Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN Bahan Baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai, sehingga memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang. Sifat-sifat dari baja yang seragam sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali sehingga dapat dihindari berbagai ketidakpastian yang biasa terjadi dalam perencanaan. Disamping itu Baja memiliki sifat Duktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus, adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. (Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi, salah satunya adalah gempa. Berdasarkan hal ini setiap bangunanyang akan dibuat baik yang berada baik yang berada di atas permukaan tanah maupun yang berada di bawah permukaan tanah harus memasukkan resiko gempa di dalam perencanaannya. Syarat dalam merencanakan bangunan tahan gempa adalah stabil, kuat, dan kaku antar sambungannya. Pada dasarnya beban gempa adalah beban lateral yang bersifat siklik (bolak-balik) sehingga struktur harus diberi pengaku untuk menahannya. Bermacam- macam pengaku dapat digunakan, antara lain dinding struktur (DS), core (inti), dan pengaku baja. Untuk menahan beban lateral pada struktur baja umumnya digunakan pengaku (bracing), dimana fungsi dari pengaku adalah sebagai perkuatan struktur dan kestabilan. Ada 2 jenis sistem pengaku, yaitu Sistem Rangka Bracing Eksentrik dan Sistem Rangka Bracing Konsentrik. Tujuan akhir dari Tugas Akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung baja yang rasional dan mengacu pada berbagai peraturan yang berlaku diantaranya SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, dan SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung. 1.2. Permasalahan Permasalahan yang ditinjau dalam Modifikasi dan Perencanaan Sistem Ganda Untuk Gedung Kantor Pusat Departemen Keuangan RI adalah : 1. Bagaimana merencanakan Gedung Kantor Pusat Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan menggunakan Konstruksi Baja untuk struktur utama dan struktur sekunder. 2. Bagaimana merencanakan bracing atau pengaku sebagai penerima gaya- gaya lateral bersama rangka. 3. Bagaimana merencanakan balok dengan menggunakan struktur komposit. 4. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan. 1.3. Maksud dan Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan dari perencanaan struktur gedung ini antara lain : 1. Merencanakan struktur gedung dengan menggunakan struktur baja. 2. Merencanakan bracing atau pengaku sebagai penerima gaya-gaya lateral bersama rangka. 3. Merencanakan balok dengan menggunakan struktur komposit. 4. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan. 5. Mengaplikasikan hasil perhitungan perencanaan dan gambar kedalam bentuk gambar teknik. 1.4. Batasan Masalah Pembatasan masalah ini dilakukan agar pembahasan tidak melebar pada persoalan lain, terdiri dari: 1. Perencanaan struktur utama bangunan, yaitu perencanaan balok induk dan kolom induk. 2. Perencanaan struktur sekunder bangunan, yaitu perencanaan plat lantai, tangga, dan balok anak.
12

BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

Feb 05, 2018

Download

Documents

vankhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

1

BAB I PENDAHULUAN

Bahan Baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai, sehingga memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang. Sifat-sifat dari baja yang seragam sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali sehingga dapat dihindari berbagai ketidakpastian yang biasa terjadi dalam perencanaan. Disamping itu Baja memiliki sifat Duktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus, adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. (Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi, salah satunya adalah gempa. Berdasarkan hal ini setiap bangunanyang akan dibuat baik yang berada baik yang berada di atas permukaan tanah maupun yang berada di bawah permukaan tanah harus memasukkan resiko gempa di dalam perencanaannya. Syarat dalam merencanakan bangunan tahan gempa adalah stabil, kuat, dan kaku antar sambungannya. Pada dasarnya beban gempa adalah beban lateral yang bersifat siklik (bolak-balik) sehingga struktur harus diberi pengaku untuk menahannya. Bermacam-macam pengaku dapat digunakan, antara lain dinding struktur (DS), core (inti), dan pengaku baja. Untuk menahan beban lateral pada struktur baja umumnya digunakan pengaku (bracing), dimana fungsi dari pengaku adalah sebagai perkuatan struktur dan kestabilan. Ada 2 jenis sistem pengaku, yaitu Sistem Rangka Bracing Eksentrik dan Sistem Rangka Bracing Konsentrik.

Tujuan akhir dari Tugas Akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung baja yang rasional dan mengacu pada berbagai peraturan yang berlaku diantaranya SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk

Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, dan SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung.

1.2. Permasalahan Permasalahan yang ditinjau dalam Modifikasi dan Perencanaan Sistem Ganda Untuk Gedung Kantor Pusat Departemen Keuangan RI adalah :

1. Bagaimana merencanakan Gedung Kantor Pusat Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan menggunakan Konstruksi Baja untuk struktur utama dan struktur sekunder.

2. Bagaimana merencanakan bracing atau pengaku sebagai penerima gaya-gaya lateral bersama rangka.

3. Bagaimana merencanakan balok dengan

menggunakan struktur komposit. 4. Bagaimana merencanakan pondasi

yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan.

1.3. Maksud dan Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan dari perencanaan struktur gedung ini antara lain :

1. Merencanakan struktur gedung dengan menggunakan struktur baja.

2. Merencanakan bracing atau pengaku sebagai penerima gaya-gaya lateral bersama rangka.

3. Merencanakan balok dengan menggunakan struktur komposit.

4. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan.

5. Mengaplikasikan hasil perhitungan perencanaan dan gambar kedalam bentuk gambar teknik.

1.4. Batasan Masalah Pembatasan masalah ini dilakukan agar pembahasan tidak melebar pada persoalan lain, terdiri dari:

1. Perencanaan struktur utama bangunan, yaitu perencanaan balok induk dan kolom induk.

2. Perencanaan struktur sekunder bangunan, yaitu perencanaan plat lantai, tangga, dan balok anak.

Page 2: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

2

3. Perencanaan pondasi bangunan yang terdiri dari perhitungan daya dukung pondasi dan desain pondasi.

4. Analisa struktur dengan menggunakan program Bantu ETABS V9.2.

5. Tidak membahas metode pelaksanaan di lapangan.

6. Tidak meninjau analisa biaya dan manajemen konstruksi.

7. Peraturan yang digunakan yaitu SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, dan SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad ke-19 ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai sifat struktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan sehingga baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial, tekanan aksial dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antar kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut digunakan secara efisien. Oleh karena itu, pada bagian dimana beban lentur dipikul, penggunaan penampang melintang baja yang diperbaiki dan penampang memanjang adalah penting. (Salmon & Johnson, 1991)

2.1.1. Keuntungan Baja Sebagai Bahan Konstruksi Baja memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, yaitu :

1. Kekuatan Tinggi. Bahan baja meskipun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap memiliki perbandingan per volume lebih tinggi apabila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih rendah untuk bentang yang panjang, sehingga memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai. (Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999)

2. Kemudahan Pemasangan. Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah disiapkan. (Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999)

3. Daktilitas. Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi besar dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus, dengan adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terrjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. (Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999)

4. Elastis. Baja mengikuti hukum Hooke, dimana sampai dengan tegangan cukup tinggi Modulus Elastisitas dari konstruksi baja dapat dihitung dengan tepat tidak sebagaimana pada beton. (Marwan & Isdarmanu, 2006)

Page 3: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

3

BAB III METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Metodologi Berikut ini adalah diagram alir metodologi pengerjaan tugas akhir “Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Kantor Pusat Departemen Keuangan Republik Indonesia Dengan Menggunakan Struktur Baja Sistem Ganda”.

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR

SEKUNDER

Sebagai bagian dari komponen struktur secara keseluruhan, struktur sekunder akan memberikan pengaruh terhadap struktur utama sebagai beban. Dalam perencanaan desain gempa, struktur sekunder merupakan komponen struktur yang dikomposisikan untuk menerima beban lateral akibat gempa, sehingga dalam perhitungannya struktur sekunder dapat direncanakan dan dianalisa secara terpisah dari struktur sekunder. Di dalam bab ini struktur sekunder yang di bahas meliputi perencanaan tangga, perencanaan pelat lantai, dan perencanaan lift. 4.1. Perencanaan Tangga Direncanakan : Lebar Injakan (i) : 30 cm Tinggi Injakan (t) : 15 cm Jumlah Injakan : 14 buah Jumlah Tanjakan : 14buah Kemiringan Tangga : 25,5650

Denah Tangga Persyaratan perencanaan : cmitcm 65260

cm6030)152( (ok) 4025 → α = 26,565° (ok)

Pengumpulan Data -Shop drawing gedung -Data Tanah

Studi Kepustakaan

Konsep Desain

Preliminary Design

Mulai

OK

NOT OK

Kontrol Desain

Selesai

Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Penggambaran Hasil Perhitungan

Desain Struktur - Struktur sekunder - Struktur utama - Struktur bawah

Pembebanan

Page 4: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

4

4.2. Perencanaan Pelat Untuk Pelat Lantai Dengan Bentang Menerus : - Berdasarkan Tabel 2. (Tabel Perencanaan

Praktis Brosur Lysaght BONDEX), tebal pelat = 12 cm dan tulangan negatif = 4,99 cm2/m,

- Dipakai tulangan D 10, As = 0,7854 cm2 - Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1 m : N = 4,99 / 0,7854 = 6,353 7 buah - Jarak antar tulangan = 100 / 7 = 14,286

15 cm - Jadi dipasang tulangan negatif D 10 – 150. Untuk Pelat Atap Dengan Bentang Menerus : - Berdasarkan Tabel 2. (Tabel Perencanaan

Praktis Brosur Lysaght BONDEX), tebal pelat = 12 cm dan tulangan negatif = 3,59 cm2/m,

- Dipakai tulangan D 10, As = 0,7854 cm2 - Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1 m : N = 3,59 / 0,7854 = 4,6 5 buah - Jarak antar tulangan = 100 / 5 = 20 cm - Jadi dipasang tulangan negatif D 10 – 200. 4.3. Perencanaan Balok Anak Data Perencanaan : Balok anak WF 350 x 175 x 6 x 9

BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2 fu = 4100 kg/cm2

Panjang balok (span) L = 8000 mm = 8 m Menghitung Momen Nominal Menentukan gaya yang terjadi C = 0,85.fc’.tplat.beff = 0,85.350.12.200 = 535500 kg T = As.fy =52,68.2500 = 131700 kg (menentukan) Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-

gaya yang bekerja:

cmbefffc

fyAsa 2,2200.350.85,0

131700'..85,0

.

Menghitung kekuatan nominal penampang

komposit

22. atsdfyAsMn

22,212

235131700

= 3740280 kgcm Syarat : Mu ≤ Mn. 2236928 kgcm ≤ 374028085,0 kgcm

2236928 kgcm ≤ 3179238 kgcm

Beton ditransformasikan ke baja

'..041,0 5,1 fcwE cc =

0,041.24001,5. 35 = 28519 Mpa

510.2Es Mpa beff = 200 cm (balok interior)

n = EcEs =

2851910.2 5

= 7

btr = n

beff = 7

200 = 28,52 cm

Atr = btr.t plat beton = 28,52 x 12 = 399,27 cm Menentukan letak garis netral

str

platbetonsplatbetontr

AA

dtAtA

Yna

22

.

68,5227,3992351268,52

21227,399

= 11,7 cm

Penampang Balok Komposit

Kontrol Lendutan Lendutan ijin :

'f = 360

L = 360800 = 2,222 cm

IxElqqymaks LLDL

..384)..(5 4

=

80873,5.10.2.384800).109,97.(5

6

4

= 1,32 cm < 'f ..................ok

b efektifbtr

Yna

yt

GN komposit

GN baja

ts

d

Page 5: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

5

4.4. Perencanaan Balok Lift Pada perencanaan Balok Lift ini meliputi balok-balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift. Desain lift disini adalah memperhitungkan balok penggantung lift yang disesuaikan dengan ruang konstruksi yang disesuaikan jenis lift. Pada bangunan ini menggunakan lift penumpang dengan data-data sebagai berikut (untuk lebih jelasnya lihat lampiran brosur) : - tipe lift : Passenger Elevator - merk : Young Jin - kapasitas : 11 orang / 750 kg - kecepatan : 60 m/min - lebar pintu : 800 mm - dimensi hoistway : 1800 x 2000 mm2 - dimensi sangkar inside : 1400 x 1350 mm2

outside : 1460 x 1505 mm2

- dimensi ruang mesin : 2000 x 3700 mm2

- beban reaksi ruang mesin R1 = 4550 kg R2 = 2800 kg Data – data Perencanaan Digunakan profil WF 300 x 250 x 9 x 14 BJ-41 : fy = 2500 kg/cm

fu = 4100 kg/cm2 Panjang balok (span) L = 8000 mm = 8 m

BAB V PEMBEBANAN

DAN ANALISA STRUKTUR

5.1 Analisa Struktur Utama Pada perhitungan struktur utama

digunakan program Bantu ETABS V9.2. Struktur utama ini dimodelkan sebagai rangka terbuka karena dinding bata tidak diasumsikan sebagai pemikul beban. Pemikul beban struktur utama berupa balok dan kolom, sedangkan struktur pelat dibebankan ke balok anak dan beban balok anak menjadi beban terpusat pada balok induk. Struktur tangga sebagai beban terpusat yang bekerja pada balok utama dimana tangga tersebut berada. 5.2 Pembebanan

