Top Banner
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi rekayasa piranti lunak Menurut Fritz Bauer, rekayasa piranti lunak adalah pengembangan dan penggunaan prinsip pengembangan untuk memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang dapat diandalkan dan dapat bekerja dengan lebih baik pada mesin nyata.(Pressman, 2005,p53). Dikembangkan oleh IEEE (INSTITUTE OF ELECTRICAL AND ELECTRONICS ENGINEERS), definisi tersebut memiliki makna yang lebih luas dan lengkap, yaitu: (1) Aplikasi dari sebuah pendekatan sistematis, dan berdisiplin kepada pengembangan, operasi, dan pemeliharaan perangkat lunak, ini adalah aplikasi untuk mengembangkan software. (2) pembelajaran tentang pendekatan dalam (1). 2.1.2 Lapisan-lapisan pendekatan RPL Lapisan-lapisan pendekatan RPL terbagi menjadi 3(tiga) bagian utama (pressman,2005,p53-54).
34

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

Aug 09, 2019

Download

Documents

lybao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

9  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL)

2.1.1 Definisi rekayasa piranti lunak

Menurut Fritz Bauer, rekayasa piranti lunak adalah pengembangan dan

penggunaan prinsip pengembangan untuk memperoleh perangkat lunak secara

ekonomis yang dapat diandalkan dan dapat bekerja dengan lebih baik pada mesin

nyata.(Pressman, 2005,p53).

Dikembangkan oleh IEEE (INSTITUTE OF ELECTRICAL AND

ELECTRONICS ENGINEERS), definisi tersebut memiliki makna yang lebih luas

dan lengkap, yaitu:

(1) Aplikasi dari sebuah pendekatan sistematis, dan berdisiplin kepada

pengembangan, operasi, dan pemeliharaan perangkat lunak, ini adalah

aplikasi untuk mengembangkan software.

(2) pembelajaran tentang pendekatan dalam (1).

2.1.2 Lapisan-lapisan pendekatan RPL

Lapisan-lapisan pendekatan RPL terbagi menjadi 3(tiga) bagian utama

(pressman,2005,p53-54).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

10  

(1) Process layer

Bagian ini adalah fondasi dari RPL yang mendefinisikan sebuah

kerangka kerja untuk sekumpulan kunci proses yang harus dibangun

demi keefektifan penyampaian teknologi pengembangan RPL.

(2) Methods layer

Bagian ini menjelaskan secara teknis bagaimana cara membangun

suatu perangkan piranti lunak.

(3) Tools layer

Bagian ini menyediakan dukungan otomatisdan semi otomatis untuk

process dan methods.

Lapisan-lapisan diatas di dukung oleh sebuah layer pendukung yang

menjadi landasan paling penting dalam RPL yaitu Quality focus. Layer ini harus

diisi dengan manajemen yang baik dan filosofi yang baik untuk meningkatkan

kualitas dari software tersebut.

Lapisan-lapisan rekayasa piranti lunak dapat di lihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 software engineering layers

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

11  

2.1.3 Model Proses Software

Menurut Pressman(2005,78), ada beberapa model proses yang lazim

digunakan dalam merancang suatu software, model-model tersebut dapat

dijelaskan sebagai langkah-langkah yang akan digunakan dalam merancang

suatu software.

2.1.3.1 prescriptive models

Proses model ini mendeskripsikan setiap modul yang dikerjakan.

Disebut prescriptive karena mereka menentukan elemen-elemen kerangka

proses, tindakan perancangan program, tugas-tugas, hasil pekerjaan, jaminan

kualitas, dan mekanisme perubahan kontrol untuk sebuah projek. Setiap model

juga menentukan aliran kerja yang menggambarkan keterkaitan elemen-elemen

proses.

2.1.3.2 waterfall model

Proses model yang terkadang disebut sebagai classic lifecycle ini

menyarankan sebuah pendekatan yang sistematis dan sekuesnsial untuk

pengembangan sofware yang dimulai dengan persyaratan yang diminta oleh

customer, dan berkembang melalui perencanaan, pemodelan, memuncak dengan

maintenance setelah projek selesai dikerjakan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

12  

Gambar 2.2 waterfall model

Waterfall model pada setiap langkahnya akan dirinci sebagai berikut:

a. Requirements definition

Tahap ini adalah tahap awal pengumpulan data dan menetukan spsifikasi

dari pengguna secara detail untuk membentuk suatu sistem.

b. System and Software Design

Merancang bagian-bagian dari sistem dalam hal spesifikasi untuk

membangun aksitektur sistem. Mengidentifikasi dan menjelaskan sistem

software dan hubungannya.

c. Implementation and Unit Testing

Dalam tahap ini, sistem software diterapkan dalam kumpulan program dan

subprogram. Memverifikasi bahwa semua program-program sesuai dengan

spesifikasinya.

d. Integration and System Testing

Melakukan pengecekan terhadap semua bagian sistem dan masing-

masing hubungannya bahwa sudah memenuhi spesifikasinya. Setelah selesai,

sistem dapat diberikan kepada pengguna.

e. Operation and maintenance

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

13  

Melakukan perawatan secara berkala terhadap sistem bila sistem

mengalami perubahan spesifikasi dari pengguna.

2.1.3.3 Incremental Process Model

Proses model ini terbagi 2 yaitu:

2.1.3.3.1 Incremental Model

Model ini menggabungkan waterfall model dengan gaya

yang diulang. Setiap model yang dikerjkan akan menghasilkan kemajuan

yang akan terus diperbarui. Jika model ini digunakan maka model

pertama yang dibuat akan menjadi model utama yang akan

dikembangkan. Tetapi banyak sekali fitur yang belum tersampaikan.

Model utama itu akan menjadi gambaran untuk customer untuk tolok

ukur pengembangan software, dan model pertama itu akan terus

dievaluasi. Model ini jika digambarkan dengan diagram akan terlihat

seperti kalender yang berjalan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

14  

Gambar 2.3 incremental model

2.1.3.3.2 Rapid Application Development(RAD)

RAD adalah proses model waterfall yang diadaptasi secara

cepat menggunakan pendekatan komponen konstruksi. Model ini hanya

dapat digunakan secara maksimal jika permintaan customer

Gambar 2.4 RAD model

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

15  

2.1.3.4 Evolutionary process model

2.1.3.4.1 prototyping

Proses model yang dapat digunakan ketika permintaan

user sangat riskan dan tidak terdefinisi dengan jelas. Proses model

ini juga merupakan proses model yang bisa berdiri sendiri tanpa

harus digabungkan dengan proses model yang lain. Proses model

ini menggunakan system pemodelan awal yang akan

dikembangkan seiring dengan permintaan dari user.

Gambar 2.5 Prototyping model

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

16  

2.1.3.4.2. Spiral model

Proses model yang dibuat oleh Boehm ini menggabungkan

antara proses berulang yang dimiliki oleh prototyping dan aspek

sistematis dan terkontrol yang dimiliki oleh waterfall model yang

memungkinkan software dikembangkan dengan lebih cepat dan

lebih lengkap. Menurut boehm, model ini digambarkan sebagai

pembuat proses model yang didorong oleh resiko untuk

membimbing para investor dan pemegang saham dalam rekayasa

perangkat lunak intensif secara bersama-sama

(pressman,2005,86).

Model ini memiliki dua fitur utama yang berbeda,

pertama, pendekatan berputar untuk pengembangan bertahap dari

derajat definisi sebuah system dan implementasi sementara

mengurangi derajat resiko. Yang kedua, adalah untuk menetapkan

target kerja dan perkiraan kejadian untuk meyakinkan komitmen

para pemegang saham untuk melihat hasil yang dapat diukur, dan

untuk kepuasan solusi perusahaan yang saling menguntungkan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

17  

Gambar 2.6 spiral model

2.2 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi Mansuia dan Komputer dalam bahasa inggris disebut dengan Human

Computer Interaction (HCI) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari perancangan,

implementasi, dan evaluasi sistem komputasi interaktif dan berbagai aspek terkait

(Hewett, et al., 1992, 1996)

Bagian ini menyajikan prinsip-prinsip yang mendasari perancangan desain yang

diterapkan dalam sistem yang paling interaktif. Prinsip-prinsip yang mendasari

perancangan desain ini, berasal dari pengalaman yang heuristik, yang sudah disetujui

dan di sempurnakan. Prinsip–prinsip itu disebut 8 aturan emas.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

18  

Berikut ini adalah delapan aturan emas dari desain antarmuka menurut

schneiderman(1998,74):

1. Berusaha Untuk Konsisten

Aturan ini salah satu yang paling sering di langgar, tetapi dengan mengikuti

aturan ini bisa menjadi rumit karena ada banyak bentuk konsistensi. Tindakan

yang konsisten harus ada pada saat situasi yang mirip, Istilah yang serupa harus

di gunakan pada prompt, menu, dan layar bantuan. Dan warna yang konsisten,

rancangan,jenis huruf dan seterusnya harus digunakan secara keseluruhan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi,

dan fasilitas makro. Waktu respon yang singkat dan tingkat kecepatan tampilan

merupakan daya tarik bagi pengguna.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.

Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan

umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang

penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu

suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan

kesalahannya.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

19  

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian

awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi

bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok

tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. . “Misal di bagian menu form registrasi, dilarang menggunakan

alphabet pada field yang harus di isi dengan angka.”

Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan

x`kesalahan. “Misal User tidak perlu mengetik ulang dari awal apa bila terjadi

kesalahan pada pengisian form, hanya perlu memperbaiki field yang mengalami

eror saja.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk

mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan

yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol

pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna

menjadi inisiator daripada responden.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

20  

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau

banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu

pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.3 E-Commerce

2.3.1 Definisi E-Commerce

Menurut chaudury dan kuilboer(2002,p6), E-Commerce adalah

frasa yang digunakan untuk menggambarkan beberapa konsep yang

berelasi dan fenomena bisnis. Kegiatan-kegiatan seperti membeli buku,

mengecek saldo bank via internet sudah dapat dikatakan sebagai e-

commerce. Kegiatan-kegiatan diatas memiliki 2 hal yang sama, yaitu

kegiatan diatas berhubungan dengan bisnis dan kegiatan komersil, dan

kegiatan-kegiatan diatas berjalan berbasis internet dan menggunakan

world wide web

2.3.2 Tipe-Tipe E-Commerce

2.3.2.1 Business-to-consumer(B2C)

Business-to-Consumer e-commerce, melibatkan pembelian, dan

kegiatan-kegiatan seperti promosi, pemesanan dan pembayaran. Dalam

B2C, consumer langsung menggunakan internet, dan melakukan aktivitas

seperti mencari, memesan dan melakukan pembayaran.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

21  

Aktivitas yangdikerjakan dalam B2C adalah

1. Promosi

Teknik yang digunakan meliputi:

1. Banner

2. Buttons

3. Superstitials

4. Rich media banners

Kekurangan web untuk promosi adalah

• Hanya banner kecil yang diperbolehkan.

• Pengguna web tidak bisa dikontrol

• Tingkat keefektifan tidak di perlihatkan oleh

web

Kelebihan web untuk promosi adalah

• Interaktif dengan pengguna

• Lebih fokus daripada media informasi yang

lain

• Web adalah alat untuk berinteraksi antar

pengguna

2. Pemesanan

Pemesanan lewat web lebih mudah karena tidak perlu

pergi keluar rumah dan tidak perlu membuang waktu

untuk perjalanan ke toko.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

22  

3. Pengantaran barang

Lebih cocok untuk konten digital, karena menghemat

waktu biaya,sebagai alternatif yang dapat dilakukan untuk

pengiriman produk. Meskipun demikian kami berpendapat bahwa,

sekarang ini tidak hanya konten digital yang dapat dikirimkan

melalui e-commerce.

4. After-Sales Support

After sales support sangat penting, karena merupakan

mata rantai terakhir antara produsen dan konsumen. Internet

membuat hubungan ini menjadi lebih mudah terjalin misal

dengan lebih mudah. Konsumen dapat bertanya dan mendapat

respon lebih cepat melalui email dan produsen menggunakan

mesin penjawab untuk menjawab pertanyaan konsumen yang

sering ditanyakan.

2.3.2.2 Bussiness to Business(B2B)

Bussiness to Business E-Commerce mengalami

pertumbuhan yang cukup fenomenal dengan disadarinya potensi

internet guna menekan biaya yang digunakan antar produsen

dalam rantai persediaan mereka. Ini memperbolehkan mereka

untuk melakukan penggabungan antara produksi dan rencana

pengiriman barang.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

23  

Aktivitas yang dikerjakan dalam B2B adalah

1. Mengumpulkan informasi tentang produk yang

dibutuhkan.

Perusahaan yang membeli produk yang

rumit harus mengetahui informasi-informasi

seperti spesifikasi, pelayanan yang diberikan,

kualitas dan garansi.

2. Prapembelian

Terdiri dari langkah-langkah yang harus

dilakukan sebelum melakukan pembelian seperti

meminta proposal, meminta harga, pemberian

spesifikasi kepada penjual, dan negosiasi kondisi

kontrak.

3. Pembelian

Langkah ini berisi tentang apa yang harus

dikerjakan dalam melakukan pemesanan barang.

4. Pengiriman dan bukti pembayaran barang

Pembeli harus di informasikan tentang

jadwal pengiriman dan bukti pembelian harus

disediakan dengan baik.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

24  

5. Pembayaran

Penjual harus dibayar sesuai dengan

kontrak dan instruksi pembayaran harus di berikan

pada bank.

2.4 Database

2.4.1 Pengertian Database

Basis data adalah koleksi data berbagi yang berhubungan secara logikal,

dan deskripsi dari data tersebut, didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi

dan data satuan yang besar yang dapat digunakan secara terus menerus oleh

berbagai dapartemen dan pengguna informasi. (Connolly,2002, 14)

Basis data adalah kumpulan data, yang biasa menggambarkan kegiatan

dari satu atau lebih organisasi yang saling terkait.(Raghu Ramakrishnan,2000,3)

Basis data adalah koleksi data logika terkait yang terorganisir yang

mungkin dari berbagai ukuran dan kompleksitas. (Jeffrey A. Hoffer,2005,4)

Basis data adalah koleksi data persistent yang bisa dibagi dan saling

berhubungan. (Michael V.Mannino,2001,4)

• Persistent berarti bahwa data berada pada penyimpanan stabil

seperti disk magnetic (Hard Disk)

• Dibagi berarti bahwa basis data dapat memiliki kegunaan ganda

dan pengguna yang menyediakan memori bersama untuk

beberapa fungsi dalam suatu organisasi.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

25  

• Saling berhubungan berarti bahwa data disimpan sebagai unit

yang terpisah dapat dihubungkan untuk memberikan gambaran

keseluruhan.

2.4.2 Komponen Basis Data

• Records

Menurut Connolly (2002, p8), records adalah suatu kumpulan

data yang bersatu karena memiliki kesamaan logikal.

• Fields

Menurut Connolly (2002, p8), fields adalah kumpulan dari

berbagai karakter yang merepresentasikan karakteristik dari

objek-objek pada dunia nyata yang dibentuk menjadi suatu

permodelan.

Fields mengandung berbagai karakteristik dari berbagai

properties, seperti alamat, tipe properties, dan banyaknya

ruangan (Connolly, 2002, p8).

• File

File adalah himpunan dari semua kejadian yang diberikan dari

struktur record. (whitten, 2004, p552).

• Entity

Entity adalah sebuah objek yang berbeda dalam organisasi yang

akan di wakili dalam basis data. (Connolly, 2002, p15)

• Relationship

Relation adalah Hubungan antara entity. (Connolly, 2002, p15)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

26  

• Attribute

Attribute adalah properti yang menggambarkan beberapa aspek

dari objek yang ingin kita rekam. (Connolly, 2002, p15)

• Primary Key

Primary Key adalah kunci kandidat yang terpilih untuk

mengidentifikasi tupel secara unik dalam relasi (Connolly, 2002,

p79).

• Foreign Key

Foreign key adalah atribut atau seperangkat atribut, dalam satu

hubungan yang sesuai dengan kandidat key dari beberapa

hubungan. (Connolly, 2002, p79)

• Domain

Domain adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu

atau lebih attribute. (Connolly, 2002, p72)

• Tuple

Tuple adalah baris data dari sebuah tabel. (Connolly, 2002, p73)

• Degree

Degree dari sebuah tabel adalah jumlah dari attribute yang

dimiliki oleh sebuah tabel. (Connolly, 2002, p74)

• Cardinality

Cardinality dari sebuah tabel adalah jumlah baris data yang

dimiliki oleh sebuah tabel. (Connolly, 2002, p74)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

27  

• Relational Database

Relational database adalah kumpulan dari tabel yang sudah di

normalisasi dengan nama tabel yang berbeda. (Connolly, 2002,

p74)

Gambar 2.7 komponen database

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

28  

2.4.3 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram atau biasa kita kenal dengan ERD

adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk

menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dideskripsikan oleh data tersebut. (Whitten, 2004, p281)

Gambar 2.8 ERD

Entity Relationship Diagram memiliki Tiga Komponen yaitu:

1. Entity

Entity adalah kelompok orang, tempat, objek, kejadian atau konsep

tentang apa yang kita perlukan untuk mencapture dan menyimpan

data.(Whitten, 2004, p281)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

29  

• Entity Type

Tipe entitas adalah sebuah kumpulan objek yang memiliki

kesamaan properti yang teridentifikasi oleh sebuah perusahaan

dan mempunyai keberadaan yang independen (Connolly, 2002,

p331).

• Entity Occurrence

Entity Occurrence adalah sebuah objek yang secara unik dapat

teridentifikasi dengan tipe entitas (Connolly, 2002, p333).

2. Attribute

Attribute adalah sifat atau karakteristik deskriptif suatu entitas

(Whitten, 2004, p281)

Menurut Connolly (2002, p338), atribut adalah deskripsi data

yang mengidentifikasikan entitas yang membedakan entitas tersebut

dengan entitas lainnya.

Atribut domain adalah kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan

untuk satu atau lebih atribut (Connolly, 2002, p339). Domain

mendefinisikan nilai-nilai potensial yang dapat memegang atribut dan

mirip dengan konsep domain dalam model relasional.

Setiap atribut mempunyai key diantaranya Primary Key (PK) dan

Foreign Key (FK)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

30  

Atribut itu dapat dibedakan menjadi simple atau composite;

single-valued atau multi-valued; atau derived, yaitu:

• Simple Attribute adalah atribut yang tediri dari komponen tunggal

dengan adanya kemandirian. Atribut simple tidak dapat dibagi

menjadi komponen yang lebih kecil. (Connolly, 2002, p339)

• Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa

komponen, yang masing-masingnya bersifat independen.

(Connolly, 2002, p339)

• Single-Valued Attribute adalah atribut yang memegang nilai

tunggal dari suatu entitas. Sebagai contoh : nama_guru hanya

boleh diisi dengan 1 nama guru. Mayoritas atribut pada entitas

adalah single-valued. (Connolly, 2002, p339-340)

• Multi-valued Attribute adalah atribut yang dapat memegang nilai

lebih dari satu nilai dari suatu entitas. Contoh: pada field no_telp

setiap orang biasanya memiliki lebih satu nomor telepon.

(Connolly, 2002, p340)

• Derived attribute adalah atribut yang mewakili nilai yang

diturunkan dari nilai sebuah atribut yang berkaitan atau

seperangkat atribut, belum tentu dalam tipe entitas yang sama.

(Connolly, 2002, p340)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

31  

3. Relationship

Menurut Whitten (2004, p284) Relationship adalah asosiasi bisnis

alami antara satu entitas atau lebih. Biasanya dalam suatu relasi,

entitas yang berhubungan memiliki kata kerja aktif yang menunjukan

bahwa keduanya saling berhubungan satu sama lain.

• Tipe relasi adalah hubungan antara satu atau lebih entitas yang

saling berhubungan (Connolly, 2002, p334).

• Relationship occurence adalah hubungan unik yang

diidentifikasiban, yang mencakup satu kejadian dari setiap jenis

entitas yang berpartisipasi (Connolly, 2002, p334).

Adapun pendeskripsian bagaiman relasi dapat diturunkan dari struktur

data model yang ada, antara lain:

• Tipe Entitas Kuat (Strong Entity)

Strong entity adalah tipe entitas yang dapat berdiri sendiri

yang tidak tergantung dengan entitas lainnya. Jadi entitas dapat

dikatakan kuat jika entitas tersebut dapat tidak tergantung oleh

entitas lainnya.

• Tipe Entitas Lemah (Weak Entity)

Weak entity adalah tipe entitas yang tidak dapat berdiri

sendiri sehingga harus bergantung pada entitas lainnya yang

saling berhubungan. Karakteristik dari weak entity yaitu setiap

entitas occurrence yang tidak dapat teridentifikasi secara unik.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

32  

• Tipe relasi one to many (1:*)

One-to-many adalah hubungan relasi seperti digambarkan

pada gambar dibawah ini, yaitu pada satu kelas dapat memiliki

banyak siswa.

Gambar 2.9 Tipe Relasi one to many

• Tipe relasi one to one (1:1)

One-to-one merupakan hubungan relasi seperti

digambarkan pada gambar dibawah ini, satu siswa pasti hanya

memiliki satu nomor induk.

Gambar 2.10 Tipe relasi one to one

• Relasi rekursif one to one (1:1)

Recursive Relationship adalah sebuah tipe relasi dimana

entitas yang sama tipenya mempartisipasi lebih dari satu peran.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

33  

• Tipe relasi superclass/sublcass

Untuk setiap hubungan superclass/subclass dalam model

data konseptual, kami mengidentifikasi entitas supperclass

sebagai entitas induk dan entitas subclass sebagai entitas anak.

• Tipe relasi many to many (*:*)

Many-to-many adalah hubungan relasi seperti yang

digambarkan dibawah ini, jadi satu siswa mempunyai banyak

topik dan setiap topik dapat dilihat atau di miliki oleh banyak

siswa.

Gambar 2.11 Tipe relasi many to many

• Tipe relasi kompleks

Complex Relationship adalah sebuah tipe relasi dimana

entitas yang satu berhubungan dengan entitas yang lainnya yang

dapat membentuk sirkulasi dalam suatu hubungan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

34  

2.4.4 Normalisasi

Menurut Connolly (2002, p376), normalisasi adalah suatu teknik

untuk menghasilkan satu kumpulan hubungan dengan sifat yang

diinginkan, mengingat kebutuhan data perusahaan. Proses normalisasi

pertama kali diperkenalkan oleh E.F.Codd pada tahun 1972. Ketika kita

akan mendesain suatu hubungan basis data, tujuan utamanya adalah

untuk menciptakan suatu representasi yang akurat dari data, hubungan,

dan kendala. Proses normalisasi melibatkan beberapa langkah, antara

lain:

• Unnormalized Form (UNF)

UNF adalah tabel yang terdiri dari satu atau lebih grup

yang berulang. Bentuk UNF yaitu data-data belum memiliki relasi

yang berhubungan. Untuk mengubah dari unnormalized table ke

bentuk normal pertama, kita harus mengidentifikasi dan

menghilangkan grup yang berulang dalam suatu tabel.

• First Normal Form (1NF)

1NF adalah suatu hubungan di mana persimpangan setiap

baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Pada 1NF tidak

ada kumpulan atribut yang bernilai ganda atau berulang dan setiap

atribut hanya memiliki satu pengertian. Pada 1NF sudah terbentuk

primary key untuk tabel tersebut.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

35  

• Second Normal Form (2NF)

2NF adalah suatu hubungan yang setiap atribut non-

primary key fungsional sepenuhnya tergantung pada primary key

(full functional dependency). Pada tahap ini ketergantungan

parsial sudah dihilangkan.

• Third Normal Form (3NF)

3NF adalah hubungan yang masih dalam bentuk normal

pertama dan kedua, dan di mana tidak ada atribut non primary key

yang tergantung secara transitif (Transitive Dependency) pada

primary key.

• Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Boyce-Codd Normal Form (BCNF) menghilangkan

anomali sisa dari dependensi fungsional. BCNF merupakan relasi

“jika dan hanya jika”, setiap determinan adalah kunci kandidat.

2.5 Security

Dalam pengembangan aplikasi berbasis web dengan menggunakan PHP

kerapkali kita menggunakan koneksi untuk menghubungkan database dengan

aplikasi web. Maka dari itu kita biasanya menerapkan security untuk digunakan

pada database dan aplikasinya.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

36  

2.5.1 Database Security (Pengamanan basis data)

Pengamanan basis data (Database Security) adalah mekanisme yang

melindungi basis data dari ancaman yang disengaja maupun yang tidak

disengaja.

Berikut ini adalah situasi-situasi yang berhubungan dengan keamanan

basis data :

• Pencurian dan penipuan (Theft And Fraud)

• Kehilangan Kerahasiaan (Lost of Confidentiality)

• Kehilangan keleluasaan (Lost of Privacy)

• Kehilangan Kualitas (Lost of Integrity)

• Kehilangan Ketersediaan (Lost Of Availabilty)

2.5.1.1 Threats (Ancaman)

Segala situasi atau kejadian, baik disengaja atau tidak

disengaja, yang dapat merugikan juga mempengaruhi sistem dan

organisasi sebagai sebabnya.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

37  

Table 2.1 Daftar Ancaman Pada Database

Contoh-contoh ancaman

Ancaman A B C D E

Akses

pengguna lain

Menduplikasi

data

Akses ilegal

oleh hacker

BlackMail

Membuat

‘Trapdoor’

dalam sistem

Kekurangan

staff

Pelatihan staff

yang tidak

memadai

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

38  

Bencana Alam

Masuknya

Virus

Keterangan:

A: Pencurian dan penipuan (Theft And Fraud)

B: Kehilangan Kerahasiaan (Lost of Confidentiality)

C: Kehilangan keleluasaan (Lost of Privacy)

D: Kehilangan Kualitas (Lost of Integrity)

E: Kehilangan Ketersediaan (Lost Of Availabilty)

2.6 Internet

2.6.1 definisi internet

Definisi internet menurut ellsworth (1997,3), internet merupakan jaringan

besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer dan komputer tunggal

di seluruh dunia, lewat saluran telepon, satelit dan sistem komunikasi lainnya.

Menurut johnson(2004,4), internet terdiri dari jutaan komputer yang

terhubung bersama seperti jaring laba-laba yang besar.

2.7 website

2.7.1 definisi website

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

39  

Menurut johnson(2004,13), website adalah informasi dalam

bentuk tulisan, grafik, audio, dan video yang di publikasikan di komputer

yang dapat dikunjungi melalui alamatnya yang unik dan di lihat

menggunakan web browser.

2.7.2 Teori aplikasi berbasis web

Menurut Adi Nugroho(2010,315) ,Aplikasi berbasis web adalah

aplikasi yang berjalan di berbagai browser web seperti internet explorer,

mozilla firefox, Opera,dan sebagainya.Dan biasanya aplikasi berbasis

web ini dijalankan dengan menggunakan database MySQL dan SQL

server. MySQL adalah database yang paling populer.

Seiring berjalannya waktu, aplikasi jenis ini berkembang dengan

cukup pesat terutama yang di kembangkan berbasis object oriented.

Aplikasi web yang berbasis objek diminati karena dapat mempermudah

manusia dengan menghilangkan halangan jarak dan waktu yang ada.

Yang sedang menjadi tren saat ini adala aplikasi web mobile yang

memudahkan manusia ketika sedang sibuk dan tidak memiliki waktu

untuk melakukan pembayaran contoh: internet banking, pembelian tiket

online, bahkan sampai dengan laporan keuangan berbasis web.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

40  

2.8 sistem informasi penjualan

2.8.1 Penjualan

Menurut Pederson(1988,8), penjualan adalah kegiatan

menjual barang/jasa untuk mendapatkan keuntungan.

Proses yang menyebabkan dan membantu konsumen yang

prospektif untuk membeli barang atau jasa atau bersikap menguntungkan

terhadap ide yang memiliki arti komersial untuk penjual (Mauser,

1977,8).

Kegiatan membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu saat

tidak memiliki atau tidak dapat mendesakorang lain untuk memaksa

orang lain melakukannya(Russel,1978,3).

Menurut Pederson(1988,8), definisi penjualan yang lebih

menggambarkan keadaan yangterjadi adalah proses dimana penjual

mengetahui, mengaktifkan, dan memuaskan kebutuhan pembeli yang

menguntungkan dan memberikan keuntungan berkelanjutan antara

pembeli dan penjual.

2.8.2 Penjualan Kredit

Penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan

kesepakatan antara penjual dan pembeli pada saat transaksi yaitu

pembayaran akan dilakukan pada masa yang akan dating(wibowo dan

arif,2008,79)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

41  

2.9 Data Flow Diagram

Aliran data menurut whitten(,338), adalah data dalam pergerakan yang

menunjukkan proses input data ke proses atau output data atau informasi dari proses.

Diagram aliran data menggambarkan proses ini dengan menggunakan bentuk-

bentuk sederhana. Contoh DFD dapat dilhat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 DFD

Bentuk-bentuk yg digunakan dalam DFD adalah

Untuk menggambarkan aktor.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00276-IF BAB 2.pdf · 2.1 Rekayasa Piranti Lunak(RPL) 2.1.1 Definisi

42  

untuk menggambarkan proses.

Untuk menggambarkan aliran data yang berlangsung.