Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, oleh karena itu manusia memiliki kewajiban untuk menghormati, menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam lingkungan. Tingkah laku manusia sangat mempengaruhi alam karena manusia adalah bagian alam yang tidak dapat dipisahkan. Perilaku positif manusia dapat menyebabkan lingkungan lestari begitu juga dengan perilaku negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Etika menjadi panduan untuk apa hukum seharusnya. Tokoh-tokoh filsafat dan etika berharap bahwa hukum yang diterima masyarakat akan mewujudkan beberapa pendapat tentang apa yang secara etis dianggap benar dan salah dan mendistribusikan hukuman yang sesuai. Ruang lingkup etika jauh lebih luas daripada ranah hukum. Etika tidak hanya peduli dengan kasus-kasus yang merugikan secara ekstrim. Etika meluas ke semua tugas dan kewajiban, kebajikan dan keburukan, sebagaimana manusia berinteraksi satu sama lain (Light, 2007:2- 3). Etika lingkungan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang apa yang dihitung secara moral dan mengapa spesies yang terancam punah, hutan tua, hutan
26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

Mar 14, 2019

Download

Documents

lamthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Permasalahan

Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, oleh

karena itu manusia memiliki kewajiban untuk menghormati, menghargai dan

menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam lingkungan. Tingkah laku manusia

sangat mempengaruhi alam karena manusia adalah bagian alam yang tidak dapat

dipisahkan. Perilaku positif manusia dapat menyebabkan lingkungan lestari begitu

juga dengan perilaku negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Etika menjadi panduan untuk apa hukum seharusnya. Tokoh-tokoh

filsafat dan etika berharap bahwa hukum yang diterima masyarakat akan

mewujudkan beberapa pendapat tentang apa yang secara etis dianggap benar dan

salah dan mendistribusikan hukuman yang sesuai. Ruang lingkup etika jauh lebih

luas daripada ranah hukum. Etika tidak hanya peduli dengan kasus-kasus yang

merugikan secara ekstrim. Etika meluas ke semua tugas dan kewajiban, kebajikan

dan keburukan, sebagaimana manusia berinteraksi satu sama lain (Light, 2007:2-

3).

Etika lingkungan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang apa yang

dihitung secara moral dan mengapa spesies yang terancam punah, hutan tua, hutan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

2

belantara memerlukan pengkajian ulang untuk lebih diperhatikan dan dilestarikan.

Etika lingkungan hidup memiliki banyak perdebatan tentang nilai-nilai yang

dimiliki alam. Apakah alam itu bernilai sejauh alam berguna bagi kepentingan

manusia atau alam mempunyai nilai sendiri terlepas bernilai atau tidaknya bagi

manusia (Light, 2007: 6)

Etika lingkungan hidup memfokuskan tentang perilaku manusia

terhadap alam serta hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika

lingkungan melakukan pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya

memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang,

sehingga semua unsur kehidupan mempunyai nilai dan arti yang sama. Prinsip

etika lingkungan hidup adalah semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan

dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak

untuk hidup, dan hak untuk berkembang (Rahim, 2013:1).

Kepedulian terhadap lingkungan hidup akhir-akhir semakin gencar

dikampanyekan demi menekan dampak dari kerusakan lingkungan yang telah

terjadi dan salah satunya yaitu melalui film. Film merupakan salah satu media

yang paling ampuh untuk mempengaruhi manusia dengan tujuan yang baik

maupun buruk (Pratista,208:181).

Film tidak hanya dipahami sebagai suatu karya seni maupun barang

dagangan melainkan juga dimaknai sebagai media penyampai informasi. Manusia

memiliki berbagai macam naluri atau kebutuhan dasar yang tertanam di dalam

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

3

dirinya dan salah satunya yaitu naluri untuk mengetahui apa yang terjadi di luar

pengalaman langsung dalam diri manusia (Irwansyah, 2009:10).

Film dokumenter merupakan film yang mempunyai konsep realisme

(nyata). Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa namun film ini

merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Film dokumenter tidak

memiliki plot namun memiliki suatu struktur yang didasarkan oleh tema atau

argumen dari sineas pembuat film. Objek dari film dokumenter berhubungan

dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi nyata. Penokohan seperti halnya

dalam film fiksi tidak terdapat dalam film dokumenter (Pratista, 2008:4).

The Cove adalah film dokumenter tahun 2009 yang menyoroti praktek

perburuan lumba-lumba di Teluk Taiji, Jepang. Film The Cove adalah sebuah

panggilan untuk bertindak menghentikan pembunuhan lumba-lumba massal,

mengubah praktik perikanan Jepang, dan untuk menginformasikan dan mendidik

masyarakat tentang risiko bahaya keracunan merkuri dari daging lumba-lumba.

Film yang dibuat oleh sekelompok penyelamat lingkungan ini mengisahkan

bagaimana perjuangan para tim OPS (oceanic preservation society) membuat

sebuah rekaman video pembantaian lumba-lumba yang dilakukan oleh para

nelayan di Teluk Taiji, Jepang (Kaori, 2010:1).

Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang dewasa ini sangat

gencar diberitakan oleh media massa baik di televisi, media cetak, dan media

sosial seperti twitter, blog, dan facebook. Ada banyak sekali berita tentang lumba-

lumba yang keberadaannya sangat menyedihkan karena adanya eksploitasi oleh

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

4

manusia. Lumba-lumba merupakan salah satu mamalia laut yang terancam

kelestariannya. Satwa cerdas ini terancam mengalami kepunahan karena

banyaknya pembunuhan. Lumba-lumba selain terancam punah, lumba-lumba juga

rentan terhadap tindak eksploitasi. Wahana hiburan, seperti sirkus, yang

memanfaatkan lumba-lumba demi kepentingan manusia adalah sebuah bentuk

eksploitasi terhadap lumba-lumba. Lumba-lumba disuruh mengemis untuk

memenuhi kebutuhan manusia, dijadikan sebagai bisnis. Dengan menempatkan

lumba-lumba di kolam, bukan pada habitat aslinya, menjadikan satwa ini

kehilangan fungsinya. Selain kemampuan sonarnya menjadi rusak, satwa ini juga

akan mengalami stres. konservasi sering kali menjadi salah satu alasan yang

menyertai tindak esploitasi, juga alasan wahana hiburan sebagai sarana

pembelajaran. Padahal manusia tetap bisa mempelajari hewan ini dari alam bebas.

manusia tidak akan pernah belajar mencintai lumba-lumba dari cara-cara seperti

tersebut (Den Haas, 2014:1).

Eksploitasi secara besar-besaran pada lumba-lumba akan menyebabkan

kepunahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem laut, yang

lebih luas mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan hidup global yang

bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli, dan

mementingkan kesenangan pribadinya. Manusia keliru memandang alam,

kekeliruan ini bersumber dari etika antroposentrisme, yang memandang manusia

sebagai pusat dari alam semesta, dan hanya manusia yang mempunyai nilai,

sementara alam dan segala isinya sekadar alat bagi pemuasan kepentingan dan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

5

kebutuhan hidup manusia. Bahkan manusia dipahami sebagai penguasa atas alam

yang boleh melakukan apa saja terhadap alam (Keraf, 2010:3).

Cara berpikir etika antroposentrisme yang dijadikan paham secara

sengaja ataupun tidak sengaja oleh manusia ini seakan melegalkan untuk

menjadikan lumba-lumba sekehendak hatinya sesuai yang diinginkan manusia.

Manusia menganggap dirinya sebagai penguasa alam semesta dan bisa

memanfaatkan alam dengan semaksimal mungkin, termasuk juga lumba-lumba.

Penulis menjadikan salah satu cabang teori etika lingkungan hidup hak

asasi alam yaitu hak asasi hewan untuk mengkritisi fenomena tersebut. Mengingat

kelemahan cara pandang etika antroposentrisme yang hanya memandang etika

hanya berlaku pada manusia saja, maka konsep mengenai perlakuan etis terhadap

alam, apalagi ide mengenai hak asasi hewan merupakan sesuatu yang dianggap

aneh dan tidak masuk akal. Aneh dan tidak masuk akal bahwa hewan dan

tumbuhan mempunyai hak asasi yang sama dengan manusia (Keraf, 2010: 5).

Hak asasi hewan dikenal juga sebagai kebebasan hewan (animal

liberation) adalah ide bahwa hak-hak dasar hewan harus dianggap sederajat

sebagaimana hak-hak dasar manusia. Para pendukung mendekati masalah ini dari

posisi filosofis yang berbeda, mulai dari gerakan proteksionis yang dicetuskan

oleh filsuf Peter Singer dengan fokus utilitarian terhadap penderitaan dan

konsekuensi, daripada konsep hak itu sendiri, sampai gerakan abolisionis yang

dicetuskan Gary Francione yang menyatakan bahwa hewan hanya butuh satu hak,

yaitu hak untuk tidak dijadikan benda atau properti. Pandangan dan pendapat

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

6

mengenai hak asasi hewan bermacam-macam dan mempunyai berbagai macam

pendekatan, semua setuju bahwa hewan harus dipandang sebagai “orang” non-

manusia dan anggota komunitas moral, serta tidak digunakan sebagai makanan,

pakaian, subyek penelitian, atau hiburan (Scruton, 2000: 1).

Tom Regan seorang pendukung hak hewan mempunyai pendapat yang

berbeda dengan Peter Singer dalam memandang hak asasi hewan. Regan tidak

setuju dengan program utilitarian Peter Singer untuk gerakan kebebasan hewan,

baginya penolakan tersebut karena utilitarianisme tidak cukup mewakili hakikat

dari kebebasan hewan. Regan memposisikan hewan dan manusia hakikatnya

mempunyai derajat yang sama dimana hewan berhak untuk hidup dan inilah dasar

perhatian Regan (Pojman, 2008: 82-83).

Richard O’ Barry pemimpin dalam pembuatan film dokumenter The

Cove sekaligus aktivis penyelamat lumba-lumba, berpendapat bahwa lumba-

lumba layaknya manusia yang juga mempunyai hak asasi untuk tidak disakiti,

untuk hidup bebas, tidak dibantai, dan tidak untuk diperlakukan sekehendak hati

manusia. pengalamannya melatih lumba-lumba menjadikan Richard O’Barry

sadar bahwa hakikat hidup lumba-lumba bukan di kolam-kolam buatan manusia

untuk menyenangkan manusia akan tetapi lumba-lumba harus hidup di habitat

asalnya dan tidak berpisah dengan kelompoknya. Richard O’Barry beranggapan

lumba-lumba layaknya manusia, lumba-lumba bernafas secara sadar,

berkomunikasi, mempunyai emosional, dan mempunyai keinginan untuk

mempertahankan hidup, hal ini mendorong Richard O’Barry untuk

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

7

menyelamatkan lumba-lumba diseluruh dunia salah satunya adalah di Teluk Taiji,

Jepang dimana ribuan lumba-lumba dibantai setiap tahunnya (O’barry, 2012:1).

