Top Banner
PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, DIY 2011 ATURAN BERSAMA MENGENAI TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 1 Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011
17

Aturan Bersama

Mar 09, 2016

Download

Documents

Desa Pleret

Aturan Bersama Desa Pleret
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aturan Bersama

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK)

DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, DIY

2011

ATURAN BERSAMAMENGENAI TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1Aturan Bersama Mengenai Tindak

Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011

Page 2: Aturan Bersama

KATA PENGANTAR

Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, telah Kami sepakati Dokumen Aturan Bersama (AB) mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret,

pada Tahun 2011.

Dokumen AB ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa

Pleret sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah sosial, ekonomi, lingkungan telah dirangkum dan disepakati bersama sesuai dengan kebijakan lokal

(local wisdom) sebagai tuntunan dalam menata lingkungan, masyarakat, dan aktivitasnya. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan penataan lingkungan

permukiman Desa Pleret ke depan, sebagai upaya mewujudkan visi/cita-cita bersama masyarakat Desa Pleret.

Secara garis besar, dokumen AB bertujuan untuk merangkum dan lebih lanjut melegalkan aturan dalam masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju

lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. Dokumen AB ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam rangka pencapaian cita-

cita masyarakat Desa Pleret ke depan. Melalui proses yang dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis komunitas, diharapkan aturan yang telah disepakati bersama ini dapat

ditaati oleh masyarakat demi keberlanjutan lingkungan Desa Pleret ke depan.

Demikian pengantar ini Kami susun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen perencanaan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Pleret, Mei 2011

Penyusun,

Tim Inti Perencanaan Partisipatif

Desa Pleret

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 2

Page 3: Aturan Bersama

SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

Proses-proses perencanaan yang partisipatif dan baik tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan yang baik danpartisipatif berhenti menjadi dokumen yang tidak implemenatatif/sulit diterapkan. Hal tersebut seringkali disebabkan karena kegagalan dalam membangunkesepakatan-kesepakatan operasional, termasuk di dalamnya kesepakatan pengorganisasian pengelolaan.

Seringkali terjadi, proses perencanaan partisipatif menyepakati pembangunan sebuah jaringan infrastruktur tertentu. Misalnya pengadaan air bersih yang diambil darisumber mata air terdekat, jalan, jembatan, irigasi dll. Program tersebut amat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sehingga hampir tidak ada penolakan tehadapprogram. Namun, pada tataran operasinalisasi kegiatan ini menemui banyak kendala, diantaranya:

1. Tidak disepakati siapa-siapa saja yang bertindak sebagai pelaksana pekerjaan tersebut.

2. Siapa pihak-pihak yang bertugas memonitor proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar dan mandat yang diinginkan.

3. Apa imbal balik yang diberikan oleh pihak-pihak yang diuntungkan namun tidak terlibat dalam proses pelaksanaan/pengadaan.

4. Siapa yang akan mengelola dan merawat jaringan pasca dibangun.

5. Siapa yang akan bertanggungjawab jika terjadi kerusakan.

6. Dari mana dana untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh, dll.

Kegagalan membangun kesepakatan-kesepakatan ini mampu menimbulkan permasalahan krusial terutama terkait dengan terjaminnya keberlangsungan/sustainabilitas. Jika kegagalan pengelolaan tersebut terjadi maka akan mengakibatkan penurunan kepercayaan publik/masyarakat terhadap proses-proses partisipatifyang telah dikembangkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk kegiatan pembangunan di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, disepakati usulanacuan untuk menjadi Aturan Bersama, dalam 6 (enam) kelompok kerja sesuai dengan Pokja yang telah terbentuk sebelumnya, yaitu:

1. Tata Ruang, memuat peraturan mengenai penataan bantaran sungai, kawasan bersejarah, mitigasi bencana, penghijauan desa dan ruang terbuka, serta akses jalanlingkungan.

2. Perumahan dan Bangunan, memuat tentang pengaturan bangunan (KDB, KLB), kriteria rumah sehat, pengelolaan sampah dan limbah, serta penataan lingkungansekitar rumah.

3. Sarana Prasarana, memuat tentang pengaturan jalan, jembatan, saluran irigasi, drainase, sarana perekonomian, pendidikan, peribadatan, kesehatan, dan saranaprasarana lingkungan lainnya.

4. Ekonomi, memuat tentang pengaturan sentra-sentra ekonomi (pertanian, peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, perikanan), pengaturan proekonomi lokal, pengaturan PKL, pengaturan investasi lahan dan pemasaran program-program pembangunan.

5. Pelayanan Publik, mengenai kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan, dll yang dikelola dan digunakan oleh masyarakat Desa Pleret.

6. Sosial Kelembagaan, akan mengatur kelembagaan desa dan pengaturan organisasi-organisasi baru, jam belajar masyarakat, pemberantasan penyakit masyarakat,dsb.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 3

Page 4: Aturan Bersama

Pokja Kondisi Faktual Kondisi Ideal Aturan Bersama yang Disepakati

1. Tata Ruang

A. Bantaran Sungai a. Belum ada penataan pada beberapa area dibantaran sungai

Kawasan sekitar sungai juga berfungsi sebagaikawasan lindung sempadan sungai, yang berartibebas dari segala kegiatan budidaya.

Di bantaran sungai ditanami tanamankeras, tanaman pendek/perdu.

Jarak permukiman dari sungai minimal 18 meter.

b. Masih ada sampah yang dibuang dibantaran sungai.

