BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekadar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan belajar mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru. Hal ini dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1977:116) sebagai berikut: “Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan berbentuk membawa anak ke arah tujuan, dalam hal itu anak melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disdiakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai.
30
Embed
BAB I - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewUntuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah barang tentu diperlukan suatu metode yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekadar
menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan
yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara
belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan belajar mengajar karena
pendekatan dalam belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya dalam
mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru. Hal
ini dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1977:116) sebagai berikut:
“Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan berbentuk membawa anak ke arah tujuan, dalam hal itu anak melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disdiakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, pendekatan dalam proses belajar mengajar pada dasarnya
adalah melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar
melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar
yang diinginkan. Di samping itu pula peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya
tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar, karena baik tidaknya hasil
belajar mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajar
mengajar dikatakan berhasil apabila masukan merata, menghasilkan banyak lulusan
dan bermutu tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta yang memadai.
Juga jika dalam prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
bekerja yang besar, dan percaya diri sendiri.
Untuk memperoleh hasil tersebut, maka salah satu jalan perlu meningkatkan
kualitas belajar mengajar. Sebagaimana dikatakan di atas, bahwa proses belajar
mengajar adalah suatu proses tidak hanya mendapat informasi dari guru, tetapi
banyak kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil
belajar yang lebih baik pada diri peserta didik. Di samping itu pula proses belajar
mengajar merupakan suatu sistem yang berdiri dari berbagai komponen yang satu
sama lain saling berkaitan. Komponen tersebut terdiri, “persoalan pertama yang
berhubungan dengan tujuan proses pengajaran, persoalan kedua berbicara tentang
materi atau bahan pelajaran, persoalan ketiga berhubungan dengan metode dan alat
yang digunakan dalam proses pengajaran, persoalan keempat yang berkenaan dengan
penilaian dalam pengajaran” (Nana Sudjana, 1988: 30).
Salah satu komponen yang sangat erat hubungannya dalam proses belajar
mengajar, yaitu metode/alat dalam proses belajar mengajar yang digunakan. Karena
metode sebagai sistem pengajaran dalam mempengaruhi pencapaian tujuan. Hal ini
dikemukakan oleh Muhammad (1986:33), ialah sebagai berikut:
“Metode mengajar dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan bahan. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode terletak pada keefektifan proses belajar mengajar. Tentu saja orientasinya pada siswa belajar. Jadi metode yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.”
2
Dari ungkapan tersebut, bahwa dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode yang tepat dapat mempermudah penerimaan pelajaran bagi
siswa dengan fungsi metode itu sendiri. Oleh karena itu, dalam proses belajar
mengajar siswa diarahkan guru untuk mencapai tujuan pengajaran, melalui bahan
pengajaran yang dipelajari oleh siswa dengan menggunakan metode resitasi dengan
istilah lain yaitu pekerjaan rumah, kemudian dinilai ada tidaknya perubahan pada diri
siswa setelah menyelenggarakan proses belajar mengajar itu. Keberhasilan proses
belajar mengajar salah satu di antaranya bergantung pada bentuk komunikasi yang
digunakan guru pada saat mengajar.
Nana Sudjana (1988:76), menjelaskan sebagai berikut:
“Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.”
Dari ungkapan tersebut, bahwa metode pemberian tugas (PR) mempunyai
peranan penting dalam peningkatan dan mengefektifkan hasil kegiatan belajar siswa.
Di mana hasil kegiatan belajar di sekolah yang belum tuntas dapat dibawa dan
diselesaikan di rumah yang diberikan dalam bentuk tugas, baik bersifat individu
maupun kelompok. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam
meningkatkan hasil kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
melalui latihan-latihan.
3
Dengan adanya kebijakan pemberian tugas yang dibawa ke rumah yang
disebut dengan pekerjaan rumah, ternyata sangat berpengaruh terhadap peningkatan
hasil kegiatan belajar siswa. Bahkan berpengaruh terhadap guru sebagai pendidik, di
mana seorang guru dalam memberikan pelajaran tidak hanya di dalam kelas,
melainkan di luar kelas bahkan di luar jam pelajaran sekolah. Hal ini memerlukan
bimbingan dan pengawasan dari berbagai pihak. Hubungan antara guru dengan orang
tua murid merupakan tanggung jawab bersama dalam meningkatkan pendidikannya.
Sebelum adanya pemberian tugas, kegiatan belajar siswa biasa-biasa saja,
bahkan acuh tak acuh terhadap pelajaran sehari-hari maupun waktu menghadapi
ujian, terutama dalam bidang studi PAI. Akan tetapi setelah pekerjaan rumah
mendapat perhatian, mereka jauh berbeda bila dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya. Siswa yang tidak suka menghafal, sekarang menjadi rajin. Mereka
belajar tidak hanya menghafal sendiri, melainkan ikut dan mengadakan kegiatan
belajar kelompok. Dengan sendirinya perubahan itu tidak hanya siswanya, gurunya
pun ikut terpengaruh, mereka berusaha melakukan dan memberikan pelajaran di luar
jam pelajaran sekolah. Juga di dalam menyampaikan pelajaran, benar-benar
dicurahkan seluruh kemampuannya agar yang disampaikan itu dapat dimengerti oleh
siswa.
Dengan demikian uraian tersebut, timbul permasalahan yang keinginan
penulis untuk meneliti, apakah ada pengaruh pekerjaan rumah tidak hasil belajar
siswa dalam bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung? Sehingga judul dalam
4
penelitian ini, yaitu: “Pengaruh Pekerjaan Rumah terhadap Hasil Kegiatan
Belajar Siswa dalam Bidang Studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung.”
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan,
ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode resitasi (pekerjaan rumah) dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dalam bidang studi PAI?
2. Bagaimana hasil (prestasi) belajar siswa dalam bidang studi PAI?
3. Adakah pengaruh pekerjaan rumah (metode resitasi) terhadap hasil (prestasi)
belajar siswa dalam bidang studi PAI?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode resitasi (pekerjaan rumah) dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa dalam bidang studi PAI
2. Untuk memperoleh data tentang hasil (prestasi) belajar siswa dalam bidang
studi PAI
3. Untuk mengetahui data tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap hasil
belajar siswa dalam bidang studi PAI.
5
D. Kerangka Pemikiran
Dalam mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang tentu perlu, adanya
komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadunya dua kegiatan,
yakni kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar yang berdaya guna dalam mencapai
tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, ada dua patokan untuk menentukan keberhasilan
suatu pengajaran, yaitu kriteria ditinjau dari sudut proses dan kriteria ditinjau dari
sudut hasil yang dicapai. Hal ini dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988:37), sebagai
berikut:
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, dengan asumsi dasar yaitu proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai, makin besar usaha menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu.”
Sementara itu, M. Surya (1985:75), “hasil belajar ialah kegiatan belajar dan
mengajar yang dilakukan baik pelajar maupun pengajar selama proses belajar itu
berlangsung merupakan sesuatu yang amat penting karena menentukan efektivitas
dan efisiensi perbuatan belajar.” Oleh sebab itu, mutu pengetahuan, kecerdasan, sikap
dan keterampilan yang menjadi milik dan penguasaan siswa atau tamatan ditentukan
oleh kualitas proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa.
Jadi dapat dipastikan bahwa hasil/prestasi yang dicapai oleh para siswa ada
ketergantungan terhadap proses belajar mengajar yang dilaluinya. Sebaliknya,
kelangsungan proses belajar mengajar bidang studi, baik buruknya dapat diukur
dengan melihat hasil/prestasi yang dicapai oleh para siswa, di manapun dan badan
apapun yang menyelenggarakan evaluasinya. Hal ini dikemukakan oleh S. Nasution
6
(1982:76), “sehubungan dengan hasilnya kegiatan belajar mengajar tidak hanya
ditentukan oleh pihak siswa saja tetapi antara keduanya itu adanya interaksi antara
guru dengan siswa. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin saja gagal
dalam belajar (pelajaran) karena kekurangan motivasi.
Sejalan dengan itu, Winarno Surachmad (1986:14), “bahwa dalam setiap
proses interaktif edukatif harus ada, bahan yang menjadi isi proses, tujuan yang jelas
akan dicapai, pelajar yang aktif mengalami, guru yang melaksanakannya, metode
tertentu untuk mencapai tujuan, dan bahwa proses interaktif tersebut berlangsung
dalam ikatan situasional.
Berdasarkan dari ungkapan tersebut, untuk kepentingan penelitian tentang
proses belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung, terutama
dalam pelaksanaan metode pemberian tugas dengan istilah pemberian pekerjaan
rumah, penulis akan eninjau dari sudut aspek: pendidik, siswa (anak didik), tujuan,
materi pelajaran, metode, watktu, penilaian, sebagai indikator penelitian.
Adapun metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui hasil-hasil yang
dicapai siswa dalam proses belajar yang dilakukan, ialah dengan metode test dan
metode observasi. Hal ini dikemukakan oleh Wayan Nurkancana dan P.P.N.
Sumartana (1983:25), test adalah “suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau
sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut.” Dalam setiap item test telah ditetapkan besarnya skor yang
diberikan. Artinya, dalam setiap item test telah ditetapkan beberapa skor yang akan
7
diberikan untuk setiap jawaban yang diberikan pada anak-anak. Setelah test
dilaksanakan, dan lembar jawaban siswa-siswi diperiksa oleh guru, maka selanjutnya
akan dihitung beberapa jumlah betul dan salahnya, dengan mempergunakan rumus-
rumus penskoran dan memperhitungkan bobot skor untuk tiap-tiap item test, sehingga
dapat dihitung jumlah skor yang diperoleh seorang siswa. Jumlah skor yang diperoleh
siswa pada umumnya merupakan lambang dari suatu hasil (prestasi) yang telah
dicapai seorang siswa dari hasil proses belajar mengajar yang telah dilakukannya.
Jadi yang akan dianalisis pada hasil/prestasi belajar siswa dalam penelitian ini
sebagai indikatornya adalah berupa skor. Yakni skor yang telah diraih siswa SMP
Bina Taruna Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung dari tes
EBTA bidang studi PAI di sekolah.
Dengan demikian prosedur tersebut, diharapkan dapat diketahui keadaan
proses belajar mengajar, terutama dengan pekerjaan rumah yang dilaksanakannya di
SMP Bina Taruna Bandung dan hasil/prestasi belajar siswa dalam bidang studi PAI
pada EBTA di sekolah. Setelah diketahui keadaan kedua variabel tersebut langkah
akhir akan dianalisis pula keterkaitan antara keduanya. Secara skematis, kerangka
pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
8
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan “asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkan.”
(Sudjana, 1989: 219). Setiap hipotesis bisa benar atau tidak dan karenanya perlu
diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau
prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan
pengujian hipotesis. Penelitian ini akan menyoroti dua variabel, yaitu variabel bebas
tentang pemberian tugas/pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI di SMP Bina
Taruna Bandung (variabel X), dan variabel hasil/prestasi ada ketergantungan pada
proses belajar mengajar yang dilaluinya. Oleh sebab itu, dapat ditarik hipotesis:
1. H1 : pelaksanaan metode penugasan/pekerjaan rumah dalam proses belajar
mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung
berpengaruh positif terhadap prestasi di sekolah. H1 0
9
Proses belajar mengajar dengan metode
penugasan (pekerjaan rumah) bidang studi PAI di
SLTPPendidik Siswa (anak didik)Tujuan Materi Metode Waktu Penilaian
Hasil (prestasi) belajar siswa pada EBTA SLTP
Skor
2. H0 : pelaksanaan metode penugasan/pekerjaan rumah dalam proses
belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung
tidak berpengaruh positif terhadap prestasi di sekolah. H0 0
F. Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Metode penelitian
Untuk memperoleh data yang objektif dalam suatu penelitian ilmiah, sudah
barang tentu diperlukan suatu metode yang ilmiah pula. Dalam penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan analisis korelasioner. Artinya penelitian ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah sebagaimana adanya dengan cara
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, serta berusaha untuk mencoba
mengambil kesimpulan. Dari sisi lain metode deskriptif ini merupakan metode:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena metode ini sering pula disebut metode analisis) (Winarno Surachmad, 1975:140).
Adapun alasan penulis menggunakan metode ini adalah, bahwasannya
permasalahan yang diteliti atau dibahas penulis ini terjadi atau adan dan sedang
berlangsung dewasa ini pada siswa SMP Bina Taruna Bandung. Sedangkan
pendekatan analisis korelasioner dimaksud untuk menganalisis derajat adanya
korelasi yang terjadi, antara variabel penugasan/pekerjaan rumah dalam proses
belajar mengajar bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung dengan variabel
prestasi/hasil belajar siswa pada EBTA di sekolah.
10
Selanjutnya untuk memperoleh data teoritik yang diperlukan penulis
menggunakan riset perpustakaan, ialah riset yang dilakukan dengan mempelajari
buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam
skripsi ini. Dari riset perpusatakaan tersebut penulis gunakan sebagai landasan
operasional penelitian teoritik. Sedang sebagai landasan empiriknya penulis terjun
langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMP Bina Taruna Bandung.
2. Penentuan populasi dan sampel
Yang dimaksud dengan populasi ialah sekumpulan subjek yang diselidiki,
baik berupa manusia ataupun yang lainnya. Dilihat dari wujud objek, dikemukakan
oleh Winarno Surachmad (1982:84), “populasi itu sekumpulan subjek, baik manusia,
gejala-gejala, nilai test, benda-benda, atau peristiwa.” Berdasarkan pengertian
tersebut dapat ditetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II
SMP Bina Taruna Bandung sebanyak 400 orang siswa. Secara rinci mereka itu terdiri
dari kelas A sebanyak 40 orang, kelas B sebanyak 40 orang, kelas C sebanyak 40
orang, kelas D sebanyak 40 orang, kelas E sebanyak 40 orang, kelas F sebanyak 40
orang, kelas G sebanyak 40 orang, kelas H sebanyak 40 orang, kelas I sebanyak 40
orang dan kelas J sebanyak 40 orang siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel, “adalah penarikan sebagian dari
populasi” (Winarno Surachmad, 1982:93). Karena tidak mungkin penyelidikan secara
langsung segenap populasi padahal tujuan penyelidikan menemukan generalisasi
11
yang berlaku secara umum, maka penulis menggunakan sebagian saja dari populasi,
yakni sebuah sampel yang mewakili terhadap seluruh populasi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel random yang akan dipilih
secara lotre. Alasan pengambilan sampel dengan cara ini, karena terlalu banyak
populasinya dan diharapkan dengan cara lotre ini tidak akan terjadi kekeliruan, juga
apabila ada kekeliruan dengan sampel ini bisa teratasi. Dikemukakan oleh Winarno
Surachmad (1982:87), bahwa “sampel random dapat dibuat dengan jalan menarik
setiap unit (unsur) calon sampel secara lotre, sistem lotre memberikan kesempatan
kepada setiap unsur yang dipilih tanpa pengecualian.” Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 15% dari jumlah populasi, karena menurut Suharsimi Arikunto (1985:94),
bahwa “bila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka untuk sampelnya dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasi.” Dengan demikian, jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 15% x 400 = 60 orang siswa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
meliputi:
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data di mana penyelidik mngadakan pengamatan
secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi ini dilaksanakan
untuk mengetahui proses belajar mengajar, terutama dilaksanakan metode pemberian
tugas/pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI di SMP Bina Taruna Bandung. Untuk
12
itu penulis langsung terjun ke lokasi penelitian yang dilaksanakannya sebelum dan
sesudah wawancara dan angket.
b. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data dari kepala sekolah dan
guru bidang studi PAI. Secara material teknik ini diarahkan untuk mendapatkan data
tentang latar belakang penyelenggaraan dilaksanakan metode penugasan/memberikan
pekerjaan rumah dalam proses belajar mengajar bidang studi PAI. Di samping itu,
teknik ini dilakukan secara khusus dengan guru bidang studi PAI sebagai penunjang
pokok untuk mendapatkan data intensitas prestasi (hasi) belajar siswa dalam bidang
studi PAI di sekolah.
c. Angket
Dengan teknik ini akan memudahkan penulis dalam menyebarkan beberapa
pertanyaan/pernyataan kepada para siswa yang terpilih sebagai sampel. Melalui
angket ini diharapkan akan terangkat data kuantitatif, baik mengenai proses belajar
mengajar dengan metode pemberian tugas/ pekerjaan rumah dalam bidang studi PAI,
maupun mengenai prestasi/hasil belajar siswa SMP Bina Taruna Bandung. Untuk
keperluan kuantifikasinya berkenaan dengan data yang mengenai kedua variabel
tersebut, setiap item angket disediakan alternatif jawaban dengan pendekatan skala
yang dikembangkan Likert, yakni tiap-tiap item angket disdiakan 5 (lima) alternatif
jawaban, mulai dari alternatif jawaban yang tertinggi, cukup tinggi, sedang, rendah,
rendah sekali. Apabila pertanyaan/pernyataan angketnya berorientasi positif,
penilaian terhadap pilihan alternatif jawaban diurutkan 5, 4, 3, 2, dan 1. Sedang
13
apabila pertanyaan/pernyataan angket yang berorientasi negatif, penilaian terhadap
pilihan alternatif jawaban diurutkan 1, 2, 3, 4, dan 5.
4. Analisis data
Setelah data tentang dilaksanakannya metode penugasan/pekerjaan rumah
dalam proses belajar mengajar bidang studi PAI dan pengaruhnya terhadap
prestasi/hasil belajar siswa di SMP Bina Taruna Bandung terkumpul dengan lengkap,
kemudian diolah dan dianaisis. Dengan langkah-langkah yang dilakukan, ialah
sebagai berikut:
a. Analisis parsial
Alat analisis ini dimaksudkan untuk menguji dan menghitung variabel X dan
Y secara terpisah, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Analisis parsial perindikator dengan kriteria:
Untuk variabel X dengan rumus: M =
dan diinterpretasikan ke dalam lima absolut sebagai berikut:
0,5 – 1,5 berarti sangat rendah1,5 – 2,5 berarti rendah2,5 – 3,5 berarti cukup3,5 – 4,5 berarti tinggi4,5 – 5,5 berarti sangat tinggi
Untuk variabel Y dengan rumus: M =
Dengan kriteria:
80 – 100 Baik sekali70 – 79 Baik60 – 69 Cukup50 – 59 Kurang
14
0 – 49 Gagal (Suharsimi Arikunto, 1999:245)
2) Uji normalitas masing-masing variabel dengan langkah sebagai berikut:
a) Menentukan rentang nilai (R) dengan rumus:
Rentang = data terbesar – data terkecil (Sudjana, 1996:47)
b) Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan rumus:
K = 1 + (3,3) Log n (Sudjana, 1996:47).
c) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus:
p = (Sudjana, 1996:47).
d) Membuat tabel distribusi frekuensi tiap variabel.
e) Uji tendensi sentral yang meliputi
- Mencari nilai rata-rata/ mean dengan rumus:
Variabel X,
Variabel Y (Sudjana, 1996:67).
- Mencari nilai median (Me) dengan rumus:
(Sudjana, 1996:79).
- Mencari nilai modus (Mo) dengan rumus:
Mo = 3 Md – 2M
f) Menentukan nilai standar deviasi (SD) dengan rumus:
(Sudjana, 1996:95).
15
g) Tabel distribusi frekuensi observasi dan ekspektasi dengan
menghitung Z skor, Z tabel, Li dan Ei, berdasarkan ketentuan:
Z skor = , LI = LxN, Oi = fi
h) Menentukan nilai chi kuadrat (2), dengan rumus:
X2 = (Sudjana, 1996:276)
i) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus:
dk = k – 3 (Sudjana, 1996:293).
j) Menentukan nilai 2 tabel dengan taraf signifikasi 5%.
k) Menginterpretasikan hasil pengujian normalitas dengan ketentuan:
- hitung < tabel , maka berdistribusi normal
- hitung > tabel , maka berdistribusi tidak normal
b. Analisis Korelasi
Analisis ini dimaksudkan untuk mengukur kadar keterkaitan antara variabel X
dan Y. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan persamaan regresi linier dengan rumus:
= a + bX, dimana:
b (Sudjana, 1996:315)
16
2) Menguji linieritas regresi dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Ftc hitung < F tabel, = regresi linier.
Jika Ftc hitung > F tabel, = regresi tidak linier.
3) Menghitung harga koefisiensi korelasi dengan ketentuan:
Jika kedua variabel berdistribusi normal dan persamaan regresinya linier,
maka rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi Product
Moment, yaitu:
(Arikunto, 1998:259).
Jika salah satu atau kedua variabel tidak berdistribusi normal atau
persamaan regresinya tidak linier, maka digunakan rumus rank difference
correlation, yang dikemukakan oleh Spearman, yaitu:
(Arikunto, 1998:262)
4) Uji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan nilai t dengan rumus:
(Sudjana, 1996:377).
b) Menghitung t tabel dengan taraf signifikansi 5 %
c) Pengujian hipotesis dengan ketentuan :
- Hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel
- Hipotesis ditolak apabila t hitung < t tabel
17
5) Menafsirkan harga koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
0,00 s/d 0,20 = korelasi sangat rendah0,20 s/d 0,40 = korelasi rendah0,40 s/d 0,60 = korelasi sedang0,60 s/d 0,80 = korelasi tinggi0,80 s/d 1,00 = korelasi sangat tinggi (Suharsimi, 1998:260)
6) Uji pengaruh antar variabel X terhadap variabel Y ditentukan dengan
formula Kelly sebagaimana dikemukakan Gaos (1983:116).
- Menghitung derajat tidak ada hubungan, dengan rumus:
- Menghitung derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y,