BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa konsep diantaranya adalah konsep kebiasaan menggosok gigi, konsep karies gigi, konsep anak pra sekolah, kerangka konseptual dan hipotesa. A. Konsep Kebiasaan Menggosok Gigi 1. Pengertian Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Kebiasaan memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan karena sering dikaitkan dengan adat istiadat yang turun temurun. Karena kebiasaan pada umumnya sudah melekat pada diri seseorang, termasuk kebiasaan yang kurang menguntungkan bagi kesehatan, maka sulit untuk diubah (Notoatmodjo S, 2010 : 16). 6
31
Embed
Bab 2 Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak
Bab 2 Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa konsep diantaranya adalah
konsep kebiasaan menggosok gigi, konsep karies gigi, konsep anak pra sekolah,
kerangka konseptual dan hipotesa.
A. Konsep Kebiasaan Menggosok Gigi
1. Pengertian
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap,
berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Kebiasaan
memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan karena sering dikaitkan
dengan adat istiadat yang turun temurun. Karena kebiasaan pada umumnya
sudah melekat pada diri seseorang, termasuk kebiasaan yang kurang
menguntungkan bagi kesehatan, maka sulit untuk diubah (Notoatmodjo S,
2010 : 16).
Menggosok gigi adalah prosedur rutin yang merupakan salah satu
usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi (www.lintasberita.com.
Diakses tanggal 10 Mei 2010).
Jadi kebiasaan menggosok gigi adalah perilaku manusia yang
menetap dalam usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan pada gigi.
Kebiasaan menggosok gigi seorang anak dipengaruhi oleh
karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan.
6
a. Umur.
Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat, seorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari
orang yang belum cukup dewasa.
Masa dewasa dibagi menjadi 3 kategori :
1) Masa dewasa awal (21-40 tahun)
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif. Seseorang mampu memecahkan masalah yang
kompleks dengan kapasitas berfikir abstrak, lugas dan rasional.
2) Masa dewasa madya (40-60 tahun)
Merupakan masa transisi, mereka meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri jasmani dan perilaku yang baru.
3) Masa usia lanjut (60 tahun sampai mati)
Ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun. Perubahan yang menyangkut
kemampuan motorik, kekuatan fisik dan fungsi psikologis.
(http:// qalbinur.wordprees.com. Diakses tanggal 25 agustus 2010)
b. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
dan begitu pula sebaliknya.
Macam jalur pendidikan :
1) Pendidikan formal
a) Pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS)
7
b) Pendidikan menengah (SMA/MA/SMK)
c) Pendidikan tinggi (diploma,sarjana,magister,spesialis,doctor)
2) Pendidikan nonformal
Diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan
pendidikan sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap.
3) Pendidikan informal
Dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri misalnya PAUD, pesantren.
(UU RI No. 20 pasal 17 Sisdiknas tahun 2009)
c. Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga.
(Nursalam & Pariani S, 2001 : 132-134)
d. Penghasilan
Penghasilan yang rendah akan mengurangi kemampuan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti perumahan, lingkungan
sehat, pendidikan dan kesehatan. Jelas semuanya itu akan dengan
mudah dapat menimbulkan penyakit.
Penghasilan keluarga di Kabupaten Bojonegoro dibedakan :
1) Penghasilan tinggi = > Rp. 1.105.000,00/bulan
2) Penghasilan sedang = Rp. 825.000,00-Rp. 1.105.000,00/bulan
3) Penghasilan rendah = < Rp. 825.000,00/bulan.
2. Tujuan menggosok gigi
a. Menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak
b. Membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan
8
c. Menstimulasi jaringan gingiva
d. Mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang
ditujukan terhadap karies, penyakit periodental atau sensitivitas
(Sriyono, WN, 2009 : 54).
3. Cara menggosok gigi
a. Menggosok gigi rahang bawah
Cara meletakkan sikat gigi : Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar
dengan dataran pengunyah. Perhatikan ujung-ujungnya bulu sikat
terletak pada perbatasan gigi dan gusi. Sikat gigi kemudian
dimiringkan sedikit sehingga bulu sikat terarah pada perbatasan gigi
dan gusi.
b. Menggosok permukaan gusi yang menghadap ke pipi/bibir
Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundurnya yang
pendek, artinya sikat gigi digerak-gerakkan di tempat. Gosoklah
terlebih dahulu gigi yang terletak di belakang. Sesudah itu, barulah
sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya.
c. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah
Gosoklah dulu gigi-gigi yang terletak di belakang.
d. Menggosok dataran pengunyah
Dimulai dari gigi-gigi rahang atas maupun bawah digosok dengan
maju mundur.
(Santoso S, Ranti Al, 2004 : 23-25).
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggosok gigi
a. Memilih sikat gigi
1) Bulu harus lembut dan kepala sikat gigi harus kecil sehingga
mempermudah anak dalam menyikat sampai gigi belakang.
9
2) Permukaan sikat gigi harus rata, cari yang ujung bulunya bulat agar
tidak menggores gusi.
3) Sikat gigi orang dewasa tidak cocok untuk anak kecil karena
kepala sikatnya terlalu besar untuk bisa masuk ke dalam mulutnya
dengan nyaman.
4) Jenis sikat gigi dengan pegangan yang “mantap” bisa membantu
memaksimalkan ketrampilan motorik.
5) Simpanlah sikat gigi dalam posisi tegak di tempat bulunya bisa
mengering dan pastikan sikat tidak saling bersentuhan karena bisa
membuat kuman berpindah dari satu sikat ke sikat lain.
6) Gantilah sikat gigi anak bila ada tanda-tanda kerusakan, misalnya
bulunya sudah megar
7) Belilah sikat baru setiap 4 bulan dan langsung setelah anak sembuh
dari penyakit, karena sikat yang lama mungkin menyimpan kuman-
kuman.
(Rudijanto F, 2004 : 52)
b. Memilih pasta gigi
Pasta gigi yang baik melakukan beberapa fungsi sekaligus :
1) Pasta gigi adalah alat pembersih yang membantu menghilangkan
sisa makanan dari sekitar gigi dan gusi
2) Pasta gigi biasanya mengandung flourida, yang membantu
memperkuat dan melindungi gigi dari pembusukan dan sikat gigi
membuat flourida menyentuh permukaan email gigi.
3) Menggunakan pasta gigi membuat mulut anak terasa segar dan
bersih
(Rudijanto F, 2004 : 53)
10
c. Efektivitas menyikat gigi
Selain tergantung kepada bentuk dan cara menyikat gigi juga
tergantung dari frekuensi dan lamanya menyikat gigi. Lama menyikat
gigi antara 2-3 menit sudah efektif untuk membersihkan plak. Selain
menggunakan lama waktu menyikat gigi, maka untuk efektivitas
menyikat gigi, ada ajuran untuk menggosok gigi pada tiap-tiap bagian
sebanyak 5 sampai 10 gosokan (Sriyono WN, 2009 : 55-56).
d. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
1) Setiap selesai makan.
2) Sebelum tidur.
(Susanto A, 2007 : 31)
5. Kesalahan dalam menggosok gigi
a. Menggunakan sikat gigi yang salah
Pertimbangkan besar mulut ketika memilih sikat gigi, pilih juga
sikat gigi dengan gagang yang nyaman. Semakin nyaman sikat gigi
yang digunakan, semakin sering pula akan menggunakannya dan
dengan cara yang tepat.
b. Pemilihan bulu sikat yang tidak tepat
Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan cukup kokoh
agar dapat mengikis plak yang menempel pada permukaan gigi, tanpa
harus menyakiti gusi.
c. Jarang menggosok gigi atau terlalu lama menggosok gigi
Gosoklah gigi dengan lembut 2 kali sehari (pagi dan malam)
setidaknya 2-3 menit atau bisa membagi 30 detik untuk setiap sisi gigi.
11
d. Menggosok gigi terlalu sering dan keras
Tiga kali sehari adalah jumlah paling ideal bagi kita untuk
menggosok gigi lebih dari tiga kali artinya telah bertindak terlalu
berlebihan, menggosok gigi terlalu kasar atau keras dapat mengikis
email gigi.
e. Tidak menggosok gigi dengan benar
Menggerakkan sikat gigi memanjang horizontal searah garis gusi
akan memicu terjadinya abrasi.
(http://preventionindonesia.com. Diakses tanggal 10 Mei 2010).
B. Konsep karies gigi
1. Pengertian
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas
bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti