Top Banner

of 23

ayam kampung

Jul 16, 2015

Download

Documents

u_coman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Sabtu, 10 Januari 2009ANALISA BUDIDAYA AYAM KAMPOENGUntuk mengetahui berapa besar modal yang harus diinvestasi dalam usaha pemeliharaan ayam kampung dan berapa jumlah keuntungan yang diperoleh, maka dibawah ini penulis mencoba membuat perhitungan berdasarkan catatan harian pengeluaran seorang peternak. Ukuran kandang panjang 8 meter lebar 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Ukuran pagar keliling, panjang 18 meter, lebar 10 meter dan tinggi 2,7 meter. Kandang tersebut digunakan untuk memelihara 155 ekor ayam muda yang terdiri dari 150 ekor ayam betina dan 5 ekor jantan dengan umur rata-rata 4 bulan. Ayamayam tersebut dibeli dengan Rp 9.000,00/ekor. Porsi pakan 100 gr /ekor/hari, pada bulan ke dua dan ke tiga porsi pakan di naikkan masing-masing sebesar 20%dan 25%. Di bulan ke empat dari masa pemeliharaan ayamayam tersebut telah mulai bertelur, dengan jumlah rata-rata 14 butir per periodenya. Untuk meningkatkan jumlah produksi telor, sengaja peternak menerapkan metode siklus reproduksi, yaitu dengan jalan : 1. memisahkan induk dari telurnya dengan hanya satu butir telor pada sarangannya . 2. pada indukinduk yang mulai memperlihatkan tanda-tanda mengeram secepatnya di mandikan Dari kedua perlakuan diatas maka ditahun satu masa produksinya dapat diatur sebanyak lima kali . Pada bulan ke 7 dari keseluruhan produksi telor 10% dieramkan sedangkan sisanya dijual. Untuk tugas pengeraman sengaja digunakan untuk ayam sebanyak 20 ekor, sehingga pada bulan ke delapan terjadi penurunan produksi telur . Setelah menetas induk dan DOC dipisah, kemudian induk dimandikan. Pada bulan ke sembilan produksi telur mulai meningkat. Dalam produksi ayam kampung ini yang perlu di ketahui adalah : - Fertilitas =96% -Daya tetas =90 % -Kematian = 3% -Umur Penetasan 21 hari -Pemberian faksin dilakukan sebanyak 4 kali selama pemeliharaan. DOC setelah dipisah dari induknya ditempatkan dalam kotak dos beralaskan sekam padi yang di campur sedikit kapur, tanpa diberi bantuan induk buatan (Listrik lampu minyak) sedang sebagai sumber penghangat DOC akan memperoleh dari panas tubunya sendiri. Pada pemeliharaan ditahun kedua siklus reproduksi pertahunya diatur sebanyak 11 kali, dengan demikian diharapkan pada peningkatan dalam jumlah produksi (telur) selain itu pada pemeliharaan ini ada tambahan populasi ayam sebanyak 175 ekor betina dan 8 ekor pejantan. Untuk menghindarkan terjadinya kanibalisme oleh ayam yang lebih kuat, maka dibuat kandang baru. Dibulan kelima ayam-ayam tersebut sudah mulai bertelur, dengan demikian ada kenaikan dalam jumlah produksi telur. Dari jumlah produk perharinya, resiko pecah atau retak

diperhitungkan sebanyak 6 butir atau 180 per bulan (angka rata-rata), dan ini oleh peternak dimanfaatkan untuk lauk. Sehingga total keseluruhan yang dikomsumsi adalah 17x180 butir=30.60 butir, sedang yang dijual sebanyak 49.300 butir dengan harga 850. A. Pemberian Pakan 1.Untuk ayam muda dewasa, 100 gr /ekor/hari Jumlah pakan per hari untuk 155 ekor =(100x 155) kg: 1000 = 15,5 kg. Jumlah pakan bulan I = 30x15,5 kg = 465 kg Jumlah pakan bulan II= (0,2x465 kg)+465 kg = 558 kg Jumlah pakan bulan III= (0,25x558kg)+558kg = 697,5 kg Jumlan pakan bulan IV umur 2 tahun = 17x697,5 kg =11.857,5 kg Total pemberian pakan =13,578 kg 2. Untuk DOC 60 gr/ekor/hari, sampai umur 3 bulan Jumlah pakan untuk 189 DOC (189 x 60)kg :1000 = 11,34 kg Jumlah pakan bulan I 30 x 11,34kg = 340,20 kg Jumlah pakan bulan II(mortalitas 3%)(0,15x60)+60x183 x30x1kg = 378,81 kg 1000 jumlah pakan bulan III (0,15x378,81kg)+378,81kg = 435,63 kg Total pemberian pakan = 1.154,64 kg 3. Untuk ayam muda dewasa, 100gr/ekor/hari Jumlah pakan per hari untuk 183 ekor (100x183)kg: 1000 = 18,3 kg Jumlah pakan bulan I =30x18,3 = 549 kg Jumlah pakan bulan II =(0,2x549)kg+549kg = 658,8kg Jumlah pakan bulan III =(0,25x658,8)kg+658,8kg = 823,5kg Jumlah pakan bluan IV bulan keXI = 10x823,5kg = 8.235 kg Total pemberian pakan = 10.266,3kg B. Analisa Biaya 1. Input a. Biaya Infestasi -Pembuatan kandang tahun 1 = Rp.35.000,00 -Pembuatan kandang dan Box tahun 11 =Rp.40.000,00 -Pembuatan pagar keliling =Rp.125.000,00 Total biaya investasi =Rp.200.000,00 (1) b. Biaya Operasi -Pembelian 155 ekor ayam=155xRp900,00 =Rp.139.500,00 -Pembelian untuk 155 ekor ayam=13.578xRp120,00 =Rp.1.29.360,00 -Pembelian pakan untuk 189 DOC sampai umur 3 bulan =1.154,64xRp.120,00 = Rp.138.556,80 -Pembelian pakan untuk 183 ekor ayam=Rp.10.266,3x120,00 =Rp.1.231.956,00 + Total pembelian pakan =Rp.2.999.872,80 -Biaya vaksin dan obat cacing untuk ayam muda dan dewasa =Rp.3.000 ,00 -Biaya vaksin dan obat cacing/DOC =Rp.1.000 ,00 Total biaya operasi =Rp.139.500,00 + Rp.2.999.872,80 + Rp 4000,00

