Page 1
i
AUTENTISITAS MATERI DAN TUGAS
DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA
SMA KELAS X KURIKULUM 2013
TERBITAN KEMENDIKBUD 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh :
Friska Hesti Ranindika
NIM : 141224009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
MOTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.
(Filipi 4:13)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada
TUHAN.
(Yeremia 17:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk dosen pembimbing saya,
Dr. B. Widharyanto, M.Pd. dan kedua orangtua saya, Untung Suhartono
dan Maria Sunarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRAK
Ranindika, Friska Hesti.2018. Autentisitas Materi dan Tugas dalam Buku Ajar
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2017. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang autentisitas materi dan tugas yang terdapat
dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X Kurikulum 2013 terbitan
Kemendikbud 2017. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tipe materi dan
tugas yang terdapat dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X Kurikulum
2013 terbitan Kemendikbud 2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitan deskriptif kualitatif. Data penelitian
berupa materi dan tugas. Materi yang berjumlah 84 dan tugas yang berjumlah
184. Teknik analisis data yang digunakan peneliti yakni dengan langkah-langkah
(1) peneliti melakukan identifikasi data (seleksi data dan pengkodean), (2) data
yang sudah diklasifikasikan (disamakan) dengan teori, (3) peneliti
menginterprestasi dan memaknai data yang sudah dikelompokkan, (4) peneliti
mendeskripsikan data yang sudah diinterpretasikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga tipe materi dan empat
tipe tugas dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X Kurikulum 2013
terbitan Kemendikbud 2017. Tipe materi tersebut adalah materi buatan
guru/penulis (tipe 1), materi simplifikasi/modifikasi (tipe 2), dan materi asli (tipe
3). Tingkat authenticity materi buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X
Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017 bisa dikatakan kurang, karena
persentase materi asli dalam buku tersebut sebesar 46,34%, persentase materi
modifikasi sebesar 30,49%, dan prosentase materi butan guru/penulis sebesar
23,17%. Kecenderungan tipe materi dari buku ajar tersebut merupakan tipe materi
3, yakni materi asli. Kemudian, tipe tugas dalam buku ajar tersebut yakni tugas
bebas konteks(tipe 1), tugas peka konteks(tipe 2), tugas performansi aktual namun
bersifat simulatif (tipe 3), dan aktivitas berupa performansi aktual situasi sosial
budaya yang sesungguhnya di masyarakat (tipe 4).
Kata kunci: autentisitas, autentisitas materi, autentisitas tugas, buku ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
Ranindika, Friska Hesti.2018. The Authenticity of Materials and Assignment
in Indonesian Text Book for Grade 10th
Senior High School Based
on Curriculum 2013 Published by Ministry of Education and
Culture 2017.Thesis.Yogyakarta: Indonesian Languange and
Literature Education Study Program, Departement Education
Language and Art, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University.
This research studies the authenticity of materials and assignment in
Indonesian Language text book for Grade 10th
of senior high school based on
2013 Curriculum published by Ministry of Education and Culture 2017. The
purpose of this research is to know the types of materials and assignment in
Indonesian Language text book for Grade 10th
of senior high school based on
2013 Curriculum published by Ministry of Education and Culture 2017 .
This research is a qualitative descriptive research.The data are the
materials and assignment. There are 84 materials and 184 tasks. The data
analysis technique which is used can be explained as follows; (1) the researcher
conducted data identification (data selection and coding ), (2) the data which
were already classified were analyzed based on the theory, (3) the researcher
interpreted and comprehended the data which were already classified, (4) the
researcher described the data which were already interpreted.
This research result indicates that there are three types of materials and
four types of assignments in Indonesian Language text book for Grade 10th
of
senior high school based on 2013 Curriculum published by Ministry of Education
and Culture 2017 .The types of the material are the material made by the teachers
(type 1), simplified/modified materials (type 2), and the original materials (type
3). The level of material authenticity in Indonesian Language text book for Grade
10 of senior high school based on 2013 curriculum published by Ministry of
Education and Culture 2017 can be said less authentic because the percentage of
original material in the book is 46,34% , the percentage of modified materials is
30,49 %, and the percentage of the materials made by the teachers is 23,17%. The
majority of materials from the textbook are type 3 which is the original material.
Then, the types of assignments are free-context assigmnet (type 1), context-based
assignment (type 2), actual-simulative assigment (type 3), and activities in form of
performing the actual situation of social and culture in the community (type 4).
Keywords : authenticity, authenticity material, authenticity assignment,
text book.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah
melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan bahasa
dan Seni, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum selaku Ketua Program studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
5. Dr. B. Widharyanto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan, saran, dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku triagulator dalam analisis
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
7. Dr. Y. Yapi Taum, M.Hum. yang telah membantu penulis dalam pencarian
teks hikayat.
8. Danu Priyo S, selaku karyawan Balai Bahasa Yogyakarta yang memberi
masukan kepada penulis untuk mencari hikayat.
9. Dr. Maman Suryaman, M.Pd. dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negri Yogyakarta yang bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai dan
bersedia mengonfirmasikan data yang ditemukan peneliti.
10. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan bagi perbaikan skripsi.
11. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan secretariat PBSI yang membantu
penulis dalam mengurus keperluan sistem dan pendaftaran ujian skripsi.
12. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala dukungan dan doa selama ini,
terimakasih atas segala waktu yang selalu tercurahkan untukku hingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
13. Adikku Ester Abriyanti dan semua keluargaku Trah Sudadi Triadmojo dan
Trah Michael Tugiran Setyo Sudarmo terima kasih atas doa dan
semangatnya.
14. Dominico Sarwijaya Saputra yang selalu memberikan semangat, dukungan
dan doa dalam segala hal.
15. Sahabatku Yasinta Tiwi Carysa, Antonius Haris Septiaji, S.Pd., Aji Aprilius
Zulkaiji, S.Pd., Teresia Atikapuspa Wardhani, S.E., Hermina Prima S.Pd.,
Hilarya Sintya, Dwi Heris Narsinta, S.Pd., Natalia Istiyaning Tyas, S.Pd., Ari
Rizki Anggraini, A.md., Elisabeth Risa Sulistyaningtyas S.Pd., Santi Sarining
Prastiwi, S.E., dan Noviyanti Siwi Handayani .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
16. Kakak – kakak MPBSI yang bersedia berdiskusi, mengarahkan, memberikan
kritik dan saran.
17. Teman-teman kost “Anak Kost Legi” yang selalu memberikan semangat
untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman-teman seperjuangan Kartika Ratnasari, S.Pd., Pitrus Puspito, S.Pd.,
Rahma Suwaki, S.Pd., Intan Retna Wati, Rina Kurniawati, Margareta Novera,
dan Maria Elsi Jehaduk kalian luar biasa.
19. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 16 Oktober 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... x
HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................. xvi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................. xvii
HALAMAN BAGAN .................................................................................... xviii
HALAMAN GRAFIK ................................................................................... xvix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Tujuan ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
E. Batasan Istilah .................................................................... 8
F. Sistem Penyajian ................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................... 12
B. Kajian Teori ......................................................................... 14
1. Genre Based Approach ................................................... 14
2. CLIL
( Content and Language integrated Learning) .............. 17
3. Pengertian Autentisitas ................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
4. Autentisitas Materi .......................................................... 20
5. Autentisitas Tugas .......................................................... 23
6. Buku Ajar ........................................................................ 25
C. Kerangka Berpikir ............................................................... 28
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................... 31
B. Objek Penelitian ................................................................. 32
C. Data dan Sumber Data Penelitian ........................................ 32
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................. 32
E. Instrumen Penelitian ............................................................ 33
F. Teknik Analisis Data .......................................................... 34
G. Triangulasi Data .................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 37
B. Analisis Data ....................................................................... 43
1. Autentisitas Materi .................................................. 43
2. Autentisitas Tugas ..................................................... 59
C. Pembahasan ......................................................................... 79
1. Autentisitas Materi .................................................... 79
2. Autentisitas Tugas ..................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 89
B. Saran .................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 92
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Wujud Autentisitas di dalam Pembelajaran Bahasa .................. 4
Tabel 2.1 Kompetensi Berbasis Genre ........................................................ 17
Tabel 2.2 Tingkat Autentisitas Tipe Tugas Pembelajaran ............................. 25
Tabel 3.1 Autentisitas Materi (teks dan video) ................................................ 36
Tabel 3.2 Autentisitas Tugas (tugas dan Kegiatan) ......................................... 36
Tabel 4.1 Prosentase Autentisitas Materi .......................................................... 58
Tabel 4.2 Prosentase Autentisitas Tugas ........................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat Autentisitas Materi Ajar Bahasa Indonesia ..................23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1Kerangka Berpikir ...................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik Autentisitas Materi ................................................................ 58
4.2 Grafik Autentisitas Tugas ................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xix
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Triangulator .................................................................
Lampiran 2 Lembar Validasi ......................................................................
Lampiran 3 Surat Konfirmasi Penulis Buku ...............................................
Lampiran 4 Daftar Materi dan Tugas ..........................................................
Lampiran 5 Contoh materi dan Tugas dalam Buku Ajar ............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama ini meliputi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
A. Latar Belakang
Kurikukulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dalam semua jenjang
pendidikan di Indonesia, salah satunya SMA (Sekolah Menengah Atas). Dalam
kurikulum 2013 terdapat beberapa pendekatan, diantaranya genre based,
pedagogy genre, dan Content and Language Integrated Learning (CLIL). Secara
singkat, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berbasis genre. Genre
merupakan pengelompokan dari suatu peristiwa komunikasi. Setiap peristiwa
komunikasi memiliki tujuan komunikatif yang khas yang juga berbeda dalam
wujud komunikasinya. Pendekatan berbasis genre juga sering disebut pendekatan
berbasis teks. Menurut Sofia Hort, dkk. dalam Genre Pedagogy for Digital
Learning Environments-Design Patternsfor Dialogues About Texts (halaman 2):
“Genret is an educational method with the aim to support students
how to write successfully in different genres by enhacing the
metalanguage about linguistic, textual and contextual features”.
Genre pedagogi ini adalah sebuah metode pendidikan bertujuan untuk
membantu siswa menulis dengan baik di berbagai ragam sastra, dengan
meningkatkan metabahasa linguistik, tekstual dan kontekstual fitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
2
Dalam pendapat yang lebih luas, Subyantoro (2015:7) menyatakan bahwa
CLIL merupakan perkembangan yang lebih realistis dari pengajaran bahasa
komunikatif yang mengembangkan kompetensi komunikatif. Dengan demikian,
dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan
terbaru hasil perkembangan dari pendekatan komunikatif, yakni Content and
Language Integrated Learning (CLIL).
Pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dan siswa menggunakan buku
pegangan yang diterbitkan oleh pemerintah. Buku pegangan tersebut berupa buku
pegangan guru dan siswa. Buku pegangan siswa memuat materi ajar dan tugas
serta latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Salah satu isu yang menarik terkait
dengan isi buku pegangan adalah dimensi autentisitas. Beberapa jurnal
internasional yang saya peroleh, banyak membahas mengenai autentisitas
pembelajaran di dalam kelas, autentisitas materi, maupun autentisitas tugas di
dalam kelas. Romiță (2014:6) mengatakan :
“Authenticity in teaching involves features such as being genuine,
becoming more self-aware, being defined by one’s self rather than
by others’ expectations, bringing parts of oneself into interactions
with students”.
Keaslian dalam mengajar melibatkan beberapa fitur seperti menjadi tulus,
lebih sadar diri, apa adanya,mampu membawa diri berinteraksi dengan para siswa.
Selanjutnya, Romiță (2014:6) mengatakan:
“Students must become comfortable with the real-world problems
and in order to do that they have to be engaged in activities where
students take part in activities directly relevant to the application
of learning and that takes place within a culture similar to the
applied setting”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
3
Siswa harus nyaman dengan adanya masalah di dunia nyata. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut, mereka harus, terlibat dalam kegiatan penerapan
pembelajaran dan melakukan hal yang sama jika situasinya mirip.
Widharyanto (2016: 1) menyatakan bahwa “istilah autentisitas sering
digunakan untuk menggambarkan sampel bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang
mencerminkan kealamian bentuk dan kesesuaian konteks sosial serta budaya
(lihat Rogers & Medley, 1988). Secara lebih luas, istilah autentisitas sering
diacukan dengan konsep keaslian (genuineness), realitas (realness), kebenaran
(truthfulness), validitas (validity), keandalan (reliability), kredibilitas tak
terbantahkan (undisputed ]credibility), dan legitimasi bahan atau latihan
(legitimacy of materials or practices) (lihat Tatsuki, 2006; Shomoossi dan Saeed
Ketabi, 2007)”. Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia autentisitas
berarti keaslian; kebenaran. Keaslian; kebenaran bahasa dalam buku ajar yang
digunakan untuk penyampaian materi baik secara lisan maupun tulis agar dapat
dipahami siswa dalam proses pembelajaran.
Widharyanto (2016:2) menyatakan bahwa” gagasan autentisitas di dalam
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa kedua atau asing, menjadi isu perdebatan
yang menarik. Perdebatan dilakukan oleh para ahli pengajaran bahasa, seperti
Nunan (1988), Taylor (1994), Lee (1995), Breen (1995), dan Widdowson (1998).
Mereka mempersoalkan wujud dari autentisitas di dalam pembelajaran bahasa
seperti berikut ini”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
4
Tabel 1.1 Wujud Auntentisitas di dalam Pembelajaran Bahasa
Autentisitas Bahasa Teks atau rekaman yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran Bahasa
Autentisitas tugas Tugas-tugas atau aktivitas yang dilakukan dalam
pembelajaran Bahasa
Autentisitas situasi Situasi sosial atau budaya yang aktual dalam
pembelajaran Bahasa
Autentisitas penilaian Penilaian langsung dan holistic terhadap performance
dalam pembelajaran keterampilan berbahasa
Dalam penelitian saya ini, saya mengambil dua sub topik dari empat sub
topik wujud autentisitas dalam pembelajaran bahasa, yakni autentisitas bahasa
atau materi dan autentisitas tugas. American Institutes for Reseach (2007:1)
mengatakan:
“Authentic materials are print, video, and audio materials
students encounter in their daily lives, such as change-
ofaddress forms, job applications, menus, voice mail
messages, radio programs, and videos”.
Materi - materi yang otentik yaitu media cetak , video , dan audio. Siswa
dapat menemukan materi tersebut di kehidupan keseharian mereka seperti
formulir yaitu penggantian alamat, aplikasi pekerjaan, menu, pesan suara,
program radio, dan video. Selanjutnya, American Institutes for Reseach (2007:1)
mengatakan:
”Authentic materials are not created specifically to be used in
the classroom, but they make excellent learning tools for
students precisely because they are authentic”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
5
Bahan bahan yang otentik tidak secara khusus diciptakan untuk digunakan
di ruang kelas, namun merupakan alat belajar yang sangat tepat bagi siswa justru
karena otentik.
Teks dalam pembelajaran merupakan teks (tulisan) yang digunakan dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, teks dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia bukanlah hal yang baru. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor
71 tahun 2013 menetapkan buku teks adalah buku acuan wajib yang digunakan di
sekolah yang memuat bahan ajar dalam rangka peningkatan keseimbangan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang disususn berdasarkan
standar nasional pendidikan. Muller (2016:1) mengatakan:
”Authentic Task: An assignment given to students designed to
assess their ability to apply standard-driven knowledge and
skills to real-world challenges”.
Tugas yang otentik adalah sebuah tugas yang diberikan kepada para siswa
yang dirancang untuk menilai kemampuan mereka dalam menerapkan
pengetahuan berbasis standar dan keterampilan ke tantangan dunia nyata.
Selajutnya, Muller (2016:1):
”In other words, a task we ask students to perform is
considered authentic when 1) students are asked to construct
their own responses rather than select from ones presented
and 2) the task replicates challenges faced in the real world”.
Dengan kata lain, tugas yang kami ajukan kepada siswa untuk dilakukan
dianggap autentik ketika 1) siswa diminta untuk membentuk tanggapan mereka
sendiri dibandingkan memilih dari yang disajikan dan 2) tugas menggambarkan
tantangan yang dihadapi di dunia nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
6
Buku teks dalah buku yang disusun oleh para pakar dengan maksud –
maksud dan tujuan intruksional dan dilengkapi dengan sarana – sarana pengajaran
yang sesuai dan mudah dipakai oleh pemakainya di sekolah – sekolah dan di
Perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran (Tarigan,
1986:13). Selain autentisitas bahasa diperlukan untuk membantu guru untuk
menyampaikan materi dalam bentuk buku ajar agar siswa mampu menangakap
materi secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, agar materi dapat ditangkap
oleh siswa, teks yang digunakan dalam bahan ajar harus autentik agar tergambar
jelas oleh siswa karena teks tersebut dapat dipercaya dan dapat diambil dari
masalah – masalah sosial dan budaya di masyarakat.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini, penulis mengambil data dari Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas X
Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017, untuk dijadikan sumber data
penelitian.
Dalam kelas Bahasa Indonesia, keautentikan perlu dimaksimalkan oleh
guru, pembelajaran bahasa saat ini dikaitkan dengan kurikulum 2013 yang
didasarkan pada pembelajaran berbasis teks dan pembelajaran saintifik, walaupun
di dalam pembelajaran di kelas tidak mungkin mencapai autentisitas yang mutlak
karena sifat kelas bahasa adalah bentuk rekayasa pembelajaran, meskipun kelas
bahasa guru biasanya menjelaskan dalam bentuk penyederhanaan bahasa sesuai
dengan situasi dan budaya di kelas yang terkadang jauh dari pemakaian bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
7
yang sebenarnya. Oleh karena itu, sebagai guru bahasa Indonesia perlu
memperjuangkan keautentikan bahasa agar penggunaan bahasa tidak jauh dari
kehidupan nyata.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah seabagai berikut.
1. Berdasarkan dimensi autentisitasnya, tipe-tipe materi apa sajakah yang
dikembangkan dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X kurikulum
2013 terbitan Kemendikbud 2017?
