Top Banner
188

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Mar 02, 2019

Download

Documents

phamxuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional
Page 2: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Page 3: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGANDAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

TRIWULAN III - 2012

Departemen Internasional

Perkembangan EkonomiGlobal

Perkembangan EkonomiIndividu Negara

Perkembangan Pasar KeuanganDan Pasar Komoditas

Perkembangan Kerja Sama Internasionaldan Lembaga Internasional

A r t i k e l

Page 4: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

ii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para

penulis dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebutkan sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik

demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Grup Kerjasama dan Studi ASEAN

Departemen Internasional

Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 6

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110

Telepon: (021) 381-8196, 381-8048, Faksimili: (021) 3857358

Page 5: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

iii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Kata Pengantar

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi perekonomian global dewasa ini terus menunjukan

pemburukan dengan bayang-bayang ketidakpastian. Dikoreksinya proyeksi laju PDB dunia di

triwulan laporan oleh IMF menjadi 3,2% yoy, atau lebih rendah dibandingkan dua triwulan

sebelumnya sebesar 3,5% yoy dan 3,3% yoy, merupakan pertanda meningkatnya ketidakpastian

perekonomian global. Hal itu sejalan dengan kian memburuknya kinerja ekonomi Kawasan Euro

dan pemulihan ekonomi AS yang masih rentan. Di sisi lain, ekonomi negara emerging utama

seperti China, India, Korea, dan Brazil yang diharapkan mampu menjadi mesin baru dunia ternyata

tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Bahkan perekonomian Asia yang sebelumnya

dinilai resilien kini juga semakin merasakan imbas negatif krisis ekonomi global.

Kompleksitas permasalahan yang membayangi pertumbuhan ekonomi pada gilirannya

memaksa otoritas di negara maju untuk kembali mengambil langkah akomodatif dan

inkonvensional untuk menstimulasi perekonomian mereka. Federal Reserve kembali

memperpanjang kebijakan suku bunga tetap dari 2014 menjadi pertengahan 2015 dan

mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing tahap tiga (QE3), sementara otoritas Eropa memilih

untuk mengimplementasikan program transaksi moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro. Langkah akomodatif negara maju tersebut tampak mampu

menumbuhkan sentimen positif dan menjaga stabilitas di pasar keuangan, walaupun hanya

bersifat temporer (buying time).

Namun, kebijakan yang ditempuh tersebut dinilai belum disertai langkah serius

memperbaiki masalah utang, fundamental ekonomi, dan struktural perbankan di Kawasan Eropa.

Otoritas AS juga belum berhasil meredakan kekhawatiran atas risiko peningkatan pajak dan

pengurangan pengeluaran secara otomatis (fiscal cliff). Artinya, permasalahan struktural di negara

maju masih menghantui ekonomi dunia. Dalam konteks ini, menarik menyimak dampak program

ekonomi Obama yang terpilih kembali sebagai presiden terhadap prospek ekonomi AS. Tapi,

lagi-lagi program Obama banyak disorot karena masih lebih menekankan stimulus (dari sisi

pengeluaran) untuk mendorong perekonomian daripada kebijakan-kebijakan yang sifatnya

struktural.

Page 6: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

iv

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Jakarta, November 2012

Departemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen Internasional

Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju

pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional dan multilateral untuk terus

menguatkan mekanisme surveillance. Langkah itu dilatarbelakangi keinginan agar kita mampu

secara lebih dini mengantisipasi dampak spillover krisis global.

Hal-hal di atas kembali mengingatkan kita bahwa prospek pemulihan ekonomi dunia

banyak berpulang pada sejauh mana kemauan dan kemampuan negara maju merespon turbulensi

yang dihadapi perekonomiannya secara lebih serius dan struktural. Terkait itu kami mengangkat

judul ≈Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju∆≈Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju∆≈Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju∆≈Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju∆≈Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju∆ sebagai tema PEKKI kali ini

Selamat membaca!

Page 7: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

v

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar IsiHalaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................ ...................................................................... iiiiiiiiiiiiiii

DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................ .................................................................................................................................. vvvvv

DAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATAN .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... viviviviviRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 11111

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 55555

Perkembangan Ekonomi Global dan Regional ............................................................... 7

Boks Asesmen Outlook Perekonomian Global: Prospek Pemulihan Ekonomi Global

yang Kian Memburuk .................................................................................... 24

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ................... ............................................................................................................................................ 2727272727A. Negara Maju ............................................................................................................ 27

A.1. Amerika Serikat ............................................................................................. 27A.2. Eropa (Kawasan Euro dan Inggris) .................................................................. 39

2.1. Kawasan Euro ......................................................................................... 392.2 Inggris ..................................................................................................... 53

A.3. Jepang ............................................................................................................ 58B. Negara Berkembang ................................................................................................ 62

B.1 China ............................................................................................................ 62B.2 India .............................................................................................................. 66B.3 Korea ............................................................................................................ 70B.4 Malaysia ........................................................................................................ 75B.5 Filipina ........................................................................................................... 79B.6 Singapura ...................................................................................................... 85B.7 Thailand ........................................................................................................ 89B.8 Vietnam......................................................................................................... 93B.9 Brazil ............................................................................................................. 99

BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III PASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITAS ................................................................................................................................................................................................................................................ 107107107107107A. Pasar Keuangan ....................................................................................................... 108

A.1. Pasar Saham ..................................................................................................... 108A.2. Pasar Obligasi ................................................................................................... 110A.3. Pasar Keuangan Syariah .................................................................................... 120

B. Pasar Valuta Asing.................................................................................................... 125C. Pasar Komoditas ...................................................................................................... 128

Page 8: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

vi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

BAB IVBAB IVBAB IVBAB IVBAB IV PERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONAL ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 135135135135135

A. Kerja Sama Multilateral ............................................................................................ 136

Boks Penguatan Resources IMF ............................................................................... 140B. Kerja Sama Regional ................................................................................................ 142

BAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKEL ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 145145145145145

Artikel 1: Program Presiden Amerika Serikat Terpilih Guna Mendorong Perekonomian 145Artikel 2: Memahami Kembali Akar Permasalahan Krisis Global:

Sebuah Perspektif Baru .............................................................................. 150

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 157157157157157Tabel 1 Produk Domestik Bruto .................................................................................... 158Tabel 2 Angka Pengangguran ...................................................................................... 159Tabel 3 Inflasi IHK ........................................................................................................ 160Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ................................................................. 161Tabel 5 Pertumbuhan Uang Beredar ............................................................................. 162Tabel 6 Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah ............................................................... 163Tabel 7 Neraca Berjalan ................................................................................................ 164Tabel 8 Cadangan Devisa ............................................................................................. 165Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................... 166Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia ................................................ 167Tabel 11 Indeks Saham ................................................................................................. 168Tabel 12 Harga Komoditi Dunia .................................................................................... 169Tabel 13 Yield Obligasi Indonesia .................................................................................. 170Tabel 14 Premi CDS Indonesia, Peers, dan Periferal Eropa .............................................. 171Tabel 15 Penerbitan Sukuk ............................................................................................ 171Tabel 16 Indeks Saham Syariah ..................................................................................... 171

Page 9: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

vii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Singkatan

AC Advanced Countries

ABS Asset- Backed Securities

ADL Autoregressive Distributed Lag

AFAS ASEAN Framework Agreement on Services

AFI Alliance for Financial Inclusion

AIA ASEAN Investment Area

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

APP Asset Purchase Program

ASA ASEAN Swap Arrangement

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN+3 Kelompok Kerjasama ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan

ASEAN5 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina

ASEAN6 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina dan Vietnam

Aspac Asia Pasifik

BANXICO Bank Sentral Mexico

BBMBCBBCBSBIS Bahan Bakar MinyakBanco Central do Brazil/bank Sentral BrazilBasel

Committee on Banking SupervisionBank for International Settlements

BNM Bank Negara Malaysia

BOE Bank of England

BoK Bank of Korea

BOJ Bank of Japan

BOT Bank of Thailand

BRIC Negara Brazil, Rusia, India, dan China

BSP Bangko Sentral ng Pilipinas/Bank Sentral Philipina

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CAP Cannes Action Plan

CDS Credit Default Swap

CF Consensus Forecast

CGFS Committee on the Global Financial System

CMIM Chiang Mai Initiative Multilateralization

Page 10: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

viii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

CPI Consumer Price Index

CRR Cash Reserve Ratio

DIFX Dubai International Financial Exchange

DJIM Dow Jones Islamic Market

EBA European Bank Authority

ECB European Central Bank

EFSF European Financial Stability Facility

EM Emerging Countries

EMDCs Emerging Market and Developing Countries

EMEAP Executives» Meeting of East Asia-Pacific Central Banks

ERPD Economic Review and Policy Dialogue

ESM European Stability Mechanism

FATF Financial Action Task Force

FCL Flexible Credit Line

FDI Foreign Direct Investment

Fedres Federal Reserve

FIEG Financial Inclusion Experts Group

FOMC Federal Open Market Committee

FSAP Financial Sector Assessment Program

FSB Financial Stability Board

FSN Financial Safety Net

FSSB Growth Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth

FTA Free Trade Area

FX Foreign Exchange

G-3 Group-3 yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang

G-20 Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China,

Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab

Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

G-SIFIs Global Systematically Important Financial Institutions

GDP Gross Domestic Product

GFSN Global Financial Safety Nets

GPFI Global partnership for Financial Inclusion

Page 11: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

ix

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

GWM Giro Wajib Minimum

ICDPS Islamic Cooperation for the Development of the Private Sector

IILM International Islamic Liquidity Management

IFA International Financial Architecture

IFC International Finance Corporation

IFI International Financial Institutions

IHK Indeks Harga Konsumen

IMF International Monetary Fund

IMFC Internasional Monetary and Financial Committee

IMS International Monetary System

ISM Institute for Supply Management

JCRA Japan Credit Rating Agency

JIIKPR Jakarta Islamic IndexKredit Perumahan Rakyat

KRW Korean Won

Latam Latin America: Kelompok Negara di KawasanAmerika Latin

LCBMs Local Currency Bond Markets

LEI Leading Economic Indicators

LGUs Local Government Units

LICs Low Income Countries

LTROs Longer-term Refinancing Operations

LTV Loan To Value

MAP Mutual Assesment Process/Proses Mutual Assesment

MAS Monetary Authority of Singapore

MCI Monetary Condition Index

MDGs Millennium Development Goals

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MPI Manufacturing Production Index

MSCI Morgan Stanley Capital International Indices

NAB New Arrangement to Borrow

NCBs National Central Banks

NCJ Non Cooperative Jurisdiction

NDRC National Development and Reform Commission

Page 12: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

x

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

NEER Nominal Effective Exchange Rate

NPL Non Performing Loan

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

OIS Overnight Indexed Swap

OPR Overnight Policy Rate

PBoC People»s Bank of China

PCE Personal Consumption Expenditure

PCL Precautionary Credit Line

PDB Produk Domestik Bruto

PIIGS Portugal, Irlandia, Italy, Yunani (Greece) dan Spanyol

PLL Precautionary and Liquidity Line

PLN Pinjaman Luar Negeri

PMI Purchasing Manager Index

PPI Producer Price Index

PPP Public Private Partnership

PSI Private Sector Involvement

PTA Preferential Trading Arrangement

QE Quantitative Easing

QEP Quantitative Easing Policy

QFII Qualified Foreign Institutional Investor

QOQ Quarter on Quarter

QTQ Quarter to Quarter

RBI Reserve Bank of India

REER Real Effective Exchange Rate

REO Regional Economic Outlook

RFA Regional Financial Arrangement

RUU Rancangan Undang-Undang

SAP Seoul Action Plan

SBA Stand-By Arrangement

SBV State Bank of Vietnam

SELIC The Central Depository of Securities yang dikeluarkan oleh The National

Treasury and The Banco Central do Brasil

Page 13: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

xi

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

SLR Statutory Liquidity Ratio

SME Small Medium Enterprise

SPV Special Purpose Vehicle

SSE Shanghai Stock Exchange

S&P Standard & Poor»s

TW Triwulan

TWI Trade Weighted Index

ULN Utang Luar Negeri

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

USD US Dollar

WB World Bank

WEO World Economic Outlook

WPI Wholesale Price Index

WTI Western Texas Intermediate

VAT Value Added Tax

YOY Year on Year

Page 14: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

xii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Halaman ini sengaja di kosongkan

Page 15: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

1

Ringkasan Eksekutif

Ekonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakinEkonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakinEkonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakinEkonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakinEkonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakin

dibayangi ketidakpastiandibayangi ketidakpastiandibayangi ketidakpastiandibayangi ketidakpastiandibayangi ketidakpastian. PDB dunia di triwulan laporan diperkirakan sebesar 3,0% yoy, lebih

rendah dari 3,2% yoy di TW2-12 dan 3,3% yoy di TW1-12. Pelemahan pertumbuhan dunia

masih berakar dari masih memburuknya kinerja Kawasan Euro dan rentannya pemulihan ekonomi

AS. Ekonomi Kawasan Euro melanjutkan kontraksi yang sudah berlangsung sejak triwulan

sebelumnya. Ekonomi AS juga belum pulih sepenuhnya meski indikator tenaga kerja sedikit

membaik. Mempertimbangkan itu semua, IMF di World Economy Outlook Oktober 2012

menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2012 dan 2013 menjadi 3,1% dan 3,6%,

lebih rendah dari perkiraan April sebesar 3,3% dan 4,0%.

Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada, negara maju selama TW3-12Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada, negara maju selama TW3-12Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada, negara maju selama TW3-12Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada, negara maju selama TW3-12Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada, negara maju selama TW3-12

melanjutkan kebijakan yang bersifat akomodatifmelanjutkan kebijakan yang bersifat akomodatifmelanjutkan kebijakan yang bersifat akomodatifmelanjutkan kebijakan yang bersifat akomodatifmelanjutkan kebijakan yang bersifat akomodatif. Selain mempertahankan tingkat suku bunga

rendah, Kawasan Euro, AS, dan Jepang kembali menerapkan Quantitative Easing (QE). ECB

pada 6 September 2012 mengimplementasikan program Outright Monetary Transactions (OMTs).

Fed mengeluarkan QE3 pada 13 September 2012 berupa pembelian aset pasar keuangan

khususnya yang berjangka panjang. BOJ meningkatkan Asset Purchase Program (APP) pada 19

September sebesar JPY10 triliun yang di antaranya ditujukan untuk pembelian surat utang

pemerintah. Untuk sementara, berbagai kebijakan akomodatif itu berhasil menstabilkan pasar

keuangan serta memperbaiki jalur transmisi suku bunga. Namun, kebijakan akomodatif itu

dipandang belum mengatasi masalah fundamental yang menjadi sumber pelemahan ekonomi

dan pasar keuangan negara maju.

Sulitnya mengatasi krisis semakin mengkonfirmasi pandangan bahwa penyebab krisisSulitnya mengatasi krisis semakin mengkonfirmasi pandangan bahwa penyebab krisisSulitnya mengatasi krisis semakin mengkonfirmasi pandangan bahwa penyebab krisisSulitnya mengatasi krisis semakin mengkonfirmasi pandangan bahwa penyebab krisisSulitnya mengatasi krisis semakin mengkonfirmasi pandangan bahwa penyebab krisis

sesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnyasesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnyasesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnyasesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnyasesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya. Pada saat mulainya

krisis global di 2008, pemahaman umum yang berkembang adalah krisis bersumber dari

penggelembungan sektor finansial yang melewati batas wajar dan akhirnya pecah, dan

menyebabkan kontraksi tajam di permintaan agregat. Pandangan yang lebih kritis dalam mencoba

menemukan akar permasalahan krisis global kemudian sampai kepada permasalahan struktural

yang kompleks di negara-negara maju, yang sudah muncul jauh sebelum krisis dan merupakan

konsekuensi dari pilihan kebijakan yang diambil pemerintah negara-negara maju dalam upaya

merespons permasalahan struktural tersebut. Kerangka baru yang berkembang dalam memahami

penyebab krisis ini kini menghubungkan permasalahan struktural ekonomi negara maju dengan

Ringkasan Eksekutif

“Langkah Pemulihan Krisis di Negara Maju”

Page 16: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

2

masalah kesenjangan pendapatan yang melebar, serta respon pemerintah yang lebih menekankan

kebijakan sisi permintaan yang justru melahirkan leverage utang tinggi dan memicu krisis.

Dalam konteks ini menarik untuk menyimak potensi dampak hasil Pemilu Presiden diDalam konteks ini menarik untuk menyimak potensi dampak hasil Pemilu Presiden diDalam konteks ini menarik untuk menyimak potensi dampak hasil Pemilu Presiden diDalam konteks ini menarik untuk menyimak potensi dampak hasil Pemilu Presiden diDalam konteks ini menarik untuk menyimak potensi dampak hasil Pemilu Presiden di

pertengahan November 2012 pada prospek pemulihan ekonomi ASpertengahan November 2012 pada prospek pemulihan ekonomi ASpertengahan November 2012 pada prospek pemulihan ekonomi ASpertengahan November 2012 pada prospek pemulihan ekonomi ASpertengahan November 2012 pada prospek pemulihan ekonomi AS. Dalam kampanyenya,

Presiden Obama cenderung memilih meningkatkan pajak golongan menengah-atas, mengurangi

sebagian pengeluaran, namun tetap memberikan stimulus jangka pendek dan investasi untuk

menciptakan lapangan kerja. Berdasarkan satu simulasi, program itu diperkirakan mampu

mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih tinggi dari program

kandidat Partai Republik, serta menyebabkan tambahan defisit fiskal yang lebih rendah. Hal ini

dimungkinkan karena dalam kondisi krisis, stimulus sisi pengeluaran dipandang lebih efektif

daripada pemotongan pajak. Banyak pihak kini menanti dampak implementasi program tersebut.

Memburuknya ekonomi negara maju masih berdampak pada melemahnya ekspor negaraMemburuknya ekonomi negara maju masih berdampak pada melemahnya ekspor negaraMemburuknya ekonomi negara maju masih berdampak pada melemahnya ekspor negaraMemburuknya ekonomi negara maju masih berdampak pada melemahnya ekspor negaraMemburuknya ekonomi negara maju masih berdampak pada melemahnya ekspor negara

emergingemergingemergingemergingemerging. Pelemahan ekspor tersebut semakin bertambah dengan melambatnya perekonomian

China yang sebelumnya diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia. Selain

itu, ekspor antarnegara kawasan Asia yang sebelumnya cukup tinggi terus mengalami

perlambatan. Di sisi lain, permintaan domestik di negara emerging juga melambat meski masih

solid. Di tengah semakin terbatasnya ruang kebijakan moneter, hanya beberapa negara emerging

saja yang melanjutkan penurunan suku bunga kebijakan. India dan China lebih banyak memilih

pelonggaran melalui penurunan GWM. Selain itu, Brazil juga berupaya untuk menjaga kestabilan

nilai tukar di tengah meningkatnya arus modal masuk yang besar. Hal ini untuk meningkatkan

daya saing ekspor dan mendorong aktivitas industri yang masih terhambat.

Ke depan, risiko (Ke depan, risiko (Ke depan, risiko (Ke depan, risiko (Ke depan, risiko (downside riskdownside riskdownside riskdownside riskdownside risk) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut,,,,,

terutama di negara majuterutama di negara majuterutama di negara majuterutama di negara majuterutama di negara maju. Risiko yang bersifat paling segera di negara maju adalah masih

tertundanya atau belum cukupnya policy action di Kawasan Euro yang semakin memperbesar

krisis di kawasan. Di AS, risiko jangka pendek berkaitan dengan kemungkinan adanya

pengencangan fiskal yang berlebihan. Sementara itu, risiko jangka menengah panjang terkait

dengan ketidakcukupan kemajuan dalam mengembangkan rencana yang kredibel atas konsolidasi

fiskal di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, yang dapat memicu goncangan di pasar

keuangan dunia.

Di negara Di negara Di negara Di negara Di negara emergingemergingemergingemergingemerging, risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal., risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal., risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal., risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal., risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal. Masih

tingginya kemungkinan perlambatan ekonomi negara maju dan China dikhawatirkan akan

berdampak pada semakin melambatnya perekonomian negara emerging. Selain itu, negara

emerging juga masih akan menghadapi permasalahan yang besar akibat fluktuasi pasar keuangan

di negara maju yang akan berpengaruh pada arus modal masuk dan keluar yang besar. Arus

modal masuk yang besar ke pasar keuangan dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan

Page 17: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

3

Ringkasan Eksekutif

harga aset melebihi fundamentalnya dan berisiko mendorong terjadinya bubble. Dengan demikian,

kebijakan moneter di negara emerging akan menghadapi tantangan yang kian sulit apabila

pertumbuhan ekonomi global terus lemah dan berpotensi menimbulkan dilema.

Pasar keuangan global pada TW3-12 masih dibayangi oleh lesunya fundamental ekonomiPasar keuangan global pada TW3-12 masih dibayangi oleh lesunya fundamental ekonomiPasar keuangan global pada TW3-12 masih dibayangi oleh lesunya fundamental ekonomiPasar keuangan global pada TW3-12 masih dibayangi oleh lesunya fundamental ekonomiPasar keuangan global pada TW3-12 masih dibayangi oleh lesunya fundamental ekonomi

dunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropadunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropadunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropadunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropadunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropa. Meski tekanannya mulai

menurun, risiko pasar keuangan global diperkirakan masih tetap tinggi. Penyelesaian krisis utang

negara di Kawasan Euro dan penyelesaian permasalahan fiskal di AS yang masih penuh

ketidakpastian mendorong sentimen negatif investor. Perkembangan tersebut menyebabkan

kinerja pasar obligasi global masih diwarnai oleh aksi flight to quality selama TW3-12. Meski

demikian, langkah Otoritas Moneter AS dan Euro untuk menahan pemburukan ekonomi lebih

lanjut dengan meluncurkan kebijakan stimulus lanjutan (QE3) serta kebijakan Outright Monetary

Transaction (OMT) untuk sementara menenangkan pasar keuangan terutama pada akhir TW3-

12. Namun, tren bullish tidak terjadi di Jepang sebagai dampak naiknya defisit fiskal dan necara

perdagangan. Di negara emerging, memasuki periode akhir TW3-12, kinerja bursa saham Asia

terutama ASEAN juga menunjukkan penguatan signifikan. Hal ini diperkirakan sebagai dampak

dari sentimen positif di bursa saham global ditambah dengan kondisi fundamental ekonomi

emerging yang dianggap relatif kuat. Di pasar keuangan syariah, pasar sukuk dan pasar saham

berbasis syariah juga menunjukkan kinerja yang baik. Ke depan, ketidakpastian di pasar keuangan

global diperkirakan masih tinggi, terutama di negara maju. Gejolak pasar keuangan internasional

diperkirakan masih akan terus berlanjut. Perekonomian AS yang masih rentan dan masalah krisis

utang di Eropa yang masih belum ditangani dengan baik diperkirakan masih menjadi sumber

gejolak pasar.

Harga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif namun secara keseluruhan masihHarga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif namun secara keseluruhan masihHarga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif namun secara keseluruhan masihHarga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif namun secara keseluruhan masihHarga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif namun secara keseluruhan masih

berada di level tinggi, di atas level harga saat krisis (2008-2009). berada di level tinggi, di atas level harga saat krisis (2008-2009). berada di level tinggi, di atas level harga saat krisis (2008-2009). berada di level tinggi, di atas level harga saat krisis (2008-2009). berada di level tinggi, di atas level harga saat krisis (2008-2009). Di kelompok komoditas energi,

tren penurunan harga tertahan oleh kenaikan harga gas alam menyusul kenaikan konsumsi

musim panas di AS dan Eropa. Harga base metal secara keseluruhan mengalami penurunan

kecuali emas. Sementara, komoditas pertanian khususnya gandum, jagung, dan kedelai terus

bergerak naik menyusul adanya gangguan produksi akibat kekeringan di wilayah pertanian AS

dan Eropa Timur.

Fora kerjasama multilateral IMF, G20, APEC, dan BIS masih memfokuskan perhatianFora kerjasama multilateral IMF, G20, APEC, dan BIS masih memfokuskan perhatianFora kerjasama multilateral IMF, G20, APEC, dan BIS masih memfokuskan perhatianFora kerjasama multilateral IMF, G20, APEC, dan BIS masih memfokuskan perhatianFora kerjasama multilateral IMF, G20, APEC, dan BIS masih memfokuskan perhatian

pada langkah moneter ekspansif dan inkonvensional yang ditempuh di negara majupada langkah moneter ekspansif dan inkonvensional yang ditempuh di negara majupada langkah moneter ekspansif dan inkonvensional yang ditempuh di negara majupada langkah moneter ekspansif dan inkonvensional yang ditempuh di negara majupada langkah moneter ekspansif dan inkonvensional yang ditempuh di negara maju khususnyakhususnyakhususnyakhususnyakhususnya

Eropa dan AS.Eropa dan AS.Eropa dan AS.Eropa dan AS.Eropa dan AS. Kebijakan tersebut dipandang positif meningkatkan kepercayaan di pasar keuangan

meski belum terbukti mampu mendorong aktivitas ekonomi riil. Langkah kebijakan yang diambil

oleh negara maju hendaknya juga didukung oleh reformasi kebijakan struktural, penguatan

sumber dana IMF dalam mengatasi krisis, serta penguatan surveillance IMF.

Page 18: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

4

Di tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitasDi tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitasDi tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitasDi tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitasDi tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitas

surveillancesurveillancesurveillancesurveillancesurveillance untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian

global yang belum pulihglobal yang belum pulihglobal yang belum pulihglobal yang belum pulihglobal yang belum pulih. Upaya penguatan kapasitas surveillance ekonomi dilakukan melalui

perbaikan berbagai modalitas surveillance ekonomi. Inisiatif tersebut mencerminkan semangat

perubahan dalam proses surveillance kawasan serta menandakan keseriusan kawasan untuk

terus berbenah dan menjaga stabilitas di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

Page 19: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

5

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Ekonomi dunia hingga TW3-12 terus tumbuh melambat dengan prospek yang semakin

dibayangi ketidakpastian. PDB dunia di triwulan laporan diperkirakan sebesar 3,0% yoy, lebih

rendah dari 3,2% yoy di TW2-12 dan 3,3% yoy di TW1-12. Pelemahan pertumbuhan dunia

masih berakar dari kian memburuknya kinerja ekonomi Kawasan Euro dan masih rentannya

pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Memburuknya kinerja Kawasan Euro terlihat dari

semakin terkontraksinya pertumbuhan ekonomi yang sudah berlangsung sejak triwulan

sebelumnya. Selain itu, perekonomian AS juga belum pulih sepenuhnya meskipun indikator

sektor tenaga kerja sedikit membaik. Meskipun di TW4-12 diperkirakan sedikit membaik,

pertumbuhan ekonomi dunia di 2012 dan 2013 diperkirakan lebih lambat dibandingkan perkiraan

sebelumnya.

Kondisi perekonomian yang masih lemah ditambah dengan kondisi pasar keuangan yang

juga masih rentan mendorong negara maju menerapkan kebijakan yang bersifat akomodatif.

Sumber ketidakpastian terbesar bagi ekonomi dunia berasal dari belum berhasilnya kebijakan

Kawasan Euro mengatasi krisis utang dan kebijakan AS mengatasi risiko peningkatan pajak dan

pengurangan pengeluaran secara otomatis (fiscal cliff). Krisis utang Eropa belum terlihat ujungnya

dan bahkan sempat mengalami eskalasi di triwulan sebelumnya. AS juga belum berhasil

meredakan kekhawatiran atas risiko terjadinya fiscal cliff tersebut sehingga diperkirakan akan

berdampak pada kontraksi fiskal yang tajam. Guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada,

negara maju selama TW3-12 telah menerapkan kebijakan yang bersifat akomodatif. Selain

mempertahankan tingkat suku bunga rendah, Kawasan Euro, AS, dan Jepang kembali

menerapkan kebijakan Quantitative Easing (QE). ECB di 6 September 2012 mengimplementasikan

program Outright Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi moneter langsung di pasar

sekunder untuk obligasi pemerintah di Kawasan Euro. Federal Reserves (Fed) mengeluarkan QE3

di 13 September 2012 berupa pembelian aset pasar keuangan khususnya yang berjangka panjang.

Bank of Japan (BOJ) meningkatkan Asset Purchase Program (APP) pada 19 September sebesar

JPY10 triliun yang di antaranya ditujukan untuk pembelian surat utang pemerintah. Untuk

Perkembangan Ekonomi Global

1B A B

Page 20: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

6

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

sementara, berbagai kebijakan tersebut berhasil menurunkan kerentanan dan menstabilkan pasar

keuangan global serta memperbaiki jalur transmisi suku bunga. Namun demikian, kebijakan

tersebut belum mengatasi permasalahan fundamental yang menjadi sumber pelemahan ekonomi

dan pasar keuangan kawasan sebagaimana tercermin pada masih tingginya risiko perbankan di

Kawasan Euro, rendahnya pembiayaan ke sektor riil, serta tingginya defisit fiskal dan rasio utang

pemerintah. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai risiko dan potensi gejolak

pasar keuangan ke depan yang masih tinggi.

Pelemahan perkonomian negara maju tersebut berdampak pada melemahnya ekspor di

negara emerging baik di Asia maupun Amerika Latin (Latam). Pelemahan ekspor tersebut semakin

bertambah dengan melambatnya perekonomian China yang sebelumnya diharapkan dapat

menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia. Selain itu, ekspor antarnegara kawasan Asia yang

sebelumnya cukup tinggi terus mengalami perlambatan. Di sisi lain, permintaan domestik di

negara emerging juga melambat, meskipun di beberapa negara masih tumbuh solid. Hal yang

relatif serupa juga terjadi di Brazil. Tingginya ketergantungan ekspor Brazil terhadap pertumbuhan

AS dan China berdampak pada melemahnya ekspor negara itu. Lemahnya ekspor yang dibarengi

oleh melambatnya permintaan domestik berdampak pada semakin melambatnya pertumbuhan

negara emerging.

Di tengah semakin terbatasnya ruang kebijakan moneter, hanya beberapa negara emerging

saja yang melanjutkan penurunan suku bunga kebijakan. Penurunan suku bunga kebijakan

khususnya terjadi di Vietnam dan Brazil, sementara China, Korea, dan Filipina hanya menurunkan

suku bunga kebijakan secara terbatas. Namun demikian, di tengah kekhawatiran akan kembali

naiknya ekspektasi inflasi, India dan China lebih banyak memilih pelonggaran melalui penurunan

GWM. Selain itu, Brazil juga berupaya untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada level BRL2 per

USD sejak Mei 2012 di tengah meningkatnya arus modal masuk yang besar. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong aktivitas industrinya yang masih

terhambat.

Ke depan, risiko (downside risk) prospek ekonomi global diperkirakan terus berlanjut.

Risiko yang bersifat paling segera di negara maju adalah masih tertundanya atau belum cukupnya

policy action di Kawasan Euro yang semakin memperbesar krisis di kawasan. Di AS, risiko jangka

pendek berkaitan dengan kemungkinan adanya pengencangan fiskal yang berlebihan. Sementara

itu, risiko jangka menengah panjang terkait dengan ketidakcukupan kemajuan dalam

mengembangkan rencana yang kredibel atas konsolidasi fiskal di Amerika Serikat dan negara

maju lainnya, yang dapat memicu goncangan di pasar keuangan dunia. Di negara emerging,

risiko pertumbuhan terutama bersumber dari kondisi eksternal. Masih tingginya kemungkinan

perlambatan ekonomi negara maju dan China dikhawatirkan akan berdampak pada semakin

Page 21: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

7

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

REGIONAL

Ekonomi dunia di TW3-12 diperkirakanEkonomi dunia di TW3-12 diperkirakanEkonomi dunia di TW3-12 diperkirakanEkonomi dunia di TW3-12 diperkirakanEkonomi dunia di TW3-12 diperkirakan

masih memburuk dengan prospek yang tidakmasih memburuk dengan prospek yang tidakmasih memburuk dengan prospek yang tidakmasih memburuk dengan prospek yang tidakmasih memburuk dengan prospek yang tidak

pasti. pasti. pasti. pasti. pasti. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh

perlambatan ekonomi baik di negara maju dan

berkembang (Tabel 1.1 dan Grafik 1.1). PDB di

triwulan ini diperkirakan tumbuh sebesar 3,0%

yoy, lebih buruk dari proyeksi sebelumnya

(3,3% yoy) dan melambat dibandingkan dua

triwulan sebelumnya masing-masing sebesar

3,2% yoy di TW2-12 dan 3,3% yoy di TW1-

12. Pelemahan pertumbuhan dunia masih

berakar dari kian memburuknya kinerja

ekonomi Kawasan Euro dan masih rentannya

pemulihan ekonomi AS. Meski masih relatif

solid, pertumbuhan ekonomi negara-negara

emerging utama seperti China, India, Korea,

Brazil dan sejumlah negara ASEAN yang lebih

rendah dari perkiraan sebelumnya turut

menyumbang pada perlambatan ekonomi

dunia.

Ekonomi Kawasan Euro pada TW3-12Ekonomi Kawasan Euro pada TW3-12Ekonomi Kawasan Euro pada TW3-12Ekonomi Kawasan Euro pada TW3-12Ekonomi Kawasan Euro pada TW3-12

diperkirakan terus memburuk.diperkirakan terus memburuk.diperkirakan terus memburuk.diperkirakan terus memburuk.diperkirakan terus memburuk. PDB di TW3-12

diperkirakan terkontraksi menjadi minus 0,8%

yoy, lebih buruk dari triwulan sebelumnya

(minus 0,5% yoy). Kontraksi perekonomian

diperkirakan terjadi di hampir semua negara

kawasan termasuk negara inti Euro seperti

Perancis, Spanyol, dan Italia. Kondisi ini terjadi

di tengah terbatasnya pengeluaran

masyarakat, buruknya sektor tenaga kerja, dan

rentannya sektor keuangan. Di pasar

keuangan, indikator risiko dan volatilitas pasar

keuangan masih relatif tinggi. Sovereign spread

sejumlah negara termasuk Italia dan Spanyol

berada di bawah tekanan pasar dan kembali

melebar mendekati level di November 2011.

Jerman dan Perancis yang selama ini menjadi

penopang utama kinerja ekonomi kawasan

juga turut terkena imbas krisis utang di negara

periferal Euro. Belum terlihatnya langkah-

langkah pemulihan yang kuat atas

permasalahan utang dan fundamental

ekonomi di negara-negara periferal, dinamika

politik yang kurang menguntungkan, dan

sistem keuangan yang memiliki masalah serius

akibat krisis utang mengakibatkan Kawasan

Euro sulit untuk bangkit dalam waktu singkat.

melambatnya perekonomian negara emerging. Selain itu, negara emerging juga masih akan

menghadapi permasalahan yang besar akibat fluktuasi pasar keuangan di negara maju yang

akan berpengaruh pada arus modal masuk dan keluar yang besar. Arus modal masuk yang

besar ke pasar keuangan dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan harga aset melebihi

fundamentalnya dan berisiko mendorong terjadinya bubble. Dengan demikian, kebijakan moneter

di negara emerging akan menghadapi tantangan yang kian sulit apabila pertumbuhan ekonomi

global terus lemah dan berpotensi menimbulkan dilema. Di sisi positif, risiko harga minyak telah

mereda selama triwulan laporan. Mempertimbangkan itu semua, IMF di World Economy Outlook

Oktober menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2012 dan 2013 menjadi 3,1% yoy

dan 3,6% yoy, lebih rendah dari perkiraan April sebesar 3,3% yoy dan 4,0% yoy.

Page 22: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

8

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Secara keseluruhan, ekonomi Kawasan Euro

diperkirakan akan mulai memasuki periode

kontraksi dalam jangka waktu yang relatif

panjang setidaknya hingga akhir 2012. Bahkan

kontraksi ekonomi berpotensi cukup besar

berlanjut hingga 2013. Pada WEO Oktober

2012, IMF mengkonfirmasi pemburukan

ekonomi Kawasan Euro dan merevisi ke bawah

proyeksi PDB 2012 dan 2013 masing-masing

menjadi minus 0,5% yoy (sebelumnya minus

0,3% yoy) dan 0% yoy (sebelumnya 0,7% yoy).

Sejalan dengan pelemahan Kawasan Euro,

ekonomi Inggris juga masih lemah dan belum

stabil. Meski rilis sementara PDB TW3-12

mengindikasikan bahwa Inggris keluar dari

resesi secara teknis dengan pertumbuhan

minus 0,5% yoy pada triwulan sebelumnya

menjadi 0,0% yoy, berbagai indikator ekonomi

terkini masih menunjukkan perkembangan

yang masih lemah.

Grafik 1.3 PMI DuniaGrafik 1.3 PMI DuniaGrafik 1.3 PMI DuniaGrafik 1.3 PMI DuniaGrafik 1.3 PMI Dunia Grafik 1.4 Leading Indikator (Negara Maju)Grafik 1.4 Leading Indikator (Negara Maju)Grafik 1.4 Leading Indikator (Negara Maju)Grafik 1.4 Leading Indikator (Negara Maju)Grafik 1.4 Leading Indikator (Negara Maju)

Grafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB Dunia Grafik 1.2 PDB Dunia (per Kawasan)Grafik 1.2 PDB Dunia (per Kawasan)Grafik 1.2 PDB Dunia (per Kawasan)Grafik 1.2 PDB Dunia (per Kawasan)Grafik 1.2 PDB Dunia (per Kawasan)

%, yoy

FORECAST

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

DuniaNegara Maju

Negara Berkembang

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast, data diolah

%, yoy

FORECAST

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

Dunia

Kawasan AmerikaKawasan EropaKawasan Aspac

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast, data diolah

Indeks

30

35

40

45

50

55

60

65

2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

PMI Manufaktur

PMI Services

PMI Composite

Sumber: Bloomberg

IndeksIndeks

80

85

90

95

100

105

110

2007 2008 2009 2010 2011 2012

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

USA-Leading indikator (lhs) OECD Eurozone Leading Indicator (lhs)

Jpn-Economy Watchers Survey-Expect. (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 23: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

9

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Meski membaik, sinyal pemulihan Meski membaik, sinyal pemulihan Meski membaik, sinyal pemulihan Meski membaik, sinyal pemulihan Meski membaik, sinyal pemulihan

ekonomi AS masih rentan dan belum stabilekonomi AS masih rentan dan belum stabilekonomi AS masih rentan dan belum stabilekonomi AS masih rentan dan belum stabilekonomi AS masih rentan dan belum stabil.....

Ekonomi AS di TW3-12 diperkirakan tumbuh

2,3% yoy, sedikit membaik dari 2,1% yoy di

triwulan sebelumnya. Permintaan domestik

diperkirakan masih menjadi penopang utama

pertumbuhan ekonomi AS di tengah

melemahnya permintaan dunia serta masih

rentannya kepercayaan masyarakat dan

investor. Sementara itu, seiring dengan

melemahnya permintaan dunia, net-ekspor

diperkirakan masih mengalami kontraksi.

Perbaikan ekonomi tersebut juga didukung

oleh meningkatnya beberapa indikator

perumahan seperti indikator housing start dan

angka penjualan rumah baru selama triwulan

laporan. Selain itu, angka pengangguran AS

turun ke level 7,8% di akhir TW3-12 setelah

sempat mencapai level 8,2% di akhir TW2-12.

Namun demikian, berbagai sinyal perbaikan

tersebut diperkirakan belum stabil dan aktivitas

ekonomi ke depan terutama investasi

diperkirakan masih lemah. Selain itu, beberapa

indikator penuntun konsumsi juga masih

lemah. Hal ini dapat dijadikan indikasi bahwa

aktivitas ekonomi ke depan masih dipenuhi

ketidakpastian.Terlebih ruang untuk

melakukan stimulus fiskal sangat terbatas

bahkan berkurang sehubungan dengan upaya

mengatasi masalah utang. Secara keseluruhan,

WEO Oktober 2012 memperkirakan bahwa

PDB AS selama 2012 akan tumbuh 2,2% yoy.

Meskipun lebih tinggi dari perkiraan Juli 2012

sebesar 2,0% yoy, pertumbuhan ekonomi AS

di 2013 diperkirakan sedikit melambat ke 2,1%

yoy.

Di tengah perlambatan ekonomi,Di tengah perlambatan ekonomi,Di tengah perlambatan ekonomi,Di tengah perlambatan ekonomi,Di tengah perlambatan ekonomi,

kondisi perekonomian negara maju masihkondisi perekonomian negara maju masihkondisi perekonomian negara maju masihkondisi perekonomian negara maju masihkondisi perekonomian negara maju masih

dihadapkan pada berbagai risikodihadapkan pada berbagai risikodihadapkan pada berbagai risikodihadapkan pada berbagai risikodihadapkan pada berbagai risiko

ketidakpastian yang tinggi yang berpotensiketidakpastian yang tinggi yang berpotensiketidakpastian yang tinggi yang berpotensiketidakpastian yang tinggi yang berpotensiketidakpastian yang tinggi yang berpotensi

mengganggu kestabilan ekonomi dan pasarmengganggu kestabilan ekonomi dan pasarmengganggu kestabilan ekonomi dan pasarmengganggu kestabilan ekonomi dan pasarmengganggu kestabilan ekonomi dan pasar

keuangan global. keuangan global. keuangan global. keuangan global. keuangan global. Di kawasan Euro,

ketidakpastian tersebut meliputi (i)

memburuknya krisis utang sovereign termasuk

negara inti seperti Spanyol dan Italia yang

berdampak pada akses pembiayaan yang ketat,

(ii) potensi risiko sistemik pada perbankan

kawasan akibat memburuknya kondisi

perbankan yang terpapar pada utang sovereign

dan risiko likuiditas, dan (iii) dampak program

pengetatan fiskal (austerity measures). Kondisi

tersebut dikhawatirkan kian melonjakan biaya

pinjaman yang berpotensi mengganggu

kestabilan ekonomi dan keuangan serta proses

penyesuaian fiskal. Di AS, potensi downside

risk pertumbuhan ekonomi juga masih tinggi,

yang meliputi (i) masih rentannya sektor tenaga

kerja dan properti yang dapat mempengaruhi

investasi, (ii) potensi pemburukan sektor

keuangan yang berpotensi menganggu daya

beli masyarakat, (iii) masih tingginya risiko

solvabilitas keuangan pemerintah AS dan

memburuknya utang sovereign di Kawasan

Euro yang dapat menurunkan kepercayaan

pelaku pasar, dan (iv) kegagalan super

committee mencapai kesepakatan penurunan

utang pemerintah AS sebesar USD1,5 triliun

yang berdampak pada pemotongan

pengeluaran otomatis senilai USD1,2 triliun

sehingga berpotensi menurunkan PDB AS. Di

Jepang, tingginya kebutuhan pemerintah

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

Page 24: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

10

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

pascabencana tahun 2011 menyebabkan

tingginya kebutuhan pembiayaan fiskal dan

semakin meningkatnya rasio utang pemerintah

tehadap PDB. Kondisi tersebut dikhawatirkan

akan mendorong tingginya yield obligasi

sovereign.

Guna mengatasi hal tersebut, negaraGuna mengatasi hal tersebut, negaraGuna mengatasi hal tersebut, negaraGuna mengatasi hal tersebut, negaraGuna mengatasi hal tersebut, negara

maju melaksanakan kebijakan moneter yangmaju melaksanakan kebijakan moneter yangmaju melaksanakan kebijakan moneter yangmaju melaksanakan kebijakan moneter yangmaju melaksanakan kebijakan moneter yang

bersifat akomodatif. bersifat akomodatif. bersifat akomodatif. bersifat akomodatif. bersifat akomodatif. ECB di Juli 2012

menurunkan suku bunga kebijakannya dari

1,0%, yang telah bertahan sejak Desember

2011, menjadi 0,75%. Selain itu, ECB di 6

September 2012 memutuskan untuk

mengimplementasikan program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro. Melalui

program OMTs tersebut, ECB akan membeli

obligasi pemerintah negara di Kawasan Euro

untuk tenor satu hingga tiga tahun. Pembelian

obligasi di pasar sekunder tersebut ditujukan

untuk mengatasi distorsi yang sudah cukup

parah di pasar obligasi pemerintah akibat

tingginya sentimen negatif pelaku pasar

sehingga yield obligasi pemerintah di sejumlah

negara di Kawasan Euro meningkat. Fed pada

pertemuan FOMC 13 September 2012

memutuskan untuk tetap menerapkan

kebijakan moneter yang sangat akomodatif.

Kebijakan tersebut dilakukan dengan

memperpanjang kebijakan suku bunga tetap

yang saat ini berada di level rendah sebesar 0-

0,25% hingga pertengahan 2015 (sebelumnya

hingga akhir 2014) dan mengeluarkan

kebijakan quantitative easing (QE) tahap tiga.

Kebijakan QE3 tersebut dilakukan melalui

pembelian Agency Mortgage-Backed Securities

sebesar USD40 miliar per bulan, melanjutkan

kebijakan QE berupa operation twist (maturity

extension program) hingga akhir 2012 (semula

berakhir Juni 2012). Bank of Japan (BOJ)

meningkatkan Asset Purchase Program (APP)

pada 19 September sebesar JPY10 triliun

hingga total APP menjadi JPY80 triliun (17%

PDB). Kebijakan ini diharapkan dapat

menurunkan suku bunga jangka waktu yang

lebih panjang dan membantu kondisi sektor

keuangan menjadi lebih akomodatif.

Untuk sementara, kebijakan tersebutUntuk sementara, kebijakan tersebutUntuk sementara, kebijakan tersebutUntuk sementara, kebijakan tersebutUntuk sementara, kebijakan tersebut

berdampak positif terhadap kestabilan pasarberdampak positif terhadap kestabilan pasarberdampak positif terhadap kestabilan pasarberdampak positif terhadap kestabilan pasarberdampak positif terhadap kestabilan pasar

keuangan Kawasan Euro, AS, dan global.keuangan Kawasan Euro, AS, dan global.keuangan Kawasan Euro, AS, dan global.keuangan Kawasan Euro, AS, dan global.keuangan Kawasan Euro, AS, dan global.

Kondisi pasar keuangan yang sempat

memburuk di triwulan sebelumnya cenderung

membaik khususnya di akhir TW3-12. Harga

saham AS selama triwulan laporan cenderung

naik dibandingkan rata-rata TW2-12. Perilaku

risk averse investor menurun seiring dengan

adanya kebijakan Fed untuk tetap menerapkan

kebijakan moneter yang sangat akomodatif.

Selain itu, pelaku pasar juga memberi respon

positif atas kebijakan ECB untuk

mengimplementasikan program OMTs. Seiring

dengan meningkatnya perilaku investor untuk

membeli aset-aset yang memiliki imbal hasil

lebih tinggi, yield US T-Note1 10 tahun di akhir

periode TW3-12 sedikit meningkat.....

1 US T-Note merupakan salah satu instrumen save haven currencyatau instrumen yang aman ketika terjadi fluktuasi di pasarkeuangan. Ketika terjadi eskalasi krisis Euro di Mei 2012, investorcenderung menempatkan dananya di US T-Note sehingga yieldinstrumen ini jadi menurun di tengah peningkatan yield di negaraemerging. Sebaliknya ketika kondisi pasar keuangan membaik,investor akan kembali memburu instrumen yang memberikan hasilyang lebih tinggi sehingga membuat yield US T-Note kembalimeningkat.

Page 25: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

11

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Sovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal Euro

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Sovereign Yield Bonds 10 yr - Core EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Core EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Core EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Core EuroSovereign Yield Bonds 10 yr - Core Euro

Dibandingkan rata-rata Agustus 2012, rata-

rata yield US T-Note 10 tahun di September

2012 naik sebesar 1,5% mom. Selanjutnya,

penurunan risiko di pasar keuangan

berdampak pada turunnya CDS AS bertenor

10 tahun selama September 2012, rata-rata

turun 9,3% mom. Di kawasan Euro, yield utang

pemerintah Spanyol, Italia dan negara periferal

Euro yang dalam beberapa triwulan

sebelumnya cenderung meningkat, mulai

berangsur turun memasuki periode akhir TW3-

12. Kekhawatiran akan memburuknya prospek

ekonomi dan kemampuan pemerintah dalam

memenuhi komitmen fiscal austerity di tengah

menurunnya dukungan politik dalam negeri

untuk sementara tidak menjadi fokus perhatian

pelaku pasar. Sejalan dengan membaiknya

sentimen pelaku pasar, pasar saham di negara

kawasan cenderung naik selama TW3-12.

Menurunnya perilaku risk averse investor

tersebut berdampak pada terjadinya apresiasi

nilai tukar Euro. Selama TW3-12 rata-rata EUR/

USD terapresiasi tipis sebesar 3,84% mom.

Sejalan dengan hal ini, spread CDS negara

%

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0Germany

Italy

France

Spain

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg

%

3

8

13

18

23

28

33

38

43

Portugal

Ireland

Greece

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep

2009 2010 2011 2012

Grafik 1.8 CDS Negara MajuGrafik 1.8 CDS Negara MajuGrafik 1.8 CDS Negara MajuGrafik 1.8 CDS Negara MajuGrafik 1.8 CDS Negara MajuGrafik 1.7 Indeks Saham Negara MajuGrafik 1.7 Indeks Saham Negara MajuGrafik 1.7 Indeks Saham Negara MajuGrafik 1.7 Indeks Saham Negara MajuGrafik 1.7 Indeks Saham Negara Maju

IndeksIndeks

TW3-12

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

135

60

65

70

75

80

85

90

95

100

105

110

2010Sep

2011 2012JulMeiMarJanNovSepJulMeiMarJanNovSepJulMeiMarJan

Dow Jones (AS)S&P (AS)

Stoxx 50 (Kawasan Euro), rhsNikkei 225 (Jepang), rhs

Sumber : Bloomberg

bpsbps

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2010

28Sep

28Des

28Mar

28Jun

2011

28Sep

28Des

28Mar

28Jun

2012

28Sep

0

50

100

150

200

250

300

350

400JermanJepangUKAS: CitiGroup (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 26: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

12

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Grafik 1.9 Pertumbuhan Ekonomi AsiaGrafik 1.9 Pertumbuhan Ekonomi AsiaGrafik 1.9 Pertumbuhan Ekonomi AsiaGrafik 1.9 Pertumbuhan Ekonomi AsiaGrafik 1.9 Pertumbuhan Ekonomi Asia

kawasan cenderung menurun termasuk di

negara Spanyol dan Portugal.

Kondisi pasar keuangan masih belumKondisi pasar keuangan masih belumKondisi pasar keuangan masih belumKondisi pasar keuangan masih belumKondisi pasar keuangan masih belum

stabil dengan ketidakpastian yang masih tinggi.stabil dengan ketidakpastian yang masih tinggi.stabil dengan ketidakpastian yang masih tinggi.stabil dengan ketidakpastian yang masih tinggi.stabil dengan ketidakpastian yang masih tinggi.

Berbagai kebijakan akomodatif yang dilakukan

oleh negara maju tersebut telah menurunkan

volatilitas di pasar keuangan kawasan dan

memperbaiki transmisi suku bunga yang pada

akhirnya mengurangi risiko meningkatnya

biaya pinjaman. Namun kebijakan tersebut

belum memberikan solusi yang komprehensif

untuk mengatasi permasalahan fundamental

yang menjadi sumber pelemahan ekonomi dan

pasar keuangan negara maju. Hal ini

sebagaimana tercermin pada masih tinginya

risiko perbankan di Kawasan Euro, rendahnya

pembiayaan ke sektor riil, serta tingginya defisit

fiskal dan rasio utang pemerintah. Berbagai

kondisi tersebut memunculkan berbagai risiko

dan potensi gejolak pasar keuangan ke depan

yang masih tinggi.

Di negara Di negara Di negara Di negara Di negara emergingemergingemergingemergingemerging market, hampir market, hampir market, hampir market, hampir market, hampir

semua negara di kawasan Asia Pasific (Aspac)semua negara di kawasan Asia Pasific (Aspac)semua negara di kawasan Asia Pasific (Aspac)semua negara di kawasan Asia Pasific (Aspac)semua negara di kawasan Asia Pasific (Aspac)

dan Amerika Latin (Latam) juga menunjukkandan Amerika Latin (Latam) juga menunjukkandan Amerika Latin (Latam) juga menunjukkandan Amerika Latin (Latam) juga menunjukkandan Amerika Latin (Latam) juga menunjukkan

indikasi perlambatan. indikasi perlambatan. indikasi perlambatan. indikasi perlambatan. indikasi perlambatan. Ekonomi China yang

sebelumnya diharapkan menjadi motor

ekonomi dunia dan Aspac masih menunjukkan

kecenderungan melambat. Perekonomian

China di TW3-12 tumbuh sebesar 7,4% yoy,

terus melambat dari 7,6% yoy di TW2-12 dan

8,1% yoy di TW1-12. Pertumbuhan ekonomi

China di TW3-12 tersebut juga jauh lebih

rendah dari proyeksi Consensus Forecast Juli

2012 sebesar 7,7% yoy. Kinerja ekonomi India

dalam TW3-12 masih menunjukkan indikasi

lemah, meski pertumbuhan triwulan laporan

diperkirakan sebesar 5,8% yoy membaik dari

TW2-12 (5,5% yoy) dan TW1-12 (5,3% yoy).

Hal ini mengingat bahwa pertumbuhan

ekonomi India tersebut masih berada pada

level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Perlambatan ekonomi di TW3-12 tersebut juga

terjadi di hampir semua negara Asia lainnya

seperti Korea, Singapura, Filipina, dan

Malaysia. Di Thailand, pertumbuhan ekonomi

masih cenderung stabil yang didukung oleh

kebijakan yang bersifat pro-pertumbuhan

berupa kenaikan upah minimum dan rice

policy yang menjamin pembelian beras dari

%, yoy

Proyeksi

-15

-10

-5

0

5

10

15

2009 2010 2011 2012

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

China India Korea Jepang

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy

Proyeksi

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2009 2010 2011 2012

Indonesia Malaysia Filipina

Singapura Thailand Vietnam

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 27: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

13

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

hasil panen. Meski demikian, BoT mengoreksi

pertumbuhan Thailand dari 6,0% yoy menjadi

5,7% yoy di 2012. Secara keseluruhan 2012

dan 2013, PDB kawasan Aspac diperkirakan

masih tumbuh solid 5,2% dan 5,5%

(Consensus Forecast Oktober 2012). Di

Kawasan Amerika Latin (Latam), pertumbuhan

ekonomi Brazil diperkirakan juga melemah

yang bersumber dari semakin besarnya

tekanan eksternal dan permintaan domestik

yang mulai menurun. Dengan perkembangan

tersebut, Banco Central do Brazil (BCB)

merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi di

2012 menjadi 1,6% yoy, dari proyeksi Juni

2012 sebesar 2,5% yoy.

Melambatnya pertumbuhan negaraMelambatnya pertumbuhan negaraMelambatnya pertumbuhan negaraMelambatnya pertumbuhan negaraMelambatnya pertumbuhan negara

emergingemergingemergingemergingemerging terutama disebabkan oleh semakin terutama disebabkan oleh semakin terutama disebabkan oleh semakin terutama disebabkan oleh semakin terutama disebabkan oleh semakin

melemahnya kinerja ekspor.melemahnya kinerja ekspor.melemahnya kinerja ekspor.melemahnya kinerja ekspor.melemahnya kinerja ekspor. Terus

melambatnya perekonomian negara maju

berdampak pada rendahnya permintaan impor

yang berdampak pada terus melambatnya

ekspor negara emerging baik di Asia maupun

Amerika Latin (Latam). Pelemahan ekspor

tersebut semakin bertambah dengan

melambatnya perekonomian China. Selain itu,

ekspor antarnegara kawasan Asia yang

Grafik 1.11 Pertumbuhan Ekspor BrazilGrafik 1.11 Pertumbuhan Ekspor BrazilGrafik 1.11 Pertumbuhan Ekspor BrazilGrafik 1.11 Pertumbuhan Ekspor BrazilGrafik 1.11 Pertumbuhan Ekspor Brazil

Grafik 1.10 Ekspor AsiaGrafik 1.10 Ekspor AsiaGrafik 1.10 Ekspor AsiaGrafik 1.10 Ekspor AsiaGrafik 1.10 Ekspor Asia

Grafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor BrazilGrafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor BrazilGrafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor BrazilGrafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor BrazilGrafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor Brazil

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0Korea

China

India

Jepang

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indonesia Singapura Philipina

Thailand Vietnam Malaysia

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

Sumber : Bloomberg

%, yoy

60

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

Sumber : Bloomberg

Q1

2008

Q4 Q3

2009

Q2

2010

Q1

2011

Q4 Q3

2012

Nilai Ekspor

Volume Ekspor

%

Sumber : IMF-DOT

30

25

20

15

10

5

0Q1

2005

Q1

2007 2008 2009 20122006

Q1 Q1 Q1 Q1

2010

Q1

2011

Q1

EU

Argentina

US

China

Page 28: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

14

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Grafik 1.13 Pertumbuhan Ekspor ke ChinaGrafik 1.13 Pertumbuhan Ekspor ke ChinaGrafik 1.13 Pertumbuhan Ekspor ke ChinaGrafik 1.13 Pertumbuhan Ekspor ke ChinaGrafik 1.13 Pertumbuhan Ekspor ke China

sebelumnya cukup tinggi cenderung

mengalami penurunan. Di kawasan Asia Pasific

(Aspac), ekspor di beberapa negara seperti

India, Jepang, Korea, Indonesia, Thailand, dan

Filipina semakin terkontraksi. Hal yang serupa

juga terjadi di Brazil akibat tingginya

ketergantungan ekspor Brazil terhadap

pertumbuhan AS dan China yang berdampak

pada melemahnya ekspor negara tersebut

(Grafik 7). Selain itu, ekspor antarkawasan Asia

yang sebelumnya diharapkan dapat terjaga,

sejak TW3-12 juga sudah terkontraksi (Grafik

1.13, 1.14, 1.15, dan 1.16). Dampak konflik

kepulauan Senkanku/Diayou antara Jepang

dan China juga memberikan dampak terhadap

terus melambatnya ekspor Jepang ke China

akibat sentimen anti-produk Jepang khususnya

kendaraan bermotor, barang ritel, dan restoran

dengan merek Jepang. Sebaliknya, ekspor

China ke Jepang diperkirakan tidak terlalu

terpengaruh konflik itu. Di India dan Indonesia,

lemahnya kinerja ekspor mendorong defisit

neraca berjalan (current account). Meskipun

membaik dibandingkan dengan triwulan

%, yoy

-80,0

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

2008 2009 2010 2011 2012

Jepang Hong Kong

Singapura ASEAN 4

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : CEIC

Grafik 1.14 Pertumbuhan Ekspor ke JepangGrafik 1.14 Pertumbuhan Ekspor ke JepangGrafik 1.14 Pertumbuhan Ekspor ke JepangGrafik 1.14 Pertumbuhan Ekspor ke JepangGrafik 1.14 Pertumbuhan Ekspor ke Jepang

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

2008 2009 2010 2011 2012

China Hong Kong

Singapura ASEAN 4

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : CEIC

Grafik 1.15 Pertumbuhan Ekspor ASEAN5Grafik 1.15 Pertumbuhan Ekspor ASEAN5Grafik 1.15 Pertumbuhan Ekspor ASEAN5Grafik 1.15 Pertumbuhan Ekspor ASEAN5Grafik 1.15 Pertumbuhan Ekspor ASEAN5 Grafik 1.16 Pertumbuhan Ekspor IndonesiaGrafik 1.16 Pertumbuhan Ekspor IndonesiaGrafik 1.16 Pertumbuhan Ekspor IndonesiaGrafik 1.16 Pertumbuhan Ekspor IndonesiaGrafik 1.16 Pertumbuhan Ekspor Indonesia

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Amerika Eropa

Jepang China

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8

Sumber : CEIC

%, yoy

-80,0

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Amerika

Eropa

ASEAN5

Jepang

China

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8

Sumber : CEIC

Page 29: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

15

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

sebelumnya, defisit neraca berjalan tersebut

berdampak pada nilai tukar yang cenderung

terdepresiasi di tengah kondisi nilai tukar

kawasan yang terapresiasi.

Berbagai pelonggaran kebijakan

moneter negara-negara emerging belum

mampu mendorong peningkatan aktivitas

investasi dan konsumsi domestik yang masih

melambat. Ini terjadi misalnya di beberapa

negara seperti China, India, dan Vietnam.

China hingga TW3-12 terus melonggarkan

kebijakan moneternya baik melalui penurunan

suku bunga kebijakan sebesar 50 bps dan

GWM sebesar 100 bps selama 2012 serta mulai

gencar mengaktifkan kebijakan stimulus

fiskalnya sejak Juli 2012. Hal yang sama juga

terjadi di India yang secara aktif terus

menurunkan GWM-nya sebesar 150 bps

selama 2012. Vietnam selama 2012 juga telah

menurunkan suku bunga kebijakan sebesar

500 bps. Berbagai pelonggaran tersebut belum

mampu menahan pergerakan permintaan yang

terus melemah meskipun masih cukup solid.

Lemahnya permintaan domestik tersebut

terlihat dari menurunnya indikator konsumsi

dan investasi.

Grafik 1.17 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.17 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.17 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.17 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.17 Indeks Produksi Asia

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

Vietnam Singapura

Indonesia Thailand

Philipina Malaysia

Sumber : Bloomberg

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

%, yoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

China India

Korea Jepang

Sumber : Bloomberg

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik 1.18 Penjualan Retail AsiaGrafik 1.18 Penjualan Retail AsiaGrafik 1.18 Penjualan Retail AsiaGrafik 1.18 Penjualan Retail AsiaGrafik 1.18 Penjualan Retail Asia

%, yoy

-40

-20

0

20

40

60

80China

India (Penjualan Kendaraan)

Korea

Jepang

Jan Ags Mar Okt Mei Des Jul Feb Sep Apr Nov Jun Jan Ags

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Jan Ags Mar Okt Mei Des Jul Feb Sep Apr Nov Jun Jan Ags

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indonesia Vietnam

Singapura Malaysia (Penjualan Kendaraan)

Thailand Filipina

Page 30: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

16

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Di sisi lain, kebijakan akomodatif yangDi sisi lain, kebijakan akomodatif yangDi sisi lain, kebijakan akomodatif yangDi sisi lain, kebijakan akomodatif yangDi sisi lain, kebijakan akomodatif yang

dilakukan oleh negara maju mendorong arusdilakukan oleh negara maju mendorong arusdilakukan oleh negara maju mendorong arusdilakukan oleh negara maju mendorong arusdilakukan oleh negara maju mendorong arus

modal masuk ke negara-negara modal masuk ke negara-negara modal masuk ke negara-negara modal masuk ke negara-negara modal masuk ke negara-negara emergingemergingemergingemergingemerging yang yang yang yang yang

meningkatkan harga aset dan apresiasi nilaimeningkatkan harga aset dan apresiasi nilaimeningkatkan harga aset dan apresiasi nilaimeningkatkan harga aset dan apresiasi nilaimeningkatkan harga aset dan apresiasi nilai

tukar.tukar.tukar.tukar.tukar. Sama halnya dengan QE1 dan QE2,

berbagai kebijakan akomodatif yang ditempuh

oleh negara maju tersebut berdampak pada

meningkatnya harga saham dan obligasi baik

di negara maju maupun emerging. Berbeda

halnya dengan kedua QE sebelumnya, pasar

memperkirakan bahwa euphoria QE3 di pasar

keuangan diperkirakan berlangsung lebih

singkat. Investor pada akhirnya melihat masih

suramnya prospek ekonomi dan masih

lemahnya kondisi fundamental di Kawasan

Euro dan AS. Selain itu, berbeda dengan

kondisi pasar modal yang sedang jatuh ketika

kedua QE sebelumnya diluncurkan, pasar

keuangan saat ini sedang berada pada trend

yang meningkat tapi fluktuatif sejalan dengan

eskalasi krisis Euro. Derasnya arus modal masuk

tersebut juga mendorong nilai tukar kawasan

Grafik 1.19 Indeks Saham Kawasan AsiaGrafik 1.19 Indeks Saham Kawasan AsiaGrafik 1.19 Indeks Saham Kawasan AsiaGrafik 1.19 Indeks Saham Kawasan AsiaGrafik 1.19 Indeks Saham Kawasan Asia Grafik 1.20 Indeks Saham Kawasan Amerika LatinGrafik 1.20 Indeks Saham Kawasan Amerika LatinGrafik 1.20 Indeks Saham Kawasan Amerika LatinGrafik 1.20 Indeks Saham Kawasan Amerika LatinGrafik 1.20 Indeks Saham Kawasan Amerika Latin

Grafik 1.21 Yield Sovereign Bond AsiaGrafik 1.21 Yield Sovereign Bond AsiaGrafik 1.21 Yield Sovereign Bond AsiaGrafik 1.21 Yield Sovereign Bond AsiaGrafik 1.21 Yield Sovereign Bond Asia Grafik 1.22 CDS AsiaGrafik 1.22 CDS AsiaGrafik 1.22 CDS AsiaGrafik 1.22 CDS AsiaGrafik 1.22 CDS Asia

Indeks 2006=100

0

50

100

150

200

250

300

350

400QE2 QE3OP. Twist

BSE Sensex (India)

KOSPI (Korea)

PCOMP (Filipina)

SET (Thailand)

JCI (Indonesia)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt

Sumber : Bloomberg

QE1

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110QE1 QE2 OP. Twist QE3

Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags2007 2008 2009 2010 2011 2012

Merval Index-Argentina IBOV Index-Brazil MEXBOL Index-Meksiko

Sumber : Bloomberg

Indeks2006=100

20

40

60

80

100

120

140

160

Korea 10yr Govt Bond India 10yr Govt Bond

Filipina 10yr Govt Bond Thailand 10yr Govt BondIndonesia 10yr Govt Bond

QE2 QE3Op. Twist

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul OktJan Apr Jul Okt

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

QE1bps

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2010

28Sep

28Des

2011

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

2012

28Mar

28Jun

28Sep

China Indonesia

Malaysia Philipina

Thailand

Sumber : Bloomberg

Page 31: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

17

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Asia cenderung terapresiasi kecuali Indonesia

dan India akibat defisit neraca berjalan kedua

negara. Di Brazil, arus modal masuk yang besar

sejak triwulan sebelumnya telah mengubah

arah pergerakan nilai tukar yang sebelumnya

terdepresiasi. Apresiasi nilai tukar itu

dikhawatirkan semakin menekan daya saing

dan kinerja ekspor.

Tren penurunan inflasi dunia pada TW3-Tren penurunan inflasi dunia pada TW3-Tren penurunan inflasi dunia pada TW3-Tren penurunan inflasi dunia pada TW3-Tren penurunan inflasi dunia pada TW3-

12 masih berlanjut, namun di kawasan Asia12 masih berlanjut, namun di kawasan Asia12 masih berlanjut, namun di kawasan Asia12 masih berlanjut, namun di kawasan Asia12 masih berlanjut, namun di kawasan Asia

tren tersebut mulai tertahan. tren tersebut mulai tertahan. tren tersebut mulai tertahan. tren tersebut mulai tertahan. tren tersebut mulai tertahan. Inflasi TW3-12

di AS turun ke level 1,7% dari 1,9% triwulan

Grafik 1.23 Nilai Tukar AsiaGrafik 1.23 Nilai Tukar AsiaGrafik 1.23 Nilai Tukar AsiaGrafik 1.23 Nilai Tukar AsiaGrafik 1.23 Nilai Tukar Asia

Indeks 2010=100

80

85

90

95

100

105

110

JPY RMB

INR KRW

1Jan

3Jan

5Jan

7Jan

9Jan

11Jan

1Jan

3Jan

5Jan

7Jan

9Jan

11Jan

1Jan

3Jan

5Jan

7Jan

9Jan

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks 2011 =100

85

87

89

91

93

95

97

99

101

103

105

IDR MYR PHP

SGD THB

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

sebelumnya sejalan dengan pelemahan

ekonomi setelah sempat tertahan (Tabel 1.2).

Namun, tekanan inflasi Kawasan Euro pada

triwulan yang sama bertahan pada level 2,5%.

Harga energi dan transportasi berada di balik

tekanan inflasi tersebut. Tren penurunan inflasi

juga masih menjadi warna Asia hingga

triwulan laporan. Inflasi Vietnam terus turun

dan pada TW3-12 telah mencapai level

terendahnya (6,5% yoy) setelah sempat

berada di atas 20% yoy pada semester 2-2011.

Namun, di beberapa negara Asia lainnya

Grafik 1.24 Inflasi DuniaGrafik 1.24 Inflasi DuniaGrafik 1.24 Inflasi DuniaGrafik 1.24 Inflasi DuniaGrafik 1.24 Inflasi Dunia Grafik 1.25 Inflasi Dunia (per Kawasan)Grafik 1.25 Inflasi Dunia (per Kawasan)Grafik 1.25 Inflasi Dunia (per Kawasan)Grafik 1.25 Inflasi Dunia (per Kawasan)Grafik 1.25 Inflasi Dunia (per Kawasan)

%, yoy

FORECAST

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

Dunia

Negara MajuNegara Berkembang

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy

FORECAST

0

1

2

3

4

5

6

7

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

Dunia Kawasan AmerikaKawasan Eropa Kawasan Aspac

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 32: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

18

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam inflasi

sudah menunjukkan sedikit kenaikan. Selain

karena faktor base, kondisi ini didorong oleh

menguatnya ekspektasi inflasi di sektor energi

dan pangan. Akibatnya, hampir sebagian besar

negara Asia mempertahankan suku bunga

kebijakannya di triwulan laporan 2012.

Di pasar komoditas, harga beberapaDi pasar komoditas, harga beberapaDi pasar komoditas, harga beberapaDi pasar komoditas, harga beberapaDi pasar komoditas, harga beberapa

komoditas utama pada TW3-12 bergerakkomoditas utama pada TW3-12 bergerakkomoditas utama pada TW3-12 bergerakkomoditas utama pada TW3-12 bergerakkomoditas utama pada TW3-12 bergerak

variatif.variatif.variatif.variatif.variatif. Secara umum harga kelompok energi

dan metal mengalami penurunan sejalan

dengan perlambatan ekonomi global,

sementara harga kelompok komoditas

pertanian sebaliknya mengalami peningkatan.

Penurunan harga kelompok energi khususnya

didorong oleh penurunan harga minyak,

namun tren penurunan harga kelompok

komoditas ini justru tertahan akibat kenaikan

harga gas alam. Faktor musiman dalam bentuk

kenaikan konsumsi gas alam di AS dan Eropa

sebagai bahan bakar mesin pendingin udara

dan pembangkit listrik berada di balik

perkembangan tersebut. Selanjutnya,

perlambatan ekonomi global juga berada di

Grafik 1.26 Inflasi Kawasan AsiaGrafik 1.26 Inflasi Kawasan AsiaGrafik 1.26 Inflasi Kawasan AsiaGrafik 1.26 Inflasi Kawasan AsiaGrafik 1.26 Inflasi Kawasan Asia

%, yoy

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

2010 2011 2012

China

IndiaKorea

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%, yoy %, yoy

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

2010 2011 2012

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0Thailand, lhs Philippina, lhs

Indonesia, lhs Vietnam, rhs

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

balik penurunan harga base metal secara

keseluruhan. Namun, kenaikan harga terjadi

di komoditas emas sebagai logam mulia

sebagai dampak dari meningkatnya pembelian

emas oleh sejumlah bank sentral untuk

antisipasi pelemahan mata uang terhadap

dollar AS. Sementara itu, komoditas pertanian

khususnya untuk pangan seperti gandum,

jagung, dan kedelai terus bergerak naik.

Gangguan produksi akibat gangguan cuaca

(kekeringan) di wilayah pertanian AS dan Eropa

Timur menjadi faktor penopang kenaikan

harga. Secara keseluruhan, harga komoditas

saat ini masih berada di level tinggi, atau di

atas level harga saat krisis (2008-2009) seperti

ditunjukkan oleh proyeksi lembaga

internasional seperti WB, FAO, EIA, serta

pergerakan harga future. Pelemahan ekonomi

global yang terjadi saat ini berpotensi untuk

sedikit membatasi kenaikan harga komoditas

pertanian lebih lanjut, namun faktor spekulasi

maupun gangguan geopolitik dan gangguan

cuaca juga berpotensi menyebabkan harga

bergerak fluktuatif.

Page 33: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

19

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Di tengah semakin terbatasnya ruangDi tengah semakin terbatasnya ruangDi tengah semakin terbatasnya ruangDi tengah semakin terbatasnya ruangDi tengah semakin terbatasnya ruang

penurunan suku bunga, sebagian negarapenurunan suku bunga, sebagian negarapenurunan suku bunga, sebagian negarapenurunan suku bunga, sebagian negarapenurunan suku bunga, sebagian negara

kawasan Asia cenderung menahan sukukawasan Asia cenderung menahan sukukawasan Asia cenderung menahan sukukawasan Asia cenderung menahan sukukawasan Asia cenderung menahan suku

bunga kebijakan moneternya. bunga kebijakan moneternya. bunga kebijakan moneternya. bunga kebijakan moneternya. bunga kebijakan moneternya. Melanjutkan

pelonggaran sebelumnya, China kembali

menurunkan benchmark suku bunga deposito

dan kreditnya masing-masing sebesar 25 bps

di Juli 2012. Vietnam yang sejak Maret 2012

hingga akhir TW2-12 secara agresif terus

menurunkan suku bunga kebijakannya hingga

mencapai 400 bps, di TW3-12 hanya

menurunkan suku bunga kebijakan sebesar

100 bps di Juli 2012 dan kemudian cenderung

tetap hingga akhir triwulan. Korea dan Filipina

juga hanya menurunkan suku bunga

kebijakannnya sebesar 25 bps di Juli 2012

untuk kemudian tetap hingga akhir triwulan.

Di tengah keterbatasan ruang pelonggaran

kebijakan moneter lebih lanjut akibat tingginya

inflasi, India tidak merubah suku bunga

kebijakannya dan lebih memilih untuk

menurunkan Statutory Liquidity Ratio (SLR)

sebesar 100 bps menjadi 23% di akhir Juli

2012 dan Cash Reserve ratio (CRR) sebesar 25

bps di September 2012. Namun, Brazil masih

terus menurunkan SELIC rate secara agresif

hingga mencapai sebesar 200 bps di TW3-12.

Dengan penurunan tersebut, total penurunan

suku bunga kebijakan sejak Agustus 2012

mencapai 525 bps hingga mencapai level

7,25% di akhir TW3-12. Selain penurunan

suku bunga, Brazil juga berupaya menahan

tekanan apresiasi nilai tukar akibat derasnya

arus modal masuk di level BRL2 per USD sejak

Mei 2012. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan daya saing ekspor dan

mendorong aktivitas industrinya yang masih

terhambat akibat krisis global.

Ke depan, perekonomian global masihKe depan, perekonomian global masihKe depan, perekonomian global masihKe depan, perekonomian global masihKe depan, perekonomian global masih

menghadapi risiko yang cukup besar yang akanmenghadapi risiko yang cukup besar yang akanmenghadapi risiko yang cukup besar yang akanmenghadapi risiko yang cukup besar yang akanmenghadapi risiko yang cukup besar yang akan

menghambat proses pemulihan.menghambat proses pemulihan.menghambat proses pemulihan.menghambat proses pemulihan.menghambat proses pemulihan. Kawasan Euro

masih menghadapi fase yang kritis dengan

ketidakpastian yang masih cukup tinggi dan

downside risk yang makin meningkat.

Beberapa risiko yang masih dihadapi oleh

Kawasan Euro di antaranya adalah (i) masih

adanya potensi memburuknya krisis utang

pemerintah termasuk di Spanyol dan Italia

sehingga berdampak pada akses pembiayaan

yang ketat, (ii) potensi risiko sistemik pada

perbankan kawasan masih tinggi, (iii) masih

berlanjutnya proses balance sheet adjustment

baik di sektor keuangan dan nonkeuangan

yang berdampak pada rendahnya penyaluran

kredit, dan (iv) proses austerity yang berlanjut

yang akan mengurangi peran pemerintah

untuk mendorong perekonomian. Di Amerika

Serikat, risiko utama dalam jangka pendek

khususnya berkaitan dengan kemungkinan

adanya pengencangan fiskal yang berlebihan

di Amerika Serikat (fiscal cliff). Kondisi ini dapat

menyebabkan Amerika Serikat mengalami

penurunan defisit fiskal lebih dari 4% dari PDB

pada tahun 2013 dan mengakibatkan

kontraksi fiskal sebesar 2,5% dibandingkan

dengan baseline. Pertumbuhan ekonomi AS

terancam jatuh di 2013 dan pada akhirnya

berimbas signifikan ke seluruh dunia. Risiko

jangka menengah panjang muncul dari

ketidakcukupan kemajuan dalam

mengembangkan rencana yang kredibel atas

Page 34: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

20

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

konsolidasi fiskal di Amerika Serikat (termasuk

juga di Jepang dan Kawasan Euro). Tanpa

adanya tindakan kebijakan, rasio utang publik

jangka menengah akan terus bergerak

sepanjang lintasan yang tidak sustainable.

Sebagai motor pemulihan ekonomi global,

kurangnya kemajuan tersebut dapat memicu

kenaikan biaya pinjaman yang dapat berujung

pada gejolak di pasar obligasi dan pasar mata

uang global.

Di negara Di negara Di negara Di negara Di negara emergingemergingemergingemergingemerging, risiko pertumbuhan, risiko pertumbuhan, risiko pertumbuhan, risiko pertumbuhan, risiko pertumbuhan

terutama bersumber dari kondisi eksternal.terutama bersumber dari kondisi eksternal.terutama bersumber dari kondisi eksternal.terutama bersumber dari kondisi eksternal.terutama bersumber dari kondisi eksternal.

Masih tingginya kemungkinan perlambatan

ekonomi negara maju dan China

dikhawatirkan akan berdampak pada semakin

melambatnya perekonomian negara emerging.

Negara emerging juga masih akan menghadapi

permasalahan yang besar akibat fluktuasi pasar

keuangan di negara maju yang akan

berpengaruh pada arus modal masuk dan

keluar yang besar. Arus modal masuk yang

besar ke pasar keuangan dikhawatirkan akan

menyebabkan peningkatan harga aset melebihi

fundamentalnya dan berisiko mendorong

terjadinya bubble. Dengan demikian, kebijakan

moneter di negara emerging akan menghadapi

tantangan yang kian sulit apabila pertumbuhan

ekonomi global terus lemah. Dengan suku

bunga riil di negara maju yang negatif dan risk

premium di negara berkembang yang kian

menyempit, terdapat risiko berlanjutnya arus

modal masuk dan apresiasi nilai tukar. Bank

for International Settlement (Oktober 2012)

menyebutkan bahwa kondisi tersebut

berpotensi menimbulkan dilema. Di satu sisi,

peningkatan suku bunga dalam mencegah

inflasi harga aset akan berdampak pada

pelemahan pertumbuhan dan menambah arus

modal masuk. Di sisi yang lain, penurunan suku

bunga akan semakin mendorong transaksi di

pasar keuangan yang semakin berpotensi

mendorong terjadinya bubble dan inflasi.

Pilihan lain yang dapat ditempuh adalah

melalui kebijakan intervensi yang aktif untuk

tetap menjaga daya saing ekspor. Dengan

demikian, kebijakan makroprudensial dapat

khusus ditujukan pada arus modal masuk agar

dapat berjalan lebih efektif.

Di sisi positif, risiko harga minyak telahDi sisi positif, risiko harga minyak telahDi sisi positif, risiko harga minyak telahDi sisi positif, risiko harga minyak telahDi sisi positif, risiko harga minyak telah

mereda selama triwulan laporan. mereda selama triwulan laporan. mereda selama triwulan laporan. mereda selama triwulan laporan. mereda selama triwulan laporan. Ini

mencerminkan adanya interaksi perubahan

dalam kondisi pasar yang prospektif dan

perkembangan geopolitik. Kondisi pasokan

telah membaik karena peningkatan produksi

di Arab Saudi dan eksportir utama lainnya,

sementara prospek permintaan lemah seiring

dengan melemahnya ekonomi global. Dengan

risiko geopolitik yang rendah pada pasokan

minyak, risiko untuk proyeksi harga minyak kini

lebih seimbang.

Page 35: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

21

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabe

l 1.1

PD

B D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.1

PD

B D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.1

PD

B D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.1

PD

B D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.1

PD

B D

unia

(Hea

t M

ap)

TW1

-12

TW2

-12

TW3

-12

TW4

-12

TW1

-13

TW2

-13

TW3

-13

TW4

-13

Dun

ia*

3,9

3,1

3,6

3,4

3,3

4,0

3,8

3,1

3,5

4,2

3,8

3,8

3,5

3,3

3,2

3,0

3,1

3,3

3,5

3,6

3,6

Neg

ara

Maj

u*1,

61,

21,

91,

31,

21,

91,

61,

21,

92,

21,

41,

51,

31,

61,

41,

11,

11,

11,

41,

72,

0N

egar

a E

mer

ging

*6,

25,

45,

95,

55,

45,

96,

25,

45,

96,

56,

46,

25,

85,

15,

05,

05,

25,

55,

65,

85,

8

Kaw

asan

Am

erik

a*2,

62,

42,

62,

62,

62,

82,

62,

42,

62,

92,

52,

52,

52,

62,

42,

52,

12,

32,

52,

62,

8A

S1,

82,

22,

12,

22,

12,

31,

82,

12,

02,2

1,6

1,5

1,6

2,4

2,1

2,3

1,7

1,6

1,9

2,1

2,3

Can

ada

2,4

1,9

2,0

2,0

2,1

2,2

2,4

2,0

2,0

3,0

2,2

3,0

1,9

1,7

2,2

1,2

1,8

1,8

2,0

2,1

2,3

Am

erik

a La

inny

a4,

53,

23,

93,

73,

74,

14,

53,

23,

94,

54,

54,

54,

53,

23,

23,

23,

23,

93,

93,

93,

9

Kaw

asan

Ero

pa*

2,3

0,6

1,2

0,5

0,6

1,5

2,4

0,6

1,3

3,0

2,4

2,2

1,9

0,9

0,6

0,4

0,6

0,9

1,1

1,4

1,6

Kaw

asan

Eur

o1,

4-0

,50,

0-0

,7-0

,50,

51,

5-0

,50,

22,4

1,6

1,3

0,7

0,0

-0,4

-0,8

-0,5

-0,4

-0,1

0,4

0,8

Jer

man

3,1

0,9

0,9

0,8

0,9

1,3

3,0

0,8

0,9

4,7

2,9

2,7

2,0

1,9

1,2

1,0

1,0

0,8

0,9

1,1

1,4

Per

anci

s1,

70,

10,

40,

20,

20,

71,

70,

10,

32,2

1,7

1,5

1,4

0,4

0,3

-0,1

-0,1

0,0

0,2

0,5

0,7

Ita

lia0,

4-2

,3-0

,7-2

,3-2

,0-0

,30,

5-2

,4-0

,71,0

0,8

0,3

-0,5

-1,4

-2,6

-2,8

-2,4

-1,6

-0,9

-0,4

0,0

Spa

nyol

0,4

-1,5

-1,3

-2,3

-1,7

-0,9

0,7

-1,6

-1,6

0,9

0,8

0,8

0,3

-0,6

-1,3

-1,6

-2,7

-2,8

-2,3

-1,4

-0,2

Ingg

ris0,

8-0

,41,

10,

10,

11,

60,

8-0

,21,

21,7

0,5

0,4

0,5

-0,1

-0,5

-0,1

0,0

0,6

1,3

1,2

1,4

Ero

pa L

ainn

ya4,

32,

42,

92,

52,

53,

14,

32,

42,

94,

34,

34,

34,

32,

42,

42,

42,

42,

92,

92,

92,

9

Kaw

asan

Asi

a P

asifi

k*5,

75,

15,

55,

75,

75,

95,

65,

25,

56,

15,

75,

75,

35,

45,

35,

05,

45,

45,

55,

75,

4Je

pang

-0,8

2,2

1,2

1,9

2,5

1,4

-0,7

2,3

1,3

-0,2

-1,7

-0,5

-0,5

2,9

3,2

1,8

2,0

1,0

1,1

1,4

1,8

Chi

na9,

27,

88,

28,

28,

18,

49,

27,

78,

19,7

9,5

9,1

8,9

8,1

7,6

7,4

7,7

8,0

8,1

8,1

8,0

Indi

a6,

84,

96,

06,

66,

37,

26,

55,

86,

87,8

7,7

6,9

6,1

5,3

5,5

5,8

6,1

6,6

7,0

7,2

7,1

Kor

ea3,

62,

73,

63,

13,

03,

73,

62,

53,

34,2

3,4

3,5

3,4

2,8

2,3

1,6

2,9

3,1

3,5

3,9

3,9

Aus

tral

ia

2,1

3,3

3,0

3,0

3,3

3,1

2,1

3,4

2,9

1,0

1,9

2,5

2,3

4,4

3,7

3,0

3,0

2,5

2,7

3,1

3,4

Sel

andi

a B

aru

1,3

2,2

3,1

2,0

2,4

2,9

1,4

2,4

2,7

1,3

1,1

1,9

1,9

2,3

2,6

2,4

2,7

2,6

2,9

2,9

3,0

AS

EA

N*

4,6

5,1

5,5

5,1

5,1

5,3

4,6

5,2

5,2

5,6

4,5

5,4

2,8

4,4

5,2

4,9

6,8

5,3

5,3

5,5

5,7

AS

EA

N-6

*4,

34,

95,

24,

94,

85,

14,

35,

04,

95,4

4,2

5,2

2,6

4,1

4,9

4,7

6,5

5,0

5,0

5,2

5,4

S

inga

pura

4,9

2,1

2,9

2,9

2,8

4,4

4,9

2,0

3,6

9,3

1,0

5,9

3,6

1,5

2,3

1,3

3,8

2,7

3,6

4,7

4,9

T

haila

nd0,

15,

66,

05,

35,

34,

50,

15,

44,

33,2

2,7

3,7

-9,0

0,4

4,2

4,2

13,9

5,5

4,3

4,3

4,2

F

ilipi

na3,

94,

84,

84,

94,

74,

93,

95,

35,

14,6

3,1

3,6

3,7

6,3

5,9

5,4

4,6

4,4

5,0

5,4

5,8

M

alay

sia

5,1

4,4

4,7

4,3

4,2

4,7

5,1

4,9

4,7

5,2

4,3

5,8

5,2

4,9

5,4

4,6

4,3

4,5

4,6

5,4

6,0

In

done

sia

6,5

6,0

6,3

5,9

6,0

6,2

6,5

6,1

6,0

6,5

6,5

6,5

6,5

6,3

6,4

6,2

6,1

6,2

6,3

6,3

6,4

V

ietn

am5,

95,

15,

95,

35,

36,

25,

95,

15,

85,4

5,6

5,8

5,9

4,0

4,4

4,7

5,1

5,8

5,8

5,8

5,8

Asi

a P

asifi

k La

inny

a4,

83,

23,

64,

14,

14,

24,

83,

23,

64,8

4,8

4,8

4,8

3,2

3,2

3,2

3,2

3,6

3,6

3,6

2,0

Afr

i ka*

3,7

3,8

4,4

4,2

4,2

4,5

3,7

3,8

4,4

3,7

3,7

3,7

3,7

3,8

3,8

3,8

3,8

4,4

4,4

4,4

4,4

Sum

ber:

Blo

ombe

rg, W

EO

Okt

ober

201

2, C

onse

nsus

For

ecas

t Okt

ober

201

2 K

et: *

) D

ata

diol

ah b

erda

sark

an p

angs

a P

PP

Inte

rnat

iona

l Com

paris

on P

rogr

am (

ICP

), D

esem

ber

2007

*

*) D

ata

perk

iraan

PD

B d

unia

, neg

ara

maj

u, n

egar

a em

ergi

ng d

an s

etia

p ka

was

an m

erup

akan

dat

a co

mpo

site

yan

g di

olah

ber

dasa

rkan

Con

sesu

s F

orec

ast O

ktob

er 2

012.

E

= P

roye

ksi;

Cet

ak m

iring

mer

upak

an a

ngka

rea

lisas

i; D

ata

tahu

nan

Indi

a m

erup

akan

Tah

un F

iska

l;

Indi

a m

engg

unak

an T

ahun

Fis

kal,

angk

a T

riwul

anan

Vie

tnam

men

ggun

akan

ang

ka p

roye

ksi t

ahun

an k

ecua

li re

alis

asi

E

kspa

nsi l

ebih

bes

ar a

tau

sam

a de

ngan

Rat

a-R

ata

Jang

ka P

anja

ng

K

ontr

aksi

yan

g m

elam

bat

E

kspa

nsi d

i baw

ah R

ata-

rata

Jan

gka

Pan

jang

Kon

trak

si s

emak

in d

alam

ata

u te

tap

Per

beda

an >

0,2

% d

ari C

onse

sus

For

ecas

t Edi

si s

ebel

umny

aP

erbe

daan

< 0

,2%

dar

i Con

sesu

s F

orec

ast E

disi

seb

elum

nya

%yo

y

Neg

ara/

Kaw

asan

WE

O O

ktob

er 2

012

Co

nse

nsu

s Fo

reca

st

O

kto

ber

20

12

TW1

-11

2011

2012

E20

13E

2011

2012

E20

13E

20

12

E2

01

3E

TW2

-11

Per

kira

an P

EKK

I ed

isi

seb

elu

mn

ya

2013

E20

12E

TW

3-12

Per

kira

an C

on

sen

sus

Fore

cast

**TW

4-1

1TW

3-1

1

Page 36: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

22

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Tabe

l 1.2

Infla

si D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.2

Infla

si D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.2

Infla

si D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.2

Infla

si D

unia

(Hea

t M

ap)

Tabe

l 1.2

Infla

si D

unia

(Hea

t M

ap)

TW1

-12

TW2

-12

TW3

-12

TW4

-12

TW1

-13

TW2

-13

TW3

-13

TW4

-13

Du

nia

*5,

04,

13,

83,

84,

03,

74,

94,

03,

84,6

5,1

5,3

4,8

4,3

4,0

3,8

4,0

3,8

3,8

3,9

3,8

Neg

ara

Maj

u*

2,7

2,0

1,6

2,3

2,5

2,2

3,4

2,5

2,2

2,2

3,4

3,6

3,4

3,0

2,4

2,3

2,3

2,1

2,2

2,3

2,2

Neg

ara

Em

erg

ing

*7,

26,

35,

65,

35,

55,

16,

65,

45,

16,

56,

87,

06,

35,

55,

55,

25,

45,

25,

15,

24,

9

Kaw

asan

Am

erik

a*4,

23,

23,

13,

03,

53,

24,

13,

33,

23,

54,

44,

64,

33,

73,

13,

03,

13,

03,

23,

23,

2A

S3,

12,

01,

81,

52,

01,

93,

12,

12,

02,1

3,5

3,8

3,3

2,8

1,9

1,7

1,9

1,7

2,0

2,0

2,0

Can

ada

2,9

1,8

2,0

2,0

1,9

2,0

2,9

1,8

1,9

2,6

3,4

3,0

2,7

2,3

1,6

1,2

1,6

1,7

1,8

2,1

2,0

Am

erik

a La

inny

a6,

76,

16,

16,

66,

66,

06,

76,

16,

16,

76,

76,

76,

76,

16,

16,

16,

16,

16,

16,

16,

1

Kaw

asan

Ero

pa*

4,3

3,5

3,0

3,6

3,6

3,0

4,3

3,5

3,1

4,1

4,3

4,3

4,4

3,8

3,6

3,6

3,4

3,1

3,1

3,1

3,1

Kaw

asan

Eur

o2,

72,

31,

62,

32,

31,

72,

72,

41,

92,5

2,7

2,7

2,9

2,7

2,5

2,5

2,2

1,9

1,8

1,8

1,8

Jer

man

2,5

2,2

1,9

2,0

2,0

1,8

2,3

2,0

1,9

2,1

2,3

2,5

2,3

2,2

1,9

1,9

1,8

1,8

1,9

2,0

2,0

Per

anci

s2,

11,

91,

02,

02,

01,

62,

12,

11,

71,8

2,1

2,2

2,4

2,3

2,0

2,0

1,8

1,7

1,6

1,7

1,7

Ita

lia2,

93,

01,

83,

23,

02,

02,

93,

22,

32,3

3,0

2,7

3,7

3,5

3,6

3,4

2,7

2,1

1,8

2,2

2,3

Spa

nyol

3,1

2,4

2,4

1,9

1,8

1,5

3,2

2,4

2,4

3,5

3,5

3,1

2,8

2,0

2,0

2,8

2,9

2,8

2,8

2,3

1,8

Ingg

ris4,

52,

71,

92,

72,

72,

04,

52,

72,

24,1

4,4

4,7

4,7

3,5

2,7

2,4

2,2

2,0

2,3

2,3

2,2

Ero

pa L

ainn

ya6,

65,

55,

25,

95,

95,

26,

65,

55,

26,

66,

66,

66,

65,

55,

55,

55,

55,

25,

25,

25,

2

Kaw

asan

Asi

a P

asifi

k*5,

64,

64,

43,

94,

14,

15,

64,

44,

35,

45,

76,

05,

24,

64,

54,

04,

54,

44,

44,

54,

4Je

pang

-0,3

0,0

-0,2

0,1

0,1

0,0

-0,3

0,0

-0,1

-0,5

-0,4

0,1

-0,3

0,3

0,1

-0,4

0,0

-0,2

-0,1

0,1

0,1

Chi

na5,

43,

03,

02,

83,

03,

55,

42,

83,

45,1

5,7

6,3

4,6

3,8

2,9

1,9

2,8

3,1

3,4

3,6

3,3

Indi

a8,

910

,39,

67,

68,

47,

68,

99,

17,

59,0

8,9

9,2

8,4

7,2

10,1

9,8

9,3

8,9

7,7

7,6

7,7

Kor

ea4,

02,

22,

72,

82,

73,

14,

02,

32,

73,8

4,0

4,3

4,0

3,0

2,4

1,6

2,3

2,6

3,0

3,3

2,9

Aus

tral

ia

3,4

2,0

2,6

2,0

1,9

3,0

3,4

1,8

2,9

3,3

3,6

3,5

3,1

1,6

1,2

2,0

2,6

3,3

3,4

2,8

2,7

Sel

andi

a B

aru

4,0

1,9

2,4

1,4

1,6

2,4

4,1

1,6

2,2

4,5

5,3

4,6

1,8

1,6

1,0

0,8

1,9

2,1

2,3

2,4

2,5

AS

EA

N*

5,8

4,1

4,4

4,5

4,6

4,5

5,9

4,1

4,4

5,6

6,1

6,1

5,6

4,6

4,0

3,8

4,4

4,5

4,6

4,7

4,7

AS

EA

N-6

*5,

94,

14,

34,

34,

44,

35,

73,

94,

25,4

5,9

5,9

5,4

4,4

3,8

3,5

4,2

4,2

4,4

4,4

4,4

S

inga

pura

5,2

4,5

4,3

4,0

4,4

3,0

5,2

4,5

3,2

5,2

4,7

5,5

5,5

4,9

5,2

4,2

3,6

3,0

2,8

3,2

3,5

T

haila

nd3,

83,

23,

33,

43,

13,

23,

83,

03,

23,0

4,1

4,1

4,0

3,4

2,5

2,9

3,4

3,5

3,6

3,5

3,6

P

hilip

ina

4,7

3,5

4,5

3,5

3,3

4,0

4,8

3,3

4,0

4,5

5,0

4,7

4,7

3,1

2,9

3,5

3,6

4,1

4,2

4,2

4,2

M

alay

sia

3,2

2,0

2,4

2,2

2,2

2,0

3,2

1,8

2,3

2,8

3,3

3,4

3,2

2,3

1,7

1,4

1,8

2,2

2,3

2,5

2,7

In

done

sia

5,4

4,4

5,1

5,1

4,6

5,2

5,4

4,5

5,3

6,8

5,9

4,7

4,1

3,7

4,5

4,5

5,2

5,3

5,7

5,7

5,5

V

ietn

am18

,78,

16,

29,

29,

28,

818

,68,

88,

312,8

19,4

22,5

19,9

16,0

8,6

5,6

8,8

8,3

8,3

8,3

8,3

Asi

a P

asifi

k La

inny

a8,

68,

57,

76,

76,

76,

28,

68,

57,

78,

68,

68,

68,

68,5

8,5

8,5

8,5

7,7

7,7

7,7

7,7

Afr

ika*

8,8

8,9

7,4

9,3

9,3

7,6

8,8

8,9

7,4

8,8

8,8

8,8

8,8

8,9

8,9

8,9

8,9

7,4

7,4

7,4

7,4

Sum

ber:

Blo

ombe

rg, W

EO

Okt

ober

201

2, C

onse

nsus

For

ecas

t Okt

ober

201

2K

et: *

) D

ata

diol

ah b

erda

sark

an p

angs

a P

PP

Inte

rnat

iona

l Com

paris

on P

rogr

am (

ICP

), D

esem

ber

2007

*

*) D

ata

perk

iraan

Infla

si d

unia

, neg

ara

maj

u, n

egar

a em

ergi

ng d

an s

etia

p ka

was

an m

erup

akan

dat

a co

mpo

site

yan

g di

olah

ber

dasa

rkan

Con

sesu

s F

orec

ast O

ktob

er 2

012.

E

= P

roye

ksi;

Cet

ak m

iring

mer

upak

an a

ngka

rea

lisas

i; D

ata

tahu

nan

Indi

a m

erup

akan

Tah

un F

iska

l;

Indi

a m

engg

unak

an T

ahun

Fis

kal,

angk

a T

riwul

anan

Vie

tnam

men

ggun

akan

ang

ka p

roye

ksi t

ahun

an k

ecua

li re

alis

asi

E

kspa

nsi l

ebih

bes

ar a

tau

sam

a de

ngan

Rat

a-R

ata

Jang

ka P

anja

ng

K

ontr

aksi

yan

g m

elam

bat

E

kspa

nsi d

i baw

ah R

ata-

rata

Jan

gka

Pan

jang

Kon

trak

si s

emak

in d

alam

ata

u te

tap

Per

beda

an >

0,2

% d

ari C

onse

sus

For

ecas

t Edi

si s

ebel

umny

aP

erbe

daan

< 0

,2%

dar

i Con

sesu

s F

orec

ast E

disi

seb

elum

nya

2013

E20

1120

12E

2013

E2

01

2E

TW4

-11

TW3

-11

TW2

-11

TW1

-11

20

13

E

Per

kira

an C

on

sen

sus

Fore

cast

**

2011

2012

E20

13E

TW

3-12

2012

E

Rat

a-ra

ta P

erio

de

%yo

y

Neg

ara/

Kaw

asan

WE

O O

ktob

er 2

012

Per

kira

an P

EK

KI e

disi

se

bel

um

nya

Co

nse

nsu

s F

ore

cast

Okt

ob

er 2

012

Page 37: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

23

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga Kebijakan

1 AS (Fed fund rate)

2 Euro (Refinancing rate)

3 Inggris (Base rate)

4 Jepang (O/N call rate)

5 Australia (Cash rate)

6 New Zaeland (Cash rate)

7 Korsel (O/N call rate)

8 China (1 Year lending rate) 6,00

9 India (Repo rate)

10 Indonesia (BI rate)

11 Malaysia (O/N policy rate)

12 Thailand (1D repo)

13 Philipina (O/N policy rate)

14 Brazil (Selic rate)

15 Mexico (Target rate)

16 Vietnam (Refinancing rate)

Sumber: Bloomberg, JP Morgan 12 Oktober 2012Ket : *) Berdasarkan prediksi JP Morgan 12 Oktober 2012

Akhir Periode %, yoy

Negara Berkembang

Negara Maju

Des-10 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12Des-12 Mar-13

Prediksi *)No Negara Des-08 Dec-09

0-0,25

1,00

0,50

0,10

3,50

2,50

3,25

6,31

8,00

5,75

3,00

3,00

4,00

8,50

4,50

11,00

0,25

0,75

0,50

0,05

2,75

2,75

2,75

6,00

7,75

5,75

3,00

2,75

3,75

7,25

4,50

-

0,25

0,75

0,50

0,05

3,00

2,50

2,75

6,00

8,00

5,75

3,00

2,75

3,75

7,25

4,50

-

8,00

5,75

3,00

3,00

3,75

7,50

4,50

10,00

0-0,25

0,75

0,50

0,10

3,50

2,50

3,00

0-0,25

1,00

0,50

0,10

4,25

2,50

3,25

6,56

8,50

5,75

3,00

3,00

4,00

9,75

4,50

14,00

0-0,25

1,00

0,50

0,10

4,25

2,50

3,25

6,56

8,50

6,00

3,00

3,25

4,50

11,00

4,50

15,00

0-0,25

1,00

0,50

0,10

4,75

3,00

2,50

5,81

6,25

6,50

2,75

2,00

4,00

10,75

4,50

9,00

0,13

1,00

0,50

0,10

3,75

2,50

2,00

5,31

4,75

6,50

2,00

1,25

4,00

8,75

4,50

8,00

0,25

2,50

2,00

0,1

4,25

5,00

3,00

5,31

6,00

9,25

3,25

2,75

5,50

13,75

8,25

8,50

Page 38: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

24

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Asesmen Outlook Perekonomian Global:Prospek Pemulihan Ekonomi Global yang Kian Memburuk

Perekonomian global diperkirakan

akan semakin memburuk. Asesmen terkini

dari IMF (WEO dan GFSR Oktober 2012)

mengkonfirmasi hal ini dengan kembali

mengoreksi ke bawah prospek

perekonomian global di 2012 dan 2013.

Pertumbuhan ekonomi global pada 2012

dan 2013 diperkirakan mencapai 3.3% dan

3.6%. Angka proyeksi tersebut menurun

dibandingkan dengan proyeksi bulan Juli

2012 (Tabel 1). Prospek tersebut juga masih

didasarkan pada asumsi yang sangat kuat,

Boks 1

Tabel 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global (%)Tabel 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global (%)Tabel 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global (%)Tabel 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global (%)Tabel 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global (%)

2010 20112012 2013 2012 2013

PDB Dunia 5,1 3,8 3,3 3,6 -0,2 -0,3

Negara Maju 3,0 1,6 1,3 1,5 -0,1 -0,3

AS 2,4 1,8 2,2 2,1 0,1 -0,1

Kawasan Euro 2,0 1,4 -0,4 0,2 -0,1 -0,5

Jerman 4,0 3,1 0,9 0,9 0,0 -0,5

Perancis 1,7 1,7 0,1 0,4 -0,2 -0,5

Italia 1,8 0,4 -2,3 -0,7 -0,4 -0,4

Spanyol -0,3 0,4 -1,5 -1,3 -0,1 -0,7

Jepang 4,5 -0,8 2,2 1,2 -0,2 -0,3

Inggris 1,8 0,8 -0,4 1,1 -0,6 -0,3

Negara Berkembang (EMDCs) 7,4 6,2 5,3 5,6 -0,3 -0,2

Rusia 4,3 4,3 3,7 3,8 -0,3 -0,1

China 10,4 9,2 7,8 8,2 -0,2 -0,2

India 10,1 6,8 4,9 6,0 -1,3 -0,6

ASEAN-5 7,0 4,5 5,4 5,8 0,0 -0,3

Brazil 7,5 2,7 1,5 4,0 -1,0 -0,7

Mexico 5,6 3,9 3,8 3,5 -0,1 -0,2

Timur Tengah dan Afrika Utara 5,0 3,3 5,3 3,6 -0,2 0,0

Volume Perdagangan Dunia 12,6 5,8 3,2 4,5 -0,6 -0,7

ImporNegara Maju 11,4 4,4 1,7 3,3 -0,2 -0,9

EMDCs 14,9 8,8 7,0 6,6 -0,8 -0,4

EksporNegara Maju 12,0 5,3 2,2 3,6 -0,1 -0,7

EMDCs 13,7 6,5 4,0 5,7 -1,7 -0,5

Harga KomoditiMinyak 27,9 31,6 2,1 -1,0 4,2 6,5

Non-fuel 26,3 17,8 -9,5 -2,9 2,6 1,4

InflasiNegara maju 1,5 2,7 1,9 1,6 -0,1 0,0

EMDCs 6,1 7,2 6,1 5,8 -0,2 0,2

ProyeksiJuli 2012 WEO Update

Perbedaan dgn Proyeksi

Year over Year

Sumber: WEO Oktober 2012

Page 39: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

25

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

yakni keberhasilan kebijakan otoritas Eropa

dalam mengatasi krisis dan kebijakan AS

terkait fiscal cliff. Asumsi tersebut sama

dengan yang digunakan pada asesmen IMF

sebelumnya (Juli 2012).

Dalam asesmen ini, IMF bahkan

secara implisit mengemukakan tantangan

untuk pemenuhan asumsi tersebut cukup

besar terutama terkait dengan upaya

penyelesaian krisis di kawasan Euro.

Downside risks terindikasi semakin

meningkat terutama terkait dengan

eskalasi krisis di Kawasan Euro dan

persoalan debt ceiling dan fiscal cliff di

Amerika Serikat (AS). Downside risk lainnya

juga diperkirakan berasal dari harga minyak

yang berpotensi mengalami lonjakan.

Meskipun pelemahan perekonomian

global diperkirakan akan menurunkan

harga minyak, namun harga minyak masih

berpotensi meningkat jika persoalan

geopolitik kian menajam.

Outlook terhadap negara-negara

emerging markets dan developing

economies (EMDCs) terutama China, India,

dan Brazil juga mengalami koreksi ke

bawah yang relatif besar seiring dengan

pelemahan ekonomi global yang semakin

dalam dan soft-landing permintaan

domestik di negara-negara tersebut.

Terhadap outlook perekonomian China,

IMF telah kembali melakukan koreksi ke

bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi

China untuk 2012 maupun 2013. Namun

arah proyeksi yang menunjukkan rebound

di 2013 perlu dipandang secara lebih

berhati-hati perlambatan ekonomi di China

ditengarai tidak sekedar bersifat siklikal,

namun lebih bersifat struktural. Sementara

pelemahan ekonomi India sejak

pertengahan 2012 merefleksikan

terhentinya aktivitas investasi akibat isu

governance dan birokrasi. Selain itu, India

juga dihadapkan pada persoalan lain

seperti memburuknya persepsi resiko,

defisit current account yang terus melebar,

tekanan inflasi yang masih tinggi, dan

defisit fiskal India yang masih besar terkait

dengan subsidi BBM. Perkiraan utang

pemerintah yang semakin membengkak

berujung pada penurunan outlook credit

rating India oleh Fitch dan S& P dari stabil

menjadi negatif pada Juni 2012.

Di kawasan Amerika Latin, Brazil

juga mengalami pelemahan ekonomi yang

signifikan. IMF bahkan melakukan koreksi

pertumbuhan ekonomi Brazil yang cukup

besar pada proyeksi terkininya (Tabel 1).

Lemahnya permintaan eksternal,

berkurangnya competitiveness, dan

lambatnya transmisi kebijakan moneter

akomodatif yang dilakukan Brazil sejak

Agustus 2011 menyebabkan pertumbuhan

ekonomi domestiknya kian melemah.

Permintaan domestik semakin tertahan

seiring dengan kegiatan investasi yang

belum pulih sebagai dampak kebijakan

moneter ketat pada periode sebelumnya.

Page 40: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

26

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

Dengan memperhatikan kondisi

perekonomian global sebagaimana

diuraikan di atas, asesmen outlook IMF

pada Oktober 2012 yang terkesan masih

cederung optimis tersebut perlu dicermati

secara hati-hati mengingat sangat

bergantung pada sejauh mana

keberhasilan implementasi kebijakan di

negara maju, seperti yang diasumsikan oleh

IMF. Terkait dengan hal tersebut, IMF sendiri

bahkan menegaskan beberapa kali dalam

asesmennya apabila kebijakan di negara

maju tidak berjalan sesuai dengan yang

diharapkan, maka resesi akan dialami oleh

negara-negara maju dan pertumbuhan

yang rendah akan terjadi di EMDCs. Ke

depan, proses pemulihan ekonomi global

masih akan menghadapi tantangan yang

semakin berat. Perkembangan terakhir di

perekonomian global semakin

mengkonfirmasi bahwa krisis yang terjadi

saat ini bukan hanya sekedar penurunan

siklus ekonomi normal, melainkan lebih

terkait dengan persoalan struktural

terutama di negara-negara maju. Oleh

karenanya, kemungkinan perekonomian

global akan kembali rebound di 2013 dan

selanjutnya dengan bantuan stimulus

ekonomi perlu dicermati secara lebih hati-

hati.

Page 41: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

27

Perkembangan EkonomiIndividu Negara

2B A B

A. NEGARA MAJU

A.1 Amerika Serikat

Ekonomi AS di TW3-12 tumbuh 2,3% yoy dari 2,1% yoy di triwulan sebelumnya. Namun

peningkatan PDB tersebut lebih disebabkan oleh tertahannya kontraksi pengeluaran pemerintah

dan belum mencerminkan adanya perbaikan pada aktivitas konsumsi swasta dan investasi. Sejumlah

leading indikator AS menunjukkan penurunan dan aktivitas ekonomi ke depan terutama investasi

diperkirakan masih lemah. Di sektor eksternal, menurunnya aktivitas ekonomi global berdampak

pada masih lemahnya kinerja sektor eksternal. Sejalan dengan melemahnya aktivitas ekonomi

domestik dan harga energi, tekanan inflasi terus menurun, di bawah target jangka panjangnya

(2% yoy).

Ke depan, potensi pertumbuhan ekonomi di 2012 lebih rendah dari target diperkirakan

masih besar. Berdasarkan asesmen Fedres terkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakan tumbuh

moderat dengan significant downside risks. Walaupun tingkat pengangguran mulai menurun,

sinyal perbaikan di sektor tenaga kerja diperkirakan masih belum stabil. Di sisi lain, meski indikator

business fixed investment mengalami ekspansi, akselerasi pengeluaran rumah tangga tidak setinggi

periode awal 2012. Lebih lanjut, sektor perumahan masih lemah. Seiring dengan menurunnya

aktivitas ekonomi, inflasi cenderung menurun dan ekspektasi inflasi dalam jangka waktu yang

lebih panjang tetap stabil. Ke depan, gejolak di pasar keuangan global masih menjadi downside

risks ekonomi AS. Hal ini juga sejalan dengan asesmen IMF terkini yang merevisi ke bawah PDB

AS di 2013 menjadi 2,1% yoy (WEO Oktober 2012).

Beberapa potensi downside risks ekonomi AS meliputi: (i) rentannya sektor tenaga kerja

dan properti berimbas pada pendapatan masyarakat/pelaku usaha sehingga mempengaruhi

konsumsi dan investasi, (ii) potensi pemburukan di sektor keuangan yang diperkirakan dapat

mempengaruhi daya beli masyarakat, (iii) masih tingginya risiko permasalahan solvabilitas keuangan

Page 42: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

28

Grafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDB

PDB AS pada TW3-12 tumbuh sebesar

2,3% yoy, dari 2,1% yoy di triwulan

sebelumnya (Grafik 2.1). Meningkatnya PDB

di TW3-12 terutama disumbang oleh

konsumsi. Namun peningkatan PDB tersebut

khususnya didorong oleh tertahannya

kontraksi konsumsi pemerintah dan belum

mencerminkan adanya peningkatan signifikan

pada aktivitas konsumsi masyarakat.

Sementara net ekspor masih terkontraksi

seiring dengan melemahnya ekonomi dunia.

Permintaan domestik masih menjadi penopang

utama pertumbuhan ekonomi AS di tengah

melemahnya permintaan dunia serta masih

rentannya kepercayaan masyarakat dan

investor. Berdasarkan komponennya,

permintaan domestik tumbuh 2,5% yoy, di

mana konsumsi tumbuh sebesar 1,5% yoy dan

investasi 9,5% yoy. Sementara itu,

pengeluaran pemerintah selama triwulan

laporan hanya terkontraksi sebesar 0,6% yoy,

dari minus 2,2% yoy di TW2-12. Berdasarkan

kontribusinya, investasi dan konsumsi masing-

masing menyumbang sekitar 1,2% yoy dan

1,3% yoy terhadap PDB AS. Sedangkan net

ekspor kontribusinya terhadap PDB sebesar

minus 0,1% yoy.

pemerintah dan memburuknya sovereign debt krisis di Kawasan Euro sehingga dikhawatirkan

dapat kembali menurunkan kepercayaan pelaku pasar; dan (iv) kegagalan super committee

mencapai kesepakatan penurunan utang pemerintah AS sebesar USD1,5 triliun yang diperkirakan

berdampak pada automatic spending cuts senilai USD1,2 triliun yang pada akhirnya berpotensi

menurunkan PDB AS. Hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah AS adalah langkah konkrit

konsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudah memasuki kondisi debt trap yang mengkhawatirkan.

Ke depan, perkembangan isu fiskal AS tetap perlu dimonitor secara ketat karena berpotensi

mempengaruhi kredibilitas AS dan USD serta kestabilan ekonomi & keuangan dunia.

Sebagai respon atas perkembangan tersebut, pada pertemuan FOMC 13 September 2012

Fedres memutuskan untuk tetap menerapkan kebijakan moneter yang highly accommodative,

memperpanjang kebijakan suku bunga tetap hingga pertengahan 2015 (sebelumnya akhir 2014)

dan mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga melalui pembelian agency mortgage-backed securities,

dan melanjutkan kebijakan quantitative easing berupa operation twist (maturity extension

program) hingga akhir 2012. Kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan suku bunga jangka

waktu yang lebih panjang dan membantu kondisi sektor keuangan menjadi lebih akomodatif.

%, yoy %, yoy

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Konsumsi, lhs Investasi, lhsNet Ekspor, lhs PDB Riil, lhs

Ekspor, rhs Impor, rhs

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Proyeksi

Sumber: Bloomberg

Page 43: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

29

Grafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator Konsumsi

Konsumsi pada TW3-12 tumbuhKonsumsi pada TW3-12 tumbuhKonsumsi pada TW3-12 tumbuhKonsumsi pada TW3-12 tumbuhKonsumsi pada TW3-12 tumbuh

sebesar 1,5% yoy, dari 1,0% yoy pada triwulansebesar 1,5% yoy, dari 1,0% yoy pada triwulansebesar 1,5% yoy, dari 1,0% yoy pada triwulansebesar 1,5% yoy, dari 1,0% yoy pada triwulansebesar 1,5% yoy, dari 1,0% yoy pada triwulan

sebelumnyasebelumnyasebelumnyasebelumnyasebelumnya. Pertumbuhan konsumsi tersebut

masih ditopang oleh konsumsi swasta yang

tumbuh 2,0% yoy dari 1,9% yoy triwulan

sebelumnya. Sebaliknya kontraksi konsumsi

pemerintah tertahan menjadi minus 0,6% yoy

di periode laporan, dari minus 2,2% yoy di

TW2-12. Berdasarkan kontribusinya terhadap

pertumbuhan PDB, sekitar 1,3% dari total

2,3% pertumbuhan PDB pada triwulan

laporan disumbang oleh konsumsi terutama

konsumsi swasta.

Masih lemahnya aktivitas konsumsiMasih lemahnya aktivitas konsumsiMasih lemahnya aktivitas konsumsiMasih lemahnya aktivitas konsumsiMasih lemahnya aktivitas konsumsi

tersebut sejalan dengan sejumlah indikatortersebut sejalan dengan sejumlah indikatortersebut sejalan dengan sejumlah indikatortersebut sejalan dengan sejumlah indikatortersebut sejalan dengan sejumlah indikator

penuntun konsumsi yang menunjukkanpenuntun konsumsi yang menunjukkanpenuntun konsumsi yang menunjukkanpenuntun konsumsi yang menunjukkanpenuntun konsumsi yang menunjukkan

perkembangan perkembangan perkembangan perkembangan perkembangan mixedmixedmixedmixedmixed selama TW3-12 (Grafik selama TW3-12 (Grafik selama TW3-12 (Grafik selama TW3-12 (Grafik selama TW3-12 (Grafik

2.2).2.2).2.2).2.2).2.2). Indikator penjualan ritel selama TW3-12,

rata-rata tumbuh 4,8% yoy, dari rata-rata

4,7% yoy di triwulan sebelumnya dan masih

jauh di bawah rata-rata pertumbuhan 2011

(8,0% yoy). Sejalan dengan hal itu, indikator

pengeluaran konsumen juga menunjukkan

tren menurun sebagai indikasi masih lemahnya

daya beli masyarakat di tengah sektor tenaga

kerja yang masih sangat rentan. Sementara di

periode yang sama indikator penjualan

kendaraan bermotor juga menurun menjadi

rata-rata tumbuh 14,5% yoy, dari rata-rata

16,4% yoy di TW2-12. Kondisi ekonomi

domestik yang belum sepenuhnya stabil

berdampak pada menurunnya indikator

tingkat kepercayaan konsumen selama periode

laporan. Kepercayaan konsumen pada TW3-

12 rata-rata berada di level 65,0, masih jauh

di bawah rata-rata 10 tahun terakhir sebesar

82,5.

Sejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitas

konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,

kinerja investasi selama triwulan ketiga 2012kinerja investasi selama triwulan ketiga 2012kinerja investasi selama triwulan ketiga 2012kinerja investasi selama triwulan ketiga 2012kinerja investasi selama triwulan ketiga 2012

menurunmenurunmenurunmenurunmenurun (Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3). Investasi pada TW3-12

tumbuh sebesar 9,5% yoy dari 10,9% yoy

pada TW2-12. Berdasarkan kontribusinya

terhadap PDB, kontribusi investasi pada PDB

di TW3-12 menurun, dari 1,4% di TW2-12

menjadi 1,2% di TW3-12. Penurunan aktivitas

investasi juga tercermin pada sejumlah

Grafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator Investasi

Indeks%, yoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2008 2009 2010 2011 2012

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Pengeluaran Konsumen, lhs

Penjualan Retail, lhs

Penjualan Kendaraan, lhs

Kepercayaan Konsumen-rhs

Sumber: Bloomberg

Indeks%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

65,0

70,0

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Fact. Orders-Machinery (Durable Goods), lhsKapasitas Utlisasi, rhs

IP-Indeks, rhsProd. Industri, yoy, lhsFactory Orders, lhs

Sumber : Bloomberg

Page 44: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

30

Grafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator Investasi

indikator penuntun investasi di periode

laporan. Indikator produksi industri pada TW3-

12 rata-rata hanya tumbuh 2,3% yoy, turun

dari rata-rata 4,8% yoy pada TW2-12.

Sementara, indikator pemesanan barang ke

pabrik juga cenderung menurun, rata-rata

hanya mampu tumbuh 0,5% yoy selama TW3-

12, dari rata-rata 2,9% yoy periode

sebelumnya. Bahkan indikator pemesanan

barang baru ke pabrik pada periode yang sama

terkontraksi kian dalam. Sejalan dengan

menurunnya aktivitas produksi, kapasitas

utilisasi juga menunjukkan penurunan selama

TW3-12. Secara keseluruhan, perkembangan

tersebut mengindikasikan aktivitas investasi

masih sangat lemah.

Lemahnya aktivitas ekonomi domestikLemahnya aktivitas ekonomi domestikLemahnya aktivitas ekonomi domestikLemahnya aktivitas ekonomi domestikLemahnya aktivitas ekonomi domestik

tercermin pada tercermin pada tercermin pada tercermin pada tercermin pada leadingleadingleadingleadingleading indikator investasi. indikator investasi. indikator investasi. indikator investasi. indikator investasi.

Kondisi ekonomi dan keuangan yang masih

rentan di tengah masih lemahnya permintaan

dunia diperkirakan berdampak pada

menurunnya aktivitas investasi ke depan.

Selain itu, terbatasnya pengeluaran investasi

pemerintah juga diperkirakan menghambat

laju investasi di AS. Dengan kondisi tersebut,

prospek investasi diperkirakan masih penuh

ketidakpastian dan belum akan meningkat

signifikan.

Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Institute of Supply ManagementInstitute of Supply ManagementInstitute of Supply ManagementInstitute of Supply ManagementInstitute of Supply Management

(ISM) manufaktur rata-rata selama TW3-12(ISM) manufaktur rata-rata selama TW3-12(ISM) manufaktur rata-rata selama TW3-12(ISM) manufaktur rata-rata selama TW3-12(ISM) manufaktur rata-rata selama TW3-12

turun ke level 50,3 dari rata-rata 52,7 padaturun ke level 50,3 dari rata-rata 52,7 padaturun ke level 50,3 dari rata-rata 52,7 padaturun ke level 50,3 dari rata-rata 52,7 padaturun ke level 50,3 dari rata-rata 52,7 pada

TW2-12 (indeks >50 indikasi ekspansi) (GrafikTW2-12 (indeks >50 indikasi ekspansi) (GrafikTW2-12 (indeks >50 indikasi ekspansi) (GrafikTW2-12 (indeks >50 indikasi ekspansi) (GrafikTW2-12 (indeks >50 indikasi ekspansi) (Grafik

2.4)2.4)2.4)2.4)2.4). Menurunnya ISM manufaktur tersebut

terutama terjadi pada ISM manufaktur kategori

pemesanan barang baru, barang ekspor,

inventori, produksi dan ketenagakerjaan.

Namun demikian, memasuki akhir TW3-12

penurunan ISM Manufaktur sedikit tertahan.

Sementara itu, indikator ISM non-manufaktur

di periode yang sama sedikit meningkat.

Secara keseluruhan indikator ISM masih belum

stabil dan diperkirakan belum akan meningkat

signifikan, sebagai indikasi bahwa kinerja

investasi ke depan masih lemah.

LeadingLeadingLeadingLeadingLeading indikator sektor manufaktur indikator sektor manufaktur indikator sektor manufaktur indikator sektor manufaktur indikator sektor manufaktur

dan bisnis juga menunjukkan penurunandan bisnis juga menunjukkan penurunandan bisnis juga menunjukkan penurunandan bisnis juga menunjukkan penurunandan bisnis juga menunjukkan penurunan

signifikan, dan berada di level kontraksi selamasignifikan, dan berada di level kontraksi selamasignifikan, dan berada di level kontraksi selamasignifikan, dan berada di level kontraksi selamasignifikan, dan berada di level kontraksi selama

Indeks

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 12 1 3 6 9 121 3 6 9

ISM-Non Manufacturing

ISM-Manufac (export order)

ISM-Manufacturing

ISM-Manufac (new order)

> 50 = ekspansi< 50 = kontraksi

Sumber : Bloomberg

Indeks

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Empire Manufacturing Index

Philadelphia Fed Index

Richmond Fed Manufacturing Index

Krisis Keu. Global

Sumber: Bloomberg

Page 45: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

31

triwulan laporan.triwulan laporan.triwulan laporan.triwulan laporan.triwulan laporan. Indikator Richmond Fed

Manufacturing Index selama TW3-12 kian

terpuruk dan berada di level kontraksi.

Sementara indikator Empire Manufacturing

Index selama TW3-12 turun ke level

terendahnya dalam tiga triwulan terakhir.

Perkembangan ini mencerminkan kondisi

sektor manufaktur dalam jangka waktu enam

bulan ke depan masih belum kuat. Di periode

yang sama indikator Philly Fed Index juga

terkontraksi kian dalam. Perkembangan ini

dapat dijadikan sebagai sinyal awal bagi

investor bahwa prospek bisnis ke depan masih

penuh ketidakpastian.

Meski selama TW3-12 sedikitMeski selama TW3-12 sedikitMeski selama TW3-12 sedikitMeski selama TW3-12 sedikitMeski selama TW3-12 sedikit

meningkat, kondisi sektor perumahan ASmeningkat, kondisi sektor perumahan ASmeningkat, kondisi sektor perumahan ASmeningkat, kondisi sektor perumahan ASmeningkat, kondisi sektor perumahan AS

menunjukkan perkembangan yang belummenunjukkan perkembangan yang belummenunjukkan perkembangan yang belummenunjukkan perkembangan yang belummenunjukkan perkembangan yang belum

stabil (Grafik 2.5). stabil (Grafik 2.5). stabil (Grafik 2.5). stabil (Grafik 2.5). stabil (Grafik 2.5). Daya beli masyarakat yang

masih rendah di tengah masih tingginya angka

pengangguran serta aktivitas ekonomi

domestik yang masih belum stabil diperkirakan

belum akan banyak mendorong kinerja sektor

perumahan secara signifikan. Indikator

housing starts dan indikator angka penjualan

rumah baru selama TW3-12 sedikit meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Di periode

yang sama indikator median sales price juga

mengalami peningkatan..... Walaupun sedikit

meningkat, indikator sektor perumahan

tersebut masih relatif rendah apabila

dibandingkan rata-rata sebelum krisis

keuangan global. Masih lemahnya indikator

sektor perumahan diperkirakan karena

beberapa faktor seperti rising foreclosures,

persyaratan standar pinjaman yang semakin

ketat serta angka pengangguran yang

persisten di level tinggi selama lebih dari dua

tahun meski dalam beberapa bulan terakhir

mulai menunjukkan penurunan.

Para pemilik rumah diperkirakan masihPara pemilik rumah diperkirakan masihPara pemilik rumah diperkirakan masihPara pemilik rumah diperkirakan masihPara pemilik rumah diperkirakan masih

menahan penjualan menunggu sampai hargamenahan penjualan menunggu sampai hargamenahan penjualan menunggu sampai hargamenahan penjualan menunggu sampai hargamenahan penjualan menunggu sampai harga

rumah kembali normal.rumah kembali normal.rumah kembali normal.rumah kembali normal.rumah kembali normal. Dengan

mempertimbangkan hal ini, rencana Fedres

untuk menurunkan borrowing costs

diperkirakan tidak terlalu signifikan dapat

mendorong aktivitas di sektor perumahan

mengingat tingginya mortgage rate bukan

faktor utama lemahnya kinerja di sektor

perumahan. Ke depan, sektor properti

diperkirakan masih rentan mengingat angka

pengangguran AS masih relatif tinggi dan

consumer confidence yang masih rendah.

Memasuki periode akhir di TW3-12,Memasuki periode akhir di TW3-12,Memasuki periode akhir di TW3-12,Memasuki periode akhir di TW3-12,Memasuki periode akhir di TW3-12,

angka pengangguran AS turun ke level 7,8%,angka pengangguran AS turun ke level 7,8%,angka pengangguran AS turun ke level 7,8%,angka pengangguran AS turun ke level 7,8%,angka pengangguran AS turun ke level 7,8%,

dari 8,1% di Agustus 2012.dari 8,1% di Agustus 2012.dari 8,1% di Agustus 2012.dari 8,1% di Agustus 2012.dari 8,1% di Agustus 2012. Namun demikian,

indikator tenaga kerja meski secara rata-rata

selama September 2012 menunjukkan

perkembangan yang belum stabil, sebagai

indikasi bahwa sektor tenaga kerja AS masih

sangat rentan. Indikator initial jobless claims

Grafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator Perumahan

Unit%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2008 2009 2010 2011 2012

0

200

400

600

800

1000

1200Supply Rumah (dlm bulan)-lhsHarga Median Rumah (% yoy)-lhs

Housing Starts (ribu unit)-rhs

New Home Sales (ribu unit)-rhs

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 46: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

32

selama September 2012 cenderung meningkat

sedangkan indikator continuous claims dan

indikator non-farm payroll sedikit menurun.

Secara keseluruhan indikator sektor tenaga

masih menunjukkan sinyal yang belum stabil.

Penurunan angka pengangguranPenurunan angka pengangguranPenurunan angka pengangguranPenurunan angka pengangguranPenurunan angka pengangguran

tersebut belum dapat sepenuhnyatersebut belum dapat sepenuhnyatersebut belum dapat sepenuhnyatersebut belum dapat sepenuhnyatersebut belum dapat sepenuhnya

mencerminkan membaiknya sektor tenagamencerminkan membaiknya sektor tenagamencerminkan membaiknya sektor tenagamencerminkan membaiknya sektor tenagamencerminkan membaiknya sektor tenaga

kerja AS.kerja AS.kerja AS.kerja AS.kerja AS. Menurunnya angka pengangguran

juga dilatarbelakangi oleh berkurangnya

jumlah labour force terutama pria usia

produktif seiring dengan memburuknya iklim

tenaga kerja bukan semata-mata dikarenakan

meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja.

Selain itu, rasio penduduk yang bekerja

terhadap populasi pada Agustus 2012 juga

turun. Aktivitas ekonomi dan investasi ke

depan yang diperkirakan masih lemah

diperkirakan belum banyak membantu proses

perbaikan di sektor lapangan kerja.

Ke depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerja

diperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengan

masih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisi

ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik. Angka

pengangguran diprediksi masih relatif tinggi,

naik dari prediksi sebelumnya. Berdasarkan

proyeksi September 2012, Fedres

memperkirakan angka pengangguran di 2012

berada di kisaran 8,0% - 8,2% (tidak berbeda

dari prediksi Juni 2012). Sementara angka

pengangguran di 2013 diperkirakan akan

mencapai 7,6% - 7,9% (prediksi Juni 2012

sebesar 7,5% - 8.0%).

Kinerja sektor eksternal AS masih belumKinerja sektor eksternal AS masih belumKinerja sektor eksternal AS masih belumKinerja sektor eksternal AS masih belumKinerja sektor eksternal AS masih belum

membaik selama TW3-12membaik selama TW3-12membaik selama TW3-12membaik selama TW3-12membaik selama TW3-12. Baik aktivitas ekspor

maupun impor terus menurun dan defisit

neraca perdagangan AS masih tetap lebar

(Grafik 2.7). Pertumbuhan ekspor selama TW3-

12 rata-rata tercatat sebesar 2,6% yoy dari

rata-rata 5,2% yoy triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor tersebut masih jauh di bawah

rata-rata pertumbuhan ekspor di 2011 yang

mencapai 15% yoy. Berdasarkan produknya,

penurunan ekspor disebabkan oleh

menurunnya permintaan dunia terutama pada

pasokan barang industri (memiliki pangsa 22%

dari total ekspor) dan consumer goods

(memiliki pangsa 8%). Sedangkan ekspor

Grafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga Kerja

Ribu Orang%

4

5

6

7

8

9

10

11

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 911 1 3 5 7 911 2 4 6 9

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600Unemployment Rate-lhs

Change in Non-farm Payrolls-rhs

Sumber : Bloomberg

Ribu OrangRibu Orang

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000Initial Jobless Claims

Initial Jobless Claims 12 MAContinuous Claims-rhs

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Des Apr Sep DesJul Mar Jun Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 47: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

33

Grafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor Eksternal

%, yoyMiliar USD

-70,0

-65,0

-60,0

-55,0

-50,0

-45,0

-40,0

-35,0

-30,0

-25,0

-20,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Neraca Perdagangan-lhs

Ekspor-rhs

Impor-rhs

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Canada Mexico

China Japan

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

capital goods (pangsa 24%) masih relatif

lemah. Ke depan, sejalan dengan menurunnya

permintaan dunia, aktivitas ekspor

diperkirakan masih relatif rendah. Ekspor ke

hampir seluruh mitra dagang utama AS

mengalami penurunan, kecuali Jepang.

Bahkan ekspor ke UK dan Jerman sudah

mengalami kontraksi. Ke depan, aktivitas

ekspor diperkirakan masih relatif rendah

sejalan dengan menurunnya permintaan

dunia.

Sejalan dengan menurunnya aktivitasSejalan dengan menurunnya aktivitasSejalan dengan menurunnya aktivitasSejalan dengan menurunnya aktivitasSejalan dengan menurunnya aktivitas

ekonomi domestik, pertumbuhan impor diekonomi domestik, pertumbuhan impor diekonomi domestik, pertumbuhan impor diekonomi domestik, pertumbuhan impor diekonomi domestik, pertumbuhan impor di

periode yang sama juga menurun. periode yang sama juga menurun. periode yang sama juga menurun. periode yang sama juga menurun. periode yang sama juga menurun. Impor

selama TW3-12 terus menurun hingga

mencapai titik terendah dalam lebih dari dua

tahun terakhir. Impor selama TW3-12 rata-rata

hanya tumbuh sebesar 1,1% yoy, dari 3,7%

yoy rata-rata di TW2-12 dan jauh di bawah

rata-rata pertumbuhan impor di 2011 sebesar

14% yoy. Penurunan nilai impor yang jauh

lebih besar dibandingkan nilai ekspor triwulan

sebelumnya tersebut menyebabkan defisit

neraca perdagangan AS di TW3-12 sedikit

menyempit menjadi USD42,6 miliar dari

USD46,4 miliar di TW2-12. Ke depan, defisit

neraca perdagangan AS diprediksi masih tetap

lebar sejalan dengan masih lemahnya

permintaan dunia.

Tren penurunan inflasi yang terjadi sejakTren penurunan inflasi yang terjadi sejakTren penurunan inflasi yang terjadi sejakTren penurunan inflasi yang terjadi sejakTren penurunan inflasi yang terjadi sejak

awal TW4-11 terus berlanjut hingga TW3-12awal TW4-11 terus berlanjut hingga TW3-12awal TW4-11 terus berlanjut hingga TW3-12awal TW4-11 terus berlanjut hingga TW3-12awal TW4-11 terus berlanjut hingga TW3-12

dan masih berada di bawah target 2,0% yoydan masih berada di bawah target 2,0% yoydan masih berada di bawah target 2,0% yoydan masih berada di bawah target 2,0% yoydan masih berada di bawah target 2,0% yoy.

Inflasi selama TW3-12 rata-rata tumbuh 1,9%

yoy dari 1,9% yoy rata-rata triwulan

sebelumnya (Grafik 2.8). Namun demikian,

secara bulanan selama triwulan ketiga 2012

tekanan inflasi berangsur meningkat. Tekanan

Grafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 Inflasi

-12

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

2008 2009 2010 2011 2012

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

IHK (% mom)-rhsIHK (% yoy)PCE Core (% yoy)PPI (% yoy)

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 48: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

34

Grafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ Komponen

inflasi pada September 2012 terus meningkat

seiring dengan masih tingginya harga energi.

Inflasi di periode akhir TW3-12 naik ke level

2,0% yoy sesuai target 2% yoy, dari

1,7% periode sebelumnya. Berdasarkan

komponennya, kenaikan inflasi terutama

berasal dari inflasi energi, transportasi dan

perumahan. Sementara inflasi makanan

penurunannya tertahan. Peningkatan harga

BBM diperkirakan mendorong kenaikan inflasi

transportasi.

Sejalan dengan hal tersebut, tekananSejalan dengan hal tersebut, tekananSejalan dengan hal tersebut, tekananSejalan dengan hal tersebut, tekananSejalan dengan hal tersebut, tekanan

harga inflasi dari sisi permintaan naik ke levelharga inflasi dari sisi permintaan naik ke levelharga inflasi dari sisi permintaan naik ke levelharga inflasi dari sisi permintaan naik ke levelharga inflasi dari sisi permintaan naik ke level

2,0% yoy pada periode akhir TW3-12 dari2,0% yoy pada periode akhir TW3-12 dari2,0% yoy pada periode akhir TW3-12 dari2,0% yoy pada periode akhir TW3-12 dari2,0% yoy pada periode akhir TW3-12 dari

1,9% yoy bulan sebelumnya1,9% yoy bulan sebelumnya1,9% yoy bulan sebelumnya1,9% yoy bulan sebelumnya1,9% yoy bulan sebelumnya. Sementara PCE

core sedikit meningkat ke level 1,7% yoy di

September 2012. Sementara tren penurunan

tingkat harga produsen (PPI) pada September

2012 kembali tertahan dan PPI meningkat rata-

rata menjadi 1,5% yoy dari 1,0% yoy pada

Agustus 2012. Ke depan, seiring dengan masih

lemahnya aktivitas ekonomi, the Fed

memperkirakan ekspektasi inflasi dalam jangka

panjang tetap terjaga. Selanjutnya, longer-

%, yoy %, yoy

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

2008 2009 2010 2011 2012

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

IHK Housing

Transportation EnergyFood

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2 4 6 8 1012 2 4 6 9

Sumber : Bloomberg

term inflation expectation tetap stabil di

kisaran 2,0% yoy.

Sejumlah kebijakan yang ditempuhSejumlah kebijakan yang ditempuhSejumlah kebijakan yang ditempuhSejumlah kebijakan yang ditempuhSejumlah kebijakan yang ditempuh

negara maju mendorong kondisi pasarnegara maju mendorong kondisi pasarnegara maju mendorong kondisi pasarnegara maju mendorong kondisi pasarnegara maju mendorong kondisi pasar

keuangan AS cenderung membaik selamakeuangan AS cenderung membaik selamakeuangan AS cenderung membaik selamakeuangan AS cenderung membaik selamakeuangan AS cenderung membaik selama

TW3-12. TW3-12. TW3-12. TW3-12. TW3-12. Harga saham selama triwulan laporan

cenderung naik dibandingkan rata-rata TW2-

12. Perilaku risk averse investor menurun

seiring dengan adanya kebijakan the Fed untuk

tetap menerapkan kebijakan moneter yang

highly accommodative dan melakukan QE

tahap 3. Selain itu, pelaku pasar juga memberi

respon positif atas kebijakan ECB untuk

mengimplementasikan program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro.

Seiring dengan meningkatnya minatSeiring dengan meningkatnya minatSeiring dengan meningkatnya minatSeiring dengan meningkatnya minatSeiring dengan meningkatnya minat

investor untuk membeli aset-aset yanginvestor untuk membeli aset-aset yanginvestor untuk membeli aset-aset yanginvestor untuk membeli aset-aset yanginvestor untuk membeli aset-aset yang

memiliki imbal hasil lebih tinggi, memiliki imbal hasil lebih tinggi, memiliki imbal hasil lebih tinggi, memiliki imbal hasil lebih tinggi, memiliki imbal hasil lebih tinggi, yieldyieldyieldyieldyield US T- US T- US T- US T- US T-

Note 10 di akhir periode TW3-12 sedikitNote 10 di akhir periode TW3-12 sedikitNote 10 di akhir periode TW3-12 sedikitNote 10 di akhir periode TW3-12 sedikitNote 10 di akhir periode TW3-12 sedikit

meningkatmeningkatmeningkatmeningkatmeningkat. Dibandingkan rata-rata Agustus

2012, rata-rata yield US T-Note 10 thn di

September 2012 naik sebesar 1,5% mom.

Meski demikian, hal ini dikhawatirkan hanya

bersifat sementara, kondisi pasar keuangan

masih belum sepenuhnya stabil dengan

ketidakpastian yang sangat tinggi.

Aksi investor yang memburu aset-asetAksi investor yang memburu aset-asetAksi investor yang memburu aset-asetAksi investor yang memburu aset-asetAksi investor yang memburu aset-aset

yang lebih berisiko tersebut mendorong nilaiyang lebih berisiko tersebut mendorong nilaiyang lebih berisiko tersebut mendorong nilaiyang lebih berisiko tersebut mendorong nilaiyang lebih berisiko tersebut mendorong nilai

tukar USD selama September 2012 cenderungtukar USD selama September 2012 cenderungtukar USD selama September 2012 cenderungtukar USD selama September 2012 cenderungtukar USD selama September 2012 cenderung

terus terdepresiasiterus terdepresiasiterus terdepresiasiterus terdepresiasiterus terdepresiasi. Selanjutnya, penurunan

sementara risiko di pasar keuangan berdampak

pada turunnya CDS AS bertenor 10 tahun

selama September 2012, rata-rata turun 9,3%

Page 49: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

35

antarbank sedikit mengendurantarbank sedikit mengendurantarbank sedikit mengendurantarbank sedikit mengendurantarbank sedikit mengendur. Hal ini

diindikasikan pada indikator spread antara

suku bunga LIBOR dengan suku bunga

kebijakan dan overnight indexed swap (OIS)

yang sejak Maret 2012 mulai mengendur.

Prospek ekonomi AS ke depan masihProspek ekonomi AS ke depan masihProspek ekonomi AS ke depan masihProspek ekonomi AS ke depan masihProspek ekonomi AS ke depan masih

diliputi ketidakpastian yang cukup tinggi.diliputi ketidakpastian yang cukup tinggi.diliputi ketidakpastian yang cukup tinggi.diliputi ketidakpastian yang cukup tinggi.diliputi ketidakpastian yang cukup tinggi.

Dampak pengurangan pengeluaran secara

otomatis (fiscal cliff) yang menyebabkan

kontraksi fiskal yang besar, potensi

pemburukan sovereign debt krisis di Kawasan

Euro serta masih rentannya sektor perumahan

dan tenaga kerja serta pemburukan sovereign

debt crisis Kawasan Euro diperkirakan masih

mom. Ke depan, risiko di pasar keuangan AS

masih tinggi. Penyelesaian permasalahan fiskal

di AS dan sovereign debt krisis di Kawasan Euro

masih jauh dari selesai dan meningkatnya

kerentanan ekonomi Spanyol dan

ketidakstabilan politik di Yunani serta

menurunnya komitmen negara Kawasan Euro

dalam memenuhi fiscal austerity dikhawatirkan

berpotensi menimbulkan gejolak di pasar

keuangan apabila tidak ditangani dengan hati-

hati. Bahkan risiko sovereign debt krisis

merambat ke banking krisis masih tinggi.

Sejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembangan

tersebut, keketatan di pasar keuangantersebut, keketatan di pasar keuangantersebut, keketatan di pasar keuangantersebut, keketatan di pasar keuangantersebut, keketatan di pasar keuangan

Grafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar Keuangan

Jan 2009 = 100

NASDAQS&P 500

DOW JONES INDUS AVG

90,0

100,0

110,0

120,0

130,0

140,0

150,0

Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags SepJan Feb Mar Apr Mei

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags SepJan Feb Mar Apr Mei

2010 2011 2012

30,0

35,0

40,0

45,0

50,0

55,0

60,0

65,0

70,0

75,0CDS 10 thnYield 10 thn (rhs)

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

%

Sumber : Bloomberg

%

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Spread LIBOR-Policy rate

Spread LIBOR-OIS

12 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 3 5 7 9

Sumber : Bloomberg

Indeks

90

95

100

105

110

115

120

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

NEER

REER

Sumber : Bloomberg

Page 50: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

36

Tabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB AS

menjadi faktor utama yang mendorong

tingginya ketidakpastian kinerja ekonomi AS

ke depan.

Selain itu, masih terdapat potensi risikoSelain itu, masih terdapat potensi risikoSelain itu, masih terdapat potensi risikoSelain itu, masih terdapat potensi risikoSelain itu, masih terdapat potensi risiko

akibat naiknya harga minyak dampak eskalasiakibat naiknya harga minyak dampak eskalasiakibat naiknya harga minyak dampak eskalasiakibat naiknya harga minyak dampak eskalasiakibat naiknya harga minyak dampak eskalasi

risiko geopolitik.risiko geopolitik.risiko geopolitik.risiko geopolitik.risiko geopolitik. Dengan mempertimbangkan

hal tersebut, ekonomi AS di 2012 dan 2013

diperkirakan berpotensi tumbuh lebih rendah

dari prediksi awal. Kebijakan fiskal ketat yang

harus ditempuh pemerintah guna mengatasi

debt problem disertai dengan menurunnya

aktivitas ekonomi domestik dampak dari

pemburukan sovereign debt crisis di Kawasan

Euro diperkirakan melatarbelakangi

menurunnya kinerja ekonomi.

Berdasarkan hasil asesmen FedresBerdasarkan hasil asesmen FedresBerdasarkan hasil asesmen FedresBerdasarkan hasil asesmen FedresBerdasarkan hasil asesmen Fedres

terkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakan

tumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksi

Juni 2012 dengan Juni 2012 dengan Juni 2012 dengan Juni 2012 dengan Juni 2012 dengan significant downside riskssignificant downside riskssignificant downside riskssignificant downside riskssignificant downside risks.....

Proyeksi PDB AS di 2012 diturunkan dari

semula diprediksi tumbuh di kisaran 1.9%

sampai dengan 2.4% (proyeksi Juni 2012)

menjadi di kisaran 1.7% sampai dengan 2.0%

yoy (Proyeksi September 2012). Perbaikan

sektor tenaga kerja tertahan dan tingkat

pengangguran cenderung meningkat.

Meskipun business fixed investment

mengalami ekspansi, akselerasi pengeluaran

rumah tangga tidak setinggi periode awal

2012. Lebih lanjut, sektor perumahan masih

tertekan. Seiring dengan menurunnya harga

minyak mentah dan gasoline, inflasi cenderung

menurun dan ekspektasi inflasi dalam jangka

waktu yang lebih panjang tetap stabil. Ke

depan, gejolak di pasar keuangan global masih

menjadi downside risks ekonomi AS.

Berdasarkan asesmen IMF terkini (WEO,

Oktober 2012) PDB AS di 2012 direvisi ke atas,

tumbuh sebesar 2,2% yoy (proyeksi Juli 2012

2,0% yoy). Namun demikian, IMF merevisi ke

bawah PDB AS di 2013 menjadi sebesar 2,1%

yoy (proyeksi Juli 2012 2,3% yoy). Dampak

fiscal cliff diperkirakan cukup signifikan pada

pengetatan fiskal AS sekitar 3% PDB, lebih

besar dibandingkan proyeksi IMF sebelumnya.

Asesmen IMF dalam Spillover Report

mengindikasikan jika risiko tersebut terealisasi

dan terjadi kontraksi fiskal yang tajam, maka

ekonomi AS berpotensi mengarah ke kondisi

resesi (full-fledge recession).

The Fed juga merevisi ke atas proyeksi

inflasi di 2012 dan 2013. Inflasi di 2012 direvisi

dari 1,2% sampai dengan 1,7% yoy (proyeksi

Juni 2012) menjadi 1,7% sampai dengan 1,8%

yoy (proyeksi Sept 2012) sementara inflasi di

2013 menjadi 1,6% sampai dengan 2,0% yoy

Jan-12 Apr-12 Jul-12 Apr-12 Jun-12 Sep-12 Apr-12 Jun-12 Sep-12PDB

WEO Fedres Long run potential growth

Sumber: WEO-IMF dan FedRes

PDB 2011 1,8 1,8 - - - -

PDB 2012 1,8 2,1 2,0 2,2 2,4 – 2,9 1,9 – 2,4 1,7-2,0

PDB 2013 2,2 2,4 2,3 2,1 2,7 – 3,1 2,2 – 2,8 2,5-3,0

PDB 2014 n/a n/a n/a n/a 3,1 – 3,6 3,0 – 3,5 3,0-3,8

Okt-12

2,3 – 2,6 2,3 – 2,5 2,3-2,5

Page 51: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

37

(dari 1,5% sampai dengan 2,0% yoy).

Selanjutnya guna menjangkar ekspektasi inflasi,

the Fed menetapkan target inflasi dalam jangka

yang lebih panjang berada di kisaran 2% yoy.

Hal ini ditujukan untuk menjaga kestabilan

harga, menjaga suku bunga jangka panjang

dalam level yang moderat, dan mendukung

sektor tenaga kerja (maximum employment).

Kegagalan the 12-member U.S. JointKegagalan the 12-member U.S. JointKegagalan the 12-member U.S. JointKegagalan the 12-member U.S. JointKegagalan the 12-member U.S. Joint

Committee on Deficit Reduction (sebuah komiteCommittee on Deficit Reduction (sebuah komiteCommittee on Deficit Reduction (sebuah komiteCommittee on Deficit Reduction (sebuah komiteCommittee on Deficit Reduction (sebuah komite

gabungan dengan kewenangan sangat besar,gabungan dengan kewenangan sangat besar,gabungan dengan kewenangan sangat besar,gabungan dengan kewenangan sangat besar,gabungan dengan kewenangan sangat besar,

dikenal sebagai super committee) mencapaidikenal sebagai super committee) mencapaidikenal sebagai super committee) mencapaidikenal sebagai super committee) mencapaidikenal sebagai super committee) mencapai

kesepakatan penurunan utang pemerintah ASkesepakatan penurunan utang pemerintah ASkesepakatan penurunan utang pemerintah ASkesepakatan penurunan utang pemerintah ASkesepakatan penurunan utang pemerintah AS

sebesar USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10sebesar USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10sebesar USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10sebesar USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10sebesar USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10

tahun (diumumkan 21 November 2011)tahun (diumumkan 21 November 2011)tahun (diumumkan 21 November 2011)tahun (diumumkan 21 November 2011)tahun (diumumkan 21 November 2011)

berpotensi menurunkan PDB AS.berpotensi menurunkan PDB AS.berpotensi menurunkan PDB AS.berpotensi menurunkan PDB AS.berpotensi menurunkan PDB AS. Berdasarkan

budget deal kongres AS di Agustus 2011 lalu,

kegagalan tersebut akan berdampak pada

automatic spending cuts senilai USD1,2 triliun

dalam periode 10 tahun, mulai 2013. Dengan

asumsi pemotongan pengeluaran pemerintah

tersebut akan dibebankan secara merata di

setiap tahunnya, diperkirakan pada 2013

pengeluaran pemerintah AS akan turun

signifikan sekitar 0,7% terhadap PDB.

Walaupun kegagalan super committee tersebut

belum berdampak pada fiskal AS di 2012, fiscal

drag (ketidakpastian angka-angka defisit fiskal)

di 2012 diperkirakan akan mencapai lebih dari

USD300 miliar, dengan asumsi beberapa

measures saat ini seperti tax breaks dan

American Reinvestment and Recovery act

(ARRA) spending dibiarkan expired dan

pemerintah AS tidak melakukan stimulus lebih

lanjut.

Risiko terjadinya perlambatan ekonomiRisiko terjadinya perlambatan ekonomiRisiko terjadinya perlambatan ekonomiRisiko terjadinya perlambatan ekonomiRisiko terjadinya perlambatan ekonomi

(((((downside riskdownside riskdownside riskdownside riskdownside risk) yang masih terus membayangi) yang masih terus membayangi) yang masih terus membayangi) yang masih terus membayangi) yang masih terus membayangi

ekonomi AS meliputi:ekonomi AS meliputi:ekonomi AS meliputi:ekonomi AS meliputi:ekonomi AS meliputi: (i) Dampak pengurangan

pengeluaran secara otomatis (fiscal cliff), (ii)

rentannya sektor tenaga kerja dan properti

dapat berimbas pada pendapatan masyarakat/

pelaku usaha sehingga mempengaruhi

konsumsi dan investasi, (iii) rentannya kondisi

solvabilitas keuangan Pemerintah AS, (iv)

pemburukan di sektor keuangan yang

diperkirakan dapat mempengaruhi daya beli

masyarakat, (v) pemburukan krisis utang di

Kawasan Euro; (v) menurunnya kepercayaan

konsumen dan bisnis, dan (vi) kegagalan super

committee mencapai kesepakatan penurunan

utang pemerintah AS sebesar USD1,5 triliun

diperkirakan berdampak pada automatic

spending cuts senilai USD1,2 triliun sehingga

berpotensi menurunkan PDB AS.

Hal yang perlu menjadi perhatianHal yang perlu menjadi perhatianHal yang perlu menjadi perhatianHal yang perlu menjadi perhatianHal yang perlu menjadi perhatian

pemerintah AS adalah langkah konkritpemerintah AS adalah langkah konkritpemerintah AS adalah langkah konkritpemerintah AS adalah langkah konkritpemerintah AS adalah langkah konkrit

Tabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi AS

Sep-11 Apr-12 Apr-12 Jun-12 Sep-12 Apr-12 Jun-12 Sep-12Inflasi

WEO Fedres Long run potential growth

Sumber: WEO-IMF dan FedRes

Inflasi 2011 3,0 3,1 3,1 - -

Inflasi 2012 1,2 2,1 2,0 1,9 – 2,0 1,2 – 1,7 1,7-1,8

Inflasi 2013 n/a 1,9 1,8 1,6 – 2,0 1,5 – 2,0 1,6-2,0

Inflasi 2014 n/a n/a n/a 1,7 – 2,0 1,5 – 2,0 1,6-2,0

Okt-12

2,0 2,0 2,0

Page 52: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

38

konsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudahkonsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudahkonsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudahkonsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudahkonsolidasi fiskal AS karena saat ini AS sudah

memasuki kondisi memasuki kondisi memasuki kondisi memasuki kondisi memasuki kondisi debt trapdebt trapdebt trapdebt trapdebt trap yang yang yang yang yang

mengkhawatirkanmengkhawatirkanmengkhawatirkanmengkhawatirkanmengkhawatirkan. Ke depan, perkembangan

isu fiskal AS tetap perlu dimonitor secara ketat

karena berpotensi mempengaruhi kredibilitas

AS dan USD serta kestabilan ekonomi &

keuangan dunia.

Sebagai respon atas perkembanganSebagai respon atas perkembanganSebagai respon atas perkembanganSebagai respon atas perkembanganSebagai respon atas perkembangan

tersebut, pada pertemuan FOMC 13tersebut, pada pertemuan FOMC 13tersebut, pada pertemuan FOMC 13tersebut, pada pertemuan FOMC 13tersebut, pada pertemuan FOMC 13

September 2012, Fedres memutuskan untukSeptember 2012, Fedres memutuskan untukSeptember 2012, Fedres memutuskan untukSeptember 2012, Fedres memutuskan untukSeptember 2012, Fedres memutuskan untuk

tetap menerapkan kebijakan moneter yangtetap menerapkan kebijakan moneter yangtetap menerapkan kebijakan moneter yangtetap menerapkan kebijakan moneter yangtetap menerapkan kebijakan moneter yang

highly accommodativehighly accommodativehighly accommodativehighly accommodativehighly accommodative, memperpanjang, memperpanjang, memperpanjang, memperpanjang, memperpanjang

kebijakan suku bunga tetap hinggakebijakan suku bunga tetap hinggakebijakan suku bunga tetap hinggakebijakan suku bunga tetap hinggakebijakan suku bunga tetap hingga

pertengahan 2015 dan mengeluarkanpertengahan 2015 dan mengeluarkanpertengahan 2015 dan mengeluarkanpertengahan 2015 dan mengeluarkanpertengahan 2015 dan mengeluarkan

kebijakan QE tahap tigakebijakan QE tahap tigakebijakan QE tahap tigakebijakan QE tahap tigakebijakan QE tahap tiga. Adapun rincian

kebijakan sebagai berikut:

- Suku bunga kebijakan akan terus

dipertahankan di level 0-0,25% hingga

pertengahan 2015 (sebelumnya hingga

akhir 2014).

- Mengeluarkan kebijakan quantitative

easing tahap tiga melalui pembelian

agency mortgage-backed securities

sebesar USD40 miliar per bulan.

- Melanjutkan kebijakan quantitative

easing berupa operation twist (maturity

extension program) hingga akhir 2012

(semula operation twist dijadwalkan

berakhir Juni 2012). Dengan kata lain,

kebijakan pembelian Treasury securities

dengan remaining maturities antara 6

sampai dengan 30 tahun (longer-term)

senilai USD267 miliar serta menjual atau

redeem Treasury dengan nilai yang sama

yang memiliki maturities sekitar tiga tahun

atau kurang (short-term). Kebijakan ini

diharapkan dapat menurunkan suku

bunga jangka waktu yang lebih panjang

dan membantu kondisi sektor keuangan

menjadi lebih akomodatif.

- Tetap mempertahankan kebijakan

reinvesting principal payments from its

holdings of agency debt dan agency

mortgage-backed securities (MBS) di

agency MBS.

Langkah kebijakan tersebut di atas akan

menambah jumlah longer-term securities yang

dipegang oleh Fedres sebesar USD85 miliar per

bulan hingga akhir 2012. Kebijakan ini

diharapkan dapat menurunkan suku bunga

dalam jangka waktu yang lebih panjang,

mendukung pasar mortgage, dan membantu

kondisi pasar keuangan secara keseluruhan

menjadi lebih akomodatif. The Fed akan

mengambil langkah-langkah lebih lanjut apabila

diperlukan guna menopang proses pemulihan

ekonomi dan perbaikan sektor tenaga kerja

dengan tetap menjaga kestabilan harga.

Dasar pertimbangan kebijakan tersebutDasar pertimbangan kebijakan tersebutDasar pertimbangan kebijakan tersebutDasar pertimbangan kebijakan tersebutDasar pertimbangan kebijakan tersebut

di atas sebagai berikut:di atas sebagai berikut:di atas sebagai berikut:di atas sebagai berikut:di atas sebagai berikut: (i) aktivitas ekonomi

selama semester pertama 2012 menurun; (ii)

perbaikan pada sektor tenaga kerja berjalan

lambat, tingkat pengangguran terus

meningkat; (iii) pengeluaran rumah tangga

masih terbatas; (iv) investasi (terutama pada

business fixed investment) masih lemah; (v)

sektor perumahan masih tertekan; dan (vi)

terdapat downside risk yang signifikan terkait

kondisi pasar keuangan global.

Untuk sementara, langkah kebijakanUntuk sementara, langkah kebijakanUntuk sementara, langkah kebijakanUntuk sementara, langkah kebijakanUntuk sementara, langkah kebijakan

Fedres tersebut dianggap mampu untukFedres tersebut dianggap mampu untukFedres tersebut dianggap mampu untukFedres tersebut dianggap mampu untukFedres tersebut dianggap mampu untuk

Page 53: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

39

menurunkan suku bunga dalam jangka waktumenurunkan suku bunga dalam jangka waktumenurunkan suku bunga dalam jangka waktumenurunkan suku bunga dalam jangka waktumenurunkan suku bunga dalam jangka waktu

yang lebih panjang dan meredakan sentimenyang lebih panjang dan meredakan sentimenyang lebih panjang dan meredakan sentimenyang lebih panjang dan meredakan sentimenyang lebih panjang dan meredakan sentimen

negatif di pasar keuangannegatif di pasar keuangannegatif di pasar keuangannegatif di pasar keuangannegatif di pasar keuangan. Namun demikian,

saat ini AS dihadapkan pada kebijakan yang

sulit seiring dengan semakin terbatasnya

flexibilitas kebijakan fiskal dalam mendongkrak

agregat demand (antara lain ancaman

penurunan peringkat utang AS apabila AS

dinilai tidak dapat menurunkan beban

pengelolaan utangnya selama dua tahun ke

depan). Namun di sisi lain, kebijakan

quantitative easing tahap tiga masih diragukan

efektivitasnya dalam mendorong sektor riil

ekonomi AS karena terbukti kebijakan QE

sebelumnya pun tidak efektif untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan

perkembangan tersebut kebijakan yang

berkaitan dengan reformasi struktural ekonomi

baik terkait dengan pengeluaran pemerintah

seperti kesehatan, social security dan

pertahanan serta penerimaan seperti

peningkatan pajak kepada «penduduk kaya»

sangat krusial. Kredibilitas dan efektivitas

kebijakan AS tersebut akan sangat menentukan

apakah kemampuan AS menghadapi double

dip recession akan meningkat atau tidak di

tengah kondisi politik yg memanas akibat

perbedaan pendapat dan kepentingan yang

tajam.

A.2 Eropa (Kawasan Euro dan Inggris)

2.1 Kawasan Euro

Pertumbuhan ekonomi Kawasan Euro

selama TW3-12 diperkirakan terus menurun.

Kinerja ekonomi Kawasan Euro diperkirakan

lebih rendah dari prediksi sebelumnya selama

TW3-12. Ekonomi kawasan masih dihadapkan

oleh relatif rentan dan lemah di tengah

terbatasnya pengeluaran masyarakat,

tingginya angka pengangguran, dan

rentannya sektor keuangan serta pemerintah.

PDB di TW3-12 diperkirakan terkontraksi

menjadi minus 0,8% yoy. Seluruh komponen

PDB di TW3-12 diperkirakan terus melemah.

Jerman dan Perancis yang selama ini menjadi

penopang utama kinerja ekonomi kawasan

juga turut terkena imbas krisis utang di negara

periferal Euro. Secara keseluruhan, kontraksi

ekonomi kawasan akan terus berlanjut dan

lebih lama dari prediksi sebelumnya setidaknya

hingga pertengahan 2013.

Ekonomi kawasan saat ini masih

menghadapi fase yang kritis dengan

ketidakpastian sangat tinggi dan intensified

downside risks, meliputi: (i) memburuknya

sovereign debt crisis di Kawasan Euro termasuk

negara inti seperti Spanyol dan Italia sehingga

berdampak pada akses pembiayaan yang

sangat ketat; (ii) potensi risiko sistemik pada

perbankan kawasan, akibat memburuknya

bank-bank yang terekspose pada sovereign

debt dan liquidity risks; dan (iii) dampak dari

austerity measures. Hal ini dikhawatirkan kian

mendorong lonjakan biaya pinjaman dan

meningkatnya NPL sehingga mengganggu

kestabilan ekonomi dan keuangan dan proses

adjustment fiskal sehingga berpotensi

mengganggu kestabilan ekonomi dan

keuangan global.

Tekanan di pasar keuangan selama

TW3-12 cenderung menurun terutama

Page 54: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

40

1 Hingga laporan ini dibuat, data komponen PDB Kawasan Europada TW3 2012 belum dirilis.

memasuki periode akhir TW3-12 namun risiko

masih relatif tinggi. Kekhawatiran akan debt

sustainability di Spanyol dan sovereign debt

crisis di Kawasan Euro untuk sementara tidak

menjadi perhatian pelaku pasar. Selama TW3-

12 sentimen positif pelaku pasar meningkat

seiring dengan diimplementasikannya QE

tahap tiga oleh the Fed dan

diimplementasikannya program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro. Namun

sentimen positif tersebut diperkirakan hanya

bersifat sementara mengingat permasalahan

fundamental belum terakomodasi sepenuhnya

dan langkah-langkah recovery yang solid atas

permasalahan hutang dan ekonomi

fundamental negara di Kawasan belum terlihat

jelas. Selain itu, dengan sistem keuangan

kawasan Euro yang memiliki masalah serius

jangka panjang akibat krisis hutang, kondisi

tersebut menyebabkan kawasan Eropa akan

sulit bangkit dalam waktu singkat terlebih bila

tanpa diiringi konsolidasi fiskal yg kredibel, dan

kondisi perbankan kawasan masih rentan dari

waktu ke waktu.

Asesmen terkini IMF mengonfirmasi

pemburukan tersebut dan merevisi ke bawah

proyeksi PDB Kawasan Euro di 2012 dan 2013

masing-masing menjadi minus 0,4% yoy

(sebelumnya minus 0,3% yoy) dan 0,3% yoy

(sebelumnya 0,7% yoy) (WEO-IMF, Oktober

2012/Embargo). Perkembangan terkini

mengindikasikan ketidakpastian kondisi

ekonomi di negara Kawasan Euro sangat tinggi

sehingga PDB di 2012 diperkirakan berpotensi

lebih rendah dari prediksi IMF tersebut. Di sisi

lain, meskipun aktivitas ekonomi menurun,

tingginya harga energi menyebabkan tekanan

inflasi di 2012 diprediksi tetap tinggi dan masih

di atas target 2% yoy. Di tengah ancaman

pemburukan ekonomi selama TW3-12 ECB

menurunkan suku bunga kebijakan 25bps dan

mengimplementasikan program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro

Ekonomi di Kawasan Euro selama TW3-Ekonomi di Kawasan Euro selama TW3-Ekonomi di Kawasan Euro selama TW3-Ekonomi di Kawasan Euro selama TW3-Ekonomi di Kawasan Euro selama TW3-

12 diperkirakan kian terkontraksi 12 diperkirakan kian terkontraksi 12 diperkirakan kian terkontraksi 12 diperkirakan kian terkontraksi 12 diperkirakan kian terkontraksi (Grafik

2.11)1. . . . . PDB di TW3-12 diprediksi tumbuh

sebesar minus 0,8% yoy dari minus 0,5% yoy

triwulan sebelumnya. Pelemahan ekonomi

diperkirakan terjadi di semua negara di

kawasan termasuk negara inti seperti Jerman,

Perancis, Spanyol dan Italia yang selama ini

menjadi penopang ekonomi kawasan. Bahkan

untuk pertama kalinya Perancis mulai

memasuki periode kontraksi pada TW3-12

(minus 0,1% yoy) menyusul Italia (minus 2,8%

yoy) dan Spanyol (minus 2,1% yoy). Kontraksi

ekonomi Kawasan Euro diperkirakan terus

berlanjut hingga pertengahan 2013.

Seluruh komponen PDB diperkirakanSeluruh komponen PDB diperkirakanSeluruh komponen PDB diperkirakanSeluruh komponen PDB diperkirakanSeluruh komponen PDB diperkirakan

mengalami kontraksi selama periode laporanmengalami kontraksi selama periode laporanmengalami kontraksi selama periode laporanmengalami kontraksi selama periode laporanmengalami kontraksi selama periode laporan.

Sovereign debt crisis di Kawasan Euro yang

terus memburuk diperkirakan kian menggerus

daya beli masyarakat dan memperburuk sektor

tenaga kerja sehingga konsumsi masyarakat

semakin terpuruk. Sejalan dengan hal itu,

Page 55: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

41

Grafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDB

Tabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan Euro

aktivitas investasi juga menurun dampak dari

meningkatnya ketidakpastian dan sentimen

negatif pelaku usaha dan menurunnya aktivitas

ekonomi negara di Kawasan Euro dan global.

Selain itu, austerity measures yang diterapkan

oleh sejumlah negara kawasan juga turut

membatasi daya beli masyarakat dan

pengeluaran pemerintah. Sejalan dengan

menurunnya aktivitas ekonomi dan

perdagangan intra-kawasan, kinerja ekspor

kawasan juga diperkirakan masih sangat

lemah. Lebih lanjut, sovereign debt crisis yang

mulai menjalar kepada krisis perbankan di

sejumlah negara kawasan diperkirakan turut

memperburuk ekonomi di Kawasan Euro.

Ke depan, kontraksi ekonomi KawasanKe depan, kontraksi ekonomi KawasanKe depan, kontraksi ekonomi KawasanKe depan, kontraksi ekonomi KawasanKe depan, kontraksi ekonomi Kawasan

Euro diperkirakan masih terus berlanjutEuro diperkirakan masih terus berlanjutEuro diperkirakan masih terus berlanjutEuro diperkirakan masih terus berlanjutEuro diperkirakan masih terus berlanjut

setidaknya hingga pertengahan 2013. setidaknya hingga pertengahan 2013. setidaknya hingga pertengahan 2013. setidaknya hingga pertengahan 2013. setidaknya hingga pertengahan 2013. PDB di

TW4-12 diperkirakan terkontraksi menjadi

sebesar 0,5% yoy (CF, September 2012).

Secara keseluruhan tahun, PDB Kawasan Euro

diprediksi mengalami kontraksi sebesar minus

0,4% yoy (IMF, WEO Oktober 2012).

Aktivitas konsumsi selama triwulanAktivitas konsumsi selama triwulanAktivitas konsumsi selama triwulanAktivitas konsumsi selama triwulanAktivitas konsumsi selama triwulan

ketiga 2012 diperkirakan masih sangat lemahketiga 2012 diperkirakan masih sangat lemahketiga 2012 diperkirakan masih sangat lemahketiga 2012 diperkirakan masih sangat lemahketiga 2012 diperkirakan masih sangat lemah

(Grafik 2.12)(Grafik 2.12)(Grafik 2.12)(Grafik 2.12)(Grafik 2.12). Penurunan konsumsi masyarakat

diperkirakan dampak dari masih lemahnya

daya beli masyarakat yang sejalan dengan

terus meningkatnya angka pengangguran dan

menurunnya upah riil masyarakat. Penurunan

aktivitas konsumsi diperkirakan juga

disebabkan oleh suramnya prospek ekonomi

kawasan yang mendorong konsumen

membatasi pengeluarannya. Di sisi lain, ruang

stimulus fiskal sudah sangat terbatas dan

%

Proyeksi

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3

Net EksporInvestasiKonsumsi swastaKonsumsi PemerintahPDB (% yoy)

Sumber : Bloomberg

2012 2013 2012 2013 TW1 TW2 TW3 TW4* TW1 TW2 TW3 TW4

Kawasan Euro -4.3 1.8 -0.5 0.8 -0.3 0.9 2.4 1.6 1.3 0.6 0.0 -0.5 -0.8 -0.5Jerman -5.1 3.6 0.3 1.5 0.6 1.5 4.8 3.0 2.7 1.9 1.2 1.0 0.7 1.0Perancis -2.6 1.4 0.2 1.0 0.5 1.0 2.3 1.7 1.5 1.2 0.3 0.3 -0.1 -0.1Italia -5.2 1.3 -2.2 -0.6 -1.9 -0.3 1.3 1.0 0.4 -0.5 -1.4 -2.5 -2.8 -2.4Spanyol -3.7 -0.1 -1.7 -0.3 -1.8 0.1 0.5 0.5 0.6 0.0 -0.6 -1.3 -2.1 -2.7

Yunani -2.3 -4.4 n/a n/a -4.7 0 -5.5 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/aPortugal -2.5 1.3 n/a n/a -3.3 0.3 -0.6 -1.1 -2.0 -3.0 -2.3 -3.3 n/a n/aIrlandia -7.0 -0.4 n/a n/a 0.5 2.0 -0.9 2.9 1.0 2.8 1.2 n/a n/a n/a

2011 2012*Negara 2009 2010 WEO-Jan-12 WEO-Apr-12

Proyeksi IMF

*) Proyeksi Consensus Forecast, Oktober-12

Page 56: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

42

austerity measures yang diterapkan pemerintah

kawasan diperkirakan berdampak signifikan

pada menurunnya aktivitas ekonomi di negara

Kawasan Euro.

Lemahnya aktivitas konsumsi selamaLemahnya aktivitas konsumsi selamaLemahnya aktivitas konsumsi selamaLemahnya aktivitas konsumsi selamaLemahnya aktivitas konsumsi selama

TW3-12 juga diindikasikan pada sejumlahTW3-12 juga diindikasikan pada sejumlahTW3-12 juga diindikasikan pada sejumlahTW3-12 juga diindikasikan pada sejumlahTW3-12 juga diindikasikan pada sejumlah

indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi. Selama triwulan

ketiga 2012, indikator penjualan ritel masih

terus terkontraksi rata-rata sebesar minus 1,2%

yoy, dari rata-rata minus 1,7% yoy pada TW2-

12, melanjutkan kontraksi sejak 2011.

Kontraksi penjualan ritel terjadi hampir di

seluruh negara kawasan kecuali Perancis dan

Irlandia. Kontraksi terdalam terutama terjadi di

Yunani, Spanyol, dan Portugal. Sementara

indikator penjualan kendaraan bermotor

terkontraksi kian dalam selama TW3-12, rata-

rata minus 13,1% yoy dari rata-rata minus

8,3% yoy di TW2-12. Seiring dengan masih

lemahnya kondisi ekonomi negara periferal

Euro dan negara inti Euro terutama di Spanyol

dan Italia, indeks kepercayaan konsumen

terkontraksi kian dalam hingga menyentuh

level 25,9 di akhir TW3-12. Hal ini dapat

dijadikan indikasi bahwa aktivitas konsumsi ke

depan diperkirakan masih lemah. Tren serupa

juga terjadi pada indikator indeks kepercayaan

pedagang ritel yg terkontraksi kian dalam sejak

akhir TW1-11 dan pada akhir TW3-12

mencapai level minus 18,6, sebagai indikasi

aktivitas konsumsi ke depan dan kepercayaan

masyarakat masih rendah.

Sama halnya dengan performaSama halnya dengan performaSama halnya dengan performaSama halnya dengan performaSama halnya dengan performa

konsumsi, kinerja investasi selama periodekonsumsi, kinerja investasi selama periodekonsumsi, kinerja investasi selama periodekonsumsi, kinerja investasi selama periodekonsumsi, kinerja investasi selama periode

laporan juga diperkirakan terus menurun.laporan juga diperkirakan terus menurun.laporan juga diperkirakan terus menurun.laporan juga diperkirakan terus menurun.laporan juga diperkirakan terus menurun.

Penurunan investasi tersebut diperkirakan

masih disebabkan oleh iklim investasi yang

kurang kondusif, prospek ekonomi yang kian

suram, serta permintaan eksternal yang terus

melemah. Perkembangan tersebut diperkirakan

mendorong sentimen negatif masyarakat dan

pelaku pasar yang pada akhirnya menahan

aktivitas investasi. Selain itu, kebijakan austerity

measures pada sejumlah negara di Kawasan

Euro juga diperkirakan mempengaruhi

menurunnya kegiatan investasi.

Penurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebut

juga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikator

penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. Indikator produksi industri

pada dua bulan pertama TW3-12 terkontraksi

kian dalam menjadi sebesar rata-rata minus

1,6% yoy, dari rata-rata minus 0,8% yoy di

TW2-12. Indikator produksi industri di seluruh

negara kawasan terkontraksi kecuali Irlandia.

Sementara kapasitas utilisasi menurun, di

bawah rata-rata jangka panjangnya. Sejalan

dengan menurunnya ekonomi domestik,

indikator kepercayaan bisnis, industri, dan

pemesanan barang baru untuk industri terus

Grafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator Konsumsi

Indeks%, yoy

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

Kepercayaan Konsumen, rhs

Kepercayaan Perdagangan Ritel, rhs

Penjualan Ritel, lhs

New Passenger Vehicle Sales, lhs

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

Sumber : Bloomberg

Page 57: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

43

Grafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator Investasi

Indeks%, yoy

-50,0

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Produksi Industri, lhs Industrial Confidence, lhs

Business Climate Indicator, rhs Kapasitas Utilisasi, rhs

Rata2 Jk. Pj Kapasitas Utilisasi, rhs Industrial New Orders, lhs

Sumber : Bloomberg

menurun, dampak dari memburuknya iklim

investasi, prospek ekonomi, permasalahan

fiskal dan menurunnya permintaan eksternal

(Grafik 2.13). Kondisi ini diperkirakan

mendorong sentimen negatif masyarakat dan

pelaku pasar.

Pergerakan indikator Pergerakan indikator Pergerakan indikator Pergerakan indikator Pergerakan indikator PurchasingPurchasingPurchasingPurchasingPurchasing

Manager IndexManager IndexManager IndexManager IndexManager Index (PMI) hingga akhir periode (PMI) hingga akhir periode (PMI) hingga akhir periode (PMI) hingga akhir periode (PMI) hingga akhir periode

TW3-12 masih mengindikasikan aktivitasTW3-12 masih mengindikasikan aktivitasTW3-12 masih mengindikasikan aktivitasTW3-12 masih mengindikasikan aktivitasTW3-12 masih mengindikasikan aktivitas

investasi ke depan relatif lemah terutama diinvestasi ke depan relatif lemah terutama diinvestasi ke depan relatif lemah terutama diinvestasi ke depan relatif lemah terutama diinvestasi ke depan relatif lemah terutama di

sektor jasa dan tingkat ketidakpastian masihsektor jasa dan tingkat ketidakpastian masihsektor jasa dan tingkat ketidakpastian masihsektor jasa dan tingkat ketidakpastian masihsektor jasa dan tingkat ketidakpastian masih

tinggi.tinggi.tinggi.tinggi.tinggi. Indikator PMI manufaktur, PMI services

dan PMI composite masih berada di level

kontraksi (Grafik 2.14). Indikator PMI

manufaktur di September 2012 terkontraksi

di level 46,0 dari 45,1 periode sebelumnya.

Sementara indikator PMI service terkontraksi

kian dalam, terendah sejak Agustus 2009

sehingga mendorong indikator PMI composite

Tabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan Ritel

Tabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi Industri

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept

Kawasan Euro -2,5 0,8 -1,1 -0,7 -1,5 -1,9 -1,2 -2,1 0 -3,6 -0,7 -0,8 -1,5 -0,9 -0,8Jerman -2,79 1,1 0,6 1,4 0,9 0,6 -1,7 -2,4 1,6 0 1,9 0,3 -1,7 -1,1 0,0Perancis -0,25 3,9 1,6 2,8 1,3 0,5 0,7 0,2 1,3 -2 1,8 1,5 3,7 1,9 3,0Italia -1,39 0,4 -3,4 -1,3 -3,4 -5,6 -0,2 -2 -1 -4,4 -3,6 -2,2 -2,9 -2,5 -Spanyol -5,48 -2,66 -5,6 -7 -7 -5,6 -5,7 -6,6 -3,8 -9,9 -4,7 -5,3 -7,4 -1,9 -13

Yunani -11,4 -5,85 -6,5 -10,8 -8,9 -12,6 -10,6 -12,8 -16,1 -13 -10 -11 -9,2 -9,1 -Portugal -1,94 -0,24 -6,8 -9,8 -9,2 -8,7 -7,1 -8,6 -4,6 -10 -4,5 -5,4 -7,5 -6 -5,8Irlandia -6,2 -0,68 -3,3 -2,9 -0,5 1,1 -2,4 -1,4 -0,8 -1,7 2 -1,9 0,9 0,6 1,3

Negara Avg2009

Avg2010

2011 2012

Sumber: Bloomberg

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgstNegara Avg

2009Avg2010

2011 2012

Sumber: Bloomberg

Kawasan Euro -14,7 7,3 2,1 1,0 0,0 -1,6 -1,8 -1,8 -1,7 -2,6 -2,6 -2,0 -2,8 -2,9Jerman -15,3 10,1 5,4 4,2 4,3 -0,4 0,8 0,6 1,1 -1,1 -0,3 0,2 -1,5 -1,6Perancis -12,2 5,13 1,2 1,6 0,9 -2,1 -2,5 -1,5 -1,9 1,2 -4,7 -2,8 -3,3 0,3Italia -18,1 6,82 -2,7 -3,8 -4,1 -1,7 -4,8 -6,9 -5,6 -9,3 -6,7 -7,9 -7,2 -5,2Spanyol -15,5 0,96 -1,4 -4,2 -7 -3,5 -4,4 -5,3 -7,6 -8,4 -6,6 -6,1 -5,5 -3,2

Yunani -9,32 -5,58 -1,7 -14,1 -8,7 -12,9 -7,4 -9,2 -8,6 -2,9 -3,1 -0,1 -5,2 2,6Portugal -8,03 1,68 -1,1 -0,2 -3,9 -9,4 -4,9 -7,1 -4,6 -7,7 -6,9 -4,8 -0,3 -2,8Irlandia -4,6 7,77 0 12,1 -6,2 -3,9 0,1 -3,1 4,4 -0,4 4,5 4,9 4,5 -0,6

Page 58: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

44

Grafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager Indeks Grafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca Perdagangan

juga terkontraksi kian dalam. Rencana

pembelian obligasi sovereign yang

direncanakan ECB yang diumumkan pada 6

September 2012 belum memberikan sentimen

positif bagi pelaku usaha di Kawasan Euro

terutama di sektor jasa. Para pelaku usaha

merasakan bahwa sovereign debt crisis serta

austerity measures di Kawasan Euro

berdampak signifikan bagi kinerja ekspor dan

permintaan konsumen. Perkembangan ini

mengindiksikan sinyal perbaikan masih belum

jelas di tengah kian suramnya prospek

ekonomi negara di Kawasan Euro.

Kinerja ekspor dan impor selama TW3-Kinerja ekspor dan impor selama TW3-Kinerja ekspor dan impor selama TW3-Kinerja ekspor dan impor selama TW3-Kinerja ekspor dan impor selama TW3-

12 masih relatif lemah sejalan dengan12 masih relatif lemah sejalan dengan12 masih relatif lemah sejalan dengan12 masih relatif lemah sejalan dengan12 masih relatif lemah sejalan dengan

rendahnya aktivitas ekonomi domestik danrendahnya aktivitas ekonomi domestik danrendahnya aktivitas ekonomi domestik danrendahnya aktivitas ekonomi domestik danrendahnya aktivitas ekonomi domestik dan

menurunnya permintaan global. menurunnya permintaan global. menurunnya permintaan global. menurunnya permintaan global. menurunnya permintaan global. Pertumbuhan

ekspor selama TW3-12 rata-rata tumbuh 7,5%

yoy dari rata-rata 8,2% yoy di triwulan

sebelumnya dan masih di bawah rata-rata

13,4% yoy di 2011 (Grafik 2.15). Ekspor

Jerman, Perancis, dan Italia masing-masing

tumbuh 10,1% yoy (rata-rata triwulan

sebelumnya 11,2% yoy), 10,6% yoy (rata-rata

triwulan sebelumnya 10,2% yoy), dan 8,1%

yoy (rata-rata triwulan sebelumnya 9,6% yoy).

Sejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnya

permintaan domestik, impor kawasan teruspermintaan domestik, impor kawasan teruspermintaan domestik, impor kawasan teruspermintaan domestik, impor kawasan teruspermintaan domestik, impor kawasan terus

menurun dan mulai memasuki level kontraksi,menurun dan mulai memasuki level kontraksi,menurun dan mulai memasuki level kontraksi,menurun dan mulai memasuki level kontraksi,menurun dan mulai memasuki level kontraksi,

sejak April 2012. sejak April 2012. sejak April 2012. sejak April 2012. sejak April 2012. Impor kawasan selama

triwulan laporan rata-rata tumbuh sebesar

minus 4,0% yoy dari rata-rata 1,3% yoy pada

TW2-12. Kinerja impor tersebut sangat jauh

di bawah rata-rata 13% yoy di 2011. Impor di

Jerman dan Italia masih terkontraksi sementara

impor Perancis hanya tumbuh 1,5% yoy.

Penurunan nilai impor yang lebih besar

dibandingkan penurunan nilai ekspor periode

sebelumnya menyebabkan melebarnya

surplus neraca perdagangan. Surplus neraca

perdagangan selama TW3-12 tercatat sebesar

EUR9,8 miliar dari EUR5,2 miliar di triwulan

sebelumnya.

Melemahnya aktivitas ekonomiMelemahnya aktivitas ekonomiMelemahnya aktivitas ekonomiMelemahnya aktivitas ekonomiMelemahnya aktivitas ekonomi

menyebabkan sektor tenaga kerja terusmenyebabkan sektor tenaga kerja terusmenyebabkan sektor tenaga kerja terusmenyebabkan sektor tenaga kerja terusmenyebabkan sektor tenaga kerja terus

memburukmemburukmemburukmemburukmemburuk. Angka pengangguran persisten di

level tinggi dan terus naik ke level 11,6% di

%, yoyIndeks

30

35

40

45

50

55

60

65

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

> 50 = ekspansi< 50 = kontraksi

PDB Euro, rhs

PMI Manufaktur, lhs

PMI Services, lhs

PMI Composite, lhs

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12 4 6 8 1012 2 4 6 9

Euro

Jerman

Perancis

Italia

Spanyol

Sumber : Bloomberg

Page 59: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

45

akhir TW3-12, dari 11,5% periode

sebelumnya. Berdasarkan data dari Eurostat

terdapat sekitar 18,5 juta orang menganggur

di kawasan per-September 2012.

Dibandingkan Agustus 2012, terdapat

penambahan sekitar 146 ribu orang

yang menganggur. Peningkatan angka

pengangguran terjadi di hampir sebagian besar

negara kawasan. Tingkat pengangguran

tertinggi terjadi terutama pada negara Spanyol

(25,8%), Portugal (15,7%), Irlandia (15,1%),

dan Perancis (10,8%). Sementara angka

pengganguran Yunani di Juli 2012 berada di

level 25,1%, nomor dua tertinggi di kawasan

setelah Spanyol seiring dengan diterapkannya

fiscal austerity dan menurunnya kondisi

ekonomi domestik. Ke depan, angka

pengangguran Yunani dan sejumlah negara

di Kawasan Euro lainnya pada 2012

diperkirakan akan terus meningkat, dampak

dari kebijakan fiskal ketat berupa kebijakan

PHK pada PNS.

Prospek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakan

masih penuh ketidakpastian dan masih penuh ketidakpastian dan masih penuh ketidakpastian dan masih penuh ketidakpastian dan masih penuh ketidakpastian dan leadingleadingleadingleadingleading

indikator terkontraksi kian dalamindikator terkontraksi kian dalamindikator terkontraksi kian dalamindikator terkontraksi kian dalamindikator terkontraksi kian dalam. Leading

indikator ZEW survey dan «OECD Euro Area

Leading Indicator» dan ZEW survey terhadap

situasi saat ini selama TW3-12 rata-rata terus

terkontraksi kian dalam, melanjutkan kontraksi

sejak TW2-11. Hal ini dapat dijadikan indikasi

bahwa situasi ekonomi masih sangat lemah

(Grafik 2.16).

Tekanan inflasi pada akhir TW3-12 terusTekanan inflasi pada akhir TW3-12 terusTekanan inflasi pada akhir TW3-12 terusTekanan inflasi pada akhir TW3-12 terusTekanan inflasi pada akhir TW3-12 terus

meningkat. meningkat. meningkat. meningkat. meningkat. Inflasi di akhir TW3-12 naik ke level

2,7% yoy dari 2,4% yoy di akhir TW2-12, di

atas target 2,0% yoy sejak awal 2011. Selama

triwulan laporan, rata-rata inflasi sebesar 2,6%

yoy naik dari 2,5% yoy rata-rata TW2-12

(Grafik 2.17). Tekanan inflasi diperkirakan

berasal dari komponen energi dan transportasi.

Selain itu tekanan harga dari kelompok

administered prices dan pajak tidak langsung

turut berkontribusi pada masih tingginya laju

inflasi seiring dengan proses konsolidasi fiskal

di sejumlah negara. Secara keseluruhan, inflasi

negara di kawasan berada di atas target,

kecuali Yunani dan inflasi di seluruh negara

kawasan naik, kecuali Italia (Grafik 2.18 dan

Grafik 2.17 Komponen InflasiGrafik 2.17 Komponen InflasiGrafik 2.17 Komponen InflasiGrafik 2.17 Komponen InflasiGrafik 2.17 Komponen InflasiGrafik 2.16 Leading IndikatorGrafik 2.16 Leading IndikatorGrafik 2.16 Leading IndikatorGrafik 2.16 Leading IndikatorGrafik 2.16 Leading Indikator

Indeks

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

ZEW-Expectations/OECD Euro Area Lead. Indicator

ZEW Current Situation

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Euro Jerman Perancis

Italia Spanyol Target

12 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 60: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

46

Tabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 Inflasi

Grafik 2.18 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.18 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.18 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.18 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.18 Inflasi Kawasan euro

Tabel 2.6). Di antara negara core Euro, inflasi

tertinggi tetap dialami Italia meski pada

periode laporan sedikit menurun (3,3% yoy).

Sementara tekanan inflasi dari sisi permintaan

relatif stabil, rata-rata berada di level 1,6% yoy

dua bulan pertama TW3-12, tidak berubah dari

rata-rata TW2-12. Hingga akhir 2012 inflasi

diperkirakan masih di atas target dampak dari

austerity measures negara kawasan dan harga

energi yang diperkirakan masih tinggi

(administered prices dan pajak tidak langsung).

Gejolak pasar keuangan di KawasanGejolak pasar keuangan di KawasanGejolak pasar keuangan di KawasanGejolak pasar keuangan di KawasanGejolak pasar keuangan di Kawasan

Euro selama TW3-12 sedikit menurun namunEuro selama TW3-12 sedikit menurun namunEuro selama TW3-12 sedikit menurun namunEuro selama TW3-12 sedikit menurun namunEuro selama TW3-12 sedikit menurun namun

risiko masih tinggi. risiko masih tinggi. risiko masih tinggi. risiko masih tinggi. risiko masih tinggi. Kekhawatiran akan debt

sustainability di Spanyol dan sovereign debt

crisis di Kawasan Euro untuk sementara tidak

menjadi perhatian pelaku pasar. Memasuki

periode akhir TW3-12 sentimen positif

pelaku pasar meningkat seiring dengan

diimplementasikannya program Outright

Monetary Transactions (OMTs) di Kawasan

Euro oleh ECB dan QE (Quantitative Easing)

tahap tiga oleh the Fed serta komitmen otoritas

kebijakan negara di Kawasan Euro untuk

mengambil langkah-langkah yang diperlukan

guna menahan pemburukan ekonomi dan

keuangan kawasan.

Keketatan di pasar keuanganKeketatan di pasar keuanganKeketatan di pasar keuanganKeketatan di pasar keuanganKeketatan di pasar keuangan

cenderung menurun.cenderung menurun.cenderung menurun.cenderung menurun.cenderung menurun. Keketatan bank lending

mulai berangsur menurun sejak TW1-12. Hal

itu tercermin dari spread antara suku bunga

LIBOR dan Overnight Indexed Swap (OIS) yang

cenderung menyempit hingga TW3-12 (Grafik

2.19).

Seiring dengan sejumlah langkahSeiring dengan sejumlah langkahSeiring dengan sejumlah langkahSeiring dengan sejumlah langkahSeiring dengan sejumlah langkah

kebijakan yang ditempuh ECB serta komitmenkebijakan yang ditempuh ECB serta komitmenkebijakan yang ditempuh ECB serta komitmenkebijakan yang ditempuh ECB serta komitmenkebijakan yang ditempuh ECB serta komitmen

para otoritas kebijakan di Kawasan Euro,para otoritas kebijakan di Kawasan Euro,para otoritas kebijakan di Kawasan Euro,para otoritas kebijakan di Kawasan Euro,para otoritas kebijakan di Kawasan Euro, yield yield yield yield yield

sovereign debt sovereign debt sovereign debt sovereign debt sovereign debt negara kawasan cenderungnegara kawasan cenderungnegara kawasan cenderungnegara kawasan cenderungnegara kawasan cenderung

menurun menurun menurun menurun menurun (Grafik 2.21 dan Grafik 2.22). Yield

%, yoy

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Euro Jerman Perancis

Italia Spanyol Target

12 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 9

Sumber : Bloomberg

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep

Kawasan Euro 2,2 2,3 2,4 2,7 2,8 2,7 2,7 2,5 2,5 3,0 3,0 3,0 2,7 2,7 2,7 2,7 2,6 2,4 2,4 2,4 2,6 2,6Jerman 1,9 2,0 2,2 2,3 2,7 2,4 2,4 2,6 2,5 2,9 2,9 2,8 2,3 2,3 2,5 2,3 2,2 2,2 2,0 1,9 2,2 2,1Perancis 2,0 2,0 1,8 2,2 2,2 2,2 2,3 2,1 2,4 2,4 2,5 2,7 2,7 2,6 2,5 2,6 2,4 2,3 2,3 2,2 2,4 2,2Italia 2,1 1,9 2,1 2,8 2,9 3,0 3,0 2,1 2,3 3,6 3,8 3,7 3,7 3,4 3,4 3,8 3,7 3,5 3,6 3,6 3,3 3,4Spanyol 2,9 3,0 3,4 3,3 3,5 3,4 3,0 3,0 2,7 3,0 3,0 2,9 2,4 2 1,9 1,8 2 1,9 1,8 2,2 2,7 3,5

Yunani 5,2 4,9 4,2 4,3 3,7 3,1 3,1 2,1 1,4 2,9 2,9 2,8 2,2 2,1 1,7 1,4 1,5 0,9 1,0 0,9 1,2 0,3Portugal 2,4 3,6 3,5 3,9 4,0 3,7 3,3 3,0 2,8 3,5 4,0 3,8 3,5 3,4 3,6 3,1 2,9 2,7 2,7 2,8 3,2 2,9Irlandia -0,2 0,2 0,9 1,2 1,5 1,2 1,1 1,0 1,0 1,3 1,5 1,7 1,4 1,3 1,6 2,2 1,9 1,9 1,9 2,0 2,6 2,4

Negara 20102011 2012

Sumber: Bloomberg

Page 61: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

47

sovereign debt negara Spanyol, Italia dan

negara periferal Euro yang dalam beberapa

triwulan sebelumnya cenderung meningkat,

mulai berangsur turun memasuki periode akhir

TW3-12. Kekhawatiran akan memburuknya

prospek ekonomi dan kemampuan pemerintah

dalam memenuhi komitmen fiscal austerity di

tengah menurunnya dukungan politik dalam

negeri untuk sementara tidak menjadi fokus

perhatian pelaku pasar.

Sejalan dengan membaiknya sentimenSejalan dengan membaiknya sentimenSejalan dengan membaiknya sentimenSejalan dengan membaiknya sentimenSejalan dengan membaiknya sentimen

pelaku pasar, kinerja pasar saham di negarapelaku pasar, kinerja pasar saham di negarapelaku pasar, kinerja pasar saham di negarapelaku pasar, kinerja pasar saham di negarapelaku pasar, kinerja pasar saham di negara

kawasan cenderung naik selama TW3-12kawasan cenderung naik selama TW3-12kawasan cenderung naik selama TW3-12kawasan cenderung naik selama TW3-12kawasan cenderung naik selama TW3-12

(Grafik 2.20)(Grafik 2.20)(Grafik 2.20)(Grafik 2.20)(Grafik 2.20). Menurunnya perilaku risk averse

investor tersebut berdampak pada terjadinya

apresiasi nilai tukar Euro. Selama TW3-12 rata-

rata EUR/USD terapresiasi tipis sebesar 3,84%

mom (Grafik 2.23). Sejalan dengan hal ini,

spread CDS negara kawasan cenderung

menurun termasuk di negara Spanyol dan

Portugal (Grafik 2.24).

Grafik 2.19Grafik 2.19Grafik 2.19Grafik 2.19Grafik 2.19LIBOR-OIS SpreadLIBOR-OIS SpreadLIBOR-OIS SpreadLIBOR-OIS SpreadLIBOR-OIS Spread

%

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

Spread LIBOR-Policy Rate

Spread LIBOR-OIS

12 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 810 1 3 5 7 9

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.20. SahamGrafik 2.20. SahamGrafik 2.20. SahamGrafik 2.20. SahamGrafik 2.20. Saham

Indeks Jan 09=100

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

Germany France

Italy Spain

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2Nov

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2Nov

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2Nov

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks Jan 09=100

0

50

100

150

200

250

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2Nov

2010

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2Nov

2011

2Jan

2Mar

2Mei

2Jul

2Sep

2012

Portugal Ireland

Greece Hungary

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.21Grafik 2.21Grafik 2.21Grafik 2.21Grafik 2.21Spread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core Euro

%

0

1

2

3

4

5

6

7Perancis Italia Spanyol

2011 2012

1Jan

1Mar

1Mei

1Jul

1Sep

1Nov

1Jan

1Mar

1Mei

1Jul

1Sep

Sumber : Bloomberg

Page 62: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

48

Grafik 2.23 Nilai TukarGrafik 2.23 Nilai TukarGrafik 2.23 Nilai TukarGrafik 2.23 Nilai TukarGrafik 2.23 Nilai Tukar

Grafik 2.24 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.24 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.24 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.24 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.24 Sovereign CDS 5 Yr

Walaupun volatilitas di pasar keuanganWalaupun volatilitas di pasar keuanganWalaupun volatilitas di pasar keuanganWalaupun volatilitas di pasar keuanganWalaupun volatilitas di pasar keuangan

kawasan cenderung menurun, risiko dankawasan cenderung menurun, risiko dankawasan cenderung menurun, risiko dankawasan cenderung menurun, risiko dankawasan cenderung menurun, risiko dan

potensi gejolak pasar keuangan ke depanpotensi gejolak pasar keuangan ke depanpotensi gejolak pasar keuangan ke depanpotensi gejolak pasar keuangan ke depanpotensi gejolak pasar keuangan ke depan

masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. masih tinggi. Kebutuhan pembiayaan sektor

publik dan perbankan di sejumlah negara di

Kawasan Euro diperkirakan cukup signifikan

dalam beberapa kurun waktu mendatang.

Contagion spillover diperkirakan berasal dari

confident effects yang berpotensi akan

mempengaruhi persepsi credit risk. Penurunan

tekanan di pasar keuangan Kawasan Euro

selama TW3-12 diperkirakan sifatnya hanya

sementara dan risiko di pasar keuangan global

tetap tinggi. Belum terlihatnya langkah-

langkah recovery yang solid atas permasalahan

hutang dan ekonomi fundamental negara

periferal Euro, dinamika politik yang kurang

menguntungkan dan sistem keuangan yang

juga memiliki masalah serius akibat krisis

hutang, mengakibatkan Kawasan Eropa sulit

bangkit dalam waktu singkat dan perbankan

kawasan terancam terseret. Pelaku pasar

Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Spread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal

%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1Jan

1Mar

1Mei

1Jul

1Sep

1Nov

1Jan

1Mar

1Mei

1Jul

1Sep

2011 2012

Portugal

Irlandia

Yunani

Sumber : Bloomberg

USD/EUR

1

1,1

1,2

1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

1Jan

1Mei

1Sep

1Jan

1Mei

1Sep

1Jan

1Mei

1Sep

1Jan

1Mei

1Sep

1Jan

1Mei

1Sep

1Jan

1Mei

1Sep

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks Jan 09=100

0

100

200

300

400

500

600

700Germany France

Italy Spain

30Jan

28Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

31Okt

30Nov

31Des

31Jan

28Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

31Okt

30Nov

31Des

31Jan

29Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks Jan 09=100

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800Portugal

Ireland

Hungary

30Jan

28Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

31Okt

30Nov

31Des

31Jan

28Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

31Okt

30Nov

31Des

31Jan

29Feb

31Mar

30Apr

31Mei

30Jun

31Jul

31Ags

30Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 63: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

49

masih menunggu detail komitmen dari

pemimpin negara di Kawasan Eropa guna

mengatasi sovereign debt crisis.

Belum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensif

guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi debt crisisdebt crisisdebt crisisdebt crisisdebt crisis menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan

ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.

Kekhawatiran atas kemampuan negara

periferal untuk bertahan terhadap

kemungkinan terjadinya insolvensi, bahkan

default juga masih tinggi. Bahkan keraguan

pelaku pasar akan kemampuan pemerintah

Spanyol dan Italia dalam memenuhi target

defisit fiskal tetap tinggi. Dengan

pertimbangan eksposure pasar keuangan,

perbankan, dan perdagangan antarnegara di

Kawasan Euro sangat tinggi, risiko contagion

effect ke negara lainnya masih besar. Ke

depan, mengingat permasalahan struktural di

negara Kawasan Eropa masih belum dapat

ditangani dengan baik, berbagai isu mengenai

perkembangan kondisi sovereign debt di

negara periferal Euro yang mulai menjalar ke

negara inti Euro, dan ancaman downgrade

pada sejumlah negara di Kawasan Euro

termasuk perbankannya diperkirakan masih

berpotensi memicu gejolak di pasar keuangan

global. Pemburukan di pasar keuangan dan

perbankan di Kawasan Euro serta adanya isu

financing gap di sejumlah negara membuka

terulangnya pemburukan ekonomi dan sistem

keuangan yang bisa memicu spillover effect.

Kondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah di

Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Walaupun rasio

defisit anggaran pemerintah terhadap PDB

menurun, rasio utang pemerintah terhadap

PDB terus meningkat. Berdasarkan data yang

dirilis Eurostat, budget deficit (% terhadap

PDB) pemerintah negara di Kawasan Euro

menurun dari 6,2% terhadap PDB di 2010

menjadi 4,1% terhadap PDB di 2011. Kondisi

tersebut disebabkan oleh pemangkasan

pengeluaran pemerintah sejalan dengan

austerity measures yang telah disepakati (Tabel

2.7). Secara nominal budget deficit pemerintah

di Kawasan Euro menyempit dari minus

EUR569 miliar di 2010 menjadi minus EUR391

miliar di 2011. Sebaliknya, utang pemerintah

pada 2011 mengalami peningkatan, dari

EUR7,8 triliun di 2010 (85,3% terhadap PDB)

menjadi EUR8,2 triliun (87,2% terhadap PDB)

Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB) Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)

2007 2008 2009 2010 2011

Kawasan Euro -0.7 -2.1 -6.4 -6.2 -4.1Jerman 0.2 -0.1 -3.2 -4.3 -0.8Perancis -2.7 -3.3 -7.5 -7.1 -5.2Italia -1.6 -2.7 -5.4 -4.6 -3.9Spanyol 1.9 -4.5 -11.2 -9.7 -9.4Yunani -6.5 -9.8 -15.6 -10.7 -9.4Portugal -3.1 -3.6 -10.2 -9.8 -4.4Irlandia 0.1 -7.3 -13.9 -30.9 -13.4

Sumber: Eurostat

2007 2008 2009 2010 2011 Q2-2012

Kawasan Euro 66,3 70,1 79,9 85,3 87,2 90Jerman 65,2 66,7 74,4 83 81,2 81,1Perancis 64,2 68,2 79,2 82,3 85,8 91,0

Italia 103,1 105,7 116 118,6 120,1 126,1Spanyol 36,2 40,2 53,9 61,2 68,5 72,9Yunani 107,4 113 129,4 145 165,3 150,3Portugal 68,3 71,6 83,1 93,3 107,8 117,5Irlandia 24,9 44,2 65,1 92,5 108,2 108,5

Sumber: Eurostat

Page 64: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

50

di 2011 (Tabel 2.8). Bahkan per TW2-12, utang

pemerintah terus meningkat hingga mencapai

90% terhadap PDB atau senilai EUR8,5 triliun.

Pengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuangan

yang kurang yang kurang yang kurang yang kurang yang kurang prudentprudentprudentprudentprudent tersebut menyebabkan tersebut menyebabkan tersebut menyebabkan tersebut menyebabkan tersebut menyebabkan

ekonomi Kawasan Euro terutama negara PIIGSekonomi Kawasan Euro terutama negara PIIGSekonomi Kawasan Euro terutama negara PIIGSekonomi Kawasan Euro terutama negara PIIGSekonomi Kawasan Euro terutama negara PIIGS

(Portugal, Italia, irlandia, Yunani (Greece), dan(Portugal, Italia, irlandia, Yunani (Greece), dan(Portugal, Italia, irlandia, Yunani (Greece), dan(Portugal, Italia, irlandia, Yunani (Greece), dan(Portugal, Italia, irlandia, Yunani (Greece), dan

Spanyol menghadapi permasalahanSpanyol menghadapi permasalahanSpanyol menghadapi permasalahanSpanyol menghadapi permasalahanSpanyol menghadapi permasalahan

ketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukup

seriusseriusseriusseriusserius. Guna mengatasi permasalahan defisit

fiskal yang kian membengkak, negara PIIGS

(Portugal, Irlandia, Italia, Yunani, dan Spanyol)

melakukan pengetatan fiskal (austerity

program). Namun target defisit fiskal negara

PIIGS diperkirakan sulit dicapai, mengingat

reformasi struktural yang berjalan lamban di

tengah beban utang pemerintah yang sangat

tinggi.

Ke depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi Kawasan

Euro diperkirakan terus menurun. Krisis utangEuro diperkirakan terus menurun. Krisis utangEuro diperkirakan terus menurun. Krisis utangEuro diperkirakan terus menurun. Krisis utangEuro diperkirakan terus menurun. Krisis utang

di negara kawasan Euro diperkirakandi negara kawasan Euro diperkirakandi negara kawasan Euro diperkirakandi negara kawasan Euro diperkirakandi negara kawasan Euro diperkirakan

berpotensi terus memburuk. berpotensi terus memburuk. berpotensi terus memburuk. berpotensi terus memburuk. berpotensi terus memburuk. Asesmen terkini

IMF mengkonfirmasi pemburukan tersebut

dan merevisi ke bawah proyeksi PDB di 2012

dan 2013 masing-masing menjadi minus 0,4%

yoy (sebelumnya minus 0,3% yoy) dan 0,3%

yoy (sebelumnya 0,7% yoy) (WEO-IMF,

Oktober 2012). Namun perkembangan terkini

mengindikasikan ketidakpastian sangat tinggi

sehingga PDB di 2012 diperkirakan berpotensi

lebih rendah dari prediksi IMF tersebut.

Sementara inflasi di 2012 diprediksi tetap di

atas target 2% yoy.

Berdasarkan proyeksi ECB SeptemberBerdasarkan proyeksi ECB SeptemberBerdasarkan proyeksi ECB SeptemberBerdasarkan proyeksi ECB SeptemberBerdasarkan proyeksi ECB September

2012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan 20132012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan 20132012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan 20132012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan 20132012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan 2013

diperkirakan lebih rendah dari prediksi ECB didiperkirakan lebih rendah dari prediksi ECB didiperkirakan lebih rendah dari prediksi ECB didiperkirakan lebih rendah dari prediksi ECB didiperkirakan lebih rendah dari prediksi ECB di

Juni 2012. Juni 2012. Juni 2012. Juni 2012. Juni 2012. PDB di 2012 diprediksi antara minus

0,6% sampai dengan 0,2% yoy dan antara

minus 0.4% yoy sampai dengan 1,4% yoy di

2013. Sementara proyeksi inflasi direvisi ke

atas, masing-masing diprediksi 2,3% yoy s.d.

2,5% yoy (2012) dan 1,3% yoy s.d. 2,5% yoy

(2013). Peningkatan inflasi di 2012 dengan

asumsi tekanan harga energi serta

peningkatan administered prices dan pajak

tidak langsung seiring dengan proses

konsolidasi fiskal di sejumlah negara di

kawasan sehingga mendorong inflasi tetap di

atas target.

Ekonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masih

menghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis dengan

ketidakpastian cukup tinggi dan ketidakpastian cukup tinggi dan ketidakpastian cukup tinggi dan ketidakpastian cukup tinggi dan ketidakpastian cukup tinggi dan intensifiedintensifiedintensifiedintensifiedintensified

downside risksdownside risksdownside risksdownside risksdownside risks. Risiko tersebut meliputi: (i)

memburuknya sovereign debt crisis di Kawasan

Euro termasuk di Spanyol dan Italia sehingga

berdampak pada akses pembiayaan yang

Proyeksi

2012 (% yoy) 2013 (% yoy)

Sept-2012 Juni-2012 Mar-2011 Sept-2012 Juni-2012 Mar-2011

PDB - 0,6 s.d -0,2 - 0,5 s.d. 0,3 -0,5 s.d. 0,3 - 0,4 s.d 1,4 0,0 s.d. 2, 0 0, 0 s.d. 2, 2

Inflasi 2,3 s.d 2.5 2,3 s.d. 2, 5 2,1 s.d. 2, 7 1,3 s.d. 2.5 1,0 s.d. 2, 2 0, 9 s.d. 2, 3

Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)

Page 65: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

51

sangat ketat; (ii) potensi risiko sistemik pada

perbankan kawasan, akibat memburuknya

bank-bank yang terekspos pada sovereign debt

dan liquidity risks; (iii) proses balance-sheet

adjustment baik di sektor keuangan maupun

nonkeuangan; dan (iv) dampak dari austerity

measures. Hal ini dikhawatirkan kian

mendorong lonjakan biaya pinjaman dan

meningkatnya NPL sehingga mengganggu

kestabilan ekonomi dan keuangan dan proses

adjustment fiskal sehingga berpotensi

mengganggu kestabilan ekonomi dan

keuangan global dan proses adjustment fiskal,

serta terus meluasnya risiko penurunan

sovereign, bank and corporate debt rating.

Kebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah dan

implementasi langkah-langkah nonstandarimplementasi langkah-langkah nonstandarimplementasi langkah-langkah nonstandarimplementasi langkah-langkah nonstandarimplementasi langkah-langkah nonstandar

guna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terus

berlanjut selama TW3-12berlanjut selama TW3-12berlanjut selama TW3-12berlanjut selama TW3-12berlanjut selama TW3-12. Pertimbangan

utama penerapan kebijakan tersebut antara

lain pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan

tetap lemah serta tingginya tekanan di pasar

keuangan dan meningkatnya ketidakpastian

sehingga berdampak pada memburuknya

kepercayaan dan sentimen pelaku pasar.

Melalui pertemuan 5 Juli 2012 ECB telah

menurunkan suku bunga kebijakan atau

dikenal sebagai main refinancing operation

(yang ditujukan untuk mengatur likuditas

perbankan), suku bunga marginal lending

facility (suku bunga overnight credit yang

diberikan euro system ke perbankan) dan

deposit facility (suku bunga overnight deposit

yg diberikan ke perbankan oleh Eurosystem)

masing-masing sebesar 25bps menjadi 0,75%,

1,5% & 0.0% (Grafik 2.25).

Selanjutnya, pada pertemuan 6Selanjutnya, pada pertemuan 6Selanjutnya, pada pertemuan 6Selanjutnya, pada pertemuan 6Selanjutnya, pada pertemuan 6

September 2012 ECB memutuskan untukSeptember 2012 ECB memutuskan untukSeptember 2012 ECB memutuskan untukSeptember 2012 ECB memutuskan untukSeptember 2012 ECB memutuskan untuk

mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program OutrightOutrightOutrightOutrightOutright

Monetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary Transactions (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi obligasi obligasi obligasi obligasi sovereignsovereignsovereignsovereignsovereign di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. Melalui

program OMTs tersebut, ECB akan membeli

obligasi pemerintah negara di Kawasan Euro

untuk tenor satu hingga tiga tahun. Pembelian

obligasi di pasar sekunder tersebut ditujukan

untuk mengatasi distorsi yang sudah cukup

parah di pasar obligasi pemerintah akibat

Grafik 2.25 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.25 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.25 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.25 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.25 Suku Bunga Kebijakan

%

0

1

2

3

4

5

6

1/2/07 10/25/07 8/16/08 6/8/09 3/31/10 1/21/11 11/13/11 9/4/12

Main Refinancing Operation

Deposit Facility

Marginal Lending Facility

EONIA

Sumber : Bloomberg

%

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 5 7 9

M2 (% yoy)

Policy RateReal Policy rate

InflasiTarget Inflasi

Sumber : Bloomberg

Page 66: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

52

tingginya sentimen negatif pelaku pasar

sehingga yield obligasi pemerintah di sejumlah

negara di Kawasan Euro meningkat.

Ditegaskan juga bahwa ECB tidak perlu

diperlakukan sebagai kreditur utama jika

terjadi gagal bayar. Pembelian obligasi

pemerintah tersebut akan dilakukan ECB

pada surat utang negara yang telah

menandatangani European Financial Stability

Facility atau program European Stability

Mechanism atau telah menerima bail out dari

Uni Eropa/IMF. Pembelian surat utang itu

diperkirakan akan menambah likuiditas di

pasar keuangan. Selanjutnya guna mengatasi

ekses likuiditas ECB akan melakukan sterilisasi,

seperti misalnya menaikkan bunga untuk bank

yang akan menyimpan dananya di ECB.

Program OMTs ECB juga akanProgram OMTs ECB juga akanProgram OMTs ECB juga akanProgram OMTs ECB juga akanProgram OMTs ECB juga akan

melibatkan IMF.melibatkan IMF.melibatkan IMF.melibatkan IMF.melibatkan IMF. Peran IMF di sini adalah

mendesain persyaratan spesifik untuk negara

yang menerima pembelian ini serta memonitor

komitmen setiap negara. Di samping akan

diterapkannya persyaratan yang ketat dan

efektif, ditegaskan juga bahwa pembelian

surat utang akan dihentikan ketika negara

tersebut tidak mentaati persyaratan yang telah

disepakati sebelumnya.

Sebelumnya ECB juga telahSebelumnya ECB juga telahSebelumnya ECB juga telahSebelumnya ECB juga telahSebelumnya ECB juga telah

mengimplementasikan langkah-langkahmengimplementasikan langkah-langkahmengimplementasikan langkah-langkahmengimplementasikan langkah-langkahmengimplementasikan langkah-langkah

nonstandar untuk menyediakan likuiditas padanonstandar untuk menyediakan likuiditas padanonstandar untuk menyediakan likuiditas padanonstandar untuk menyediakan likuiditas padanonstandar untuk menyediakan likuiditas pada

perbankan.perbankan.perbankan.perbankan.perbankan. Langkah-langkah nonstandar

tersebut berupa kebijakan Quantitative Easing

(QE) versi Eropa berupa kebijakan Three-year

Long Term Refinancing Operations (LTROs)

tahap kedua (29 Feb-12) senilai EUR529,5

miliar kepada sekitar 800 perbankan Eropa dan

meluncurkan LTROs (tahap pertama) berupa

tawaran pinjaman sebesar EUR489 miliar dan

terdapat 523 bank di Eropa yang berpartisipasi

(21 Desember 2011). Namun, perlu dicatat

bahwa kebijakan ini mendorong peningkatan

neraca bank sentral hingga mencapai EUR2,73

triliun (USD3,5 triliun) di Desember 2011

(sebagai perbandingan, sejak berakhirnya aset

purchase programme di Juni 2011, neraca

Fedres rata-rata tercatat USD2,86 triliun).

Sejumlah kebijakan akomodatif QESejumlah kebijakan akomodatif QESejumlah kebijakan akomodatif QESejumlah kebijakan akomodatif QESejumlah kebijakan akomodatif QE

yang diterapkan tersebut untuk sementarayang diterapkan tersebut untuk sementarayang diterapkan tersebut untuk sementarayang diterapkan tersebut untuk sementarayang diterapkan tersebut untuk sementara

mampu menekan peningkatan mampu menekan peningkatan mampu menekan peningkatan mampu menekan peningkatan mampu menekan peningkatan yieldsyieldsyieldsyieldsyields di di di di di

sejumlah negara di kawasan Euro.sejumlah negara di kawasan Euro.sejumlah negara di kawasan Euro.sejumlah negara di kawasan Euro.sejumlah negara di kawasan Euro. Yield

obligasi pemerintah di Spanyol dan Italia serta

beberapa negara periferal kenaikannya

tertahan dan volatilitas di pasar keuangan

kawasan relatif menurun. Diharapkan

kebijakan tersebut dapat memperbaiki

transmisi suku bunga sehingga dapat

mengurangi peningkatan biaya pinjaman.

Akan tetapi, mengingat permasalahan

fundamental negara-negara di Kawasan Euro

belum ditangani secara komprehensif, risiko

di pasar keuangan masih tinggi sehingga

berpotensi menimbulkan gejolak di pasar

keuangan ke depan.

Seiring dengan menurunnya aktivitas

ekonomi ke depan dan kian rentannya kondisi

ekonomi dan keuangan di Kawasan Euro,

kebijakan moneter longgar masih akan terus

ditempuh oleh ECB dalam kurun waktu yang

cukup panjang.

Page 67: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

53

2.2 Inggris

Ekonomi Inggris masih lemah dan

belum stabil. Meski rilis sementara PDB TW3-

12 menunjukkan Inggris mulai keluar dari

technical recession, yaitu mencapai 0,0% yoy

dari minus 0,5% yoy triwulan sebelumnya,

namun berbagai indikator terkini masih

menunjukkan perkembangan yang masih

lemah dan belum stabil. Perbaikan PDB yang

terjadi di TW3-12 tersebut yang lebih

disebabkan oleh pelaksanaan Olimpiade dan

normalnya jumlah hari kerja setelah

pelaksanaan Queen»s Diamond Jubilee

tersebut masih perlu dicermati lagi ke depan

terutama di tengah kinerja eksternal yang

masih memburuk. Di sisi harga, laju inflasi terus

menunjukkan tren penurunan hingga

mendekati target Bank of England (BoE)

seiring dengan meredanya tekanan dari sisi

penawaran dan masih lemahnya aktivitas

domestik.

Di tengah ketidakpastian global, arus

modal masuk ke Inggris selama 2012 terus

meningkat khususnya ketika terjadi

peningkatan volatilitas di pasar keuangan

dunia. Kebijakan QE3 AS, OMT Euro, serta

asset purchased program Inggris dan Jepang

yang masih dipertahankan sampai TW3-12

diprediksi juga akan semakin meningkatkan

capital inflow ke depan. Namun, downside risk

terhadap perekonomian Inggris masih besar.

Kinerja perdagangan eksternal yang masih

memburuk akibat perlambatan ekonomi

global diprediksi semakin terbebani oleh

penguatan poundsterling yang terus terjadi

akibat capital inflow. Di sisa 2012,

perekonomian Inggris diprediksi masih lemah

namun mulai bergerak pulih di pertengahan

2013. Di tengah prospek ekonomi yang masih

suram, BoE menyatakan adanya potensi

kebijakan fiskal dan moneter yang lebih

longgar ke depan.

Memasuki awal semester II-2012,Memasuki awal semester II-2012,Memasuki awal semester II-2012,Memasuki awal semester II-2012,Memasuki awal semester II-2012,

ekonomi Inggris diprediksi masih lemah danekonomi Inggris diprediksi masih lemah danekonomi Inggris diprediksi masih lemah danekonomi Inggris diprediksi masih lemah danekonomi Inggris diprediksi masih lemah dan

belum stabil (Grafik 2.26). belum stabil (Grafik 2.26). belum stabil (Grafik 2.26). belum stabil (Grafik 2.26). belum stabil (Grafik 2.26). Realisasi awal PDB

TW3-12 yang sebesar 0,0% yoy dari minus

0,5% yoy triwulan sebelumnya memberikan

secercah harapan bahwa Inggris akan mulai

keluar dari technical recession. Namun

demikian, perbaikan tersebut diperkirakan

masih belum stabil dan belum akan

sustainable. Peningkatan aktivitas domestik

tersebut diantaranya sebagai dampak dari

penyelenggaraan olimpiade dan mulai

cenderung normalnya hari dan jam kerja

pegawai setelah pada triwulan sebelumnya

lebih banyak diliburkan akibat perayaan

Queens Diamond Jubilee.2 Sehingga

perkembangan perekonomian Inggris ke

depan masih harus dicermati mengingat masih

lemahnya kinerja sektor eksternal. Berdasarkan

sektoral, PDB di TW3-12 disumbang oleh

sektor jasa (distribusi, hotel, dan restoran) dan

sektor produksi (manufaktur).

Aktivitas konsumsi di TW3-12Aktivitas konsumsi di TW3-12Aktivitas konsumsi di TW3-12Aktivitas konsumsi di TW3-12Aktivitas konsumsi di TW3-12

cenderung membaik, sementara pemburukancenderung membaik, sementara pemburukancenderung membaik, sementara pemburukancenderung membaik, sementara pemburukancenderung membaik, sementara pemburukan

investasi di TW3-12 tertahan (Grafik 2.27 daninvestasi di TW3-12 tertahan (Grafik 2.27 daninvestasi di TW3-12 tertahan (Grafik 2.27 daninvestasi di TW3-12 tertahan (Grafik 2.27 daninvestasi di TW3-12 tertahan (Grafik 2.27 dan

2.28).2.28).2.28).2.28).2.28). Penyelenggaraan Olimpiade pada

1 Breakdown PDB Inggris berdasarkan pengeluaran belum tersedia.

Page 68: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

54

Grafik 2.26 Produk Domestik BrutoGrafik 2.26 Produk Domestik BrutoGrafik 2.26 Produk Domestik BrutoGrafik 2.26 Produk Domestik BrutoGrafik 2.26 Produk Domestik Bruto

triwulan laporan mampu mengangkat

kegiatan konsumsi di Inggris seiring dengan

meningkatnya jumlah turis dan pekerja

sambilan baru untuk kegiatan Olimpiade

tersebut. Selanjutnya, pemburukan aktivitas

investasi juga tertahan seiring mulai normalnya

jumlah jam kerja. Namun demikian, aktivitas

konsumsi maupun investasi tersebut masih

tergolong lemah dan belum kembali ke level

sebelum krisis. Perkembangan tersebut

diperkirakan bersifat sementara dan belum

stabil. Kondisi ekonomi yang masih lemah

tersebut menyebabkan indikator kepercayaan

konsumen masih buruk. Sementara itu,

outlook ekonomi yang masih suram seiring

dengan terus memburuknya kinerja eksternal

menyebabkan PMI leading indicator investasi

(PMI manufaktur dan konstruksi) hingga akhir

triwulan masih berada di zona kontraksi.

Tingkat pengangguran mulai berkurangTingkat pengangguran mulai berkurangTingkat pengangguran mulai berkurangTingkat pengangguran mulai berkurangTingkat pengangguran mulai berkurang

meski masih dalam level yang tinggi. meski masih dalam level yang tinggi. meski masih dalam level yang tinggi. meski masih dalam level yang tinggi. meski masih dalam level yang tinggi. Tingkat

pengangguran selama dua bulan berturut-

turut di TW3-12 mulai menurun mencapai

8,1% dan 7,9%, namun masih di atas rata-

rata jangka panjang yang mencapai 7,2% dan

rata-rata periode normal di tahun 2000-2007

yaitu di level 5,2%. Penurunan tingkat

pengangguran hingga di bawah level 8%

tersebut terutama didominasi oleh penyerapan

tenaga kerja musiman akibat adanya

penyelenggaraan Olimpiade.

Sektor properti juga belumSektor properti juga belumSektor properti juga belumSektor properti juga belumSektor properti juga belum

menunjukkan perkembangan yang berartimenunjukkan perkembangan yang berartimenunjukkan perkembangan yang berartimenunjukkan perkembangan yang berartimenunjukkan perkembangan yang berarti

(Grafik 2.29). (Grafik 2.29). (Grafik 2.29). (Grafik 2.29). (Grafik 2.29). Daya beli masyarakat yang masih

lemah menyebabkan penjualan rumah masih

lesu. Harga rumah nasional (nationwide house

price) pada TW3-12 tercatat turun 1,6% yoy,

%

ProyeksiCF Okt-12

%

-35,0

-30,0

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

PDB yoy, rhs Investasi yoy, lhsEkspor yoy, lhs PDB qtq, rhs

Konsumsi Total yoy, rhs-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Bloomberg, CEIC, CF Oktober-12

Grafik 2.27 Indikator KonsumsiGrafik 2.27 Indikator KonsumsiGrafik 2.27 Indikator KonsumsiGrafik 2.27 Indikator KonsumsiGrafik 2.27 Indikator Konsumsi

%, yoy %, yoy

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

-50

-30

-10

10

30

50

70

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt

2007 2008 2009 2010 2011 2012

6 per. Mov. Avg. (Penjualan Ritel, lhs)6 per. Mov. Avg. (Gfk Consumer Confidence Index, rhs)

6 per. Mov. Avg. (New Car Registration, rhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.28 Indikator InvestasiGrafik 2.28 Indikator InvestasiGrafik 2.28 Indikator InvestasiGrafik 2.28 Indikator InvestasiGrafik 2.28 Indikator Investasi

Indeks%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Produksi Industri

PMI Manufaktur, rhs

Produksi Manufaktur

PMI Konstruksi

Sumber : Bloomberg

Page 69: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

55

lebih buruk dari penurunan 1% yoy pada

triwulan sebelumnya. Tidak jauh berbeda,

indikator harga rumah lainnya seperti

hometrack house price dan rightmove national

asking price juga masih buruk.

Tingkat inflasi masih menurun di TW3-Tingkat inflasi masih menurun di TW3-Tingkat inflasi masih menurun di TW3-Tingkat inflasi masih menurun di TW3-Tingkat inflasi masih menurun di TW3-

12 dan mulai mendekati target BoE di 2%12 dan mulai mendekati target BoE di 2%12 dan mulai mendekati target BoE di 2%12 dan mulai mendekati target BoE di 2%12 dan mulai mendekati target BoE di 2%

(Grafik 2.30). (Grafik 2.30). (Grafik 2.30). (Grafik 2.30). (Grafik 2.30). Tekanan dari sisi harga yang

dicerminkan oleh inflasi IHK terus mereda,

selama TW3-12 (rata-rata) mencapai 2,4% yoy

dari 2,7% yoy triwulan sebelumnya.

Meredanya tekanan harga barang impor dan

masih lemahnya permintaan domestik berada

dibalik perkembangan tersebut. Berdasarkan

komponennya, penurunan inflasi terutama

terjadi pada kelompok perumahan dan jasa

rumah tangga (turun 1,5%), pakaian dan alas

kaki (turun 1,3%), makanan (turun 1,2%),

furnitur dan perlengkapan rumah tangga

(turun 1,2%), serta kesehatan (turun 0,7%).

Selanjutnya, inflasi inti yang mencerminkan

tekanan dari sisi permintaan masih stabil di

level 2,1%.

Kinerja sektor eksternal masih burukKinerja sektor eksternal masih burukKinerja sektor eksternal masih burukKinerja sektor eksternal masih burukKinerja sektor eksternal masih buruk

seiring dengan perlambatan ekonomi globalseiring dengan perlambatan ekonomi globalseiring dengan perlambatan ekonomi globalseiring dengan perlambatan ekonomi globalseiring dengan perlambatan ekonomi global

(Grafik 2.32). (Grafik 2.32). (Grafik 2.32). (Grafik 2.32). (Grafik 2.32). Defisit neraca pembayaran

Inggris masih besar, tercatat sebesar GBP8,3

miliar per Juni 2012 dan diperkirakan

meningkat di TW3-12. Dampak pelemahan

ekonomi global terhadap ekonomi Inggris

khususnya melalui jalur perdagangan semakin

signifikan. Defisit neraca transaksi berjalan

semakin bertambah terutama disebabkan oleh

memburuknya defisit neraca perdagangan.

Sampai dengan Agustus 2012, defisit neraca

perdagangan tercatat naik menjadi GBP4,2

Grafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga Rumah

%, yoy

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Hometrack House Prices

Nationwide House Prices

Rightmove Nat. Asking Prices

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 Inflasi Grafik 2.31 BoP BalancesGrafik 2.31 BoP BalancesGrafik 2.31 BoP BalancesGrafik 2.31 BoP BalancesGrafik 2.31 BoP Balances

%, yoy

-10

-5

0

5

10

15

20Inflasi IHK (CPI) Inflasi Inti (CPI Core)Communications Housing

Household FoodHealth

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Bn GBP

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

BoP Balance

CA Balance

KA & FA Balances

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 70: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

56

miliar dari defisit GBP1,7 miliar bulan

sebelumnya dan diperkirakan semakin

memburuk (Grafik 2.33). Kondisi Kawasan

Euro sebagai mitra dagang utama yang masih

buruk menyebabkan kinerja ekspor Agustus

2012 terus terkontraksi menjadi 1,3% dari

0,6% yoy. Sementara itu, cenderung

terapresiasinya poundsterling menyebabkan

harga barang impor menjadi relatif lebih murah

sehingga meningkatkan kinerja impor pada

bulan tersebut menjadi 3,6% dari minus 2,0%

yoy bulan sebelumnya.

Di tengah perkembangan global terkiniDi tengah perkembangan global terkiniDi tengah perkembangan global terkiniDi tengah perkembangan global terkiniDi tengah perkembangan global terkini

yang masih penuh ketidakpastian, kinerjayang masih penuh ketidakpastian, kinerjayang masih penuh ketidakpastian, kinerjayang masih penuh ketidakpastian, kinerjayang masih penuh ketidakpastian, kinerja

pasar keuangan Inggris sepanjang 2012pasar keuangan Inggris sepanjang 2012pasar keuangan Inggris sepanjang 2012pasar keuangan Inggris sepanjang 2012pasar keuangan Inggris sepanjang 2012

diperkirakan masih akan mencatat diperkirakan masih akan mencatat diperkirakan masih akan mencatat diperkirakan masih akan mencatat diperkirakan masih akan mencatat capitalcapitalcapitalcapitalcapital

inflowinflowinflowinflowinflow. . . . . Grafik 2.34 menunjukkan bahwa pada

periode krisis ekonomi 2008, terjadi capital

inflow terutama short-term inflow (equity dan

debt securities) di Inggris sebagai dampak aksi

flight to quality. Setelah pemulihan ekonomi

global pada 2009 dan 2010, short-term inflow

mulai menurun seiring dengan pulihnya

kepercayaan pasar serta kembalinya risk

appetite investor terhadap aset emerging yang

Grafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca Perdagangan

Grafik 2.33 Net Capital FlowsGrafik 2.33 Net Capital FlowsGrafik 2.33 Net Capital FlowsGrafik 2.33 Net Capital FlowsGrafik 2.33 Net Capital Flows

Grafik 2.34 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.34 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.34 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.34 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.34 Indeks Saham & Nilai Tukar

Grafik 2.35 CDS dan YieldGrafik 2.35 CDS dan YieldGrafik 2.35 CDS dan YieldGrafik 2.35 CDS dan YieldGrafik 2.35 CDS dan Yield

£ Bn%, yoy

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-4,5

-4,0

-3,5

-3,0

-2,5

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

Trade Balance, rhs Ekspor Impor

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul

Sumber : CEIC

Bn GBP

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

Krisis Ekonomi Global 2008 Avg 2009-2010

Krisis Fiskal Euro 2011 2012

FDI Portfolio Others

Sumber : CEIC

IndeksUSD/£

1,40

1,50

1,60

1,70Apresiasi

GBP, lhs

FTSE, rhs

4500

4700

4900

5100

5300

5500

5700

5900

6100

6300

Jan Feb Apr Mei Jul Ags Okt Nov Des FebMar Mei Jun Ags Sep Nov Des FebMar Mei Jun Ags Sep2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%bps

53

63

73

83

93

103

113

123

133

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

CDS 10 thn, lhs

Yield 10 thn, rhs

Apr Mei Jul Ags Sep Okt Nov Des Apr Mei Jul Ags Sep Nov DesJan Mar Jun Mar Apr Jul Ags Sep OktJan Feb Jun

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 71: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

57

memberikan imbal hasil lebih tinggi. Sejak

2011, krisis Kawasan Euro yang dimulai dari

Yunani juga berdampak ke Inggris yang bukan

anggota Euro. Hal ini selain diakibatkan oleh

tingginya keterkaitan perekonomian Inggris

dengan Kawasan Euro, juga karena kondisi

fiskal Inggris yang tidak sehat. Di sisi lain,

kinerja makroekonomi negara emerging

semakin cemerlang di 2011. Perkembangan

tersebut akhirnya menyebabkan penurunan

capital inflow ke Inggris sehingga berdampak

pada cenderung turunnya kinerja pasar

keuangan Inggris di 2012.

Kebijakan akomodatif dari berbagaiKebijakan akomodatif dari berbagaiKebijakan akomodatif dari berbagaiKebijakan akomodatif dari berbagaiKebijakan akomodatif dari berbagai

negara maju menyebabkan berlanjutnyanegara maju menyebabkan berlanjutnyanegara maju menyebabkan berlanjutnyanegara maju menyebabkan berlanjutnyanegara maju menyebabkan berlanjutnya

capital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflow ke Inggris. ke Inggris. ke Inggris. ke Inggris. ke Inggris. Kebijakan QE terkini

yang dikeluarkan oleh AS, OMT oleh Euro,

serta program pembelian aset oleh Inggris dan

Jepang yang masih dipertahankan hingga

akhir TW3-12 diperkirakan meningkatkan

capital inflow ke Inggris. Capital inflow

diprediksi masih akan berlanjut seperti yang

tercermin dari meningkatnya indeks saham,

menurunnya yield obligasi Gilt, serta

terapresiasinya poundsterling (Grafik 2.34 dan

2.35). Namun demikian, jika negara

berkembang mampu bertahan dari tekanan

eksternal dengan mengandalkan aktivitas

domestik sehingga kembali menjadi motor

penggerak ekonomi global, maka akan

kembali terdapat potensi capital outflow dari

negara maju termasuk Inggris masuk ke negara

berkembang sebagai dampak dari kembali

pulihnya risk appetite investor.

Prospek ekonomi Inggris di sisa 2012Prospek ekonomi Inggris di sisa 2012Prospek ekonomi Inggris di sisa 2012Prospek ekonomi Inggris di sisa 2012Prospek ekonomi Inggris di sisa 2012

dan di awal 2013 diprediksi masih lemah dandan di awal 2013 diprediksi masih lemah dandan di awal 2013 diprediksi masih lemah dandan di awal 2013 diprediksi masih lemah dandan di awal 2013 diprediksi masih lemah dan

belum mampu langsung pulih. belum mampu langsung pulih. belum mampu langsung pulih. belum mampu langsung pulih. belum mampu langsung pulih. Kinerja sektor

eksternal terus memburuk, sementara aktivitas

domestik juga belum menunjukkan

perkembangan berarti. Di sisi harga, tekanan

inflasi diprediksi semakin mereda seiring masih

lemahnya permintaan domestik. Tingkat inflasi

diprediksi akan mulai mengarah pada target

BoE (2%) pada awal 2013. Consensus Forecast

Oktober 2012 memproyeksikan PDB Inggris

selama keseluruhan 2012 mencapai minus

0,2% yoy, lebih baik dari minus 0,3% yoy

proyeksi sebelumnya. Berbagai langkah

kebijakan yang telah diambil pemerintah

diharapkan mulai dapat mendongkrak

ekonomi Inggris 2013, sehingga PDB di tahun

tersebut diproyeksikan sebesar 1,2% yoy (CF

Oktober 2012) dan 1,9% yoy (BoE). Namun

demikian, pertumbuhan ekonomi Inggris

berpotensi dapat tumbuh lebih rendah dari

perkiraaan tersebut terkait dengan dampak

perlambatan ekonomi global dan juga

penguatan poundsterling akibat capital inflow

yang semakin menggerus kinerja ekspor

Inggris. Selanjutnya, masih berlanjutnya krisis

Grafik 2.36 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.36 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.36 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.36 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.36 Suku Bunga Kebijakan

%

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

LIBOR 3M

Policy Rate

LIBOR 1M

Jan Mar Mei Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg, CEIC

Page 72: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

58

Euro juga menjadi downside risk yang masih

harus diwaspadai.

Prospek ekonomi yang masih suramProspek ekonomi yang masih suramProspek ekonomi yang masih suramProspek ekonomi yang masih suramProspek ekonomi yang masih suram

berpotensi menyebabkan berpotensi menyebabkan berpotensi menyebabkan berpotensi menyebabkan berpotensi menyebabkan emergency supportemergency supportemergency supportemergency supportemergency support

lebih lanjut melalui kebijakan fiskal danlebih lanjut melalui kebijakan fiskal danlebih lanjut melalui kebijakan fiskal danlebih lanjut melalui kebijakan fiskal danlebih lanjut melalui kebijakan fiskal dan

moneter yang lebih longgar.moneter yang lebih longgar.moneter yang lebih longgar.moneter yang lebih longgar.moneter yang lebih longgar. Sampai saat ini,

BoE masih mempertahankan QE sebanyak

GBP375 miliar untuk terus mendorong

perekonomian. BoE menyatakan belum akan

menaikkan suku bunga sampai dengan 2015

dan bahkan jika perlu membuka peluang

penurunan suku bunga kebijakan. Namun

demikian, banyak kalangan menganggap

bahwa kebijakan QE lebih lanjut masih

dibutuhkan guna terus mendorong

perekonomian hingga mampu kembali pulih.

A.3 Jepang

Perekonomian Jepang pada TW3-12

diperkirakan kembali akan mengalami tekanan

kontraksi. Perlambatan ekonomi global

berdampak pada melambatnya PDB Jepang

dari 3,2% yoy di TW2-12 menjadi 1,8% yoy

di TW3-12. Konsumsi domestik yang

berkontribusi sebesar 60% terhadap PDB

Jepang belum memberikan momentum

terhadap perbaikan pertumbuhan. Masyarakat

Jepang saat ini cenderung memilih untuk

menahan uang dan mengurangi konsumsi.

Pada TW3 ini konsumsi domestik turun

sebanyak 1,8% yoy, lebih cepat dari triwulan

sebelumnya sebesar 0,4%. Sementara dari sisi

eksternal, kinerja ekspor Jepang turun akibat

lemahnya permintaan dunia atas komoditas

ekspornya. Di sisi lain, nilai impor Jepang tetap

tinggi yang didorong oleh meningkatnya impor

bahan bakar untuk menggantikan energi

nuklir. Hal ini menyebabkan trade balance

Jepang menjadi defisit yang kemudian

menurunkan kinerja perekonomian Jepang

pada TW3-12.

Indikator produksi industri gagal untukIndikator produksi industri gagal untukIndikator produksi industri gagal untukIndikator produksi industri gagal untukIndikator produksi industri gagal untuk

memenuhi ekspektasi dengan kinerja yangmemenuhi ekspektasi dengan kinerja yangmemenuhi ekspektasi dengan kinerja yangmemenuhi ekspektasi dengan kinerja yangmemenuhi ekspektasi dengan kinerja yang

turunturunturunturunturun. Indeks produksi industri yang sempat

positif pascabencana gempa bumi dan tsunami

tahun lalu, pada triwulan ini kembali turun

sebesar 8,1% yoy. Ini merupakan tiga bulan

berturut-turut terjadinya penyusutan yang

dimulai sejak bulan Juli 2012. Masih

menguatnya nilai tukar Yen dan sedang

lesunya permintaan domestik Cina dan

sengketa atas pulau Senkaku memberikan

dorongan tambahan terhadap lesunya

produksi industri Jepang. Pemesanan mesin

tercatat menurun pada TW3-12 turun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Selain itu, penurunan indeks produksi juga

diakibatkan oleh berakhirnya program subsidi

pembelian mobil hemat energi yang

sebelumnya dimaksudkan untuk mendorong

tingkat konsumsi masyarakat. Dari sisi investasi

publik, proyek rebuilding pascabencana

tsunami tahun 2011 diharapkan masih

memberikan efek positif terhadap

pertumbuhan ekonomi meskipun intensitasnya

sudah mulai menurun. Leading index yang

merupakan komposisi dari 12 indikator utama

ekonomi di Jepang juga terus menurun dan di

September merupakan titik terendah pada

tahun ini.

Page 73: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

59

Grafik 2.38 Perkembangan Produksi dan Leading IndexGrafik 2.38 Perkembangan Produksi dan Leading IndexGrafik 2.38 Perkembangan Produksi dan Leading IndexGrafik 2.38 Perkembangan Produksi dan Leading IndexGrafik 2.38 Perkembangan Produksi dan Leading Index

Grafik 2.37 Indikator Konsumsi dan PenjualanGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan PenjualanGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan PenjualanGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan PenjualanGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan Penjualan

Meskipun masih dibayangi olehMeskipun masih dibayangi olehMeskipun masih dibayangi olehMeskipun masih dibayangi olehMeskipun masih dibayangi oleh

pelemahan industri. Kondisi ketenagakerjaanpelemahan industri. Kondisi ketenagakerjaanpelemahan industri. Kondisi ketenagakerjaanpelemahan industri. Kondisi ketenagakerjaanpelemahan industri. Kondisi ketenagakerjaan

di Jepang membaik dari triwulan sebelumnyadi Jepang membaik dari triwulan sebelumnyadi Jepang membaik dari triwulan sebelumnyadi Jepang membaik dari triwulan sebelumnyadi Jepang membaik dari triwulan sebelumnya.

Tingkat pengangguran meskipun bertahan

pada posisi 4,2% di bulan September 2012

namun masih lebih baik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang berada pada posisi

4,3% - 4,6%. Tingkat pengangguran tenaga

kerja wanita meningkat sedangkan pada

laki-laki menurun. Walaupun kondisi

ketenagakerjaan lebih baik dibanding TW2-12,

tingkat job offer turun dari 0,83 menjadi 0,81

IndeksIndeks

0

10

20

30

40

50

60

2010 2011 2012

-20

-15

-10

-5

0

5

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Rata2 Jk. Panj. Cons. Confidence

Consumer Conf.-HouseholdsSmall Business Conf. (SBC-lhs)SBC-Manufacturing (lhs)SBC-Profit (rhs)

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

2009 2010 2011 2012

%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Penj. Ritel (lhs) Penj. Dept Store (lhs)

Pengeluaran RT (lhs) Penj. Kendaraan (rhs)

Penj. Apartment ma3 (rhs)

Sumber : Bloomberg

yang artinya dari 100 pencari kerja hanya

tersedia 81 lapangan pekerjaan.

Defisit neraca perdagangan JepangDefisit neraca perdagangan JepangDefisit neraca perdagangan JepangDefisit neraca perdagangan JepangDefisit neraca perdagangan Jepang

semakin tajamsemakin tajamsemakin tajamsemakin tajamsemakin tajam. Jatuhnya defisit neraca

perdagangan ini merupakan rekor sejak 12

tahun terakhir dan merupakan defisit terbesar

yang pernah dialami Jepang. Kondisi trade

deficit yang telah dialami Jepang pada tiga

semester terakhir ini telah merusak reputasi

Jepang sebagai negara eksportir utama dunia.

Anjloknya trade deficit Jepang ini di satu sisi

Indeks%, yoy

-45

-30

-15

0

15

30

45

2009 2010 2011 2012

50

75

100

125

150

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Kapasitas Utilisasi (rhs) Produksi Industri (lhs)

Order Mesin (lhs) Order Konstruksi (lhs)

Inventory (lhs)

Sumber : Bloomberg

Indeks

Rata2 Jk. Panj. EWS-Expectations

0

20

40

60

80

100

120

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Leading Index Coincident Index

EWS-Current EWS-Expectations

Sumber : Bloomberg

Page 74: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

60

didorong oleh tingginya impor terutama

terhadap produk-produk energi seperti minyak

mentah untuk pembangkit listrik thermal serta

impor produk LNG. Pasca terjadinya bencana

di reaktor nuklir Fukushima, permintaan

terhadap produk LNG meningkat 24,3% pada

semester I dan pengapalan masuk produk

minyak mentah meningkat 8,3%. Selain itu,

impor produk telekomunikasi juga meningkat

sebesar 35,2%. Di sisi lain, ekspor Jepang

khususnya produk elektronik menurun sejalan

dengan pelemahan ekonomi global. Hal itu

ditambah lagi dengan meningkatnya intensitas

ketegangan politik dengan Cina dan sentimen

anti produk Jepang semakin menurunkan

ekspor Jepang. Buruknya kinerja neraca

perdagangan Jepang tersebut berimbas

kepada neraca transaksi berjalan. Akhir TW3-

12 surplus neraca transaksi berjalan Jepang

anjlok sebesar 68,7% yoy. Turunnya surplus

neraca perdagangan ini merupakan tanda

bahwa melemahnya kinerja ekspor masih

merupakan risiko utama yang membayangi

perekonomian terbesar ketiga dunia ini.

Fase deflasi masih akan membayangiFase deflasi masih akan membayangiFase deflasi masih akan membayangiFase deflasi masih akan membayangiFase deflasi masih akan membayangi

perekonomian Jepangperekonomian Jepangperekonomian Jepangperekonomian Jepangperekonomian Jepang. Data inflasi pada akhir

TW3-12 masih berada pada tingkat minus

0,3% yang merupakan bulan ke lima Jepang

berada dalam zona deflasi. Turunnya tingkat

harga di Jepang didorong oleh semakin

rendahnya indeks harga bahan makanan,

nonmakanan, dan energi. Sedangkan

perubahan harga pada pendidikan tidak

signifikan. Sebaliknya inflasi di bahan bakar

dan listrik yang cukup tinggi masih belum

dapat mengangkat Jepang ke zona inflasi

sebagaimana ditargetkan oleh Bank of Japan

(BOJ) sebesar 1%. Permasalahan deflasi ini

selain fenomena demand side juga merupakan

fenomena supply side.

BOJ masih akan meneruskan kebijakanBOJ masih akan meneruskan kebijakanBOJ masih akan meneruskan kebijakanBOJ masih akan meneruskan kebijakanBOJ masih akan meneruskan kebijakan

monetary easingmonetary easingmonetary easingmonetary easingmonetary easing dengan dengan dengan dengan dengan zero interest ratezero interest ratezero interest ratezero interest ratezero interest rate

policypolicypolicypolicypolicy (ZIRP) dan (ZIRP) dan (ZIRP) dan (ZIRP) dan (ZIRP) dan Asset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase Program yang yang yang yang yang

telah berjalan selama dua tahun sebagai upayatelah berjalan selama dua tahun sebagai upayatelah berjalan selama dua tahun sebagai upayatelah berjalan selama dua tahun sebagai upayatelah berjalan selama dua tahun sebagai upaya

stimulus kepada perekonomian danstimulus kepada perekonomian danstimulus kepada perekonomian danstimulus kepada perekonomian danstimulus kepada perekonomian dan

pencapaian sasaran inflasipencapaian sasaran inflasipencapaian sasaran inflasipencapaian sasaran inflasipencapaian sasaran inflasi. Kebijakan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mendorong

Grafik 2.39 Perkembangan Neraca PerdaganganGrafik 2.39 Perkembangan Neraca PerdaganganGrafik 2.39 Perkembangan Neraca PerdaganganGrafik 2.39 Perkembangan Neraca PerdaganganGrafik 2.39 Perkembangan Neraca Perdagangan Grafik 2.40 Tingkat InflasiGrafik 2.40 Tingkat InflasiGrafik 2.40 Tingkat InflasiGrafik 2.40 Tingkat InflasiGrafik 2.40 Tingkat Inflasi

miliar yen, sa%, yoy

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2008 2009 2010 2011 2012

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Trade balance, SA (rhs) Ekspor, SA (lhs)

Impor, SA (lhs) US Ekspor (lhs)

Asia Ekspor (lhs) EU Ekspor (lhs)

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

2010 2011 2012

%, yoy

-14

-10

-6

-2

2

6

10

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

CPI (lhs) CPI ex Food & Energy (lhs)

CPI Food (lhs) CPI Education (rhs)

CPI Fuel & Light (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 75: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

61

pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama

beberapa periode terakhir. Selain suku bunga

kebijakan masih tetap dipatok pada tingkat

0,1%, BOJ pada 19 September 2012 juga

meningkatkan aset purchase program (APP)

sebesar JPY10 triliun hingga total APP menjadi

JPY80 triliun (17% PDB). Sampai dengan akhir

TW3-12, total realisasi injeksi APP yang telah

dilakukan oleh BOJ sejak awal kebijakan ini

diperkenalkan pada tahun 2010 adalah

sebesar JPY61,8 miliar. Rincian alokasi APP ini

adalah untuk pembelian aset sebesar JPY31,1

miliar dan fixed rate fund supplying operation

against pooled collateral sebesar JPY30,7

miliar. Dari total aset purchase yang telah

dilakukan, sebesar JPY18,1 miliar diantaranya

dialokasikan untuk pembelian Japanese

Government Bonds (JGBs) dan JPY7,4 miliar

untuk Treasury Bills. Selain kebijakan

pembelian aset, BOJ juga mengeluarkan

kebijakan stimulasi pinjaman bank (Stimulating

Bank Lending Facility) sebagai upaya

meningkatkan kredit kepada perusahaan

maupun rumah tangga dengan bunga rendah

sebesar 0,1% per tahun. BOJ tidak

menetapkan batasan pagu program fasilitas

ini. Total kredit jenis ini yang telah tersalurkan

hingga Agustus 2012 telah mencapai JPY15

trilyun.

Sejak diimplementasikannya kembaliSejak diimplementasikannya kembaliSejak diimplementasikannya kembaliSejak diimplementasikannya kembaliSejak diimplementasikannya kembali

kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan Asset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase Program, terdapat, terdapat, terdapat, terdapat, terdapat

penurunan premi risiko di pasar keuanganpenurunan premi risiko di pasar keuanganpenurunan premi risiko di pasar keuanganpenurunan premi risiko di pasar keuanganpenurunan premi risiko di pasar keuangan

JepangJepangJepangJepangJepang. Sampai dengan akhir TW3-12, yield

Japan Government Bonds telah mencapai

0,78% yang melanjutkan tren penurunan sejak

diterapkannya kembali kebijakan ini pada

tahun 2010. Sama halnya dengan

perkembangan tersebut, indeks CDS juga

mengalami tren penurunan pada TW3-12.

Sementara itu, tidak terdapat perubahan

berarti pada indeks saham Jepang serta nilai

tukar Yen yang masih tetap kuat sampai

dengan akhir TW3-12.

Grafik 2.41 Premi Risiko, Indeks Harga Saham, dan Nilai Tukar YenGrafik 2.41 Premi Risiko, Indeks Harga Saham, dan Nilai Tukar YenGrafik 2.41 Premi Risiko, Indeks Harga Saham, dan Nilai Tukar YenGrafik 2.41 Premi Risiko, Indeks Harga Saham, dan Nilai Tukar YenGrafik 2.41 Premi Risiko, Indeks Harga Saham, dan Nilai Tukar Yen

%, yoy

1,6

1,4

1,2

1,0

0,8

0,6

0,4

0,2

0,0

Indeks

160

140

120

100

80

60

40

20

09 12 12963 12963 12963 963

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Spread LIBOR-Policy Rate (lhs)

Govt10yr Bonds Yield (lhs)

Suku Bunga Kebijakan (lhs)

CDS (rhs)

JPY/USD

130

120

110

100

90

80

70

60

50

40

Indeks

20000

18000

16000

14000

12000

10000

8000

6000

Spot: JPY/USD (lhs)

Nikkei225 (rhs)

JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep JanMei Sep2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 76: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

62

B. NEGARA BERKEMBANG

B.1 China

Ekonomi China pada TW3-12 masih

mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu

sebesar 7,4% yoy, melambat dibandingkan

dengan TW2-12 sebesar 7,6% yoy dan TW1-

12 sebesar 8,1% yoy. Tingkat pertumbuhan

triwulanan ini merupakan yang paling lambat

selama tiga tahun terakhir. Pada TW2-10,

China sempat mencatat pertumbuhan

tertinggi sebesar 11,9% yoy. Perlambatan ini

masih merupakan dampak lanjutan dari

pelemahan ekonomi yang terjadi di negara-

negara maju yang semakin melemahkan

ekspor China. Selain itu pertumbuhan

domestik China juga masih berjalan lambat

meskipun membaik di triwulan laporan.

Berbagai pelonggaran kebijakan yang telah

dilakukan sejak akhir 2011 belum memberikan

hasil yang cukup signifikan terhadap

peningkatan permintaan domestik. Hal

tersebut khususnya sejalan dengan kebijakan

cenderung ketat yang masih diterapkan di

sektor properti. Sektor properti ini mempunyai

backward dan forward linkage yang cukup

besar bagi sektor perekonomian China lainnya.

China mulai mengalami prosesChina mulai mengalami prosesChina mulai mengalami prosesChina mulai mengalami prosesChina mulai mengalami proses

penguatan pada permintaan domestikpenguatan pada permintaan domestikpenguatan pada permintaan domestikpenguatan pada permintaan domestikpenguatan pada permintaan domestik.

Meskipun pertumbuhan ekonomi China pada

TW3-12 tercatat lebih lambat 0,2% yoy

dibandingkan dengan pertumbuhan yoy pada

TW2-12, namun sebenarnya terdapat kondisi

fundamental ekonomi yang cukup baik,

diantaranya dari sisi penjualan ritel maupun

produksi industri yang mengalami perbaikan

pada triwulan ini. Data resmi menegaskan

pada September terjadi peningkatan sebesar

14,2% sebagai akselerasi pertumbuhan

konsumsi yang sempat turun kecepatannya

pada Juli 2012 di level 13,1%. Semakin

menguatnya indikator-indikator konsumsi

merupakan salah satu hasil dari proses

rebalancing ekonomi China antara export-

oriented dan domestic demand driven.

Dari sisi investasi, China mengalamiDari sisi investasi, China mengalamiDari sisi investasi, China mengalamiDari sisi investasi, China mengalamiDari sisi investasi, China mengalami

sinyal sinyal sinyal sinyal sinyal rebound rebound rebound rebound rebound meskipun masih lemahmeskipun masih lemahmeskipun masih lemahmeskipun masih lemahmeskipun masih lemah. Fixed

Grafik 2.43 Indikator KonsumsiGrafik 2.43 Indikator KonsumsiGrafik 2.43 Indikator KonsumsiGrafik 2.43 Indikator KonsumsiGrafik 2.43 Indikator KonsumsiGrafik 2.42 Pertumbuhan PDBGrafik 2.42 Pertumbuhan PDBGrafik 2.42 Pertumbuhan PDBGrafik 2.42 Pertumbuhan PDBGrafik 2.42 Pertumbuhan PDB

%, yoy

Proyeksi

%, yoy

-55

-44

-33

-22

-11

0

11

22

33

44

55

2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

-15

-10

-5

0

5

10

15

PDB-rhsRetail SalesProduksi IndustriEkspor

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Indeks%, yoy

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

2007 2008 2009 2010 2011 2012

85

90

95

100

105

110

115

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Retail Sales Penjualan KendaraanKepercayaan Konsumen-rhs

Sumber : Bloomberg

Page 77: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

63

asset investment pada TW3-12 meningkat dari

rata-rata triwulan sebelumnya namun masih

berada pada tingkat 20,5%. Pertumbuhan

fixed asset investment tertinggi berada di

sektor industri primer sebesar 32,3% yoy

disusul oleh industri sekunder 22,94% yoy dan

tertier 19,4% yoy. Meskipun indikator

Purchasing Manager Index (PMI) menunjukkan

perbaikan dari 49,2 di Agustus 2012 menjadi

49,8 di September 2012, PMI tersebut berada

di bawah 50 dan jauh berada di bawah rata-

rata TW2-12 yang mencapai 51,3. Dari

publikasi PMI oleh Badan Statistik China

disebutkan bahwa foreign PMI untuk new

order mengalami peningkatan sebesar 0,5

poin menjadi 49,3 yang juga menandakan

bahwa terdapat tren rebound dari situasi

perdagangan internasional di sektor

manufaktur.

Kinerja neraca perdagangan ChinaKinerja neraca perdagangan ChinaKinerja neraca perdagangan ChinaKinerja neraca perdagangan ChinaKinerja neraca perdagangan China

masih tertekan oleh krisis Eropa, namun masihmasih tertekan oleh krisis Eropa, namun masihmasih tertekan oleh krisis Eropa, namun masihmasih tertekan oleh krisis Eropa, namun masihmasih tertekan oleh krisis Eropa, namun masih

tertolong oleh perdagangan dengan intra-Asiatertolong oleh perdagangan dengan intra-Asiatertolong oleh perdagangan dengan intra-Asiatertolong oleh perdagangan dengan intra-Asiatertolong oleh perdagangan dengan intra-Asia

dan Amerika Serikatdan Amerika Serikatdan Amerika Serikatdan Amerika Serikatdan Amerika Serikat. Setelah mengalami

kontraksi pada Juli dan Agustus, terdapat

Grafik 2.44 Indikator Investasi dan Foreign Direct InvestmentGrafik 2.44 Indikator Investasi dan Foreign Direct InvestmentGrafik 2.44 Indikator Investasi dan Foreign Direct InvestmentGrafik 2.44 Indikator Investasi dan Foreign Direct InvestmentGrafik 2.44 Indikator Investasi dan Foreign Direct Investment

peningkatan transaksi perdagangan China di

September 2012 baik dari sisi ekspor maupun

impor. Surplus neraca perdagangan yang

sempat turun pada Juli kembali tumbuh

sampai dengan 27,67 miliar USD pada

September 2012. Kinerja ekspor ke negara-

negara Eropa yang turun karena sedang

dilanda resesi terbantu oleh naiknya ekspor ke

Asia secara keseluruhan. Naiknya perdagangan

dengan beberapa mitra dagang utama di Asia

seperti Hongkong dan Vietnam dan tetap

stabilnya permintaan pasar Amerika Serikat

%,yoy Indeks

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012

0

10

20

30

40

50

60

70Fixed Asset InvestmentProduksi IndustriPMI-rhs

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 10

Sumber : Bloomberg

%, yoy, 3-mth ma

-50

-30

-10

10

30

50

70

2007 2008 2009 2010 2011 2012

FDI No of Contract

Value FDI Utilized

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.45 Neraca Perdagangan ChinaGrafik 2.45 Neraca Perdagangan ChinaGrafik 2.45 Neraca Perdagangan ChinaGrafik 2.45 Neraca Perdagangan ChinaGrafik 2.45 Neraca Perdagangan China

-50

-30

-10

10

30

50

70

90Trade Balance (miliar USD)

Exports (% yoy)

Imports (% yoy)

Sumber : Bloomberg

2011 2012

3 6 9 12 3 6 9

Page 78: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

64

atas komoditas ekspor China di tengah

menurunnya impor China dari Eropa

mendorong trade balance China untuk tetap

surplus pada TW3-12.

Tren penurunan tingkat inflasi masihTren penurunan tingkat inflasi masihTren penurunan tingkat inflasi masihTren penurunan tingkat inflasi masihTren penurunan tingkat inflasi masih

akan berlanjutakan berlanjutakan berlanjutakan berlanjutakan berlanjut. Meskipun sempat mengalami

kenaikan 0,2% yoy pada bulan Agustus 2012,

namun inflasi kembali turun 0,1% ke tingkat

1,9% yoy. Beberapa komoditas yang

mendorong penurunan inflasi di China antara

lain produk bahan makanan (food), dan

Grafik 2.46 InflasiGrafik 2.46 InflasiGrafik 2.46 InflasiGrafik 2.46 InflasiGrafik 2.46 Inflasi

Grafik 2.47 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.47 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.47 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.47 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.47 Pertumbuhan Harga Properti

beberapa bahan nonmakanan (non-food)

seperti tembakau, liquor, dan articles,

peralatan dan perlengkapan rumah tangga

serta layanan kesehatan. Produk transportasi

dan komunikasi juga masih akan meneruskan

tren deflasi di bulan-bulan berikutnya karena

tingkat harga yang turun terus menerus selama

triwulan laporan. Sedangkan beberapa produk

yang menahan turunnya tingkat inflasi adalah

produk pakaian dan properti.

Sektor properti masih tumbuh lambatSektor properti masih tumbuh lambatSektor properti masih tumbuh lambatSektor properti masih tumbuh lambatSektor properti masih tumbuh lambat.

Indeks harga perumahan menunjukkan

indikasi rebound meskipun masih berada pada

zona pertumbuhan yang negatif. Secara

umum, efek kebijakan pemerintah dalam

pengetatan sektor properti dari efek bubble

beberapa periode sebelumnya masih terasa.

Di beberapa daerah di China seperti di Beijing,

Guangzhou, Tanjin, dan Chongqing,

penurunan harga properti sudah mulai

melambat dan diprediksi harga properti akan

kembali naik pada beberapa periode ke depan.

%, yoy

IHKIHK Non FoodIHK FoodIHK Transport &CommIHK Residential

16

14

10

8

6

4

2

0

-2

12

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11

Ags-11 Sep-11 Okt-11 Nov-11 Des-11 Jan-12 Feb-12

Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Ags-12 Sep-12

Beijing Shanghai Guangzho Shenzen Tianjin Wuhan Chongqing Shenyang

Sumber: Bloomberg

Page 79: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

65

Sejalan dengan penurunan inflasi danSejalan dengan penurunan inflasi danSejalan dengan penurunan inflasi danSejalan dengan penurunan inflasi danSejalan dengan penurunan inflasi dan

upaya mendorong perekonomian, Chinaupaya mendorong perekonomian, Chinaupaya mendorong perekonomian, Chinaupaya mendorong perekonomian, Chinaupaya mendorong perekonomian, China

kembali melonggarkan kebijakan moneternyakembali melonggarkan kebijakan moneternyakembali melonggarkan kebijakan moneternyakembali melonggarkan kebijakan moneternyakembali melonggarkan kebijakan moneternya

meskipun terbatas.meskipun terbatas.meskipun terbatas.meskipun terbatas.meskipun terbatas. Selama TW3-12, China

hanya menurunkan benchmark suku bunga

kredit dan depositonya sekitar 25 bps

dan cenderung menahan suku bunga

kebijakannya hingga akhir TW3-12 dan lebih

memilih untuk meningkatkan ekspansi

fiskalnya. Hal tersebut sejalan dengan

kekhawatiran meningkatnya ekspektasi inflasi

ke depan. Sejalan dengan upaya untuk

menjaga likuiditas di pasar uang, People Bank

of China (PBC) sejak Juni 2012 secara aktif

juga melakukan kebijakan repo dengan

membeli securities yang dipegang oleh bank

komersial untuk menambah cash flow di pasar

uang. Berbagai pelonggaran yang dilakukan

tersebut menyebabkan M2 pada akhir TW3-

12 meningkat 14,8% menjadi sebesar

RMB94,37 trilyun dan M1 tumbuh 7,3%

menjadi sebesar RMB26,86 trilyun.

Pertumbuhan pada September tersebut lebih

cepat dibandingkan dengan Agustus dan Juli

Grafik 2.48 Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar dan Suku Bunga KebijakanGrafik 2.48 Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar dan Suku Bunga KebijakanGrafik 2.48 Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar dan Suku Bunga KebijakanGrafik 2.48 Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar dan Suku Bunga KebijakanGrafik 2.48 Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar dan Suku Bunga Kebijakan

meskipun masih lebih lambat dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan cadangan devisa ChinaPertumbuhan cadangan devisa ChinaPertumbuhan cadangan devisa ChinaPertumbuhan cadangan devisa ChinaPertumbuhan cadangan devisa China

kembali berakselerasi setelah sejak 2011kembali berakselerasi setelah sejak 2011kembali berakselerasi setelah sejak 2011kembali berakselerasi setelah sejak 2011kembali berakselerasi setelah sejak 2011

mengalami perlambatanmengalami perlambatanmengalami perlambatanmengalami perlambatanmengalami perlambatan. Posisi pada akhir

TW3-12 adalah sebesar USD3,29 triliun

dengan pertumbuhan yang kembali cepat

sebesar 2,61% setelah sempat mengalami

negatif pada Juli 2012. Kinerja neraca

perdagangan China yang masih cenderung

surplus tinggi berdampak pada terus

terapresiasinya Renminbi (RMB). Nilai tukar

Miliar RMB%, yoy

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2007 2008 2009 2010 2011 2012

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000New Loans (Outstanding)-rhs

Uang Beredar-M1

Uang Beredar-M2

Total Loans

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%%

0

1

2

3

4

5

6

7

2010 2011 2012

0

5

10

15

20

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Benchmark Lending Rate

Benchmark Deposit Rate

GWM (rhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.49Grafik 2.49Grafik 2.49Grafik 2.49Grafik 2.49Perkembangan Cadangan Devisa ChinaPerkembangan Cadangan Devisa ChinaPerkembangan Cadangan Devisa ChinaPerkembangan Cadangan Devisa ChinaPerkembangan Cadangan Devisa China

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

2008 2009 2010 2011 2012

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

China Foreign Reserves (US$ Billion)

% yoy Change

Sumber : CEIC

Page 80: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

66

yang terapresiasi tersebut berpotensi

melemahkan daya saing impor sehingga

mendorong China cenderung melakukan

intervensi di pasar valas sehingga menambah

cadangan devisa. Kondisi tersebut terjadi meski

PBOC sejak April 2012 melonggarkan

intervensi terhadap pergerakan Yuan sampai

batas 1% dari kurs tengah harian dari

sebelumnya hanya 0,5%. Kebijakan

akomodatif yang diterapkan oleh berbagai

negara maju berpotensi semakin

menyebabkan nilai tukar RMB terhadap USD

semakin menguat yang dikhawatirkan akan

semakin mengurangi daya saing ekspor yang

merupakan tumpuan pertumbuhan

ekonominya.

B.2 India

Meskipun diproyeksi lebih tinggi dari

dua triwulan sebelumnya, pertumbuhan India

TW3-12 melambat signifikan dibanding

pertumbuhan periode yang sama tahun

sebelumnya. Di samping kondisi krisis utang

Eropa yang tidak kunjung usai, perlambatan

pertumbuhan India juga dibarengi oleh

buruknya fundamental India yang ditandai

dengan terus meningkatnya tekanan inflasi

serta tingginya defisit current account dan

defisit fiskal. Kondisi tersebut memaksa RBI

menurunkan proyeksi pertumbuhan GDP

tahun fiskal 13 (2012/13) menjadi 5,8% yoy

dan merevisi naik perkiraan inflasi menjadi

7,5%. Perlambatan ekonomi tersebut sejalan

dengan terus melemahnya ekspor India yang

bahkan terkontraksi di TW3-12. Di tengah

perkembangan impor yang meningkat,

perlambatan ekspor tersebut menyebabkan

defisit transaksi berjalan yang melebar menjadi

USD16,4 miliar dari sebelumnya USD13,7

miliar. Sejalan dengan itu, pertumbuhan

konsumsi yang diantaranya diwakili oleh

penjualan kendaraan bermotor terus

mengalami perlambatan. Bahkan pada

Agustus mengalami kontraksi dan semakin

dalam pada akhir triwulan laporan. Sejalan

dengan kebijakan untuk menaikkan harga

bahan bakar di September, Inflasi WPI pada

akhir TW3-12 mencapai 7,8%, tertinggi

selama 2012. Sementara itu, pasar keuangan

India cenderung membaik khususnya di akhir

periode searah dengan perkembangan di

negara emerging market lainnya. Meskipun

demikian, Rupee India terhadap USD justru

terdepresiasi yang dipicu oleh kekhawatiran

terhadap fundamental India yang buruk akibat

defisit neraca berjalan, defisit fiskal, dan

meningkatnya tekanan inflasi, sehingga

memicu capital outflow. Berbagai

perkembangan tersebut membuat India

Grafik 2.50 Nilai Tukar RenminbiGrafik 2.50 Nilai Tukar RenminbiGrafik 2.50 Nilai Tukar RenminbiGrafik 2.50 Nilai Tukar RenminbiGrafik 2.50 Nilai Tukar Renminbi

RMB

6,20

6,60

7,00

7,40

7,80 RMB/USD

2007Jun SepDes

2008JunSep DesMar

2009JunSep DesMar

2010JunSep DesMar

2011JunSep DesMar

2012JunSep DesMar

Sumber : Bloomberg

Page 81: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

67

cenderung melonggarkan kebijakannya

melalui penurunan GWM untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan

Repo Rate dan Reverse Repo Rate masing-

masing dipertahankan di 7% dan 8%, sebagai

upaya untuk mengendalikan inflasi.

Meskipun diproyeksi lebih tinggi dariMeskipun diproyeksi lebih tinggi dariMeskipun diproyeksi lebih tinggi dariMeskipun diproyeksi lebih tinggi dariMeskipun diproyeksi lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya, pertumbuhan Indiatriwulan sebelumnya, pertumbuhan Indiatriwulan sebelumnya, pertumbuhan Indiatriwulan sebelumnya, pertumbuhan Indiatriwulan sebelumnya, pertumbuhan India

TW3-12 melambat signifikan dibandingTW3-12 melambat signifikan dibandingTW3-12 melambat signifikan dibandingTW3-12 melambat signifikan dibandingTW3-12 melambat signifikan dibanding

pertumbuhan periode yang sama tahunpertumbuhan periode yang sama tahunpertumbuhan periode yang sama tahunpertumbuhan periode yang sama tahunpertumbuhan periode yang sama tahun

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya. Setelah tumbuh 5,5% yoy di

triwulan sebelumnya, Concesus Forecast

(Oktober 2012) memperkirakan PDB India

tumbuh 5,8% yoy di TW3-12 (Grafik 2.51).

Prediksi pertumbuhan ini diturunkan dari

proyeksi sebelumnya (CF Juli 2012) di level

6,6% yoy. Sementara pada periode yang sama

tahun sebelumnya, India tumbuh 6,7% yoy.

Di samping kondisi krisis utang Eropa yang

tidak kunjung usai, perlambatan pertumbuhan

India dibarengi oleh buruknya fundamental

India yang ditandai dengan terus

meningkatnya tekanan inflasi serta tingginya

defisit current account dan defisit fiskal. Faktor

global dan domestik yang masih buruk

tersebut memaksa RBI menurunkan proyeksi

pertumbuhan PDB tahun fiskal 13 (2012/13)

dari 6,5% yoy menjadi 5,8% yoy dan merevisi

naik perkiraan inflasi dari 7% menjadi 7,5%

(WPI September 7,8% dan CPI 9,7%). Defisit

fiskal India diperkirakan akan mencapai 5,9%

di 2012/13, lebih tinggi dari target pemerintah

sebesar 5,1%. Hal tersebut terjadi meski India

telah menaikkan harga solar sebesar 12%

pada September lalu. Peningkatan harga

minyak tersebut berdampak pada

meningkatnya inflasi menjadi 7,8% di

September 2012 dari 7,5% di Agustus 2012.

Perlambatan ekonomi India khususnyaPerlambatan ekonomi India khususnyaPerlambatan ekonomi India khususnyaPerlambatan ekonomi India khususnyaPerlambatan ekonomi India khususnya

didorong oleh melambatnya ekspor yangdidorong oleh melambatnya ekspor yangdidorong oleh melambatnya ekspor yangdidorong oleh melambatnya ekspor yangdidorong oleh melambatnya ekspor yang

mengalami kontraksi sehingga jugamengalami kontraksi sehingga jugamengalami kontraksi sehingga jugamengalami kontraksi sehingga jugamengalami kontraksi sehingga juga

berdampak pada defisit neraca perdaganganberdampak pada defisit neraca perdaganganberdampak pada defisit neraca perdaganganberdampak pada defisit neraca perdaganganberdampak pada defisit neraca perdagangan

yang melebar. yang melebar. yang melebar. yang melebar. yang melebar. Pada TW3-12, pertumbuhan

ekspor terkontraksi 11,8% yoy, semakin turun

dari triwulan sebelumnya yang tumbuh minus

Grafik 2.51 Pertumbuhan PDBGrafik 2.51 Pertumbuhan PDBGrafik 2.51 Pertumbuhan PDBGrafik 2.51 Pertumbuhan PDBGrafik 2.51 Pertumbuhan PDB

Growth (%, yoy)Kontribusi (%)

-10

-5

0

5

10

15

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-30

-15

0

15

30

45

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Net Ekspor InvestasiKonsumsi Konsumsi, rhsInvestasi, rhs Ekspor, rhsProyeksi CF Ags-12, rhs Proyeksi CF Okt-12, rhsPDB-rhs

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Grafik 2.52 Neraca PerdaganganGrafik 2.52 Neraca PerdaganganGrafik 2.52 Neraca PerdaganganGrafik 2.52 Neraca PerdaganganGrafik 2.52 Neraca Perdagangan

%, yoyMiliar USD

-18

-12

-6

0

6

12

18

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100Trade Balance (lhs)ExportsImports

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 82: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

68

2,1% yoy. Sementara itu, kontraksi

pertumbuhan impor menurun, yaitu dari minus

5,7% yoy pada triwulan sebelumnya, menjadi

tumbuh minus 2,5% yoy pada TW3-12.

Peningkatan impor ini disebabkan oleh naiknya

impor minyak menyusul pulihnya refining

capacity. Perkembangan ekspor impor ini

mengakibatkan defisit neraca perdagangan

melebar menjadi USD16,4 miliar dari

sebelumnya USD13,7 miliar (Grafik 2.52).

Pertumbuhan konsumsi selama triwulanPertumbuhan konsumsi selama triwulanPertumbuhan konsumsi selama triwulanPertumbuhan konsumsi selama triwulanPertumbuhan konsumsi selama triwulan

ketiga 2012 terus melemah.ketiga 2012 terus melemah.ketiga 2012 terus melemah.ketiga 2012 terus melemah.ketiga 2012 terus melemah. Sejak Juli 2012,

salah satu indikator konsumsi yang diwakili

oleh penjualan kendaraan bermotor terus

mengalami perlambatan (Grafik 2.53). Bahkan

pada Agustus mengalami kontraksi (4,1% yoy)

dan semakin dalam pada September (9,8%

yoy). Perlambatan yang paling signifikan terjadi

pada penjualan kendaraan roda dua, dimana

pada September 2012 tumbuh minus 13,3%,

semakin turun dari bulan sebelumnya yang

tumbuh 4,8% yoy. Secara triwulanan,

pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor

triwulan laporan merosot drastis dibanding

dua triwulan sebelumnya (TW3-12: minus

2,2% yoy, TW2-12: 9,8% yoy dan TW1-12:

11,5% yoy). Pelemahan konsumsi domestik ini

diantaranya diperkirakan akibat pelemahan

pertumbuhan ekonomi sejalan dengan terus

melambatnya penerimaan ekspor. Sementara

itu, pertumbuhan produksi industri India pada

triwulan laporan sampai dengan Agustus 2012

meningkat dibanding triwulan sebelumnya

(1,25% yoy vs minus 0,2% yoy, Grafik 2.61).

Kenaikan tersebut terutama disumbang oleh

sektor manufaktur, pertambangan dan listrik.

Inflasi akhir triwulan ketiga 2012Inflasi akhir triwulan ketiga 2012Inflasi akhir triwulan ketiga 2012Inflasi akhir triwulan ketiga 2012Inflasi akhir triwulan ketiga 2012

mencapai 7,8%, tertinggi selama 2012. mencapai 7,8%, tertinggi selama 2012. mencapai 7,8%, tertinggi selama 2012. mencapai 7,8%, tertinggi selama 2012. mencapai 7,8%, tertinggi selama 2012. Inflasi

WPI pada TW3-12 tersebut meningkat

dibanding akhir triwulan sebelumnya yang

mencapai 7,58% (Grafik 2.55). Angka inflasi

ini jauh di atas comfort zone yang ditetapkan

RBI di level 4-5%. Kenaikan inflasi yang

khususnya terjadi di September 2012 tersebut

terutama akibat: (1) kenaikan kelompok bahan

bakar (4,0% mom atau 11,9% yoy) menyusul

kenaikan harga diesel; (2) kenaikan produk

manufaktur terutama produk makanan yang

Grafik 2.54 Produksi IndustriGrafik 2.54 Produksi IndustriGrafik 2.54 Produksi IndustriGrafik 2.54 Produksi IndustriGrafik 2.54 Produksi IndustriGrafik 2.53 Penjualan KendaraanGrafik 2.53 Penjualan KendaraanGrafik 2.53 Penjualan KendaraanGrafik 2.53 Penjualan KendaraanGrafik 2.53 Penjualan Kendaraan

%, yoy

-30

-10

10

30

50

70

90

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Motor Vehicle Sales

Three WheelersTwo WheelersAutomobile

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

2008 2009 2010 2011 2012

-10

0

10

20

30

40

50

60

Industrial ProductionMining and QuarryingManufacturingOverall Business Situation-rhs

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8

Sumber : Bloomberg

Page 83: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

69

terimbas kenaikan harga gula; dan (3)

kenaikan harga makanan.

Pasar keuangan India cenderungPasar keuangan India cenderungPasar keuangan India cenderungPasar keuangan India cenderungPasar keuangan India cenderung

membaik.membaik.membaik.membaik.membaik. Hal ini sejalan dengan kondisi pasar

keuangan negara emerging market yang

cenderung membaik khususnya di akhir

periode. Indeks harga saham India dan

indikator persepsi risiko (CDS) masing-masing

cenderung membaik meskipun bergerak

fluktuatif dalam kisaran sempit (Grafik 2.56).

Membaiknya kedua indikator ini

mencerminkan makin menariknya kawasan

emerging market bagi para investor karena

ekonomi pasar negara berkembang relatif

resilien terhadap krisis ekonomi yang masih

terjadi. Kondisi ini sebagai dampak semakin

terbatasnya ruang investasi pada aset di negara

maju terutama karena krisis yang belum

menunjukkan tanda berakhir. Namun

demikian, berbeda dengan perkembangan

mata uang lainnya, Rupee India justru

mengalami depresiasi terhadap USD, yaitu

turun 1,9% qoq atau 20,5% yoy (Grafik 2.57).

Faktor dibalik pelemahan mata uang ini ialah

adanya kekhawatiran terhadap kondisi

fundamental yang masih buruk di India akibat

defisit neraca berjalan, defisit fiskal, dan

meningkatnya tekanan inflasi, yang memicu

sentimen negatif investor sehingga

mendorong terjadinya capital outflow.

India lebih cenderung menurunkanIndia lebih cenderung menurunkanIndia lebih cenderung menurunkanIndia lebih cenderung menurunkanIndia lebih cenderung menurunkan

GWM untuk merespon perlambatan ekonomi.GWM untuk merespon perlambatan ekonomi.GWM untuk merespon perlambatan ekonomi.GWM untuk merespon perlambatan ekonomi.GWM untuk merespon perlambatan ekonomi.

Penurunan GWM tersebut berupa

pemotongan Statutory Liquidity Ratio (SLR)

sebesar 100 bps hingga menjadi 23% di Juli

2012 dan pemotongan Cash Reserve Ratio

Grafik 2.56 Indeks Saham & CDSGrafik 2.56 Indeks Saham & CDSGrafik 2.56 Indeks Saham & CDSGrafik 2.56 Indeks Saham & CDSGrafik 2.56 Indeks Saham & CDSGrafik 2.55 InflasiGrafik 2.55 InflasiGrafik 2.55 InflasiGrafik 2.55 InflasiGrafik 2.55 Inflasi

%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

WPI All

WPI Primary Articles

WPI Fuel, Power & Light

WPI Manufactured Products

Sumber : Bloomberg

Indeksbps

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

0

5000

10000

15000

20000

25000

CDS 5 Yr

Sensex Stock Indices-rhs

2008 2009 2010 2011 2012Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.57 Nilai TukarGrafik 2.57 Nilai TukarGrafik 2.57 Nilai TukarGrafik 2.57 Nilai TukarGrafik 2.57 Nilai Tukar

IR

30

35

40

45

50

55

60

IR/USD

Mar2008

Jun Sep Des Mar2009

Jun Sep Des Mar2010

Jun Sep Des Mar2011

Jun Sep Des Mar2012Jun Sep

Sumber : Bloomberg

Page 84: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

70

(CRR) sebesar 25 bps di September 2012

hingga menjadi 4,5% (Grafik 2.58).

Pemotongan CRR tersebut merupakan respon

atas kebijakan pemerintah untuk mendorong

pertumbuhan yang terus melambat sejak

pertengahan 2011. Sementara itu, repo rate

dan reverse repo rate masing-masing

dipertahankan di 7% dan 8% setelah terakhir

pada April 2012 keduanya dipotong sebesar

50 bps. Dipertahankannya suku bunga

kebijakan tersebut sejalan dengan masih

tingginya inflasi yang terjadi. Adapun upaya

lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mendorong pertumbuhan antara lain

memperluas sektor pertanian dan perumahan

yang akan diberikan prioritas pinjaman

perbankan.

B.3 Korea

Pertumbuhan ekonomi Korea terus

melambat. Pada TW3-12 perekonomian

tumbuh 1,6% yoy, terus melambat dari 2,4%

yoy pada TW2-12 dan 2,8% yoy pada TW1-

12. Pertumbuhan triwulan ini merupakan

pertumbuhan terlambat dalam periode tiga

tahun dan jauh di bawah target pertumbuhan

yang ditetapkan BOK untuk semester dua

2012 sebesar 2,2% yoy. Perlambatan

pertumbuhan khususnya didorong oleh

pelemahan permintaan domestik sebagaimana

tercermin dari menurunnya beberapa indikator

konsumsi dan investasi. Sejalan dengan

pelemahan ekonomi, inflasi Korea juga

menurun menjadi rata-rata 1,6% yoy pada

TW3-12, dari rata-rata triwulan sebelumnya

yang mencapai 2,4% yoy. Dengan

perkembangan tersebut pada MPC meeting

11 Oktober 2012, BoK mengumumkan revisi

target pertumbuhan 2012 sebesar 0,6%

menjadi 2,4% yoy. Selain itu, BOK juga

kembali menurunkan suku bunga kebijakan

sebesar 25 bps setelah diturunkan dengan

besaran yang sama pada Juli 2012. Bersamaan

dengan itu, BoK juga memotong suku bunga

aggregate credit ceiling loans 25bps menjadi

1,25%.

Pertumbuhan ekonomi Korea terusPertumbuhan ekonomi Korea terusPertumbuhan ekonomi Korea terusPertumbuhan ekonomi Korea terusPertumbuhan ekonomi Korea terus

melambat.melambat.melambat.melambat.melambat. Setelah pada TW2-12 Korea

tumbuh 2,4% yoy, pertumbuhan Korea pada

TW3-12 semakin melambat ke level 1,6% yoy.

Pertumbuhan pada triwulan ketiga 2012 ini

merupakan pertumbuhan terlambat dalam

periode tiga tahun (Grafik 2.59). Angka TW3-

12 ini jauh dari target pertumbuhan yang

ditetapkan BOK untuk semester 2-12 yaitu

2,2% yoy (target yang ditetapkan per 11

Oktober 2012). Apabila ingin mencapai target

tersebut, pertumbuhan Korea pada TW4-12

minimal harus mencapai 2,7% yoy. Adapun

Grafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.58 Suku Bunga Kebijakan dan GWM

%%

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Real Policy Rate (rhs)Cash Reserve RatioReverse Repo Rate

Repurchase Rate

2006MarJun Sep Des

2007MarJun Sep Des

2008MarJun Sep Des

2009MarJun Sep Des

2010MarJun Sep Des

2011MarJun Sep Des

2012Mar Jun Sep

Sumber : Bloomberg

Page 85: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

71

Grafik 2.59 Pertumbuhan PDBGrafik 2.59 Pertumbuhan PDBGrafik 2.59 Pertumbuhan PDBGrafik 2.59 Pertumbuhan PDBGrafik 2.59 Pertumbuhan PDB

faktor-faktor yang menarik turun

pertumbuhan pada TW3-12 ini antara lain

adanya kontraksi investasi hingga 6,0% yoy,

melanjutkan penurunan triwulan sebelumnya

yang mencapai 3,5% yoy. Meskipun demikian,

investasi konstruksi menunjukkan perbaikan,

yaitu dari triwulan sebelumnya tumbuh minus

2,1% yoy, pada triwulan ketiga ini tumbuh

minus 1,0% yoy. Membaiknya investasi

konstruksi ini didukung oleh belanja fiskal

pemerintah dan base effect.

Rendahnya pertumbuhan di TW3-12Rendahnya pertumbuhan di TW3-12Rendahnya pertumbuhan di TW3-12Rendahnya pertumbuhan di TW3-12Rendahnya pertumbuhan di TW3-12

tersebut mendorong Bank of Korea terustersebut mendorong Bank of Korea terustersebut mendorong Bank of Korea terustersebut mendorong Bank of Korea terustersebut mendorong Bank of Korea terus

menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2012menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2012menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2012menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2012menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2012

dan 2013. dan 2013. dan 2013. dan 2013. dan 2013. Setelah pada April 2012 BoK

memprediksi pertumbuhan Korea untuk tahun

2012 sebesar 3,5%, pada Juli 2012 BoK

merevisi turun target pertumbuhan menjadi

3,0%. Selanjutnya, pada 11 Oktober 2012 BoK

kembali merevisi turun perkiraan pertumbuhan

2012 dan 2013 menjadi masing-masing 2,4%

yoy dan 3,2% yoy. Penurunan target

pertumbuhan tersebut sejalan dengan terus

memburuknya krisis utang Eropa dan

kemungkinan adanya fiscal cliff di AS. Di

samping itu, BoK juga melihat kemungkinan

tertahannya pemulihan pengeluaran swasta

oleh pemburukan pasar perumahan dan utang

rumah tangga. Bersamaan dengan itu, BoK

juga merevisi turun target pertumbuhan

ekspor (4,8% yoy menjadi 4,4% yoy),

konsumsi swasta (2,8% yoy menjadi 2,2%

yoy), investasi konstruksi (2,8% yoy menjadi

1,6% yoy) dan investasi fasilitas (6,2% yoy

menjadi 5,8% yoy). Adapun target surplus

current account untuk tahun 2012 direvisi naik,

dari USD14,5 miliar menjadi USD20 miliar. BoK

juga merevisi target inflasi CPI 2012 menjadi

2,3% dari sebelumnya 2,7%.

Perlambatan pertumbuhan ekonomiPerlambatan pertumbuhan ekonomiPerlambatan pertumbuhan ekonomiPerlambatan pertumbuhan ekonomiPerlambatan pertumbuhan ekonomi

khususnya didorong oleh pertumbuhankhususnya didorong oleh pertumbuhankhususnya didorong oleh pertumbuhankhususnya didorong oleh pertumbuhankhususnya didorong oleh pertumbuhan

konsumsi dan investasi yang semakinkonsumsi dan investasi yang semakinkonsumsi dan investasi yang semakinkonsumsi dan investasi yang semakinkonsumsi dan investasi yang semakin

melambat. melambat. melambat. melambat. melambat. Konsumsi yang diwakili oleh

penjualan ritel tumbuh rata-rata 1,7% yoy,

melambat dari triwulan sebelumnya yang rata-

ratanya mencapai 3,8% yoy (Grafik 2.60). Pada

TW3-12, rata-rata penjualan kendaraan

mengalami kontraksi hingga 13,0%

Grafik 2.60 Indikator KonsumsiGrafik 2.60 Indikator KonsumsiGrafik 2.60 Indikator KonsumsiGrafik 2.60 Indikator KonsumsiGrafik 2.60 Indikator Konsumsi

%, yoy

Proyeksi

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-30

-20

-10

0

10

20

30

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3

PDB (lhs)

Konsumsi (rhs)Investasi (rhs)

Ekspor (rhs)

Sumber: Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy%, yoy

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

2008 2009 2010 2011 2012

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40Penjualan Ritel (rhs)

Penjualan Dept Store (lhs)

Vehicle Sales-3ma

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 86: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

72

sedangkan pada triwulan sebelumnya masih

tumbuh 0,2% yoy. Sejalan dengan

perlambatan konsumsi dan ekspor, Investasi

juga menunjukkan pertumbuhan yang

memburuk dari triwulan sebelumnya (Grafik

2.61). Hampir seluruh indikator investasi

mengalami kontraksi. Investasi peralatan yang

pada TW2-12 tercatat tumbuh minus 0,21%

yoy, pada triwulan laporan terkontraksi

semakin dalam hingga 7,06% yoy.

Perlambatan pertumbuhan indikator investasi

dan konsumsi ini mencerminkan bahwa

kondisi permintaan domestik menjadi semakin

memburuk.

Produksi Industri Korea masih lemahProduksi Industri Korea masih lemahProduksi Industri Korea masih lemahProduksi Industri Korea masih lemahProduksi Industri Korea masih lemah

akibat kompleksitas kondisi ekonomi global,akibat kompleksitas kondisi ekonomi global,akibat kompleksitas kondisi ekonomi global,akibat kompleksitas kondisi ekonomi global,akibat kompleksitas kondisi ekonomi global,

kondisi dalam negeri dan faktor musim. kondisi dalam negeri dan faktor musim. kondisi dalam negeri dan faktor musim. kondisi dalam negeri dan faktor musim. kondisi dalam negeri dan faktor musim. Pada

TW3-12, produksi industri (IP) tumbuh rata-

rata 0,39% yoy, semakin melemah dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh rata-rata

1,49% yoy. Sementara pada periode yang

sama tahun sebelumnya, IP tumbuh 5,33%

yoy. Pelemahan IP ini disebabkan ancaman

typhoon dan penurunan ekspor yang terus

berlanjut.

Tingkat pengangguran turun, namunTingkat pengangguran turun, namunTingkat pengangguran turun, namunTingkat pengangguran turun, namunTingkat pengangguran turun, namun

kualitas pertumbuhan lapangan kerjakualitas pertumbuhan lapangan kerjakualitas pertumbuhan lapangan kerjakualitas pertumbuhan lapangan kerjakualitas pertumbuhan lapangan kerja

memburuk.memburuk.memburuk.memburuk.memburuk. Pada TW3-12, rata-rata tingkat

pengangguran tercatat 3,1% sa, turun 0,2%

dari TW2-12 (Grafik 2.62). Kontribusi

penurunan tersebut berasal dari pengurangan

jumlah pengangguran hingga 35 ribu dan

kenaikan economically active population

hingga 67 ribu dari bulan sebelumnya.

Meskipun tingkat pengangguran menurun,

kualitas pertumbuhan lapangan kerja dapat

dikatakan memburuk karena kenaikan pekerja

justru terjadi pada pekerja harian dan self-

employed workers.

Permintaan eksternal Korea semakinPermintaan eksternal Korea semakinPermintaan eksternal Korea semakinPermintaan eksternal Korea semakinPermintaan eksternal Korea semakin

melemah akibat perlambatan ekonomi global.melemah akibat perlambatan ekonomi global.melemah akibat perlambatan ekonomi global.melemah akibat perlambatan ekonomi global.melemah akibat perlambatan ekonomi global.

Setelah terkontraksi 8,7% yoy pada Juli 2012,

pertumbuhan ekspor pada Agustus masih

tercatat negatif 6,2% yoy. Sementara itu, pada

September 2012, pertumbuhan ekspor sedikit

membaik meski masih dalam teritori kontraksi

1,8% yoy. Penurunan ekspor secara signifikan

pada Agustus terutama terjadi pada produk

kendaraan. Selain itu, penjualan kendaraan di

dalam negeri pada bulan yang sama juga

Grafik 2.61 Indikator InvestasiGrafik 2.61 Indikator InvestasiGrafik 2.61 Indikator InvestasiGrafik 2.61 Indikator InvestasiGrafik 2.61 Indikator Investasi Grafik 2.62 Angka PengangguranGrafik 2.62 Angka PengangguranGrafik 2.62 Angka PengangguranGrafik 2.62 Angka PengangguranGrafik 2.62 Angka Pengangguran

Indeks%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2007 2008 2009 2010 2011 2012

0

20

40

60

80

100

120

Produksi IndustriPemesanan MesinInvestasi PeralatanBSI-rhs

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%

2,5

3

3,5

4

4,5

5

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Pengangguran

Rata-rata Jangka Panjang

Sumber : Bloomberg

Page 87: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

73

Grafik 2.63 Neraca PerdaganganGrafik 2.63 Neraca PerdaganganGrafik 2.63 Neraca PerdaganganGrafik 2.63 Neraca PerdaganganGrafik 2.63 Neraca Perdagangan

terkontraksi semakin dalam (Juli: minus 8,05

yoy, Agustus: minus 23,7% yoy). Penurunan

produksi kendaraan ini terutama disebabkan

adanya pemogokan serikat pekerja. Sementara

itu, pertumbuhan impor terus merosot hingga

pada Agustus dan September ini masing-

masing terkontraksi mencapai 9,8% yoy dan

6,1% yoy. Dengan perkembangan ini, surplus

neraca perdagangan TW3-12 menyempit

menjadi USD2,6 miliar dari triwulan

sebelumnya yang mencapai USD3,2 miliar

(Grafik 2.63).

Inflasi CPI terus menurun.Inflasi CPI terus menurun.Inflasi CPI terus menurun.Inflasi CPI terus menurun.Inflasi CPI terus menurun. Rata-rata

inflasi TW3-12 tercatat 1,6% yoy, turun dari

triwulan sebelumnya yang rata-ratanya

mencapai 2,4% yoy. Angka inflasi pada

triwulan ketiga 2012 ini merupakan angka

terendah sejak tahun 2000, bahkan berada di

bawah kisaran target yang ditetapkan BoK di

level 3% +/- 1%. Penurunan drastis terjadi

pada Juli dan Agustus dimana inflasi mencapai

1,5% yoy dan 1,2% yoy. Di samping faktor

base effects, terus turunnya inflasi ini ditarik

oleh lemahnya permintaan domestik

dan turunnya harga-harga komoditi.

Perkembangan itu membuat BoK menurunkan

proyeksi inflasi 2012 menjadi 2,7% setelah

pada April 2012 diperkirakan sebesar 3,2%.

Penurunan perkiraan inflasi ini dipicu oleh

perkiraan turunnya harga minyak mentah dari

USD115/barel di semester 1 2012 menjadi

USD99/barel di semester 2 2012, dimana

penurunan ini akan menarik turun harga

bahan baku.

Pemberian kredit perbankan kepadaPemberian kredit perbankan kepadaPemberian kredit perbankan kepadaPemberian kredit perbankan kepadaPemberian kredit perbankan kepada

rumah tangga di triwulan ketiga 2012rumah tangga di triwulan ketiga 2012rumah tangga di triwulan ketiga 2012rumah tangga di triwulan ketiga 2012rumah tangga di triwulan ketiga 2012

mengalami perlambatan dibanding triwulanmengalami perlambatan dibanding triwulanmengalami perlambatan dibanding triwulanmengalami perlambatan dibanding triwulanmengalami perlambatan dibanding triwulan

sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Setelah tumbuh rata-rata 3,6%

yoy pada TW2-12, rata-rata pemberian kredit

kepada rumah tangga hanya tumbuh 2,5%

yoy (Grafik 2.65). Sementara itu, pemberian

kredit kepada rumah tangga dalam bentuk

mortgage loan juga mengalami perlambatan

yaitu dari 5,3% yoy pada TW2-12, menjadi

hanya tumbuh 4,3% yoy pada TW3-12.

Perlambatan tersebut, di samping karena

Grafik 2.64 InflasiGrafik 2.64 InflasiGrafik 2.64 InflasiGrafik 2.64 InflasiGrafik 2.64 Inflasi

Miliar USD%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Trade Balance (rhs)

Export (lhs)

Import (lhs)

9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%, yoy %, yoy

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

IHK Inflasi IntiMakanan PerumahanTransportasi (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 88: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

74

faktor base effect, juga akibat masih rentannya

kondisi permintaan domestik seiring terus

memburuknya kondisi ekonomi global.

Kondisi pasar keuangan Korea relatifKondisi pasar keuangan Korea relatifKondisi pasar keuangan Korea relatifKondisi pasar keuangan Korea relatifKondisi pasar keuangan Korea relatif

membaik seiring membaiknya sentimen pasarmembaik seiring membaiknya sentimen pasarmembaik seiring membaiknya sentimen pasarmembaik seiring membaiknya sentimen pasarmembaik seiring membaiknya sentimen pasar

atas meredanya krisis di Semenajung Koreaatas meredanya krisis di Semenajung Koreaatas meredanya krisis di Semenajung Koreaatas meredanya krisis di Semenajung Koreaatas meredanya krisis di Semenajung Korea

dan kebijakan akomodatif di negara maju.dan kebijakan akomodatif di negara maju.dan kebijakan akomodatif di negara maju.dan kebijakan akomodatif di negara maju.dan kebijakan akomodatif di negara maju. Di

tengah krisis utang Eropa yang tidak kunjung

pulih, pasar keuangan Korea yang dicerminkan

oleh indikator nilai tukar, indeks saham dan

indeks CDS menunjukan perkembangan yang

membaik pada triwulan ketiga 2012. Pada

TW3-12, rata-rata KRW/USD mencapai

1.132,99 per dolar, membaik dari triwulan

sebelumnya yang rata-ratanya mencapai

1.152,37. Sementara itu, indeks Kospi pada

akhir Juni 2012 tercatat sebesar 1.854,01,

pada akhir September 2012 mencapai

1.996,21. Indikator risiko CDS juga

mencerminkan membaiknya sentimen pasar

terhadap Korea yang ditunjukkan dengan

turunnya rata-rata indeks ke level 105,84 pada

TW3-12 sedangkan pada triwulan sebelumnya

berada di kisaran 129 bps.

Cenderung turunnya inflasi danCenderung turunnya inflasi danCenderung turunnya inflasi danCenderung turunnya inflasi danCenderung turunnya inflasi dan

semakin turunnya pertumbuhan ekonomisemakin turunnya pertumbuhan ekonomisemakin turunnya pertumbuhan ekonomisemakin turunnya pertumbuhan ekonomisemakin turunnya pertumbuhan ekonomi

mendorong BoK memotong suku bungamendorong BoK memotong suku bungamendorong BoK memotong suku bungamendorong BoK memotong suku bungamendorong BoK memotong suku bunga

kebijakan 25 bps ke level 3,00%. kebijakan 25 bps ke level 3,00%. kebijakan 25 bps ke level 3,00%. kebijakan 25 bps ke level 3,00%. kebijakan 25 bps ke level 3,00%. Penurunan

suku bunga tersebut dilakukan setelah

bertahan di 3,25% selama hampir 1 tahun.

Penurunan suku bunga ini ditujukan untuk

merespon pelemahan pertumbuhan ekonomi

domestik dan global. Dalam keterangan pers-

nya, gubernur BoK menyampaikan bahwa

pemotongan suku bunga diharapkan dapat

mengurangi beban households debt service

Grafik 2.65 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.65 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.65 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.65 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.65 Kredit Domestik & Harga Properti Grafik 2.66 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.66 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.66 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.66 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.66 Indikator Pasar Keuangan

%, yoy

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Bank lending to HH for MortgageBank Lending to Household (HH)

House Price NationalHouse Price 6 Large Cities

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

bps

0

500

1000

1500

2000

2500

0

100

200

300

400

500

600

700

800KRW/USD

Kospi Stock Indices

CDS 5 yr-rhs

Jun Sep Des Jun Sep DesMar Jun Sep DesMar Jun Sep DesMar Jun SepMar

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.67 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.67 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.67 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.67 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.67 Suku Bunga Kebijakan

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Real Policy Rate

Policy rate (%)

Sumber : Bloomberg

Page 89: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

75

mengingat sebagian besar bunga dari utang

rumah tangga tersebut merupakan suku

bunga mengambang. Sesuai perkiraan

Gubernur BoK, pemotongan suku bunga

tersebut pada gilirannya diharapkan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga

0,02% pada 2012 dan 0,09% pada 2013.

Selanjutnya, pada MPC Meeting pada 11

Oktober 2012 BoK kembali memotong suku

bunga kebijakannya 25 bps menjadi 2,75%.

Keputusan tersebut didasari oleh melemahnya

permintaan domestik akibat pemburukan

ekonomi global. Bersamaan dengan itu, BoK

juga memotong suku bunga aggregate credit

ceiling loans 25 bps menjadi 1,25%.

S&P menaikkan S&P menaikkan S&P menaikkan S&P menaikkan S&P menaikkan rating currencyrating currencyrating currencyrating currencyrating currency Korea Korea Korea Korea Korea

seiring meredanya risiko geopolitik diseiring meredanya risiko geopolitik diseiring meredanya risiko geopolitik diseiring meredanya risiko geopolitik diseiring meredanya risiko geopolitik di

Semenjung Korea. Semenjung Korea. Semenjung Korea. Semenjung Korea. Semenjung Korea. Pada 14 September 2012

S&P meningkatkan Korea»s foreign currency

long-term rating dari A menjadi A+ dan juga

meningkatkan local currency short-term dari

A+ menjadi AA- dan long-term ratings dari A-

1 menjadi A-1+. Peningkatan rating ini

didasarkan oleh meredanya risiko geopolitik

di Semenanjung Korea. Kenaikan rating oleh

S&P ini menyusul peningkatan rating outlook

Korea dari Stable menjadi Positive oleh

Moody»s pada 2 April 2012 meski pada saat

tersebut tengah terjadi peningkatan risiko

geopolitik di semenanjung Korea menyusul

kematian pemimpin Korea Utara. Adapun

pertimbangan kenaikan rating tersebut adalah:

(1) fiskal fundamental yang kuat dan

meningkat sehingga mampu bertahan di

tengah krisis keuangan global dan

perlambatan ekonomi dunia; (2) mempunyai

posisi keuangan eksternal yang lebih baik,

ditambah dengan inflasi yang relatif

rendah dan economic outlook yang

optimis; (3) berkurangnya tingkat

kerentanan eksternal sektor perbankan

menyusul diimplementasikannya ketentuan

makroprudensial yang mengatur agar

bank mengurangi eksposur valas jangka

pendek; dan (4) tren pertumbuhan ekonomi

jangka menengah yang relatif kuat.

B.4 Malaysia

Di TW3-12 laju perekonomian Malaysia

diproyeksikan melambat di bawah rata-rata

periode sebelumnya. Hal itu merupakan imbas

perlambatan dan ketidakpastian ekonomi

global yang merambat ke perekonomian

domestik khususnya melalui jalur

perdagangan. Mengingat sumber tekanan

perekonomian bersumber dari sektor

eksternal, otoritas di Malaysia berupaya

menjaga kualitas pertumbuhan dengan

menjaga daya beli dan mendorong investasi

domestik di tengah berbagai langkah

pengendalian harga secara ketat. Hal itu pada

gilirannya mendorong laju inflasi Malaysia

bergerak terjaga di dalam comfort zone

otoritas meski di Agustus 2012 terjadi tekanan

inflasi yang bersumber dari perayaan Idul Fitri.

Sejalan dengan stabilitas makroekonomi yang

terjaga, hal itu pada gilirannya berujung pada

meningkatnya kepercayan investor. Hal itu

tercermin dari kinerja pasar saham yang bullish

Page 90: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

76

Grafik 2.68 Laju PDBGrafik 2.68 Laju PDBGrafik 2.68 Laju PDBGrafik 2.68 Laju PDBGrafik 2.68 Laju PDB

dan apresiasi nilai tukar MYR terhadap USD.

Berdasarkan perkembangan tersebut di

triwulan laporan Bank Negara Malaysia (BNM)

memutuskan untuk kembali mempertahankan

suku bunga kebijakan.

Laju pertumbuhan ekonomi cenderungLaju pertumbuhan ekonomi cenderungLaju pertumbuhan ekonomi cenderungLaju pertumbuhan ekonomi cenderungLaju pertumbuhan ekonomi cenderung

melambatmelambatmelambatmelambatmelambat. Meski di TW3-12 diproyeksi

tumbuh 4,6% yoy (Consensus Forecast

Oktober 2012), laju perekonomian Malaysia

dinilai menunjukan tren melambat. Hal itu

sejalan dengan rata-rata laju PDB Malaysia

yang umumnya terjaga di level 5% yoy. Kinerja

laju pertumbuhan ekonomi yang berada di

bawah rata-rata dipengaruhi oleh melemahnya

global demand yang berimbas pada kinerja

eksternal dan aktivitas industri domestik.

Sejalan dengan kinerja ekspor yang terpukul

maka laju pertumbuhan ekonomi di periode

laporan lebih ditopang oleh domestic demand.

Upaya itu didorong oleh langkah pemerintah

yang menyalurkan berbagai bantuan kepada

masyarakat golongan miskin dan menaikkan

gaji PNS. Di sisi lain upaya pemerintah

mendorong realisasi Economic Transformation

Program (ETP) dinilai juga mampu menarik

aktivitas investasi. Sebagaimana kinerja di

TW2-12, laju investasi di Malaysia mencapai

26,1% yoy (tertinggi sejak tahun 2000) dan

diyakini akan terjaga pertumbuhannya.

Berdasarkan sektornya aktivitas

investasi di Malaysia didominasi sektor

infrastruktur dan properti residensial. Tidak

dapat dipungkiri bahwa kebijakan menjaga

daya beli dan menarik investasi di Malaysia saat

ini turut dipengaruhi oleh persiapan menuju

pemilu di 2013. Oleh karena itu, berbagai

kebijakan pro-growth nampaknya masih akan

terus diterapkan pemerintah yang juga untuk

mencapai target laju pertumbuhan ekonomi

Malaysia 2012 sebesar 4% - 5% yoy.

Berdasarkan proyeksi Consensus Forecast

Oktober 2012, laju pertumbuhan ekonomi

Malaysia 2012 diperkirakan mencapai 4,9%

yoy sedikit di atas proyeksi Juni 2012 yang

sebesar 4,2% yoy.

Kinerja industri Malaysia terusKinerja industri Malaysia terusKinerja industri Malaysia terusKinerja industri Malaysia terusKinerja industri Malaysia terus

melambatmelambatmelambatmelambatmelambat. Sebagai imbas ketidakpastian yang

dihadapi negara mitra dagang yang berujung

pada tertekannya ekspor, laju kinerja industri

di Malaysia terus melambat di bawah

ekspektasi pasar. Dari laju rata-rata Industrial

Production (IP) sebesar 3,7% yoy (TW1-12) dan

4,9% yoy (TW2-12), di triwulan laporan rata-

rata laju IP Malaysia hanya tumbuh sebesar

2,5% yoy. Sektor pertambangan tercatat

mengalami tekanan terbesar hingga

mengalami kontraksi 0,2% yoy sejalan

penurunan indeks komoditi gas alam dan

minyak dunia. Di sisi lain meski IP sektor

%, yoy

PROYEKSI

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

0,3

-5,8

-3,7

-1,1

4,5

10,19

5,2 4,8 5,14,3

5,7 5,2 4,95,4

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Bloomberg

Page 91: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

77

Grafik 2.69 IndustriGrafik 2.69 IndustriGrafik 2.69 IndustriGrafik 2.69 IndustriGrafik 2.69 Industri

manufaktur masih tumbuh positif 3,1% yoy

namun kinerja itu dinilai rapuh sebagai

pengaruh melambatnya permintaan produk

elektronik dari China dan Kawasan Eropa.

Karenanya, meski di September 2012 IP

manufaktur tumbuh 5,2% yoy dari kontraksi

1,8 % yoy, tren IP sektor manufaktur diyakini

masih akan terus melambat. Sehubungan

dengan itu, ke depan aktivitas industri akan

lebih bergantung pada permintaan domestik

dari negara Kawasan ASEAN.

Tekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternal

berlanjutberlanjutberlanjutberlanjutberlanjut. Sejalan dengan krisis utang Eropa

yang berkepanjangan dan perlambatan

aktivitas ekonomi yang dihadapi AS dan China,

kinerja ekspor Malaysia di sepanjang 2012

menunjukan tren lemah sehingga surplus

neraca perdagangan juga menyempit. Rata-

rata laju ekspor di TW1-12 yang sebesar 4,4%

yoy kemudian melemah menjadi 2,8% yoy di

TW2-12. Laju ekspor Malaysia bahkan berada

di level kontraksi 1,51% yoy pada TW3-12,

meski di September 2012 mengalami rebound

2,58% yoy. Secara umum, pelemahan laju

ekspor di periode laporan terutama

dipengaruhi oleh melemahnya permintaan

produk minyak sawit (CPO), elektronik, minyak

mentah, dan gas alam dari Kawasan Eropa dan

China. Namun secara mengejutkan di bulan

September 2012 permintaan produk elektronik

(E&E) dari AS, Belanda, Thailand, India dan

Taiwan sempat membaik. Meski demikian

bukan berarti tren laju ekspor Malaysia kembali

bullish mengingat kinerja tersebut bukan

dikarenakan pulihnya pemintaan global,

melainkan lebih dipengaruhi perbaikan

permintaan sementara produk E&E

pascakontraksi di dua bulan triwulan laporan.

Laju inflasi terkendaliLaju inflasi terkendaliLaju inflasi terkendaliLaju inflasi terkendaliLaju inflasi terkendali. Usaha keras

melakukan pengendalian harga berimbas pada

laju inflasi yang terjaga. Di TW3-12 laju inflasi

Malaysia sebesar 1,3% yoy di dalam rentang

target bank sentral 2,5% yoy - 3,0% yoy dan

merupakan yang terendah di kawasan. Tidak

dapat dipungkiri bahwa usaha keras

Pemerintah Malaysia mengendalikan harga

juga didasari oleh keinginan mendorong laju

pertumbuhan dan sebagai persiapan

%, yoy

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

IPIP: Mining

IP: ManufacturingIP: Electricity

3 per. Mov. Avg. (IP)

2008 2009 2010 2011 2012

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.70 Kinerja EksternalGrafik 2.70 Kinerja EksternalGrafik 2.70 Kinerja EksternalGrafik 2.70 Kinerja EksternalGrafik 2.70 Kinerja Eksternal

%, yoyMilliar Ringgit

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2008 2009 2010 2011 2012

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Trade Balance (lhs)

Exports (rhs)

Imports (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 92: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

78

Grafik 2.71 Laju InflasiGrafik 2.71 Laju InflasiGrafik 2.71 Laju InflasiGrafik 2.71 Laju InflasiGrafik 2.71 Laju Inflasi

menghadapi pemilu 2013. Berdasarkan

kelompoknya, harga bahan makanan masih

menjadi sumber inflasi di Malaysia. Hal itu

tercermin dari inflasi kelompok food and non-

alcoholic beverages (bobot 30%) yang

mencapai 2,7% yoy. Tingginya laju inflasi

kelompok bahan makanan tidak terlepas dari

persiapan masyarakat Muslim Malaysia

menyambut hari raya Idul Fitri di bulan Agustus

2012. Secara keseluruhan Consensus Forecast

memperkirakan laju inflasi Malaysia di 2012

mencapai 1,8% yoy.

Kinerja pasar keuangan terjaga.Kinerja pasar keuangan terjaga.Kinerja pasar keuangan terjaga.Kinerja pasar keuangan terjaga.Kinerja pasar keuangan terjaga.

Stabilitas ekonomi makro Malaysia pada

akhirnya masih menjadikan Malaysia sebagai

salah satu tujuan investasi portofolio di

kawasan. Hal itu tercermin dari rata-rata indeks

saham Malaysia yang sepanjang TW3-12

bergerak positif mencapai 1.633 bps. Kinerja

itu membaik dari dua triwulan sebelumnya

yang rata-rata sebesar 1.553 bps (TW1-12) dan

1.580 bps (TW2-12). Kinerja positif itu pada

gilirannya juga membawa nilai tukar MYR/USD

menguat 12,36% qoq ke level MYR108,74/

USD

Otoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankan

suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. Pada Monetary Policy

Meeting September 2012 Bank Negara

Malaysia (BNM) memutuskan untuk

mempertahankan suku bunga kebijakan di

level 3,0%. Hal itu sudah diperkirakan oleh

banyak pihak, mengingat sejak awal tahun

2012 Gubernur BNM menyatakan bahwa suku

bunga di level 3,0% sudah mencapai di level

yang paling akomodatif, baik untuk

mendorong pertumbuhan maupun antisipasi

tekanan laju inflasi yang menguat. Posisi ini

%, yoy%, yoy

0

2

4

6

2010 2011 2012

-1

0

1

2

3

4

5

6

7CPI (lhs)CPI Non Food (lhs)CPI Food (lhs)Furniture&Household (lhs)CPI Transport (rhs)

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.72 Nilai Tukar dan Indeks SahamGrafik 2.72 Nilai Tukar dan Indeks SahamGrafik 2.72 Nilai Tukar dan Indeks SahamGrafik 2.72 Nilai Tukar dan Indeks SahamGrafik 2.72 Nilai Tukar dan Indeks Saham

IndeksRinggit/USD

2,85

2,95

3,05

3,15

3,25

3,35

3,45

1220

1270

1320

1370

1420

1470

1520

1570

1620

1670

1720

Jun Sep Des Jun Sep DesMar Jun SepMar2010 2011 2012

Ringgit/USD

Indeks Saham (rhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.73 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.73 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.73 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.73 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.73 Suku Bunga Kebijakan

1,5

2

2,5

3

3,5

4

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2,002,25

2,50

2,753,00

BNM Overnight Policy Rate

Sumber : Bloomberg

Page 93: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

79

diperkirakan akan bertahan sampai dengan

akhir 2012.

Ruang kebijakan fiskal terbatas. Ruang kebijakan fiskal terbatas. Ruang kebijakan fiskal terbatas. Ruang kebijakan fiskal terbatas. Ruang kebijakan fiskal terbatas. Di

tengah kecilnya kemungkinan bank sentral

untuk menurunkan suku bunga kebijakan ke

level yang lebih rendah, ruang kebijakan fiskal

untuk mendorong pertumbuhan dinilai juga

terbatas. Hal ini tercermin dari rasio defisit

anggaran Malaysia yang diperkirakan sudah

di atas 4%. Bagi Malaysia sulit untuk mencapai

rasio defisit fiskal di bawah 4% mengingat

dipertahankannya porsi subsidi dan program

pro-growth sebagai antisipasi pelemahan

Grafik 2.74 Rasio Fiskal Malaysia dan KawasanGrafik 2.74 Rasio Fiskal Malaysia dan KawasanGrafik 2.74 Rasio Fiskal Malaysia dan KawasanGrafik 2.74 Rasio Fiskal Malaysia dan KawasanGrafik 2.74 Rasio Fiskal Malaysia dan Kawasan

Grafik 2.75 Rasio UtangGrafik 2.75 Rasio UtangGrafik 2.75 Rasio UtangGrafik 2.75 Rasio UtangGrafik 2.75 Rasio Utang

ekonomi global yang merambat ke

perekonomian domestik. Di sisi lain, rasio

utang Malaysia juga sudah mendekati 55%

terhadap PDB yang merupakan batas atas yang

diperkenankan. Itu sebabnya dalam anggaran

2013, pemerintah cenderung fokus untuk

melakukan konsolidasi fiskal. Hal itu dilakukan

dengan melakukan reformasi program subsidi

yang disertai pemberlakukan General Sales Tax

(GST) di 2013.

B.5 Filipina

Laju pertumbuhan ekonomi Filipina di

TW3-12 diproyeksi terjaga di level 5,4% yoy.

Perekonomian Filipina cenderung optimis

meski masih dibayangi pemburukan ekonomi

global. Hal itu didukung kinerja ekonomi dan

ekspektasi bahwa momentum pertumbuhan

akan terakselerasi di TW4-12 sehingga target

pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diyakini

akan tercapai. Di sisi lain, melemahnya global

demand mendorong aktivitas ekspor Filipina

di TW3-12 kembali mengalami kontraksi

setelah rebound di TW2-12. Di tengah kinerja

perekonomian negara maju yang masih

dibayangi ketidakpastian, kondisi

perekonomian domestik Filipina sepanjang

2012 diproyeksikan masih terjaga. Terjaganya

laju pertumbuhan juga sejalan dengan laju

inflasi yang masih berada di dalam rentang

target bank sentral. Di samping itu, komitmen

pemerintah dalam merealisasikan belanja

pemerintah di sektor infrastruktur dipercaya

dapat memberikan stimulus dan mendorong

% of GDP

6

4

2

0

-2

-4

-6

-8

-10IN LK MY VN PH TW TH CN ID KR SG HK

Sumber : Citi

RM mn % of GDP

600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

0

120

100

80

60

40

20

0

Budget Estimate

Government Debt

% of GDP (rhs)

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber : Citi

Page 94: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

80

permintaan domestik33333. Berdasarkan

perkembangan tersebut, pasar keuangan

Filipina juga menunjukan sinyal positif. Selain

kondisi fundamental, membaiknya kinerja

pasar keuangan Filipina juga dipengaruhi oleh

kepercayaan investor yang meningkat seiring

sinyal positif lembaga pemeringkat terhadap

Filipina. Sejalan dengan hal itu, optimisme juga

dicerminkan oleh menguatnya nilai tukar PHP

terhadap USD yang mencapai rata-rata

PHP41.88/USD di TW3-12.

Laju pertumbuhan ekonomi FilipinaLaju pertumbuhan ekonomi FilipinaLaju pertumbuhan ekonomi FilipinaLaju pertumbuhan ekonomi FilipinaLaju pertumbuhan ekonomi Filipina

diproyeksi sesuai target. diproyeksi sesuai target. diproyeksi sesuai target. diproyeksi sesuai target. diproyeksi sesuai target. Di TW3-12, laju

pertumbuhan ekonomi Filipina diperkirakan

tumbuh 5,4% yoy (Consensus Forecast

Oktober 2012). Meski melemah dibandingkan

kinerja TW2-12, laju pertumbuhan ekonomi

di akhir tahun 2012 diproyeksikan oleh

sejumlah pengamat akan mencapai target

tahunan pemerintah yaitu 5%-6% yoy. Hal itu

didorong oleh realisasi pertumbuhan ekonomi

Filipina di TW1-12 (6,4% yoy) dan TW2-12

(5,9% yoy) yang berhasil melampaui proyeksi

TW1-12 sebesar 3,1% yoy dan TW2-12 4,8%

yoy. Sejalan dengan periode sebelumnya

pertumbuhan ekonomi Filipina secara umum

didorong oleh realisasi belanja pemerintah

yang disertai aktivitas konsumsi yang masih

terjaga dan optimisme di sektor jasa.

Pemerintah Filipina berkomitmen tinggiPemerintah Filipina berkomitmen tinggiPemerintah Filipina berkomitmen tinggiPemerintah Filipina berkomitmen tinggiPemerintah Filipina berkomitmen tinggi

dalam merealisasikan belanja pemerintah gunadalam merealisasikan belanja pemerintah gunadalam merealisasikan belanja pemerintah gunadalam merealisasikan belanja pemerintah gunadalam merealisasikan belanja pemerintah guna

mendorong pertumbuhan ekonomi.mendorong pertumbuhan ekonomi.mendorong pertumbuhan ekonomi.mendorong pertumbuhan ekonomi.mendorong pertumbuhan ekonomi.

3 Data indikator konsumsi, industri, dan kinerja eksternal yangtersedia sampai dengan tulisan ini dibuat adalah per Agustus2012

Sepanjang Januari-September 2012, belanja

negara Filipina, khususnya belanja modal dan

infrastruktur meningkat 58,5% menjadi

sebesar PHP136,5 miliar dibandingkan realisasi

belanja periode yang sama di tahun 2011 yang

hanya sebesar PHP86,1 miliar. Komitmen

pemerintah untuk merealisasikan belanja juga

ditunjukkan oleh defisit budget pada

September 2012 sebesar PHP34,85 miliar,

dibandingkan dengan posisi surplus sebesar

PHP2,5 miliar yang terjadi di bulan Agustus

2012. Dari Januari hingga September 2012,

defisit anggaran belanja pemerintah telah

mencapai sebesar PHP106,06 miliar, dan masih

berada di bawah pagu yang ditetapkan yaitu

PHP183,34 miliar. Dengan demikian, ruang

bagi pemerintah untuk meningkatkan dan

memaksimalkan pengeluaran pemerintah

masih terbuka lebar di periode berikutnya.

Grafik 2.76 PDBGrafik 2.76 PDBGrafik 2.76 PDBGrafik 2.76 PDBGrafik 2.76 PDB

%, yoy

PROYEKSI

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

PDB (rhs)

Konsumsi RTKonsumsiPemerintah

InvestasiEkspor

Sumber : Bloomberg

Page 95: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

81

Ekspor kembali mengalami perlambatanEkspor kembali mengalami perlambatanEkspor kembali mengalami perlambatanEkspor kembali mengalami perlambatanEkspor kembali mengalami perlambatan

pertumbuhan. pertumbuhan. pertumbuhan. pertumbuhan. pertumbuhan. Setelah tumbuh menguat rata-

rata 10,53% yoy di TW2-12, pertumbuhan

ekspor Filipina kembali melambat di TW3-12

menjadi rata-rata 6,6% yoy. Hal itu terutama

didorong oleh kontraksi ekspor Filipina di bulan

Agustus 2012 sebesar 9% yang juga

merupakan pencapaian terendah sepanjang

tahun 2012. Kondisi tersebut sebagaimana

halnya tren kinerja eksternal Filipina di TW3-

11 dan TW4-11 yang berada dalam tekanan

sejalan dengan melemahnya permintaan

eksternal. Pelemahan ekspor Filipina yang

Grafik 2.77 Kinerja EksternalGrafik 2.77 Kinerja EksternalGrafik 2.77 Kinerja EksternalGrafik 2.77 Kinerja EksternalGrafik 2.77 Kinerja Eksternal

Grafik 2.78 Pangsa Ekspor FilipinaGrafik 2.78 Pangsa Ekspor FilipinaGrafik 2.78 Pangsa Ekspor FilipinaGrafik 2.78 Pangsa Ekspor FilipinaGrafik 2.78 Pangsa Ekspor Filipina

USD Miliar%, yoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011 2012

-1700

-1200

-700

-200

300

800

1300Neraca Perdagangan (rhs)Ekspor (lhs)Impor (lhs)

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8

Sumber : Bloomberg

terjadi di TW3-12 terutama berasal dari

penurunan ekspor ke Kawasan Asia Timur,

Amerika Serikat dan Eropa. Di kawasan Asia

Timur, penurunan kinerja ekspor didominasi

oleh melemahnya permintaan negara China

dan Jepang. Melemahnya permintaan dari

negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika

Serikat dan Eropa berdampak kepada

beralihnya pangsa ekspor Filipina dari negara-

negara maju ke negara-negara di kawasan

ASEAN dari 19% di TW2-12 menjadi 22% di

TW3-12. Berdasarkan komoditas yang

diperdagangkan, kontraksi ekspor di bulan

Agustus 2012 didorong oleh melemahnya

permintaan produk komponen metal di

pertengahan TW3-12. Di bulan Agustus 2012

pertumbuhan produk komponen metal

mencapai 100% yoy lebih rendah dari posisi

awal TW3-12 yang berhasil tumbuh sampai

783% yoy dan tercatat di level USD647 juta

(tertinggi sejak tahun 2006). Sementara produk

elektronik sebagai pangsa komoditas ekspor

terbesar di Filipina kembali terkontraksi sebesar

14,1% yoy di TW3-12 setelah terkontraksi

sebesar 13,6% yoy di TW2-12.

ASEAN2,61219%

East Asia6,77549%

Europe Union1,57711%

USA2,06615%

Others8516%

Sumber : CEIC

ASEAN2,92222%

East Asia6,44649%

Europe Union1,38810%

USA1,77113%

Others7836%

Sumber : CEIC

Page 96: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

82

Aktivitas produksi industri kembaliAktivitas produksi industri kembaliAktivitas produksi industri kembaliAktivitas produksi industri kembaliAktivitas produksi industri kembali

tertahan. tertahan. tertahan. tertahan. tertahan. Seiring dengan melemahnya

permintaan eksternal, produksi industri di akhir

periode Agustus 2012 tercatat melemah dari

TW2-12. Rata-rata laju produksi industri

Filipina tercatat tumbuh 3,0% yoy di bawah

kinerja TW2-12 yang mencapai 4,2% yoy.

Melambatnya laju produksi industri Filipina

tidak terlepas dari terkontraksinya ekspor lebih

dalam yang diiringi pula dengan membaiknya

kontraksi impor menjadi 0,4% yoy pada

periode laporan.

Aktivitas konsumsi melemah di tengahAktivitas konsumsi melemah di tengahAktivitas konsumsi melemah di tengahAktivitas konsumsi melemah di tengahAktivitas konsumsi melemah di tengah

penerimaan remitansi yang membaik di awalpenerimaan remitansi yang membaik di awalpenerimaan remitansi yang membaik di awalpenerimaan remitansi yang membaik di awalpenerimaan remitansi yang membaik di awal

TW3-12. TW3-12. TW3-12. TW3-12. TW3-12. Sepanjang TW3-12, laju penjualan

kendaraan bermotor yang merupakan

indikator penuntun aktivitas konsumsi tumbuh

rata-rata 8,7% yoy, lebih rendah dibandingkan

dengan TW2-12 yang tumbuh rata-rata

19,87% yoy. Namun demikian, kondisi

tersebut masih lebih baik bila dibandingkan

dengan penjualan kendaraan bermotor pada

periode yang sama di tahun 2011 yang

Grafik 2.79 ProduksiGrafik 2.79 ProduksiGrafik 2.79 ProduksiGrafik 2.79 ProduksiGrafik 2.79 Produksi Grafik 2.80 KonsumsiGrafik 2.80 KonsumsiGrafik 2.80 KonsumsiGrafik 2.80 KonsumsiGrafik 2.80 Konsumsi

%, yoy

-50,00

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 875

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85Produksi Manufaktur, lhs

Kapasitas Utilisasi, rhs

Sumber : CEIC

%, yoy

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Vehicle Sales

RemittancesM1 riil

Sumber : Bloomberg, CAMPI - diolah

terkontraksi rata-rata 62% yoy. Di lain pihak,

rata-rata laju pertumbuhan sementara

remitansi Filipina di TW3-12 mencapai 6,5%

yoy yang didorong oleh pertumbuhan

remitansi di bulan Agustus sebesar 7,6% yoy

yang merupakan posisi terbaik sepanjang

tahun 2012. Dengan demikian laju

pertumbuhan penerimaan remitansi Filipina

selama 2012 sementara masih berada di level

5,5% yoy dan melebihi target penerimaan

remitansi Filipina di tahun 2012 sebesar 5%

yoy. Berdasarkan negara pengirim, penerimaan

remitansi Filipina terbesar berasal dari AS

(43,1%), diikuti Kanada (9,5%), Arab Saudi

(7,7%), UK (4,9%), Jepang (4,9%), Uni Emirat

Arab (4,2%), dan Singapura (4%).

Survei ekspektasi bisnis yang dilakukanSurvei ekspektasi bisnis yang dilakukanSurvei ekspektasi bisnis yang dilakukanSurvei ekspektasi bisnis yang dilakukanSurvei ekspektasi bisnis yang dilakukan

oleh Bank Sentral Filipina di TW3-12oleh Bank Sentral Filipina di TW3-12oleh Bank Sentral Filipina di TW3-12oleh Bank Sentral Filipina di TW3-12oleh Bank Sentral Filipina di TW3-12

mengisyaratkan ekspektasi bisnis yang kurangmengisyaratkan ekspektasi bisnis yang kurangmengisyaratkan ekspektasi bisnis yang kurangmengisyaratkan ekspektasi bisnis yang kurangmengisyaratkan ekspektasi bisnis yang kurang

kondusif.kondusif.kondusif.kondusif.kondusif. Berdasarkan confidence index terjadi

penurunan dari 44,5% di TW2-12 menjadi

42,5% di TW3-12. Penurunan confidence

index tersebut diantaranya disebabkan oleh

Page 97: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

83

perlambatan ekonomi dunia, meningkatnya

ekspektasi harga minyak dunia, gangguan

cuaca serta meluasnya banana diseases yang

mempengaruhi pertanian yang berorientasi

ekspor. Sejalan dengan hal itu, indeks business

expectation Filipina di TW3-12 juga cenderung

tertahan dibandingkan periode sebelumnya.

Indeks rata-rata utilisasi kapasitas mengalami

perlambatan di level 74,4 bps setelah menguat

di TW2-12 di level 76,2 bps, sementara indeks

volume pesanan baru juga melemah menjadi

31 bps dari 31,4 bps. Sementara itu, hasil

survey yang dilakukan oleh Bank Sentral

Filipina (BSP) untuk TW4-12 menunjukkan

kondisi yang berbeda. Confidence indeks

menunjukkan peningkatan pada level 59,6%.

Responden survey memiliki optimisme bahwa

momentum pertumbuhan akan terakselerasi

di TW4-12. Hal yang mendorong sentimen

positif tersebut adalah peningkatan belanja

pemerintah terkait dengan infrastruktur,

respon positif dari pemeringkat kredit Moody»s

terkait dengan rating kredit Filipina, dan sinyal

penurunan suku bunga kebijakan di TW4-12.

Grafik 2.81 Business ExpectationGrafik 2.81 Business ExpectationGrafik 2.81 Business ExpectationGrafik 2.81 Business ExpectationGrafik 2.81 Business Expectation Grafik 2.82 InflasiGrafik 2.82 InflasiGrafik 2.82 InflasiGrafik 2.82 InflasiGrafik 2.82 Inflasi

Laju inflasi kembali berada diatas levelLaju inflasi kembali berada diatas levelLaju inflasi kembali berada diatas levelLaju inflasi kembali berada diatas levelLaju inflasi kembali berada diatas level

3%. 3%. 3%. 3%. 3%. Sejalan dengan naiknya harga minyak

dunia yang berimbas pada terdorongnya laju

inflasi kelompok energi, laju inflasi Filipina di

TW3-12 kembali naik menjadi 3,53% yoy dari

2,9% yoy di TW2-12. Dengan perkembangan

tersebut maka rata-rata laju inflasi tahun 2012

sampai dengan TW3-12 berada di posisi 3,2%

yoy dan masih berada di dalam range target

bank sentral, yaitu 3%-5% yoy. Di periode

laporan, inflasi kelompok energi naik mencapai

rata-rata 5,03% yoy di bulan TW3-12 dari

4,4% yoy di TW2-12. Sementara itu, inflasi

kelompok perumahan naik menjadi rata-rata

4,36% yoy di TW3-12 dari 3,4% yoy di periode

sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada

inflasi kelompok makanan yang mencapai rata-

rata inflasi 3,1% yoy di TW3-12, meningkat

dari rata-rata inflasi TW2-12 yang berada di

level 1,9% yoy. Dengan tren laju inflasi yang

cenderung mengalami peningkatan,

pemerintah mewaspadai risiko peningkatan

inflasi tersebut dengan melakukan monitoring

secara ketat terhadap harga yang

bpsbps

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012

64

66

68

70

72

74

76

78

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Volume of Total Order Book

Average Capacity Utilization

Volume of Business Activity

Access to Credit

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-10

-5

0

5

10

15

20

2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Headline CPIPerumahaanServicesAvg jk. pjg

Food, Beverages,& Tobacco

Fuel,Light, & WaterAvg 00-07

Sumber : Bloomberg

Page 98: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

84

berkembang. Namun demikian, rata-rata laju

inflasi Filipina di akhir tahun 2012

diproyeksikan akan sesuai dengan rentang

target otoritas dan berada di level 3,3% yoy

(Consensus Forecast Oktober 2012).

Pasar keuangan Filipina berada dalamPasar keuangan Filipina berada dalamPasar keuangan Filipina berada dalamPasar keuangan Filipina berada dalamPasar keuangan Filipina berada dalam

kinerja positif. kinerja positif. kinerja positif. kinerja positif. kinerja positif. Kondisi tersebut diperkirakan

didorong oleh sentimen positif pasar atas

optimisme pemerintah dalam meningkatkan

pengeluaran pemerintah di bidang

infrastruktur untuk mendorong

perekonomian. Rata-rata Indeks pasar saham

Filipina di September 2012 ditutup di level

5.346,1 bps, naik 3,13% qoq. Hal ini sejalan

dengan CDS Filipina yang juga turun rata-rata

15,81% qoq menjadi 140,36% di TW3-12 dari

166,72% di TW2-12. Penurunan CDS ini tidak

terlepas dari positifnya pandangan lembaga

pemeringkat Moody»s Investor Service yang

berencana menaikkan sovereign credit rating

Filipina seiring kinerja perkembangan ekonomi

Filipina yang membaik, meningkatnya prospek

pertumbuhan jangka menengah dan stabilitas

sistem keuangan. Sejalan dengan kondisi

Grafik 2.83 Nilai Tukar & Indeks SahamGrafik 2.83 Nilai Tukar & Indeks SahamGrafik 2.83 Nilai Tukar & Indeks SahamGrafik 2.83 Nilai Tukar & Indeks SahamGrafik 2.83 Nilai Tukar & Indeks Saham Grafik 2.84 Yield Govt Bond & CDSGrafik 2.84 Yield Govt Bond & CDSGrafik 2.84 Yield Govt Bond & CDSGrafik 2.84 Yield Govt Bond & CDSGrafik 2.84 Yield Govt Bond & CDS

IndeksPeso/USD

41

42

43

44

45

46

47

48

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000Nilai TukarIndeks Saham, rhs

Depresiasi

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

bpsYield

1

2

3

50

100

150

200

250

300Yield 10Y Gov't Bond (lhs)

CDS SR 5Y, rhs

Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

tersebut, nilai tukar PHP terapresiasi menjadi

rata-rata PHP41.88/USD di TW3-12 setelah

sebelumnya rata-rata berada di level PHP42.77/

USD di TW2-12.

Suku bunga acuan kembali diturunkan.Suku bunga acuan kembali diturunkan.Suku bunga acuan kembali diturunkan.Suku bunga acuan kembali diturunkan.Suku bunga acuan kembali diturunkan.

Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) di Monetary

Board Meeting 26 Juli 2012 kembali

memangkas suku bunga acuan. BSP

memutuskan untuk kembali memangkas suku

bunga acuan yang ketiga kali di tahun ini

sebesar 25 bps menjadi 3,75%, setelah di

bulan Maret 2012 juga menurunkan suku

Grafik 2.85 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.85 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.85 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.85 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.85 Suku Bunga Kebijakan

bpsYield

1

2

3

50

100

150

200

250

300Yield 10Y Gov't Bond (lhs)

CDS SR 5Y, rhs

Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 99: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

85

bunga acuan sebesar 25 bps. Selain didorong

oleh tren laju inflasi yang membaik di TW2-

12, penurunan suku bunga acuan ini juga

didorong oleh ekspektasi inflasi tahunan yang

diperkirakan akan masih berada di rentang

kendali pemerintah. Selanjutnya untuk

mengantisipasi pemburukan ekonomi global

yang berimbas pada perekonomian domestik

melalui jalur perdagangan, Filipina diperkirakan

akan menerapkan kebijakan pendukung untuk

dapat mendorong konsumsi dan investasi

sebagai motor pendukung pertumbuhan

ekonomi.

B.6 Singapura

Tingginya kontribusi sektor eksternal

pada perekonomian membuat Singapura

semakin merasakan imbas ketidakpastian

ekonomi global. Melambatnya aktivitas

ekonomi di Eropa, AS, dan China pada

gilirannya memperlemah kondisi

perekonomian Singapura. Tidak hanya

berimbas pada menurunnya laju eskpor,

melemahnya global demand juga berujung

pada tertahannya aktivitas industri manufaktur

di Singapura. Selain faktor eksternal, tekanan

yang dihadapi oleh perekonomian Singapura

juga bersumber dari tekanan laju inflasi

domestik. Tingginya harga properti dan tarif

Certificate of Entitlement (CoE) kepemilikan

kendaraan bermotor berada di balik tekanan

inflasi di Singapura. Meski dihadapkan pada

tantangan, secara umum kepercayaan

terhadap perekonomian Singapura masih

terjaga. Hal itu tercermin dari pasar saham

yang mencatat pertumbuhan di tengah status

rating Singapura sebagai investment grade.

Laju pertumbuhan ekonomi diproyeksiLaju pertumbuhan ekonomi diproyeksiLaju pertumbuhan ekonomi diproyeksiLaju pertumbuhan ekonomi diproyeksiLaju pertumbuhan ekonomi diproyeksi

terpangkas.terpangkas.terpangkas.terpangkas.terpangkas. Di TW3-12 laju perekonomian

Singapura mencatat pertumbuhan 0,3% yoy,

di bawah proyeksi pasar sebesar 2,1% yoy

(Consensus Forecast Oktober 2012) maupun

proyeksi Consensus Forecast sebelumnya (Juni

2012) yang memproyeksi laju pertumbuhan

ekonomi Singapura sebesar 2,9% yoy. Realisasi

laju pertumbuhan PDB yang di bawah proyeksi

tidak terlepas dari menguatnya pelemahan

permintaan produk ekspor asal Singapura oleh

negara mitra dagang utama sehingga

menekan kinerja ekspor yang pada gilirannya

merambat ke sektor industri domestik. Sejalan

dengan berbagai proyeksi yang menyatakan

bahwa pemulihan ekonomi dunia akan

berjalan lamban, Consensus Forecast (update

Oktober 2012) juga memangkas proyeksi laju

PDB Singapura sepanjang 2012 dari 2,8% yoy

menjadi 2,0% yoy. Perkembangan tersebut

menunjukan bahwa laju kinerja 2012 menjadi

laju PDB terendah pascakrisis global 2008.

Grafik 2.86 PDBGrafik 2.86 PDBGrafik 2.86 PDBGrafik 2.86 PDBGrafik 2.86 PDB

Kontribusi (%)%, yoy

PROYEKSIPDB (lhs)

Konsumsi (rhs)Investasi (rhs)Net Ekspor (rhs)

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2008 2009 2010 2011 2012 2013

-10

0

10

20

30

40

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

9,1

1,2

6,03,6

1,5 2,30,3

Sumber : Bloomberg

Page 100: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

86

Purchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager Indeks (PMI) (PMI) (PMI) (PMI) (PMI)

berada dalam teritori negatifberada dalam teritori negatifberada dalam teritori negatifberada dalam teritori negatifberada dalam teritori negatif. Indeks PMI yang

merupakan indikator pembelian dalam enam

bulan ke depan di September 2012 berada

dalam kontraksi 48,7 bps (terendah dalam

delapan bulan terakhir). Dengan

perkembangan tersebut rata-rata PMI

Singapura di triwulan laporan berada di bawah

level ekspansi (50) yaitu 49,2. Melemahnya

industri sektor elektronik dan menurunnya

pesanan baik dari pasar domestik maupun

pasar global menjadi pendorong indeks PMI

Singapura mencapai posisi terendah dalam tiga

triwulan 2012.

Grafik 2.87 Ekspor (qoq)Grafik 2.87 Ekspor (qoq)Grafik 2.87 Ekspor (qoq)Grafik 2.87 Ekspor (qoq)Grafik 2.87 Ekspor (qoq)

20

15

10

5

0

-5

-10

-15

-20

-25

Exports of Goods

Exports of Electronics

Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : IMF, CEIC

Grafik 2.88 Purchasing Manager IndexGrafik 2.88 Purchasing Manager IndexGrafik 2.88 Purchasing Manager IndexGrafik 2.88 Purchasing Manager IndexGrafik 2.88 Purchasing Manager Index

Melemahnya indeks PMI SingapuraMelemahnya indeks PMI SingapuraMelemahnya indeks PMI SingapuraMelemahnya indeks PMI SingapuraMelemahnya indeks PMI Singapura

sejalan dengan kinerja industri manufaktur.sejalan dengan kinerja industri manufaktur.sejalan dengan kinerja industri manufaktur.sejalan dengan kinerja industri manufaktur.sejalan dengan kinerja industri manufaktur. Di

periode laporan, rata-rata produksi industri

manufaktur di Singapura mengalami kontraksi

0,8% yoy. Hal itu dipengarui oleh kinerja

industri manufaktur yang pada perkembangan

terakhir (September 2012) terkontraksi 2,5%

yoy. Kontraksi itu merupakan imbas dari

pertumbuhan industri sektor elektronik yang

pada triwulan laporan juga tumbuh dalam

teritori negatif yaitu 8,54% yoy. Di sisi lain,

kinerja industri farmasi dan biomedis (chemical

based product) yang kinerjanya sempat terjaga

di September 2012 juga mulai berada di teritori

negatif 0,2% yoy. Perkembangan di industri

farmasi dan biomedis mengofirmasi asesmen

bahwa laju pertumbuhan industri tersebut saat

ini sudah melewati puncaknya dan memasuki

siklus menurun. Artinya ke depan laju produksi

industri Singapura akan semakin lemah.

Perlambatan laju pertumbuhanPerlambatan laju pertumbuhanPerlambatan laju pertumbuhanPerlambatan laju pertumbuhanPerlambatan laju pertumbuhan

ekonomi yang dialami China, Kawasan Eropa,ekonomi yang dialami China, Kawasan Eropa,ekonomi yang dialami China, Kawasan Eropa,ekonomi yang dialami China, Kawasan Eropa,ekonomi yang dialami China, Kawasan Eropa,

dan AS mempengaruhi kinerja eksternaldan AS mempengaruhi kinerja eksternaldan AS mempengaruhi kinerja eksternaldan AS mempengaruhi kinerja eksternaldan AS mempengaruhi kinerja eksternal

Singapura.Singapura.Singapura.Singapura.Singapura. Hal itu tidak terlepas dari

Grafik 2.89 Produksi ManufakturGrafik 2.89 Produksi ManufakturGrafik 2.89 Produksi ManufakturGrafik 2.89 Produksi ManufakturGrafik 2.89 Produksi Manufaktur

Indeks

40

42

44

46

48

50

52

54

56

58

60

2008 2009 2010 2011 2012

Manufacturing ElectronicsNew Orders New Export Orders

Production Threshold

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-100

-50

0

50

100

150

200

2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Precission Engineering

Produksi Manufaktur

Chemicals

Electronics

Biomedicals

Sumber : Bloomberg

Page 101: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

87

sumbangan ekspor ke daerah tersebut yang

mencapai 35% dari total ekspor Singapura.

Laju ekspor di September 2012 berada dalam

kontraksi 6,4% yoy sehingga mendorong laju

ekspor rata-rata TW3-12 ke posisi terendah

sepanjang 2012 yaitu minus 4,0% yoy. Ekspor

ke AS dan Kawasan Eropa dalam triwulan

laporan berada dalam kontraksi masing-

masing sebesar 1,8% yoy dan 1,5% yoy.

Sementara laju pengiriman barang ke China

masih positif meski menunjukan

kecenderungan terus melemah yaitu 0,4% yoy

jauh di bawah rata-rata 2011 yang sebesar

8,6% yoy. Berdasarkan produknya, baik Non

Oil Domestic Exports (NODX) maupun Oil

Domestic Exports (ODX) telah memasuki

kontraksi. Ekspor NODX di periode laporan

terkontraksi 2,8% yoy sementara ekspor ODX

berada dalam kontraksi 13,56% yoy.

Berdasarkan perkembangan tersebut,Berdasarkan perkembangan tersebut,Berdasarkan perkembangan tersebut,Berdasarkan perkembangan tersebut,Berdasarkan perkembangan tersebut,

kinerja eksternal Singapura ke depan akankinerja eksternal Singapura ke depan akankinerja eksternal Singapura ke depan akankinerja eksternal Singapura ke depan akankinerja eksternal Singapura ke depan akan

lebih bergantung pada daya tahan ekonomilebih bergantung pada daya tahan ekonomilebih bergantung pada daya tahan ekonomilebih bergantung pada daya tahan ekonomilebih bergantung pada daya tahan ekonomi

negara di kawasan.negara di kawasan.negara di kawasan.negara di kawasan.negara di kawasan. Namun demikian, semakin

tingginya risiko perlambatan yang dihadapi

China nampaknya akan membuat kinerja

Grafik 2.90 Neraca PeradaganganGrafik 2.90 Neraca PeradaganganGrafik 2.90 Neraca PeradaganganGrafik 2.90 Neraca PeradaganganGrafik 2.90 Neraca Peradagangan Grafik 2.91 Ekspor per ProdukGrafik 2.91 Ekspor per ProdukGrafik 2.91 Ekspor per ProdukGrafik 2.91 Ekspor per ProdukGrafik 2.91 Ekspor per Produk

ekspor Singapura juga semakin tertekan.

Begitu pula sebaliknya, jika China mendorong

pemberian stimulus lebih jauh, ekspor

Singapura dan kinerja ekonomi kawasan

diharapkan akan mendapat imbas positif.

Laju inflasi mengalami moderasi namunLaju inflasi mengalami moderasi namunLaju inflasi mengalami moderasi namunLaju inflasi mengalami moderasi namunLaju inflasi mengalami moderasi namun

masih di level tinggi. masih di level tinggi. masih di level tinggi. masih di level tinggi. masih di level tinggi. Di triwulan laju inflasi

Singapura mencapai 4,2% yoy, terendah

sepanjang 2012. Kondisi itu sedikit diluar

perkiraan mengingat harga properti dan tarif

Certificate of Entitlement (CoE) untuk

kepemilikan kendaraan masih tergolong tinggi.

Moderasi yang dialami laju inflasi Singapura

lebih dipengaruhi oleh faktor base effect dan

realisasi program pengembalian pajak

perumahan (tax rebate). Inflasi perumahan di

periode laporan rata-rata sebesar 6,2% yoy

dari level 9% di dua triwulan sebelumnya,

sementara inflasi kelompok transportasi rata-

rata mencapai sebesar 7,11% yoy. Mengingat

penyebab melemahnya tekanan laju inflasi

bersifat sementara maka ekspektasi laju inflasi

di Singapura masih persisten di level tinggi.

Hal itu tercermin dari dinaikkanya ekspektasi

laju inflasi 2012 menjadi 4-4,5% yoy dari 3,5-

%, yoyMiliar USD

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50Neraca Perdagangan, lhs

Ekspor, rhs

Impor, rhs

Sep Des Sep DesMar Jun Sep DesMar Jun Sep DesMar Jun Sep DesMar Jun SepMar Jun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0Ekspor Total

Non-Oil Domestic ExportOil Domestic ExportRe-Export

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

Sumber : Bloomberg

Page 102: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

88

4,5% oleh Monetary Authority of Singapore

(MAS).

Eksposur krisis Eropa terhadap pasarEksposur krisis Eropa terhadap pasarEksposur krisis Eropa terhadap pasarEksposur krisis Eropa terhadap pasarEksposur krisis Eropa terhadap pasar

keuangan Singapura masih terbatas.keuangan Singapura masih terbatas.keuangan Singapura masih terbatas.keuangan Singapura masih terbatas.keuangan Singapura masih terbatas. Di tengah

ketidakpastian yang dialami pasar keuangan

Eropa, kondisi pasar keuangan Singapura yang

merupakan salah satu hub, ungan transaksi

keuangan Asia dan Eropa sampai dengan

TW3-12 cenderung terjaga. Hal itu tercermin

dari kenaikan rata-rata indeks saham

Singapura sebesar 5,20% qoq menjadi 5.205

bps. Minimnya imbas krisis Eropa di Singapura

sejalan dengan keterlibatan investor Eropa di

pasar Singapura yang terbatas, tercermin dari

eksposur perbankan Eropa dalam pembiayaan

institusi nonbank di Singapura yang

diperkirakan hanya sebesar 7%. Di sisi lain,

terjaganya pertumbuhan pasar saham di

Singapura juga dipengaruhi oleh peringkat

investasi Singapura yang tergolong investment

grade. Di tengah ketidakpastian ekonomi

global, pasar keuangan Singapura pada

gilirannya menjadi outlet investasi yang

menarik.

Namun demikian tetap menjadiNamun demikian tetap menjadiNamun demikian tetap menjadiNamun demikian tetap menjadiNamun demikian tetap menjadi

perhatian bahwa langkah perhatian bahwa langkah perhatian bahwa langkah perhatian bahwa langkah perhatian bahwa langkah deleveragingdeleveragingdeleveragingdeleveragingdeleveraging

Grafik 2.92 Laju InflasiGrafik 2.92 Laju InflasiGrafik 2.92 Laju InflasiGrafik 2.92 Laju InflasiGrafik 2.92 Laju Inflasi

Grafik 2.93 Tarif Certificate of EntitlementGrafik 2.93 Tarif Certificate of EntitlementGrafik 2.93 Tarif Certificate of EntitlementGrafik 2.93 Tarif Certificate of EntitlementGrafik 2.93 Tarif Certificate of Entitlement

%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8

CPI Food

Housing Recreation & Others

Transport

Sumber : Bloomberg

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

100000

90000

80000

70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0Januari2005

Januari2006

Januari2007

Januari2008

Januari2009

Februari2010

Maret2011

Maret2012

COE Quota for CAT B

Premium for CatBPremium for CatA

Sumber : RGE, Bloomberg

Grafik 2.94 Pasar KeuanganGrafik 2.94 Pasar KeuanganGrafik 2.94 Pasar KeuanganGrafik 2.94 Pasar KeuanganGrafik 2.94 Pasar Keuangan

IndeksSGD/USD

1,15

1,20

1,25

1,30

1,35

1,40

1,45

1,50

1,55

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

2009 2010 2011 2012

SGD/USD (lhs)

Indeks Saham (rhs)

Sumber : Bloomberg

Tabel 2.10 Rating Singapura & KawasanTabel 2.10 Rating Singapura & KawasanTabel 2.10 Rating Singapura & KawasanTabel 2.10 Rating Singapura & KawasanTabel 2.10 Rating Singapura & Kawasan

S&P

China AA- Aa3 A+Hongkong AAA Aa1 AA+Indonesia BB+ Baa3 BBB-Japan AA- -- AAKorea A+ Aa3 AA-Malaysia A- A3 A-Filipina BB+ Ba2 BB+Singapura AAA -- AAAThailand BBB+ Baa1 BBBVietnam BB- B2 B+

Moody’s Fitch

Sumber: AMRO

Page 103: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

89

perbankan Eropa dikhawatirkan akan turutperbankan Eropa dikhawatirkan akan turutperbankan Eropa dikhawatirkan akan turutperbankan Eropa dikhawatirkan akan turutperbankan Eropa dikhawatirkan akan turut

meningkatkan risiko di pasar saham danmeningkatkan risiko di pasar saham danmeningkatkan risiko di pasar saham danmeningkatkan risiko di pasar saham danmeningkatkan risiko di pasar saham dan

keuangan Singapura.keuangan Singapura.keuangan Singapura.keuangan Singapura.keuangan Singapura. IMF memperkirakan

sejak September 2011 s.d Agustus 2012

transaksi pinjaman antarbank yang bersumber

dari Eropa sudah menurun sebesar 18% .

B.7 Thailand

Pascabencana banjir 2011

perekonomian Thailand terus menunjukan

pemulihan. Namun demikian risiko dari dalam

maupun luar negeri terus menunjukan

peningkatan. Terjaganya laju pertumbuhan

Thailand tidak terlepas dari kebijakan

pemerintah yang pro-growth, yakni dengan

menaikan upah minimum dan program rice

policy yang berujung pada upaya menjaga

disposable income. Pascakebijakan tersebut,

permintaan domestik Thailand cenderung

terjaga meski secara keseluruhan masih di

bawah kondisi sebelum bencana banjir. Meski

permintaan dalam negeri terjaga, namun

permintaan di pasar dunia yang semakin lesu

pada gilirannya berimbas pada menurunnya

kinerja ekspor dan industri manufaktur

Thailand. Sejalan dengan besarnya sumbangan

ekspor dalam PDB, pelemahan tersebut

berimbas negatif pada laju PDB keseluruhan.

Di sisi lain, laju inflasi masih berada di dalam

comfort zone bank sentral meski dengan

tekanan laju inflasi ke depan yang terus

meningkat. Hal itu didorong oleh permintaan

domestik yang terus tumbuh di tengah

sentimen ketidakpastian ekonomi ke depan

yang juga meningkat. Berdasarkan

perkembangan tersebut pada Monetary Policy

Meeting terakhir, Bank of Thailand (BoT)

memutuskan untuk mempertahankan suku

bunga kebijakan di level 3%.

Pemulihan ekonomi berlanjut namunPemulihan ekonomi berlanjut namunPemulihan ekonomi berlanjut namunPemulihan ekonomi berlanjut namunPemulihan ekonomi berlanjut namun

dengan risiko yang kembali meningkatdengan risiko yang kembali meningkatdengan risiko yang kembali meningkatdengan risiko yang kembali meningkatdengan risiko yang kembali meningkat. Di

TW3-12, laju pertumbuhan ekonomi Thailand

mencapai 3,0% yoy di bawah proyeksi

Consensus Forecast Oktober 2012 yang

sebesar 4,2% yoy. Kinerja tersebut di bawah

realisasi TW2-12 yang sebesar 4,4% yoy dan

mencerminkan masih berlanjutnya pemulihan

aktivitas ekonomi pascabencana banjir 2011.

Sebagaimana periode sebelumnya, prestasi itu

dipengaruhi oleh terjaganya permintaan dalam

negeri sebagai imbas semakin pulihnya

aktivitas industri. Di sisi lain, kebijakan

pemerintah menaikkan upah minimum di

periode sebelumnya juga mendorong

permintaan domestik. Bahkan di triwulan

sebelumnya rata-rata upah riil bulanan di

Thailand mampu tumbuh 14,6% yoy. Meski

demikian timbul kekhawatiran bahwa langkah

pemerintah menaikkan upah pada gilirannya

akan memberi pengaruh negatif terhadap

daya saing industri Thailand di mata investor.

Di TW2-12, pemerintah mengeluarkan

kebijakan kenaikan upah minimum nasional

menjadi THB300 per hari sebagai langkah

menjaga disposable income masyarakat yang

terpukul akibat bencana banjir. Sejalan dengan

outlook perekonomian global yang melemah,

kebijakan tersebut dikhawatirkan akan

memberatkan pelaku usaha. Bahkan

berdasarkan asesmen Roubini Global

Economics (RGE), gap antara upah dan

Page 104: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

90

Grafik 2.95 PDB ThailandGrafik 2.95 PDB ThailandGrafik 2.95 PDB ThailandGrafik 2.95 PDB ThailandGrafik 2.95 PDB Thailand

Grafik 2.96 Upah Riil dan ProduktivitasGrafik 2.96 Upah Riil dan ProduktivitasGrafik 2.96 Upah Riil dan ProduktivitasGrafik 2.96 Upah Riil dan ProduktivitasGrafik 2.96 Upah Riil dan Produktivitas

produktivitas di Thailand juga semakin sempit.

Artinya daya saing upah pekerja di Thailand

menjadi semakin kurang kompetitif.

Kekhawatiran itu cukup beralasan mengingat

laju pertumbuhan ekonomi Thailand juga

dinilai akan terus melambat. Hal itu tercermin

dari keputusan Monetary Policy Meeting

terakhir Bank of Thailand yang menurunkan

proyeksi pertumbuhan tahunan menjadi 5,7%

yoy dari 6,0% yoy.

Pemulihan kinerja sektor manufakturPemulihan kinerja sektor manufakturPemulihan kinerja sektor manufakturPemulihan kinerja sektor manufakturPemulihan kinerja sektor manufaktur

belum sesuai harapan. belum sesuai harapan. belum sesuai harapan. belum sesuai harapan. belum sesuai harapan. Di tengah optimisme

pemulihan aktivitas industri pascabencana

banjir, indeks produksi manufaktur Thailand

di bulan September 2012 mengalami kontraksi

13,7% yoy, terendah sepanjang 2012.

Perkembangan tersebut pada gilirannya

mendorong nilai rata-rata Manufacturing

Production Index (MPI) Thailand di triwulan

laporan ke dalam kontraksi yang lebih dalam

dari triwulan sebelumnya yaitu 10,1% yoy. Hal

itu mengejutkan banyak pihak mengingat di

TW2-12 rata-rata kontraksi MPI Thailand sudah

mengecil menjadi 1,2% yoy setelah di TW1-

12 terkontraksi 6,9% yoy sebagai imbas

bencana banjir di akhir 2011. Kontraksi yang

dialami sektor manufaktur masih sebagai

rambatan melemahnya ekonomi global.

Besarnya peran Thailand dalam supply chain

industry global pada gilirannya membuat

ekonomi Thailand sangat bergantung pada

stabilitas ekonomi dunia. Saat ini Thailand

memegang posisi sebagai regional hub, salah

satu basis produsen kendaraan bermotor

dunia, dan produsen hard disc terbesar kedua

di dunia.

Tekanan terhadap kinerja eksporTekanan terhadap kinerja eksporTekanan terhadap kinerja eksporTekanan terhadap kinerja eksporTekanan terhadap kinerja ekspor

menguatmenguatmenguatmenguatmenguat. Sebagaimana negara lain di

%, yoy

Proyeksi

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Investasi

Konsumsi PDB Riil

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Sumber : Bloomberg

160

150

140

130

120

110

100

902002 2004 2006 2008 2010 2012

Real Manufacturing Wages (2002=100)

Real Manufacturing Labor Productivity (2002=100)

Sumber : RGE

Real Manufacturing Wages (%, y/y, 4qma)

Real Manufacturing Labor Productivity (%, y/y, 4qma)

%

20

15

10

5

0

-5

-102003 2005 2007 2009 2011

Sumber : RGE

Page 105: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

91

Grafik 2.97 Indeks ManufakturGrafik 2.97 Indeks ManufakturGrafik 2.97 Indeks ManufakturGrafik 2.97 Indeks ManufakturGrafik 2.97 Indeks Manufaktur

kawasan, kinerja ekspor Thailand di periode

laporan juga tertahan. Di periode laporan, rata-

rata laju ekspor Thailand tercatat dalam

kontraksi 3,0% yoy. Hal itu dipengaruhi oleh

melemahnya permintaan produk manufaktur

asal Thailand sebagaimana tercermin dari laju

ekspor produk tersebut yang mengalami

kontraksi rata-rata 2,6% yoy dari kontraksi

2,0% yoy di triwulan sebelumnya. Produk lain

yang juga melemah kinerjanya adalah produk

machinery yang di triwulan laporan mengalami

kontraksi 1,7% yoy dari pertumbuhan positif

16,8% yoy. Kinerja tersebut pada gilirannya

berpengaruh pada keseluruhan PDB

mengingat sektor manufaktur menyumbang

65% total ekspor Thailand sementara

sumbangan ekspor terhadap PDB mencapai

60%. Selain sebagai imbas melemahnya global

demand atas produk-produk manufaktur,

tekanan laju ekspor Thailand juga sebagai

pengaruh menurunnya harga komoditi

pertanian/perkebunan khususnya karet.

Sebagai informasi Thailand, Malaysia, dan

Indonesia adalah tiga besar produsen karet

mentah dunia. Di sisi lain, kebijakan

Pemerintah Thailand menjaga harga beras

Thailand melalui program ≈rice policy∆ sebagai

langkah membantu petani pada gilirannya juga

membuat ekspor beras Thailand menjadi

kurang kompetitif .

Thailand mendorong perdaganganThailand mendorong perdaganganThailand mendorong perdaganganThailand mendorong perdaganganThailand mendorong perdagangan

antarkawasanantarkawasanantarkawasanantarkawasanantarkawasan. Departemen Perdagangan

Thailand berupaya mempercepat pembicaraan

perdagangan bebas (FTA) dengan mitra

dagang utama sebagai mitigasi risiko Thailand

kehilangan ekspor dan investasi langsung dari

Eropa karena krisis utang Kawasan Euro yang

berkepanjangan. Thailand akan memasuki

pembicaraan tentang Regional Comprehensive

Economic Partnership (RCEP) awal tahun

depan jika kerangka tersebut didukung para

pemimpin pada KTT ASEAN bulan November

di Kamboja. Apa yang disebut sebagai

≈generasi kedua perjanjian perdagangan

bebas∆ akan mencakup ASEAN +6 (10

anggota ASEAN ditambah mitra dagang

Jepang, Cina, Korea Selatan, India, Australia

Indeks%, yoy

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

40

45

50

55

60

65

70

75

Manufacturing Prod. Index, nsa (lhs)

Capacity Utilization (rhs)

Capacity Utilization, rata2 jk. panjang (rhs)

1 3 6 9 121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.98 Kinerja EksternalGrafik 2.98 Kinerja EksternalGrafik 2.98 Kinerja EksternalGrafik 2.98 Kinerja EksternalGrafik 2.98 Kinerja Eksternal

Miliar USD%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Trade Balance, rhs

Ekspor, lhs

Impor, lhs

Sumber : Bloomberg

Page 106: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

92

dan Selandia Baru). Selain RCEP, Thailand juga

mempercepat negosiasi FTA dengan India, Chili

dan Peru. Selain itu Thailand juga memutuskan

untuk melanjutkan pembicaraan dengan

perwakilan perdagangan AS pada Oktober

tentang AS yang didukung Trans-Pacific

Partnership, yang melibatkan sembilan negara

sampai saat ini.

Tekanan Laju inflasi mulai terasa.Tekanan Laju inflasi mulai terasa.Tekanan Laju inflasi mulai terasa.Tekanan Laju inflasi mulai terasa.Tekanan Laju inflasi mulai terasa. Pada

triwulan laporan laju inflasi Thailand mencapai

2,9% yoy. Meski masih terjaga dalam comfort

zone bank sentral (3,0% yoy) namun secara

umum tekanannya tergolong meningkat.

Meningkatnya tekanan inflasi di periode

laporan dinilai sebagai pengaruh demand pull

inflation yang didorong oleh meningkatnya

daya beli. Hal itu tercermin dari kenaikan laju

inflasi kelompok nonmakanan dan transportasi

menjadi 2,0% yoy dan 1,8% yoy. Di sisi lain,

inflasi kelompok bahan makanan laju

pertumbuhannya tergolong terjaga di level

4,3% yoy dari 4,8% yoy (TW2-12).

Kepercayaan terhadap kondisi ekonomiKepercayaan terhadap kondisi ekonomiKepercayaan terhadap kondisi ekonomiKepercayaan terhadap kondisi ekonomiKepercayaan terhadap kondisi ekonomi

menurun.menurun.menurun.menurun.menurun. Selain meningkatnya aktivitas

Grafik 2.99 Laju InflasiGrafik 2.99 Laju InflasiGrafik 2.99 Laju InflasiGrafik 2.99 Laju InflasiGrafik 2.99 Laju Inflasi Grafik 2.100 Leading IndicatorGrafik 2.100 Leading IndicatorGrafik 2.100 Leading IndicatorGrafik 2.100 Leading IndicatorGrafik 2.100 Leading Indicator

%, yoy

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

IHK Food

Transp & Kom Housing & Furnishing

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2007 2008 2009 2010 2011 2012

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Business Sentiment (rhs)

Leading Index (lhs)

Industry Sentiment (rhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.101 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.101 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.101 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.101 Indeks Saham & Nilai TukarGrafik 2.101 Indeks Saham & Nilai Tukar

konsumsi, meningkatnya tekanan inflasi

Thailand juga tidak terlepas dari meningkatnya

ekspektasi inflasi yang didorong kekhawatiran

kenaikan harga minyak dunia serta

menurunnya optimisme perekonomian ke

depan. Hal itu terefleksi dari indeks sentimen

bisnis Thailand yang mulai bergerak mendekati

teritori kontraksi. Di TW3-12 rata-rata indeks

sentimen bisnis Thailand mencapai 50,9 bps

(terendah pascabencana banjir 2011).

Menurunnya sentimen atas perekonomian ke

depan juga dipengaruhi oleh potensi

IndeksBHT/USD

Thai Baht/USD (lhs)

Indeks Saham (rhs)

25

27

29

31

33

35

37

39

350

450

550

650

750

850

950

1050

1150

1250

1350

Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 107: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

93

meningkatnya eskalasi politik domestik.

Sebagaimana diketahui di pertengahan

triwulan laporan Pemerintah Thailand

mengeluarkan kebijakan pro-rakyat yang

disebut ≈rice policy∆. Dengan kebijakan

tersebut pemerintah menjamin untuk membeli

beras senilai THB15.000/ton (USD47) untuk

beras biasa (unmilled white rice) dan

THB20.000/ton untuk beras berkualitas tinggi.

Total anggaran yang disiapkan pemerintah

pada tahun fiskal mendatang mencapai

THB260 miliar atau setara 11% dari total

belanja negara. Total anggaran tersebut

diperkirakan akan mampu membeli 16 juta ton

beras dari 2 juta petani Thailand. Namun

demikian langkah itu mendapat tantangan dari

berbagai pihak karena dinilai hanya akan

menguntungkan petani pengumpul dan

rawan tindak pidana korupsi. Tantangan keras

juga dikeluarkan oleh pejabat Bank of Thailand

(BoT). Adanya konflik terbuka antarlembaga

di Thailand dikhawatirkan meningkatkan iklim

politik dalam negeri.

Grafik 2.102 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.102 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.102 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.102 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.102 Suku Bunga Kebijakan

B.8 Vietnam

PDB Vietnam di TW3-12 kembali

tumbuh 4,7% yoy setelah tumbuh 4,4% yoy

di TW2-12. Namun demikian perekonomian

Vietnam tersebut tergolong rendah dan berada

dibawah target 6,0%-6,5% sebagai dampak

lanjutan dari pemburukan ekonomi global.

Tingginya suku bunga kredit selanjutnya

menghambat pertumbuhan bisnis dan

investasi di Vietnam yang tercermin dari

rendahnya pertumbuhan kredit sepanjang

2012. Rendahnya investasi juga didorong oleh

krisis perbankan swasta terbesar Vietnam yang

berimbas pada menurunnya kepercayaan di

sektor perbankan maupun stabilitas

perekonomian secara makro. Kondisi itu juga

diindikasikan oleh perekonomian domestik

yang masih lemah dan pertumbuhan konsumsi

yang melemah. Di sisi lain, kinerja neraca

perdagangan membaik di TW3-12 sebagai

dampak melemahnya impor di tengah

perlambatan laju ekspor. Sementara itu, tren

laju inflasi Vietnam yang melemah di tahun

2012 kembali tertahan di akhir September

2012. Hal itulah yang kemudian juga

menurunkan kepercayaan masyarakat dan

menimbulkan lemahnya optimisme terhadap

pertumbuhan ekonomi yang mulai tercermin

di pasar saham. Untuk mengantisipasti

perkembangan tersebut maka State Bank of

Vietnam (SBV) kemudian mengambil langkah

mempertahankan suku bunga kebijakan.

Langkah ini diambil guna mengantisipasi suku

bunga terlalu rendah yang dikhawatirkan

mendorong peningkatan kredit bermasalah

%, yoy

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Inflasi

Benchmark interest rate

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Page 108: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

94

serta kecemasan akan kemungkinan

penguatan inflasi kembali di periode

selanjutnya.

Laju pertumbuhan ekonomi VietnamLaju pertumbuhan ekonomi VietnamLaju pertumbuhan ekonomi VietnamLaju pertumbuhan ekonomi VietnamLaju pertumbuhan ekonomi Vietnam

diproyeksi terkoreksi dari target. diproyeksi terkoreksi dari target. diproyeksi terkoreksi dari target. diproyeksi terkoreksi dari target. diproyeksi terkoreksi dari target. Di TW3-12,

laju pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai

4,7% yoy. Dibandingkan triwulan sebelumnya

(TW1-12: 4,0% yoy, TW2-12: 4,4% yoy)

pencapaian TW3-12 mengalami peningkatan.

Hal itu menunjukkan keseriusan pemerintah

dalam upaya membawa laju pertumbuhan

ekonomi Vietnam kembali ke jalur dalam

upaya mencapai target. Namun demikian rata-

rata laju pertumbuhan ekonomi sampai

dengan TW3-12 masih jauh dari target

tahunan 6,0%-6,5% yoy. Sejalan dengan

proyeksi World Bank dan ADB proyeksi laju

pertumbuhan ekonomi tahun 2012

diperkirakan hanya akan mencapai level 5,2%

yoy. Meski menuju ke arah yang lebih baik,

namun secara keseluruhan laju pertumbuhan

ekonomi Vietnam masih tergolong lemah

mengingat rata-rata laju pertumbuhan

ekonomi Vietnam di tahun 2011 yang

mencapai 5,7% yoy.

Tertahannya akselerasi lajuTertahannya akselerasi lajuTertahannya akselerasi lajuTertahannya akselerasi lajuTertahannya akselerasi laju

pertumbuhan ekonomi Vietnam di 2012pertumbuhan ekonomi Vietnam di 2012pertumbuhan ekonomi Vietnam di 2012pertumbuhan ekonomi Vietnam di 2012pertumbuhan ekonomi Vietnam di 2012

dipengaruhi oleh tertahannya penyalurandipengaruhi oleh tertahannya penyalurandipengaruhi oleh tertahannya penyalurandipengaruhi oleh tertahannya penyalurandipengaruhi oleh tertahannya penyaluran

kredit sebagai imbas suku bunga yang tinggikredit sebagai imbas suku bunga yang tinggikredit sebagai imbas suku bunga yang tinggikredit sebagai imbas suku bunga yang tinggikredit sebagai imbas suku bunga yang tinggi

dan ketidakpastian yang membayangidan ketidakpastian yang membayangidan ketidakpastian yang membayangidan ketidakpastian yang membayangidan ketidakpastian yang membayangi

perekonomian. perekonomian. perekonomian. perekonomian. perekonomian. Dalam pemberitaan yang

melansir data dari The State Bank of Vietnam

diketahui pertumbuhan kredit hingga

September 2012 baru mencapai 2,35% yoy.

Pencapaian kredit tersebut masih jauh dari

target regulator tahun 2012 yang berada di

rentang 14%-15% yoy. Langkah diambil oleh

Vietnam dalam menyikapi pencapaian tersebut

adalah mengoreksi pertumbuhan kredit

menjadi 8%-10% di 2012. Hal itu diperparah

dengan menurunnya kepercayaan investor di

tengah skandal Asian Commercial Bank (ACB)

yang merupakan bank swasta terbesar

Vietnam (Agustus 2012).

Tingginya biaya bunga di tengahTingginya biaya bunga di tengahTingginya biaya bunga di tengahTingginya biaya bunga di tengahTingginya biaya bunga di tengah

kepercayaan terhadap perekonomian yangkepercayaan terhadap perekonomian yangkepercayaan terhadap perekonomian yangkepercayaan terhadap perekonomian yangkepercayaan terhadap perekonomian yang

lemah pada gilirannya berimbas pada aktivitaslemah pada gilirannya berimbas pada aktivitaslemah pada gilirannya berimbas pada aktivitaslemah pada gilirannya berimbas pada aktivitaslemah pada gilirannya berimbas pada aktivitas

sektor industri dan jasa. sektor industri dan jasa. sektor industri dan jasa. sektor industri dan jasa. sektor industri dan jasa. Hal itu tercermin dari

terpukulnya sumbangan kedua sektor tersebut

pada PDB Vietnam. Sektor industri yang pada

Grafik 2.103 PDBGrafik 2.103 PDBGrafik 2.103 PDBGrafik 2.103 PDBGrafik 2.103 PDB Grafik 2.104 Defisit Fiskal VietnamGrafik 2.104 Defisit Fiskal VietnamGrafik 2.104 Defisit Fiskal VietnamGrafik 2.104 Defisit Fiskal VietnamGrafik 2.104 Defisit Fiskal Vietnam

%, yoy

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Agriculture

Industry & Construction

Services

PDB

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Sumber : Bloomberg

2

0

-2

-4

-6

-8

-102002 2004 2006 2008 2010 2012

2

0

-2

-4

-6

-8

-10

-2,3 -2,2

-1,1

0,21,3

-3,1

-4,6

-9,3

-6,6

-4

Sumber : Asian Development Bank

Page 109: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

95

2010 dan 2011 rata-rata menyumbang

pertumbuhan 2,9% yoy dan 2,4% yoy di 2012

terpangkas hingga hanya 2% yoy. Di sisi lain

aktivitas sektor jasa yang pada 2010 dan 2011

rata-rata menyumbang pertumbuhan 2,9%

yoy dan 2,5% yoy di 2012 rata-rata

pertumbuhannya menjadi 2,1% yoy.

Kemampuan fiskal mendorongKemampuan fiskal mendorongKemampuan fiskal mendorongKemampuan fiskal mendorongKemampuan fiskal mendorong

pertumbuhan terbatas. pertumbuhan terbatas. pertumbuhan terbatas. pertumbuhan terbatas. pertumbuhan terbatas. Sementara itu ruang

kebijakan fiskal yang diharapkan mampu

mendorong pertumbuhan juga tergolong

terbatas. Hal itu tercermin dari total penerimaan

dalam tujuh bulan pertama 2012 yang sebesar

VND393,5 triliun (USD 18,7 miliar) atau 2,8%

di bawah realisasi yang sama tahun lalu atau

hanya sekitar 50% dari target penerimaan. Di

sisi lain, belanja negara dalam periode yang

sama meningkat 15%. Jumlah beban dalam

tujuh bulan terakhir mencapai VND498,16

triliun (USD24 miliar) dengan pengeluaran pada

Juli saja diperkirakan mencapai VND81,26 triliun

(USD3,9 miliar). Menurunnya penerimaan fiskal

tidak dapat dihindari. Hal itu mengingat di awal

tahun Pemerintah Vietnam mengeluarkan

kebijakan pro-growth berupa penundaan

pelaporan dan penurunan tarif pajak. Untuk

mendorong aktivitas bisnis, otoritas pajak

melonggarkan waktu kewajiban pembayaran

(PPN) untuk April, Mei dan Juni senilai VND10

triliun (USD 480 juta) untuk lebih dari 200.000

perusahaan UKM dan yang bersifat padat karya

(labor intensive).

Pertumbuhan konsumsi melemah. Pertumbuhan konsumsi melemah. Pertumbuhan konsumsi melemah. Pertumbuhan konsumsi melemah. Pertumbuhan konsumsi melemah. Hal

ini diindikasikan oleh tren pertumbuhan

penjualan ritel yang terus mengalami

penurunan sejak TW1-12. Namun kondisi ini

masih lebih baik bila dibandingkan dengan

penjualan kendaraan bermotor yang

terkontraksi sepanjang tahun 2012. Kontraksi

penjualan kendaraan bermotor ini

diperkirakan akan terus bertahan sampai

dengan akhir tahun karena didorong oleh

pelemahan ekonomi domestik dan optimisme

yang tertahan terhadap pertumbuhan

ekonomi Vietnam.

Laju penjualan kendaraan yangLaju penjualan kendaraan yangLaju penjualan kendaraan yangLaju penjualan kendaraan yangLaju penjualan kendaraan yang

mengalami kontraksi di TW1 dan TW2-12mengalami kontraksi di TW1 dan TW2-12mengalami kontraksi di TW1 dan TW2-12mengalami kontraksi di TW1 dan TW2-12mengalami kontraksi di TW1 dan TW2-12

berlanjut di triwulan laporan.berlanjut di triwulan laporan.berlanjut di triwulan laporan.berlanjut di triwulan laporan.berlanjut di triwulan laporan. Dari rata-rata

kontraksi sebesar 27,98% yoy di TW2-12

laporan kontraksi laju penjualan kendaraan

bermotor di triwulan laporan mencapai 27,8%

yoy. Hal itu merupakan salah satu dampak

melemahnya aktivitas ekonomi domestik.

Meski laju penjualan kendaraan bermotor

terkontraksi namun aktivitas ritel cenderung

terjaga. Hal itu tercermin dari laju penjualan

ritel Vietnam di TW3-12 yang tumbuh 23,8%

yoy. Pertumbuhan laju penjualan ritel Vietnam

merupakan imbas demografi Vietnam yang

didominasi usia produktif (rata-rata usia 30

tahun). Namun perlu menjadi perhatian bahwa

meski laju penjualan ritel di periode laporan

masih solid, trennya menunjukan penurunan.

Kinerja neraca perdagangan membaikKinerja neraca perdagangan membaikKinerja neraca perdagangan membaikKinerja neraca perdagangan membaikKinerja neraca perdagangan membaik

di TW3-12.di TW3-12.di TW3-12.di TW3-12.di TW3-12. Pertumbuhan impor yang

melambat merupakan salah satu faktor yang

mendorong kinerja neraca perdagangan

terjaga di TW3-12. Hal itu dipicu oleh

terkontraksinya impor di September 2012.

Perlambatan pertumbuhan impor yang terjadi

di TW3-12 terutama di dorong oleh

melemahnya impor kelompok mesin dan

Page 110: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

96

elektronik. Hal itu merupakan dampak dari

menurunnya produksi domestik yang

bersumber dari melambatnya permintaan

eksternal dan tingginya inventori. Impor

kelompok mesin di TW3-12 melambat

pertumbuhannya menjadi rata-rata 3,4% yoy

dibandingkan dengan pertumbuhan di TW2-

12 yang mencapai rata-rata 16,3% yoy.

Sementara itu impor kelompok elektronik juga

melambat pertumbuhannya di TW3-12

menjadi rata-rata 73,3% dibandingkan

dengan TW-2-12 yang mencapai rata-rata

111,1% yoy.

Perkembangan kondisi impor di TW3-Perkembangan kondisi impor di TW3-Perkembangan kondisi impor di TW3-Perkembangan kondisi impor di TW3-Perkembangan kondisi impor di TW3-

12 selanjutnya membawa kinerja neraca12 selanjutnya membawa kinerja neraca12 selanjutnya membawa kinerja neraca12 selanjutnya membawa kinerja neraca12 selanjutnya membawa kinerja neraca

perdagangan membaik di tengahperdagangan membaik di tengahperdagangan membaik di tengahperdagangan membaik di tengahperdagangan membaik di tengah

pertumbuhan ekspor yang cenderungpertumbuhan ekspor yang cenderungpertumbuhan ekspor yang cenderungpertumbuhan ekspor yang cenderungpertumbuhan ekspor yang cenderung

melambat di TW3-12.melambat di TW3-12.melambat di TW3-12.melambat di TW3-12.melambat di TW3-12. Sama halnya dengan

negara lain di kawasan, kinerja eksternal

Vietnam sepanjang 2012 berada dalam

tekanan. Di periode laporan laju ekspor

Vietnam tumbuh 17,6% yoy di bawah dua

triwulan sebelumnya (TW1-12: 32, 8% yoy,

TW2-12: 23,8% yoy). Tidak hanya itu, rata-

rata laju ekspor 2012 juga berada di bawah

rata-rata tahun 2010 dan 2011 yang masing-

masing sebesar 26,8% yoy dan 32,9% yoy.

Kelompok produk ekspor alas kaki,Kelompok produk ekspor alas kaki,Kelompok produk ekspor alas kaki,Kelompok produk ekspor alas kaki,Kelompok produk ekspor alas kaki,

komoditi karet dan ikan merupakan kelompokkomoditi karet dan ikan merupakan kelompokkomoditi karet dan ikan merupakan kelompokkomoditi karet dan ikan merupakan kelompokkomoditi karet dan ikan merupakan kelompok

yang mendorong perlambatan eksporyang mendorong perlambatan eksporyang mendorong perlambatan eksporyang mendorong perlambatan eksporyang mendorong perlambatan ekspor

Vietnam. Vietnam. Vietnam. Vietnam. Vietnam. Laju ekspor produk alas kaki Vietnam

turun menjadi rata-rata 6,9% yoy di TW3-12

dari 18,8% yoy di periode sebelumnya,

sedangkan komoditi karet dan ikan di triwulan

laporan mengalami kontraksi. Komoditi karet

terkontraksi rata-rata 19,3% yoy di TW3-12

dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang tumbuh 13,1% yoy. Sementara komoditi

ikan rata-rata kontraksi yang terjadi di TW3-

12 mencapai 5,3% yoy setelah tumbuh di

periode sebelumnya sebesar 7,5% yoy.

Meski demikian, defisit neracaMeski demikian, defisit neracaMeski demikian, defisit neracaMeski demikian, defisit neracaMeski demikian, defisit neraca

pedagangan maupun neraca berjalan Vietnampedagangan maupun neraca berjalan Vietnampedagangan maupun neraca berjalan Vietnampedagangan maupun neraca berjalan Vietnampedagangan maupun neraca berjalan Vietnam

diperkirakan tidak akan terkontraksi dalam dandiperkirakan tidak akan terkontraksi dalam dandiperkirakan tidak akan terkontraksi dalam dandiperkirakan tidak akan terkontraksi dalam dandiperkirakan tidak akan terkontraksi dalam dan

membaik dari periode yang sama di tahunmembaik dari periode yang sama di tahunmembaik dari periode yang sama di tahunmembaik dari periode yang sama di tahunmembaik dari periode yang sama di tahun

2011.2011.2011.2011.2011. Hal itu dikarenakan terjaganya

penerimaan remitansi di tengah laju impor

yang tertahan seiring aktivitas ekonomi

Grafik 2.105 Indikator KonsumsiGrafik 2.105 Indikator KonsumsiGrafik 2.105 Indikator KonsumsiGrafik 2.105 Indikator KonsumsiGrafik 2.105 Indikator Konsumsi Grafik 2.106 Neraca PerdaganganGrafik 2.106 Neraca PerdaganganGrafik 2.106 Neraca PerdaganganGrafik 2.106 Neraca PerdaganganGrafik 2.106 Neraca Perdagangan

%, yoy %, yoy

-20

-10

0

10

20

30

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-100

-50

0

50

100

150

200

Penjualan Ritel (lhs)

Penjualan Kendaraan (rhs)

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Sumber : Bloomberg

Juta USD%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9-4000

-3500

-3000

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Trade Balance

Ekspor

Impor

Sumber : Bloomberg

Page 111: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

97

domestik maupun investasi Vietnam yang

melambat. Sepanjang TW3-12 neraca

perdagangan Vietnam mengalami surplus rata-

rata sebesar USD268,33 juta. Di sisi lain dalam

Consensus Forecast Agustus 2012

memproyeksikan neraca berjalan Vietnam di

2012 mengalami defisit USD4,2 miliar.

Laju inflasi Vietnam kembali melemah.Laju inflasi Vietnam kembali melemah.Laju inflasi Vietnam kembali melemah.Laju inflasi Vietnam kembali melemah.Laju inflasi Vietnam kembali melemah.

Tren laju inflasi Vietnam yang melambat sejak

awal 2012 tertahan di September 2012.

Setelah melemah dari 5,4% yoy menjadi 5,0%

yoy di dua bulan pertama triwulan laporan, di

September 2012 laju inflasi Vietnam menguat

menjadi 6,5% yoy sehingga mendorong rata-

rata inflasi TW3-12 menjadi 5,6% yoy. Namun

demikian, dibandingkan dengan periode

sebelumnya (TW1-12 16% yoy dan TW2-12

8,6% yoy) rata-rata inflasi di TW3-12 tergolong

membaik. Hal itu merupakan cerminan upaya

pemerintah Vietnam dalam usaha

pengendalian terhadap inflasi dan penciptaan

stabilitas ekonomi.

Kenaikan laju inflasi di September 2012Kenaikan laju inflasi di September 2012Kenaikan laju inflasi di September 2012Kenaikan laju inflasi di September 2012Kenaikan laju inflasi di September 2012

dipengaruhi oleh kenaikan laju inflasidipengaruhi oleh kenaikan laju inflasidipengaruhi oleh kenaikan laju inflasidipengaruhi oleh kenaikan laju inflasidipengaruhi oleh kenaikan laju inflasi

Grafik 2.107 InflasiGrafik 2.107 InflasiGrafik 2.107 InflasiGrafik 2.107 InflasiGrafik 2.107 Inflasi Grafik 2.108 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.108 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.108 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.108 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.108 Indikator Pasar Keuangan

kelompok kesehatan dan pendidikan yangkelompok kesehatan dan pendidikan yangkelompok kesehatan dan pendidikan yangkelompok kesehatan dan pendidikan yangkelompok kesehatan dan pendidikan yang

masing-masing tumbuh 31,34% yoy danmasing-masing tumbuh 31,34% yoy danmasing-masing tumbuh 31,34% yoy danmasing-masing tumbuh 31,34% yoy danmasing-masing tumbuh 31,34% yoy dan

18,38% yoy yang didorong oleh kebijakan18,38% yoy yang didorong oleh kebijakan18,38% yoy yang didorong oleh kebijakan18,38% yoy yang didorong oleh kebijakan18,38% yoy yang didorong oleh kebijakan

pemerintah menaikkan tarif kedua layananpemerintah menaikkan tarif kedua layananpemerintah menaikkan tarif kedua layananpemerintah menaikkan tarif kedua layananpemerintah menaikkan tarif kedua layanan

tersebut.tersebut.tersebut.tersebut.tersebut. Consensus Forecast update

September 2012 memproyeksikan laju inflasi

Vietnam 2012 mencapai 9,0% yoy. Meski

secara keseluruhan proyeksi laju inflasi Vietnam

di 2012 di bawah kinerja 2011 yang mencapai

18,6% yoy, namun laju inflasi Vietnam masih

termasuk kategori tertinggi di kawasan yang

sampai dengan triwulan laporan laju inflasi

tahun 2012 sudah mencapai 10,1%. Sebagai

respon dari tren inflasi yang mulai menguat di

September dan kekhawatiran kemungkinan

penguatan kembali di triwulan berikutnya

pada tanggal 28 Oktober 2012 PM Nguyen

Tan Dung menargetkan supaya inflasi tahun

2012 berada di rentang 8%. PM Nguyen Tan

Dung juga meminta kepada The State Bank

of Vietnam untuk secara ketat melakukan

monitoring pasar emas, melakukan kebijakan

moneter serta mengendalikan budget balance

ke level yang sesuai untuk mecapai target

inflasi akhir tahun.

%, yoy

Rata2 2010 = 6,9%Rata2 2011 = 18,6%

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

IHK

Food & FoodstuffTransport dan Comm.

ClothingHouse

Sumber : Bloomberg

Indeks%

8

10

12

14

16

18

300

350

400

450

500

550

600Interbank Rate-3 M

Govt Bond Yield-1 Yr

Indeks Saham, rhs

Jun Sep Des Jun Sep DesMar Jun SepMar

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 112: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

98

Menurunnya kepercayaan masyarakatMenurunnya kepercayaan masyarakatMenurunnya kepercayaan masyarakatMenurunnya kepercayaan masyarakatMenurunnya kepercayaan masyarakat

dan lemahnya optimisme terhadapdan lemahnya optimisme terhadapdan lemahnya optimisme terhadapdan lemahnya optimisme terhadapdan lemahnya optimisme terhadap

pertumbuhan ekonomi mulai tercermin dipertumbuhan ekonomi mulai tercermin dipertumbuhan ekonomi mulai tercermin dipertumbuhan ekonomi mulai tercermin dipertumbuhan ekonomi mulai tercermin di

pasar saham. pasar saham. pasar saham. pasar saham. pasar saham. Skandal yang menimpa sektor

perbankan pada gilirannya memberi pengaruh

negatif di pasar saham. Setelah tumbuh

optimis karena laju inflasi yang melemah di

TW2-12, di triwulan laporan kinerja pasar

saham Vietnam mengalami koreksi. Rata-rata

indeks pasar saham Vietnam yang pada TW2-

12 rata-rata tumbuh di level 447,63 bps di

TW3-12 terkoreksi menjadi 408,58 bps (rata-

rata melemah 8,7% qoq). Meski demikian

nampaknya hal itu belum berdampak besar

pada nilai tukar. Hal itu tercermin dari nilai

tukar VND/USD yang stabil di level VND20.800/

USD di TW3-12 sebagaimana kinerja triwulan

sebelumnya.

RatingRatingRatingRatingRating Vietnam diturunkan. Vietnam diturunkan. Vietnam diturunkan. Vietnam diturunkan. Vietnam diturunkan. Berbagai

tantangan dan kelemahan yang dihadapi

Vietnam pada akhirnya berujung pada

diturunkannya rating oleh lembaga

pemeringkat internasional. Moody»s pada 28

September 2012 menurunkan rating Vietnam

Grafik 2.109 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.109 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.109 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.109 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.109 Suku Bunga Kebijakan Grafik 2.110 Indeks KepercayaanGrafik 2.110 Indeks KepercayaanGrafik 2.110 Indeks KepercayaanGrafik 2.110 Indeks KepercayaanGrafik 2.110 Indeks Kepercayaan

dari B1 menjadi B2 dengan outlook stable. Hal

itu didasarkan pada hasil asesmen sbb:

(1) Tingginya contingent risk terhadap

neraca pemerintah karena terus melemahnya

sistem perbankan Vietnam.

(2) Prospek pertumbuhan ekonomi

jangka menengah Vietnam yang rendah

karena sistem perbankan yang terbebani oleh

intermediate credit.

Otoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankanOtoritas moneter mempertahankan

suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. Di TW3-12, State Bank

of Vietnam (SBV) mempertahankan suku

bunga kebijakannya di level 10% (refinancing

rate) dan 8% (discount rate). Kondisi itu

berbeda dengan periode sebelumnya yang

secara agresif menurunkan suku bunga

kebijakan guna menggiring penurunan suku

bunga. Indeks domestic investor convidence

index yang turun menjadi 90,82 bps di TW3-

12 dari 98,03 di TW2-12 (mendekati rata-rata

jangka panjang: 90,4 bps) sebagai dampak

menguatnya laju inflasi September 2012, juga

mendorong Vietnam untuk menahan

USD/VND%

0

5

10

15

20

25

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

17000

17500

18000

18500

19000

19500

20000

20500

21000

21500Refinancing Rate, lhs

Inflasi, lhs

Discount Rate, lhs

Base Rate, lhs

VND/USD, rhs

Sumber : Bloomberg & CEIC

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Domestic Investor Confidence Index (DICI)Rata-rata DICI

Foreign Investor Confidence Index (FICI)Rata-rata FICI

Sumber : Bloomberg

Page 113: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

99

penurunan suku bunga kebijakan. Langkah itu

dilakukan untuk mengantisipasi suku bunga

terlalu rendah yang dikhawatirkan mendorong

peningkatan kredit bermasalah serta

kecemasan akan kemungkinan penguatan

inflasi kembali. Seperti juga halnya pendapat

IMF dan World Bank saat IMF/WB Annual

Meeting di Tokyo, Jepang yang menyatakan

bahwa pemerintah Vietnam sebaiknya

menghindari penurunan suku bunga kebijakan

pada periode ini dan fokus terhadap stabilitas

makro ekonomi, pencapaian inflasi di level

yang rendah dan restrukturisasi sektor

perbankan.

B.9 Brazil

Memasuki TW3-12 pertumbuhan

ekonomi Brazil diperkirakan masih melemah

yang bersumber dari semakin besarnya

tekanan eksternal dan permintaan domestik

yang mulai menurun. Indikasi pelemahan

ekonomi Brazil juga dikonfirmasi oleh asesmen

terkini IMF maupun Banco Central do Brasil

(BCB) yang mengoreksi ke bawah

pertumbuhan ekonomi Brazil di 2012 dan

2013. Tekanan eksternal terhadap pelemahan

ekspor terkait dengan belum pulihnya ekonomi

negara-negara maju yang menjadi mitra

dagang (AS dan Kawasan Euro) dan mulai

melambatnya ekonomi negara-negara

emerging markets seperti China dan Argentina

yang juga menjadi mitra dagang Brazil.

Dampak melalui jalur perdagangan ini telah

menekan kinerja neraca pembayaran Brazil

pada TW3-12.

Dampak eksternal melalui jalur finansial

juga mulai terealisasi di TW3-12. Hal ini antara

lain tercermin dari menurunnya kinerja neraca

modal dan finansial sebagai dampak

penurunan signifikan pada neraca modal.

Sementara dampak deleveraging di kawasan

Euro ke Brazil terindikasi masih berlangsung

sebagaimana terlihat dari semakin

berkurangnya penempatan perbankan

Kawasan Euro ke perbankan Brazil. Namun

demikian, aliran modal masuk dalam bentuk

FDI maupun investasi portofolio (debt

securities) masih mencatat aliran masuk pada

TW3-12. Sementara dampak QE3 terhadap

perkembangan nilai tukar diperkirakan lebih

moderat seiring dengan upaya pemerintah

Brazil untuk menahan laju apresiasi nilai

tukarnya.

Tekanan inflasi di TW3-12 meningkat

akibat kenaikan harga pangan, namun masih

berada pada kisaran target bank sentral.

Sebagai respon terhadap pelemahan ekonomi

domestik, BCB kembali menurunkan suku

bunga kebijakannya. Ke depan BCB

diperkirakan akan mempertahankan SELIC rate

pada tingkat rendah dalam jangka waktu yang

lama mengingat stabilisasi kondisi moneter

masih diperlukan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dengan tetap

menjamin konvergensi inflasi terhadap target.

Pertumbuhan ekonomi BrazilPertumbuhan ekonomi BrazilPertumbuhan ekonomi BrazilPertumbuhan ekonomi BrazilPertumbuhan ekonomi Brazil

diperkirakan semakin melemah. diperkirakan semakin melemah. diperkirakan semakin melemah. diperkirakan semakin melemah. diperkirakan semakin melemah. Sebagaimana

pada TW2-12 yang hanya tumbuh 0,5% yoy

(Grafik 2.111), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya (0,75% yoy),

Page 114: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

100

pertumbuhan ekonomi Brazil pada TW3-12

diperkirakan masih akan melambat. Indikasi

pelemahan ekonomi Brazil juga dikonfirmasi

oleh asesmen IMF terkini4 maupun proyeksi

BCB5 yang kembali mengoreksi ke bawah

pertumbuhan Brazil di 2012 dan 2013.

Pelemahan ekonomi tersebut terutama dipicu

baik oleh tekanan eksternal terhadap kinerja

ekspor maupun menurunnya permintaan

domestik.

Konsumsi rumah tangga danKonsumsi rumah tangga danKonsumsi rumah tangga danKonsumsi rumah tangga danKonsumsi rumah tangga dan

pemerintah diperkirakan masih menjadi faktorpemerintah diperkirakan masih menjadi faktorpemerintah diperkirakan masih menjadi faktorpemerintah diperkirakan masih menjadi faktorpemerintah diperkirakan masih menjadi faktor

penahan perlambatan pertumbuhan ekonomipenahan perlambatan pertumbuhan ekonomipenahan perlambatan pertumbuhan ekonomipenahan perlambatan pertumbuhan ekonomipenahan perlambatan pertumbuhan ekonomi

Brazil. Brazil. Brazil. Brazil. Brazil. Hingga TW2-12 realisasi pengeluaran

konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif

di kisaran 2,5%, jauh lebih rendah dari tahun

sebelumnya (rata-rata 4%). Di TW3-12,

aktivitas konsumsi rumah tangga diperkirakan

masih tumbuh positif sejalan dengan indeks

4 IMF dalam WEO October 2012 memperkirakan pertumbuhanekonomi Brazil diperkirakan hanya 1.5% di 2012 dan 4% di2013.

5 Banco Central do Brazil dalam Inflation Report September 2012merevisi proyeksi PDB di 2012 menjadi 1.6%, 0.9% di bawahproyeksi sebelumnya (Juni 2012) dan di 3.3% di 2013.

Grafik 2.111 PDB BrazilGrafik 2.111 PDB BrazilGrafik 2.111 PDB BrazilGrafik 2.111 PDB BrazilGrafik 2.111 PDB Brazil Grafik 2.112 Indeks Penjualan RitelGrafik 2.112 Indeks Penjualan RitelGrafik 2.112 Indeks Penjualan RitelGrafik 2.112 Indeks Penjualan RitelGrafik 2.112 Indeks Penjualan Ritel

USD/VND%

0

5

10

15

20

25

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

17000

17500

18000

18500

19000

19500

20000

20500

21000

21500Refinancing Rate, lhs

Inflasi, lhs

Discount Rate, lhs

Base Rate, lhs

VND/USD, rhs

Sumber : Bloomberg & CEIC

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

Domestic Investor Confidence Index (DICI)Rata-rata DICI

Foreign Investor Confidence Index (FICI)Rata-rata FICI

Sumber : Bloomberg

penjualan ritel yang masih meningkat (Grafik

2.112) dan indeks kepercayaan konsumen

yang kembali membaik (Grafik 2.113). Selain

itu, kenaikan gaji di sektor perbankan dan

pegawai negeri6 diharapkan dapat mendorong

aktivitas konsumsi rumah tangga. Namun

demikian, tren payroll nominal yang menurun

diperkirakan dapat menjadi faktor penahan

aktivitas konsumsi yang lebih tinggi (Grafik

2.114).

Kegiatan investasi masih lemah.Kegiatan investasi masih lemah.Kegiatan investasi masih lemah.Kegiatan investasi masih lemah.Kegiatan investasi masih lemah.

Pelemahan aktivitas investasi yang mulai terjadi

sejak akhir 2010 diperkirakan semakin dalam.

Bahkan kontraksi aktivitas investasi yang sudah

terjadi sejak awal tahun 2012 diperkirakan

masih akan berlanjut di TW3-12. Hal ini

dikonfirmasi oleh tren pertumbuhan tahunan

indeks produksi barang modal yang masih

terkontraksi hingga September 2012 (Grafik

2.115) maupun neraca modal (dalam neraca

pembayaran) yang semakin menurun. Kinerja

6 Bloomberg. Sep »12. Brazil to offer 16 pay Increase to civil servantsdan Bloomberg. Agustus »12. Brazil Bank Workers to Seek SalaryIncrease.

Page 115: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

101

Grafik 2.113Grafik 2.113Grafik 2.113Grafik 2.113Grafik 2.113Indeks Kepercayaan Konsumen dan BisnisIndeks Kepercayaan Konsumen dan BisnisIndeks Kepercayaan Konsumen dan BisnisIndeks Kepercayaan Konsumen dan BisnisIndeks Kepercayaan Konsumen dan Bisnis

Grafik 2.114 Perkembangan Grafik 2.114 Perkembangan Grafik 2.114 Perkembangan Grafik 2.114 Perkembangan Grafik 2.114 Perkembangan PayrollPayrollPayrollPayrollPayroll

Indeks

Sumber : Banco Central do Brasil

Indeks

48

50

52

54

56

58

60

62

64

2011 2012

140

145

150

155

160

165

170

175

Businness Confidence Index

Consumer Confidence Index (aksis kanan)

Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

115

110

105

100

95

90

85

80

Indeks Jan 2008 = 100

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

industri manufaktur yang masih terkontraksi

(Grafik 2.115) meskipun telah mendapatkan

stimulus dari pemerintah dan persepsi pelaku

usaha yang belum membaik sebagaimana

tercemin dari perkembangan indeks

kepercayaan bisnis yang masih menurun

hingga Oktober 2012 (Grafik 2.113) diduga

menjadi faktor yang menghambat pemulihan

kegiatan investasi.

Perlambatan ekspor Brazil terkaitPerlambatan ekspor Brazil terkaitPerlambatan ekspor Brazil terkaitPerlambatan ekspor Brazil terkaitPerlambatan ekspor Brazil terkait

dengan masih lemahnya permintaan dunia dandengan masih lemahnya permintaan dunia dandengan masih lemahnya permintaan dunia dandengan masih lemahnya permintaan dunia dandengan masih lemahnya permintaan dunia dan

tren harga komoditas internasional yang masihtren harga komoditas internasional yang masihtren harga komoditas internasional yang masihtren harga komoditas internasional yang masihtren harga komoditas internasional yang masih

Grafik 2.115 Produksi Industri ManufakturGrafik 2.115 Produksi Industri ManufakturGrafik 2.115 Produksi Industri ManufakturGrafik 2.115 Produksi Industri ManufakturGrafik 2.115 Produksi Industri Manufakturdan Ekstraksi Mineraldan Ekstraksi Mineraldan Ekstraksi Mineraldan Ekstraksi Mineraldan Ekstraksi Mineral

turunturunturunturunturun. Melemahnya permintaan ekspor Brazil

sebagaimana dikonfirmasi oleh kontraksi nilai

dan volume ekspor (Grafik 2.116) terjadi

sejalan dengan belum pulihnya ekonomi di

negara-negara maju yang menjadi tujuan

ekspor utamanya (AS dan EU) dan

menurunnya perekonomian negara-negara

berkembang yang menjadi mitra dagang

utamanya terutama China dan Argentina

(Grafik 2.117). Peran China terhadap ekspor

Brazil kian meningkat sebagaimana tercermin

dari pangsa ekspor Brazil ke China yang

%, yoy

Sumber : Banco Central do Brasil

-20

-15

-10

-5

0

5

10

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

IP Manufaktur

IP Ekstraksi MineralProd Besi

Prod-material konstruksiProd-Brg Modal

Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Pertumbuhan Nilai dan Volume EksporPertumbuhan Nilai dan Volume EksporPertumbuhan Nilai dan Volume EksporPertumbuhan Nilai dan Volume EksporPertumbuhan Nilai dan Volume Ekspor

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

2008Q1 2008Q4 2009Q3 2010Q2 2011Q1 2011Q4 2012Q3

Nilai Ekspor

Volume Ekspor

Page 116: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

102

meningkat signifikan sejak awal 2009 dan

bahkan telah melebihi pangsa ekspor Brazil ke

AS (Grafik 2.117). Dibandingkan dengan

negara-negara emerging markets lainnya,

keterkaitan ekspor Brazil ke China terlihat

paling tinggi (Tabel 2.11), sehingga

perlambatan ekonomi China7 terutama

menurunnya kegiatan investasinya ditengarai

memiliki efek rambatan yang lebih signifikan

ke kinerja ekspor Brazil. Selain faktor

permintaan, kinerja ekspor Brazil juga

diperburuk oleh tren harga komoditas

Grafik 2.117Grafik 2.117Grafik 2.117Grafik 2.117Grafik 2.117Ekspor Brazil ke Berbagai Negara TujuanEkspor Brazil ke Berbagai Negara TujuanEkspor Brazil ke Berbagai Negara TujuanEkspor Brazil ke Berbagai Negara TujuanEkspor Brazil ke Berbagai Negara Tujuan

Grafik 2.118Grafik 2.118Grafik 2.118Grafik 2.118Grafik 2.118Harga Komoditas DuniaHarga Komoditas DuniaHarga Komoditas DuniaHarga Komoditas DuniaHarga Komoditas Dunia

internasional yang masih turun, khususnya

harga besi dan peralatan transportasi yang

merupakan komoditas ekspor utama Brazil

(Grafik 2.118).

Memburuknya kinerja eksporMemburuknya kinerja eksporMemburuknya kinerja eksporMemburuknya kinerja eksporMemburuknya kinerja ekspor

memberikan tekanan ke neraca pembayaranmemberikan tekanan ke neraca pembayaranmemberikan tekanan ke neraca pembayaranmemberikan tekanan ke neraca pembayaranmemberikan tekanan ke neraca pembayaran

Brazil di TW3-12. Brazil di TW3-12. Brazil di TW3-12. Brazil di TW3-12. Brazil di TW3-12. Perkembangan NPI yang

pada awal 2011 masih cukup baik secara

perlahan mulai menurun hingga mencapai titik

terendahnya pada TW3-12 (Grafik 2.119)

seiring dengan defisit kinerja neraca berjalan

akibat kontraksi ekspor yang semakin besar

%

Sumber : DOT, IMF

0

5

10

15

20

25

30

2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 2010Q1 2011Q1 2012Q1

EU US

Argentina China

USD

Sumber : Bloomberg

USD

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 2010Q1 2011Q1 2012Q1

Peralatan transportasi

Besi (Iron ore)

Kedelai (aksis kanan)

7 Perlambatan ekonomi China merupakan dampak rambatan darimelemahnya kinerja perekonomian global dan proses rebalancingpermintaan domestiknya.

Tabel 2.11 Pangsa Ekspor Negara EmergingTabel 2.11 Pangsa Ekspor Negara EmergingTabel 2.11 Pangsa Ekspor Negara EmergingTabel 2.11 Pangsa Ekspor Negara EmergingTabel 2.11 Pangsa Ekspor Negara Emerging(Rata-rata 2009 -2010)(Rata-rata 2009 -2010)(Rata-rata 2009 -2010)(Rata-rata 2009 -2010)(Rata-rata 2009 -2010)

Negara AS EU China

Brazil 10,26 18,04 16,71

Rusia 3,32 33,41 6,26

India 10,82 13,86 11,01

Indonesia 8,53 8,82 12,08

Sumber: DOT-IMF

Grafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca Pembayaran

USD Juta

Sumber : Banco Central do Brazil

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

20092008 2010* 2011* 2012*

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

27649

1186

Page 117: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

103

(Grafik 2.116). Hal ini mengindikasikan efek

rambatan pelemahan ekonomi negara-negara

maju ke perekonomian Brazil melalui jalur

perdagangan semakin terealisasi.

Sejalan dengan itu, tekanan eksternalSejalan dengan itu, tekanan eksternalSejalan dengan itu, tekanan eksternalSejalan dengan itu, tekanan eksternalSejalan dengan itu, tekanan eksternal

terhadap perekonomian Brazil melalui jalurterhadap perekonomian Brazil melalui jalurterhadap perekonomian Brazil melalui jalurterhadap perekonomian Brazil melalui jalurterhadap perekonomian Brazil melalui jalur

finansial semakin besar di TW3-12. finansial semakin besar di TW3-12. finansial semakin besar di TW3-12. finansial semakin besar di TW3-12. finansial semakin besar di TW3-12. Hal ini

tercermin dari kinerja neraca modal dan

finansial (NMF) yang kian menurun (Grafik

2.121) yang terutama dipicu oleh penurunan

yang signifikan di sisi capital account sejalan

Grafik 2.120 Kinerja Neraca BerjalanGrafik 2.120 Kinerja Neraca BerjalanGrafik 2.120 Kinerja Neraca BerjalanGrafik 2.120 Kinerja Neraca BerjalanGrafik 2.120 Kinerja Neraca Berjalandan Neraca Kapital & Financialdan Neraca Kapital & Financialdan Neraca Kapital & Financialdan Neraca Kapital & Financialdan Neraca Kapital & Financial

USD Juta

Sumber : Banco Central do Brazil

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

2008 2009* 2010* 2011* 2012*

Neraca Berjalan

Neraca Kapital dan Finansial

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Grafik 2.121Grafik 2.121Grafik 2.121Grafik 2.121Grafik 2.121Kinerja Neraca Modal dan FinansialKinerja Neraca Modal dan FinansialKinerja Neraca Modal dan FinansialKinerja Neraca Modal dan FinansialKinerja Neraca Modal dan Finansial

dengan menurunnya kegiatan investasi.

Sementara FDI yang merupakan komponen

terbesar neraca finansial cenderung stabil.

Sementara, investasi portofolio yang

didominasi oleh debt securities masih mencatat

aliran modal masuk hingga TW3-12 (Grafik

2.122).

Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak deleveragingdeleveragingdeleveragingdeleveragingdeleveraging di Kawasan Euro di Kawasan Euro di Kawasan Euro di Kawasan Euro di Kawasan Euro

ke perbankan Brazil masih berlanjut. ke perbankan Brazil masih berlanjut. ke perbankan Brazil masih berlanjut. ke perbankan Brazil masih berlanjut. ke perbankan Brazil masih berlanjut. Proses

deleveraging yang masih berlangsung di

Kawasan Euro terutama di sektor perbankan

USD Juta

Sumber : Banco Central do Brazil

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

2008 2009 2010* 2011* 2012*I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Grafik 2.122Grafik 2.122Grafik 2.122Grafik 2.122Grafik 2.122Aliran Modal MasukAliran Modal MasukAliran Modal MasukAliran Modal MasukAliran Modal Masuk

Sumber : Banco Central do Brazil

USD Juta

-50000

-40000

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

2008 2009 2010* 2011* 2012*

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Other investments

Financial derivatives

Portfolio investments

Direct investment

Grafik 2.123Grafik 2.123Grafik 2.123Grafik 2.123Grafik 2.123Tagihan Asing Perbankan Euro ke BrazilTagihan Asing Perbankan Euro ke BrazilTagihan Asing Perbankan Euro ke BrazilTagihan Asing Perbankan Euro ke BrazilTagihan Asing Perbankan Euro ke Brazil

USD Juta

Sumber : Banking Statistics

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2008-Q1 2008-Q4 2009-Q3 2010-Q2 2011-Q1 2011-Q4

Belanda France Spain

Swiss Belgium

Page 118: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

104

menyebabkan terjadinya penarikan

penempatan perbankan di negara-negara di

luar kawasan Euro, termasuk Brazil. Hal ini

tercermin dari perkembangan tagihan asing

(foreign claims) perbankan Euro ke Brazil yang

masih menurun hingga TW1-12, terutama dari

perbankan Spanyol (Grafik 2.123). Relatif

besarnya ketergantungan terhadap perbankan

Euro menyebabkan dampak penurunan

tagihan asing Euro ke Brazil cenderung lebih

besar dibandingkan dengan negara-negara

berkembang lainnya (Grafik 2.124).

Dampak QE3 terhadap pasar keuanganDampak QE3 terhadap pasar keuanganDampak QE3 terhadap pasar keuanganDampak QE3 terhadap pasar keuanganDampak QE3 terhadap pasar keuangan

Brazil di TW3-Brazil di TW3-Brazil di TW3-Brazil di TW3-Brazil di TW3-12 belum dapat teridentifikasi12 belum dapat teridentifikasi12 belum dapat teridentifikasi12 belum dapat teridentifikasi12 belum dapat teridentifikasi

dengan jelasdengan jelasdengan jelasdengan jelasdengan jelas. Apabila ekses likuiditas AS pasca

dikeluarkannya QE3 belum terserap di dalam

negeri pada akhirnya akan mengalir keluar

untuk mencari return yang lebih tinggi, dalam

hal ini ke negara-negara emerging markets

termasuk Brazil dalam bentuk capital inflows,

terutama short-term inflows. Pengamatan

empiris menunjukkan dampak dikeluarkannya

kebijakan QE sebelumnya belum konklusif.

Pasca QE1, indeks harga saham Bovespa

Grafik 2.124 Tagihan Asing Perbankan EuroGrafik 2.124 Tagihan Asing Perbankan EuroGrafik 2.124 Tagihan Asing Perbankan EuroGrafik 2.124 Tagihan Asing Perbankan EuroGrafik 2.124 Tagihan Asing Perbankan Euroke Negara-negera Berkembangke Negara-negera Berkembangke Negara-negera Berkembangke Negara-negera Berkembangke Negara-negera Berkembang

USD Juta

Sumber : Banking Statistics

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

2008Q1 2008Q4 2009Q3 2010Q2 2011Q1 2011Q4

Brazil China

Indonesia India

Rusia

menunjukkan tren peningkatan yang tajam

hingga periode dikeluarkannya QE2. Namun

demikian, pasca QE2, indeks harga saham

Bovespa justru mengalami penurunan yang

tajam hingga pertengahan 2011 dan

meningkat kembali pasca Operation Twist AS

hingga akhir TW3-12 (Grafik 15). Mengingat

QE3 jumlahnya tidak terbatas dan belum jelas

horizon-nya, maka dampaknya ke pasar

keuangan Brazil hingga saat ini belum dapat

teridentifikasi dengan jelas. Sementara

Grafik 2.125Grafik 2.125Grafik 2.125Grafik 2.125Grafik 2.125Indeks Saham Kawasan Amerika LatinIndeks Saham Kawasan Amerika LatinIndeks Saham Kawasan Amerika LatinIndeks Saham Kawasan Amerika LatinIndeks Saham Kawasan Amerika Latin

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110QE1 QE2 OP. Twist QE3

Merval Index-Argentina

IBOV Index-Brazil

MEXBOL Index-Meksiko

Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.126Grafik 2.126Grafik 2.126Grafik 2.126Grafik 2.126Nilai Tukar Kawasan Amerika LatinNilai Tukar Kawasan Amerika LatinNilai Tukar Kawasan Amerika LatinNilai Tukar Kawasan Amerika LatinNilai Tukar Kawasan Amerika Latin

Indeks

90

95

100

105

110

115

120

125

130

ARS Curncy

BRL Curncy

MXN Curncy

2010Jan Apr Jul Okt

2011Jan Apr Jul Okt

2012Jan Apr Jul Okt

Sumber : Bloomberg

Page 119: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

105

dampak QE3 ke nilai tukar Brazil akibat

masuknya aliran modal asing diperkirakan

lebih moderat dibandingkan dengan dampak

kebijakan AS sebelumnya sejalan dengan

penerapan strategi pemerintah Brazil dalam

menjaga kestabilan nilai tukarnya pada level

USD/BRL 2 (Grafik 16). Selain melalui intervensi

di pasal valas, pemerintah Brazil juga

melakukan pembelian spot, lelang swap, dan

tax pada capital inflow (IOF) untuk menjaga

perkembangan nilai tukarnya.

Inflasi Brazil pada akhir TW3-12Inflasi Brazil pada akhir TW3-12Inflasi Brazil pada akhir TW3-12Inflasi Brazil pada akhir TW3-12Inflasi Brazil pada akhir TW3-12

mencapai 5.3%. mencapai 5.3%. mencapai 5.3%. mencapai 5.3%. mencapai 5.3%. Angka inflasi tersebut masih

berada dalam kisaran target bank sentral,

namun sedikit di atas triwulan sebelumnya

karena adanya supply shock kenaikan harga

pangan (Grafik 2.127). Ke depan, BCB

memperkirakan inflasi akan mencapai 5,2%

di 2012 dan 4,9% di 2013. Meskipun masih

dalam kisaran target bank sentral, namun

inflasi diperkirakan akan bergerak secara

nonlinear. Sejumlah faktor yang dapat

meningkatkan tekanan inflasi ke depan adalah

kenaikan upah minimum dan tren suku bunga

yang terus menurun. Sementara faktor yang

dapat menurunkan tekanan inflasi ke depan

diantaranya rencana pemerintah untuk

menurunkan pajak bagi distribusi dan

produsen listrik yang merupakan bagian dari

stimulus fiskal diharapkan dapat menurunkan

tarif listrik untuk rumah tangga dan industri.

Sebagai respon terhadap perekonomianSebagai respon terhadap perekonomianSebagai respon terhadap perekonomianSebagai respon terhadap perekonomianSebagai respon terhadap perekonomian

yang kian melemah, Banco Central do Brasilyang kian melemah, Banco Central do Brasilyang kian melemah, Banco Central do Brasilyang kian melemah, Banco Central do Brasilyang kian melemah, Banco Central do Brasil

(BCB) kembali menurunkan suku bunga(BCB) kembali menurunkan suku bunga(BCB) kembali menurunkan suku bunga(BCB) kembali menurunkan suku bunga(BCB) kembali menurunkan suku bunga

kebijakannya.kebijakannya.kebijakannya.kebijakannya.kebijakannya. SELIC rate kembali dipangkas

menjadi 7,50% pada akhir TW3-12 (Grafik

2.127), dengan demikian penurunan SELIC

rate selama TW3-12 mencapai 100 bps.

Meskipun penurunan SELIC rate saat ini lebih

agresif dibandingkan pada tahun 2009, namun

dampaknya dalam mendorong pemulihan

ekonomi terindikasi kurang signifikan

dibandingkan tahun 2009. Hal ini terlihat dari

tren pertumbuhan PDB hingga TW3-12 yang

masih menurun, sementara pada tahun 2009

pertumbuhan PDB sudah mengalami

Grafik 2.127Grafik 2.127Grafik 2.127Grafik 2.127Grafik 2.127Inflasi dan SELIC RateInflasi dan SELIC RateInflasi dan SELIC RateInflasi dan SELIC RateInflasi dan SELIC Rate

Grafik 2.128 Periode PenurunanGrafik 2.128 Periode PenurunanGrafik 2.128 Periode PenurunanGrafik 2.128 Periode PenurunanGrafik 2.128 Periode PenurunanSELIC Rate dan Pengaruhnya terhadap PDBSELIC Rate dan Pengaruhnya terhadap PDBSELIC Rate dan Pengaruhnya terhadap PDBSELIC Rate dan Pengaruhnya terhadap PDBSELIC Rate dan Pengaruhnya terhadap PDB

(%, yoy)

16,0

14,0

12,0

10,0

8,0

6,0

4,0

2,0Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt

2008 2009 2010 2011 2012

Target Inflasi : 4,5% + -2%

SELIC Rate

Batas Bawah

Inflasi

Target Inflasi

Batas Atas

Sumber : Bloomberg

%

Penurunan SELICRate di 2009

Penurunan SELICRate di 2011

Monetary easing

Monetary easing

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

PDB (%YoY)

SELIC Rate

1Mar

1Jun

1Sep

1Des

1Mar

1Jun

1Sep

1Des

1Mar

1Jun

1Sep

1Des

1Mar

1Jun

1Sep

1Des

1Mar

1Jun

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 120: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

106

pembalikan arah dalam tiga triwulan

pascapenurunan SELIC rate (Grafik 18). Selain

karena faktor perekonomian global yang

belum membaik, tekanan terhadap

permintaan domestik yang kian besar saat ini

diduga menjadi penyebab masih tertahannya

pemulihan ekonomi. Ke depan BCB

diperkirakan masih akan mempertahankan

SELIC rate pada tingkat rendah dalam rangka

stabilisasi kondisi moneter untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan menjamin

konvergensi inflasi terhadap targetnya.

Page 121: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

107

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Perkembangan Pasar Keuangandan Pasar Komoditas

3B A B

Pasar keuangan global pada triwulan ketiga tahun 2012 masih dibayangi oleh lesunya

fundamental ekonomi dunia dan buruknya persepsi investor global terhadap kondisi Eropa. Meski

tekanannya mulai menurun, risiko pasar keuangan global diperkirakan masih tetap tinggi.

Penyelesaian krisis utang negara di Kawasan Euro dan penyelesaian permasalahan fiskal di AS

yang masih penuh ketidakpastian mendorong sentimen negatif investor. Perkembangan tersebut

menyebabkan kinerja pasar obligasi global masih diwarnai oleh aksi flight to quality selama

TW3-12. Meskipun demikian, langkah Otoritas Moneter AS dan Euro untuk menahan pemburukan

ekonomi lebih lanjut dengan meluncurkan kebijakan stimulus lanjutan (QE3) serta kebijakan

Outright Monetary Transaction (OMT) untuk sementara mampu menenangkan pasar keuangan

dan memberikan sentimen positif terutama memasuki periode akhir TW3-12. Namun, tren bullish

ini tidak terjadi di Jepang sebagai dampak meningkatnya defisit fiskal dan necara perdagangan.

Di negara emerging, memasuki periode akhir TW3-12, kinerja bursa saham Asia terutama

ASEAN juga menunjukkan penguatan signifikan. Hal ini diperkirakan sebagai dampak dari

sentimen positif di bursa saham global ditambah dengan kondisi fundamental ekonomi emerging

yang masih dianggap relatif kuat. Selain itu, imbal hasil negara ASEAN yang tergolong masih

cukup tinggi semakin mendorong risk appetite investor sehingga mendorong naik portfolio

investment di kawasan tersebut. Berbeda dengan pasar saham, pasar valas cenderung tertekan

dan mata uang global secara rata-rata terdepresiasi terhadap USD selama TW3-12. Masih tingginya

ketidakpastian kondisi di pasar keuangan global dan kondisi fundamental ekonomi negara maju

yang masih lemah menyebabkan para investor masih cenderung berhati-hati dalam menanamkan

dananya.

Di pasar keuangan syariah, pasar sukuk dan pasar saham berbasis syariah juga menunjukkan

kinerja yang baik. Di pasar komoditas, harga komoditas pada triwulan laporan bergerak variatif

namun secara keseluruhan masih berada di level tinggi, atau di atas level harga saat krisis (2008-

2009). Di kelompok komoditas energi, tren penurunan harga tertahan oleh kenaikan harga gas

Page 122: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

108

A. PASAR KEUANGAN

A.1 Pasar Saham

Indeks saham global mengalami

penguatan yang cukup signifikan selama

TW3-12. Meski rilis data ekonomi mayoritas

negara maju terutama AS dan Euro secara

umum masih menunjukkan perkembangan

yang kurang menggembirakan, namun

langkah Otoritas Moneter AS dan Euro untuk

menahan pemburukan ekonomi lebih lanjut

dengan meluncurkan kebijakan stimulus

lanjutan (QE3) serta kebijakan Outright

Monetary Transaction (OMT) mampu

menenangkan pasar keuangan dan

memberikan sentimen positif di bursa saham

global khususnya di AS dan Euro. Namun

indeks saham Nikkei Jepang menunjukkan

kinerja yang menurun sebagai dampak

meningkatnya defisit fiskal dan defisit

perdagangan negara tersebut.

Terimbas sentimen positif di bursa

saham global, kinerja bursa saham emerging

Asia terutama ASEAN juga menunjukkan

penguatan signifikan, kecuali di China dan

India. Thailand dan Filipina tercatat

mempunyai kinerja terbaik secara triwulanan

maupun tahunan. Fundamental ekonomi

kedua negara tersebut dianggap cukup

resiliensi terhadap gejolak ekonomi global

sehingga mampu menumbuhkan sentimen

positif investor. Selain itu, imbal hasil negara

ASEAN yang tergolong masih cukup tinggi

juga kembali memunculkan risk appetite

investor sehingga mendorong naik portfolio

investment di kawasan tersebut.

Bursa saham AS dan Euro selama TW3-Bursa saham AS dan Euro selama TW3-Bursa saham AS dan Euro selama TW3-Bursa saham AS dan Euro selama TW3-Bursa saham AS dan Euro selama TW3-

12 mencatat kinerja yang positif hingga di atas12 mencatat kinerja yang positif hingga di atas12 mencatat kinerja yang positif hingga di atas12 mencatat kinerja yang positif hingga di atas12 mencatat kinerja yang positif hingga di atas

level 2011 (Tabel 3.1 dan Grafik 3.2). level 2011 (Tabel 3.1 dan Grafik 3.2). level 2011 (Tabel 3.1 dan Grafik 3.2). level 2011 (Tabel 3.1 dan Grafik 3.2). level 2011 (Tabel 3.1 dan Grafik 3.2). Indeks

saham Dow Jones dan S&P (AS) serta Stoxx

50 (Euro) menunjukkan tren yang meningkat,

masing-masing naik (rata-rata) sebesar 2,8%

qoq, 3,8% qoq dan 7,9% qoq atau mencapai

level 13.437, 1.441, serta 2.454 di akhir

triwulan laporan. Perkembangan positif

tersebut antara lain disebabkan oleh sentimen

positif langkah-langkah Bank Sentral di AS

(The Fed) dan Bank Sentral di Kawasan Euro

(ECB) yang terus berupaya mendorong

perekonomian dan menahan pelemahan lebih

alam menyusul kenaikan konsumsi akibat musim panas di AS dan Eropa. Lebih lanjut, harga

base metal secara keseluruhan mengalami penurunan kecuali emas. Sementara, komoditas

pertanian khususnya gandum, jagung, dan kedelai terus bergerak naik menyusul adanya gangguan

produksi akibat kekeringan di wilayah pertanian AS dan Eropa Timur.

Ke depan, ketidakpastian di pasar keuangan global diperkirakan masih tinggi, terutama

di negara maju dan gejolak pasar keuangan internasional diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Perekonomian AS yang masih rentan dan belum stabil, masalah krisis utang di Eropa yang masih

belum ditangani dengan baik diperkirakan masih menyebabkan pasar keuangan global bergerak

volatile.

Page 123: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

109

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Tabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga Saham

lanjut. Sesuai dengan ekspektasi pasar, pada

TW3-12 The Fed meluncurkan kebijakan

stimulus lanjutan (QE3) dan ECB

mengumumkan akan menjalankan kebijakan

Outright Monetary Transaction. Kebijakan Fed

dan ECB tersebut diperkirakan untuk

sementara dapat menenangkan pelaku pasar

dan mencegah pemburukan lebih lanjut di

pasar keuangan di negara maju.

Di sisi lain, bursa saham Jepang padaDi sisi lain, bursa saham Jepang padaDi sisi lain, bursa saham Jepang padaDi sisi lain, bursa saham Jepang padaDi sisi lain, bursa saham Jepang pada

triwulan laporan cenderung menurun sebesartriwulan laporan cenderung menurun sebesartriwulan laporan cenderung menurun sebesartriwulan laporan cenderung menurun sebesartriwulan laporan cenderung menurun sebesar

1,6% qoq dan 3,9% yoy atau turun ke level1,6% qoq dan 3,9% yoy atau turun ke level1,6% qoq dan 3,9% yoy atau turun ke level1,6% qoq dan 3,9% yoy atau turun ke level1,6% qoq dan 3,9% yoy atau turun ke level

8.870 di akhir September 2012.8.870 di akhir September 2012.8.870 di akhir September 2012.8.870 di akhir September 2012.8.870 di akhir September 2012. Indeks saham

Nikkei 225 Jepang menunjukkan tren yang

menurun yang dipicu oleh memburuknya

perekonomian Jepang. Sentimen negatif

tersebut terutama disebabkan oleh defisit

neraca perdagangan dan defisit anggaran/

fiskal yang terus melebar. Selain itu, langkah

BoJ untuk kembali menambah stimulus dari

asset purchase program untuk mendorong

perekonomian domestik justru memicu

terjadinya flight to quality yang tercermin dari

terus menurunnya yield obligasi Jepang.

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1MSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia Pasifik

Grafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara Maju(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)

Indeks

TW3-12

Indeks

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

300

350

400

450

500

550Dunia, lhsEuro, lhs

Emerging Asia, rhs

Sumber : Bloomberg

2010

Jan Jan Mar AprMei Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2011 2012

Indeks

TW3-12

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

135

Indeks

60

65

70

75

80

85

90

95

100

105

110

Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags SepOkt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags SepOkt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Dow Jones (AS)S&P (AS)

Stoxx 50 (Kawasan Euro), rhsNikkei 225 (Jepang), rhs

Keterangan : Indeks dalam mata uang lokal; ptp = point to point; qtq = quarter to quarter; yoy = year on year

2012 2012

TW3 TW4 Rata-Rata ptp Rata-Rata ptp

Dow Jones (AS)

S&P 500 (AS)

Stoxx 50 (Kawasan Euro)

Nikkei 225 (Jepang)

SHCOMP (China)

KOSPI (Korea)

BSE Sensex (India)

JCI (Indonesia)

KLCI (Malaysia)

PCOMP (Filipina)

STI (Singapura)

SET (Thailand)

20092011 2011 % qtq % yoyIndeks Saham

Perubahan TW3-12

2011201020092010

Akhir Periode Rata-rata Periode

Sumber : Bloomberg, diolah

TW3 TW4 TW2 TW3

10.428

1.115

2.926

10.546

3.277

1.683

17.465

2.534

1.273

3.053

2.898

735

11.578

1.205

2.793

10.229

2.808

2.051

20.509

3.704

1.519

4.201

3.190

1.033

12.414

1.321

2.849

9.816

2.762

2.101

18.846

3.889

1.579

4.291

3.120

1.041

12.218

1.258

2.292

8.455

2.199

1.826

15.455

3.822

1.531

4.372

2.646

1.025

13.212

1.408

2.477

10.084

2.263

2.014

17.404

4.122

1.596

5.108

3.010

1.197

12.880

1.362

2.265

9.007

2.225

1.854

17.430

3.956

1.599

5.246

2.878

1.172

8.886

948

2.513

9.346

2.765

1.429

13.701

1.981

1.083

2.470

2.280

585

10.669

1.140

2.780

10.006

2.831

1.765

18.207

3.057

1.374

3.522

2.967

850

12.338

1.316

2.856

9.609

2.827

2.113

18.585

3.796

1.545

4.253

3.123

1.061

11.799

1.226

2.276

8.581

2.366

1.850

16.468

3.709

1.459

4.240

2.723

979

11.958

1.268

2.613

9.425

2.667

1.983

17.778

3.727

1.506

4.186

2.972

1.026

12.761

1.350

2.226

9.026

2.343

1.910

16.791

4.019

1.580

5.090

2.877

1.169

TW2 TW3

13.113

1.401

2.401

8.886

2.119

1.900

17.644

4.113

1.634

5.249

3.027

1.228

2,8

3,8

7,9

-1,6

-9,6

-0,5

5,1

2,3

3,4

3,1

5,2

5,0

4,3

5,8

8,4

-1,5

-6,3

7,7

7,6

7,8

2,3

1,9

6,3

10,8

12,6

14,3

0,8

-3,9

-18,8

21,5

1,4

5,6

9,1

21,1

3,6

15,8

23,1

27,3

12,6

2,0

-11,6

12,8

14,0

20,1

18,0

33,7

14,4

41,8

Page 124: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

110

Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)

Grafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan India(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)

Kinerja bursa saham China dan KoreaKinerja bursa saham China dan KoreaKinerja bursa saham China dan KoreaKinerja bursa saham China dan KoreaKinerja bursa saham China dan Korea

juga menunjukkan tren menurun selamajuga menunjukkan tren menurun selamajuga menunjukkan tren menurun selamajuga menunjukkan tren menurun selamajuga menunjukkan tren menurun selama

periode laporan. periode laporan. periode laporan. periode laporan. periode laporan. Indeks saham di China

(SHCOMP) menunjukkan pelemahan yang

signifikan (turun 9,6% qoq dan 18,8% yoy),

sementara Indeks saham Korea (Kospi)

melemah tipis 0,5% qoq selama rata-rata

triwulan laporan. Pertumbuhan ekonomi

China yang diperkirakan jauh lebih rendah dari

prediksi serta perlambatan ekonomi di Korea

terutama akibat kinerja eksternal yang

memburuk menjadi faktor dibalik pelemahan

bursa kedua negara tersebut.

Berbeda dengan China dan Korea,Berbeda dengan China dan Korea,Berbeda dengan China dan Korea,Berbeda dengan China dan Korea,Berbeda dengan China dan Korea,

bursa saham negara di kawasan ASEAN masihbursa saham negara di kawasan ASEAN masihbursa saham negara di kawasan ASEAN masihbursa saham negara di kawasan ASEAN masihbursa saham negara di kawasan ASEAN masih

membukukan kinerja yang positif (Tabel 3.1).membukukan kinerja yang positif (Tabel 3.1).membukukan kinerja yang positif (Tabel 3.1).membukukan kinerja yang positif (Tabel 3.1).membukukan kinerja yang positif (Tabel 3.1).

Secara rata-----rata, indeks bursa saham di ASEAN

selama TW3-12 meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya maupun periode yang

sama di 2011. Diantara negara ASEAN5, bursa

saham di Thailand (Stock Exchange of

Thailand/SET) dan Filipina (Philippine Stock

Exchange Ps E Index/PCOMP) masih memiliki

kinerja yang terbaik. Indeks saham SET naik

5,0% qoq dan 15,8% yoy, sementara indeks

saham PCOMP naik 3,1% qoq dan 21,1% yoy.

Fundamental makroekonomi baik Thailand

maupun Filipina yang dianggap masih cukup

resilien yang didukung dengan membaiknya

indikator perekonomian mampu memberikan

sentimen positif investor. Selain itu, dukungan

Pemerintah untuk fokus mendorong

perekonomian seperti di Filipina yang

memaksimalkan pengeluaran pemerintah di

sektor infrastruktur juga turut mendorong

optimisme terhadap outlook ekonomi negara

tersebut.

A.2 Pasar Obligasi

Kinerja pasar obligasi global masih

diwarnai oleh aksi flight to quality selama TW3-

12. Tingginya risk aversion investor global

mendorong aksi flight to quality kepada global

bonds G3 (AS, Jerman dan Jepang). Kondisi

fundamental ekonomi dunia yang masih lesu

Indeks

TW3-12

60

70

80

90

100

110

120

130

140SHCOMP (China)

KOSPI (Korea)

BSE Sensex (India)

Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks

TW3-12

80

100

120

140

160

180

200

Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan MarFeb Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

STI (Singapura) KLCI (Malaysia) SET (Thailand)

JCI (Indonesia) PCOMP (Filipina)

Page 125: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

111

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

hati sehingga menempatkan asetnya ke safe

haven bond. Oleh karena itu, pada triwulan

laporan obligasi negara Amerika, Jepang dan

Jerman diwarnai aksi flight to quality (Grafik

3.5). Dibandingkan triwulan sebelumnya, yield

US T-Note, Japan Bond dan Germany Bond,

masing-masing menurun sebesar 18,40 bps

qoq, 12,02 bps qoq dan 14,90 bps qoq.

Bahkan dibandingkan dengan tahun lalu,

ketiga yield tersebut masih mengalami

penurunan masing-masing sebesar 67,34 bps

yoy (US T-Notes), 37,81 bps (Japan Bond) dan

108,40 bps (Germany Bond).

Selain kondisi ekonomi global yangSelain kondisi ekonomi global yangSelain kondisi ekonomi global yangSelain kondisi ekonomi global yangSelain kondisi ekonomi global yang

belum menunjukkan perbaikan signifikan,belum menunjukkan perbaikan signifikan,belum menunjukkan perbaikan signifikan,belum menunjukkan perbaikan signifikan,belum menunjukkan perbaikan signifikan,

perilaku perilaku perilaku perilaku perilaku risk averserisk averserisk averserisk averserisk averse investor tersebut juga investor tersebut juga investor tersebut juga investor tersebut juga investor tersebut juga

dipicu oleh masih lemahnya sejumlah indikatordipicu oleh masih lemahnya sejumlah indikatordipicu oleh masih lemahnya sejumlah indikatordipicu oleh masih lemahnya sejumlah indikatordipicu oleh masih lemahnya sejumlah indikator

dan masih buruknya persepsi investor global

terhadap penanganan masalah krisis utang

Eropa menyebabkan para investor global

cenderung berhati-hati dalam menempatkan

dananya pada aset yang lebih berisiko. Namun

demikian, meski kekhawatiran masih belum

sepenuhnya sirna, memasuki periode akhir

TW3-12 prilaku risk aversion investor mulai

menurun dan setidaknya mulai tumbuh sedikit

keyakinan investor terhadap langkah yang

telah diambil para pemimpin Eropa dalam

mengatasi krisis melalui austerity program dan

sejumlah langkah kebijakan bank sentral AS

(QE3) dan Kawasan Euro (OMT) yang

diperkirakan untuk sementara dapat menahan

pemburukan di pasar keuangan. Dengan

perkembangan tersebut, seiring dengan

meningkatnya perilaku investor untuk membeli

aset-aset yang memiliki imbal hasil lebih tinggi,

yield obligasi pemerintah negara G3 sedikit

meningkat selama periode akhir TW3-12,

kecuali Jepang. Di sisi lain, fundamental

ekonomi emerging market yang relatif baik

dan meningkatnya perilaku investor untuk

membeli aset-aset yang memiliki imbal hasil

lebih tinggi mendorong investor untuk

menanamkan dananya pada negara emerging.

Performa Safe Haven Bond

Selama TW3-12, Selama TW3-12, Selama TW3-12, Selama TW3-12, Selama TW3-12, yield safe haven bondyield safe haven bondyield safe haven bondyield safe haven bondyield safe haven bond

(UST Note(UST Note(UST Note(UST Note(UST Note, Japan Bond Japan Bond Japan Bond Japan Bond Japan Bond dan dan dan dan dan German BondGerman BondGerman BondGerman BondGerman Bond)))))

secara rata-rata cenderung menurunsecara rata-rata cenderung menurunsecara rata-rata cenderung menurunsecara rata-rata cenderung menurunsecara rata-rata cenderung menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafikdibandingkan triwulan sebelumnya (Grafikdibandingkan triwulan sebelumnya (Grafikdibandingkan triwulan sebelumnya (Grafikdibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik

3.5). 3.5). 3.5). 3.5). 3.5). Perekonomian global yang masih belum

membaik menyebabkan investor tetap berhati- Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3

%%

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

0,5

0,55

0,6

0,65

0,7

0,75

0,8

0,85

0,9

0,95

1

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Sumber : Bloomberg

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

UST Note (lhs) German Bund (lhs) Japan bond (rhs)

Yield UST Notes Japan Bond German Bond

Trend (qoq) -18,4 -12,02 -14,9

Trend (yoy) -67,34 -37,81 -108,4

Page 126: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

112

ekonomi di negara maju. ekonomi di negara maju. ekonomi di negara maju. ekonomi di negara maju. ekonomi di negara maju. Beberapa faktor yang

memicu sentimen negatif investor tersebut

yaitu: (i) kondisi fundamental ekonomi AS yang

masih lemah. Penilaian tersebut meningkatkan

demand terhadap global bonds AS yang

berdampak pada turunnya yield aset tersebut,

(ii) perkiraan pertumbuhan ekonomi Jerman

yang lebih rendah dari prediksi sebagai

konsekuensi dari aktivitas Jerman memberikan

bantuan kepada negara-negara Eropa yang

terkena krisis, dan (iii) Permasalahan anggaran

pemerintah Jepang. Budget deficit Jepang

yang ditutup dengan penjualan surat utang

sebesar JPY38,3 triliun mengindikasikan

adanya masalah anggaran pemerintah. Di

samping itu, usulan meningkatkan tarif pajak

konsumsi tiga kali lipat menjadi 15% semakin

memperjelas adanya masalah ekonomi Jepang.

Bahkan kondisi fundamental tersebut

diperburuk dengan kondisi politik yang

memanas dengan adanya mosi tidak percaya

dari partai oposisi kepada PM Noda. Akibatnya,

kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran

investor akan pertumbuhan ekonomi Jepang

yang lebih rendah dari perkiraan. Indikator lain

yang mengurai kondisi pelemahan ekonomi

Jepang yaitu biaya bunga utang yang tinggi

yakni 2.1% dari PDB yang meningkat dua kali

lipat dibanding 2006.

Namun demikian, memasuki periode

akhir TW3-12 perilaku risk averse investor

mulai menurun, menyusul diambilnya langkah

QE tahap tiga oleh Fedres dan program

Outright Monetary Transactions (OMTs) atau

transaksi moneter langsung di pasar sekunder

untuk obligasi sovereign di Kawasan Euro.

Menurunnya perilaku risk averse investor

membuat investor tertarik untuk menanamkan

modalnya pada investasi yang lebih berisiko

dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Hal ini menyebabkan penurunan yield obligasi

di negara G3 cenderung tertahan, kecuali

Jepang.

Performa Obligasi Global Performa Obligasi Global Performa Obligasi Global Performa Obligasi Global Performa Obligasi Global EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging

MarketMarketMarketMarketMarket

Kinerja obligasi global Pemerintah danKinerja obligasi global Pemerintah danKinerja obligasi global Pemerintah danKinerja obligasi global Pemerintah danKinerja obligasi global Pemerintah dan

korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara peers peers peers peers peers dan BRICdan BRICdan BRICdan BRICdan BRIC

pada TW3-12 menunjukkan performa yangpada TW3-12 menunjukkan performa yangpada TW3-12 menunjukkan performa yangpada TW3-12 menunjukkan performa yangpada TW3-12 menunjukkan performa yang

relatif baik. relatif baik. relatif baik. relatif baik. relatif baik. Hal tersebut terlihat dari yield yang

terus menurun jika dibandingkan dengan

triwulan atau tahun sebelumnya (Grafik 3.11).

Faktor pendorong utama yaitu kondisi global

ekonomi yang masih lesu sehingga investor

mencari alternatif investasi aset negara

berkembang dengan return dan risiko yang

berimbang. Kondisi dalam negeri sendiri turut

menarik masuknya investasi ke emerging

market. Selain itu, diimplementasikannya

sejumlah kebijakan melalui QE tahap tiga di

AS dan OMTs di Kawasan Euro dianggap

mampu mengurangi risiko di pasar keuangan

global sehingga mendorong investor untuk

menempatkan dananya pada aset yang lebih

berisiko dan memberikan imbal hasil yang lebih

tinggi.

Di tengah masih lemahnya ekonomiDi tengah masih lemahnya ekonomiDi tengah masih lemahnya ekonomiDi tengah masih lemahnya ekonomiDi tengah masih lemahnya ekonomi

negara G-3 dan relatif membaiknyanegara G-3 dan relatif membaiknyanegara G-3 dan relatif membaiknyanegara G-3 dan relatif membaiknyanegara G-3 dan relatif membaiknya

fundamental fundamental fundamental fundamental fundamental emerging markets,emerging markets,emerging markets,emerging markets,emerging markets, aset global aset global aset global aset global aset global

emerging marketemerging marketemerging marketemerging marketemerging market menjadi pilihan menarik. menjadi pilihan menarik. menjadi pilihan menarik. menjadi pilihan menarik. menjadi pilihan menarik. Hal

tersebut terlihat dari performa indikator pasar

Page 127: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

113

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

keuangan global emerging markets selama

triwulan laporan. Yield obligasi global

pemerintah dan korporasi Indonesia maupun

negara peers dan BRIC menurun, yang

menandakan semakin rendahnya biaya

pinjaman. Yield obligasi global milik

Pemerintah Indonesia dengan tenor 5, 10 dan

30 tahun masing-masing menurun sebesar

49,37 bps qoq, 62,88 bps qoq, dan 52,91 bps

qoq. Demikian pula dengan yield obligasi

global Pemerintah yang berskim syariah juga

menurun sebesar 56,27 bps qoq. Sementara

itu, yield obligasi global pemerintah yang

diterbitkan di Jepang, yaitu Samurai bond juga

menurun sebesar 20,33 bps qoq. Menurunnya

yield global pemerintah dan swasta

menunjukan kepercayaan investor atas kondisi

ekonomi Indonesia, sehingga secara umum

menurunkan tingkat risiko investasi.

Fundamental ekonomi Indonesia yangFundamental ekonomi Indonesia yangFundamental ekonomi Indonesia yangFundamental ekonomi Indonesia yangFundamental ekonomi Indonesia yang

dinilai kuat menambah keyakinan investordinilai kuat menambah keyakinan investordinilai kuat menambah keyakinan investordinilai kuat menambah keyakinan investordinilai kuat menambah keyakinan investor

untuk menjadikan Indonesia sebagai tempatuntuk menjadikan Indonesia sebagai tempatuntuk menjadikan Indonesia sebagai tempatuntuk menjadikan Indonesia sebagai tempatuntuk menjadikan Indonesia sebagai tempat

investasi.investasi.investasi.investasi.investasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia

diperkirakan melebihi 6,1% (2012) sedangkan

tahun 2013 diperkirakan semakin meningkat

menjadi 6,8%. Membaiknya fundamental

ekonomi Indonesia juga turut berdampak

positif bagi yield korporasi yang mengalami

penurunan masing-masing sebesar 60,86 bps

qoq (PLN), 85,14 bps qoq (Pertamina), 63,95

bps qoq (LPEI), 66,18 bps qoq (BNI»46),

sementara untuk PT Bakrie Telecom maupun

BUMI mengalami kenaikan masing-masing

sebesar 1081,70 bps qoq dan 119,38.

Yield Yield Yield Yield Yield obligasi global negara obligasi global negara obligasi global negara obligasi global negara obligasi global negara peers peers peers peers peers dandandandandan

BRIC juga mengalami penurunan masing-BRIC juga mengalami penurunan masing-BRIC juga mengalami penurunan masing-BRIC juga mengalami penurunan masing-BRIC juga mengalami penurunan masing-

masing sebesar 63,80 bps qoq (Philippina),masing sebesar 63,80 bps qoq (Philippina),masing sebesar 63,80 bps qoq (Philippina),masing sebesar 63,80 bps qoq (Philippina),masing sebesar 63,80 bps qoq (Philippina),

58,06 bps qoq (Peru), 57,08 bps qoq (Brazil),58,06 bps qoq (Peru), 57,08 bps qoq (Brazil),58,06 bps qoq (Peru), 57,08 bps qoq (Brazil),58,06 bps qoq (Peru), 57,08 bps qoq (Brazil),58,06 bps qoq (Peru), 57,08 bps qoq (Brazil),

13,25 bps qoq (China) dan 38,33 bps qoq13,25 bps qoq (China) dan 38,33 bps qoq13,25 bps qoq (China) dan 38,33 bps qoq13,25 bps qoq (China) dan 38,33 bps qoq13,25 bps qoq (China) dan 38,33 bps qoq

(India).(India).(India).(India).(India). Penurunan yield peers dan BRIC juga

mencerminkan makin menariknya kawasan

emerging market bagi para investor karena

ekonomi emerging market tetap resilien

terhadap krisis ekonomi yang masih terjadi.

Pergerakan yield ini semakin mengkonfirmasi

semakin terbatasnya ruang investasi pada aset

di negara maju terutama karena krisis yang

belum menunjukkan tanda berakhir.

Yield Filipina Peru Brazil China India

Trend (qoq) -63,8 -58,06 -57,08 -13,25 -38,33

Trend (yoy) -139,89 -159,61 -136,5 -2,84 -43,58

Yield Indo'14 (5thn) Indo'20 (10thn) Indo'38 (30thn) Samurai Bond Sukuk

Trend (qoq) -49,37 -62,88 -52,91 -20,33 -56,27

Trend (yoy) -42,27 -99,03 -89,98 -54,89 -57,57

Yield PLN Pertamina LPEI BNI '46 Bakrie Telecom BUMI

Trend (qoq) -60,86 -85,14 -63,95 -66,18 1081,7 119,38

Trend (yoy) -72,11 *) *) *) 2223,1 218,1

Page 128: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

114

Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia)

Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia)

Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia

%

1

2

3

4

5

6

7

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Sumber : Bloomberg

New INDO'14 (5 tahun) INDO'20 INDO'38

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

%%

3,00

5,00

7,00

9,00

11,00

13,00

15,00

17,00

19,00

21,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Bumi Capital PTE

Bakrie Telecom (rhs)

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Sumber : Bloomberg

%

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

6,50

Majapahit Hold LPEI Pertamina

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Yield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai Bond

Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Yield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global Bond Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, Peers Peers Peers Peers Peers dan BRICdan BRICdan BRICdan BRICdan BRIC

Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Yield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global Bond(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)

BNI'46

3,00

3,20

3,40

3,60

3,80

4,00

4,20

4,40

4,60

4,80

Apr Mei Jun Jul Ags Sep2012

Sumber : Bloomberg

TW 3TW 2

% %

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Samurai Bond (rhs)SUKUK (lhs)

% %

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

1,80

2,00

Philippina Peru Indonesia

India Brazil China (rhs)

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Page 129: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

115

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Performa Obligasi Global Negara-negara

Periferal Eropa

Secara umum program Secara umum program Secara umum program Secara umum program Secara umum program austerityausterityausterityausterityausterity

measuresmeasuresmeasuresmeasuresmeasures mulai terlihat berdampak kepada mulai terlihat berdampak kepada mulai terlihat berdampak kepada mulai terlihat berdampak kepada mulai terlihat berdampak kepada

pasar keuangan periferal. pasar keuangan periferal. pasar keuangan periferal. pasar keuangan periferal. pasar keuangan periferal. Yield surat utang

pemerintah maupun premi CDS sebagian

besar negara periferal menurun pada TW3-12

dibandingkan dengan TW2-12 (Grafik 3.13

dan Grafik 3.14). Keputusan ECB untuk

meluncurkan kebijakan Outright Monetary

Transactions (OMTs) guna menahan

peningkatan borrowing cost mendorong

sentimen positif pelaku pasar. Rencana

pembelian obligasi negara-negara yang

mengalami krisis di Kawasan Euro dalam

jumlah tak terbatas tersebut mulai dapat

menahan peningkatan yield obligasi beberapa

negara periferal. Lebih lanjut, keputusan

mahkamah konstitusi Jerman menyetujui

pemerintah Jerman memberikan bantuan

ekonomi untuk mengatasi krisis kawasan

Eropa melalui ESM (European Stability

Mechanism) meningkatkan keyakinan investor.

Di sisi lain, di tengah maraknya aksi unjuk rasa

menentang austerity program, implementasi

atas austerity program yang dilakukan oleh

para pemimpin negara-negara Eropa mulai

menunjukkan hasil positif dan seperti terlihat

pada perbaikan indikator pasar keuangan.

Performa Performa Performa Performa Performa Credit Default SwapCredit Default SwapCredit Default SwapCredit Default SwapCredit Default Swap

Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan yieldyieldyieldyieldyield

obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan peerspeerspeerspeerspeers

pada TW3-12 juga mengalami penurunan baikpada TW3-12 juga mengalami penurunan baikpada TW3-12 juga mengalami penurunan baikpada TW3-12 juga mengalami penurunan baikpada TW3-12 juga mengalami penurunan baik

dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-

11 (Grafik 3.12). 11 (Grafik 3.12). 11 (Grafik 3.12). 11 (Grafik 3.12). 11 (Grafik 3.12). Pada triwulan ini, premi CDS

Indonesia maupun peers (Filipina, Brazil, Peru

mengalami kinerja yang sangat baik jika

dibandingkan dengan TW2-12 maupun TW3-

11). Premi CDS mengalami penurunan masing-

masing sebesar 30,00 bps qoq (Indonesia)

29,50 bps qoq (Filipina), 14,25 bps qoq (Brazil)

dan 21,22 bps qoq (Peru). Penurunan ini

merefleksikan default risk negara emerging

market semakin menurun dan menjadikan

kawasan emerging market menjadi favourable

bagi para investor untuk menanamkan

investasinya.

Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan PeersGrafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan PeersGrafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan PeersGrafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan PeersGrafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan Peers

bps

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Peru Philippines Brazil Indonesia (rhs)

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Premi CDS Indonesia Filipina Brazil Peru

Trend (qoq) -30,00 -29,50 -14,25 -21,22

Trend (yoy) -4,45 -25,72 -15,87 -29,29

Page 130: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

116

tersebut, selama TW3-12 penerbitan obligasi

global korporasi di pasar internasional

meningkat cukup signifikan 40,5% (qoq)

menjadi USD790,4 miliar (Tabel 3.2).

Peningkatan terjadi baik pada obligasi korporasi

investment grade maupun high yield masing-

masing sebesar 33,9% dan 101,0% (qoq).

Pasar Obligasi Global Korporasi

Setelah mengalami penurunan padaSetelah mengalami penurunan padaSetelah mengalami penurunan padaSetelah mengalami penurunan padaSetelah mengalami penurunan pada

TW2-12, pasar obligasi global bergerakTW2-12, pasar obligasi global bergerakTW2-12, pasar obligasi global bergerakTW2-12, pasar obligasi global bergerakTW2-12, pasar obligasi global bergerak

menguat pada TW3-12 terutama di AS danmenguat pada TW3-12 terutama di AS danmenguat pada TW3-12 terutama di AS danmenguat pada TW3-12 terutama di AS danmenguat pada TW3-12 terutama di AS dan

Eropa. Eropa. Eropa. Eropa. Eropa. Risk appetite investor membaik seiring

langkah kebijakan longgar yang ditempuh

beberapa Bank Sentral1 untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan hal

Tabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi Global

Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Grafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGS

%%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Spanyol Irlandia Portugal Italia Yunani (Rhs)

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

bpsbps

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

1000

6000

11000

16000

21000

26000

31000

Sumber : Bloomberg

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Italia Spanyol Irlandia Portugal Yunani (Rhs)

1 Fedres melaksanakan program QE3 berupa pembelian mortgage-backed securities senilai USD40 miliar setiap bulan tanpa batas waktu.Bank of Japan meluncurkan program pembelian surat utang pemerintah yang sudah mencapai JPY55 triliun sampai dengan September2012. Sementara ECB mengumumkan program outright monetary transaction berupa pembelian surat utang pemerintah dari negara-negara bermasalah di kawasan Euro.

Yield Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

Trend (qoq) -289,69 -117,44 -15,69 29,37 -139,38

Trend (yoy) -259,79 -416,98 27,30 99,40 581,08

Premi CDS Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

Trend (qoq) -356,68 -185,15 -49,52 -61,69 6539,79

Trend (yoy) -298,69 -395,23 71,97 109,09 12103,01

q.t.q y.o.y(Miliar USD)

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 (%) (%)

Global investment grade corporate

Global high yield corporate

Total

2011 2012

Sumber: Thomson Reuters

TW2

770,0

100,0

870,0

618,7

106,7

725,4

424,8

33,1

457,9

445,2

38,3

483,5

821,9

106,7

928,6

507,4

55,1

562,5

60,0

234,1

72,6

33,9

101,0

-39,4

TW3

679,7

110,7

790,4

Page 131: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

117

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

PPPPPasar asar asar asar asar obligasiobligasiobligasiobligasiobligasi AS juga bergerak positif, AS juga bergerak positif, AS juga bergerak positif, AS juga bergerak positif, AS juga bergerak positif,

dipengaruhi peningkatan dipengaruhi peningkatan dipengaruhi peningkatan dipengaruhi peningkatan dipengaruhi peningkatan risk appetiterisk appetiterisk appetiterisk appetiterisk appetite investor investor investor investor investor

akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan quantitative easingquantitative easingquantitative easingquantitative easingquantitative easing yang yang yang yang yang

dilakukan Federal Reserve. dilakukan Federal Reserve. dilakukan Federal Reserve. dilakukan Federal Reserve. dilakukan Federal Reserve. Total penerbitan

obligasi korporasi pada TW3-12 meningkat

38,4% qoq menjadi USD338,6 miliar (Tabel

3.3). Peningkatan penerbitan obligasi tertinggi

terjadi pada obligasi high yield yaitu 90,7%

qoq menjadi USD92,6 miliar, sementara

penerbitan obligasi korporasi investment grade

hanya meningkat 25,4% qoq menjadi sebesar

USD246,0 miliar.

Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan risk appetite risk appetite risk appetite risk appetite risk appetite jugajugajugajugajuga

tercermin dari tren penurunan Markitt CDStercermin dari tren penurunan Markitt CDStercermin dari tren penurunan Markitt CDStercermin dari tren penurunan Markitt CDStercermin dari tren penurunan Markitt CDS

Index baik untuk obligasi Index baik untuk obligasi Index baik untuk obligasi Index baik untuk obligasi Index baik untuk obligasi investment gradeinvestment gradeinvestment gradeinvestment gradeinvestment grade

maupun maupun maupun maupun maupun high yieldhigh yieldhigh yieldhigh yieldhigh yield..... Markitt CDS Index

investment grade AS per September 2012

sebesar 504,4 bps menurun dari 586,6 bps di

Juni 2012. Sementara CDS high yield AS per

September 2012 sebesar 99,2 bps, turun dari

112,1 bps di Juni 2012 (Grafik 3.15). Hal ini

juga mengindikasikan risiko di pasar keuangan

yang semakin menurun.

Tren peningkatan penerbitan obligasiTren peningkatan penerbitan obligasiTren peningkatan penerbitan obligasiTren peningkatan penerbitan obligasiTren peningkatan penerbitan obligasi

korporasi di TW3-12 juga terjadi padakorporasi di TW3-12 juga terjadi padakorporasi di TW3-12 juga terjadi padakorporasi di TW3-12 juga terjadi padakorporasi di TW3-12 juga terjadi pada

beberapa negara di Kawasan Euro. beberapa negara di Kawasan Euro. beberapa negara di Kawasan Euro. beberapa negara di Kawasan Euro. beberapa negara di Kawasan Euro. Kebijakan

European Central Bank untuk membeli obligasi

telah meningkatkan optimisme investor dalam

jangka pendek. Namun demikian, optimisme

tersebut relatif tertahan karena masih

tingginya ketidakpastian penyelesaian krisis

utang Eropa. Penerbitan obligasi tertinggi

terutama terjadi pada obligasi investment

grade, sedangkan obligasi high yield

cenderung mengalami pertumbuhan negatif

kecuali di Spanyol dan Italia (Tabel 3.4).

Berbeda dengan di AS dan Eropa,Berbeda dengan di AS dan Eropa,Berbeda dengan di AS dan Eropa,Berbeda dengan di AS dan Eropa,Berbeda dengan di AS dan Eropa,

penerbitan obligasi di Asia dalam mata uangpenerbitan obligasi di Asia dalam mata uangpenerbitan obligasi di Asia dalam mata uangpenerbitan obligasi di Asia dalam mata uangpenerbitan obligasi di Asia dalam mata uang

G3 (USD, Euro dan JPY) pada TW3-12G3 (USD, Euro dan JPY) pada TW3-12G3 (USD, Euro dan JPY) pada TW3-12G3 (USD, Euro dan JPY) pada TW3-12G3 (USD, Euro dan JPY) pada TW3-12

melemah 14,7% (qoq) menjadi USD29,9melemah 14,7% (qoq) menjadi USD29,9melemah 14,7% (qoq) menjadi USD29,9melemah 14,7% (qoq) menjadi USD29,9melemah 14,7% (qoq) menjadi USD29,9

miliar. miliar. miliar. miliar. miliar. Di antara beberapa negara Asia,

penurunan penerbitan obligasi terutama

Tabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika Serikat

Grafik 3.15 Perkembangan CDSGrafik 3.15 Perkembangan CDSGrafik 3.15 Perkembangan CDSGrafik 3.15 Perkembangan CDSGrafik 3.15 Perkembangan CDSInvestment GradeInvestment GradeInvestment GradeInvestment GradeInvestment Grade dan dan dan dan dan High YieldHigh YieldHigh YieldHigh YieldHigh Yield di AS dan Eropa di AS dan Eropa di AS dan Eropa di AS dan Eropa di AS dan Eropa

bps

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

20122011

Peru Filipina Brazil Indonesia (rhs)

TW 3 TW 1TW 4 TW 2

Sumber : Bloomberg

q,t,q y,o,y(Miliar USD)

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 (%) (%)

US investment grade corporate

US high yield corporate

Total

2011 2012

Sumber: Thomson Reuters

TW2

183,5

82,2

265,7

264,5

77,8

342,3

156,0

27,0

183,0

144,0

34,4

178,4

294,2

89,6

383,8

196,1

48,6

244,7

TW3

246,0

92,6

338,6

25,4

90,7

38,4

57,7

243,1

85,0

Page 132: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

118

terjadi di China dan Rusia, sementara Brazil,

India, dan Afrika Selatan mencatat

pertumbuhan relatif tinggi. Penurunan

penerbitan obligasi di Asia merupakan

implikasi dari ketidakpastian kebijakan

penanganan krisis utang Eropa serta

pelemahan ekonomi Cina2 yang berdampak

pada kinerja ekspor negara Asia (Tabel 3.5 dan

3.6). Berdasarkan penerbitnya, penerbitan

obligasi global Asia didominasi korporasi sektor

keuangan, persewaan, dan jasa keuangan.

Dampak dari stimulus yang diluncurkanDampak dari stimulus yang diluncurkanDampak dari stimulus yang diluncurkanDampak dari stimulus yang diluncurkanDampak dari stimulus yang diluncurkan

beberapa bank sentral global belumbeberapa bank sentral global belumbeberapa bank sentral global belumbeberapa bank sentral global belumbeberapa bank sentral global belum

berdampak signifikan pada pasar obligasiberdampak signifikan pada pasar obligasiberdampak signifikan pada pasar obligasiberdampak signifikan pada pasar obligasiberdampak signifikan pada pasar obligasi

korporasi Indonesia. korporasi Indonesia. korporasi Indonesia. korporasi Indonesia. korporasi Indonesia. Korporasi belum

melakukan respon dan cenderung bersikap

wait and see, tercermin dari nihilnya

penerbitan obligasi global korporasi Indonesia

selama TW3-12. . . . . Kondisi serupa juga dialami

oleh pasar domestik dimana penerbitan

obligasi turun sebesar 59,7% (qoq)

dibandingkan TW2-12.

2 Menurut National Bureau of Statistics of China, pertumbuhan perekonomian China pada TW3-12 sebesar 7,7% (yoy) atau melambat dari7,8% yoy di TW2-12.

Tabel 3.4 Penerbitan Obligasi Beberapa Negara di EropaTabel 3.4 Penerbitan Obligasi Beberapa Negara di EropaTabel 3.4 Penerbitan Obligasi Beberapa Negara di EropaTabel 3.4 Penerbitan Obligasi Beberapa Negara di EropaTabel 3.4 Penerbitan Obligasi Beberapa Negara di Eropa

Tabel 3.5. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.5. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.5. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.5. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.5. Penerbitan Obligasi di Asia

Tabel 3.6 Penerbitan Obligasi Global Beberapa Negara Tabel 3.6 Penerbitan Obligasi Global Beberapa Negara Tabel 3.6 Penerbitan Obligasi Global Beberapa Negara Tabel 3.6 Penerbitan Obligasi Global Beberapa Negara Tabel 3.6 Penerbitan Obligasi Global Beberapa Negara EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging

q.t.q y.o.y

(%) (%)

Asia G3 Currency Bond 22,6 29,9 10,7 13,0

2011(Miliar USD)

Sumber: Thomson Reuters

41,2 -14,8 17,4

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2

35,1

TW3

29,9

q,t,q y,o,y(Miliar USD)

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 (%) (%)2011 2012

Sumber: Bloomberg

TW2

2010

TW1 TW2 TW3 TW4

Brazil

Russia

India

China

South Africa

TW3

9,3

0,0

2,1

0,0

2,0

13,4

7,4

9,0

0,8

0,0

0,0

17,2

7,8

0,0

2,6

0,4

0,0

10,8

3,5

0,0

2,9

0,0

0,0

6,5

6,3

0,0

22,5

0,0

4,2

32,9

9,3

0,0

2,2

0,3

0,7

12,5

0,5

0,0

1,1

0,0

0,0

1,6

2,4

0,0

0,0

0,0

0,0

2,4

8,5

3,5

1,4

0,3

1,9

15,5

5,3

7,4

3,3

0,2

0,0

16,1 21,5

8,9

3,9

6,2

0,1

2,4

33,5

69,3

-47,0

86,7

-39,2

100,0

1.253,0

1.606,2

100,0

490,5

471,4

100,0

q.t.q y.o.y q.t.q y.o.y(Miliar USD)

(%) (%) (%) (%)

High YieldInvestment Grade

Sumber : Bloomberg

TW3-11 TW4-11 TW1-11 TW2-12 TW3-12 TW3-11 TW4-11 TW1-11 TW2-12 TW3-12

Inggris

Irlandia

Jerman

Spanyol

5,7

0,1

8,3

0,2

22,5

20,0

0,0

7,0

1,4

32,8

19,5

1,3

21,3

0,5

52,3

19,8

1,0

11,4

0,3

40,8

17,6

3,0

14,0

0,6

47,0

-10,9

200,0

22,8

100,0

15,3

210,9

5.900,0

68,5

200,0

108,5

2,5

2,6

3,4

0,0

9,2

2,1

0,9

0,7

0,0

5,4

10,8

4,5

1,3

1,4

24,9

3,6

4,7

4,9

0,0

14,8

2,3

3,2

1,8

0,2

10,9

-35,7

-31,6

-63,4

100,0

-26,4

-6,3

25,4

-47,7

100,0

17,9

Italy 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 2,8 2.608,6 100,0

Perancis 8,3 4,4 9,7 8,3 11,8 42,0 41,9 0,8 1,6 6,9 1,5 0,6 -61,0 -23,1

Page 133: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

119

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.16 Perbandingan Penerbitan Obligasi Domestik dan Internasional Korporasi IndonesiaGrafik 3.16 Perbandingan Penerbitan Obligasi Domestik dan Internasional Korporasi IndonesiaGrafik 3.16 Perbandingan Penerbitan Obligasi Domestik dan Internasional Korporasi IndonesiaGrafik 3.16 Perbandingan Penerbitan Obligasi Domestik dan Internasional Korporasi IndonesiaGrafik 3.16 Perbandingan Penerbitan Obligasi Domestik dan Internasional Korporasi Indonesia

Sepanjang TW3-12 pergerakan Sepanjang TW3-12 pergerakan Sepanjang TW3-12 pergerakan Sepanjang TW3-12 pergerakan Sepanjang TW3-12 pergerakan yieldyieldyieldyieldyield

obligasi global beberapa korporasi Indonesiaobligasi global beberapa korporasi Indonesiaobligasi global beberapa korporasi Indonesiaobligasi global beberapa korporasi Indonesiaobligasi global beberapa korporasi Indonesia

menunjukkan tren yang beragam. menunjukkan tren yang beragam. menunjukkan tren yang beragam. menunjukkan tren yang beragam. menunjukkan tren yang beragam. Yield obligasi

perusahaan BUMN [Majapahit Holding (anak

perusahaan PLN), Pertamina, dan Lembaga

Pembiayaan Ekspor Indonesia] cenderung

menurun seiring dengan perbaikan kinerja

perusahaan dan dukungan dari pemerintah.

Namun, di sisi lain yield obligasi non BUMN

cenderung meningkat terutama pada Bumi

Capital.

Pada TW4-12, korporasi IndonesiaPada TW4-12, korporasi IndonesiaPada TW4-12, korporasi IndonesiaPada TW4-12, korporasi IndonesiaPada TW4-12, korporasi Indonesia

diperkirakan akan memanfaatkan pelebarandiperkirakan akan memanfaatkan pelebarandiperkirakan akan memanfaatkan pelebarandiperkirakan akan memanfaatkan pelebarandiperkirakan akan memanfaatkan pelebaran

interest rate differential interest rate differential interest rate differential interest rate differential interest rate differential akibat kebijakanakibat kebijakanakibat kebijakanakibat kebijakanakibat kebijakan

longgar bank sentral negara maju denganlonggar bank sentral negara maju denganlonggar bank sentral negara maju denganlonggar bank sentral negara maju denganlonggar bank sentral negara maju dengan

menerbitkan obligasi global. menerbitkan obligasi global. menerbitkan obligasi global. menerbitkan obligasi global. menerbitkan obligasi global. Beberapa

perusahaan akan mencari pendanaan melalui

penerbitan surat berharga di pasar internasional

untuk menutupi kebutuhan investasi dan

refinancing utang yang akan jatuh tempo.

Perusahaan juga akan memanfaatkan

kesempatan tersebut untuk melakukan debt

switch dengan mencari pembiayaan yang lebih

murah.....

Sumber : Bloomberg, data SIUL-BI dan berbagai sumber, data diolah

Miliar USD

4

3

2

1

0

4

3

2

1

0

Jumlah PT

2010 2011 2012Tw2 Tw3 Tw4 Tw2 Tw3 Tw4Tw1 Tw2 Tw3Tw1*

Nilai Obligasi Jumlah PT

3,00

0,52

1,51

0,31

1,80

1,00 1,11

0,02

(Miliar USD) Jumlah PT

0

1

2

3

4

0

2

4

6

8

10

12

14

16Obligasi Global-Nilai (lhs)

Obligasi Domestik-Nilai (lhs)

Obligasi Global-Jumlah PT (rhs)

Obligasi Domestik-Jumlah PT (rhs)

TW3 TW4 TW1 TW2 TW32011 2012

-

1,001,11

3,00

0,020,33

1,29

0,98 0,90

2,22

Sumber : Bloomberg, data SIUL-BI dan berbagai sumber, data diolah

Grafik 3.17 Grafik 3.17 Grafik 3.17 Grafik 3.17 Grafik 3.17 YieldYieldYieldYieldYield Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

PLN (Rhs)

Pertamina

LPEI

2011Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

2012

Sumber : Bloomberg

%%

3,00

5,00

7,00

9,00

11,00

13,00

15,00

17,00

19,00

21,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00Bumi Capital PTE

Bakrie Telecom (rhs)

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 134: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

120

A.3 Pasar Keuangan Syariah

Pada triwulan ketiga 2012 kinerja pasar

keuangan syariah menunjukkan perbaikan di

tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global

dan krisis utang Eropa. Perkembangan sukuk

global, indikator performa pasar sukuk, pasar

saham syariah, dan takaful secara umum

menunjukkan performa yang semakin baik.

Kondisi tersebut berimbas ke pasar sukuk

dalam level yang terbatas. Oleh karena itu, di

tengah keterbatasan instrumen yang dinilai

aman, investasi di pasar keuangan syariah

menjadi alternatif yang menarik. Malaysia

masih menjadi leader dalam pasar keuangan

syariah. Sehubungan dengan hal ini, di tengah

membaiknya fundamental ekonomi Indonesia,

perlu dikerahkan upaya untuk mendorong

perkembangan yang lebih besar pada pasar

keuangan syariah. Peran pemerintah sangat

menentukan dalam hal ini. Bukan hanya untuk

memanfaatkan pembiayaan syariah dalam

pembangunan proyek-proyek infrastruktur,

tetapi juga untuk memperdalam pasar

keuangan syariah domestik. Untuk tujuan

kedua ini, peningkatan penerbitan pemerintah

baik di dalam negeri maupun di luar negeri

diharapkan dapat menjadi pendorong bagi

sektor swasta Indonesia untuk juga

mengandalkan pembiayaan syariah dalam

kegiatan usaha.

Perkembangan Pasar Sukuk (Islamic Bonds

Market)

Pasar sukuk menunjukkan peningkatanPasar sukuk menunjukkan peningkatanPasar sukuk menunjukkan peningkatanPasar sukuk menunjukkan peningkatanPasar sukuk menunjukkan peningkatan

yang tinggi sejak TW4-10 hingga TW3-12.yang tinggi sejak TW4-10 hingga TW3-12.yang tinggi sejak TW4-10 hingga TW3-12.yang tinggi sejak TW4-10 hingga TW3-12.yang tinggi sejak TW4-10 hingga TW3-12.

Total penerbitan sukuk untuk TW3-12

mengalami pertumbuhan 3,84% menjadi

USD38,49 miliar dari sebelumnya USD37,07

miliar (TW2-12). Dibandingkan tahun lalu,

penerbitan sukuk mengalami pertumbuhan

sebesar 113,36% dengan total penerbitan

sukuk TW3-11 hanya sebesar USD18,04 miliar

(Grafik 3.18)

Kenaikan sebesar USD1,4 miliar (qoq)Kenaikan sebesar USD1,4 miliar (qoq)Kenaikan sebesar USD1,4 miliar (qoq)Kenaikan sebesar USD1,4 miliar (qoq)Kenaikan sebesar USD1,4 miliar (qoq)

dan USD20,45 miliar (yoy) pada TW3-12dan USD20,45 miliar (yoy) pada TW3-12dan USD20,45 miliar (yoy) pada TW3-12dan USD20,45 miliar (yoy) pada TW3-12dan USD20,45 miliar (yoy) pada TW3-12

tersebut menunjukkan pasar sukuk masihtersebut menunjukkan pasar sukuk masihtersebut menunjukkan pasar sukuk masihtersebut menunjukkan pasar sukuk masihtersebut menunjukkan pasar sukuk masih

menarik minat para investor menarik minat para investor menarik minat para investor menarik minat para investor menarik minat para investor (Grafik 3.20).

Secara agregat pertumbuhan total penerbitan

sukuk pada tahun 2012 telah mencapai

USD112,80 miliar, meningkat 47,01% atau

setara dengan USD36,07 miliar jika

dibandingkan dengan total penerbitan sukuk

pada tahun 2011 yang hanya sebesar

USD76,73 miliar. Total aggregate penerbitan

sukuk mulai tahun 1990 hingga 2012

mencapai USD390,04 miliar3 (Grafik 3.19).

Pertumbuhan di atas menunjukan bahwa

instrumen sukuk masih menjadi investasi yang

Grafik 3.18 Penerbitan Sukuk Global per TriwulanGrafik 3.18 Penerbitan Sukuk Global per TriwulanGrafik 3.18 Penerbitan Sukuk Global per TriwulanGrafik 3.18 Penerbitan Sukuk Global per TriwulanGrafik 3.18 Penerbitan Sukuk Global per Triwulan

Miliar USD Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00Total Nilai Penerbitan (lhs)

Rata-rata Nilai per Penerbitan (rhs)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

37,2 37,138,5

1,14,0 2,9 2,7

9,1

4,6 4,4

9,16,2

18,8

11,310,3

4,27,4

3,60,6 1,7

6,7

12,09,5

6,1

15,317,2

14,215,616,5

18,0

26,6

3 Data IFIS diolah

Page 135: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

121

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

favorable, dan menjadi alternatif raising fund

bagi para investor. Di tengah kondisi AS dan

Eropa yang masih lemah, setidaknya investor

mempunyai cadangan penempatan dana.

Demikian pula untuk issuer, alternatif sukuk

menjadi alternatif pembiayaan baru. Namun

demikian, magnitude pertumbuhan tersebut

masih perlu terus dikembangkan sehingga

tidak hanya menjadi cadangan penempatan

dana bagi investor dan bagi issuer, tetapi

diharapkan dapat menjadi penempatan

utama.

Secara triwulanan, total nilai penerbitanSecara triwulanan, total nilai penerbitanSecara triwulanan, total nilai penerbitanSecara triwulanan, total nilai penerbitanSecara triwulanan, total nilai penerbitan

pada TW3-12 merupakan nilai tertinggi pada TW3-12 merupakan nilai tertinggi pada TW3-12 merupakan nilai tertinggi pada TW3-12 merupakan nilai tertinggi pada TW3-12 merupakan nilai tertinggi jikajikajikajikajika

dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan nilai penerbitan pada TW3nilai penerbitan pada TW3nilai penerbitan pada TW3nilai penerbitan pada TW3nilai penerbitan pada TW3

dalam periode tahun 1990-2012 (Grafik 3.20).dalam periode tahun 1990-2012 (Grafik 3.20).dalam periode tahun 1990-2012 (Grafik 3.20).dalam periode tahun 1990-2012 (Grafik 3.20).dalam periode tahun 1990-2012 (Grafik 3.20).

Dengan perkembangan itu diperkirakan total

penerbitan sukuk global selama tahun 2012

akan kembali melampaui total penerbitan

tertinggi untuk periode 1990-2012. Penerbitan

sukuk yang telah melampui angka USD38

miliar merupakan pencapaian tertinggi pada

TW3-12 (tertinggi di periode 1990-2012),

menjadikan kondisi pasar sukuk merupakan

prospek yang amat positif selama 2012.

Dengan melihat kinerja yang ada, diharapkan

di ke depannya pasar sukuk mampu menjadi

alternatif sumber financing dengan tingkat

return yang kompetitif.

Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,

penerbitan sukuk pada TW3-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW3-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW3-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW3-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW3-12 masih tetap

didominasi oleh pemerintah (Grafik 3.21). didominasi oleh pemerintah (Grafik 3.21). didominasi oleh pemerintah (Grafik 3.21). didominasi oleh pemerintah (Grafik 3.21). didominasi oleh pemerintah (Grafik 3.21). Hal

ini menunjukkan masih terbatasnya

pemahaman korporasi tentang sukuk yang

menyebabkan ketertarikan untuk menerbitkan

sukuk menjadi kurang.

Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Penerbitan Sukuk Global Hingga TW3 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW3 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW3 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW3 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW3 per Tahun

Grafik 3.20Grafik 3.20Grafik 3.20Grafik 3.20Grafik 3.20Penerbitan Sukuk Global per Tahun (Q3 per tahun)Penerbitan Sukuk Global per Tahun (Q3 per tahun)Penerbitan Sukuk Global per Tahun (Q3 per tahun)Penerbitan Sukuk Global per Tahun (Q3 per tahun)Penerbitan Sukuk Global per Tahun (Q3 per tahun)

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

05.000

10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.00065.00070.00075.00080.00085.00090.00095.000

100.000105.000110.000115.000

31 860 336 813 2.504 5.817 6.985 10.758

27.167

46.650

15.773

29.885

52.930

76.734

112.807

1990 1996 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Juta USD

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

2.9244.382

11.338

3.630

12.002

17.22418.043

38.496

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik 3.21 Komposisi Grafik 3.21 Komposisi Grafik 3.21 Komposisi Grafik 3.21 Komposisi Grafik 3.21 Komposisi Issuer Issuer Issuer Issuer Issuer Sukuk TW3-11Sukuk TW3-11Sukuk TW3-11Sukuk TW3-11Sukuk TW3-11

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

Sovereign

Corporate

Quasi Sovereign

0 10000 20000 30000

26632.38

9554,6

2309,27

Page 136: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

122

Secara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yang

menerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar pada

TW3-12 adalah TW3-12 adalah TW3-12 adalah TW3-12 adalah TW3-12 adalah Government, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking and

Financial Credit Intermediation,Financial Credit Intermediation,Financial Credit Intermediation,Financial Credit Intermediation,Financial Credit Intermediation,

Telecommunication, Real estate &Telecommunication, Real estate &Telecommunication, Real estate &Telecommunication, Real estate &Telecommunication, Real estate &

Construction Property dan Energy Construction Property dan Energy Construction Property dan Energy Construction Property dan Energy Construction Property dan Energy (Grafik(Grafik(Grafik(Grafik(Grafik

3.22)3.22)3.22)3.22)3.22)4..... Komposisi lima sektor utama tersebut

tidak jauh berbeda dengan komposisi lima

sektor yang menerbitkan sukuk dengan nilai

terbesar pada TW2-12. Pada TW3-12, dan

mayoritas penerbitan dari kelima sektor

terbesar tersebut masih didominasi oleh sukuk

yang diterbitkan oleh pemerintah dan

perusahaan dari Malaysia mengingat Malaysia

berlandaskan ekonomi syariah.

Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,

empat struktur utama yang paling diminatiempat struktur utama yang paling diminatiempat struktur utama yang paling diminatiempat struktur utama yang paling diminatiempat struktur utama yang paling diminati

oleh para oleh para oleh para oleh para oleh para issuer issuer issuer issuer issuer dalam menerbitkan sukukdalam menerbitkan sukukdalam menerbitkan sukukdalam menerbitkan sukukdalam menerbitkan sukuk

pada TW3-pada TW3-pada TW3-pada TW3-pada TW3-12 adalah Murabahah, Al-Ijarah, Al12 adalah Murabahah, Al-Ijarah, Al12 adalah Murabahah, Al-Ijarah, Al12 adalah Murabahah, Al-Ijarah, Al12 adalah Murabahah, Al-Ijarah, Al

Musharakah dan sukuk Bai»Bithaman AjilMusharakah dan sukuk Bai»Bithaman AjilMusharakah dan sukuk Bai»Bithaman AjilMusharakah dan sukuk Bai»Bithaman AjilMusharakah dan sukuk Bai»Bithaman Ajil

(BBA). (BBA). (BBA). (BBA). (BBA). Apabila dibandingkan dengan TW2-12,

sukuk Murabahah mengalami pertumbuhan

77,63% dari USD13,68 miliar (TW2-12) atau

setara USD10,62 miliar. Untuk sukuk Al Ijarah

dan Al Mushakarah meningkat 43,99%

(setara USD 2,7 miliar) dan 121,70% (setara

USD1,5 miliar). Sementara untuk sukuk

dengan jenis Bai» Bithaman Ajil (BBA)

mengalami pertumbuhan yang negatif -

55,51% atau setara USD1,5 miliar dari

sebelumnya USD2,55 miliar.

Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,

kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi leadingleadingleadingleadingleading

player player player player player di pasar sukuk (Grafik 3.26di pasar sukuk (Grafik 3.26di pasar sukuk (Grafik 3.26di pasar sukuk (Grafik 3.26di pasar sukuk (Grafik 3.26))))). . . . . Penerbitan

sukuk global pada TW3 2012 masih

didominasi oleh Malaysia. Sementara

berdasarkan tempat listing (market issuance),

penerbitan sukuk pada TW3-12 mayoritas

masih dilakukan di pasar domestik (Grafik

3.24). Dari sisi mata uang (currency issuance),

currency utama yang digunakan dalam4 Sektor other merupakan sektor gabungan dari sektor-sektor

≈undefined∆

Grafik 3.22 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per Sektor

Juta USD

100000

10000

1000

100

10

1

Sumber : IFIS, diolah

Stell M

anuf

actu

ring

Gove

rnmmen

t Sec

tor

Bank

ing, F

inanc

ial In

stitu

tion

Telec

ommun

icatio

ns

Real

Estat

e, Co

nstru

ction

, Prop

erty

Energ

yTra

nspo

rtatio

n

Oil a

nd G

asUn

defin

ed

Healt

h Care

Servi

ces

Wate

r & fo

r Pow

erAg

ricult

ure IT

Electr

ic Pro

ducts

Man

ufac

turin

gGo

ld &

Jewelr

y

26.63

5,90

3.581

,83

2.694

,11

1.490

,10

1.291

,77

533,8

1

320,8

9

308,1

9

188,5

2

83,01

63,19

48,72

17,85

9,61

6,29

Grafik 3.23 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per Jenis

Murabahah63.16%

Al Ijarah23.60%

Al Musharakah7.13%

Mudharabah0.37%

Sukuk Alwaka0.84%

Al salam0.39%

Bainah0.42%

Istisna'1.14%

BBA2.95%

Sumber : IFIS, diolah

Page 137: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

123

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

penerbitan sukuk pada TW3-12 adalah MYR,

seiring dengan dominasi Malayasia terhadap

penerbitan sukuk global yaitu sebesar 77,12%

atau senilai USD29,68 miliar.

Perkembangan Indikator Performa Pasar

Sukuk (Islamic Bonds Market Indicator)

Perkembangan indikator performaPerkembangan indikator performaPerkembangan indikator performaPerkembangan indikator performaPerkembangan indikator performa

pasar sukpasar sukpasar sukpasar sukpasar sukuk cenderung membaik selama TW3-uk cenderung membaik selama TW3-uk cenderung membaik selama TW3-uk cenderung membaik selama TW3-uk cenderung membaik selama TW3-

12. 12. 12. 12. 12. Indikator pasar sukuk global yang

direpresentasikan oleh HSBC/NASDAQ Dubai

Grafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market Issuance

Sumber : IFIS, diolah

International21,03%

Domestic78,97%

Grafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency Issuance

Grafik 3.26 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.26 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.26 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.26 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.26 Penerbitan Sukuk per Kawasan

Grafik 3.27 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.27 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.27 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.27 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.27 Penerbitan Sukuk per Negara

Sumber : IFIS, diolah

BHD1.86%

BND0.61% CNY

2.60%

GMD0.03%

IDR0.03%

MYR77.12%

SAR0.69%

SGD0.17%

USD16.88%

Sumber : IFIS, diolah

Timur Tengah

Asia80,53%

12,25%

Afrika0,03%

Eropa4,59% Amerika

2,60%

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

0 10000 20000 30000 40000

Malaysia

Qatar

Turkey

Cayman Islands

Bahrain

Virgin Islandsº

Singapore

Bruneiº

Kazakhstan

Indonesia

Gambia

30421,99

4000

1500

1000

716,76

266,61

253,81

236,74

76,71

13,08

10,55

Grafik 3.28 Indeks SukukGrafik 3.28 Indeks SukukGrafik 3.28 Indeks SukukGrafik 3.28 Indeks SukukGrafik 3.28 Indeks Sukuk

2,7

2,9

3,1

3,3

3,5

3,7

3,9

4,1

4,3

90

92

94

96

98

100

102

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Yield Sukuk benchmark (lhs) Price (rhs)

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Page 138: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

124

Grafik 3.29 Total Return SukukGrafik 3.29 Total Return SukukGrafik 3.29 Total Return SukukGrafik 3.29 Total Return SukukGrafik 3.29 Total Return Sukuk

US Dollar Sukuk Index (SKBI)5, yaitu yield, price

dan total return, serta sukuk benchmark pada

TW3-12 menunjukan kinerja yang baik jika

dibandingkan kinerja pada kuartal sebelumnya

(Grafik 3.28 & 3.29). Hal ini tentunya

merefleksikan imbal hasil yang semakin

menjanjikan atas investasi pada instrumen

sukuk sehingga menarik para investor untuk

membeli sukuk yang diterbitkan di dalam pasar

sukuk global.

Perkembangan Pasar Saham Syariah

(Islamic Equity Market)

Selama TW3-12, sama halnya denganSelama TW3-12, sama halnya denganSelama TW3-12, sama halnya denganSelama TW3-12, sama halnya denganSelama TW3-12, sama halnya dengan

pasar sukuk global, pasar saham syariah jugapasar sukuk global, pasar saham syariah jugapasar sukuk global, pasar saham syariah jugapasar sukuk global, pasar saham syariah jugapasar sukuk global, pasar saham syariah juga

menunjukkan perkembangan positif. menunjukkan perkembangan positif. menunjukkan perkembangan positif. menunjukkan perkembangan positif. menunjukkan perkembangan positif. Hal ini

tercermin dari tren dari pergerakan indeks

saham dan kapitalisasi pasar saham baik yang

terjadi di Indonesia (Jakarta Islamic Index/JII)

maupun global (Dow Jones Islamic Market

5 HSBC-DIFX Sukuk Index (SKBI) merupakan replika dari returnbeberapa benchmark portfolio sukuk dari emerging countries,dalam mata uang USD/ GBP/ JPY/ EUR dalam bentuk vanilla sukukdengan suku bunga fixed atau floating.

Index/DJIM). Indeks JII pada kuartal ini

meningkat, yaitu dari 553,52 (rata-rata TW2-

12) menjadi 575,48 (rata-rata TW3-12) atau

meningkat sebesar 3,97%, sedangkan DJIM

(Dow Jones Islamic Market) juga mengalami

pertumbuhan positif dari 2161,85 (rata-rata

TW2-12) menjadi 2221,63 (rata-rata TW3-12)

atau meningkat sebesar 2,77% (Grafik 3.30).

Kenaikan ini cukup signifikan mengingat pada

triwulan sebelumnya JII mengalami penurunan

sebesar 1,92%, sedangkan DJIM juga

mengalami penurunan sebesar 3,27%.

125,00

127,00

129,00

131,00

133,00

135,00

137,00

139,00

141,00

143,00

145,00

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Yield Sukuk benchmark (lhs)

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Grafik 3.30 Grafik 3.30 Grafik 3.30 Grafik 3.30 Grafik 3.30 Islamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity Index

Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Global Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity Index

Sumber : Bloomberg

430

450

470

490

510

530

550

570

590

610

630

1700

1800

1900

2000

2100

2200

2300

2400

Jakarta Islamic Index (lhs) Dow Jones Islamic Market (rhs)

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

Sumber : Bloomberg

3000

3200

3400

3600

3800

4000

4200

4400

9500

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

Jakarta Composite Index (lhs) Dow Jones Industrial Avg. (rhs)

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Page 139: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

125

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

B. PASAR VALUTA ASING

Pasar keuangan global sepanjang TW3-

12 masih cenderung volatile. Mayoritas mata

uang global secara rata-rata masih

terdepresiasi terhadap USD. Pasang surut

ekspektasi investor global terhadap kebijakan

lanjutan yang akan ditempuh baik oleh The

Fed maupun ECB untuk terus mendorong

perekonomian dan menahan pemburukan

lebih lanjut mewarnai pasar keuangan global

dan pergerakan pasar valas. Di negara maju,

mata uang Euro masih melanjutkan depresiasi

seiring dengan berlanjutnya krisis di kawasan

tersebut. Sementara di Jepang, aksi flight to

quality menjadi pendorong terjadinya apresiasi

Yen. Di emerging Asia, China Yuan, Rupee

India dan Rupiah Indonesia mengalami

depresiasi terbesar. Kekhawatiran adanya

≈hard landing∆ di China, fundamental yang

masih buruk di India, serta kekhawatiran

perlambatan ekspor di tengah impor yang

masih tinggi di Indonesia menjadi faktor dibalik

pelemahan nilai tukar di negara tersebut. Di

sisi lain, kondisi fundamental makro Singapura

dan Malaysia yang masih relatif baik serta

dukungan penuh Pemerintah di kedua negara

tersebut untuk terus mendorong ekonomi

domestik mampu mendorong sentimen positif

investor untuk terus memegang aset-aset

dalam denominasi Dollar Singapura dan

Ringgit Malaysia.

Selama TW3-12, mata uang globalSelama TW3-12, mata uang globalSelama TW3-12, mata uang globalSelama TW3-12, mata uang globalSelama TW3-12, mata uang global

bergerak variatif terhadap USD (Tabel 3.7).bergerak variatif terhadap USD (Tabel 3.7).bergerak variatif terhadap USD (Tabel 3.7).bergerak variatif terhadap USD (Tabel 3.7).bergerak variatif terhadap USD (Tabel 3.7).

Kondisi ekonomi global yang melambat dan

masih penuh ketidakpastian serta pasang surut

keputusan stimulus lanjutan The Fed dan

kebijakan Outright Monetary Transaction

(OMT), menyebabkan tarik menarik antara

sentimen negatif dan sentimen positif di pasar

keuangan global (perilaku risk on dan risk off

investor). Namun demikian, secara rata-rata

triwulanan nilai tukar USD Trade Weight Index

(TWI) terhadap mata uang utama dunia lainnya

(major currencies) masih menguat tipis 0,2%

qoq (rata-rata triwulanan), sementara terhadap

Grafik 3.32 Grafik 3.32 Grafik 3.32 Grafik 3.32 Grafik 3.32 Total Return Islamic EquityTotal Return Islamic EquityTotal Return Islamic EquityTotal Return Islamic EquityTotal Return Islamic Equity

Grafik 3.33 Grafik 3.33 Grafik 3.33 Grafik 3.33 Grafik 3.33 Market CapitalizationMarket CapitalizationMarket CapitalizationMarket CapitalizationMarket Capitalization

%

Sumber : Bloomberg

-9,00

-6,00

-3,00

0,00

3,00

6,00

9,00

12,00

JII 0,00 -4,27 -1,61 4,59 5,31 6,78 4,99 -6,16 -0,57 4,46 2,90 7,86

DJIM 0 -1,79 -2,79 3,21 8,31 8,49 7,59 -1,7 2,08 3,96 6,67 10,09

TW 4 TW 2TW 1 TW 3

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep2011 2012

IDR Miliar

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW 2 TW32010 2011 2012

JII

JCI

1.00

3.55

0

948,

505

1.08

8.78

2

1.13

4.63

2

1.09

6.43

2

1.30

5.65

9

1.19

9.95

7

1.41

4.98

4

1.45

0.25

9

1.49

7.99

1

1.65

3.93

2

2.26

3.07

4

2.40

0.97

6

2.91

9.40

2

3.24

7.09

7

3.27

9.80

1

3.49

8.06

9

3.21

0.81

1

3.53

7.29

4

3.87

7.54

2

3.72

9.90

0

4.02

7.75

0

Page 140: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

126

Grafik 3.34 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.34 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.34 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.34 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.34 US Nominal Trade Weighted Index(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100

mitra dagang utama AS (broad currencies)

cenderung stabil (Grafik 3.34)6.

Di negara maju, mata uang Euro masihDi negara maju, mata uang Euro masihDi negara maju, mata uang Euro masihDi negara maju, mata uang Euro masihDi negara maju, mata uang Euro masih

mengalami depresiasi terhadap USD (Grafikmengalami depresiasi terhadap USD (Grafikmengalami depresiasi terhadap USD (Grafikmengalami depresiasi terhadap USD (Grafikmengalami depresiasi terhadap USD (Grafik

3.35).3.35).3.35).3.35).3.35). Baik secara triwulanan maupun

tahunan, nilai EUR/USD mengalami

pelemahan, yaitu turun 2,6% qoq dan 12,9%

yoy mencapai level EUR0,78/USD di akhir

periode laporan. Meski di akhir triwulan

cenderung menguat sebagai dampak

kebijakan OMT, namun secara keseluruhan

triwulan (rata-rata) mata uang Euro masih

terdepresiasi. Profil risiko Kawasan Euro

khususnya di pasar obligasi yang masih tinggi

menjadi faktor dibalik perkembangan tersebut.

Sementara itu, Yen cenderung menguat 1,8%

qoq meski masih di bawah level 2011 dan

berada di kisaran Yen78,62/USD selama rata-

rata triwulan laporan. Adanya perilaku flight

to quality seiring dengan kekhawatiran

meningkatnya rasio utang publik dan defisit

neraca perdagangan menjadi pendorong

penguatan Yen. Hal ini juga tercermin dari

terus menurunnya yield obligasi Jepang yang

tergolong sebagai safe haven asset.

Di negara utama Asia seperti China danDi negara utama Asia seperti China danDi negara utama Asia seperti China danDi negara utama Asia seperti China danDi negara utama Asia seperti China dan

India, mata uangnya cenderung terdepresiasiIndia, mata uangnya cenderung terdepresiasiIndia, mata uangnya cenderung terdepresiasiIndia, mata uangnya cenderung terdepresiasiIndia, mata uangnya cenderung terdepresiasi

terhadap USD (Tabel 3.7). terhadap USD (Tabel 3.7). terhadap USD (Tabel 3.7). terhadap USD (Tabel 3.7). terhadap USD (Tabel 3.7). Sejalan dengan

pelemahan di pasar saham, pelemahan China

Yuan juga dipicu oleh kekhawatiran terhadap

pertumbuhan ekonominya yang akan

melambat akibat krisis global. Sementara itu,

India Rupee mengalami depresiasi terbesar,

yaitu turun 1,9% qoq dan 20,5% yoy (Grafik

3.36). Kondisi fundamental India yang masih

memburuk akibat defisit neraca berjalan

(current account), defisit fiskal, dan

meningkatnya tekanan inflasi, mendorong

sentimen negatif investor sehingga memicu

capital outflow.

6 US Nominal Trade Weighted Index (TWI) adalah indeks rata-ratatertimbang nilai tukar dollar AS terhadap beberapa mata uangutama dunia. Negara-negara yang termasuk major currenciesadalah mata uang Euro, Canada, Jepang, Inggris, Swiss, Australia,dan Swedia. Negara-negara yang termasuk dalam broad indexadalah negara-negara major currencies ditambah denganMeksiko, China, Korea, India, Taiwan, Hongkong, Brazil, ASEAN-5, Rusia, Saudi Arabia, Israel, Chile, Argentina, Colombia, danVenezuela.

Indeks

TW3-12Broad currencies Index

Major Currencies Index

80

85

90

95

100

105

110

Jan Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Federal Reserve System

Grafik 3.35 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal danREER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)

Indeks

TW3-12

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

ApresiasiNominal Euro/USDNominal Yen/USDREER EuroREER Yen

MarJun SepDesMarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDesMarJun Sep

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg dan BIS

Page 141: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

127

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Mata uang di negara ASEAN5 selamaMata uang di negara ASEAN5 selamaMata uang di negara ASEAN5 selamaMata uang di negara ASEAN5 selamaMata uang di negara ASEAN5 selama

triwulan laporan bergerak variatiftriwulan laporan bergerak variatiftriwulan laporan bergerak variatiftriwulan laporan bergerak variatiftriwulan laporan bergerak variatif

dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).

Singapura Dollar dan Malaysia Ringgit

mengalami apresiasi yang terbesar, masing-

masing naik 3,7% qoq dan 3% qoq, sejalan

dengan perkembangan positif di pasar saham.

Meski didera kekhawatiran perlambatan

ekspor akibat perlambatan global, namun

kondisi fundamental makroekonomi yang

relatif baik dan didukung oleh berbagai

kebijakan Pemerintah untuk mendorong

ekonomi domestik mampu meyakinkan

investor untuk tetap menyimpan aset dalam

denominasi Singapura Dollar dan Ringgit.

Sementara itu, Rupiah Indonesia masih

melanjutkan depresiasi dari triwulan

sebelumnya yaitu turun 2,1% qoq atau turun

10,4% yoy, sehingga berada di kisaran

Rp.9.507/USD selama triwulan laporan.

Pelemahan Rupiah antara lain disebabkan oleh

kekhawatiran terhadap perlambatan ekspor

Indonesia dan impor yang masih tinggi di

tengah perlambatan ekonomi global. Masih

Tabel 3.7. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.7. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.7. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.7. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.7. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)

Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)

Grafik 3.37 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.37 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.37 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.37 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.37 Nilai Tukar Nominal dan REER Filipinadan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)

Indeks

TW3-12

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

Nominal Yuan/USD REER Yuan

Nominal Won/USD REER Won

Nominal Rupee/USD REER Rupee

MarJun SepDesMarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDesMarJun Sep

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks

TW3-12

85

95

105

115

125

135

145

Apresiasi

Nominal Peso/USD REER Peso

Nominal Baht/USD REER Baht

Mar Jun SepDesMarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDesMarJun Sep

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Sumber: Bloomberg, diolah

Keterangan:

Apresiasi (+), Depresiasi (-)

ptp = point to point; qtq = quarter to quarter; yoy = year on year

TW3 TW4 TW2 TW3 TW3 TW4 TW2 TW3 Rata-Rata ptp Rata-Rata ptp

Rata-rata PeriodeAkhir Periode

2012 20122010

% yoy2010

2011 2011Nilai Tukar

Perubahan TW3-12

2009% qtq

0,70

93,01

6,83

1.158

46,53

9.480

3,44

46,10

1,40

33,42

Kawasan Euro (EUR)

Jepang (Yen)

China (Yuan)

Korea (Won)

India (Rupee)

Indonesia (Rupiah)

Malaysia (Ringgit)

Philipina (Peso)

Singapura (Dolar)

Thailand (Bath)

0,75

81,12

6,61

1.126

44,71

8.996

3,06

43,80

1,28

30,06

0,75

77,06

6,38

1.178

48,97

8.875

3,19

43,77

1,31

31,19

0,77

76,91

6,29

1.152

53,07

9.069

3,17

43,84

1,30

31,55

0,79

79,79

6,35

1.145

55,64

9.433

3,18

42,15

1,27

31,56

0,78

77,96

6,28

1.111

52,86

9.591

3,06

41,74

1,23

30,83

0,76

87,73

6,77

1.156

45,73

9.084

3,22

45,08

1,36

31,70

0,71

77,69

6,42

1.085

45,78

8.614

3,05

43,22

1,23

30,13

0,74

77,36

6,36

1.145

51,00

8.987

3,15

43,44

1,29

31,00

0,78

80,09

6,33

1.152

54,18

9.312

3,11

42,77

1,26

31,28

0,80

78,62

6,35

1.133

55,19

9.507

3,12

41,90

1,25

31,35

-2,6

1,8

-0,3

1,7

-1,9

-2,1

-0,3

2,0

1,4

-0,2

1,5

2,3

1,1

3,0

5,0

-1,7

3,7

1,0

3,0

2,3

-12,9

-1,2

1,0

-4,4

-20,5

-10,4

-2,5

3,0

-1,7

-4,1

-4,1

-1,2

1,5

5,7

-7,9

-8,1

4,1

4,6

6,1

1,2

Page 142: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

128

Grafik 3.39 Indeks Harga Komoditas Dunia HarianGrafik 3.39 Indeks Harga Komoditas Dunia HarianGrafik 3.39 Indeks Harga Komoditas Dunia HarianGrafik 3.39 Indeks Harga Komoditas Dunia HarianGrafik 3.39 Indeks Harga Komoditas Dunia Harian(2005=100)(2005=100)(2005=100)(2005=100)(2005=100)

tingginya impor tersebut kemudian

menyebabkan masih tingginya permintaan

valuta asing terutama USD. Namun demikian,

intensitas pelemahan Rupiah tersebut

cenderung menurun, sejalan dengan

kebijakan bank sentral untuk menjaga

pergerakan nilai Rupiah (stabilisasi Rupiah)

sesuai dengan kondisi fundamentalnya.

C. PASAR KOMODITAS

Secara keseluruhan, harga komoditas

pada TW3-12 bergerak variatif. Di kelompok

komoditas energi, tren penurunan harga

tertahan terutama ditopang oleh kenaikan

harga gas alam. Faktor musiman yaitu

kenaikan konsumsi gas alam di AS dan Eropa

sebagai bahan bakar mesin pendingin udara

dan pembangkit listrik berada dibalik

perkembangan tersebut. Sebaliknya, sentimen

negatif perlambatan ekonomi global terutama

yang dialami AS dan China mendorong

pelemahan harga minyak di triwulan laporan.

Selanjutnya, perlambatan ekonomi global juga

berada dibalik penurunan harga base metal

secara keseluruhan. Namun demikian, emas

sebagai logam mulia cenderung naik terutama

sebagai dampak kebijakan QE3 oleh the Fed

dan meningkatnya pembelian emas oleh

sejumlah bank sentral untuk antisipasi

pelemahan mata uangnya terhadap dollar AS.

Sementara itu, komoditas pertanian khusus

untuk pangan seperti gandum, jagung, dan

kedelai terus bergerak naik. Gangguan

produksi akibat gangguan cuaca (kekeringan)

di wilayah pertanian AS dan Eropa Timur

menjadi faktor penopang kenaikan harga.

Secara keseluruhan, harga komoditas saat ini

masih berada di level tinggi,seperti yang juga

terlihat dari pergerakan harga future dan

proyeksi lembaga internasional seperti World

Bank, FAO, dan EIA. Pelemahan ekonomi

global yang terjadi saat ini berpotensi untuk

sedikit membatasi kenaikan harga lebih lanjut,

namun demikian, faktor spekulasi maupun

gangguan geopolitik juga berpotensi

menyebabkan harga bergerak fluktuatif.

Grafik 3.38 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.38 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.38 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.38 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.38 Nilai Tukar Nominal dan REERSingapura, Indonesia, dan Malaysia Singapura, Indonesia, dan Malaysia Singapura, Indonesia, dan Malaysia Singapura, Indonesia, dan Malaysia Singapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)(Jan-06=100)(Jan-06=100)(Jan-06=100)(Jan-06=100)

Indeks

TW3-12

Apresiasi

70

80

90

100

110

120

130

140Nominal SGD/USD

REER SGD

Nominal Ringgit/USD

REER Ringgit

Nominal Rupiah/USD

REER Rupiah

Sumber : Bloomberg

Mar Jun SepDesMarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDes MarJun SepDesMarJun Sep

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks, Avg 05=100

50

100

150

200

250

300

PERTANIAN

ENERGI

LOGAM

TOTAL

2006Q1 Q3

2007Q1 Q3

2008Q1 Q3

2009Q1 Q3

2010Q1 Q3

2011Q1 Q3

2012Q1 Q3

Sumber : Bloomberg dan IMF, data diolah

Page 143: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

129

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Penurunan harga komoditas energiPenurunan harga komoditas energiPenurunan harga komoditas energiPenurunan harga komoditas energiPenurunan harga komoditas energi

yang terjadi pada TW2-12 kini tertahan diyang terjadi pada TW2-12 kini tertahan diyang terjadi pada TW2-12 kini tertahan diyang terjadi pada TW2-12 kini tertahan diyang terjadi pada TW2-12 kini tertahan di

TW3-12 (Tabel 3.8 dan Grafik 3.39). TW3-12 (Tabel 3.8 dan Grafik 3.39). TW3-12 (Tabel 3.8 dan Grafik 3.39). TW3-12 (Tabel 3.8 dan Grafik 3.39). TW3-12 (Tabel 3.8 dan Grafik 3.39). Kenaikan

terbesar terutama dialami oleh harga gas alam

yaitu sebesar 25,7% qoq menjadi USD3,1/

MnBTU terutama disebabkan oleh faktor

musiman (Tabel 3.8 dan Grafik 3.40). Selama

periode Juli-September, permintaan gas alam

biasanya cenderung meningkat seiring dengan

berlangsungnya musim panas di AS dan

Eropa.7 Di sisi lain, harga minyak masih

cenderung menurun dibandingkan triwulan

Tabel 3.8 Harga KomoditasTabel 3.8 Harga KomoditasTabel 3.8 Harga KomoditasTabel 3.8 Harga KomoditasTabel 3.8 Harga Komoditas

Grafik 3.40 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.40 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.40 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.40 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.40 Harga Gas Alam dan Minyak WTI

Grafik 3.41 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.41 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.41 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.41 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.41 Keseimbangan Minyak Dunia

Harga Spot MinyakWTI, rhs

USD/barrelUSD/MmBtu

1

3

5

7

9

11

13

15

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Future Gas Alam September-12Future Gas Alam Juni-12

Future Minyak WTI Juni-12

Future Minyak WTI September-12

Harga Spot GasAlam, lhs

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Sumber : Bloomberg

Juta barel/hariJuta barel/hari

- 2011: ekses konsumsi 0,5 mb/d- 2012F:ekses produksi 0,06 mb/d- 2013F: ekses produksi0,6 mb/d

Proyeksi

75

80

85

90

95

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

Net, rhs

Produksi, lhs

Konsumsi, lhs

Sumber : EIA

7 Gas alam merupakan bahan bakar untuk pendingin udara danpembangkit listrik di AS dan Eropa.

Energi

Minyak WTI (USD/barrel

Gas Alam ( USD/MmBTU)

Batubara (USD/ton)

Logam

Emas (USD/troy ounce)

Tembaga (USD/mt)

Timah (USD/mt)

Nikel (USD/mt)

Alumunium (USD/mt)

Pangan

Jagung (USD/bushel)

Gandum (USD/bushel)

Gula (US cents/pound )

Kedelai (USD/bushel)

CPO (USD/mt)

Beras (USD/mt)

Sumber: Bloomberg, IMF, diolah

Ket: ptp= point to point; qtq= quarter to quarter; yoy= year on year

)

TW3 TW4 TW1 TW2 TW2 TW4 TW1 TW2 rata-rata ptp rata-rata ptp

2012

Perubahan TW3-12

% qtq % yoy2010

20112010

20112011

2012

Akhir PeriodeRata-rata

87,3

4,4

65,0

1.227

7.558

20.441

21.869

2.200

5,4

6,3

19,6

10,3

856

521,0

89,5

4,1

80,0

1.706

8.993

24.682

22.037

2.430

7,0

7,1

28,7

13,5

1.024

579,7

94,0

3,3

78,9

1.683

7.530

20.912

18.396

2.115

6,1

6,1

24,7

11,6

956

597,4

95,1

4,0

78,7

1.573

8.826

25.995

25.995

2.421

6,7

7,2

25,1

13,0

1.072

551,7

93,3

2,3

60,3

1.612

7.829

20.567

17.211

2.019

6,3

6,1

22,0

14,2

1.036

601,507

92,2

2,9

61,2

1.653

7.721

19.280

16.396

1.950

7,9

8,3

21,5

16,9

912,1

583,9

91,4

4,2

71,2

1.421

9.600

26.900

24.750

2.413

5,9

7,1

36,2

13,5

1.163

536,8

79,2

3,7

80,2

1.624

7.019

20.350

17.600

2.157

5,7

6,1

26,3

11,5

917

615,6

98,8

3,0

75,3

1.564

7.600

19.200

18.710

2.020

6,3

6,6

23,3

11,8

997

580,9

85,0

2,7

56,1

1.597

7.685

18.775

16.730

1.911

6,7

7,1

21,5

15,0

939

606,1

92,19

3,06

63,85

1.772

8.205

21.800

18.475

2.112

7,3

8,6

20,4

15,6

783

590,5

-1,2

25,7

1,4

2,6

-1,4

-6,3

-4,7

-3,4

25,6

36,8

-2,1

18,9

-11,9

-2,9

8,5

11,7

13,8

10,9

6,8

16,1

10,4

10,5

9,3

21,8

-5,0

3,9

-16,6

-2,6

3,0

-29,9

-23,5

-3,1

-14,1

-21,9

-25,6

-19,8

12,6

17,5

-25,0

25,4

-11,0

0,7

16,4

-16,6

-20,3

9,1

16,9

7,1

5,0

-2,1

27,6

40,8

-22,4

35,9

-14,6

-4,1

Page 144: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

130

Grafik 3.42 Harga Timah dan EmasGrafik 3.42 Harga Timah dan EmasGrafik 3.42 Harga Timah dan EmasGrafik 3.42 Harga Timah dan EmasGrafik 3.42 Harga Timah dan Emas

sebelumnya, namun masih dalam level yang

tinggi. Selama triwulan laporan, harga minyak

turun 1,2% qoq dan ditutup di level USD92,2/

barrel di akhir September 2012 (Tabel 3.8 dan

Grafik 3.40). Pelemahan harga minyak ini lebih

disebabkan oleh ekspektasi penurunan

konsumsi minyak dunia ke depan seiring

perlambatan ekonomi global khususnya di AS

dan China. Selain itu, penguatan dollar AS

terhadap mayoritas mata uang global juga

menyebabkan menurunnya permintaan

minyak tersebut. Secara fundamental,

pelemahan harga minyak ini juga ditopang

oleh laporan peningkatan cadangan minyak

AS yang lebih tinggi dibandingkan pola

normalnya.

Prospek harga gas alam dan minyak keProspek harga gas alam dan minyak keProspek harga gas alam dan minyak keProspek harga gas alam dan minyak keProspek harga gas alam dan minyak ke

depan diprediksi masih berada di level yangdepan diprediksi masih berada di level yangdepan diprediksi masih berada di level yangdepan diprediksi masih berada di level yangdepan diprediksi masih berada di level yang

tinggi. tinggi. tinggi. tinggi. tinggi. Musim dingin yang diperkirakan akan

dimulai di TW4-12 diprediksi akan mendorong

konsumsi gas alam di AS dan Eropa sebagai

bahan bakar mesin penghangat ruangan.

Terkait harga minyak, meski pelemahan

ekonomi dunia berpotensi menurunkan

konsumsi minyak dunia namun dikhawatirkan

juga diimbangi oleh sentimen negatif

gangguan pasokan seperti gangguan

geopolitik maupun gangguan cuaca di

kawasan produksi minyak. Di sisi fundamental,

data Departemen Energi AS (EIA) terkini

menunjukkan adanya ekses konsumsi sebesar

1,5 mb/d pada TW3-12, namun diprediksi

kembali mengalami ekses produksi sebesar 0,4

mb/d di triwulan selanjutnya (Grafik 3.41).

Perkembangan fundamental minyak yang

tidak stabil ini juga berpotensi menyebabkan

berfluktuasinya harga minyak. EIA, OPEC, dan

Barclays memperkirakan harga minyak hingga

akhir 2012 masih di atas kisaran harga saat ini

(Tabel 3.9). Sementara itu, harga gas alam lebih

rendah dibandingkan harga saat ini meski

masih di level yang tinggi. Hal itu juga

tercermin dari pergerakan harga future minyak

dunia dan gas alam per akhir September 2012.

Harga komoditas Harga komoditas Harga komoditas Harga komoditas Harga komoditas base metal base metal base metal base metal base metal di TW3-di TW3-di TW3-di TW3-di TW3-

12 keseluruhan masih berada dalam tren yang12 keseluruhan masih berada dalam tren yang12 keseluruhan masih berada dalam tren yang12 keseluruhan masih berada dalam tren yang12 keseluruhan masih berada dalam tren yang

menurun (Grafik 3.4menurun (Grafik 3.4menurun (Grafik 3.4menurun (Grafik 3.4menurun (Grafik 3.42 dan Tabel 3.8).2 dan Tabel 3.8).2 dan Tabel 3.8).2 dan Tabel 3.8).2 dan Tabel 3.8).

Pelemahan base metal pada umumnya

merupakan dampak dari perlambatan

ekonomi global yang menyebabkan aktivitas

produksi khususnya di sektor konstruksi dan

manufaktur menurun. Kondisi ekonomi AS

USD/troy ounceUSD/mt

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

2009 2010 2011 2012 2013

harga spottimah, lhs

harga spotemas, rhs

500

750

1000

1250

1500

1750

2000

Future Timah Juni-12

Future Timah September-12

Future Emas September-12

Future Emas Juni-12

Sumber : Bloomberg

Tabel 3.9Tabel 3.9Tabel 3.9Tabel 3.9Tabel 3.9Proyeksi Harga Minyak WTI dan Gas AlamProyeksi Harga Minyak WTI dan Gas AlamProyeksi Harga Minyak WTI dan Gas AlamProyeksi Harga Minyak WTI dan Gas AlamProyeksi Harga Minyak WTI dan Gas Alam

2012 2013 2012 2013

95,7 92,6 2,7 3,3

- - 2,6 3,5

96,3 - - -

96 115 - -

Minyak WTI (USD/barrel) Gas Alam (USD/MmBTU

EIA (Sept-12)

World Bank (Sept-12)

OPEC (Sept-12)

Barclays (Jul-12)

Page 145: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

131

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

dan China sebagai negara konsumen base

metal terbesar dunia saat ini sedang melambat

sehingga berpengaruh terhadap pelemahan

harga base metal. Diantara base metal

tersebut, penurunan harga terbesar dialami

oleh timah yaitu sebesar (rata-rata) 6,3% qoq

dan 21,9% yoy mencapai USD21.800/mt di

akhir triwulan laporan.

Sebaliknya, harga emas sebagai logamSebaliknya, harga emas sebagai logamSebaliknya, harga emas sebagai logamSebaliknya, harga emas sebagai logamSebaliknya, harga emas sebagai logam

mulia selama TW3-12 bergerak naik meskimulia selama TW3-12 bergerak naik meskimulia selama TW3-12 bergerak naik meskimulia selama TW3-12 bergerak naik meskimulia selama TW3-12 bergerak naik meski

masih dibawah level harga 2011. masih dibawah level harga 2011. masih dibawah level harga 2011. masih dibawah level harga 2011. masih dibawah level harga 2011. Harga emas

tercatat naik (rata-rata) 2,6% qoq mencapai

USD1.772/troy ounce di akhir September

2012. secara umum, perkembangan positif

selama triwulan laporan ini antara lain

didukung oleh sentimen positif ekspektasi dan

realisasi QE3 oleh the Fed, meningkatnya

pembelian emas oleh sejumlah bank sentral

sebagai antisipasi terhadap pelemahan mata

uang dan pelemahan ekonomi global. Selain

itu, terdapat pula gangguan geopolitik di

tambang emas Freeport Indonesia dan

Marikana Afrika Selatan yang menyebabkan

penurunan produksi di kedua tambang emas

tersebut.

Prospek harga komoditas Prospek harga komoditas Prospek harga komoditas Prospek harga komoditas Prospek harga komoditas base metalbase metalbase metalbase metalbase metal

dan emas secara keseluruhan di akhir 2012dan emas secara keseluruhan di akhir 2012dan emas secara keseluruhan di akhir 2012dan emas secara keseluruhan di akhir 2012dan emas secara keseluruhan di akhir 2012

diprediksi masih berada di level yang tinggidiprediksi masih berada di level yang tinggidiprediksi masih berada di level yang tinggidiprediksi masih berada di level yang tinggidiprediksi masih berada di level yang tinggi

(Grafik 3.4(Grafik 3.4(Grafik 3.4(Grafik 3.4(Grafik 3.422222). ). ). ). ). Kebijakan QE3 oleh The Fed

mampu kembali meningkatkan harga base

metal dan emas. Namun demikian, terkait

harga base metal, dampaknya diperkirakan

tidak akan langsung mengingat secara global,

ekonomi masih mencatat adanya perlambatan.

Sementara itu, berdasarkan pola historisnya,

emas sebagai logam mulia dan aset investasi

alternatif diperkirakan akan lebih cepat

terimbas dampak dari adanya QE3. Hal ini juga

tercermin dari pergerakan harga future

basemetal yang diwakili oleh timah yang masih

berada di kisaran harga saat ini dan harga

future emas yang terus meningkat di 2013

(Grafik 3.42).

Harga komoditas pertanian khususnyaHarga komoditas pertanian khususnyaHarga komoditas pertanian khususnyaHarga komoditas pertanian khususnyaHarga komoditas pertanian khususnya

pangan jenis padi-padian pangan jenis padi-padian pangan jenis padi-padian pangan jenis padi-padian pangan jenis padi-padian (grains)(grains)(grains)(grains)(grains) di TW3-12 di TW3-12 di TW3-12 di TW3-12 di TW3-12

terus bergerak naik (Tabel 3.8).terus bergerak naik (Tabel 3.8).terus bergerak naik (Tabel 3.8).terus bergerak naik (Tabel 3.8).terus bergerak naik (Tabel 3.8). Di akhir

triwulan, harga jagung, gandum, dan kedelai

telah naik lebih dari 30% ytd. Berdasarkan

rata-rata triwulanan, harga gandum

mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar

36,8% qoq mencapai USD8,6/bushel di akhir

TW3-12. Selanjutnya, harga jagung, dan

Tabel 3.10Tabel 3.10Tabel 3.10Tabel 3.10Tabel 3.10Proyeksi Harga Timah dan EmasProyeksi Harga Timah dan EmasProyeksi Harga Timah dan EmasProyeksi Harga Timah dan EmasProyeksi Harga Timah dan Emas

Grafik 3.43 Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiGrafik 3.43 Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiGrafik 3.43 Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiGrafik 3.43 Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiGrafik 3.43 Harga Gandum, Jagung, dan Kedelai

USD/bushelUSD/bushel

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1,5

2,5

3,5

4,5

5,5

6,5

7,5

8,5

Gandum spotprice (lhs)

Kedelai spotprice (lhs)

Jagung spotprice (rhs)

Future Kedelai September-12Future Gandum September-12

Future Jagung September-12

Sumber : Bloomberg

2012 2013 2012 2013

World Bank (Sept-12) 20000 25000 1650 1600

BNP Paribas (Sept-12) 21200 25500 - -

Citigroup (Sept-12) 1681 1749

Timah (USD/mt) Emas (USD/troy ounce)

Page 146: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

132

kedelai juga mengalami kenaikan masing-

masing sebesar 25,6% qoq dan 19,2% qoq

mencapai masing-masing USD7,3/bushel dan

USD15,6/bushel di akhir September 2012.

Harga kedelai bahkan sempat mencapai rekor

harga tertinggi baru, yaitu mencapai USD17,9/

bushel per 30 Agustus 2012.

Secara fundamental, penguatan hargaSecara fundamental, penguatan hargaSecara fundamental, penguatan hargaSecara fundamental, penguatan hargaSecara fundamental, penguatan harga

komoditas pangan (jagung, gandum, dankomoditas pangan (jagung, gandum, dankomoditas pangan (jagung, gandum, dankomoditas pangan (jagung, gandum, dankomoditas pangan (jagung, gandum, dan

kedelai) tersebut masih disebabkan olehkedelai) tersebut masih disebabkan olehkedelai) tersebut masih disebabkan olehkedelai) tersebut masih disebabkan olehkedelai) tersebut masih disebabkan oleh

gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan supplysupplysupplysupplysupply terutama akibat kekeringan terutama akibat kekeringan terutama akibat kekeringan terutama akibat kekeringan terutama akibat kekeringan

yang terus terjadi di negara produsen.yang terus terjadi di negara produsen.yang terus terjadi di negara produsen.yang terus terjadi di negara produsen.yang terus terjadi di negara produsen.

Kekeringan dan kerusakan tanaman akibat

cuaca panas yang ekstrim di wilayah

penanaman gandum Eropa Timur khususnya

Rusia diprediksi menyebabkan penurunan

pasokan gandum dunia pada 2012/13 sebesar

3,1 juta mt (0,4% dari prediksi sebelumnya)

dan turun 4% yoy. Secara keseluruhan,

produksi di Rusia turun 9,3% atau sebanyak

4 juta mt dari prediksi sebelumnya.

Selanjutnya, kekeringan akibat musim kering

yang ekstrim juga mengancam lahan jagung

di AS, EU-27 dan Kanada sehingga diprediksi

menyebabkan penurunan produksi jagung

dunia sebesar 8 juta mt (turun 0,9% dari

prediksi semula). Sementara itu, produksi

kedelai dunia diperkirakan turun 0,9% dari

prediksi semula menjadi total 258,13 juta mt

pada 2012/13 akibat kekeringan yang

melanda AS, Ukraina, dan Kanada.

Penurunan konsumsi akibatPenurunan konsumsi akibatPenurunan konsumsi akibatPenurunan konsumsi akibatPenurunan konsumsi akibat

perlambatan ekonomi dunia tidak sebesarperlambatan ekonomi dunia tidak sebesarperlambatan ekonomi dunia tidak sebesarperlambatan ekonomi dunia tidak sebesarperlambatan ekonomi dunia tidak sebesar

penurunan produksi akibat gangguan cuaca.penurunan produksi akibat gangguan cuaca.penurunan produksi akibat gangguan cuaca.penurunan produksi akibat gangguan cuaca.penurunan produksi akibat gangguan cuaca.

Dalam keseimbangan komoditas pangan dunia

tersebut tercatat adanya ekses konsumsi

Grafik 3.44 Produksi dan Konsumsi JagungGrafik 3.44 Produksi dan Konsumsi JagungGrafik 3.44 Produksi dan Konsumsi JagungGrafik 3.44 Produksi dan Konsumsi JagungGrafik 3.44 Produksi dan Konsumsi Jagung

Juta mtJuta mt

750

770

790

810

830

850

870

890

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2007 2008 2009 2010 2011 2012F

Sumber : USDA, diolah

Net, rhs

Produksi, lhs

Konsumsi, lhs

Grafik 3.45 Produksi dan Konsumsi GandumGrafik 3.45 Produksi dan Konsumsi GandumGrafik 3.45 Produksi dan Konsumsi GandumGrafik 3.45 Produksi dan Konsumsi GandumGrafik 3.45 Produksi dan Konsumsi Gandum

Juta mtJuta mt

600

620

640

660

680

700

720

Net, rhs

Produksi, lhs

Konsumsi, lhs

2007 2008 2009 2010 2011 2012F-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Sumber : USDA, diolah

Grafik 3.46 Produksi dan Konsumsi KedelaiGrafik 3.46 Produksi dan Konsumsi KedelaiGrafik 3.46 Produksi dan Konsumsi KedelaiGrafik 3.46 Produksi dan Konsumsi KedelaiGrafik 3.46 Produksi dan Konsumsi Kedelai

Juta MtJuta Mt

Sumber : USDA, diolah

Net, rhs

Produksi, lhs

Konsumsi, lhs

200

210

220

230

240

250

260

270

280

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

2007 2008 2009 2010 2011 2012F

Page 147: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

133

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

khususnya pada gandum dan jagung.

Penurunan konsumsi dunia akibat

perlambatan ekonomi masih lebih kecil

dibandingkan penurunan produksi akibat

gangguan cuaca. Konsumsi gandum dunia

diprediksi hanya turun 2,6 juta mt atau 2%

dari triwulan sebelumnya (turun 0,4% dari

prediksi semula) akibat berkurangnya

konsumsi gandum (baik untuk pakan ternak

maupun makanan manusia) dari Rusia,

Kazakhstan, Mesir, dan Nigeria. Hal itu

diperkirakan menyebabkan adanya ekses

konsumsi gandum sebesar 21,9 juta mt di

2012/13, dari ekses konsumsi 20,4 prediksi

sebelumnya dan dari ekses produksi sebesar

0,7 juta mt di 2011/12. Selanjutnya, dalam

keseimbangan jagung dunia terdapat ekses

konsumsi sebesar 15,6 juta mt di 2012/13 atau

naik dari ekses konsumsi sebesar 12,6 juta mt

pada prediksi sebelumnya dan dari ekses

produksi 12 juta mt di 2011/12. Sementara

Tabel 3.11Tabel 3.11Tabel 3.11Tabel 3.11Tabel 3.11Proyeksi Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiProyeksi Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiProyeksi Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiProyeksi Harga Gandum, Jagung, dan KedelaiProyeksi Harga Gandum, Jagung, dan Kedelai

di 2012 (USD/bushel)di 2012 (USD/bushel)di 2012 (USD/bushel)di 2012 (USD/bushel)di 2012 (USD/bushel)

itu, dalam keseimbangan kedelai dunia

diprediksi masih terdapat ekses produksi

kedelai sebesar 1,4 juta mt dari 3.5 juta mt

proyeksi semula.

Kekeringan yang terjadi saat ini masihKekeringan yang terjadi saat ini masihKekeringan yang terjadi saat ini masihKekeringan yang terjadi saat ini masihKekeringan yang terjadi saat ini masih

berpotensi memburuk dan diprediksi masihberpotensi memburuk dan diprediksi masihberpotensi memburuk dan diprediksi masihberpotensi memburuk dan diprediksi masihberpotensi memburuk dan diprediksi masih

menjadi faktor dibalik tingginya hargamenjadi faktor dibalik tingginya hargamenjadi faktor dibalik tingginya hargamenjadi faktor dibalik tingginya hargamenjadi faktor dibalik tingginya harga

komoditas pangan hingga akhir 2012.komoditas pangan hingga akhir 2012.komoditas pangan hingga akhir 2012.komoditas pangan hingga akhir 2012.komoditas pangan hingga akhir 2012.

Pelemahan ekonomi dunia memang

menurunkan permintaan/konsumsi global,

namun, mengingat penggunaan jagung,

gandum, dan kedelai tidak hanya sebagai

bahan pangan manusia maupun pakan ternak

tetapi juga sebagai bahan baku alternative fuel

(ethanol dari jagung dan gandum) untuk

energi yang ramah lingkungan, maka masih

terdapat potensi tertahannya penurunan

permintaan bahan pangan tersebut secara

keseluruhan. Di tengah situasi tersebut, adanya

gangguan pasokan dikhawatirkan semakin

berpotensi meningkatkan harga ke depan.

Harga gandum, jagung, dan kedelai selama

2012 (rata-rata) diprediksi masih berada di level

yang tinggi. World Bank, Morgan Stanley, dan

FAO memprediksi harga gandum, jagung, dan

kedelai di 2012 akan berada di level yang tinggi

seperti yang juga tercermin dari pergerakan

harga future (Tabel 3.11 dan Grafik 3.43).

Gandum Jagung Kedelai

World Bank (Sept-12)

Morgan Stanley (Jul-12)

FAO (Mei-12)

16,5

16

15,6

7,6

7,9

6,9

8,5

6,3

7,6

Page 148: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

134

Halaman ini sengaja di kosongkan

Page 149: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

135

Perkembangan Kerja Sama Internasionaldan Lembaga Internasional

4B A B

Pemulihan kondisi perekonomian Eropa yang diperkirakan masih berlangsung lama tetap

menjadi fokus pembahasan pada berbagai fora kerjasama multilateral dan regional. Di tataran

kerja sama multilateral, fora kerjasama IMF, G20, APEC, maupun Bank for International Settlement

(BIS) memfokuskan perhatian kepada langkah kebijakan moneter ekspansif dan inkonvensional

yang ditempuh di negara maju khusunya Eropa dan AS. Kebijakan tersebut dipandang positif

meningkatkan kepercayaan di pasar keuangan meski belum terbukti mampu mendorong aktivitas

ekonomi riil secara optimal. Oleh karena itu, langkah kebijakan yang diambil oleh negara maju

hendaknya juga didukung oleh reformasi kebijakan struktural di masing-masing negara,

penguatan sumber dana IMF dalam mengatasi krisis, serta penguatan surveillance IMF. Di samping

itu, komitmen reformasi sektor keuangan termasuk adopsi Basel 3, peningkatan infrastruktur

dan disiplin di pasar keuangan (termasuk pasar derivatif OTC), serta review terhadap suku bunga

acuan di pasar keuangan perlu dikawal secara berkesinambungan.

Di tataran regional, terdapat kesepahaman akan perlunya peningkatan kapasitas

surveillance untuk menjaga kestabilan perekonomian kawasan di tengah kondisi perekonomian

global yang belum pulih. Upaya penguatan kapasitas surveillance dilakukan melalui perbaikan

modalitas surveillance dengan cara (i) meningkatkan status hukum unit surveillance independen

negara ASEAN+3 (ASEAN+3 Macroeconomic Research Office-AMRO) menjadi sebuah organisasi

internasional, dan (ii) penyusunan indeks kerentanan negara kawasan. Kedua inisiatif tersebut

mencerminkan semangat perubahan dalam proses surveillance kawasan serta menandakan

keseriusan kawasan untuk terus berbenah dan menjaga stabilitas di tengah kondisi perekonomian

global yang tidak menentu.

Page 150: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

136

A. KERJA SAMA MULTILATERAL

Tantangan Ekonomi Global Terkini:

Pandangan dan Respon berbagai Fora

Kerjasama

Perkembangan ekonomi global di

triwulan ketiga 2012 diwarnai berbagai

tantangan dan risiko yang diperkirakan masih

akan berlanjut hingga beberapa waktu ke

depan. Di Kawasan Euro, masih lemahnya

aktivitas ekonomi, tingginya tantangan

implementasi kebijakan, rentannya kondisi

keuangan, serta tingginya biaya pendanaan

(funding cost) di negara periferal,

menyebabkan perekonomian kawasan masih

sulit untuk tumbuh. Risiko utama juga berasal

dari AS akibat kemungkinan terjadinya fiscal

cliff dan ketidakpastian kebijakan

peningkatan debt ceiling sebagai salah satu

langkah untuk menghindariƒfiscal cliff.

Asesmen terkini IMF (WEO dan GFSR

Oktober 2012) secara umum

menggambarkan perkembangan ekonomi

global yang lebih suram dibandingkan

asesmen sebelumnya dengan kembali

menurunkan outlook perekonomian global di

2012 dan 2013. IMF memandang bahwa ke

depan pertumbuhan global masih lemah dan

diwarnai peningkatan risiko downside,

terutama karena kembali meningkatnya risiko

akibat krisis Kawasan Euro yang tetap menjadi

ancaman. Pertumbuhan ekonomi global pada

2012 dan 2013 diperkirakan sebesar 3,3%

yoy dan 3,7% yoy, di bawah proyeksi

sebelumnya (Juli 2012). Asesmen itu masih

didasarkan pada dua asumsi besar, yakni

otoritas di Kawasan Euro

mengimplementasikan kebijakan mengatasi

krisis (meskipun asumsi ini terlalu optimis)

serta keberhasilan otoritas AS mencegah

kenaikan pajak otomatis secara drastis dan

pengurangan pengeluaran (yang dapat

menyebabkan fiscal cliff).

IMF memandang bahwa untuk

mengatasi krisis Eropa masih diperlukan

kebijakan yang tepat dan resolusif.

Ketersediaan akses pendanaan dengan biaya

yang terjangkau akan sangat menentukan

keberhasilan negara Eropa melakukan

penyesuaian. Oleh karena itu IMF menyambut

kebijakan outright monetary transaction

(OMT) yang diambil ECB sebagai injeksi

likuiditas ke perbankan. Namun demikian, IMF

menilai upaya tersebut perlu didukung

dengan berbagai langkah reformasi di

kawasan, termasuk roadmap yang lebih jelas

mengenai banking union khususnya

mekanisme pengawasan tunggal (single

supervisory mechanism), serta skema

penjaminan simpanan Kawasan Euro yang

telah disepakati akan diimplementasikan di

awal TW3-12. Sedangkan untuk AS,

rekomendasi IMF untuk mencegah terjadinya

kenaikan pajak secara otomatis dan drastis

serta fiscal cliff adalah agar otoritas

memodifikasi undang-undang terkait,

meningkatkan debt ceiling pada waktu yang

tepat, dan menyusun rencana yang

komprehensif untuk sustainabilitas fiskalnya.

Di sisi lain, IMF juga menekankan pentingnya

melanjutkan reformasi kebijakan struktural,

fiskal, dan keuangan.

Page 151: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

137

Terkait dengan kerentanan yang

membayangi ekonomi dunia, dalam

pertemuan para Deputi IMFC tanggal 11-12

September 2012 disepakati sejumlah langkah

prioritas bagi negara anggota dan IMF. Bagi

negara maju, prioritasnya adalah menjaga

kelangsungan monetary union di Eropa,

mengatasi ketidakpastian fiscal cliff Amerika,

dan merestrukturisasi lembaga keuangan. IMF

juga mendukung terciptanya kesatuan fiskal

dan perbankan di Eropa, mengaji efektivitas

kebijakan moneter inkonvensional, dan

mengevaluasi strategi konsolidasi fiskal jangka

menengah panjang. Bagi negara berkembang,

perlu diprioritaskan kebijakan untuk

mendukung pertumbuhan tanpa menciptakan

asset bubble, mengantisipasi dampak

rambatan krisis, serta memperhatikan

keterbatasan sisi supply. Usulan IMF lainnya

bagi negara berkembang adalah menempuh

kebijakan penyeimbangan permintaan

domestik, membantu negara yang terkena

dampak krisis, dan memperkuat kerjasama

keuangan regional (Regional Financial

Arrangement).

Sejalan dengan IMF, hasil asesmen BIS

juga memperkirakan bahwa output global

TW3-12 diperkirakan tumbuh rendah sebesar

1,75% yoy, dengan risiko utama masih berasal

dari Kawasan Euro. BIS berpendapat bahwa

melambatnya ekonomi global dipengaruhi

resesi di negara maju dan perlambatan di

negara emerging. Perlambatan itu sejalan

dengan pertumbuhan perdagangan global

yang tumbuh lemah (sekitar 1,5% per tahun

dalam volume) dan melambatnya

pertumbuhan investasi negara emerging

utama sejak 2011. Tren perlambatan aktivitas

ekonomi itu diperkirakan akan berlangsung

lama mengingat pelaku bisnis nampaknya

masih enggan memulai investasi baru di

tengah ketidakpastian dan masih adanya

downside risks di negara maju. Downside risks

yang dihadapi oleh negara maju tercermin dari

lambatnya penanganan perbankan

bermasalah di sejumlah negara maju. Oleh

karena itu, meski langkah kebijakan

akomodatif otoritas di negara maju mampu

menahan pesimisme pasar keuangan namun

risiko tetap membayangi.

Sejalan dengan perkembangan

tersebut, BIS memandang bahwa sejalan

dengan terus melemahnya pertumbuhan

ekonomi global tantangan, kebijakan moneter

bagi negara emerging akan semakin sulit.

Disparitas suku bunga riil negara emerging

yang relatif tinggi dibandingkan negara maju,

menurunnya risk premia negara emerging,

capital inflow, dan apresiasi mata uang yang

diperkirakan berlanjut merupakan hal yang

membuat otoritas di negara emerging

dihadapkan pada dilema kebijakan. Tantangan

bagi otoritas negara emerging adalah apakah

menaikkan suku bunga atau membiarkan nilai

tukar terapresiasi guna meredam inflasi harga

aset yang dapat menghambat pemulihan

domestik dan menarik lebih banyak modal.

Untuk itu diperlukan dukungan kebijakan

makroprudensial dan intervensi valas aktif.

Namun demikian, upaya tersebut berpotensi

terhambat oleh masih dangkalnya pasar

keuangan emerging. Untuk itu, negara

Page 152: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

138

emerging didorong lebih fokus pada reformasi

struktural seperti pendalaman pasar keuangan,

penguatan kompetisi domestik, khususnya

sektor non-tradable, di samping stabilitas

keuangan dan makroekonomi yang baik.

Berbagai perkembangan tersebut pada

gilirannya mendorong forum kerja sama G20

untuk kembali menegaskan tekadnya untuk

memperkuat serta mendorong pertumbuhan

ekonomi global1. Sejalan dengan itu, negara

kawasan Eropa diminta merealisasikan langkah

yang telah dijanjikan, terutama untuk segera

melaksanakan keputusan para pemimpin

kawasan Eropa untuk membentuk mekanisme

supervisi tunggal perbankan kawasan Eropa

dan mengimplementasikan Compact for

Growth and Job sebagai kebijakan reformasi

dan konsolidasi fiskal. Kawasan Eropa juga

diminta segera melanjutkan reformasi

struktural, fiskal, dan sektor keuangan.

Anggota G20 khususnya negara maju yang

tengah dihadapkan pada problema fiskal,

seperti Amerika Serikat dan Jepang, juga

menegaskan kembali tekadnya untuk menjaga

pendanaan publik yang berkelanjutan. Negara

yang memiliki ruang fiskal yang memadai juga

didorong bersedia menempuh kebijakan untuk

mendorong permintaan dalam negeri,

terutama jika perekonomian memburuk.

Terkait permasalahan lambatnya

penyeimbangan perekonomian global, G20

sepakat untuk menempuh penyesuaian

internal dan eksternal berupa kebijakan nilai

tukar yang lebih berbasis pasar dengan

pergerakannya sejalan dengan kondisi

fundamental masing-masing negara,

meningkatkan sumber pertumbuhan domestik

di negara surplus, meningkatkan tabungan di

negara yang mengalami defisit, serta

menjalankan reformasi struktural untuk

meningkatkan output dan lapangan kerja. G20

juga menyepakati langkah untuk memperkuat

proses koordinasi kebijakan dan diskusi di

antara negara anggota dengan tujuan

meningkatkan akuntabilitas implementasi

komitmen kebijakan anggota. Untuk itu, G20

telah menyepakati untuk mengembangkan

seperangkat indikator kebijakan fiskal,

moneter, dan nilai tukar. Setelah disetujui oleh

anggota, indikator-indikator itu akan

digunakan untuk mendukung proses peer

review sekaligus memperkuat akuntabilitas

G20.

Komitmen untuk mendukung

pertumbuhan dan stabilitas keuangan juga

ditunjukkan oleh forum kerjasama ekonomi

Asia Pasifik (APEC) karena imbas dari krisis

global telah terasa di kawasan. Dalam kaitan

ini, anggota APEC akan berupaya

meningkatkan permintaan domestik dan

memulihkan kepercayaan, mendukung

penciptaan lapangan kerja, menurunkan defisit

dan utang pemerintah, dan menempuh

reformasi untuk meningkatkan pertumbuhan

dan mengurangi ketidakseimbangan

eksternal. Upaya yang ditempuh untuk

mengurangi ketidakseimbangan adalah

dengan menurunkan defisit keuangan publik.

Ekonomi dengan surplus neraca berjalan1 Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20

tanggal 4-5 November 2012 di Mexico City, Mexico

Page 153: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

139

didorong memperkuat permintaan domestik

dan menerapkan rejim nilai tukar yang lebih

fleksibel.

Penguatan Arsitektur Keuangan

Internasional

Setidaknya terdapat dua isu yang

dibahas dalam fora kerja sama IMF terkait

kerangka penguatan arsitektur keuangan

internasional di TW3-12, yakni (i) reformasi

kuota dan tata kelola IMF, dan (ii) tinjauan atas

formula kuota IMF serta kaitannya dengan

penguatan sumber dana IMF. Upaya-upaya

tersebut penting untuk meningkatkan

kredibilitas, legitimasi, dan efektivitas IMF,

khususnya di tengah pergeseran konstelasi

perekonomian global yang semakin diwarnai

oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi

negara emerging.

Dalam rangka reformasi kuota dan tata

kelola IMF, anggota IMF telah menyepakati

paket reformasi yang berisi komitmen untuk

kenaikan kuota negara emerging dan negara

berkembang, reformasi susunan Executive

Board, dan meninjau formula kuota IMF.

Dengan demikian diharapkan tercipta IMF

yang lebih merepresentasikan kontribusi

ekonomi negara anggota di perekonomian

global. Pembahasan untuk mereformulasi

formula kuota IMF dilanjutkan hingga Januari

2013. Formula yang baru tersebut diharapkan

dapat meningkatkan porsi kuota dari ekonomi-

ekonomi dunia yang dinamis, termasuk negara

emerging, serta melindungi suara dan

keterwakilan negara anggota yang miskin.

Sejalan dengan prinsip-prinsip tinjauan formula

kuota 2008, anggota sepakat bahwa formula

yang baru harus (i) sederhana dan transparan,

(ii) konsisten dengan berbagai peran kuota, (iii)

diterima secara luas oleh negara anggota, dan

(iv) feasible secara statistik untuk

diimplementasikan berdasarkan data yang

berkualitas tinggi, tepat waktu dan tersedia

luas. Dari pembahasan sejauh ini terlihat

konvergensi pandangan terhadap peran

penting variabel PDB sehingga bobotnya dalam

formula kuota perlu ditingkatkan2.

2 Formula kuota saat ini didasarkan pada 4 variabel: (i) kombinasiGDP PPP dan GDP MER (GDP blend) yang merefleksikan porsiperekonomian masing-masing negara di perekonomian global;(ii) Openness yang menggambarkan kontribusi suatu negaradalam mendukung perdagangan internasional; (iii) Variabilityuntuk menunjukkan volatilitas ekonomi suatu negara sebagaiproksi dari kemungkinan negara tersebut membutuhkan bantuandana dari IMF; dan (iv) Reserves atau cadangan devisa.

Page 154: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

140

Di tengah perkembangan ekonomi

global yang kurang menggembirakan dan

belum adanya tanda-tanda krisis di

kawasan Eropa akan berakhir, kecukupan

pendanaan IMF menjadi isu yang krusial.

IMF membutuhkan ketersediaan dana yang

cukup sehingga dapat memberikan

bantuan likuiditas kepada negara anggota

yang membutuhkan, baik untuk mengatasi

krisis maupun mencegah efek tular dari

krisis. Saat ini, kapasitas pendanaan IMF

relatif terbatas dibandingkan estimasi

kebutuhan pendanaan global. Pada awal

2012, kapasitas pendanaan IMF berjumlah

sekitar USD380 miliar, relatif terbatas

dibandingkan dengan kebutuhan global

yang diperkirakan dapat mencapai hingga

USD2 triliun selama 2012-2013. Untuk

memenuhi kebutuhan pendanaan

tersebut, sebesar USD300 miliar bersumber

dari komitmen pendanaan IMF yang sudah

ada (Forward Commitment Capacity/FCC),

dan USD730 miliar bersumber dari sisa

kapasitas pendanaan IMF dan Eropa. Dari

kekurangan dana sekitar USD1 triliun,

disepakati bahwa Kawasan Euro

memberikan kontribusi sebesar USD500

miliar dan sisanya digalang dari anggota

IMF lainnya melalui peningkatan dana.

Penguatan pendanaan IMF

didukung oleh forum G20, selaku forum

utama kerjasama ekonomi internasional

G20 berkomitmen agar IMF memiliki

resources yang cukup untuk melaksanakan

tanggung jawab menjaga stabilitas sistem

keuangan global serta dalam memenuhi

kebutuhan upaya mengatasi krisis untuk

seluruh anggota IMF.

Pada April 2012, anggota G20 dan

anggota IMFC berkomitmen meningkatkan

resources IMF sebesar USD430 miliar.

Modalitas yang digunakan adalah

pinjaman bilateral dan note purchase

agreement, yang akan dicatat pada akun

General Resources Account (GRA) IMF.

Resources tersebut ditujukan untuk seluruh

anggota IMF, mengingat krisis dapat terjadi

di negara/kawasan mana saja.

Penggunaannya akan disertai fitur mitigasi

risiko dan kondisionalitas guna menjaga

neraca dan menjunjung kredibilitas IMF.

Komitmen kontribusi anggota akan

diperlakukan sebagai cadangan devisa.

Penarikan oleh IMF akan dilakukan jika

dibutuhkan dan jika resources IMF lainnya

telah terpakai. Kontribusi yang digunakan

juga akan mendapat bunga.

Pada pertemuan G20 di Los Cabos,

Meksiko pada Juni 2012diumumkan

bahwa 37 negara telah menyampaikan

komitmen kontribusi, di mana 15 negara

Boks: Penguatan Resources IMF

Page 155: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

141

diantaranya adalah anggota G20. Total

komitmen mencapai USD456 miliar,

dengan kontributor tertinggi adalah

Jepang (USD60 miliar). Anggota Kawasan

Euro secara keseluruhan akan

berkontribusi lebih dari USD200 miliar,

dengan porsi Jerman sebesar USD54,7

miliar dan Perancis USD 41,4 miliar. Dari

negara emerging terkumpul komitmen

baru sebesar USD95,5 miliar, di mana China

memberikan komitmen terbesar sebesar

USD43 miliar. Komitmen China tersebut

disertai desakan untuk mereformasi IMF

dan harapan agar penggunaan dana tidak

hanya untuk krisis Eropa.

Reformasi Sektor Keuangan

Upaya reformasi regulasi dan supervisi

sektor keuangan global untuk meningkatkan

resiliensi sistem keuangan dan menurunkan

risiko sistemik terus berlanjut. Fokus agenda

reformasi saat ini antara lain adalah (i)

implementasi framework permodalan dan

likuiditas Basel III, (ii) regulasi atas lembaga

keuangan yang berdampak sistemik serta

lembaga Credit Rating, dan (iii) pengaturan

pasar derivatif OTC. Kemajuan hal-hal tersebut

dilaporkan Financial Stability Board (FSB) dan

Basel Committee on Banking Supervision

(BCBS) pada pertemuan para Menteri

Keuangan dan Bank Sentral G20 tanggal 4-5

November 2012 di Mexico City.

Dalam hal reformasi regulasi perbankan,

BCBS tengah meng-assess implementasi

perkembangan Basel di masing-masing

yurisdiksi, yang meliputi kerangka Basel II, II-5

dan III. BCBS juga secara berkelanjutan me-

review kerangka Basel III terutama aspek

leverage dan likuiditas untuk memastikan

persyaratan dalam kerangka tersebut tidak

menyebabkan konsekuensi yang tidak

diinginkan ketika diimplementasikan. Terkait

reformasi pengaturan dan pengawasan

lembaga keuangan yang berdampak sistemik

(Systemically Important Financial Institutions/

SIFIs), FSB telah menyusun serangkaian

rekomendasi untuk meningkatkan intensitas

dan efektivitas pengawasan terhadap SIFI.

Terkait upaya untuk mengurangi

ketergantungan terhadap peringkat (rating)

yang dirilis oleh Credit Rating Agencies (CRA),

FSB telah menerbitkan prinsip-prinsip untuk

meningkatkan kemampuan institusi keuangan

dan investor dalam mengukur risiko serta

mengurangi ketergantungan penggunaan

peringkat eksternal sebagai satu-satunya

indikator dalam menetapkan bobot risiko.

Telah disusun pula roadmap untuk

mempercepat implementasi prinsip-prinsip

tersebut.

BIS juga membahas review terhadap

benchmark rate dan LIBOR sehubungan

dengan terjadinya skandal Libor pada Juni

2012. Skandal terungkap ketika Barclays

Page 156: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

142

mengaku kepada otoritas pengawasan bank

bahwa bank terbesar keempat di dunia ini

sejak tahun 2007 berulang kali menyerahkan

laporan tingkat suku bunga yang lebih rendah

dari sebenarnya kepada panel penentu LIBOR.

Skandal tersebut merusak kredibilitas pasar

keuangan yang pada gilirannya dapat

mengganggu proses pemulihan krisis

keuangan global. Pembahasan tentang suku

bunga referensi ini masih tahap awal dan akan

didalami lebih jauh oleh Komite Sistem

Keuangan Global dari BIS.

B. KERJA SAMA REGIONAL

Di tengah peningkatan ketidakpastian

ekonomi global, negara-negara kawasan Asia

melakukan berbagai proses surveillance

ekonomi di regional dengan modalitas yang

berbeda-beda, tergantung pada mitra dan

kerja sama yang dilakukan. Negara-negara

anggota ASEAN melakukan ASEAN

Surveillance Process (ASP), negara ASEAN+3

melakukan Economic Review and Policy

Dialogue (ERPD), sedangkan negara anggota

EMEAP memiliki Monetary and Financial

Stability Committee (MFSC).

Proses ASP yang dilakukan negara

ASEAN terdiri dari terdiri dari dua tahapan yaitu

(i) mekanisme pemantauan dan (ii) mekanisme

review. Untuk mendukung proses

pemantauan, setiap negara anggota ASEAN

secara periodik menyampaikan pengkinian

data ke Sekretariat ASEAN. Adapun untuk

mekanisme review, Sekretariat ASEAN melalui

ASEANΩIntegration Monitoring Office (AIMO)

melakukan asesmen kondisi ekonomi dan

keuangan masing-masing negara anggota

dengan mempertimbangkan perkembangan

ekonomi global yang hasilnya dituangkan

dalam sebuah ASEAN Surveillance Report

(ASR). ASR dibahas dalam pertemuan tingkat

deputi Kementerian Keuangan dan Bank

Sentral sebelum akhirnya dibahas dan

difinalisasi dalam pertemuan tingkat Menteri

Keuangan. Saat ini negara-negara anggota

ASEAN+3 memiliki proses Economic Review

and Policy Dialogue (ERPD). Untuk mendukung

proses pemantauan, setiap negara anggota

ASEAN+3 secara periodik menyampaikan

recent economic development ke unit

surveillance independen bernama ASEAN+3

Macroeconomic Research Office (AMRO).

Selanjutnya, AMRO melakukan asesmen

tersendiri atas kondisi ekonomi dan keuangan

masing-masing negara anggota serta

perkembangan ekonomi global. Asesmen

AMRO kemudian dibahas dalam pertemuan

tingkat deputi Kementerian Keuangan dan

Bank Sentral sebelum akhirnya dibahas pada

pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan

Gubernur Bank Sentral. Namun sedikit

berbeda dengan negara ASEAN, selain

melakukan asesmen pada masa damai, AMRO

juga melakukan asesmen kelayakan apabila

negara anggota ASEAN+3 mengajukan

aktivasi bantuan likuiditas pada kerja sama

Chiang Mai Initiative Multilateralization

(CMIM) yang saat ini memiliki pool of fund

sebesar USD240 miliar.

Pada forum MFSC yang dilakukan

negara anggota EMEAP, masing-masing

Page 157: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

143

negara secara periodik menyampaikan data

perekonomian terkini kepada salah satu

negara anggota yang bertindak sebagai

koordinator. Koordinator tersebut kemudian

melakukan proses asesmen menggunakan

data dimaksud dan masukan pihak ketiga

seperti IMF dan BIS. Selanjutnya hasil asesmen

itu dibahas bersama dalam forum Deputi Bank

Sentral sebelum akhirnya dibahas pada

pertemuan tingkat Gubernur Bank Sentral.

Berdasarkan level komitmen masing-

masing negara yang berpartisipasi, proses

surveillance dapat dikategorikan dalam

beberapa jenis modalitas yaitu information

sharing, peer review, serta due dilligence.

Information sharing adalah proses di mana

masing-masing negara saling berbagi informasi

kondisi perekonomian secara sukarela. Dengan

mekanisme ini, masing-masing negara

diharapkan dapat mengambil pelajaran dari

kebijakan yang dilakukan negara lain, baik

yang dianggap berhasil dan yang terbukti

gagal. Sementara itu, modalitas peer review

adalah proses di mana asesmen perekonomian

sebuah negara dilakukan oleh negara lain.

Melalui mekanisme ini diharapkan negara yang

dinilai dapat meningkatkan kapasitas

kebijakan, mengadopsi kebijakan best practice,

dan memenuhi standar yang disepakati

bersama. Modalitas terakhir adalah due

dilligence, dimana proses surveilance

menitikberatkan kepada asesmen negara

donor terhadap kemampuan membayar

negara peminjam. Modalitas seperti ini lazim

dilakukan saat sebuah negara mengalami

permasalahan dan memerlukan bantuan

likuiditas pihak eksternal. Sebagai ilustrasi,

modalitas ini digunakan IMF dalam menilai

kelayakan negara anggota yang mengajukan

aktivasi fasilitas likuiditas IMF.

Berdasarkan pemaparan jenis modalitas

surveillance di atas, dapat disimpulkan bahwa

negara anggota ASEAN, ASEAN+3, dan

EMEAP telah melakukan proses information

sharing dan peer review surveillance, walaupun

dengan derajat yang berbeda-beda. Adapun

proses due dilligence hanya dilakukan oleh

negara ASEAN+3 saat AMRO melakukan

asesmen kelayakan atas aktivasi fasilitas

Chiang Mai Initiative Multilateralization

(CMIM) oleh negara anggota ASEAN+3.

Penggunaan modalitas due dilligence ini

dilakukan mengingat saat ini implementasi

kerja sama CMIM melibatkan√pool of fund

sebesar USD240 miliar. Pada proses due

dilligence ini, AMRO akan berfungsi sebagai

sekretariat yang menyediakan analisis dan

rekomendasi kebijakan yang profesional,

obyektif, dan netral.

Terkait AMRO, pada awalnya negara-

negara ASEAN+3 berniat membentuk AMRO

sebagai sebuah organisasi internasional.

Namun, sebagai reaksi atas krisis keuangan

global, maka diputuskan untuk terlebih dahulu

mendirikan AMRO sebagai company limited

by guarantee (CLG) di Singapura agar AMRO

dapat segera beroperasi. Pada Mei 2012,

terdapat arahan dari Menteri Keuangan dan

Gubernur Bank Sentral untuk mempercepat

proses transformasi AMRO dari status CLG

menjadi sebuah organisasi international. Status

Page 158: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

144

ini sangat penting untuk menjamin

independensi AMRO dalam menjalankan

fungsinya, terutama saat melakukan proses

due dilligence di saat krisis. Independensi

AMRO terutama diperlukan saat penyusunan

rekomendasi kebijakan dan penentuan

conditionality atas fasilitas likuiditas yang

diberikan. Dengan status sebagai organisasi

internasional, maka AMRO akan menjadi

badan hukum yang memiliki hak dan

tanggung jawab sendiri terlepas dari negara

anggota ASEAN+3. Kedudukan baru tersebut

akan membuat kedudukan AMRO setara

dengan lembaga internasional lain seperti IMF

dan ADB.

Selain inisiatif peningkatan status

hukum AMRO dan dalam rangka mendukung

implementasi fasilitas likuiditas pencegahan

krisis CMIM yang diluncurkan pada Mei 2012,

saat ini AMRO sedang menyusun indikator

kerentanan kawasan. Indikator ini diharapkan

dapat menjadi rujukan kinerja dan kerentanan

perekonomian masing-masing negara. Sama

halnya dengan Kawasan Eropa yang memiliki

alert mechanism report (AMR) sebagai tools

untuk memonitor imbalances atau risiko

kerentanan negara anggota, negara ASEAN+3

kini juga mengembangkan sebuah tools untuk

mempercepat pemberian peringatan/informasi

manakala risiko kerentanan meningkat di

kawasan. Saat ini proses penyusunan indikator

dan threshold indikator kerentanan kawasan

masih berlangsung. Adapun beberapa hal

yang menjadi prinsip dalam penyusunan

indikator dimaksud adalah sifat indikator

tersebut harus berlaku umum, relevan dengan

fungsi pencegahan krisis, konsistensi serta

transparansi data, serta pemberlakuannya

yang bertahap mengingat perbedaan kondisi

negara anggota.

Page 159: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

145

A R T I K E L

5B A B

Program Presiden Amerika Serikat Terpilih Guna MendorongPerekonomian

Artikel 1

Oleh: Divisi Studi ASEAN, Grup Kerja Sama dan Studi ASEAN

Pemilu Presiden di pertengahan

November-12 lalu menjadi momen penting

bagi AS untuk mendorong perekonomiannya.

Hal ini mengingat bahwa AS saat ini

dihadapkan pada kondisi perekonomian yang

belum pulih sepenuhnya pascakrisis subprime

2008. Perekonomian AS dewasa ini

dihadapkan pada tantangan pertumbuhan

ekonomi yang rendah, tingginya angka

pengangguran, dan tingginya utang

pemerintah dan defisit fiskal. Selain itu, AS juga

dihadapkan oleh permasalahan fiscal cliff yang

dapat berakibat pada menurunnya ekspansi

fiskal secara drastis sehingga semakin

menekan perekonomian. Dengan demikian,

program pemulihan yang ditawarkan kubu

Partai Demokrat selaku pemenang Pilpres AS

2014 sangat diharapkan dapat mendorong

pemulihan ekonomi. Dalam kampanyenya,

Presiden Obama cenderung meningkatkan

pajak bagi golongan menengah atas,

mengurangi sebagian pengeluaran, namun

tetap memberikan stimulus jangka pendek dan

investasi untuk menciptakan lapangan kerja.

Berdasarkan simulasi yang ada, program

tersebut diperkirakan mampu mendorong

pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja

yang lebih tinggi dari program yang

ditawarkan kubu Partai Republik, serta

menyebabkan tambahan defisit fiskal yang

lebih rendah. Hal ini dimungkinkan karena

dalam kondisi krisis stimulus dari sisi

pengeluaran dipandang lebih efektif

dibandingkan dengan pemotongan pajak.

A. KONDISI DAN PERMASALAHAN

PEREKONOMIAN AS

Realisasi PDB AS di TW3-12 masih

tumbuh lemah mencapai 2,3% yoy dari 2,1%

Page 160: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

146

Grafik 1. PDB ASGrafik 1. PDB ASGrafik 1. PDB ASGrafik 1. PDB ASGrafik 1. PDB AS Grafik 2. Indikator Tenaga Kerja ASGrafik 2. Indikator Tenaga Kerja ASGrafik 2. Indikator Tenaga Kerja ASGrafik 2. Indikator Tenaga Kerja ASGrafik 2. Indikator Tenaga Kerja AS

Grafik 3. Indikator Perumahan ASGrafik 3. Indikator Perumahan ASGrafik 3. Indikator Perumahan ASGrafik 3. Indikator Perumahan ASGrafik 3. Indikator Perumahan AS

%, yoy

6,0

4,0

2,0

0,0

-2,0

-4,0

-6,0

-8,0

%, yoy

20,0

15,0

10,0

5,0

0,0

-5,0

-10,0

-15,0

-20,0

-25,0

Proyeksi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Net Ekspor, lhs

Konsumsi, lhs

Ekspor, rhs

Investasi, lhs

PDB Riil, lhs

Impor, rhs

%

11

10

9

8

7

6

5

4

Ribu Orang

600

400

200

0

-200

-400

-600

-800

-1000

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 5 9 1127 4 6 8

Sumber : Bloomberg

Change in Non-farm Payrolls-rhs

%, yoy Unit

25

20

15

10

5

0

-5

-10

-15

1200

1000

800

600

400

200

0

Sumber : Bloomberg

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2 4 6 8 1012 2 45 782008 2009 2010 2011 2012

Supply Rumah (dlm bulan)-lhsHarga Median Rumah (% yoy)-lhs

Housing Starts (ribu unit)-rhs

New Home Sales (ribu unit)-rhs

yoy triwulan sebelumnya (Grafik 1).

Permintaan domesik masih menjadi motor

ekonomi AS di tengah melemahnya

permintaan dunia serta masih rentannya

kepercayaan masyarakat dan investor. Namun

demikian, permintaan domestik AS cenderung

tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan.

Pengeluaran rumah tangga masih terbatas

seiring dengan belum stabilnya perbaikan di

sektor tenaga kerja. Sementara itu, konsumsi

pemerintah masih lemah sejalan dengan

kebijakan fiskal ketat yang harus ditempuh

pemerintah guna mengatasi permasalahan

utang yang cukup tinggi. Selain itu, AS juga

menghadapi tingkat pengangguran yang

masih dalam level tinggi. Per Agustus-12,

pengangguran mencapai 8,1% seiring dengan

masih sulitnya penciptaan lapangan pekerjaan

(Grafik 2). Meski mulai menurun dari level

tertingginya di 10% yoy pada akhir 2009,

namun masih jauh dari level sebelum krisis

yang berada pada kisaran 5,0% yoy, sehingga

belum dapat sepenuhnya mencerminkan

perbaikan sektor tenaga kerja AS. Selain itu,

sektor perumahan juga belum menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan.

Sejumlah indikator sektor perumahan masih

di bawah rata-rata precrisis level (Grafik 3).

Masih tingginya angka defisit fiskal dan

rasio utang pemerintah terhadap PDB

membuat Pemerintah AS menghadapi

permasalahan solvabilitas. Langkah konkret

konsolidasi fiskal AS menjadi perhatian, karena

saat ini AS sudah memasuki kondisi debt trap

yang mengkhawatirkan. Pada tahun fiskal

Page 161: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

147

2012 (berakhir 30 September), defisit fiskal AS

diperkirakan mencapai USD1,1 triliun atau

setara 7,3% PDB. Meskipun jauh melambat

dari defisit 2011 yang mencapai 8,7% PDB,

angka defisit tersebut masih sangat tinggi dan

selama empat tahun berturut-turut masih

berada di atas USD1 triliun per tahun

anggaran. Selain itu utang pemerintah AS

telah menyentuh level USD16 triliun atau

setara 73% PDB dan merupakan level tertinggi

sejak 1950 (Grafik 4). Sementara itu,

pelaksanaan Budget Control Act 201111

diprediksi akan berdampak pada pengurangan

defisit fiskal AS yang signifikan (fiscal cliff atau

sudden fiscal contraction) yaitu sekitar USD607

miliar (4% PDB) untuk tahun fiskal 2013

sehingga berpotensi menyebabkan ekonomi

AS mengarah kepada kondisi resesi (full-fledge

recession)2. Asesmen Conggressional Budget

Office (2012) mengindikasikan bahwa dampak

kontraksi fiskal AS akan menurunkan PDB AS

sekitar 0.5% di tahun 2012, yang disebut

sebagai anticipatory effect. Dengan

menggunakan berbagai model dan skenario,

IMF memperkirakan dampak dari kontraksi

kebijakan fiskal tersebut akan menurunkan

PDB AS di 2013 sebesar 1.8%-4.8% dari

proyeksi baseline-nya.

Berbagai kondisi di atas pada gilirannya

memerlukan ramuan berbagai kebijakan yang

tepat ke depan. Hal itu selain bertujuan untuk

menjaga perbaikan pertumbuhan ekonomi ke

depan, juga diharapkan dapat menjaga

kesinambungan kestabilan perekonomian.

Dengan demikian berbagai langkah dan

kebijakan yang akan ditempuh dua kandidat

presiden AS sangat diharapkan dapat

menghadapi berbagai persoalan yang

dihadapi. Secara global, membaiknya

perekonomian yang berkelanjutan juga sangat

diharapkan agar dapat kembali menjadi motor

pertumbuhan ekonomi dunia.

Grafik 4. Defisit Fiskal dan Utang Pemerintah ASGrafik 4. Defisit Fiskal dan Utang Pemerintah ASGrafik 4. Defisit Fiskal dan Utang Pemerintah ASGrafik 4. Defisit Fiskal dan Utang Pemerintah ASGrafik 4. Defisit Fiskal dan Utang Pemerintah AS

% PDB

90,0

80,0

70,0

60,0

50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0

% PDB

Proyeksi2,0

0,0

-2,0

-4,0

-6,0

-8,0

-10,0

-12,0

Sumber : Congressional Budget Office (CBO)

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Government Debt, lhsFiscal Surplus/Defisit, rhs

1 Sesuai dengan Budget Control Act 2011, defisit fiskal ASseharusnya akan berkurang sangat signifikan di 2012 dan 2013sebagai akibat dari kenaikan penerimaan pemerintah seiringdengan berakhirnya pemotongan pajak penghasilan dan payrollpekerja serta penyesuaian batas minimum pengenaan pajak(alternative minimum tax) yang telah diberlakukan sejak eraPresiden Bush. Selain itu, implementasi automatic spendingreduction sebagaimana ditetapkan dalam Budget Control Act2011 untuk menahan pengeluaran pemerintah (baik komponendiscretionary maupun mandatory) dan penerapan ketentuanlainnya (terkait unemployment benefit, medicare, dll) juga akanmemberikan tambahan pengurangan defisit di 2013 (Sumber:Catatan Analisa GKSM, ≈Dampak Fiscal Cliff terhadapPerekonomian AS dan Efek Rambatannya ke Negara Lain∆).

2 Asesmen yang dilakukan CBO (2012) mengindikasikan dampakkontraksi fiskal AS akan menurunkan PDB AS sekitar 0.5% ditahun 2012, yang disebut sebagai anticipatory effect. Denganmenggunakan berbagai model dan skenario, IMF memperkirakandampak dari kontraksi kebijakan fiskal tersebut akan menurunkanPDB AS di 2013 sebesar 1.8% - 4.8% dari proyeksi baseline-nya(Sumber: Catatan Analisa GKSM, ≈Dampak Fiscal Cliff terhadapPerekonomian AS dan Efek Rambatannya ke Negara Lain∆).

Page 162: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

148

B. TAWARAN PROGRAM KERJA

PRESIDEN AS KE DEPAN

Sejalan dengan permasalahan yang

membayangi ekonomi AS dewasa ini, topik

perpajakan, defisit fiskal dan utang

pemerintah, serta pengangguran menjadi

tema sentral dalam kampanye pilpres. Isu

mengenai perekonomian juga menjadi

bahasan hangat dalam kampanye kali ini

karena perekonomian AS dalam lima tahun

terakhir dibayangi permasalahan yang serius,

termasuk krisis sektor perbankan tahun 2008.

Bahkan sebagian besar pihak menilai

perlambatan ekonomi yang dihadapi AS saat

ini lebih buruk dari ≈The Great Depression∆

akhir tahun 1920an. Berikut ulasan mengenai

program kerja Presiden Obama ke depan

mengenai perpajakan, defisit anggaran, dan

pengangguran yang tertuang dalam

kampanyenya.

1.1.1.1.1. Perpajakan. Perpajakan. Perpajakan. Perpajakan. Perpajakan. Obama akan menaikkan

pajak untuk golongan menengah atas.

Dalam menghadapi turbulensi

perekonomian Pemerintahan Presiden

Obama berencana untuk

memperpanjang program penurunan

pajak (tax cuts) sebagaimana tertuang

dalam Budget Control 2011 khususnya

bagi masyarakat yang berpenghasilan di

bawah USD200 ribu (USD250 ribu bagi

yang menikah). Program tersebut

awalnya dicetuskan oleh Pemerintahan

George Bush Jr dan akan berakhir pada

2012. Sementara itu, Obama juga

berencana menaikkan tariff pajak bagi

golongan menengah ke atas yang dikenal

dengan sebutan Buffet Rule dan

menambah tax exempt bagi golongan

tersebut termasuk untuk biaya

pendidikan.

2.2.2.2.2. Defisit Anggaran. Defisit Anggaran. Defisit Anggaran. Defisit Anggaran. Defisit Anggaran. Rencana menambah

tax cuts disadari pada gilirannya akan

menambah beban fiskal. Guna menekan

defsit anggaran Obama juga berencana

mengurangi pengeluaran yang tidak

perlu. Gabungan antara peningkatan

pajak golongan menengah atas dan tarif

pajak yang tetap bagi golongan sisanya

memberikan dampak kontraksi sekitar

USD57 miliar di 2013 dan USD73 miliar

di 2014. Di sisi pengeluaran, Obama

mengusulkan pemotongan anggaran

khususnya pada sejumlah program

seperti subsidi di sektor pertanian hingga

pemotongan program kesehatan yang

sudah berlangsung sejak 2011. Namun

demikian, Obama juga memberikan

paket stimulus ekonomi jangka pendek

dan investasi. Berbagai program tersebut

diharapkan dapat mengurangi defist

hingga USD4 triliun dari 2013 hingga

2022 dan akan menurunkan rasio defisit

menjadi 2,5% di 2017. Kebijakan ini

diharapkan akan mengurangi kecepatan

pertambahan utang pemerintah.

3.3.3.3.3. Pengangguran. Pengangguran. Pengangguran. Pengangguran. Pengangguran. Hingga saat ini

dibutuhkan sebanyak 10 juta tambahan

lapangan kerja untuk mengurangi jumlah

penganguran dan tambahan angkatan

kerja baru. Berdasarkan perkembangan

hingga saat ini, dalam masa

Page 163: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

149

kepemimpinan Obama, terdapat

pertumbuhan pekerjaan selama 31 bulan

berturut-turut yang berasal dari

tambahan 5,2 juta lapangan pekerjaan

di sektor swasta termasuk 359 ribu

lapangan pekerjaan di sektor manufaktur.

Ke depan, program penciptaan lapangan

kerja ditawarkan melalui program

American Job Act dengan dana sekitar

USD142 miliar dalam bentuk temporary

spending di 2013 dan 2014. Pengeluaran

ini diharapkan dapat menciptakan 1,5

juta kesempatan kerja baru selama dua

tahun tersebut.

C. PELUANG KEBERHASILAN PROGRAM

OBAMA

Dari berbagai uraian di atas nampak

bahwa pada kepemimpinan ke depan Presiden

Obama cenderung menggunakan stimulus dari

sisi pengeluaran. Hal itu dinilai akan membawa

angin perbaikan bagi ekonomi AS yang rapuh.

Hal itu sejalan dengan teori yang

berpandangan bahwa dalam kondisi krisis,

stimulus perekonomian dari sisi pengeluaran

pemerintah dipandang lebih efektif

dibandingkan dengan pemotongan pajak.

Bivens dan Fieldhouse (2012)3 menyebutkan

bahwa dalam kondisi krisis pemotongan

belanja pemerintah yang besar akan

berdampak pada penurunan aktivitas

ekonomi, sementara pemotongan pajak sektor

usaha dan masyarakat golongan atas tidak

akan efisien mendorong pertumbuhan.

Berdasarkan simulasi, program Obama

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dan mengurangi pengangguran lebih tinggi

dibandingkan program kandidat dari partai

Republik. Simulasi yang dilakukan oleh Bivens

dan Fieldhouse (2012) tersebut menggunakan

dampak multiplier dari berbagai program yang

ditawarkan kedua kandidat. Program Obama

diperkirakan akan meningkatkan

perekonomian sebesar 0,9% di 2012 dan

0,3% di 2013 serta menambah kesempatan

kerja sebesar 1,1 juta di 2013 dan 280 ribu di

2014. Namun demikian, defisit fiskal akan

meningkat sebesar USD44 miliar di 2013 dan

berkurang USD39 miliar di 2014.

Bagi Indonesia, perbaikan

perekonomian AS diharapkan dapat

membawa angin positif pada perekonomian

domestik. Hal itu mengingat bahwa porsi

ekspor Indonesia ke AS mencapai 8,1%

terhadap total ekspor di 2011. Di sisi lain,

perbaikan ekspor China dan Jepang ke AS

diperkirakan juga akan memberikan dampak

positif bagi ekspor Indonesia.

3 Bivens Josh and Fieldhouse, Andrew, Who would Promote JobGrowth Most in the Near Term?, Macroeconmic Impacts of TheObama and Romney budget Proposal, Economic Policy Institute,The Country Foundation, 26 September 2012.

Page 164: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

150

4 Disarikan dari Laporan Penelitian 2012 mengenai AkarPermasalahan Krisis Global: Sebuah Perspektif Baru. GroupKerjasama dan Studi Multilateral, Departemen Internasional.

Memahami Kembali Akar Permasalahan Krisis Global :Sebuah Perspektif Baru4

Artikel 2

Oleh: Divisi Studi Multilateral, Grup Kerjasama dan Studi Multilateral

Memasuki penghujung tahun 2012

krisis global masih belum berakhir dan tanda-

tanda pemulihan ekonomi yang lebih solid juga

belum terlihat. Hal ini dikonfirmasi IMF melalui

asesmen terkini (WEO dan GFSR Oktober

2012) yang kembali mengoreksi ke bawah

prospek perekonomian global di 2012 dan

2013. Terus berlanjutnya krisis global, bahkan

setelah semua stimulus fiskal maupun moneter

telah diluncurkan besar-besaran, pada

akhirnya memunculkan pertanyaan akan

efektivitas strategi pemulihan ekonomi global

yang selama ini dijalankan oleh negara-negara

maju dan kemudian akhirnya memacu banyak

ekonom untuk mencoba melihat kembali akar

permasalahan dari krisis ini.

Sulitnya mengatasi krisis global telah

semakin mengonfirmasi pandangan bahwa

penyebab krisis sesungguhnya jauh lebih

kompleks daripada yang diperkirakan

sebelumnya. Pada saat mulainya krisis global

di 2008, pemahaman umum yang

berkembang adalah krisis bersumber dari

penggelembungan sektor finansial yang

melewati batas wajar dan akhirnya pecah, dan

menyebabkan kontraksi tajam di permintaan

agregat. Pandangan yang lebih kritis dalam

mencoba menemukan akar permasalahan

krisis global kemudian sampai kepada

permasalahan struktural yang kompleks di

negara-negara maju, yang sudah muncul jauh

sebelum krisis dan merupakan konsekuensi

dari pilihan kebijakan yang diambil pemerintah

negara-negara maju dalam upaya merespons

permasalahan struktural tersebut.

Framework baru dalam memahami

penyebab krisis ini secara ringkas dapat

ditampilkan dalam sebuah neksus baru, yaitu

yang menghubungkan permasalahan

struktural --> kesenjangan pendapatan -->

respon pemerintah (dalam bentuk demand-

side policy) --> tingkat leverage yang tinggi

--> krisis (Diagram 1. A New Nexus of the

Root of the Crisis).

Page 165: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

151

Diagram 1.Diagram 1.Diagram 1.Diagram 1.Diagram 1.A New Nexus of The Root of the CrisisA New Nexus of The Root of the CrisisA New Nexus of The Root of the CrisisA New Nexus of The Root of the CrisisA New Nexus of The Root of the Crisis

Dalam pandangan yang lebih

komprehensif ini, krisis bermula dari

permasalahan struktural yang kompleks di

negara maju. Indikasi permasalahan struktural

di AS dan Kawasan Euro antara lain tercermin

dari produktivitas tenaga kerja serta tingkat

efisiensi dan inovasi industri yang terus

menurun dalam satu dekade terakhir

sebagaimana tercermin dari perkembangan

Multifactor Productivity yang kian menurun.

Hal ini sejalan dengan output potensial AS dan

Kawasan Euro yang sejak era 2000an Euro

telah menurun signifikan. Pada tahun 1992,

output potensial AS dan Euro berada pada

kisaran 2.5% dan pada 2010 output potensial

masing-masing turun ke kisaran 1-1.5% (IMF

dan OECD, 20115). Daya inovasi negara maju

juga menurun sebagaimana tercermin dari

semakin berkurangnya pangsa ekspor negara

maju di bidang high-tech dan aktivitas

pendaftaran paten negara maju. Pada 1998,

pangsa ekspor high-tech US mencapai 22.5%

ekspor high-tech dunia sementara China hanya

sekitar 5%. Namun di 2010 pangsa AS turun

ke kisaran 17.5%, sedangkan pangsa China

naik pesat menjadi 22.5% (OECD, 2012)6.

Produktivitas, daya saing, dan inovasi

yang semakin lamban tersebut sesungguhnya

merupakan sederetan permasalahan struktural

yang kronis yang kemudian terakumulasi dan

bermanifestasi menjadi kesenjangan

pendapatan yang parah di AS dan tingkat

pengangguran tinggi yang hampir permanen

di Kawasan Euro. Di AS, penurunan tingkat

pengangguran sangat lambat

5 ECB Monthly Bulletin, Januari 2011.6 OECD, Science and Engineering Indicators, National Science

Foundation, 2012

CRISIS

- labor productivity (low-skilled workers)

- TFP- potential output growth

- Widen income disparitybetween class

- High unemployment

Policy response

Demand side Policy :- Easy access to credit for

low-middle income class- Government welfare

transfer

-

- debt households- fiscal deficit

More Demand side Policy??- Easing mon. Policy- Fiscal stimulus

-

2008 - now

Abnormally low riskpremia (low US yields,stable US$ and euro)

1 2 3

4

Page 166: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

152

mengindikasikan adanya mismatch di pasar

tenaga kerja AS. Mismatch di pasar tenaga

kerja ini terindikasi memiliki kaitan kuat

dengan fenomena kesenjangan pendapatan

di AS yang makin melebar. Dalam periode

1994-20057, rata-rata peningkatan

pendapatan rumah tangga AS adalah 1,7%

per tahun, di mana 10% dari top level rumah

tangga AS menikmati peningkatan

pendapatan hingga 3,3%, sementara 10%

level paling bawah hanya mengalami

peningkatan 1% per tahun. Kesenjangan

pendapatan ini sesungguhnya

mengungkapkan permasalahan ekonomi yang

lebih kompleks, seperti segmentasi yang tajam

di pasar tenaga kerja AS, dimana 71% pekerja

AS bergelut di sektor yang cenderung memiliki

permintaan tenaga kerja yang rendah, atau

mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja,

atau sekaligus keduanya.

Di Eropa, pertumbuhan ekonominya

sudah lama tidak sustainable. Penggabungan

negara-negara dalam Kawasan Eropa dan

konsep pengelolaan ekonomi yang mengacu

pada welfare-state economy dengan peran

pemerintah yang sangat dominan, telah

menutupi kelemahan fundamental

perekonomian kawasan tersebut. Sektor

swasta Eropa juga memiliki permasalahan

struktural seperti lemahnya daya saing akibat

produktivitas tenaga kerja yang rendah dan

biaya tenaga kerja (unit labor cost) yang terus

meningkat.

Persoalan struktural tersebut kemudian

menjadi lebih rumit ketika muncul dimensi

politis berupa respons kebijakan yang bersifat

jangka pendek dan berfokus pada

peningkatan daya beli masyarakat (demand-

side policy), khususnya ke masyarakat

berpenghasilan menengah ke bawah. Di AS,

lambatnya pertumbuhan pendapatan di

segmen penduduk tersebut direspon dengan

mendorong sektor perbankan memberikan

kemudahan pembiayaan bagi kelompok

masyarakat ini. Serentetan kebijakan

pemerintah AS sejak awal 1990-an telah

gencar mendorong kepemilikan rumah bagi

kelompok berpenghasilan rendah. Hal ini

didorong oleh keyakinan bahwa kepemilikan

rumah mampu berdampak ke konsumsi

masyarakat melalui wealth effect karena nilai

rumah yang terus meningkat menyebabkan

masyarakat merasa lebih ≈kaya∆, sehingga

terdorong untuk meningkatkan konsumsinya

dan mortgages juga dapat digunakan untuk

pembiayaan kembali (refinancing) dan dapat

digunakan untuk keperluan lain.

Kebijakan pemerintah ini kemudian

juga didukung oleh bank sentral melalui

akomodasi moneternya. Hal ini terlihat jelas

di AS pada 2001 ketika the Fed menurunkan

Fed funds rates secara tajam dari 6,5% di awal

Januari 2001 menjadi 1% pada pertengahan

2004 yang diambil sebagai respon dari

kelesuan ekonomi yang dipicu oleh

berakhirnya era ≈dot-com bubble» dan

berlanjut dengan shock di perekonomian

menyusul peristiwa September 2001. Langkah

agresif Fedres ini kemudian berimplikasi pada7 McKinsey Global Institute (2009), ≈Changing the Fortunes of

America»s Workforce : A Human Capital Challenge∆.

Page 167: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

153

semakin terdorongnya ekspansi di sektor

properti, yang menyebabkan kredit di sektor

ini terus melambung tinggi, dibarengi dengan

melesatnya harga properti dan meningkatnya

penyerapan tenaga di sektor ini. Pemerintah

AS bahkan melibatkan sektor swasta Fannie

Mae dan Freddie Mac dalam mendorong

kepemilikan rumah. Besarnya dukungan sektor

keuangan dalam perkembangan sektor

properti di AS tercermin dari jauh lebih

berkembangnya pasar mortgage di AS. Pada

1983, mortgage debt di AS hanya 30% PDB

yang kemudian meningkat tajam mencapai

70% dari GDP pada 2007, sementara di Eropa

hanya meningkat dari kisaran 15% PDB pada

1983 menjadi 40% PDB di 2008. Meskipun

kebijakan pemerintah tersebut lazim di negara

maju lainnya, namun stimulus yang diberikan

pemerintah negara maju lainnya relatif tidak

sebesar yang diberikan pemerintah AS.8

Di Eropa, pemerintah Euro lebih banyak

terlibat langsung dengan memberikan subsidi

social housing untuk meningkatkan

kepemilikan perumahan dan ketersediaan

perumahan dengan harga terjangkau. Namun

demikian, konsep welfare-state tersebut tidak

dapat berbuat banyak untuk mendorong

perekonomian Euro yang mulai melambat

sejak 1990 karena penurunan tingkat

produktivitasnya. Pembentukan Kawasan Euro

di 1999 kemudian menjadi harapan untuk

meningkatkan kembali pertumbuhan

ekonominya untuk mengatasi pengangguran

di kawasan ini, melalui penurunan borrowing

cost dan peluang memperoleh pinjaman lebih

mudah khususnya bagi negara-negara

periferal. Kondisi ini juga dipermudah oleh

gelombang inovasi di pasar keuangan yang

semakin meningkatkan aliran modal antar

negara baik di dalam maupun luar kawasan

sebagaimana tercermin dari tingginya aktivitas

cross-border banking pasca penggabungan

kawasan yang telah mencapai 500% PDB

dunia di 2011, jauh di atas aktivitasnya

sebelum tahun 1999 yang masih di bawah

100% PDB Dunia.

Selain melalui kemudahan akses kredit,

komitmen pemerintah negara-negara maju

untuk memberikan proteksi kepada kelompok

masyarakat berpenghasilan menengah ke

bawah juga terlihat dari pos pengeluaran sosial

yang mendominasi total belanja pemerintah,

terutama di Kawasan Euro sejalan dengan

statusnya sebagai negara social welfare. Porsi

belanja pemerintah mencapai hampir 50%

terhadap PDB, jauh di atas Amerika yang

masih dibawah 40%. Dilihat dari

komposisinya, pengeluaran social protection

dan kesehatan umumnya merupakan pos

pengeluaran yang terbesar, baik di Kawasan

Euro maupun AS. Namun kedua pos tersebut

mencapai sekitar 25% PDB di Kawasan Euro,

sementara AS hanya mencapai 16% PDB.

Selanjutnya, hampir 90% dari pengeluaran

program social Euro dialokasikan bagi social

benefits and transfer yang di restribusikan

untuk sektor rumah tangga.

Di sisi lain, kebijakan peningkatan

kualitas dan pemerataan akses pendidikan

yang merupakan jawaban dari permasalahan8 Pinto, Edward. J, ≈Government Housing Policies in The Lead-up

to The Financial Crisis : A Forensic Study∆, (2010).

Page 168: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

154

struktural justru kurang mendapatkan

perhatian yang seimbang. Porsi pengeluaran

pendidikan pemerintah AS dan Kawasan Euro

cenderung stagnan dalam beberapa dekade

terakhir. Biaya pendidikan di AS khususnya

untuk pendidikan tersier (akademi dan

universitas) sebagian besar ditanggung pihak

swasta. Daya dukung inovasi di sektor swasta

juga semakin berkurang seiring dengan

pengeluaran untuk research and development

(R&D) yang stagnan dalam satu dekade

terakhir.

Kebijakan di AS dan Kawasan Euro yang

secara gencar diarahkan pada sisi permintaan

untuk sesaat terlihat berhasil seperti yang

diharapkan, namun kebijakan tersebut secara

gradual menciptakan kerentanan di

perekonomian AS dan Kawasan Euro (Bagian

3 dari Diagram 1). Utang sektor rumahtangga

AS telah semakin menjauh dari pendapatan

rumah tangga, kredit perbankan telah

meningkat pesat jauh meninggalkan rata-rata

jangka panjang sebelumnya, dan defisit fiskal

makin membesar di era 2000-an. Di Kawasan

Euro, sebagain besar negara-negaranya tidak

dapat memenuhi komitmen defisit fiskal

seperti ditetapkan dalam Maastricht Treaty

akibat meningkatnya pengeluaran sosial

pemerintah.

Meskipun indikasi-indikasi kerentanan

ekonomi telah terlihat, namun pada masa itu

hal tersebut seolah diabaikan, seperti tercermin

dari yield US Treasury yang terus menurun dan

perkembangan USD dan euro yang stabil

dalam jangka panjang (lihat kotak kuning

dalam Diagram 1). Abnormal low risk-premia

ini merupakan puzzle yang hingga saat ini

masih menjadi perdebatan di kalangan para

ekonom.9 Dalam konteks ini, abnormal low

risk-premia merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan kekuranghati-hatian dalam

pengelolaan makroekonomi di negara-negara

maju terus berlanjut.

Perilaku sektor keuangan yang terlalu

optimis yang bermuara pada praktek di pasar

keuangan yang meninggalkan kaidah kehati-

hatian merupakan faktor yang paling sering

disebut sebagai penyebab utama terjadinya

krisis. Namun, berbagai studi yang dilakukan

dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan

bahwa perilaku sektor keuangan tersebut

sesungguhnya merupakan kombinasi dari

sejumlah faktor yang saling terkait satu sama

lain yakni (i) kebijakan moneter yang terlalu

longgar pada periode 2001-2004, (ii)

fenomena global saving glut, (iii) fenomena

rendahnya sukubunga riil jangka panjang

global dan (iv) global shortage of safe assets

(lihat Diagram 2. The role of financial sector in

the run-up to the crisis),

Perspektif baru seperti yang

digambarkan dalam neksus diatas sebelum ini

cenderung kurang mendapatkan dukungan.

Namun, sejalan dengan terus berlanjutnya

krisis, perspektif ini semakin banyak

mendapatkan perhatian di kalangan para

ekonom dan lembaga multilateral. IMF dalam

majalah IMF Survey Juni 2012 bahkan

9 Krugman (2007) dalam ≈ Will there be a Dollar Crisis?∆ mencobamenjelaskan fenomena abnormal low risk-premia untuk ASdengan analogi ≈coyote moment∆ untuk menggambarkanadanya fenomena investor myopia

Page 169: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Bab 5 - A r t i k e l

155

mengangkat suatu hasil wawancara yang

kemudian menjadi tema utama, sebagai

berikut :

≈The rise of inequality is at the center

of the current economic and financial crisis∆.

Di kalangan ekonom,∆Raghuram Rajan10

merupakan pionir dalam pandangan ini, yang

antara lain diungkapkan dalam buku ≈Fault

Lines: How Hidden Fractures Still Threaten The

World Economy, 2010. Dalam ranah ekonomi

internasional, pandangan ini mulai

mendapatkan perhatian dan pengujian empiris

terkait hal ini telah mulai banyak dilakukan,

seperti Kumhof dan Rancière (2011)11 dengan

DSGE model membuktikan keterkaitan antara

kesenjangan pendapatan, credit boom, dan

kemudian krisis.

Uraian tentang peran sektor keuangan

dalam cerita besar krisis global menunjukkan

bahwa meskipun sektor keuangan memiliki

peran dominan dalam mendorong terjadinya

krisis, namun perilaku sektor keuangan

tersebut tidak dapat dilepaskan dari konteks

kebijakan makro yang lebih luas, bahkan

hingga masuk ke ranah politik ekonomi.

Dinamika sektor finansial yang sangat cepat

ini tidak diimbangi dengan perbaikan

struktural di sektor ekonomi riil. Persoalan yang

mendasari krisis global secara keseluruhan

ditampilkan dalam Diagram 3. Permasalahan

Mendasar Krisis Global.

Dengan uraian seperti tersebut di atas,

maka jawaban dari pertanyaan mengapa krisis

global tidak kunjung teratasi, nampaknya

Diagram 2. Diagram 2. Diagram 2. Diagram 2. Diagram 2. The role of financial sector in the run-up to the crisisThe role of financial sector in the run-up to the crisisThe role of financial sector in the run-up to the crisisThe role of financial sector in the run-up to the crisisThe role of financial sector in the run-up to the crisis

Financial sector reckless behavior

Advanced and complex financial innovation

Cross borderbanking

Self regulatedmarket

Excessivefinancial assets

Too Accomodative MonetaryPolicy (2001-2004)

FinancialDeregulation

Global Saving Glut

Low global interest rate

Surplus inemerging countries

Global shortageof safe assets

Dot-combubble burst

2001, 9/11 Crisis

Over confidence of the Fed(the beliefeon theGreat Moderation)

Current IMSUS is the sole provider of

safe assets

10 Raghuram Rajan saat ini adalah professor di University of Chicago.Dari 2003-2006 Prof. Rajan adalah Chief Economist di IMF.

11 Kumhof, Michael and Rancière, Romain, ≈Inequality, Leverageand Crises∆, IMF Working Paper 10/68, 2011.

Page 170: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

156

menjadi lebih jelas. Hal ini terlihat dari Bagian

4 dalam Diagram 1 yang menggambarkan

respon yang dilakukan negara-negara maju

guna mengatasi krisis global yang difokuskan

pada sisi permintaan lewat stimulus besar-

besaran dari fiskal maupun kebijakan moneter

yang kemudian berujung pada kondisi debt

overhang. Suatu langkah penyelesaian yang

ironisnya justru merupakan pengulangan dari

kesalahan yang dibuat sebelumnya, sedangkan

masalah struktural seperti mismatch di pasar

tenaga kerja, produktivitas dan daya saing

yang rendah di sektor riil, belum mendapatkan

perhatian yang berarti. Tanpa terobosan untuk

mulai mengatasi permasalahan sesungguhnya

di sisi struktural, langkah untuk terus

membanjiri perekonomian dengan likuiditas12

bukan saja tidak akan efektif, namun justru

berpotensi menciptakan kerawanan tinggi

dalam bentuk instabilitas ekonomi global,

khususnya dalam bentuk destabilizing capital

flows dan bahkan volatile commodity prices.

Secara keseluruhan, pendekatan yang lebih

komprehensif ini melahirkan implikasi penting

bahwa krisis yang sedang terjadi sekarang ini

tidak bisa lagi dipandang sebagai sebuah

fenomena siklikal. Konsekuensinya, kita harus

terus bersiap diri menghadapi periode krisis

ekonomi yang masih akan panjang.

Diagram 3. Permasalahan Mendasar Krisis GlobalDiagram 3. Permasalahan Mendasar Krisis GlobalDiagram 3. Permasalahan Mendasar Krisis GlobalDiagram 3. Permasalahan Mendasar Krisis GlobalDiagram 3. Permasalahan Mendasar Krisis Global

Current International Monetary System (Post Bretton Woods)≈Non system∆; Exorbitant privilege; Wrong incentives; Weak ER adjustment; Misleading safe haven

Prolonged DistortedSupply Side

Real SectorDeregulation

but not enough

Too Much Emphasison Demand Side

Fiscal Policy: stimulus,welfare state model

Monetary Policy:accommodation

FinancialDeregulation

Emerging Economies

Booming

GreatModeration

? ?Abnormallylow risk premia

PRE CRISES POST CRISES

Global Imbalances

Debt Accumulation

Global Liquidity

Financial Innovation

Cross Border Banking

Securitization

Self Regulated Market

Financial Sector Reckless BehaviorExcessivefinancial:

assetsbubbles

GlobalFinancial

Crisis

US: Recovery StallsEurope: Debt Crisis

Financial distress:banks, households, firms

Global Response

Fiscal Policy: bailoutmore stimulus

Monetary Policy:Zero i, QE

12 Pada 13 September 2012, FOMC meluncurkan kebijakanQuantitative Easing tahap 3 dalam bentuk tambahan pembelianmortgage-backed securities (MBS) sebesar US$40 miliar perbulan. Berbeda dengan pendahulunya, pembelian MBS dalamQE3 ini akan dilakukan dalam jumlah yang tidak terbatas(unlimited

Page 171: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

157

L a m p i r a n

Page 172: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

158

Tabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik Bruto

Negara 2006 2007 2008 2009

(% yoy)(% yoy)(% yoy)(% yoy)(% yoy)

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast Oktober 2012Keterangan :Cetak miring adalah angka proyeksi dari Consensus Forecast Oktober 2012Tanda (-) : data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,8 2,0 1,1 -2,4 2,4 3,0 3,2 2,8 1,8 1,9 1,6 2,0 2,4 2,1 2,3

Argentina 8,5 8,7 7,0 0,9 6,8 11,8 8,6 9,2 9,9 9,1 9,3 7,3 5,2 0,0 -

Brazil 3,7 5,7 5,1 -0,2 9,3 9,2 6,7 5,0 4,2 3,3 2,1 1,4 0,8 0,5 -

Chili 4,3 4,7 3,2 -1,5 0,5 6,3 6,8 5,9 9,7 6,0 3,6 4,8 4,5 5,7 6,9

Meksiko 4,8 3,3 1,3 -6,5 4,5 7,6 5,1 4,4 4,4 3,1 4,3 3,9 4,9 4,4 3,3

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,7 4,0 2,3 1,3 2,4 3,2 2,7 2,7 1,2 2,0 2,6 2,5 4,4 3,7 3,0

China 11,6 11,9 9,0 8,7 11,9 10,3 9,6 9,8 9,7 9,5 9,1 8,9 8,1 7,6 7,4

India 9,4 8,7 7,3 5,7 8,6 8,9 8,9 8,3 7,8 7,7 6,9 6,1 5,3 5,5 5,8

Jepang 2,4 2,2 -0,7 -5,2 5,6 3,2 4,9 2,2 -0,2 -1,8 -0,5 -0,7 2,9 3,3 0,1

Korea Selatan 5,1 5,1 2,2 0,2 8,5 7,5 4,4 4,7 4,2 3,5 3,6 3,3 2,8 2,3 1,6

ASEAN-6

Indonesia 5,5 6,3 6,1 4,5 5,6 6,1 5,8 6,9 6,4 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,2

Malaysia 5,8 6,2 4,6 -1,7 10,1 8,9 5,3 4,8 5,2 4,3 5,8 5,2 5,1 5,6 5,2

Filipina 5,4 7,3 4,6 0,9 8,4 8,9 7,3 6,1 4,9 3,6 3,2 4,0 6,3 5,9 5,4

Singapura 8,2 7,7 1,1 -2,0 16,4 19,4 10,5 12,0 9,1 1,2 6,0 3,6 1,6 2,5 0,3

Thailand 5,1 4,9 2,6 -2,3 12,0 9,2 6,6 3,8 3,2 2,7 3,7 -8,9 0,4 4,4 3,0

Vietnam 8,2 8,5 6,2 5,3 5,8 6,2 6,5 6,8 5,4 5,6 5,8 5,9 4,0 4,4 4,7

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 2,8 2,7 0,6 -4,1 0,8 2,0 2,0 2,0 2,4 1,6 1,3 0,7 0,0 -0,4 -0,6

Inggris 2,9 2,6 0,7 -4,9 -0,4 1,5 2,5 1,5 1,3 0,5 0,5 0,6 -0,1 -0,5 -0,1

Rusia 7,4 8,1 5,6 -7,9 3,1 5,2 3,1 4,5 4,0 3,4 5,0 4,8 4,9 4,0 2,9

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,0 4,7 3,8 -1,8 1,7 3,1 2,7 3,8 3,4 3,3 3,0 2,9 2,1 3,0 -

Page 173: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

159

Tabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka Pengangguran

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)

Sumber : Bloomberg, CEICKeterangan : Cetak miring adalah angka proyeksi dari CEICTanda ( - ) : Data belum keluarn.a : Data tidak tersedia

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 4,4 5,0 7,2 10,0 9,7 9,5 9,6 9,4 8,9 9,1 9,0 8,5 8,2 8,2 7,8

Argentina 8,7 7,5 7,3 8,4 8,3 7,9 7,5 7,3 7,4 7,3 7,2 6,7 7,1 7,2 7,6

Brazil 8,4 7,4 6,8 6,8 7,6 7,0 6,2 5,3 6,5 6,2 6,0 4,7 6,2 5,9 5,4

Chili 6,0 7,2 7,5 10,0 9,0 8,5 8,0 7,1 7,3 7,2 7,4 6,6 6,6 6,6 6,5

Meksiko 4,0 3,8 4,7 5,4 5,0 5,4 5,3 5,6 5,0 5,8 5,2 5,0 5,2 4,9 4,7

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 4,6 4,2 4,5 5,5 5,4 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 5,3 5,2 5,2 5,3 5,4

China 4,1 4,0 4,2 4,3 4,2 4,2 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1

India n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Jepang 4,0 3,8 4,3 5,2 5,0 5,3 5,0 4,9 4,7 4,6 4,2 4,5 4,5 4,3 4,2

Korea Selatan 3,3 3,1 3,3 3,6 3,8 3,5 3,7 3,6 4,0 3,3 3,2 3,1 3,4 3,2 3,1

ASEAN-6

Indonesia 10,3 9,1 8,4 7,9 7,4 n.a 7,1 n.a 6,8 n.a 6,6 n.a 6,3 n.a 6,1

Malaysia 3,0 3,0 3,1 3,5 3,7 3,4 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 -

Filipina 7,3 6,3 6,8 7,1 7,3 8,0 6,9 7,1 7,4 7,2 7,1 6,4 7,2 6,9 7,0

Singapura 2,7 1,7 2,5 2,3 2,2 2,2 2,1 2,2 2,7 3,0 2,9 2,9 3,0 2,8 2,8

Thailand 1,0 0,8 1,4 0,9 1,0 1,2 0,9 0,7 0,7 0,4 0,8 0,4 0,7 0,7 0,6

Vietnam 4,8 4,6 4,7 - - - - - - - - - - - -

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 7,8 7,2 8,2 9,9 9,9 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,3 10,7 11,0 11,4 11,6

Inggris 5,5 5,2 6,3 7,8 8,0 7,8 7,7 7,9 7,7 7,9 8,3 8,4 8,2 8,0 7,8

Rusia 6,9 6,1 7,8 8,2 8,6 6,8 6,6 7,2 7,1 6,1 6,0 6,1 6,5 5,4 5,2

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Page 174: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

160

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2

Tabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHK

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)

Sumber : BloombergKeterangan :* Inflasi Wholesale Price Index

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,5 4,1 0,1 2,7 2,3 1,1 1,1 1,5 2,7 3,6 3,9 3,0 2,7 1,7 2,0

Argentina 9,8 8,5 7,2 7,7 9,7 11,0 11,1 10,9 9,7 9,7 9,9 9,5 9,8 9,9 10,0

Brazil 3,1 4,5 5,9 4,3 5,2 4,5 4,7 5,9 6,3 6,7 7,3 6,5 5,2 4,9 5,3

Chili 2,7 6,3 8,7 -1,8 0,3 1,2 1,9 3,0 3,4 3,4 3,3 4,4 3,8 2,7 2,8

Meksiko 4,1 3,8 6,5 3,6 5,0 3,7 3,7 4,4 3,0 3,3 3,1 3,8 3,7 4,3 4,8

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 3,3 3,0 3,7 2,1 2,9 3,1 2,8 2,7 3,3 3,6 3,5 3,1 1,6 1,2 2,0

China 2,8 6,5 1,2 1,9 2,4 2,9 3,6 4,6 5,4 6,4 6,1 4,1 3,6 2,2 1,9

India* 6,7 5,5 6,7 7,2 10,4 10,3 9,0 9,5 9,7 9,5 10,0 7,7 7,7 7,6 7,8

Jepang 0,3 0,7 0,4 -1,7 -1,1 -0,7 -0,6 0,0 -0,5 -0,4 0,0 -0,2 0,5 -0,2 -0,3

Korea Selatan 2,1 3,6 4,1 2,8 2,3 2,6 3,6 3,5 4,1 4,2 3,8 4,2 2,6 2,2 2,0

ASEAN-6

Indonesia 6,6 6,6 11,1 2,8 3,4 5,1 5,8 7,0 6,7 5,5 4,6 3,8 4,0 4,5 4,3

Malaysia 3,1 2,4 4,4 1,1 1,4 1,6 1,8 2,1 3,0 3,5 3,4 3,0 2,1 1,6 1,3

Filipina 4,3 3,9 8,0 4,4 4,4 3,9 3,5 3,1 4,8 5,2 4,7 4,1 2,6 2,8 3,6

Singapura 0,8 4,4 4,3 0,0 1,6 2,7 3,7 4,6 5,0 5,2 5,5 5,5 5,2 5,3 4,7

Thailand 3,5 3,2 0,4 3,5 3,4 3,3 3,0 3,0 3,1 4,1 4,0 3,5 3,5 2,6 3,4

Vietnam 6,6 12,6 19,9 6,5 9,5 8,7 8,9 11,8 13,9 20,8 22,4 18,1 14,2 6,9 6,5

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 1,9 3,1 1,6 0,9 1,4 1,4 1,8 2,2 2,7 2,7 3,0 2,7 2,7 2,4 2,7

Inggris 3,0 2,1 3,1 2,9 3,2 3,2 3,1 3,7 4,0 4,2 5,2 4,2 3,5 2,4 2,2

Rusia 9,0 11,9 13,3 8,8 6,5 5,8 7,0 8,8 9,5 9,4 7,2 6,1 3,7 4,3 6,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,8 9,0 9,5 6,3 5,1 4,2 3,2 3,5 4,1 5,0 5,7 6,1 6,0 5,5 5,5

Page 175: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

161

Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral

Negara 2006 2007 2008 2009

Posisi akhir periode (% yoy)Posisi akhir periode (% yoy)Posisi akhir periode (% yoy)Posisi akhir periode (% yoy)Posisi akhir periode (% yoy)

Sumber : BloombergKeterangan : -

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2010 2011

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (Fed fund rate) 5,25 4,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Brazil (Selic rate) 13,25 11,25 13,75 8,75 8,75 10,25 10,75 10,75 11,75 12,25 12,00 11,00 9,75 8,50 7,50

Chili (Overnite rate) 5,25 6,00 8,25 0,50 0,50 1,00 2,50 3,25 4,00 5,25 5,25 5,25 5,00 5,00 5,00

Meksiko (Overnite rate) 7,00 7,50 8,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Cash target rate) 6,25 6,75 4,25 3,75 4,00 4,50 4,50 4,75 4,75 4,75 4,75 4,25 4,25 3,50 3,50

China (Lending rate) 6,12 7,47 5,31 5,31 5,31 5,31 5,31 5,81 6,06 6,31 6,56 6,56 6,56 6,31 6,00

India (Reverse repo rate) 6,00 6,00 6,50 4,75 5,00 5,25 6,00 6,25 6,75 7,50 8,25 8,50 8,50 8,00 8,00

Jepang (O/N Call target) 0,25 0,50 0,50 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Korea Selatan (Call rate) 4,50 5,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,25 2,50 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00

ASEAN-5

Indonesia (BI rate) 9,75 8,00 9,25 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,75 6,75 6,75 6,00 5,75 5,75 5,75

Malaysia (O/N rate) 3,50 3,50 3,25 2,00 2,25 2,50 2,75 2,75 2,75 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

Filipina (O/N rate) 7,50 5,25 5,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,25 4,50 4,50 4,50 4,00 4,00 3,75

Thailand (Repo rate) 4,94 3,25 2,75 1,25 1,25 1,25 1,75 2,00 2,50 3,00 3,50 3,25 3,00 3,00 3,00

E ropaE ropaE ropaE ropaE ropa

Kawasan EURO (Refinancing rate) 3,50 4,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,25 1,50 1,00 1,00 1,00 0,75

Inggris (Bank rate) 5,00 5,50 2,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Rusia (Refinancing rate) 11,00 10,00 13,00 8,75 8,25 7,75 7,75 7,75 8,00 8,25 8,25 8,00 8,00 8,00 8,25

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (Refinancing rate) 9,00 11,00 11,50 7,00 6,50 6,50 6,00 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,00

2012

Page 176: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

162

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

Tabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang Beredar

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)Akhir Periode (% yoy)

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (M2) 5,1 5,9 9,6 3,7 1,5 1,8 2,9 3,3 4,6 6,0 9,7 9,7 10,0 9,2 6,8

Argentina (M3) 19,4 24,7 14,6 13,0 16,6 25,7 34,8 45,2 39,3 39,1 36,8 30,1 31,9 34,2 35,6

Brazil (M3) 18,1 17,7 17,5 16,4 15,2 13,0 14,8 15,5 18,4 19,7 18,6 18,9 20,6 20,4 18,8

Meksiko (M3) 14,1 10,0 14,5 6,7 7,3 10,6 13,1 12,8 12,7 13,3 13,7 16,0 17,5 18,0 16,7

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (M3) 13,1 22,5 15,4 5,8 5,7 4,6 6,1 10,3 10,0 9,0 9,9 8,1 7,5 9,3 7,7

China (M2) 16,9 16,7 17,8 27,6 22,5 18,5 19,0 19,7 16,6 15,9 13,0 13,6 13,4 13,6 14,8

India (M3) 19,3 22,8 19,6 17,2 16,7 14,5 14,7 16,6 16,1 17,1 16,3 15,6 13,0 13,2 13,4

Jepang (M3) -0,6 0,7 0,7 2,2 2,0 2,2 2,1 1,8 2,0 2,3 2,3 2,6 2,6 2,0 2,1

Korea Selatan (M3) 9,6 10,6 10,4 8,1 8,9 9,3 7,7 6,9 4,7 4,1 5,7 6,2 8,7 8,5 7,6

ASEAN-5

Indonesia (M2) 14,9 18,9 14,7 13,0 8,6 12,8 12,5 13,8 16,1 13,1 16,2 16,4 18,8 20,9 18,2

Malaysia (M3) 12,3 9,5 11,9 9,1 8,7 8,8 8,5 7,0 8,0 12,4 12,5 14,4 14,9 12,7 12,5

Filipina (M3) 21,4 10,6 15,6 8,3 10,3 10,3 10,5 10,6 10,3 11,4 7,4 6,3 5,6 7,1 7,5

Singapura (M3) 19,1 14,1 11,6 10,6 8,2 8,4 7,8 8,4 8,6 10,6 11,3 10,1 10,0 6,9 6,5

Thailand (M2) 8,2 6,3 9,2 6,7 6,1 7,0 9,9 10,9 13,2 16,3 16,2 15,2 13,1 11,1 12,5

E ropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro (M3) 9,9 11,5 7,5 -0,3 -0,1 0,3 1,1 1,7 2,2 1,9 2,8 1,5 2,9 3,0 2,7

Inggris (M4) 12,5 12,3 16,3 6,7 3,6 3,0 1,1 -1,4 -1,3 -0,7 -1,7 -2,6 -4,8 -5,2 -3,5

Rusia (M2) 48,8 47,5 1,7 16,3 35,0 33,6 35,0 31,1 26,7 22,7 21,5 22,6 21,2 19,1 14,8

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (M3) 22,5 23,6 14,8 1,8 1,6 2,4 5,1 6,9 6,5 6,0 6,8 8,3 6,7 7,0 7,5

Sumber : BloombergKeterangan : -

2010 2011 2012

Page 177: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

163

Tabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah

Sumber : Moody's Statistical Handbook Mei 2012, Departemen Keuangan (untuk Indonesia)Keterangan:Cetak Miring = Proyeksi Moody's Statistical Handbook Mei 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -2,8 -2,5 -3,9 -10,9 -9,7 -8,9 -7,7 -3,8

Argentina 1,8 1,1 1,4 -0,6 0,2 -1,7 -1,3 -1,4

Brazil -3,4 -1,8 -1,8 -3,3 -2,8 -3,5 -2,8 -2,7

Chile 7,5 7,9 4,1 -4,1 -0,3 0,6 1,6 1,5

Meksiko -1,5 -1,6 -1,3 -2,0 -2,4 -2,3 -2,4 -2,1

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,0 1,6 1,3 -3,5 -5,4 -4,9 -4,3 -1,1

China -0,7 0,9 -0,4 -3,0 -2,3 -1,3 -1,2 -2,1

India -5,4 -4,1 -8,4 -9,7 -7,5 -9,0 -8,8 -8,6

Jepang -3,6 -2,1 -4,1 -10,4 -9,4 -10,1 -10,0 -8,7

Korea Selatan 0,7 3,8 1,5 -1,7 1,4 1,6 1,2 0,8

ASEAN-6

Indonesia -0,9 -1,3 -0,1 -1,6 -0,7 -2,2 -2,00 -1,6

Malaysia -3,3 -3,2 -4,8 -7,0 -5,6 -5,0 -4,9 -4,3

Filipina -1,1 -1,5 -1,3 -3,7 -3,5 -2,0 -2,4 -2,2

Singapura 0,5 3,1 1,5 0,1 2,1 2,8 2,5 2,7

Thailand 1,1 -1,7 -1,1 -4,4 -2,6 -0,9 -3,0 -3,4

Vietnam -1,0 -1,0 -1,3 -7,4 -5,7 -2,9 -2,7 -2,3

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) -1,4 -0,7 -2,1 -6,4 -6,2 -4,1 -3,4 -

Inggris -2,7 -2,8 -4,9 -11,4 -10,1 -8,2 -6,6 -6,1

Rusia 8,3 6,8 4,9 -6,3 -3,5 1,6 0,6 -0,3

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 1,0 1,5 -0,6 -5,1 -4,1 -4,5 -4,4 -3,9

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 178: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

164

Tabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca Berjalan

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Moody's Statistical Handbook Mei 2012, SEKI (untuk Indonesia)Keterangan :Cetak Miring = proyeksi Moody's Statistical Handbook Mei 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -6,0 -5,1 -4,7 -2,7 -3,2 -3,1 -3,3 -3,1

Argentina 3,6 2,8 2,1 3,6 0,8 0,0 -0,7 -1,0

Brazil 1,3 0,1 -1,7 -1,5 -2,2 -2,1 -2,6 -2,8

Chili 4,6 4,1 -3,2 2,0 1,5 -1,3 -1,8 -2,0

Meksiko -0,5 -0,9 -1,4 -0,6 -0,3 -0,8 -1,0 -1,4

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia -5,3 -6,1 -4,6 -4,5 -2,6 -2,1 -4,6 -5,1

China 8,4 10,6 9,1 5,2 5,1 2,8 2,3 1,5

India -1,0 -1,3 -2,3 -2,8 -2,6 -3,9 -3,9 -3,5

Jepang 3,9 4,8 3,2 2,8 3,6 2,0 2,1 1,8

Korea Selatan 1,5 2,1 0,3 3,9 2,9 2,4 0,7 -0,9

ASEAN-6

Indonesia 2,9 2,4 0,0 2,0 0,7 0,2 -0,4 -1,0

Malaysia 16,7 15,9 17,7 16,5 11,5 11,5 12,6 11,7

Filipina 4,4 4,8 2,1 5,6 4,5 3,1 2,6 2,4

Singapura 23,6 24,7 13,9 15,7 23,1 22,7 22,2 21,3

Thailand 1,1 6,3 0,8 8,3 4,1 3,4 0,1 1,2

Vietnam -0,3 -9,8 -11,9 -6,8 -4,0 0,2 -0,6 -2,6

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) 0,5 0,4 -0,7 -0,1 0,1 -0,1 0,0 -

Inggris -3,2 -2,5 -1,4 -1,5 -3,3 -1,9 -2,3 -1,6

Rusia 9,6 6,0 6,2 4,0 4,8 5,3 4,8 1,9

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan -5,3 -7,0 -7,2 -4,0 -2,8 -3,3 -4,0 -4,2

Page 179: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

165

Tabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan Devisa

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)

A m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k a

Amerika Serikat 54,9 59,5 66,6 119,7 44,4 43,3 46,7 47,5 47,7 48,2 48,1 52,2 46,5 46,0 50,4

Argentina 30,9 44,7 44,9 47,7 45,5 46,8 46,0 46,5 45,6 45,8 42,2 40,1 40,8 40,0 38,3

Brazil 85,2 179,4 192,8 237,4 242,6 253,1 275,2 288,6 317,1 335,8 349,7 352,0 365,2 373,9 378,7

Chili 19,4 16,8 23,2 26,0 25,6 25,2 26,4 27,9 31,5 34,9 37,8 42,0 39,6 40,3 40,1

Meksiko 76,3 87,1 88,5 90,4 101,3 103,5 108,0 113,6 121,9 129,6 138,0 142,4 150,3 157,3 161,9

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 53,4 24,8 30,7 39 34,8 37,8 - - - - - - - - -

China 1.068,5 1.528,0 1.946,0 2.399,2 2.447,1 2.454,3 2.648,0 2.847,3 3.044,7 3.197,4 3.201,7 3.181,2 3.305,0 3.240,1 3.285,1

India 170,7 267,0 245,9 265,2 257,7 256,2 264,5 267,8 273,7 277,1 275,7 262,9 260,1 257,0 260,0

Jepang 879,7 952,8 982,8 1.033,9 1.015,2 1.009,8 1.051,5 1.035,8 1.041,4 1.061,4 1.122,9 1.220,8 1.210,5 1.195,6 1.198,1

Korea Selatan 238,9 262,2 201,2 273,7 272,3 274,1 289,8 291,6 298,6 304,5 303,4 306,4 316,0 312,4 322,0

ASEAN-6

Indonesia 41,1 55,0 49,6 60,4 66,1 70,4 80,3 89,7 99,1 112,8 107,4 103,3 103,1 99,4 102,6

Filipina 20,0 30,2 32,7 40,0 40,7 41,0 53,8 62,4 66,0 69,0 75,2 75,3 76,1 76,1 82,0

Malaysia 82,1 101,1 91,0 95,6 94,0 93,3 96,6 101,7 109,4 129,8 126,3 128,9 130,9 129,6 132,5

Singapura 136,3 167,7 174,2 189,6 196,4 200,0 214,7 225,8 234,2 242,3 233,6 237,7 243,6 243,4 252,1

Thailand 65,3 90,3 108,7 135,5 141,1 140,2 157,1 165,7 174,4 176,6 170,0 165,2 168,8 164,4 172,7

Vietnam 13,4 23,6 23,8 16,4 13,4 13,7 13,7 12,1 12,2 15,2 15,3 13,5 17,8 20,1 -

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro 197,0 214,9 232,2 283,6 197,2 194,8 206,6 205,6 216,5 211,7 204,6 208,2 208,0 217,8 218,4

Inggris 40,7 49,0 44,6 55,7 56,7 59,2 48,1 46,6 53,6 57,6 56,6 56,2 58,7 60,8 63,9

Rusia 295,6 464,4 426 424,8 423,3 448,0 463,7 448,8 456,5 484,0 472,5 454,0 465,7 468,0 -

A f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k a

Afrika Selatan 23,1 29,6 30,2 35,1 37,6 37,2 36,0 35,4 40,7 41,1 40,4 39,8 41,2 40,1 -

Sumber : Bloomberg, SEKI (untuk Indonesia)Keterangan : Tidak termasuk emasTanda ( - ) : Data belum keluar

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2010 2011 2012

Page 180: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

166

Tabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USD

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Argentina (Peso) 3,07 3,12 3,07 3,73 3,84 3,90 3,94 3,97 3,91 4,01 4,08 4,17 4,26 4,13 4,34 4,45 4,61

Brazil (Real) 2,18 1,95 1,96 2,00 1,80 1,79 1,75 1,70 1,76 1,67 1,60 1,64 1,80 1,68 1,77 1,97 2,03

Chili (Peso) 530,53 522,28 510,43 559,06 519,08 530,63 510,71 480,05 510,12 481,69 469,21 471,96 511,90 483,69 489,03 496,30 482,32

Meksiko (Peso) 10,91 10,93 10,72 13,51 12,77 12,57 12,80 12,38 12,63 12,06 11,72 12,34 13,65 12,44 12,97 13,54 13,17

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Dollar) 0,75 0,84 0,85 0,79 0,90 0,88 0,91 0,99 0,92 1,01 1,06 1,05 1,01 1,03 1,06 1,01 1,04

China (Yuan) 7,97 7,61 6,95 6,83 6,83 6,82 6,77 6,66 6,77 6,58 6,50 6,42 6,36 6,46 6,31 6,33 6,35

India (Rupee) 44,41 41,35 43,49 48,38 45,92 45,67 46,51 44,85 45,74 45,26 44,74 45,78 51,00 46,70 50,30 54,51 55,19

Jepang (Yen) 116,34 117,80 103,31 93,62 90,71 92,06 85,77 82,55 87,77 82,25 81,57 77,69 77,36 79,72 79,37 80,09 78,62

Korea Selatan (Won) 955 929 1.101 1.277 1.144 1.166 1.182 1.132 1.156 1.119 1.083 1.085 1.145 1.108 1.131 1.152 1.133

ASEAN-6

Indonesia (Rupiah) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507

Malaysia (Ringgit) 3,67 3,44 3,33 3,52 3,37 3,24 3,15 3,11 3,22 3,05 3,02 3,02 3,15 3,06 3,06 3,11 3,12

Filipina (Peso) 51,26 46,10 44,42 47,63 45,98 45,53 45,22 43,63 45,09 43,79 43,24 42,75 43,44 43,30 43,03 42,77 41,90

Singapura (Dollar) 1,59 1,51 1,42 1,45 1,40 1,39 1,36 1,30 1,36 1,28 1,24 1,23 1,29 1,26 1,26 1,26 1,25

Thailand (Bath) 37,91 32,33 33,00 34,33 32,88 32,37 31,62 29,98 31,71 30,53 30,28 30,13 31,00 30,48 30,98 31,28 31,35

Vietnam (Dong) 15.991 16.083 16.449 17.813 18.780 19.004 19.273 19.494 19.138 20.249 20.694 20.725 20.978 20.662 20.898 20.877 20.865

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro (USD/Euro) 1,22 1,37 1,47 1,39 1,38 1,27 1,29 1,36 1,33 1,37 1,44 1,41 1,35 1,39 1,31 1,28 1,25

Inggris (Poundsterling) 1,84 2,00 1,85 1,57 1,56 1,49 1,55 1,58 1,55 1,60 1,63 1,61 1,57 1,60 1,57 1,58 1,58

Rusia (Ruble) 27,17 25,57 24,90 31,76 29,83 30,31 30,60 30,71 30,36 29,23 27,99 29,17 31,22 29,40 30,16 31,07 31,95

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (Rand) 6,77 7,05 8,27 8,42 7,51 7,54 7,32 6,90 7,32 7,00 6,79 7,16 8,11 7,26 7,75 8,13 8,26

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3TW1 TW2 TW3 TW4

Page 181: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

167

Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat (Dollar) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507

Argentina (Peso) 2.981 2.933 3.165 2.798 2.413 2.337 2.283 2.260 2.323 2.219 2.105 2.068 2.111 2.126 2.092 2.092 2.063

Brazil (Real) 4.213 4.709 5.104 5.221 5.144 5.092 5.143 5.287 5.166 5.340 5.385 5.264 4.987 5.244 5.135 4.737 4.688

Chili (Peso) 17,3 17,5 19,0 18,6 17,8 17,2 17,6 18,7 17,8 18,5 18,3 18,3 17,6 18,1 18,6 18,8 19,7

Meksiko (Peso) 840,8 836,3 903,6 769,3 725,4 725,1 703,0 724,1 719,4 738,2 733,2 698,1 658,2 706,9 700,1 687,7 722,1

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Dollar) 6.848 7.729 10.996 13.430 10.240 10.358 9.932 9.068 9.900 8.850 8.083 8.206 8.872 8.503 8.604 9.221 9.149

China (Renminbi) 1.157 1.196 1.397 1.523 1.357 1.337 1.329 1.347 1.342 1.352 1.322 1.342 1.414 1.358 1.440 1.471 1.497

India (Rupee) 202,4 221,2 223,1 214,8 201,7 199,6 193,4 199,9 198,7 196,7 192,0 188,2 176,2 188,3 180,6 170,8 172,3

Jepang (Yen) 78,6 77,3 94,4 111,1 102,1 99,0 104,9 108,6 103,7 108,2 105,3 110,9 116,2 110,1 114,4 116,3 120,9

Korea Selatan (Won) 9,6 9,8 8,9 8,1 8,1 7,8 7,6 7,9 7,9 8,0 7,9 7,9 7,8 7,9 8,0 8,1 8,4

ASEAN-5

Malaysia (Ringgit) 2.500 2.660 2.907 2.948 2.748 2.813 2.852 2.879 2.823 2.922 2.846 2.853 2.853 2.868 2.967 2.990 3.045

Filipina (Peso) 179,8 198,4 218,3 218,4 201,4 200,2 198,9 205,5 201,5 203,3 198,7 201,5 206,9 202,6 211,1 217,7 226,9

Singapura (Dollar) 5.770 6.068 6.843 7.142 6.601 6.558 6.638 6.886 6.670 6.973 6.930 7.025 6.982 6.978 7.186 7.366 7.623

Thailand (Baht) 241,9 283,1 293,7 302,7 281,7 281,6 284,5 299,1 286,7 291,6 283,7 285,9 289,9 287,8 293,1 297,7 303,2

Vietnam (Dong) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro (Euro) 11.512 12.524 14.205 14.452 12.815 11.576 11.632 12.177 12.050 12.191 12.370 12.171 12.108 12.210 11.915 11.950 11.894

Inggris (Pound) 16.888 18.295 17.850 16.220 14.445 13.581 13.952 14.167 14.036 14.269 14.016 13.868 14.127 14.070 14.276 14.739 15.021

Rusia (Rubbel) 337,4 357,6 389,1 327,2 310,4 300,7 294,0 292,0 299,3 304,5 307,0 295,3 287,9 298,7 301,2 299,7 297,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (Rand) 1.361 1.297 1.178 1.240 1.234 1.209 1.229 1.299 1.243 1.272 1.265 1.203 1.108 1.212 1.172 1.146 1.151

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3TW1 TW2 TW3 TW4

Page 182: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

168

Tabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks Saham

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat (DJIA) 11.408 13.171 11.257 8.870 10.469 10.565 10.390 11.240 10.666 12.025 12.365 11.648 11.799 11.959 12.848 12.761 13.113

Amerika Serikat (S&P 500) 1.310 1.477 1.222 946 1.124 1.135 1.096 1.205 1.140 1.303 1.318 1.225 1.226 1.268 1.349 1.350 1.401

Argentina (MERV) 1.746 2.157 1.769 1.628 2.326 2.305 2.400 3.125 2.539 3.496 3.333 3.005 2.589 3.106 2.756 2.300 2.431

Brazil (BVSP) 38.085 53.189 53.980 52.766 67.975 65.152 66.177 69.802 67.277 67.827 64.378 56.474 56.407 61.271 64.263 58.095 57.569

Chili (IGPA) 10.802 14.140 13.087 14.265 17.545 18.126 20.838 22.789 19.824 21.912 22.540 20.529 19.910 21.223 21.092 21.212 20.502

Meksiko (BOLSA) 20.735 29.711 26.774 25.302 32.069 32.358 32.392 36.392 33.303 37.172 35.949 34.683 35.859 35.916 37.792 38.545 40.445

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (All Ord.) 5.079 6.230 5.043 4.063 4.773 4.637 4.516 4.766 4.673 4.876 4.779 4.344 4.244 4.561 4.318 4.258 4.300

China (Shanghai) 2.125 4.211 3.057 2.751 3.076 2.761 2.589 2.908 2.833 2.863 2.839 2.608 2.366 2.669 2.343 2.343 2.119

India (BSE) 11.438 15.535 14.406 13.637 16.916 17.268 18.445 20.098 18.182 18.590 18.618 17.400 16.468 17.769 17.183 16.791 17.625

Jepang (Nikkei 225) 16.113 17.001 12.148 9.331 10.511 10.346 9.356 9.830 10.011 10.285 9.609 9.246 8.581 9.430 9.295 9.026 8.886

Korea Selatan (KOSPI) 1.334 1.714 1.534 1.425 1.650 1.692 1.767 1.942 1.763 2.034 2.116 1.938 1.850 1.985 1.974 1.910 1.900

ASEAN-6

Indonesia (JSX) 1.424 2.176 2.095 1.979 2.624 2.843 3.112 3.647 3.056 3.522 3.791 3.894 3.709 3.729 3.971 4.019 4.113

Malaysia (KLSE) 956 1.310 1.148 1.080 1.287 1.319 1.387 1.499 1.373 1.525 1.544 1.497 1.459 1.506 1.553 1.580 1.634

Filipina (PCOM) 2.368 3.426 2.626 2.475 3.035 3.266 3.623 4.176 3.525 3.922 4.255 4.334 4.240 4.188 4.824 5.090 5.249

Singapura (STI) 2.488 3.372 2.680 2.273 2.831 2.867 2.867 3.183 2.937 3.118 3.125 2.923 2.723 2.972 2.922 2.877 3.027

Thailand (SET) 719 768 687 583 728 772 883 1.009 848 1.003 1.061 1.061 979 1.026 1.120 1.169 1.228

Vietnam (Ho Chi Min) 503 1.008 500 426 505 514 472 457 487 484 449 421 392 436 407 448 409

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (DJ Stoxx 50) 3.794 4.317 3.323 2.466 2.849 2.736 2.716 2.818 2.780 2.933 2.863 2.382 2.278 2.614 2.474 2.226 2.401

Inggris (FTSE 100) 5.920 6.405 5.370 4.562 5.431 5.356 5.318 5.760 5.466 5.945 5.905 5.463 5.429 5.686 5.822 5.551 5.744

Rusia (RTS. $ terms) 1.541 1.978 1.694 997 1.481 1.469 1.468 1.666 1.521 1.929 1.936 1.713 1.445 1.755 1.608 1.428 1.424

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (JSE AS) 21.202 28.234 26.868 23.275 27.542 27.797 27.827 30.979 28.536 32.030 31.866 30.718 31.743 31.589 33.778 33.743 35.113

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3TW1 TW2 TW3 TW4

Page 183: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

169

Tabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi Dunia

Akhir Periode Rata-rata

TotalTotalTotalTotalTotal 168,1168,1168,1168,1168,1 223,7223,7223,7223,7223,7 231,4231,4231,4231,4231,4 226,5226,5226,5226,5226,5 218,2218,2218,2218,2218,2 184,3184,3184,3184,3184,3 212,4212,4212,4212,4212,4 195,2195,2195,2195,2195,2 215,1215,1215,1215,1215,1 148,3148,3148,3148,3148,3 180,1180,1180,1180,1180,1 227,3227,3227,3227,3227,3 227,8227,8227,8227,8227,8 223,9223,9223,9223,9223,9 203,2203,2203,2203,2203,2 210,4210,4210,4210,4210,4 201,9201,9201,9201,9201,9 212,1212,1212,1212,1212,1

Indeks

EnergiEnergiEnergiEnergiEnergi

Indeks 110,2 123,6 135,2 117,5 109,6 112,3 107,5 89,7 101,8 92,8 99,4 129,8 120,3 112,6 111,7 108,9 97,1 99,1

Harga spot

Minyak WTI (USD/barrel) 44,6 91,4 106,7 95,4 79,2 98,8 103,0 85,0 92,19 62,0 87,3 94,5 102,3 89,5 94,0 103,0 93,3 92,2

Batubara (USD/ton) 62,5 71,2 75,2 79,7 80,2 75,3 65,9 56,1 63,85 53,6 65,0 77,1 78,7 80,0 78,9 70,2 60,3 61,2

Gas Alam (USD/Mn Btu) 5,6 4,2 4,4 4,3 3,7 3,0 2,0 2,7 3,06 3,9 4,4 4,2 4,4 4,1 3,3 2,4 2,3 2,9

LogamLogamLogamLogamLogam

Indeks 187,9 248,3 274,7 248,2 241,4 216,2 235,6 209,8 226,6 153,9 206,9 270,4 258,9 251,0 223,1 236,6 218,0 213,9

Harga spot

Emas (USD/ounce) 882 1.421 1.432 1.500 1.624 1.564 1.668 1.597 1.772 974 1.227 1.388 1.509 1.706 1.683 1.691 1.612 1.653

Timah (USD/mt) 10.700 26.900 31.800 26.050 20.350 19.200 22.800 18.775 21.800 13.421 20.441 29.916 28.635 24.682 20.912 22.996 20.567 19.280

Tembaga (USD/mt) 3.070 9.600 9.428 9.430 7.019 7.600 8.445 7.685 8.205 5.199 7.558 9.629 9.163 8.993 7.530 8.329 7.829 7.721

Alumunium (USD/mt) 1.540 2.413 2.648 2.532 2.157 2.020 2.126 1.911 2.112 1.705 2.200 2.531 2.618 2.430 2.115 2.219 2.019 1.950

Nikel (USD/mt) 11.700 24.750 26.095 23.425 17.600 18.710 17.825 16.730 18.475 14.781 21.869 26.928 24.191 22.037 18.396 19.709 17.211 16.396

PanganPanganPanganPanganPangan

Indeks 180,4 273,2 264,9 232,6 260,2 195,6 245,5 235,9 262,1 173,8 198,2 254,5 255,7 257,0 232,5 239,2 240,8 267,1

Harga spot

Jagung (USD/bushel) 3,70 5,9 6,7 6,3 5,7 6,3 6,4 6,7 7,3 3,5 5,4 6,4 6,6 7,0 6,1 6,3 6,3 7,9

Gandum (USD/bushel) 5,60 7,1 7,9 6,2 6,1 6,6 6,4 7,1 8,6 4,9 6,3 7,6 8,1 7,1 6,2 6,3 6,1 8,3

Gula (Cents/pound) 27,45 36,2 31,6 31,1 26,3 23,3 24,5 21,5 20,4 18,8 19,6 34,7 23,5 28,7 24,7 24,2 22,0 21,5

Kedelai (USD/bushel) 10,23 13,5 13,9 0,8 11,5 11,8 13,9 15,0 15,6 10,2 10,3 13,5 13,6 13,5 11,6 12,5 14,2 16,9

Beras (USD/mt) 550,80 536,8 515,2 518,1 615,6 580,9 577,1 606,1 590,5 589,4 521,0 526,6 506,4 579,7 597,4 555,2 601,5 583,9

CPO (USD/mt) 469 1.164 1.113 3.130 916,6 997,0 1.104 938,9 783 643,1 856,0 1.198 1.239 1.024 956,0 1.051 1.036 912,1

Sumber : Bloomberg, IMF, diolahKeterangan :Indeks Harga Komoditi, harga rata-rata 2005 = 100

2011 2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW32009 2010 2009 2010

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

20122011

Page 184: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

170

Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, PeersPeersPeersPeersPeers, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Tanggal

PenerbitanObligasi

Rata-rata Periode (s/d TW3-12)Rata-rata Periode (s/d TW3-12)Rata-rata Periode (s/d TW3-12)Rata-rata Periode (s/d TW3-12)Rata-rata Periode (s/d TW3-12)

Sumber : Bloomberg, diolahKeterangan :N/A : not available*) Prepayment

Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, sovereignsovereignsovereignsovereignsovereignINDO'17 (coupon = 7,5%) 3-Feb-06 - - - 6,78 6,22 7,92 8,24 4,29 3,75 2,84INDO'14 (coupon = 6,75%) 3-Mar-04 - 7,50 6,85 6,62 6,08 7,46 7,33 3,31 2,66 2,19INDO'15 (coupon = 7,25%) 13-Apr-05 - - 7,27 6,69 6,15 7,70 7,66 3,68 3,11 2,39INDO'16 (coupon = 7,5%) 5-Oct-05 - - 7,33 6,76 6,21 7,80 7,92 3,93 3,38 2,56INDO'35 (coupon = 8,5%) 5-Oct-05 - - 8,23 7,36 6,89 8,58 9,03 6,06 5,73 4,94INDO'37(coupon = 6,75%) 7-Feb-07 - - - - 6,89 8,44 8,72 5,99 5,64 4,89INDO'38(coupon = 6,75%) 17-Jan-08 - - - - - 8,63 9,00 6,10 5,78 4,97INDO'18(coupon = 6,875%) 17-Jan-08 - - - - - 7,96 8,31 4,51 4,03 3,05New INDO'14 (coupon = 10.375%) 26-Feb-09 - - - - - - 7,00 3,35 2,68 2,15INDO'19 (coupon=11.625%) 26-Feb-09 - - - - - - 8,12 4,79 4,35 3,41INDO'20 (coupon=5.875%) 12-Jan-10 - - - - - - - 4,79 4,40 3,52Global Sukuk (coupon = 8,8%) 16-Apr-09 - - - - - - 6,14 3,61 3,00 2,38Samurai bond (coupon = 2,73%) 17-Jul-09 - - - - - - 2,77 2,49 2,03 1,74Korporas iKorporas iKorporas iKorporas iKorporas iPLN (Majapahit Holding) 11-Okt-06 - - - - - - - 5,34 4,61 3,81Bumi Capital 2-Nov-09 - - - - - - - 10,61 9,31 10,34Bakrie Telecom 30-Apr-10 - - - - - - - 10,91 15,78 31,62PT Pertamina 26-Apr-12 - - - - - - - - - 4,54LPEI 19-Apr-12 - - - - - - - - - 3,43PerbankanPerbankanPerbankanPerbankanPerbankanNiaga (CIMB Niaga) 8-Jul-05 - - - - - - - 10,24 N/A*) N/A*)Lippo (CIMB Niaga) 15-Nov-06 - - - - - - - 5,69 N/A*) N/A*)BNI'46 24-Apr-12 - - - - - - - - - 3,81PeersPeersPeersPeersPeersPeru 25-Mar-09 - 8,42 6,87 6,59 5,83 6,09 5,81 4,53 3,86 2,51Filipina 13-Jul-09 8,39 8,70 7,98 6,81 6,10 6,37 5,44 4,78 4,17 3,05Turkey 30-Apr-09 8,19 7,75 6,73 6,82 6,41 6,94 6,18 5,07 4,91 4,33Brazil 15-Apr-10 - - - - - - - 4,76 4,03 2,87G3, G3, G3, G3, G3, SovereignSovereignSovereignSovereignSovereignUS Treasury 15-Nov-10 - 4,21 4,29 4,79 4,54 2,99 3,09 3,20 2,68 1,77Japan Bond 1-Des-10 - - 1,33 1,67 1,46 1,12 1,38 1,17 1,05 0,71German Bond 16-Nov-10 - 4,01 3,31 3,73 4,19 3,78 3,24 2,78 2,59 1,38Periferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaYunani 4-Mar-10 - - - - - - - 9,13 18,00 25,60Irlandia 14-Jan-10 - - - - - - - 5,88 9,42 6,61Portugal 10-Feb-10 - - - - - - - 5,31 10,77 12,28Spanyol 13-Jan-10 - - - - - - - 4,24 5,18 5,56Italia 25-Feb-10 - - - - - - - 3,99 4,87 5,11

Page 185: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

L a m p i r a n

171

Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, PeersPeersPeersPeersPeers, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa

Rata-rata Periode (s/d TW2-12)Rata-rata Periode (s/d TW2-12)Rata-rata Periode (s/d TW2-12)Rata-rata Periode (s/d TW2-12)Rata-rata Periode (s/d TW2-12)

2010 2011Premi CDS

Indonesia & Indonesia & Indonesia & Indonesia & Indonesia & PeersPeersPeersPeersPeers

Indonesia 162,39 169,64 178,40

Filipina 157,23 158,62 155,69

Peru 121,52 145,14 139,88

Turkey 166,66 205,26 232,76

Brazil 121,68 132,77 137,15

Periferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal Eropa

Yunani 693,91 3,154 11,542

Irlandia 294,95 706,68 564,81

Portugal 288,99 809,62 988,08

Spanyol 201,15 318,69 464,93

Italia 165,38 301,18 447,43

Sumber : Bloomberg

2012

Tabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham Syariah

Jakarta Islamic Index (JII) 322 427 454 484 532 474 498 525 518 519 564 554 575

Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) 1.643 1.966 1.930 1.898 2.126 1.979 2.274 2.317 2.258 2.193 2.235 2.162 2.222

NegaraTW 1 TW 2 TW 3 TW4

20112009

20102010

Sumber : Bloomberg

Posisi akhir periodePosisi akhir periodePosisi akhir periodePosisi akhir periodePosisi akhir periode

2012

Tabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan Sukuk

Total Penerbitan Sukuk 46.650 15.773 1.656 6.682 12.002 9.544 6.146 15.340 17.224 14.219 15.581 16.489 18.046 26.621 37.237 37.074 38.496

Sovereign issued 7.611 2.228 837 2.895 3.613 4.672 4.018 8.859 10.758 7.602 10.726 9.154 11.717 16.956 15.123 17.522 26.632

Quasi sovereign issued 2.183 3.827 585 2.305 6.568 2.377 669 3.903 2.827 1.927 888 2.991 756 215 5.965 10.185 2.309

Corporate issued 36.856 9.719 234 1.482 1.821 2.494 1.459 2.578 3.639 4.691 3.967 4.344 5.573 9.451 16.149 8.567 9.555

Supra National 800

Tahun 2007 20082009

TW1 TW2 TW3 TW4

Sumber : Islamic Finance Information Service (IFIS)

Juta USDJuta USDJuta USDJuta USDJuta USD

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

TW1 TW2 TW3

TW 1 TW 2 TW 3 TW4 TW 1 TW 2 TW 3

Page 186: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan III 2012

172

Page 187: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional

Tim PenyusunPEKKITriwulan III - 2012

EditorBudi Hanoto

Tim ProduksiWahyu Pratomo, M. Firdauz Muttaqin, Ita Vianty, Esparanti, Gilang Andrianty, dan Yassa A. Ganie

Kontributor Tulisan, Tabel, dan Grafik

Perkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu Negara

Wahyu Pratomo dan M. Firdauz Mutaqqin (Perkembangan Ekonomi Global dan Regional); Ita Vianty (Amerika

Serikat dan Kawasan Euro); Esparanti (India dan Korea); Ahmad Adi Nugroho (Jepang dan China); Gilang Andrianty

(Inggris); Yassa A. Ganie (Malaysia, Thailand, dan Singapura); Betty Purbowati Cahyadewi (Filipina dan Vietnam);

Alia Fariza (Brazil)

Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Gilang Andrianty (Pasar Saham, Valas, dan Komoditas Global); Tora Erita dan Satwika Lulu (Pasar Obligasi Negara

dan Pasar Keuangan Syariah); Pradanu Hadi Nugroho (Pasar Obligasi Korporasi).

Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

Azhari Firmansyah dan Shinta Fitrianti (Kerja Sama Multilateral); Dadan Gandara (Kerja Sama Regional).

ArtikelArtikelArtikelArtikelArtikel

Divisi Studi ASEAN, Grup Kerja Sama dan Studi ASEAN, Departemen Internasional

(Program Presiden Amerika Serikat Terpilih Guna Mendorong Perekonomian)

Divisi Studi Multilateral, Grup Kerja Sama dan Studi Multilateral, Departemen Internasional

(Memahami Kembali Akar Permasalahan Krisis Global : Sebuah Perspektif Baru)

Lampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan Grafik

Satwika Lulu, Azmi U.N, dan Yassa A. Ganie

Page 188: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · Berbagai tantangan dan kekhawatiran yang tinggi atas kerentanan ekonomi negara maju pada muaranya mendorong berbagai fora kerja sama regional