ATRIBUT SEISMIK Pendahuluan Ilmu Geofisika terutama di bidang seismik mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak awal tahun tujuhpuluhan. Dalam bidang eksplorasi metode seismik menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang terkait. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa metode seismik berkembang dengan dukungan ilmu-ilmu bidang lain. Tentu saja ilmu-ilmu tersebut harus berdasarkan teori fisika. Berbagai metode dikembangkan untuk mempelajari penjalaran dan sifat gelombang seismik dengan tujuan untuk interpretasi bawah permukaan. Salah satu metode yang kemudian berkembang adalah penggunaan atribut data seismik untuk membantu eksplorasi hidrokarbon. Metode ini memberikan cara pandang yang berbeda terhadap data seismik. Data seismik mempunyai informasi amplitudo dan fase yang menyatu. Atribut seismik dapat memperlihatkan cara pandang antara antara amplitudo dan fase secara terpisah. Informasi yang terkandung dalam amplitudo dapat diinterpretasi tersendiri dan tidak bercampur dengan informasi dari fase, demikian juga sebaliknya. Atribut sesaat seismik mulai diperkenalkan pada akhir 1960-an, seiring dengan meningkatnya aktivitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ATRIBUT SEISMIK
Pendahuluan
Ilmu Geofisika terutama di bidang seismik mengalami perkembangan yang
sangat pesat sejak awal tahun tujuhpuluhan. Dalam bidang eksplorasi metode
seismik menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang terkait. Hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa metode seismik berkembang dengan
dukungan ilmu-ilmu bidang lain. Tentu saja ilmu-ilmu tersebut harus berdasarkan
teori fisika.
Berbagai metode dikembangkan untuk mempelajari penjalaran dan sifat
gelombang seismik dengan tujuan untuk interpretasi bawah permukaan. Salah satu
metode yang kemudian berkembang adalah penggunaan atribut data seismik untuk
membantu eksplorasi hidrokarbon. Metode ini memberikan cara pandang yang
berbeda terhadap data seismik. Data seismik mempunyai informasi amplitudo dan
fase yang menyatu.
Atribut seismik dapat memperlihatkan cara pandang antara antara amplitudo
dan fase secara terpisah. Informasi yang terkandung dalam amplitudo dapat
diinterpretasi tersendiri dan tidak bercampur dengan informasi dari fase, demikian
juga sebaliknya.
Atribut sesaat seismik mulai diperkenalkan pada akhir 1960-an, seiring
dengan meningkatnya aktivitas pencarian anomali pada daerah brightspot.
Fenomena brightspot menjadi indikator utama perubahan litologi secara tajam
yang berasosiasi dengan keberadaan zona gas. Pada tahun 1960-1970, atribut
amplitudo sesaat menjadi atribut seismik yang umum digunakan dalam eksplorasi
dan eksploitasi minyak bumi. Keberhasilan amplitudo sesaat sebagai indikator
langsung keberadaan hidrokarbon (direct hydrocarbon indicator) memotivasi
pencarian atribut seismik lain.
Atribut sesaat seismik yang lain adalah frekuensi sesaat dan fase sesaat.
Frekuensi sesaat merupakan turunan fase sesaat terhadap waktu. Ada juga atribut
frekuensi dominan sesaat, bandwith sesaat, rerataan dari frekuensi sesaat dan
indikator lapisan tipis. Indikator lapisan lapisan tipis biasa disebut juga thin beds
indicator merupakan selisih dari frekuensi sesaat dengan rerataan frekuensi
sesaatnya.
Perkembangan teknologi khususnya teknologi komputer memberikan
kontribusi yang besar dalam bidang seismik. Perhitungan untuk atribut sesaat
seismik secara cepat dan tepat dapat dilakukan dengan dukungan sumber daya
komputer yang bagus. Perkembangan ilmu matematika juga berperan penting
dalam bidang seismik. Teori transformasi seperti transformasi Fourier dan
Transformasi Hilbert telah memacu perkembangan dari penggunaan atribut sesat
seismik. Untuk memberikan kemudahan bagi interpretasi data seismik kini telah
digunakan skala warna.