Dilarang membuang sampah ke sungai karena dapat mencemari sungai dan sekitarnya. Sampah dibuang pada tempat pembuangan sampah yang telah ditentukan.

Dibuat tempat sampah komunal dipermukiman sekitar sungai.

Apabila membuang sampah ke sungaiakan dikenakan sangsi administrasi(denda).

Dibuat rambu-rambu laranganmembuang sampah di sungai.

c. Ada limbah industri yang mencemarisungai.

Sungai terbebas dari segela bentuk pencemaran. Limbah yang dibuang ke sungai dapat ditoleransiasalkan telah diolah sebelumnya dan kadarpencemarannya tidak tinggi.

Industri diwajibkan memilikiinstalasi/sistem pengolahan limbah.

Apabila ada pelanggaran akandikenakan sangsi, baik administrasi ataupidana.

Dibuat rambu-rambuperingatan/larangan pembuanganlimbah.

d. Masih ada kegiatan MCK di sungai. MCK seharusnya dilakukan di kamar mandi dan

sumur dan tidak mencemari sungai.

Dibuat rambu-rambu

peringatan/larangan kegiatan MCK di

sungai.

Pemanfaatan MCK di rumah masing-

masing secara optimal.

Penyuluhan larangan melakukan MCK di

sungai.

Aturan Penataan Lingkungan Permukiman

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011

ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

4

Page 5: Aturan Bersama

e. Adanya penambangan pasir di sekitarsungai.

Menurut RDTR Kec Pleret, tidak ada arahan kegiatan penambangan dan penggalian di Kec Pleret. Sehingga segala kegiatan penambangan dapat dikategorikan illegal.

Kawasan sekitar sungai harus terbebas dari penambangan.

Apabila ada pelanggaran akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Kontrol paling bawah adalah dari masyarakat dan kepala dukuh setempat.

f. Bantaran sungai mulai terkikis akibat erosi. Erosi dapat dicegah dengan penghijauan di bantaran sungai.

Penanaman tanaman keras di sekitar bantaran sungai.

Larangan menebang pohon di sekitar bantaran sungai tanpa izin pengelola.

g. Permukiman penduduk cukup padat dibeberapa ruas bantaran sungai

Garis sempadan sungai di kawasan permukiman ditentukan sekurang-kurangnya 10 meter dihitung dari tepi sungai untuk jalan inspeksi.

Permukiman minimal berjarak 18 meter dari bantaran sungai.

18 m23 m

B. KawasanBersejarah

a. Situs-situs bersejarah di Desa Pleret yang telah tergali belum dikelola maupun dibukauntuk umum. Beberapa diantaranya hanyadipagari sederhana di sekelilingnya. Jugamasih terdapat situs yang belumsepenuhnya tergali.

Semua situs yang memungkinkan akan digali dan dijaga keberadaannya dengan pagar pembatas dan penanda yang layak.

Ada pengelolaan situs-situs Desa Pleret untuk menjaga keamanan dan pembukaan untuk umum yang digagas oleh pemerintah maupun masyarakat.

Saat ini belum dibuka secara resmi, karena wewenang ada pada Provinsi.

Wisatawan yang ingin masuk ke tempatwisata, baik situs maupun museum, tetap diperbolehkan masuk denganmenghubungi pengurus yang ada disekitar objek wisata.

Pemungutan retribusi menunggudibukanya tempat wisata secara resmi. Jadi sampai sebelum pembukaan resmi, wisatawan dapat masuk dengan belumdikenakan retribusi.

b. Museum Purbakala Desa Pleret menyimpanbenda-benda bersejarah, namun belumdibuka untuk umum.

Museum Purbakala sebagai asset daerah haruslebih dikenalkan kepada publik dan dilengkapidengan aturan pengelolaannya.

c. Dokumen-dokumen tentang sejarah Pleretbelum sepenuhnya tersusun.

Sejarah Pleret ditulis dalam dokumen yang lengkap dan runtut sebagai salah satukelengkapan asset daerah.

C. Penghijauan & Ruang Terbuka

a. Tidak semua halaman rumah memiliki tanaman hijau.

Pekarangan dan halaman rumah ditanamitumbuh-tumbuhan untuk menjaga kualitas tanahdan fungsi resapan.

Setiap rumah harus punya minial 1 (pohon) tanaman untuk perindang.

Setiap rumah memiliki toga (tanamanobat keluarga), dan tanaman produktif(cabe, sayur, dll palin tidak untukmemenuhi kebutuhan pangan ruahtangga.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 5

Page 6: Aturan Bersama

b. Ada rumah yang memiliki halaman terbatasdan tidak cukup lahan untuk ditanami.

Setiap rumah minimal memiliki satu pohon dan tanaman lain yang ditanam pada media yang memungkinkan.

Memakai pot & polibag

c. Ruang terbuka hijau kebanyakan berupalapangan olahraga. Taman bermain untukanak-anak kurang.

Selain untuk fungsi olahraga, perlu adanya ruang terbuka untuk fungsi rekreasi (taman, taman bermain, dsb).

(saat ini masih campur) dibuat zonakhusus ubtuk bermain anak walaupunlokasinya menjadi satu dengan lapanganolah raga, terutama untuk keterampilan(TK, SD)

D. Akses kePermukiman

a. Terdapat rumah yang tidak mendapat akses ke jalan utama karena letaknya di belakang rumah lainnya.

Setiap rumah memperoleh akses ke jalan utama. Dibuat gang jalan setapak antar rumah min 1 meter

b. Beberapa lokasi permukiman yang padathanya dapat diakses melalui jalan kecil, tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

Lebar jalan lingkungan 1,5 – 2 meter, dapat dilewati pejalan kaki, penjual dorong. Lebar bahu jalan 0,5 meter tanpa pedestrian. (SNI 03-1733-2004; Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan, Dirjen Cipta Karya, 1998)

Kendaraan dititipkan ditetangga ygterdekat masuk halaman rumah

E. Mitigasi Bencana a. Desa Pleret dilalui oleh patahan/sesar Opak. Mitigasi bencana gempa bumi telah diatur detail pada RPP JRF.

Terdapat ruang terbuka yang aman sebagai tempat berkumpul dan berlindung warga bila terjadi bencana di tingkat RW, Pedukuhan dan tingkat Desa

Merujuk pada RPP JRF

b. Banjir maupun genangan sering terjadi saatmusim hujan, baik di sekitar sungai maupundi jalan dan permukiman.

Badan jalan harus bebas dari banjir dan genangan Air hujan harus disalurkan melalui sistem

pembuangan yang terpisah dari sistempembuangan air limbah dan air kotor.

Bila belum tersedia saluran ke badan bangunanpenerima, maka badan penerima dapat berupadanau, sungai, atau kolam yang mempunyai dayatampung yang cukup.

Untuk jalan dibuat saluran air hujan(drainase).

Untuk permukiman dibuat semacamsumur resapan

Untuk sungai dibuat penguat tebing danparapet.

Dilarang membuang sampahsembarangan (terutama di drainase dansungai).

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 6

Page 7: Aturan Bersama

c. Diperlukan sistem penanganan kebakaranmengingat kondisi permukiman yang padat.

Setiap bangunan harus menyediakan sistem penanganan kemungkinan kebakaran dari berbagai jenis penyebab.

Seluruh bangunan harus dapat dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.

Lebar jalan lingkungan paling tidak 3 meter.

Jarak antar bangunan yang diperbolehkan minimal adalah 2 meter.

Setiap rumah memiliki sistemperingatan bencana semisal kentongan.

d. Lokasi Desa Pleret cukup jauh dari Merapi, namun masih dapat terkena dampaknya.

Masyarakat memahami tanggap darurat bencana. Tetap siaga meskipun tidak terkena dampak.

Menyediakan fasilitaspenampugan/shelter untuk pengungsi, di rumah warga

Warga menyediakan bantuan sembakodan pakaian untuk pengungsi

e. Beberapa kali terjadi angin ribut yang menimbulkan kerusakan.

Dilakukan antisipasi terhadap hal-hal yang berpotensi menimbulkan ancaman.

Bergotong-royong melakukanpemangkasan pohon-pohon besarketika musim penghujan.

Apabila ada dahan atau bagian pohontetangga yang beresiko menganggu, pemilik rumah dapat menyampaikan kepemilik pohon untuk memangkasnya. Bisa dilakukan bersama atau denganmengganti sejumlah dahan yang dipangkas

2. Perumahan dan Bangunan

A. PengaturanBangunan

a. Beberapa bangunan KDB dan KLBnya belumsesuai

KDB KLB disesuaikan dengan lingkungan Tinggi bangunan maksimal yang diperbolehkan adalah 2 tingkat.

Perbandingan luas tanah denganbangunan di kawasan permukimansetidaknya 50:50.

Perbandingan luas tanah denganbangunan di kawasan perdagangan & jasa setidaknya 30:70.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 7

Page 8: Aturan Bersama

b. Terdapat bangunan yang berada di atassaluran pembuangan, sehinggamenimbulkan genangan maupun banjir.

Bangunan sebaiknya tidak berada di atas saluranpembuangan dan memenuhi jarak minimal dengan saluran pembuangan.

Apabila akan membangun bangunanharus berjarak minimal 1 meter darisaluran irigasi.

c. Pada umumnya sudah berupa bangunanpermanen, namun masih banyak yang belum memenuhi kriteria rumah sehat(dinding belum diplester, lantai tanah, ventilasi minim, dsb).

Kriteria rumah sehat harus terpenuhi untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Lantai rumah sudah tidak beralaskantanah lagi.

Setiap rumah mempunyai ventilasi yang cukup.

Ada halaman.B. Sanitasi a. Masih ada rumah yang belum memiliki

MCK, biasanya menumpang di tetangga, masjid, dsb.

Setiap rumah minimal memiliki 1 unit lokasi MCK. Pembuatan mck umum untukmasyrakat

Memberikan sosialisasi penyadaranhidup sehat

b. Warga masih membuang sampah dihalaman, biasanya ditimbun atau dibakar. Belum ada pengelolaan sampah.

Sebaiknya sampah dipilah sesuai jenisnya.

Pemilahan sampah untuk membantu proses reduksi pencemaran lingkungan akibat pembakaran dan penimbunan sampah.

Pembuatan TPA tingkat desa (masihterkendala soal lokasi, banyak wargayang tidak mau apabila dekat dengantempat tinggalnya)

Pemilahan sampah untuk dijadikanbank sampah

c. Pengelolaan sampah di pasar masih kurangmemadai, sehingga menimbulkan bau taksedap dan mengganggu kenyamananlingkungan sekitar.

Sebaiknya dibuat jarak antara pembuangan sampah di pasar dengan lokasi pasar.

Dibuat bak sampah didalam pasar

Warga tidak boleh membuang sampah rumah tangga ke bak di pasar

d. Belum ada pengelolaan limbah industri. Limbah langsung dibuang ke saluran irigasitanpa pengolahan terlebih dahulu, sehinggamencemari lahan pertanian.

Sebaiknya setiap unit industry memiliki lokasi penampungan dan pengolahan limbah industry, sebelum dibuang lepas.

Limbah yang bisa didaur ulang dijadikanpupuk, pakan ternak

Dibuatkan sumuran (bak penampungan& pengolah limbah)

e. Rumah yang tidak memiliki septictankumumnya membuang limbah MCK kepekarangan atau ke sungai.

Setiap rumah harus menyediakan minimal 1 septictank untuk pembuangan limbah MCK.

Jika kondisi bangunan padat limbah septictank dapat dibangun dalam satu pembuangan terpadu.

Setiap rumah tangga harus memiliki 1 septic tank

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 8

Page 9: Aturan Bersama

C. PenataanLingkungan SekitarRumah

a. Jalan lingkungan gelap saat malam harikarena tidak ada penerangan jalan.

Penerangan di sepanjang jalan pada malam hari. Penerangan jalan memiliki kuat penerangan

500lux dengan tinggi >5meter dari permukaan tanah. (SNI 03-1733-2004)

Setiap bangunan wajib dilengkapi penerangan luar secukupnya.

Setiap 10 meter harus ada lampupenerangan jalan.

b. Terdapat kandang ternak (sapi, kambing, ayam) di pekarangan rumah, dengan jarak<5meter dari bangunan rumah.

Jarak minimum kandang ternak denganpemukiman minimum 150 meter

Sentralisasi kandang ternak.

Penyuluhan warga tentang kesadaranlingkungan.

3. Sarana dan Prasarana

A. Transportasi a. Hampir seluruh jalan utama tidak memiliki trotoar.

Idealnya setiap jalan memiliki trotoar minimal 0,5 meter untuk memfasilitasi pejalan kaki, penyandang cacat, vegetasi. (SNI 03-1733-2004 Klasifikasi jalan di lingkungan perumahan, mengacu pada Pedoman Teknis Prasarana JalanPerumahan, Dirjen Cipta Karya 1998)

Wewenang pengelolaan jalankabupaten tidak terletak pada Desa. Upaya yang dapat dilakukan adalahmenyediakan alokasi ruang untuk jalurpejalan kaki.

Pada jalan kabupaten

Jarak jalan-bangunan±4 m

Lebar trotoar 1,5 m

Lebar jalan 6-9 m

Perkerasan aspal

Disertai rambu-rambu

Jalan kolektor desa

Jarak jalan-bangunan±4 m

Lebar jalan 3,5-6 m

Kecepatan sedangb. Pada pagi hari jalan di sekitar pasar dan

sekolah sangat ramai karena aktivitaskeduanya yang mengganggu pergerakanlalu lintas.

Padatnya aktivitas di pusat-pusat kegiatan tidakseharusnya menimbulkan masalah sepertikemacetan lalu lintas.

Tempat-tempat tertentu perlu pengaturan lalu lintas

Dipasang rambu-rambu

c. Masih ada jalan yang belum diperkeras ataumengalami kerusakan.

Jaringan jalan, baik lingkungan maupunpenghubung hendaknya sudah berupa jalanperkerasan untuk kemudahan sirkulasi

a. Jaringan jalan wajib dibangun dengan perkerasan,

b. tidak diperkenankan ada jalan yang mengecil danatau jalan yang buntu pada satu ruas jalan

Pemeliharaan jalan secara berkala

Laporan ke instansi terkait

Pemeliharan dengan swadaya(penegerasan jalan dengan paving)

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 9

Page 10: Aturan Bersama

d. Jembatan sebagai sarana penghubunglangsung dengan desa sekitar, mengingatbagian timur, selatan dan barat Desa Pleretdibatasi oleh sungai. Jumlahnya masihdirasa kurang, sehingga jarak tempuh lebihjauh dan lama.

Pengadaan Jembatan untuk mempersingkat jarak tempuh.

e. Ada jembatan dengan konstruksi bamboo yang cukup sempit dan mengalamikerusakan.

Jembatan boleh saja terbuat dari bamboo asal terjaga kondisinya agar tidak membahayakan penggunanya.

Peningkatan kualitas konstruksi jembatan.

B. Drainase a. Belum terdapat jaringan drainase dipermukiman dan pinggir jalan utama yang mengakibatkan timbulnya genangan saatmusim penghujan.

Jaringan drainase perlu tidak hanya dipermukiman, namun sepanjang tepi jaringan jalanuntuk menghindari genangan air ke jalan saathujan maupun banjir.

Pembuatan jaringan drainase di pinggirjalan utama

b. Saluran drainase yang ada beberapatertimbun sampah, dedaunan, pasir, dsb.

Tidak boleh ada sampah di saluran drainase karena akan menghambat laju air dan berpotensi menyebabkan banjir.

Pemeliharaan drainase secara rutin (Kontinyunitas)

Dilarang membuang sampah di saluran drainase

c. Volume saluran kurang dapat menampungair hujan, sehingga seringkali meluapsampai ke jalan dan permukiman.

a. saluran pembuangan air hujan harus dilengkapi dengan perencanaan resapan air hujan ( SPAH ) sebagai usaha konservasi air

b. 1 (satu) resapan air hujan dengan diameter 0,80 m dan kedalaman 3,00 m adalah ketentuan minimal untuk setiap 60,00 m2 lahan tertutup

c. Kemiringan aliran pada saluran drainase minimal 2% (dua persen), sehingga air dapat meresap ke tanah sebelum melimpah ke sungai, dengan kedalaman minimal 40 cm lebar 30 cm dengan bak kontrol setiap 50,00 meter.

Setiap membangun rumah dianjurkanmembuat SPAH dengan teknik yang benar. Paling tidak sesuai dengankriteria di samping.

C. Irigasi a. Banyak terdapat titik kebocoran karenamengalami kerusakan atau karena masihberupa saluran non-teknis.

Baik saluran teknis maupun no-teknis harus dalam kondisi yang baik dan tidak bocor.

Pemeliharaan Jaringan Irigasi secara rutin

b. Pintu pembagi air ada yang rusak bahkanhilang

Pintu pembagi air harus selalu dalam kondisi baik mengingat fungsinya yang sangat penting. Baik sebagai pembagi air ke beberapa desa, juga sebagai pengontrol laju air.

Pintu pembagi air diperbaiki dan diberipengaman

c. Banyak sampah, dedaunan, dan tanah/pasiryang mengendap di saluran irigasi.

Tidak boleh ada sampah di saluranirigasi karena akan menghambat laju air mengganggu pengairan.

Dilarang membuang sampah

Pemeliharaan jaringan irigasi

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 10

Page 11: Aturan Bersama

D. Sarana Pendidikan a. Koleksi buku (panduan, referensi) masihkurang. Belum ada perpustakaan/tamanbacaan.

Buku merupakan jendela ilmu. Terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Setidaknya ada perpustakaan umum agar kegiatan membaca bisa lebih digalakkan di Pleret.

Pengadaan buku panduan dan referensi

Menjalin kerjasama dengan Perpustakaan daerah.

b. Sarana bermain anak-anak masih kurang. Masa anak-anak harus diisi dengan kegiatan bermain yang positif. Sarana permainan boleh saja jika ditambah, namun kegiatan bermain anak tidak hanya bisa didapat dari sarana bermain umum saja.

Pengadaan sarana bermain anak-anak

c. Kebanyakan pendidikan informal belummemiliki bangunan sendiri, saat ini masihmenumpang di bangunan milik warga.

Pendidikan informal memiliki bangunan sendiri, agar statusnya lebih jelas dan lebih mudah berkembang.

Pengadaan bangunan gedung yang bekerjasama dengan pihak swasta.

d. Kebanyakan pendidikan informal belummemiliki bangunan sendiri, saat ini masihmenumpang di bangunan milik warga.

Pendidikan informal memiliki bangunan sendiri, agar statusnya lebih jelas dan lebih mudah berkembang.

Pengadaan bangunan gedung yang bekerjasama dengan pihak swasta.

4. Ekonomi

A. Pengaturan Sentra-sentra Ekonomi

a. Industri rumah tangga di Desa Pleret sangat banyak dan beragam namun masih dalam skala individu, belum terintegrasi dan belum ada sentra industri tertentu.

Pembuatan sentra-sentra industri terpadu dalam satu kawasan atau tempat

Mendirikan Koperasi

Sentralisasi industry rumah tangga.

b. Pedagang di pasar Desa Pleret lebihmemilih berjualan di luar pasar pada tepianjalan dibandingkan di dalam pasar. Padahalmasih tersedia ruang di dalam bangunanpasar.

Fungsi pasar adalah untuk menampung kegiatan ekonomi, sebainya selama masih ada ruang di Pasar, pedagang tidak diperbolehkan untuk berjualan di luar areal pasar yang mengganggu lalu lintas.

Penertiban para pedagang yang berjualan di luar pasar.

c. Banyak pedagang dari luar wilayah yang berjualan di Desa Pleret.

Dibuat kesepakatan Prioritaskan Pedagang dari wilayah DesaPleret

B. Pro Ekonomi Lokal a. Pedagang klitikan di Desa Wonokromo kebanyakan adalah warga Desa Pleret yang tidak memiliki lahan untuk membuka lapak klitikan di Desa Pleret.

Dibuat lokasi khusus yang mudah diakses di Desa Pleret untuk menampung kegiatan pasar klitikan.

Pemerintah Desa Pleret menyediakan tempat pedagang klitikan yang strategis di wilayah Desa Pleret.

b. Pedagang klitikan di Desa Wonokromokebanyakan adalah warga Desa Pleret yang tidak memiliki lahan untuk membuka lapakklitikan di Desa Pleret.

Dibuat lokasi khusus yang mudah diakses di Desa Pleret untuk menampung kegiatan pasar klitikan.

Pemerintah Desa Pleret menyediakantempat pedagang klitikan yang strategisdi wilayah Desa Pleret.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 11

Page 12: Aturan Bersama

5. Pelayanan Publik

A. PAUD a. Masih perlu pengembangan tenaga pendidik. Jumlah tenaga pendidik yang ada saat ini masih belum mencukupi. Dan gaji rendah.

Jumlah tenaga pendidik mencukupi dengan gajiyang sesuai

Pemanfaatan tenaga pendidik dari karang taruna/kader desa

b. Masih ada warga yang belum mengikutkananaknya ke PAUD.

Semua anak-anak sebelum memasuki jenjang pendidikan SD, sebaiknya mengikuti PAUD

Semua warga mengikutsertakan anaknya dalam PAUD

c. Kesadaran iuran masih kurang. Masyarakat sadar akan iuran Masyarakat membayar iuran secara rutin

d. Banyak anak yang memilih bersekolah diluar daerah.

Anak-anak Desa Pleret dapat bersekolah di desanya sendiri

Semua anak Desa Pleret bersekolah diPleret dengan disertai peningkatanmutu pendidikan

B. Kesehatan a. Penanganan terhadap demam berdarah, cikungunya (fogging), TBC, dsb seringnyabaru dilakukan bila terjadi kejadian. Belumsecara preventif/pro-aktif.

Program preventif diagendakan secara rutin Penanganan program pencegahan penyakit dilakukan secara preventif dan pro-aktif

b. Waktu pelayanan kurang. Dokter tidakselalu ada setiap hari, posyandu/posyandulansia dilakukan 1-2 kali setiap bulan, sehingga warga kesulitan bila sakitmendadak karena tidak ada jadwalpelayanan.

Pelayanan posyandu disiap-siagakan 24 jam Penyediaan posyandu dengan tenagadokter oleh perangkat desa. Program bisa dilakukan dengan penempatanrumah bidan desa di satu kompleksdengan posyandu.

c. Pelayanan kesehatan tidak optimal karenawarga menggunakan Jamkesmas/SKTM, terutama penanganan pada penyakit kronis.

Pelayanan kesehatan bisa optimal menjangkau semua kebutuhan masyarakat miskin

Pelayanan kesehatan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan pada masyarakat miskin

d. Biaya kesehatan mahal, warga kesulitanmengurus jamkesos.

Akses pelayanan kesehatan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat

Pelayanan kesehatan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan mengutamakan pelayanan pada masyarakat miskin

e. Pengetahuan dan pembinaan tentangkesehatan masih kurang.

Adanya pembekalan dan pelatihan pada kader-kader Desa.

Kader-kader desa bisa mendistribusikanilmu yang mereka dapat ke masyarakat

C. Keamanan a. Siskamling telah rutin dan aktif dilakukandengan jadwal yang telah ditentukan, namun masih ada warga yang tidak ikutronda.

Semua warga ikut serta dalam siskamling Siskamling rutin diikuti semua warga

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 12

Page 13: Aturan Bersama

b. Siskamling telah rutin dan aktif dilakukandengan jadwal yang telah ditentukan, namun masih ada warga yang tidak ikutronda.

Semua warga ikut serta dalam siskamling Siskamling rutin diikuti semua warga

6. Sosial Kelembagaan

A. Sosial a. Penyakit masyarakat (mabuk, judi, obat-obat terlarang, dsb) masih ditemui di beberapa lokasi tertentu.

Desa Pleret sudah terbebas dari semua penyakit masyarakat

Penindakan tegas dari aparat desa dan pelaporan ke pihak berwajib

a. Daerah yang dekat dengan persawahan umumnya rawan terjadi masalah keamanan.

Kondisi keamanan sudah bias terjaga di semua lokasi desa

Pengikutsertaan semua warga dalam sisklamling dan pembuatan pos penjagaan yang merata

a. Pemulung masih bebas keluar-masuk permukiman.

Lingkungan desa sudah terbebas dari pemulungdan sampah yang berserakan

Kegiatan pengolahan sampah mandiri dari masyarakat sehingga pemulung bisa dilarang masuk desa. Sampah dibedakan sesuai jenis, kemudian dilakukan kegiatan daur ulang, dan pembentukkan kelompok kerajinan dari daur ulang sampah

B. Kelembagaan a. Pada beberapa lembaga/kelompokmasyarakat, pertemuan hanya dilakukaninsidental bila ada agenda khusus.

Dijadwalkan pertemuan rutin yang membahasagenda-agenda kegiatan pengembanganmasyarakat

Ada pertemuan rutin dan adapertemuan incidental

a. Pertemuan dilakukan berpindah-pindahdari rumah anggota satu ke anggota lainnyakarena belum memiliki tempat sendiri.

Ada tempat pertemuan sendiri yang menetap Tempat pertemuan yang menetap bisa diadakan tanpa harus menghilangkan pertemuan yang berpindah-pindah, karena pertemuan tsb bisa meningkatkan silahturahmi antar masyarakatnya

a. Pendanaan terbatas, juga bersumber dari swadana masyarakat.

Pendanaan mencukupi dan tidak hanya berasal dari swadana masyarakat

Pendanaan dapat dihasilkan dari produk yang dihasilkan berbagai lembaga di masyarakat, seperti produk kerajinan daur ulang, dll

a. Telah banyak terbentuk lembaga/kelompok masyarakat, namun

Optimalisasi kerja masing-masing lembaga masyarakat

Koordinasi antar lembaga masyarakatdengan pihak perangkat desa dankecamatan.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 13

Page 14: Aturan Bersama

Aturan Penataan Kawasan Prioritas

A. Kawasan Pengembangan EmbungPrinsip Umum:1. Pembangunan embung bertujuan mengatasi masalah utama pertanian di sebagian wilayah Desa Pleret.2. Selain untuk fungsi pengairan, pembangunan embung berdampak pada penataan kawasan sekitar sungai sehingga kualitas lingkungan meningkat.

Aturan Wajib:

1. Tidak diperkenankan ada bangunan tinggal.

Aturan Anjuran:1. Mempertahankan kawasan sempadan sungai dengan konservasi..2. Memfungsikan kawasan sekitar embung dan sungai untuk rekreasi, misal dengan taman, kolam, kursi, dsb.3. Vegetasi yang dianjurkan adalah jenis yang dapat menyimpan air dan meminimalisir dampak erosi, antara lain trembesi, mahoni, asam, bambu, perdu, dsb.

Pengelolaan:

1. Embung dan saluran distribusi air dikelola oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Pleret.

2. Anggota membayar Iuran Petani Air (IPAir) saat ini sejumlah Rp 50.000/Ha/tahun.

3. O&P 2 kali dalam 1 tahun, yaitu saat musim kemarau dan penghujan.

4. Embung efektif saat musim kemarau. Saat musim penghujan air dari embung dialokasikan ke kolam-kolam ikan di sekitar embung.

5. Pemanfaatan lahan lain-lain (perikanan, peternakan, dsb) di sekitar embung dikelola oleh pengurus kelompok masing-masing dari wilayah bersangkutan.

Pembagian Jatah Air

Kebutuhan Pelatihan untuk Transformasi Pertanian yang Moderen dan Mandiri

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat-Minggu

Eksisting Bedukan Kerto Keputren Karet Desa Wirokerten

Setelah ada embung a. Setiap pedukuhan akan mendapatkan tambahan jatah pengairan saat hari Jumat sampai Minggu ketika air dari Bendung Karangploso dialihkanke Desa Wirokerten. Tambahan waktu pengairannya sekitar 18 jam untuk masing-masing pedukuhan.

b. Pada hari-hari penjatahan biasanya, selain mendapat pasokan air dari sumber Bendung Karangploso, lahan pertanian bagian barat Desa Pleret(Bedukan, Keputren, Kerto, Karet) juga akan mendapat tambahan debit air yang bersumber dari embung.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 14

Page 15: Aturan Bersama

B. Kawasan Pengembangan Kandang Sentral Desa Pleret

Prinsip Umum:

1. Diperuntukkan sebagai sentra kawasan peternakan dengan spesifikasi ternak kambing gembel, yang terintegrasi dengan sub-sub peternakan yang tersebar di Desa Pleret.

2. Pengelolaan peternakan dengan sistem peternakan moderen, yang sekaligus dapat mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, teratur dan berkualitas.3. Secara bertahap hunian warga terbebas dari kandang.4. Kegiatan utamanya adalah budidaya/pembibitan, penggemukan, jual-beli (pasar hewan), dan nantinya dikembangkan rumah pemotongan hewan (RPH).

Aturan Wajib:

1. Guna Lahan: kandang ternak, sarana prasarana pendukung, pasar hewan, tempat pemotongan hewan.

2. Tinggi Bangunan maksimal 2 tingkat untuk bangunan pendukung.

Aturan Anjuran:

1. Utilitas: kemudahan akses dan sirkulasi, memiliki sumber tenaga sendiri, memiliki sistem sanitasi terpadu dan sarana penunjang yang dirawat baik.

2. Vegetasi: penanaman vegetasi di sekitar kandang sebagai buffer atau pagar untuk meminimalisir bau, pemandangan langsung dengan permukiman. Diutamakan tanamanproduktif yang dapat dimanfaatkan warga.

Pengelolaan:

1. Kepengurusan melanjutkan yang sudah ada, dengan membentuk kelompok ternak baru dan terbuka menerima anggota baru.

2. Organisasi kepengurusan terdiri dari Ketua (2 orang), sekretaris (1 orang), bendahara (1 orang), dengan seksi-seksi antara lain seksi kesehatan, seksi pengolahan pangan, seksipengolahan kotoran, seksi produksi.

3. Keanggotaan utamanya adalah warga Pedukuhan Gunungan, namun terbuka menerima anggota dri pedukuhan lain di Desa Pleret.

4. Peraturan sewa proporsional. Dengan asumsi biaya tahun ini, besarnya sewa lahan adalah Rp 7.000/10m2/tahun.

5. Diperlukan pencatatan administrasi rutin, daftar hadir, notulen, kas, notulen, surat-menyurat, dsb.

6. Jadwal piket bergilir berulang setiap 5 hari pasaran.

Ketentuan yang Wajib Diikuti:

1. Setiap anggota wajib mempunyai dan memelihara ternak.2. Setiap anggota wajib mempunyai simpanan pokok3. Jumlah simpanan ditentukan selanjutnya.4. Setiap anggota bertanggung jawab tehadap ternak yg dikelola.5. Setiap anggota wajib mengikuti semua kegiatan dlm sentra ternak, misalnya kerja bakti, piket, pertemuan rutin, dll

Sanksi-sanksi:

1. Jika tidak mempunyai kambing dlm 3 bulan akan dikeluarkan.2. Ada denda dan teguran

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 15

Page 16: Aturan Bersama

Modal & Pembagian Keuntungan:

1. Modal pengelolaan dari iuran anggota, channeling (pinjaman lunak), dana penjualan ke kas kelompok, denda pelanggaran dari anggota, penjualan pupuk organik.

2. Setiap penjualan ternak dikenai dana penjualan per ekor.

3. Pembagian keuntungan yg sudah ada Rp2.500/ekor.

Pembinaan Kelembagaan:

1. Pertemuan rutin 1 kali setiap bulan, biasanya tanggal 5 tiap bulan.2. Undangannya antara lain mantri ternak, poskeswan, dinas terkait (dinas pertanian Pleret).3. Direncanakan mengundang figur peternak sukses.4. Kerjasama dengan akademisi, misal dari peternakan UGM.5. Diperlukan kader, khususnya dari masyarakat yang punya potensi dalam bidang peternakan. 6. Sistem peguliran.7. Dibutuhkan kursus manajemen pengolahan ternak, pengolahan pakan, limbah (kotoran), kesehatan dan reproduksi hewan, pelatihan pemasaran.8. Bentuk kursus dapat mendatangkan pakar/nara sumber atau mengirim anggota untuk pelatihan.9. Perlu menyusun rencana usaha tentang penyediaan pakan, obat-obatan hewan, dsb.10. Kemitraan dapat berupa peminjaman modal, manajemen pengolahan ternak, dan pemasaran.11. Rencana pemasaran antara lain mengundang warung sate dan pihak terkait.

Pemeriksaan Kesehatan:

1. Bentuknya: Poskeswan, Yanduanternak, 1 kali setiap bula.2. Oleh dokter hewan dan petugas poskeswan setiap kali dibutuhkan.3. Kompensasi: mengganti senilai obat.

C. Kawasan Pengembangan Kandang Sub Desa PleretPrinsip Umum:

1. Diperuntukkan sebagai kawasan peternakan dengan budidaya ternak tertentu sesuai kesepakatan tiap kelompok ternak, yang terintegrasi dengan kandang ternak sentral dankandang ternak sub lain yang tersebar di Desa Pleret dengan saling mendukung.

2. Pengelolaan peternakan dengan sistem peternakan moderen, yang sekaligus dapat mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, teratur dan berkualitas karena secarabertahap menampung ternak dari kawasan hunian.

Aturan Wajib:

1. Guna Lahan: kandang ternak, sarana prasarana pendukung.

2. Tinggi Bangunan maksimal 2 tingkat untuk bangunan pendukung.

Aturan Anjuran:

1. Utilitas: kemudahan akses dan sirkulasi, memiliki sumber tenaga sendiri, memiliki sistem sanitasi terpadu dan sarana penunjang yang dirawat baik.

2. Vegetasi: penanaman vegetasi di sekitar kandang sebagai buffer atau pagar untuk meminimalisir bau, pemandangan langsung dengan permukiman. Diutamakan tanamanproduktif yang dapat dimanfaatkan warga.

3. Pengaturan: kelembagaan memiliki peraturan terperinci untuk pengelolaan kandang, pemasaran, transaksi, kemitraan, dsb.

Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011 16

Page 17: Aturan Bersama

KESEPAKATAN MASYARAKAT DESA PLERET TERKAIT ATURAN BERSAMA UNTUK RPLP/RTPLP

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Kami warga Masyarakat Desa Pleret menyatakan:

1. Setuju menerima hasil RPLP & RTPLP dan akan melaksanakan program kegiatan (pembangunan embung dan sentra peternakan di Desa Pleret) sesuai denganprioritas yang telah disebutkan di dalam RPLP & RTPLP dengan bantuan program PLPBK/ND maupun secara mandiri.

2. Bersedia menerima pengelolaan fasilitas tersebut secara keseluruhan ataupun sebagian sebagai aset Desa Pleret tanpa menghilangkan hak-hak pribadi pemilikyang sah yang lahannya dikenai program.

3. Berkehendak menjalankan proses pembangunan di Desa Pleret melalui gotong-royong maupun dengan pembentukan panitia pembangunan yang telah diatur.

4. Berkehendak menjalankan proses persiapan pembangunan (tindak rembug pentahapan, pembagian pekerjaan, survei material), serta proses pembangunan danpemeliharaan (pencatatan, pemantauan, pendokumentasian, ataupun tindak lain yang diperlukan).

5. Bersedia memberikan dukungan, baik dalam bentuk pendampingan, keuangan, maupun sumbangan bentuk lainnya pada proses pembangunan melaluisumbangan sukarela, sumbangan tenaga atau sumbangan terkait lainnya.

6. Bersedia mengelola pemanfaatan berupa pemeliharaan maupun penyelenggaraan kegiatan publik/sosial di fasilitas yang telah disediakan sekurang-kurangnyadalam bentuk jadwal per-minggu selama sepuluh tahun ke depan, dan bisa diperpanjang sesudahnya sesuai dengan kesepakatan warga.

7. Bertekad untuk tidak menelantarkan, ikut menjaga, memelihara, menanggung biaya operasional fasilitas yang menjadi aset Desa Pleret ini, termasuk dalam halpengadaan biaya pemeliharaan dengan cara iuran rutin, anggaran desa, dsb.

8. Akan mengaktifkan dan memberdayakan peran lembaga/organisasi lokal dalam urusan pemeliharaan fasilitas dimaksud.

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Desa Pleret.

Pleret, Bantul, 15 Mei 2011.

Kepala Desa Pleret

( Nur Subiyantoro )

Ketua Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul

( Ari Budi Nugroho, ST )NIP.19710323.199903.1.002

17Aturan Bersama Mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret Tahun 2011

Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

( Drs. Sunardi Wiyono )

BKM Maju Makmur

( Ahmad Sudarmi, S.Pd )

Ketua TIPP PLPBK Desa Pleret

( H. Ismadi )