Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis di bagi menjadi dua yaitu endokarditis infektif dan endokarditis non infektif.Prevalensi paling sering terjadi pada kelainan katup oleh karena rhematik, dan inisering terjadi pada negara sedang berkembang. Juga pada anak-anak yang dilakukan operasi jantung untuk mengkoreksi kelainan jantung kongenital. Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan. Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien 1
37

Bab i Askep Endokarditis

Dec 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab i Askep Endokarditis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis di bagi

menjadi dua yaitu endokarditis infektif dan endokarditis non infektif.Prevalensi paling sering

terjadi pada kelainan katup oleh karena rhematik, dan inisering terjadi pada negara sedang

berkembang. Juga pada anak-anak yang dilakukan operasi jantung untuk mengkoreksi

kelainan jantung kongenital.

Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup

jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada

endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan

pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami

kerusakan.

Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi

pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik

intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada

virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien

Endokarditis infektif sub akut hamper selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua

tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut hampir tak dikenal, karena pasien telah

meninggal dunia lebih dahulu di sebabkan oleh sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena

infeksi timbul, walapun pada autopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub

jantung. Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien

masih hidup karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala- gejala infeksi aja.

Banyaknya penyakit yang terjadi dimasyarakat saat ini, terutama pada system

kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui dan menyusun makalah ini. Dan

sebagai mahasiswa program S-1 keperawatan dirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan

terhadap pasien dengan penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis.

1

Page 2: Bab i Askep Endokarditis

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi kardiovaskuler?

2. Apakah definisi dari endokarditis?

3. Apakah etiologi dari endokarditis?

4. Bagaimanakah patofisiologi dari endokarditis?

5. Apa saja manifestasi klinis dari endokarditis?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien endokarditis?

7. Bagaimanakah penatalaksanaan medis pada pasien dengan endokarditis?

8. Apa saja komplikasi dari endokarditis?

9. Bagaimanakah prognosis dari endokarditis?

10. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan endokarditis?

1.3 TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk melihat gambaran dan pengalaman secara nyata tentang pelaksanaan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan endokarditis.

2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan endokarditis.

2) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan endokarditis.

3) Mampu menentukan rencana keperawatan pada klien dengan endokarditis.

4) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan endokarditis.

5) Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan endokarditis.

1.4 MANFAAT

2

Page 3: Bab i Askep Endokarditis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah.Jantung yang

merupakan organ pemompa darah serta pembuluh darah yang merupakan pipa panjang

mempunyai peran dalam mengedarkan oksigen, zat makanan, hasil metabolisme, dan hormon

kedalam sel-sel tubuh. Di dalam sel, darah mengangkut sisa pengelolahan dan membawanya

ke organ-organ tertentu untuk disaring dan dikeluarkan kedalam tubuh.

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang berfungsi memompakan

darah ke paru-paru dan seluruh tubuh. Jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium dextra

yang berfungsi menampung darah kaya CO2 dari seluruh tubuh dan mengalirkannya melalui

katup trikuspidalis ke ventrikel dextra. Ventrikel dextra berfungsi menampung darah dari

atrium dextra dan memompakannya ke paru-paru. Selanjutnya atrium sinistra berfungsi

untuk menampung darah kaya O2 dari paru-paru selanjutnya mengalirkannya melalui katup

bikuspidalis ke ventrikel sinistra untuk selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Berat jantung sekitar antara 300 smpai 350 gram,pada pria dewasa normal dan antara

250 sampai 300 gram, pada wanita normal sekitar 0,5% dari berat badan. Jantung berbentuk

kerucut, sekitar 12 cm dan lebar 9 cm, kira-kira sebesear satu kepalan tangan. Jantung

terletak di mediastinum antara tulang rusuk ke-2 dan ke-6. Sepetiga bagian jantung terletak

disisi kanan dada dan sisanya di sisi kiri dada. Jantung mempunyai empat ruang dan empat

katup, dua ruang atas disebut atrium dan dua ruang bawah disebut ventrikel yang dijaga oleh

katup trikuspidalis disebelah kanan dan katup mitral (biskuspidalis) disebelah kiri. Pintu dari

ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis dijaga oleh katup pulmonalis dan pintu dari

ventrikel kiri menuju aorta dijaga oleh katup aorta. Pembuluh darah terdiri dari arteri, vena,

kapiler, dan yang terkait dengan struktur ini adalah sistem limfatik.

3

Page 4: Bab i Askep Endokarditis

2.2 DEFINISI

Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan endotel jantung.

Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis infeksi. Terjadinya

endokarditis rematik karena di sebabkan langsung oleh demam rematik yang merupakan

penyakit sistemik karena infeksi streptokokus. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial)

adalah infeksi yang di sebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga

menyebabkan deformitas bilah katub. (Arif Muttaqin, 2009).

Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada

endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah

mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit

jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard

banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi

bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti

jamur, virus, dan lain-lain. (Wajan Juni Udjianti, 2010).

Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung (lapisan yang paling

dalam dari otot jantung) akibat infeksi kuman/mikroorganisme yang masuk. Biasanya secara

normal selalu ada kuman yang komensal di permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapat

adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi,

yang terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan sel- sel inflamasi saling berkaitan satu sama

lain.

2.3 ETIOLOGI

1. Streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian

atas. Sebelum ditemukan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan

oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 %

penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.

2. Stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.

3. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif

aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan candida.

4

Page 5: Bab i Askep Endokarditis

2.4 PATOFISIOLOGI

Pada Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis infeksi. Pada

Endokarditis rematik di sebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit rematik

yang di sebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua

persendian sehingga menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran yang

merupakan dan bagian yang kerusakannya paling serius. Kerusakan jantung dan lesi sendi

bukan akibat infeksi, artinya jantung tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung

di rusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitifitas atau reaksi

yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus.

Endokarditis rematik secara anatomis di manisfestasikan dengan adanya tumbuhan kecil

yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran sebesar jarum pentul. Manik-manik

kecil tadi tidak berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katub, namun yang

lebih sering mereka menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses

yang secar bertahap menebalkan bilah-bilah katub, menyebabkan menjadi memendek dan

menebal di dinding dengan bilah katub yang normal, sehingga tidak dapat menutup dengan

sempurna sebagai akibat terjadinya kebocoran.

Pada klien lain, tepi bilah katub yang meradang menjadi lengket satu sama lain

mengakibatkan stenosis katub, yaitu penyempitan lumen katub. Sebagian kecil klien dengan

demam rematik menjadi sakit berat yang diiringi oleh gagal jantung yang berat, disritmia

serius, dan pneumonia rematik. Klien dengan kondisi seperti ini harus di rawat di ruang

perawatn intensif.

Kebanyakan klien sembah dengan segera dan terlihat normal. Namun, meskipun klien

telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek residual permanen yang tetap tinggal dan

sering menimbulkan deformitas katub progresif. Beratnya kerusakan jantung atau bahkan

keberadaan nya mungkin tidak tampak pada pemeriksaan fisik selama fase akut penyakit ini

namun bising jantung yang khas pada stenosis katup, regurgitasi, atau keduanya dapat

terdegar pada auskultasi.pada beberapa klien, bahkan dapat terdeteksi adanya getaran pada

saat palpasi. Miokardium biasanya dapat mngompesasi defek katup tersebut degan baik

sampai beberapa waktu tertentu. Selama miokardium masih bisa mengompensasi, klien

masih dalam keadaan sehat.

5

Page 6: Bab i Askep Endokarditis

2.5 MANIFESTASI KLINIS

1. Hiperpireksia dan menggigil

2. Clubbing fingers

3. Ptechiae pada mukosa tenggorokan di retina mata (roth’s spot) dan kulit dada anemis

pucat

4. Splinter hemorrhagic (emboli di bawah kuku dengan bentuk linier).

5. Murmur / bising jantung (karena kerusakan katup jantung).

6. Osler’s nodes (nodul kemerahan, merah muda atau kebiruan) dibagian jalan dalam

jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,

immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total

hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin

sedikit meningkat.

Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara

mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah. Biakan harus

diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua/lima hari diambil sebanyak 10

ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1-3 minggu) untuk mencari mikroorganisme

yang mungkin berkembang agak lambat. Biakan bakteri harus dalam media yang

sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik. Biakan yang positif uji resistansi

terhadap antibiotik.

2. Echocardiografi

Diperlukan untuk:

1) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)

2) Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.

3) Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap mitral,

fibrosis, dan calcifikasi katub mitral)

4) Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif

katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.

6

Page 7: Bab i Askep Endokarditis

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS

Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif

terhadap mikroorganisme yang diduga.Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif

terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4-6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral

untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek

sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu .

Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering

kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan

gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12-24 juta unit/hari,dan

gentamisin 3-5 mg/kgBB dibagi dalam 2-3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti

penisilin G dengan dosis 6-12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6

minggu. Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr

tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam

lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan

aminoglikosid: gentamisin 5-7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan

sefalotin, sefazolia 2-4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur dipakai

amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral

dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi

oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan antibiotik

penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti: gagal jantung. Juga

keseimbangan elektrolit, dan intake yang cukup .

2.8 KOMPLIKASI

a. Komplikasi Endokarditis:

Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi neurologi

merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan komplikasi neurologik.

Dapat melalui 3 cara:

1. Penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari vegetasi

endokardial.

7

Page 8: Bab i Askep Endokarditis

2. Infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik emboli

atau bakterimia.

3. Reaksi immunologis

Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:

1. Infark atau infark berdarah

2. Pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural

3. Prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma

4. Perubahan fungsi otak karena berbagai factor

Bila terjadi emboli akan akan mengakibatkan:

1. Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah

2. Lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah dapat

membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka gejalanya mirip TIA,

atau bila berlanjut menyebabkan kerisakan jaringan otak dan terjadi proses

supurasi.

Hal tersebut mengakibatkan:

1. Septik atau septik meningitis

2. Abses, mikro abses otak

3. Meningoencephalitis

Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi aneurisma, yang akan

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang bersangkutan. Berbagai faktor yang

dapat menimbulkan kelainan neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme,

pengaruh obat-obatan, pengaruh toksis dari infeksi sistemik, reaksi imunitas terhadap

pembuluh darah, proliferatif endarteritis.

b. Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif

1. Gagal Jantung

Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung sedang sampai

berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus.

2. Emboli

Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 50-60% pada

penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi pada otak, paru, arteri

koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus, mata dll.

8

Page 9: Bab i Askep Endokarditis

3. Aneurisma Nekrotik

Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami perdarahan

4. Gangguan Neurologik

Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan bisa berupa, gangguan

kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) meningo ensepalitis steril. Kelainan pada

pembuluh darah otak 80% disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak.

2.9 PROGNOSIS

Pasien tanpa komplikasi yang berat dengan pemakaian antibiotik yang adekuat,

prognosis umumnya baik. Prognosis buruk bila di temukan mikroorganisme yang resisten

terhadap antibiotik, payah jantung, pengobatan terlambat, bakteremia, infeksi terjadi

setelah pemasangan, pasien geriatri tanpa di sertai demam, dan keadaan yang buruk.

2.10

9

Page 10: Bab i Askep Endokarditis

2.10 ASUHAN KEPERAWATAN

2.10.1 PENGKAJIAN

1. Data Demografi/ identitas

1) Umur (usia> tua)

a. Murmur jantung

b. Aritmia

c. Tekanan darah mneingkat

d. Nadi perifer cenderung lemah

e. Intoleransi aktivitas

2) Suku bangsa

3) Pekerjaan

a. Pekerja berat

b. Stress tinggi

4) Lingkungan/tempat tinggal

a. Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan

2. Pengkajian data dasar

1) Riwayat atau adanya faktor- faktor resiko:

a. Penyakit jantung bawaan

b. Riwayat bedah jantung

c. Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan

d. Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat invasif

2) Pemerisaan fisik berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan survei umum

kemungkinan menunjukkan:

a. Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur systole (dengan

stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensi mitral) atau murmur diastolic

(dengan isufiensi aorta stenosis tricuspid atau stenosis mitral)

b. Atralgia

c. Anoreksia dan kehilangan berat badan

d. Lelah

e. Spelenomegali

10

Page 11: Bab i Askep Endokarditis

f. Lesi vaskuler

- Nodus osler (nyeri, adanya nodul merah dikulit)

- Lesi janeways (datar, tidak ada nyeri, bintik-bintik merah yang ditemukan

ditelapak kaki dan ditelapak tangan yang menjadi pusat karena tekanan)

g. Ptekia

h. Gejala gagal jantung

3) Pemeriksaan diagnostik

a. Kultur darah positif untuk infeksi organisme

b. JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah batas

normal

c. Laju sedimen eritrosit(ESR) meningkat, menggambarkan adanya peradangan

d. Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif

e. Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertropi jantung

f. EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia

g. Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup

h. Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak ada

i. Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/ penurunan gerak

dinding

j. Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi pulmonal

k. JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia

l. Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur penyebab

m. LED: umumnya meningkat

n. Titer ASO: peninggian pada demam reumatik(kemungkinan pencetus)

o. Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE(kemungkinan

pencetus)

p. Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi, infeksi,

seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE, penyakit

rheumatoid, keganasan

4) Kajian perasaan pasien dan masalah- masalah tentang kondisi sesudah distress

cardiopulmonal

11

Page 12: Bab i Askep Endokarditis

2.10.2 DIAGNOSA

Berdasarkan patofisiologi di atas dan dari data pengkajian, diagnosis keperawatan

utama pada klien/tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aktual/risiko nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai ke miokardium

dsekunder karena penurunan perfusi.

2. Aktual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan

tromboemboli atau kerusakan sekunder katup-katup pada endokarditis.

3. Aktual/risiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan

4. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

kesehatan, situasi krisis, dan ancaman atau perubahan kesehatan.

5. Kurang pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) yang berhubungan dengan

kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan, dan terjadinya

komplikasi.

2.10.3 INTERVENSI

Tujuan rencana keperawatan adalah membantu klien dalam mengatasi masalah

kebutuhan dasarnya, meningkatkan kesehatan klien secara optimal, dan mengurangi

dampak kekambuhan pada endokarditis rematik. Sehingga komplikasi yang paling parah

dari kerusakan katup dapat di kurangi. Untuk rencana keperawan fase akut yang di

lakukan perawat, meliputi:

Diagnosa I :

Aktual/risiko nyeri b/d penurunan suplai ke miokardium sekunder karena

penurunan perfusi.

Tujuan : Dalam waktu dalam 3 x 24 jam terdapat pnurunan nyeri dada.

Kriteria : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara objektif di

dapat kan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi perifer,

urine output > 600ml/hari.

12

Page 13: Bab i Askep Endokarditis

Intervensi Rasional

Catat karakteristik nyeri, lokasi,

intensitas, lama dan

penyebarannya.

Lakukan menejemen nyeri

keperawatan.

Variasi penampilan dan perilaku

klien karena nyeri terjadi sebagai

temuan pengkajian.

Istirahatkan klien Istirahat akan menurunkan O2

jaringan perifer sehingga akan

menurunkan kebutuhan

miokardium serta akan

meningkatkan suplai darah dan

oksigen ke jaringan nyeri.

Menejemen lingkungan :

lingkungan tenang dan batasi

pengunjung.

Lingkungan tenang akan

menurunkan stimulus nyeri

eksternal dan pembatasan

pengunjung akan membantu

meningkatkan kondisi O2 yang

akan berkurang apabila banyak

pengunjung yang berada di

ruangan.

Ajarkan tehnik relaksasi

pernafasan dalam

Meningkatkan asupan O2

sehingga akan menurunkan nyeri

sekunder dari iskemia jaringan

otak

Ajarkan teknik distraksi pada saat

nyeri

Distraksi (pengalihan perhatian)

dapat menurunkan stimulus

internal dengan mekanisme

peningkatan produksi endorfin

dan enkefalin yang dapat mem

13

Page 14: Bab i Askep Endokarditis

Blok reseptor nyeri untuk tidak di

kirimkan ke korteks serebri,

sehingga menurunkan persepsi

nyeri.

  Lakukan menejemen sentuhan Menejemen sentuhan pada saat

nyeri berupa sentuhan dukungan

psikologis dapat membantu

menurunkan nyeri. Mesase ringan

dapat meningkatkan aliran darah

sehingga secara otomatis

membantu suplai darah dan

oksigen ke area nyeri serta

menurunkan sensasi nyeri.

Kolaborasi :

pemberian terapi farmakologis

antiangina

Obat-obat anti nyeri akan

memblok stimulus nyeri supaya

tidak di persepsikan oleh korteks

serebri.

Diagnosa II :

Aktual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer b/d tromboemboli atau kerusakan

sekunder katup-katup pada endokarditis.

Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perfusi perifer.

Kriteria : Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat sesuai dengan kebiasaan

individu seperti kebiasaan makan, tanda-tanda vital yang pasti, kehangatan, tekanan nadi

perifer, serta keseimbangan intake dan output.

Intervensi Rasional

Mandiri :

Evaluasi status mental. Catat

adanya hemipiralisis tersembunyi,

muntah, peningkatan tekanan

Indikasi adanya emboli sistemik

ke otak.

14

Page 15: Bab i Askep Endokarditis

darah.

Kaji nyeri dada, dispnea yang

tiba-tiba di tandai dengan

takipnea, nyeri pleuritis, dan

sianosis.

Emboli arterial pada jantung atau

organ penting lain dapat terjadi

sebagai akibat penyakit jantung

atau disritmia kronis, kongesti

vena dapat menunjukan tempat

trombus pada vena-vena yang

dalam dan emboli paru.

Observasi edema pada

ekstremitas, catat kecenderungan/

lokasi nyeri, tanda-tanda homan

(homan sigh) positif.

Inaktivitas/ bedrest yang lama

dapat menimbulkan terjadinya

kongesti vena dan trombosis

vena.

Observasi adanya hematuria yang

di tandai oleh nyeri pinggang dan

oliguria.

Indikasi adanya emboli ginjal.

Catat keluhan nyeri perut kiri atas

menjalar ke bahu, kelemahan

lokal, dan abdominalngiditas.

Indikasi emboli kandung

empedu.

Meningkatkan/ mempertahankan

bedrest sesuai dengan anjuran.

Untuk membantu mencegah

penyebaran atau

perpindahanemboli pada pasien

dengan endokarditis. Pada

bedrest yang lama (sering di

lakukan oleh pasien dengan

endokarditis dan mokarditis)

berisiko untuk mengalami

troemboemboli.

Kolaborasi :

Gunakan stoking antiemboli

sesuai indikasi

Menggunakan sirkulasi perifer

dan arus balik vena serta

mengurangi risiko trombus pada

vena supervisial/vena yang lebih

15

Page 16: Bab i Askep Endokarditis

dalam.

Berikan antikoagulan seperti

heparin atau warfarin (coumadin).

Heparin dapat di gunakan secara

propilaksis pada pasien dengan

bedrest yang lama seperti sepsis

atau CHF dan sebelum atau

sesudah operasi penggantian

katup. Catatan heparin

merupakan kontraindikasi pada

perikarditis dan kardiak

tamponade.

Diagnosa III :

Intoleransi aktivitas b/d penurunan perfusi perifer sekunder akibat

ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan.

Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas klien mengalami peningkatan

Kriteria : Klien tidak mengeluh pusing, alat dan saran untuk memenuhi aktivitas tersedia

dan mudah klien jangkau, TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine > 600 ml/hari.

Intervensi Rasional

Mandiri :

Kaji respons aktivitas pasien. Catat

adanya/timbulnya perubahan

keluhan seperti : kelemahan,

kelelahan, dan sesak nafas saat

beraktivitas.

Miokarditis menyebabkan

inflamasi dan memungkinkan

gangguan pada sel-sel otot yang

dapat mengakibatkan CHF.

Penurunan pengisian jantung

kardiak output akan

menyebabkan cairan terkumpul

pada rongga perikardial (bila ada

perikarditis) yang pada akhirnya

endokarditis dapat menimbulkan

gangguan fungsi katup dan

kecenderungan penurunan

16

Page 17: Bab i Askep Endokarditis

kardiak output.

Pantau denyut atau irama jantung,

tekanan darah, dan jumlah

pernafasan sebelum/ sesudah serta

selama aktivitas sesuai kebutuhan.

Membantu menggambarkan

tingkat dekompensasi jantung

dan paru. Penurunan tekanan

darah takikardi, dan takipnea

adalah indikasi gangguan

aktivitas jantung.

Rencanakan perawatan dengan

engaturan istirahat /oeriode tidur.

Memelihara keseimbangan

kebutuhan aktivitas jantung,

meningkatkan proses

penyembuhan, dan kemampuan

koping mosional.

Jelaskan pola peningkatan bertahap

dari tingkat aktivitas, contoh :

bangun dari kursi, bila tak ada nyeri

ambulasi, dan istirahat selama 1

jam setelah makan.

Aktivitas yang maju memberikan

kontrol jantung, meningkatkan

regangan, dan mencegah

aktivitas berlebihan.

Evaluasi respons emosional

terhadap situasi / pemberian

dukungan.

Kecemasan akan timbul karena

infeksi dan kardiak respons

(psikologis). Baik di timbulkan

oleh kemungkinan sakit yang

mengancam kehidupan.

Rujuk ke program rehabilitasi

jantung.

Meningkatkan jumlah oksigen

yang ada untuk pemakaian

miokardium sekaligus

mengurangi ketidaknyamanan

karea iskemia.

Diagnosa IV :

17

Page 18: Bab i Askep Endokarditis

Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

kesehatan, situasi krisis, dan ancaman atau perubahan kesehatan.

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam kecemasan klien berkurang.

Kriteria : klien mengatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat

mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap

tindakan, dan wajah rileks.

Intervensi Rasional

Bantu klien mengekspresikan

perasaan marah, kehilangan, dan

takut.

Cemas berkelanjutan

memberikan dampak serangan

jantung selanjutnya.

Kaji tanda verbal dan non verbal

kecemasan, dampingi klien, dan

lakukan tindakan bila menunjukan

perilaku merusak.

Reaksi verbalnon verbal dapat

menunjukan rasa agitasi, marah,

dan gelisah.

Mulai melakukan tindakan untuk

mengurangi kecemasan. Beri

lingkungan yang tenang dan

suasana penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan

eksternal yang tidak perlu.

Orientasikan klien terhadap

prosedur rutin dan aktivitas yang di

harapkan.

Orientasi dapat menurunkan

kecemasan.

Beri kesempatan pada klien untuk

mengungkapkan ansietasnya.

Dapat menghilangkan

ketegangan terhadap ke

khawatiran yang tidak di

ekspresikan.

Berikan privasi untuk klien dan

orang terdekat.

Memberi waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

menghilangkan cemas, dan

perilaku adaptasi.

Adanya keluarga dan teman-

teman yang di pilih klien

18

Page 19: Bab i Askep Endokarditis

mengalami aktivitas dan

pengalihan (misalnya membaca)

akan menurunkan perasaan

terisolasi.

Kolaborasi : berikan anti cemas

sesuai indikasi, contohnya

diazepam

Menghilangkan relaksasi dan

menurunkan kecemasan.

Diagnosa V :

Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) b/d kurangnya informasi

tentang proses penyakit, cara pencegahan terjadinya komplikasi

Tujuan : terpenuhinya pengetahuan klien tentang kondisi penyakit.

Kriteria : - Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan

dengan kemungkinan komplikasi.

- Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Intervensi Rasional

Mandiri :

Jelaskan efek emosi inflamasi pada

jantung secara individual. Berikan

penjelasan mengenai gejala-gejala

komplikasi dan tanda0tanda

tersebut harus segera di laporkan

pada petugas kesehatan seperti

demam, peningkatan nyeri dada

yang luar biasa.

Untuk bertanggung jawab kepada

kesehatannya. Pasien

membutuhkan pengerrtian

tentang penyebab khusus,

tindakan, dan efek jangka

panjang yang mungkin terjadi

pada kondisi inflamasi, baik

tanda dan gejala atau

komplikasinya.

Beritahukan pasien/ orang terdekat

mengenai dosis, aturan, dan efek

pengobatan.

Informasi di butuhkan untuk

meningkatkan perawatn diri,

untuk menambah kejelasan

efektivitas pengobatan, dan

pencegahan komplikasi.

Identifikasi tindakan-tindakan Bakteri umumnya di dapatkan di

19

Page 20: Bab i Askep Endokarditis

untuk mencegah endokarditis

seperti : perawatan ggi yang baik,

cegah penderita agar tidak

terkontaminasi infeksi (khususnya

infeksi saluran pernafasan)

dalam mulut. Pada gusi dapat

masuk sirkulasi sistemik.

Perkembangan infeksi khususnya

infeksi streptokokus dan

pneumokokus. Atau influenza

meningkatkan kemungkinan

risiko gangguan jantung.

Pilihlah metode yang tepat untuk

KB (pada penderita wanita)

Penggunaan IUD dapat

menjadikan mata rantai risiko

terjadinya proses infeksi pelvis.

Hindari pemakaian obat suntik per

intravena

Mengurangi risiko langsung

terjadinya / masuknya patogen

melalui sirkulasi sistemik.

Patuhi imunisasi seperti vaksin

influenza sesuai indikasi.

Mengurangi risiko terjadinya

infeksi yang dapat menyebabkan

infeksi.

2.10.4 IMPLEMENTASI

Pelaksanaan pada pasien dengan penyakit endokarditis antara lain sebagai berikut:

1. Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi

2. Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien

pada situasi yang tepat

3. Keamanan dan kenyamananfisik serta psikologisnya harus dilindungi

4. Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan

keperawatan yang telah dilakukan.

2.10.5 EVALUASI

1. Nyeri(akut)

Hasil yang diharapkan:

1) Mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan

2) Melaporkan nyeri hilang/terkontrol

20

Page 21: Bab i Askep Endokarditis

3) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih

sesuai indikasi untuk situasi.

2. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap

Hasil yang diharapkan:

1) Melaporkan/menunjukkan penurunan episode dispnea, angina, dan disritmia.

2) Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung

3. Intoleransi aktivitas

Hasil yang diharapkan:

1) Melaporkan/ menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi

aktivitas

2) Mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi

3) Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan terapiutik yang dipelukan

4. Perfusi jaringan, perubahan, risiko tinggi terhadap

Hasil yang diharapkan:

1) Mempertahankan/ mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual.

Missal: mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer ada/

kuat, masukkan/ haluaran seimbangan

5. kurang pengetahuan(kebutuhan belajar) tentang kondisi/ pengobatan

Hasil yang diharapkan:

1) Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan, dan

kemungkinan komplikasi

2) Mengidentivikasi/ melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku

untuk mencegah terulangnya/ terjadinya komplikasi.

21

Page 22: Bab i Askep Endokarditis

BAB III

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari penulisan makalah di atas, maka kami selaku penulis menarik kesimpulan bahwa

Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan endotel jantung.Disebabkan

oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya

terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.Penyakit ini didahului dengan

endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang

didapat.Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut

endokariditis bakterial.Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa

disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.

Pada endokarditis penatalaksanaan medisnya yaitu penicilin, stretomycin, vancomysin,

gentamicin. Diagnosa yang muncul pada pasien endokarditis adalah aktual/risiko nyeri yang

berhubungan dengan penurunan suplai ke miokardium sekunder karena penurunan perfusi,

aktual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan tromboemboli atau

kerusakan sekunder katup-katup pada endokarditis, aktual/risiko tinggi intoleransi aktivitas

yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan

kebutuhan, cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

kesehatan, situasi krisis, dan ancaman atau perubahan kesehatan, dan kurangnya

pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) yang berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan, dan terjadinya komplikasi.

4.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Pada Perawat

Agar meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien

dengan endokarditis dan meningkatkan pengetahuan dengan membaca buku-buku dan

mengikuti seminar serta menindak lanjuti masalah yang belum teratasi.

22

Page 23: Bab i Askep Endokarditis

2. Pada Mahasiswa

Diharapkan dapat melaksanakan tekhnik komunikasi terapeutik agar kualitas

pengumpulan data dapat lebih baik sehingga dapat melaksanakan Asuhan

Keperawatan dengan baik.

3. Pada Klien dan Keluarga

Diharapkan klien dapat melaksanakan anjuran dan penatalaksanaan pengobatan,

diit, terkontrol dan jika dan keluhan-keluhan segera menghubungi petugas kesehatan,

baik Puskesmas maupun Rumah Sakit terdekat.

23

Page 24: Bab i Askep Endokarditis

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

Corwin,Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Doenges, Marilynn E.Moorhouse, Mary Frances. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:

Jakarta.

Doengoes, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Brunner & suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Muttaqin Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular

dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

24