Top Banner
LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN PENGELOLAAN (PENGENDALIAN,CONTROLLING) DI RUANGA FLAMBOYAN 2 RSUD SALATIGA KAB. SALATIGA DISUSUN OLEH : Nama : Khomsiatun NIM : 010112a052 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO
31

atun clear 4.doc

Sep 14, 2015

Download

Documents

fatma
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN PENGELOLAAN

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN PENGELOLAAN

(PENGENDALIAN,CONTROLLING)

DI RUANGA FLAMBOYAN 2

RSUD SALATIGA KAB. SALATIGA

DISUSUN OLEH :

Nama

:Khomsiatun

NIM

:010112a052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2015LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Manajemen Keperawatan Pengelolaan Ruangan Flamboyan 2 RSUD SALATIGA KAB. SALATIGA pada tanggal 27 2 Juni 2015 telah diperiksa dan disetujui pada hari jumat, 1 April 2015.

Salatiga, 1 April 2015 Pembimbing Akademik

Pembimbing lahan praktik

Stase Manajemen Keperawatan

RSUD Salatiga

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Mona Saparwati,S.Kep.,Ns.,M.Kep

B.Wahyu Efendi,S.KepBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan kebijakan otonomi daerah menimbulkan implikasi yang sangat luas di semua bidang. Salah satu bidang pelayanan umum/masyarakat yang juga sangat terpengaruh oleh kebijakan otonomi daerah adalah pelayanan kesehatan. Kebijakan tersebut memberikan implikasi terhadap instansi pelayanan kesehatan untuk merubah orientasi pelayanan kesehatan yang dapat memfasilitasi kebutuhan publik terhadap peningkatan kesehatan dan mendukung peningkatan pendapatan asli daerah. Untuk mencapai misi tersebut rumah sakit dituntut untuk merubah sistem manajemennya (Dharma, 2006).

Rumah sakit sebagai mata rantai pelayanan kesehatan mempunyai fungsi utama penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan juga diharapkan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya. Agar dapat menjalankan fungsinya tersebut, rumah sakit perlu didukung oleh organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat, (Arwin, 2005).

Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Empat fungsi manajerial yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat unsur tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya suatu tujuan.

Manajemen Keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tututan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Handoko, 2010).

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada klien secara optimal, seorang perawat dituntut memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Upaya untuk mencapai kemampuan manajerial pada lingkup yang lebih besar dapat dimulai dari lingkup yang lebih kecil seperti pengelolaan manajemen keperawatan di Ruang Flamboyan lantai II RSUD Kota Kota Salatiga.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran praktikan di lahan praktek. Mahasiswa Profesi STIKes Madani Yogyakarta dituntut untuk menerapkan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Flamboyan lantai II RSUD Kota Salatiga, dengan arahan dari pembimbing lahan praktek maupun pembimbing pendidikan yang cukup intensif, dengan adanya praktik ini diharapkan mahasiswa mampu mengelola suatu ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Tujuan1. Tujuan UmumSetelah melakukan praktek manajemen selama satu minggu di Ruang Flamboyan lantai II RSUD Kota Salatiga diharapkan mahasiswa mampu:

a. Menunjukkan keterampilan mengorganisasi dan koordinasi kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif.

b. Menerapkan gaya, pendekatan dan strategi untuk mempengaruhi individu dan kelompok terhadap penentuan dan pencapaian tujuan dalam situasi khusus.

c. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam merencanakan kegiatan-kegiatan keperawatan.

2. Tujuan KhususSecara individu/kelompok mahasiswa dapat menunjukan kemampuan:

a. Menganalisis data dan memahami masalah-masalah dalam pengorganisasian asuhan keperawatan.

b. Mengidentifikasi masalah yang terjadi.

c. Merencanakan beberapa alternatif jalan keluar.

d. Mengusulkan alternatif jalan keluar tersebut kepada manajer keperawatan

e. Merencanakan kegiatan keperawatan sehari-hari.

f. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan.

g. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan.

h. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan.

i. Memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam mempengaruhi orang lain.

j. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan.

k. Melaksanakan dan mengevaluasi prioritas kegiatan pengelolaan pelayanan

keperawatan.

C. Waktu dan Tempat

Praktek keperawatan manajemen ini dilaksanakan selama 1 minggu di Ruang Flamboyan lantai II RSUD Kota Salatiga, yang berlangsung dari tanggal 27 April 2015 sampai 2 April 2015.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Controlling

Proses manajemen adalah pengontrolan (Fayol, 1999). Mendefinisikan control sebagai pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang disepakati, intrusi yang dikeluarkan serta prinsip prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaikiki dan tidak terjadi lagi pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul issue dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.

The Washington State Board Of Nursing (Gillies, 2012) menyebutkan definisi legal praktek keperawatan meliputi observasi, pengkajian, diagnosis, asuhan atau konseling, dan penyuluhan kesehatan kepada individu yang sakit, cedera, atau pemeliharaan kesehatan atau pencegahan sakit yang dilaksanakan oleh perawat berlisensi. Pelaksanaannya di terima dan disepakati oleh profesi keperawatan dan kedokteran.

Menurut Swansburg (2009) elemen primer manajemen pelayanan keperawatan adalah adanya sistem untuk mengevaluasi seluruh upaya, termasuk evaluasi proses manajemen, praktek keperawatan, dan seluruh pelayanan keperawatan. Evaluasi memerlukan standar yang dapat digunakan sebagai tolok ukur kualitas dan kuantitas pelayanan. Standar juga dapat digunakan sebagai alat bantu menentukan sasaran tiap divisi dalam keperawatan.

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanankan asuhan keperawatan. Standar keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang mengacu dalam tahap proses keperawatan, yang meliputi : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi, dan instrumen penilaian standar tersebut telah disusun oleh Tim Dep.Kes RI (Instrumen A).

Menurut Mockler (1984), pengendalian managemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standart yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikasi, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memasikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin mencapai tujuan.

Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian atau pengontrolan meliputi: menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja, melakukan pengukuran prestasi kerja, menetapkan pakah prestasi kerja sesuai dengan standar, mengambil tindakan korektif.

Peralatan atau instrument dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat 3 kategori audit keperawatan yaitu: audit instruktur, audit proses dan audit hasil.

Audit struktur berfokus pada sumber daya manusia: lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP, dan rekam medik: pelangan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan menggunakan checklist.

Audit proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menetukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat restropektif, concurrent, atau perreview. Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaaan dokumentasi asuhan keperawatan. Cuncurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlamgsung. Prereview adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisien serta kepuasan. Untuk indikator mutu dapat berupa : BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial (NI) dan angka dekubitus.Pada model praktik keperawatan (MPKP) kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran:

A. Program Pengendalian Mutua. Indikator mutu umum:

1) Penghitungan lama hari rawat (BOR)Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR adalah 70-80%

Rumus perhitungan BOR :

Keterangan :

Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu

Jumlah hari persatuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.

2) Penghitungan rata-rata lama dirawat (ALOS)Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seseorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnose tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari.

Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan :

Keterangan :

Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.

Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.

3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

Turn Over Interval adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 3 hari.

Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan rumus sbb:

Keterangan:

Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.

Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati.

Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, mutasi, atau meninggal

4) Infeksi nosokomial

Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien yang didapat atau muncul selama dalam perawatan di rumah sakit selama 3 x 24 jam. Di rumah sakit dengan melihat tumor, robor, color, dolor dan fungsi laisa yang tampak pada pasien post operasi, maupun rawat inap di Bangsal Melati RSUD Ambarawa, KAB. Semarang dalam satu periode waktu tertentu yaitu 3x24 jam.5) Survey masalahSurvey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standar NANDA untuk pasien baru yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).

b. Kegiatan mutu

a) Audit dokumentasiAudit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana.

Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.

b) Survey kepuasanMenurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.

Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk dilakukan tiap 6 bulan sekali.B. Pelaksanaan Standar (SAK,SOP)

C. Penilaian penampilan Kerja

1) Cara penilaian penampilan kerja

2) Alat penilain penampilan kerja

3) Waktu penilain kinerja

BAB III

ANALISA SITUASI

A. Hasil Pengkajian Indikator mutuDistribusi Pasien yang dirawat di RSUD Kota SalatigaPeriode 1 Desember 2014 sampai dengan 28 Februari 2015NoBulanPasien KeluarPersentase

1Desember11341,7%

2Januari7728,41%

3Februari8129,89%

Jumlah100%

Dari data diatas terlihat bahwa penyakit terbanyak di Ruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga, yaitu pada bulan Desember dengan jumlah 113 (41,7%) dan bulan Februari dengan jumlah 81 (29,89%) dan bulan Januari 77 (28,41%). Dari jumlah total pasien dari tanggal 1 Desember 2014 sampai dengan 28 Februari 2015 adalah 271 (100%).

Indikator Efisiensi Ruangan RSU per Tahun

No.NoIndikatorStandar

1.BOR75 85 %

2.LOS7 10 hari

4.TOI1 3 hari

Sumber: Medical Record RSUD Kota Salatiga 2015

Tabel 2.10

Efisiensi Ruang Flamboyan II

Bulan 1 Desember 2014 28 Februari 2015IndikatorJumlahKeterangan

BOR

LOS

TOI85.6%

5,3 hari

1 hariDi atas standar

Lebih baik dari standar

Sesuai standar

Sumber: Medical Record RSUD Kota Salatiga 2015

Analisis

BOR (pemakaian tempat tidur) di Flamboyan II lebih rendah dibanding standar nasional untuk rumah sakit umum, di Ruang Flamboyan II BOR pada periode Desember 2014 28 Februari 2015sebesar 85,6% berarti pemakaian tempat tidur kurang efisien.

LOS (lama rata-rata hari perawatan) pasien di Flamboyan II yaitu 5,3 hari menunjukan lama hunian lebih baik dari standar umum yaitu 7-10 hari.

( Sumber: Medical Record RSUD Kota Salatiga 2015 )

TOI (Waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) di Ruang Flamboyan II adalah 1 hari, menunjukan bahwa tempat tidur belum digunakan secara efisien.

( Sumber: Medical Record RSUD Kota Salatiga 2015 ) Kegiatan mutua) Kajian data dokumetasi asuhan keperawatanHasil observasi tentang proses pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Flamboyan II didapatkan bahwa format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi serta catatan perkembangan keperawatan sudah tersedia pada setiap status pasien.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap 10 catatan asuhan keperawatan di Ruang Flamboyan II selama 3 hari dimulai tgl 27-29 April 2015 didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel Hasil Studi Dokumentasi Keperawatan dengan Instrumen A

Di Ruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga

NOAspek yang dinilaiHasil

%Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.Pengkajian

Diagnosa

Perencanaan

Tindakan

Evaluasi

Catatan Asuhan 75

33

66

50

0

60

Belum sesuai

Diagnosa keperawatan belum berdasarkan PES dan merumuskannya diagnosa keperawatan actual/potensialPerencanaannya tidak menurut urutan prioritas

Tidak ada observasi setelah tindakan keperawatan

Hasil evaluasi tidak sesuai dengan SOAP

Perawat belum mencantumkan tanda tangan setiap melakukan tindakan

Rata-rata47%

Analisis

Proses asuhan keperawatan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil penilaian proses pendokumentasian di Ruang Flamboyan II selama 3 hari yaitu dimulai tgl 27-29 April 2015, dengan katagori pengkajian (75%), diagnosa (33%), perencanaan (66%), tindakan (50%), evaluasi (0%), catatan asuhan (60%). Dengan rata-rata hasil 47% atau memperoleh predikat sedang.

b) Kepuasan pasien

Angka kepuasan = Jumlah jawaban puas X 100 %

8

NOKRITERIAJUMLAH

YAJUMLAH

TIDAK

1Apakah perawat selalu memperkenalkan diri26

2Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok diruangan53

3Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda/keluarga53

4Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal makanan anda dan keluarga anda44

5Apakah perawat menanyakan menanyakan/memperhatikan beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda/keluarga anda habiskan17

6Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri, apakah perawat membantu menyuapinya17

7Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat selalu memeriksa cairan/tetesannya dan area disekitar jarum infuse62

8Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan buang air besar apakah perawat menganjurkan makan buah buahan, sayuran, minum yang cukup banyak26

9Pada saat perawat membantu anda/keluarga anda waktu buang air besar/buang air kecil, apakah perawat memasang sampiran/selimut, menutup pintu/jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan44

10Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu terjaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari80

11Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak licin, tidak berbau dan cukup penerangan

80

12Selama anda/keluarga belum mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat08

13Apakah anda/keluarga anda dibantu jika tidaj mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut08

14Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut dan lain-lain diganti setiap kotor80

15Apakah perawat menberikan penjelasan akibat dari kurang bergerak dan berbaring terlalu lama26

16Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan, tata tertip yang berlaku di rumah sakit.26

17Selama anda/keluarga dalam perawatan apakah perawat memanggil nama anda dengan benar62

18Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi , sore maupun malam hari53

19Selama anda/keluarga dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan bila diperlukan 80

20Apakah perawat bersikap : sopan, ramah71

21Apakah anda/ keluarga mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas17

22Apakah perawat selalu memberiakan penjelasan sebelum member tindakan perawatan atau pengobatan44

23Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda71

24Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan/meminumkan obat26

25Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberi penjelasan tentang perawatan/pengobatan pemeriksaan lanjut setelah pasien dibolehkan pulang?26

JUMLAH99100

Sumber : Angket persepsi pasien terhadap mutu askep dari 8 orang pasie

Analisa Data

Keterangan : Berdasarkan kajian data diatas yang dinilai dari pembagian angket kepada 8 pasien di ruang Flamboyan Dua pada tanggal 29 April 2015 sampai didapatkan hasil setuju sebesar 99 pasien dan 100 pasien menjawab tidak setuju. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien terhadap mutu pelayanan diruang Flamboyan Dua Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga dikategorikan kurang baik,

Kajian data Pelaksanaan Tindakan Keperawatan menurut SOP dan SAKHasil observasi tentang proses pelaksanaan tindakan keperawatan di Ruang Flamboyan II didapatkan bahwa format pelaksanaan mulai dari kriteria persiapan sampai dengan kriteria pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap 5 perawatdalam tindakan keperawatan di Ruang Flamboyan II selama 3 hari dimulai tgl 27-29 April 2015 didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil Studi Dokumentasi Keperawatan dengan Instrumen BDi Ruang Flamboyan II RSUD Kota Salatiga

NOTindakan keperawatanHasil

%Keterangan

1.

2.

Memberikan oksigenasi

Memasang infus66

59Dalam tindakan memberikan oksigen perawat tidak menjelaskan kepada pasien tentang tindakanya,tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum tindakan dan tidak mengukur dosisnya,

Dalam tindakan memasang infus perawat tidak menggunakan APD,tidak mencucitangan sebelum tindakan,tidak memakai kasa steril,tidak menggunakan pengalas,pasien tidak diberikan penjelasan sebelum tindakan,tidak memeriksa ulang cairan yang akan diberikan dan tidak didokumentasikan sesuai waktu pemasangan,jenis cairan,jumlah tetesan.

Rata-rata62,5%

Analisis

Proses tindakan keperawatan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil penilaian proses tindakan keperawatan di Ruang Flamboyan II selama 3 hari yaitu dimulai tgl 27-29 April 2015, dengan katagori tidakan meberikan oksigen (66%) dan memasang infus (59%).

B. Analisa Masalah

Analisis SWOT

NoAspek yang dikajiStrength (Kekuatan)Weakness (Kekurangan)Oppurtinity (Kesempatan)Threat (Ancaman)

Proses (Manajemen Aproach, Controling)

1a) Pelaksanaan starndar SAK dan SOP1. Memiliki peraturan yang sudah ditetapkan bagi perawat, pasien dan keluarga

2. Di ruangan sudah memiliki 26 SOP dan 5 SAK sebagai acuan untuk melakukan asuhan keperawatan.1. SOP dan SAK terletak di tempat yang tidak strategis sehingga susah untuk memungkinkan terbaca oleh perawat setiap hari.

2. Tidak semua perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP

1. Pengembangan pemberian asuhan keperawatan berdasarkan SOP.

2. Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan menggunkan metode modifikasi1. Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal

Identifikasi Masalah dan Analisa Data

NODATA FOKUSMASALAH

1.1. SOP dan SAK terletak di tempat yang tidak strategis sehingga susah untuk memungkinkan terbaca oleh perawat setiap hari.

2. Tidak semua perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP

Belum optimalnya fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal

Penyebab Masalah

Penyebab masalah Rencana penyelesaian masalah

Belum optimalnya fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal

Diskusikan kepada kepala ruang dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai SOP

Diagram Fish Bone

Material

Money

Machine

Man Metode

Man

C. Rumusan masalah

NOAspekSub AspekHarapanKenyataanKesimpulan

1.ProsesControling Terlaksananya asuhan keperawatan berdasarkan SOP.terlaksananya asuhan keperawatan sesuai SOP.Masalah

Rumusan masalah :

Belum optimalnya fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimalD. Prioritas Masalah

NoMasalahPrioritas MasalahTRJumlahPrioritas

ImportancyI x T x R

PSRIPCDUPe

1.Belum optimalnya fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal4442423320 x 3 x 3180

Keterangan:

1. Importansi (I) atau pentingnya masalah

a. Prevalency (P)

:Masalah lebih banyak ditemukan atau serius

b. Severity (S)

:Akibat yang ditimbulkan lebih serius apabila tidak ditangani

c. Rate of increase (RI)

: Kenaikan jumlah masalah lebih cepat

d. Public concern (PC)

: Perhatian masyarakat

e. Degree of unmeetneed (DU): Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk terselesainya masalah

f. Political climate (PC)

: Iklim politik mendukung

2. Technology (T)

: Teknologi yang tersedia

3. Resource (R)

: Sumber daya (manusia, alat, dana, dll)

Catatan:

1. Tulis masalah yang akan diprioritaskan

2. Nilai yang diberikan 1 s/d 4 (1 nilai terkecil dan 4 nilai yang terbesar)

3. Jumlah nilai tertinggi adalah yang prioritas untuk diintervensikan

Kriteria linkert

1 = Sangat tidak penting

2 = Tidak penting

3 = Penting

4 = Sangat penting

E. POA (Plan Of Action)NOMasalahRencana TindakanMetodeSasaranBahan

dan AlatWaktuTempatPelaksanaPembimbing

1.Belum optimalnya fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan

dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal1. Diskusikan kepada kepala ruang dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai SOPDiskusi Perawat

mahasiswaSOP dan SAK

1 April 2015Flamboyan 2KhomsiatunKepala Ruang,

dan Pembimbing Akademik.

[;plkDalam pelaksanaan SOP tidak membutuhkan dana tidak membutuhkan peralatan yang menunjang diagnostik

Dalam pelaksanaan SOP tidak membutuhkan dana

Adanya 26 SOP tertulis,

belum keseluruhan terlaksananya asuhan keperawatan sesuai SOP

Perawat kurang antusias dalam membaca SOP

Implementasi keperawatan tidak semuanya berjalan sesuai SOP

Budaya yang sudah bertahun-tahun melaksanakan asuhan keperawatan hanya secara garis besar SOP