Struktur utama dibebani oleh beban hidup dan beban mati yang berasal dari lantai, beban struktur sendiri, beban angin dan beban gempa. Beban mati dan beban hidup dimasukkan dalam beban gravitasi yang dipikul oleh balok hasil penyaluran pelat lantai maupun dari pelat atap yang selanjutnya beban tersebut disalurkan ke kolom dan akhirnya

disalurkan ke pondasi. Sedangkan untuk beban angin dan beban gempa berupa beban horizontal yang diterima oleh kolom pada masing-masing tingkat yang kemudian diteruskan ke pondasi.

Beban pada struktur utama didapatkan dari reaksi-reaksi struktur pendukung maupun beban langsung yang bekerja pada struktur tersebut. Beban yang bekerja pada struktur utama umumnya berupa beban merata, sedangkan beban yang berasal dari struktur pendukung berupa beban terpusat. 5.3 Distribusi gaya yang diterima bracing

dan rangka Dari hasil analisis ETABS berupa gaya – gaya

pada bracing dan base shear, dapat diperoleh distribusi gaya geser dasar pada system rangka sebagai berikut : Bracing : Rangka : Σ Fx = 171743,21 Kg Σ Fx = 85035,2 kg Σ Fy = 196827,94 Kg Σ Fy = 68529,96 kg Distribusi arah x :

Bracing: 2,85035 171743,21

171743,21

x100%=66,9%

Rangka : 2,85035 171743,21

2,85035

x 100=33,1%

. . . OK Distribusi arah Y :

Bracing: 529,2686 196827,94

196827,94

x100=74,2%

Rangka:529,2686 196827,94

529,2686

x100=25,8%

. . . OK

BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

6.1 Perhitungan Kontrol Dimensi Pengaku Diambil gaya-gaya maksimum yang terjadi pada pengaku pada strory 1, elemen D23 dan D24. Pu = 35521,82 kg ( tarik ) Pu = - 41948,77 kg ( tekan ) Pengaku menggunakan profil WF 200 x 200 x 12 x 12 r = 4,88 cm Fy = 250 Mpa ; Fu = 410 Mpa Ag = 35,77 cm2 L = 447,214 cm

Page 6: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

6

6.1.1 Kontrol Penampang Profil :

λ = f

f

tb.2

= 12.2

200 = 8,33

λp = yf

170 =

250170 = 10,752

λ < λp 8,33 < 10,752 , penampang kompak

λ = wth

= 12200 = 16,67

λp = yf

1680 =

2501680 = 106,253

λ < λp 16,67<106,253, penampang kompak 6.1.2 Kontrol Kelangsingan :

rL

Fy1900

88,4214,447

2501900

91,64 120,167 … OK 6.1.3 Kontrol Kekuatan pengaku : Kuat tarik rencana : Pn = x Fy x Ag = 0,9 x 2500 x 35,77 = 80482,5 kg ( menentukan ) Misal An = 0,85 x Ag U = 0,9 Ae = U x An Pn = x Fu x Ae ; Ae = U x An = 0,75x 4100 x ( 0,9 x (0,85 x 35,77)) = 84144,5 kg Pn = 80482,5 kg Pu = 35521,82 kg Kuat tekan rencana :

c = EFy

rLkc

=

61022500

88,4447,2141

x

= 1,031

0,25 < 1,031 < 1,2 Untuk 0,25 < c < 1,2, maka

6,167,06,1

43,1

c

fcr = 6,1

2500 = 1589,6 kg/cm2

Pn = x Ag x fcr = 0,85 x 35,77 x 1586,6 = 48329,9 kg Pn = 48329,9 kg Pu = 41948,77 kg

6.2 Perhitungan Dimensi Balok Induk 6.2.1 Perhitungan Dimensi Balok Induk Kondisi Balok Utama Sebelum Komposit Dari hasil output ETABS v9.2.0 untuk batang B-52, didapatkan : Mmax (-) = 1560293,4 Kgcm Vu (-) = 18254,93 Kg L = 800 cm Persyaratan : Mu ≤ φMn 1560293,4 Kgcm ≤ 0,9. 3215000 kgcm 1560293,4 Kgcm < 893500 kgcm............OK Jadi Penampang profil baja sebelum komposit mampu menahan beban yang terjadi. Kontrol Geser Kontrol geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).

fy

Ektwh n .

1,1

Dimana, kn = 255

ha

, untuk balok dengan

pengaku vertikal kn =5, untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan. Sehingga,

2500

)10.2(51,18

342 6

42,75 ≤ 69,57.............................. OK Vn = 0,6.fy.Aw = 0,6.2500 kg/cm (34,2.0,8) cm2

= 41040 kg Persyaratan : Vu ≤ φVn 18254,93 Kg ≤ 0,9. 41040 Kg 18254,93 Kg < 36936 kg Kondisi Balok Utama Setelah Komposit Zona momen Positif Dari hasil output ETABS v9.2.0 didapatkan

momen positif adalah Mmaks = 2127400,4 Kgcm (batang

B-52). Menentukan gaya tekan yang terjadi pada

pelat C1 = As.fy = 84,12.2500 = 210300 kg C2 = 0,85.fc’.tplat.beff = 0,85.350.12.200 = 714000 kg

C3 =

N

nQn

1 → ( C3 tidak menentukan )

Jadi, C = C1 ( terkecil) = 210300 kg

Page 7: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

7

Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-gaya yang bekerja:

200.350.85,0

210300'..85,0

befffc

Ca = 3,542

cm

Pyd3

d1d2 = 0

b eff

Potongan balok Induk Interior

d1 = tb - 2a = 12 -

2 3,542 10,23 cm

d2 = 0 → profil baja tidak mengalami tekan

d3 = 2d

240 20 cm

Menghitung kekuatan nominal penampang komposit

)().( 2321 ddPyddCMn C = 210300 kg Py = As.fy = 84,3.2500 = 210300 kg Mn = 56357369 kgcm Syarat :

Mu ≤ Mn. 2127400,4 kgcm ≤ kgcm 56357369.85,0 2127400,4 kgcm ≤ 5403763,7 kgcm. Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu

menahan beban yang terjadi. Zona momen negatif Dari hasil output program ETABS v9.2.0

didapatkan momen negatif Mmaks = -3254740,3 Kgcm (batang B-52). L = 800 cm beff ≤ ¼ .L = ¼.800 cm = 200 cm

tbondex = 0,75 mm fyr = 240 Mpa Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada

Balok Baja Batang tulangan menambah kekuatan

tarik nominal pada pelat beton. Dipasang tulangan negatif D 10 - 150.

Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1m N = 4,99 / 0,7854 = 6,353 7 buah/m Asr = 7.2.0,784 = 10,996 m2 Tc = Asr . fyr = 10,996. 2400 = 26389,44 Kg Gaya tekan nominal maksimum dalam

penampang baja Pyc = As . fy = 84,12.2500 = 210300 kg

Distribusi tegangan negatif Karena Pyc > Tc, maka PNA pada web,

berlaku persamaan.

2 44,26389210300

2

TcPycTs

= 92180,3 Kg Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy = 20 . 1,3 . 2500 = 65000 Kg

Gaya pada badan, Tw = TfTcPyc

2

= 92180,3 – 65000 = 27180,3 Kg Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :

8,0.2500 27180,3

.

twfyTwaw = 13,6 cm

Menenentukan Jarak Gaya yang Bekerja dari Centroid

d2 =TwTf

awtfTwtfTf

)).5,0(().5,0.(

= 2,85 cm d3 = D/2 =40/2 = 20 cm d1 = ts – c = 12 – 2,5 = 9,5 cm Perhitungan Momen Nominal Negatif

Mn = Tc (d1+ d2) + Pyc(d3 – d2) = 3932554,6 Kgcm

Persayaratan : Mu ≤ φMn 3254740,3 Kgcm ≤ 3342671,4 Kgcm

a c

Page 8: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

8

6.2.1.1 Perencanaan Penghubung Geser Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan: ds = 16 mm Asc = 201,062 mm2 fu = 550 Mpa = 55 kg/mm2 Ec = 35041,0.2400'.041,0. 5,15,1 fcw = 28519,03 Mpa Qn = 0,5.Asc. Ecfc'. = 100438,8 N/stud = 10043,88 kg/stud Syarat : Qn ≤ Asc.fu 10043,88 kg/stud ≤ 201,062 x 55 kg/stud 10043,88 kg/stud ≤ 11058,4 kg/stud Jumlah stud untuk setengah bentang

buahQnVhN 2196,20

88,10043kg 210300

Jadi, dibutuhkan 42 buah stud untuk seluruh bentang. Jarak (P) dengan 2 stud pada masing-masing lokasi :

