Top Banner
www.tribun-bali.com MINGGU 21 MEI 2017 REDITE UMANIS MERAKIH ÇAKA 1939 4 SENARAI SENI PEMBACA yang budiman, Tribun Bali menerima kiriman tulisan berupa esai dan puisi. Esai dapat berupa ulasan akan sebuah pertunjukan seni, pemutaran lm, pameran lukisan, fotogra, maupun tinggalan sejarah dan agenda seni lainnya. Tulisan dapat pula membahas perihal dinamika sosial kultural sebuah masyarakat. Panjang tulisan maksimal 700 kata. Karya esai dan puisi dapat dikirim ke [email protected]. Terimakasih. Ita’ul Masruroh kini sedang menempuh studi di Universitas Udayana. Open Talk : Share Your Pride Komunitas tu.wa.ga menye- lenggarakan Open Talk: Share Your Pride. Dalam acara ini, Ko- munitas tu.wa.ga ingin menga- jak mahasiswa yang menekuni bidang arsitektur dan arsitektur lanskap untuk mempresenta- sikan hasil karya mereka. Aca- ra berlangsung Minggu, 21 Mei 2017 pukul 16.00 Wita di Pela- taran Uma Seminyak, Kuta, Ba- dung. Karya yang telah dipre- sentasikan akan dipamerkan dalam eksibisi pada Sabtu, 27 Mei 2017. Pameran Seni Rupa: Menjem- put Masa Lalu Lima perupa Bali menggelar pameran bersama bertajuk “Menjemput Masa Lalu”. Pa- meran dibuka Minggu, 21 Mei 2017 pukul 19.00 Wita di Sika Gallery, Jalan Raya Campuhan Ubud, Gianyar. Seniman yang terlibat adalah I Putu Nova Rus- pika Yanto, I Gede Jaya Put- ra, Ngakan Putu Agus Arta Wi- jaya, I Made Putra Indrawan, I Nyoman Suarnata. Eksibisi ber- langsung hingga 28 Mei 2017. Bali Mandara Nawanatya II: Pa- rade Sastra Serangkaian Bali Mandara Na- wanatya II, digelar Parade Sas- tra setiap akhir pekan Mei. Minggu, 21 Mei 2017 akan tampil Teater Topeng SMAN 2 Denpasar dan Sanggar Seni Galang Kangin Semandapura SMAN 2 Karangasem. Sedang- kan Sabtu, 27 Mei 2017 akan tampil Pentas Teater Antarik- sa SMAN 7 Denpasar dan Mu- sikalisasi Puisi SMAK Soverdi Tuban. Acara digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar pukul 19.30 Wita. Maut Seru 29 Undiksha Memperingati hari jadi Prodi Pendidikan Seni Rupa Undiks- ha ke-29, Gabungan Mahasis- wa Seni Rupa menyelenggara- kan Maut Seru (Malam Ulang Tahun Program Studi Pendidik- an Seni Rupa). Acara berlang- sung Senin, 22 Mei 2017 pukul 18.30 Wita di Kampus Bawah Undiksha Singaraja. Agenda ini menampilkan pertunjukan seni seperti Tari Sama Sama Tak Sama, Calonarang Parodi, Crazy Dance, dan lainnya. Workshop Fotogra“Bercerita dengan Foto” Workshop fotograbertema “Bercerita dengan Foto” digelar di Avilla Bali, Jalan Patih Jelan- tik Central Park Kuta, Badung. Acara berlangsung Selasa, 23 Mei 2017 pukul 09.00 hingga 18.00 Wita. Workshop dipandu oleh Vick Bolang (visual stor- yteller). Ia akan berbagi peng- alamannya dalam bidang foto story. Workshop ini dibagi men- jadi tiga sesi, yaitu teori, praktik (hunting foto), dan diskusi. Workshop Linocut dan Diskusi Seni Gras Serangkaian Pameran Stu- dio Gras Undiksa “Explora(c) tion”, digelar workshop dan diskusi seni gras. Workshop berlangsung Selasa, 23 Mei 2017 pukul 15.00 Wita, dilan- jutkan diskusi bertajuk “Seni Gras dalam Pendidikan Seni” pukul 18.00 Wita. Sebagai pembicara adalah Hardiman Adiwinata (pengajar seni, ku- rator) dan Susanta Dwitanaya (kurator). Acara berlangsung di Bentara Budaya Bali, Jalan Prof IB Mantra 88A, Ketewel, Gianyar. Bali Blues Festival 2017 Festival musik blues tahunan, Bali Blues Festival kembali di- gelar. Acara berlangsung Jumat (26/5) dan Sabtu (26/5) di Pe- ninsula Island Kawasan Pariwi- sata Nusa Dua, Badung. Festi- val ini menghadirkan beberapa musisi blues semisal Krakatau Reunion, Gugun Blues Shel- ter, Six String, Balawan, Dialog Dini Hari, serta beberapa musi- si lainnya. Pameran Seni Rupa: Vague Me- mories Pameran Seni Rupa berta- juk “Vague Memories” digelar pada 19 Mei-30 Juni 2017 di Santrian Gallery, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar. Eksibisi ini menampilkan kar- ya Ida Bagus Putu Purwa sela- ma satu tahun terakhir. Dalam karya-karyanya Purwa men- coba untuk mengeksplora- si persoalan yang berkelindan dalam dirinya maupun di seki- tarnya yang menjadi stimula- si gagasan kreatifnya sebagai seniman. Puisi-puisi Ita’ul Masruroh Saban petang suara rantai sepeda tua baru tiba kayuhannya tak pernah menyerah pada matahari yang menghitamkan punggungnya atas jarak yang tak biasa-biasa saja ia tetap memasang wajah bahagia menemui kembali tawa anak-anaknya ada yang cemburu di ketinggian sana pada sosok yang tak banyak bicara selalu menampakkan senyuman meski banyak beban yang lelah dalam kebisuan bulan menunduk di antara kilau yang bertebaran malu padanya setiap pucuk mentari mulai merekah ia sudah siap dengan sepeda tuanya sampai senja mulai melepaskan pesonanya ia tak memelas pada dunia ia sebuah cinta yang tak banyak bicara Ayah Di sana dulu berlomba mengayuh sepeda menyapu rata padang- padang ilalang terus mengayuh di atas jem- batan tua yang telah reot paku-pakunya berkarat, lelah disekap memberikan kemerdekaan bagi papan-papannya tidak diperhitungkan tidak juga ditakutkan hanya untuk siapa cepat sampai di sekolah kebang- gaan sayang itu dulu ketika mainan masih cukup tanah liat dan ketika bibir masih bisa tertarik ke dalam meski hanya damar pene- rang belajar kini berbeda pergolakan zaman mengge- rogoti mereka yang tak siap dan mereka yang berpura- pura siap janjinya dulu menggelora mengundang senyum ayah ibu mengumbar kata ke berba- gai penjuru dikata menuntut ilmu pergi jauh dari rimbunan ila- lang terbiasa dengan batu-bata yang dikokohkan sudah tak lagi selera dengan makanan pedesaan gaya hidup terus menuntut ada kemajuan tidak memikirkan ayah me- nelan ludah menahan da- haga tidak peduli ibu mengikat perut membisukan keron- congan hanya untuk sampul hidup kepalsuan di perantauan nyatanya tidak ada hasilnya hanya mampu menggeliat ketika kartu ATM sudah tak lagi bisa berkata ketika lapar sudah memba- bi buta ketika keteguhan telah terge- rus peradaban jalan ironi menjadi pilihan mengotori janji yang telah di- sematkan menancapkan belati pada hati ayah ibu sendiri yang telah lama menanti di kampung halaman mungkinkah, Kau lupa ingat- an sayang? Elegi Sebuah Janji B ELAKANGAN ini, ada perubahan besar akan keberadaan Pasar Ba- dung yang kini lokasin- ya berpindah alamat di gedung eks Tiara Grosir, Jalan Cokroaminoto. Pasar ini meny- impan beribu cerita, dan dari sanalah asal muasal kata Denpasar. Tercatat dalam sejarah sebagai tempat peristirahatan Raja Badung, Kyai Jambe Ksatrya, dari Puri Jambe Ksatrya yang letaknya di utara pasar. Maka dinamakanlah “Den” artinya Utara dan Pasar. Tempat peristira- hatan tersebut berubah menjadi Puri Denpasar sewaktu Puri Jambe Ksa- trya diambil alih oleh Puri Kaler Pe- mecutan, dan juga menjadikannya kota pusat pemerintahan pada tahun 1788. Pasar tersebut awalnya terletak di Lapangan Puputan Badung -pada masa perang Kerajaan Badung tahun 1906-, sangat dekat dengan kilometer nol Kota Denpasar – jantung kota ini. Setelah Puputan Badung, pasar terse- but direlokasi di atas Tukad Badung dan sejak itu dikenal sebagai Pasar Badung. Walau zaman kian mengalami pe- rubahan, namun sejatinya pasar masih memiliki makna yang sama. Hanya saja mungkin tampilannya kini jauh lebih tertata dan modern. Contohnya, area Puri Jambe Ksatrya di Jalan Vet- eran dikenal sebagai Pasar Burung Satria yang menjual berbagai hewan peliharaan terutama binatang burung. Pasar Kereneng yang menjual pa- kaian dan keperluan persembahyan- gan, masih dalam bentuk pasar tra- disional. Sedangkan pusat kain tekstil di Jalan Sulawesi dan perhiasan emas di Jalan Hasanudin lebih pada bentuk pertokoan. Pada halaman website pemerin- tah Kota Denpasar, denpasarkota. go.id, kita bisa menemukan toko-toko dan pasar-pasar ini di bawah menu ‘Kawasan Bisnis’. Ini menunjukkan bagaimana Denpasar merupakan pu- sat ekonomi yang penting. Wadah Alternatif CushCush Gallery, galeri yang dib- uka pertengahan tahun 2016 dan ter- letak di Jalan Teuku Umar, mencoba merespon fenomena ini. CushCush Gallery didirikan dengan visi menjadi “wadah alternatif untuk seni dan de- sain kontemporer.” Berada di tengah hiruk pikuk kota Denpasar, galeri ini memiliki ekspedi- si baru pada pasar di Denpasar. Pasar dinilai sebagai tempat yang penting untuk mengetahui karakter dan jiwa suatu kota, karena di sanalah semua berbincang, melihat-lihat, dan ber- interaksi. Termasuk pula geliat dan gelagat masyarakatnya. Ekspedisi baru tersebut adalah DenPasar 2017, pameran bersama yang mengajak seniman dan komu- nitas kreatif untuk mengobservasi, memahami, dan mempelajari kembali arti dari ‘Pasar’ dan Denpasar” den- gan tema ‘Bahasa Pasar’. Membaca kembali arti dari Den- pasar, sangat meyakinkan bahwa pasar merupakan hal signifikan da- lam perkembangan Denpasar sebagai kota. Pameran ini segaris dengan Visi Kota Denpasar yakni “Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmon- isan.” Partisipan yang terlibat dari berbagai disiplin kreativitas, senior maupun muda. Pemilik CushCush Gallery, Suri- awati Qiu, menekankan, DenPasar 2017 bertujuan untuk mengangkat sisi kreatif dari Kota Denpasar. Melalui interpretasi, pikiran-pikiran, resapan yang berbeda-beda dari para parti- sipan, diharapkan dapat memperke- nalkan Denpasar lebih jauh lagi pada masyarakat luas dan juga generasi muda. Melali dan Bercerita DenPasar 2017 telah dimulai de- ngan sesi Melali Ke Pasar. Diawali dengan DenPasar Talk yakni sesi se- minar bersama budayawan Arief Ayip Budiman dan Marlowe Bandem. Ke- mudian dilanjutkan dengan DenPasar Walk bersama para partisipan. Perancang busana Elizabeth Myra Juliarti, salah satu partisipan Den- Pasar 2017, menjelaskan, “Melali Ke Pasar menunjukkan hidden treasures, juga mempersilakan saya untuk mem- bold-highlight-italic pemandangan yang terbiasa kita lihat di sana dan kita hampir tidak menyadari bahwa adanya hal-hal itulah yang selama ini telah membentuk suatu cerita menge- nai Bahasa Pasar.” Masing-masing partisipan memiliki cara tersendiri dalam mengisahkan pasar, kota, dan diri mereka yang juga merupakan bagian dari ‘kita’. Ada yang mencoba dengan jeli menelisik hingga sisi paling esensi dan manusi- awi. Ada pula yang berupaya melihat lebih luas, menggambarkan keselu- ruhan pemandangan yang terekam mata. Publik dapat menghadiri pameran bersama karya-karya para partisipan DenPasar2017 pada Jumat, 26 Mei 2017 di CushCush Gallery, Teuku Umar Street, Gang Rajawali No 1A, Denpasar, Bali. (*) *Penulis kesenian/freelance writer yang berbasis di Bali. Oleh: Savitri Sastrawan Pasar, kota, dan manusia, punya kisah dan sejarahnya masing-masing. Menyim- pan rahasia dan tanda tanya yang tak henti-hentinya mengundang dahaga untuk masuk merasuk dan menye- laminya hingga ke relung paling terdalam. FOTO-FOTO: SYAIFUDIN VIFICK
1

