BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi adalah terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran sebelumnya merupakan seni menyembuhkan penyakit ( the art of healing ) yang dilaksanakan oleh dokter yang mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit, maka kemudian sesuai dengan kebutuhan. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik- baiknya. Dalam kesempatan ini, tim penyusun akan membahas permasalahan tentang Emerging dan Re-emerging disease. Dimana tim penyusun dituntut membahas permasalahan penyakit- penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyebabkan wabah secara endemik dan pandemik. Penyakit- penyakit ini sangat perlu dikenali secara dini agar para dokter bisa melakukan pengendalian terhadap penyebaran mikroorganisme penyakit tersebut. Dikarenakan kejadian KLB sangat bisa mengganggu produktivitas masyarakat sehingga meningkatkan morbiditas bahkan mortalitas dari suatu negara. Oleh karena itu lah tim penyusun secara khusus akan membahas penyakit- penyakit yang termasuk kategori Emerging dan Re- emerging Disease. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi
adalah terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran sebelumnya
merupakan seni menyembuhkan penyakit ( the art of healing ) yang dilaksanakan oleh dokter
yang mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit, maka kemudian sesuai
dengan kebutuhan. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat
hidup masyarakat, maka semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sebaik- baiknya.
Dalam kesempatan ini, tim penyusun akan membahas permasalahan tentang
Emerging dan Re-emerging disease. Dimana tim penyusun dituntut membahas permasalahan
penyakit- penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyebabkan wabah secara
endemik dan pandemik. Penyakit- penyakit ini sangat perlu dikenali secara dini agar para
dokter bisa melakukan pengendalian terhadap penyebaran mikroorganisme penyakit tersebut.
Dikarenakan kejadian KLB sangat bisa mengganggu produktivitas masyarakat sehingga
meningkatkan morbiditas bahkan mortalitas dari suatu negara. Oleh karena itu lah tim
penyusun secara khusus akan membahas penyakit- penyakit yang termasuk kategori
Emerging dan Re- emerging Disease.
Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga
menuntut mahasiswa/i untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu, hal itu
sangat diperlukan terhadap mahasiswa/i yang menjadi calon dokter masa depan di negara
Indonesia. Jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang
kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, inilah yang merupakan salah satu latar belakang
kami dalam penyusunan makalah.
1
1. 2 TUJUAN PEMBAHASAN
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna
bagi para pembaca dan khususnya kepada penyusun sendiri. Dimana tujuannya dibagi
menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah sangat dibutuhkan bagi seorang
dokter agar mampu menganalisis suatu masalah secara tepat dan cepat. Sedangkan secara
khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui dan memahami definisi Emerging dan Re- Emerging Disease.
2. Mampu mengetahui dan memahami jenis- jenis penyakit Emerging dan Re-
Emerging.
3. Mampu mengetahui dan memahami
4. Mampu mengetahui dan memahami
5. Mampu mengetahui dan memahami
6. Mampu mengetahui dan memahami
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 SKENARIO
SKENARIO- 2
EMERGING DISEASE
Tim Universitas Negeri Manado (UNIMA) Choir akhirnya kembali ke Indonesia, setelah
seluruh anggota tim dinyatakan bebas dari penyebaran virus H1N1 atau flu dikenal dengan
flu babi, saat berlaga pada 2nd Asian Choir Games, Gyeongnam, Korea Selatan, 7-17 Juli
2009.
UNIMA Choir sendiri selama mengikuti lomba itu berada di INJE University Dormitory,
Gimhae. Tak hanya UNIMA, beberapa tim lainnya, seperti tim Elfa’s Music School,
Gorontalo Choir dan Riau Choir, sempat masuk karantina.
2. 1. 1 KEYWORD
1. Emerging disease : dari kata ini tim penyusun akan membahas permasalahan
untuk menjadi suatu makalah.
3
2. 2 LEARNING OBJECTIVE
2. 2. 1 EMERGING & RE-EMERGING DISEASE
A. Definisi
Meskipun kemajuan luar biasa dalam penelitian medis dan perawatan selama abad 20,
penyakit menular tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan
: (1) munculnya penyakit infeksi baru (emerging disease); (2) munculnya kembali penyakit
menular lama (re-emerging disease), dan (3)intractable infectious disease.
Emerging disease termasuk wabah penyakit menular yang tidak diketahui sebelumnya
atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan dalam dua dekade
terakhir.
Re-emerging disease atau yang biasa disebutresurging disease adalah wabah penyakit
menular yang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden dimasa
lampau. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dua permasalahan ini selalu muncul hampir
disetiap tahunnya,yaitu :
Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi.
Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter).
Perubahan iklim dan lingkungan.
Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat
antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan vaksin.
Pekembangan industri dan ekonomi.
Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu (travel
diseases).
Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata biologis.
4
Emerging viruses merupakan virus yang dalam prosesnya beradaptasi untuk
membentuk host baru dan ‘vice versa’. Contoh dari emerging virus adalah : Myxoma virus
(Rabbitpox), virus influenza dan virus corona. Dapat dikatakan emerging virus karena :
Merupakan penampakan virus baru dalam sebuah populasi.
Berkembang secara cepat dalam membentuk host baru dengan meningkatkan
korespondensi dalam deteksi penyakit.
Evolusi Virus.
Mutasi
Rekombinasi
Seleksi
B. Etiologi
Sudah banyak microbial agent (virus, bakteri, jamur) yang telah terindikasi
menyebabkan wabah penyakit bagi manunsia dan juga memiliki karakteristik untuk
mengubah pola penyakit tersebut sehingga menyebabkan wabah penyakit yang baru. Seperti
yang dirilis dalam National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) yang
membagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1. Grup I : Pathogen baru yang diakui dalam 2 dekade terakhir.
2. Grup II : Re-emerging pathogen.
3. Grup III : Pathogen yang berpontesial sebagai bioterorisme.
Peningkatan dan penguatan di bidang pemantauan kesehatan masyarakat (public
health surveillance) sangat penting dalam deteksi dini dan penatalaksaanemerging dan re-
emerging disease ini. Pemantauan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan fungsi
laboratorium klinis dan pathologis, pendekatan secara epidemiologi dan kesehatan
masyarakat juga diperlukan dalam deteksi cepat terhadapat emerging dan re-emerging
disease.
5
C. Surveilance
WHO telah merekomendasikan kepada setiap negara dengan sebuah sistem
peringatan dini (early warning system) untuk wabah penyakit menular dan
sistemsurveillance untuk emerging dan re-emerging disease khususnya untuk wabah
penyakit pandemik. Sistem surveillance merujuk kepada pengumpulan, analisis dan
intrepretasi dari hasil data secara sistemik yang akan digunakan sebagai rencana
penatalaksaan (pandemic preparedness) dan evaluasi dalam praktek kesehatan masyakarat
dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan meningkatkan kualitas kesehatan(Center for
Disease Control and Prevention/CDC).
Contoh sistem surveillance ini seperti dalam kasus severe acute respiratory
syndrome (SARS), dimana salah satu aktivitas di bawah ini direkomendasikan untuk harus
dilaksanakan yaitu :
1. Komprehensif atau surveillance berbasis hospital (sentinel) untuk setiap individual
dengan gejala acute respiratory ilness ketika masuk dalam rumah sakit.
2. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory
ilness di dalam komunitas.
3. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory
ilness di lingkup rumah sakit.
4. Memonitor distribusi penggunaan obat antiviral untuk influenza A , obat
antrimicrobial dan obat lain yang biasa digunakan untuk menangani kasus acute
respiratory ilness.
Fungsi utama dari sistem surveillance ini adalah : (1)Menyediakan informasi seperti
pemantauan secara efektif terhadap distribusi dan angka prevalensi, deteksi kejadian luar
biasa, pemantauan terhadap intervensi, dan memprediksi bahaya baru; (2)Melakukan
tindakan dan intervensi. Sehingga diharapkan munculnya kejadian luar biasa yang bersifat
6
endemik, epidemik dan pandemik dapat dihindari dan mengurangi dampak merugikan akibat
wabah penyakit tersebut. Tindak lanjut dari hasil surveillance ini adalah pembuatan
perencanaan atau yang lebih dikenal dengan pandemic preparedness. WHO
merekomendasikan prinsip-prinsip penatalaksaan pandemic preparedness seperti yang tertera
di bawah ini :
1. Perencanaan dan koordinasi antara sektor kesehatan, sektor nonkesehatan, dan
komunitas.
2. Pemantauan dan penilaian terhadap situasi dan kondisi secara berkelanjutan.
3. Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan
internasional.
4. Kesinambungan penyediaan upaya kesehatan melalui sistem kesehatan yang
dirancang khusus untuk kejadian pandemik.
5. Komunikasi dengan adanya pertukaran informasi-informasi yang dinilai relevan.
Tindak lanjut dari hasil surveillance ini adalah pembuatan perencanaan atau yang
lebih dikenal dengan pandemic preparedness. WHO merekomendasikan prinsip-prinsip
penatalaksaan pandemic preparedness seperti yang tertera di bawah ini :
1. Perencanaan dan koordinasi antara sektor kesehatan, sektor nonkesehatan, dan
komunitas.
2. Pemantauan dan penilaian terhadap situasi dan kondisi secara berkelanjutan.
3. Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan
internasional.
4. Kesinambungan penyediaan upaya kesehatan melalui sistem kesehatan yang
dirancang khusus untuk kejadian pandemik.
5. Komunikasi dengan adanya pertukaran informasi-informasi yang dinilai relevan.
7
D. Jenis- Jenis Penyakit
Virus RNA
1) Avian Influenza in Humans (Flu Burung)
Virus influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam family
Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen
yang mengkode sekitar 11 jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung yang
terdiri dari kompleks protein dan karbohidrat. Viru ini mempunyai spikes (tonjolan) yang
digunakan untuk menempel pada reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat
menginfeksi sel. Terdapat dua jenis spikes yaitu yang mengandung hemaglutinin dan
neuraminidase yang terletak di bagian luar virion. Virus influenza mempunyai 4 jenis
antigen yang terdiri dari protein nukleokapsid, hemaglutinin, neuraminidase, dan protein
matriks.
Berdasarkan jenis antigen nukleokapsid dan matriks protein virus influenza
digolongkan menjadi virus influenza A, B dan C.
- Virus influenza A sngat penting dalam bidang kesehatan karena sangat
pathogen baik bagi manusia ataupun hewan yang menyebabkan angka
kematian dan kesakitan meningkat diseluruh dunia. Virus ini sering
menimbulkan pandemic karena mudahnya bermutasi baik berupa antigenic
drift ataupun antigenic shift sehingga membentuk varian baru yang lebih
pathogen.
- Virus influenza B adalah jenis virus yang hanya menyerang manusia dan
jarang sekali atau tidak menyebabkan wabah pandemic.
8
- Virus influenza C bisa menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang,dan
sama jarang sekali atau tidak menyebabkan wabah pandemic.
Penularan atau transmisi dari virus influenza secara umum dapat terjadi melalui
inhalasi, kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Kekhawatiran yang muncul
dikalangan ahli genetika antara virus influenza burung dengan virus influenza manusia
terjadi rekombinasi genetic, sehingga dapat menular antara manusia. Ada dua
kemungkinan yang dapat menghasilkan subtype baru dari H5N1 yang dapat menular
antara manusia ke manusia adalah :
- Virus dapat menginfeksi manusia dan mengalami mutasi sehingga virus tersebut
dapat beradaptasi untuk mengenali linkage RNA pada manusia atau virus burung
tersebut mendapatkan gen dari virus influenza manusia sehingga dapat
bereplikasi secara efektif didalam el manusia.
- Jenis virus, baik avian ataupun vrus influenza tersebut dapat secara bersamaan
menginfeksi manusia sehingga terjadi ‘mix’ atau rekombinasi genetic, sehingga
menghasilkan strain virus baru yang sangat virulen bagi manusia.
Patogenesis. Mutasi genetic virus Avian influenza sering kali terjadi sesuai dengan
kondisi dan lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan
diri tetapi juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus
H5N1 yang diisolasi dari pasien yang terinfeksi, menunjukan bahwa mutasi genetic pada
posisi 627 dari gen PB2 yang mengkod ekspresi polymerase basic protein telah
menghasilkan highly cleavable hemaglutinin glycoprotein yang merupakan factor
virulensi yang dapat meningkatkan aktivitas replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya.
Infeksi viru H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan
9
spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya. Virion akan
menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya didalam inti
sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin genetic dari sel hospesnya, virus dapat
bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan virion ini dapat menginfeksi kembali sel-
sel di sekitarnya. Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap specimen klinik yang
diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel
nasofaring dan didalam sel gastrointestinal. Virus H5N1 ini juga dapat ditemukan di
dalam darah, cairan cerebrospinal dan tinja pasien (WHO, 2005). Fase penempelan
(attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah virus bisa masuk atau tidak
kedalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya.
Gejala Klinik. Masa inkubasi virus H5N1 yaitu sekitar 2-4 hari setelah terinfeksi,
namun berdasarkan hasil laporan belakangan ini masa inkubasinya bsa mencapai antara
4-8 hari. Sebagian pasien memperlihatkan gejala awal berupa demam tinggi (>380 C)
dan gejala flu serta kelainan saluran nafas. Gejala lain yang dapat timbul adalah diare,
muntah, sakit perut, sakit pada dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari
hidung dan gusi. Gejala sesak nafas mulai muncul setelah 1minggu berikutnya. Gejala
klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai denganpneumonia berat,
dyspnea, tachypnea, gambaran radiograpgy yang abnormal seperti diffuse, multifocal,
patchy infiltrate, interstisial infiltrate, dan kelainan segmental atau lobular. Gambaran
lain yang juga sering dijumpai berdasarkan hasil laboratorium adalah leucopenia,,
lymphopenia, trombositopenia, peningkatan aminotransferase, hyperglycemia, dan
peningkatan kreatinin.
10
Diagnosis Laboratorium. Penderita yang terinfeksi H5N1 pada umumnya dilakukan
pemeriksaan specimen klinik berupa swab tenggorokan dan cairan nasal. Untuk uji
konfirmasi terhadap virus H5N1 harus dilakukan pemeriksaan dengan cara :
a. Mengisolasi virus.
b. Deteksi genom H5N1 dengan metode polymerase Chain Reaction menggunakan
sepasang primer spesifik.
c. Tes imunofluoresensi terhadap antigen menggunakan monoclonal menggunakan
antibody terhadap H5N1.
d. Pemeriksaan adanya peningkatan titer antibody terhadap H5N1.
e. Pemeriksaan dengan metode western blotting terhadap H5 spesifik. Untuk
diagnosis pasti, salah satu atau beberapa dari uji konfirmasi tersebut diatas harus
dinyatakan positif.
Terapi dan Manajemen. Terdapat 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan ataupun
pencegahan terhadap influenza, yaitu amantadine, rimantadine, zanamivir, dan
oseltamivir (tamiflu). Mekanisme kerja amantadine dan rimantadine adalah menghambat
replikasi virus. Namun demikian obat ini sudah tidak mempan lagi untuk membunuh
virus H5N1 yang saat ini beredar luas. Kedua obat ini hanya efektif untuk influenza tipe
A. Sedangkan zanamivir dan oseltamivir merupakan inhibitor neuraminidase. Diketahui
bahwa neuraminidase ini diperlukan oleh virus H5N1 untuk lepas dari sel hospes pada
fase budding sehingga membentuk virion yang infektif. Bila neuraminidase ini dihambat
oleh oseltamifir atau zanamivir, maka replikasi virus tersebut dapat dihentikan.
