 Istirahat

22:15 – 01:00 Produksi 01:30 – 04:30 Produksi

01:00 – 01:30 Istirahat 04:30 – 05:00 Istirahat

01:30 – 04:30 Produksi 05:00 – 06:10 Produksi

04:30 – 05:00 Istirahat 06:10 – 06:15 Kebersihan

05:00 – 07:10 Produksi

07:10 – 07:15 Kebersihan

Tabel 1.1 Alokasi Waktu Kerja Shift 1 (malam)

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Gambar 1.2. Struktur Organisasi PT. Mitsubishi Kramayudha Motors Manufacturing

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Shift II

Tabel 1.2 Alokasi Waktu Kerja Shift 2 (pagi)

JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME

07:30 – 07:35 Meeting pagi 07:30 – 07:35 Meeting pagi

07:35 – 07:40 Persiapan kerja 07:35 – 07:40 Persiapan kerja

07:40 – 09:40 Produksi 07:40 – 09:40 Produksi

09:40 – 09:50 Istirahat 09:40 – 09:50 Istirahat

09:50 – 11:50 Produksi 09:50 – 11:50 Produksi

11:50 – 12:30 Istirahat 11:50 – 12:30 Istirahat

12:30 – 14:20 Produksi 12:30 – 14:20 Produksi

14:20 – 14:30 Istirahat 14:20 – 14:30 Istirahat

14:30 – 16:20 Produksi 14:30 – 16:15 Produksi

16:20 – 16:30 Sholat ashar 16:15 – 16:20 Kebersihan

16:30 – 18:00 Produksi 16:20 – 16:30 Sholat ashar

18:00 – 18:30 Istirahat

18:30 – 19:55 Produksi

19:55 – 20:00 Kebersihan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1.5.6. Prinsip Dasar Mutu PT. MKM

PT.MKM mempunyai kebijakan mutu didalam kegiatan internal (di dalam

PT.MKM) maupun eksternal (di vendor atau pemasok) harus dapat memberikan

jaminan mutu terhadap produk, proses dan sistem manajemen mutu, mengingat

industri komponen atau part di Indonesia telah melakukan kegiatan ekspor ke manca

negara dan kendaraan bermotor telah menjadi suatu alat transportasi yang sangat

diperlukan dalam kehidupan manusia saat ini.

Adanya kecenderungan dari keinginan pelanggan yang selalu berubah dan

meningkat tuntutan nilai mutunya, seperti harga produk yang kompetitif,

penghematan pemakaian energi, tuntutan terhadap keandalan produk, tuntutan

terhadap kelancaran transportasi dan ramah lingkungan sehingga dalam waktu yang

tidak terlalu lama maka pemenuhan terhadap undang-undang dan peraturan

pemerintah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.

PT.MKM menanggapi keadaan tuntutan sosial tersebut dengan meletakkan

kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama dan dicapai dari hasil usaha keras pada

pencapaian hasil proses produksi yang sempurna serta dengan mematuhi prosedur

yang dibuat oleh semua karyawan.

Kegagalan produksi yang mengalir sampai ke pelanggan dapat bersumber dari

proses produksi PT.MKM atau dari proses produksi di vendor dan di pemasok, oleh

karena itu diperlukan kegiatan pengendalian mutu yang berkelanjutan dan secara

terus menerus sehingga mampu meningkatkan perbaikan pada sistem manajemen

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

mutu-mutu proses dan mutu produk sehingga dicapai kepercayaan pelanggan akhir

kepada keandalan dan keunggulan produk.

PT.MKM sangat berkeinginan untuk membina kerja sama saling menguntungkan

dalam satu kesatuan rangkaian yang diawali dari pelanggan PT.MKM dan Vendor

atau pemasok untuk bersatu padu dalam mewujudkan produk yang disenangi oleh

pelanggan.

1.5.6.1 Manajeman Mutu Pabrik

Prosedur mutu di departemen Quality Engineering terdiri dari 7 point, yaitu :

1. Pengendalian produk yang tidak sesuai

Bertujuan menjamin bahwa produk yang tidak sesuai dengan standar dapat

teridentifkasi dan dikontrol untuk mencegah agar tidak digunakan atau

terkirim.

2. Tindakan perbaikan dan pencegahan

Bertujuan untuk menemukan permasalahan sampai dengan tindakan perbaikan

dengan hasil efektif yang berlaku pada problem internal.

3. Pemeriksaan terhadap produk yang dibeli

Bertujuan menjamin dan memastikan kualitas produk yang diterima

memenuhi persyaratan serta memberikan status terhadap seluruh komponen

yang berasal dari vendor.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

4. Customer Claim

Bertujuan untuk memastikan bahwa klaim dari customer yang diterima dapat

diproses secara baik, benar dan cepat.

5. Analisa Data

Bertujuan untuk menetapkan kesesuaian dari sistem manajemen mutu dan

untuk mengevaluasi improvement terhadap keefektifan dalam melakukan

analisa data terhadap mutu produk.

6. Pengendalian Output.

7. Prosedur Mutu Pengendalian Alat Ukur

Bertujuan menjamin dan mempertahankan keakurasian serta validasi semua

alat inspeksi, uji dan ukur yang digunakan dalam realisasi produk.

1.5.6.2 Mekanisme Pengecekan Mutu Produk

Dalam menjamin / memvalidasi hasil proses yang memenuhi standard mutu yang

telah ditetapkan maka kegiatan pengendalian kualitas di line produksi dilakukan

secara terus menerus dan berkesinambungan.

Berdasarkan Lembar Check Point maka operator memeriksa tiap – tiap titik pada

produk untuk dilihat bagaimana mutu produk dengan cara visual (mata ) atau

dengan menggunakan peralatan seperti Rol Meter, Caliper, penggaris, dan Thickness

Gauge untuk mengecek hasil kerja, hasil setiap pengecekan dicatat pada Lembar data

pengendalian kualitas (Daily Quality Check Sheet) dan dilakukan otorisasi oleh

Foreman sampai dengan Staff dengan system Interval Check awal, tengah dan akhir.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Apabila produk kualitas kelas A (Appearance yang terlihat langsung secara visual

dan menyangkut masalah keselamatan seperti: Outer panel, Front Axle) ditemukan

menyimpang dari standard, maka Foreman / penanggung jawab shop harus membuat

NCR yang ditujukan kepada Quality Engineering (QE) Departement dan

menempatkan part di Area Part Pending yang diberi label berwarna putih. Jika

penyimpangan terjadi pada produk qualitas Kelas B (Inner part yang tidak langsung

terlihat secara visual seperti: inner door) sebagai contoh Minus Part, Spot, Las dan

yang lainnya, operator dapat langsung memperbaiki/mengerjakan ulang part

tersebut.

Untuk kualitas A jika terjadi penyimpangan harus diklarifikasikan oleh

Departemen QE apakah harus di Rework atau Scrap. Jika dilakukan Rework maka

produk akan diberi label kuning dan akan diserahkan kembali kepada departemen

produksi untuk di rework kemudian departemen QE akan menyatakan hasil rework

OK atau tidak. Apabila hasil OK maka akan menjadi Part Finish dan bila hasilnya

NG (No Good) akan menjadi Part Reject yang penempatannya pada Area Part

Reject dan diberi label merah.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

1.5.7 Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Untuk mencapai target perusahaan departemen PPC membuat suatu struktur

organisasi sebagai berikut :

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Departemen PPC

Tugas dan tanggung jawab Vendor&CKD SHOP :

Menerima local parts dan CKD(Jepang, Filipina, Korea, Thailand)

Control Stock di gudang

Tugas dan tanggung jawab DELIVERY&MACHINNING SHOP:

Input E/G finish

Delivery E/G ke KRM, TJU, KKM, KTB.

Control stock E/G

Tugas dan tanggung jawab PLANNING CONTROL :

Membuat schedule produksi

Mengontrol masing – masing vendor.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Dalam praktiknya planning control membuat schedule produksi dari KTB yang

kemudian diserahkan kepada masing – masing Assy plant (KRM, TJU, KKM)

sehingga berjalan dengan lancar. Adapun gambar aliran order sebagai berikut :

Gambar 1.4 Aliran Order

Sistem Order

Dalam melakukan ordering, perusahaan – perusahaan tersebut melakukan

dengan berbagai sistem antara lain dengan :

a) Sistem schedule

Dalam sistem ini costumer melakukan order dengan terjadwal dan

ditentukan waktunya. Sehingga perusahaan dapat mengetahui dead line

untuk menyelesaikan produksi sehingga bila jadwal berikutnya tiba

perusahaan dapat memulai produksi untuk order yang baru.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

b) Sistem Kanban

Sistem kanban pada teorinya merupakan suatu sistem inventori dalam

produksi suatu perusahaan manufaktur salah satu sistem yang merupakan

alat untuk mengkomunikasikan jadwal produksi yang terjadwal dari satu

stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Pada PT. MKM dengan para

konsumennya. Sistem kanban merupakan salah satu cara dalam

menentukan jadwal produksi untuk pesanan bagi costumer yang

menggunakan sistem ini. Pada sistem kanban berfungsi sebagai sistem

untuk melakukan pesanan. Hal ini merupakan informasi bagi perusahaan

untuk melakukan produksi karena pihak costumer akan mengeluarkan

semacam order dalam sistem kanban yang menginstruksikan bagi

perusahaan untuk melakukan produksi kembali.

1.5.8 Pelaksanaan K3 di PT. MKM

PT.MKM memiliki sistem pelaksanaan K3 yang ditujukan bagi kesejahteraan dan

keselamatan karyawannya. Pada hakekatnya tujuan pengelolaan K3 merupakan upaya

yang ditujukan untuk :

Melindungi tenaga kerja atas keselamatan selama dalam melakukan

pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan

produktivitas kerja.

Menjamin keselamatan pekerja dan keselamatan orang lain yang berada di

tempat kerja beserta lingkungannya.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen

Menjamin pemakaian dan penggunaan sumber-sumber produksi secara

aman dan efisien.

Sistem Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.MKM dapat dibagi

dalam beberapa hal seperti : penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,

sarung tangan katun, safety shoes, pelindung muka, ear plug ; Sistem proteksi

kebakaran dan tanggap darurat seperti APAR, tanda penunjuk jalan keluar (EXIT),

pintu darurat, denah evakuasi.