1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generasi yang sehat memerlukan motivasi dan kondinasi semua pihak terutama orang tua, tenaga kesehatan. Usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh beberapa penyakit. Maka perlu di berikan imunisasi lengkap yang diberikan kepada anak-anak serta bayi merupakan cara yang paling efektif untuk melindungi mereka dari berberapa penyakit. Imunisasi dasar adalah suatu pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi antara umur 0-12 bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT (1, 2, 3), Polio (1, 2, 3, 4), dan Campak.(1) Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman. Anak yang sudah diberikan imunisasi dapat terlidung dari bermacam penyakit yang berbahaya yang bisa saja menimbulkan kecacatan atau kematian.(2) Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 memperkirakan kasus Tuberkolosis (TBC) di Indonesia merupakan nomor 3 terbesar di dunia setelah China dan India dengan asumsi lensi bakteri tahan asam (BTA) + 130 per
37
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.helvetia.ac.id/859/2/BAB I - BAB III.pdf2014, cakupan imunisasi BCG, Polio 4 dan Campak mengalami peningkatan namun tidak untuk DPT3/HB3.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Generasi yang sehat memerlukan motivasi dan kondinasi semua pihak
terutama orang tua, tenaga kesehatan. Usaha untuk memberikan kekebalan kepada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh beberapa penyakit. Maka perlu di berikan imunisasi lengkap yang diberikan
kepada anak-anak serta bayi merupakan cara yang paling efektif untuk melindungi
mereka dari berberapa penyakit.
Imunisasi dasar adalah suatu pemberian imunisasi awal untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi
antara umur 0-12 bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT (1, 2, 3), Polio (1,
2, 3, 4), dan Campak.(1)
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori
(daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi
untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu
pengalaman. Anak yang sudah diberikan imunisasi dapat terlidung dari bermacam
penyakit yang berbahaya yang bisa saja menimbulkan kecacatan atau kematian.(2)
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 memperkirakan
kasus Tuberkolosis (TBC) di Indonesia merupakan nomor 3 terbesar di dunia
setelah China dan India dengan asumsi lensi bakteri tahan asam (BTA) + 130 per
2
100.000 penduduk. Sejak tahun 1991, kasus pertusis muncul sebagai kasus yang
sering di laporkan di Indonesia, sekitar 40 % kasus pertusis menyerang balita.
Kemudian insiden tetanus di Indonesia untuk daerah perkotaan sekitar 6-7 per-
1000 kelahiran hidup, sedangkan di pedesaan angkanya lebih tinggi dari sekitar 2-
3 kalinya yaitu 11-23 per1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian kira-kira
60.000 bayi setiap tahunnya. Selanjutnya, Hepatitis B diperkirakan menyebabkan
sedikitnya satu juta kematian pertahun. Sedangkan untuk kasus polio, data terahir
dilaporkan secara total terdapat 295 kasus polio yang tersebar di 10 Provinsi dan
22 Kabupaten/Kota di Indonesia. Dengan demikian juga denga kasus campak,
angka kejadiannya tercatat 30.000 kasus pertahun yang di laporkan.(3)
Keputusan Menteri Kesehatan No. 97 tahun 2015 mencanangkan pada
kesehatan dalam rangka Sustainable Development Goals (SDGs) yang bertujuan
untuk pembangunan berkelanjutan 2030 yang terintegrasi dengan pembangunan
Nasional. Salah satu di antara 17 tujuan yang sudah tercapai adalah dalam
kerangka kesehatan yang lebih baik, menjamin kehidupan seseorang menjadi
sehat dan mengupayakan kesehatan orang di segala usia. Angka kematian bayi
dan balita yang dapat dicegah dan seluruh negara berusaha untuk menurunkan
angka kematian neonatus sedikitnya hingga 12/1.000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita sebayak 25/1.000 kelahiran hidup. (4)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, cakupan imunisasi lengkap pada
anak umur 12-23 bulan di Indonesia, yang merupakan gabungan dari satu kali
imunisasi HB-0, satu kali BCG, tiga kali DPT-HB, empat kali polio, dan satu kali
imunisasi campak. Menunjukkan cakupan imunisasi tiap jenis imunisasi yaitu
3
HB-O, BCG, polio empat kali (polio 4), DPT-HB kombo tiga kali (DPT-HB 3),
dan campak menurut provinsi. Berdasarkan jenis imunisasi persentase tertinggi
adalah BCG (87,6%) dan terendah adalah DPT-HB 3 (75,6%). Papua mempunyai
cakupan imunisasi terendah untuk semua jenis imunisasi, meliputi HB-0 (45,7%),
BCG (59,4%), DPT-HB 3 (75,6%), Polio 4 (48,8%), dan campak (56,8%). Pro
vinsi di Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi tertinggi untuk jenis imunisasi
dasar HB-0 (98,4%), BCG (98,9%), DPT-HB 3 (95,1%), dan campak (98,1%)
sedangkan cakupan imunisasi polio 4 tertinggi di Gorontalo (95,8%).(5)
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah
disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian
vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk melawan
penyakit untuk dengan me lumpuhkan antigen yang telah di lemahkan yang
berasal dari vaksin. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap
rentan terjangkit menular yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita subur, dan ibu
hamil.
