PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PINRANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat rancangan ekonomi daerah, kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan. Penyusunan RKPD mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional, dalam rangka mensinergikan, mensinkronkan dan mengintegrasikan program pembangunan nasional dengan pembangunan di daerah. Dokumen RKPD berperan sangat strategis bagi Pemerintah Kabupaten Pinrang. Dokumen ini merupakan penjabaran rencana strategis ke dalam rencana operasional. RKPD menjamin konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah. Dokumen perencanaan tahunan ini mengarahkan proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). RKPD menjadi pedoman penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS), RAPBD dan APBD. RKPD menjadi instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dan instrumen untuk mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah, target standar pelayanan minimal dan kinerja pelayanan SKPD. Dokumen ini juga menjadi acuan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju dengan
82
Embed
BAB I PENDAHULUAN - pinrangkab.go.idpinrangkab.go.id/Bahanupload/RKPD 2017.pdfpengurangan target kinerja, pagu indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan. Rencana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KABUPATEN PINRANG TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat
rancangan ekonomi daerah, kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan
daerah, rencana kerja dan pendanaan. Penyusunan RKPD mengacu pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional, dalam rangka mensinergikan,
mensinkronkan dan mengintegrasikan program pembangunan nasional dengan
pembangunan di daerah.
Dokumen RKPD berperan sangat strategis bagi Pemerintah Kabupaten
Pinrang. Dokumen ini merupakan penjabaran rencana strategis ke dalam rencana
operasional. RKPD menjamin konsistensi antara capaian tujuan perencanaan
strategis jangka menengah. Dokumen perencanaan tahunan ini mengarahkan
proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). RKPD menjadi pedoman
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Pagu Anggaran
Sementara (PPAS), RAPBD dan APBD. RKPD menjadi instrumen bagi
pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan instrumen untuk mengukur capaian target kinerja program
pembangunan jangka menengah, target standar pelayanan minimal dan kinerja
pelayanan SKPD. Dokumen ini juga menjadi acuan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ).
RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,program prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan paguindikatif, yang bersumber dari
APBD maupun sumber-sumber lain yangditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.Berdasarkan uraian di atas dan dalam kerangka melaksanakan
mandatory peraturan perundangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pinrang
menyusun dokumen RKPD ini sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan
tahun 2017.
RKPD menjamin konsistensi antara capaian tujuan perencanaan
strategis jangka menengah. Dokumen perencanaan tahunan ini mengarahkan
proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). RKPD menjadi pedoman
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Pagu Anggaran
Sementara (PPAS), RAPBD dan APBD. RKPD menjadi instrumen bagi pemerintah
daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan
pilihan pemerintahan daerah dan instrumen untuk mengukur capaian target kinerja
program pembangunan jangka menengah, target standar pelayanan minimal dan
kinerja pelayanan SKPD. Dokumen ini juga menjadi acuan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggung
Jawaban (LKPJ), dan menyediakan informasi bagi pemenuhan Laoran Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD).
Berdasarkan hasil evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Pinrang Tahun 2017 Semester I, maka pemerintah daerah mengambil
beberapa kebijakan terkait hasil evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun 2017 . Kebijakan- kebijakan tersebut diarahkan
kepada perbaikan pelayanan Publik, perbaikan Kualitas Infrastruktur, pengentasan
rumah tangga miskin, Implementasi E-Goverment.
Atas dasar beberapa hal tersebut diatas maka perlunya dilakukan
penataan ulang prioritas dan plafon anggaran sebagai akibat dari berbagai bentuk
pergeseran program kegiatan dan atau program kegiatan baru yang diusulkan
SKPD untuk ditampung dalam Perubahan RKPD Tahun 2017 sebagai pedoman
penyempurnaan pelaksanaan pembangunan tahun 2017
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Perubahan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun 2017 ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah-
Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada
Masyarakat;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
17. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan
dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
18. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
19. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Jo Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Tahun 2017;
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 251);
24. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015tentang
Perubahan atas Perda Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013–2018;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Pinrang;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pinrang Tahun
2009-2029.
27. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPMPD) Kabupaten Pinrang Tahun
2014-2019.
28. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah
29. Peraturan Bupati Pinrang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun 2017.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (Perubahan RKPD)
Kabupaten Pinrang Tahun 2017 disusun dengan maksud :
Untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan,penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah,antar sektor
pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan
efesiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah.
Untuk menciptakan sinergitas antara prioritas dan sasaran pembangunan
dalam RKPD dan RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 – 2019.
Untuk menciptakan efisiensi pengalokasian anggaran belanja dan
efektivitas anggaran pendapatan daerah.
2. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya Perubahan RKPD tahun 2017 adalah
untuk:
a. Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dalam rangka
menyusun Rancangan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahantahun 2017
(PPAS) yang akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) untuk dibahas, disepakati dan dituangkan dalam Nota
Kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan APBD serta Prioritas dan Plafon
Anggran Sementara Perubahan antara DPRD Kabupaten Pinrang dengan
Bupati Pinrang yang selanjutnya akan dijabarkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun 2017.
b. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional.
c. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis
jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penggaran tahunan
pembangunan daerah.
d. Mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan
pemerintahan daerah melalui capaian target kinerja program dan
kegiatan pembangunan.
e. Menjadi acuan dalam penyusunan laporan keterangan
pertanggungjawaban (LKPJ) kepala Daerah kepada DPRD.
f. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang perlu disampaikan kepada
pemerintah.
1.4 Dasar Pertimbangan Perubahan
Terjadinya perubahan asumsi terkait dengan perkembangan
perubahan kondisi dan realisasi capaian kegiatan tahun berjalan, serta
adanya perubahan dan perkembangan ekonomi makro di tingkat nasional,
regional dan lokal yang cukup berimbas pada perkembangan kondisi
anggaran di daerah.
Perubahan RKPD Tahun 2017 diperlukan dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Hasil Laporan Pertanggung Jawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Akhir Tahun 2016, terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) Tahun 2016 yang perlu dimanfaatkan seluruhnya untuk
mendanai kegiatan Tahun Anggaran 2017.
2. Adanya kebijakan Pemerintah Pusat khususnya terhadap dana Alokasi
Khusus dan Dana Penyesuaian Otonomi Khusus serta beberapa
Program/kegiatan, penambahan Program/kegiatan baru, penambahan atau
pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan
kelompok sasaran kegiatan.
4. Program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam
Perubahan APBD Tahun 2017 dengan mempertimbangkan sisa waktu
pelaksanaan APBD Perubahan, yang sangat dibutuhkan dan disesuaikan
dengan skala prioritas.
5. Kebijakan- kebijakan tersebut diarahkan kepada peningkatan pelayanan
Publik, perbaikan Kualitas Infrastruktur, pengentasan rumah tangga miskin,
Implementasi E-Government
1.5 Sistematika Perubahan RKPD
Sistematika Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kabupaten Pinrang Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan latar belakang, Dasar Hukum, Maksud
dan Tujuan serta Dasar Pertimbangan Perubahan.
BAB II : Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 Hingga
Akhir Juni Tahun 2017, Menjelaskan tentang hasil evaluasi pelaksanaan
RKPD Tahun 2017 berdasarkan target indikator sasaran program dalam
RPJMD dan pelaksanaan program dan kegiatan prioritas daerah dalam RKPD
Tahun 2016 yang dilaksanakan dalam APBD Tahun 2017.
BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH, Memuat penjelasan tentang kondisi
ekonomi tahun 2015 dan perkiraan tahun 2016, yang antara lain mencakup
indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan
kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan
perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah.
BAB IV : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
DAERAH DALAM PERUBAHAN RKPD TAHUN 2017, memuat kegiatan
lanjutan RKPD Tahun 2017, pergeseran kegiatan antarSKPD, penghapusan
kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau
pengurangan target kinerja, pagu indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang
mengalami perubahan. Rencana program dan kegiatan prioritas daerah
tersebut mencangkup semua rencana program dan kegiatan prioritas yang
akan dianggarkan melalui belanja tidak langsung (tidak termasuk belanja
tidak langsung pada belanja pegawai/gaji), belanja langsung dan
pengeluaran pembiayaan.
BAB V : PENUTUP, Berisi penegasan bahwa dalam melaksanakan RKPD
Kabupaten Pinrang Tahun 2017 diperlukan sinergitas yang mantap di jajaran
pemerintah Kabupaten Pinrang, DPRD, pihak swasta dan seluruh lapisan
masyarakat.
BAB II
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2017
Hingga Akhir Juni Tahun 2017
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Berjalan
Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017,
merupakan Tahun keempat RKPD yang berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 – 2019.Prioritas Pembangunan Kabupaten
Pinrang Tahun 2017 disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, keadaan
tahun rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, serta isu
strategis dan prioritas pembangunan RPJMD yang telah ditetapkan.
Perubahan RKPD 2017 Kabupaten Pinrang merupakan gambaran rencana
prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Pinrang yang akan dilaksanakan
pada Tahun Anggaran 2017 berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan
hingga akhir Juni Tahun 2017.
Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan
yang telah dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisanya sebagai bahan
perencanaan pembangunan selanjutnya. Dalam hal penentuan Rencana Kegiatan
haruslah mengacu pada 3 (tiga) hal, Prioritas Permasalahan yang belum
terselesaikan dari Tahun RKPD 2016, sejalan dengan Isu Strategis RPJMD 2014-
2019, tidak bertentangan dengan Isu Strategis RKP Provinsi dan RKP Tahun 2017.
Kemudian dari ketiga acuan diatas disusun menjadi Prioritas Pembangunan RKPD
Tahun 2017.