2. Berdasarkan dimensi autentisitasnya, tipe-tipe tugas apa sajakah yang
dikembangkan dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X kurikulum
2013 terbitan Kemendikbud 2017?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui tipe-tipe materi pada buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X
kurikulum 2013 terbitan kemendikbud 2017.
2. Mengetahui tipe-tipe tugas pada buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X
kurikulum 2013 terbitan kemendikbud 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
8
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan memberi manfaat bagi banyak pihak,
sebagai berikut :
1. Bagi guru Bahasa Indonesia dan calon guru Bahasa Indonesia, hasil penelitian
ini dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai autentisitas dalam
pembelajaran bahasa.
2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini memberikan manfaat bagi penelitian
selanjutnya dan dapat dikembangkan peneliti lain yang berkaitan dengan
autentisitas pembelajaran bahasa, khususnya dalam buku ajar mengenai
autentisitas materi dan autentisitas tugas.
E. Batasan Istilah
Berikut ini adalah bahasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Autentisitas
Autentisistas merupakan bentuk keaslian atau kebenaran yang nyata dan
terpercaya keberadaannya.
Romiță (2014:6) mengatakan “ Authenticity in teaching involves
features such as being genuine, becoming more self-aware, being
defined by one’s self rather than by others’ expectations, bringing
parts of oneself into interactions with students. Students must become
comfortable with the real-world problems and in order to do that they
have to be engaged in activities where students take part in activities
directly relevant to the application of learning and that takes place
within a culture similar to the applied setting”.
Keaslian dalam mengajar melibatkan beberapa fitur seperti menjadi
tulus,menjadi lebih sadar diri, apa adanya, mampu membawa dari diri berinteraksi
dengan para siswa. Siswa harus nyaman dengan adanya masalah di dunia nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
9
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut mereka harus terlibat dalam kegiatan
pembelajaran dan melakukan hal yang sama jika situasinya mirip.
2. Autentisitas Materi
Autentisitas materi merupakan materi berupa teks atau rekaman yang
digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa.
American Institutes for Reseach (2007:1) Authentic materials are
print, video, and audio materials students encounter in their daily
lives, such as change-ofaddress forms, job applications, menus, voice
mail messages, radio programs, and videos. Authentic materials are
not created specifically to be used in the classroom, but they make
excellent learning tools for students precisely because they are
authentic.
Materi-materi yang otentik yaitu media cetak, video,dan audio. Siswa dapat
menemukan materi tersebut di kehidupan keseharian mereka seperti formulir
bentuk penggantian alamat, aplikasi pekerjaan, menu, pesan suara, program radio,
dan video. Bahan-bahan yang otentik tidak secara khusus diciptakan untuk
digunakan di ruang kelas namun merupakan alat belajar yang sangat tepat bagi
siswa.
3. Autentisitas Tugas
Autentisitas tugas merupakan tugas-tugas atau aktivitas/kegiatan yang
dilakukan dalam pembelajaran bahasa.
Muller (2016:1) Authentic Task: An assignment given to
students designed to assess their ability to apply standard-driven
knowledge and skills to real-world challenges. In other words, a task
we ask students to perform is considered authentic when 1) students
are asked to construct their own responses rather than select from ones
presented and 2) the task replicates challenges faced in the real world.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
10
Tugas yang otentik adalah sebuah tugas yang diberikan kepada para siswa
yang dirancang untuk menilai kemampuan mereka dalam menerapkan
pengetahuan berbasis standar dan keterampilan ke tantangan dunia nyata. Dengan
kata lain, tugas yang kami ajukan kepada siswa untuk dikerjakan dianggap
autentik ketika 1) siswa diminta untuk membentuk tanggapan mereka sendiri
dibandingkan memilih dari yang disajikan dan 2) tugas menggambarkan
tantangan yang dihadapi di dunia nyata.
4. Buku Ajar
Menurut KTSP (2007:194), bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
11
F. Sistem Penyajian
Berikut ini sistematika penyajian penelitian ini.
1. Bab I pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penyajian.
2. Bab II kajian teori yang berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan,
kajian teori, dan kerangka berpikir.
3. Bab III metodologi penelitian, yang berisi tentang jenis penelitian, objek
penelitian, data dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengumpulan
data penelitian, dan triangulasi.
4. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi data,
analisis data, dan pembahasan.
5. Bab V penutup, berisi simpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab kedua ini meliputi uraian kajian teori yang berisi tentang penelitian
terdahulu yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir.
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
Widharyanto (2016), Yohanes Wedha Basundoro (2015), Yuliastanti (2013), dan
Eka Sofia Agutina (2017). Pertama, penelitian Widharyanto (2016) membahas
tentang autentisitas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya membahas
mengenai autentisitas bahasa. Penelitian tersebut memaparkan keautentikan
materi dan tugas dalam pembelajaran bahasa.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015)
dengan judul Tingkat Keterbacaan wacana dalam Buku Teks bahasa Indonesia
Espresidiri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Kelas X di SMK Negeri 4
Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG. Jenis penelitian ini
adalah penelitian campuran atau Mixed Methods Reseach. Penelitian menyatakan
bahwa Buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan akademik 2013 untuk SMK
terbitan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan memiliki tingkat keterbacaan
intruksional. Hal ini menunjukan bahwa wacana dalam buku teks Bahasa
Indonesia Espresi Diri dan Akademik 2013 terbitan kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk siswa SMK kelas X dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
13
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Yuliastanti (2013) dengan judul
Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Berbasis Pendekatan Kontekstual
Pada Siswa Kelas VIII SMP Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan
metode penelitian dan pengembangan atau yang biasa disebut dengan Research
and Development. Hasil dari penelitian ini, gambaran sikap siswa dan guru
mengenai pembelajaran membaca sastra mempunyai persentase rata-rata skor: (1)
sikap siswa mengenai pengalaman awal membaca sastra 67,25% berkategori
“baik”; (2) sikap siswa mengenai manfaat buku teks pelajaran bahasa Indonesia
berkategori 68,18% “baik”; (3) sikap guru mengenai perencanaan pembelajaran
membaca sastra 80% berkategori “baik”; (4) sikap guru mengenai manfaat buku
teks pelajaran bahasa Indonesia 78,75% berkategori “baik”.
Keempat, jurnal yang ditulis oleh Eka Sofia Agutina (2017) dengan judul
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi Kurikulum 2013
dalam AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra. Dalam jurnal tersebut memaparkan
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, digunakan sebagai representasi dari
pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mengusung pendekatan saintifik (ilmiah)
sebagai dasar proses pembelajarannya. Pembelajaran teks dalam studio Bahasa
Indonesia bergaris lurus dengan pendekatan ilmiah yang mengedepankan sisi
kesistematisan, terkontrol, empiris, dan kritis. Representasi dari hal itu,
tereksplisitkan pada genre teks yang dibelajarkan terdiri atas teks tunggal (mikro)
dan teks majemuk (makro). Hal baik yang dapat diperoleh dari pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis teks ini adalah siswa akhirnya dapat berlatih untuk
berpikir metodologis, sebagai suatu kemampuan berpikir yang dibutuhkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
14
masa yang akan datang, siswa mampu mengembangkan kemampuan membaca
pemahaman, serta kemampuan menulis juga semakin berkembang dengan baik.
B. Kajian Teori
Berikut ini teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
penelitian ini.
1. Genre Based Approach
Terdapat definisi Genre based Approach yang dikemukakan dalam
penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi Genre based Approach menurut
pendapat ahli. Tuan (2011:12) mengatakan:
“A genre-based approach placed great emphasis on the
relationship between text-genres and their contexts (Hyon, 1996).
In doing so, it aimed to help students become effective
participants in their academic and professional environment as
well as in their broader communities” (Hammond and
Derewianka, 2001).
Sebuah pendekatan berbasis genre sangat menekankan mengenai hubungan
antara genre teks dan konteks (Hyon, 1996).Hal tersebut, itu bertujuan membantu
siswa menjadi peserta yang baik dalam lingkungan akademik dan pekerjaan serta
lingkungan masyarakat serta dalam masyarakat yang lebih luas (Hammond dan
Derewianka, 2001). Secara singkat, pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan berbasis genre. Genre merupakan pengelompokan dari suatu peristiwa
komunikasi. Setiap peristiwa komunikasi memiliki tujuan komunikatif yang khas
yang juga berbeda dalam wujud komunikasinya.
Kemendikbud (2016:3-4) Lingkup materi mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas I-XII merupakan penjabaran 3 lingkup materi: bahasa, sastra, dan literasi. a)
lingkup materi bahasa mencakup pengenalan variasi bahasa sebagai bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
15
masyarakat Indonesia yang multilingual, bahasa untuk interaksi (bahasa yang
digunakan seseorang berbeda sesuai latar sosial dan hubungan sosial peserta
komunikasi), aksen, gaya bahasa, penggunaan idiom (sebagai bagian dari
identitas sosial dan personal, struktur dan organisasi teks (teks terstruktur untuk
tujuan tertentu, bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan teks agar
kohesif, tingkat kerumitan teks dan topik, pola dan ciri-ciri kebahasaanya, berteks
secara tepat dengan menggunakan kata, kalimat, paragraf secara efektif); b)
lingkup materi sastra mencakup pembahasan konteks sastra, tanggapan terhadap
karya sastra, menilai karya sastra, dan menciptakan karya sastra; dan c) lingkup
materi literasi mencakup teks dalam konteks, berinteraksi dengan orang lain,
menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi teks, dan mencipta teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
16
Tabel 2.1 Kompetensi Berbasis Genre.
GENRE TIPE TEKS LOKASI SOSIAL
Menggambarkan
(Describing)
Laporan (Report):
melaporkan informasi
Buku rujukan, dokumenter, buku
panduan, laporan eksperimental
(penelitian), presentasi kelompok
Deskripsi:
menggambarkan
peristiwa, hal, sastra
Pengamatan diri, objek,
lingkungan, perasaan, dll.
Menjelaskan
(Explaining)
Eksplanasi:
menjelaskan sesuatu
Paparan, pidato/ceramah, tulisan
ilmiah (popular)
Memerintah
(Instructing)
Instruksi/ Prosedur:
menunjukkan bgm
sesuatu dilakukan
Buku panduan/ manual
(penerapan), instruksi pengobatan,
aturan olahraga, rencana
pembelajaran (RPP), instruksi,
resep, pengarahan/pengaturan
Berargumen
(Arguing)
Eksposisi: memberi
pendapat atau sudut
pandang
(MEYAKINKAN/Mempengaruhi
): iklan, kuliah, ceramah/pidato,
editorial, surat pembaca, artikel
Koran/majalah
Diskusi (MENGEVALUASI suatu
persoalan dengan sudut pandang
tertentu, 2 atau lebih)
Respon/ review Menanggapi teks sastra, kritik
sastra, resensi
Menceritakan
(Narrating)
Rekon (Recount):
menceritakan
peristiwa secara
berurutan
Jurnal, buku harian, artikel Koran,
berita, rekon sejarah, surat, log,
garis waktu (time line)
Narasi: menceritakan
kisah atau nasehat
Prosa (Fiksi ilmiah, fantasi, fabel,
cerita rakyat, mitos, dll.), dan
drama.
Puisi Puisi, puisi rakyat (pantun, syair,
gurindam)
(Dikutip lengkap dari Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
17
2. CLIL ( Content and Language integrated Learning)
CLIL ( Content and Language integrated Learning) yang dikemukakan
dalam penelitian ini di definisikan dengan mengacu pandangan dari Tardieu
(2012) yang menyatakan bahwa:
“According to the European commission of languages, the
main objectives of CLIL are threefold: to allow students to
broaden their knowledge of a subject, to improve students'
abilities in a foreign language, to give students an intercultural
perspective of the subject”,
Menurut Komisi Bahasa Eropa, tujuan utama CLIL adalah tiga hal untuk
memungkinkan siswa untuk memperluas pengetahuan mereka tentang pengajaran,
untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing siswa, untuk memberikan siswa
sebuah pandangan lintas budaya. Selanjutnya, Tardieu (2012:2) menyatakan:
”thus stimulating their interest in and shaping new attitudes
toward other cultures In addition it is hoped that CLIL's multi-
faceted approach will motivate students through more
diversified teaching methods”.
Dengan demikian CLIL merangsang siswa tertarik dan membentuk sikap
baru terhadap budaya lain. Selain itu, diharapkan bahwa pendekatan multi-faceted
CLIL akan memotivasi para siswa melalui yang mengajar. Selanjutnya, Lesca
(2012:3) menyatakan bahwa:
“ CLIL is an approach or method which integrates the
teaching of content from a curriculum subject with the teaching
of a non-native language”.
CLIL adalah metode yang mengintegrasikan kegiatan belajar
mengajar pada konteni kurikulum dengan kegiatan belajar mengajar dari
sebuah bahasa. Selanjutnya, Lesca (2012:3) menyatakan:
“It’s considered increasing important in our global society
because knowledge of another language helps learners to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
18
develop skills in their first language and also help them to
develop skills to communicate ideas about science, arts and
technologies to people around the world”.
Dianggap penting meningkatkan di tengah masyarakat global karena
pengetahuan dari bahasa lain membantu peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan di bahasa yang secara otomatis akan membantu mereka untuk
mengembangkan keterampilan untuk mengkomunikasikan ide tentang kemajuan
ilmu pengetahuan , seni dan teknologi untuk orang di seluruh dunia. Selanjutnya,
Lesca (2012:3) mengatakan bahwa:
“In a CLIL classroom, the curricular subject and new
language skills are taught together; thinking and learning skills
are integrated too”.
Dalam sebuah kelas CLIL, subjek dan ekstrakurikuler yang baru
keterampilan bahasa diajarkan bersama sama; berpikir dan belajar keterampilan
yang terintegrasi juga. Secara singkat, pendekatan CLIL merupakan pendekatan
berbasis task/tugas, tugas dalam buku ajar memuat tugas maupun kegiatan yang
dilakukan dalam pembelajaran bahasa.
3. Pengertian Autentisitas
Terdapat beberapa definisi autentisitas yang dikemukakan dalam
penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi autentisitas menurut pendapat para
ahli. Romiță (2014:6) mengatakan bahwa:
“Authenticity in teaching involves features such as being
genuine, becoming more self-aware, being defined by one’s self
rather than by others’ expectations, bringing parts of oneself
into interactions with students”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
19
Keaslian dalam mengajar melibatkan fitur seperti menjadi asli, menjadi
lebih dimengerti, yang didefinisikan oleh satu seorang diri dari pada oleh orang
lain, sesuai dengan target yang diharapkan, membawa bagian dari diri sendiri ke
interaksi dengan para siswa. Selanjutnya, Romiță (2014:6) mengatakan:
“Students must become comfortable with the real-world
problems and in order to do that they have to be engaged in
activities where students take part in activities directly relevant
to the application of learning and that takes place within a
culture similar to the applied setting”.
Siswa harus menjadi nyaman dengan adanya dunia nyata masalah dan dalam
rangka untuk melakukan apa yang telah mereka untuk terlibat dalam kegiatan di
mana siswa mengambil bagian dalam kegiatan secara langsung relevan dengan
aplikasi belajar dan hal itu memerlukan terjadi dalam budaya mirip dengan
diterapkan pengaturan.
Widharyanto (2016: 1) mengatakan bahwa “Istilah autentisitas sering
digunakan untuk menggambarkan sampel bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang
mencerminkan kealamian bentuk dan kesesuaian konteks sosial serta budaya
(lihat Rogers & Medley, 1988). Secara lebih luas, istilah autentisitas sering
diacukan dengan konsep keaslian (genuineness), realitas (realness), kebenaran
(truthfulness), validitas (validity), keandalan (reliability), kredibilitas tak
terbantahkan (undisputed ]credibility), dan legitimasi bahan atau latihan
(legitimacy of materials or practices) (lihat Tatsuki, 2006; Shomoossi dan Saeed
Ketabi, 2007)”. Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia autentisitas
berarti keaslian; kebenaran. Keaslian; kebenaran bahasa dalam buku ajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
20
digunakan untuk penyampaian materi baik secara lisan maupun tulis agar dapat
dipahami siswa dalam proses pembelajaran.
4. Autentisitas Pembelajaran
Terdapat beberapa definisi autentisitas pembelajaran yang ditemukan
dalam penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi autentisitas
pembelajaran menurut pendapat para ahli. Revington (2016) mengatakan
bahwa:
“Authentic learning is real life learning. It is a style of
learning that encourages students to create a tangible,
useful product to be shared with their world”.
Pembelajaran otentik adalah pembelajaran kehidupan nyata. Ini adalah
gaya belajar yang mendorong siswa untuk menciptakan produk yang nyata
dan berguna untuk dibagikan kepada dunia mereka.
Donovan (1999) menjelaskan bahwa pembelajaran otentik (authentic
learning) adalah sebuah pendekatan pemmbelajaran yang memungkinkan
siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-
konsep dan hubungan-hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek
relevan dengan siswa.
5. Autentisitas Materi
Terdapat beberapa definisi autentisitas materi yang dikemukakan dalam
penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi autentisitas materi menurut
pendapat para ahli. Richards (2001) menyatakan bahwa:
“Autentic materials refers to the usage in teaching of the
texts, photo graphs, video selection, and other teaching
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
21
resources that were not specially prepared for
pedagogical purposes. Created materials refers to
textbook and other specially developed instructional
resources”.
Richards mengatakan “materi autentik mengacu pada penggunaan dalam
mengajar dari teks, foto grafik, video seleksi, dan pengajaran lainnya yang
sumbernya tidak khusus disiapkan untuk tujuan pendidikan. Menciptakan bahan
lain mengacu pada buku teks dan sumber daya intruksional khusus
dikembangkan. Romiță (2014:6) mengatakan:
“Some have to argued that authentic materials are
preferred over created materials, because they contain
autenthic language and refclect real-wold uses of language
compared with the contrived content of much ceated
materials”.
Beberapa harus berpendapat bahwa bahan otentik lebih disukai dari pada
menciptakan bahan, karena mengandung bahasa dan mencerminkan keaslian di
penggunaan bahasa di dunia nyata dibandingkan dengan bahan dari banyak
konten yang dibuat-buat”. American Instituetes for Reseach (2007) mengatakan:
“Authentic materials are print, video, and audio materials
students encounter in their daily lives, such as change-
ofaddress forms, job applications, menus, voice mail
messages, radio programs, and videos”.
