Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik 1
37

Bab 123 Basalioma

Dec 01, 2015

Download

Documents

basalioma kulit
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 123 Basalioma

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama

di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka

orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut

diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya

matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3

negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain

menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat

fatal bagi penderita.

Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan

biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker

kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang

berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan

setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh

karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan,

maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tanda-

tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para

praktisi dokter dan petugas kesehatan.

Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal

(basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma

maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang

mengidap kanker ini setiap tahun, 75% kanker kulit adalah kanker sel basal. Karsinoma

sel skuamosa juga didapati pada 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah

yang paling jarang dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut

WHO, sebanyak 160.000 orang mengidap melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000

kematian dilaporkan setiap tahun. Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam

di Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang

kedua setelah penyakit-penyakit kardiovaskuler. Kanker diderita oleh semua golongan

1

Page 2: Bab 123 Basalioma

masyarakat. Golongan social yang ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium

lanjut, sehingga sangat sukar untuk menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara

pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini. Berdasarkan informasi di atas, sebagai

tenaga kesehatan, kami memaparkan lebih lanjut mengenai kanker sel basal di makalah

ini, beserta dengan usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan anatomi dan fisiologi kulit ?

2. Apa yang dimaksud dengan defisini Basalioma ?

3. Apa yang dimaksud dengan etiologi Basalioma ?

4. Apa yang dimaksud dengan patofisiologi Basalioma ?

5. Apa yang dimaksud dengan WOC Basalioma ?

6. Apa yang dimaksud dengan manifestasi klinik Basalioma ?

7. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan diganostik Basalioma ?

8. Apa yang dimaksud dengan penatalaksanaan Basalioma ?

9. Apa yang dimaksud dengan Asuhan Keperawatan Basalioma ?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan yang dimaksud dengan anatomi dan fisiologi kulit

2. Menjelaskan yang dimaksud dengan defisini Basalioma

3. Menjelaskan yang dimaksud dengan etiologi Basalioma

4. Menjelaskan yang dimaksud dengan patofisiologi Basalioma

5. Menjelaskan yang dimaksud dengan WOC Basalioma

6. Menjelaskan yang dimaksud dengan manifestasi klinik Basalioma

7. Menjelaskan yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostik Basalioma

8. Menjelaskan yang dimaksud dengan penatalaksanaan Basalioma

9. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asuhan Keperawatan Basalioma

2

Page 3: Bab 123 Basalioma

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Sistem integumen merupakan bagian dari tubuh manusia, khusunya organ yang menutupi

permukaan atau bagian luat tubuh manusia yang sering disebut kulit. Kulite merupakan

organ yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak paling luar sehungga mudahh

mnegalami trauma atau terkontaminasi oleh mikroorganisme serta mudah dilihat

individu maupun orang lain. Kulit merupakan jalinan pemebuluh darah, saraf, dan

kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. Luas

kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari berat badan. Secara

mikroskopis, struktur kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis,

dan lapisan subkutis.

A. LAPISAN EPIDERMIS

Lapisan epidermis adalah lapisan paling atas dari kulit serta tidak mengandung

pembuluh darah dan saraf. Tebalnya di kulit biasa 0,3 mm. Ditelapak tangan dan

kaki tebalnya 1,5 mm. Waktu yang diperlukan dari lapisan yang paling bawah

menjadi paling luar 30 hari.

Bagian-bagian lapisan epidermis :

1. Stratum korneum

Adalah lapisan tanduk yang berada paling luar, terdiri atas beberapa lapis sel

gepeng yang mati dan tidak berinti dan mengandung zat keratin.

2. Stratum lucidum

Adalah lapisan yang terdapat langsung dibawah lapisan korneum, merupakan

lapisan sel gepeng tanpa ini dengan proroplasma yang berubah menjadi protein

yang disebut eleiden.

3. Stratum granulosum

3

Page 4: Bab 123 Basalioma

Merupakan lapisan epidermis yang mempunyai fungsi penting dalam

pemebntukan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Selnya gepeng, berinti

dan protoplasma berbutir besar.

4. Stratum spinosum

Adalah lapisan yang mengalami proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena

mengandung glikogen dan inti selnya di tengah-tengah. Sel bentuk dan besarnya

berbeda karena proses mitosis.

5. Stratum basale

Merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Terdiri atas sel-sel berbentuk

kubus (kolumnar) yang berbaris seperti pagar (palisade). Didalam lapisan ini

terdpat melanosit, sel pembentuk melanini (melanosit) merupakan sel-sel

berwarna muda menganding pigmen-pigmen melanosom.

B. LAPISAN DERMIS

Adalah lapisan kulit dibawah epidermis yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Pars Papilaris (stratum papilar)

Yaitu bagian yang menonjol ke epidermis. Bagian ini berisi ujung serabut saraf

dan pembuluh darah yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis.

Lapisan papila hampir tidak mengandung jaringan ikat, memiliki serabut

kolagen yang tipis. Lapisan ini dikenal dengan lapisan subepitel karena dibawah

lapisan epitel epidermis. Lapisan ini disebut juga lapisan papila karena terdapat

papila (keci, seperti jari-jari) yang berikatan dengan epidermis. Papila dengan

serabut saraf doble ditelapak tangan dan kaki membentuk sidik jari.

2. Pars Retikularis (stratum retikularis)

Lapisan retikuler terdiri dari jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang kasar

dan berkas serabut yang saling bersilangan membentuk seperti jaring. Garis-

garis serabut tersebut membentuk Cleavage yang penting dalam proses

pembedahan. Sayatan bedah yang memotong garis cleavage lebih sulit sembuh

daripada yang paralel dengan garis ini. Lapoisan reticular sangat banyak

mengandung pembuluh darah, syaraf, ujung-ujung syaraf bebas, sel-sel adiposa

(lemak), kelenjar minyak dan akar rambut, reseptor untuk tekanan dalam.

Bagian terbawah lapisan ini mengandung serabut otot polos (khususnya di dada

dan puting susu genital) dan folikel rambut.

Disekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit, histiosit, sel mast, dan

leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di

4

Page 5: Bab 123 Basalioma

samping itu, di dalam lapisan dermis juga terdapat akar rambut dan kelenjar

keringat.

Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu :

a. Kelenjar ekrin, yang berukuran kecil, terletak di bagian dangkal dermis dengan

secret yang encer. Kelenjar ini langsung bermuara di permukaan kulit. Kelenjar

ini terdapat di seluruh permukaan kulit, terbanyak pada bagian dahi, tangan,

kaki, dan aksila.

b. Kelenjar apokrin, yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih

kental. Kelenjar apokrin diperngaruhi oleh saraf adrenargi, terdapat di aksila,

aerola mammae, pubis, labia minora dan saluran telinga luar.

Manusia memiliki 2 jenis rambut, yaitu :

1. Rambut lanugo, dengan ciri pendek, tidak berpigmen, halus, dan akarnya di

dalam dermis. Contohnya, rambut yang ada di pipi, rambut yang aa pada tubuh

bayi (biasanya akan hilang setelah lahir).

2. Rambut terminal, dengan ciri lebih panjang, lebih kasar, berpigmen, berkumpul

di daerah tertentu, dan akrnya di dalam subkutis. Rambut ini memiliki siklus

pertumbuhan yang lebih cepat, kurang lebih 1 cm perbulan (misal, rambut

kepala).

C. LAPISAN SUBKUTIS

Lapisan hypodermis atau lapisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, nayak

mengandung pembuluh darah darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat

gulungan kelenjar keringat dandasar dari folikel rambut. Tidak seperti epidermis

dand ermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas. Pada bagian yang banyak

bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yang melapisi otot atau tulang

mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yang berfungsi sebagai

bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi

lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama

pada wanita.

5

Page 6: Bab 123 Basalioma

D. FUNGSI KULIT

1. Menutupi dan melindungi organ-organ dibawahnya

2. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing yang dapat

membahayakan tubuh. Fungsi ini merupakan fungsi perlindungan pasif. Selain

fungsi perlindungan pasif, lapisan dermis berperan dalam proses menyiapkan

limfosit yang di produksi oleh sumsum tulang sebelum benar-benar dipakai

untuk mnyerang berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Peran kulit

dalam hal ini merupakan peran aktif dalam perlindungan tubuh.

3. Pengaturan suhu. Kulit, jaringan sub kutan dan lemak merupakan penyekat

panas dari tubuh. Lemak menyalurkan panas sepertiga kecepatan jaringan lain

atau dalam kata lain lemak menghambat pengeluaran panas dari tubuh.

Kecepatan aliran darah ke kulit menyebabkan konduksi panas sangat efisien.

Konduksi panas ke kulit diatur oleh sistem saraf simpatis. Saraf simpatis

mengatur kecepatan aliran darah dengan mesntimulasi vasokonstriksi dan

vasodilatasi.

4. Eskresi. Melalui respirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.

5. Sintesis. Konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (cholecalciferol) dengan

bantuan sinar UV . kekurangan UV dan Vit D mengakibatkan absorpsi Ca dari

intestinal ke darah menurun.

6. Sensori persepsi. Mengandung reseptor terhadap oanas, dingin, nyeri,

sentuhan/raba, tekanan. Juga mengandung ujung-ujung saraf bebas yang

berfungsi sebagai homeostatis.

2.2 DEFINISI

Basalioma atau karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering

ditemukan. Berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.

Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis

atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ; kekambuhan umum

terjadi (Brunner and Suddarth, 2000).

6

Page 7: Bab 123 Basalioma

2.3 ETIOLOGI

Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada berbagai faktor yang menjadi

presdiposisi terjadinya basalioma.

1. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki

panjang gelombang berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spektrum ini terutama

bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi cokelat.

Pemakaian bahan-bahan yang melindungi kulit dari sinar matahari sangat

dianjurkan pada setiap orang yang dalam keluarganya ada yang menderita kanker

kulit, dan pada orang-orang yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita

luka bakar karena sinar matahari.

2. Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup di

dalam kulit untuk melindungi jaringan di bawahnya sangat rentan terhadap

kerusakan akibat sinar matahari. Orang yang paling berisiko itu adalah orang

yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya

berdarah Celtic, atau orang dengan warna kulit yang merah muda atau cerah di

samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan

kulit menjadi cokelat kekuningan.

3. Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat kimia tertentu (senyawa

arsen, nitrat, batubara, ter dan aspal, serta paraffin).

4. Xeroderma pigmentosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal

yang menjadi presdiposisi untuk penuaan dini pada kulit, dimulai dengan

perubahan pigmen dan berubah menjadi karsinoma sel basal, karsinoma sel

skuamosa, dan melanoma maligna. Efek dari Xeroderma pigmentosum adalah

ketidakmampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar ultraviolet dari

matahari.

5. Orang yang menderita kanker sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat

mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.

6. Trauma

2.3 PATOFISIOLOGI

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal dari

sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka

yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Untungnya

7

Page 8: Bab 123 Basalioma

tumor ini jarang sekali bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih

mudah mendapat kanker kulit.

Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang

gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320 mm. Spektrum inilah yang membakar dan

membuat kulit menjadi cacat. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker sel basal

harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar

karsinogen yang terdapat di dalam sinar matahari.

Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan, radiologi, sebelumnya untuk

menyembuhkan penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang dipancarkan

oleh alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga merusak

epidermis dan di anggap sebagai karsinogen. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa,

halus dan seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi

dan memiliki pembuluh telangiektatik pada permukannya.

8

Page 9: Bab 123 Basalioma

2.5 WOC

9

Sinar uv, orang yg tidak/kurang pigmen, kontak lama dengan zat2 toksik, sering terpapar dng sinar radiasi, mengalami trauma fisik yg berulang, ps ygdpt pengobatan utk menekan reaksi imun, pembentukknya siktarik yg meluas, genetik, terjadinya melanosti nevi yg brhubungan dengan kelainan genetik/lingkungan.

Terapi imuno supresi

Pada imun yang lemah akan menimbulkan kulit meradang

Lesi, kemerahan timbul nodul

Kemudian berpoliferasi

Nodul ulserasi

Nodul ulserasi yang menimbulkan ulkus

Tipe papilen yg menonjol di atas kulit seperti kemabng kol

Lesi di kulit

Lama kelamaan timbul plak dan nodul

Mengalir melalui aliran limfatik dan aliran darah

Page 10: Bab 123 Basalioma

10

Mengalir melalui aliran limfatik dan aliran darah

Pertumbuhan sel-sel yg lebih agresif

Karsinoma sel basal

Seperti nodul kecil dengan tepi yang tergulung, translusen dan mngilap

Ulserasi

Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga dan bibir

Perubahan citra tubuh

Pasien cemas dengan keadaannya

ansietas

Lesi pada kulit

Inflamasi

Nyeri

Page 11: Bab 123 Basalioma

2.6 MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah predileksinya terutama pada

wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang

dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan kulit kepala.

Gambaran klinik basalioma bervariasi terbagi menjadi 5 bentuk :

1. Tipe Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens, merupakan jenis yang paling

sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering

mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata. Pada

awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter

kurang dari 2 cm, denggan tepi meninggi. Permukaannya tampak mengkilat,

sering dijumpai adanya teleangiektasis dan kadang-kadang dengan skuama yang

halus atau krusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit

normal sampai eritem yang pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat

bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi, keras. Jika

terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut ulkus rodens), dengan

destruksi jaringan di sekitarnya.

2. Tipe Berpigmen, gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo-ulseratif.

Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik atau

homogen, yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

3. Tipe Morfea atau fibrosing atau sklerosing, biasanya terjadi pada kepala dan

leher. Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih

kekuningan dengan batas tidak jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa

dan tidak member kesan karsinoma sel basal bila dilihat oleh mata yang tidak

berpengalaman. Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerosis di

tengahnya.

4. Tipe Superfisial, lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak

sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval

sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau

kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronis.

5. Tipe Fibroepitelioma, paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis,

lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan

permukaan halus atau noduler, dengan warna yang bervariasi.

11

Page 12: Bab 123 Basalioma

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan

penting, yaitu:

1. Sindroma Epitelioma Sel Basalnevoid, dikenal pula sebagai sindroma Gorlin-

Goltz. Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi,

ditandai oleh 5 gejala mayor yaitu :

a. Karsinoma sel basal multipel yang terjadi pada usia muda.

b. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.

c. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.

d. Kista pada tulang rahang.

e. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.

Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multipel

yang berhubungan dengan sindroma ini.

2. Nevus sel basal unilateral linier, merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai.

Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah atrofi bentuk striae, distribusi

zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir dan lesi ini

tidak meluas dengan meningkatnya usia.

3. Sindroma bazex, sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex,

diturunkan secara dominan, dengan cirri khas sebagai berikut :

a. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar,

seperti ice-pick marks, terutama pada ekstremitas.

b. Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah, biasanya timbul pertama

kali pada saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat

juga timbul pada akhir masa anak-anak.

Disamping itu dapat pula dijumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis generalisata,

hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

12

Page 13: Bab 123 Basalioma

Gambar penderita basalioma :

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut Baughman, CD & Hackley J.C, 2000, pemeriksaan diagnostik yang biasa

dilakukan pada penderita. Basalioma adalah :

a. Evaluasi histologist

b. Biopsi

2.8 PENATALAKSANAAN

Terdapat banyak alternatif pengobatan pada karsinoma sel basal yaitu :

1. Kuretase dan elektrodesikasi

Keuntungan :

a. Tehniknya sederhana.

b. Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

a. Tidak efektif untuk tumor primer yang luas atau residif.

b. Tidak didapat konfirmasi batas tepi pembuangan jaringan yang adekuat.

2. Bedah eksisi

Keuntungan :

a. Penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.

b. Dari segi kosmetik baik, memungkinkan pengambilan jaringan tumor secara

menyeluruh dan dapat ditentukan batas eksisi dengan pemeriksaan

histopatologi.

13

Page 14: Bab 123 Basalioma

Kerugian :

a. Membutuhkan waktu.

b. Biaya mahal.

c. Memerlukan pengalaman yang luas.

d. Pengambilan jaringan normal dapat berlebihan

3. Radioterapi

Keuntungan :

a. Bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode

pembedahan.

b. Bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas yang tidak memungkinkan

untuk dilakukan anestesi umum.

c. Pada umumnya karsinoma sel basal sangat radio-sensitif.

Kerugian :

a. Memerlukan peralatan yang mahal.

b. Memerlukan kunjungan yang berulang kali.

c. Memberikan efek samping yang signifikan.

4. Bedah beku

Keuntungan :

a. Tehniknya cepat.

b. Peralatan yang dibutuhkan sederhana.

c. Tidak mempengaruhi syaraf, pembuluh darah besar, tulang rawan, dan sistem

saluran air mata.

d. Bermanfaat pada daerah tumor yang sulit diterapkan dengan metode

pengobatan lainnya, seperti kelopak mata.

e. Dapat dikombinasi dengan metode lainnya, seperti kuretase.

f. Dapat digunakan untuk pengobatan tumor yang luas bagi penderita rawat

jalan.

Kerugian :

a. Rasa nyeri dan edema.

b. Timbul bula, edema, dan lesi yang basah.

c. Dapat terjadi hipopigmentasi.

d. Batas tepi tumor perlu ditentukan terlebih dahulu.

e. Resisten untuk jenis morfea atau jenis adenoid.

14

Page 15: Bab 123 Basalioma

5. Bedah mikrografik Mohs

Keuntungan :

a. Evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan

tehnik seksi vertikal tradisional.

b. Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua

fokus-fokus tumor yang masih tertinggal.

c. Reseksi hanya pada daerah tumor, sehingga dapat menghemat jaringan atau

meminimalkan jaringan yang hilang.

Kerugian :

a. Memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.

b. Biayanya mahal.

6. Beberapa cara pengobatan baru meliputi : 5-fluorourasil yang dikombinasi

dengan kuretase ringan; retinoat; interferon; terapi fotodinamik.

Tiap metode tersebut pada umumnya memberikan hasil penyembuhan yang hampir sama

baiknya. Tiap klinik mempunyai cara pengobatan tertentu, sesuai fasilitas dan

pengalamannya masing-masing. Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk

karsinoma sel basal, perlu diperhatikan beberapa faktor berikut :

a) Faktor penderita : keadaan umum dan usia penderita, sosio-ekonomi penderita.

b) Faktor tumor

1. Lokasi dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya (perlekatan dengan

tulang rawan, tulang, daerah mata, bibir).

2. Ukuran tumor.

3. Jenis histologi.

4. Riwayat tumor (rekurensi, pengobatan sebelumnya).

5. Terjadinya metastasis.

c) Faktor fasilitas: peralatan yang ada, pengalaman dan keahlian dokter yang

mengobati.

d) Faktor metode yang akan digunakan

1. Mempertimbangkan kemungkinan komplikasi yang terjadi, terutama daerah

wajah.

2. Memilih metode yang telah dikuasai dengan angka kesembuhan yang tinggi

15

Page 16: Bab 123 Basalioma

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Keluhan Utama

Anamnesis biasanya ada keluhan berupa lesi pada kulit.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Kontak lama dengan sinar ultraviolet matahri, kontak dengan agen arsenik.

3. Pemeriksaan Fisik

Umumnya karsinoma sel basal timbuk di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari

dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami pajanan sinar

matahari yang intensif serta ekstensif. Insiden tersebut berbanding lurus dengan usia

pasien (rata-rata 60 tahun) serta jumlah total pajanan sinar matahari, dan berbanding

terbalik dengan jumlah pigmen melanin dalam kulit. Karsinoma basal biasanya

dijumpai :

a. Dimulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin) dengan tepi yang tergulung,

transulen dan mengilap; pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat

dijumpai.

b. Dengan tumbunya karsinoma sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian

tengahnya dan kadang terdapat pembentukan krusta.

c. Dapat timbul sebagai plak yang mengilap, datar, berwarna kelabu atau

kekuningan.

d. Ciri khas dari tumor ini adalah berbentuk nodula eritematosa, halus, dan

seperti mutiara. Tepi tumor sering kali meninggi dan memiliki pembuluh

telangiektatik pada permukaannya. Tumor ini sering kali berdarah, menginvasi

dermis, dan merusak jaringan normal.

16

Page 17: Bab 123 Basalioma

3.2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak efek metastasi kanker basal,

respons sekunder intervensi pascabedah.

2. Kecemasan b.d kondisi penyakit, prognosis kanker pada jaringan kulit.

3. Gangguan citra tubuh b.d kecacatan

17

Page 18: Bab 123 Basalioma

3.3 RENCANA KEPERAWATAN

Sasaran utama bagi pasien dapat mencakup penurunan respon nyeri dan berkurangnya ansietas atau kecemasan.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Nyeri b.d kerusakan

jaringan lunak, erosi

jaringan lunak efek

metastasi kanker basal,

respons sekunder

intervensi pascabedah.

Dalam waktu 1 x 24 jam

nyeri berkurang/ hilang

atau teradaptasi. Dengan

kriteria :

a. Secara subjektif

melaporkan nyeri

berkurang atau dapat

diadaptasi. Skala nyeri

0-1 (0-4).

b. Dapat

mengindentifikasi

aktivitas yang

meningkatkan atau

menurunkan nyeri.

c. Pasien tidak gelisah.

1. Kaji nyeri dengan PQRST.

2. Jelaskan dan bantu pasien dengan

tindakan pereda nyeri

nonfarmakologi dan noninvasif.

3. Lakukan manajemen nyeri

keperawatan.

a. Atur posisi fisiologis dan

imobilisasi ekstrimitas yang

mengalami selulitis.

1. Menjadi parameter dasar untuk

melihat sejauh mana rencana

intervensi yang diperlukan dan

sebagai evaluasi keberhasilan

dari intervensi manajemen nyeri

keperawatan.

2. Pendekatan dengan

menggunakan relaksasi dan

nonfarmakologi lainnya telah

menunjukkan keefektifan dalam

mengurangi nyeri.

3. a. Posisi fisiologis akan

meningkatkan asupan O2 ke

jaringan yang mengalami

peradangan subkutan.

Pengaturan posisi idealnya

adalah pada arah yang

18

Page 19: Bab 123 Basalioma

b. Istirahatkan klien.

c. Manajemen lingkungan:

lingkungan tenang dan batasi

pengunjung.

d. Ajarkan teknik relaksasi

berlawanan dengan letak dari

selulitis.

Bagian tubuh yang mengalami

inflamasi lokal dilakukan

imobilisasi untuk menurunkan

respons peradangan dan

meningkatkan kesembuhan.

b. Istirahat diperlukan selama

fase akut. Kondisi ini akan

meningkatkan suplai darah pada

jaringan yang mengalami

peradangan.

c. Lingkungan tenang akan

menurunkan stimulus nyeri

eksternal dan pembatasan

pengunjung akan membantu

meningkatkan kondisi O2

ruangan yang akan berkurang

apabila banyak pengunjung yang

berada di ruangan.

d. Meningkatkan asupan O2

segingga akan menurunkan nyeri

19

Page 20: Bab 123 Basalioma

pernapasan dalam.

e. Ajarkan teknik distraksi pada

saat nyeri.

4. Kolaborasi dengan dokter,

pemberian analgetik.

sekunder dari peradangan.

e. Distraksi (pengalihan

perhatian) dapat menurunkan

stimulus internal dengan

mekanisme peningkatan

produksi endorfin dan enkefalin

yang dapat memblok reseptor

nyeri untuk tidak dikirimkan ke

korteks serebri sehingga

menurunkan persepsi nyeri.

4. Analgetik memblok lintasan

nyeri sehingga nyeri akan

berkurang.

2 Kecemasan b.d kondisi

penyakit, prognosis kanker

pada jaringan kulit.

Dalam waktu 1 x 24 jam

kecemasan pasien akan

berkurang. Dengan

kriteria:

a. Pasien menyatakan

kecemasan berkurang,

mengenal

perasaannya

b. Dapat

1. Kaji tanda verbal dan nonverbal

kecemasan. Dampingi pasien dan

lakukan tindakan bila

menunjukkan perilaku merusak.

2. Hindari konfrontasi.

1. Rekasi verbal/nonverbal dapat

menunjukkan rasa agitasi,

marah, dan gelisah.

2. Konfrintasi dapat meningkatkan

rasa marah, menurunkan kerja

sama dan mungkin

20

Page 21: Bab 123 Basalioma

mengindetifikasi

penyebab atau faktor

yang

memengaruhinya

c. Kooperatif terhadap

tindakan

d. Wajah rileks.

3. Mulai melakukan tindakan untuk

mengurangi kecemasan. Beri

lingkungan yang tenang dan

suasana penuh istirahat.

4. Bina hubungan saling percaya.

5. Orientasikan pasien terhadap

prosedur rutin dan aktivitas yang

diharapkan.

6. Beri kesempatan kepada pasien

memperlambat penyembuhan.

3. Mengurangi rangsangan

eksternal yang tidak perlu.

4. Pasien harus didorong untuk

mengekspresikan perasaan

terhadap seorang yang mereka

percayai. Mendengarkan

keprihatinan mereka dan selalu

siap untuk memberikan

perawatan yang terampil serta

penuh kehangatan merupakan

intervensi yang penting untuk

mengurangi ansietas.

5. Orientasi dapat menurunkan

kecemasan.

6. Dapat menghilangkan

21

Page 22: Bab 123 Basalioma

untuk mengungkapkan

ansietasnya.

7. Berikan privasi untuk pasien dan

orang terdekat.

8. Kolaborasi : berikan anti cemas

sesuai indikasi contuhnya :

ketegangan terhadap

kekhawatiran yang tidak

diekspresikan.

7. Memberi waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

menghilangkan cemas dan

perilaku adaptasi. Adanya

keluarga dan teman-teman yang

dipilih pasien melayani aktivitas

dan pengalihan (misalnya:

membaca akan menurunkan

perasaan terisolasi).

Pengaturan agar anggota

keluarga dan setiap teman

dekatnya untuk lebuh banyak

mencurahkan waktu mereka

bersama pasien dapat menjadi

upaya yang bersifat supportif.

8. Meningkatkan relaksasi dan

22

Page 23: Bab 123 Basalioma

diazepam menurunkan kecemasan.

3 Gangguan citra tubuh b.d

kecacatan

Klien dapat menerima

keadaannya. Dengan

kriteria hasil : perasaan

negatif tentang diri sendiri

tidak terjadi

1. Kaji perubahan atau kehilangan

pada pasien.

2. Bersikap positif selama

pengobatan.

3. Berikan kelompok pendukung

untuk orang terdekat.

1. Episode traumatik membuat

perasaan kehilangan aktual yang

dirasakan.

2. Meningkatkan hubungan

kepercayaan antara pasien

dengan perawat.

3. Meningkatkan perasaan dan

memungkinkan respons yang

lebih membantu pasien.

23

Page 24: Bab 123 Basalioma

BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal

dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. Menurut jenis sel

yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai berikut: karsinoma sel

basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).

Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik

berupa paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dan adanya

jaringan parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsik berupa genetik, sistem imun yang

rendah dan ras. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan

gejala klinis berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma.

Biasanya ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh.

Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan

penunjang. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan

cara kuretase dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Sedangkan

penanganan MM prinsipnya adalah melakukan eksisi yang pada awalnya dilakukan

pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu dengan teknik Breslow thickness.

Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95% sedangkan pada

KSS tergantung dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel dan kedalaman

perluasannya, dan pada MM prognosa ditentukan oleh sifat tumor, stadium klinis, lokasi

metastase dan faktor penderita.

24

Page 25: Bab 123 Basalioma

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Askep Gangguan Sistem Integumen. Jakarta : Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC.

Price, Wilson, 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.EGC: Jakarta.

25