Kompleksitas masalah yang terjadi dalam fenomena pengeksploitasian

yang tidak wajar sampai dengan pembantaian ribuan lumba-lumba di Teluk Taiji,

Jepang dalam film dokumenter The Cove menjadikan penulis menginginkan

mengkaji permasalahan ini dari sudut pandang teori hak asasi hewan. Bagi

sebagian orang sangat tidak lazim memikirkan hak asasi alam apalagi hewan.

Secara nasional tanggal 15 0ktober diperingati sebagai hari hak asasi hewan akan

tetapi masyarakat tidak banyak tahu akan hal ini, hanya sebatas orang-orang atau

golongan tertentu saja yang mengetahuinya. Tanggal tersebut dipilih karena pada

tanggal 15 Oktober 1978 diproklamirkan naskah "The Universal Declaration of

Animal Rights" bertempat di markas UNESCO, Paris. Meskipun demikian sampai

saat ini masih banyak terjadi kontroversi mengenai hak asasi hewan, banyak yang

mempertanyakan apakah benar hewan mempunyai hak asasi layaknya manusia?

(Kabarnews, 2013:1). Apakah pantas hewan yang mempunyai intelegensia lebih

rendah dari manusia memiliki hak asasi? Dan masih banyak lagi. Bertitik tolak

pada pertanyaan-pertanyaan tersebut peniliti ingin mengkaji teori-teori mengenai

hak asasi hewan melalui pandangan dua tokoh besar yaitu Peter Singer dan Tom

Regan. Penulis berharap dapat lebih mempopulerkan teori hak asasi hewan ini

dengan memecahkan sebuah permasalahan tentang pentingnya pengakuan adanya

hak asasi hewan melalui film dokumenter “The Cove”. Penulis berharap hak asasi

hewan tidak lagi menjadi suatu teori yang dipandang sebelah mata bagi

masyarakat Indonesia khususnya.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

8

2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut :

1. Apa problem-problem yang terjadi pada lumba-lumba di Teluk Taiji

Jepang dalam film dokumenter The Cove dalam kaitannya dengan hak

asasi hewan?

2. Apa inti teori etika lingkungan hidup hak asasi alam khususnya teori

hak asasi hewan?

3. Bagaimana analisis kritis terhadap hak asasi hewan (animal rights)

dalam film dokumenter The Cove ditinjau dari perspektif etika

lingkungan?

3. Keaslian penelitian

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah tentang hak asasi hewan dalam

film dokumenter The Cove. Penelitian ini akan memaparkan bagaimana salah satu

cabang teori etika lingkungan hidup hak asasi alam yaitu teori hak asasi hewan

memandang pembantaian lumba-lumba dalam film dokumenter The Cove.

Sejauh penelusuran dan pengamatan mengenai karya-karya ilmiah di

lingkungan Fakultas Filsafat atau di luar fakultas. Penelitian yang membahas dan

mengulas mengenai film dan teori etika lingkungan hidup sudah banyak, namun

penulis tidak menemukan penelitian yang mengkaji film dokumenter The Cove

dari segi teori hak asasi hewan. Penulis menemukan beberapa karya yang

berhubungan dengan etika lingkungan hidup yaitu :

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

9

a. Arick Nur Rachman. 2005. Pemaknaan Etika dalam Film Telaah Etika

Politik dan Etika Lingkungan dalam Film The Lord of The Ring. Fakultas

Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang

pemaknaan etika politik dan etika lingkungan dalam film The Lord of The

Ring. Konsep etika politik yang terdapat di dalam sebuah film kemudian

dikaitkan dengan etika lingkungan yang menjadi pisau analisisnya.

Pemaknaan RING dalam politik kekuasaan dan paradigma etika lingkungan

hidup dari sudut pandang antroposentris dan ekosentris yang terdapat di

dalam film The Lord of The Ring.

b. Muhammad Asa Bakti Ikwanto. 2011. Konsep Etika Lingkungan dalam Film

Avatar (Perspektif Etika Lingkungan Biosentrisme). Fakultas Filsafat

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang

pemaknaan film Avatar dalam kaitannya dengan telaah etika lingkungan

biosentrisme.

Penelitian ini mengkaji problem-problem hak asasi hewan dalam film

dokumenter The Cove. Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan

beberapa penelitian lain yang memahami film dari segi makna filosofis khususnya

etika lingkungan. Perbedaan terletak pada penggunaan telaah etika lingkungan di

dalam sebuah film yang mengusung tema lingkungan guna menarik suatu

kesimpulan pesan moral. Hal ini yang menjadikan landasan objek formal yang

digunakan penulis lebih mengerucut terhadap objek material yang dituju. Penulis

berani mengutarakan bahwa analisis pembahasan dalam penulisan skripsi ini

dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

10

4. Manfaat penelitian

a. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan paradigma baru yang lebih

komprehensif mengenai hak asasi hewan melalui film dokumenter The

Cove. Pengetahuan bahwa tidak hanya manusia yang memiliki hak asasi

akan tetapi hewan dan makhluk hidup selain manusia juga memiliki hak

asasi sama dengan manusia.

b. Bagi Filsafat

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan dalam

pemikiran terhadap ilmu filsafat terutama mengenai salah satu teori etika

lingkungan hidup hak asasi alam khususnya hak asasi hewan.

c. Bagi Bangsa Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat

Indonesia serta menyadarkan bahwa tidak hanya manusia yang

mempunyai hak asasi akan tetapi hewan. Penelitian ini diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran untuk tidak lagi mengeksploitasi secara

berlebihan bahkan membantai atau menganiaya hewan secara tidak perlu

yang diharapkan dapat terciptanya keseimbangan ekosistem dan

munculnya kasih sayang antara manusia dengan hewan sebagai sesama

makhluk ciptaan Tuhan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

11

B. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan problem-problem hak asasi hewan yang terjadi pada lumba-

lumba di Teluk Taiji Jepang dalam film dokumenter The Cove.

2. Memaparkan teori etika lingkungan hidup hak asasi alam khususnya hak

asasi hewan (animal rights) melalui dua pandangan tokoh Peter Singer dan

Tom Regan

3. Menganalisis dan merefleksikan animal rights dalam film dokumenter The

Cove dalam perspektif etika lingkungan?

C. Tinjauan Pustaka

Film merupakan suatu perangkat yang memiliki pertentangan-

pertentangan besar dan cakupan luas yang saling berhubungan yaitu pembuatan

film dan subjek, film dan pengamat, tujuan konservatif dan sasaran pembebasan,

psikologi dan politik, gambar dan suara, dialog dan musik, dan susunan lakon,

kepekaan sastra dan kepekaan sistematika, lambang dan arti, kebudayaan dan

masyarakat, bentuk fungsi, desain dan kegunaan, seks dan kekerasan, citra dan

peristiwa, realisme ekspresionasime, bahasa dan fenomenologi. Film juga

merupakan suatu kelengkapan kode dan sub kode yang menghasilkan pertanyaan-

pertanyaan asasi hubungan antara kehidupan dan seni, realitas dan bahasa

(Monaco, 1985:47-48).

Film atau gambar bergerak (motion picture) termasuk seni yang lahir,

tumbuh dan berkembang dengan menyerap penemuan-penemuan yang telah ada

dalam sains, estetika, dan teknologi. Penemuan—penemuan yang berproses pada

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

12

film terwujud dalam sinematografi, yaitu sebuah mesin yang bisa difungsikan

sebagai kamera dan proyektor yang memungkinkan sebuah film dapat ditonton

oleh banyak orang dalam satu waktu (Biran, 2009: xv).

Film sebagai imitasi kehidupan, mempunyai tujuan untuk ditonton atau

disaksikan orang. Sebuah film ditonton oleh seseorang, orang kemudian

mengasosiasikan isi film dengan kenyataan sehari-hari. Kenyataan di dalam

sebuah film tetaplah kenyataan semu. Persoalan pembuatan film yakni bagaimana

membuat kenyataan semu itu punya makna dan dipahami penonton untuk

direfleksikan dalam kenyataan maupun kehidupan sehari-hari (Irwansyah,

2009:49).

Film dokumenter adalah dokumentasi dalam bentuk film mengenai

suatu peristiwa bersejarah atau suatu aspek seni budaya yang mempunyai makna

khusus agar dapat menjadi alat penerangan dan alat pendidikan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia). Rekaman suatu peristiwa dalam bentuk audio visual yang

tercipta tanpa ada unsur rekayasa. Film dokumenter dapat dibuat oleh perorangan,

kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan

maksud dan tujuan yang diinginkan.

Film dokumenter merupakan film yang mempunyai konsep realisme

(nyata). Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa namun film ini

merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Film dokumenter tidak

memiliki plot namun memiliki suatu struktur yang didasarkan oleh tema atau

argumen dari sineas pembuat film. Objek dari film dokumenter berhubungan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

13

dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi nyata. Penokohan seperti halnya

dalam film fiksi tidak terdapat dalam film dokumenter (Pratista, 2008:4)

Beberapa proses yang harus dilakukan dalam pembuatan film

dokumenter adalah pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hasil terpenting

dalam proses produksi adalah riset, karena dokumenter membutuhkan data yang

valid untuk dituangkan dalam bentuk audio visual (VMS multimedia)

Film The Cove adalah film dokumenter buatan Amerika, yang

diproduksi tahun 2009. Film ini mengisahkan tentang perburuan dan pembunuhan

lumba-lumba setiap tahunnya di Taman Nasional di Taiji, Wakayama, Jepang.

Bintang utama film ini adalah Richard O’Barry, seorang mantan angkatan laut

yang kemudian bekerja melatih lumba-lumba yang digunakan untuk serial TV

Flipper. Film ini disutradari oleh Louie Psihoyos, seorang mantan fotografer

National Geographic. Richard O’Barry dan Psihoyos kemudian melakukan

perjalanan ke Jepang, apa yang dihasilkan oleh Psihoyos dan Timnya sangat

mencengangkan. Mereka mendapati sebuah industri yang menghasilkan lebih dari

dua milyar dollar per tahun dari lumba-lumba yang ditangkap. Ini merupakan

pembunuhan mamalia besar-besaran yang berlangsung secara sembunyi-sembunyi

(Bayu, 2010: 1).

Richard O'Barry was the man who captured and trained the dolphins

for the television show Flipper (1964). O'Barry's view of cetaceans in

captivity changed from that experience when as the last straw he saw

that one of the dolphins playing Flipper - her name being Kathy -

basically committed suicide in his arms because of the stress of being in

captivity. Since that time, he has become one of the leading advocates

against cetaceans in captivity and for the preservation of cetaceans in

the wild. O'Barry and filmmaker 'Louie Psihoyos go about trying to

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

14

expose one of what they see as the most cruel acts against wild dolphins

in the world in Taiji, Japan, where dolphins are routinely corralled,

either to be sold alive to aquariums and marine parks, or slaughtered

for meat. The primary secluded cove where this activity is taking place

is heavily guarded. O'Barry and Psihoyos are well known as enemies by

the authorities in Taiji, the authorities who will use whatever tactic to

expel the two from Japan forever. O'Barry, Psihoyos and their team

covertly try to film as a document of conclusive evidence this cruel

behavior. They employ among others Hollywood cameramen and deep

sea free divers. They also highlight what is considered the dangerous

consumption of dolphin meat (due to its high concentration of mercury)

which is often sold not as dolphin meat, and the Japanese government's

methodical buying off of poorer third world nations for their support of

Japan's whaling industry, that support most specifically at the

International Whaling Commission (Huggo, 2009:1).

Seorang pengulas film dalam situs IMDb smengomentari bahwa film

The Cove sangat menarik dan mengundang efek emosional yang tidak dapat

diabaikan. Film The Cove adalah sebuah film yang dibuat dengan agenda yang

jelas dan sarat dengan unsur-unsur seperti yang ada dalam film-film pencurian

dan thriller mata-mata. Kengerian dalam film The Cove tidak dapat diragukan dan

terlihat sangat nyata. Pembantaian tiap tahun ribuan lumba-lumba disebuah teluk

terisolasi di Taiji adalah hal yang memuakkan, menyayat hati, dan harusnya tak

perlu terjadi. Setelah memilih lumba-lumba yang diinginkan untuk diambil

akuarium dunia, sisanya dibantai/ dipotong secara brutal dan biadab. Film The

Cove mengaduk banyak emosi dan hal inilah yang dibutuhkan untuk memicu

perubahan. Kebanyakan orang di Jepang bahkan tidak menyadari kekejaman

seperti yang ada dalam film ini (Bushido, 2009:1).

The campaigning elements of the film may not sit well with some

people, but the facts are the facts, and there's simply no denying the

emotional impact this film has. It is a prime example of constructed

film-making with an overt agenda, filled with elements that at time

make it feel like a heist movie or spy thriller. Having said that, there's

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

15

no doubting just how real the horrors are. The annual slaughter of

thousands of dolphins in an isolated cove near Taiji is sickening, heart-

wrenching and unnecessary. After select dolphins are taken for the

world's aquariums, the rest are left for brutal and barbaric butchering.

I'm utterly delighted that this film is stirring up so much emotion, as

this is exactly what is needed to spark change. Most people in Japan

aren't even aware of this atrocity, and had it not been for this film, I

seriously doubt many of them would have ever known. I for one

appreciate the risks taken by the film makers in attempting to get this

story out, and I would place good money on this documentary being a

front-runner for next year's Oscars (Bushido, 2009:1)

Richard O’Barry seorang pelatih lumba-lumba dan salah satu pemain

dalam film The Cove merasa bahwa lumba-lumba yang berada dalam sebuah Sea

World yang pernah dilatihnya untuk serial televisi Flipper mengalami depresi

berat sehingga lumba-lumba itu memilih bunuh diri. Lumba-lumba adalah hewan

yang bernafas secara sadar layaknya manusia.

“The thing that turned me around was the death of Flipper, of Cathy.

She was really depressed. I could feel it. I could see it. And she

committed suicide in my arms. That's a very strong word, suicide. But

you have to understand dolphins and other whales are not automatic

air breathers, like we are. Every breath they take is a conscious effort.

And so they can end their life whenever life becomes too unbearable by

not taking the next breath. And it's in that context I use the word

suicide. She did that. She swam into my arms, looked me right in the

eye, and took a breath... and didn't take another one”. (O’Barry,

2009:1)

D. Landasan Teori

Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Apabila

seseorang melakukan perbuatan buruk maka ia akan disebut tidak bermoral.

Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

16

dengan baik buruk. Perlu dibedakan anatara immoral dan amoral (Bertens, 2007

:7). Amoral sebaiknya diartikan sebagai netral dari sudut moral atau tidak

mempunyai relevansi etis. Itu berarti jika tidak ingin memakai kata Immoral tapi

menggunakan kata amoral di sinilah salah kaprah (Bertens, 2007 :8).

Etika menyoroti yang baik dan yang buruk dalam tingkah laku manusia.

baik dan buruk merupakan kategori etis yang penting. Manusia memaksudkan

baik atau buruk dalam konteks etika, di sini juga selalu harus ditambah baik atau

buruk secara moral. Di luar konteks etika, ada banyak hal yang baik atau buruk,

tetapi di situ kebaikan atau keburukannya selalu terbatas pada aspek tertentu saja

dan karena itu tidak bersifat moral (Bertens, 2011: 11). Etika juga merupakan

filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji persoalan benar dan salah

secara kritis secara moral bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi

konkret (Keraf, 2006:3-5).

Etika maupun moralitas memiliki konsep minimum dalam membimbing

tindakan seseorang dengan menggunakan akal yaitu dengan melakukan apa yang

terbaik menurut akal, kemudian dengan memberikan penilaian yang sama

menyangkut kepentingan tiap individu yang akan dkenai dampak dan akibatnya

dari tindakan yang dilakukan (Rachels, 2004:40). Pola perilaku manusia dalam

bertindak akan selalu mempengaruhi lingkungannya. Manusia juga tidak akan

terlepas dari pengaruh lingkungan, baik yang datang dari alam sekitarnya,

hubungan antar individu maupun antar masyarakat. Hubungan pengaruh timbal

balik atau proses interaksi manusia dengan berbagai subsistem maupun

komponen-komponen lingkungannya selama berada dalam batas-batas

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

17

keseimbangan, selama itu pula lingkungan dapat dikatakan serasi (Siahaan,

2004:26). Lingkungan pada umumnya juga terbuka bagi perubahan sikap

manusia, yang seringkali bergantung pada pemahaman nilai-nilai yang digunakan

sebagai pembenaran tindakan manusia terhadap lingkungan (Fritsch, 1980:7).

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dan segala benda, daya

dan keadaan serta makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

berpengaruh terhadap kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan makhluk

secara umum (Sugandhy,2009:1). Lingkungan hidup di bumi seringkali

dikategorikan dalam lingkungan organik dan anorganik. Lingkungan organik atau

dikenal dengan istilah biotis merupakan semua makhluk hidup yang ada di sekitar

manusia, sementara lingkungan anorganik atau abiotis merupakan segala sesuatu

yang ada di sekitar manusia yang berbentuk benda mati (Borrong, 2000: 18-19).

Etika lingkungan merupakan salah satu disiplin filsafat yang berbicara

mengenai hubungan antara moral manusia dengan lingkungan. Fokus dari etika

lingkungan adalah bagaimana perilaku manusia yang semestinya terhadap

lingkungan, maka etika lingkungan dapat dikatakan sebagai ilmu yang berbicara

mengenai norma dan kaedah moral yang mengatur perilaku manusia dalam

berhubungan dengan alam serta nilai dan prinsip yang menjiwainya. Berbeda dari

itu, etika lingkungan juga dapat difahami sebagai refleksi kritis atas norma-norma

dan prinsip atau nilai moral yang diterapkan dalam lingkungan atau komunitas

ekologis, dengan demikian etika lingkungan tidak hanya berbicara mengenai

perilaku manusia terhadap alam, namun etika lingkungan juga berbicara mengenai

relasi antara kehidupan alam semesta, yaitu hubungan sesama manusia yang

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

18

mempunyai dampak pada alam, dan hubungan manusia dengan alam secara

keseluruhan (Keraf, 2010: 26-27).

Etika lingkungan hidup menuntut perluasan cara pandang dan perilaku

moral manusia dengan memasukkan keseluruhan alam semesta ke dalam

komunitas moral. Etika lingkungan hidup menuntut etika dan moralitas

diberlakukan juga bagi komunitas biotis dan ekologis. Etika lingkungan hidup

dipahami sebagai refleksi kritis atas norma-norma dan nilai-nilai moral yang

selama ini hanya untuk komunitas manusia untuk diterapkan pada komunitas

ekologis seluruhnya (Keraf, 2006:27).

Salah satu persoalan yang muncul dalam teori-teori etika lingkungan

hidup yang dibahas sampai sekarang adalah persoalan mengenai apakah alam

mempunyai hak. Secara konseptual persoalan ini cukup kontroversial karena

selama ini etika dan paham politik kita sangat antroposentris sehingga hanya

manusia yang dianggap mempunyai hak. Leopold dan semua penganut teori etika

lingkungan hidup biosentrisme dan ekosentrisme meneruskan perluasan bahwa

etika tidak hanya berlaku untuk manusia saja akan tetapi juga komunintas biotis

dan ekologis seluruhnya. Etika tidak lagi sebagai wilayah kekuasaan manusia

akan tetapi juga alam termasuk juga hewan dan tumbuhan (Keraf, 2010:122).

Hak asasi hewan dikenal juga sebagai kebebasan hewan adalah sebuah

gagasan bahwa hak-hak dasar hewan harus dianggap sederajat sebagaimana hak-

hak dasar manusia (Taylor, 2003:15). Secara filosofis sejauh ini diterima umum

bahwa manusia mempunyai dua hak asasi, yaitu hak atas hidup dan hak atas

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

19

kebebasan. Hak atas kehidupan adalah hak asasi yang paling mendasar, karena

hanya dengan memiliki kehidupan dimungkinkan untuk memiliki hak yang lain

(Keraf, 2010:136).

Para pendukung hak asasi hewan mendekati masalah ini dari posisi

filosofis yang berbeda mulai gerakan proteksionis yang dicetuskan oleh Peter

Singer dengan fokus utilitarian terhadap penderitaan dan konsekuensi, daripada

konsep hak itu sendiri sampai gerakan abolisionis yang dicetuskan Gary

Francione menyatakan bahwa hewan hanya butuh satu hak yaitu hak untuk tidak

dijadikan benda atau properti. Meski ada berbagai pendekatan mereka semua

setuju bahwa hewan harus dipandang sebagai makhluk hidup yang sejajar dengan

manusia dan anggota komunitas moral, serta tidak digunakan sebagai makanan,

pakaian, subyek penelitian atau hiburan. Pembela hak asasi hewan menyatakan

bahwa hewan harus dipandang sebagai makhluk hidup buka benda (Scruton,

2000: 1).

Tom Regan memposisikan hewan dan manusia pada hakikatnya berada

pada derajat yang sama dimana mereka sama-sama berhak untuk hidup, dan hal

ini pula yang menjadi dasar perhatiannya. Sebuah kesalahan mendasar adalah

pada sebuah sistem yang memperbolehkan memandang hewan-hewan sebagai

sumber yang selalu bisa dimanfaatkan. Manusia bukanlah penguasa hewan-hewan

tersebut. Tom Regan adalah seorang revolusioner yang berjuang dalam sebuah

gerakan membebaskan perbudakan secara total yaitu pada penggunaan hewan

dalam ilmu pengetahuan (penelitian), peternakan untuk komersial, dan perburuan

(Pojman, 2008:82-83).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

20

Peter Singer berpendapat entah subjek perhatian kita hewan atau

manusia, tuntutan hak-hak tidaklah memuaskan. Ketika hak-hak bertabrakan

perdebatan mengenai pemberian hak yang satu melebihi yang lain biasanya

memberikan sedikit kemajuan, hal itu dikarenakan hak-hak bukanlah dasar dari

kewajiban-kewajiban moral kita sesungguhnya. Hak-hak itu sendiri didasrkan

pada kepedulian akan kepentingan-kepentingan dari semua yang terpengaruh dari

tindakan (De Waal, 2011:184). Pembahasan hak-hak binatang dengan kemutlakan

dan kevokalannya tidak menolong secara khas. Peter Singer lebih suka

mendiskusikannya dalam kerangka kewajiban-kewajiban manusiawi terhadap

hewan (De Waal, 2011:196).

The Universal Declaration Of Animal Rights yang diresmikan di Paris

pada tanggal 15 Oktober 1978 di markas UNESCO dengan teks yang telah

direvisi oleh International League of Animal Rights pada tahun 1989, disebutkan

dalam pembukaannya sebagai berikut

“ considering that life is one, all living beings having a common origin

and having of diversified in the course of the species, considering that

all living beings possess natural rights, and that any animal with a

nervous system has specific rights, considering that the contempt for,

and even the simple ignorance of, these natural right, cause serious

damage to Nature and lead men to commit crimes against animals,

considering that that coexistence of species implies a recognition by th

human species of other animal species to live, considering that the

respect of animals by humans is inseparable from the respect of men for

each other” (sumber: http://www.cwrl.utexas.edu).

“Mengingat bahwa hidup adalah satu, semua makhluk hidup memiliki

asal mula yang sama dan memiliki diversifikasi dalam perjalanan evolusi spesies,

menimbang bahwa semua makhluk hidup memiliki hak alamiah, dan bahwa setiap

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

21

hewan dengan sistem saraf memiliki hak khusus, menimbang bahwa penghinaan

dan penolakan teradap hak alamiah ini menyebabkan kerusakan serius pada alam

dan mendorong manusia melakukan kejahatan pada hewan, menimbang bahwa

ko-eksistensi spesies menyiratkan pengakuan oleh spesies manusia dari hak

spesies hewan lain untuk hidup, menimbang bahwa rasa hormat pada hewan oleh

manusia tidak terlepas dari rasa hormat dengan sesama manusia”.

Tom Regan berpendapat bahwa apa yang penting untuk pertimbangan

moral bukan perbedaan antara manusia dan makhluk bukan manusia tetapi

kesamaan. Regan berpendapat hal itulah yang menyebabkan manusia berbagi

dengan makhluk non manusia yang mempunyai kemampuan mengalami subjek

kehidupan dan memiliki kesejahteraan individual yang penting bagi makhluk non

manusia yang tak pernah terpikir oleh manusia, keduanya baik manusia ataupun

makhluk non-manusia layak mendapatkan pertimbangan moral (Regan, 2010: 6).

E. Metode Penelitian

1. Model atau jenis penelitian

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif tentang

masalah aktual yang bersumber pada data pustaka. Bahan dan materi penelitian ini

diperoleh melalui penelusuran pustaka yaitu dari film dan buku-buku yang

berkaitan dengan film dokumenter The Cove dan teori hak asasi hewan.

2. Bahan dan materi penelitian

a. Sumber pustaka primer

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

22

Kepustakaan primer merupakan sumber-sumber utama dari bahan dan objek

material penelitian. Pustaka primer yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Film Dokumenter The Cove

2) Script film dokumenter The Cove

3) Blog Dolphin Project Milik Ric O’ Barry

4) The Universal Declaration of Animal Rights 1978, UNESCO

b. Sumber pustaka sekunder

Pustaka sekunder berupa buku-buku, artikel, jurnal dan bahan-bahan

lainnya yang berhubungan dengan tema yang diangkat oleh penulis. Pustaka

sekunder yang digunakan adalah sebagai berikut

1) Buku Etika Lingkungan Hidup Karya Sony Keraf. 2010. Kompas Media

Nusantara: Jakarta

2) Buku Environmental Ethics Karya Louis P. Pojman dan Paul Pojman. 2008.

Wadsworth Cengage Learning: Canada

3) Buku Environmental Ethics An Anthology karya Andrew Light dan Holmes

Rolston III. 2003. Blackwell Publishing LTd: USA

4) Buku Primat dan Filsuf Merunut Asal usul Moral Karya Frans de Waal.

2011. Kanisius : Yogyakrta.

5) Buku The Case For Animal Rights karya Tom Regan. 2004. University of

California Press: California

6) Buku Animal Liberation Karya Peter Singer. 2002. Harper Collins Publisher

Inc:New York

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

23

3. Jalan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Inventarisasi dan kategorisasi, yaitu pengumpulan data kepustakaan sebanyak

mungkin dan penunjang lainnya yang berkaitan dengan objek material dan

objek formal penelitian. Studi pustaka dilakukan dalam upaya memperoleh

gambaran lengkap dan menyeluruh mengenai teori hak asasi hewan.

b. Klasifikasi data yaitu pengelompokan data primer dan sekunder.

c. Analisis sintetis, yaitu menganalisa data primer dan data sekunder, kemudian

mengeliminasi atau memilah mana data yang tidak perlu dan kemudian

mensintesakan sesuai dengan gagasan dalam upaya memperkuat hasil

penelitian.

d. Evaluasi kritis, yaitu melakukan pengecekan. Pengecekan dilakukan setelah

melalui beberapa tahap analisis sintesis, sehingga menghasilkan pemaparan

hasil penelitian yang kritis, berimbang, dan objektif.

4. Analisis hasil

Data dianalisis menggunakan model kefilsafatan yaitu model

penelitian kepustakaan tentang masalah aktual (Kaelan, 2005: 297), adapun

unsur metodis penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Verstehen

Data yang dikumpulkan dari film dokumenter The Cove dipahami

berdasarkan karakteristiknnya. Kemudian memahami simbol-simbol atau

pesan yang ingin disampaikan pembuat film lewat film dokumenternya.

b. Interpretasi

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

24

Interpretasi digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lebih

mendalam berdasarkan data yang diperoleh dari film dokumenter The Cove.

c. Hermeneutika

Data yang ada dilihat secara keseluruhan, terutama pembahasan tentang film

dokumenter The Cove. serta menganalisa teori-teori hak asasi hewan yang

dikemukakan oleh Peter Singer dan Tom Regan, sehingga diperoleh hakikat

dari hak asasi hewan

d. Induktif

Data yang ada dilihat dari kesinambungan pemikiran untuk memahami

tentang sebab pembantaian lumba-lumba dalam film dokumenter The Cove

sehingga dapat diperoleh kesimpulan secara induktif. Dari hasil induktif

tersebut maka akan diperoleh sebuah konstruksi teoritis yag kemudian akan

di kaji dalam pandangan teori etika lingkungan hidup hak asasi alam

khususnya hak asasi hewan.

e. Heuristika

Menunjukkan kelebihan dan kekurangan teori etika lingkungan hidup hak

asasi alam khususnya hak asasi hewan kemudian menunjukkan mana yang

sesuai dan tidak sesuai untuk diterapkan dalam menganalisis film dokumenter

The Cove. Melakukan kritik teoretis yaitu kritik terhadap kasus pembantaian

lumba-lumba yang dilakukan dalam film dokumenter The Cove.

F. Hasil yang Dicapai

Hasil yang telah dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

25

1. Memperoleh penjelasan tentang problem-problem hak asasi hewan (animal

Rights) yang terjadi pada lumba-lumba di Teluk Taiji Jepang dalam film

dokumenter The Cove.

2. Memperoleh penjelasan tentang teori hak asasi alam khususnya hak asasi

hewan menurut pandangan Peter Singer dan Tom Regan.

3. Analisis kritis terhadap animal rights dalam film dokumenter The Cove dalam

perspektif etika lingkungan hidup.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian yang berjudul “ Hak Asasi hewan (Animal

Rights) dalam Film Dokumenter The Cove Ditinjau dari Perspektif Etika

Lingkungan” ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka sebagai dasar dari

landasan teori, metode yang dipakai dalam penelitian, hasil yang ingin dicapai

dalam penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II berupa uraian yang menjelaskan tentang pengertian, sinopsis film

dokumenter The Cove dan problem-problem hak asasi hewan yang terjadi pada

lumba-lumba di Teluk Taiji di Jepang dalam film dokumenter The Cove.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75875/potongan/4.S1-2014... · Lumba-lumba adalah salah satu contoh hewan yang ... kritis terhadap

26

BAB III berupa uraian yang membahas pengertian etika lingkungan hidup,

macam-macam teori etika lingkungan hidup, dan kemudian menjelaskan teori Hak

Asasi Hewan berdasarkan pemikiran Peter Singer dan Tom Regan.

BAB IV merupakan Analisis kritis terhadap animal rights dalam film

dokumenter The Cove ditinjau dari perspektif etika lingkungan hak asasi alam.

Memaparkan bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi hewan yang dilakukan dalam

film dokumenter The Cove.

BAB V merupakan penutup, rangkuman penulisan penelitian yang berisikan

kesimpulan dan saran.