Materi autentik yang telah tersedia yakni materi cetakm, video dan audio
ecounter bahan dalam keseharian mereka, seperti bentuk pemindahan alamat,
lamaran, menu masakan yang menjadi andalan, pesan suara, program radio, dan
video. Selanjutnya, American Instituetes for Reseach (2007) mengatakan:
”Authentic materials are not created specifically to be used
in the classroom, but they make excellent learning tools for
students precisely because they are authentic”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
22
Materi autentik yang telah tersedia yakni materi yang tidak diciptakan
secara khusus untuk digunakan di dalam kelas, tapi mereka membuat alat belajar
yang sangat baik bagi siswa secara jelas dan tegas dan menjadi materi autentik.
Widharyanto (2016:3) mengatakan materi ajar yang berupa teks, rekaman,
paragraf, kalimat, atau kata disederhanakan, diedit, diubah, diganti, atau disusun
sendiri oleh guru dengan tujuan agar siswa dengan mudah menguasai dan
memahami materi ajar tersebut. Fenomena yang kedua terkait dengan konsep
keautentikan, keaslian, atau kealamiahan. Materi ajar yang berupa teks, rekaman,
paragraf, kalimat, atau kata diambil dari peristiwa komunikasi yang sesungguhnya
tanpa mengalami campur tangan guru bahasa Indonesia. Autentisitas bahasa
merupakan teks atau rekaman yang digunakan sebagai bahan pembelajaran
bahasa.
Gambar 2.1 Tingkat Autentisitas Materi Ajar Bahasa Indonesia.
Tipe-tipe materi dibagi menjadi beberapa jenis, materi 1 murni buatan
guru, teks tersebut merupakan teks buatan guru karena guru Bahasa Indonesia
dapat membuat teks sederhana agar mudah dipahami oleh siswa. Materi 2
modifikasi guru dan teks asli, teks tersebut merupakan teks hasil dari modifikasi
Campur Tangan Keaslian dan
Guru Kealamiahaan Materi
Tinggi Rendah
Materi Tipe 1
Materi Tipe 2
Materi Tipe 3
Rendah Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
23
guru (campuran dari bahan asli serta alami yang kemudian dimodifikasi oleh
guru). Materi 3 teks asli, teks tersebut merupakan bahan yang autentik, apa
adanya, tidak mendapatkan campurtangan dari guru. Keuntungan menggunakan
materi tipe 3 ini di kelas adalah sebagai berikut:
(1) memiliki efek positif pada motivasi siswa;
(2) memberikan informasi budaya yang autentik;
(3) menyajikan pada siswa bahasa yang digunakan dalam komunikasi
sesungguhnya;
(4) dekat dengan kebutuhan siswa;
(5) mendukung pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif. (Widharyanto 2016
halaman 5-6). Dengan demikian, peneliti akan menggunakan teori ini sebagai
analisis data.
6. Autentisitas Tugas
Terdapat definisi autentisitas tugas yang dikemukakan dalam penelitian
ini. Berikut uraian mengenai definisi autentisitas tugas menurut pendapat ahli.
Mueller (2016) mengatakan bahwa:
“Authentic task refers to an assignment given to students
designed to assess their ability to apply standard-driven
knowledge and skills to real-world challenges”.
Tugas Otentik merupakan sebuah tugas yang diberikan kepada para siswa
yang dirancang untuk menilai kemampuan mereka untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan berbasis standar ke tantangan dunia nyata.
Widharyanto (2016:5) menyatakan autentisitas tugas yaitu pendekatan
yang berorientasi pada proses untuk pengajaran bahasa yang memusatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
24
pengajaran bahasa komunikatif dalam rancangan silabus dan tujuan
instruksionalnya. Tugas-tugas pembelajaran ini dimaksudkan untuk menghasilkan
penggunaan bahasa yang memiliki kemiripan, langsung atau tidak langsung,
dengan bahasa yang digunakan di dunia nyata, baik lisan atau tertulis, produktif
atau reseptif. Autentisitas Tugas merupakan tugas-tugas atau aktivitas yang
dilakukan dalam pembelajaran bahasa.
Tabel 2.2 Tingkat Autentisitas Tipe Tugas Pembelajaran
Tipe
Tugas
Sifat
Kegiatan
Berbahasa
Keberadaan
Konteks
Situasi
Kealamiahan
Komunikasi
Tingkat
Autentisitas
Tugas
Tipe 1
Tidak
Langsung
Bebas
Konteks Tidak alami
Sangat
Rendah
Tugas
Tipe 2
Tidak
Langsung Peka Konteks Tidak alami Rendah
Tugas
Tipe 3 Langsung Peka Konteks Tidak alami Cukup
Tugas
Tipe 4 Langsung Peka Konteks Alami Tinggi
Tipe-tipe tugas dibagi menjadi beberapa jenis, tugas tipe 1 adalah tugas
yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content (konten
tata bahasa dan konten kosakata) dalam bahasa Indonesia. Tugas pembelajaran
seperti ini jauh dari kegiatan komunikatif. Tugas-tugas ini didasarkan pada asumsi
bahwa kemampuan menyelesaikan soal-soal struktur baik dalam tataran morfologi
maupun sintaksis bahasa Indonesia mencerminkan kompetensi berbahasa
Indonesia siswa. Tugas-tugas seperti ini bersifat tidak langsung dan memiliki
tingkat autentisitas yang sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
25
Tugas tipe 2, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada
penguasaan grammatical content dan lexical content (konten tata bahasa dan
konten kosakata) dalam konteks pemakaian wacana. Tugas-tugas tipe kedua ini
oleh sementara ahli pengajaran bahasa dikatakan memenuhi ciri-ciri pragmatik
karena melibatkan konteks dan bukan semata-mata kalimat dan kata-kata lepas.
Namun demikian, tugas-tugas pembelajaran tipe kedua ini walaupun telah
melibatkan konteks tetap saja masih bersifat tugas yang tidak langsung dan lebih
menekankan pada kemampuan kebahasaan.
Tugas tipe 3, berupa performansi aktual namun bersifat simulatif. Siswa
diminta melakukan tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau
“pura-pura” dalam situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas.
Tugas tipe 4, adalah aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam
konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat. Tugas tipe ini,
apabila dilihat dari perspektif autentisitas, memiliki sifat autentik yang lebih
tinggi daripada tugas tipe satu, dua, dan tiga karena tugas tipe empat memiliki
sifat-sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya dalam komunikasi sehari-
hari. (Widharyanto 2016 halaman 5-8). Dengan demikian, peneliti akan
menggunakan teori ini sebagai analisis data.
7. Autentisitas Penilaian
Terdapat beberapa definisi autentisitas penilaian yang dikemukakan dalam
penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi autentisitas penilaian menurut
pendapat para ahli. Nugroho (2018) mengatakan penilaian otentik adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
26
pengukuran yang signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Mueller (2014) menyatakan bahwa, penilaian
otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para peserta didik menunjukkan
kompetensi, atau kombinasi pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui tugas-
tugas esensial pada situasi kerja yang sesungguhnya. Kemudian, menurut Pusat
Kurikulum (2009) penilaian autentik (authentic assessment) adalah suatu proses
pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-
bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
8. Buku Ajar
Menurut KTSP (2007:194), bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan
ajar atau materi pembelajaran; a) Prinsip relevansi atau keterkaitan. Materi
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar; b) Prinsip konsistensi
artinya keajega . Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
27
maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam; c)
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Kurniasih (2014:25) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan tersebut bisa saja bahan tertulis maupun
tidak tertulis. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti sebuah bahan ajar
tertulis, dalam bentuk buku ajar. Buku yang akan diteliti yakni Buku Bahasa
Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017.
Sitepu (2012: 14-17) menjelaskan bahwa buku dasar pendidikan dasar,
menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku
acuan wajib untuk digunakan satuan pendidikan dasar dan menengah atau
perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, peingkatan
kemampuan kinestetis, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
Jenis buku, dapat dibedakan dan dikelompokkan berdasarkan isi, pembaca
sasaran, tampilan, dan peruntukannya.
a) Isi buku dapat mengandung informasi yang mengandung kebenaran faktual
atau semata – mata imajinasi penulisnya, atau juga campuran imajinasi dan
faktual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
28
b) Dilihat dari sasaran prmbacanya, buku dapat dikategorikan ke dalam buku
anak – anak, buku remaja, dan buku orang dewasa.
c) Tampilan fisiknya secara keseluruhan, buku dapat dikategorikan sebagai buku
teks, buku bergambar, dan buku gambar (picture book).
d) Buku juga dapat dikelompokkan menurut peruntukkannya dilihat dari
kepentingan pendidikan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis buku ajar Bahasa
Indonesia SMA kelas X terbitan Kemendikbud, yang merupakan buku ajar yang
digunakan sekolah tempat peneliti PPL (Program Pengalaman Lapangan). Buku
teks pelajaran yang digunakan menurut kurikulum pendidikan yang berlaku saat
ini, yaitu kurukulum 2013. Dalam buku ajar tersebut banyak berupa teks yang
digunakan untuk media pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan
siswa memahami materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
29
9. Kerangka Berpikir
Setelah mengkaji beberapa teori dan ahasil penelitian yang berkaitan
dengan penelitian ini, peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai kerangka
dasar untuk menganalisis masalah penelitian ini sebagai berikut.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Peneliti mempelajari teori autentisitas bahasa, kemudian mempelajari teori
autentisitas materi dan autentisitas tugas. Peneliti mengambil data berupa materi
dan tugas dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2017. Jumlah data yang dianalisis adalah 267 data.
Berdasarkan data tersebut peneliti menarik dua rumusan masalah yaitu :
Berdasarkan autentisitasnya, tipe – tipe materi apa sajakah yang dikembangkan
dalam buku ajar Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Teori Autentisitas (Widharyanto 2016:2)
Autentisitas Materi (Widharyanto
2016:3)
Autentisitas Tugas (Widharyanto
2016:6)
Tipe-tipe
Materi ajar
Tipe-tipe
Tugas
Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X
Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
30
Kemendikbud 2017?, sebagai rumusan masalah 1. Berdasarkan autentisitasnya,
tipe – tipe tugas apa sajakah yang dikembangkan dalam buku ajar Bahasa
Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017?, sebagai
rumusan masalah 2.
Selanjutnya, peneliti menganalisis buku ajar tersebut untuk di
kelompokkan menjadi dua yakni autentisitas materi dan autentisitas tugas.
Selanjutnya, peneliti mengklarifikasi autentisitas materi menjadi 3 tipe dan
autentisitas tugas menjadi 4 tipe, sesuai dalam Widharyanto (2016) terdapat tiga
tipe materi. Oleh karena itu, peneliti mengelompokkan tipe materi menjadi 3 tipe,
sejalan dengan Widharyanto (2016). Ketiga tipe tersebut diantaranya, tipe 1
(materi dibuat oleh guru bahasa Indonesia), tipe 2 (teks yang diambil guru bahasa
Indonesia yang kemudian dimodifikasi), dan tipe 3 (materi diambil guru bahasa
Indonesia tanpa modifikasi sama sekali). Kemudian tipe tugas menjadi 4 tipe,
sejalan dengan teori Widharyanto. Keempat tipe tersebut diantaranya, tipe 1
(aktivitas berupa penguasaan grammatical content dan lexical content yang lepas
konteks), tipe 2 (aktivitas berupa penguasaan grammatical content dan lexical
content dalam konteks pemakaian wacana), tipe 3 (aktivitas berupa performansi
siswa di kelas namun bersifat simulatif), dan tipe 4 (aktivitas berupa performansi
aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di
masyarakat). Setelah itu, peneliti menganalisis dan mengolah data temuannya
dalam pembahahasan. Terakhir, peneliti menarik simpulan berdasarkan analisis
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode
penelitian, yaitu jenis penelitian, objek penelitian, data dan sumber data
penelitian, metode dan teknik pengumpulan data penelitian, dan triangulasi.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kualitatif. Jenis
penelitian ini merupakan gabungan penelitian kualitatif dan deskriptif.
Penggabungan ini bisa dilakukan dengan syarat kedua metode yang digabungkan
tidak bertentangan (Ratna, 2013: 53). Penelitian ini tergolong penelitian
deskriptif kualitatif dipilih karena berkaitan dengan data dan tujuan penelitian.
Tergolong deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
autentisitas materi dan tugas dalam buku ajar Bahasa Indonesia kelas X kurikulum
2013 terbitan kemendikbud 2017. Penelitian ini juga tergolong dalam penelitian
kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa tulisan yang bersal dari materi
dan tugas dalam buku ajar Bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013 terbitan
kemendikbud 2017. Selanjutnya, akan dilakukan analisis terhadap autentisitas
materi dan tugas dalam buku ajar. Peneliti melakukan tiga tahapan yakni metode
analisis data, klarifikasi data, dan metode penyajian hasil analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
32
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) autentisitas materi dan (2)
autentisitas tugas. Kedua objek tersebut terdapat dalam Buku Bahasa Indonesia
SMA Kelas X Terbitan Kemendikbud 2017 Kurikulum 2013.
C. Data dan sumber data Penelitian
Data merupakan bahan yang akan dianalisis dalam penelitian. Data
penelitian tentang “Autentisitas Materi dan Tugas dalam Buku Ajar Bahasa
Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017” berupa
materi dan tugas yang terdapat dalam buku ajar pegangan siswa yang diterbitkan
oleh pemerintah.
Data pertama yang berupa materi dan tugas dianalisis pilihan jenisnya.
Dari data kedua yang berupa golongan tipe – tipe materi dan tugas dalam buku
ajar untuk dianalisis dimensi autentisitasnya.
Sumber data merupakan tempat diperolehnya data. Sumber data dalam
penelitian ini adalah Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2017.
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode baca catat. Baca
catat dilakukan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma maupun mendapatkan
data tertulis. Penelitian dalam hal ini, pertama mengumpulkan dokumen-dokumen
yang berupa materi dan tugas dalam buku ajar pegangan siswa yang diterbitkan
oleh pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
33
Kedua, peneliti membaca isi buku ajar selama periode yang telah peneliti
tentukan dengan sekilas untuk melakukan seleksi materi dan tugas berdasarkan
tipe – tipenya. Ketiga, peneliti mengklasifikasikan materi dan tugas berdasarkan
tipenya sepanjang periode yang telah ditentukan berdasarkan autentisitasnya
berdasarkan teori yang digunakan. Keempat, peneliti menuliskan hasil analisis
yang telah diperoleh dalam menganalisis autentisitas materi dan tugas dalam buku
ajar.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data yang terdiri
atas data pemilihan materi dan tugas, hanya dapat diperoleh peneliti melalui
keterlibatan langsung dengan materi dan tugas dalam buku ajar itu dengan
membaca dan memahaminya. Agar peneliti dapat berperan sebagai instrumen
pengumpul data yang efektif: (1) peneliti membekali diri dengan berbagai
pengetahuan yang berkaitan dengan autentisitas pembelajaran bahasa, khususnya
autentisitas materi dan tugas, (2) peneliti menggunakan instrumen pembantu
seperti komputer untuk memproses data di dalam file-file dokumen mulai dari
pengetikan, penyimpanan, pengklasifikasian, dan pengkodean.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
34
F. Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
menangani masalah yang terdapat dalam data. Teknis analisis data yang dilakukan
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Peneliti melakukan identifikasi data (seleksi data dan pengkodean) dengan
tujuan untuk mengetahui banyaknya data yang digunakan dalam penelitian,
serta mencegah terjadinya pengulangan data yang sama.
2. Data yang sudah diklasifikasikan (disamakan) dengan teori tentang tipe materi
dan tipe tugas yang sudah dijabarkan peneliti dalam kajian teori.
3. Peneliti menginterprestasi dan memaknai data yang sudah dikelompokkan
tersebut berdasarkan tipe-tipe materi dan tipe-tipe tugas yang dikembangkan
dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 terbitan
Kemendikbud 2017, peneliti juga menggunakan penentuan patokan kriteria
dengan perhitungan prosentase untuk skala empat yang mengacu pada
Nurdiyantoro (2010).
4. Peneliti mendeskripsikan data yang sudah diinterpretasikan sehingga, peneliti
dapat menggambarkan tipe-tipe materi yang dikembangkan dalam buku ajar
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017
dan tipe-tipe tugas yang dikembangkan dalam buku ajar Bahasa Indonesia
SMA Kelas X Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017.
Dalam penelitian ini, untuk memudahkan peneliti menganalisis data,
peneliti menggunakan tabel analisis data. Peneliti menggunkan empat macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
35
tabel yaitu tabel autentisitas materi yang terdiri dari teks dan video dan tabel
autentisitas tugas yang terdiri dari tugas dan kegiatan.
Tabel 3.2. Tabel Analisis data
Autentisitas Tugas (Tugas dan Kegiatan)
No Data Kode
Data
Tipe materi Keterangan Catatan
Triangulator
1 2 3
Tabel 3.2. Tabel Analisis data
Autentisitas Tugas (Tugas dan Kegiatan)
G. Triangulasi Data
Triangulasi menurut Moleong (2007) adalah pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Langkah ini mengurangi kesalahan dalam analisis
data. Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah triangulasi penyidik. Triangulasi
penyidik adalah triangulasi dengan memanfaatkan pengamat atau orang yang ahli
dalam bidangnya untuk memeriksa derajat kepercayaan data. Dalam triangulasi
penyidik, peneliti memilih Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. dosen
Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas Sanata
No Data Kode
data
Tipe Tugas Keterangan Catatan
Triangulator
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
36
Dharma Yogyakarta sebagai triangulator. Peneliti memberikan analisis data
kepada triangulator, kemudian triangulator memeriksa langkah-langkah analisis
data yang telah dilakukan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab keempat ini meliputi hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang
deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini berupa materi dan tugas dalam buku ajar Bahasa
Indonesia SMA Kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017.
