Top Banner
[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226] 1 1. ANATOMI CEREBRUM 1.1 MAKROSKOPIS SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH
36

Ayu Sken2 Neuro Kelumpuhan Wajah (Stroke) Ayu

Nov 24, 2015

Download

Documents

ayukartikautami

pbl
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226

2[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]

[RAHAYU KARTIKA UTAMI-1102010226]1

1. ANATOMI CEREBRUM

1.1 MAKROSKOPIS

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dan terletak di fossa crania anterior dan medius serta menempati seluruh cekungan tempurung tengkorak. Cerebrum dibagi dua bagian, yaitu : 1) Telencephalon 2) Diencephalon

TelencephalonCerebrum dibagi menjadi dua bagian yaitu, hemisfer dextra dan sinistra yang dipisahkan oleh fisura longitudinalis cerebri. Hemisfer dextra dan sinistra dihubungkan oleh corpus callosum. Di fissure berisi lipatan duramater yangberbentuk bulan sabit yang disebut falx cerebri.

Untuk memperluas daerah permukaan cortex cerebri, cerebrum memiliki lipatan-lipatan atau gyrus yang dipisahkan oleh sulcus. Cerebrum juga dibagi menjadibeberapa lobus-lobus yaitu:1. Lobus frontalis2. Lobus pariealis3. Lobus temporalis4. Lobus oksipitalis

Serta ada sulcus-sulcus yang membatasi lobus-lobus tersebut yaitu :1. Sulcus centralis2. Sulcus parieto-occipitalis3. Sulcus lateralis4. Sulcus calcarina (Snell,2006)

DiencephalonTerdiri dari ventriculus tertius dan struktur-struktur yang membatasinya. Diencephalon meluas ke posterior di tempat ventriculus tertius bersambung dengan aqueducuts cerebri ke anterior sejauh foramina interventricularis.Permukaan inferior diencephalon merupakan satu-satunya daerah diencephalon yang terpajan permukaan dalam otak. Permukaan ini dibentuk oleh struktur hipotalamik dan struktur lainnya yang meliputi chiasma optikum dengan traktus optikus di sisi lain, infundubulum dengan tuber cinereum serta corpus mamilare. (Snell, 2006)

1.2 MIKROSKOPIS

2. JARAS MOTORIK DAN SENSORIK

Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di system saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

1. Upper motorik neuron: dari korteks serebri kebatang otak dan medulla spinalis2. Lower motor neuron: dari batang otak dan medulla spinalis ke otot

Upper motor neuronLower motor neuron

Kelemahan otot ringan Tanpa penyusutan otot Tonus otot meningkat Reflek tendon meningkat Reflek plantar ekstensor Pertumbuhan bagian tersbut tidak terpengaruh Kelemahan otot Penyusutan otot Tonus otot menurun Reflek tendon menurun Reflek plantar fleksor Pertumbuhan bagian tersut menghilang (masa anak-anak)

3. NERVUS KRANIALIS

Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas pasangan saraf yang berhubungan dengan otak mencakup nervi olfaktorii (I), optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Gangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari otak atau batang otak, dan mengakibatkan timbulnya keluhan ataupun gejala pada berbagai organ atau bagian tubuh yang dipersarafinya.

1) SARAF OLFAKTORIUS (N.I)Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.

2) SARAF OPTIKUS (N. II)Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang.

Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

3) SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom). Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.

4) SARAF TROKLEARIS (N. IV)Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.

5) SARAF TRIGEMINUS (N. V)saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.

6) SARAF ABDUSENS (N. VI)Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus lateralis.

7) SARAF FASIALIS (N. VII)Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna. Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.

8) SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.

9) SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

10) SARAF VAGUS (N. X)Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru-paru.

11) SARAF ASESORIUS (N. XI)Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

12) SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus.

4. STROKE

4.1 DEFINISI

WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler (Hatano, 1976 dalam Davenport dan Dennis, 2000).

Stroke adalah sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vaskular yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi kausanya.

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (KelompokStudi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999).

4.2 EPIDEMIOLOGI

Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun (Hacke dkk, 2003). Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup. (Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd dkk, 2009). Di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke termasuk penyebab kematian utama, dengan 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan jantung iskemik. Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit serebrovaskuler seperti jantung koroner dan stroke berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi di dunia. Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15 % adalah stroke hemoragik

4.3 FAKTOR RISIKO

Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak (nonmodifiable, modifiable, atau potentially modifiable) dan bukti yang kuat (well documented atau less well documented) (Goldstein,2006).

1) Non modifiable risk factors : a) Usia b) Jenis kelamin c) Berat badan lahir rendah d) Ras/etnis e) genetik

2) Modifiable risk factorsa) Well-documented and modifiable risk factors i) Hipertensi ii) Paparan asap rokok iii) Diabetes iv) Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu v) Dislipidemia vi) Stenosis arteri karotisvii) Sickle cell diseaseviii) Terapi hormonal pasca menopauseix) Diet yang buruk x) Inaktivitas fisikxi) Obesitas

b) Less well-documented and modifiable risk factors i) Sindroma metabolikii) Penyalahgunaan alkohol iii) Penggunaan kontrasepsi oral iv) Sleep-disordered breathing v) Nyeri kepala migren vi) Hiperhomosisteinemia vii) Peningkatan lipoprotein (a)viii) Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase ix) Hypercoagulability x) Inflamasi xi) Infeksi

4.4 ETIOLOGI

Stroke IskhemikEmboliatherosklerosis pada arteri otak (pembentukan plak/deposisi lemak pada pembuluh darah)hiperkoagulabilitas darah, peningkatan kadar platelet, thrombosis

Stroke HemoragikStroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang menekankan dinding arteri sampai pecah. Penyebab lain terjadinya stroke hemoragik adalah :Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri, yang akhirnya dapat pecah.Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti kelainan arteriovenosa.Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti payudara, kulit, dan tiroid.Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar.Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin).Overdosis narkoba, seperti kokain.

4.5 KLASIFIKASI

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Menurut Misbach (1999) dalam Ritarwan (2002), klasifikasi tersebut antara lain: Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya: Stroke iskemik Transient Ischemic Attack (TIA) Trombosis serebri Emboli serebri Stroke hemoragik Perdarahan intraserebral Perdarahan subarakhnoid

Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu: Serangan iskemik sepintas atau Transient Ischemic Attack (TIA)Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.Progressing stroke atau stroke in evolution Gejala neurologik yang makin lama makin berat. Completed stroke Gejala klinis yang telah menetap.

Berdasarkan sistem pembuluh darah: Sistem karotis dan sistem vertebrobasiler.

Stroke juga umumnya diklasifikasikan menurut patogenesisnya. Dalam hal ini stroke terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Berdasarkan penelitian, dijumpai prevalensi stroke iskemik lebih besar dibandingkan dengan stroke hemoragik. Menurut Sudlow dan Warlow (1996) dalam Davenport dan Dennis (2000), 80% dari seluruh kejadian stroke pada orang kulit putih merupakan stroke iskemik.

4.6 PATOFISIOLOGI PATOGENESIS

Patofisiologi Stroke IskemikIskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir,2003)Tahap 1 :Penurunan aliran darahb. Pengurangan O2c. Kegagalan energid. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ionTahap 2 :a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ionb. Spreading depressionTahap 3 :InflamasiTahap 4 : Apoptosis

Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan permeabilitaspatologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis,peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas. (Sherki dkk,2002)

STROKE HEMORAGIK

PATOLOGI SISTEM MOTORIKA. LESI UPPER MOTOR NEURON1. LESI TRACTUS CORTICOSPINAL (TRACTUS PYRAMIDAL) Tes Babinsky positif. Ingat bahwa tanda babinsky secara normal terdapat selama setahunpertama kehidupan, karena tractus kortikospinal tidak bermielin sampai akhir tahunkehidupan pertama. Arefleksia abdominalis superficial. Reflek ini tergantung pada integritas tractus, yangmenimbulkan eksitasi tonik pada neuron internunsial.3. Arefleksia cremaster.4. Kehilangan penampilan gerakan volunter terlatih yang halus.2. LESI TRACTUS DESCENDEN SELAIN TRACTUS CORTICOSPINAL (TRACTUS EKSTRAPIRAMIDAL) Paralisa parah dengan sedikit atau tanpa adanya atrofi otot Spastik atau hipertonisasi otot. anggota gerak tubuh bawah dalam ekstensi dan anggotagerak atas dipertahankan dalam keadaan fleksi Peningkatan reflek otot serta klonus dapat ditemukan pada fleksor jari tangan,muskulusquadrisep femoris dan otot paha. Reaksi pisau lipat, yaitu mengadakan gerakan pasif suatu sendi terdapat tahanan oleh adanyaspastisitas otot.

B. LESI LOWER MOTOR NEURON1. Paralisis flaksid otot yang disuplai.2. Atrofi otot yang disuplai.3. Kehilangan reflek otot yang disuplai.4. Vasikulasi muskuler. Keadaan ini merupakan twitching otot yang hanya terlihat jikaterdapat kerusakan yang lambat dari sel5. Kontraktur muskuler. Ini adalah pemendekan otot yang mengalami paralise, lebih seringterjadi pada otot antagonis, dimana kerjanya tidak lagi dilawan oleh otot yang mengalami paralise

4.7 MANIFESTASI KLINIS

Gejala Stroke Non HemoragikGejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat gangguan peredaran darah terjadi, maka gejala-gejala tersebut adalah:

1.Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna.a) Buta mendadak (amaurosis fugaks).b) Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan (disfasia) bilagangguan terletak pada sisi dominan.c) Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis kontralateral) dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan.

2.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior.a) Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol.b) Gangguan mental.c) Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.d) Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.e) Bisa terjadi kejang-kejang.

3.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri mediaa) Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan. Bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol.b) Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.c) Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia).

4.Gejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasilar.a) Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas.b) Meningkatnya refleks tendon.c) Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh.d) Gejala-gejala sereblum seperti gemetar tangan (tremor), kepala berputar(vertigo).e) Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia).f) Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga pasien sulitbicara (disatria).g) Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secara lengkap(strupor), koma, pusing, gangguan daya ingat, kehilangan daya ingat terhadap lingkungan (disorientasi).h) Gangguan penglihatan, sepert penglihatan ganda (diplopia), gerakan arah bola mata yang tidak dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya daya gerak mata, kebutaan setengah lapang pandang pada belahan kanan atau kiri kedua mata (hemianopia homonim).i) Gangguan pendengaran.j) Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah.

5.Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posteriora) Komab) Hemiparesis kontra lateral.c) Ketidakmampuan membaca (aleksia).d) Kelumpuhan saraf kranialis ketiga.

6.Gejala akibat gangguan fungsi luhura) Aphasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa. Aphasia dibagi dua yaitu, Aphasia motorik adalah ketidakmampuan untuk berbicara, mengeluarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara kemampuannya untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Aphasia sensorik adalah ketidakmampuan untukmengerti pembicaraan orang lain, namun masih mampu mengeluarkan perkataan dengan lancar, walau sebagian diantaranya tidak memiliki arti, tergantung dari luasnya kerusakan otak.

b) Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena kerusakan otak. Dibedakandari Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu Verbal alexia adalahketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat membaca huruf. Lateral alexia adalahketidakmampuan membaca huruf, tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadiketidakmampuan keduanya disebut Global alexia. iii. Agraphia adalah hilangnyakemampuan menulis akibat adanya kerusakan otak.

c) Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan mengenal angka setelah terjadinya kerusakan otak.

d) Right-Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah sejumlah tingkat kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang sesuai dengan perintah atau menirukan gerakan-gerakan tertentu. Kelainan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita tidak boleh melihat jarinya).

e) Hemi spatial neglect (Viso spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuanmelaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang.f) Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibat kerusakanpada kortex motor dan premotor dari hemisphere dominan yang menyebabkanterjadinya gangguan bicara.g) Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada trauma capitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi pengangkatan massa di otak.h) Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah kemampuan.

Gejala Stroke Hemoragik1) Gejala Perdarahan Intraserebral (PIS)Gejala yang sering djumpai pada perdarahan intraserebral adalah: nyeri kepala berat, mual, muntah dan adanya darah di rongga subarakhnoid pada pemeriksaan pungsi lumbal merupakan gejala penyerta yang khas. Serangan sering kali di siang hari, waktu beraktivitas dan saat emosi/marah. Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara 1/2-2 jam, dan 12% terjadi setelah 3 jam).

2) Gejala Perdarahan Subarakhnoid (PSA)Pada penderita PSA dijumpai gejala: nyeri kepala yang hebat, nyeri di leher dan punggung, mual, muntah, fotofobia. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaan kaku kuduk, Lasegue dan Kernig untuk mengetahui kondisi rangsangan selaput otak, jika terasa nyeri maka telah terjadi gangguan pada fungsi saraf. Pada gangguan fungsi saraf otonom terjadi demam setelah 24 jam. Bila berat, maka terjadi ulkus pepticum karena pemberian obat antimuntah disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria, albuminuria, danperubahan pada EKG.

3) Gejala Perdarahan SubduralPada penderita perdarahan subdural akan dijumpai gejala: nyeri kepala, tajam penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda defisit neurologik daerah otak yang tertekan. Gejala ini timbul berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah terjadinya trauma kepala.

4.8 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

1. Anamnesis seputar gejala stroke2. Pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan fungsi saraf

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan skala atau sistem skoring yang formal seperti National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). NIHSS tidak hanya menilai derajat defisit neurologis, tetapi juga memfasilitasi komunikasi antara pasien dan tenaga medis, mengidentifikasi kemungkinan sumbatan pembuluh darah, menentukan prognosis awal dan komplikasi serta menentukan intervensi yang diperlukan. Skor NIHSS 3 cm umumnya mortalitasnya besar, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal. Jika infark terjadi pada spinal cord, maka prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis. Jika kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu, maka prognosis jelek.

4.12 PENCEGAHAN

Hidup sehat dengan merubah cara hidup-Olah raga secara teratur-Makanan yang seimbang / diet yang sesuai-Pertahankan berat badan ideal-Tidak merokok-Minum obat teratur sesuai anjuran dokter-Tidur / istirahat cukup-Hindarkan sres

5.KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21).Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa: 19 - Al-Hujuraat: 10)Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

SUAMI KEPADA ISTRI1. Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)2. Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)3. Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)

ISTRI KEPADA SUAMI1. Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a. Menyerahkan dirinya, b. Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH

SKENARIO 2-BLOK SARAF-KELUMPUHAN WAJAH