Gambar 1. Perhaps the earliest example of a computer-generated seismic attribute. (a) Schematic of a device built to crosscorrelate seismic traces
recorded on analog magnetic tape, which was then used to display.
Penggunaan atribut sesaat dari data seismik saat ini memegang peranan yang
sangat penting dalam interpretasi. Interpretasi merupakan pekerjaan pengolahan
seismik lanjut (enhanced seismic processing) yang telah banyak dikembangkan
1
untuk memahami kondisi bawah permukaan bumi sehingga membantu pekerjaan
eksplorasi hidrokarbon.
Atribut sesaat seismik dahulu hanya meliputi tiga jenis yaitu amplitudo, fase
dan frekuensi sekarang ini berkembang menjadi beberapa jenis atribut baru.
Atribut sesaat yang ada saat ini secara umum merupakan turunan dari atribut
amplitudo, fase dan frekuensi sesaat dengan modifikasi dari cara perhitungan
maupun dari cara penampilan.
Gambar 2. A time line of seismic attribute developments and their relation to key advances in seismic exploration technology. (Modified from Barnes, 2001.)
2
Atribut Seismik
Atribut seismik merupakan penyajian dan analisa data seismik berdasarkan
informasi utama, yaitu informasi waktu, frekuensi, amplitudo dan fase pada jejak
seismik kompleks. Atribut seismik memberikan informasi parameter-parameter
fisis batuan bawah permukaan seperti amplitudo dan fase yang secara tidak
langsung diperoleh melalui data seismik. Atribut seismik sekarang telah megalami
banyak perkembangan sehingga semakin banyak informasi yang dapat diekstrak
dan ditampilkan untuk keperluan interpretasi.
Dalam interpretasi data seismik diperlukan kemampuan untuk mengetahui
dan mencirikan perubahan atribut kecil yang dapat dihubungkan dengan keaadan
geologi bawah permukaan.
Atribut seismik merupakan pengolahan data seismik yang membantu dalam
melakukan penggambaran yang lebih baik ataupun pengukuran zona-zona yang
menarik (Chopra, 2005). Atribut seismik juga didefinisikan oleh Taner (2000)
sebagai semua informasi yang diperoleh dari data seismik baik dari pengukuran
langsung atau secara pengalaman maupun logika yang beralasan.
Atribut seismik yang bagus secara langsung dapat menampilkan zona-zona
yang menarik. Selain itu atribut seismik juga dapat untuk menentukan struktur
atau lingkungan pengendapan. Brightspot merupakan contoh yang jelas dari
atribut seismik yang secara langsung berhubungan dengan parameteryang
menarik.
Klasifikasi Atribut Seismik
Atribut data seismik dapat dihitung dari data seismik yang telah dilakukan
proses stack (post stack) maupun dari data seismik yang belum dan sudah
dimigrasi dalam kawasan waktu. Atribut seismik juga dapat dihitung dari data
seismik yang belum dilakukan stack (pre-stack). Taner (2000) telah
mengelompokkan atribut seismik menjadi beberapa bagian.
Pengelompokkan yang dilakukan Taner berdasarkan beberapa hal yaitu jenis
data (berhubungan dengan proses pengolahan data), cara perhitungan, informasi
3
yang terkandung dalam atribut, hubungan atribut dengan informasi geologi dan
karakteristik dari gelombang seismik.
Klasifikasi berdasarkan jenis data seismik
1. Atribut data seismik sebelum proses stack (Pre-Stack Attributes)
Atribut dihitung dari data dalam bentuk kumpulan CDP (Common Depth
Point). Hasilnya berupa informasi mengenai azimuth dan offset.
Perhitungan atribut data yang belum di stack memerlukan waktu yang
cukup lama. Perhitungan dengan cara ini jarang dipakai untuk interpretasi
awal dan hanya digunakan jika akan dilakukan interpretasi yang lebih
detail.
2. Atribut data seismik setelah proses stack (Post-Stack Attributes)
Proses stack merupakan proses perataan data (averaging), sehingga
informasi mengenai offset dan azimuth menjadi hilang. Data yang
digunakan untuk atribut dapat berupa data stack maupun data yang telah
dilakukan proses migrasi. Atribut jenis ini sering digunakan sebagai bahan
interpretasi awal karena perhitungan yang dilakukan lebih efisien.
Klasifikasi berdasarkan cara perhitungan
1. Kelas I
Perhitungan atribut dilakukan secara langsung dari jejak seismik. Jenis
data dapat berupa data stack, data sebelum stack dan data migrasi dalam
bentuk 2D dan 3D. Kelas ini meliputi amplitudo sesaat, fase sesaat dan
frekuensi sesaat beserta turunannya.
2. Kelas II
Perhitungan atribut dilakukan pada jejak seismik dengan menggunakan
lateral scanning dan semblance. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan
perbandingan sinyal terhadap noise (S/N ratio)
Klasifikasi berdasarkan informasi yang terkandung dalam atribut
1. Instantaneous Attributes
Perhitungan atribut dilakukan pada tiap sampel data sehingga atribut ini
menggambarkan variasi berbagai parameter yaitu amplitudo, fase,
frekuensi beserta turunannya.
4
2. Wavelet Attributes
Atribut ini dalam perhitungannya dilakukan pada sekitar puncak (peak)
dari bentuk gelombang.
Klasifikasi berdasarkan hubungan atribut dengan informasi geologi
1. Geometrical Attributes
Atribut geometri menggambarkan hubungan secara spatial dan temporal
dari data seismik. Pengukuran kontinuitas secara lateral dengan semblance
merupakan salah satu cara terbaik sebagai identifikasi pelapisan.
2. Physical Attributes
Atribut ini berhubungan dengan aspek fisis dari data seismik secara
kualitatif dan kuantitatif. Contoh dari atribut ini adalah magnitudo, dimana
magnitudo (trace envelope) berhubungan dengan kontras impedansi dan
frekuensi yang berhubungan dengan ketebalan lapisan, penjalaran
gelombang dan peredaman.
Klasifikasi berdasarkan karakteristik dari gelombang seismik
1. Reflective Attributes
Atribut ini berhubungan dengan karakteristik gelombang seismik pada
bidang pantul (reflector). Atribut dalam kategori ini meliputi instantaneous
attributes, bentuk gelombang dan AVO (Amplitudo Versus Offset).
2. Transmissive Attributes
Atribut ini berhubungan dengan karakteristik gelombang seismik dalam
lapisan. Atribut dalam kategori ini meliputi RMS (Root Mean Square),
rerata kecepatan, faktor kualitas (Q), absorbsi dan dispersi.
Brown (2001) membuat klasifikasi atribut yang sering digunakan untuk
interpretasi data seismik 3D. Pengelompokkan atribut dari data seismik
didasarkan pada arti fisis (physical properties), proses pengolahan dan jenis data.
Dalam klasifikasi atribut yang dilakukan oleh Brown ditambahkan beberapa
pengukuran atribut yang dilakukan dengan metode statistika seperti yang
WINDOWCoherenceContinuitySemblanceCovariancePeak-trough diffDip max correlationAzimuth max corrSignal-to noiseParallel bed indicatorChaotic bed indicatorTrace difference
Gambar 3. Bagan klasifikasi atribut seismik (Brown,2001)
6
Beberapa contoh analisa atribut sesaat dari data seismik:
Farnbach (1975) melakukan analisa jejak kompleks dari data seismik
gempa untuk analisa fase gelombang. Farnbach melakukan pemisahan
antara amplitudo dan fase gelombang menggunakan analisa jejak
kompleks. Pada analisa jejak kompleks, fase gelombang dapat dipisahkan
dari amplitudonya disebut juga fase sesaat sehingga penentuan onset
gelombang P dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pada penelitian ini
diperkenalkan perhitungan jejak kompleks dengan melakukan modifikasi
transformasi Fourier disebut juga transformasi Hilbert pada kawasan
frekuensi.
Taner dkk (1979) melakukan analisa jejak seismik kompleks untuk data
seismik eksplorasi. Jejak seismik kompleks dihitung menggunakan
transformasi Hilbert pada kawasan waktu maupun kawasan frekuensi.
Jejak seismik kompleks digunakan untuk melihat informasi amplitudo
yang terpisah dari informasi fase dan dipergunakn untuk menghitung
frekuensi sesaat yaitu hasil turunan dari fase sesaat. Penelitian ini
memperkenalkan penggunaan warna untuk tampilan atribut. Skala warna
digunakan untuk mempermudah interpretasi data seismik. Hasil penelitian
ini mendapatkan suatu kesimpulan bahwa atrbut fase sesaat dapat
memperlihatkan kontinuitas bidang pantul sedangkan atribut frekuensi
sesaat dapat digunakan untuk identifikasi akumulasi hidrokarbon.
Robertson dan Nogami (1984) melakukan analisa atribut sesaat pada
model lapisan membaji. Penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan
kelakuan atribut pada lapisan yang tipis. Atribut yang digunakan meliputi
amplitudo, fase dan frekuensi sesaat. Analisa dilakukan dengan
menitikberatkan pada analisa frekuensi sesaat. Hasil yang diperoleh
menunjukkan harga frekuensi sesaat negatif maupun relatif tinggi saat
ketebalan lapisan sama dengan panjang gelombang gelombang sumber.
7
Jejak Kompleks
Analisa jejak kompleks banyak dibahas dalam bidang ilmu elektronika dan
matematika. Jejak kompleks disebut juga sebagai pre-envelope dalam bidang
elektronika. Ahli matematika biasanya menggunakan istilah analitic signal atau
suatu sinyal yang tidak mempunyai komponen frekuensi negatif. Aplikasi dalam
bidang geofisika khususnya dalam bidang eksplorasi seismik dilakukan pertama
kali oleh Taner dkk. (1979).
Jejak kompleks terdiri dari bagian riil dan bagian imajiner, dimana bagian
riil adalah jejak seismik hasil pengukuran sedangkan bagian imajiner adalah
transformasi Hilbert dari bagian riil. Bagian imajiner disebut juga sebagai
quadratur trace maupun konjugate kompleks. Jejak kompleks dalam kawasan
waktu dinyatakan sebagai:
(1)
dengan adalah jejak kompleks dalam kawasan waktu, adalah jejak
seismik rill, adalah jejak seismik imajiner dan adalah bilangan imajiner.
Gambar 4. memperlihatkan jejak kompleks pada kawasan waktu maupun kawasan
frekuensi.
(a) (b)Gambar 4. Jejak seismik kompleks pada kawasan waktu (a) dan kawasan
frekuensi (b) (Taner dkk, 1979)
1.Transformasi Hilbert
8
Transformasi Hilbert pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Jerman David
Hilbert pada awal abad 20. Transformasi Hilbert merupakan operator yang
mengeser fase suatu sinyal sebesar /2. Contoh yang paling sederhana adalah
hasil transformasi Hilbert dari fungsi kosinus merupakan fungsi sinus.
Transformasi Hilbert disebut juga sebagai all pass filter. Transformasi Hilbert
hanya mengeser fase sinyal dan tidak merubah spektrum amplitudo dari sinyal.
Transformasi Hilbert digunakan untuk menghasilkan jejak imajiner dari jejak
riilnya. Suatu fungsi riil dengan hasil transformasi Hilbert dapat
digunakan untuk perhitungan jejak kompleks.
Persamaan transformasi Hilbert dapat diturunkan dengan dua cara. Cara
yang pertama adalah menggunakan transformasi Fourier berdasarkan pengertian
jejak kompleks pada kawasan frekuensi. Cara yang kedua adalah berdasarkan
definisi dasar transformasi Hilbert yaitu pergeseran fase /2.
2.Transformasi Fourier
Transformasi Fourier dari sebuah fungsi riil f(t) didefinisikan sebagai:
(2)
dapat juga dituliskan
(3)
Transformasi Fourier balik dapat dituliskan sebagai:
(4)
didefinisikan sebagai jejak kompleks pada kawasan frekuensi. Jejak
kompleks spektrum amplitudonya mempunyai harga nol untuk frekuensi
negatif. Untuk frekuensi positif, spektrum amplitudonya mempunyai harga dua
kali lipat (Gambar III.1.b). Jejak kompleks pada kawasan frekuensi dinyatakan
sebagai:
9
(5)
dengan
(6)
Transformasi Fourier balik dari dapat dituliskan :
(7)
dari persamaan (1) dan (5) didapatkan hubungan
(8)
Tanda menyatakan transformasi Fourier maju maupun balik. Dari persamaan
(8) dapat kita lihat bahwa dan , maka akan
didapatkan:
(9)
Transformasi Fourier balik dari adalah , maka akan didapat
jejak imajiner pada kawasan waktu.
(10)
dengan merupakan transformasi Hilbert pada kawasan waktu.
3. Pergeseran Fase /2
Pergeseran fase /2 pada kawasan frekuensi merupakan perkalian
dengan bilangan imajiner.
(11)
dengan menggunakan subtitusi
10
(12)
Persamaan (11) dapat dituliskan :
(13)
Hasil transformasi Fourier balik persamaan (13) adalah
(14)
dengan harga ketika maka akan kita dapatkan impulse response
transformasi Hilbet pada kawasan waktu
(15)
Jejak imajiner pada kawasan waktu didapatkan dari konvolusi antara jejak riil
dengan impulse response transformasi Hilbert.
(16)
4. Atribut Sesaat
Jejak kompleks pada persamaan (1) dapat dinyatakan dalam bentuk :
(17)
dengan A(t) dan (t) adalah:
11
(18)
(19)
dengan A(t) merupakan amplitudo sesaat (instantaneous amplitude). Dalam
eksplorasi seismik disebut juga kuat refleksi. (t) disebut sebagai fase sesaat
(instantaneous phase).
Perubahan fungsi fase sesaat terhadap waktu akan memberikan fungsi
frekuensi sesaat (instantaneous frequency), yang dinyatakan sebagai:
(20)
jika dinyatakan dalam integral konvolusi
(21)
dengan d( ) merupakan filter differensial. Perhitungan frekuensi sesaat dengan
menggunakan perumusan (20) akan menemui kesulitan karena fase harus
kontinyu. Perhitungan fase sesaat tidak kontunyu bila harganya mencapai 2π
(phase jump). Perhitungan frekuensi sesaat yang lain adalah menghitung secara
langsung turunan (derivative) dari arctangent
(22)
sehingga menjadi persamaan (20) dapat dinyatakan sebagai:
(23)
dengan f(t) dan merupakan jejak riil dan imajiner. dan merupakan
turunan terhadap waktu dari jejak riil dan imajiner. Gambar III.2 memperlihatkan
contoh atribut dari jejak seismik tunggal.
12
Gambar III.2 Atribut dari jejak seismik (a), amplitudo (b), fase (c) dan frekuensi (d) sesaat
Dalam analisa jejak kompleks, jejak kompleks F(t) dapat dianggap sebagai jejak
sebuah vektor dalam ruang kompleks yang secara kontinyu berubah panjangnya
dan berotasi. Jejak kompleks ini didefinisikan sebagai:
(24)
dengan
bagian riil dari jejak kompleks, berhubungan dengan rekaman data seismik
bagian imajiner dari jejak kompleks
amplitudo sesaat
fase sesaat
13
Jejak seismik riil dapat digambarkan sebagai amplitudo fungsi waktu
dan fungsi fase ;
Sedangkan untuk jejak imajiner
Jejak imajiner mempresentasikan energi potensial dan jejak riil
mempresentasikan energi kinetik dari partikel-partikel yang bergerak akibat
respon gelombang seismik.
Jejak Kompleks
14
The (a) real seismic trace, (b) quadrature, (c) instantaneous phase, and (d) instantaneous frequency from Taner et al. (1979). Note the envelope weighted frequency indicated by the dashed line in (d). Also note the singularities seen in instantaneous frequency due to waveform interference. (e) A scanned copy of a slide used by Tury Taner in presentations made during the 1970s to explain complex-traceanalysis.