Autentisitas materi dalam buku ajar terdapat tiga tipe, yakni tipe 1 (materi dibuat
oleh guru bahasa Indonesia/penulis), tipe 2 (teks yang diambil guru bahasa
Indonesia yang kemudian dimodifikasi), dan tipe 3 (materi diambil guru bahasa
Indonesia tanpa modifikasi sama sekali). Autentisits tugas dalam buku ajar
terdapat tujuh tipe, yakni tipe 1 (lepas konteks), tipe 2 (peka konteks), tipe 3
(aktivitas berupa performansi siswa di kelas namun bersifat simulatif), dan tipe 4
(aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya
yang sesungguhnya di masyarakat), tipe tugas campuran 1 (peka konteks dan
simulatif), tipe tugas campuran 2 (peka konteks dan performansi aktual siswa
dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat), dan tipe
tugas campuran 3 (tugas yang mengarahkan siswa diminta melakukan tugas-tugas
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam situasi
beberbagai situasi berbahasa di kelas dan aktivitas berupa performansi aktual
siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat).
Data yang dianalisis peneliti sebanyak 267 data yang terdiri dari, teks
kurang lebih 82 teks, 1 video, 102 tugas dan 83 kegiatan. Namun, ada satu data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
38
yang digagalkan karena tidak bisa dipertanggungjawabkan, yaitu Hikayat Bunga
Kemuning yang termasuk dalam autentisitas materi. Data tentang materi berupa
teks dan video dalam buku ajar, diantaranya memaparkan materi; teks laporan
hasil observasi, teks eksposisi, teks anekdot, teks hikayat, teks negosiasi, debat,
teks biografi, dan puisi. Data tentang tugas berupa tugas dan kegiatan dalam
bentuk kalimat dan praktik. Berikut ini contoh materi ajar dan tugas yang peneliti
analisis.
1. Materi tipe 1 murni buatan guru/penulis.
Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu
agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai
edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan
orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang
mengintegrasikan pendidikan umum dan agama seperti Islamic
Boarding School, ramainya Sekolah Minggu, dan sebagainya.
Buku-buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli.
Bahkan, pemerintah melalui pembelajaran saat ini menetapkan
keharusan mengintegrasikan nilai-nilai agama pada semua mata
pelajaran. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
2. Materi tipe 2 modifikasi guru dan teks asli.
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir
secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
Sungai konsekuen adalah sungai yang arah alirannya sesuai dengan
kemiringan batuan. Sungai subsekuen adalah sungai yang arah
aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen. Sungai
obsekuen merupakan anak sungai subsekuen yang arah alirannya
berlawanan dengan kemiringan batuan. Sungai resekuen
merupakan anak sungai subsekuen yang arah alirannya searah
dengan kemiringan batuan. Sungai insekuen merupakan sungai
yang arah alirannya teratur dan tidak terikat lapisan batuan yang
dilaluinya.
(Dikutip dari http://www.id.wikipedia.org/wiki/sungai dengan
penyesuaian)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
39
3. Materi tipe 3 teks asli.
Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum
menyerang saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda
menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan.
“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk
berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya
pikir dia tadi berbicara dengan Anda.” (Sumber:
https://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum
2013 Terbitan Kemendikbud 2013).
4. Tugas tipe 1, tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam bahasa Indonesia.
Menyusun Teks Eksposisi
Setelah menganalisis teks eksposisi dari segi isi, struktur, dan
kebahasaannya, sekarang kamu akan berlatih menulis teks
eksposisi. Pilihlah salah satu di antara topik berikut sebagai
gagasan pokok yang akan kamu kembangkan ke dalam eksposisi.
Kamu boleh juga memilih topik lain.
1. Air sungai bermanfaat bagi pengairan sawah dan ladang.
2. Sampah yang dibuang ke sungai akan menyumbat aliran air
sungai.
3. Pentingnya pendidikan tentang pelestarian lingkungan hidup.
4. Penyebab utama kerusakan alam adalah perilaku manusia. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum
2013 Terbitan Kemendikbud 2013).
5. Tugas tipe 2 aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan
grammatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Siapakah Indera Bangsawan?
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera
Bangsawan?
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
40
Bangsawan?
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
6. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja
Kabir?
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia
selalu
bisa melakukan hal sulit yang diminta Raja Kabir?
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera
Bangsawan?
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari hikayat di atas? (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
6. Tugas tipe 3 berupa performansi aktual namun bersifat simulatif. Siswa
diminta melakukan tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau
“pura-pura” dalam situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas.
Setelah membuat ringkasan teks laporan hasil observasi, aktivitas
belajarmu selanjutnya adalah menceritakan kembali isi teks laporan
hasil
observasi tersebut kepada teman-temanmu. Ikuti petunjuk berikut
ini.
1. Berkumpullah dengan kelompokmu.
2. Secara bergantian, ceritakan secara singkat isi teks D’Topeng
Museum Angkut dengan menggunakan bahasamu sendiri.
3. Berikan penilaian terhadap temanmu dengan menggunakan tabel
berikut ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
7. Tugas tipe 4 adalah aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks
situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
Tulislah sebuah puisi bebas yang berisi ungkapan perasaanmu
terhadap sesuatu. Misalnya, rasa sayang pada kedua orang tua, rasa
optimis menghadapi masa depan, kebahagiaanmu menjadi satu
keluarga besar dengan teman-temanmu sekelas, dan sebagainya. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
41
8. Tugas tipe campuran 1, campuran tipe 2 dan tipe 3 adalah tipe campuran yang
terdiri dari campuran tipe 2 dan tipe 3, aktivitas yang diberikan pada siswa
mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content dalam
konteks pemakaian wacana dan siswa juga diminta melakukan tugas-tugas
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam situasi
beberbagai situasi berbahasa di kelas.
Bacalah kutipan teks di bawah ini dengan saksama kemudian
kerjakan
tugas-tugas yang menyertainya.
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem
hutan spesifik kering di Pulau Jawa. Hutan di taman ini terdiri atas
tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai,
hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau
sepanjang tahun. Taman Nasional Baluran memiliki berbagai
macam flora dan fauna serta ekosistem.
Tumbuhan di taman nasional ini sebanyak 444 jenis. Di
antara jenis tumbuhan di sini terdapat tumbuhan asli yang khas dan
menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba
(Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro
bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu
beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan
hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica),
gadung
(Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang
(Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua),
manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Di taman ini juga terdapat 26 jenis mamalia di antaranya banteng
(Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon
alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus
timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus
javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa
banteng merupakan maskot/ciri khas Taman Nasional Baluran.
Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung di antaranya termasuk
yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia
(Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan
merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong
(Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).
Taman nasional memiliki beragam manfaat berupa produk jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
42
lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam. Kedua manfaat
tersebut berada pada suatu ruang dan waktu yang sama. Diperlukan suatu
bentuk kebijakan yang mampu mengatur pengalokasian sumber daya
dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap
memerhatikan daya dukung lingkungan dan aspek sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya. (Sumber: http://www.mikirbae.com)
Setelah membaca teks di atas, kerjaka latihan berikut sesuai dengan
perintahnya.
1. Temukan 2 contoh kalimat simpleks dalam teks di atas.
2. Temukan 2 kalimat majemuk setara.
3. Temukan 2 kalimat majemuk bertingkat.
4. Presentasikan hasil kerjamu di depan kelas. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
9. Tipe campuran 2, merupakan tipe campuran tipe 2 dan tipe 4 adalah aktivitas
yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan grammatical content
dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana kemudian dalam tugas
juga terdapat aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi
sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
Bacalah hasil analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat
Bayan Budiman. Kemudian, analisislah apakah nilai-nilai tersebut
masih sesuai dengan kehidupan saat ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
10. Tipe campuran 3, campuran tipe 3 dan tipe 4 adalah siswa diminta melakukan
tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam
situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas dan aktivitas berupa performansi
aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di
masyarakat.
1. Secara berkelompok, lakukan pengamatan terhadap
kehidupan sosial di sekitarmu. Datalah permasalahan-
permasalahan yang perlu diselesaikan melalui negosiasi!
2. Pilihlah salah satu di antara permasalahan tersebut sebagai
topik teks negosiasi!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
43
3. Susunlah teks negosiasi dalam bentuk dialog berdasarkan
topik tersebut!
4. Demonstrasikan teks negosiasi yang telah kamu buat di
depan kelas! (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Selain materi dan tugas tersebut, masih ada materi dan tugas lain di bagian
lampiran.
B. Analisis data
Dalam menganalisis data peneliti mengelompokkan data menjadi dua,
yakni autentisitas materi dan tugas dalam buku ajar.
1. Autentisitas Materi
Autentisitas materi terdapat tiga tipe materi. Oleh karena itu peneliti
mengelompokkan tipe materi menjadi 3 tipe, sejalan dengan Widharyanto
(2016:4). Ketiga tipe tersebut diantaranya, tipe 1 (materi dibuat oleh guru bahasa
Indonesia/penulis), tipe 2 (teks yang diambil guru bahasa Indonesia yang
kemudian dimodifikasi), dan tipe 3 (materi diambil guru bahasa Indonesia tanpa
modifikasi sama sekali). Peneliti menganalisis tiga temuan tipe materi.
a. Materi tipe 1 murni buatan guru/penulis.
Materi 1 murni buatan guru, teks tersebut merupakan teks buatan guru karena
guru Bahasa Indonesia/penulis dapat membuat teks sederhana agar mudah
dipahami oleh siswa.
(1) Teks “Sampah” (BA/T10/43)
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari
alam, manusia, konsumsi, nuklir, industri, dan pertambangan.
Sampah dibumi ini akan terus bertambah selama masih ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
44
kegiatan yang dilakukan oleh manusia maupun alam. Berdasarkan
sifat dan bentuknya, sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah
Organik dan sampah Anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan dan
biasanya mudah membusuk. Contoh sampah organik adalah sisa
makanan, sayuran, dan daun-daunan. Sampah ini dapat di olah
menjadi kompos. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak
mudah diuraikan atau undegradable. Contoh sampah Anorganik
adalah plastik, kayu, kaca, dan kaleng.
Dewasa ini sampah semakin bertambah terutama di Kota-
Kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Perlu disadari bahwa
pelestarian lingkungan hidup bukanlah tanggung jawab Pemerintah
saja, tetapi tanggung jawab kita semua. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 10 yang berjudul “Sampah” masuk dalam kategori tipe 1. Pada
teks tersebut merupakan teks buatan guru karena guru Bahasa Indonesia/penulis
dapat membuat teks sederhana agar mudah dipahami oleh siswa. Dalam teks
tersebut memaparkan sampah organik dan anorganik yang contoh tersebut dapat
di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Teks “Sampah” (BA/T8/31-32)
Sampah
Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai
ekonomi. Sampah dibagi menjadi dua jenis sampah organik dan
sampah anorganik. Sungai merupakan aliran sungai yang mengalir
dari hilir ke hulu. Sungai pada umumnya digunakan sebagai tempat
kegiatan yang membantu manusia. Namun, didesa Jantur
Kecamatan Bumiaji, sungai disalahgunakan menjadi tempat
pembuangan akhir sampah sehingga sungai yang dulunya dialiri air
sekarang menjadi kering dan penuh dengan timbunan sampah.
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak
bisa hancur dengan alami, biasanya terdiri atas limbah bahan-bahan
kimia yang tidak mudah diuraikan, sedangkan jika sampah
anorganik di daur ulang dapat membuat barang yang bernilai guna.
Contoh jenis sampah anorganik adalah plastik, wadah detergen,
dan plastik-plastik bungkus sisa makanan.
Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan lagi
dan mudah membusuk. Sampah ini biasanya berupa limbah rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
45
tangga yang mudah membusuk; limbah ternak yang tidak dikelola
terlebih dulu, tetapi langsung dibuang begitu saja; daun-daun atau
batang pohon yang sudah mati. Contoh sampah organik adalah
daun, sayur, sisa buah, limbah kayu sisa dan limbah pembuangan
kotoran sapi.
Baik sampah organik maupun anorganik sesungguhnya sangat
bermanfaat bagi kehidupan apabila manusia dapat mengolahnya
dengan baik. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 8 yang berjudul “Sampah” masuk dalam kategori tipe 1.Pada
teks tersebut merupakan teks buatan guru karena guru Bahasa Indonesia/penulis
dapat membuat teks sederhana, menggunakan bahasa sehari-hari, dekat dengan
siswa agar mudah dipahami oleh siswa. Dalam teks tersebut memaparkan sampah
organik dan anorganik yang contoh tersebut dapat di temukan dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Teks “Merpati” (BA/T11/45)
Merpati sering disamakan dengan dara karena termasuk dalam
famili yang sama. Merpati dan dara termasuk dalam famili
Columbidae dari ordo Columbiformes, yang mencakup sekitar 300
spesies burung kerabat pekicau. Dalam percakapan umum, kata
“dara” dan “merpati” dapat saling menggantikan. Dalam praktik
ornitologi, terdapat suatu kecenderungan “dara” digunakan untuk
spesies yang lebih kecil, sedangkan “merpati” untuk spesies yang
lebih besar. Namun, hal tersebut tidak diterapkan secara konsisten. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 11 yang memaparkan mengenai Merpati masuk dalam kategori
tipe 1. Pada teks tersebut merupakan teks buatan guru/penulis karena guru Bahasa
Indonesia/penulis dapat membuat teks sederhana agar mudah dipahami oleh
siswa.Tipe teks 1, merupakan teks murni buatan guru/penulis yang telah diuraikan
sebelumnya. Ada tipe 1 lain yang serupa, tipe 1 tersebut yakni terdapat dalam
BA/T7/28, BA/T12/54, BA/T30/126, BA/T44/151-152, BA/T46/153-154,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
46
BA/T48/155-156, BA/T49/158, BA/T51/163-164, BA/T53/167, BA/T54/167,
BA/T57/184, BA/T58/187, BA/T59/189, BA/T60/190, dan BA/T61/191.
b. Materi tipe 2 modifikasi guru dan teks asli.
Materi 2 merupakan modifikasi guru dan teks asli, teks tersebut merupakan
teks hasil dari modifikasi guru/penulis (campuran dari bahan asli serta alami yang
kemudian dimodifikasi oleh guru/penulis).
(1) Teks “Wayang” (BA/T1/9)
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang
mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003
menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka
tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan
mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur
(Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah
membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang
wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau
wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan
dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit
hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang
wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang.
Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan
budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan
wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan
wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya
pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling
terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah
wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal.
Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna
sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai
dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan
nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah
salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh
orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang
gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
47
Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng.
Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-
tarian.
Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam,
tidakhanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan
dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek
yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari
Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu
adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek
menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang
tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang
yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik
berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti
wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji
dan Damarwulan.Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah
wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi,
wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan
kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena
wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari
berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:
suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainanatau
penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa
Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau
wayang plastic berwarna. Wayang motekar adalah sejenis
pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit.
Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam
saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-
bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang
tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan
teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi
kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan
antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada
era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media
informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang
yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana
(KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski
semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
48
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Pada teks 1 yang berjudul “Wayang” masuk dalam kategori tipe 2. Pada
teks tersebut ditemukan bahwa teks merupakan teks hasil dari modifikasi
guru/penulis. Modifikasi guru tersebut terlihat pada paragraf keempat seharusnya
masih ada lanjutan kalimat “Cerita yang biasanya digunakan adalah Ramayana
dan Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti,
gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran,
Kedu, Cirebon dan sebagainya. Selain wayang purwa jenis wayang kulit yang lain
yaitu: wayang madya wayang gedog wayang dupara, wayang wahyu, wayang
suluh, wayang kancil, wayang calonarang, wayang krucil; wayang ajen; wayang
sasak, wayang sadat, wayang parwa wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak
dan wayang beber yang saat ini masih berkembang di Pacitan”.
Tipe materi yang kedua ini teks yang biasa digunakan dalam bahasa sehari–hari.
Akan tetapi, teks ini telah dimodifikasi oleh guru/penulis demi tujuan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
49
(2) Teks “Mengenal Suku Badui” (BA/T4/23-24)
Mengenal Suku Badui
Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu
kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten
Lebak, Banten. Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah
satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Itulah salah satu
keunikan Suku Badui sehingga wajar mereka sangat menjaga betul
‘pikukuh’ atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan
kebudayaan.
(Sumber:https-//fc4pentingers.files.wordpress.com,
https//kebudayaanindonesia.net)
Badui Dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di
hutan pedalaman.Karena belum mengenal kebudayaan luar, suku
Badui Dalam masih memiliki budaya yang sangat asli. Mereka
dikenal sangat taat mempertahankan adat istiadat dan warisan
nenek moyangnya. Mereka memakai pakaian yang berwarna putih
dengan ikat kepala putih serta membawa golok. Pakaian suku
Badui Dalam pun tidak berkancing atau kerah. Uniknya, semua
yang dipakai suku Badui Dalam adalah hasil produksi mereka
sendiri. Biasanya para perempuan yang bertugas membuatnya.
Mereka dilarang memakai pakaian modern. Selain itu,
setiap kali bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan
tidak memakai alas kaki dan terdiri atas kelompok kecil berjumlah
3-5 orang. Mereka dilarang menggunakan perangkat teknologi,
seperti HP dan TV.
Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda
Wiwitan (Sunda: berasal dari suku sunda, wiwitan: asli).
Kepercayaan ini memuja arwah nenek moyang (animisme) yang
pada selanjutnya kepercayaan mereka mendapat pengaruh dari
Buddha dan Hindu. Kepercayaan suku ini merupakan refleksi
kepercayaan masyarakat Sunda sebelum masuk agama Islam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
50
Hingga saat ini, suku Badui Dalam tidak mengenal budaya
baca tulis. Yang mereka tahu, ialah aksara Hanacaraka (aksara
Sunda). Anak-anak suku Badui Dalam pun tidak bersekolah,
kegiatannya hanya sekitar sawah dan kebun.
Menurut mereka, inilah cara mereka melestarikan adat
leluhurnya. Meskipun sejak pemerintahan Soeharto sampai
sekarang sudah diadakan upaya untuk membujuk mereka agar
mengizinkan pembangunan sekolah, tetapi mereka selalu menolak.
Dengan demikian, banyak cerita atau sejarah mereka hanya ada di
ingatan atau cerita lisan saja.
