Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit utama di Indonesia pada balita yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat yang sangat penting bagi tubuh. Diare mungkin bukan penyakit yang parah seperti jantung atau kanker. Namun, diare pada balita sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan, akan tetapi selama ini banyak orang tua yang meremehkan apabila balita atau anaknya mengalami diare, hal ini dikarenakan ketidaktahuan orang tua tentang bahaya diare yang dapat mengakibatkan dehidrasi dan seringkali ketika dibawa ke dokter penderita sudah dalam keadaan terlambat, lemas atau kekurangan cairan dan selanjutnya syok bahkan kematian (Purbawati, 2001). Menurut catatan WHO (2009) setiap detik 1 balita meninggal karena diare dan membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia
33

BAB 1,2,3-97

Jan 03, 2016

Download

Documents

Ahmad Dikrullah

bbbnm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1,2,3-97

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit utama di Indonesia pada

balita yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat yang

sangat penting bagi tubuh. Diare mungkin bukan penyakit yang parah seperti

jantung atau kanker. Namun, diare pada balita sangat berbahaya karena dapat

menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan, akan tetapi selama ini

banyak orang tua yang meremehkan apabila balita atau anaknya mengalami

diare, hal ini dikarenakan ketidaktahuan orang tua tentang bahaya diare yang

dapat mengakibatkan dehidrasi dan seringkali ketika dibawa ke dokter

penderita sudah dalam keadaan terlambat, lemas atau kekurangan cairan dan

selanjutnya syok bahkan kematian (Purbawati, 2001).

Menurut catatan WHO (2009) setiap detik 1 balita meninggal karena

diare dan membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di

Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita

setiap harinya (Amirudin, 2010).

Data yang diperoleh dari Puskesmas Bantur didapatkan jumlah anak

diare yang berobat di Puskesmas Bantur pada tahun 2010 sebanyak 820

pasien dan tahun 2011 berjumlah 982 pasien. Bulan Januari sampai April 2012

berjumlah 265 pasien, sedangkan untuk setiap harinya ada 2-3 pasien anak

dengan diare, dari beberapa balita yang dibawa berobat di Puskesmas Bantur

ada yang mengalami tanda-tanda dehidrasi ringan bahkan sampai dehidrasi

sedang.

Page 2: BAB 1,2,3-97

Diare merupakan penyakit infeksi mikro organisme termasuk bakteri,

virus dan parasit lainnya. Penularan penyakit melalui oral ini tentunya

disebabkan oleh berbagai faktor pendukung, yaitu lingkungan yang kotor dan

sanitasi yang buruk ataupun manusia itu sendiri yang tidak menjalankan pola

hidup bersih dan sehat. Kondisi tersebut dapat mendukung tingginya angka

kejadian diare terutama pada balita dengan orang tua yang memiliki

pengetahuan kurang tentang diare (Mujiwati, 2007). Pada umumnya orang tua

atau ibu yang memiliki pengetahuan kurang, lebih banyak ditemukan di desa-

desa yang mempunyai banyak faktor penyebab, mulai dari minimnya sumber

informasi, rendahnya tingkat pendidikan khususnya wanita di desa, sampai

lingkungan atau adat yang menuntut mereka untuk memiliki pendidikam

sampai hanya pada tingkat tertentu (Pieget, 2007).

Kurangnya pengetahuan orang tua khususnya ibu balita terhadap diare

dapat ditingkatkan melalui penyuluhan tentang diare, salah satunya dengan

menerapkan pola hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri dan

lingkungan, serta tanggapnya orang tua terhadap kejadian diare pada anaknya.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin meneliti lebih lanjut

gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Bantur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka rumusannya

adalah Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita di

Puskesmas Bantur?

Page 3: BAB 1,2,3-97

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada balita

berdasarkan parameter di Puskesmas Bantur.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, pendidikan,

pekerjaan)

b. Mengetahui pengetahuan ibu tentang diare

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan

pengetahuan bagi peneliti tentang pengetahuan ibu dengan anak usia balita

tentang diare pada balita.

2. Bagi Bidang Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi bidang

pelayanan kesehatan setempat untuk memberikan informasi atau

pengetahuan tentang diare pada ibu dengan anak usia balita.

Page 4: BAB 1,2,3-97

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang (Alleborgobot, 2007).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan indrawi, pengetahuan muncul ketika seseorang mengunakan

indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat dan dirasakan sebelumnya (Alleborgobot, 2007).

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiasi yang menghubungkan

atau menjalin sebuah pikiran dan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan

pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab

akibat) yang universal (Wilson, 2008).

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan

pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk

manusia dan kehidupan (Keraf, dkk, 2000).

Pengetahuan adalah tambahan ilmu dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu

dan pengetahuan ini bisa di peroleh lewat belajar dari orang lain, membaca,

menyimak, menyelidiki dan juga bisa digunakan seseorang dalam menggambil

suatu keputusan dimasa datang (Anonim, 2008).

Pengetahuan adalah buah dari “berfikir” (natigyyah) adalah sebagian

defferentia (fashl) yang memisahkan manusia dari hewan (Reach, 2007).

Page 5: BAB 1,2,3-97

Pengetahuan (knowledge) adalah interaksi terus menerus antara individu

dengan lingkungan (Piaget, 2007).

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh

seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman

baru (Budiningsih, 2005).

Berdasarkan beberapa definisi pengetahuan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa:

Pengetahuan adalah ilmu baru yang diperoleh oleh seseorang melalui

berbagai cara baik dari proses belajar maupun interaksi terus menerus dengan

lingkungan.

2. Macam-Macam Pengetahuan

Pengetahuan dibedakan menjadi dua:

a. Pengetahuan Empiris adalah pengetahuan yang lebih menekankan

pengamatan dan pengalaman indrawi, pengetahuan empiris juga dapat

berkembang menjadi pengetahuan diskriptif bila seseorang dapat

melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat dan gejala yang ada pada

empiris tersebut

b. Pengetahuan Rasionalisme adalah pengetahuan yang di dapatkan melalui

akal budi, rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat

apriori, tidak menekankan pada pengalaman (Alleborgobot, 2007).

Pengetahuan manusia dari satu sudut pandang dibagi menjadi empat macam:

a. Pengetahuan Indrawi

Seseorang akan memperoleh pengetahuan ini melalui panca indranya,

tentunya tanpa menafikan peran khas akal dalam proses perolehan itu.

Page 6: BAB 1,2,3-97

Pengetahuan ini biasanya digunakan berbagi cabang ilmu empirik seperti:

Fisika, Kimia, Biologi

b. Pengetahuan Rasional

Pengetahuan ini tersusun dari konsep-konsep abstraktif yang disebut juga

konsep sekunder. Ruang lingkup pengetahuan ini adalah Logika, Filsafat,

Matematika

c. Pengetahuan Tekstual

Pengetahuan ini memiliki peran sekunder karena tergantungnya pada

pengetahuan sebelumnya, yaitu pengetahuan tentang sumber informasi

yang terpercaya (otoritas) dan diperoleh dari orang yang jujur

d. Pengetahuan Hudhuri dan Syudhudi

Berbeda dengan pengetahuan sebelumnya, pengetahuan ini terkait

langsung dengan wujud objeknya, tanpa melalui perantara gambaran

konseptual dibenak, serta bebas dari kekeliruan (anonym, 2008).

Pengetahuan manusia dikategorikan menjadi enam:

a. Pengetahuan Hudhuri/Badihi (fitra)

Merupakan pijakan dasar bagi seluruh tindakan manusia, untuk jenis

pengetahuan ini manusia hanya perlu menyadarinya secara langsung dan

instropektif.

b. Pengetahuan Rasional (akal)

Pengetahuan ini berpusat pada akal, dengan sifat yang universal dan

abstrak

c. Pengetahuan Indrawi (panca indra)

Page 7: BAB 1,2,3-97

Pengetahuan ini diperoleh lewat panca indera pengetahuan ini bersifat

spasiotemporer, pertikular dan berubah-ubah, sesuai dengan hukum-

hukum yang mengatur alam fisik

d. Pengetahuan Mistis/Emosional (hati)

Pengetahuan yang bersumber dari lintasan-lintasan hati. Sifat

pengetahuan ini adalah partikular abstrak

e. Pengetahuan Imajiner (imajinasi)

Pengetahuan ini bersumber pada daya imajinasi dan angan-angan

manusia

f.Pengetahuan Keagamaan (wahyu/teks suci)

Pengetahuan yang bersumber pada teks-teks suci Al-quran dan hadist

adalah sumber utama pengetahuan keagamaan dalam konteks islam

(anonim, 2007).

a. Proses didalam Pengetahun

a. Interaksi objek dan lingkungan

b. Kemampuan menginstruksi pengetahuan

c. Mengingat

d. Mengungkapkan kembali pengalaman

e. Kemampuan mengambil keputusan dan akan perbedaan

f. Kemampuan menyukai pengalaman yang satu dengan yang lain

(Budiningsih, 2005).

Langka-langka dalam proses pengetahuan

a. Tingkatan Persepsi: kontak dengan dunia luar

b. Tingkatan Sintesis: pengaturan bahan-bahan persepsi

Page 8: BAB 1,2,3-97

c. Tingkatan Konsepsi: mengadakan pengaturan kembali atau

penyusunan kembali

d. Tingkatan pertimbangan

e. Tingkatan simpulan

(Anonim, 2008).

b. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau

responden kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dengan

tingkatan-tingkatan tersebut diatas

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu

atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat

suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Intelegensi

Perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap

tingkat pengetahuan

c. Lingkungan

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana

seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan yang buruk

tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan

memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir

seseorang

Page 9: BAB 1,2,3-97

d. Pekerjaan

Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih

daripada keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat

sesuatu yang lebih bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai

pengalaman.

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan muda tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada

umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuanya

g. Informasi

Meskipun seseorng memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,

radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseoarang.

h. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

(Hendra, 2008).

Page 10: BAB 1,2,3-97

B. Konsep Diare

1. Pengertian Diare

Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan

keadaan feces bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali

perhari dan kadang disertai muntah, muntah dapat berlangsung singkat, namun

diare dapat berlanjut sampai 10 hari (Sakinadkk, 2006).

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak

lebih dari biasanya (3 atau lebih perhari) yang disertai perubahan bentuk dan

konsisten tinja dari penderita (Amiruddin, 2007).

Diare adalah buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam sehari (Anugra,

1992).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer

atau cair (Suriadi, dkk, 2001).

2. Penyebab Diare

a. Penyaki Diare disebabkan oleh1). Infeksi mikro organisme termasuk

bakteri, virus, dan parasit lainnya seperti jamur,cacing dan protozoa

2). Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli

Enteropatogenik (EPEC)

b. Secara klinis penyebab diare di kelompokkan menjadi 6 golongan

1). Karena infeksi

2). Malabsorbsi

3). Alergi

4). Keracunan

5). Imunodefisiensi

Page 11: BAB 1,2,3-97

6). Penyebab lain

(Amirudin, 2007)

c. Faktor Infeksi

1). Bakteri : Enteropathogenic Escherichia coli, Salmonella,

Sheigella,Yersinia enterocoliticia

2). Virus : Enterovirus-echoviruses, Adenovirys,Human retrovua

seperti agent, Rotavirus

3). Jamur : Candida enteritis

4). Parasit : Glardia clmbia, Crytosporidium

5). Protozoa

d. Bukan faktor infeksi

1). Alergi makanan, susu, protein

2). Gangguan metabolic atau malabsorbsi, penyakit celiac, cystic

fibrosis pada pangkreas

3). Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

4). Obat-obatan : antibiotic

5). Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, entero colitis

6). Emosional atau stress

7). Obstruksi usus

(Suriadi, dkk, 2001).

3. Tanda dan gajala Diare

a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat

b. Nafsu makan berkurang atau tidak ada

c. Frekuensi berak lebih dari 3 kali perhari

d. Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah

Page 12: BAB 1,2,3-97

e. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena tercampur

dengan empedu

f. Anus dan daerah sekitarnya lecet

g. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare

h. Bila penderita banyak kehilangan cairan maka gejala diare akan

nampak

i. Berat badan turun

(Suriadi, dkk, 2001).

4. Macam-macam diare

a. Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa

jam / hari : bahaya utamanya adalah dehidrasi juga penurunan berat

badan jika tidak diberi makan atau minum

b. Diare akut bercampur darah (disentri) : bahaya utamanya adalah

kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah),

dan malnutrisi (kurang gizi) dan komplikasi lain termasuk dehidrasi

c. Diare Persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya

utamanya adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius diluar usus

halus, dehidrasi juga bisa terjadi

d. Diare dengan malnutrisi berat ( marasmus dan khwashiorkor): bahaya

utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal

jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral

(Suriadi, dkk, 2001).

5. Bahaya diare

Diare dapat menyebabkan kehilangan garam ( natrium ) dan air secara

Page 13: BAB 1,2,3-97

cepat, yang sangat penting oleh hidup dan dapat menyebabkan

komplikasi sebagai berikut :

a. Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau

hipertonik )

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipoglikemi

d. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus

e. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, pada elektrokardigram)

f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik

Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita

juga mengalami kelaparan

6. Penanganan Diare

a. Penanganan di Rumah

Jika ibu menyusui, Asi terus diberikan dan diberikan lebih sering bayi

dengan susu formula boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12

jam pertama, setelah itu dapat diberikan susu formula lebih sedikit

dari jumlah yang biasanya diberikan, namun diberikan lebih sering

(Sakina, 2006).

b. Penggantian Cairan dan Elektrolit

Cairan yang hilang di dalam tubuh bisa digantikan dengan CRO

(Cairan Rehidrsi Oral ) / Clear Fluid biasa kita kenal dengan Oralit

yang idealnya rehidrasi terdiri dari: 3,5 g natrium klorida, 2,5 g

kalium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, 20 g glukosa perliter air

Page 14: BAB 1,2,3-97

( Zein, 2004). Yang bisa kita beli di apotik / toko obat. Cara

penyajian:

1) Oralit satu sachet dilarutkan dengan 2 gelas ( 400 ml ) air

2) CRO khusus anak ( kemasan botol ) siap digunakan ( Sakina,

2006).

Menurut Farian Sakina

1. Larutkan 1 sendok makan gula dengan 2 gelas ( 200 ml ) air

2. Limun (bukan rendah kalori ), 1 gelas limun dilarutkan dengan 4

gelas ( 800 ml ) air

3. Jus buah 1 gelas dilarutkan degan 4 gelas (800 ml ) air

4. Untuk bayi hingga usia 9 bulan pembuatan CRO harus menggunakan

air mendidih yang didinginkan

Menurut Umar zein

1) ½ sendok teh garam

2) ½ sendok teh baking soda

3) 2-4 makan gula perliter air

4) 2 pisang atau 1 cangkir jus jeruk di berikan untuk mengganti kalium,

cairan tersebut harus diberikan segera setelah mereka merasa haus.

C. Faktor risiko kejadian diare pada anak balita

Kehidupan anak dipandang rentang karena memiliki ketergantungan tinggi

terhadap orang tuanya, jika orang tuanya membiasakan hidup bersih dan sehat

tentu terhindar dari diare. Selain itu diare yang disebabkan oleh bakteri ecoli

akan lebih cepat berkembang ditempat-tempat yang becek dan tergenang air

yang biasanya merupakan tempat yang paling disenangi anak-anak kecil untuk

bermain, sehingga mereka rentan dihinggapi bakteri ecoli (Mujiwati, 2007).

Page 15: BAB 1,2,3-97

Selain itu bayi dan balita (bayi di bawah lima tahun) rentan sekali oleh diare

dikarenakan perkembangan sistem pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang

belum optimal menyebabkan mareka mudah terserang diare akibat virus

(syam, 2001).

D. Kerangka Teori

E.

Keterangan

: Diteliti

----------- : Tidak diteliti

Gambar 2. 1 : Kerangka Teori Gambaran Pengetahuan Ibu dengan anak usia Balita Tentang Diare pada Balita

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Intelegensi

Lingkungan

Informasi

Pengalaman

Pengetahuan Ibu balita Tentang Diare

Pengertian diare

Penyebab diare

Tanda dan gejala diare

Macam-macam diare

Bahaya diare

Penanganan diare

KurangCukupBaik

Page 16: BAB 1,2,3-97

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini akan di bahas jenis rancangan bangun penelitian

variabel, populasi, sample, lokasi dan waktu penelitian, teknik dan instrument

pengumpulan data dan teknik analisa data.

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Rancangan atau desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang

digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Alimul, 2003). Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif yang

bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa urgen

yang terjadi pada masa kini (Nur Salam dan Pariani, 2001). Penelitian ini

menggunakan survey public opinion dengan desain diskriptif yang bertujuan

untuk memberikan gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada

balita.

B. Variabel

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh sebagian penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoadmojo, 2002). Pada penelitian ini menggunakan

variabel pengetahuan ibu tentang diare pada balita.

Page 17: BAB 1,2,3-97

1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Alimul, 2003).

Tabel 3. 1 : Definisi OperasionalVariabel Definisi

operasionalParameter Alat ukur Kriteria Skala

1. Pengetahuan ibu tentang diare pada balita

2. Umur ibu

3. Pendidikan ibu

4. Pekerjaan ibu

Merupakan hasil tahu ibu tentang penyakit infeksi usus yang menyebabkan feses encer dengan frekuensi berak lebih dari 3 kali perhari

1. Pengertian diare pada balita

2. Penyebab diare pada balita

3. Macam-macam diare pada balita

4. Bahaya diare pada balita

5. Penanganan diare pada balita

Kuesioner Baik 76-100% Cukup 56-75% Kurang <56% (Nursalam, 2003).

Ordinal

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti setiap objek (misalnya : manusia, pasien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Menurut

Notoadmojo (2003) populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti tersebut

Subyek yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu yang memiliki anak usia balita di Puskesmas Bantur.

D. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003).

Page 18: BAB 1,2,3-97

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia Balita

di Puskesmas Bantur dan memenuhi kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi adalah dimana subyek penelitian dapat mewakili

dalam sample penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat,

2003)

Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah :

a. Ibu yang bisa membaca dan menulis

b. Ibu yang bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Hidayat, 2003). Dalam penelitian in kriteria eksklusinya adalah :

a. Ibu Primigravida

b. Pasien lansia

E. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini menggunakan non

probability sampling tipe consecutive sampling yaitu pemilihan sampel

dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan

dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehinggga jumlah responden

yang diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2003).

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bantur waktu penelitian dimulai

pada tanggal 20 Agustus -27 Agustus 2013

Page 19: BAB 1,2,3-97

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan angket atau

kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek

penelitian atau responden (Notoadmojo, 2003). Instrumen pengumpulan data

pada penelitian ini digunakan berupa kuesioner, dalam penelitian diartikan

sebagai daftar pertanyaan yang dijawab oleh responden dimana responden

memilih jawaban yang dianggap benar sesuai pilihan yang disediakan dengan

cara menyilang kuesioner tersebut dibagikan setelah peneliti memberikan

penjelasan dan diadakan informed consent dengan responden teknik

penyampaian kuesioner dari peneliti ke responden serta pengambilan melalui

hubungan langsung.

H. Teknik Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif yang

bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu tentang diare pada balita.

Pengelolahan data atau analisa dilakukan dengan tahap sabagai berikut :

1. Editing

Data atau kuesioner yang terkumpul diperiksa kembali untuk memastikan

semua jawaban telah diisi maksud dan pertanyaan dan sesuai petunjuk

pengisian.

2. Cooding

a). Kode responden

Memberi kode-kode tertentu pada setiap responden dengan cara memberi

kode nomor responden pada kuesioner untuk memudahkan saat tabulasi

data dan untuk menghindari kekeliruan.

Page 20: BAB 1,2,3-97

b). Kode jawaban

Memberi kode-kode tertentu pada setiap jawaban menjadi bentuk yang

lebih ringkas sehingga memudahkan saat tabulasi data dan guna

menghindari kekeliruan.

3. Transfering

Dalam kuesioner yang disusun oleh peneliti ada 18 pertanyaan data yang

sudah dapat dikuantitatifkan dengan memberikan skor pada setiap jawaban

yang diberikan sesuai dengan skor yang sudah ditetapkan, data bersifat

kuantitatif.

4. Tabulating

Setelah data terkumpul seluruhnya ditransfer ke master sheet, langkah

selanjutnya adalah menganalisa dalam bentuk tabel per parameter dan data

secara umum.

Menurut Arikunto (1998) untuk menjawab yang benar diberi skor 1

dan yang salah diberi skor 0, dari hasil yang telah diberi pembobotan

dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah skor tertinggi lalu dikalikan

100% (Arikunto, 1998).

Rumus yang digunakan adalah

SPN = x 100%

SM

Keterangan :

N : Nilai yang didapat

SP : Skor yang didapat

SM : Skor tertinggi

Page 21: BAB 1,2,3-97

Untuk variabel penelitian diinterprestasikan dengan menggunakan

skala kualitatif yaitu : Baik 76%-100%, Cukup 56%-75%, Kurang ≤56%

(Nursalam, 2003).

I. Etika Penelitian

1. Informed concent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

peneliti dengan memberikan lembar persetujuan (Informed Concent)

Informed Concent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden dan mengetahui

dampaknya jika responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden.

2. Anominity (Tanpa nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan

nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Kerahasiaan

Merupakan masalah etika yang menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Aziz, 2003)

Page 22: BAB 1,2,3-97