Hasil pelaksanaan program imunisasi berdasarkan laporan Dinas
Kesehatan Kab/Kota cakupan imunisasi mengalami penurunan, namun pada tahun
2014, cakupan imunisasi BCG, Polio 4 dan Campak mengalami peningkatan
namun tidak untuk DPT3/HB3. Pada tahun 2015, cakupan imunisasi campak
mengalami penurunan cukup besar yaitu dari 95,69% (2014) menjadi 89,4%
(2015); begitu pula cakupan DPT3/HB3 menurun dari 89,5%(2015) menjadi
88,5% (2015). Tahun 2016 angka cakupan imunisasi meningkat untuk
BCG,DPT/HB1,DPT3/HB3, dan Campak kecuali polio 4 ada penurunan dari
4
97.77% (2015) menjadi 90.30% (2016). Oleh karena penurunan cakupan
imunisasi campak yang sangat besar tersebut, menyebabkan angka rata-rata drop
out mengalami peningkatan mencapai sekitar 7%, sangat jauh diatas angka
toleransi yaitu 3,55%.
Pencapaian UCI (Universal Child Immunization) merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi
(herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada
wilayah administrasi desa/kelurahan tahun 2016 per desa/kelurahan telah
mencapai target UCI apa bila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut sudah
mendapat imunisasi lengkap.
Pencapaian desa dengan UCI di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 yaitu
75.5%, terdapat peningkatan di bandingkan tahun 2015 yaitu 75%, tahun 2014
yaitu 71,4%, dan tahun 2013 yaitu 68,98%, dan tahun 2012 yaitu 74,19%. Namun
peningkatan di tahun 2016 ini masih dibawah target Nasional yaitu 100%.(6)
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di klinik Poskeskel
Medan pada bulan Agustus tahun 2018 dari 10 ibu yang memiliki bayi
didapatkan bahwa 4 diantaranya sudah memberikan imunisasi dasar kepada bayi
sedangkan 4 ibu lainnya hanya memberikan imunisasi pada saat bayi lahir hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi dan menganggap
apabila anaknya di imunisasi akan sakit bahkan lumpuh, 2 ibu mengatakan hanya
5
memberikan imunisasi sampai bayi berusia 4 bulan karena ibu bekerja dan sibuk
dengan kegiatan rumah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2018.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang telah di temukan di atas, maka perumusan
masalah ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2018”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneliti dari hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap di Klinik Poskeskel Tahun 2018 antara lain:
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Pengetahuan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2018
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu dalam pemberian imunisasi
dasar lengkap di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2018
3. Untuk mengetahui distribusi ferekuensi pemberian imunisasi dasar lengkap di
di Klinik Poskeskel Medan tahun 2018
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian
imunisasi dasar lengkap di Klinik Poskeskel Medan tahun 2018
6
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagian sumber informasi bagi mahasiswi untuk menambah pengetahuan
dan sebagai referensi di perpustakan D4 Kebidanan Institut Helvetia Medan. Serta
sebagai bahan masukan bagi peneliti lain agar dapat menyempurnakan penelitian
tantang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian imunisasi dasar
Lengkap
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis merupakan manfaat secara langsung dari hasil penelitian
yang dapat digunakan oleh masyarakat manfaat pkraktis yang dapat diambil
dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagi Responden
Sebagai bahan informasi kepada ibu agar dapat mengetahui secara jelas
tentang manfaat imunisasi pada bayi dengan memberikan imunisasi dasar
lengkap pada bayi agar dengan memberikan imunisasi secara lengkap bayi
dapat tercegah dari berbagai penyakit.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi dan bahan penambahan wawasan dalam meberikan
penyuluhan kepada ibu untuk melakukan imunisasi dasar secara lengkap pada
bayi.
3. Bagi Tempat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cermin
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada keluarga
7
atau masyarakat, dan menjadi bahan masukan dalam rangaka meningkatkan
mutu atau kualitas dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan
masyarakat serta sebagai bahan evaluasi dan penambahan wawasan kepada
petugas atau pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat trutama masalah
imunisasi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitia Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Worang, dkk (2014) dengan judul Analisis
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi
Dasar pada Balita di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah
Kerja Puskesmas Walantakan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan, pendidikan dan sikap dan sikap dengan perilaku
ibu dalam pemberian imunisasi dasar karena memiliki nilai p <0,05.(7)
Penelitian yang dilakukan oleh Triana (2015). Dengan judul Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar lengkap pada Bayi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dari hasil penelitan diperoleh 47,50% imunisasi
tidak lengkap, berpendidikan rendah 5%, berkerja 30%, berpengetahun rendah
48,75%, sikap negatif 50%, pelayanan kesehatan kurang 10%, hambatan 18,75%,
dan mo tivasi kurang 40%. Hasil analisia multivariat diperoleh p-value variabel
motivasi =0,0001. Pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua serta informasi yang
di peroleh tenteng informasi merupakan faktor yang mempengaruhi kelengkapan
pemberian imunisasi dasar pada bayi, oleh karena itu disarankan kepada petugas
agar lebih meningkatkan promosi kesehatan terutama tentang imunisasi.(3)
Penelitian yang dilakukan oleh Saripah (2017) dengan judul Faktor yanga
Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi Di Puskesmas
Penaggalan Kota Subusalam. Hasil menunjukan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan (sing-p 0,007), sikap (sig-p 0,002) dan peran petugas (sig-p 0,032)<
9
(sig-α 0,05) dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar, sedangkan
dukungan suami tidak memiliki hubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian
imunisasi dasar (sig-p 0,197 > sig-α 0,05).(8)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Imunisasi Dasar
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan perlindungan atau
kekebalan kepada tubuh bayi dan anak dengan menyuntikan vaksin atau seruman
dari suatu penyakit yang telah dilemahkan kedalam tubuh. Imunisasi ini bertujuan
untuk melindungi dan mencegah bayi dan anak-anak dari penyakit-penyakit yang
menular atau berbahaya.(9)
Sistem imunisasi dapat mencegah antigen menginfeksi tubuh. Sistem
imunisasi ini bersifat alami dan non spesifik. Imunisasi alamiah bersifat spesifik
dan non spesifik. Saat antigen mengifeksi tubuh, imunitas non spesifik yang
terdiri dari sel komplemen dan makrofag akan bertarung dengan cara memakan
zat antigen tersebut. Setelah itu baru imunitas menyempurnakan perlawanan dari
imunitas kita. Imutas spesifik terdiri dari imunitas humoral dan seluler. (2)
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh
terrhadap penyakit, dengan memasukan kuman atau produk kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukan kuman atau bibit penyakit
tersebut di harapkan tumbuh dapat menghasilkan zat anti yang pada akhirnya
nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang
tubuh.(10)
10
2. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujunan untuk memberikan kekebalan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kematian bayi yang disebabkan
karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam
upaya pencegahan TN maka imunisasi di arahkan kepada pemberian perlindungan
bayi baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. (1)
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada anak, atau dalam lingkungan yang luas menghilangkan penyakit
tertentu, misalnya penyakit cacar. Jadi, selain yang diimunisasi, orang-orang di
sekitarnya juga mendapatkan efek perlindungan tidak langsung.(9)
Tujuan imunisasi imunisasi yaitu:
1) Mencegah penyakit tertertentu pada seseorang
2) Menghilangkan penyakit tertentu pada msyarakat (populasi)
3) Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (misal, cacar).(11)
3. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi sebagai berikut:
1) Untuk Anak
Mencegah penderitaaan yang disesabkan oleh penyakit, kemungkinan cacat
dan kematian
2) Untuk Keluarga
a. Menghilangkan kecemasan dan faktor pisiologis pengeobatan jika anak sakit
b. Mendorong pembentukan keluarga apa bila orang tua yakin bahwa anak
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman
11
3) Untuk Negara
a. Memperbaiki tenaga kesehatan
b. Menciptakan bangsa yanga kuat dan berbakat untuk melanjutkan
pembangunan Negara.(11)
4. Syarat-syarat Imunisasi
Terdapat beberapa jenis yang diangap bebrbahaya bagi anak, yang
pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi dalam bentuk
vaksin. Dapat dipahami bahwa imunisasi hanya dapat di lakukan pada tubuh yang
sehat. Berikut ini keadaaan yang tidak di perbolehkan imunisasi yaitu: Anak yang
sakit keras, keadaan fisik lemah, dalam masa tunas suatu penyakit, sedang
mendapatkan pengobatan imunosupresif lainnya (terutama vaksin hidup) karena
tubuh mampu membentuk zat anti yang cukup banyak.
Dalam penelitian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan yaitu:
diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang di berikan hurus baik,
disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya, pemberian imunisasi
dengan teknik yang tepat, mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan
jenis imunisasi yang telah diterima, meneliti jenis vaksin yang di berikan,
mencatat nomor batch pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan
kartu imunisasi serta memberikan infomed consedt kepada orang tua atau keluarga
sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskn kepada
orang tuanya tentanng manfaat dan efek samping atau kejadian pasca imunisasi
yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi.(12)
12
5. Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikan rupa, agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam yaitu:
1) Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)
agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga ketika tepapar lagi tubuh dapat mengendalikan dan
meresponnya. Contohnya imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak.
2) Imunisasi Pasif
Merupakan suatu peroses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui sauatu peroses
infeksi yang dapat berasal dari plasma maunusia (Kekebalan yang di dapat dari
ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi
mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contohnya imunisasi
pasif adalah penyutikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami
luka kecelakaan, contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di
mana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
plasenta selama masa dalam kandungan.(2)
6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
1) Tuberkulosis (TBC)
Tuberkolosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak
hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkolosis tetapi
merupakan salah satu penyebab tinggi angka kesakitan dan kematian, baik di
13
negara berkembang mampu di negara maju.
Faktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi infeksi menjadi