Badui Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari
adat dan wilayah Badui Dalam. Ada beberapa hal yang
menyebabkan dikeluarkanya warga Badui Dalam ke Badui Luar.
Pada dasarnya, peraturan yang ada di Badui Luar dan Badui
Ddalam itu hampir sama, tetapi Badui Luar lebih mengenal
teknologi dibanding Badui Dalam.
(Sumber: http://faidatulhikmah.blogspot.com dengan penyesuaian)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 4 yang berjudul “Mengenal Suku Badui” masuk dalam kategori
tipe 2. Pada teks tersebut ditemukan bahwa teks merupakan teks hasil dari
modifikasi guru. Dari catatan sumber aslinya, teks tersebut merupakan teks
lengkap dan digambarkan dengan detail mengenai suku Badui. Pada teks asli
tertulis 50 lembar pendeskripsian teks tersebut, namun dipersingkat untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran.
(3) Teks “kutipan 1” (BA/T5/26)
Paus adalah satu dari sekian banyak mamalia air yang
istimewa. Mamalia laut, bertubuh besar, cerdas dan hidup bebas di
samudera. Cara bernapasnya juga istimewa. Kalau makhluk laut
lain bernapas dengan insang, maka paus menggunakan paru-
parunya. Berdasarkan ada/tidak adanya giginya, paus terbagi
menjadi dua kategori, yaitu paus bergigi dan baleen atau balin atau
paus yang tidak bergigi.
(Dikutip dari http://www.ngasih.com/2015/05/31/jenis-jenis-ikan-paus-
di-dunia/#ixzz3tzSzk3dt dengan penyesuaian).
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
51
Pada teks 5 yang berjudul “Kutipan 1” masuk dalam kategori tipe 2. Pada
teks tersebut ditemukan bahwa teks merupakan teks hasil dari modifikasi
guru/penulis. Dari catatan sumber aslinya, teks tersebut merupakan teks lengkap
dengan menjelaskan jenis – jenis paus. Namun, dipersingkat untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran. Pada tipe teks 2, merupakan
modifikasi guru/penulis dan teks asli. Teks tersebut merupakan teks hasil dari
modifikasi guru (campuran dari bahan asli serta alami yang kemudian
dimodifikasi oleh guru) tipe teks 2 yang telah diuraikan sebelumnya. Ada tipe 2
lain yang serupa, tipe 2 tersebut terdapat dalam BA/T6/27, BA/T28/108-110,
BA/T29/137, BA/T31/130, BA/T32/130, BA/T33/131, BA/T34/131,
BA/T35/131, BA/T36/132, BA/T39/139, BA/T40/139, BA/T41/140,
BA/T55/176-177, BA/T65/217-220, BA/T74/261, BA/T75/261, BA/T76/262,
BA/T77/263, BA/T79/264, BA/T80/264, BA/T81/265, dan BA/T82/267.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
52
c. Materi tipe 3 teks asli
Materi 3 teks asli, teks tersebut merupakan bahan yang autentik, apa
adanya, tidak mendapatkan campurtangan dari guru/penulis.
(1) Teks “D’topeng Museum Angkut” (BA/T2/16-17)
D’topeng Museum Angkut
(Sumber:http://indoturs.com/place/mengenal-sejarah-kebudayaan-di-d-
topengkingdom-museum-kota-batu/)
D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di
Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat
dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini
berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali
disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi
topeng dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak
hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa
barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional,
dan barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi
lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu,
batu, logam, kain, dan keramik.
Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling
mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng
di museum ini. Topengtopeng tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang
berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian
besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang
berbahan batu berasaldari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.
Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan
di D’topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-
etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita
zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
53
dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-
barang tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau
asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal
Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan
logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik
berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang
kuno yangsampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau
biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua,
kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan
benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng.
Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis
berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam.
Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-
guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal
yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (Tiongkok) yang
sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar
logam adalah jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang
Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.
Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D’topeng ini juga
dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya,
D’topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi
benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan ilegal. (Sumber:
http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum
2013 Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 3 yang berjudul “D’topeng Museum Angkut” masuk dalam
kategori tipe 3. Pada teks tersebut merupakan bahan yang autentik , apa
adanya, tidak mendapatkan campurtangan dari guru/penulis. Bahan
autentik ini memiliki kesukaran yang lebih tinggi, dibanding tipe 1 dan
tipe 2.
(2) Teks “Ada Apa Dtopeng Museum Angkut” (BA/T3/22-23)
Ada Apa di D’topeng Museum Angkut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
54
D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di
Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat
dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini
berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali
disebut pula sebagai museum topeng karena memang berisi topeng
dengan berbagai model dan bentuk.
Barang-barang tradisional juga dipamerkan di D’topeng.
Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini
adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang
berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah
kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu
seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan
dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar
logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan
yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang
kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau
biasa kita sebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua,
kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan
benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng.
Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis
berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam.
Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-
guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal
yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (Tiongkok) yang
sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar
logam adalah jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang
Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
Pada teks 4 yang berjudul “Ada Apa Dtopeng Museum Angkut” masuk
dalam kategori tipe 3. Pada teks tersebut merupakan bahan yang autentik , apa
adanya, tidak mendapatkan campurtangan dari guru/penulis. Bahan autentik ini
memiliki kesukaran yang lebih tinggi, dibanding tipe 1 dan tipe 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
55
(3) Teks “Taman Nasional Baluran” (BA/T9/41)
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem
hutan spesifik kering di Pulau Jawa. Hutan di taman ini terdiri atas
tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai,
hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau
sepanjang tahun. Taman Nasional Baluran memiliki berbagai
macam flora dan fauna serta ekosistem.
Tumbuhan di taman nasional ini sebanyak 444 jenis. Di
antara jenis tumbuhan di sini terdapat tumbuhan asli yang khas dan
menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba
(Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro
bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu
beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan
hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica),
gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang
(Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua),
manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Di taman ini juga terdapat 26 jenis mamalia di antaranya
banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis),
ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak
muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera
pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing
bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan
maskot/ciri khas Taman Nasional Baluran.
Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung di antaranya
termasuk yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica),
tuwuk/tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo
muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng
(Anthracoceros convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan
bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).
Taman nasional memiliki beragam manfaat berupa produk
jasa lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam.
Kedua manfaat tersebut berada pada suatu ruang dan waktu yang
sama. Diperlukan suatu bentuk kebijakan yang mampu mengatur
pengalokasian sumber daya dalam kaitannya dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat dengan tetap memerhatikan daya dukung
lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. (Sumber: http://www.mikirbae.com)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
56
Pada teks 9 yang berjudul “Taman Nasional Baluran” masuk dalam
kategori tipe 3. Pada teks tersebut merupakan bahan yang autentik, apa adanya,
tidak mendapatkan campurtangan dari guru/penulis. Bahan autentik ini memiliki
kesukaran yang lebih tinggi, dibanding tipe 1 dan tipe 2 karena adanya campur
tangan dari guru, agar mudah dipahami oleh siswa.Tipe teks 2, merupakan
modifikasi guru/penulis dan teks asli. Teks tersebut merupakan teks hasil dari
modifikasi guru/penulis (campuran dari bahan asli serta alami yang kemudian
dimodifikasi oleh guru/penulis) yang telah diuraikan sebelumnya. Ada tipe 3 lain
yang serupa, tipe 2 tersebut terdapat dalam BA/T13/56-57, BA/14/59-61,
BA/T16/81-82, BA/T17/82-83, BA/T18/85, BA/T19/86, BA/T20/87, BA/T21/88,
BA/T22/88-89, BA/T23/89, BA/T24/93, BA/T25/95, BA/T26/100-101,
BA/T27/108-110, BA/T42/141-144, BA/T45/152-153, BA/T50/162,
BA/T52/165-166, BA/T56/179-182, BA/62/192, BA/T63/195-198, BA/T64/201-
202, BA/T66/221-223, BA/67/244, BA/T68/245-247, BA/T69/248, BA/T70/249,
BA/T71/253, BA/T72/255, BA/T73/269, BA/T88/269, dan BA/V1/177.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
57
Berikut ini adalah tabel dan grafik hasil analisis data autentisitas materi
dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2017.
Tabel 4.1 Tabel Prosentase Autentisitas Materi
Tipe Materi Prosentase
Tipe 1, materi buatan guru/penulis. 23,17%
Tipe 2, materi modifikasi. 30,49%
Tipe 3, materi asli. 46,34%
Grafik 4.1 Grafik Autentisitas Materi.
Keterangan :
1: tipe 1, materi murni buatan guru.
2: tipe 2, materi modifikasi guru dan teks asli.
3: tipe 3, materi asli.
0
10
20
30
40
50
1 2 3
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
58
2. Autentisitas tugas
Autentisitas tugas terdapat empat tipe tugas. Oleh karena itu, peneliti
mengelompokkan tipe tugas menjadi 4 tipe, sejalan Widharyanto (2016:5).
Keempat tipe tersebut diantaranya, tipe 1 (aktivitas berupa penguasaan
grammatical content dan lexical content yang lepas konteks), tipe 2 (aktivitas
berupa penguasaan grammatical content dan lexical content dalam konteks
pemakaian wacana), tipe 3 (aktivitas berupa performansi siswa di kelas namun
bersifat simulatif), dan tipe 4 (aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam
konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat). Peneliti
menganalisis empat tipe tugas.
a. Tugas tipe 1, tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam bahasa Indonesia.
(1) Kegiatan halaman 145 (BA/K38/145)
Menceritakan Kembali Isi Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen
Kamu telah membandingkan isi dan kaidah kebahasaan
hikayat dan cerpen,berikutnya kamu akan belajar mengubah isi
cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen.
Berikut ini hal yang perlu kamu perhatikan ketika mengubah isi
cerita
hikayat ke dalam cerpen.
1. Mengubah alur cerita dari alur berbingkai menjadi alur tunggal.
2. Menggunakan bahasa Indonesia saat ini.
3. Menggunkan gaya bahasa yang sesuai.
4. Tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam
hikayat. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Kegiatan dalam halaman 145 termasuk dalam tipe 1. Karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah kepada penugasan grammatical content dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
59
lexical content dalam bahasa Indonesia. Tugas pembelajaran seperti ini jauh dari
kegiatan komunikatif. Contoh perintah dalam kegiatan: Menceritakan kembali isi
hikayat ke dalam bentuk cerpen(disajikan contoh).
(2) Tugas halaman 37 (BA/Tgs11/37)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 37 termasuk dalam tipe 1. Karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah kepada penugasan grammatical content dan
lexical content dalam bahasa Indonesia. Tugas pembelajaran seperti ini jauh dari
kegiatan komunikatif. Contoh dalam soal: Analisislah afikasasi yang terjadi pada
kata berimbuhan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
60
(3) Tugas halaman 15 (BA/T15/46-47)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 46-47 termasuk dalam tipe 1. Karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah kepada penugasan grammatical content dan
lexical content dalam bahasa Indonesia. Tugas pembelajaran seperti ini jauh dari
kegiatan komunikatif. Contoh dalam soal: Marilah berlatih mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
61
paragraf sebagaimana contoh pengembangan di atas. Pada tugas tugas tipe 1,
tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content
dalam bahasa Indonesia, yang telah diuraikan sebelumnya. Ada tugas tipe 1 lain
yang serupa, tipe 1 tersebut terdapat dalam BA/Tgs10/36, BA/Tgs15/46-47,
BA/Tgs25/72, BA/Tgs26/73, BA/Tgs28/75, BA/Tgs58/160-161, BA/Tgs66/187,
BA/Tgs74/202-204, BA/K38/145, dan BA/K50/170.
b. Tugas tipe 2, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan
grammatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana.
(1) Tugas halaman 34-35 (BA/Tgs9/34-35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
62
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 34-35 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal : a)
Tulislah hasil analisis kamu dalam tabel seperti contoh berikut! Kamu dapat
menuliskannya dalam buku kerjamu. b) Mencari 10 kata dan frasa verba dalam
teks laporan hasil observasi lainnya yang telah kamu baca.
(2) Tugas halaman 17 (BA/Tgs2/17)
Setelah membaca teks di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini
secara
tepat.
1. Apakah D’topeng Museum Angkut itu?
2. Sebutkan topeng yang disimpan di D’topeng!
3. Bagaimana gambaran barang tradisional koleksi D’topeng?
4. Bagaimana gambaran barang kuno koleksi D’topeng?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
63
5. Apa manfaat D’topeng?
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 17 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal : a) Apakah
D’topeng Museum Angkut itu? b) Sebutkan topeng yang disimpan di D’topeng!
c) Bagaimana gambaran barang tradisional koleksi D’topeng? d) Bagaimana
gamabaran barang barang kuno koleksi D’topeng?
(3) Tugas halaman 17-19 (BA/Tgs3/17-19)
Selanjutnya, berlatihlah untuk menemukan gagasan pokok dalam
teks laporan hasil observasi. Temukanlah pokok-pokok penting
teks D’topengMuseum Angkut. Kamu dapat menuliskannya pada
lembar terpisah atau pada buku kerjamu. Buatlah kolom-kolom
gagasan utama dengan urutan sebagaimana contoh di bawah ini.
Tuliskanlah dengan menggunakan huruf tulis tegak bersambung
pada buku kerjamu. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 17 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal :
temukanlah pokok – pokok penting teks D’topeng museum angkut. Pada tugas
tugas tipe 2, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan
grammatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana, yang
telah diuraikan sebelumnya. Ada tugas tipe 2 lain yang serupa, yaitu terdapat
dalam BA/Tgs4/19-20, BA/Tgs6/21, BA/Tgs7/25, BA/Tgs8/31-32, BA/Tgs12/38,
BA/Tgs13/38-39, BA/Tgs14/43, BA/Tgs16/56-57, BA/Tgs17/59, BA/Tgs18/61-
62, BA/Tgs19/62, BA/Tgs21/64, BA/Tgs23/69, BA/Tgs24/71, BA/Tgs27/74,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
64
BA/Tgs29/83-84, BA/Tgs30/89, BA/Tgs/32/89-90, BA/Tgs33/91, BA/Tgs34/92,
BA/Tgs35/93-94, BA/Tgs36/96-97, BA/Tgs37/99, BA/Tgs39/111, BA/tgs40/111-
115, BA/Tgs41/120, BA/Tgs42/124, BA/Tgs45/128-129, BA/Tgs46/132-138,
BA/T47/138-139, BA/Tgs48/140, BA/Tgs49/141-144, BA/Tgs50/145,
BA/Tgs52/156, BA/Tgs53/157, BA/Tgs54/159, BA/tgs55/160, BA/Tgs57/162,
BA/Tgs59/164-166, BA/Tgs61/169, BA/Tgs64/182, BA/Tgs65/185,
BA/Tgs67/188, BA/Tgs68/191-192, BA/Tgs69/193, BA/Tgs70/194,
BA/Tgs71/195-198, BA/Tgs72/199, BA/Tgs73/201-202, BA/Tgs76/214,
BA/Tgs77/217-220, BA/Tgs79/226, BA/Tgs81/230, BA/Tgs81/232-233,
BA/Tgs83/233-234, BA/Tgs84/234, BA/Tgs85/236, BA/Tgs87/238,
BA/Tgs88/239, BA/Tgs90/248, BA/Tgs91/251, BA/Tgs93/258, BA/Tgs95/263,
BA/Tgs96/264-265, BA/Tgs97/266, BA/Tgs98/267-268, BA/Tgs100/270,
BA/K3/21, BA/K4/22-23, BA/K5/25-31, BA/K6/33-34, BA/K8/44-46,
BA/K13/38, BA/K14/67-69, BA/K15/70, BA/K16/75, BA/K17/76, BA/K21/85-
87, BA/K22/90, BA/K23/91-92, BA/K24/93, BA/K25/94-95, BA/K26/95-96,
BA/K27/98, BA/K28/100, BA/K31/119-120, BA/K34/127-128, BA/K35/129-
132, BA/K37/140, BA/K41/155-156, BA/K42/156-157, BA/K43/157-159,
BA/K44/160, BA/K45/161, BA/K47/166-167, BA/K48/167-168, BA/K49/168-
169, BA/K53/179-182, BA/K54/182-183, BA/K55/184-185, BA/K56/187-188,
BA/K57/189-191, BA/K59/198-199, BA/K65/220, BA/K66/225, BA/K67/227,
BA/K68/228, BA/K70/235, BA/K71/238, BA/K72/238, BA/K73/243-244,
BA/K74/247-248, BA/K76/252-254, BA/K77/256-257, BA/K78/260-262,
BA/K79/263-264, BA/K80/265-266, dan BA/K83/270.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
65
c. Tugas tipe 3, berupa performansi aktual namun bersifat simulatif. Siswa
diminta melakukan tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau
“pura-pura” dalam situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas.
(1) Tugas halaman 21 (BA/Tgs5/21)
Setelah membuat ringkasan teks laporan hasil observasi,
aktivitas
belajarmu selanjutnya adalah menceritakan kembali isi teks laporan
hasil
observasi tersebut kepada teman-temanmu. Ikuti petunjuk berikut
ini.
1. Berkumpullah dengan kelompokmu.
2. Secara bergantian, ceritakan secara singkat isi teks D’Topeng
Museum Angkut dengan menggunakan bahasamu sendiri.
3. Berikan penilaian terhadap temanmu dengan menggunakan tabel
berikut ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 21 termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas
tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas – tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura – pura” dalam berbagai situasi berbahasadi
kelas, contoh dalam soal : a) Berkumpullah dengan kelompokmu b) Secara
bergantian, ceritakan secara singkat isi teks D’topeng Museum Angkut dengan
menggunakan bahasamu sendiri c) Berikan penilaian terhadap temanmu dengan
menggunakan tabel berikut ini.
(2) Tugas halaman 22 (BA/Tgs22/66)
Sampaikanlah isi eksposisi Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
di atas dengan menggunakan bahasamu sendiri. Agar lebih mudah
kamu dapat mengubahnya setiap paragraf dengan menggunakan
tabel berikut ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
66
Tugas dalam halaman 66 termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas
tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas – tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura – pura” dalam berbagai situasi berbahasadi
kelas, contoh : Sampaikanlah isi eksposisi Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
diatas dengan menggunakan bahasamu sendiri.
(3) Tugas halaman 30 (BA/Tgs30/84)
Setelah mendiskusikan hasil kerjamu, kerjakan tugas berikut.
1. Jelaskan batasan anekdot dengan singkat dan jelas!
2. Sebutkan isi pokok anekdot!
3. Jelaskan fungsi anekdot. Apabila perlu, sertai dengan contoh. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 84 termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas
tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas – tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura – pura” dalam berbagai situasi berbahasadi
kelas, contoh dalam soal: Sekarang, diskusikanlah penyebab kelucuan anekdot
Cara Keledai Membaca Buku. Pada tugas tipe 3, berupa performansi aktual
namun bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas-tugas komunikatif yang
berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam situasi beberbagai situasi
berbahasa, yang telah diuraikan sebelumnya. Ada tugas tipe 2 lain yang serupa,
tipe 3 tersebut terdapat dalam BA/Tgs31/87, BA/Tgs51/155, BA/Tgs58/163,
BA/Tgs75/204, BA/Tgs80/227, BA/Tgs94/259, BA/K1/9, BA/K9/47-48,
BA/K10/48-50, BA/K12/58, BA/K19/81, BA/K20/84, BA/K29/102,
BA/K46/163-164, BA/K51/170, BA/K58/193, BA/K61/202, BA/K62/204, dan
BA/K77/256-257.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
67
4. Tugas tipe 4, adalah aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks
situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
(1) Tugas halaman 11 (BA/Tgs1/11)
Sekarang, kerjakan tugas-tugas berikut ini.
1. Buatlah pertanyaan terkait isi laporan Wayang tersebut, seperti
berikut:
a. Informasi apa saja yang disampaikan dalam teks tersebut?
b. Mengapa wayang ditetapkan sebagai mahakarya dunia?
c. Ada berapa jenis wayang berdasarkan bahan pembuatannya?
d. Apa manfaat wayang bagi pengembangan warisan budaya?
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan singkat dan
jelas.
3. Mengapa teks tersebut digolongkan teks laporan hasil observasi?
4. Selanjutnya, presentasikan hasil kerjamu dalam kelompokmu.
Selanjutnya, bersiap-siaplah untuk berlatih mengungkapkan isi dari
laporan hasil observasi yang diperdengarkan dengan bahasa
berbeda. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 11 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat-sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya
dalam komunikasi sehari-hari. Contoh dalam soal : a) Mengapa wayang
ditetapkan sebagai mahakarya dunia? b) Apa manfaat wayang bagi pengembangan
warisan budaya? c) Selanjutnya, presentasikan hasil kerjamu dalam kelompokmu.
(2) Tugas halaman 102 (BA/Tgs/102)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
68
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 102 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat – sifat yang mendekati tugas komunikasi
senyatanya dalam komuni kasi sehari – hari. Contoh dalam soal : Sekarang,
cobalah menyusun teks anekdotmu sendiri. Gunakanlah tabel yang sama dengan
contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari–hari dari perilaku orang
yang terkenal. Jangan lupa memperhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang
kamu susun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
69
(3)Tugas halaman 127 (BA/Tgs44/127)
Buatlah tesis berdasarkan nilai-nilai dalam hikayat yang masih
relevan
dengan kehidupan saat ini. Selanjutnya, kembangkanlah tesis
tersebut ke dalam teks eksposisi. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 127 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat – sifat yang mendekati tugas komunikasi
senyatanya dalam komuni kasi sehari – hari. Contoh dalam soal: Buatlah tesis
berdasarkan nilai – nilai dalam hikayat yang masih relevan dengan kehidupan saat
ini. Selanjutnya, kembangkanlah tesis tersebut ke dalam teks eksposisi. Pada tugas
tipe 4 aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi sosial
budaya yang sesungguhnya di masyarakat, yang telah diuraikan sebelumnya. Ada
tugas tipe 4 lain yang serupa, tipe 4 tersebut yakni terdapat dalam BA/Tgs99/270,
BA/K32/125, BA/K33/126, BA/K36/138, BA/K60/201, dan BA/K75/250.
Dalam penelitian ini, ditemukan tipe baru dalam tipe – tipe tugas antara
lain tipe tugas campuran. Campuran tipe 2 dan tipe 3 (tipe campuran 1), camuran
tipe 2 dan tipe 4 (tipe campuran 2), dan campuran tipe 3 dan tipe 4 (tipe campuran
3). Dari tipe campuran tersebut, berikut ini beberapa contoh dan analisisnya.
a. Tugas tipe campuran 1
Tipe campuran 1 merupakan tipe campuran tipe 2 dan tipe 3 adalah tipe
campuran yang terdiri dari campuran tipe 2 dan tipe 3, aktivitas yang diberikan
pada siswa mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content
dalam konteks pemakaian wacana dan siswa juga diminta melakukan tugas-tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
70
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam berbagai situasi
berbahasa di kelas.
(1) Tugas tipe campuran 1, campuran tipe 2 dan tipe 3 (BA/Tgs14/41-42)
Setelah membaca teks di atas, kerjaka latihan berikut sesuai dengan
perintahnya. 1. Temukan 2 contoh kalimat simpleks dalam teks di
atas.
2. Temukan 2 kalimat majemuk setara.
3. Temukan 2 kalimat majemuk bertingkat.
4. Presentasikan hasil kerjamu di depan kelas. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 42 termasuk dalam tipe 2 dan tipe 3. Tugas dalam
tipe 2, pada soal nomor 1-3, karena dalam tugas tersebut terdapat soal yang
mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content dalam
konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal : a) Temukan 2 contoh kalimat
simpleks dalam teks diatas b) Temukan 2 kalimat majemuk setara c) Temukan 2
kalimat majemuk bertingkat. Tugas dalam tipe 3, pada soal nomor 4, karena
dalam tugas tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas – tugas
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura–pura” dalam berbagai situasi
berbahasadi kelas, contoh dalam soal : a. Presentasikanlah hasil kerjamu di depan
kelas.
(2) Tipe tugas campuran tipe 1, campuran tipe 2 dan tipe 3 (BA/Tgs60/167)
1. Analisislah struktur surat penawaran sesuai dengan konsep
struktur surat yang baru kamu pelajari.
2. Berperanlah sebagai pemilik jasa penyelenggara pesta, kemudian
tulislah surat balasan produk kue dan ice cream kepada
Ladzidzan Ice Cream & Bakery. Ajukan permintaan harga
khusus. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
71
Tugas dalam halaman 162 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal: Analisislah
struktur surat penawaran sesuai dengan konsep struktur surat yang baru kamu
pelajari. Tugas dalam halaman 167 juga termasuk dalam tipe 3. Karena dalam
tugas tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas – tugas
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura – pura” dalam berbagai
situasi berbahasa di kelas, contoh dalam soal: Berperanlah sebagai pemilik jasa
penyelenggara pesta kemudian tulislah surat balasan produk kue dan ice cream
kepada Ladzidzan Ice Cream and Bakery. Ajukan permintaan harga khusus. Pada
tugas tipe campuran 1. campuran tipe 2 dan tipe 3, yang telah diuraikan
sebelumnya. Ada tugas tipe campuaran tipe 2 dan tipe 3 lain yang serupa, tipe
campuran tipe 2 dan 3 tersebut terdapat dalam BA/Tgs41/115-118,
BA/Tgs63/178, BA/Tgs86/237, BA/Tgs89/244, BA/Tgs92/254, BA/K2/11-15,
BA/K7/42, BA/K11/53-56, BA/K18/77-78, BA/K30/107-110, BA/K39/147,
BA/K40/151-154, BA/K52/175-176, BA/K63/209-213, BA/K63/215-216 dan
BA/K69/231-232.
b. Tugas tipe campuran 2
Tugas tipe campuran 2 merupakan tipe campuran tipe 2 dan tipe 4 adalah
aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan grammatical
content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana kemudian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
72
tugas juga terdapat aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks
situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
(1) Tugas campuran tipe 2, campuran tipe 2 dan tipe 4 (BA/Tgs20/62)
Seringkali teks eksposisi diikuti dengan rekomendasi untuk
memecahkan permasalahan yang dibahas. Agar dapat memahami
rekomendasi yang tepat sesuai dengan permasalahan dalam
eksposisi, kerjakan tugas berikut.
1. Datalah rekomendasi yang disampaikan penulis dalam teks
tersebut.
2. Temukan permasalahan kerusakan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitarmu. Buatlah rekomendasi untuk memecahkan
permasalahan tersebut!
3. Lengkapi rekomendasimu dengan argumen yang mendukung. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 62 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal : Datalah
rekomendasi yang disampaikan penulis dalam teks tersebut. Tugas dalam halaman
62 juga termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas tersebut terdapat soal nomor 3,
yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di masyarakat dan memiliki
sifat-sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya dalam komuni kasi
sehari-hari. Contoh dalam soal: Temukan permasalahan kerusakan lingkungan
yang terjadi di lingkungan sekitarmu. Buatlah rekomendasi untuk masalah
tersebut.
(2) Tugas tipe campuran tipe 2, campuran tipe 2 dan tipe 4 (BA/Tgs43/126)
Bacalah hasil analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat
Bayan Budiman. Kemudian, analisislah apakah nilai-nilai tersebut
masih sesuai dengan kehidupan saat ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
73
Tugas dalam halaman 126 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Dalam tugas tersebut juga
termasuk juga dalam tipe 4, karena dalam tugas tersebut terdapat soal yang
mengarah pada konteks situasi sosial budaya di masyarakat dan memiliki sifat –
sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya dalam komuni kasi sehari –
hari. Contoh dalam soal: Bacalah hasil analisis nilai–nilai yang terkandung dalam
Hikayat Bayan Budiman. Kemudian, analisislah apakah nilai–nilai tersebut masih
sesuai dengan kehidupan saat ini. Pada tugas tipe campuran tipe 2 dan tipe 4, yang
telah diuraikan sebelumnya. Ada tugas tipe campuaran tipe 2 dan tipe 4 lain yang
serupa, tipe campuran tipe 2 dan 4 tersebut terdapat dalam BA/Tgs78/221-225.
c. Tugas tipe campuran 3
Tugas tipe campuran 3, campuran tipe 3 dan tipe 4 adalah siswa diminta
melakukan tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura”
dalam berbagai situasi berbahasa di kelas dan aktivitas berupa performansi aktual
siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
(1) Tugas tipe campuran 3, campuran tipe 3 dan tipe 4 (BA/Tgs62/170)
1. Secara berkelompok, lakukan pengamatan terhadap kehidupan sosial
di
sekitarmu. Datalah permasalahan-permasalahan yang perlu diselesaikan
melalui negosiasi!
2. Pilihlah salah satu di antara permasalahan tersebut sebagai topik teks
negosiasi!
3. Susunlah teks negosiasi dalam bentuk dialog berdasarkan topik
tersebut!
4. Demonstrasikan teks negosiasi yang telah kamu buat di depan kelas!
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
74
Tugas dalam halaman 170 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat-sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya
dalam komuni kasi sehari-hari. Contoh dalam soal : Secara berkelompok, lakukan
pengamatan terhadap kehidupan sosial di sekitarmu. Datalah permasalahan-
permasalahan yang perlu diselesaikan melalui negosiasi. Tugas dalam halaman
170 juga termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas tersebut bersifat simulatif.
Siswa diminta melakukan tugas – tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan
atau “pura – pura” dalam berbagai situasi berbahasa di kelas, contoh dalam soal :
Demonstrasikan teks negosiasi yang telah kamu buat di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
75
Berikut ini adalah tabel dan grafik hasil analisis data autentisitas tugas
dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2017.
Tabel 4.2 Tabel Prosentase Autentisitas Tugas
Tipe tugas Prosentase
Tugas tipe 1, tugas bebas konteks. 5,94%
Tugas tipe 2, tugas peka konteks. 65,40%
Tugas tipe 3, tugas bersifat simulatif di
kelas.
11,89%
Tugas tipe 4, tugas bersifat performasi
aktual di masyarakat.
4,86%
Tugas tipe campuran 1, tugas peka
konteks dan simulatif.
9,73%
Tugas tipe campuran 2, tugas peka
konteks dan performasi aktual di
masyarakat.
1,62%
Tugas tipe campuran 3, tugas simulatif
di dalam kelas dan performasi aktual di
masyarakat.
0,54%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
76
Grafik 4.2 Grafik Autentisitas Tugas.
Keterangan:
1 : tugas tipe 1, tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical
content dan lexical content (konten tata bahasa dan konten kosakata)
dalam bahasa Indonesia.
2 : tugas tipe 2, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada
penguasaan grammatical content dan lexical content (konten tata
bahasa dan konten kosakata) dalam konteks pemakaian wacana.
3 : tugas tipe 3, tugas berupa performansi aktual namun bersifat
simulatif.
4 : tugas tipe 4, aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks
situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat.
5 : tugas campuran 1, tipe campuran yang terdiri dari campuran tipe 2 dan
tipe 3, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada
penguasaan grammatical content dan lexical content dalam konteks
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
77
pemakaian wacana dan siswa juga diminta melakukan tugas-tugas
komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam
situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas.
6 : tugas campuran 2, aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada
penguasaan grammatical content dan lexical content dalam konteks
pemakaian wacana kemudian dalam tugas juga terdapat aktivitas
berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya
yang sesungguhnya di masyarakat.
7 : tugas campuran 3, siswa diminta melakukan tugas-tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam situasi
beberbagai situasi berbahasa di kelas dan aktivitas berupa performansi
aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya
di masyarakat.
C. Pembahasan
Dalam pembahasan peneliti mengelompokkan pembahasan menjadi tiga,
yakni autentisitas materi, autentisitas tugas dan pembahasan triangulasi.
1. Autentisitas Materi
Berdasarkan tipe-tipe yang dikembangkan dalam buku ajar, data tentang
autentisitas materi yang terdapat dalam buku ajar bahasa Indonesia SMA Kelas X
Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017, berikut temuan-temuan yang
ditemukan peneliti. Pertama, Ada tiga tipe autentisitas materi yang peneliti
gunakan untuk menganalisis data, tiga autentisitas materi sejalan Widharyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
78
(2016:4) ada tiga macam tipe materi terdiri dari; tipe materi 1 teks buatan guru,
tipe materi 2 teks modifikasi, dan tipe materi 3 teks asli. Kedua, berkaitan dengan
teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis data, peneliti setuju dengan
pendapat Widharyanto (2016). Ketiga, sementara itu, berdasarkan penelitian
terdahulu mengenai autentisitas materi jelas beda dengan penelitian terdahulu.
Widdowson (1990) menyampaikan pandangannya bahwa ia lebih menyarankan
bahasa yang diajarkan pada pembelajar adalah bahasa autentik dan bukan bahasa
simplifikasi. Berardo (2006) mengacu pada pandangan Wallace (1992)
menyatakan bahwa teks bahasa yang diberikan dalam pembelajaran sebaiknya
teks-teks tersebut ada dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak ditulis
untuk keperluan pendidikan. Pandangan Wallace selaras dengan pandangan
Nunan (1989) bahwa intinya adalah teks autentik itu tidak secara khusus
dihasilkan untuk tujuan pengajaran bahasa, namun dihasilkan untuk membawa
pesan nyata kepada pembaca atau pendengar dalam kehidupan nyata. Hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widharyanto (2016) mendeskripsikan,
menyebutkan tipe-tipe materi, dan menyajikan contoh dari tipe-tipe materi
tersebut. Keempat, berdasarkan data yang peneliti analisis, autentisitas materi
yang terdapat dalam buku ajar bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2017 kurang lebih sebanyak 82 materi yang berupa teks
dan video. Berdasarkan prosentase, tipe materi asli/autentik dalam buku tersebut
sebesar 46,34% bisa dikatakan kurang, berikut merupakan contoh autentisistas
materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
79
1) Materi tipe 1 (teks buatan guru/penulis)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Pada teks 57 masuk dalam kategori tipe 1. Pada teks tersebut merupakan
teks buatan guru karena guru Bahasa Indonesia/penulis dapat membuat contoh
menyusun pendapat disertai argument baik untuk mendukung atau menolak mosi
dengan gaya bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari dan mudah
dipahami oleh siswa.
2) Materi tipe 2 (materi simplifikasi/modifikasi)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Pada teks 41 kutipan hikayat masuk dalam kategori tipe 2. Pada teks
tersebut ditemukan bahwa cerpen tersebut merupakan teks hasil dari modifikasi
guru/penulis. Dalam hikayat tersebut dipersingkat untuk mempermudah siswa
membandingkan alur dalam teks hikayat dan cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
80
3) Materi tipe 3 (teks asli)
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Pada teks 18 yang berjudul “Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur”
masuk dalam kategori tipe 3. Pada teks tersebut merupakan bahan yang autentik ,
apa adanya, tidak mendapatkan campurtangan dari guru/penulis. Bahan autentik
ini memiliki kesukaran yang lebih tinggi, dibanding tipe 1 dan tipe 2 karena
adanya campur tangan dari guru, agar mudah dipahami oleh siswa.
2. Autentisitas Tugas
Berdasarkan data tentang autentisitas tugas yang terdapat dalam buku ajar
bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud 2017,
berikut temuan -temuan yang ditemukan peneliti. Pertama, ada empat tipe
autentisitas tugas yang peneliti gunakan untuk menganalisis data, tiga autentisitas
tugas sejalan dengan Widharyanto (2016:5) ada empat macam tipe tugas terdiri
dari; tipe 1 aktivitas berupa penguasaan grammatical content dan lexical content
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
81
yang lepas konteks, tipe 2 aktivitas berupa penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana, tipe 3 aktivitas berupa
performansi siswa di kelas namun bersifat simulatif, dan tipe 4 aktivitas berupa
performansi aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya
di masyarakat. Kedua, berkaitan dengan acuan yang peneliti gunakan untuk
menganalisis data, peneliti menambahkan pendapat Widharyanto (2016). Ketiga,
sementara itu, berdasarkan penelitian terdahulu mengenai autentisitas materi jelas
beda dengan penelitian terdahulu. Tugas-tugas pembelajaran, menurut Shafipoor
dan Farnaz Latif (2015), Littlewood (2004), Nunan (2004), dan Richards (2005),
terkait dengan Task-Based Language Teaching (TBLT), yaitu pendekatan yang
berorientasi pada proses untuk pengajaran bahasa yang memusatkan pengajaran
bahasa komunikatif dalam rancangan silabus dan tujuan instruksionalnya. Tugas-
tugas pembelajaran ini dimaksudkan untuk menghasilkan penggunaan bahasa
yang memiliki kemiripan, langsung atau tidak langsung, dengan bahasa yang
digunakan di dunia nyata, baik lisan atau tertulis, produktif atau reseptif. Hasil
penelitian yang dilakukan Widharyanto (2016) mendeskripsikan, menyebutkan
tipe-tipe tugas, dan menyajikan contoh dari tipe-tipe tugas tersebut.