Zanamivir dan oseltamivir ini efektif untuk influenza tipe A dan B, dan kedua obat ini
sedikit menimbulkan toksisitas.
11
2) Swine Influenza (Flu Babi)
- Penyakit pernafasan akut yang sangat menular diantara babi.
- Disebabkan oleh satu dari beberapa virus swine influenza A : H1N1, H1N2,
H3N1, H3N2.
- Morbiditas cukup tinggi.
- Mortalitas rendah(1-4%).
- Virus menyebar diantara babi dengan cara aerosols, Kontak langsung dan
tidak langsung, dan oleh asymptomatic carrier pigs.
Genus dari virus ini adalah influenza virus type A, dimana virus influenza tipe A ini
mampu menjangkiti manusia, babi, musang, dan unggas. Penamaan virus influenza
didasarkan pada struktur permukaan dari virus tersebut. H, dimaksudkan untuk
menunjukan protein Hemaglutinasi dan N menunjukan protein Neurominidase. Selama
ini, telah ditemukan 16 subtype H dan 9 subtype N. kombinasi antara keduanya akan
menghasilkan 144 jenis subtype virus influenza, seperti H1N1, H1N2, H1N3,…sampai
dengan H16N9. Menurut hasil penelitian para ahli, virus yang paling berbahaya adalah
H1N1, H2N3, H5N1, dan H7N1. Berdasarkan WHO update (30 April 2009), sebenarnya
pandemi ini sudah pernah terjadi pada saat perang dunia I. Dimana pada saat itu para
tentara Spanyol yang menjajah Mexico adalah pembawa virus ini pertama kali. Pada saat
itu wabah tersebut dinamakan Spanish Influenza, kejadian-kejadian serupa juga terjadi di
tahun-tahun berikutnya di berbagai Negara seperti Hongkong dan Jepang (1970),
Thailand (1983), Amerika (1998), dan Mexico (2009). Kejadian-kejadian wabah
influenza lebih sering disebabkan oleh hewan, baik hewan ternak (babi dan unggas)
ataupun hewan liar (musang dan unggas liar). Kejadian yang sekarang ini disebabkan
oleh babi, pada babi virus ini akan bermutasi dan menata diri yang kemudian dapat
12
menjangkiti manusia. Jumlah kasus yang terjadi di Indonesia menurut data terakhir
mencapai 420 kasus. Untuk kasus yang terjadi di Indonesia memang tidak terbukti
bahwa babi sebagai penyebab utama. Diduga penularan melalui antar manusia, walaupun
hal ini kerap dibantah oleh Dinas Kesehatan. Pembawa virus ini juga diduga berasal dari
mobilitas orang-orang yang masuk ke Indonesia dari Negara yang terkena wabah seperti
Mexico. Masa inkubasi virus ini adalah sekitar 1-7 hari, masa penularan satu hari
sebelum sakit, dan 7 hari sesudah sakit (onset ).
Cara penularan. Adalah dengan cara kontak langsung dengan penderita karena
berbicara ataupun percikan batuk atu bersin, dan atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi dengan virus H1N1. Secara operasional Definisi kasus ‘swine influenza’
dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Suspek
Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam ≥ 38oC) mulai dari
yang ringan (Influenza like Illnes) sampai dengan Pneumonia, ditambah salah
satu keadaan di bawah ini :
o Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi
swine influenza (H1N1)
o Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu
atau lebih kasus konfirmasi Swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko.
2. Probabel
Seseorang dengan gejala di atas disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium
positif terhadap Influenza A tetapi tidak dapat diketahui subtypenya dengan
13
menggunakan reagen influenza musiman. Atau Seseorang yang meninggal karena
penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang tidak diketahui penyebabnya dan
berhubungaan secara epidemiologi (kontak dalam 7 hari sebelum onset) dengan
kasus probable atau konfirmasi.
3. Konfirmasi
Seseorang dengan gejala di atas sudah dikonfirmasi laboratorium swine influenza
(H1N1)/ Flu Meksiko dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini :