Top Banner
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian rokok dari Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014 adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya. Merokok merupakan kata kerja yang dilakukan dengan menghisap gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya (Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014). 2.1.1. Bahan-bahan Yang Terkandung Dalam Rokok Rokok diperbuat daripada gulungan tembakau yang telah siap difermentasi selama 1 hingga 3 tahun terbukti kandungan rokok mempunyai sekitar 2500 komponen bahan berbahaya kepada kesihatan tubuh kita terutamanya asap rokok yang dihisap (Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S., 2010). Rokok dihidupkan dengan memulakan pembakaran pada ujung batang rokok, dimana pembakaran tersebut tidak menukarkan 1100 komposisi bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam asap rokok dan sisa selebihnya iaitu 1400 bahan kimia lain mengalami perubahan komposisi dan bereaksi untuk membentuk bahan komposisi yang baru (Samsuri Tirtosastro, S dan Murdiyati, A.S., 2010). Menurut Mulyaningsih, T.R. (2009), kandungan asap rokok mempunyai lebih dari 5000 bahan kimia yang berbahaya dan lebih dari 40 bahan didalam asap rokok tersebut adalah bersifat karsinogik. Untuk menjaminkan mutu dan aroma rokok yang sedap dan wangi, banyak pihak pengeluaran rokok membuat pelbagai adaptasi dari segi rasa dan aroma rokok. Rokok yang diperbuat dari pelbagai jenis tembakau akan memberikan rasa dan aroma yang berbeda. Bahan tambahan lain seperti menthol dan cengkih banyak digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa dan aroma yang harum, wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam Universitas Sumatera Utara
17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Jan 15, 2017

Download

Documents

trinhthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rokok

Pengertian rokok dari Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014 adalah

gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya.

Merokok merupakan kata kerja yang dilakukan dengan menghisap gulungan

tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya (Kamus Dewan

Bahasa Indonesia, 2014).

2.1.1. Bahan-bahan Yang Terkandung Dalam Rokok

Rokok diperbuat daripada gulungan tembakau yang telah siap difermentasi

selama 1 hingga 3 tahun terbukti kandungan rokok mempunyai sekitar 2500

komponen bahan berbahaya kepada kesihatan tubuh kita terutamanya asap rokok

yang dihisap (Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S., 2010). Rokok dihidupkan

dengan memulakan pembakaran pada ujung batang rokok, dimana pembakaran

tersebut tidak menukarkan 1100 komposisi bahan kimia berbahaya yang

terkandung dalam asap rokok dan sisa selebihnya iaitu 1400 bahan kimia lain

mengalami perubahan komposisi dan bereaksi untuk membentuk bahan komposisi

yang baru (Samsuri Tirtosastro, S dan Murdiyati, A.S., 2010). Menurut

Mulyaningsih, T.R. (2009), kandungan asap rokok mempunyai lebih dari 5000

bahan kimia yang berbahaya dan lebih dari 40 bahan didalam asap rokok tersebut

adalah bersifat karsinogik.

Untuk menjaminkan mutu dan aroma rokok yang sedap dan wangi, banyak

pihak pengeluaran rokok membuat pelbagai adaptasi dari segi rasa dan aroma

rokok. Rokok yang diperbuat dari pelbagai jenis tembakau akan memberikan rasa

dan aroma yang berbeda. Bahan tambahan lain seperti menthol dan cengkih

banyak digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa

dan aroma yang harum, wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

penghasilan rokok dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi (Tirtosastro, S. dan

Murdiyati, A.S., 2010). Tembakau yang ditanam dan dikeringkan turut

mengandungi bahan kimia yang berupa residu dari pertumbuhan tanaman

tembakau tersebut seperti pestisida, fumigan dan insektisida (Mulyaningsih, T.R.,

2009).

Kualiti tembakau yang dipilih dan digunakan dalam penghasilan rokok

amat mempengaruhi aroma dan rasa rokok, maka pemilihan jenis tembakau akan

mempengaruhi zat-zat lain yang terkandung dalam rokok (Tirtosastro, S dan

Murdiyati, A.S., 2010). Zat-zat yang terkandung dalam tembakau rokok adalah

senyawa nitrogen (nikotin, protein), senyawa karbohidrat (pati, pektin, selullosa,

gula), resin dan minyak atsiri dan zat warna.

Menurut Tirtosastro, S. et al., nikotin yang terkandung dalam rokok akan

menyebabkan ketagihan dimana ia akan merangsang psikologis perokok manakala

rasa mengigit atau pedas pada tenggorakkan disebabkan oleh protein. Senyawa

protein ini harus ditukarkan ke asam amino atau amida bagi mengurangkan rasa

pedas dan mengigit tadi. Senyawa karbohidrat seperti gula akan memberi rasa

enak pada rokok, tetapi kandungan gula yang tinggi juga akan memberi rasa yang

jelek dan boleh menyebabkan irritasi pada tenggorakkan. Kandungan sellulosa

yang tinggi dalam rokok juga akan merugikan rasa dan aroma pada rokok. Resin,

minyak atsari dan zat warna akan memberikan bau wangi dan campuran yang

berbeda akan memberikan rasa enak pada mulut.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Tabel 2.1 Kandungan tembakau, unsur kimia dalam rokok

Golongan Kandungan (%) Dampak Terhadap Mutu Rokok

Selulose 7,0 – 16,0 + Gula 0,0 – 22,0 +

Trigliserida 1,0 - Protein 3,5 – 20,0 - Nikotin 0,6 – 5,5 +

Pati 2,0 – 7,0 - Abu (Ca, K) 9,0 – 25,0 +

Bahan Organik 7,0 – 25,0 +/- Lilin 2,5 – 8,0 +

Pektinat, polifenol, flavon, karotenoid,

minyak atsiri, paraffin, sterin dll.

7,0 – 12,0 +/-

Sumber: Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S. (2010)

Menurut Mulyaningsih, T.R. (2009), unsur logam seperti Bromin (Br),

Natrium (Na), Kalium (K), Besi (Fe), Kobalt (Co), Skandium (Sc), Stontium (Sr),

Kromium (Cr), Seng (Zn), Tantalum (Ta), Emas (Au) dan Lantanum (La)

merupakan bahan torsinogenik yang terdapat hampir dalam semua jenis rokok

buatan terutama dari negara Amerika iaitu dari Philips Morris International (PMI)

dimana produk rokok ini sudah pun berada di pasaran umum di Indonesia.

Kandungan bahan berbahaya ini adalah berbeda-beda bagi setiap rokok yang

dihasilkan tergantung dengan jenis rokok, kualiti tembakau dan bahan yang

mempengaruhi pembuatan rokok.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Tabel 2.2 Komposisi distribusi unsur logam pada filter atau putung rokok, abu dan

asap, dan neraca bahan pada rokok filter dan kretek dengan basis per batang rokok

Sumber: Mulyaningsih, T.R. (2009)

Unsur Jenis Rokok

Total Input

Sumber (µg)

Neraca Bahan

(%)

Tertahan Filter (%)

Terbawa Abu (%)

Terbawa Asap (%)

Na Filter (F) 651,80 73,59 0,77 72,82 26,41Kretek (K) 640,53 72,21 2,01 70,20 27,79

Br Filter (F) 25,10 69,65 1,56 68,09 30,35Kretek (K) 26,26 46,63 0,94 45,67 53,38

K Filter (F) 20069 31,47 0,21 31,26 68,53Kretek (K) 20100 75,12 9,11 66,02 24,87

Co Filter (F) 3,00 89,83 44,47 45,35 10,17Kretek (K) 2,09 21,22 3,20 17,10 79,68

La Filter (F) 0,77 81,87 17,14 64,72 18,13Kretek (K) 0,66 49,52 19,22 30,30 50,46

Zn Filter (F) 64,60 70,13 24,88 45,25 29,87Kretek (K) 50,66 77,83 10,63 67,20 22,21

Fe Filter (F) 1096,30 54,91 19,87 35,04 45,09Kretek (K) 441,66 70,45 5,03 65,42 29,54

Au Filter (F) 0,03 94,87 54,93 39,95 5,13Kretek (K) 0,02 69,12 36,89 32,21 30,88

Sc Filter (F) 0,14 96,88 38,38 58,50 3,12Kretek (K) 0,23 83,25 6,65 76,60 16,75

Ta Filter (F) 9,40 55,10 21,07 34,03 44,90Kretek (K)

Cr Filter (F) 1,70 96,38 34,22 62,61 3,62Kretek (K) 3,14 71,19 16,19 55,00 28,81

Sr Filter (F) 252,10 86,14 16,82 69,32 13,86Kretek (K) 3,14 66,79 23,32 43,48 45,92

Cs Filter (F)Kretek (K) 0,79 94,23 18,30 75,93 5,77

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

2.1.2. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok di kalangan masyarakat Indonesia merupakan suatu

kebiasaan yang merugikan diri sendiri mahupun lingkungannya. Kebiasaan

diertikatakan sebagai perbuatan yang biasa dilakukan. Menurut penelitian GATS

(2011), yang dilakukan ke atas penduduk di Indonesia, kebiasaan merokok ini

dapat dibagikan kepada tiga kelompok berdasarkan batang rokok yang dihisap per

hari iaitu perokok ringan, sedang dan berat. Perokok ringan adalah perokok yang

menghisap kurang dari 10 batang rokok sehari manakala perokok sedang

menghisap 10 hingga 20 batang rokok sehari. Perokok berat pula menghisap lebih

dari 20 batang rokok sehari.

Sadli, M., dan Riantirtando, R. menyatakan kebiasan merokok diartikan

sebagai perilaku mengkonsumsi rokok yang dapat dibagikan kepada dua

kelompok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap sehari yaitu:

a. Perokok ringan yaitu perokok yang menghabiskan 10 batang rokok atau

kurang dari 10 batang rokok dalam sehari.

b. Perokok berat yaitu perokok yang merokok lebih dari 10 batang sehari.

2.1.3. Kategori Perokok

Kategori perokok dapat dibagi kepada dua kategori iaitu perokok aktif dan

pasif. Perokok pasif menurut World Health Organization (WHO), adalah

merupakan orang yang tidak merokok tetapi menghirup serta terpapar dirinya

dengan asap rokok yang merupakan campuran dari pelbagai zat-zat kimia yang

berbahaya yang dihembuskan oleh si perokok dari rokok yang sedang membara

atau perangkat rokok lainnya seperti cerutu, pipa, bidi dan lain-lainnya. Perokok

pasif ini selalunya dikenali sebagai ‘second-hand smoker’.

Perokok aktif pula menurut WHO adalah orang yang merokok dan

mempunyai kebiasaan merokok seharinya dimana perokok menghisap asap utama

(mainstream) rokok serta dapat mengakibatkan bahaya bagi kesihatan tubuhnya

mahupun lingkungan sekitarnya. Mainstream smoke atau asap rokok utama adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

asap yang dihisap dan dihirup perokok pada ujung rokok yang dimulutnya

kemudian dihembuskan kembali keluar manakala side-stream smoke atau asap

rokok sampingan adalah asap yang berembus dari ujung rokok yang menyala,

cerutu, atau pipa.

2.1.4. Jenis Rokok Yang Dihisap

Masyarakat Indonesia mengenal hampir semua jenis rokok yang

dikonsumsi. Jenis rokok yang dijual di pasaran umum di Indonesia dapat

dibedakan atas tiga jenis iaitu perbedaan bahan pembalut rokok, bahan baku atau

isi rokok dan penggunaan filter dan non-filter pada rokok (Sadli, M. dan

Riantirtando, R., 2010)

Bahan pembalut rokok pula dapat dibedakan dari empat jenis iaitu koblot,

kawung, sigaret dan cerutu. Rokok koblot menggunakan bahan pembalut rokok

dari daun jagung yang telah siap dikeringkan manakala rokok kawung pula

menggunakan daun eran sebagai pembungkus rokok. Sigaret dan cerutu pula

masing-masing bahan pembalut rokoknya adalah diperbuat dari kertas dan daun

tembakau (Sadli, M. dan Riantirtando, R., 2010).

Bahan baku atau isi rokok yang terkandung dalam rokok juga berpengaruh

dengan jenis rokok. Terdapat tiga bahan baku atau isi rokok yang dibedakan

melalui jenis pembuatannya iaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok klembak

(Atlas Tembakau Indonesia, 2013). Menurut Atlas Tembakau Indonesia (2013),

rokok putih mempunyai bahan baku atau isinya tembakau yang diawet dengan

rasa dan aroma yang harum tertentu, manakala bahan baku atau isi bagi rokok

kretek pula berbeda dengan rokok putih iaitu dengan hanya penambahan cengkeh.

Rokok klembak pula berbeda dari rokok putih dan rokok kretek, dimana bahan

baku atau isinya diperbuat dari tembakau, cengkeh dan kemenyen serta

ditambahkan sedikit saus untuk memberi efek dari segi rasa dan aromanya.

Rokok dengan penggunaan filter merupakan rokok yang terkenal di

kalangan masyarakat umum di Indonesia. Rokok yang dihisap mempunyai dua

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

jenis iaitu filter dan non-filter. Kebanyakkan rokok non-filter adalah merupakan

rokok jenis kretek manakala rokok filter boleh didapati dalam dua kemasan iaitu

kretek dan rokok putih (Mulyaningsih, T.R., 2009). Filter terletak pada ujung

pangkal rokok yang diperbuat daripada gabus. Rokok yang mempunyai gabus

diujung pangkalnya disebut rokok filter (Faslah, F. et al., 2012). Menurut Faslah,

F.et al. dengan penggunaan rokok filter, ini dapat menapis asap rokok yang

dihisap manakala rokok non-filter tidak dapat menapis kandungan zat-zat kimia

dan karsinogenik yang berbahaya yang terdapat dalam asap rokok.

Rokok kretek atau lebih dikenali umum dengan panggilan ‘kretek’

merupakan rokok yang paling popular dikalangan perokok aktif di Indonesia.

Rokok kretek ini mengandungi zat-zat aktif lain yang terbukti dapat

membahayakan kesehatan (Tirtosastro. S., dan Murdiyati. A. S., 2010). Zat-zat

yang terkandung dalam rokok seperti di pengetahuan umum itu adalah tembakau,

tar, nicotine dan bahan adatif lainnya. Produksi rokok di Indonesia itu terbagi atas

dua jenis rokok yaitu rokok putih dan rokok kretek. Perbedaan diantara rokok

kretek dan rokok putih itu adalah rokok kretek ini lebih banyak diproduksi dari

negara Indonesia sendiri sedangkan rokok putih ini jenamanya diimport dari

negara luar atau global branding seperti Marlboro dan Mix9 (GATS, 2011).

Merek rokok tempatan yang popular adalah A Mild (PMI) yang mana merek

internasional yang popular adalah Marlboro (PMI) pada tahun 2011 mengikut

report dari Southeast Asia Initiative on Tobacco Tax (SITT) dan Resource Center

of the Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang dipublikasi pada

tahun 2012.

2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Itu Merokok

Kebanyakkan perokok saat ini mempunyai alasan dan sebab kenapa

mereka merokok diusia yang lebih dini. Oleh yang demikian, terdapat banyak

faktor yang dapat mempengaruhi seseorang itu merokok diantaranya merupakan

pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor keperibadian, pengaruh iklan dan

faktor lingkungan (Maharani, T.D., 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Orang tua sangat memainkan peranan dalam mendidik anak-anak agar

menjadi insan yang beramal soleh dan berkepribadian baik serta mereka

merupakan yang paling dekat dengan kita dan banyak mempengaruh kita dalam

melakukan sesuatu perkara (Maharani, T.D., 2011). Orang tua yang merokok

didepan anak-anak mereka sangat mempengaruhi dalam melahirkan perasaan

ingin tahu dikalangan anak-anak yang masih muda ini adalah kerana mereka

mempunyai dua tanggapan iaitu pertama melihat orang tuanya merokok

membuatkan mereka merasakan diri lebih gagah dan dewasa dan yang kedua ialah

mereka sudah terbiasa dengan asap rokok di ruangan rumah sehingga dikemudian

kelak mereka gampang berubah dari perokok pasif ke perokok aktif (Prasetya,

L.D., 2012).

Teman merupakan orang yang lebih dekat dengan kita setelah keluarga

kita. Menurut Prasetya, L.D. (2012), lingkungan teman sebaya mahu pun tidak

sebaya banyak memainkan peranan lebih dari 90% dalam mendorong seseorang

itu untuk mula merokok. Tambahannya lagi, seseorang itu gampang merokok dan

agak susah ingin berhenti jika temannya juga seorang perokok aktif dan sentiasa

mendampinginya seperti dirumah kost atau sebilik dengan teman yang merokok,

dikantor dengan ruangan yang bebas merokok dan ditempat makan yang boleh

berkumpul bersama teman-teman.

Dari pengaruh teman, faktor keperibadian juga memainkan peranan dalam

seseorang itu mula merokok diusia dini. Faktor keperibadian yang banyak

mempengaruhi seseorang itu merokok adalah perasaan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari masalah, membebaskan diri dari kebosanan dan rasa sakit

fisik atau jiwa (Prasetya, L.D., 2012). Perasaan ingin tahu ini selalunya dilahirkan

sejak usia dini lagi terutamanya dikalangan anak-anak yang sedang membesar

dimana perasaan ingin tahu tentang rokok ini selalunya meliputi bagaimana rasa

rokok yang dihisap dan persepsi umum terhadap perokok. Menurut Tri Dita

Maharani, T.D. (2011), merokok dapat membebaskan diri dari masalah dan

kebosanan merupakan alasan utama yang sering timbul dikalangan perokok aktif

yang telah sekian lama merokok.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Faktor pengaruh iklan rokok juga memainkan peranan untuk seseorang itu

mula merokok atau mencuba untuk merokok terutamanya apabila terdapat merek

atau jenis rokok yang baru keluar dengan pelbagai edisi mahupun promosi

(Prasetya, L.D., 2012). Pengaruh iklan rokok ini terbagi kepada beberapa jenis

iaitu melalui television (media Video/Visual, Audio, Talent, Grafik dan Pacing),

melalui koran dan iklan di sekitar jalan raya (menggunakan pancaindera

penglihatan iaitu mata) dan iklan di radio (menggunakan pancaindera

pendengaran iaitu telinga) (Ginting, T., 2012). Menurut Ginting, T. (2012), iklan

rokok menggunakan video atau visual yang ditayang di television mahupun di

bioskop sangat memainkan peranan dalam penangkapan isi maklumat oleh minda

masyarakat umum yang ingin disampaikan menerusi iklan. Ini adalah kerana iklan

rokok yang dibuat dari visual atau video ini disampaikan dengan cara penglihatan

dan pendengaran dan akan memberikan efek secara langsung ke atas sikap dan

tindakan si perokok dibandingkan iklan rokok di radio mahupun penggunaan

‘poster’ besar-besaran di sekitar jalaan raya dan toko-toko kecil atau swalanyan.

Tambahnya lagi, video atau visual grafik dan pacing yang hebat serta model yang

menarik dalam iklan rokok di television juga mempengaruhi seseorang itu untuk

mencuba merek rokok tersebut.

Faktor lingkungan seperti anggapan orang ramai terhadap si perokok turut

memainkan peranan dalam mendorong seseorang itu untuk merokok (Prasetya,

L.D., 2012). Anggapan orang ramai terhadap perokok itu melihatkan mereka lebih

kelihatan dewasa, menunjukkan diri lebih berdikari, bersosialisasi, menyesuaikan

diri dengan teman-teman perokoknya serta meningkatkan rasa percaya diri

mereka. Selain itu, sikap tidak peduli dan kurang tegas pihak berkuasa dalam

menegaskan penjualan rokok hanya kepada usia 18 tahun ke atas serta harga

rokok yang murah menjadi faktor yang cukup mudah bagi sesiapa saja untuk

mendapatkan rokok tidak kira dari sudut ekonomi mereka yang rendah mahupun

tinggi atau dari sudut pendidikan mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

2.1.6. Efek atau Dampak Merokok Ke Atas Kesehatan Tubuh

Efek merokok ke atas kesihatan tubuh badan sangat tergantung dengan

berapa kekerapan seseorang itu menghisap rokok per batang sehari, ukuran dan

berat badan, risiko menghidapi penyakit lain atau bawaan dan sebagainya (Doe, J.

dan DeSanto, C., 2009). Efek atau dampak merokok ini dapat dibedakan kepada

dua jenis efek iaitu efek secara langsung dan efek jangka panjang.

Merokok boleh mengakibatkan kemungkinan terjadinya risiko pada paru

kita sehingga diperkirakan perokok saat ini di Sumatera Utara dengan anggaran

28,4 % berdasarkan Riskesdas (2013). Laporan Riskesdas juga turut menyatakan

angka kejadian adalah tingggi dari pelbagai jenis penyakit paru seperti asma,

penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker dan penyakit lainnya yang terlibat

secara langsung.

2.1.6.1.Efek Secara Langsung

Efek secara langsung atau ‘immediate effect’ dari penggunaan rokok dapat

dibedakan kepada dua jenis iaitu dosis rendah ke dosis sedang dan dosis tinggi.

Pengertian dosis disini bererti kekerapan menghisap rokok dengan perhitungan

kadar nikotin dalam rokok.

Efek dosis rendah ke dosis yang tinggi yang mungkin dialami setelah

merokok tembakau meliputi perkara-perkara berikut:

1. Terjadinya penurunan aktivitas otak dan sistem saraf pada stimulasi awal

seperti meningkatnya kewaspadaan dan konsentrasi pada lingkungan sekitar

2. Merasakan diri sangat relaks (relaksasi)

3. Tekanan darah dan denyut jantung yang meningkat akibat nikotin

4. Kurangnya alirang darah ke perifer (ujung-ujung jari dan kaki) serta

penurunan suhu kulit (mudah merasa sejuk) dan mulut yang berbau

5. Penurunan nafsu makan

6. Merasakan diri seakan pusing atau sakit kepala

7. Terasa ingin mual atau muntah dan kondisi perut yang kurang selesa

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

8. Batuk; kerana iritasi dari asap rokok

Efek dari merokok dengan kadar nikotin yang tinggi dapat menyebabkan

seseorang itu overdosis dimana dari erti kata lain tubuh mereka tidak dapat

mengatasi kandungan nikotin yang dihirup dari asap rokok tersebut sehingga

dapat menimbulkan efek samping daripadanya. Efek dari dosis nikotin yang

sangat besar dapat meliputi perkara-perkara berikut:

1. Perasaan ingin pengsan

2. Merasa kebingungan

3. Menurunnya tekanan darah dan denyutan nadi

4. Merasa kejang

5. Boleh menyebabkan hentinya bernafas dan kematian (60 mg nikotin yang

dihisap secara oral dapat menyebabkan kematian bagi orang dewasa;

sekitar lebih dari 50 batang rokok dalam satu masa)

2.1.6.2.Efek Jangka Panjang

Merokok dapat menyebabkan pelbagai jenis penyakit termasuklah asma,

penyakit obstruktif kronik paru, kanker paru dan tenggorokan dan sebagainya

pada perokok aktif. Merokok yang terlalu lama dan dan kekerapan merokok akan

memberikan kesan yang berwarna kuning kecoklatan pada jari perokok dan gigi.

Bukan itu sahaja, bahkan asap rokok yang mengandungi karbon

monoksida dapat mengurangi jumlah oksigen yang tersedia ke otak, otot dan

darah dimana karbon monoksida tersebut akan menghambat pengikatan oksigen

pada hemoglobin. Ini akan menyebabkan otak dan otot berasa fatigue atau lemas.

Oleh itu jantung akan bekerja lebih keras untuk mengantar oksigen ke seluruh

tubuh terutama otak bagi memenuhi kebutuhanya. Kekurangan oksigen dengan

penyempitan saluran udara akan menyebabkan tekanan darah meningkat justeru

boleh menyebabkan serangan jantung dan stroke kepada penderita. Tingginya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

kadar nikotin dan karbon monoksida dalam badan boleh meningkatkan risiko

penyakit jantung, masalah peredaran darah dan lainnya. Terdapat beberapa efek

jangka panjang dari kebiasaan merokok yang mungkin dialami antara lain adalah

(Doe, J. dan DeSanto, C., 2009):

1. Tingginya risiko terjadinya stroke

2. Rosak pembuluh darah di otak dan boleh menyebabkan matinya sel otak

3. Boleh menyebabkan katarak pada mata, degenerasi makula, menguning

pada putih mata

4. Kurang dan hilangnya indera penciuman dan rasa

5. Gigi dan jari perokok berwarna kuning, kerusakan gigi dan mulut yang

berbau

6. Tingginya risiko tejadinya kanker paru, mulut, bibir dan tenggorakkan

7. Kemungkinan timbul gangguan pendengaran

8. Tingginya risiko untuk terjadinya osteoporosis

9. Mengalami sesak napas dan batuk yang sering

10. Tingginya risiko terjadinya bronchitis kronis, empisema, penyakit paru

obstruktif kronik, penyakit jantung dan sebagainya

11. Dapat memicu asma

12. Terjadinya penyumbatan pada aliran darah yang memicu kepada

terjadinya serangan jantung dan stroke

13. Menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi)

14. Menyebabkan leukemia myeloid, kanker yang mempengaruhi sumsum

tulang dan organ yang membuat darah

15. Kanker kandung kemih, sakit maag, nafsu makan yang menurun

16. Kulit menjadi keriput dini

17. Luka penyembuhan lebih lambat, kerusakan pada dinding pembuluh darah

18. Peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi

19. Kesuburan yang lebih rendah dan peningkatan risiko keguguran, jika pada

wanita hamil boleh menyebabkan kecacatan pada bayi atau matinya bayi

dalam kandungan serta dapat menyebabkan keguguran

20. Menstruasi yang tidak teratur bagi perempuan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

21. Menopause lebih awal dari jangkaan waktu

2.1.7. Efek atau Dampak Merokok Ke Atas Masyarakat dan Pemerintah

Dampak negatif lain dari rokok adalah dapat merugikan masyarakat sekitar

baik dari segi kualitas hidup, perekonomian, pembiayaan negara maupun dari segi

kesehatan. Sehingga saat ini, masalah rokok masih menjadi perdebatan dari

berbagai pihak. Hal ini menjadi lebih serius mengingat semakin gencarnya iklan

rokok yang menjadi pintu gerbang untuk membidik kalangan muda, terutama

anak-anak dan permasalahan ini merupakan salah satu dari tiga masalah utama

dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) di Indonesia. Oleh karena itu,

kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah terkait program Kawasan Tanpa

Rokok (KTR) sudah sepenuhnya, bahkan hampir seluruh provinsi mengeluarkan

Peraturan Daerah (PERDA) bagi penetapan kawasan larangan merokok atau

kawasan bebas dari asap rokok.

Amanat Undang-Undang Kesehatan No.36/2009 telah mewajibkan tiap

daerah di setiap provinsi untuk menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di sambut

baik oleh beberapa provinsi di Indonesia salah satunya Provinsi Sumatera Barat

dengan menyusun Peraturan Daerah (PERDA) tentang Kawasan Tanpa Rokok di

daerah masing-masing. Institusi yang telah diterapkan sebagai Kawasan Tanpa

Rokok umumnya adalah institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Dinas

Kesehatan, puskesmas, institusi pendidikan seperti SD, SLP dan SLTA, serta

beberapa perusahaan swasta seperti bank, plaza dan hotel. Penyusunan program

Kawasan Tanpa Rokok ini merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya

mengendalikan kebiasaan merokok atau mempengaruhi dampak rokok terhadap

kesehatan serta melindungi masyarakatnya dari bahaya rokok (Azkha, N., 2013).

Program KTR ini merupakan program yang cukup efektif dalam menangani

masalah jumlah perokok yang semakin meningkat tetapi penerapan KTR ini

memerlukan dana yang cukup besar yaitu Rp. 75,000,000.00 dari cukai rokok dan

Rp.24,000,000.00 yang digunakan untuk monitoring dan evaluasi pengawasan

intstitusi pemerintah seperti rumah sakit, dinas kesehatan, puskesmas, institusi

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

pendidikan dan perkantoran pemerintah serta sosialisasi bagi satu KTR di suatu

daerah.

Laporan RISKESDAS 2013 turut menyatakan perilaku merokok penduduk

15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari tahun 2007 ke 2013 dimana

tercatat peningkatan dari 34,2 % pada tahun 2007 menjadi 36,3 % pada tahun

2013 dan sebanyak 64,9 % laki-laki dan 2,1% perempuan masih menghisap rokok

pada tahun 2013. Jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun ini

sangat memberikan efek yang cukup luas dari segi perekonomian negara yang

berdampak negatif dan pembiayaan pemerintah ke atas masalah kesehatan

masyarakat yang disebabkan oleh rokok. Secara nasional, sebanyak 50,5 %

penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan. Askes/ ASABRI dimiliki

oleh sekitar 6 % penduduk, Jamsostek 4,4 %, asuransi kesehatan swasta dan

tunjangan kesehatan perusahaan masing-masing sebesar 1,7 %. Kepemilikan

jaminan didominasi oleh Jamkesmas (28,9%) dan Jamkesda (9,6%). Sehingga

kini, provinsi Aceh adalah provinsi yang paling tinggi cakupan kepemilikan

jaminan di antara provinsi lain, yaitu sekitar 96,6 % penduduk atau hanya 3,4 %

yang tidak punya jaminan apapun. Sebaliknya, DKI Jakarta menjadi provinsi

dengan cakupan kepemilikan jaminan kesehatan yang paling rendah dan 69,1 %

penduduknya tidak punya jaminan. Ini menunjukkan pembiayaan pemerintah

dalam memfasilitasi masalah kesehatan masyarakat belum mencapai sepenuhnya.

Pentahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJPK)

dalam Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan (RPJM-K)

bagi tahun 2010-2014 yang dibentangkan oleh Depertamen Kesehatan juga turut

mengatakan bahwanya pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah akan

lebih meningkat lagi dengan sustainabilitas pemenuhan pembiayaan Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin

yang Penerima Bantuan Insuran (PBI) dan akan terus meningkat sampai ke tahun

2025.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

2.2. Penduduk Wanita Di Kota Medan

Kepadatan penduduk di Kota Medan mempunyai kepadatan penduduk

yang tertinggi di Sumatera Utara yaitu berjumlah 2,122,804 orang menurut data

BPS Sumatera Utara (2012). Tambahannya lagi, jumlah penduduk dan jenis

kelamin menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2012 di Kota Medan sebanyak

1,047,875 orang penduduk adalah laki-laki dan sebanyak 1,074,929 orang

penduduk adalah perempuan yang memuatkan jumlah keseluruhan kepadatan

penduduk di Kota Medan adalah 2,122,804 orang penduduk.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan

Kabupaten/Kota Tahun 2012

Kabupaten/Kota Regency/City

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

Rasio Jenis Kelamin Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5) Kabupaten/Regency

01. Nias 64 685 68 175 132 860 94,88 02. Mandailing Natal 201 686 209 245 410 931 96,39 03. Tapanuli Selatan 133 140 134 955 268 095 98,66 04. Tapanuli Tengah 160 012 158 896 318 908 100,70 05. Tapanuli Utara 140 238 143 633 283 871 97,64 06. Toba Samosir 86 932 87 933 174 865 98,86 07. Labuhanbatu 214 452 210 192 424 644 102,03 08. Asahan 340 302 337 574 677 876 100,81 09. Simalungun 413 871 417 115 830 986 99,22 10. Dairi 136 483 136 911 273 394 99,69 11. Karo 178 073 180 750 358 823 98,52 12. Deli Serdang 928 434 917 181 1 845 615 101,23 13. Langkat 492 424 484 461 976 885 101,64 14. Nias Selatan 145 948 148 121 294 069 98,53 15. Humbang Hasundutan 86 769 87 996 174 765 98,61 16. Pakpak Bharat 20 938 20 554 41 492 101,87 17. Samosir 60 384 61 210 121 594 98,65 18. Serdang Bedagai 303 039 300 987 604 026 100,68 19. Batu Bara 191 652 189 371 381 023 101,20 20. Padang Lawas Utara 114 979 114 085 229 064 100,78 21. Padang Lawas 116 289 115 877 232 166 100,36 22. Labuhanbatu Selatan 145 214 139 595 284 809 104,03 23. Labuhanbatu Utara 169 327 166 132 335 459 101,92 24. Nias Utara 63 678 64 855 128 533 98,19 25. Nias Barat 39 597 43 104 82 701 91,86

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

Kota/City 71. Sibolga 43 036 42 816 85 852 100,51 72. Tanjungbalai 79 202 77 973 157 175 101,58 73. Pematangsiantar 115 488 121 459 236 947 95,08 74. Tebing Tinggi 73 036 74 735 147 771 97,73 75. Medan 1 047 875 1 074 929 2 122 804 97,48 76. Binjai 124 869 125 383 250 252 99,59 77. Padangsidimpuan 96 841 101 968 198 809 94,97 78. Gunungsitoli 62 793 65 544 128 337 95,80

Sumatera Utara 6 591 686 6 623 715 13 215 401 99,52 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2012)

2.2.1. Perempuan Muda

Perempuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaum putri

manakala muda bererti belum sampai setengah umur. Menurut WHO usia muda

adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana batasan

usia muda berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Tambahannya lagi

usia remaja adalah diantara 12 - 24 tahun. Dari Data Penduduk Sasaran Program

Pembangunan Kesehatan tahun 2011 hingga 2014 yang dikeluarkan oleh

Departemen Kesehatan (DepKes) mendefinisikan penduduk usia muda di

Indonesia adalah dibawah usia 15 tahun dan usia reproduktif di Indonesia adalah

dari rentang umur 15 tahun sehingga dengan 64 tahun manakala menurut BkkbN

(2010) batasan usia muda adalah diantara 10 - 21 tahun.

Berdasarkan laporan WHO Expert Comitte yang ditulis pada tahun 1974

dan diguna pakai sehingga kini mengatakan batasan usia muda adalah bersifat

konseptional dan dibedakan kepada 3 kategori iaitu biologis, psikologis dan sosial

ekonomi. Usia muda mencakupi perkara berikut:

1. Individu yang membesar (meningkat usia) dan menunjukkan tanda-tanda

seksual sekunder seperti tumbuh bulu dikemaluan dan sebagainya sampai ia

mencapai kematangan sendiri.

2. Individu yang berkembang dari segi psikologis dari masa kanak-kanak

sehingga menjadi dewasa.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rokok Pengertian ...

3. Individu mula berdikari dan mandiri; Peralihan dari ketergantungan sosial

ekonomi

Di samping itu menurut GATS (Global Adult Tobacco Survey, 2011)

menyatakan usia muda dibagi kepada dua kelompok iaitu usia dewasa muda dan

usia dewasa muda pertengahan dimana batasan usia dewasa muda adalah diantara

15 - 24 tahun manakala batasan usia muda pertengahan adalah diantara 25 hingga

44 tahun. Menurut Reimondos, A. et al. (2010), dari laporan survei Merokok dan

Penduduk Dewasa Muda di Indonesia mendefinisikan usia muda di Jakarta,

Tangerang dan Bekasi adalah diantara 20 - 34 tahun manakalah usia muda di

Indonesia adalah diantara 15 - 44 tahun.

Universitas Sumatera Utara