BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008]. Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini. Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan
41
Embed
BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit
ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada
proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008].
Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas
energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak
aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung
dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi
tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda
produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap
perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai
perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan
keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi
dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini.
Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap
berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam
menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi
pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan
elemen penting dalam sistem produksi perusahaan yang harus dilakukan monitoring
dan optimasi terhadap kinerja dan juga pemeliharaan permesinan secara
berkesinambungan sehingga dihasilkan nilai produktivitas, efektivitas dan efisiensi
dalam berproduksi. [H.B Higgins,1989]
Sistem yang akan diterapkan untuk melakukan efisiensi pemeliharaan permesinan
adalah dengan mengiplementasikan total productive maintenance terhadap lini
permesinan yang ada, agar dapat mencegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat
menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan kerugian dalam biaya perbaikan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan diketahui gangguan-
gangguan dan kerusakan-kerusakan minor pada mesin fabrikasi dapat menyebabkan
kerusakan major yang fatal dan menyeluruh yang dapat menyebabkan mesin dapat
berhenti beroperasi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya mekanisme
pemeliharaan yang tersistemasi dan pendeteksian lifetime consumable part pada lini
permesinan yang ada akibat kecenderungan perusahaan yang hanya melakukan
Corrective maintenance yang menyebabkan breakdown machine yang bersifat
unplanned dan membutuhkan waktu perbaikan yang lama.
1.3 Ruang Lingkup
Penelitian dilakukan pada lini permesinan tertentu, dalam hal ini lini permesinan
camshaft yang terdapat pada salah satu bagian machining line.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat ditemukan dan diidentifikasi
hal-hal yang menjadi kendala maupun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari
rencana sistem pemeliharaan dengan total productive maintenance sehingga dengan
demikian diharapkan dapat dicapai efektifitas pada keseluruhan sistem produksi
melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif dan proaktif.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan usulan penerapan konsep sistem pemeliharaan dan perawatan
mesin secara menyeluruh dengan implementasi total productive maintenance .
2. Menentukan interval waktu pemeriksaan dan penggantian pencegahan yang
optimal pada consumable parts suatu permesinan.
3. Meminimasi downtime machine dan mencegah terjadinya machine failure
yang akan berdampak pada produktivitas
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertempat di
Jakarta dan didirikan berdasarkan akte notaris Eliza Pondang pada tanggal 3 Agustus
1973 No.17 akte pendirian beserta perubahan-perubahannya telah disetujui oleh
menteri kehakiman dengan surat keputusan No. Y. A. 5 / 362 / 19 tanggal 11 Juni
1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 103 tanggal 26 Desember 1981,
tambahan No. 1029 / 1981.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini merupakan
perusahaan dengan penanaman modal asing (PMA) dalam hal ini bekerja sama
dengan swasta Jepang yang pemegang sahamnya terdiri dari :
1. PT. Krama Yudha, Indonesia : 18.2 %
2. PT. Krama Yudha Tiga berlian Motors, Indonesia : 17.2 %
3. Mitsubishi Corporation, Jepang : 32.3 %
4. Mitsubishi Motors Corporation, Jepang : 32.3 %
Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973
antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors
and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973 yang kemudian
mendirikan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing yang
mempunyai modal dasar sebesar $ 42.866.250 dan modal disetor $ 42.866.250.
Pembangunan fasilitas produksi dimulai pada tanggal 14 Januari yang disertai
dengan instalasi mesin-mesin dan peralatan. Pembangunan fasilitas produksi selesai
dalam waktu empat bulan. Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan
Oktober 1974 yang berlangsung untuk beberapa bulan, sedangkan produksi secara
komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975.
Setelah berjalan sekian lama PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) didirikan
pada bulan Desember 1982 dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan antara
swasta Indonesia dan swasta Jepang yaitu PT. Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi
Motors Corporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing ini
mulai berproduksi, produksi secara komesial dimulai pada tahun 1985. Pada tanggal
1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan
merger dengan PT. Colt Engine and Manufacturing disebut dengan MKM I
(Stamping Plant) dan PT. Colt Engine Manufacturing disebut dengan MKM II
(Engine Plant). Alasan dilakukan merger antara lain untuk efisien. Pada saat merger
perbandingan saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35.4 % dan
64.6 %.
Di MKM I (Stamping Plant) dengan luas tanah 63.400 m2 dan luas bangunan
20.750 m2 memproduksi komponen badan kendaraan dan MKM II (Engine Plant)
dengan luas tanah 86.460 m2 dan luas bangunan 13.608 m2, memproduksi komponen
mesin kendaraan.. Adapun perkembangan PT. MKM, setelah dapat membuat
komponen mesin seperti Crank Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head dan Cam
Shaft. Pada tahun 1997, mulai pembuatan komponen mesin yang lain yaitu
Transmission Case dan Extension Housing untuk jenis kendaraan Colt L300 dan
Kuda. Pada tahun 1998, dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head,
Crank Shaft dan Connecting Rod ke jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun 1999
eksport komponen body ke Philipina (MMPC). Dan di tahun 2000 eksport dilakukan
untuk transmissi ke Philipina (ATC).
1.5.1 Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan perusahaan
yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen
badan kendaraan maupun komponen untuk mesin kendaraan, oleh karena itu dalam
kegiatannya terbagi menjadi 2 bagian yang masing – masing menghasilkan produksi
yang berlainan, adapun bagian – bagian tersebut adalah:
1. Stamping Factory
Pada pabrik ini memproduksi komponen – komponen untuk badan dan rangka
kendaraan dimana kegiatannya adalah mengelola lempengan logam dari
pemotongan, pengepresan sampai perakitan untuk menghasilkan kendaraan
yang berkualitas tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan yaitu :
a) Body kendaraan
b) Chassis
c) Steering
d) Fuel Tank
e) Exhaust pipe
f) Muffler
2. Engine Factory
Pada pabrik ini memproduksi berbagai macam komponen untuk mesin
kendaraan. Dalam pabrik ini juga merakit komponen – komponen mesin baik
itu lokal maupun dari luar menjadi satu mesin yang siap pakai dengan kualitas
tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan misalnya :
a) Cylinder Head
b) Crank Shaft
c) Cylinder Block
d) Connecting Rod
e) Cam Shaft
f) Transmission
g) Extension Housing
h) Clutch Housing
i) Differential Case
j) Front Axle
k) Yoke
Dalam menjalankan kegiatan produksinya PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors
and Manufacturing memproduksi komponen – komponen tersebut berdasarkan
jumlah pesanan yang diterima dari distributor tunggal kendaraan Mitsubishi di
Indonesia, yang dipegang oleh PT. Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan
pada tanggal 27 April 1973.
Produksi yang dihasilkan oleh PT. MKM didistribusikan kepada PT. Krama
Yudha Ratu Motor (KRM) untuk jenis kendaraan T120SS, L300, dan Truk. PT. KRM
ini didirikan pada tanggal 2 Juni 1973, sedangkan untuk jenis GALANT, LANCER,
dan KUDA didistribusikan ke PT. Krama Yudha Kusuma Motor (KKM) dan PT
Trijaya Union untuk jenis BUS. Ketiga perusahaan tersebut bertugas merakit
komponen mesin dan badan kendaraan menjadi sebuah kendaraan yang siap pakai.
Kelima perusahaan tersebut termasuk PT. MKM tergabung dalam Krama Yudha
Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan dan saling
sinergis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pada Krama
Yudha Group ini terdapat hubungan istimewa antara perusahaan yang satu dengan
yang lainnya, dimana terdapat satu kesepakatan untuk saling membantu sehingga
setiap perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya masing – masing dengan
baik.
Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor
ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan
eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.
1.5.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Perusahaan
Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini mempunyai visi
dan misi serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :
1. Visi MKM
Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN.
Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery) menempatkan
prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
Meningkatkan kepuasan kepada para stakeholders.
2. Misi MKM
Menurunkan Biaya
Meningkatkan Mutu
Pengendalian Jadwal Pengiriman
Manajemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Kebijakan Perusahaan
PT. Mitsubitshi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertekad
untuk menjadi perakit kendaraan niaga yang terpercaya diluar Jepang dengan
kebijakan sebagai berikut :
Kita mempunyai tujuan untuk menjadikan perusahaan yang global,
dimana dengan “memproduksi sesuatu” dan tetap bertahan dipersaingan
yang keras dan muncul didalam pasar asia yang pertumbuhannya sangat
baik sekali.
Kita akan mengelola pabrik yang aman dan maju dengan melaksanakan
control “Q.C.D (kualitas biaya pengiriman) dengan mempunyai tanggung
jawab terhadap keadaan lingkungan kepercayaan konsumen.
Kita akan terus “meningkatkan kepuasan” kepada pemilik perusahaan,
pemegang saham, direktur, dan seluruh karyawan dari perusahaan ini.
Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu
internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan
sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan
berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal
tersebut terintegrasi dalam :
Persyaratan pelanggan, undang-undang, peraturan dan standar yang
berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku
dalam proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak
sampai karyawan.
Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem
Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of
Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat
dipahami ke seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan.
Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme karyawan guna
melaksanakan perbaikan.
Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan
keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem
Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.
Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan
pihak, PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Kebijakan Lingkungan PT. MKM
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja
dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta tindakan darurat yang bertujuan:
Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air, udara,
kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja
Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja
Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja
Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan
Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain
Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan
H. MIYATAKE
1.5.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Tanggung Jawab
Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja
sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas
kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan berlawanan
satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari satu sumber
untuk mengkoordinasi kelompok – kelompok tersebut.
Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya masalah
manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi ketegangan
dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi lebih efektif dan
menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan arus pekerjaan yang
lancar , luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di
dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap sehingga organisasi tersebut dapat
terlaksana dengan baik.
Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan
pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan biaya
rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh hasil
yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota organisasi harus
digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya sendiri, mengkoordinasi
kerja sama dengan departemen-departemen lainnya dan pada umunya
membangkitkan semangat tim yang diperlukan.
Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut
dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur
organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur
organisasi terutama menjelaskan tentang :
1. Fungsi-fungsi yang ada dari suatu perusahaan
2. Tingkatan-tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing-
masing fungsi
3. Memperlancar kerjasama antar fungsi
4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi
sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam
rangka mengambil keputusan
5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan
lainnya
6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur –
prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM) mempunyai
pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang dibantu oleh Tiga
Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap Direktur membawahi
beberapa departemen.
A. Board of Director
President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director dan
Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director, mereka secara
bersama – sama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT. MKM
yaitu :
Membuat kebijakan mutu tahunan perusahaan.
Membuat tujuan mutu tahunan perusahaan.
Memilih wakil manajemen.
Melakukan kajian bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu.
Melakukan kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal
eksternal sistem manajemen mutu.
Melakukan kajian sumber daya.
B. Departemen Human Resources Development
Bertanggung jawab terhadap aktivitas & hasil kerja di departemen
HRD.
Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial.
Bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan karyawan.
Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK,
dan berhubungan dengan instansi pemerintah.
Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan & pengetahuan
karyawan.
Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan.
Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap BOD meeting.
Wewenang :
Menetapkan kebijakan bagi departemen HRD.
Menetapkan langkah-langkah pengetahuan dan keterampilan
karyawan.
Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan.
C. Departemen General Affair
Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting.
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan.
Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset
perusahaan.
Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap tugas administrasi umum.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan
Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana.
Wewenang :
Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan
perusahaan.
Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group