Keempat, berdasarkan data yang peneliti analisis, autentisitas tugas yang
terdapat dalam buku ajar bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Terbitan Kemendikbud 2017 kurang lebih sebanyak 185 tugas yang berupa tugas
dan dan kegiatan dalam bentuk kalimat dan praktik. Berdasarkan prosentase, tugas
performasi aktual sosial masasyarakat cenderung kurang yakni 4,86%. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
82
merupakan contoh autentisistas tugas, beserta temuan baru yang ditemukan oleh
peneliti.
(1) Tugas tipe 1
(Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 187 termasuk dalam tipe 1. Karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah kepada penugasan grammatical content dan
lexical content dalam bahasa Indonesia. Tugas pembelajaran seperti ini jauh dari
kegiatan komunikatif. Contoh dalam soal: Berlatihlah menyusun mosi dengan
bertolak dari tema – tema berikut ini.
(2) Tugas tipe 2
1. Simpulkanlah fungsi teks laporan hasil observasi pada teks
Wayang dan D’topeng Museum Angkut.
2. Carilah 2 contoh teks laporan hasil observasi kemudian tentukan
fungsinya. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
83
Tugas dalam halaman 21 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh dalam soal : a)
simpulkanlah fungsi teks laporan hasil observasi pada teks Wayang dan D’topeng
Museum Angkut. b) Carilah 2 contoh teks laporan hasil observasi kemudian
tentukan fungsinya.
(3)Tugas tipe 3
Sekarang, cobalah membaca cerita-cerita lucu berikut ini.
Kemudian kenalilah mana yang merupakan anekdot dan mana yang
merupakan cerita lucu (humor)? Agar dapat lebih memahami isi
cerita dan menangkap makna yang disampaikan penulisnya,
peragakanlah cerita lucu berikut ini di depan kelas. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 87 termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas
tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas-tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam berbagai situasi berbahasa di
kelas, contoh dalam soal : Sekarang, cobalah membaca cerita-cerita lucu berikut
ini. Kemudian kenalilah mana yang merupakan anekdot dan mana yang
merupakan cerita lucu (humor) Agar dapat lebih memahami isis cerita dan
menangkap makna yang disampaikan penulisannya, peragakanlah cerita lucu ini
di depan kelas.
(4)Tugas tipe 4
Tulislah sebuah puisi bebas yang berisi ungkapan perasaanmu
terhadap sesuatu. Misalnya, rasa sayang pada kedua orang tua, rasa
optimism menghadapi masa depan, kebahagiaanmu menjadi satu
keluarga besar dengan teman-temanmu sekelas, dan sebagainya. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
84
Tugas dalam halaman 270 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat – sifat yang mendekati tugas komunikasi
senyatanya dalam komuni kasi sehari – hari. Contoh dalam soal : Tulislah puisi
bebas yang berisi ungkapan perasaanmu terhadap sesuatu. Misalnya, rasa kasih
saying pada kedua orang tua, rasa optimism terhadap masa depan, kebahagiaanmu
menjadi satu keluarga besar dengan teman – temanmu sekelas, dan sebagainya.
(5)Tugas tipe campuran 1
1. Tunjuklah dua orang temanmu yang bagus membaca puisi.
Mintalah mereka membaca secara bergantian penggalan puisi
Sajak Anak Muda Karya W.S. Rendra. Kamu dapat memilih
puisi lain untuk dideklamasikan di muka kelas.
2. Catatlah larik-larik yang membuat perasaanmu tersentuh.
3. Jelaskan suasana, perasaan hatimu atau apa yang kamu rasakan
setelah mendengarkan pembacaan puisi tersebut!
4. Untuk memudahkanmu mengerjakan tugas ini, kamu boleh
membaca kembali puisi ini setelah dibacakan temanmu. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
(6)Tugas tipe campuran 2
Bacalah hasil analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat
Bayan Budiman. Kemudian, analisislah apakah nilai-nilai tersebut
masih sesuai dengan kehidupan saat ini. (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 126 termasuk dalam tipe 2, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada penguasaan grammatical content dan
lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Dalam tugas tersebut juga
termasuk juga dalam tipe 4, karena dalam tugas tersebut terdapat soal yang
mengarah pada konteks situasi sosial budaya di masyarakat dan memiliki sifat –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
85
sifat yang mendekati tugas komunikasi senyatanya dalam komuni kasi sehari –
hari. Contoh dalam soal: Bacalah hasil analisis nilai – nilai yang terkandung
dalam Hikayat Bayan Budiman. Kemudian, analisislah apakah nilai – nilai
tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini.
(7) Tugas tipe campuran 3
1. Secara berkelompok, lakukan pengamatan terhadap kehidupan
sosial di sekitarmu. Datalah permasalahan-permasalahan yang
perlu diselesaikan melalui negosiasi!
2. Pilihlah salah satu di antara permasalahan tersebut sebagai topik
teks negosiasi!
3. Susunlah teks negosiasi dalam bentuk dialog berdasarkan topik
tersebut!
4. Demonstrasikan teks negosiasi yang telah kamu buat di depan
kelas! (Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Terbitan
Kemendikbud 2013).
Tugas dalam halaman 170 termasuk dalam tipe 4, karena dalam tugas
tersebut terdapat soal yang mengarah pada konteks situasi sosial budaya di
masyarakat dan memiliki sifat – sifat yang mendekati tugas komunikasi
senyatanya dalam komuni kasi sehari – hari. Contoh dalam soal : Secara
berkelompok, lakukan pengamatan terhadap kehidupan sosial di sekitarmu.
Datalah permasalahan – permasalahan yang perlu diselesaikan melalui negosiasi.
Tugas dalam halaman 170 juga termasuk dalam tipe 3. Karena dalam tugas
tersebut bersifat simulatif. Siswa diminta melakukan tugas-tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam berbagai situasi berbahasa di
kelas, contoh dalam soal : Demonstrasikan teks negosiasi yang telah kamu buat di
depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
86
BAB V
PENUTUP
Bab kelima ini meliputi penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.
A. Simpulan
Peneliti dapat menarik simpulan berdasarkan analisis data dan
pembahasan. Simpulan data ada dua hal yaitu, tentang tipe autentisitas materi dan
tipe autentisitas tugas.
1. Autentisitas materi yang digunakan dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMA
kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemedikbud 2017 adalah materi buatan
guru/penulis (tipe 1), materi simplifikasi/modifikasi (tipe 2), dan materi asli
(tipe 3). Sebagian besar, tingkat autentisitas materi dalam buku ajar bahasa
Indonesia SMA Kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017 adalah
materi asli (tipe 3). Tingkat autentisitas materi buku ajar Bahasa Indonesia
SMA kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017 bisa dikatakan
kurang, karena prosentase materi asli dalam buku tersebut sebesar 46,34%,
prosentase materi modifikasi sebesar 30,49% dikatakan kurang, dan
prosentase materi buatan guru/penulis sebesar 23,17% dikatakan kurang. Jadi,
kecenderungan tipe materi dari buku ajar tersebut merupakan tipe materi 3,
yakni materi asli.
2. Autentisitas tugas yang digunakan dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMA
kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemedikbud 2017 adalah tugas yang
mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content (konten
tata bahasa dan konten kosakata) dalam bahasa Indonesia (tipe 1), tugas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
87
aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan grammatical
content dan lexical content (konten tata bahasa dan konten kosakata) dalam
konteks pemakaian wacana (tipe 2), berupa performansi aktual namun bersifat
simulatif (tipe 3), dan aktivitas berupa performansi aktual siswa dalam
konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat (tipe 4).
Peneliti juga menemukan penemuan baru dalam tipe tugas, yakni tipe
campuran. Tipe campuran ini terdiri dari tiga tipe campuran, diantaranya tipe
tugas campuran 1 (tugas yang mengarah pada aktivitas yang diberikan pada
siswa mengarah pada penguasaan grammatical content dan lexical content
dalam konteks pemakaian wacana dan siswa juga diminta melakukan tugas-
tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam situasi
beberbagai situasi berbahasa di kelas), tipe tugas campuran 2 (tugas mengarah
kepada aktivitas yang diberikan pada siswa mengarah pada penguasaan
grammatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana
kemudian dalam tugas juga terdapat aktivitas berupa performansi aktual siswa
dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat), dan
tipe tugas campuran 3 (tugas yang mengarahkan siswa diminta melakukan
tugas-tugas komunikatif yang berupa interaksi tiruan atau “pura-pura” dalam
situasi beberbagai situasi berbahasa di kelas dan aktivitas berupa performansi
aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di
masyarakat). Sebagian besar, tingkat autentisitas tugas dalam buku ajar
Bahasa Indonesia SMA kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud 2017
bisa dikatakan kurang, karena prosentase tugas autentik/ tugas tipe 4, tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
88
performasi aktual sosial di masyarakat dalam buku tersebut sebesar 4,86%,
prosentase tugas simulatif sebesar 11,89% dikatakan kurang, prosentase tugas
peka konteks sebesar 65,40% dikatakan cukup, dan prosentase tugas bebas
konteks sebesar 5,94% dikatakan kurang. Jadi, kecenderungan tipe tugas dari
buku ajar tersebut merupakan tipe tugas 2, yakni tugas peka konteks.
B. Saran
1. Bagi penulis buku ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X kurikulum 2013
terbitan Kemedikbud 2017. Sebaiknya, penulis buku memerhatikan materi
yang dekat dengan siswa, isi teks, dan sumber yang benar-benar terkait
dengan teks yang telah disajikan dalam buku ajar. Agar siswa maupun guru
Bahasa Indonesia dapat melihat keaslian sumber yang tertera pada teks baik
sumber berupa buku maupun sumber berupa alamat internet.
2. Bagi guru Bahasa Indonesia, sebaiknya memerhatikan sumber yang terdapat
dalam buku ajar, sehingga dapat mencapai pembelajaran autentik di dalam
kelas.
3. Bagi peneliti lain, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan
penelitian sejenis. Peneliti menyarankan agar sumber data dapat bervarisasi,
misalnya buku ajar penerbit lain maupun jenjang tingkatan sekolah. Peneliti
sudah membuat variasi baru, yaitu bahan ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X
kurikulum 2013 terbitan kemendikbud 2017, tidak ada salahnya mengambil
sumber data dari buku ajar Bahasa Indonesia lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
89
DAFTAR PUSTAKA
Agutina,Eka Sofia. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Teks:Representasi Kurikulum 2013 dalam AKSARA Jurnal Bahasa
dan Sastra.
American Institutes for Research. 2007. Authentic Materials. Diakses tanggal 22
Mei 2018 dari
https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=id&ei=f36XW5vjD
4fUvATclraIDA&q=Authentic+materials+are+print%2C+video%2C
+and+audio+materials+students+encounter+in+their+daily+lives%2
C
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basundoro, Yohanes Wedha. 2015. Tingkat Keterbacaan wacana dalam Buku
Teks bahasa Indonesia Espresidiri dan Akademik Tahun 2013 untuk
SMK Kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry,
Cloze Test, dan SMOG. Yogyakarta : Sanata Dharma.
Hort, Sofia, dkk. Genre Pedagogy for Digital Learning Environment – Design
Patterns for Dialogues About Texts. Diakses pada tanggal 22 Mei
2018 dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://kn
utsson.blogs.dsv.su.se/files/2011/03/Hort_Knutsson_Blasjo_2016_Fi
nal.pdf&ved=2ahUKEwit0MCG09TdAhVJb30KHfQtCpkQFjAAeg
QIABAB&usg=AOvVaw2fKC4i8kVVBPG-enGevJVw
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.2014. Panduan Membuat Bahan Ajar (Buku Teks
Pelajaran) Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Lesca, Umberto.2012. An introduction to CLIL. Diakses pada tanggal 22 Mei
2018 dari
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-
b&biw=1024&bih=450&ei=pZOXW7ndFofevAS7wZ6wBw&q=%2
9++CLIL+is+an+approach+or+method
Mahdi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praktis Untuk Menyusun
Skrispsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung : Alfabeta.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remadja
Karya.
Muller,Jon. 2016. Authentic Assesment Toolbook. Diakses tanggal 22 Mei 2018
dari http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/tasks.html
Revington, Steve.2016. Authentic Learning. Diakses tanggal 4 November 2018
dari http://authenticlearning.weeby.com/
Richards, Jack C. 2001. Curriculum Development In Language Teaching.America
: Cambridge University Press.
Romiță dan Elena Marin. 2014. Authentic Learning in Adult Education. Diakses
tanggal 22 Mei 2018 dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
90
https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=id&ei=CHyXW5fX
IZaWvQTwpIAw&q=authenticity+in+teaching
Subyantoro. 2015. Orientasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Masa Kini:
Pembelajanan Bahasa Indonesia Menghadapi Mea. Diakses 22 Mei
2018 dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://p
ublikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6352/Subyantoro.p
df%3Fsequence%3D1%26isAllowed%3Dy&ved=2ahUKEwic0Oyx
0tTdAhUGWCsKHVxVBxoQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw13r
KEj9OXdl4GLi1In5g3L
Sitepu. 2014. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis.Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.
Suherli, dkk. 2017. Buku Ajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tardieu, Claire, Marlene Dolitsky. 2012. Integrating the task-based approach to
CLIL teaching. Diakses tanggal 22 Mei 2018 dari
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-
b&biw=1024&bih=450&ei=FZGXW4zeJYTUvASqprugBA&q=Inte
grating+the+task-based+approach+to+CLIL+teaching #
Tuan, Luu Trong.2011.Teaching Writing through Genre-based Approach.
Diakses tanggal 22 Mei 2018 dari
https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=id&ei=uYGXW9qt
OMGAvgS0yb2ACg&q=A+genre-based+approach -
Widharyanto.2016. Autentisitas Di Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia “Mengenang
Kiprah J.S badudu dalam pengembangan Bahasa Indonesia”.
Yuliastanti.2013.Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Berbasis
Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII SMP Kota
Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Negri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
91
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 219
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 220
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 221
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 222
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 223
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 224
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 225
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 226
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 227
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 228
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 229
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 230
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 231
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 232
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 233
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 234
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 235
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 236
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 237
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 238
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 239
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 240
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 241
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 242
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 243
131
DAFTAR MATERI BERUPA TEKS DAN VIDEO DALAM BUKU AJAR
BAHASA INDONESIA SMA KELAS X KURIKULUM 2013 TERBITAN
KEMENDIKBUD 2017
1. Teks Buatan Guru/Buatan Penulis.
Teks “Kutipan 3” (BA/T7/28)
Teks “Sampah” (BA/T8/28-31)
Teks “Sampah” (BA/T10/43)
Teks Merpati (BA/T11/45
Teks “Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda” (BA/T12/54)
Teks pengembangan tesis dalam teks eksposisi (BA/T30/126)
Teks “Teks 1” (BA/T44/151-152)
Teks “Terima Kasih Bu Mia” (BA/T46/153-154)
Penggalan teks negosiasi (BA/T48/155-156)
Teks negosiasi(BA/T49/158)
Contoh struktur teks negosiasi (BA/T51/163-164)
Kutipan 1(BA/T53/167)
Kutipan 2 (BA/T54/167)
Contoh pendapat dan argumen (BA/T57/184)
Contoh pendapat dan argument (BA/T58/187)
Kutipan debat (BA/T59/189)
Kutipan debat (BA/T60/190)
Kutipan debat (BA/T61/191)
2. Teks Simplifikasi/modifikasi.
Teks “Wayang” (BA/T1/9)
Teks “Mengenal Suku Badui” (BA/T4/22-24)
Teks “Kutipan 1” (BA/T5/26)
Teks “Kutipan 2” (BA/T6/27)
Teks “Hikayat Indera Bangsawan” (BA/T28/108-110)
Teks “Hikayat Bayan Budiman” (BA/T29/137)
Teks kutipan hikayat (BA/T31/130)
Teks Kutipan hikayat Si Miskin (BA/T32/130)
Teks Kutipan novel Putri Tidur dan Pesawat Terbang (BA/T33/131)
Teks Kutipan Kabut Ibu (BA/T34/131)
Teks kutipan Hikayat Bayan Budiman (BA/T35/131)
Penggalan cerpen Menjemput Maut di Mogadishu (BA/T36/132)
Kutipan Hikayat (BA/T39/139)
Kutipan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” (BA/T40/139)
Kutipan hikayat (BA/T41/140)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 244
132
Teks “ Bahasa Inggris sebagai Alat Penting di Era Globalisasi”
(BA/T55/176-177)
Teks “ George Saa, Si Jenius dari Papua” (BA/T65/217-220)
Teks Puisi “Aku” (BA/T74/261)
Teks Puisi “Surat Kepada Bunda tentang Calon Menantunya”
(BA/T75/261)
Teks Puisi “Doa” (BA/T76/262)
Teks Puisi “Gadis Peminta – minta (BA/T77/263)
Teks Puisi “Asmarandana” (BA/T79/264)
Teks Puisi “Yang Terampas dan yang Putus” (BA/T80/264)
Teks Puisi “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo” (BA/T81/265)
Teks Puisi “Menyesal” (BA/T82/267)
3. Teks Asli/ materi asli.
Teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan” (BA/T13/56-57)
Teks “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” (BA/14/59-61)
Teks “Dosen yang juga Menjadi Pejabat” (BA/T16/81-82)
Teks “Cara Keledai Membaca Buku”(BA/T17/82-83)
Teks “Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur” (BA/T18/85)
Teks “Balasan dari Tukang Sayur” (BA/T19/86)
Teks “Mau Gaji Besar?” (BA/T20/87)
Teks “Profesi Anak-anak Penjual Kue”( BA/T21/88)
Teks “Nangka Impor” (BA/T22/88-89)
Teks “Cerita 4” (BA/T23/89)
Teks “Aksi Maling Tertangkap CCTV” (BA/T24/93)
Teks “Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi” (BA/T25/95)
Teks “Kasih Sayang pada Orangtua” (BA/T26/100-101)
Teks “Tukang Pijat Keliling” (BA/T27/108-110)
Teks “Hikayat Si Miskin” (BA/T42/141-144)
Teks “HP Baru” (BA/T45/152-153)
Surat penawaran produk spesial (BA/T50/162)
Teks “Negosiasi Warga dengan Investor” (BA/T52/165-166)
Teks “Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa
Indonesia dalam Interaksi Bahasa Lain” (BA/T56/179-182)
Teks “Apakah Ponsel Berbahaya?” (BA/62/192)
Teks Berita 1 (BA/T63/195-198)
Teks “Biografi B. J. Habibie”(BA/T64/201-202)
Teks Biografi “Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian
Syaf”(BA/T66/221-223)
Teks Puisi “Aku Ingin” (BA/67/244)
Teks Puisi “Sajak Anak Muda” (BA/T68/245-247)
Teks Puisi “Doa” (BA/T69/248)
Teks Puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” (BA/T70/249)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 245
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 246
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 247
1
DAFTAR TUGAS DALAM BENTUK TUGAS DAN KEGIATAN YANG
DIANALISIS DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SMA KELAS
X
KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENDIKBUD 2017
A. Tugas tipe 1 (bebas konteks )
1. Tugas halaman 36 (BA/Tgs10/36)
2. Tugas halaman 37 (BA/Tgs11/37)
3. Tugas halaman 46-47 (BA/Tgs15/46-47)
4. Tugas halaman 72 (BA/Tgs25/72)
5. Tugas halaman 73 (BA/Tgs26/73)
6. Tugas halaman 75 (BA/Tgs28/75)
7. Tugas halaman 160-161 (BA/Tgs58/160-161)
8. Tugas halaman 187 (BA/Tgs66/187)
9. Tugas halaman 202-204 (BA/Tgs74/202-204)
10. Kegiatan 2 (BA/K38/145)
11. Kegiatan 1 (BA/K50/170)
B. Tugas tipe 2 (peka konteks)
1. Tugas halaman 15-17 (BA/Tgs2/15-17)
2. Tugas halaman 17-19 (BA/Tgs3/17-19)
3. Tugas halaman 19-20 (BA/Tgs4/19-20)
4. Tugas halaman 21 (BA/Tgs6/21)
5. Tugas halaman 25 (BA/Tgs7/25)
6. Tugas halaman 31-32 (BA/Tgs8/31-32)
7. Tugas halaman 34-35 (BA/Tgs/34-35)
8. Tugas halaman 38 (BA/Tgs12/38)
9. Tugas halaman 38-39 (BA/Tgs13/38-39)
10. Tugas halaman 43 (BA/Tgs14/43)
11. Tugas halaman 56-57 (BA/Tgs16/56-57)
12. Tugas halaman 59 (BA/Tgs17/59)
13. Tugas halaman 61-62 (BA/Tgs18/61-62)
14. Tugas halaman 62 (BA/Tgs19/62)
15. Tugas halaman 64 (BA/Tgs21/64)
16. Tugas halaman 69 (BA/Tgs23/69)
17. Tugas halaman 71 (BA/Tgs24/71)
18. Tugas halaman 74 (BA/Tgs27/74)
19. Tugas halaman 83-84 (BA/Tgs29/83-84)
20. Tugas halaman 89 (BA/Tgs30/89)
21. Tugas halaman 89-90 (BA/Tgs/32/89-90)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 248
2
22. Tugas halaman 91 (BA/Tgs33/91)
23. Tugas halaman 92 (BA/Tgs34/92)
24. Tugas halaman 93-94 (BA/Tgs35/93-94)
25. Tugas halaman 96-97 (BA/Tgs36/96-97)
26. Tugas halaman 99 (BA/Tgs37/99)
27. Tugas halaman 111 (BA/Tgs39/111)
28. Tugas halaman 111-115 (BA/tgs40/111-115)
29. Tugas halaman 120 (BA/Tgs41/120)
30. Tugas halaman 124 (BA/Tgs42/124)
31. Tugas halaman 128-12 9(BA/Tgs45/128-129)
32. Tugas halaman 132-138 (BA/Tgs46/132-138)
33. Tugas halaman 138-139 (BA/T47/138-139)
34. Tugas halaman 140 (BA/Tgs48/140)
35. Tugas halaman 141-144 (BA/Tgs49/141-144)
36. Tugas halaman 145 (BA/Tgs50/145)
37. Tugas halaman 156 (BA/Tgs52/156)
38. Tugas halaman 157 (BA/Tgs53/157)
39. Tugas halaman 159 (BA/Tgs54/159)
40. Tugas halaman 160 (BA/tgs55/160)
41. Tugas halaman 162 (BA/Tgs57/162)
42. Tugas halaman 164-166 (BA/Tgs59/164-166)
43. Tugas halaman 169 (BA/Tgs61/169)
44. Tugas halaman 182 (BA/Tgs64/182)
45. Tugas halaman 185 (BA/Tgs65/185)
46. Tugas halaman 188 (BA/Tgs67/188)
47. Tugas halaman 191-192 (BA/Tgs68/191-192)
48. Tugas halaman 193 (BA/Tgs69/193)
49. Tugas halaman 194 (BA/Tgs70/194)
50. Tugas halaman 195-198 (BA/Tgs71/195-198)
51. Tugas halaman 199 (BA/Tgs72/199)
52. Tugas halaman 201-202 (BA/Tgs73/201-202)
53. Tugas halaman 214 (BA/Tgs76/214)
54. Tugas halaman 217-220 (BA/Tgs77/217-220)
55. Tugas halaman 226 (BA/Tgs79/226)
56. Tugas halaman 230 (BA/Tgs81/230)
57. Tugas halaman 232-233 (BA/Tgs81/232-233)
58. Tugas halaman 233-234 (BA/Tgs83/233-234)
59. Tugas halaman 234 (BA/Tgs84/234)
60. Tugas halaman 236 (BA/Tgs85/236)
61. Tugas halaman 238 (BA/Tgs87/238)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 249
3
62. Tugas halaman 239 (BA/Tgs88/239)
63. Tugas halaman 248 (BA/Tgs90/248)
64. Tugas halaman 251 (BA/Tgs91/251)
65. Tugas halaman 258 (BA/Tgs93/258)
66. Tugas halaman 263 (BA/Tgs95/263)
67. Tugas halaman 264-265 (BA/Tgs96/264-265)
68. Tugas halaman 266 (BA/Tgs97/266)
69. Tugas halaman 267-268 (BA/Tgs98/267-268)
70. Tugas halaman 270 (BA/Tgs100/270)
71. Kegiatan 3 (BA/K3/21)
72. Kegiatan1 (BA/K4/22-23)
73. Kegiatan 2 (BA/K5/25-31)
74. Kegiatan 1 (BA/K6/33-34)
75. Kegiatan 2 (BA/K8/44-46)
76. Kegiatan 2 (BA/K13/38)
77. Kegiatan 1 (BA/K14/67-69)
78. Kegiatan 2 (BA/K15/70)
79. Kegiatan (BA/K16/75)
80. Kegiatan 2 (BA/K17/76)
81. Kegiatan1 (BA/K21/85-87)
82. Kegiatan 2 (BA/K22/90)
83. Kegiatan 3 (BA/K23/91-92)
84. Kegiatan 1 (BA/K24/93)
85. Kegiatan 2 (BA/K25/94-95)
86. Kegiatan 3 (BA/K26/95-96)
87. Kegiatan 1 (BA/K27/98)
88. Kegiatan 2 (BA/K28/100)
89. Kegiatan 2 (BA/K31/119-120)
90. Kegiatan 1 (BA/K34/127-128)
91. Kegiatan 2 (BA/K35/129-132)
92. Kegiatan 1 (BA/K37/140)
93. Kegiatan 2 (BA/K41/155-156)
94. Kegiatan 3 (BA/K42/156-157)
95. Kegiatan 1 (BA/K43/157-159)
96. Kegiatan 2 (BA/K44/160)
97. Kegiatan 3 (BA/K45/161)
98. Kegiatan 2 (BA/K47/166-167)
99. Kegiatan 3 (BA/K48/167-168)
100. Kegiatan 4 (BA/K49/168-169)
101. Kegiatan 2 (BA/K53/179-182)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 250
4
102. Kegiatan 3 (BA/K54/182-183)
103. Kegiatan 3 (BA/K55/184-185)
104. Kegiatan 2 (BA/K56/187-188)
105. Kegiatan 3 (BA/K57/189-191)
106. Kegiatan 2 (BA/K59/198-199)
107. Kegiatan 3 (BA/K65/220)
108. Kegiatan 1 (BA/K66/225)
109. Kegiatan 2 (BA/K67/227)
110. Kegiatan 1 (BA/K68/228)
111. Kegiatan 3 (BA/K70/235)
112. Kegiatan 1 (BA/K71/238)
113. Kegiatan 2 (BA/K72/238)
114. Kegiatan 1 (BA/K73/243-244)
115. Kegiatan 2 (BA/K74/247-248)
116. Kegiatan 1 (BA/K76/252-254)
117. Kegiatan 2 (BA/K77/256-257)
118. Kegiatan 1 (BA/K78/260-262)
119. Kegiatan 2 (BA/K79/263-264)
120. Kegiatan 3 (BA/K80/265-266)
121. Kegiatan 2 (BA/K83/270)
C. Tugas tipe 3(bersifat simulatif/pura-pura)
1. Tugas halaman 21 (BA/Tgs5/21)
2. Tugas halaman 22 (BA/Tgs22/66)
3. Tugas halaman 84 (BA/Tgs30/84)
4. Tugas halaman 87 (BA/Tgs31/87)
5. Tugas halaman 155 (BA/Tgs51/155)
6. Tugas halaman 163 (BA/Tgs58/163)
7. Tugas halaman 204 (BA/Tgs75/204)
8. Tugas halaman 227 (BA/Tgs80/227)
9. Tugas halaman 259 (BA/Tgs94/259)
10. Kegiatan 1 (BA/K1/9)
11. Kegiatan 2 (BA/K9/47-48)
12. Kegiatan 1 (BA/K10/48-50)
13. Kegiatan 2 (BA/K12/58)
14. Kegiatan 1 (BA/K19/81)
15. Kegiatan 2 (BA/K20/84)
16. Kegiatan 3 (BA/K29/102)
17. Kegiatan 1 (BA/K46/163-164)
18. Kegiatan 2 (BA/K51/170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 251
5
19. Kegiatan 1 (BA/K58/193)
20. Kegiatan 2 (BA/K61/202)
21. Kegiatan 2 (BA/K62/204)
22. Kegiatan 2 (BA/K77/256-257)
D. Tugas tipe 4 (performansi aktual siswa dalam konteks situasi sosial
budaya di masyarakat)
1. Tugas halaman 11 (BA/Tgs1/11)
2. Tugas halaman 102 (BA/Tgs38/102)
3. Tugas halaman 127 (BA/Tgs44/127)
4. Tugas halaman 270 (BA/Tgs99/270)
5. Kegiatan 1 (BA/K32/125)
6. Kegiatan 2 (BA/K33/126)
7. Kegiatan 3 (BA/K36/138)
8. Kegiatan 1 (BA/K60/201)
9. Kegiatan 3 (BA/K75/250)
E. Tugas tipe camuran 1 (peka konteks dan simulatif/pura-pura)
1. Tugas halaman 40-42 (BA/Tgs14/40-42)
2. Tugas halaman 115-118 (BA/Tgs41/115-118)
3. Tugas halaman 167 (BA/Tgs60/167)
4. Tugas halaman 178 (BA/Tgs63/178)
5. Tugas halaman 237 (BA/Tgs86/237)
6. Tugas halaman 244 (BA/Tgs89/244)
7. Tugas halaman 254 (BA/Tgs92/254)
8. Kegiatan 2 (BA/K2/11-15)
9. Kegiatan 2 (BA/K7/42)
10. Kegiatan 1 (BA/K11/53-56)
11. Kegiatan 3 (BA/K18/77-78)
12. Kegiatan 1 (BA/K30/107-110)
13. Kegiatan 1 (BA/K39/147)
14. Kegiatan 1 (BA/K40/151-154)
15. Kegiatan 1 (BA/K52/175-176)
16. Kegiatan 1 (BA/K63/209-213)
17. Kegiatan 2 (BA/K63/215-216)
18. Kegiatan 2 (BA/K69/231-232)
F. Tugas tipe campuran 2 (bersifat simulatif dan performansi aktual
siswa dalam konteks situasi sosial budaya di masyarakat)
1. Tugas halaman 62 (BA/Tgs20/62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 252
6
2. Tugas halaman 126 (BA/Tgs43/126)
3. Tugas halaman 221-225 (BA/Tgs78/221-225)
G. Tugas Tipe campuran 3 (peka konteks dan performansi aktual siswa
dalam konteks situasi sosial budaya di masyarakat)
1. Tugas halaman 170 (BA/Tgs62/170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 253
1
Contoh materi tipe 1 materi buatan guru/penulis.
Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi,
nuklir, industri, dan pertambangan. Sampah dibumi ini akan terus bertambah
selama masih ada kegiatan yang dilakukan oleh manusia maupun alam.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, sampah dibagi menjadi
dua yaitu sampah Organik dan sampah Anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan dan biasanya mudah
membusuk. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, sayuran, dan daun-
daunan. Sampah ini dapat di olah menjadi kompos. Sampah anorganik merupakan
sampah yang tidak mudah diuraikan atau undegradable. Contoh sampah
Anorganik adalah plastik, kayu, kaca, dan kaleng.
Dewasa ini sampah semakin bertambah terutama di Kota-Kota besar
seperti Jakarta dan Surabaya. Perlu disadari bahwa pelestarian lingkungan hidup
bukanlah tanggung jawab Pemerintah saja, tetapi tanggung jawab kita semua.
Kutipan halaman 126
Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama
masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat
kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orang tua mengirim anak-anaknya ke
sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agama seperti Islamic
Boarding School, ramainya Sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku-buku berisi
pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui
pembelajaran saat ini menetapkan keharusan mengintegrasikan nilai-nilai agama
pada semua mata pelajaran.
Kutipan dabat halaman 187
Menurut saya, tawuran antarpelajar terjadi tidak saja karena karakter anak-
anak yang cenderung brutal. Lebih dari itu, tawuran terjadi karena anak-anak
mendapat teladan yang kurang baik dari para pemimpin bangsa yang sibuk saling
berebut kekuasaan dan saling menghujat. Televisi dan internet pun dengan bebas
menyajikan berbagai aksi brutal yang membuat anak-anak tergoda untuk meniru.
Contoh materi tipe 2, materi modifikasi guru/penulis.
Kutipan halaman 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 254
2
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai konsekuen adalah
sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan batuan. Sungai subsekuen
adalah sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
Sungai obsekuen merupakan anak sungai subsekuen yang arah alirannya
berlawanan dengan kemiringan batuan. Sungai resekuen merupakan anak sungai
subsekuen yang arah alirannya searah dengan kemiringan batuan. Sungai insekuen
merupakan sungai yang arah alirannya teratur dan tidak terikat lapisan batuan
yang dilaluinya. Dikutip dari http://www.id.wikipedia.org/wiki/sungai dengan penyesuaian
Kutipan majas halaman 130
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah berantah di bawah
pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan
diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan
sehingga bengkak-bengkak dan berdarahdarah tubuhnya. Sepanjang perjalanan
menangislah Si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu
malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
Kutipan cerpen halaman 132
Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong
halamannya, perih yang melilit perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau perihnya,
hingga seluruh pandangannya terasa buram. Leyla seperti melihat ribuan kunang-
kunang berlesatan mengitari kepalanya. Selanjutnya, ia menyebut kunang-kunang
itu sebagai sang maut. Sang maut yang selalu menguntitnya dan sewaktu-waktu
siap mengantarnya menyusul almarhum suaminya. Sumber: Menjemput Maut di Mogadishu karya Masdar Zaenal, Koran Kompas Minggu, 1
Juli 2012
Contoh materi tipe 3, materi asli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 255
3
Balasan dari Tukang sayur Membalas kentang suratmu itu
Brokoli-brokoli sudah kubilang
Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai
Jagungmu tak pernah dicukur
Disuruh dateng malem minggu
eh nongolnya hari labu
Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare
Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel
Terus terong aja
cintaku padamu sudah lama tomat
Jangan kangkung aku lagi
aku mau hidup seledri
Cabe dech.
Dari : Sayurati (Dikutip dari https://plus.google.com/u/0/communities/ 104074508652281682239 dengan
penyesuaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 256
4
Contoh tugas tipe 1, tugas bebas konteks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 257
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 258
6
Contoh tugas tipe 2, tugas peka konteks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 259
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 260
8
Contoh tugas tipe 3, berupa performasi aktual namun bersifat
simulatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 261
9
Contoh tugas tipe 4, tugas berupa aktivitas performasi siswa dalam konteks
situasi sosial budaya di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 262
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 263
11
Contoh tugas tipe campuran 1, tugas mengarah pada peka konteks dan siswa
diminta untuk melakukan tugas-tugas komunikastif yang berupa interaksi
tiruan atau pura-pura dalam berbagai situasi berbahasa di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 264
12
Contoh tugas tipe campuran 2, tugas yang diberikan mengarah pada peka
konteks dan terdapat aktivitas berupa performasi aktual siswa dalam
konteks situasi sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 265
13
Contoh tugas campuran 3, tugas yang mengarah pada tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau pura-pura dalam berbahasa di kelas dan
aktivitas berupa performasi aktual siswa dalam konteks situasi sosial budaya
yang sesungguhnya di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI