Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekadar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan belajar mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru. Hal ini dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1977:116) sebagai berikut: “Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan berbentuk membawa anak ke arah tujuan, dalam hal itu anak melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disdiakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai.
30

BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

Mar 31, 2018

Download

Documents

trinhkhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekadar

menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan

yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara

belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan belajar mengajar karena

pendekatan dalam belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya dalam

mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru. Hal

ini dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1977:116) sebagai berikut:

“Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan berbentuk membawa anak ke arah tujuan, dalam hal itu anak melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disdiakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian, pendekatan dalam proses belajar mengajar pada dasarnya

adalah melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar

melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar

yang diinginkan. Di samping itu pula peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya

tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar, karena baik tidaknya hasil

belajar mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajar

mengajar dikatakan berhasil apabila masukan merata, menghasilkan banyak lulusan

Page 2: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

dan bermutu tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta yang memadai.

Juga jika dalam prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat

bekerja yang besar, dan percaya diri sendiri.

Untuk memperoleh hasil tersebut, maka salah satu jalan perlu meningkatkan

kualitas belajar mengajar. Sebagaimana dikatakan di atas, bahwa proses belajar

mengajar adalah suatu proses tidak hanya mendapat informasi dari guru, tetapi

banyak kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil

belajar yang lebih baik pada diri peserta didik. Di samping itu pula proses belajar

mengajar merupakan suatu sistem yang berdiri dari berbagai komponen yang satu

sama lain saling berkaitan. Komponen tersebut terdiri, “persoalan pertama yang

berhubungan dengan tujuan proses pengajaran, persoalan kedua berbicara tentang

materi atau bahan pelajaran, persoalan ketiga berhubungan dengan metode dan alat

yang digunakan dalam proses pengajaran, persoalan keempat yang berkenaan dengan

penilaian dalam pengajaran” (Nana Sudjana, 1988: 30).

Salah satu komponen yang sangat erat hubungannya dalam proses belajar

mengajar, yaitu metode/alat dalam proses belajar mengajar yang digunakan. Karena

metode sebagai sistem pengajaran dalam mempengaruhi pencapaian tujuan. Hal ini

dikemukakan oleh Muhammad (1986:33), ialah sebagai berikut:

“Metode mengajar dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan bahan. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode terletak pada keefektifan proses belajar mengajar. Tentu saja orientasinya pada siswa belajar. Jadi metode yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.”

2

Page 3: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

Dari ungkapan tersebut, bahwa dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode yang tepat dapat mempermudah penerimaan pelajaran bagi

siswa dengan fungsi metode itu sendiri. Oleh karena itu, dalam proses belajar

mengajar siswa diarahkan guru untuk mencapai tujuan pengajaran, melalui bahan

pengajaran yang dipelajari oleh siswa dengan menggunakan metode resitasi dengan

istilah lain yaitu pekerjaan rumah, kemudian dinilai ada tidaknya perubahan pada diri

siswa setelah menyelenggarakan proses belajar mengajar itu. Keberhasilan proses

belajar mengajar salah satu di antaranya bergantung pada bentuk komunikasi yang

digunakan guru pada saat mengajar.

Nana Sudjana (1988:76), menjelaskan sebagai berikut:

“Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.”

Dari ungkapan tersebut, bahwa metode pemberian tugas (PR) mempunyai

peranan penting dalam peningkatan dan mengefektifkan hasil kegiatan belajar siswa.

Di mana hasil kegiatan belajar di sekolah yang belum tuntas dapat dibawa dan

diselesaikan di rumah yang diberikan dalam bentuk tugas, baik bersifat individu

maupun kelompok. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam

meningkatkan hasil kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

melalui latihan-latihan.

3

Page 4: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

Dengan adanya kebijakan pemberian tugas yang dibawa ke rumah yang

disebut dengan pekerjaan rumah, ternyata sangat berpengaruh terhadap peningkatan

hasil kegiatan belajar siswa. Bahkan berpengaruh terhadap guru sebagai pendidik, di

mana seorang guru dalam memberikan pelajaran tidak hanya di dalam kelas,

melainkan di luar kelas bahkan di luar jam pelajaran sekolah. Hal ini memerlukan

bimbingan dan pengawasan dari berbagai pihak. Hubungan antara guru dengan orang

tua murid merupakan tanggung jawab bersama dalam meningkatkan pendidikannya.

Sebelum adanya pemberian tugas, kegiatan belajar siswa biasa-biasa saja,

bahkan acuh tak acuh terhadap pelajaran sehari-hari maupun waktu menghadapi

ujian, terutama dalam bidang studi PAI. Akan tetapi setelah pekerjaan rumah

mendapat perhatian, mereka jauh berbeda bila dibandingkan dengan keadaan

sebelumnya. Siswa yang tidak suka menghafal, sekarang menjadi rajin. Mereka

belajar tidak hanya menghafal sendiri, melainkan ikut dan mengadakan kegiatan

belajar kelompok. Dengan sendirinya perubahan itu tidak hanya siswanya, gurunya

pun ikut terpengaruh, mereka berusaha melakukan dan memberikan pelajaran di luar

jam pelajaran sekolah. Juga di dalam menyampaikan pelajaran, benar-benar

dicurahkan seluruh kemampuannya agar yang disampaikan itu dapat dimengerti oleh

siswa.

Dengan demikian uraian tersebut, timbul permasalahan yang keinginan

penulis untuk meneliti, apakah ada pengaruh pekerjaan rumah tidak hasil belajar

siswa dalam bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung? Sehingga judul dalam

4

Page 5: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

penelitian ini, yaitu: “Pengaruh Pekerjaan Rumah terhadap Hasil Kegiatan

Belajar Siswa dalam Bidang Studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung.”

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan,

ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode resitasi (pekerjaan rumah) dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa dalam bidang studi PAI?

2. Bagaimana hasil (prestasi) belajar siswa dalam bidang studi PAI?

3. Adakah pengaruh pekerjaan rumah (metode resitasi) terhadap hasil (prestasi)

belajar siswa dalam bidang studi PAI?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian, ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode resitasi (pekerjaan rumah) dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dalam bidang studi PAI

2. Untuk memperoleh data tentang hasil (prestasi) belajar siswa dalam bidang

studi PAI

3. Untuk mengetahui data tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap hasil

belajar siswa dalam bidang studi PAI.

5

Page 6: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

D. Kerangka Pemikiran

Dalam mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang tentu perlu, adanya

komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadunya dua kegiatan,

yakni kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar yang berdaya guna dalam mencapai

tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, ada dua patokan untuk menentukan keberhasilan

suatu pengajaran, yaitu kriteria ditinjau dari sudut proses dan kriteria ditinjau dari

sudut hasil yang dicapai. Hal ini dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988:37), sebagai

berikut:

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, dengan asumsi dasar yaitu proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai, makin besar usaha menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu.”

Sementara itu, M. Surya (1985:75), “hasil belajar ialah kegiatan belajar dan

mengajar yang dilakukan baik pelajar maupun pengajar selama proses belajar itu

berlangsung merupakan sesuatu yang amat penting karena menentukan efektivitas

dan efisiensi perbuatan belajar.” Oleh sebab itu, mutu pengetahuan, kecerdasan, sikap

dan keterampilan yang menjadi milik dan penguasaan siswa atau tamatan ditentukan

oleh kualitas proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa.

Jadi dapat dipastikan bahwa hasil/prestasi yang dicapai oleh para siswa ada

ketergantungan terhadap proses belajar mengajar yang dilaluinya. Sebaliknya,

kelangsungan proses belajar mengajar bidang studi, baik buruknya dapat diukur

dengan melihat hasil/prestasi yang dicapai oleh para siswa, di manapun dan badan

apapun yang menyelenggarakan evaluasinya. Hal ini dikemukakan oleh S. Nasution

6

Page 7: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

(1982:76), “sehubungan dengan hasilnya kegiatan belajar mengajar tidak hanya

ditentukan oleh pihak siswa saja tetapi antara keduanya itu adanya interaksi antara

guru dengan siswa. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin saja gagal

dalam belajar (pelajaran) karena kekurangan motivasi.

Sejalan dengan itu, Winarno Surachmad (1986:14), “bahwa dalam setiap

proses interaktif edukatif harus ada, bahan yang menjadi isi proses, tujuan yang jelas

akan dicapai, pelajar yang aktif mengalami, guru yang melaksanakannya, metode

tertentu untuk mencapai tujuan, dan bahwa proses interaktif tersebut berlangsung

dalam ikatan situasional.

Berdasarkan dari ungkapan tersebut, untuk kepentingan penelitian tentang

proses belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung, terutama

dalam pelaksanaan metode pemberian tugas dengan istilah pemberian pekerjaan

rumah, penulis akan eninjau dari sudut aspek: pendidik, siswa (anak didik), tujuan,

materi pelajaran, metode, watktu, penilaian, sebagai indikator penelitian.

Adapun metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui hasil-hasil yang

dicapai siswa dalam proses belajar yang dilakukan, ialah dengan metode test dan

metode observasi. Hal ini dikemukakan oleh Wayan Nurkancana dan P.P.N.

Sumartana (1983:25), test adalah “suatu cara untuk mengadakan penilaian yang

berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau

sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau

prestasi anak tersebut.” Dalam setiap item test telah ditetapkan besarnya skor yang

diberikan. Artinya, dalam setiap item test telah ditetapkan beberapa skor yang akan

7

Page 8: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

diberikan untuk setiap jawaban yang diberikan pada anak-anak. Setelah test

dilaksanakan, dan lembar jawaban siswa-siswi diperiksa oleh guru, maka selanjutnya

akan dihitung beberapa jumlah betul dan salahnya, dengan mempergunakan rumus-

rumus penskoran dan memperhitungkan bobot skor untuk tiap-tiap item test, sehingga

dapat dihitung jumlah skor yang diperoleh seorang siswa. Jumlah skor yang diperoleh

siswa pada umumnya merupakan lambang dari suatu hasil (prestasi) yang telah

dicapai seorang siswa dari hasil proses belajar mengajar yang telah dilakukannya.

Jadi yang akan dianalisis pada hasil/prestasi belajar siswa dalam penelitian ini

sebagai indikatornya adalah berupa skor. Yakni skor yang telah diraih siswa SMP

Bina Taruna Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung dari tes

EBTA bidang studi PAI di sekolah.

Dengan demikian prosedur tersebut, diharapkan dapat diketahui keadaan

proses belajar mengajar, terutama dengan pekerjaan rumah yang dilaksanakannya di

SMP Bina Taruna Bandung dan hasil/prestasi belajar siswa dalam bidang studi PAI

pada EBTA di sekolah. Setelah diketahui keadaan kedua variabel tersebut langkah

akhir akan dianalisis pula keterkaitan antara keduanya. Secara skematis, kerangka

pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

8

Page 9: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan “asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat

untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkan.”

(Sudjana, 1989: 219). Setiap hipotesis bisa benar atau tidak dan karenanya perlu

diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau

prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan

pengujian hipotesis. Penelitian ini akan menyoroti dua variabel, yaitu variabel bebas

tentang pemberian tugas/pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI di SMP Bina

Taruna Bandung (variabel X), dan variabel hasil/prestasi ada ketergantungan pada

proses belajar mengajar yang dilaluinya. Oleh sebab itu, dapat ditarik hipotesis:

1. H1 : pelaksanaan metode penugasan/pekerjaan rumah dalam proses belajar

mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung

berpengaruh positif terhadap prestasi di sekolah. H1 0

9

Proses belajar mengajar dengan metode

penugasan (pekerjaan rumah) bidang studi PAI di

SLTPPendidik Siswa (anak didik)Tujuan Materi Metode Waktu Penilaian

Hasil (prestasi) belajar siswa pada EBTA SLTP

Skor

Page 10: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

2. H0 : pelaksanaan metode penugasan/pekerjaan rumah dalam proses

belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung

tidak berpengaruh positif terhadap prestasi di sekolah. H0 0

F. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Metode penelitian

Untuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah

barang tentu diperlukan suatu metode yang ilmiah pula. Dalam penelitian ini

dilakukan dengan pendekatan analisis korelasioner. Artinya penelitian ini

dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah sebagaimana adanya dengan cara

mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, serta berusaha untuk mencoba

mengambil kesimpulan. Dari sisi lain metode deskriptif ini merupakan metode:

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena metode ini sering pula disebut metode analisis) (Winarno Surachmad, 1975:140).

Adapun alasan penulis menggunakan metode ini adalah, bahwasannya

permasalahan yang diteliti atau dibahas penulis ini terjadi atau adan dan sedang

berlangsung dewasa ini pada siswa SMP Bina Taruna Bandung. Sedangkan

pendekatan analisis korelasioner dimaksud untuk menganalisis derajat adanya

korelasi yang terjadi, antara variabel penugasan/pekerjaan rumah dalam proses

belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung dengan variabel

prestasi/hasil belajar siswa pada EBTA di sekolah.

10

Page 11: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

Selanjutnya untuk memperoleh data teoritik yang diperlukan penulis

menggunakan riset perpustakaan, ialah riset yang dilakukan dengan mempelajari

buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam

skripsi ini. Dari riset perpusatakaan tersebut penulis gunakan sebagai landasan

operasional penelitian teoritik. Sedang sebagai landasan empiriknya penulis terjun

langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMP Bina Taruna Bandung.

2. Penentuan populasi dan sampel

Yang dimaksud dengan populasi ialah sekumpulan subjek yang diselidiki,

baik berupa manusia ataupun yang lainnya. Dilihat dari wujud objek, dikemukakan

oleh Winarno Surachmad (1982:84), “populasi itu sekumpulan subjek, baik manusia,

gejala-gejala, nilai test, benda-benda, atau peristiwa.” Berdasarkan pengertian

tersebut dapat ditetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II

SMP Bina Taruna Bandung sebanyak 400 orang siswa. Secara rinci mereka itu terdiri

dari kelas A sebanyak 40 orang, kelas B sebanyak 40 orang, kelas C sebanyak 40

orang, kelas D sebanyak 40 orang, kelas E sebanyak 40 orang, kelas F sebanyak 40

orang, kelas G sebanyak 40 orang, kelas H sebanyak 40 orang, kelas I sebanyak 40

orang dan kelas J sebanyak 40 orang siswa.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel, “adalah penarikan sebagian dari

populasi” (Winarno Surachmad, 1982:93). Karena tidak mungkin penyelidikan secara

langsung segenap populasi padahal tujuan penyelidikan menemukan generalisasi

11

Page 12: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

yang berlaku secara umum, maka penulis menggunakan sebagian saja dari populasi,

yakni sebuah sampel yang mewakili terhadap seluruh populasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel random yang akan dipilih

secara lotre. Alasan pengambilan sampel dengan cara ini, karena terlalu banyak

populasinya dan diharapkan dengan cara lotre ini tidak akan terjadi kekeliruan, juga

apabila ada kekeliruan dengan sampel ini bisa teratasi. Dikemukakan oleh Winarno

Surachmad (1982:87), bahwa “sampel random dapat dibuat dengan jalan menarik

setiap unit (unsur) calon sampel secara lotre, sistem lotre memberikan kesempatan

kepada setiap unsur yang dipilih tanpa pengecualian.” Jumlah sampel yang diambil

sebanyak 15% dari jumlah populasi, karena menurut Suharsimi Arikunto (1985:94),

bahwa “bila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka untuk sampelnya dapat

diambil 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasi.” Dengan demikian, jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 15% x 400 = 60 orang siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

meliputi:

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data di mana penyelidik mngadakan pengamatan

secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi ini dilaksanakan

untuk mengetahui proses belajar mengajar, terutama dilaksanakan metode pemberian

tugas/pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung. Untuk

12

Page 13: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

itu penulis langsung terjun ke lokasi penelitian yang dilaksanakannya sebelum dan

sesudah wawancara dan angket.

b. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data dari kepala sekolah dan

guru bidang studi PAI. Secara material teknik ini diarahkan untuk mendapatkan data

tentang latar belakang penyelenggaraan dilaksanakan metode penugasan/memberikan

pekerjaan rumah dalam proses belajar mengajar bidang studi PAI. Di samping itu,

teknik ini dilakukan secara khusus dengan guru bidang studi PAI sebagai penunjang

pokok untuk mendapatkan data intensitas prestasi (hasi) belajar siswa dalam bidang

studi PAI di sekolah.

c. Angket

Dengan teknik ini akan memudahkan penulis dalam menyebarkan beberapa

pertanyaan/pernyataan kepada para siswa yang terpilih sebagai sampel. Melalui

angket ini diharapkan akan terangkat data kuantitatif, baik mengenai proses belajar

mengajar dengan metode pemberian tugas/ pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI,

maupun mengenai prestasi/hasil belajar siswa SMP Bina Taruna Bandung. Untuk

keperluan kuantifikasinya berkenaan dengan data yang mengenai kedua variabel

tersebut, setiap item angket disediakan alternatif jawaban dengan pendekatan skala

yang dikembangkan Likert, yakni tiap-tiap item angket disdiakan 5 (lima) alternatif

jawaban, mulai dari alternatif jawaban yang tertinggi, cukup tinggi, sedang, rendah,

rendah sekali. Apabila pertanyaan/pernyataan angketnya berorientasi positif,

penilaian terhadap pilihan alternatif jawaban diurutkan 5, 4, 3, 2, dan 1. Sedang

13

Page 14: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

apabila pertanyaan/pernyataan angket yang berorientasi negatif, penilaian terhadap

pilihan alternatif jawaban diurutkan 1, 2, 3, 4, dan 5.

4. Analisis data

Setelah data tentang dilaksanakannya metode penugasan/pekerjaan rumah

dalam proses belajar mengajar bidang studi PAI dan pengaruhnya terhadap

prestasi/hasil belajar siswa di SMP Bina Taruna Bandung terkumpul dengan lengkap,

kemudian diolah dan dianaisis. Dengan langkah-langkah yang dilakukan, ialah

sebagai berikut:

a. Analisis parsial

Alat analisis ini dimaksudkan untuk menguji dan menghitung variabel X dan

Y secara terpisah, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Analisis parsial perindikator dengan kriteria:

Untuk variabel X dengan rumus: M =

dan diinterpretasikan ke dalam lima absolut sebagai berikut:

0,5 – 1,5 berarti sangat rendah1,5 – 2,5 berarti rendah2,5 – 3,5 berarti cukup3,5 – 4,5 berarti tinggi4,5 – 5,5 berarti sangat tinggi

Untuk variabel Y dengan rumus: M =

Dengan kriteria:

80 – 100 Baik sekali70 – 79 Baik60 – 69 Cukup50 – 59 Kurang

14

Page 15: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

0 – 49 Gagal (Suharsimi Arikunto, 1999:245)

2) Uji normalitas masing-masing variabel dengan langkah sebagai berikut:

a) Menentukan rentang nilai (R) dengan rumus:

Rentang = data terbesar – data terkecil (Sudjana, 1996:47)

b) Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan rumus:

K = 1 + (3,3) Log n (Sudjana, 1996:47).

c) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus:

p = (Sudjana, 1996:47).

d) Membuat tabel distribusi frekuensi tiap variabel.

e) Uji tendensi sentral yang meliputi

- Mencari nilai rata-rata/ mean dengan rumus:

Variabel X,

Variabel Y (Sudjana, 1996:67).

- Mencari nilai median (Me) dengan rumus:

(Sudjana, 1996:79).

- Mencari nilai modus (Mo) dengan rumus:

Mo = 3 Md – 2M

f) Menentukan nilai standar deviasi (SD) dengan rumus:

(Sudjana, 1996:95).

15

Page 16: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

g) Tabel distribusi frekuensi observasi dan ekspektasi dengan

menghitung Z skor, Z tabel, Li dan Ei, berdasarkan ketentuan:

Z skor = , LI = LxN, Oi = fi

h) Menentukan nilai chi kuadrat (2), dengan rumus:

X2 = (Sudjana, 1996:276)

i) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus:

dk = k – 3 (Sudjana, 1996:293).

j) Menentukan nilai 2 tabel dengan taraf signifikasi 5%.

k) Menginterpretasikan hasil pengujian normalitas dengan ketentuan:

- hitung < tabel , maka berdistribusi normal

- hitung > tabel , maka berdistribusi tidak normal

b. Analisis Korelasi

Analisis ini dimaksudkan untuk mengukur kadar keterkaitan antara variabel X

dan Y. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menentukan persamaan regresi linier dengan rumus:

= a + bX, dimana:

b (Sudjana, 1996:315)

16

Page 17: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

2) Menguji linieritas regresi dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika Ftc hitung < F tabel, = regresi linier.

Jika Ftc hitung > F tabel, = regresi tidak linier.

3) Menghitung harga koefisiensi korelasi dengan ketentuan:

Jika kedua variabel berdistribusi normal dan persamaan regresinya linier,

maka rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi Product

Moment, yaitu:

(Arikunto, 1998:259).

Jika salah satu atau kedua variabel tidak berdistribusi normal atau

persamaan regresinya tidak linier, maka digunakan rumus rank difference

correlation, yang dikemukakan oleh Spearman, yaitu:

(Arikunto, 1998:262)

4) Uji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan nilai t dengan rumus:

(Sudjana, 1996:377).

b) Menghitung t tabel dengan taraf signifikansi 5 %

c) Pengujian hipotesis dengan ketentuan :

- Hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel

- Hipotesis ditolak apabila t hitung < t tabel

17

Page 18: BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang

5) Menafsirkan harga koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

0,00 s/d 0,20 = korelasi sangat rendah0,20 s/d 0,40 = korelasi rendah0,40 s/d 0,60 = korelasi sedang0,60 s/d 0,80 = korelasi tinggi0,80 s/d 1,00 = korelasi sangat tinggi (Suharsimi, 1998:260)

6) Uji pengaruh antar variabel X terhadap variabel Y ditentukan dengan

formula Kelly sebagaimana dikemukakan Gaos (1983:116).

- Menghitung derajat tidak ada hubungan, dengan rumus:

- Menghitung derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y,

dengan rumus:

E = 100 (1-k)

18