Ayah - cushcushgallery.comcushcushgallery.com/ccg/wp-content/uploads/2017/01/0401TB2105_PAW.pdf · sebuah pertunjukan seni, pemutaran fi lm, pameran lukisan, fotografi , maupun

Mar 22, 2019

Download

Documents

trandieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ayah - cushcushgallery.comcushcushgallery.com/ccg/wp-content/uploads/2017/01/0401TB2105_PAW.pdf · sebuah pertunjukan seni, pemutaran fi lm, pameran lukisan, fotografi , maupun

www.tribun-bali.com

MINGGU21 MEI 2017

REDITE UMANIS MERAKIH ÇAKA 1939

4

SENARAI SENI

PEMBACA yang budiman, Tribun Bali menerima kiriman tulisan berupa esai dan puisi. Esai dapat berupa ulasan akan sebuah pertunjukan seni, pemutaran fi lm, pameran lukisan,

fotografi , maupun tinggalan sejarah dan agenda seni lainnya. Tulisan dapat pula membahas perihal dinamika sosial kultural

sebuah masyarakat. Panjang tulisan maksimal 700 kata. Karya esai dan puisi dapat dikirim ke [email protected].

Terimakasih.

Ita’ul Masruroh kini sedang menempuh studi di Universitas Udayana.

Open Talk : Share Your PrideKomunitas tu.wa.ga menye-lenggarakan Open Talk: Share Your Pride. Dalam acara ini, Ko-munitas tu.wa.ga ingin menga-jak mahasiswa yang menekuni bidang arsitektur dan arsitektur lanskap untuk mempresenta-sikan hasil karya mereka. Aca-ra berlangsung Minggu, 21 Mei 2017 pukul 16.00 Wita di Pela-taran Uma Seminyak, Kuta, Ba-dung. Karya yang telah dipre-sentasikan akan dipamerkan dalam eksibisi pada Sabtu, 27 Mei 2017. Pameran Seni Rupa: Menjem-put Masa LaluLima perupa Bali menggelar pameran bersama bertajuk “Menjemput Masa Lalu”. Pa-meran dibuka Minggu, 21 Mei 2017 pukul 19.00 Wita di Sika Gallery, Jalan Raya Campuhan Ubud, Gianyar. Seniman yang terlibat adalah I Putu Nova Rus-pika Yanto, I Gede Jaya Put-ra, Ngakan Putu Agus Arta Wi-jaya, I Made Putra Indrawan, I Nyoman Suarnata. Eksibisi ber-langsung hingga 28 Mei 2017. Bali Mandara Nawanatya II: Pa-rade SastraSerangkaian Bali Mandara Na-wanatya II, digelar Parade Sas-tra setiap akhir pekan Mei. Minggu, 21 Mei 2017 akan tampil Teater Topeng SMAN 2 Denpasar dan Sanggar Seni Galang Kangin Semandapura SMAN 2 Karangasem. Sedang-kan Sabtu, 27 Mei 2017 akan tampil Pentas Teater Antarik-sa SMAN 7 Denpasar dan Mu-sikalisasi Puisi SMAK Soverdi Tuban. Acara digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar pukul 19.30 Wita. Maut Seru 29 UndikshaMemperingati hari jadi Prodi Pendidikan Seni Rupa Undiks-ha ke-29, Gabungan Mahasis-wa Seni Rupa menyelenggara-kan Maut Seru (Malam Ulang Tahun Program Studi Pendidik-an Seni Rupa). Acara berlang-sung Senin, 22 Mei 2017 pukul 18.30 Wita di Kampus Bawah Undiksha Singaraja. Agenda ini menampilkan pertunjukan seni seperti Tari Sama Sama Tak Sama, Calonarang Parodi, Crazy Dance, dan lainnya.

Workshop Fotografi “Bercerita dengan Foto”Workshop fotografi bertema “Bercerita dengan Foto” digelar di Avilla Bali, Jalan Patih Jelan-tik Central Park Kuta, Badung. Acara berlangsung Selasa, 23 Mei 2017 pukul 09.00 hingga 18.00 Wita. Workshop dipandu oleh Vifi ck Bolang (visual stor-yteller). Ia akan berbagi peng-alamannya dalam bidang foto story. Workshop ini dibagi men-jadi tiga sesi, yaitu teori, praktik (hunting foto), dan diskusi. Workshop Linocut dan Diskusi Seni Grafi sSerangkaian Pameran Stu-dio Grafi s Undiksa “Explora(c)tion”, digelar workshop dan diskusi seni grafi s. Workshop berlangsung Selasa, 23 Mei 2017 pukul 15.00 Wita, dilan-jutkan diskusi bertajuk “Seni Grafi s dalam Pendidikan Seni” pukul 18.00 Wita. Sebagai pembicara adalah Hardiman Adiwinata (pengajar seni, ku-rator) dan Susanta Dwitanaya (kurator). Acara berlangsung di Bentara Budaya Bali, Jalan Prof IB Mantra 88A, Ketewel, Gianyar. Bali Blues Festival 2017Festival musik blues tahunan, Bali Blues Festival kembali di-gelar. Acara berlangsung Jumat (26/5) dan Sabtu (26/5) di Pe-ninsula Island Kawasan Pariwi-sata Nusa Dua, Badung. Festi-val ini menghadirkan beberapa musisi blues semisal Krakatau Reunion, Gugun Blues Shel-ter, Six String, Balawan, Dialog Dini Hari, serta beberapa musi-si lainnya. Pameran Seni Rupa: Vague Me-moriesPameran Seni Rupa berta-juk “Vague Memories” digelar pada 19 Mei-30 Juni 2017 di Santrian Gallery, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar. Eksibisi ini menampilkan kar-ya Ida Bagus Putu Purwa sela-ma satu tahun terakhir. Dalam karya-karyanya Purwa men-coba untuk mengeksplora-si persoalan yang berkelindan dalam dirinya maupun di seki-tarnya yang menjadi stimula-si gagasan kreatifnya sebagai seniman.

Puisi-puisi Ita’ul Masruroh

Saban petang suara rantai sepeda tua baru tibakayuhannya tak pernah menyerahpada matahari yang menghitamkan punggungnyaatas jarak yang tak biasa-biasa sajaia tetap memasang wajah bahagiamenemui kembali tawa anak-anaknya

ada yang cemburu di ketinggian sanapada sosok yang tak banyak bicaraselalu menampakkan senyuman meski banyak bebanyang lelah dalam kebisuan

bulan menunduk di antara kilau yang bertebaranmalu padanyasetiap pucuk mentari mulai merekahia sudah siap dengan sepeda tuanyasampai senja mulai melepaskan pesonanyaia tak memelas pada dunia

iasebuah cinta yang tak banyak bicara

Ayah

Di sana dulu berlomba mengayuh sepedamenyapu rata padang-padang ilalangterus mengayuh di atas jem-batan tua yang telah reotpaku-pakunya berkarat, lelah disekapmemberikan kemerdekaan bagi papan-papannya

tidak diperhitungkantidak juga ditakutkanhanya untuk siapa cepat sampai di sekolah kebang-gaan

sayang itu duluketika mainan masih cukup tanah liatdan ketika bibir masih bisa tertarik ke dalammeski hanya damar pene-rang belajar

kini berbedapergolakan zaman mengge-rogoti mereka yang tak siapdan mereka yang berpura-pura siapjanjinya dulu menggelora mengundang senyum ayah ibumengumbar kata ke berba-gai penjurudikata menuntut ilmu

pergi jauh dari rimbunan ila-langterbiasa dengan batu-bata yang dikokohkan

sudah tak lagi selera dengan makanan pedesaangaya hidup terus menuntut ada kemajuantidak memikirkan ayah me-nelan ludah menahan da-hagatidak peduli ibu mengikat perut membisukan keron-conganhanya untuk sampul hidup kepalsuan di perantauan

nyatanya tidak ada hasilnyahanya mampu menggeliatketika kartu ATM sudah tak lagi bisa berkataketika lapar sudah memba-bi butaketika keteguhan telah terge-rus peradaban

jalan ironi menjadi pilihanmengotori janji yang telah di-sematkanmenancapkan belati pada hati ayah ibu sendiriyang telah lama menanti di kampung halamanmungkinkah, Kau lupa ingat-an sayang?

Elegi Sebuah Janji

BELAKANGAN ini, ada perubahan besar akan keberadaan Pasar Ba-dung yang kini lokasin-ya berpindah alamat di gedung eks Tiara Grosir,

Jalan Cokroaminoto. Pasar ini meny-impan beribu cerita, dan dari sanalah asal muasal kata Denpasar.

Tercatat dalam sejarah sebagai tempat peristirahatan Raja Badung, Kyai Jambe Ksatrya, dari Puri Jambe Ksatrya yang letaknya di utara pasar. Maka dinamakanlah “Den” artinya Utara dan Pasar. Tempat peristira-hatan tersebut berubah menjadi Puri Denpasar sewaktu Puri Jambe Ksa-trya diambil alih oleh Puri Kaler Pe-mecutan, dan juga menjadikannya kota pusat pemerintahan pada tahun 1788.

Pasar tersebut awalnya terletak di Lapangan Puputan Badung -pada masa perang Kerajaan Badung tahun 1906-, sangat dekat dengan kilometer nol Kota Denpasar – jantung kota ini. Setelah Puputan Badung, pasar terse-but direlokasi di atas Tukad Badung dan sejak itu dikenal sebagai Pasar Badung.

Walau zaman kian mengalami pe-rubahan, namun sejatinya pasar masih memiliki makna yang sama. Hanya saja mungkin tampilannya kini jauh lebih tertata dan modern. Contohnya, area Puri Jambe Ksatrya di Jalan Vet-eran dikenal sebagai Pasar Burung Satria yang menjual berbagai hewan peliharaan terutama binatang burung.

Pasar Kereneng yang menjual pa-kaian dan keperluan persembahyan-gan, masih dalam bentuk pasar tra-disional. Sedangkan pusat kain tekstil

di Jalan Sulawesi dan perhiasan emas di Jalan Hasanudin lebih pada bentuk pertokoan.

Pada halaman website pemerin-tah Kota Denpasar, denpasarkota.go.id, kita bisa menemukan toko-toko dan pasar-pasar ini di bawah menu ‘Kawasan Bisnis’. Ini menunjukkan bagaimana Denpasar merupakan pu-sat ekonomi yang penting.

Wadah Alternatif CushCush Gallery, galeri yang dib-

uka pertengahan tahun 2016 dan ter-letak di Jalan Teuku Umar, mencoba merespon fenomena ini. CushCush Gallery didirikan dengan visi menjadi “wadah alternatif untuk seni dan de-sain kontemporer.”

Berada di tengah hiruk pikuk kota Denpasar, galeri ini memiliki ekspedi-si baru pada pasar di Denpasar. Pasar dinilai sebagai tempat yang penting untuk mengetahui karakter dan jiwa suatu kota, karena di sanalah semua berbincang, melihat-lihat, dan ber-interaksi. Termasuk pula geliat dan gelagat masyarakatnya.

Ekspedisi baru tersebut adalah DenPasar 2017, pameran bersama yang mengajak seniman dan komu-nitas kreatif untuk mengobservasi,

memahami, dan mempelajari kembali arti dari ‘Pasar’ dan Denpasar” den-gan tema ‘Bahasa Pasar’.

Membaca kembali arti dari Den-pasar, sangat meyakinkan bahwa pasar merupakan hal signifikan da-lam perkembangan Denpasar sebagai kota.

Pameran ini segaris dengan Visi Kota Denpasar yakni “Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmon-isan.” Partisipan yang terlibat dari berbagai disiplin kreativitas, senior maupun muda.

Pemilik CushCush Gallery, Suri-awati Qiu, menekankan, DenPasar 2017 bertujuan untuk mengangkat sisi kreatif dari Kota Denpasar. Melalui interpretasi, pikiran-pikiran, resapan yang berbeda-beda dari para parti-sipan, diharapkan dapat memperke-nalkan Denpasar lebih jauh lagi pada masyarakat luas dan juga generasi muda.

Melali dan Bercerita DenPasar 2017 telah dimulai de-

ngan sesi Melali Ke Pasar. Diawali dengan DenPasar Talk yakni sesi se-minar bersama budayawan Arief Ayip Budiman dan Marlowe Bandem. Ke-

mudian dilanjutkan dengan DenPasar Walk bersama para partisipan.

Perancang busana Elizabeth Myra Juliarti, salah satu partisipan Den-Pasar 2017, menjelaskan, “Melali Ke Pasar menunjukkan hidden treasures, juga mempersilakan saya untuk mem-bold-highlight-italic pemandangan yang terbiasa kita lihat di sana dan kita hampir tidak menyadari bahwa adanya hal-hal itulah yang selama ini telah membentuk suatu cerita menge-nai Bahasa Pasar.”

Masing-masing partisipan memiliki cara tersendiri dalam mengisahkan pasar, kota, dan diri mereka yang juga merupakan bagian dari ‘kita’. Ada yang mencoba dengan jeli menelisik hingga sisi paling esensi dan manusi-awi. Ada pula yang berupaya melihat lebih luas, menggambarkan keselu-ruhan pemandangan yang terekam mata.

Publik dapat menghadiri pameran bersama karya-karya para partisipan DenPasar2017 pada Jumat, 26 Mei 2017 di CushCush Gallery, Teuku Umar Street, Gang Rajawali No 1A, Denpasar, Bali. (*)

*Penulis kesenian/freelance writer yang berbasis di Bali.

Oleh: Savitri Sastrawan

Pasar, kota, dan manusia, punya kisah dan sejarahnya masing-masing. Menyim-pan rahasia dan tanda tanya yang tak henti-hentinya mengundang dahaga untuk masuk merasuk dan menye-laminya hingga ke relung paling terdalam.

FOTO-FOTO: SYAIFUDIN VIFICK