BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit utama di Indonesia pada balita yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat yang sangat penting bagi tubuh. Diare mungkin bukan penyakit yang parah seperti jantung atau kanker. Namun, diare pada balita sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan, akan tetapi selama ini banyak orang tua yang meremehkan apabila balita atau anaknya mengalami diare, hal ini dikarenakan ketidaktahuan orang tua tentang bahaya diare yang dapat mengakibatkan dehidrasi dan seringkali ketika dibawa ke dokter penderita sudah dalam keadaan terlambat, lemas atau kekurangan cairan dan selanjutnya syok bahkan kematian (Purbawati, 2001). Menurut catatan WHO (2009) setiap detik 1 balita meninggal karena diare dan membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit utama di Indonesia pada
balita yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat yang
sangat penting bagi tubuh. Diare mungkin bukan penyakit yang parah seperti
jantung atau kanker. Namun, diare pada balita sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan, akan tetapi selama ini
banyak orang tua yang meremehkan apabila balita atau anaknya mengalami
diare, hal ini dikarenakan ketidaktahuan orang tua tentang bahaya diare yang
dapat mengakibatkan dehidrasi dan seringkali ketika dibawa ke dokter
penderita sudah dalam keadaan terlambat, lemas atau kekurangan cairan dan
selanjutnya syok bahkan kematian (Purbawati, 2001).
Menurut catatan WHO (2009) setiap detik 1 balita meninggal karena
diare dan membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di
Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
setiap harinya (Amirudin, 2010).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Bantur didapatkan jumlah anak
diare yang berobat di Puskesmas Bantur pada tahun 2010 sebanyak 820
pasien dan tahun 2011 berjumlah 982 pasien. Bulan Januari sampai April 2012
berjumlah 265 pasien, sedangkan untuk setiap harinya ada 2-3 pasien anak
dengan diare, dari beberapa balita yang dibawa berobat di Puskesmas Bantur
ada yang mengalami tanda-tanda dehidrasi ringan bahkan sampai dehidrasi
sedang.
Diare merupakan penyakit infeksi mikro organisme termasuk bakteri,
virus dan parasit lainnya. Penularan penyakit melalui oral ini tentunya
disebabkan oleh berbagai faktor pendukung, yaitu lingkungan yang kotor dan
sanitasi yang buruk ataupun manusia itu sendiri yang tidak menjalankan pola
hidup bersih dan sehat. Kondisi tersebut dapat mendukung tingginya angka
kejadian diare terutama pada balita dengan orang tua yang memiliki
pengetahuan kurang tentang diare (Mujiwati, 2007). Pada umumnya orang tua
atau ibu yang memiliki pengetahuan kurang, lebih banyak ditemukan di desa-
desa yang mempunyai banyak faktor penyebab, mulai dari minimnya sumber
informasi, rendahnya tingkat pendidikan khususnya wanita di desa, sampai
lingkungan atau adat yang menuntut mereka untuk memiliki pendidikam
sampai hanya pada tingkat tertentu (Pieget, 2007).
Kurangnya pengetahuan orang tua khususnya ibu balita terhadap diare
dapat ditingkatkan melalui penyuluhan tentang diare, salah satunya dengan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri dan
lingkungan, serta tanggapnya orang tua terhadap kejadian diare pada anaknya.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin meneliti lebih lanjut
gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Bantur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka rumusannya
adalah Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita di
Puskesmas Bantur?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita
berdasarkan parameter di Puskesmas Bantur.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, pendidikan,
pekerjaan)
b. Mengetahui pengetahuan ibu tentang diare
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan bagi peneliti tentang pengetahuan ibu dengan anak usia balita
tentang diare pada balita.
2. Bagi Bidang Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi bidang
pelayanan kesehatan setempat untuk memberikan informasi atau
pengetahuan tentang diare pada ibu dengan anak usia balita.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang (Alleborgobot, 2007).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan indrawi, pengetahuan muncul ketika seseorang mengunakan
indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat dan dirasakan sebelumnya (Alleborgobot, 2007).
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiasi yang menghubungkan
atau menjalin sebuah pikiran dan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab
akibat) yang universal (Wilson, 2008).
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk
manusia dan kehidupan (Keraf, dkk, 2000).
Pengetahuan adalah tambahan ilmu dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu
dan pengetahuan ini bisa di peroleh lewat belajar dari orang lain, membaca,
menyimak, menyelidiki dan juga bisa digunakan seseorang dalam menggambil
suatu keputusan dimasa datang (Anonim, 2008).
Pengetahuan adalah buah dari “berfikir” (natigyyah) adalah sebagian
defferentia (fashl) yang memisahkan manusia dari hewan (Reach, 2007).
Pengetahuan (knowledge) adalah interaksi terus menerus antara individu
dengan lingkungan (Piaget, 2007).
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman
baru (Budiningsih, 2005).
Berdasarkan beberapa definisi pengetahuan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa:
Pengetahuan adalah ilmu baru yang diperoleh oleh seseorang melalui
berbagai cara baik dari proses belajar maupun interaksi terus menerus dengan
lingkungan.
2. Macam-Macam Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi dua:
a. Pengetahuan Empiris adalah pengetahuan yang lebih menekankan
pengamatan dan pengalaman indrawi, pengetahuan empiris juga dapat
berkembang menjadi pengetahuan diskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat dan gejala yang ada pada
empiris tersebut
b. Pengetahuan Rasionalisme adalah pengetahuan yang di dapatkan melalui
akal budi, rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat
apriori, tidak menekankan pada pengalaman (Alleborgobot, 2007).
Pengetahuan manusia dari satu sudut pandang dibagi menjadi empat macam:
a. Pengetahuan Indrawi
Seseorang akan memperoleh pengetahuan ini melalui panca indranya,
tentunya tanpa menafikan peran khas akal dalam proses perolehan itu.
Pengetahuan ini biasanya digunakan berbagi cabang ilmu empirik seperti:
Fisika, Kimia, Biologi
b. Pengetahuan Rasional
Pengetahuan ini tersusun dari konsep-konsep abstraktif yang disebut juga
konsep sekunder. Ruang lingkup pengetahuan ini adalah Logika, Filsafat,
Matematika
c. Pengetahuan Tekstual
Pengetahuan ini memiliki peran sekunder karena tergantungnya pada
pengetahuan sebelumnya, yaitu pengetahuan tentang sumber informasi
yang terpercaya (otoritas) dan diperoleh dari orang yang jujur
d. Pengetahuan Hudhuri dan Syudhudi
Berbeda dengan pengetahuan sebelumnya, pengetahuan ini terkait
langsung dengan wujud objeknya, tanpa melalui perantara gambaran
konseptual dibenak, serta bebas dari kekeliruan (anonym, 2008).
Pengetahuan manusia dikategorikan menjadi enam:
a. Pengetahuan Hudhuri/Badihi (fitra)
Merupakan pijakan dasar bagi seluruh tindakan manusia, untuk jenis
pengetahuan ini manusia hanya perlu menyadarinya secara langsung dan
instropektif.
b. Pengetahuan Rasional (akal)
Pengetahuan ini berpusat pada akal, dengan sifat yang universal dan
abstrak
c. Pengetahuan Indrawi (panca indra)
Pengetahuan ini diperoleh lewat panca indera pengetahuan ini bersifat
spasiotemporer, pertikular dan berubah-ubah, sesuai dengan hukum-
hukum yang mengatur alam fisik
d. Pengetahuan Mistis/Emosional (hati)
Pengetahuan yang bersumber dari lintasan-lintasan hati. Sifat
pengetahuan ini adalah partikular abstrak
e. Pengetahuan Imajiner (imajinasi)
Pengetahuan ini bersumber pada daya imajinasi dan angan-angan
manusia
f.Pengetahuan Keagamaan (wahyu/teks suci)
Pengetahuan yang bersumber pada teks-teks suci Al-quran dan hadist
adalah sumber utama pengetahuan keagamaan dalam konteks islam
(anonim, 2007).
a. Proses didalam Pengetahun
a. Interaksi objek dan lingkungan
b. Kemampuan menginstruksi pengetahuan
c. Mengingat
d. Mengungkapkan kembali pengalaman
e. Kemampuan mengambil keputusan dan akan perbedaan
f. Kemampuan menyukai pengalaman yang satu dengan yang lain
(Budiningsih, 2005).
Langka-langka dalam proses pengetahuan
a. Tingkatan Persepsi: kontak dengan dunia luar
b. Tingkatan Sintesis: pengaturan bahan-bahan persepsi
c. Tingkatan Konsepsi: mengadakan pengaturan kembali atau
penyusunan kembali
d. Tingkatan pertimbangan
e. Tingkatan simpulan
(Anonim, 2008).
b. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau
responden kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dengan
tingkatan-tingkatan tersebut diatas
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu
atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat
suatu pengetahuan akan berkurang.
b. Intelegensi
Perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap
tingkat pengetahuan
c. Lingkungan
Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan yang buruk
tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan
memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir
seseorang
d. Pekerjaan
Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
daripada keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat
sesuatu yang lebih bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai
pengalaman.
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan muda tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuanya
g. Informasi
Meskipun seseorng memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseoarang.
h. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
(Hendra, 2008).
B. Konsep Diare
1. Pengertian Diare
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan
keadaan feces bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali
perhari dan kadang disertai muntah, muntah dapat berlangsung singkat, namun
diare dapat berlanjut sampai 10 hari (Sakinadkk, 2006).
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih perhari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsisten tinja dari penderita (Amiruddin, 2007).
Diare adalah buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam sehari (Anugra,
1992).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi, dkk, 2001).
2. Penyebab Diare
a. Penyaki Diare disebabkan oleh1). Infeksi mikro organisme termasuk
bakteri, virus, dan parasit lainnya seperti jamur,cacing dan protozoa
2). Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli
Enteropatogenik (EPEC)
b. Secara klinis penyebab diare di kelompokkan menjadi 6 golongan