Top Banner

of 23

Audit Sales Ed

Jul 16, 2015

Download

Documents

phitaaerandria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

BAB I PENDAHULUAN

Untuk setiap transaksi beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi telah dicatat dengan tepat yang disebut dengan tujuan audit terkait transaksi, tujuan audit harus dipenuhi juga untuk setiap saldo akunyang tercantum dalam laporan yang disebut dengan tujuan audit berkaitan dengan saldo sedangkan yang terakhir tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Tujuan audit dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja dalam membantu auditor mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan. Auditing melibatkan proses membandingkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan kriteria yang berlaku secara umum. Tujuan audit, proses dalam siklus penjualan dan penagihan serta teknik audit yang digunakan oleh auditor untuk menilai kewajaran akun yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan audit terkait yang dikembangkan dari berbagai akun yang terlibat dalam siklus pengeluaran. Dalam auditing terbagi dalam beberapa siklus, salah satunya adalah audit siklus penjualan dan penagihan piutang, makalah kami ini akan membahas hal tersebut. Membahas tentang audit siklus penjualan dan penagihan tersebut mulai dari akun-akun transaksi terkait sampai metodologi yang digunakan dalam audit tersebut. Tujuan audit ini adalah: untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Perkiraan-perkiraan utama yang terdapat pada siklus penjualan dan penerimaan kas : penjualan, cadangan dan retur penjualan, beban piutang tak tertagih, potongan tunai yang diambil, piutang dagang, penyisihan piutang tak tertagih, kas di bank. Seluruh sasaran audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo rekening terpengaruh oleh siklus ini secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar accounting. Terdapat 3 jenis kesalahan dalam penjualan y Pencatatan penjualan dimana pengirimannya tidak dilakukan y Penjualan yang dicatat lebih dari sekali y Pengiriman untuk konsumen palsu Untuk mendeteksi 3 jenis kesalahan transaksi penjualan ini adalah dengan menelusuri kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.Jika piutang itu benar-benar diterima uang tunainya atau barang dikembalikan,disitulah benar-benar terjadi penjualan.

1

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

BAB II ISIA. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan PenagihanTujuan Umum dari Pemeriksaan Siklus Penjualan dan Penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo perkiraan yang dipengaruhi oleh siklus tersebut disajikan sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima umum. Perkiraan yang tercakup dalam siklus penjualan: Penjualan Return penjualan dan potongan harga Biaya piutang tak tertagih Potongan tunai yang diambil Piutang Dagang Penyisihan piutang ragu-ragu Uang di Bank

Terdapat lima kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus penjualan dan penerimaan kas sebagai berikut: Kelompok Transaksi Penjualan Akun Penjualan, piutang dagang Fungsi Bisnis - Pemrosesan pesanan pelanggan - Persetujuan penjualan kredit - Pengiriman barang - Penagihan ke pelanggan & pencatatan penjualan Penerimaan kas Cadangan & Kas bank (debit dari penerimaan kas), piutang dagang Cadangan & retur Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas Pemrosesan dan Dokumen & Catatan - Pesanan pelanggan, pesanan penjualan - Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan - Dokumen pengiriman - Faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan ikhtisar penjualan, master file A/R, neraca saldo A/R, laporan bulanan. Nota pembayaran (R/A), daftar awal penerimaan kas, jurnal penerimaan kas. Memo kredit, Jurnal

2

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

retur penjualan

penjualan, piutang dagang Piutang dagang, Cadangan utk Penghapusan Piutang Beban piutang raguragu, Cadangan utk Akun Tak tertagih

pencatatan cadangan & retur penjualan Penghapusan piutang dagang tak tertagih Penyisihan untuk piutang ragu-ragu

cadangan dan retur penjualan

Penghapusan akun tak tertagih Beban piutang ragu-ragu

Formulir otorisasi saldo yang tak tertagih

-

Yang masuk ke dalam siklus penjualan dan penagihan diperlihatkan Gambar berikut:

3

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Rekening di dalam Siklus Penjualan dan Penagihan

4

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual, berikut ini adalah 8 fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan: 1. Memproses Pesanan Pelanggan Titik awal dari keseluruhan siklus Penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan tertentu. Adanya penerimaan pesanan pelanggan sering mengakibatkan terjadinya pesanan penjualan. Pesanan pelanggan

Permintaan barang dari pelanggan. Pesanan yang diterima lewat telepon, surat, formulir yang dikirim pelanggan atau jaringan lainnya antara penyalur dan pelanggan. Pasanan penjual

Sebuah dokumen yang berisi uraian tentang barang, kuantitas dan informasi yang berhubungan dengan barang yang dipesan oleh pelanggan. Persetujuan kredit

Sebelum barang dikirim, orang yang mengotorisasi rekening penjualan terlebih dahulu harus menyetujui kredit untuk pelanggan. Adanya persetujuan kredit pada pesanan penjualan juga sebagai persetujuan untuk pengiriman barang.

2. Pengiriman Barang Titik awal dari siklus dimana aset perusahaan dikelola. Perusahaan mengetahui adanya penjualan ketika barang dikirim.

Dokumen pengiriman : Berisi tentang deskipsi barang yang dijual, kuantitas pengiriman, dan data lain yang relevan (lembar asli dikirim kepada pelanggan, dan salinannya disimpan).

3. Tagihan kepada Pelanggan dan Pembukuan Penjualan Pelanggan diberitahukan tentang jumlah yang harus dibayar untuk barang yang dibelinya, harus dibuat dengan benar dan tepat waktu.

Faktur Penjualan : Menentukan jumlah barang yang dijual dan jatuh tempo pembayaran untuk pelanggan (lembar asli dikirim kepada pelangggan, salinannya disimpan). File Transaksi Penjualan : Berisi semua transaksi penjualan yang diproses melalui sistem akuntansi untuk 1 periode. Informasi pada file transaksi penjualan digunakan untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan, tergantung perusahaan.

5

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Jurnal Penjualan atau Daftarnya : Dibuat dalam berbagai periode, tetapi lebih sering untuk 1 bulan. Kecuali daftar/jurnal yang meliputi total masing-masing nomor rekening dibuat untuk suatu periode waktu tertentu. Daftar/jurnal juga meliputi retur penjualan dan potongan, atau daftar/jurnal yang terpisah dari transaksi tsb. Piutang di Neraca Percobaan : Daftar jumlah piutang masing-masing pelanggan dan waktunya. Neraca percobaan memperlihatkan umur piutang dan komponen saldo piutang dari setiap pelanggan sampai pada tanggal laporannya. Rekening Bulanan : Dokumen yang dikirim melalui pos/elektronik kepada pelanggan yang menyatakan saldo rekening awal piutang, jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo kredit yang dikeluarkan, dan saldo akhir.

4. Pemprosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas Memproses dan mencatat penerimaan (meliputi menerima, menyimpan, dan mencatat penerimaan tunai). Penerimaan tunai meliputi uang tunai dan cek.

Berita Pengiriman Uang : Digunakan untuk menunjukkan nama pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah faktur ketika pembayaran diterima. Digunakan untuk mengotorisasi setoran tunai dan untuk meningkatkan pengawasan terhadap penjagaan aset. Daftar Penerimaan Tunai Sementara : Daftar yang dipersiapkan ketika uang tunai diterima oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab untuk mencatat penjualan, rekening piutang atau uang tunai dan seseorang yang tidak mempunyai akses ke dalam catatan akuntansi. File Transaksi Penerimaan Tunai : Berisi semua transaksi penerimaan tunai yang diproses dengan sistem akuntansi dalam 1 periode (hari, minggu, atau bulan. Dan berisi informasi yang sama dengan yang ada pada data transaksi penjualan. Daftar atau Jurnal Penerimaan Tunai : Laporan yang dibuat dari data transaksi penerimaan tunai yang berisi semua transaksi dalam berbagai periode.

5. Memproses dan Membukukan Penerimaan Tunai Memo Kredit: Dokumen yang berisi pengurangan jumlah pembayaran dari pelanggan,karena barangnya dikembalikan atau ditukar. Jurnal Retur Penjualan dan Potongan: Jurnal yang digunakan untuk mencatat retur penjualan dan potongan. Jurnal ini mempunyai fungsi yang sama dengan jurnal penjualan.

6. Menghapus Piutang Tak Tertagih Formulir Otorisasi Rekening Yang Tak Tertagih: Dokumen yang digunakan secara internal yang berisi kewenangan untuk menghapusbukukan piutang yang tak tertagih.

6

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

7. Menetapkan Piutang yang Tak Tertagih Adanya cadangan untuk menentukan piutang yang tak dapat ditagih untuk periode penjualan yang sekarang merupakan upaya perusahaan jika tidak dapat lagi menagihnya dimasa yang akan datang. Sebagian besar perusahaan, cadangan hutang yang tidak dapat ditagih merupakan penyesuain manajemen terhadap cadangan piutang yang tak tertagih pada akhir periode.

8. Efek E-Commerce terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Aktivitas manajemen penjualan dan penagihan pada perusahaan yang menggunakan pasar elektronik maupun yang masih tradisional adalah sama Manajemen akan tetap bertanggung jawab dengan menggunakan kebijakan akuntansi dan pengawasan internal ketika beraktivitas dengan menggunakan e-commerce. Pada beberapa perusahaan sistem penjualan online diintegrasikan dengan sistem penjualan tradisional, sedang pada perusahaan lain membuat sistem pembukuan akuntansi dan pengawasan internal secara terpisah untuk penjualan online. Auditor harus mampu memahami kunci desain dan operasional pengawasan internal yang ada pada e-commerce sebagai tambahan pemahaman terhadap pengawasan internal dalam siklus penjualan dan penagihan.

METODOLOGI UNTUK MENDESAIN TES KONTROL DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN

7

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Memahami pengendalian internal penjualan Seorang auditor harus dapat memahami pengendalian internal dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan yaitu auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.

Menilai rencana resiko pengawasan Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari pengendalian internal dalam memahami penilaian resiko pengendalian. Ada 4 langkah penting untuk penilaian tersebut: 1. Auditor memerlukan kerangka acuan untuk menilai resiko pengendalian (kerangka untuk semua kelompok transaksi yaitu 6 transaksi yang berkaitan dengan audit). 2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal dan kelemahan penting dalam penjualan 3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan, auditor menghubungkan keduanya dengan tujuan audit 4. Terakhir, auditor menilai risiko pengendalian pada masing masing tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan dari setiap tujuan. Langkah ini penting karena mempengaruhi keputusan auditor tentang tes pengendalian dan tes substantif

Mengevaluasi keuntungan dan kerugian tes pengawasan Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang ekstensif atas pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Mendesain tes pengawasan dan tes substantif transaksi penjualan untuk mencapai sasaran audit Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya. Dalam sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut.

8

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

9

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Pencatatan Terhadap Penjualan Yang Terjadi Untuk sasaran ini, auditor akan memperhatikan tiga jenis kemungkinan kesalahan : penjualan yang masuk ke dalam jurnal tetapi tidak dilakukan pengiriman, penjualan yang dicatat lebih dari sekali, dan pengiriman yang dilakukan untuk pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan

Pencatatan Penjualan Dimana Pengirimannya Tidak Dilakukan Auditor dapat menelusuri dari data yang dimasukkan ke dalam jurnal penjualan untuk meyakinkan bahwa salinan yang menyangkut pengiriman dan dokumen pendukung lain yang ada.

Penjualan Yang Dicatat Lebih Dari Sekali Penjualan yang dicatat dua kali dapat diketahui dengan memeriksa ulang daftar urut nomor dari catatan transaksi penjualan yang nomornya dicatat dua kali.

10

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Pengiriman Untuk Konsumen Palsu Penipuan jenis ini biasanya terjadi ketika orang yang mencatat penjualan juga diberi hak untuk melakukan pengiriman. Pendekatan efektif lainnya untuk mendeteksi tiga jenis kesalahan tersebut adalah dengan menelusuri kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.

Keberadaan Pencatatan Transaksi Penjualan Pada sebagian besar audit, tidak ada tes substantif transaksi kelengkapan data untuk memeriksa penggelembungan pendapatan dan aset yang lebih diperhatikan dalam audit transaksi penjualan dibanding pengecilannya.

Arah Tes Penting bagi auditor untuk memahami perbedaan antara menelusuri sumber dokumen sampai ke jurnal dan menelusuri balik jurnal kembali ke dokumen sumber.

Ketika mendesain prosedur audit untuk kelengkapan dan keberadaan, diawali dengan menelusuri dokumen sangatlah penting. Ini disebut arah tes. Sebagai contoh, jika auditor memperhatikan keberadaan tetapi menelusuri dari arah yang salah (dari dokumen pengiriman ke jurnal), maka harus dilakukan audit yang serius untuk kekurangan pada keberadaan. Arah tes diperlihatkan pada Gambar 13-5

Penjualan dicatat dengan akurat Pencatatan dengan akurat transaksi penjualan yang menyangkut jumlah pengiriman barang yang dipesan, pembuatan tagihan dengan akurat untuk jumlah barang yang dikirim,

11

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

dan mencatat dengan akurat jumlah tagihan di dalam pembukuannya. Tes substantif dalam tiap audit akan memastikan apakah setiap aspek telah dibuat dengan akurat.

Pencatatan Penjualan Yang Sesuai Dengan Klasifikasinya Pada umumnya tes penjualan untuk kesesuaian klasifikasi merupakan bagian dari tes akurasi. Auditor menguji dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat dari satu transaksi dan membandingkannya dengan rekening yang didebet.

Penjualan Dicatat dengan Tanggal Yang Benar Penjualan yang harus ditagih dan yang dicatat segera setelah pengiriman dilakukan akan mencegah hilangnya transaksi dengan tidak sengaja dari catatan dan untuk memastikan bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai

Transaksi Penjualan Harus Dimasukkan di Dalam Berkas Induk dan Direkap Dengan Benar Mencantumkan dengan tepat semua transaksi penjualan ke dalam berkas induk piutang sanatlah penting karena keakuratan dalam pencatatannya akan mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang yang belum dilunasi.

Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit (Kolom 1) Walaupun beberapa pengawasan internal memenuhi lebih dari satu tujuan, namun perlu dipertimbangkan sisi masing-masing sasaran secara terpisah untuk memudahkan penilaian risiko pengawasan yang lebih baik.

Kunci Pengawasan Internal (Kolom 2) Jika pengawasan penting untuk memenuhi salah satu sasaran tidak memadai, maka kemungkinan kesalahan yang berkaitan dengan sasaran ditingkatkan dengan mengabaikan pengawasan untuk sasaran lain

Tes Pengawasan (Kolom 3) Untuk setiap pengawasan internal pada kolom 2, auditor mendesain sebuah tes pengawasan untuk memverifikasi efektivitasnya.

Kelemahan (Kolom 4)

12

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Kelemahan yang diidentifikasi oleh auditor mengindikasikan tidak adanya pengawasan yang efektif. Auditor ada yang merespon kelemahan di dalam pengendalian internal dengan memperluas tes subtantif transaksi untuk menentukan apakah kelemahan hasil dari kesalahan yang signifikan.

Tes Substantif Transaksi (Kolom 5) Tujuan tes ini akan menentukan apakah ada kesalahan keuangan di dalam transaksi penjualan. Tes subtantif transaksi tidak secara langsung berhubungan dengan kunci pengawasan atau kolom tes pengawasan, tetapi luasnya tes subtantif transaksi tergantung pada keberadaan pengawasan dan hasil tes pengawasan. Untuk merubah format isian desain program menjadi format kinerja audit program yang dapat diterapkan, prosedur harus dikombinasikan. Kombinasi tersebut akan dilakukan sebagai berikut : Hapus prosedur yang ganda Pastikan bahwa setiap dokumen akan diuji, semua prosedur akan diterapkan pada dokumen dan akan selesai pada waktu itu juga Memungkinkan auditor untuk melakukan urutan prosedur yang lebih efektif.

RETUR PENJUALAN DAN PENUKARAN BARANG Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, penekanan umum biasanya pada tes keberadaan pencatatan transaksi untuk membuka beralihnya uang tunai yang ditarik dari rekening piutang yang disembunyikan melalui retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif. Walaupun penekanan untuk audit pada retur penjualan dan pengurangan harga sering dilakukan dengan tes keberadaan pencatatan transaksi. Retur penjualan dan pengurangan harga yang tidak dicatat bisa bersifat material dan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menekan pendapatan bersih.

METODOLOGI UNTUK MENDESAIN TES PENGENDALIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI PENERIMAAN UANG TUNAI

DAN

TES

Tes pengendalian tergantung identifikasi auditor terhadap pengendalian dan tingkat pengurangan risiko pengendalian yang mereka percayai. Bagian penting yang menjadi tanggungjawab auditor dalam melakukan audit penerimaan uang tunai adalah mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal (penipuan).

13

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Jenis penyalahgunaan uang yang paling sulit dideteksi adalah terjadi sebelum uang dicatat dalam jurnal penerimaan uang tunai atau dalam daftar lainnya, terutama jika tanda terima dan penerimaan uang tunai dicatat serempak. Yang dilakukan adalah melacak berita pengiriman yang diberi nomor, daftar penerimaan tunai sementara, catatan jurnal penerimaan uang tunai dan ke bagian catatan rekening piutang sebagai tes substantif pencatatan penerimaan uang tunai.

14

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

15

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

16

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

B. Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha

1. Prosedur analitik untuk piutang dagang Prosedur analitik adalah evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainya, atau antara data keuangan dengan data non-keuangan A. Prosedur analitik digunakan dengan tujuan : a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat dan lingkup prosedur audit lainnya b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dnegan saldo akun atau jenis transaksi c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahapan review akhir audit B. a. b. c. Atensi khusus untuk piutang dagang : Saldo yang sangan besar, kemungkinan overstated Saldo yang outstanding untuk periode yang lama, kemungkinan tidak dapat ditagih Piutang kepada pihak yang terafiliasi, pegawai, direktur, atau pihak lain yang memerlukan penjelasan lebih lanjut d. Saldo piutang di kredit mungkin memerlukan penelusuran lebih lanjut atau reklasifikasi sebagai kewajiban (hutang)

C. Contoh prosedur analitik

17

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

2. Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo bagi piutang usaha

Tahap I: Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha Sebagai bagian dari pemahaman ini, auditor harus paham serta mempelajari industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis klien yang signifikan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan, termasuk piutang usaha. Misalkan sebagai akibat dari perubahan yang buruk pada lingkungan ekonomi industri, auditor dapat meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih pitutang usaha.

Tahap I: Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk piutang usaha Auditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalikasokan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikaan, termasuk piutang usaha. Alokasi ini disebut sebagai penetapan salah saji yang dapat ditoleransi.

Tahap I: Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal: 1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan 2. Pengendalian terhadap pisah batas 3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak tertagih

18

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

TahapII: Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan Auditor menggunakan hasil pengujian substansif atas transaksi untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan akan dipenuhi bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha.

Tahap III: Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha saja, karena adanya hubungan yang erat antara akunakun laporan laba rugi dan neraca. Jika auditor mengidentifikasi salah saji yang mungkin terjadi dalam retur dan pengurangan penjualan dengan penggnaan prosedur analitis, piutang usaha mungkin akan mengoffset salah saji itu.

Tahap III: Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yaitu berupa prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, penetapan waktu.] Ketika membahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha, kita akan berfokus pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga mengasumsikan dua hal: 1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerjaa perncanaan bukti 2. Auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo Dalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal itu disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan adalah sebagai berikut: 1. Detail tie-in 2. 3. 4. 5. 6. Existence Completeness Accuracy Classification Cut off : piutang usaha ditambahkandengan benar dan sama dengan file induk serta buku besar umum : piutang usaha yang dicatat memang ada : semua piutang usaha telah dicantumkan : pencatatan piutang usaha sudah akurat : piutang usaha diklasifikasikan dengan benar : pencatatan piutang usaha terjadi pada periode yang sesuai : piutang usaha dicatat memadai pada nilai yang dapat direalisasi : piutang usaha sah milik klien : piutang lain harus dipisahkan dari piutang costumer dan diungkapkan secara memadai

7. Realizable value 8. Rights 9. Presentation & disclosure

19

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

3. Konfirmasi piutang dagang a. Persyaratan konfirmasi dan timing Konfirmasi tidak dilakukan jika: y Saldo piutang tidak material y Auditor berpendapat bahwa konfirmasi bukan merupakan bukti yang efektif karena tingkat respon tidak akan banyak y Kombinasi tingkat inherent risk dan control risk rendah dan substantive test yang lain telah memberikan bukti yang memadai Timing-waktu pelaksanaan konfirmasi: konfirmasi sebaiknya dilakukan pada kesempatan pertama setelah tanggal neraca b. Tipe konfirmasi y Positive confirmation y Blank confirmation form y Invoice confirmation y Negative confirmation

c.

Akseptabilitas konfirmasi negatif y Piutang sebagian besar terdiri dari saldo kecil untuk banyak costumer y Kombinasi assessed control risk dan inherent risk bernilai rendah y Penerima konfirmasi kemungkinan besar akan memeriksa kebenaran saldo yang dikonfirmasi Tindak lanjut terhadap konfirmasi positif yang tidak dijawab Jika customer tidak menjawabkonfirmasi positif, walaupun telah dikirim 2 atau 3 kali, maka prosedur alternatif yang dapat ditempuh adalah:

d.

20

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

y y y y e.

Subsequent cash receipts : memeriksa penerimaan kas dan remittance advices setelah tanggal konfirmasi Duplicate sales invoice : memverifikasi invoice dan tanggal penagihan Shipping documents : memeriksa dokumen pengangkutan untuk memastikan bahwa pengiriman memang telah dilakukan Correspondence with the client : melakukan korespondensi dengan klien

Aanalisis terhadap perbedaan Perbedaan antara jumlah yang dikonfirmasi dengan balasan dari costumer dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: y Pembayaran telah dilakukan, costumer telah melakukan pembayaran sebelum confirmation date, tetapi klien belum menerima pembayaran tersebut y Barang belum diterima, klien sudah mencatat piutang pada saat barang dikirim tetapi costumer belum mencatat karena barangnya belum diterima (masih dalam perjalanan) y Barang telah dikembalikan, klien tidak membuat credit memo karena masalah waktu atau kesalahan pencatatan y Clerical errors dan disputed amounts, costumer menyatakan bahwa ada kesalahan pada harga barang yang dijual oleh klien, atau barang yang dikirim rusak, kuakitas barang berbeda dengan yang dipesan, atau masalah sejenis Faktor yang mempengaruhi ukuran sample yang dikonfirmasi y Tolerable misstatement y Inherent risk y Control risk y Achieved detection risk from other procedures y Type of confirmation (negative from requires more confirmations)

f.

Mengembangkan Pengujian Program Audit yang terinci Pengujian dengan menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti yang disajikan sebagai alat bantu untuk membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sebagai berikut: Tolerable misstatement Acceptable audit risk Inherent risk Control risk Substantive tests of transactions results Analytical procedures Planned detection risk and planned audit evidence

21

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

BAB III KESIMPULANTujuan Umum dari Pemeriksaan Siklus Penjualan dan Penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo perkiraan yang dipengaruhi oleh siklus tersebut disajikan sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima umum. Perkiraan yang tercakup dalam siklus penjualan: y y y y y y y Penjualan Return penjualan dan potongan harga Biaya piutang tak tertagih Potongan tunai yang diambil Piutang Dagang Penyisihan piutang ragu-ragu Uang di Bank

Secara konseptual metodelogi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah sama bagi ke-5 kelas transaksi dan mencakup langkahlangkah berikut: y y y y Memahami pengendalian internal Menilai resiko pengendalian yang direncanakan Menentukan luas pengujian pengendalian Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi auditor berfokus pada pengujian pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi resiko pengendalian. Auditor mengidentifikasi pengendalian internal jika ada untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, kemudian auditor menentukan luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan. Dalam audit perusahaan publik pengujian pengendalian yang ekstensif harus dilakukan untuk menyediakan dasar yang layak bagi pembuatan laporan auditor mengenai pengendalian internal terhadap laporan keuangan. Dalam audit perusahaan no-publik keputusan untuk melakukan pengujian pengendalian didasarkan pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor bermaksud mengandalkannya untuk mengurangi resiko pengendalian. Dalam menyelesaikan pengujian dalam siklus penjualan dan penagihan piutang usaha dibagi kedalam tiga bagian yaitu: 1. Prosedur analitik untuk piutang dagang 2. Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo bagi piutang usaha 3. Konfirmasi piutang dagang

22

Puspitasari Bhineka. Y Astari. S.

Audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha

Prosedur analitik biasanya digunakan dengan tujuan untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat dan lingkup prosedur audit lainnya. Piutang dagang juga memiliki atensi khusus karena saldo yang kemungkinan sangat besar dan bisa saja overstated. Metodologi penelitian memiliki 3 tahapan yang terlihat seperti pada gambar dibawah ini.

Ada 4 tipe konfirmasi, yaitu: y y y y Positive confirmation Blank confirmation form Invoice confirmation Negative confirmation

Ada 5 Faktor yang mempengaruhi ukuran sample yang dikonfirmasi, yaitu: y y y y y Tolerable misstatement Inherent risk Control risk Achieved detection risk from other procedures Type of confirmation (negative from requires more confirmations)

23