cmNLP 20

42800

Jarak maksimum (Pmaks) =8(tplatbeton) ... SNI 03-1729-2002 = 8 x 12 cm = 96 cm Jarak minimum = 6(diameter) ... SNI 03-1729-2002 = 6 x 1,6 cm = 9,6 cm Jadi, shear connector dipasang sejarak 20 cm sebanyak 40 buah untuk masing-masing bentang. 6.3 Perhitungan Dimensi Kolom 6.3.1 Perhitungan Kolom Lantai 1 - 4 Pada perencanaan ini, ditunjukkan contoh perhitungan kolom Story 1 element C68. Pada perhitungan berikut Kolom direncanakan dengan profil WF 400x400x45x70. Panjang kolom (L) = 400 cm.

Dari hasil output ETABS v9.2.0 untuk Story 1 element C68 : Pu = - 824142,65 kg Mux = - 1051349 kgcm Muy = - 589077 kgcm Kontrol Penampang : Terhadap Tekan :

λr = yf

170 = 250

665 = 42,06

λ = f

f

tb2

= )70(2

400 = 2,9 λ < λr ….. Ok

λ = wth =

45216 = 4,8 λ < λr ….. Ok

Terhadap Lentur :

λ = f

f

tb2

= )70(2

400 = 2,9 λ < λp ….. Kompak

λp = yf

170 = 250

170 = 10,752

λ = wth =

45216 = 4,8 λ < λp ….. Kompak

λp = yf

1680 = 250

1680 = 106,253

Karena penampang kompak, maka Mnx = Mny = Mp : Mx = Sx.fy = 30000000 kgcm 1,5Mx = 1,5(30000000) = 45000000 kgcm Mnx = Mpx = Zx.fy = (14385)(2500) = 35962500 kgcm = 35962500 kgcm ≤ 1,5Mx = 45000000 kgcm ... O.K My = Sy.fy = 11825000 kgcm 1,5My = 1,5(11825000) = 17737500 kgcm Mny = Mpy = Zy.fy = (6713)(2500) = 16782500 kgcm = 16782500 kgcm ≤ 1,5My = 17737500 kgcm ….. OK Jadi diperoleh : Mnx = 35962500 kgcm

Mny = 16782500 kgcm

Ix = 23700 cm4Ix = 23700 cm4

Ix = 298000cm4Iy = 94400cm4

Ix = 298000cm4Iy = 94400cm4

Pemodelan Letak Kolom Lantai 1 - 4 Kontrol Tekuk Lateral Lb = 400 cm Dari tabel diperoleh Lp = 552,562 cm Lb ≤ Lp Bentang pendek

Page 9: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

9

Terhadap sumbu x : Kontrol kekakuan portal :

G =

b

b

c

c

LILI

GA = )800/23700(2)400298000(2 = 25,14

GB = 1 (Ujung kolom dianggap jepit) Diperoleh : kc = 0,87 (berpengaku)

x = x

c

iLk =

19,740087,0 x = 17,67

Terhadap sumbu y: Kontrol kekakuan portal :

G =

b

b

c

c

LILI

GA = )800/23700(2)40094400(2 = 8

GB = 1 (Ujung kolom dianggap jepit) Diperoleh : kc = 0,85 (berpengaku)

y = y

c

iLk

= = 30,63

Rumus Interaksi : terbesar = y = 30,63

λc = Efy

= 6102250030,63

= 0,33

0,25 < λc < 1,2 → ω = c.67,06,1

43,1

= 1,04

Pn =

yfAg . =

04,12500.1,770 = 1850358,92 kg

n

u

PP.

= 1850358,92.85,0

824142,65 = 0,52 ≥ 0,2

→ RUMUS 1 Kontrol Tekan-Lentur

2,051,0 n

u

PP

0,198

nyb

uy

nxb

ux

n

u

MM

MM

PP

0,1167825009,0

58907735962500 9,0

10513499852,0

xx0,61 1 ….. OK

BAB VII PERENCANAAN SAMBUNGAN

7.1. Sambungan Balok Anak (Atap) dengan

Balok induk Eksterior Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut karena Balok anak terletak pada 2 tumpuan sederhana. Vu = 7025,92 kg Balok anak : 350 x 175 x 6 x 9 Balok induk eksterior : 350 x 175 x 7 x 11

3060

L 60 X 60 X 6

WF 350 X 175 X 7 X 11

WF 350 X 175 X 6 X 9

20 MM

Sambungan Balok Anak dengan Balok Induk Eksterior (Atap)

7.2. Sambungan Balok Anak dengan Balok

induk Eksterior (Lantai) Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut karena balok anak terletak pada 2 tumpuan sederhana. Vu = 11184,64 kg Balok anak : 350 x 175 x 6 x 9 Balok induk eksterior : 350 x 175 x 7 x 11

3060

L 60 X 60 X 6

WF 350 X 175 X 7 X 11

WF 350 X 175 X 6 X 9

20 MM

Sambungan Balok Anak dengan Balok induk Eksterior (Lantai)

7.3. Sambungan Balok Anak dengan Balok

induk Interior (Atap) Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut karena balok anak terletak pada 2 tumpuan sederhana. 2Vu = 14051,84 kg ; Vu = 7025,92 kg Balok anak : 350 x 175 x 6 x 9 Balok induk interior : 400 x 200 x 8 x 13

Page 10: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

10

60

L 60 X 60 X 6

30

WF 350 X 175 X 6 X 9

D 20 MM

Sambungan Balok Anak dengan Balok induk

Interior (Atap) 7.4 Sambungan Balok Anak dengan Balok

induk Interior (Lantai) Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut karena balok anak terletak pada 2 tumpuan sederhana. 2Vu = 22369,28 kg ; Vu = 11184,64 kg Balok anak : 350 x 175 x 6 x 9 Balok induk interior : 400 x 200 x 8 x 13

60

L 60 X 60 X 6

30

WF 350 X 175 X 6 X 9

D 20 MM

Sambungan Balok Anak dengan Balok induk Interior (Lantai)

7.5 Sambungan Balok Induk Interior

dengan Kolom Balok induk interior : WF 400 x 200 x 8 x 13 Kolom : WF 400 x 400 x 45 x 70

L 70 X 70 X 7

90

60

30 30 MM

20 MM

T 400 X 400 X 30 X 50

WF 400 X 400 X 45 X 70

T 400 X 200 X 8 X 13

WF 400 X 200 X 8 X 13

D

D

Sambungan Balok Induk Interior dengan Kolom

7.6 Sambungan Balok Induk Eksterior dengan Kolom

Balok induk eksterior: WF 350x175x7 x11 Kolom : WF 400 x 400 x 45 x 70

90

30

60

L 70 X 70 X 7 Æ 20 MM

Æ 30 MM

T 350 X 175 X 7 X 11

T 400 X 400 X 30 X 50

WF 350 X 175 X 7 X 11

WF 400 X 400 X 45 X 70

Sambungan Balok Induk Eksterior dengan Kolom

7.7 Sambungan Bracing untuk batang

tekan (WF 200 x 200 x 12 x 12) Dari hasil analisa ETABS diperoleh : Pu = - 41948,77 kg (tekan)

WF 400 X 400 X 45 X 70

L 70 X 70 X 7

WF 350 X 175 X 7 X 11

WF 200 X 200 X 12 X 12

L 70 X 70 X 7

T 400 X 400 X 30 X 50

T 350 X 175 X 7 X 11

30

60PELAT 1,2 CM

D 20 MM

D 30 MM

90

30

60

Sambungan Bracing Untuk Batang Tekan 7.8 Sambungan Bracing untuk batang tarik

(WF 200 x 200 x 12 x 12) Dari hasil analisa ETABS, diperoleh : Pu = 35521,82 kg (tarik)

WF 400 X 400 X 45 X 70

PELAT 1,2 CM

D30 MM WF 350 X 175 X 7 X 11

L 70 X 70 X 7

WF 200 X 200 X 12 X 12L 70 X 70 X 7

T 400 X 400 X 30 X 50

T 350 X 175 X 7 X 11

30

60

3060

90

D 30 mm

45

90

Sambungan Bracing Untuk Batang Tarik

Page 11: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

11

7.9 Sambungan Bracing pada Balok Eksterior

Dari hasil analisa ETABS diperoleh : Pu = 35521,82 kg ( tarik ) Pu = - 41948,77 kg ( tekan )

DPELAT 1,2 CM

60

D

WF 375 X 175 X 7 X 11

WF 200 X 200 X 12 X 12

30 MM

30 MM

45 45

Sambungan Bracing pada Balok Eksterior 7.10 Sambungan antar Kolom

Dari hasil analisa ETABS diperoleh : Pu = 824142,65 kg Mux = 1351349,3 kgcm Muy = 1089076,6 kgcm Vux = 3378,87 kg Vuy = 6821,23 kg

120

60

WF 400 X 400 X 45 X 70

D 20 MM

D 40 MM

PELAT 3 CM

PELAT 1 CM

Sambungan antar Kolom

7.11 Sambungan antar Kolom dengan Base Plate

Profil kolom WF 400 x 400 x 45 x 70 Dari hasil analisis ETABSV9.2, gaya yang bekerja pada dasar kolom C70 (Comb 1,2 D + L + E) Pu = 155242,8 kg Mux = 1960535,4 kgcm Muy = 1142289,419 kgcm Vux = 10940,09 kg Vuy = 8660,1 kg Direncanakan : fc’ = 30 MPa = 300 kg/cm2 fy = 250 MPa = 2500 kg/cm2

WF 400 X 400 X 45 X 70

TEBAL EFEKTIF LAS = 2 CM

MMD 30

TEBAL PELAT 7 CM

Sambungan Las pada Base Plate

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI

8.1 Perencanaan Pondasi interior

Pondasi pada umumnya berlaku sebagai komponen struktur pendukung bangunan yang terbawah dan berfungsi sebagai elemen terakhir yang meneruskan beban ke tanah.

Pondasi interior pada gedung

Departemen Keuangan RI ini direncanakan memakai pondasi tiang pancang jenis pencil pile shoe produk dari PT. WIKA Beton. Spesifikasi tiang pancang yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Diameter : 450 mm Tebal : 80 mm Type : A1 Allowable axial : 139,23 ton Bending Momen crack : 7,5 ton m Bending Momen ultimate : 11,25 ton m

Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS, diambil output reaksi perletakan yang terbesar (dengan kombinasi 1D + 1L), hasilnya adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB I Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10028-Paper.pdf · Baja mengikuti hukum Hooke, ... Penyusunan Laporan Tugas Akhir Penggambaran

12

Pondasi Interior : Pu : 738530,53 kg Mx : 3919,232 kgm My : 319,882 kgm Hx : 587,21 kg Hy : 2986,13 kg

8.2 Perencanaan Pondasi Eksterior

Pondasi eksterior pada gedung Departemen Keuangan RI ini direncanakan memakai pondasi tiang pancang jenis pencil pile shoe produk dari PT. WIKA Beton. Spesifikasi tiang pancang yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Diameter : 450 mm Tebal : 80 mm Type : A1 Allowable axial : 139,23 ton Bending Momen crack : 7,5 ton m Bending Momen ultimate : 11,25 ton m

Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS, diambil output reaksi perletakan yang terbesar (dengan kombinasi 1D + 1L), hasilnya adalah sebagai berikut : Pondasi Eksterior : Pu : 337539,55 kg Mx : 1547,031 kgm My : 319,882 kgm Hx : 587,21kg Hy : 1160,27 kg

BAB IX PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat.

2. Analisa balok dihitung terhadap kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser.

3. Prinsip dasar bahwa struktur sekunder menjadi beban pada struktur utama, dan setelah itu dilakukan analisa struktur utama dengan bantuan program yaitu ETABS V9.2.

4. Dilakukan kontrol kekuatan bracing meliputi kontrol kelangsingan, perhitungan kuat tekan dan kuat tarik.

5. Dilakukan kontrol terhadap balok utama dengan anggapan balok adalah balok baja dianggap sebagai struktur komposit dengan pelat pada saat komposit. Dimana balok menerima beban dari struktur sekunder yang harus dilakukan kontrol meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser.

6. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom baja yang meliputi kontrol perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur.

7. Rigid connection adalah tipe sambungan yang cocok untuk jenis bangunan baja seperti ini. Selain memiliki kekakuan yang lebih stabil juga lebih mudah dalam pelaksanaan di lapangan.

8. Dari hasil pehitungan didapatkan data-data perencanaan sebagai berikut :

Tebal pelat bondek : 12 cm balok (eksterior) : WF 350x175x7x11 balok (interior) : WF 400x200x8x13 balok anak : WF 350x175x6x9 Profil kolom Lantai 1 - 4: WF 400 x 400 x 45 x 70 Lantai 5 - 8: WF 400 x 400 x 30 x 50 Lantai 9 - 12: WF 400 x 400 x 20 x 35 Lantai 13-16: WF 400 x 400 x 18 x 28 Lantai 17-20: WF 400 x 400 x 16 x 24 Pengaku : WF 200 x 200 x 12 x 12

9. Struktur bawah bangunan menggunakan tiang pancang pracetak dengan diameter 45 cm.

9.2 Saran

Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.