Top Banner
BUPATI TEMANGGUNG SAMBUTAN Assalamu „alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2014 yang merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun 2014. Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam menentukan arah pembangunan yang akan datang. Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung. Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya. Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2014 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya. Wassalamu „ alaikum Wr. Wb. Temanggung, 20 Juli 2015 BUPATI TEMANGGUNG Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
78

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Dec 27, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

B U P A T I T E M A N G G U N G

S A M B U T A N

Assalamu „alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut

gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2014 yang

merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun

2014. Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam

menentukan arah pembangunan yang akan datang.

Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung.

Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah

maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB

dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya.

Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung

Tahun 2014 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya.

Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.

Temanggung, 20 Juli 2015

B U P A T I T E M A N G G U N G

Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Page 2: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pelaksanaan Pembangunan Daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai

bagian integral dari Pembangunan Nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten

Temanggung, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bermuara kepada

peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Temanggung secara menyeluruh.

Untuk mengukur sejauh mana hasil-hasil pembangunan daerah tersebut secara luas dan

nyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maka disusun buku Gambaran

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2014, yang diharapkan dapat

menjadi salah satu parameter/alat ukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah setiap

tahunnya, sekaligus sebagai bahan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam satu

tahun dan untuk perencanaan pembangunan tahun mendatang.

Dengan diterbitkannya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Temanggung Tahun 2014 ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunannya. Semoga buku ini bermanfaat bagi peningkatan keberhasilan

pembangunan daerah ke depan.

Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.

Temanggung, 20 Juli 2015

KEPALA BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN TEMANGGUNG

Ir. BAMBANG DEWANTORO

NIP. 19581023 198503 1 005

Page 3: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

DAFTAR ISI

Hal.

SAMBUTAN ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Umum .................................................................................................................. 1

1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ............................................................. 1

1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ...................................................................... 6

1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................ 10

BAB II. KONSEP DAN DEFINISI .......................................................................................... 11

2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................ 11

2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................ 11

2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ........................................................... 12

2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ........................................................... 15

BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ............................... 19

3.1 Metode Pendekatan Produksi ............................................................................... 19

3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................ 20

3.3 Pendekatan Pengeluaran ....................................................................................... 20

3.4 Metode Alokasi ................................................................................................... 21

BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL

KABUPATEN TEMANGGUNG .............................................................................. 23 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2014 .......................................................................... 23

4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ................................................................... 26

4.3 PDRB Perkapita ................................................................................................... 30

4.4 Indeks Perkembangan .......................................................................................... 32

4.5 Indeks Berantai ..................................................................................................... 33

4.6 Inflasi .................................................................................................................... 34

4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................ 35

LAMPIRAN :

TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG

Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Juta Rupiah) ........................................ 55

Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Juta Rupiah) ........................................ 56

Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) ................................................. 57

Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) ................................................. 58

Tabel 5. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 59

Tabel 6. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) .......................... 60

Page 4: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) ................................................. 61

Tabel 8. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) ................................................ 62

Tabel 9. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010 - 2014 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 63

Tabe 10. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan

Tahun 2010 - 2014 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 64

Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014

(Tahun 2000 = 100) ...................................................................................................... 65

Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ...................................... 66

Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ............................. 67

Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Juta Rupiah) ........................................ 68

Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Persen) ............................................... 69

Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 70

Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Persen) ............................................ 71

Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010 – 2014 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) ......................................................... 72

Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010 – 2014 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................... ............................................. 73

Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 .............................................................. 74

Page 5: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1 Umum

Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan

masyarakat baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga halnya dalam hal

pembangunan di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka

diharapkan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin

tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang, kesempatan kerja semakin luas dan juga

kualitas sumber daya manusia terus membaik. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan

pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat

bantu statistik yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang

ekonomi tersebut.

Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi

yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan

ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu

bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, data PDRB

dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya

akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat

berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas .

1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha

1.2.1. Kelompok Sektor

Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan

yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan,

meratakan pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan

mengoptimalisasikan kegiatan ekonomi yang ada baik dari kelompok sektor, sektor dominan

maupun sektor produktif/potensial yang ada.

Sedangkan yang dimaksud kelompok sektor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Sektor Primer

a. Sektor pertanian

b. Sektor pertambangan dan penggalian

Page 6: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

2. Kelompok Sektor Sekunder

a. Sektor industri pengolahan

b. Sektor listrik, gas dan air bersih

c. Sektor bangunan/konstruksi

3. Kelompok Sektor Tersier

a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran

b. Sektor pengangkutan dan komunikasi

c. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

d. Sektor Jasa-jasa

1.2.2. Pengelompokan Lapangan Usaha (Sektor).

Dalam PDRB, sektor ekonomi dikelompokkan menjadi 9 sektor.

Pengelompokan sektor tersebut didasarkan pada :

1. Klasifikasi rekomendasi System of National Account (SNA)

Klasifikasi ini lebih umum dan bermanfaat membandingkan data PDRB dari suatu

negara dengan negara lainnya baik secara total maupun sektoral.

2. Klasifikasi baru dimana pada umumnya lebih terinci sektornya, dengan tujuan agar

lebih berorientasi pada kemudahan bagi pengguna data.

Pengelompokan sektor secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Sektor Pertanian, meliputi subsektor :

1.1. Pertanian Tanaman Bahan Makanan

Sub-sektor ini mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung,

ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedele,

kacang-kacangan lainnya; sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian serta bahan

makanan lainnya

1.2. Pertanian Tanaman Perkebunan

Sub-sektor ini mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan yang

diusahakan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan

yang berbadan hukum. Komoditi yang dicakup antara lain cengkeh, jahe,

jambu mete, jarak, kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, kelapa

sawit, kemiri, kina, kopi, lada, pala, panili, serat karung, tebu,

tembakau, teh serta tanaman perkebunan lainnya.

Page 7: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub-sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala

jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan,

dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat

maupun oleh perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah : sapi,

kerbau, kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur dan susu sapi.

1.4. Kehutanan

Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah

hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan

lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan dan kayu bakar,

sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur

sutera alam dan sebagainya.

1.5. Perikanan

Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan darat yang meliputi

perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi subsektor :

2.1. Pertambangan Migas

2.2. Pertambangan Bukan Migas

2.3. Penggalian

Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang

galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada

pada permukaan bumi.

3. Sektor Industri Pengolahan, terdiri dari sembilan sub sektor yaitu :

3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau.

3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.

3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan.

3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan.

3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.

3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam.

3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja.

3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya.

3.9. Industri Barang Lainnya.

Page 8: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, meliputi subsektor :

4.1. Listrik

Sub sektor ini mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh PT

PLN (Persero), maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi yang dijual, dipakai

sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri.

4.2. Air Bersih

Sub sektor yang dicakup adalah kegiatan air minum yang diusahakan oleh Perusahaan

Air Minum (PAM).

5. Sektor Bangunan / Konstruksi

Sektor Bangunan mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi, berupa gedung,

jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan

sebagainya. Kegiatan bangunan/konstruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan di

Kabupaten Temanggung tanpa melihat asal kontraktor.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan meliputi subsektor :

6.1. Perdagangan Besar dan Eceran

Sub sektor Perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang

baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk

barang tersebut. Sub sektor Perdagangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Perdagangan Besar dan Perdagangan Eceran.

Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang baru

atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya,

pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan

perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen

perorangan atau rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun

barang bekas.

6.2. Hotel

Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang, maupun tidak berbintang serta

berbagai jenis penginapan lainnya.

6.3. Rumah Makan

Sub sektor ini mencakup semua rumah makan dan restoran serta warung /kedai yang

berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung.

Page 9: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, meliputi subsektor :

7.1. Angkutan

Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang

angkutan.

7.2. Komunikasi

Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu : Pos & Giro dan Telekomunikasi

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, meliputi subsektor :

8.1. Bank

Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta,

juga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten

Temanggung.

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank

Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi

simpan pinjam dan pegadaian.

8.3. Persewaan Bangunan

Sub sektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut

bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan

serta usaha persewaan tanah persil.

Persewaan bangunan tempat tinggal mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan

rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan

apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa, dikontrak, sewa beli atau

rumah dinas.

Persewaan bangunan bukan tempat tinggal mencakup kegiatan usaha persewaan jual

beli barang-barang tidak bergerak (bangunan dan tanah), termasuk agen real estate,

broker dan makelar yang mengurus persewaan, pembelian, penjualan dan penaksiran

nilai tanah/bangunan atas dasar balas jasa atau kontrak.

8.4. Jasa Perusahaan

Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan

alat-alat pesta dan jasa perusahaan lainnya

9. Sektor Jasa-Jasa, meliputi subsektor :

9.1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan

Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan

jasa pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi,

Page 10: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya

digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir.

9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan

Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di

Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK)

sampai Perguruan Tinggi.

9.3. Jasa Hiburan

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang

bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas,

penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya.

9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan

rumah tangga seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa

pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya.

1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB

1.3.1. Analisa Data PDRB :

Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data

kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga

analisa dapat diartikan sebagai berikut :

1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian

(parsial).

2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian

lainnya.

Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan

menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti:

- Laju pertumbuhan ekonomi

- Pendapatan per kapita

- Tingkat inflasi dan sebagainya.

Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang

berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa

dapat digunakan metode statistik seperti :

Page 11: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

- Distribusi persentase

- Indeks perkembangan

- Indeks berantai, dan

- Indeks implisit.

Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan

PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode

statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk :

1. Mempelajari pola ekonomi daerah.

2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah

dan dalam waktu yang sama.

3. Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya.

4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa

mendatang.

1.3.2. Kegunaan Data PDRB

Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain :

1. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu

indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung

laju pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut :

[

]

Dimana :

G : Laju pertumbuhan

P t : PDRB adhk tahun ke t

P t-1

: PDRB adhk tahun sebelum t

2. Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah

Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur

dengan besar kecilnya angka PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara

pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai

berikut :

Page 12: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

3. Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi)

PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu

daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas

dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan

merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya

perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat

diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut :

Sedangkan inflasi berdasarkan perhitungan dari PDRB dapat di formulasikan sebagai

berikut :

Dimana :

= Indeks implisit

= Indeks implisit tahun t

= Indeks implisit tahun t-1

Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika

terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli

konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan

terjadi ketidak seimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat.

4. Siklus Kegiatan Ekonomi.

Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua

kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok produsen

2. Kelompok konsumen

Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok

konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa

yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 13: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya

mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang

akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai

berikut :

Skema Siklus Ekonomi Sederhana

a. Faktor Produksi

(Tanah, Tenaga, Modal, Skill)

b. Balas Jasa Faktor Produksi

(Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan)

c. Pembelian untuk konsumsi/investasi

(Arus uang)

d. Barang dan Jasa

(Arus barang/jasa)

Kelompok konsumen memiliki :

a. Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill yang

diberikan kepada perusahaan

b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi.

Sedangkan dari pihak produsen

a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen,

berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan.

b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen.

Perusahaan /

Produsen

Rumah Tangga/

Investor

Page 14: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

1.4. Sistematika Laporan

Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata

urutan sebagai berikut :

I. Pendahuluan

II. Konsep dan Definisi

III. Metode Penghitungan Pendapatan Regional

IV. Ulasan Singkat Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung

V. Penutup

Lampiran :

Tabel-Tabel Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung.

Page 15: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

B A B I I

K O N S E P D A N D E F I N I S I

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian

dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum

PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang

dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung

pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).

2.1. Domestik dan Regional

Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu

perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah

suatu region dari suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa propinsi,

kabupaten/kota atau daerah administrasi lain yang lebih rendah.

2.2. Produk Domestik dan Produk Regional

2.2.1. Produk Domestik

Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi

di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau

dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu

region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut

(provinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan).

2.2.2. Produk Regional

Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh

penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari

luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri.

2.2.3. Penduduk Suatu Daerah

Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga

yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut.

Kecuali :

Page 16: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

1. Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah

domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap.

2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang

masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.

3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari

6 bulan.

4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut.

5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman

saja.

6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang

melakukan misi kurang dari 6 bulan.

Orang-orang tersebut di atas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia

biasanya bertempat tinggal.

2.2.4. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

Yang dimaksud dengan jumlah penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk

pada akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk

akhir tahun dibagi dua.

Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk

regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk

menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu

sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah

penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB

dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan.

2.3. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

2.3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang

ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di

dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut

sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut.

Page 17: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Nilai tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara

(BA). Dengan formulasi sebagai berikut :

NTB = Nilai Produksi (Output) – Biaya Antara

a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain :

1. Faktor pendapatan, terdiri dari :

- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai.

- Bunga modal sebagai balas jasa modal.

- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.

- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.

2. Penyusutan barang modal tetap.

3. Pajak tidak langsung netto.

b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode

waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi :

1. Produksi Utama

2. Produksi Ikutan, maupun

3. Produksi Sampingan

c) Biaya Antara (BA) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang/jasa yang

tidak tahan lama dan barang/jasa yang habis digunakan dalam proses produksi. Barang

tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur penggunaan kurang dari

1 tahun.

Contoh :

- Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output.

- Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan.

- Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi.

- Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus.

- Iklan, riset pemasaran dan hubungan masyarakat.

- Biaya administrasi.

2.3.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN adhb)

Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto

masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus

dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut :

Page 18: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

PDRN adhb = PDRB adhb - Penyusutan

Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya)

barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses

produksi.

2.3.3. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN adbf)

Adalah PDRN adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung

berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan

dan pajak perorangan. Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unit produksi,

yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain).

Karena ada subsidi tersebut maka pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak

langsung dikurangi subsidi tersebut.

PDRN adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut

serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN adbf merupakan jumlah dari

pendapatan yang berupa :

- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai

- Bunga modal sebagai balas jasa modal

- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah

- Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan

Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut di atas, tidak seluruhnya menjadi

milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh

penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut.

2.3.4. Pendapatan Regional

Pendapatan Regional adalah PDRN adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir

keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export).

Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan Regional) adalah jumlah

pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di

region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili.

2.3.5. Pendapatan Perkapita (Income Per Capita)

Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun

yang tinggal di daerah tersebut,maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya

sebagai berikut :

Page 19: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

a.

b.

c.

2.4. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk)

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto adhk dari tahun ke tahun

menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi

barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat

mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor

pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar

Harga Konstan.

Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk

perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan

maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan

harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan

untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100%, dan difungsikan sebagai

pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan diselidiki.

2.4.1. Perubahan Tahun Dasar 1993 Menjadi 2000

Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk

penghitungan PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam

penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk). PDRB atas dasar

harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume

atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara “riil” di

suatu wilayah.

Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang

dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar

harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun

referensi yang berakhiran “0” atau “5”. Hal itu dimasudkan agar besaran angka-angka

Page 20: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

PDRB/PDB dapat saling diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan

analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang saling

mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan struktur ekonomi secara terus menerus.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat selama sepuluh tahun terakhir, telah

memberikan dampak yang besar terhadap cara pandang dan konversi harga dalam pembangunan

ekonomi. Penggunaan tahun dasar 1993 selama 10 tahun lebih dianggap tidak representatif lagi

digunakan sebagai tahun dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Perlu dilakukan

perubahan tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun dasar 2000.

Untuk itu, pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB/PDB dari tahun 1993 ke

tahun dasar baru (tahun 2000) menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB/PDB

akan menjadi lebih realistis, dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas

terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor.

Dalam penetapan tahun dasar penghitungan PDRB kondisinya haruslah representatif

dengan memenuhi beberapa pertimbangan/persyaratan antara lain :

- Kondisinya ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter).

- Awal dari suatu peristiwa besar dimana semua hasil pembangunan ekonomi akan

dibandingkan dengan kondisi saat itu.

- Kelengkapan data dasar cukup memadai.

Tahun dasar yang dianggap representatif untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi

adalah tahun 2000 karena tahun tersebut dianggap sebagai tahun yang relatif stabil.

Demikian juga di tahun 2000 telah tersedia tabel I-O (input-Output) baik tingkat nasional

maupun di tingkat provinsi. Di samping itu ketersediaan data dasar baik cakupan, harga maupun

volume tahun 2000 tersedia secara rinci pada setiap sektor ekonomi. Dengan dukungan data

yang lebih lengkap dan rinci diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat

disusun lebih akurat dan konsisten.

2.4.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum

Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi

metode statistik , suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara,

sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing

sektor/sub sektornya.

Page 21: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Cara yang lazim digunakan antara lain :

a. Revaluasi

b. Ekstrapolasi

c. Deflasi

d. Deflasi berganda

a. Revaluasi

Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan

dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan.

NILAI PRODUKSI adhk = x

Dimana :

= Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan ( )

= Harga komoditi y pada tahun dasar ( )

b. Ekstrapolasi

Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya.

Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau

subsektor. Sedangkan nilai tambah adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan

cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks

kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspeyres, yaitu :

IK LASPEYRES =

Nilai Tambah Bruto tahun berjalan ( ) adhk adalah sebagai berikut :

NTB adhky = NTBo

y X

Dimana :

NTB adhky = NTB komoditi y pada tahun berjalan ( )

NTBoy = NTB komoditi y pada tahun dasar ( )

IKny = Indeks kuantum Laspeyres pada tahun berjalan ( )

Q n = Jumlah/Kuantum pada tahun berjalan ( )

Q o = Jumlah / Kuantum pada tahun berjalan ( )

c. Deflasi

Page 22: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB adhb dengan

indeks harga dari barang yang bersangkutan.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah membagi nilai

tambah adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB

adhk tahun berjalan komoditi y adalah :

NTB adhky =

x 100

Dimana :

NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada

tahun berjalan ( )

= Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun

berjalan ( )

= Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan ( )

d. Deflasi Berganda

Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu :

1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi.

2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara.

Selisih antara nomor 1 dan 2 di atas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga

konstan. Dengan formulasi sebagai berikut :

=[

x 100

Atau :

NTB adhky

n =NPky – NBAk

y

Dimana :

NTB adhkyn = Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun

berjalan (tn).

NPky = Nilai produksi atas dasar harga konstan komoditi y.

NBAky = Nilai Biaya Antara atas dasar harga konstan komoditi y.

Page 23: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

B A B I I I

METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL

Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung

dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan

data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini

menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Produksi (Production Approach).

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach).

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach).

Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi

(Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB

Provinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang

cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain.

3.1 Metode Pendekatan Produksi

Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi

oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto

tiap-tiap sektor atau subsektor.

Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi

dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi

atas keikutsertaannya dalam proses produksi.

Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum termasuk biaya transport

dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-

benar diterima oleh produsen sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor

transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada

harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang

dan jasa yang dibeli dari sektor lain.

Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah

Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara

Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor pertanian,

pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka

akan diperoleh Nilai Tambah Netto.

3.2. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan cara

menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari komponen-komponen diantaranya :

1. Faktor pendapatan, terdiri dari :

- Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai.

- Bunga modal sebagai balas jasa modal.

Page 24: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.

- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.

2. Penyusutan barang modal tetap.

3. Pajak tidak langsung netto.

Untuk jasa pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha tidak

diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan.

Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto

atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga

pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada

sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa.

3.3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang

diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung

berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum

pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode

penjualan eceran dan metode penilaian eceran.

2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan

pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet

dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri.

Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir

seperti :

- Konsumsi rumah tangga.

- Konsumsi pemerintahan.

- Konsumsi lembaga swasta non profit.

- Perubahan stok.

- Pembentukan modal bruto.

- Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor).

Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan diperoleh Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar.

3.4. Metode Alokasi

Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat provinsi atau tingkat

kabupaten dengan cara mengalokasikan angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya,

dengan menggunakan alokator tertentu.

Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas :

1. Nilai produksi bruto dan netto.

Page 25: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

2. Jumlah produksi/output.

3. Jumlah tenaga kerja.

4. Penduduk.

5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase

bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor.

Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu

contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di

daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena

perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan

nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan

peranan suatu cabang terhadap kantor pusat.

Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/ permintaan akhir akan

sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah

produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi

yang terlibat. Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

Tabel 3.1 di bawah ini akan diperlihatkan metode yang dipakai dalam penghitungan PDRB menurut sektor.

Tabel 3.1 Metode Pendekatan

Penghitungan PDRB Menurut Sektor

No. S e k t o r Metode Yang Dipakai

Page 26: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

I.

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Pertanian

1.1. Tanaman Bahan Makanan

1.2. Perkebunan

1.3. Peternakan

1.4. Kehutanan

1.5. Perikanan

Pertambangan / Penggalian

Industri Pengolahan

3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau.

3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kayu.

3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan.

3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan.

3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.

3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam.

3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja.

3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya.

3.9. Industri Barang Lainnya.

Listrik dan Air Bersih

4.1. Listrik

4.2. Air Bersih

Bangunan / Konstruksi

Perdagangan, Hotel & Restoran

6.1. Perdagangan Besar & Eceran

6.2. Hotel

6.3. Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

7.1. Pengangkutan

7.2. Komunikasi

Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa Perusahaan

8.1. Bank

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank

8.3. Sewa Bangunan

8.4. Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

9.1. Administrasi Pemerintah & Pertahanan

9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan

9.3. Jasa Hiburan & Rekreasi

9.4. Jasa Perorangan & rumah Tangga

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Pendapatan

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendapatan Produksi

Pendapatan Produksi

Pendekatan Pendapatan

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Pendekatan Produksi

Page 27: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

BAB IV

ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL

KABUPATEN TEMANGGUNG

Penghitungan dan penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten

Temanggung disajikan secara series sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran

kinerja ekonomi secara makro dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut

selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat

monitoring, evaluasi, kajian, perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat

sasaran.

4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2014

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian

suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk

mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat diketahui dari

besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga

berlaku maupun menurut harga konstan.

Di bawah ini akan diperlihatkan besarnya PDRB dan laju pertumbuhan Kabupaten

Temanggung baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014.

Tabel 4.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Temanggung

Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014

Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan % Nilai (Juta Rp) Pertumbuhan %

(1) (2) (3) (4) (5)

2010

2011

2012

2013

2014

5.069.020,30

5.603.983,71

6.198.351,81

6.915.876,33

7.679.241,74

12,58

10,55

10,61

11,58

11,04

2.409.386,40

2.521.439,02

2.648.488,46

2.781.320,87

2.917.973,80

4,31

4,65

5,04

5,02

4,91

Pada tahun 2014 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Temanggung secara

agregat sebesar 7.679.241,74 juta rupiah. Dengan angka sebesar itu menunjukkan adanya

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6.915.876,33 juta rupiah,

Page 28: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 11,04 persen. Pertumbuhan PDRB adhb sebesar 11,04

persen tersebut sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya karena

masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga (inflasi).

Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh

inflasi diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas

dasar harga konstan 2000, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2014

sebesar 4,91 persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2013

yang tumbuh sebesar 5,02 persen.

Dari Tabel di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan tertinggi

menurut harga berlaku adalah tahun 2010 yang mencapai 12,58 persen, sedangkan pertumbuhan

terendah 10,55 persen terjadi pada tahun 2011. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga

konstan tampak bahwa pertumbuhan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami

kenaikan, namun pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung turun 0,02

persen dari tahun sebelumnya, dan di tahun 2014 pertumbuhannya kembali turun menjadi 4,91

persen.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Temanggung, Jawa Tengah dan Nasional

Tahun 2010 – 2014

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen)

Temanggung Jawa Tengah Nasional

(1) (2) (3)

2010

2011

2012

2013

2014

4,31

4,65

5,04

5,02

4,91

5,84

6,01

6,34

5,81

5,42*)

6,10

6,46

6,23

5,78

5,02*)

Ket.

*) : Tahun dasar yang digunakan Propinsi Jawa Tengah dan Nasional sudah menggunakan

tahun dasar 2010

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 lebih rendah bila

dibandingkan dengan laju pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang sebesar 5,42

persen dan 5,02 persen. Hal ini disebabkan karena perekonomian Kabupaten Temanggung adalah

perekonomian agraris. Sehingga bila kontribusi produksi pertanian turun secara signifikan, maka

dimungkinkan pertumbuhan ekonominya juga akan mempunyai kecenderungan untuk turun.

Page 29: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2010 -

2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupaten Temanggung

Tahun 2010 – 2014 (persen)

Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan RM

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa

3,66

-5,76

3,78

8,86

2,80

3,74

6,20

4,10

7,29

0,70

-6,58

6,28

5,76

5,31

4,74

9,72

7,37

8,18

5,11

-9,44

4,36

9,14

8,21

4,50

4,92

5,75

5,61

2,48

2,09

6,36

7,42

5,23

7,03

5,61

9,75

4,41

2,49

3,39

5,19

4,87

5,43

7,58

5,68

7,51

5,00

PDRB 4,31 4,65 5,04 5,02 4,91

Pada tabel 4.3 di atas diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi atas dasar

harga konstan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014 semua sektor tumbuh

positif. Dari sembilan sektor yang mengalami pertumbuhan positif tersebut, ada enam sektor

yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung

yang sebesar 4,91 persen. Keenam sektor tersebut adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah

Makan yang mencapai 7,58 persen, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang

sebesar 7,51 persen, sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 5,68 persen, sektor Bangunan

5,43 persen, sektor Industri Pengolahan 5,19 persen dan sektor Jasa-jasa yang sebesar 5,00

persen. Untuk tiga sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- rata pertumbuhan

kabupaten adalah sektor Listrik dan Air Bersih sebesar 4,87 persen, sektor Pertambangan dan

Penggalian 3,39 persen dan sektor Pertanian yang tumbuh 2,49 persen.

Sektor Pertanian pada tahun 2014 pertumbuhannya hampir sama dengan tahun 2013 yang

tumbuh sebesar 2,48 persen. Di tahun 2014 semua sub sektor dalam sektor Pertanian mengalami

pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor Peternakan dan hasil-

hasilnya yang tumbuh sebesar 4,97 persen sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sub

sektor Perikanan yang hanya tumbuh sebesar 1,69 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya

Page 30: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

adalah sub sektor Tanaman Bahan Makanan yang tumbuh sebesar 2,03 persen disusul kemudian

sub sektor Kehutanan dan Tanaman Perkebunan masing-masing tumbuh sebesar 2,02 persen dan

1,80 persen.

Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014

4.2 Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian

suatu daerah adalah distribusi sektoral terhadap PDRB secara keseluruhan. Distribusi sektoral ini

juga menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian.

Sektor yang dominan atau diandalkan mempunyai nilai yang paling besar dalam struktur

tersebut, dan dapat menjadikan ciri khas perekonomian di suatu daerah.

Angka agregat PDRB terbentuk dari berbagai kegiatan sektor ekonomi, mengikuti

perjalanan waktu dan adanya perubahan faktor internal maupun eksternal. Perubahan

teknologi, keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perubahan orientasi

kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja tiap sektor ekonomi. Akibatnya, perkembangan output tiap

sektor akan berbeda satu dengan yang lainnya sehingga distribusi sektor ekonomi dalam

komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan.

Dalam periode waktu lima tahun terakhir, sektor Pertanian dan sektor Industri

Pengolahan masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Kabupaten Temanggung,

karena keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB. Hal ini dapat

12,58

10,55 10,61 11,58

11,04

4,31 4,65 5,04 5,02

4,91

0

2

4

6

8

10

12

14

2010 2011 2012 2013 2014

adhb adhk

Page 31: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

dilihat pada persentase distribusi PDRB menurut sektor baik menurut harga berlaku maupun

harga konstan, dimana sektor Pertanian menyumbang di atas 30 persen dari nilai total

PDRB dan sektor Industri Pengolahan memberikan konstribusi lebih dari 18 persen. Tabel

Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2014

(persen) dapat dilihat pada tabel 4.4.

Pada tahun 2014, sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga berlaku adalah

dari sektor Pertanian sebesar 30,69 persen. Sehingga jika produksi Pertanian mengalami

kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami

kenaikan demikian juga apabila produksi sektor Pertanian mengalami penurunan maka

besaran PDRB mempunyai kecenderungan untuk turun. Di tahun 2014 peranan sektor Pertanian

yang sebesar 30,69 persen mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

karena di tahun 2013 sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 32,03 persen. Perhatian

yang besar pada sektor Pertanian ini sangat diperlukan demi kesejahteraan dan

kemakmuran, serta terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung.

Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010 - 2014 (persen)

Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.

9. Jasa-Jasa

33,11

1,05

17,68

1,05

5,60

16,64

5,23

4,11

15,53

32,75

0,96

17,26

1,05

5,52

16,63

5,28

4,23

16,32

32,57

0,86

17,61

1,06

5,60

16,63

5,16

4,19

16,32

32,03

0,85

17,80

1,09

5,61

16,78

5,20

4,38

16,26

30,69

0,85

18,34

1,09

5,67

17,17

5,33

4,52

16,34

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor Industri Pengolahan 18,34 persen dan

diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan dengan memberikan andil sebesar

17,17 persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari sektor Pertambangan dan Penggalian

yakni sebesar 0,85 persen.

Page 32: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Dari tabel 4.4 struktur ekonomi Kabupaten Temanggung di atas terlihat bahwa ke sembilan

sektor selama lima tahun terakhir memperlihatkan peranannya dari waktu ke waktu terhadap

total PDRB. Namun selama tiga tahun terakhir terlihat bahwa kontribusi sektor Pertanian

memiliki kecenderungan menurun, sedangkan kontribusi sektor Industri Pengolahan, sektor

Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi

serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan cenderung meningkat walaupun dengan

peningkatan yang relatif kecil.

Sektor yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam kontribusi PDRB Kabupaten

Temanggung tahun 2014 adalah sektor Industri Pengolahan dengan kenaikan kontribusi

sebesar 0,54 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak

terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor masih dalam posisi yang

sama.

Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014

Menurut harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2014 adalah sektor Pertanian

sebesar 28,46 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang memberikan

sumbangan sebesar 29,13 persen. Andil terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan yang

memberikan sumbangan sebesar 20,26 persen. Sektor berikutnya adalah sektor Perdagangan,

Hotel dan Rumah Makan yang memberikan sumbangan sebesar 17,78 persen mengalami

peningkatan 0,44 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang memberikan andil sebesar

17,34 persen. Sedangkan andil terkecil diberikan oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang

hanya memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen.

Pertanian; 30,69 %

Pertambangan & Penggalian; 0,85 %

Industri Pengolahan;

18,34 %

Listrik & Air Bersih; 1,09 %

Bangunan; 5,67 %

Perdagangan, Hotel & RM;

17,17%

Pengangkutan & Komunikasi;

5,33 %

Keuangan, Persw & Js Perush.; 4,52 %

Jasa-jasa; 16,34%

Page 33: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun 2010 - 2014 (persen)

Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.

9. Jasa-jasa

31,00

0,89

19,78

0,95

5,24

17,08

5,71

3,94

15,41

29,83

0,79

20,09

0,96

5,27

17,10

5,98

4,04

15,94

29,85

0,68

19,96

1,00

5,43

17,01

5,98

4,06

16,03

29,13

0,66

20,21

1,03

5,44

17,34

6,01

4,25

15,93

28,46

0,65

20,26

1,03

5,47

17,78

6,05

4,35

15,95

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Bila kesembilan sektor tersebut dibagi menurut kelompok sektor primer, sekunder dan tersier,

dengan rincian sebagai berikut :

1. Kelompok Primer : - Sektor Pertanian

- Sektor Pertambangan dan Penggalian

2. Kelompok Sekunder : - Sektor Industri Pengolahan

- Sektor Listrik dan Air Bersih,

- Sektor Bangunan

3. Kelompok Tersier : - Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan

- Sektor Pengankutan dan Komunikasi

- Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

- Sektor Jasa-jasa

Tabel di bawah ini memperlihatkan distribusi persentase menurut kelompok sektor PDRB :

Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Sektor Tahun

Page 34: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Kelompok Primer

2. Kelompok Sekunder

3. Kelompok Tersier

PDRB

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Kelompok Primer

2. Kelompok Sekunder

3. Kelompok Tersier

PDRB

34,16

24,33

41,51

100,00

31,89

25,97

42,14

100,00

33,71

23,83

42,46

100,00

30,62

26,32

43,06

100,00

33,43

24,27

42,30

100,00

30,53

26,39

43,08

100,00

32,88

24,50

42,62

100,00

29,79

26,68

43,53

100,00

31,54

25,10

43,36

100,00

29,11

26,76

44,13

100,00

Dari ketiga kelompok sektor pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa jika dibandingkan antara

tahun 2014 terhadap tahun 2013 baik menurut harga berlaku maupun harga konstan tidak

banyak terjadi pergeseran kontribusi. Berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan pada

kelompok primer terjadi penurunan kontribusi. Untuk harga berlaku kontribusi kelompok ini

turun sebesar 1,34 persen, dan untuk harga konstan turun sebesar 0,68 persen. Sedangkan

kelompok tersier dan kelompok sekunder kontribusinya mengalami peningkatan. Berdasarkan

harga berlaku kelompok sekunder meningkat sebesar 0,60 persen dan kelompok tersier

meningkat sebesar 0,74 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan kelompok sekunder

meningkat sebesar 0,08 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,60 persen.

4.3 PDRB Perkapita

Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan

salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya

tingkat kemakmuran penduduk pada suatu wilayah secara makro. PDRB perkapita

menggambarkan rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap

penduduk pada suatu daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita

suatu daerah dapat menggambarkan semakin tingginya tingkat kemakmuran penduduk

daerah tersebut. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 PDRB per Kapita Kabupaten Temanggung dan Pertumbuhannya

Tahun 2010 – 2014

Page 35: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas dasar Harga Konstan 2000

Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) Nilai (Rp) Pertumbuhan (%)

(1) (2) (4) (3) (5)

2010

2011

2012

2013

2014

7.064.501,89

7.738.502,63

8.482.526,56

9.381.988,23

10.392.591,49

11,55

9,54

9,61

10,60

10,77

3.357.870,71

3.481.837,83

3.624.491,54

3.773.103,86

3.948.997,92

3,35

3,69

4,10

4,10

4,66

Menurut harga berlaku kenaikan harga dan output dari berbagai barang dan jasa dari beberapa

sektor ekonomi telah meningkatkan PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku

selama ini selalu menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 PDRB

perkapita Kabupaten Temanggung tercatat sebesar 10.392.591,49 rupiah. Angka ini mengalami

pertumbuhan sebesar 10,77 persen dibandingkan PDRB perkapita tahun 2013 yang sebesar

9.381.988,23 rupiah. Sedangkan menurut harga konstan, besarnya PDRB perkapita tahun 2014

tumbuh sebesar 4,66 persen sehingga mencapai 3.948.997,92 rupiah meningkat dari tahun 2013

yang tercatat sebesar 3.773.103,86 rupiah.

Jika memperhatikan tabel dan grafik perkembangan PDRB perkapita dapat diketahui bahwa nilai

PDRB perkapita selalu naik yang menandakan bahwa kemakmuran penduduk Kabupaten

Temanggung semakin meningkat. Namun demikian data tersebut belum dapat menggambarkan

keadaan yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten

Temanggung tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Temanggung saja, akan tetapi ada juga

yang dimiliki/dinikmati oleh penduduk dari luar Kabupaten Temanggung yang melakukan

investasi di Kabupaten Temanggung.

Grafik 4.3 di bawah ini menunjukkan PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014.

Page 36: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Grafik 4.3 PDRB Perkapita Kabupaten Temanggung

Tahun 2010 – 2014

4.4 Indeks Perkembangan

PDRB Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku mencapai

7.679.241,74 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.917.973,80 juta rupiah.

Nilai indeks perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 461,83 persen

dan atas dasar harga konstan tercatat 175,49 persen. Nilai Indeks Perkembangan

menggambarkan perkembangan secara agregat PDRB tahun berjalan terhadap tahun dasar 2000.

Hal ini berarti selama kurun waktu empat belas tahun terakhir nilai PDRB atas dasar harga

berlaku secara agregat telah meningkat sebesar 461,83 persen atau meningkat 4,61 kali lipat

PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2000. Demikian juga nilai PDRB atas dasar harga konstan

selama kurun waktu empat belas tahun terakhir telah meningkat 175,49 persen atau meningkat

1,75 kali lipat nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Untuk diketahui bahwa PDRB

tahun 2000 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan sebesar 1.662.794,54

juta rupiah.

Tabel 4.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung

3.357.870,71 3.481.837,83 3.624.491,54 3.773.103,86 3.948.997,92

7.064.501,89

7.738.502,63

8.482.526,56

9.381.988,23

10.392.591,49

2010 2011 2012 2013 2014

adhk

adhb

Page 37: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tahun 2010 – 2014

Tahun

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan

2000

Jumlah

(Juta Rupiah)

Perkembangan

(Persen)

Jumlah

(Juta Rupiah)

Perkembangan

(Persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

2010

2011

2012

2013

2014

5.069.020,30

5.603.983,71

6.198.351,81

6.915.876,33

7.679.241,74

304,85

337,02

372,77

415,92

461,83

2.409.386,40

2.521.439,02

2.648.488,46

2.781.320,87

2.917.973,80

144,90

151,64

159,28

167,27

175,49

4.5 Indeks Berantai

Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat

maupun per sektor yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai

baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks

berantai diperoleh dari perbandingan nilai PDRB tahun berjalan dengan PDRB tahun

sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 akan diperoleh juga laju pertumbuhan.

Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB adhb tahun (t)

dengan NTB adhb tahun (t-1) dikalikan 100. Nilai indeks berantai menurut harga berlaku ini

menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau sektoral yang dikarenakan oleh

adanya perkembangan harga dan produksi. Sedangkan indeks berantai berdasarkan harga

konstan diperoleh dengan cara membagi NTB adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1)

dikalikan 100. Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi

masing-masing sektor, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan laju

pertumbuhan PDRB apabila indeks tersebut dikurangi 100.

Dari hasil pengolahan PDRB tahun 2014 indeks berantai yang terjadi di Kabupaten

Temanggung adalah sebesar 111,04 persen adhb dan 104,91 persen adhk. Indeks berantai

tertinggi atas dasar harga berlaku menurut sektoral dicapai oleh sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan sebesar 114,63 persen dan terkecil adalah sektor Pertanian sebesar

106,39 persen. Sedangkan menurut harga konstan indeks berantai terkecil adalah sektor

Pertanian sebesar 102,49 persen dan tertinggi adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah

Makan yakni sebesar 107,58 persen.

Grafik 4.4 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung

Page 38: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tahun 2010 – 2014

4.6 Inflasi

Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau stagnan.

Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran inflasinya, hal ini sangat

berpengaruh terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh

terhadap daya beli konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika

tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku

ekonomi dan bila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi

ekonomi dan bahkan bisa menimbulkan resesi ekonomi.

Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, pertama metode Indeks Harga

Konsumen (IHK) dengan menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik

setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat

Statistik Kabupaten Temanggung. Kedua, inflasi dihitung dengan memakai indek implisit

PDRB.

Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati

jumlahnya berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan

metode implisit dari PDRB dilakukan dengan rumus membagi indeks implisit tahun t dengan

indeks implisit tahun t-1 dikurangi satu dikalikan seratus persen.

Grafik 4.5 Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung

104,31 104,65 105,04 105,02 104,91

112,58

110,55 110,61

111,58

111,04

100

102

104

106

108

110

112

114

2010 2011 2012 2013 2014

adhk adhb

Page 39: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tahun 2010 – 2014

Dari hasil pengolahan indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir

perekonomian Kabupaten Temanggung terus mengalami inflasi dengan pergerakan yang

cukup berfluktuasi pada kisaran 5,30 persen sampai 7,93 persen. Seperti terlihat pada grafik

4.5 diatas. Pada tahun 2010 inflasi tahunan tercatat sebesar 7,93 persen, kemudian turun

menjadi 5,64 persen pada tahun 2011 kemudian turun lagi menjadi 5,30 persen pada tahun

2012. Namun pada tahun 2013 inflasi kembali naik menjadi sebesar 6,25 persen, lebih tinggi

dibanding inflasi tahun 2014 yang sebesar 5,84 persen. Adanya inflasi yang besarannya

masih satu digit selama kurun waktu tersebut menandakan perekonomian Kabupaten

Temanggung bergerak secara dinamis dan memberikan ekspektasi yang mengembirakan

bagi pelaku ekonomi, namun tidak memberatkan bagi para konsumen

4.7 Perkembangan PDRB Sektoral

4.7.1 Sektor Pertanian

Sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor yang dominan dalam

memberikan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Temanggung, terbukti dari cerminan

persentase distribusi pertanian yang paling besar. Sektor pertanian yang terdiri dari beberapa

sub sektor, yakni sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan

hasil-hasilnya, kehutanan dan sub sektor perikanan. Pada tahun 2014 besarnya sumbangan sektor

Pertanian dalam PDRB sebesar 30,69 persen adhb dan 28,46 persen adhk. Pertumbuhan

sektor pertanian pada tahun 2014 sebesar 6,39 persen adhb dan 2,49 persen adhk.

4.7.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

7,93

5,64 5,30

6,25

5,84

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

2010 2011 2012 2013 2014

Inflasi (%)

Page 40: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Data produksi padi, palawija, buah dan sayur diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga bersumber pada data harga yang

dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel 4.9 berikut ini menyajikan produksi

beberapa komoditi yang mempunyai nilai produksi terbesar.

Tabel 4.9 Produksi Padi dan Palawija Utama Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 (Ton)

Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Padi 176.389 161.086 159.689 150.288 162.121

2. Jagung 154.642 111.080 139.395 111.327 104.493

3. Ketela Pohon 96.470 85.164 56.521 61.554 52.639

4. Ketela Rambat 4.667 5.639 1.784 3.586 4.324

5. Kacang Tanah 1.749 1.401 936 699 281

Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu

dengan cara mengalikan kuantum produksi dari setiap jenis komoditi dengan harga masing-

masing komoditi, kemudian hasilnya dikurangi dengan nilai biaya antara atas dasar harga

berlaku. Rasio biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di

update.

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan

produksi pada tahun yang dihitung dengan harga pada tahun 2000. Kemudian dikurangi dengan

biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Tabel 4.10 memperlihatkan nilai tambah bruto padi

dan beberapa jenis palawija atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000.

Sub sektor tanaman bahan makanan memberikan andil sebesar 20,68 persen adhb dan 18,90

persen adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2014 adhb mengalami

penurunan jika dibanding dengan tahun 2013 sedangkan adhk mengalami kenaikan. Berdasarkan

harga berlaku pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 6,17 persen, sedangkan pada

tahun 2013 pertumbuhannya sebesar 9,16 persen. Sedangkan menurut adhk pada tahun 2013 sub

sektor ini mengalami pertumbuhan 1,46 persen, pada tahun 2014 sub sektor ini mengalami

pertumbuhan sebesar 2,03 persen.

Tabel 4.10 Nilai Tambah Bruto Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Page 41: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Padi 508.671,64 488.396,56 511.704,56 539.976,52 592.158,79

2. Jagung 285.971,43 259.694,03 332.499,86 365.478,23 366.412,53

3. Ketela Pohon 72.431,37 73.475,81 69.383,61 78.453,23 70.247,76

4. Ketela Rambat 2.581,31 4.229,60 1.605,28 3.497,41 4.364,94

5. Kacang Tanah 14.193,02 15.649,99 11.680,09 11.282,65 10.475,77

adhk

1. Padi 204.904,51 189.673,93 188.029,12 185.711,75 196.839,09

2. Jagung 126.035,41 92.840,13 116.505,42 115.551,19 108.502,57

3. Ketela Pohon 27.119,39 24.335,61 16.150,88 18.017,97 15.408,96

4. Ketela Rambat 1.161,59 1.384,23 437,80 880,47 1.060,79

5. Kacang Tanah 10.398,25 8.391,68 5.604,03 5.387,80 5.055,91

4.7.1.2 Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Sub sektor Tanaman Perkebunan meliputi perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang

diusahakan perusahaan berbadan hukum. Data produksi tanaman perkebunanan diperoleh dari

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Adapun data harga

produsen diperoleh dari survei harga yang dilaksanakan oleh BPS. Produksi beberapa jenis

tanaman perkebunan rakyat dapat dilihat pada tabel 4.11.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio

biaya antara menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah atas dasar

harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Produksi dan Nilai Tambah Bruto beberapa

jenis tanaman perkebunan rakyat atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000

dapat dilihat pada tabel 4.11 dan Tabel 4.12.

Sub sektor tanaman perkebunan memberikan andil sebesar 4,01 persen adhb dan 3,90 persen

adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan tahun 2014 menurut harga konstan lebih

rendah bila dibanding tahun 2013. Jika pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan

4,59 persen, di tahun 2014 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 1,80 persen. Jika dilihat

menurut harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 5,94 persen, lebih rendah dibandingkan tahun

2013 yang pertumbuhannya sebesar 10,98 persen.

Tabel 4.11 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Ton)

Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014

Page 42: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Tembakau 6.373,99 9.126,38 9.978,50 7.146,12 6.922,92

2. Randu 3,60 1.94 4,83 1,70 1,36

3. Kelapa (000 bt) 5.030,00 1.046,53 1.150,85 1.193,23 1.784,30

4. Kopi 5.434,71 3.045,54 3.396,64 8.415,9 11.560,27

5. Cengkeh 163,11 67,38 74,21 167.14 203,78

6. Panili 28,28 11,93 13,68 6,39 5,32

7. Lada 7,87 8,33 9,14 8,54 7,44

8. Aren 1.044,04 730,63 922,06 877,62 1.054,39

9. Kayu Manis 28,39 14,73 23,30 21,42 24,59

10. Jahe 256,45 129,62 374,94 722,62 1.204,52

11. Kemukus 50,56 41,48 34,51 35,82 38,86

12. Kapulogo 1.949,90 1.310,96 1.135,58 1.259,43 1.373,99

13. Kakao 61,44 73,47 181,14 46,12 40,50

Tabel 4.12 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

(Jutaan Rupiah)

Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb 1. Tembakau 118.736,61 170.008,69 182.263,82 212.236,54 190.630,12

2. Randu 55,06 26,71 77,57 28,86 23,15

3. Kelapa 12.057,52 2.508,65 2.758,73 3.451,83 3.421,05

4. Kopi 54.533,52 39.920,59 45.116,40 56.352,71 56.104,16

5. Cengkeh 5.669,25 2.343,52 2.409,07 3.302,85 3.450,46

6. Panili 1.413,30 602,17 690,50 345,99 315,93

7. Lada 263,68 274,56 348,33 265,32 216,76

8. Aren 8.143,30 5.699,43 6.022,61 6.966,87 7.188,30

9. Kayu Manis 115,63 60,83 101,57 97,31 102,09

10. Jahe 117,47 759,34 2.196,48 3.668,16 3.752,67

11. Kemukus 936,08 761,35 633,42 645,98 684,48

12. Kapulogo 7.543,74 7.072,67 4.619,85 1.732,12 448,14

13. Kakao 839,72 1.011,38 2.909,16 2.661,39 737,79

adhk 1. Tembakau 48.593,91 69.577,43 72.261,91 63.247,72 65.365,52

2. Randu 28,45 13,80 34,35 12,09 9,67

3. Kelapa 2.411,50 501,73 551,75 572,06 589,84

4. Kopi 24.340,75 13.647,03 15.220,30 19.787,62 19.978,60

5. Cengkeh 5.102,32 2.109,17 2.323,03 3.666,79 3.843,33

6. Panili 2.643,06 1.126,13 1.291,32 603,18 549,38

7. Lada 407,47 424,28 465,53 247,23 251,61

8. Aren 3.669,56 2.568,10 2.713,72 3.084,75 3.164,50

9. Kayu Manis 106,51 56,03 88,63 81,48 85,40

10. Jahe 115,12 582,89 1.686,07 2.350,16 2.403,67

11. Kemukus 2.176,40 1.770,14 1.472,70 1.528,60 1.615,65

12. Kapulogo 6.317,88 5.923,36 3.869,13 1.132,38 292,84

13. Kakao 268,71 323,64 797,94 643,67 178,41

4.7.1.3 Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya

Page 43: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Temanggung, sedangkan data harga ternak diperoleh dari BPS. Nilai tambah atas dasar harga

berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi

dengan rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.

Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya memberikan andil sebesar 4,97 persen adhb dan 4,93

persen adhk. Pertumbuhan sub sektor ini berdasarkan adhb mengalami penurunan jika

dibandingkan tahun 2013. Jika pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar

10,57 persen maka pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 7,72 persen. Demikian

juga menurut adhk pertumbuhannya mengalami penurunan dari 5,17 persen pada tahun 2013

menjadi 4,97 persen di tahun 2014. Tabel 4.13, 4.14, dan 4.15 menyajikan data populasi

beberapa jenis peternakan dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar

harga konstan 2000 di Kabupaten Temanggung.

Tabel 4.13 Populasi Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 (Ekor)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Kuda 439 439 444 447 451

2. Sapi 36.191 40.518 43.762 27.546 29.384

3. Kerbau 2.363 1.355 1.392 1.411 1.426

4. Kambing/Domba 307.230 307.948 329.229 351.853 356.100

5. Babi 231 215 209 83 84

6. Ayam 2.305.930 2.320.535 2.337.687 2.339.860 2.543.896

7. Itik 101.067 101.575 101.805 101.942 102.147

Tabel 4.14 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Kuda 0,00 0,00 41,39 393,91 319,03

2. Sapi 17.749,93 43.954,06 38.709,16 49.518,26 58.861,67

3. Kerbau 107,78 5.457,70 217,56 408,95 433,88

4. Kambing/Domba 11.323,76 12.288,92 24.382,21 32.191,38 35.044,94

5. Babi 3,10 10,21 3,83 8,97 8,07

6. Ayam 159.604,98 174.997,58 187.714,92 199.174,44 199.545,44

7. Itik 286,61 319,60 318,75 459,74 613,80

Tabel 4.15 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Page 44: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Kuda 0,00 0,00 7,66 71,97 56,66

2. Sapi 6.149,08 13.323,57 11.378,15 14.295,45 16.792,89

3. Kerbau 35,35 1.398,54 53,74 100,40 104,64

4. Kambing/Domba 5.284,42 5.376,40 10.535,52 12.518,87 14.430,27

5. Babi 0,89 2,37 0,89 1,93 1,78

6. Ayam 69.542,17 76.248,94 76.337,40 75.935,26 79.040,73

7. Itik 77,11 96,31 93,55 129,88 171,24

4.1.7.4 Sub Sektor Kehutanan

Data produksi dan harga sub sektor ini diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Temanggung dan dari Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Nilai tambah

bruto dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun

2000 yang di update. Beberapa produksi kehutanan tahun 2010- 2014 dapat dilihat pada tabel

4.16.

Tabel 4.16 Produksi Beberapa Jenis Hasil Kehutanan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014

Rincian Sat 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kayu Jati Pertukangan M3 749,57 0,00 6,80 0,45 5,28

2. Kayu Mahoni Pertukangan M3 390,39 3.992,67 2.359,60 2.626,28 2.354,65

3. Kayu Rimba Pertukangan M3 3.309,48 6.146,97 3.160,12 193,47 522,48

4. Kayu Bakar SM 0,00 0,00 127,50 0,00 0,00

5. Getah Pinus Ton 305,67 320,75 339,90 355,50 290,96

6. Telur Sutera Alam Box 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Output sub sektor kehutanan dihitung dengan mengalikan produksi dan harga setiap komoditi.

Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun

2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000

diperlihatkan dalam Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Hasil Kehutanan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Page 45: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (3) (4) (5) (6) (7)

adhb

1. Kayu Jati Pertukangan 1.507,69 0,00 14,90 1,06 13,65

2. Kayu Mahoni Pertukangan 289,49 2.226,13 1.745,68 2.182,34 2.086,17

3. Kayu Rimba Pertukangan 881,49 1.175,11 973,68 58,08 401,77

4. Kayu Bakar 0,00 0,00 9,78 0,00 0,00

5. Getah Pinus 771,54 885,48 1.248,98 1.314,69 3.567,73

adhk

1. Kayu Jati Pertukangan 749,43 0,00 4,91 0,34 4,10

2. Kayu Mahoni Pertukangan 169,17 1.753,30 897,24 1.084,53 933,39

3. Kayu Rimba Pertukangan 166,56 336,62 193,03 10,38 41,72

4. Kayu Bakar 0,00 0,00 1,08 0,00 0,00

5. Getah Pinus 158,61 182,04 192,91 201,76 544,27

Sub sektor Kehutanan memberikan andil sebesar 0,66 persen adhb dan 0,39 persen adhk.

Pertumbuhan sub sektor ini menurut adhb mengalami penurunan bila dibanding tahun 2013. Jika

pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 13,93 persen pada tahun 2014

turun menjadi 6,37 persen. Namun bila dilihat menurut adhk pertumbuhan sektor ini mengalami

peningkatan, pada tahun 2013 pertumbuhannya tercatat sebesar 0,28 persen dan pada tahun

2014 pertumbuhannya sebesar 2,02 persen.

4.1.7.5 Sub Sektor Perikanan

Data mengenai produksi diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Temanggung. Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah

terhadap output, rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di

update.

Besarnya Produksi dan Nilai Tambah Bruto sub sektor Perikanan dapat dilihat pada Tabel 4.18

dan Tabel 4.19 berikut ini :

Tabel 4.18 Produksi Perikanan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 (Ton)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Ikan Kolam 1.086,62 1.314,70 1.864,08 2.302,15 2.859,92

2. Ikan Mina Padi 876,56 1.060,80 1.151,68 1.469,26 1.768,51

3. Ikan Sungai 46,87 67,77 104,51 156,76 160,50

4. Ikan Waduk/Cekdam 7,29 11,74 16,78 25,42 78,51

Tabel 4.19 Nilai Tambah Bruto Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Page 46: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Ikan Kolam 9.578,27 11.470,18 12.935,88 12.933,06 12.858,73

2. Ikan Mina Padi 9.130,11 10.950,39 11.233,06 12.910.55 14.200,32

3. Ikan Sungai 494,03 574,36 721,99 843,33 1.216,21

4. Ikan Waduk/Cekdam 70,99 88,18 113,92 131,24 183,33

adhk

1. Ikan Kolam 4.548,85 4.935,59 5.511,17 5.445,04 5.512,01

2. Ikan Mina Padi 3.614,62 3.957,83 3.845,86 4.004,14 4.091,83

3. Ikan Sungai 229,71 248,94 292,83 307,47 314,75

4. Ikan Waduk/Cekdam 37,63 39,95 49,50 52,51 55,94

Sub sektor Perikanan memberikan andil sebesar 0,37 persen adhb dan 0,34 persen adhk.

Pertumbuhan sub sektor ini pada tahun 2014 tumbuh sebesar 6,12 persen adhb dan 1,69 persen

adhk. Sedangkan di tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 7,25 persen adhb dan

1,13 persen adhk.

4.7.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Data produksi dan harga diperoleh dari laporan data penunjang pendapatan regional yang

dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se Kabupaten Temanggung. Output

diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga masing-masing komoditi. Perkiraan

output atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Biaya antara masing-

masing komoditi diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil

penyusunan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update.

Tabel 4.20 Produksi Beberapa Jenis Penggalian di Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 (M3)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Tanah Liat 1.345.185 1.117.363 1.027.974 1.130.772 1.182.170

2. Batu 565.458 469.691 366.359 406.659 421.313

3. Kerikil 289.083 240.124 187.296 189.169 206.026

4. Pasir 591.147 491.030 358.217 394.038 411.949

Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output,

rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai

tambah bruto sektor Penggalian baik adhb maupun adhk dapat dilihat pada tabel 4.21.

Page 47: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 4.21 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Penggalian Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Tanah Liat 9.732,66 9.165,37 10.594,22 11.032,53 13.923,84

2. Batu 10.703,70 12.842,42 12.636,94 14.540,19 15.064,16

3. Kerikil 6.323,34 7.575,60 7.248,33 7.559,54 8.233,16

4. Pasir 17.406,62 17.763,44 16.575,23 19.890,27 22.527,24

adhk

1. Tanah Liat 3.734,62 3.102,124 2.853,954 3.139,35 3.282,05

2. Batu 4.947,49 4.109,575 3.205,468 3.558,07 3.686,29

3. Kerikil 2.723,90 2.262,579 1.764,812 1.782,46 1.941,29

4. Pasir 6.025,18 5.004,747 3.903,704 4.294,07 4.489,26

Sektor Penggalian memberikan andil sebesar 0,85 persen adhb dan 0,65 persen adhk. Sektor

ini pertumbuhannya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh

sebesar 9,92 persen adhb dan 2,09 persen adhk, tumbuh meningkat menjadi 11,46 persen adhb

dan 3,39 persen adhk.

4.7.3 Sektor Industri Pengolahan

Pengelompokan dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan

oleh masing-masing perusahaan. Secara garis besarnya sektor Industri Pengolahan

dikelompokkan menjadi sembilan sub sektor.

Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri pengolahan atas dasar harga

berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per

tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor Industri Pengolahan. Sedangkan

nilai tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output

berdasarkan survei rutin dan khusus. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara

revaluasi. Khusus sub sektor Industri Logam Dasar Besi dan Baja tidak ada penghitungannya

karena di Kabupaten Temanggung industri tersebut tidak ada. Nilai tambah bruto dari industri

pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.22.

Page 48: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 4.22 Nilai Tambah Bruto Industri Pengolahan Kabupaten Temanggung

Tahun 2010 - 2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Makanan, Minuman & Tembakau 356.598,92 376.376,82 434.335,94 493.475,31 582.586,59

2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki 3.327,40 3.574,07 3.880,39 4.427,16 4.807,45

3. Brg. dr Kayu & Hasil Hutan Lainnya 488.768,81 534.640,89 593.957,79 666.542,16 748.290,89

4. Kertas & Brg. Cetakan 3.317,05 3.490,22 3.964,50 4.405,14 5.210,05

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 9.592,56 10.431,20 11.943,83 13.191,51 14.277,17

6. Semen & Brg. Lain Bukan Logam 12.119,96 13.338,78 15.094,59 16.820,09 18.254,85

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 -

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 4.004,96 4.299,15 4.626,62 5.216,25 5.290,84

9. Barang Lainnya 18.771,27 21.045,35 23.779,05 27.310,28 29.448,68

adhk

1. Makanan, Minuman & Tembakau 192.807,70 200.522,84 211.898,80 223.053,23 387.153,41

2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki 1.743,19 1.835,14 1.874,47 1.991,03 3.331,35

3. Brg. dr Kayu & Hasil Hutan Lainnya 255.377,27 275.667,17 284.966,04 305.764,24 514.061,51

4. Kertas & Brg. Cetakan 1.785,85 1.849,57 1.939,40 2.030,87 3.520,74

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 5.146,62 5.520,45 5.877,24 6.099,43 10.354,56

6. Semen & Brg. Lain Bukan Logam 6.766,85 7.191,78 7.561,42 7.873,78 13.336,60

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 -

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 2.141,77 2.253,43 2.284,22 2.407,98 3.882,56

9. Barang Lainnya 10.769,78 11.623,01 12.147,83 12.924,19 21.205,24

Pada tahun 2014 sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terhadap pembentukan

PDRB Kabupaten Temanggung sebesar 18,34 persen atas dasar harga berlaku, peranan sektor ini

meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,80 persen. Pada tahun 2014 sektor ini

tumbuh sebesar 5,19 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar

6,36 persen.

4.7.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

4.7.4.1 Listrik

Data produksi dan harga sub sektor Listrik diperoleh dari PT PLN Temanggung dan Parakan.

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Output atas

dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah

dilakukan update.

4.7.4.2 Air Minum

Data produksi dan harga sub sektor Air Minum diperoleh dari PDAM Kabupaten Temanggung.

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Perhitungan

nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan pendekatan revaluasi. Nilai tambah

bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah

tahun 2000 yang telah di update. Tabel 4.23 memperlihatkan kuantitas produksi dan tabel 4.24

memperlihatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000.

Page 49: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 4.23. Produksi Listrik dan Air Minum Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014

Rincian Sat 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Listrik Kwh 202.407.610 215.030.367 235.580.710 253.964.561 276.776.144

2. PDAM M3 10.748.198 10.880.101 11.423.018 11.808.859 12.019.057

Tabel 4.24. Nilai Tambah Bruto Listrik dan Air Minum (PDAM) Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Listrik 47.877,71 53.241,07 59.302,95 68.453,10 76.665,71

2. PDAM 5.415,83 5.604,11 6.194,71 6.666,44 6.849,73

adhk

1. Listrik 20.808,83 22.106,53 24.219,24 26.109,22 27.454,41

2. PDAM 2.177,63 2.204,36 2.314,35 2.392,53 2.435,11

Kontribusi sektor Listrik dan Air Minum terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2014

sebesar 1,09 persen adhb dan 1,03 persen adhk. Sedangkan untuk laju pertumbuhannya pada

tahun 2014 sebesar 11,18 persen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang besarannya

mencapai 14,69 persen adhb. Demikian pula bila dilihat menurut adhk laju pertumbuhan sektor

ini menurun dari 7,42 persen pada tahun 2013 menjadi 4,87 persen di tahun 2014.

4.7.5 Sektor Bangunan/Konstruksi

Nilai tambah bruto diperoleh dari perkalian suatu rasio dengan output tahun berjalan. Rasio

tersebut diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas

dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi dengan IHPB Bangunan sebagai

deflatornya. Nilai tambah bruto bangunan atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000

disajikan dalam tabel 4.25.

Sektor Bangunan pada tahun 2014 pertumbuhannya mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2013 pertumbuhan sektor ini sebesar 11,67 persen adhb dan

5,23 persen adhk, sedangkan pada tahun 2014 tumbuh sebesar 12,35 persen adhb dan 5,43 persen

adhk.

Kontribusi sektor Bangunan pada tahun 2014 sebesar 5,67 persen adhb dan 5,47 persen adhk,

mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen menurut adhb dan 0,03 persen adhk bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,61 persen adhb dan 5,44 persen adhk.

Tabel 4.25 Nilai Tambah Bruto Bangunan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Page 50: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

NTB Bangunan 283.801,44 309.408,43 347.255,69 387.782,34 435.682,78

adhk

NTB Bangunan 126.300,37 133.002,63 143.920,69 151.447,74 159.669,15

4.7.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan

Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu :

4.7.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran

Penghitungan nilai tambah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dilakukan dengan

pendekatan arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian,

pertambangan dan penggalian, industri dan impor yang diperdagangkan.

Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin perdagangan. Margin

perdagangan ini merupakan output perdagangan dan dipakai untuk menghitung nilai tambahnya.

Rasio nilai barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan, rasio nilai tambah

menggunakan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. NTB atas dasar harga konstan

2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas, dengan output perdagangan atas dasar

harga konstan 2000 dari barang-barang pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan

barang-barang impor.

4.7.6.2 Hotel

Data mengenai jumlah kamar dan taripnya diperoleh dari hasil pengolahan Survei Hotel baik

berbintang maupun non bintang di Kabupaten Temanggung.

Sedangkan rasio nilai tambah didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di

update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi.

4.7.6.3 Rumah Makan

Data penghitungan sub sektor Rumah Makan/Restoran bersumber dari hasil inventarisasi data

penunjang yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan, cakupan data meliputi

jumlah tenaga kerja sub sektor Restoran/Rumah Makan.

Page 51: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Output tahun 2000 dihitung berdasarkan besarnya pemasukan Pajak Pembangunan I, apabila

dibagi dengan banyaknya tenaga kerja maka akan menghasilkan rata-rata output per tenaga kerja.

Penghitungan output digerakkan dengan IHK Kelompok Makanan. NTB diperoleh dengan cara

mengalikan rasio NTB (Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000) terhadap output. NTB atas dasar

harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi, sebagai deflatornya IHK

Kelompok Makanan. Nilai tambah bruto per sub sektor dari sektor perdagangan, hotel dan

rumah makan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel

4.24.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan merupakan sektor yang cukup potensial karena

kontribusi yang diberikan sektor ini menduduki peringkat ketiga setelah sektor Pertanian dan

Industri Pengolahan. Pada tahun 2014 kontribusi sektor ini dalam pembentukan PDRB sebesar

17,17 persen adhb dan 17,78 persen adhk. Pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah

Makan tahun 2014 adalah 13,61 persen adhb dan 7,58 persen adhk.

Tabel 4.26 Nilai Tambah Bruto Perdagangan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Perd. Besar/Eceran 671.336,87 748.388,42 834.135,65 942.618,49 1.064.962,12

2. Hotel 2.659,75 4.379,04 4.775,22 5.408,47 6.070,07

3. Restoran/ RM 169.840,27 179.226,68 192.114,20 212.785,69 247.812,34

adhk

1. Perd. Besar/Eceran 328.496,55 345.492,01 362.627,95 388.944,49 419.288,56

2. Hotel 1.093,45 1.117,41 1.139,89 1.188,56 1.258,21

3. Restoran/ RM 81.989,03 84.475,92 86.733,98 92.060,59 98.208,92

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang terdiri dari tiga sub sektor, berdasarkan harga

berlaku pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 12,98 persen, sub sektor hotel sebesar 12,23

persen dan sub sektor rumah makan sebesar 16,46 persen. Menurut harga konstan 2000 sub sektor

perdagangan mengalami pertumbuhan sebesar 7,80 persen, sub sektor hotel 5,86 persen

sedangkan sub sektor rumah makan mengalami pertumbuhan sebesar 6,68 persen.

4.7.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini terdiri dari 2 (dua) sub sektor, yaitu :

4.7.7.1 Sub Sektor Pengangkutan

Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu :

a. Angkutan Jalan Raya.

Page 52: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Kegiatan ini mencakup angkutan umum yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

Sumber data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung

berupa data banyaknya populasi kendaraan angkutan bermotor meliputi kendaraan bus,

truck/pick up dan mikrolet. Sedangkan data populasi ojek dan dokar didapat dari Data Penunjang

Regional yang dikumpulkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung.

Penghitungan nilai tambah bruto dengan Pendekatan Produksi, yaitu : pertama menghitung nilai

produksi dengan mengalikan banyaknya armada dengan rata-rata output per armada untuk

masing-masing jenis kendaraan. Rata-rata output per armada datanya diperoleh melalui Survei

Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Setelah nilai produksi dikurangi biaya antara diperoleh

nilai tambah bruto. Rasio biaya antara dan penyusutan didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah

tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

Metode deflasi dengan deflatornya IHK kelompok transport.

b. Jasa Penunjang Angkutan.

Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan, yaitu :

pelayanan jasa terminal dan parkir. Sumber data diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa data hasil pelayanan jasa terminal dan parkir.

Dari pengolahan data diatas diperoleh output (nilai produksi) dari kegiatan jasa penunjang

angkutan.

Dari nilai produksi setelah dikurangi biaya antara didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku. Setelah dikurangi lagi dengan penyusutan maka akan diperoleh nilai tambah neto. Rasio

biaya antara dan penyusutan berdasarkan Tabel Input Output Jawa Tengah tahun 2000 yang di

update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode

Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok transport.

4.7.7.2 Sub Sektor Komunikasi

Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu :

a. Pos dan Giro

Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat,

wesel, paket pos, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Penghitungan nilai tambah bruto

dengan Metode Produksi melalui Pendekatan Perusahaan. Output (nilai produksi) atas dasar

harga berlaku merupakan penjumlahan dari penerimaan atas kegiatan Pos dan Giro di wilayah

Kabupaten Temanggung. Setelah output dikurangi dengan biaya antara didapatkan nilai tambah

bruto. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai

Page 53: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 penghitungannya dengan Metode Deflasi sebagai

deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum.

b. Telekomunikasi

Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman

berita melalui telepon, telex dan telegram serta kegiatan lainnya yang diusahakan oleh

Perusahaan Telekomunikasi yang beroperasi di wilayah Kabupaten Temanggung. Penghitungan

nilai tambah bruto, menggunakan Metode Produksi dengan

pendekatan Perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan komunikasi diperoleh data tentang jumlah

penerimaan dari kegiatan telekomunikasi. Setelah dijumlahkan dari masing-masing perusahaan

maka akan diperoleh output (nilai produksi) sub sektor telekomunikasi atas dasar harga berlaku.

Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah bruto atas

dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga

Konsumen (IHK) Umum.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi sebesar 5,33 persen adhb dan 6,05

persen adhk terhadap total PDRB, namun walaupun demikian sektor ini berperan cukup penting

dalam kelancaran kegiatan perekonomian Kabupaten Temanggung untuk kelancaran distribusi

barang dan jasa produsen ke konsumen. Tabel 4.27 di bawah ini menyajikan nilai tambah bruto

Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung.

Sub sektor pengangkutan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhannya positif yaitu masing-

masing sebesar 13,35 persen adhb dan 2,54 persen adhk. Sedangkan kontribusinya terhadap

PDRB sebesar 4,06 persen adhb dan 4,18 persen adhk.

Sub sektor komunikasi pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 1,27 persen adhb dan

1,87 persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan

positif yaitu sebesar 15,26 persen adhb dan 13,45 persen adhk.

Tabel 4.27 Nilai Tambah Bruto Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Angkutan Jalan Raya 197.727,85 223.100,10 241.074,71 273.779,89 310.406,83

2. Terminal dan Parkir 941,91 956,23 1.009,26 1.080,01 1.156,69

3. Pos dan Giro 6.727,65 8.678,68 8.988,51 9.333,66 10.733,71

4. Telkom 59.763,30 63.402,13 68.315,80 75.038,08 86.511,41

adhk

Page 54: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

1. Angkutan Jalan Raya 97.272,05 107.365,53 112.654,99 118.376,36 121.375,52

2. Terminal dan Parkir 521,89 524,68 542,66 558,31 574,40

3. Pos dan Giro 3.698,95 4.771,65 4.749,64 4.792,98 5.377,49

4. Telkom 35.991,15 38.182,56 40.315,24 43.413,98 49.312,30

4.7.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor ini meliputi empat sub sektor, yaitu :

4.7.8.1 Sub Sektor Bank

Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank

Indonesia. Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun

swasta, juga bank perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, dimana Indeks

Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.

4.7.8.2 Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank

Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan

pinjam dan pegadaian.

a. Asuransi

Nilai tambah kegiatan Asuransi dihitung dengan Pendekatan Produksi. Penghitungan output

asuransi didapatkan dari jumlah premi yang masuk dikurangi klaim yang dibayarkan dari semua

lembaga asuransi di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Besarnya biaya antara diambil

dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Setelah dikurangi biaya antara, didapatkan nilai tambah

bruto. Nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan

Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.

b. Koperasi Simpan Pinjam

Untuk mendapatkan besarnya output diperoleh dari laporan Data Penunjang Pendapatan

Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung

dan dari Dinas Perindag, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung.

Struktur biaya diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya nilai

tambah atas dasar harga konstan 2000, dihitung dengan cara Deflasi dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.

c. Pegadaian

Data mengenai output pegadaian diperoleh dari Perum Pegadaian yang melakukan kegiatan

usahanya di Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto diperkirakan dari hasil perkalian rasio

nilai tambah bruto terhadap output, sedangkan rasio tersebut diambil dari

Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan

2000 dihitung dengan cara Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum.

Page 55: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

4.7.8.3 Sub Sektor Sewa Bangunan

Perkiraan nilai tambah bruto didasarkan pada laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang

dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung. Dari hasil

pengolahan data tersebut didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan 2000 diperkirakan dengan cara deflasi dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.

4.7.8.4 Sub Sektor Jasa Perusahaan

Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-alat

pesta dan jasa perusahaan lainnya. Perkiraan output didasarkan dari tenaga kerja yang bersumber

dari laporan Data Penunjang, sedangkan output per tenaga kerja didapatkan dari Survei Khusus

Pendapatan Regional (SKPR). Besarnya biaya antara diambilkan dari Tabel I-O Jawa Tengah

tahun 2000 yang di update. Setelah biaya antara dikeluarkan dari output akan didapatkan nilai

tambah bruto. Nilai tambah atas dasar konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi

dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Tenaga Kerja.

Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2014 sebesar 14,63 persen adhb dan 7,51 persen adhk,

dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan karena pada tahun 2013 tercatat

sebesar 16,91 persen adhb dan 9,75 persen adhk.

Kontribusi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten

Temanggung mengalami peningkatan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Pada

tahun 2013 kontribusi sektor ini tercatat 4,38 persen adhb dan 4,25 persen adhk meningkat

menjadi sebesar 4,52 persen adhb dan 4,35 persen adhk di tahun 2014.

Tabel 4.28 Nilai Tambah Bruto Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

(Jutaan Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Bank 96.869,45 108.687,53 119.995,38 147.108,57 168.851,72

2. LK. Bukan Bank 20.300,50 23.339,49 27.212,98 30.013,73 35.370,51

3. Sewa Bangunan 81.496,17 92.525,41 97.931,14 109.602,10 124.808,40

4. Jasa Perusahaan 9.577,60 12.368,21 14.076,84 16.319,03 18.346,27

adhk

1. Bank 41.933,01 45.937,16 49.593,48 55.866,90 59.892,53

2. LK. Bukan Bank 9.513,19 10.699,95 11.433,75 12.041,98 13.874,30

3. Sewa Bangunan 39.156,78 40.785,04 41.895,65 45.114,37 47.762,55

4. Jasa Perusahaan 4.236,94 4.405,35 4.763,24 5.160,21 5.535,06

Page 56: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

4.7.9 Sektor Jasa-Jasa

Sektor Jasa-jasa terbagi menjadi empat sub sektor, yaitu :

4.7.9.1 Sub Sektor Jasa Pemerintahan

Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan Pendekatan

Pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan upah/gaji atau belanja pegawai Pemerintah Desa,

Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat serta Hankam yang benar-benar

bekerja di wilayah Kabupaten Temanggung.

Sumber data diperoleh dari Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa dan Pemerintah

Kabupaten Temanggung serta survei lainnya. Dari penjumlahan belanja pegawai tersebut

didapatkan nilai tambah neto. Untuk menjadi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

ditambahkan penyusutan. Rasio penyusutan berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000

yang di update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.

Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 13,48 persen adhb dan

12,55 persen adhk 2000. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami

pertumbuhan positif yaitu sebesar 10,96 persen adhb dan 4,68 persen adhk

4.7.9.2 Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan

Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten

Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan

Tinggi.

Jasa Kesehatan mencakup segala macam lembaga kesahatan swasta seperti rumah sakit, rumah

bersalin, poliklinik, dokter praktek swasta dan jasa kesehatan lainnya. Menghitung nilai

tambahnya dengan Pendekatan Produksi.

Sumber data untuk jasa pendidikan adalah jumlah murid dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Temanggung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, sedangkan output per murid

diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah

murid dengan output per murid didapatkan nilai produksi.

Sedangkan untuk jasa kesehatan, jumlah pasien yang menikmati jasa pelayanan kesehatan dan

tarip per pasien untuk masing-masing kegiatan. Sumbernya dari Data Penunjang dan Survei

Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah pasien dan tarif per pasien

maka diperoleh nilai produksi dari kegiatan jasa kesehatan. Setelah diperoleh nilai produksi

kemudian dikurangi dengan biaya antara akan didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku.

Page 57: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode Ekstrapolasi dengan

ekstrapolatornya Indeks Jumlah Murid dan Pasien.

Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 1,59 persen adhb dan 2,12

persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif

yaitu sebesar 12,67 persen adhb dan 6,45 persen adhk

4.7.9.3 Sub Sektor Jasa Hiburan

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak

dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio,

pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku dengan Pendekatan Produksi, yaitu menghitung dahulu nilai produksi dengan cara

mengalikan banyaknya indikator produksi dengan output per indikator produksi. Data indikator

produksi dan rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari Data Penunjang dan Survei

Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya

antara dari nilai produksinya.

Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK) Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga sebagai deflatornya.

Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 hanya sebesar 0,02 persen baik

adhb dan 0,03 persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami

pertumbuhan sebesar 11,89 persen adhb dan 7,26 persen adhk

4.7.9.4 Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.

Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah

tangga seperti misalnya tukang cukur, salon kecantikan, tukang sol sepatu, jasa pembantu rumah

tangga dan jasa perorangan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

maupun konstan 2000 seperti pada penghitungan nilai tambah sub sektor jasa hiburan.

Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 1,25 persen baik adhb

maupun adhk dalam pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung. Sedangkan untuk

pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 16,91 persen adhb dan 5,76

persen adhk. Tabel 4.27 di bawah ini memuat NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000

untuk setiap sub sektor dari sektor Jasa-jasa.

Tabel 4.29 NTB Jasa-jasa di Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Page 58: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

adhb

1. Pemerintahan 645.546,55 762.071,62 842.053,20 932.779,49 1.035.044,90

2. Sosial Kemasyarakatan 81.496,38 86.915,94 96.989,51 108.215,53 121.924,08

3. Hiburan 914,64 1.022,45 1.097,57 1.237,21 1.384,33

4. Perorangan & RT 58.611,91 64.584,32 71.481,91 82.451,44 96.397,45

adhk

1. Pemerintahan 292.327,38 318.936,92 337.357,59 349.878,36 366.236,45

2. Sosial Kemasyarakatan 48.683,64 51.899,73 54.437,63 58.063,69 61.809,63

3. Hiburan 549,37 571,73 586,15 639,02 685,41

4. Perorangan & RT 29.885,74 30.436,37 32.022,10 34.550,50 36.542,04

Kontribusi yang diberikan oleh sektor Jasa-jasa pada tahun 2014 sebesar 16,34 persen adhb dan

15,95 persen adhk. Sumbangan yang diberikan dari sektor ini terhadap PDRB Kabupaten

Temanggung tidak banyak mengalami pergeseran dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014 sektor Jasa-jasa tumbuh sebesar 11,56 persen adhb dan 5,00 persen adhk.

Dibanding tahun sebelumnya pertumbuhan sektor ini meningkat baik menurut harga berlaku

maupun harga konstan karena pada tahun 2013 tercatat sebesar 11,18 persen adhb dan 4,41

persen adhk.

Page 59: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan Besar & Eceran

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

1.678.614,52

1.160.442,02

213.125,38

250.371,29

35.402,42

19.273,41

52.999,07

896.500,93

356.598,92

3.327,40

488.768,81

3.317,05

9.592,56

12.119,96

0,00

4.004,96

18.771,27

53.293,54

47.877,71

5.415,83

283.801,44

843.836,89

671.336,87

2.659,75

169.840,27

265.160,71

198.669,76

66.490,95

208.243,72

96.869,45

20.300,50

81.496,17

9.577,60

786.569,48

645.546,55

81.496,38

914,64

58.611,91

1.835.196,48

1.241.890,91

236.136,44

292.506,75

41.579,28

23.083,10

53.690,89

967.196,48

376.376,82

3.574,07

534.640,89

3.490,22

10.431,20

13.338,78

0,00

4.299,15

21.045,35

58.845,18

53.241,07

5.604,11

309.408,43

931.994,14

748.388,42

4.379,04

179.226,68

296.137,14

224.056,33

72.080,81

236.920,64

108.687,53

23.339,49

92.525,41

12.368,21

914.594,33

762.071,62

86.915,94

1.022,45

64.584,32

2.019.365,08

1.370.093,00

262.038,66

320.629,95

41.598,62

25.004,85

53.398,79

1.091.582,71

434.335,94

3.880,39

593.957,79

3.964,50

11.943,83

15.094,59

0,00

4.626,62

23.779,05

65.497,66

59.302,95

6.194,71

347.255,69

1.031.025,07

834.135,65

4.775,22

192.114,20

319.388,28

242.083,97

77.304,31

259.216,34

119.995,38

27.212,98

97.931,14

14.076,84

1.011.622,19

842.053,20

96.989,51

1.097,57

71.481,91

2.215.117,40

1.495.577,74

290.816,18

354.513,79

47.391,51

26.818,18

58.697,76

1.231.387,90

493.475,31

4.427,16

666.542,16

4.405,14

13.191,51

16.820,09

0,00

5.216,25

27.310,28

75.119,54

68.453,10

6.666,44

387.782,34

1.160.812,65

942.618,49

5.408,47

212.785,69

359.231,64

274.859,90

84.371,74

303.043,43

147.108,57

30.013,73

109.602,10

16.319,03

1.124.683,67

932.779,49

108.215,53

1.237,21

82.451,44

2.356.672,54

1.587.827,95

308.093,60

381.883,22

50.409,18

28.458,59

65.423,63

1.408.166,52

582.586,59

4.807,45

748.290,89

5.210,05

14.277,17

18.254,85

0,00

5.290,84

29.448,68

83.515,44

76.665,71

6.849,73

435.682,78

1.318.844,53

1.064.962,12

6.070,07

247.812,34

408.808,64

311.563,52

97.245,12

347.376,90

168.851,72

35.370,51

124.808,40

18.346,27

1.254.750,76

1.035.044,90

121.924,08

1.384,33

96.397,45

PDRB 5.069.020,30 5.603.983,71 6.198.351,81 6.915.876,33 7.679.241,74

Page 60: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Juta Rupiah )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

746.849,38

518.963,85

97.301,00

111.172,42

10.981,28

8.430,83

21.362,04

476.539,03

192.807,70

1.743,19

255.377,27

1.785,85

5.146,62

6.766,85

0,00

2.141,77

10.769,78

22.986,46

20.808,83

2.177,63

126.300,37

411.579,03

328.496,55

1.093,45

81.989,03

137.484,04

97.793,94

39.690,10

94.839,92

41.933,01

9.513,19

39.156,78

4.236,94

371.446,13

292.327,38

48.683,64

549,37

29.885,74

752.103,97

507.698,23

100.537,34

122.522,30

12.163,78

9.182,32

19.956,13

506.463,39

200.522,84

1.835,14

275.667,17

1.849,57

5.520,45

7.191,78

0,00

2.253,43

11.623,01

24.310,89

22.106,53

2.204,36

133.002,63

431.085,34

345.492,01

1.117,41

84.475,92

150.844,42

107.890,21

42.954,21

101.827,50

45.937,16

10.699,95

40.785,04

4.405,35

401.844,75

318.936,92

51.899,73

571,73

30.436,37

790.558,82

532.734,38

106.813,50

130.150,57

11.161,01

9.699,36

18.072,00

528.549,42

211.898,80

1.874,47

284.966,04

1.939,40

5.877,24

7.561,42

0,00

2.284,22

12.147,83

26.533,59

24.219,24

2.314,35

143.920,69

450.501,82

362.627,95

1.139,89

86.733,98

158.262,53

113.197,65

45.064,88

107.686,12

49.593,48

11.433,75

41.895,65

4.763,24

424.403,47

337.357,59

54.437,63

586,15

32.022,10

810.127,15

540.529,04

111.711,09

136.885,75

11.192,11

9.809,16

18.449,18

562.144,75

223.053,23

1.991,03

305.764,24

2.030,87

6.099,43

7.873,78

0,00

2.407,98

12.924,19

28.501,75

26.109,22

2.392,53

151.447,74

482.193,64

388.944,49

1.188,56

92.060,59

167.141,63

118.934,67

48.206,96

118.183,46

55.866,90

12.041,98

45.114,37

5.160,21

443.131,57

349.878,36

58.063,69

639,02

34.550,50

830.313,46

551.511,64

113.721,75

143.686,96

11.418,58

9.974,53

19.074,12

591.294,18

240.934,54

2.073,18

315.739,15

2.191,04

6.443,88

8.299,67

0,00

2.416,21

13.196,51

29.889,52

27.454,41

2.435,11

159.669,15

518.755,69

419.288,56

1.258,21

98.208,92

176.639,71

121.949,92

54.689,79

127.064,44

59.892,53

13.874,30

47.762,55

5.535,06

465.273,53

366.236,45

61.809,63

685,41

36.542,04

PDRB 2.409.386,40 2.521.439,02 2.648.488,46 2.781.320,87 2.917.973,80

Page 61: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

(Persen)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

33,11

22,89

4,20

4,94

0,70

0,38

1,05

17,68

7,03

0,07

9,64

0,06

0,19

0,24

0,00

0,08

0,37

1,05

0,94

0,11

5,60

16,64

13,24

0,05

3,35

5,23

3,92

1,31

4,11

1,91

0,40

1,61

0,19

15,53

12,74

1,61

0,02

1,16

32,75

22,16

4,21

5,23

0,74

0,41

0,96

17,26

6,71

0,06

9,54

0,06

0,19

0,24

0,00

0,08

0,38

1,05

0,95

0,10

5,52

16,63

13,35

0,08

3,20

5,28

4,00

1,28

4,23

1,94

0,42

1,65

0,22

16,32

13,60

1,55

0,02

1,15

32,57

22,10

4,23

5,17

0,67

0,40

0,86

17,61

7,01

0,06

9,58

0,07

0,19

0,24

0,00

0,08

0,38

1,06

0,96

0,10

5,60

16,63

13,45

0,08

3,10

5,16

3,91

1,25

4,19

1,94

0,44

1,58

0,23

16,32

13,59

1,56

0,02

1,15

32,03

21,62

4,21

5,13

0,68

0,39

0,85

17,80

7,14

0,06

9,64

0,06

0,19

0,24

0,00

0,08

0,39

1,09

0,99

0,10

5,61

16,78

13,63

0,08

3,07

5,20

3,98

1,22

4,38

2,13

0,43

1,58

0,24

16,26

13,49

1,56

0,02

1,19

30,69

20,68

4,01

4,97

0,66

0,37

0,85

18,34

7,59

0,06

9,74

0,07

0,19

0,24

0,00

0,07

0,38

1,09

1,00

0,09

5,67

17,17

13,87

0,08

3,22

5,33

4,06

1,27

4,52

2,20

0,46

1,62

0,24

16,34

13,48

1,59

0,02

1,25

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 62: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

(Persen)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

31,00

21,54

4,04

4,61

0,46

0,35

0,89

19,78

8,00

0,07

10,60

0,08

0,21

0,28

0,00

0,09

0,45

0,95

0,86

0,09

5,24

17,08

13,63

0,05

3,40

5,71

4,06

1,65

3,94

1,74

0,39

1,63

0,18

15,41

12,13

2,02

0,02

1,24

29,83

20,14

3,99

4,86

0,48

0,36

0,79

20,09

7,95

0,07

10,93

0,08

0,22

0,29

0,00

0,09

0,46

0,96

0,87

0,09

5,27

17,10

13,71

0,04

3,35

5,98

4,28

1,70

4,04

1,82

0,43

1,62

0,17

15,94

12,65

2,06

0,02

1,21

29,85

20,12

4,03

4,91

0,42

0,37

0,68

19,96

8,00

0,07

10,76

0,07

0,22

0,29

0,00

0,09

0,46

1,00

0,91

0,09

5,43

17,01

13,69

0,04

3,28

5,98

4,28

1,70

4,06

1,87

0,43

1,58

0,18

16,03

12,74

2,06

0,02

1,21

29,13

19,43

4,02

4,92

0,40

0,36

0,66

20,21

8,02

0,07

10,99

0,07

0,22

0,28

0,00

0,09

0,47

1,03

0,94

0,09

5,44

17,34

13,99

0,04

3,31

6,01

4,28

1,73

4,25

2,01

0,43

1,62

0,19

15,93

12,58

2,09

0,02

1,24

28,46

18,90

3,90

4,93

0,39

0,34

0,65

20,26

8,26

0,07

10,82

0,08

0,22

0,28

0,00

0,08

0,45

1,03

0,94

0,09

5,47

17,78

14,37

0,04

3,37

6,05

4,18

1,87

4,35

2,05

0,47

1,64

0,19

15,95

12,55

2,12

0,03

1,25

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 63: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Tahun 2000 = 100 )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

298,65

303,44

217,54

332,74

1.005,10

664,20

301,27

272,21

269,62

287,96

275,79

331,42

270,21

220,78

0,00

319,31

253,33

440,16

438,97

450,89

339,65

311,92

300,22

424,28

366,93

316,95

314,83

323,44

311,60

345,79

401,69

264,64

322,74

331,74

351,78

247,68

274,05

287,98

326,51

324,73

241,03

388,73

1.180,47

795,49

305,21

293,67

284,57

309,31

301,67

348,73

293,83

242,98

0,00

342,76

284,02

486,01

488,15

466,57

370,30

344,51

334,68

698,54

387,20

353,97

355,07

350,63

354,51

387,98

461,82

300,46

416,78

385,74

415,27

264,15

306,35

317,33

359,27

358,26

267,47

426,11

1.181,02

861,71

303,55

331,44

328,40

335,82

335,14

396,11

336,44

274,96

0,00

368,87

320,91

540,95

543,73

515,74

415,59

381,12

373,03

761,74

415,05

381,77

383,63

376,04

387,87

428,34

538,46

318,01

474,36

426,66

458,86

294,76

328,86

351,22

394,10

391,07

296,84

471,14

1.345,48

924,20

333,67

373,89

373,11

383,14

376,09

440,14

371,59

306,40

0,00

415,88

368,57

620,42

627,62

555,01

464,10

429,09

421,54

862,76

459,71

429,39

435,57

410,42

453,45

525,13

593,88

355,91

549,92

474,35

508,30

328,88

370,70

405,12

419,28

415,19

314,48

507,51

1.431,16

980,74

371,90

427,56

440,49

416,05

422,22

520,56

402,17

332,53

0,00

421,83

397,43

689,76

702,92

570,27

521,42

487,51

476,25

968,30

535,38

488,65

493,74

473,04

519,79

602,74

699,88

405,29

618,23

529,21

564,03

370,54

414,78

473,64

PDRB 304,85 337,02 372,77 415,92 461,83

Page 64: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Tahun 2000 = 100 )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

132,87

135,70

99,32

147,74

311,77

290,54

121,43

144,69

145,78

150,86

144,10

178,43

144,97

123,27

0,00

170,76

145,35

189,85

190,79

181,30

151,16

152,14

146,90

174,43

177,13

164,34

154,98

193,07

141,91

149,69

188,24

127,15

142,78

156,66

159,30

147,96

164,60

146,84

133,81

132,76

102,62

162,83

345,34

316,44

113,44

153,78

151,61

158,82

155,54

184,80

155,50

131,01

0,00

179,66

156,86

200,79

202,69

183,52

159,18

159,35

154,50

178,25

182,50

180,31

170,98

208,95

152,37

163,98

211,72

132,44

148,45

169,48

173,80

157,73

171,30

149,55

140,65

139,30

109,03

172,97

316,87

334,26

102,73

160,48

160,21

162,22

160,79

193,78

165,55

137,74

0,00

182,12

163,94

219,14

222,06

192,68

172,24

166,53

162,17

181,84

187,38

189,17

179,39

219,21

161,13

177,03

226,24

136,05

160,51

179,00

183,84

165,44

175,63

157,34

144,13

141,34

114,03

181,92

317,75

338,04

104,87

170,68

168,65

172,31

172,53

202,91

171,81

143,43

0,00

191,98

174,42

235,40

239,39

199,19

181,25

178,24

173,94

189,60

198,89

199,79

188,48

234,50

176,84

199,43

238,27

146,50

173,89

186,90

190,66

176,46

191,47

169,76

147,72

144,21

116,08

190,96

324,18

343,74

108,43

179,53

182,17

179,42

178,15

218,92

181,51

151,19

0,00

192,64

178,10

246,86

251,72

202,73

191,09

191,76

187,51

200,71

212,17

211,14

193,26

266,03

190,13

213,80

274,53

155,10

186,52

196,23

199,57

187,85

205,37

179,55

PDRB 144,90 151,64 159,28 167,27 175,49

Page 65: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

(Persen)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

17,01

24,14

3,64

10,50

-29,56

11,45

1,51

7,91

5,89

4,56

9,42

5,76

8,61

10,00

0,00

6,16

8,18

13,44

13,42

13,70

9,29

11,96

12,12

12,82

11,35

7,43

7,10

8,41

11,19

12,10

15,00

9,16

11,84

13,89

14,85

8,27

9,18

11,72

9,33

7,02

10,80

16,83

17,45

19,77

1.31

7,89

5,55

7,41

9,39

5,22

8,74

10,06

0,00

7,35

12,11

10,42

11,20

3,48

9,02

10,45

11,48

64,64

5,53

11,68

12,78

8,41

13,77

12,20

14,97

13,53

29,14

16,28

18,05

6,65

11,79

10,19

10,04

10,32

10,97

9,61

0,05

8,33

-0,54

12,86

15,40

8,57

11,09

13,59

14,50

13,16

0,00

7,62

12,99

11,31

11,39

10,54

12,23

10,63

11,46

9,05

7,19

7,85

8,05

7,25

9,41

10,40

16,60

5,84

13,81

10,61

10,50

11,59

7,35

10,68

9,69

9,16

10,98

10,57

13,93

7,25

9,92

12,81

13,62

14,09

12,22

11,11

10,45

11,43

0,00

12,74

14,85

14,69

15,43

7,62

11,67

12,59

13,01

13,26

10,76

12,47

13,54

9,14

16,91

22,60

10,29

11,92

15,93

11,18

10,77

11,57

12,72

15,35

6,39

6,17

5,94

7,72

6,37

6,12

11,46

14,36

18,06

8,59

12,26

18,27

8,23

8,53

0,00

1,43

7,83

11,18

12,00

2,75

12,35

13,61

12,98

12,23

16,46

13,80

13,35

15,26

14,63

14,78

17,85

13,87

12,42

11,56

10,96

12,67

11,89

16,91

PDRB 12,58 10,55 10,61 11,58 11,04

Page 66: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

(Persen)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

3,66

7,16

-6,79

4,08

-35,99

7,24

-5,76

3,78

3,63

1,24

3,89

3,02

3,49

5,23

0,00

2,72

3,81

8,86

9,61

2,20

2,80

3,74

3,81

2,79

3,43

6,20

5,58

7,76

4,10

5,32

7,92

1,87

5,08

7,29

7,90

4,44

6,71

6,17

0,70

-2,17

3,33

10,21

10,77

8,91

-6,58

6,28

4,00

5,27

7,95

3,57

7,26

6,28

0,00

5,21

7,92

5,76

6,24

1,23

5,31

4,74

5,17

2,19

3,03

9,72

10,32

8,22

7,37

9,55

12,47

4,16

3,97

8,18

9,10

6,61

4,07

1,84

5,11

4,93

6,24

6,23

-8,24

5,63

-9,44

4,36

5,67

2,14

3,37

4,86

6,46

5,14

0,00

1,37

4,52

9,14

9,56

4,99

8,21

4,50

4,96

2,01

2,67

4,92

4,92

4,91

5,75

7,96

6,86

2,72

8,12

5,61

5,78

4,89

2,52

5,21

2,48

1,46

4,59

5,17

0,28

1,13

2,09

6,36

5,26

6,22

7,30

4,72

3,78

4,13

0,00

5,42

6,39

7,42

7,80

3,38

5,23

7,03

7,26

4,27

6,14

5,61

5,07

6,97

9,75

12,65

5,32

7,68

8,33

4,41

3,71

6,66

9,02

7,90

2,49

2,03

1,80

4,97

2,02

1,69

3,39

5,19

8,02

4,13

3,26

7,89

5,65

5,41

0,00

0,34

2,11

4,87

5,15

1,78

5,43

7,58

7,80

5,86

6,68

5,68

2,54

13,45

7,51

7,21

15,22

5,87

7,26

5,00

4,68

6,45

7,26

5,76

PDRB 4,31 4,65 5,04 5,02 4,91

Page 67: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 9. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014

( Tahun Sebelumnya = 100 )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

117,01

124,14

103,64

110,50

70,44

111,45

101,51

107,91

105,89

104,56

109,42

105,76

108,61

110,00

0,00

106,16

108,18

113,44

113,42

113,70

109,29

111,96

112,12

112,82

111,35

107,43

107,10

108,41

111,19

112,10

115,00

109,16

111,84

113,89

114,85

108,27

109,18

111,72

109,33

107,02

110,80

116,83

117,45

119,77

101,31

107,89

105,55

107,41

109,39

105,22

108,74

110,06

0,00

107,35

112,11

110,42

111,20

103,48

109,02

110,45

111,48

164,64

105,53

111,68

112,78

108,41

113,77

112,20

114,97

113,53

129,14

116,28

118,05

106,65

111,79

110,19

110,04

110,32

110,97

109,61

100,05

108,33

99,46

112,86

115,40

108,57

111,09

113,59

114,50

113,16

0,00

107,62

112,99

111,31

111,39

110,54

112,23

110,63

111,46

109,05

107,19

107,85

108,05

107,25

109,41

110,40

116,60

105,84

113,81

110,61

110,50

111,59

107,35

110,68

109,69

109,16

110,98

110,57

113,93

107,25

109,92

112,81

113,62

114,09

112,22

111,11

110,45

111,43

0,00

112,74

114,85

114,69

115,43

107,62

111,67

112,59

113,01

113,26

110,76

112,47

113,54

109,14

116,91

122,60

110,29

111,92

115,93

111,18

110,77

111,57

112,72

115,35

106,39

106,17

105,94

107,72

106,37

106,12

111,46

114,36

118,06

108,59

112,26

118,27

108,23

108,53

0,00

101,43

107,83

111,18

112,00

102,75

112,35

113,61

112,98

112,23

116,46

113,80

113,35

115,26

114,63

114,78

117,85

113,87

112,42

111,56

110,96

112,67

111,89

116,91

PDRB 112,58 110,55 110,61 111,58 111,04

Page 68: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 10. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2014

( Tahun Sebelumnya = 100 )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

103,66

107,16

93,21

104,08

64,01

107,24

94,24

103,78

103,63

101,24

103,89

103,02

103,49

105,23

0,00

102,72

103,81

108,86

109,61

102,20

102,80

103,74

103,81

102,79

103,43

106,20

105,58

107,76

104,10

105,32

107,92

101,87

105,08

107,29

107,90

104,44

106,71

106,17

100,70

97,83

103,33

100,21

100,77

108,91

93,42

106,28

104,00

105,27

107,95

103,57

107,26

106,28

0,00

105,21

107,92

105,76

106,24

101,23

105,31

104,74

105,17

102,19

103,03

109,72

110,32

108,22

107,37

109,55

112,47

104,16

103,97

108,18

109,10

106,61

104,07

101,84

105,11

104,93

106,24

106,23

91,76

105,63

90,56

104,36

105,67

102,14

103,37

104,86

106,46

105,14

0,00

101,37

104,52

109,14

109,56

104,99

108,21

104,50

104,96

102,01

102,67

104,92

104,92

104,91

105,75

107,96

106,86

102,72

108,12

105,61

105,78

104,89

102,52

105,21

102,48

101,46

104,59

105,17

100,28

101,13

102,09

106,36

105,26

106,22

107,30

104,72

103,78

104,13

0,00

105,42

106,39

107,42

107,80

103,38

105,23

107,03

107,26

104,27

106,14

105,61

105,07

106,97

109,75

112,65

105,32

107,68

108,33

104,41

103,71

106,66

109,02

107,90

102,49

102,03

101,80

104,97

102,02

101,69

103,39

105,19

108,02

104,13

103,26

107,89

105,65

105,41

0,00

100,34

102,11

104,87

105,15

101,78

105,43

107,58

107,80

105,86

106,68

105,68

102,54

113,45

107,51

107,21

115,22

105,87

107,26

105,00

104,68

106,45

107,26

105,76

PDRB 104,31 104,65 105,04 105,02 104,91

Page 69: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 11. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Tahun 2000 = 100 )

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

224,76

223,61

219,04

225,21

322,39

228,61

248,10

188,13

184,95

190,88

191,39

185,74

186,39

179,11

0,00

186,99

174,30

231,85

230,08

248,70

224,70

205,02

204,37

243,24

207,15

192,87

203,15

167,53

219,57

231,01

213,39

208,13

226,05

211,76

220,83

167,40

166,49

196,12

244,01

244,61

234,87

238,74

341,83

251,39

269,04

190,97

187,70

194,76

193,94

188,70

188,96

185,47

0,00

190,78

181,07

242,05

240,84

254,23

232,63

216,20

216,62

391,89

212,16

196,32

207,79

167,81

232,67

236,60

218,13

226,86

280,75

227,60

238,94

167,47

178,83

212,19

255,44

257,18

245,32

246,35

372,71

257,80

295,48

206,52

204,97

207,01

208,43

204,42

203,22

199,63

0,00

202,55

195,75

246,85

244,86

267,67

241,28

228,86

230,03

418,92

221,50

201,81

213,86

171,54

240,71

241,96

238,01

233,75

295,53

238,36

249,60

178,17

187,25

223,23

273,43

276,69

260,33

258,99

423,44

273,40

318,16

219,05

221,24

222,36

217,99

216,91

216,27

213,62

0,00

216,62

211,31

263,56

262,18

278,64

256,05

240,74

242,35

455,04

231,14

214,93

231,10

175,02

256,42

263,32

249,24

242,94

316,25

253,80

266,60

186,37

193,61

238,64

283,83

287,90

270,92

265,77

441,47

285,31

343,00

238,15

241,80

231,89

237,00

237,79

221,56

219,95

0,00

218,97

223,16

279,41

279,25

281,29

272,87

254,23

253,99

482,44

252,33

231,44

255,48

177,81

273,39

281,92

254,94

261,31

331,46

269,68

282,62

197,26

201,97

263,80

PDRB 210,39 222,25 234,03 248,65 263,17

Page 70: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 12. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian

- Tanaman Bahan Makanan

- Tanaman Perkebunan

- Peternakan dan Hasil-hasilnya

- Kehutanan

- Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

- Makanan, Minuman & Tembakau

- Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki

- Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya

- Kertas & Barang Cetakan

- Pupuk, Kimia & Barang dr Karet

- Semen & Brg Galian Bukan Logam

- Logam Dasar Besi & Baja

- Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya

- Barang Lainnya

4. Listrik dan Air Bersih

- Listrik

- Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Rumah Makan

- Perdagangan

- Hotel

- Rumah Makan

7. Pengangkutan dan Komunikasi

- Pengangkutan

- Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

- Bank

- Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Persewaan Bangunan

- Jasa Perusahaan

9. Jasa

- Adm. Pemerintahan & Pertahanan

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan

- Jasa Perorangan & Ruta

12,88

15,84

11,20

6,17

10,05

3,93

7,72

3,98

2,17

3,28

5,32

2,66

4,95

4,54

0,00

3,35

4,20

4,21

3,47

11,25

6,31

7,93

8,00

9,76

7,65

1,15

1,44

0,60

6,81

6,44

6,56

7,16

6,44

6,15

6,44

3,67

2,31

5,23

8,56

9,39

7,23

6,01

6,03

9,96

8,44

1,51

1,49

2,03

1,33

1,60

1,38

3,55

0,00

2,03

3,88

4,40

4,68

2,22

3,53

5,45

5,99

61,11

2,42

1,79

2,28

0,17

5,97

2,42

2,22

9,00

24,20

7,48

8,20

0,04

7,41

8,19

4,68

5,14

4,45

3,19

9,03

2,55

9,83

8,14

9,20

6,29

7,47

8,33

7,55

7,63

0,00

6,17

8,11

1,98

1,67

5,29

3,72

5,86

6,19

6,90

4,40

2,80

2,92

2,22

3,46

2,27

9,11

3,04

5,26

4,73

4,46

6,39

4,71

5,20

7,04

7,58

6,12

5,13

13,61

6,05

7,68

6,07

7,93

7,41

4,59

6,11

6,42

7,01

0,00

6,95

7,95

6,77

7,07

4,10

6,12

5,19

5,36

8,62

4,35

6,50

8,06

2,03

6,52

8,83

4,72

3,93

7,01

6,48

6,81

4,61

3,40

6,90

3,80

4,05

4,07

2,62

4,26

4,36

7,81

8,72

9,30

4,29

8,72

9,63

2,44

2,96

0,00

1,08

5,60

6,01

6,51

0,95

6,57

5,61

4,80

6,02

9,17

7,68

10,55

1,60

6,62

7,07

2,28

7,56

4,81

6,26

6,01

5,84

4,32

10,54

PDRB 7,93 5,64 5,30 6,25 5,84

Page 71: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 13. Beberapa Agregat Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

a. PDRB (Juta Rp.)

b. Penyusutan (Juta Rp.)

c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)

d. Penduduk Pertengahan Tahun.

e. PDRB Per kapita (Rp.)

II. Atas Dasar Harga Konstan

a. PDRB (Juta Rp.)

b. Penyusutan (Juta Rp.)

c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)

d. Penduduk Pertengahan Tahun.

e. PDRB Per kapita (Rp.)

5.069.020,30

349.583,18

4.719.437,12

717.534

7.064.501,89

2.409.386,40

172.475,71

2.236.910,69

717.534

3.357.870,71

5.603.983,71

381.630,44

5.222.353,27

724.169

7.738.502,63

2.521.439,02

184.159,96

2.337.279,06

724.169

3.481.837,83

6.198.351,81

447.987,06

5.750.364,75

730.720

8.482.526,56

2.648.488,46

205.929,04

2.442.559,42

730.720

3.624.491,54

6.915.876,33

501.763,77

6.414.112,56

737.144

9.381.988,23

2.781.320,87

218.639,85

2.562.681,02

737.144

3.773.103,86

7.679.241,74

570.710,23

7.108.531,52

738.915

10.392.591,49

2.917.973,80

233.451,52

2.684.522,28

738.915

3.948.997,92

Page 72: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

( Juta Rupiah )

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

1.731.613,59

1.233.595,91

2.103.810,80

5.069.020,30

768.211,42

625.825,86

1.015.349,12

2.409.386,40

1.888.887,37

1.335.450,09

2.379.646,25

5.603.983,71

772.060,10

663.776,91

1.085.602,01

2.521.439,02

2.072.763,87

1.504.336,06

2.621.251,88

6.198.351,81

808.630,82

699.003,70

1.140.853,94

2.648.488,46

2.273.815,16

1.694.289,78

2.947.771,39

6.915.876,33

828.576,33

742.094,24

1.210.650,30

2.781.320,87

2.422.096,17

1.927.364,74

3.329.780,83

7.679.241,74

849.387,58

780.852,85

1.287.733,37

2.917.973,80

Keterangan :

Sektor Primer : - Sektor Pertanian,

- Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor Sekunder : - Sektor Industri Pengolahan,

- Sektor Listrik dan Air Bersih,

- Sektor Bangunan

Sektor Tersier : - Sektor Perdagangan,

- Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,

- Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

- Sektor Jasa-jasa

Page 73: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 15. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 ( Persen )

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

34,16

24,33

41,51

100,00

31,89

25,97

42,14

100,00

33,71

23,83

42,46

100,00

30,62

26,32

43,06

100,00

33,43

24,27

42,30

100,00

30,53

26,39

43,08

100,00

32,88

24,50

42,62

100,00

29,79

26,68

43,53

100,00

31,54

25,10

43,36

100,00

29,11

26,76

44,13

100,00

Page 74: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 16. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 )

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

298,73

290,25

319,67

304,85

132,53

147,25

154,28

144,90

325,86

314,21

361,58

337,02

133,19

156,18

164,96

151,64

357,58

353,95

398,30

372,77

139,50

164,47

173,35

159,28

392,26

398,65

447,91

415,92

142,94

174,61

183,96

167,27

417,84

453,48

505,96

461,83

146,53

183,72

195,67

175,49

Page 75: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 17. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 ( Persen )

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

16,47

8,45

12,00

12,58

3,37

3,76

5,38

4,31

9,08

8,26

13,11

10,55

0,50

6,06

6,92

4,65

9,73

12,65

10,15

10,61

4,74

5,31

5,09

5,04

9,70

12,63

12,46

11,58

2,47

6,16

6,12

5,02

6,52

13,76

12,96

11,04

2,51

5,22

6,37

4,91

Page 76: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 18. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 (Tahun Sebelumnya = 100)

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. Atas Dasar Harga Berlaku

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

116,47

108,45

112,00

112,58

103,37

103,76

105,38

104,31

109,08

108,26

113,11

110,55

100,50

106,06

106,92

104,65

109,73

112,65

110,15

110,61

104,74

105,31

105,09

105,04

109,70

112,63

112,46

111,58

102,47

106,16

106,12

105,02

106,52

113,76

112,96

111,04

102,51

105,22

106,37

104,91

Page 77: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 19. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 )

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

225,41

197,11

207,20

210,39

244,66

201,19

219,20

222,25

256,33

215,21

229,76

234,03

274,42

228,31

243,49

248,65

285,16

246,83

258,58

263,17

Page 78: B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N · dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran

Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2010-2014

Kelompok Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Sektor Primer

2. Sektor Sekunder

3. Sektor Tersier

Produk Domestik Regional Bruto

12,67

4,53

6,28

7,93

8,54

2,07

5,79

5,64

4,77

6,97

4,82

5,30

7,06

6,09

5,97

6,25

3,91

8,11

6,20

5,84