Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M. Friedman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN 1999, cit Setyowati 2008). Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam 1
31

BAB I dayu komunitas.docx

Dec 14, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I dayu komunitas.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada orientasi yang

digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M. Friedman (1998)

mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka

sebagai bagian dari keluarga. Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan

anaknya, atau ibu dan anaknya. Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang

dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang

selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya

(BKKBN 1999, cit Setyowati 2008).

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak

yaitu 12 tahun.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam

ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik

dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai

perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1 Jelaskan definisi anak?

2 Apakah kelompok-kelompok anak?

3 Apakah cirri-ciri anak usia sekolah?

4 Bagaimana perkembangan fisik?

5 Bagaimana perkembangan kognitif?

6 Bagaimana perkembangan psikososial?

1

Page 2: BAB I dayu komunitas.docx

7 Apakah tugas perkembangan orantua dengan anak usia sekolah?

8 Jelaskan asuhan keperawatan anak usia sekolah?

C. TUJUAN

1 Agar mahasiswa mampu menjelaskan deninisi anak

2 Agar mahasiswa mampu menyebutkan kelompok anak

3 Agar mahasiswa mampu menyebutkan cirri-ciri anak usia sekolah

4 Agar mahasiswa mampu menyebutkan perkembangan fisik anak

5 Agar mahasiswa mampu menyebutkan perkembangan kognitif

6 Agar mahasiswa mampu menyebutkan perkembangan psikososial

7 Agar mahasiswa mampu menyebutkan tugas perkembangan orangtua dengan

anak usia sekolah

8 Agar mahasiswa mampu meyebutkan asuhan keperawatan anak usia sekolah

2

Page 3: BAB I dayu komunitas.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI

1. DEFINSI

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak

yaitu 12 tahun.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam

ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik

dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai

perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

2.  KELOMPOK ANAK

a Usia prasekolah : 2 – 5 tahun

b Usia sekolah : 6 – 12 tahun

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan

sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

a Anak usia 6-7 tahun :

membaca seperti mesin

mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

 membaca waktu untuk seperempat jam

anak wanita bermain dengan wanita

anak laki-laki bermain dengan laki-laki

 cemas terhadap kegagalan

kadang malu atau sedih

peningkatan minat pada bidang spiritual

b Anak usia 8-9 tahun:

kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat

menggunakan alat-alat seperti palu

peralatan rumah tangga

3

Page 4: BAB I dayu komunitas.docx

ketrampilan lebih individual

ingin terlibat dalam segala sesuatu

menyukai kelompok dan mode

mencari teman secara aktif

c  Anak usia 10-12 tahun:

pertambahan tinggi badan lambat

  pertambahan berat badan cepat

  perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak

  mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian

sendiri

  memasak, menggergaji, mengecat

menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu

membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu

teman sebaya dan orang tua penting\

  mulai tertarik dengan lawan jenis

 sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

d Usia remaja : 13 - 18 tahun

3. CIRI-CIRI ANAK USIA SEKOLAH

Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri

sebagai berikut :

            1.      Label yang digunakan oleh orang tua

a.       Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih

dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga

lainnya

b.      Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam

penampilan

c.       Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat

suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga

           2.      Label yang digunakan pendidik/guru

4

Page 5: BAB I dayu komunitas.docx

a.       Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang

dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu

ekstrakurikuler

b.      Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai

sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa

            3.      Label yang digunakan oleh ahli psikologi

a.       Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh

teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok

b.      Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui

oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku

c.       Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi

konformis (pencipta karya baru) atau tidak

d.      Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar

karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain

4. PERKEMBANGAN FISIK

1.      Tinggi dan berat badan

Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah

lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak

mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia

prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan

Mandle, 1994)

Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan

kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya

diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk

mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah

raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih berat

dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum

pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.

2.      Fungsi kardiovaskular

5

Page 6: BAB I dayu komunitas.docx

Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut

jantung rata- rata 70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan

frekuensi pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan

menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini

jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.

3.      Fungsi neuromuscular

Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar

meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik

kasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama

bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual

dalam kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan

individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas

yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.

Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik

kasar tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan

pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan

meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak – kanak

membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.

Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses

kebutuhan ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian

anak dalam area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi

dalam perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.

4.      Nutrisi

Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative.

Jika terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia

sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan danDIET  yang seimbang

dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua untuk

menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung

pertumbuhan dan aktivitas.

6

Page 7: BAB I dayu komunitas.docx

5. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh

persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7

tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal

sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan symbol secara

operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan

proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga

kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan.

Pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem

solving) yang sederhana.

1.      Perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini

tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di

nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-

kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia

dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-

nilai moral atau agama.

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu

sebagai berikut :

a.       Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang

suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.

b.      Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu

mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-

kata yang di dengarnya.

Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan

pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun

memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya

pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca.

Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan

7

Page 8: BAB I dayu komunitas.docx

strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta

menjadi kalimat.

6. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan

yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang

mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang

menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak berharga

yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

1.      Perkembangan moral

Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan

kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai

prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.

Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha

untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena

informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi

pedoman pada tingkah lakunya.

2.      Hubungan sebaya

Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas

jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di

pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan perempuan

memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya menjadi

lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya

berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan

sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju

adolesens.

3.      Identitas seksual

Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada

periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini

banyak peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar

pada seksualitasnya.

8

Page 9: BAB I dayu komunitas.docx

5.      Konsep diri dan kesehatan

Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual.

Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya

atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional

standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.

7. TUGAS PERKEMBANGAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa tahapan ini lebih

berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara rutin. Anak

secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat

dalam aktivitas rumah tangga.

1.      Mensupport perkembangan anak

Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan anak

untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan

semakin sedikit waktu anak tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak

harus bersekolah, kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan olahraga

atau klub-klub tertentu bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah

dalam keadaan lelah pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan temannya

untuk menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut camp, mengunjungi kerabat pada

hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat baik untuk perkembangan anak

dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk perkembangan

kepribadiannya.

Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka

mulai berkembang kearah peernya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini,

karena penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari

anggota keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap

keluarganya bahkan ketika mereka sedang berinteraksi dengan orang lain

(Bowerman&Kinch, 1959). Seorang ibu yang memiliki hubungan pertemanan yang

hangat akan lebih mudah untuk membiarkan anaknya bergabung dengan dunia luar.

Anak pada usia ini sering menjadikan orang yang lebih tua sebagai figur

otoritas. Anak akan sering berkata “…tapi kata bu guru begini…” pada orangtuanya.

9

Page 10: BAB I dayu komunitas.docx

Hal ini mengindikasikan bahwa anak sudah mulai keluar dari aturan rumahnya. Anak

menemukan model baru, sikap baru, dan pandangan baru melebihi yang didapat di

keluarganya. Orangtua yang dapat berempati terhadap minat anak dan dapat lebih

melonggarkan aturannya pada anak akan lebih mudahuntuk tidak terlalu mengikat anak

tersebut pada masa remajanya.

Orangtua yang menanamkan minat selain dari urusan anaknya akan lebih

mudah untuk membiarkan anaknya bergabung dengan aktivitas luar rumahnya

dibandingkan orangtua yang memusatkan hidupnya hanya untuk anak mereka. Pada

masa ini, suami dan istri lebih sering bekerja bersama dalam sebuah proyek disbanding

ketika usia anaknya masih preschool ataupun remaja.(Feldman, 1961). Beberapa

aktivitas bersama yang dilakukan dengan anak-anak juga, seperti piknik keluarga

mungkin dapat mengembangkan minat dari suami dan istri untuk meneruskan

hubungannya sebagai sebuah pasangan.

2.      Mempertahankan hubungan pernikahan

Beberapa studi, termasuk data dari National Opinion Research

Centremengindikasikan bahwa efek dari kehadiran anak pada sebuah pernikahan dapat

membawa efek yang negatif. Hal ini ditemukan pada semua ras, agama, level

pendidikan, dan status pekerjaan (Davis, 1978). Sebanyak 6 survey nasional sejak

tahun 1973 sampai 1978 menemukan bahwa kehadiran anak cenderung mengurangi

kebahagiaan orangtua, dalam hal:

1.      Ikut campur dalam hubungan pernikahan (marital companionship)

2.      Mengurangi spontanitas hubungan seksual antara suami dan istri

3.      Meningkatkan potensi kecemburuan dan kompetensi untuk memperoleh afeksi,

waktu dan perhatian,

4.      Menjaga pasangan yang tidak bahagia dari perceraian, setidaknya untuk beberapa

saat (Glenn&Mc Lanchan,1982).

Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah biasanya

lebih sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya mereka mengalami 4 kali

problem lebih sering. Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di

rumah, sehingga mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan

nomor kedua (Swensen&Moore, 1979).

10

Page 11: BAB I dayu komunitas.docx

Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan.

Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional

dalam berhubungan, dimana hubungan keduanya kemudian hanya menjadi sebuah

kebiasaan yang didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke

pihak lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi

daripada menghindar dalam penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha

untuk mengekspresikan cintanya secara spontan (Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981).

Menjaga hubungan pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah

penting, tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi

kepentingan anak kelak

11

Page 12: BAB I dayu komunitas.docx

B. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

a.      Pengumpulan data

1)      Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan 

tipe keluarga .

2)      Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga

a)      Tahap perkembangan keluarga  saat ini  Tahap perkembangan keluarga

ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.

b)      Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi  Menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga  serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c)      Riwayat keluarga  inti  Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga  inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d)     Riwayat keluarga  sebelumnya  Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan

pada keluarga  dari pihak suami dan istri.

3)      Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

a)      Kebiasaan makan  Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang

dikosumsi oleh keluarga .

b)      Pemanfaatan fasilitas kesehatan  Perilaku keluarga  didalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam

penggelolaan penyakit.

c)      Pengobatan tradisional  Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk

menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang

dipilih yaitu pengobatan tradisional.

4)      Status Sosial Ekonomi

a)      Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal

suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir 

12

Page 13: BAB I dayu komunitas.docx

dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah

dangan tepat dan benar.

b)      Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga

dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang

sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut

(Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga  dalam

merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena

tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .

6)      Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap

terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

7)      Data Lingkungan

a)      Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,

penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab

terjadinya suatu penyakit.

b)      Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh

lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat

kesehatan.

8)      Struktur keluarga

a)      Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah

berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu

tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran

dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal

maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

b)      Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,

kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

13

Page 14: BAB I dayu komunitas.docx

c)      Struktur peran

Menurut Friedman (1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten

terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga

puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak

dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan

ketegangan dalam keluarga .

9)      Fungsi keluarga

a)      Fungsi afektif

Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak

menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota

keluarga  itu sendiri.

b)       Fungsi sosialisasi        .

Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan

kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga

menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan

mudah stress.

c)      Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih

anak untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :

(a)    Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah

kesehatan, yang perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami

fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan

gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi

keluarga  terhadap masalah.

(b)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

14

Page 15: BAB I dayu komunitas.docx

  Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah

  Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

  Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

  Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit

  Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah

kesehatan.

  Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

  Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

  Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah.

(c)    Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota

keluarga  yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang

perlu dikaji adalah ;

  Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan

yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/

penyakit.

  Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan.

  Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan

memadai.

  Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan

yang diperlukan

  Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri

dalam keluarga

  Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam

memelihara lingkungan dimasa mendatang.

  Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit

15

Page 16: BAB I dayu komunitas.docx

  Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

bagaimana pandangan keluarga  akan fasilitas tersebut.

  Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,

pengobatan dan rehabilitasi).

  Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan.

d)     Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah:

(a)    Berapa jumlah anak

(b)   Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga

(c)    Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga .

e)      Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :

(a)    Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan

(b)   Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .

10)  Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah

yang belum terselesaikan

b.      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di

klinik.

c.       Pengkajian Lingkungan

1)      Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,

jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber

air minum yang digunakan serta denah rumah.

2)      Karakteristik tetangga dan komunitas RW

16

Page 17: BAB I dayu komunitas.docx

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang

meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,

budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3)      Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah

tempat.

4)      Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan

masyarakat.

5)      Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota

keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang

kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggota keluarga  dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.

d.      Pengkajian Anak Sekolah

  Bagaimana karakteristik teman bermain

  Bagaimana lingkungan bermain

   Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah

  Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang

dimilikinya

  Bagaimana temperamen anak saat ini

  Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

  Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

  Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

  Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

  Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah

  Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain

  Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini

17

Page 18: BAB I dayu komunitas.docx

  Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya

  Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

  Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

           2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual

a)      Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga  mengenal masalah

kekurangan nutrisi.

b)      Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mengambil

keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.

c)      Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga  merawat anggota

keluarga  dangan masalah kekurangan nutrisi.

b.      Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)

1)      Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan

dengan ketidaktahuankeluarga  mengenal masalah komunikasi

2)      Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga  bapak B

berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mellakukan stimulasi terhadap

Balita.

3.      PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan

standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang

diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang

ditetapkan.

4.      IMPLEMENTASI

a.       Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara :

18

Page 19: BAB I dayu komunitas.docx

  Memberikan informasi

  Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

  Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

b.      Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan

cara :

  Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

  Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

  Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

c.       Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga  yang sakit

dengan cara :

  Mendemonstrasikan cara perawatan

  Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

  Mengawasi keluarga  melakukan perawatan

d.      Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara ;

  Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

  Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

e.       Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan

cara :

  Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

  Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5.      EVALUASI

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk

menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang

sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali

kunjungan ke keluarga . Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan

waktu dan kesediaan

19

Page 20: BAB I dayu komunitas.docx

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak

yaitu 12 tahun.Usia prasekolah : 2 – 5 tahun

Usia sekolah : 6 – 12 tahun,Anak usia 6-7 tahun,Anak usia 8-9 tahun,Anak usia

10-12 tahun,Usia remaja : 13 - 18 tahun

Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh

persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas.

Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan

yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang

mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang

menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak berharga

yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

B. SARAN

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar

untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu

klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya dalam pemenuhan asuhan

keperawatan anak usia sekolah

20