=Rp.3.143.372,80 c. Penyusutan dan Perbaikan -Penyusutan kandang 1 tahun =Rp.2.500,00 -Penyusutan pagar 1 tahun =Rp.3.000.00 -Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 4.000,00 ` -Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 5000,00 Total =Rp. 14.50000 2.Output -Penjualan telur selama pemeliharaan= 49.300xRp850,00=Rp 41 905.000,00 -Penjualan ayam afkir @Rp40.000,00 =Rp 6.200.000,00 - Penjualan dari telur yang dikomsumsi =3060x500=Rp 1.530.000,00 Total Rp 49.635.000,00 C. Keuntungan Yang Diperoleh Rp 49.635.000,00 Rp25.034.099.00 = 24.600.001,00 Rp24.600.001,00 : 20bln = Rp 1.230.000,00 /bln Selamat mencoba PERLU INFO HUB. ADISURYADI DI 03418600911 / 08170481377 OK Diposkan oleh WONG NDESHO di 19.22

www.sentralternak.com, Beternak adalah salah satu bentuk usaha memelihara hewan atau ternak peliharaan yang bisa menopang perekonomian hidup kita sehari-hari. Usaha ternak bisa diusahakan dalam skala kecil-kecilan ataupun besar-besaran tergantung modal yang tersedia. Namun kadang kita bingung untuk memulai usaha ini karena sering dihantui berbagai macam rintangan, kendala dan ketakutan lainnya. Rintangan dan kendala yang biasanya muncul sebelum kita memulai usaha beternak ayam kampung antara lain bagaimana agar ayam kampung bisa tetap hidup? Bagaimana jika ayam kampung sakit? Dari mana mendapatkan modal? Terus bagaimana kalau rugi? Bagaimana kalau ini, kalau itu dan kalau-kalau yang lainnya. Beternak ayam kampung sudah lama dilakukan oleh masyarakat kita, sehingga cara dan teknik beternak sebenarnya tidak perlu kami angkat ke permukaan. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman dan permintaan akan produk ini (daging dan telur) yang tidak sebanding dengan tingkat produksi maka kiranya perlu masalah ini kami angkat kembali terutama untuk yang ingin memulai usaha beternak ayam kampung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak ada pilihan lain kecuali dengan mengubah cara beternak kita. Masyarakat kita selama ini menggunakan model pemeliharaan beternak ayam kampong secara ekstensif (diumbar) dan memang sudah semestinya kita mulai berganti minimal dengan model pemeliharaan semiintensif atau lebih-lebih bisa meningkat menjadi intensif.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa membantu anda untuk memulai usaha beternak ayam kampong: Bangun keyakinan Membangun keyakinan untuk memulai usaha ternak ayam kampung bukanlah hal yang gampang apalagi untuk orang yang tidak mempunyai latar belakang beternak sama sekali. Belakangan banyak kalangan yang memutar haluan untuk terjun di bisnis ini yang notabene bukan berlatar belakang seorang peternak. Mereka kebanyakan hanya bisa menangkap peluang tapi belum tahu cara beternak benar. Para usahawan yang bermodal tebal, orang yang mau pensiun ramai-ramai merintis usaha ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan (modal, mental dan sebagainya) dan siap dengan resiko dan kendala yang akan di alami. Sehingga resep jitu untuk membangun kenyakinan adalah dengan memaksimalkan kekuatan dalam diri kita dan siap dengan resiko yang akan di alami. Singkirkan rintangan! Semua bentuk usaha manusia di dalamnya dibutuhkan pengorbanan (ikhtiar), setelah itu kita hanya bisa pasrah bertawakkal kepada yang Maha Memberi Rezeki. Tidak perlu pergi ke dukun, orang pintar, paratidaknormal, dan sebagainnya agar usaha kita membawa keberhasilan karena hal itu akan membuat kita menjadi musryik bagi orang Islam. Akhir dari bentuk usaha yang akan kita jalankan adalah sukses (untung) dan gagal (rugi) tergantung bagaimana manajemen kita dalam mengendalikan usaha. Begitu juga kalau kita akan memulai usaha ternak yang pastinya kita harus sedikit faham dan menjadi suatu keharusan untuk belajar akan seluk beluk dan liku-liku cara beternak. Yang perlu dicatat adalah kita harus membedakan usaha barang mati dengan barang hidup. Dengan berbekal sedikit pengetahuan dari membaca, mengikuti pelatihan atau training, berkunjung atau magang langsung ke peternakan kami rasa sudah cukup sebagai modal pertama untuk memulai usaha. Modal keuangan kami rasa gampang, tapi yang paling sulit adalah modal mental termasuk didalamnya adalah sikap siap menerima resiko usaha. Berbeda jika kita sudah menjalani satu siklus usaha, di sana kita akan banyak mendapatkan pengalaman dan kita bisa melakukan evaluasi usaha kita. Kalau rugi kenapa dan kalau untung apa tidak bisa ditingkatkan pada siklus kedua atau berikutnya. Singkirkan rintangan dan tanamkan dalam diri kita sikap percaya diri untuk memulai usaha kita dengan modal seadanya, jangan terlalu muluk-muluk dan angan-angan yang belum jelas akhirnya. Tentukan pilihan usaha Setelah permintaan daging dan telur ayam kampung tidak sebanding dengan tingkat produksinya, masyarakat kita mulai membedakan usaha antara beternak ayam kampung untuk tujuan pedaging dan tujuan telur. Penting kiranya sejak dari awal kita sudah menfokuskan diri memilih usaha apa yang akan kita rintis. Karena dengan mengetahui tujuan usaha yang jelas kita akan semakin mudah dalam mengatur usaha kita serta mengambil langkah yang jelas pula. Janganlah memulai suatu usaha dengan tujuan yang tidak jelas karena hanya akan membawa hasil akhir yang tidak jelas pula. Banyak bertanya tentang ke dua pilihan usaha tersebut kepada pelaku usaha atau orang yang punya pegalaman akan usaha tersebut. Singkirkan sikap sok pintar, sok pandai, sok pengalaman dalam diri kita kalau ingin berhasil.

Menentukan lokasi usaha Menentukan lokasi usaha ibarat kita akan memilih rumah atau tempat tingga untuk keluarga kita. Biasanya ada dua masalah dalam penentuan lokasi usaha ini yaitu calon peternak yang sudah mempunyai persiapan lahan dan calon peternak yang belum mempunyai lahan. Factor penentuan lokasi usaha seringkali diabaikan oleh calon peternak sehingga seringkali juga kita mendengar ada usaha peternakan yang berhenti ditengah jalan lantaran mendapat protes dari masyarakat sekitar dan tentu ini sangat merugikan. Secara umum lokasi untuk beternak ayam kampung dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau kita bisa memilih lokasi yang nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk masyarakat tentu itu sesuatu yang arif dan bijaksana. Lokasi untuk beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari permukiman penduduk minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah limbah bau amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar. Lokasi juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana produksi ternak (sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman. Waktu memulai usaha Pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita akan memulai usaha? Usaha beternak ayam kampung dapat dimulai kapan saja asal semua factor pendukung usaha siap dan tersedia minimal bibit, pakan dan kandang. Tersedianya bibit, pakan, dan kandang saja belum cukup kalau tidak dibarengi dengan informasi pasar yang jelas. Waktu yang sedikit tepat untuk memulai usaha beternak ayam kampung adalah 2-3 bulan sebelum hari raya Iedul Fitri (lebaran), imlek dan tahun baru masehi. Mengapa? Karena pada waktu itu permintaan daging ayam kampung ratarata meningkat sehingga kita tidak khawatir produksi kita tidak laku terjual. Manajemen usaha 1. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan beberapa cara antara lain dengan menetaskan sendiri atau langsung membeli DOC dari produsen terpercaya. Kalau anda menetaskan sendiri itu lebih baik dan lebih menguntungkan pula. Akan tetapi untuk menetaskan telur sendiri perlu sedikit keahlian dan biaya untuk membeli mesin penetas telur. Untuk praktisnya membeli DOC langsung mungkin jalan terbaik, dan seiring dengan bertambahnya waktu bisa mencoba menetaskan sendiri. 2. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup sederhana saja, akan tetapi kalau kita mempertimbangkan waktu dan keuntungan kiranya perlu membuat terobosan atau mencari sumber pakan berkualitas dengan harga murah. Jangan tertipu pakan jadi dengan harga murah, tapi kalau murah berkualitas tidaklah masalah. 3. Kandang untuk beternak ayam kampung cukup dibuat sederhana saja, akan tetapi kalau sudah yakin usaha kita akan dapat berjalan terus dalam waktu lama maka membangun kandang permanen adalah suatu keharusan. Kandang permanen biasanya akan terawat lebih baik daripada kandang yang bersifat sementara. Yang menjadi patokan dalam membangun kandang adalah arah kandang, dan kepadatan kandang. Kandang ayam kampong dapat dibuat berdasarkan fase pemeliharaan (bok, ren, atau postal). 4. Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampong. Lebih baik mencegah daripada mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini. Mengapa? Usaha

pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit. Pemasaran Anda tidak perlu bingung untuk memasarkan panenan ayam kampung baik berupa daging atau telurnya, insyaallah banyak jalan. Pasar tradisional, warung penyedia menu spesial ayam kampung, pengepul, pembeli ayam kampung keliling (obrok) tidak pernah berhenti untuk membeli produk ini. Kalau terdapat banyak peternak di suatu tempat atau wilayah maka sebaiknya membentuk suatu komunitas (asosiasi atau paguyuban) semisal koperasi peternak ayam kampung atau semisalnya. Insyaallah banyak manfaat kalau kita bergabung dengan koperasi atau paguyuban di antara salah satunya adalah untuk mengatasi masalah pemasaran produk. *(SPt) Tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha. Mari bersama-sama berusaha melestarikan unggas lokal kita. Mari menjadi tuan di negeri sendiri. Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

www.sentralternak.com, Berbicara masalah kandang untuk ayam kampung mungkin masalah yang masih asing bagi kita, maklum system pemeliharaan ayam kampung selama ini masih bersifat umbaran (ekstensif). Yaitu ayam kampung dibiarkan tidur di mana saja yang penting masih terlihat pulang ke rumah. Padahal kalau kita sedikit meluangkan waktu untuk memperhatikan masalah kandang ayam kampung maka tidak mustahil banyak sisi manfaat yang akan kita dapatkan. Karena mau diakui atau tidak kandang memegang peranan penting sebagai penyebab timbulnya penyakit dan penyebaran penyakit.Pada peternakan-peternakan dengan model semi intensif atau intensif, kandang ayam kampung sudah mendapat perhatian khusus. Mereka sudah pelajari dan sadar akan pentingnya fungsi kandang untuk ternak mereka seperti halnya arti pentingnya rumah untuk tempat tinggal kita. Apakah kita akan bisa merasa nyaman, enjoy, dan menghasilkan karya terbaik kita di rumah yang kumuh, berdebu, berbau, tidak aman atau bahkan di rumah yang tanpa atap? Ternak kita pun sama, mereka akan demikian dan sebaliknya mereka akan mampu menampilkan produksi terbaiknya kalau kandang yang mereka tempati bersih, nyaman, bersih, udaranya segar, aman dan terlindung dari semua hal yang bisa membahayakan bagi ternak itu sendiri.Di antara syarat kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam kampung antara lain : 1. Terpisah dengan daerah permukiman penduduk minimal 10 meter

2. Lantai kandang diusahakan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya agar kandang selalu kering dan bersih 3. Kandang tidak lembab dan bocor, sehingga perlu mengganti atau menambah litter secara periodik 4. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, untuk itu diupayakan kandang dibangun membujur dari arah Barat-Timur 5. Bahan kandang yang digunakan cukup melimpah ketersediannya dan harganya pun murah 6. Sirkulasi udara cukup baik, lancar dan segar sehingga mampu mengusir bau tidak sedap amoniak atau lainnya 7. Kandang dibangun mengacu kepada standar kepadatan kandang yang ideal 8. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara periodik Kandang untuk pemelihraan ayam kampung dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, ada kandang untuk umur 1-20 hari, 21-40 hari, 41-60 hari, 61-90 hari dan kandang untuk isolasi. Berikut kami uraikan sedikit tentang kandang ayam kampung sesuai tingkat umur pemeliharaan :

Kandang untuk umur 1-20 hari Kita mungkin lebih sering menyebutnya dengan istilah kandang bok, karena bentuknya kotak, semua sisi tertutup rapat kecuali bagian atas. Bagian atas dibiarkan terbuka atau bisa juga ditutup dengan bilah-bilah bambu dengan jarak 2 cm. Sedangkan bagian bawah terbuat dari kerangka dari bilah bambu lalu dialasi dengan kardus atau kertas semen. Ukuran bok yang dibuat sangat fleksibel yang penting mengacu pada efisiensi bahan dan kepadatan kandang. Bok kalau memungkinkan bisa dilengkapi dengan kaki setinggi 20-25 cm. Kepadatan kandang yang dianjurkan untuk kisaran umur ini adalah 1m2 untuk 40-45 ekor dan bisa dikurangi 5 ekornya tiap minggunya. Pemeliharaan DOC di kandang bok mutlak memerlukan lampu penghangat atau yang biasa disebut pemanas (brooder). Suhu dalam kandang bok diusahakan antara 30-32C atau dengan melihat penyebaran anak ayam dalam kandang bok. Kalau anak ayam menyebar merata berarti suhu sudah pas (ideal), kalau menggerombol di bawah lampu pemanas berarti kedinginan dan kalau menjauhi sumber panas berarti suhu kepanasan. Dan alangkah baiknya kalau kita merancang model kandang bok yang mudah diangkat dan dipindahkan ke tempat lain (portable).

Kandang untuk umur 21-60 hari Para peternak di Jawa Timur (Malang, Mojokerto, Kediri, Jombang, Blitar, Tulungagung, Surabaya) biasanya menerapkan pemeliharaan untuk ayam kampung untuk tujuan pedaging hanya sampai umur 60 hari sehingga kandang ini adalah kandang terakhir untuk pemeliharaannya sebelum ayam di panen. Ada dua model kandang yang digunakan oleh peternak pada fase ini yaitu peternak yang masih menggunakan bok seperti pemeliharaan sebelumnya dan peternak yang memilih menggunakan kandang bentuk postal (litter). Kandang postal adalah kandang dengan alas tanah yang dicampuri sekam padi, kapur dan pasir. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 30-35 ekor dan berkurang 5 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 60 hari per m2 hanya cukup 7-10 ekor saja. Kandang untuk umur 61-90 hari Untuk pemasaran ayam kampung pedaging di daerah-daerah tertentu seperti Batam, Balikpapan dan Jakarta, berat yang diinginkan biasanya sekitar 9 ons - 1,2 kg. Sehingga tidak ada pilihan bagi peternak yaitu dengan menambah jumlah hari pemeliharaan sekitar satu bulan lagi. Model kandang yang banyak dipakai untuk pemeliharaan fase ini adalah postal dan slot (kandang panggung). Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 7-10 ekor dan berkurang 0,5-1 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 90 hari per m2 hanya cukup 5-7 ekor saja. Kalau kita akan menggunakan kandang yang model slot, alangkah baiknya kalau di bawah kandang di bangun kolam ikan untuk lebih efisiensi tempat. Kandang Isolasi Kandang ini berfungsi sebagai kandang karantina (isolasi) terhadap ayam-ayam yang menunjukkan gejala sakit, luka karena saling patuk, atau mungkin ayam yang sudah terserang penyaikt tertentu. Penempatan ayam pada kandang isolasi ini harus memperhatikan faktor penyebab ayam. Jangan menempatkan ayam yang luka karena saling patuk dengan ayam yang terkena penyakit kolera atau lainnya. Dengan adanya kandang isolasi ini diharapkan keadaan ayam akan pulih dan semakin membaik kondisinya seperti sedia kala. Yang penting dalam pembuatan kandang ini adalah penempatan kandang. Kandang isolasi sebaiknya ditempatkan terpisah dan jauh dari kandang ayam sehat.

Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Tak jarang seorang peternak mengeluh dan merasa prihatin dengan kondisi ekonomi dunia yang sedang lesu. Karena cepat atau lambat, dia yakin dampaknya akan menghantam industri peternakan. Kondisi perekonomian global selalu menjadi kambing hitam tatkala usaha yang kita rintis sedikit mangalami kesuraman dan mungkin pada akhirnya akan tutup usaha alias bangkrut. Lempar batu dan sembunyi tangan, mungkin itulah peribahasa yang pas buat gambaran kondisi di atas. Mengapa kami ibaratkan dengan peribahasa di atas? Karena kita jarang bahkan mungkin tidak pernah melakukan introspeksi diri terhadap manajemen yang selama ini kita terapkan pada usaha kita. Kita lebih senang menuduh kalau kesuraman atau bangkrutnya usaha kita disebabkan oleh factor luar daripada factor dari dalam. Padahal factor dari dalam tidak sedikit menjadi salah satu penyebab utama dalam hal tersebut. Salah satu faktor dari dalam yang perlu mendapat perhatian adalam masalah manajemen pemeliharaan terutama masalah pakan. Walau kontribusinya sekitar 30%, tapi tidak menutup kemungkinan bisa menjadi boomerang tanpa kita sadari. Oleh karenanya pada kesempatan kali ini kami akan mengangkat tema tentang efisiensi pakan. Karena kalau kita telusuri lebih jauh ternyata factor dalam yang paling banyak menyebabkan kerugian adalah ketidakefisienan dalam penggunaan pakan di samping faktor-faktor lain. Sehingga nantinya kita bisa melakukan penelusuran dan pemecahan factor-faktor penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab kerugian : 1. Pemberian pakan dengan porsi yang banyak. Pemberikan pakan dengan jumlah sedikit tetapi menghasilkan produksi yang optimal tentu lebih baik daripada pemberian pakan dalam jumlah banyak meskipun hasilnya juga optimal. Produksi ternak tidak selalu bergantung dari seberapa banyak pakan yang dimakan akan tetapi bergantung pada seberapa banyak pakan yang dapat dicerna. Sehingga usaha maksimalisasi nilai kecernaan menjadi sebuah solus alami yang bisa ditempuh. Kecernaan bisa dimaksimalkan kalau seluruh atau sebagian besar komponen nutrisi bisa dicerna. Setidaknya ada tiga komponen besar penyusun pakan yaitu pati (50-60%), protein (20-23 %) dan sellulosa (3-7%). 2. Kurang memperhatikan jenis pakan yang diberikan. Pakan unggas terutama ayam dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu : biji-bijian murni (grain), bijian atau bungkil yang digiling (meal), campuran dari beberapa meal (mash), mash yang dibentuk seperti butiran (pellet), dan pellet yang dibentuk butiran kecil 3 mm (crumble). Masing-masing jenis unggas atau fase umur mempunyai tingkat keefektifan yang berbeda terhadap respon jenis pakan yang diberikan.

3. Mengabaikan pakan murah berkualitas. Kami yakin bahwa kita semua menginginkan pakan dengan harga yang paling murah tetapi menghasilkan produksi yang optimal. Ini bisa kita dilakukan dengan pemanfaatan limbah pertanian yang relatif murah. Persoalannya, penggunaan limbah pertanian sering menyebabkan produksi tidak optimal karena rendahnya kecernaan dan absorpsi akibat serat yang tinggi dan adanya anti nutrisi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, penambahan zat aditif seperti enzim dengan spektrum yang luas terhadap berbagai jenis serat dan antinutrisi menjadi sangat penting untuk memaksimalkan kecernaan dan merombak antinutrisi sehingga tidak menghambat proses kecernaan dan absorpsi. 4. Kurang memperhatikan jadual pemberian pakan, baik menyangkut jumlah pakan yang diberikan atau waktu pemberian pakan. Pemberian pakan dengan frekuensi lebih sering akan lebih menghemat konsumsi pakan daripada frekuensi pemberian pakan yang sedikit. Mengapa? Karena dengan seringnya kita mendatangi tempat pakan maka kita akan mengetahui kondisi pakan (keadaan dan jumlah) yang sebenarnya. 5. Mengabaikan desain tempat pakan. Tidak ada ruginya kalau kita melakukan desain ulang tempat pakan kita sehingga mampu meminimalkan pakan tumpah. Menurut penelitian yang ada bentuk wadah pakan yang kurang tepat dapat mengakibatkan pemborosan pakan sekitar 10%. Kalau kita bisa memperbaiki kondisi ini berarti kita telah melakukan penghematan sebesar biaya pakan sebesar 10% 6. Mengabaikan energi yang terbuang. Penggunaan pakan oleh ayam dikatakan efektif apabila pakan tersebut digunakan oleh ayam untuk produksi bukan untuk selainnya. Perilaku ayam seperti kejar-kejaran, berkelahi, atau berjalan mendatangi tempat pakan dan minum adalah kegiatan yang dapat membuang energi secara percuma. Hal ini bisa kita minimalkan dengan memberikan ruang gerak terbatas atau dengan mengurangi jumlah pakan yang diberikan. Pemberlakuan ruang gerak yang terbatas di sini masih mengikuti standar kepadatan kandang dan tingkat kenyamanan ternak. Adapun untuk pemberian pakan yang dikurangi mempunyai tujuan untuk mengurangi konsumsi pakan dan minumnya. Kalau saja kita melakukan penghitungan, maka akan didapat hasil bahwa kunjungan ayam ke tempat pakan dan minum per hari nya antara 30-40 kali. Kalau saja kunjungan tersebut bisa dikurangi, berarti kita bisa menghemat energi yang terbuang yang semestinya bisa digunakan untuk produksi. 7. Mengabaikan usaha penambahan zat aditif seperti enzim atau lainnya yang memiliki spektrum luas dalam menghancurkan serat atau zat anti nutrisi sehingga penyerapan pakan lebih optimal. Penambahan enzim diyakini bisa menekan konsumsi pakan yang ujungnya akan meningkatkan pendapatan dari penghematan biaya pakan (income over feed cost) 8. Mengabaikan masa pertumbuhan ayam, kita tidak sadar bahwa pada masa awal-awal pemeliharaan (DOC) pakan diberikan secara ditaburkan di atas lantai yang dialasi kertas Koran atau lainnya. Hal ini akan menyebabkan pakan menempel dan menggumpal yang akhirnya tidak terkonsumsi. Selain itu, kita dapati juga banyak pakan yang tercecer dan terhambur berjatuhan karena kertas sobek atau karena cekeran anak ayam. Oleh karenanya usaha yang bisa kita lakukan adalah menggunakan tempat pakan bentuk piring (plate feeder) dan frekuensi pemberian pakan bisa ditambah.

9. Penempatan tempat pakan yang kurang tepat. Penempatan tempat pakan yang digantung terlalu rendah akan menyebabkan banyak pakan yang tumpah akibat terkais-kais atau bahkan tempat pakan rusak. Demikian juga pada ayam petelur, karena pakan ayam petelur sering diberikan secara sekaligus. 10. Tempat minum yang bocor. Pada system pemeliharaan ayam petelur system battery tempat minum biasanya letaknya di atas tempat pakan. Karenanya kalau tempat minum yang bocor atau miring dapat menyebabkan pakan menjadi basah sehingga pakan menjadi menggumpal dan akhirnya terbuang percuma. 11. Kurang memperhatikan kondisi gudang atau tempat penyimpanan pakan. Atap gudang yang bocor bisa menyebabkan tirisan air hujan masuk ke dalam gudang. Padahal di dalam gudang terdapat tumpukan pakan yang siap kita berikan kepada ternak kita. Akibat kebocoran tersebut dapat menyebabkan kelembaban gudang meningkat dan tak jarang pakan menjadi berjamur, tercemar sehingga kualitasnya menurun. 12. Cara penyimpanan pakan yang kurang benar, Seringkali kita mengabaikan faktor ini. Contohnya adalah tidak menggunakan pallet sebagai pembatas agar pakan atau karung pakan yang ada dibagian paling bawah tidak kontak langsung dengan lantai. Contoh lain seperti tidak mendahulukan pakan yang masuk gudang duluan, pakan dibiarkan di luar gudang (atau bahkan masih di kendaraan) karena tertundanya pemasukan pakan ke dalam gudang dan lain sebagainya. 13. Membiarkan binatang pengganggu, burung-burung liar dan tikus sangat cepat berkembang biak disekitar kandang ayam dan gudang. Binatang-binatang tersebut secara tidak sengaja juga mengkonsumsi pakan walau dalam jumlah yang relative sedikit disamping itu juga binatangbinatang tersebut dapat menjadi perantara bibit penyakit (carrier). 14. Menyepelekan usaha pengafkiran (culling), pengafkiran merupakan suatu keharusan jika produktifitas ayam sudah tidak sesuai harapan. Produktifitas ayam di bawah 50% perlu mendapat perhatian lebih. Pemberian pakan kepada ayam yang tidak produktif akan sia-sia saja dan akan mengakibatkan pemborosan pakan semata. 15. Potong paruh (debeaking), karena dengan potong paruh maka usaha pilih-pilih pakan akan dapat diminimalkan sehingga pakan akan lebih banyak dikonsumsi. Itulah beberapa faktor penyebab kerugian yang kita sadari atau tidak. Tidak menutup kemungkinan masih banyak faktor penyebab lain yang belum kami ketahui karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karenanya masukan dan kritikan sangat kami harapkan guna manambah sempurnanya artikel ini.*(SPt) Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk ikut melengkapi artikel atau pengetahuan tentang cara beternak ayam kampung pedaging. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut : 1. Bibit Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat. 2. Pakan Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg. Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

7 gram/per hari sampai umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika. 3. Perkandangan

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat. Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam. Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes. Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler. 4. Manajemen Pemeliharaan Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :

Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat

Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini. 5. Pengendalian Penyakit

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak Melakukan vaksinasi secara teratur Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit Manajemen pemeliharaan yang baik Kontrol terhadap binatang lain

Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung : a. Tetelo (ND) Penyebab : paramyxivirus Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan. Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar. Pengobatan : belum ada b. Gumboro (gumboro disease) Penyebab : virus Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus. Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang Pengobatan : belum ada c. Penyakit cacing ayam (worm disease) Penyebab : Cacing Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam. Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara. Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya d. Berak kapur (Pullorum) Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis) Penyebab : protozoa Eimeria sp. Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang. Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya 6. Pasca Panen dan Pemasaran Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak. 7. Pengelolaan Produksi Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen. Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama. Aamiin*(SPt) Sebuah email datang kepada kami dari seorang murid kelas 3 SMP yang ingin memulai usaha beternak ayam kampong, email yang membuat kami cukup prihatin dengan keadaannya karena dia ingin usaha beternak ayam kampung untuk membantu perekonomian kedua orang tuanya. Usaha yang diinginkan juga tidak terlalu muluk-muluk, pokoknya yang penting jalan dulu dengan modal yang ada. Email balasan pun telah kami kirimkan dan dia pun membalas email yang telah kami kirimkan sampai beberapa kali. Inti dari pertanyaan dia adalah menanyakan kalau mau beternak ayam kampung itu lebih mudah berawal dari DOC apa langsung membeli induknya langsung? Kira-kira untuk permulaannya apakah harus merogoh kocek yang dalam? dan apakah dia cocok untuk ternak (ayam kampung) ini? Karena gaya bahasa saya ketika menjawab email anak tersebut adalah adalah gaya bahasa anak seumuran dia, maka kami tidak mungkin menuangkannya di sini. Oleh karenanya kami ganti jawaban kami dengan gaya bahasa yang sedikit normal dan mudah-mudahan bisa diambil

manfaat untuk yang meluangkan waktu untuk membacanya. Inti jawaban yang kami berikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk pemula sebaiknya mengusahakan dari yang DOC dan kalau bisa dari yang sudah berumur sekitar 1 bulanan. Toh kalau mau dikomersilkan, ayam kampong sudah bisa dijual pada umur 2 bulan (berat 5-8 ons) kalau dipelihara secara intensif. Insyaallah untuk alasannya akan kami sampaikan di bawah. 2. Kalau dimulai dengan DOC modal yang kita butuhkan tidak terlalu besar dan berbeda kalau kita langsung membeli induk. Membeli induk juga kalau kita tidak pandai memilihnya akan mengakibatkan penyesalan dan kerugian. Kita masih belum tahu induk tersebut termasuk induk yang baik apa tidak, kemampuan produksi telurnya seberapa, sifat mengasuh anak bagaimana, punya sifat kanibal (memakan telurnya sendiri atau mematuk sesame ayam) apa tidak dan pertimbangan-pertimbangan lainnya. 3. Bahwa beternak adalah suatu ketrampilan bukan ilmu keturunan walaupun di masyakarat kita beredar rumor bahwa beternak (memelihara barang hidup) adalah ilmu turunan. Beternak adalah suatu ketrampilan, yang tingkat ketrampilan tersebut akan semakin bertambah dan terasah seiring bertambahnya waktu kita bergelut dengan ketrampilan tersebut. Sebuah pengalaman Kami mempunyai sebuah pengalaman pribadi dalam memulai usaha beternak ayam kampung yaitu ketika saya duduk di bangku kelas 1 SMP. Ketika itu saya membeli sekitar 20-an ekor anak ayam kampung keturunan bangkok, berumur lebih dari satu bulan (versi penjual). Karena kurang berbekal ilmu yang cukup dan tanpa pikir panjang, saya beli saja ayam tersebut. Akan tetapi dalam benak saya ada beberapa alasan yaitu : 1. Saya belum mempunyai pengalaman beternak ayam kampung dari umur DOC sehingga kalau membeli yang umur segitu insyaallah tingkat kematian akan lebih rendah. 2. Saya membeli ayam tersebut karena menyesuaikan dengan modal yang ada 3. Harga yang ditawarkan masih masuk akal karena teman saya juga ada yang sudah membeli 4. Untuk bekal mencari pengalaman beternak ayam kampung. Dari jumlah 20-an ekor tersebut akhirnya jumlah ayam kampung saya terus berkembang biak dan usahapun semakin besar. Saking banyaknya kepemilikan ayam yang saya punya, dan mungkin merupakan jumlah kepemilikan ayan kampung terbanyak pada waktu itu di kampung saya. Padahal waktu itu saya hanya seorang tamatan SMP yang belum mau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada waktu itu saya mulai melirik potensi ternak lain (diversifikasi usaha setelah saya pelajari) yaitu beternak domba, dan keinginan saya bertambah kuat untuk memulainya. Wal hasil saya harus merelakan beberapa ekor ayam kampung yang saya nilai kurang produktif untuk saya jual dan saya membeli seekor domba dalam keadaan bunting hanya sekitar 45rb (seingat saya). Untuk memperoleh seekor domba hanya butuh menjual ayam kampong sekitar 7-10 ekor saja. Tak puas dengan kepemilikan satu ekor domba, saya beli lagi 1 ekor domba.

Inti dari saya menceritakan pengalaman pribadi saya adalah untuk menambah semangat dan memberi motivasi kepada siapa saja yang ingin memulai beternak ayam kampung. Mari kita mulai dengan modal seadanya dan jangan bermimpi terlalu besar bahwa usaha kita akan begini dan begitu. Mulailah dulu dengan keyakinan. Mari renungkan dua prinsip dalam usaha di bidang ternak (sepanjang pengetahuan kami), kalau ada yang punya prinsip ke-3 dan seterusnya bisa menambahkannya, dua prinsip tersebut yaitu : 1. Tujuh (7) butir telur ayam bisa menjadi 1 ekor ayam, 7 ekor ayam bisa menjadi satu ekor kambing/domba, 7 ekor kambing bisa menjadi 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji? 2. Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang, maksudnya kalau kita berusaha jangan hanya mengandalkan satu mata pencaharian saja dan tidak mau mencoba usaha yang lain. Kalau usaha yang satu mengalami kesuraman maka masih bisa ditopang dengan usaha satunya. Selamat mencoba.

KEBIASAAN BURUK AYAM KAMPUNG Seperti halnya hewan ternak yang lain bahkan manusia, ayam buras mempunyai karakter atau kebiasaan buruk yang bisa merugikan peternak. Kalau kebiasaan ini tidak segera diatasi maka tidak mustahil membawa dampak yang berlarut. Kebiasaan buruk ayam kampung tersebut antara lain sebagai berikut : Kanibalisme Kanibal adalah kebiasaan ayam yang saling mematuk dan bahkan memakan telurnya. Penyebab utama dari kanibalisme adalah sebagai berikut : 1. Ayam kekurangan pakan atau juga nutrien, cara mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari berturut-turut. 2. Jumlah ayam dalam satu kandang terlalu padat, sehingga ayam akan saling berebut untuk mendapatkan tempat yang nyaman. Untuk itu luas lantai kandang perlu diperluas atau jumlah ayam dikurangi untuk setiap kandangnya. 3. Udara di dalam kandang terlalu panas, kelembaban tinggi. Untuk menanggulangi hal ini kandang perlu diberi ventilasi yang cukup 4. Ayam kekurangan batu-batuan (grit), untuk mengatasinya ayam perlu diberi garam dapur Selain cara-cara tersebut di atas, dapat pula dilakukan pemotongan paruh sebesar -1/3 panjang paruh menggunakan gunting atau debeaker, cara lain untuk mengatasi kanibalisme adalah dengan tidak mencampur ayam atau memasukkan ayam dari satu kelompok ke kelompok lain Mengeram Mengeram adalah insting atau naluri dari setiap unggas untuk melakukan regenerasi. Masa

mengeram ayam buras mencapai 21 hari. Kemudian diikuti dengan mengasuh anaka selama 7590 hari. Jika hal ini dibuhungkan dengan produksi akan merugikan peternak, karena produksi telur akan berkurang. Beberapa usaha dapat dilakukan untuk mengurangi dan mempercepat penyelesaian sifat mengeram ini antara lain sebagai berikut : 1. Memandikan atau merendam ayam selama 5-10 menit kemudian ayam di jemur di panas matahari. Cara ini dilakukan selama 3-5 hari berturut-turut 2. Apabila ayam dipelihara pada kandang battery individual atau pada kandang litter maka posisi ayam ditukar tempat dengan ayam yang lain sehingga ayam akan menyesuaikan diri dengan tempat yang baru. Sistem ini dinamakan metode kuratif (pencegahan) 3. Menggunakan obat penekan sifat pengeram Memakan telur Peristiwa ayam yang memakan telur terjadi karena ayam kekurangan pakan terutama mineral (NaCl dan Kalsium), kekurangan grit, atau terlalu padat dalam kandang, sehingga menimbulkan udara panas yang berakibat kekurangan air minum Rontok Bulu Rontok bulu disebabkan oleh pengaruh hormonal dan menyebabkan penurunan jumlah produksi telur. Rontok bulu pada ayam kampung terjadi setelah ayam berumur 20 bulan atau setelah satu tahun produksi. Lama rontok bulu bervariasi antara 2-4 minggu. Apabila rontok bulu sudah terjadi makan akan tumbuh bulu yang baru yang diikuti dengan meningkatnya produksi teulur. Suka Bertarung Ayam buras terutama ayam kampung, ayam bangkok, dan ayam pelung jantan adalah ayam yang suka bertarung, namun demikian pertarungan pada ayam betina juga terjadi meskipun tidak sehebat ayam jantan. Pertarungan ini disebabkan oleh perebutan kekuasaan terhadap lokasi atau tempat, perebutan pakan dan air minum dan memperebutkan pasangannya yaitu ayam betina Pertarungan antar ayam juga akan terjadi apabila sekelompok ayam betina dan bebereapa ekor ayam jantan dalam satu kandang dimasuki oleh pejantan lain. Oleh karena itu, jangan mencampur ayam yang baru ke dalam sekelompok ayam yang lain. Suka tidur di Pohon Nenek moyang ayam buras biasa hidup dan tidur di pepohonan. Meskipun ayam buras yang sekarang ini telah didomestikasi, karakter ini tetap di bawa hingga keturunan-keturunannya. Tujuan dari hidup di pepohonan adalah untuk menghindari predator. Pada pemeliharaan ayam buras secara extensif (berkeliaran) banyak ayam buras yang tidur di pepohonan pekarangan rumah. Ada segi positif dari kebiasaan ini, yaitu terhindar dari predator, misalnya musang, dan ayam lebih tahan terhadap penyakit. Segi negatif dari kebiasaan ini adalah ayam menjadi relatif langsing, sehingga berat badannya ringan, dan ketika ayam akan di vaksin sulit untuk menangkapnya, karena ayam mampu bertahan dan mencengkeramkan kakinya di pohon meskipun dalam keadaan tidur. Hal ini disebabkan oleh aktifitas otot pektineus (ambiens) di

bagian paha (Yuwanta, 2004). Aktifnya otot itu membutuhkan banyak energi yang berkaibat berat badan menjadi ringan. Pada kandang untuk pemeliharaan semi intensif biasanya juga diberi bambu sebagai tempat bertengger ayam. Dalam rangka diversifikasi usaha, sentralternak berusaha memenuhi permintaan pelanggan untuk kebutuhan bibit DOC Kampung/Jawa, DOC Ayam Arab, DOD Itik Mojosari (jantan dan betina), DOD itik Peking, DOD itik hibrida ST, DOD Enthok dan DOQ (Puyuh). Sentralternak akan membuka unit penetasan sendiri atau melakukan kerja sama dengan penetas yang berpengalaman dan terpercaya guna melayani kebutuhan bibit unggas para pelanggan. Banyak sebenarnya permintaan bibit unggas dari daerah Yogyakarta, Bogor, Jakarta, Surabaya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan dari daerah lainnya. Sentralternak mohon maaf karena belum bisa memenuhi permintaan tersebut dikarenakan jumlah produksi yang masih sedikit dan banyaknya permintaan. Maka dari itu Sentralternak membuka kesempatan seluasluasnya kepada siapa saja yang ingin bekerja sama dengan kami guna melayani kebutuhan bibit di daerah tersebut atau daerah lain. Sentralternak mengajak dan mengundang pemilik modal, peminat usaha ini, yang bingung mencari usaha baru atau yang ingin menambah penghasilan untuk merilik kembali usaha ini. Anda bisa melihat kembali artikel kami tentang Analisa Bisnis DOC Ayam Buras dan yang lainnya. Syarat dan ketentuan :

Dalam setiap box terdiri dari 100 ekor + extra DP dibayar minimal 50% dan sisanya dibayarkan maksimal tiga (3) hari sebelum tanggal pengiriman Harga yang tercantum belum termasuk biaya kirim Pengiriman barang via kereta api untuk pulau Jawa dan via pesawat udara untuk luar pulau dengan layanan port to port Pemesanan/indent barang minimal 1 bulan sebelum barang di kirim (DOC dan DOQ), dan 1 minggu untuk DOD Kode produk adalah sebagai berikut : DOC Kampung (DOC-KP), DOC Ayam Arab (DOC-AR), DOD Itik Mojosari (DOD-MJ) untuk jantan dan (DOD-MB) untuk betina, DOD Itik Peking (DOD-P), DOD Itik Hibrida (DOD-H), DOD Enthok (DOD-E) dan DOQ untuk Puyuh (DOQ) Bagi Anda yang sudah mentransfer DP atau pelunasan pembayaran, silahkan konfirmasikan ulang kepada kami dengan menghubungi langsung atau cukup SMS dengan format : BBTKode ProdukJumlah orderNama dan Alamat LengkapJumlah transferTgl Transfer

Contoh : BBTDOC-KP1000Agus Harianto Jl. Mertojoyo Blok N-2 Malang3,1 Jt10 Jan 08 Harga Bibit Unggas up date per 01 September 2010 :

DOC Kampung Rp 3.400 menjadi Rp 3.500/ekor DOC Arab Rp 3.200 menjadi Rp 4.000/ekor DOD Itik Mojosari betina Rp 4.200 menjadi Rp 4.000/ekor DOD Itik Mojosari jantan Rp 3.700 menjadi Rp 3.400/ekor DOD Itik Peking Rp 10.000/ekor DOD Itik Hibrida ST Rp 7.000/ekor DOD Enthok Rp 6.200 menjadi Rp 7.000/ekor DOQ (Puyuh) Rp 2.300/ekor menjadi Rp 2.000/ekor Telur itik tetas Rp 1.400 menjadi Rp 1.500/butir Telur itik konsumsi Rp 1.100/butir (kosong) Telur ayam kampung tetas Rp 1.500/butir (kosong) Telur ayam kampung konsumsi Rp 1.300/butir (kosong) Telur arab tetas Rp 1.300 menjadi Rp 1.500/butir Telur arab konsumsi Rp 980 menjadi Rp 1.200/butir Pullet arab 2-3 bulanan Rp 28.000 - 38.000/ekor Pullet ayam petelur (layer) umur 13 mgg Rp 34.000/ekor Pullet ayam petelur (layer) umur 16 mgg Rp 38.000/ekor Bayah Itik Peking Rp 130.000/ekor Bayah Itik Mojosari Rp 43.000 menjadi Rp 42.000/ekor

Meraup untung dari Ayam Kampung

Agrobisnis seperti sumur yang tak pernah kering. Ini bukan omong kosong.ketika industri lain ambruk diterjang badai krisis moneter, sektor ini terbukti tetap tegar. Benarkah ? bagi yang komponen lokalnya dominan, jawabannya : benar. Dibidang peternakan, misalnya, usaha ayam ras(ayam pedaging) langsung terkapar ketika krisis berlangsung. Maklum ayam jenis ini banyak menelan dollar, mulai dari bibit, bahan baku pakan, obat-obatan hinggaperalatan. Lain cerita kalau yang diternakan ayam kampung atau ayam buras(bukan ras) yang 100 % asli Indonesia. Menurut data Ditjen Peternakan, tahun 1998 populasi ayam kampung mengalami peningkatan sekitar 1 % dibanding tahun sebelumnya, jauh berbeda dengan ayam ras yang anjlok sampai 70 %. Produksi telur ayam ras (leghorn) petelur misalnya bisa mencapai 300 butir setahun. Sementara ayam kampung yang dipelihara secara khusus paling banter hanya 100 butir telur. Begitu juga dengan ayam ras pedaging (broiler). Tubuhnya cepat bongsor, dalam 30 hari bisa mencapai 1 kg. Sementara ayam kampung membutuhkan 3 bulan untuk mencapai bobot hidup yang sama . Hanya saja harga daging dan telur ayam kampung lebih tinggi, itu kelebihannya.

Keuntungannya jelasBila serius keuntungan usaha penetasan ayam kampung ternyata cukup menggiurkan. Saat ini harga sebutir ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 perekor, berarti kalau ditetaskan untungnya lebih dari 100 % ? memang besar.

Mencari telurPada dasarnya tidak sulit asal mau telaten. Sebab, telur bisa diperoleh di kampungkampung. Pada pemeliharaan trdisional, umumnya setiap induk melakukan perkawinan dengan ayam pejantan. Sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas

atau yang bisa di tetaskan. Bisa juga melalui penjual jamu gendong, dipasar-pasar lokal juga mudah ditemukan.

Mesin penetasMesin tetas bisa didapat dengan dua cara. Jika punya uang bisa membeli mesin tetas sendiri. Harganya antara Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung daya tampungnya. Untuk alat yang satu ini, banyak yang dijual disekitar Tangerang. Kalau mau menyewa bisa dicari sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat. Akan lebih untung kalau memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. Selain dipakai sendiri, juga bisa disewakan.

PemasaranTak usah bingung memasarkan anak ayam. Banyak jalannya. Antara lain melalui Koperasi Peternak ayam buras Jakarta. Atau bisa langsung bekerja sama dengan peternak ayam buras. Kalau belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini bisa dikembangkan sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler) dan telur.

Pakan Di buat sendiriSiapa yang tak ingin usahanya berkembang. Untuk itu, ada baiknya seorang peternak juga menguasai pembuatan pakan. Sejak krisis berlanjut, tidak sedikit pengusaha peternakan, baik ayam pedaging maupun petelur, yang gulung tikar. Penyebabnya ya, karena sebagian besar bahan bakunya mengandalkan impor. Sementara pakan dari bahan baku lokal yang sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah, masih jarang dilirik peternak. Dari pada buang duit untuk membeli bahan pakan ternak ada baiknya mempelajari kiat membuat pakan sendiri seperti yang disajikan dibawah ini. (Tabel I & II). Pola usaha ini sudah dujalani Ekok Wakradiharjo, peternak ayam kampung yang bermukim di Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pakan lokal ia mampu memetik penghasilan lumayan besar. Dari 1000 ekor ternaknya, minimal setiap bulan mengantungi keuntungan Rp. 1,4 juta. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung pedaging. Jadi belum termasuk telur, ayam afkiran dan kotoran ayam yang belakangan ini jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal. AKS(Kiriman Bambang Suharno, Bekasi).Tabel 1. Komposisi Starter 1

No 1. 2. 3. 4. 5.

komponenJagung Bungkil kedelai Pollar/ dedak padi Tepung ikan Tepung tulang

penggunaan% 53 10 22 12 3 100

harga /kg 1400 4250 500 4000 2250

harga (Rp) 742 425 110 480 67,5 1824,5

Total

Tabel II: Komposisi Starter 2 No komponenpenggunaan% harga /kg harga (Rp)

1. 2. 3. 4. 5.

Jagung Bungkil kedelai Pollar/ dedak padi Tepung ikan Tepung tulang

50 10 29 8 3 100

1400 2250 500 4000 2250

700 225 145 320 67,5 1457,5

Total

Analisis Keuntungan

Usaha Ayam Kampung Pedaging Per 1.000 ekor per 3 bulan A. InvestasiKandang dgn biaya perekor @ Rp. 7.000 Rp. 7.000.000.

B. Biaya LancarDOC 1.000 ekor @ Rp. 1.800 Rp. 1.800.000.

Pakana. Starter1 1000 kg @ Rp. 1.824,5/kg Rp. 1.824.500. b. Starter2 1500 kg @ Rp. 1.657,5/kg Rp. 2.486.250.

Vaksin dan jamu 1000 ekor x Rp. 150 x 2 Rp. 300.000. Listrik Rp. 100.000 x 3 = Rp. 300.000. Kematian Ternak 10% Rp. 180.000. Penyusutan Kandang (usia 4 tahun) Rp. 145.830. Total Biaya Rp. 7.036.580.

C. PendapatanAyam ukuran 0,9 kg @ Rp. 14.000/kg x 900 ekor (mati 10%) Rp. 11.340.000.

D. Analisis KeuntunganKeuntungan bersih = Pendapatan - Biaya Lancar = Rp. 4.303.420

Catatan :Pakan untuk starter 1 digunakan dari umur 0 hari sampai 4 minggu. Selanjutnya gunakan starter 2 hingga panen sekitar umur 3 bulan. Pada saat tersebut bobot hidup sekitar 0,9 kg/ekor

Ciri umum bibit unggul Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat. Misalnya kaki utuh dan leher lurus. Otot kempal dan kuat terutama dibagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat Susunan bulu teratur,saling meng- himpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik tersebut mencerminkan keadaan kulit yang baik pula. Mata cerah dan pandangannya tampak tajam. Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang. Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Induk jantan mempunya jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh,paruh pendek,tajam dan kuat. Selain itu, keturunannya bukan berasal berasal dari anak induk betina. Jarak ujung tulang dada dengan cloaca(dubur) berjarak minimal 3 jari tangan

Analisis Keuntungan TELUR TETAS Biaya Lancar :1. 2. 3. 4. Membeli telur tetas 500 butir x Rp 800 = Rp 400.000 Sewa mesin tetas 500 butir x Rp 100 = Rp 50.000 Biaya lain-lain = Rp 50.000 Total Biaya Lancar= Rp 500.000

Pendapatan :1. 500 butir x 80 % x 2000 = Rp. 800.000

Keuntungan :1. Rp 800.000 Rp 500.000 = Rp. 300.000