Program prioritas yang direncanakan dibiayai Tahun 2017 disusun
berdasarkan nomenklatur PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 juncto
PERMENDAGRI Nomor 59 Tahun 2007 juncto PERMENDAGRI Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kegiatan – kegiatan strategis
yang diusung oleh SKPD dan wilayah Perencanaan pembangunan yang telah
disusun bersama ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada di Kabupaten Pinrang. Namun demikian, melalui
program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi
permasalahan pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang
menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun
2017 disusun berdasarkan hasil analisa untuk kemudian disusun isu strategis dan
prioritas pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi
pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang.
2.2 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan
Sasaran Pembangunan Daerah
Berdasarkan pada Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2014-2019, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD hingga akhir
Juni Tahun 2017. Isu Strategis Pembangunan Nasional 2017, Isu Strategis Provinsi
Tahun 2017 serta pertimbangan lainnya terkait permasalahan strategis yang aktual
dan faktual, maka dirumuskan Isu Strategisyang akan menjadi bahan kebijakan
dalam perencanaan kegiatan Kabupaten Pinrang Tahun 2017.
Isu Strategis yang akan ditetapkan dalam perubahan RKPD 2017 tidak
terlepas dari tema pembangunan nasional Tahun 2017 yaitu ”Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan
Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antar Wilayah”. Isu Pembangunan Nasional 2017yang merupakan prioritas dan sasaran
pembangunan meliputi :
1. Dimensi Pembangunan Manusia
- Revolusi Mental
- Pembangunan Pendidikan
- Pembangunan Kesehatan
- Pembangunan Perumahan dan Permukiman
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
- Kedaulatan Pangan
- Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
- Kemaritiman dan Kelautan
- Pariwisata
- Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3. Dimensi Pemerataan Dan Kewilayahan
- Pemerataan Antarkelompok Pendapatan
- Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
- Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
- Pengembangan Konektivitas Nasional
- Reforma Agraria 4. Kondisi Perlu
- Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Tema tersebut merupakan penjabaran dari RPJMN 2015-2019 dengan sembilan
agenda prioritas (Nawacita) yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, dan demokratis 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar, Indonesia Kerja dan
Indonesia Sejahtera. 6. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
7. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan.
Sejalan dengan Sembilan agenda prioritas nasional, yang dijabarkan ke dalam
rencana tahunan. Untuk tahun 2016 arah kebijakan Pembangunan Nasional
meliputi:
a. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi Dalam
Negeri b. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan c. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat d. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan
Sedangkan tema RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2017yaitu :“ PENINGKATAN
KUALITAS PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN MELALUI
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG
BERKELANJUTAN”dengan arah kebijakanyaitu :
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan 2. Akselerasi pembangunan pendidikan dan kesehatan serta, kepemudaan,
keolahragaan, dan kebudyaan 3. Pengembangan kawasan strategis 4. Pengembangan kapasitas birokrasi dan kelembagaan 5. Penguatan kethanan pangan, termasuk pangan hutan dan laut 6. Dukungan pengembangan poros maritim
dan issu strategis tahun 2016 adalah :
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan; 2. Pengembangan Pendidikan, Kepemudaan, Keolahragaan, dan
Kebudayaan, Pembangunan Kesehatan ; 3. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Wilayah;
4. Pengembangan Kawasan Strategis;
5. Peningkatan Kapasitas birokrasi dan kelembagaan
Tema Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang tahun 2017
(Perubahan RKPD) adalah “PEMANTAPAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS”dengan issu strategi yaitu :
1. Pengembangan komoditas unggulan daerah 2. Peningkatan Kualitas sumber daya manusia 3. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan
hidup dan Penanggulangan bencana 4. Kinerja birokrasi dan pelayanan publik 5. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penanggulangan
Kemiskinan 6. Pengembangan kapasitas ekonomi desa dan penurunan angka pengangguran. 7. Stabilitas Keamanan
Dengan memperhatikan issu-issu strategis tersebut dan mengacu pada prioritas
pembangunan nasional dan provinsi tahun 2017, maka prioritas pembangunan
Kabupaten Pinrang tahun 2017 yaitu :
1. Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, agrowisata serta
industri secara terpadu; 2. Pembangunan ekonomi rakyat; 3. Peningkatan infrastruktur dan penanggulangan bencana; 4. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan; 5. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan serta daya
saing sumber daya manusia; 6. Perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan; 7. Peningkatan nilai-nilai keagamaan, pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Tabel 2.32
Hubungan antara Isu Strategis dengan Prioritas RKPD 2017
No
Isu Strategis
Prioritas Pembangunan Daerah Tahun
2017
Pengembangan komoditas
Pengembangan kawasan agropolitan,
1 minapolitan, agrowisata serta industri
unggulan daerah secara terpadu
2 Ekonomi Kerakyatan Pembangunan ekonomi rakyat
Kualitas dan Kuantitas
3 infrastruktur, Penataan Peningkatan infrastruktur dan
fungsi ruang, kerusakan penanggulangan bencana
lingkungan hidup dan
mitigasi bencana alam
4 Tata Kelola Pemerintahan Peningkatan kapasitas birokrasi dan
kelembagaan
Berbasis IT
Pelayanan pendidikan dan
Peningkatan akses dan mutu pelayanan
5 kesehatan, pendidikan serta daya saing
pelayanan kesehatan sumber daya manusia
6 Kemiskinan, pengangguran Perluasan lapangan kerja dan
dan ketenaga kerjaan pengentasan kemiskinan
7 Agama, nilai dan budaya Peningkatan nilai-nilai keagamaan,
masyarakat pelestarian budaya dan kearifan lokal
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Secara umum Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tiap-tiap
SKPD dan urusan yang menjadi tupoksi masing-masing saling terkait antara satu
dengan yang lain. Namun dalam setiap permasalahan harus selalu diusahakan
solusi yang terbaik bagi perkembangan dan kelanjutan pembangunan Kabupaten
Pinrang, berikut identifikasi permasalahan pembangunan daerah tiap bidang urusan
yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan PERDA No. 1 Tahun 2008.
Tabel 2.34
Permasalahan Bidang/Urusan Kabupaten Pinrang
Tahun 2017
No Urusan Permasalahan Faktor penentu keberhasilan
A URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB PELAYANAN DASAR
1 Pendidikan Tingginya tingkat kerusakan dan adanya Perbaikan kerusakan dan terbatasnya fasilitas Sarana Pendidikan tersedianya fasilitas Sarana Pendidikan pada Jenjang SD dan SMP. pada Jenjang SD dan SMP.
Belum meratanya distribusi pendidik Analisis pendistribusian pendidik dan dan tenaga kependidikan tenaga kependidikan
Belum optimalnya partisipasi Tingginya partisipasi masyarakat yang masyarakat yang mampu secara mampu secara ekonomi terhadap ekonomi terhadap pendidikan. pendidikan
Belum memadainya kualitas tenaga Pelatihan pendidik dan Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kependidikan Terlambatnya juknis anggaran yang Transfer anggaran yang bersumber dari bersumber dari APBD Propinsi dan APBD Propinsi dan APBN bersamaan APBN. dengan juknis
perbandingan mutu SDM yang berada Pemerataan kualitas pendidik dan di daerah perkotaan cenderung relatif tenaga kependidikan antara perkotaan lebih baik dibanding di daerah dan perdesaan perdesaan.
2 Kesehatan Masih kurang lengkapnya peralatan Tersedianya kelengkapan peralatan
kesehatan terutama untuk penyakit kesehatan terutama untuk penyakit bedah dan IGD bedah dan IGD
Masih kurang lengkapnya peralatan Tersedianya kelengkapan peralatan kesehatan terutama untuk penyakit kesehatan terutama untuk penyakit rujukan rujukan
Masih tingginya prevalensi penyakit – Peran aktif masyarakat dalam menjaga penyakit menular dan munculnya dan melakukan deteksi dini penyakit penyakit tidak menular, gizi buruk secara partisipatif
Masih rendahnya perhatian masyarakat Penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dalam mendukung perilaku hidup dan sehat serta Pencegahan penyakit bersih dan sehat
Belum meratanya akses dan kualitas Penigkatan dan Pemerataan jumlah PUSTU cakupan pelayanan Puskesmas dan yang didukung oleh inftrastruktur dan SDM Pustu/Poskesdes. yang memadai
Belum optimalnya peran masyarakat Promosi kesehatan dan Pemberdayaan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat
3 Pekerjaan Updating data base jalan dan jembatan Peningkatan updating data base jalan
Umum dan belum optimal dan jembatan
Penataan Belum optimalnya pengelolaan irigasi Penguatan kelembagaan pengelolaan
Ruang; irigasi
Belum optimalnya kinerja jaringan Perbaikan kerusakan dan pengurangan
irigasi kebocoran saluran irigasi
Belum tersedianya database jaringan Tersedinya database jaringan irigasi
irigasi
Tidak optimalnya prasarana PDAM Tirta Perbaikan/peningkatan prasarana
Sawitto berdasarkan DED
Kurangnya kesadaran masyarakat Motivasi untuk memanfaatkan prasarana
desa/kelurahan penerima program air dan sarana yang telah dibangun
minum untuk mengoptimalkan
pemanfaatannya
Belum efektifnya Dokumen Rencana Penyusunan Rencana Tata Ruang
Tata Ruang yang ada sebagai acuan Kawasan Perkotaan dan Strategis
untuk pemanfaatan ruang
Masih rendahnya disiplin dan kesadaran Sosialisasi kepada masyarakat tentang
masyarakat tentang pemanfaatan pentingnya aspek tata ruang dalam
ruang pembangunan
Belum terealisasinya keberadaan RTH Mewujudkan sinkronisasi program
khususnya kawasan perkotaan pembangunan sesuai dengan rencana
sebagaimana arahan UU No.26/2007 tata ruang dan meningkatkan upaya
tentang Penataan Ruang. pencapaian luasan RTH pada kawasan
perkotaan. Pinrang dan kota kecamatan
lainnya.
4 Perumahan Cakupan pelayanan air bersih pedesaan Peningkatan cakupan pelayanan air
Rakyat dan belum mencukupi dari total jumlah bersih dan pemanfaatan jaringan air
penduduk daerah pelayanan bersih terbangun
Kawasan
Permukiman
Belum tersedianya dokumen Perencanaan dokumen tentang
perencanaan perumahan secara perumahan
komprehensif,
Kualitas aparat belum memadai Mengikuti pelatihan, workshop dan
seminar
5 Ketenteraman, Banyaknya LSM, ORMAS dan Yayasan Meningkatnya rasa kesadaran
Ketertiban yang belum mendaftarkan masyarakat tentang pentingnya perijinan
keberadaannya
Umum, dan
kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang,
Pelindungan
tetapi mereka sering melakukan
Masyarakat aktivitas/kegiatannya
Masih kurangnya pemahaman peserta Pelatihan mitigasi bencana bagi petugas
pemantapan petugas sosial bencana bencana
mengenai penanganan bencana alam.
6 Sosial Tidak akuratnya data tentang Pemutakhiran data PMKS
penyandang masalah sosial
Masih kurangnya peran masyarakat Penyadaran dan sosialisasi kepada
dalam penanganan PMKS masyarakat Tentang penanganan PMKS
Tidak adanya tindaklanjut bimbingan/ Pemberian bantuan bagi Kelompok
pelatihan kepada kelompok masyarakat masyarakat yang telah diberikan
bimbingan
B URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR
7 Tenaga Kerja; Masih banyaknya tenaga kerja yang Penciptaan tenaga kerja yang memenuhi
belum memenuhi standar keahlian / standar keahlian / keterampilan yang
keterampilan yang sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha /
kebutuhan dunia usaha / industri industri.
Masih tingginya tingkat pengangguran Pengembangan dan Penciptaan lapangan
kerja
Banyaknya jumlah perusahaan yang Bertambahnya jumlah perusahaan yang
kurang modal dan kemampuan berkemampuan menejamen serta
menejmen serta pemasaran pemasaran baik
Fluktuasi harga selalu berubah dari Terjaga Stabilitas ekonomi
waktu-kewaktu sesui dgn pertumbuhan
ekonomi
Banyaknya perusahaan dan pekerja terciptanya saling kesepahaman antara
yang belum memahami peraturan perusahaan dan pekerja mengenai
ketenagakerjaan peraturan ketenagakerjaan
Kurangnya pemahaman ter-hadap adanya pemahaman terhadap peraturan
peraturan ketenagakerjaan ketenagakerjaan
Belum optimalnya pendataan tentang Pendataan tentang tenaga kerja secara
ketenagakerjaan terpadu
8 Pemberdayaan Belum tersedianya database yang Penyusunan database Kegiatan
Perempuan berkaitan dengan pemberdayaan pemberdayaan perempuan
perempuan
dan
Pelindungan
Belum memadainya kualitas Meningkatkan kualitas aparatur
Anak
perencanaan program dan kegiatan perencanaan
yang berkaitan dengan pemberdayaan
perempuan
9 Pangan Masih rendahnya kesadaran Sosialisasi tentang pola konsumsi
masyarakat tentang pola konsumsi pangan yang beragam, berimbang dan
pangan yang beragam, berimbang dan bergizi
bergizi
Belum optimalnya Pembinaan Optimalisasi peran PPL dalam
kelembagaan petani Pembinaan kelembagaan petani
Masih rendahnya kemampuan SDM Pelatihan dan magang bagi kelompok
pengelola kelompok tani tani
Koordinasi antar stakeholder kurang Meningkatkan koordinasi antar
optimal stakeholder
Terbatasnya ketersediaan data primer Tersedianya data primer dan skunder
dan skunder untuk kajian rantai, untuk kajian rantai, pasokan dan
pasokan dan pemasaran pangan pemasaran pangan
Pemahaman program Desa Mandiri Meningkatnya Pemahaman program
Pangan masih kurang Desa Mandiri Pangan
Kurangnya Pengetahuan kelompok Bertambahnya Pengetahuan kelompok
wanita tani untuk optimalisasi wanita tani untuk optimalisasi
pekarangan dan pengembangan unit pekarangan dan pengembangan unit
bisnis pangan bisnis pangan
Pada aspek ketersediaan bahan Pangan optimalisasi pencapaian produksi dan
(Produksi), masih belum optimalnya produktivitas komoditas pertanian
pencapaian produksi dan produktivitas apabila dibandingkan dengan potensi
komoditas pertanian apabila yang ada.
dibandingkan dengan potensi yang ada.
10 Pertanahan Rendahnya kesadaran dan pemahaman Menghimbau kepada pemilik tanah untuk
pemilik tanah akan pentingnya melengkapi dokumen
dokumen kepemilikan tanah
Masih mahalnya biaya pengurusan Murah biaya pengurusan dokumen
dokumen pertanahan pertanahan;
Masih adanya potensi permasalahan terselesaikannya permasalahan
pertanahan terutama mengenai kondisi pertanahan terutama mengenai kondisi
aset pemerintah daerah terkait dengan aset pemerintah daerah terkait dengan
kepastian hukum dan administrasi kepastian hukum dan administrasi
pertanahan; pertanahan;
11 Lingkungan Belum optimalnya cakupan penanganan Penambahan dan pemeliharaan sarana
Hidup timbunan sampah dan prasarana pengelolaan persampahan
Masih rendahnya kesadaran Sosialisasi tentang pentingnya Menjaga
masyarakat dalam menjaga lingkungan lingkungan
khususnya pengelolaan sampah
Belum optimalnya kuantitas dan Pelatihan aparatur
kualitas aparat
Masih banyaknya masyarakat yang Adanya kesadaran masyarakat untuk
melakukan pembuangan sampah tidak membuangsampah disembarang
disembarang tempat tempat
12 Administrasi Masih rendahnya kesadaran Sosialisasi tentang pentingnya Dokumen
Kependudukan masyarakat tentang dokumen kependudukan
dan
kependudukan
Belum optimalnya Pendataan Sosialisasi masalah Kependudukan
Pencatatan
kependudukan kepada masyarakat
Sipil Kurangnya data penduduk yang akurat Tersedianya data penduduk yang akurat
(valid) sehingga sering terjadi data (valid)
ganda.
Terbatasnya anggaran untuk Tersedianya anggaran untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan melaksanakan kegiatan pelatihan
13 Pemberdayaan Masih rendahnya kapasitas Meningkatnya kapasitas ekonomi
Masyarakat perekonomian masyarakat desa. masyarakat pedesaan
Belum tersedianya data kemiskinan Pendataan ulang terhadap penduduk
dan Desa
secara akurat miskin
Masih terbatasnya jenis TTG yang Pembinaan dan pengembangan
dikembangkan Posyantekdes, pelatihan serta gelar TTG
Kurangnya pembinaan terhadap Pembinaan dan pelatihan kader
kelompok organisasi wanita/PKK dan Posyandu, dasawisma dan PKK
Dasawisma
Masih terbatasnya kuantitas dan Terpenuhinya fasilitator aparat desa
kualitas fasilitator dan aparat desa yang mampu melakukan fasilitasi
yang mampu melakukan fasilitasi perencanaan
perencanaan
14 Pengendalian Petugas Lapangan KB yaitu PLKB dan Tersedianya Petugas Lapangan KB yang
Penduduk dan PKB belum optimal dalam melakukan berpengalaman melaksanakan
mekanisme operasional program mekanisme operasional program
Keluarga
sehingga berdampak terhadap
Berencana;
keberhasilan program.
Makin berkurangnya jumlah PLKB dan perlu penambahan tenaga fungsional
PKB sebagai petugas fungsional program KB.
lapangan
Peran Pria dalam KB masih rendah hal Peran Pria dalam KB masih rendah hal
ini dapat dilihat dari masih rendahnya ini dapat dilihat dari masih rendahnya
Pencapaian peserta KB baru MOP dan Pencapaian peserta KB baru MOP dan
akseptor KB Kondom. akseptor KB Kondom.
Anggaran operasional untuk penggerak Anggaran operasional untuk penggerak
program KB di tingkat lini lapangan program KB di tingkat lini lapangan
seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih
terbatas sehingga berpengaruh terbatas sehingga berpengaruh terhadap
terhadap tingkat partisipasi tingkat partisipasi masyarakat
masyarakat.
Masih rendahnya penerimaan Penyuluhan terhadap manfaat
masyarakat terhadap metode Kontrasepsi jangka panjang
kontrasepsi jangka panjang
15 Perhubungan Terbatasnya ketersediaan fasilitas Penyediaan Fasilitas perlengkapan jalan
pendukung keselamatan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan kondisi jalan
Terbatasnya aparat teknis terdidik/ Pelatihan teknis Bidang perhubungan
trampil dibandingkan dengan beban
tugas
Belum sinerginya koordinasi antar Peningkatan koordinasi dan sinergitas
daerah dan instansi terkait dalam antar daerah/instansi
pelaksanaan kewenangan
Masih banyak terminal-terminal tidak adanya terminal-terminal
bayangan yang berpotensi bayangan yang berpotensi mengganggu.
Rendahnya akses pasar industri kecil terbukanya akses pemasaran terhadap
menengah karena pengusaha UKM pasar industri kecil menengah
memprioritaskan pada aspek produksi
sedangkan fungsi pemasaran kurang
diperhatikan
18 Penanaman Belum lengkapnya sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana
Modal prasarana Penanaman Modal Kabupaten Pinrang, dalam menunjang
Kabupaten Pinrang, dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas yang
pelaksanaan tugas-tugasyang dilaksanakan baik untuk kepentingan
dilaksanakan baik untukkepentingan informasi dan promosi investasi bagi
informasi dan promosi investasi bagi para calon investor;
para calon investor;
Kurangnya Peluang investasi yang Meningkatnya peluang investasi yang
dipromosikan melalui media; dipromosikan
Proyek-proyek yang akan Tersusunnya regurasi mengenai insentif
dikerjasamakan masih tidak ditunjang terhadap investor-investor baru;
dengan regulasi dalam bentuk insentif
sehingga menjadi daya tarik mitra dari
kalangan swasta untuk melakukan
kerjasama dengan pemerintah;
19 Kepemudaan Terbatasnya anggaran dalam Tersedianya anggaran yang memadai
dan Olahraga pembinaan dan pembiayaan atlet untuk pembinaan dan pembiayaan atlet-
dalam mengikuti iven-iven tingkat atlet dalam mengikuti setiap kejuaran
propinsi maupun nasional
Masih terbatasnya sarana dan terbangunnya sarana dan prasarana olah
prasarana olah raga, terutama di raga, terutama di pedesaan.
pedesaan.
Masih kurangnya pemanfaatan iptek bertambahnya pemanfaatan iptek dalam
dalam pengembangan olah raga baik pengembangan olah raga baik dari
dari sarana maupun prasarananya. sarana
20 Statistik Penerbitan data statistic daerah sering Penerbitan data statistic daerah palin
mengalami keterlambatan lambat bulan maret
Ketidaksepahaman tentang data yang Adanya Kesamaan data yang
dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait
21 Persandian Sarana dan Prasarana Persandian belum Pengadaan sarana dan prasarana
memadai persandian
22 Kebudayaan Pemahaman masyarakat tentang Sosialisasi kepada Masyarakat tentang
budaya lokal yang penuh kearifan arti pentingnya budaya lokal
semakin luntur
Semakin kuatnya pengaruh media Meningkatnya kesadaramn masyarakat
informasi yang membawa budaya yang akan pentingnya aspek kebudayaan
tidak sesuai dengan budaya lokal dalam pembangunan
Rendahnya perhatian dan kesadaran Pelestarian budaya
akan pentingnya pelestarian budaya
23 Perpustakaan Masih rendahnya budaya baca baik di Sosialisasi tentang budaya membaca
tingkat masyarakat maupun aparat pada aparat dan masyarakat
Masih kurangnya jumlah koleksi buku Penambahan jumlah koleksi buku
24 Kearsipan Masih rendahnya pemahaman SKPD Sosialisasi kepada seluruh SKPD tentang
tentang pentingnya masalah kearsipan fungsi dan peran arsip
Kurangnya jumlah aparatur yang Pelatihan kepada aparat tentang
memiliki kompetensi dalam penataan penataan arsip
arsip
Belum optimalnya arsip sejarah dan Optimalisasi kearsipan sejarah dan
budaya Kabupaten Pinrang yang budaya Kabupaten Pinrang yang
disimpan di kantor arsip daerah disimpan di kantor arsip daerah
Prasarana gedung arsip yang telah Tersedianya Sarana dan Prasarana
memenuhi standar nasional belum gedung arsip yang telah memenuhi
dilengkapi dengan sarana perangkat standar nasional
keras dan perangkat lunak kearsipan
yang memadai
Belum optimalnya penataan arsip di Optimalisasi penataan arsip di
SKPD,Kecamatan dan Kelurahan SKPD,Kecamatan dan Kelurahan
Belum optimalnya pelayanan informasi Terselenggaranya pelayanan
kearsipan kepada masyarakat informasikearsipan kepada masyarakat
secara optimal
C URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
25 Kelautan dan Masih kurangnya volume fisik yang Tercukupinya volume fisik yang
Perikanan ditargetkan dan memenuhi kualitas ditargetkan dan memenuhi kualitas yang
yang dikehendaki dikehendaki
Masih tingginya ancaman penyakit Berkurangnya ancaman penyakit yang
yang dapat mengganggu produktivitas dapat mengganggu produktivitas dan
dan merugikan usaha. merugikan usaha.
Masih terbatasnya pengetahuan, Meningkatnya pengetahuan, Sikap dan
keterampilan dan sikap masyarakat Keterampilan peternak dan Petani ikan
perikanan dalam melaksanakan usaha melalui diseminasi dan penerapan
budidaya perikanan sesuai dengan teknologi Perikanan
standar teknis budidaya.
Masih lemahnya struktur kelembagaan Meningkatkan intensitas pembinaan
nelayan dan pembudidaya ikan serta pada kelompok nelayan dan
pengolahan dan pemasaran hasil pembudidaya ikan termasuk yang
perikanan berkaitan dengan pengolahan dan
pemasaran
Sarana dan prasarana nelayan dan Pengadaan sarana dan prasarana
pembudidaya ikan masih sederhana modern
Jumlah keluarga miskin di wilayah Peningkatan ketrampilan nelayan,
pesisir masih cukup besar pembudidaya dan pengolah ikan
26 Pariwisata Belum terintegrasinya dokumen Pengintegrasian Dokumen
Pengembangan kepariwisataan daerah pengembangan kepariwisataan
dengan grand strategi Percepatan
pembangunan daerah
Belum optimalnya kualitas perencanaan Peningkatan kualitas dokumen
kepariwisataan Perencanaan kepariwisataan
Terbatasnya aparat yang memiliki Mengikutsertakan aparat pariwisata kompetensi di bidang kepariwisataan dalam berbagai pelatihan, pertemuan, seminar kepariwisataan
Masih kurangnya materi pameran Meningkatnya peminat yang mengikuti produk unggulan yang berpotensi dari materi pameran produk unggulan para pelaku jasa usaha pariwisata
27 Pertanian Belum optimalnya produktifitas Meningkatnya produktifitas komuditas beberapa komoditas unggulan unggulan
Terbatasnya ketersediaan sarana dan Fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana produksi di tingkat petani prasarana serta pendampingan termasuk benih, pupuk dan pestisida
Rendahnya kemampuan, pengetahuan Penyuluhan, bimbingan dan sekolah dan keterampilan petani lapang Lemahnya jaringan kemitraan dan Peningkatan kerjasama baik Antar kelembagaan yang di miliki petani petani/ kelompok tani maupun lembaga lainnya Belum memadainya ketersediaan Penyusunan database untuk komoditas database tentang produksi, unggulan produktivitas, komoditas unggulan
Tingginya laju konversi lahan Optimalisasi pemanfaatan dan regulasi tentang tata ruang
Masih rendahnya pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dalam teknologi dalam pengelolaan pertanian pengelolaan pertanian
Terbatasnya petugas Inseminasi Pelatihan terhadap inseminator yang Buatan berasal dari masyarakat dan aparat
Manajemen pemeliharaan ternak masih Penyuluhan, pelatihan dan pembinaan belum optimal Terhadap kelompok peternak
Penjualan/pemotongan betina produktif Penyelamatan dan sosialisasi Tentang masih cukup tinggi yang mengancam pentingnya mempertahankan sapi betina populasi dan ketersediaan bibit produktif dalam penyediaan bibit yang berkualitas Masih terjadinya fluktasi harga akibat
dari ketidakseragaman pola tanam
petani
Belum optimalnya diversifikasi
konsumsi pangan penduduk yang
masih didomonasi oleh kelompok
bahan pangan padi padian.
Masih terjadinya peralihan fungsi lahan
dari lahan pertanian ke non pertanian
Administrasi kelompok belum lengkap,
pemahaman tentang UEP masih kurang
Kurang berkembangnya usaha
pertanian, perikanan dan kehutanan
berbasis pedesaan yang berdaya saing
tinggi dan berkelanjutan
sistem alih teknologi lemah
Masih tingginya ancaman penyakit
pada ternak yang dapat mengganggu
produktivitas dan merugikan usaha.
Kurangnya penerapan standar teknis
budidaya.
Penanggulangan PHMS masih
terkendala oleh faktor sosial, ekonomi,
budaya masyarakat dan
kelembagaan
Kondisi RPH masih belum sesuai
dengan standar teknis
Terbatasnya adopsi teknologi yang
menunjang peningkatan kualitas
produksi usaha yang berdaya saing dan
mempunyai nilai tambah
Penerapan pengelolaan limbah
peternakan menjadi biogas ataupun
kompos masih terbatas sehingga
pemanfaatan limbahnya pun masih
sangat terbatas
28 Kehutanan - -
29 Energi dan Masih adanya dusun yang belum Elektrifikasi daerah terpencil
Sumber Daya terjangkau jaringan listrik
Banyaknya dusun yang belum memiliki Pemasangan instalasi air dan
Mineral
sumber air bersih Pengeboran air bawah tanah
30 Perdagangan Belum optimalnya penataan dan Terselenggaranya rutinitas penataan dan
pengelolaan pasar sebagai sarana pengelolaan pasar sebagai sarana
perdagangan. perdagangan.
Masih belum efektifnya pengawasan Kerjasama dengan instansi terkait dalam
barang yang beredar dan jasa tertib pelaksanaan pengawasan barang dan
ukur, takar, timbangan dan jasa serta pengawasan alat ukur, takar,
perlengkapannya. timbangan dan perlengkapannya.
Belum tersedianya sentra-sentra Pemetaan sentra-sentra Produksi dan
produksi dan perdagangan yang pembinaan terhadap sentra produksi
memenuhi kualitas teknis yang ada
Belum adanya jaminan pemasaran Pembinaan terhadap produsen dan
terhadap produk pengembangan jaringan pemasaran
Terbatasnya jumlah pengusaha yang Pembinaan terhadap Pengusaha melalui
melakukan perdagangan antar pulau pelatihan tentang tata cara perdagangan
maupun ekspor antar pulau maupun ekspor
31 Perindustrian Produktivitas IKM relatif terbatas Fasilitasi penyediaan bahan baku
Rendahnya SDM IKM terutama yang Pelatihan SDM IKM
berkaitan dengan standar mutu produk
Masih rendahnya pengaplikasin Pelatihan dan penyediaan data teknologi
teknologi tepat guna tepat guna
Terbatasnya modal kerja IKM Fasilitasi penyediaan modal
Belum tersedianya database dan profil Penyusunan database dan profil industri
industri secara komprehensif secara lengkap
Belum tersedianya Roadmap Penyusunan dokumen Pengembangan
pengembangan industri industri khususnya untuk industry rumah
tangga dan kecil
Keterbatasan jumlah aparat yang Pelatihan dan bintek aparatur
memiliki kompetensi dalam
Pengembangan industri
Masih rendahnya kemampuan Meningkatnya kemampuan manajemen
manajemen dan permodalan industri dan permodalan industri kecil
kecil menengah. menengah.
Masih rendahnya akses pemasaran Meningkatnya akses pemasaran produk
produk IKM. IKM.
Masih kurangnya sarana dan prasarana Tersedia/terpenuhinya sarana dan
produksi dan permodalan. prasarana produksi dan permodalan.
32 Transmigrasi Banyaknya transmigran tidak betah Kawasan transmigrasi yang kondusif
menetap untuk kehidupan sosial ekonomi
transmigran
D FUNGSI PENUNJANG URUSAN
33 Sekretariat
Daerah
34 Perencanaan Kurang sinkronnya perencanaan Sinkronisasi program antar dokumen Kabupaten dengan Propinsi serta perencanaan Nasional
Belum sinkronnya perencanaan tingkat Pengintegrasian berbagai program dan kabupaten dengan usulan kegiatan kegiatan yang mengacu pada dokumen SKPD, perencanaan yang telah ada
Masih rendahnya SDM aparat Pelatihan perencanaan perencana
Masih kurangnya sumber daya manusia Penempatan aparat di Bappeda yang (SDM), baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan beban kerja dibandingkan dengan beban kerja yang
dilaksanakan di BAPPEDA.
Belum optimalnya ketersediaan data Optimalisasi bank data yang ada di setiap SKPD untuk
menunjang proses perencanaan baik
untuk tingkat kabupaten maupun di
masing-masing SKPD.
Belum optimalnya implementasi Sosialisasi dan pelatihan peningkatan prosedur perencanaan pembangunan kualitas perencanaan pembangunan bagi aparat Bappeda dan SKPD lainnya
35 Keuangan Ketidakdisiplinan Sistem pelaporan dari Disiplinnya pelaporan dari tingkat tingkat kecamatan dan kelurahan dan kecamatan dan kelurahan dan SKPD SKPD (masih sering mengalami (tepat waktu). keterlambatan).
Minimnya anggaran setiap SKPD dalam Terpenuhinya anggaran SKPD dalam pelaksanaan pelayanan melaksanakan tugas-tugasnya. kepemerintahan
Belum optimalnya pendataan aset Pendataan lanjutan asset
Belum optimalnya pendapatan daerah Optimalisasi pendapatan daerah dari obyek pajak. Salah satu
penyebabnya adalah :
- Masih rendahnya kesadaran wajib
pajak dalam melaksanakan
kewajibannya.
- Belum optimal/akurat basis data
potensi pendapatan daerah dari obyek
pajak.
- Belum optimalnya penerapan sanksi
bagi para wajib pajak yang tidak
melaksanakan kewajibannya.
- Pemungutan pajak daerah dengan
sistem Self Assesment kurang
menunjang
- peningkatan pendapatan pajak
daerah.
36 Inspektorat
37 Kepegawaian Belum optimalnya database Optimalisasi data kepegawaian
serta diklat kepegawaian
38 Litbang Belum optimalnya penerapan hasil Bermanfaatnya penerapan hasil
inventarisasi penelitian sebagai bahan inventarisasi penelitian sebagai bahan
perencanaan perencanaan
39 Fungsi Lain
BAB III
RANCANGAN PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
TAHUN 2017
Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD
Tahun 2017 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten
Pinrang serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian
global. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran
pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran
untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran
berbasis kinerja.
3.1 Perubahan Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah Tahun 2017, disusun berpedoman pada
RKPd Tahun 2017 dan RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017 yang
berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 serta
dokumen RPJPD Tahun 2009-2029. Tujuannya agar terjalin keterkaitan hubungan
antar dokumen perencanaan, dalam mewujudkan arah kebijakan dan kebijakan-
kebijakan ekonomi yang dibangun pada tahun tersebut. Selanjutnya arah kebijakan
ekonomi daerah ini, akan dipedomani untuk kebijakan pengembangan sektoral dan
regional yang diSulawesi Selatan ke dalam program dan kegiatan.
a. Arah Kebijakan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan
Tema RKPD Sulawesi Selatan tahun 2017 yaitu Peningkatan Kualitas
Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Melalui Optimalisasi Pengelel0laan
Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan.Berjalannya proses transformasi struktural
perekonomian yang berimplikasi pada membaiknya beberapa variable kunci
indikator makro ekonomi di Sulawesi Selatan seperti pertumbuhan ekonomi,
pendapatan perkapita dan paritas daya beli. Hal ini dapat dilihat pada gambaran
kinerja ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2014 dan2015 serta perkiraan kondisi
Tahun 2016, dimana pada Tahun 2016 kebijakan ekonomi daerah Sulawesi Selatan
ditujukan pada peningkatan ekonomi kerakyatan dengan mengarahkan pada
pertumbuhan ekonomi berkualitas yang penekanannya pada aspek pemerataan
pendapatan khususnya
masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Dengan demikian
diharapkan akan dapat/mampu memecahkan masalah-masalah sosial
mendasar terutama kemiskinan dan pengangguran.
Dari segi permintaan (final demand) peranan konsumsi masih
mendominasi terhadap pembentukan PDRB dan pertumbuhan ekonomi
sementara peranan investasi masih sepertiga dari peran konsumsi. Hal lain
yang penting dan membutuhkan perhatian adalah terjadinya mines Net Ekspor
Sulawesi Selatan dan hal ini terkait dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat
dan pemerintah terbesar adalah konsumsi masyarakat. Untuk itu maka
kebijakan kedepan diarahkan pada perbaikan iklim investasi dengan
membangun sinergitas dan kerjasama yang nyata dengan dunia usaha baik
dalam maupun luar negeri. Investasi tersebut diharapkan untuk mendukung
sektor industri pengolahan untuk memperbaikin ilkim usaha pada industri kecil
dan menengah secara berkesinambungan dan industri besar untuk jangka
panjang.
Melihat masih rendahnya peran dan konstribusi investasi pemerintah
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka kebijakan ekonomi daerah
diarahkan untuk mendorong secepatnya peranan swasta dan masyarakat
dalam kegiatan investasi. Investasi swasta erat kaitannya dengan tingkat suku
bunga yang jangka pendek sifatnya tetap dan dapat mempengaruhi laju inflasi.
Untuk jangka panjang diharapkan peningkatan investasi yang dibutuhkan untuk
industri besar. Untuk kebijakan setiap Tahun yang harus dilakukan yaitu
meningkatkan investasi pada sektor industri pengolahan (agro-industri) yang
akan berdampak pada perbaikan (value added) nilai tambah dari hasil produk
khususnya produk unggulan pada sektor pertanian. Demikian juga untuk
mendukung agrobisnis, maka kemampuan wirausaha masyarakat Sulawesi
Selatan perlu dipacu antara lain melalui pendidikan dan latihan IPTEK terapan
yang berkaitan dengan bisnis dan kewirausahaan sangat diperlukan.
Kebijakan fiskal sebagai suatu instrument menajemen permintaan dapat
mempengaruhi tingkat aktifitas perekonomian. Fenomena ketidak seimbangan
antara kemampuan anggaran untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar
memaksa kita untuk lebih ketat menerapkan pola anggaran berbasis kinerja
menjadi salah satu strategi untuk efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran pembangunan daerah di Sulawesi Selatan.
Kebijakan pemerintah terkait dengan pajak dan retribusi yang
memegang peranan penting dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlu
diupayakan menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerah secara
optimal berdasarkan kewenangan dan potensi yang dimiliki. Dengan tetap
mengutamakan peningkatan pelayanan dan mempertimbangan kondisi
perekonomian masyarakat. Pajak pendapatan (income tax) yang diperoleh
diharapkan tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi agar barang dan jasa yang
dihasilkan dapat lebih kompetitif.
Sesuai dengan arah kebijakan ekonomi tersebut diatas dengan
memperhatikan lingkungan eksternal dan internal, sasaran ekonomi makro
Tahun 2017 adalah pertumbuhan ekonomi diharapkan tetap berada diatas
angka 8 persen, dengan asumsi kita dapat menekan laju inflasi. Alokasi
anggaran pemerintah daerah (APBD dan APBN) dialokasikan pada program
kegiatan yang produktif khususnya sektor Non Migas khususnya pertanian dan
industri pengolahan. Dengan stabilitas ekonomi tersebut ditas dapat terjaga
dengan baik, maka aktifitas perekonomian akan berjalan baik serta diharapan
kualitas hidup masyarakat khususnya yeng bergerak disektor pertanian akan
lebih baik yang antara lain akan tercermin dari kualitas peningkatan beberapa
indikator ekonomi makro serta indikator sosial lainnya seperti jumlah
pengangguran semakin menurun, daya beli masyarakat semakin membaik
penduduk miskin semakin berkurang serta angka pengangguran menurun dari
tahun ketahun, adapun indikator makro ekonomi Sulawesi Selatan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan
Realisasi
Realisasi
Realisasi
No
Indikator
Tahun
Tahun 2013
Tahun 2014
2015
1 Pertumbuhan Ekonomi (ADHK) 7,62 7,54 7,15
2 Pendapatan Perkapita (juta) 31.03 35,53 40,1
3 Investasi (trilyun)
4 Ekspor (juta US$)
5 Impor (juta US$)
Sumber : RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2016
b. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kabupaten Pinrang
Dalam rangka mewujudkan perekonomian daerah yang diinginkan dan untuk
mencapai target yang sudah ditetapkan dan melihat tantangan yang dihadapi,
maka ke depan diarahkan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas serta memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan
peningkatan upaya penanganan kemiskinan, melalui:
1) Meningkatkan produktivitas, produksi, daya saing, dan nilai tambah
produk pertanian dan perikanan;
2) Meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan
produktivitas pertanian dengan meningkatkan penyediaan benih unggul
dan faktor penunjangnya.
3) Meningkatkan pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha, dan
mendukung produksi pangan, melalui optimalisasi pemanfaatan hutan
alam dan pengembangan hutan tanaman, dan hasil hutan non-kayu secara
berkelanjutan;
4) Mengembangkan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)
dengan memperluas basis dan kesempatan berusaha serta
menumbuhkembangkan wirausaha baru untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja;
5) Menciptakan Regulasi yang menjamin kepastian usaha dan penegakkan
hukum serta memperbaiki kebijakan investasi.
6) Meningkatkan dan perbaikan ketersediaan infrastruktur untuk mendukung
kegiatan investasi dan ekspor, termasuk infrastruktur pertanian dan
pedesaan.
7) Meningkatkan investasi di bidang pertanian untuk pengembangan
agroindustri/agrobisnis, dan pembangunan kawasan
agropolitan/minapolitan, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang
berorientasi ekspor.
8) Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan serta
pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, sekaligus
meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.
9) Memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas
pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier).
10) Mengembangkan industri rumah tangga dalam rangka penyerapan tenaga
kerja.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016
Rancangan Kerangka ekonomi daerah menggambarkan kondisi dari analisis
statistik perekononomian daerah, sebagai gambaran urutan untuk situasi
Perekonomian daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi Perekonomian
Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2015 disampaikan dalam karakteristik serta
prospek pada Tahun 2016.
Tabel 3.2
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Pinrang
Tahun 2014 – 2015
Keadaan
Keadaan Keadan Perkiraan
No.
INDIKATOR
Tahun
Tahun
Tahun 2015*
Tahun 2012
2013
2014
1. PDRB
- ADH berlaku (dlm Jutaan 8.738.253,09 9.847.320,92
11.358.262,76
12.869.204,60
Rp)
- ADH Konstan (dlm Jutaan 2.919.17 3.127,80
8.941.222,2
9.612.134,40
Rp)
2. PDRB perkapita(dlm Jutaan
20,19
22,86
31,20
33,54
Rp)
3. LPE (%) 8,27 6.81 8,11 8,2-8,5
4. Angka Inflasi 5,25 2,37
5. Laju Investasi (%)
6. Tingkat Pengangguran
5,35 1.96 2,78
Terbuka (%)
7. Peduduk Miskin (%) 7,82 8,86 8,20 7,54
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat dan
meningkatkan hubungan ekonomi regional. Indikator-indikator makro yang bersifat
ekonomi terdiri dari: pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemakmuran
masyarakat/pendapatan per kapita.
Perkembangan kegiatan ekonomi di suatu daerah dapat dilihat dari besarnya
laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Pinrang
Tahun 2014 adalah sebesar 8,11% dan diperkirakan mengalami peningkatan
sebesar8.5% pada Tahun 2015. Jika melihat LPE Kabupaten Pinrang menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan dibanding rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan yang
tumbuh sebesar 7,15 %.Pertumbuhan yang masih positif ini merupakan momentum
yang sangat berarti karena hal ini menunjukkan adanya proses recovery dalam
perekonomian Kabupaten Pinrang.
Pendapatan perkapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-
masing penduduk dan besarnya pendapatan per kapita tersebut diperoleh dari hasil
bagi antara pendapatan regional netto dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun. Namun perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB Kabupaten Pinrang dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakatnya, hal ini dikarenakan adanya sebagian nilai
PDRB yangdibawa ke luar daerah. Oleh karena itu kesejahteraan ini diharapkan
makin merata, baik antar golongan pendapatan masyarakat, antar sektor
kegiatan/mata pencaharian maupun antar wilayah.
Tingkat inflasi di Kabupaten Pinrang Tahun 201 mencapai 9,69 %, turun dari
tahun sebelumnya yang mencapai 10,86 %.Peningkatan inflasi tertinggi terjadi
pada sektor pertanian yang mencapai 11,38 persen, kemudian disusul oleh sektor
jasa-jasa sebesar 11,28 %, serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
9,64%. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,59–6,81 %.
Persentase Penduduk miskin di Kabupaten Pinrang tahun 2014 sebanyak
29.855 jiwa (8,20%) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar32.011 jiwa (8,86%).Masih tingginya jumlah penduduk miskin ini sejalan
dengan pertumbuhan penduduk, Sumber daya yang tidak merata, kemampuan
penerimaan dan pengeluaran yang tidak seimbang dan ketidaksamaan kesepakatan
kerja dan berusaha yang dimiliki penduduk serta mentalitas kerja yang masih perlu
ditingkatkan terutama bagi generasi muda.Dengan semakin tingginya komitmen
pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan diharapkan jumlah penduduk miskin
pada tahun-tahun berikutnya dapat terus menurun sejalan dengan kebijakan
pemerintah dan komitmen MDG’s untuk menurunkan penduduk miskin.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Pinrang pada Tahun
2014 mencapai 60,08 % yang berarti pada setiap 100 penduduk usia kerja sekitar
60 diantaranya termasuk angkatan kerja, terdiri dari : TPAK laki-laki sebesar 79,44 % dan TPAK perempuan sebesar 42,64 %.Terdapat ketimpangan yang cukup
tajam antara TPAK laki-laki dengan perempuan, perempuan cenderung kurang
memiliki akses untuk memasuki dunia kerja, hal ini kemungkinan disebabkan
karena sebagian besar perempuan usia produktif berada pada posisi sebagai ibu
rumah tangga.
Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja.
Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan
kerja.
Tabel 3.3
Kondisi Ketenagakerjaan
di Kabupaten PinrangTahun 2014
No Uraian TPAK 2014
1. Angkatan Kerja 152.353
2. Bukan Angkatan Kerja 101.241
TPAK 60.08
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang 2015
Kontribusi perekonomian tiga terbesar atas dasar harga berlaku tahun 2013
dan 2014(tahun dasar 2010) dipengaruhi oleh sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan yaitu dengan kontribusi tahun 2013 sebesar 47,50% dan tahun 2014
sebesar 48,51%.Kemudian disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor pada Tahun 2013 sebesar 12,73% dan Tahun
2014 sebesar 12,42%.
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun
2016
Kondisi perekonomian di Kabupaten Pinrang sudah mengindikasikan ke
arah keadaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya
yang menunjukkan peningkatan secara signifikan. Pada Tahun 2011 pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pinrang telah mencapai 7,12 %, sedangkan untuk Tahun 2014
mencapai8,11 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2015, diperkirakan tidak
banyak mengalami perubahan yang mendasar bila dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya, di mana pertumbuhannya masih ditopang oleh tiga sektor
pendukung utama yaitu sektor pertanian,kehutanan dan perikanan.
Dari sisi moneter, Kondisi stabilitas ekonomi makro, seperti kestabilan nilai
tukar rupiah, terkendalinya laju inflasi dan kestabilan tingkat suku bunga
perbankan akan mempengaruhi prospek perekonomian Kabupaten Pinrang tahun
2015 dan 2016. Dengan perkiraan relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan suku
bunga perbankan serta dukungan kebijakan moneter, maka prospek ekonomi
Kabupaten Pinrang 2015 dan 2016 akan lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya.Dengan arah kebijakan ekonomi makro dan memperhatikan
lingkungan eksternal daninternal, sasaran ekonomi makro ditandai dengan Laju
pertumbuhan ekonomi, dimana proyeksi pada Tahun 2014 dan 2015 yaitu:
Tabel 3.4
Proyeksi Indikator Makro Tahun 2014 dan 2015
No
Indikator
Tahun 2014
Tahun
2015*
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 364.087 366.789
2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,87 0,87
3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,11 8.50
4 Inflasi PDRB (%) 2,37 2,37
5 PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Juta rupiah) 11.358.262,7 12.869.204,60
6 PDRB atas Dasar Harga Konstan (Juta rupiah) 8.941.222,2 9.612.134,40
7 Jumlah Penduduk Miskin (%) 8,2
8 Laju Pertumbuhan Investasi*) (%) 15,00 34,74
9 PDRB Perkapita pertahun (juta) 31,20 35,14
10 IPM 68,92 69.70
11 Indeks Pendidikan 78,86
12 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,45
13 Angka Melek Huruf (%) 91.99 99,96
14 Angka Harapan Hidup (tahun) 68,03
15 Indeks Kesehatan 79,69
16 Daya Beli (ribuan rupiah) 815.000 ±1 juta
Sumber : Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2015
Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang
dihadapi hingga Tahun 2014, maka tantangan yang dihadapi pada Tahun 2016
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan ini cukup berat mengingat
kondisi sektor riil yang belum sepenuhnya pulih ditambah tingkat inflasi yang
masih tinggi yang berimplikasi pada daya beli masyarakat yang masih rendah
sehingga lebih jauh berdampak pada melemahnya investasi swasta dan
masyarakat. b. Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Dengan jumlah
pengangguran pada Tahun 2012 dan 2013 yang diperkirakan masing-masing
7,19 persen dan 6,66 persen, maka kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkan
agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar yang
diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin. c. Penguatan Struktur Ekonomi. Berkaitan dengan peningkatan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tergambar pada tingkat pendapatan perkapita,
maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas harus dicapai dengan
penguatan struktur ekonomi, dimana peranan sektor pertanian lebih
dioptimalkan dengan tetap memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang
mempunyai daya ungkit.
3.2 ArahKebijakanKeuanganDaerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 , maka dalam
pengelolaan keuangan daerah harus sesuai dengan prosedur, dilaksanakan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisiensi, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memeprhatikan azas
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan Keuangan
Daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang salah satunya
diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali
dengan proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbangda) yang hasilnya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS). Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah adalah
salah satu wujud dari pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan daerah yang dinamis diseimbangkan dengan prioritas
pembangunan yang relevan berdasarkan kemampuan keuangan daerah,
sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah pusat, provinsi sesuai dengan
kondisi riil di lapangan.
Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang sangat
strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena APBD
merupakan salah satu instrument penting kebijakan fiskal daerah. Kebijakan
Desentralisasi Fiskal Daerah mengandung tiga misi utama yaitu menciptakan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya, meningkatkan kualitas
pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan dan
menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam
proses pembangunan.
Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiscal dipusatkan pada
pengeluaran / belanja public. Desentralisasi fiscal yang diukur dengan
pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara
signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari pemerintah
pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada memberi efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Daerah mempunyai kelebihan (kesempatan
lebih luas) dalam membuat anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan
memenuhi kebutuhan masyarakat karena lebih mengetahui keadaan riil yang
terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran pada belanja bidang
infrastruktur dan sektor social pada pemerintah daerah akan memacu
pertumbuhan ekonomi lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh
pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja
yang cenderung meningkat terus menerus, diperlukan upaya-upaya yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik oleh
pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan
permintaan tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya
kesempatan kerja, akses masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin
besar. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih
luas adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena dapat
daerah secara proporsional akan dilakukan melalui:
a. Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan
kegiatanyang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan
misi dalam RPJMD Kabupaten Pinrang dan berdampak luas
terhadapkepentingan masyarakat.
b. Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna menghasilkan
rencanaprogram dan kegiatan yang mampu memecahkan berbagai
permasalahan dan isu terkini pelayanan masyarakat.
3.5 Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang
berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu
dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman,
dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain
dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada
selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari dua unsur yaitu penerimaan dan
pengeluaran
Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang
dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pinrang yaitu
berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun yang
diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan belanja
daerah
Kebijakan untuk pembiayaan Kabupaten Pinrang pada Anggaran
pokok 2016 adalah penerimaanpembiayaandaerah
sebesarRp.60.948.578.660,00, yang berasal dari silpa tahun anggaran
berkenan untuk menutupi surplus/defisit antara pendapatan dan belanja,
sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan pada anggaran pokok nihil, dan
dapat dilakukan penyesuaian pada perubahan anggaran tahun 2016.
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
1.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktutertentu.Tujuanakan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program
dankegiatan dalam angkamerealisasikan misi. Tujuan dan sasaran pembangunan
daerahKabupaten Pinrang mangacu padavisi dan misi RPJMD Kabupaten Pinrang. Visi
RPJMD Kabupaten Pinrang Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan, Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan
Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional
Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi) program-
program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya (leading indicators)
bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah tahun rencana. Dalam
menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi
permasalahan pembangunan daerah yang bersifat internal maupun eksternal.
Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu secara internal maupun eksternal
kemudian dapat disusun prioritas dan sasaran pembangunan beserta program
prioritas.
Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan
program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang berhubungan
dengan janji politik kepala daerah pada saat pilkada dan hasil perumusan
teknokratis terkait.
Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas pembangunan
daerah, menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah. Suatu
prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil dicapai, tidak lagi
diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus dijaga kesinambungannya
(performance maintenance).
Suatu prioritas pembangunan daerah juga dapat dikategorikan sebagai
operasionalisasi dari tujuan strategik daerah mengingat urgensi daya ungkit pada
kesejahteraan dan cakupan pembangunannya. Sebagai suatu strategic,
pengelolaan kinerja menjadi faktor utama bagi kepemimpinan daerah.
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi
prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh SKPD
berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya.
Metodologi penyusunan prioritas, dengan memperhatikan beberapa kriteria,
antara lain:
a) Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional,
seperti terhadap MDGs, Standar Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja. b) Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang dituangkan
dalam RPJMD. c) Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan
kompetitif daerah.
d) Korelasinya terhadap isu strategis daerah.
Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Pinrang tahun 2009-2029 diarahkan pada upaya peningkatan
kesejahteraan melalui pembangunan pada sektor unggulan utama yaitu sektor
pertanian dimana sektor tersebut memang merupakan sektor-sektor yang memiliki
potensi sumber daya alam yang sangat besar yang dimiliki oleh Kabupaten Pinrang
untuk dikembangkan. Dan hal ini pula sejalan dengan tujuan utama Rencana Tata
Ruang dan Wilayah Kabupaten Pinrang 2012-2032 yaitu mewujudkan ruang wilayah
kabupaten sebagai pusat agribisnis, agroindustri dan minapolitan di Sulawesi
Selatan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang
tahun 2017 merupakan keberlanjutan rencana pembangunan yang belum
sepenuhnya tertangani pada tahun berjalan dengan tetap mengedepankan prioritas
pembangunan tahun 2017 yang telah ditetap
4.2. Prioritas Pembangunan Tahun 2017
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun 2017
harus sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah daerah. Prioritas
pembangunan dirumuskan melalui penelaahan evaluasi pelaksanaan pembangunan
sebelumnya dengan menganalisis kondisi lingkungan internal maupun eksternal,
memperhatikan isu strategis dan permasalahan mendesak yang terjadi serta
prospek pembangunan yang dihadapi ke depan. Perumusan prioritas pembangunan
pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota perlu saling menyesuaikan dan
terintegrasi sehingga tercapai sinergitas pembangunan.
Prioritas pembangunan daerah tahun 2017 diarahkan pada percepatan
pembangunan dibidang ekonomi, baik infrastruktur maupun suprastruktur
utamanya agropolitan dan minapolitan menuju daerah agribisnis dan agro industri
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Selain itu, prioritas
pembangunan daerah mengarah ke penanganan masalah kemiskinan termasuk
pengurangan rumah tangga miskin, perbaikan layanan publik dan implementasi E-
Government dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.
Disamping hal tersebut diatas, komitmen pemerintah daerah tidak sebatas
pada sektor tersebut namun secara umum menyentuh hampir seluruh sektor
pembangunan seperi pendidikan, kesehatan, daerah rawan bencana, lingkungan
hidup, pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan perempuan, UMKM dan Koperasi,
kesenjangan sosial, pengangguran, , investasi dan berbagai aspek lainnya.
Beberapa program unggulan yang terus dijalankan sampai dengan akhir
periode RPJMD, demikian pula dalam pengentasan kemiskinan terus diupayakan
seoptimal mungkin serta upaya peningkatan kualitas dan kapasitas UMKM dan
Koperasi terus dimaksimalkan terutama yang dapat menunjang agropolitan,
minapolitan dalam menuju agribisnis dan agro industri
Dengan segala keterbatasan fiskal pemerintah daerah harus memilih prioritas
pembangunan yang selayaknya menjadi perhatian utama namun memiliki dampak
yang sangat luas bagi perkembangan dan kemajuan daerah. Demikian pula
pembangunan pada sektor diluar pertanian seyogyanya dapat menopang eksistensi
sector unggulan sehingga terjadi keserasian, keterpaduan dan keseimbangan antar
berbagai sektor pembangunan.
Tema pembangunan Kabupaten Pinrang untuk tahun 2017 sejalan dengan
RKP dan RKPD Provinsi dan didasarkan pada isu strategis daerah yaitu
“Pemantapan Perekonomian Daerah Dan Infrastruktur Kawasan
Strategis”.dengan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pinrang sebagai
berikut :
1. Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, agrowisata serta
industri secara terpadu; 2. Pembangunan ekonomi rakyat; 3. Peningkatan infrastruktur dan penanggulangan bencana; 4. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan; 5. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan serta daya
saing sumber daya manusia; 6. Perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan; 7. Peningkatan nilai-nilai keagamaan, pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Dari keseluruhan aspek prioritas pembangunan daerah untuk tahun 2017
diharapkan akan mampu mengurangi angka kemiskinan dan memajukan
kesejahteraan masyarakat Pinrang secara umum.
NO PRIORITAS
AGENDA POKOK SASARAN YANG HENDAK
PEMBANGUNAN
DICAPAI
1 Pengembangan kawasan Pengembangan SDM Petani dan meningkatnya produktifitas
agropolitan, minapolitan, kapasitas tenaga penyuluh dan mutu hasil pertanian
agrowisata serta industri Penerapan teknologi pertanian Tumbuhnya kawasan
secara terpadu; Pembinaan kelompok-kelompok strategis yang berkualitas
tani Meningkatnya kesejahteraan
Peningkatan sarana dan petani
prasarana wisata Berfungsinya jaringan irigasi
Pengembangan penelitian dengan baik
dalam identifikasi lahan meningkatnya kunjungan
wisatawan
Meningkatnya produKtifitas
kawasan
2 Pembangunan ekonomi Pengembangan investasi Meningkatnya jumlah
Penerapan teknologi tepat guna daerah yang sehat dan
pembinaan terhadap industri kompetitif
kecil menengah Meningkatnya pendapatan
menstimulasi tumbuhnya perkapita
industri kreatif Meningkatnya pertumbuhan
Pemberdayaan perempuan ekonomi yang berkualitas
Penguatan sistem Inovasi Berkembangnya jaringan
Daerah teknologi terbarukan
Pemberdayaan kelembagaan dimasyarakat.
desa terkait dengan kebutuhan Tersedianya jaringan
dasar masyarakat informasi pasar
Pembinaan kelompok-kelompok Adanya kestabilan harga
UKM pada tingkat produsen
Pengembangan ekonomi kreatif
Pengembangan jaringan
pemasaran produk
3 Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan
hidup dan mitigasi bencana
Pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan sarana prasarana
khususnya jalan, jembatan Peningkatan layanan air bersih
dan sanitasi Peningkatan dan pemeliharaan
infrastruktur jaringan irigasi Pengembangan
infrastruktur pedesaan Pengelolaan potensi bencana Mengurangi timbulan sampah Pengembangan kawasan RTH Pengendalian banjir Peningkatan sarana dan
prasarana pemuda dan olah raga
Lancarnya distribusi barang
dan orang antara kota dan
desa utamanya daerah
pegunungan dan pesisir Tertatanya kawasan-
kawasan strategis cepat tumbuh
Peningkatan pengolahan sampah
Tersedianya potensi air bakudan irigasi
Tersedianya RTH Tersedianya sarana
dan prasana olah raga yang memadai
4 Peningkatan kapasitas Pembinaan kepegawaian secara
Terciptanya pemerintahan
birokrasi dan kelembagaan berkala
Pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai baik formal maupun non formal
Revitalisasi kelembagaan dan ketatalaksanaan
Ketersediaan data dan statistik daerah yang valid dan akurat
Optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu
Revisi dokumen RPJPD, RPJMD dan Restra SKPD
Penyelenggaraan E-Government
efisien, efektif dan kredibel
Tersedianya data dan statistik daerah yang akurat
Meningkatnya SDM Aparatur
Meningkatnya pelayanan
Meningkatnya disiplin
pegawai
Meningkatnya kualitas
dokumen perencanaan
5 Peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan,
pendidikan serta daya saing
sumber daya manusia;
Peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan
Peningkatan profesonalisme pendidik dan tenaga kependidikan
Peningkata mutu layanan kesehatan
Perunanan angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Mengurangi jumlah gizi buruk Pembinaan pemuda dan atlit
Terpenuhinya layanan dasar
masyarakat Terpenuhinya sarana dan
prasarana pendidikan dan kesehatan
Meningkatnya mutu layanan pendidikan dan kesehatan
Menurunnya angka kematian ibu hamil balita
Masyarakat miskin hidup sehat
Terciptannya pemuda dan atlit yang handal
6 Perluasan lapangan kerja Penanggulangan kemiskinan
dan pengentasan Peningkatan kualitas tenaga kemiskinan kerja.
Penciptaan lapangan kerja
Pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja
Berkurangnya penduduk
miskin kategori kedalaman dan keparahan
Menurunnya jumlah pengangguran
Meningkatnya SDM tenaga kerja dan calon tenaga kerja
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan
7 Peningkatan nilai-nilai
keagamaan, pelestarian
budaya dan kearifan lokal.
Pelestarian nilai-nilai budaya Meningkatnya semangat nilai-nilai budaya, adat istiadat gotong royong dan semangant gotong royong Meningkatnya partisipasi Penanganan masalah sosial organsasi sosial, Pembinaan organisasi sosial, kepemudaan dan kepemudaan dan kemasyarakatan dalam kemasyarakatan berkreasi Meningkatkan budaya IPTEK Meningkatnya budaya baca dan perubahan pola piker menjadi inovatif dan dinamis
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
DALAM PERUBAHAN RKPD TAHUN 2017
Kriteria yang digunakan untuk memilih dan menilai usulan program dan
kegiatan prioritas daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
1. Memenuhi kriteria pro poor, pro job, pro growth dan pro environment;
2. Program/kegiatan harus merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, serta
sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD bersangkutan sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;
3. Merupakan respon relevan terhadap isu stategis dan masalah yang
mendesak dan faktual yang dihadapi pada tahun 2017;
4. Program dan kegiatan terpilih merupakan program/kegiatan yang
menyentuh secara langsung bagi usaha pemecahan masalah mendasar
yang dihadapi oleh masyarakat;
5. Selaras dan konsisten dengan kebijakan pemerintah pusat dan Pemerintah
Provinsi untuk mengantisipasi dan penyelesaian target-target
pembangunan nasional dan Provinsi; dan Sesuai dengan pagu anggaran
indikatif sementara.
Program Prioritas yaitu program yang diselenggarakan oleh SKPD yang
merupakan program prioritas baik secara langsung maupun tidak langsung
mendukung capaian program pembangunan daerah atau prioritas dan sasaran
pembangunan daerah, serta berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar dan syarat layanan minimal.
Program prioritas yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah
mengacu pada program prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Pinrang
Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029 di mana prioritas program
tersebut telah menggambarkan target indikator capaian kinerja beserta pagu
indikatif selama 5 (lima) tahun. Program prioritas pembangunan daerah
RPJMD oleh SKPD dalam Renstra SKPD, masing-masing program dijabarkan
kedalam kegiatan disertai pagunya
Rencana program dan kegiatan Prioritas Daerah dalam PerubahanRKPD
Kabupaten Pinrang Tahun 2017 memuat kegiatan lanjutan RKPD Tahun 2017.
Dalam perubahan RKPD 2017 terdapat beberapa perubahan rencana program
dan kegiatan yang disebabkan oleh adanya kelebihan/kekurangan dana pagu
tersebut dialokasikan untuk program/kegiatan alternatif dan program kegiatan
baru, pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan program kegiatan,
penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau
pengurangan target kinerja, pagu indikatif, lokasi, kelompok sasaran yang
mengalami perubahan.
Adanya program kegiatan baru dan penghapusan beberapa program
kegiatan dalam perubahan RKPD 2017 disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya :
1. Perlunya penatausahaan program kegiatan sehingga tidak terjadi
penduplikasian program kegiatan pada OPD
2. Adanya program kegiatan yang tidak lagi menjadi kewenangan daerah.
3. Dalam rangka mempercepat capaian sasaran SKPD
Elemen-elemen utama program prioritas memuat kegiatan yang akan
dilaksanakan, kerangka waktu pelaksanaan dan SKPD yang
bertanggungjawab. Program yang disusun harus dapat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keterbatasan waktu, anggaran, kapasitas dan
sumberdaya yang dimiliki daerah.
Setiap program prioritas harus memiliki indikator kinerja yang jelas dan
dapat diukur tingkat capaiannya. Pencapaian kinerja program merupakan
akumulasi dari pencapaian kinerja keluaran masing-masing kegiatan
Selanjutnya, program prioritas dan pagu indikatif yang telah ditetapkan untuk
rancangan awal RKPD, disampaikan ke SKPD sesuai program terkait beserta
pagu indikatif untuk diproses lebih lanjut untuk mendapatkan kegiatan
prioritas masing-masing program dimaksud. Dalam penyusunan prioritas
kegiatan SKPD juga memperhatikan kegiatan yang telah disusun dalam
dokumen Renstra SKPD sehingga terjadi keselarasan dalam penyusunan
program dan kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah dan SKPD.
Program, capaian kinerja, beserta pagu indikatifnya, yang mengacu pada
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029
sebagaimana tabel terlampir
BAB VI
P E N U T U P
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Perubahan Kabupaten Pinrang
Tahun 2017 sesuai dengan fungsinya yaitu dokumen perencanaan teknis tahunan,
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat
indikatif. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran
pembangunan daerah, maka 3 pilar pelaku pembangunan (pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat) di Kabupaten Pinrang diharapkan dapat
mempedomani RKPD Kabupaten Pinrang ini. Bagi Dinas/Badan/Lembaga atau
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Pinrang,
RKPD Tahun 2017 dijadikan sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD). Namun demikian, apabila
terdapat perubahan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah
dan struktur pembiayaan daerah, maka akan diakomodir dalam RKPD
Perubahan Tahun 2017.
Dengan tersusunnya Perubahan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2017,
diharapkan sebagai pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien serta secara koordinatif sesuai dengan tujuan dan sasaran serta berbagai
indikator yang telah ditetapkan dan dapat terakomodir berbagai aspirasi,
perkembangan maupun perubahan yang terjadi di masyarakat.