Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN VENTRIKEL SEPTUM DEFEK Posted on 13 September 2011 by pataulanursing A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN Defek septum ventrikel merupakan PJB yang paling sering ditemukan yaitu 30 % dari semua jenis PJB. Pada sebagian besar kasus diagnosis kelainan ini di tegakkan setelah melewati masa neonatus, karena pada minggu-minggu pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar oleh karena resistensi vascular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10 minggu. ( Mansjoer, Arif, Editor. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II FKUI: 2000) Hemodinamik Pada DSV kecil hanya terjadi pirau dari kiri ke kanan yang minimal sehingga tidak terjadi gangguan hemodinamik yang
39

Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Dec 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

ASUHAN KEPERAWATAN VENTRIKEL SEPTUM DEFEKPosted on 13 September 2011by pataulanursing

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Defek septum ventrikel merupakan PJB yang

paling sering ditemukan yaitu 30 % dari

semua jenis PJB. Pada sebagian besar kasus

diagnosis kelainan ini di tegakkan setelah

melewati masa neonatus, karena pada

minggu-minggu pertama bising yang

bermakna biasanya belum terdengar oleh

karena resistensi vascular paru masih tinggi

dan akan menurun setelah 8-10 minggu.

( Mansjoer, Arif, Editor. Kapita Selekta

Kedokteran, Jilid II FKUI: 2000)

Hemodinamik

Pada DSV kecil hanya terjadi pirau dari kiri ke

kanan yang minimal sehingga tidak terjadi

gangguan hemodinamik yang berarti. Pada

defek sedang dan besar terjadi pirau yang

bermakna dari ventrikel kiri ke kanan. Pada

hari-hari pertama pasca lahir belum terdapat

Page 2: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

pirau kiri ke kanan yang bermakna karena

resistensi vascular paru masih tinggi. Hal ini

yang menyebabkan bising baru terdengar

beberapa hari sampai beberapa minggu

setelah bayi lahir. Pirau kiri ke kanan yang

besar menyebabkan meningkatnya tekanan

ventrikel kanan, yang bila tidak terdapat

obstruksi jalan keluar ventrikel kanan akan

diteruskan ke arteri pulmonalis.

Pada defek besar dapat terjadi perubahan

hemodinamik akibat peningkatan tekanan

terus menerus pada ventrikel kanan yang

diteruskan ke a. pulmonalis. Pada suatu saat

terjadi perubahan dari pirau kiri ke kanan

menjadi kanan ke kiri sehingga pasien

menjadi sianosis. Hal ini disebut sebagai

sindrom Eisenmenger.

2. PATOFIOLOGI

DSV terjadi karena sekat ventrikel terbentuk

tidak sempurna sehingga darah dari bilik kiri

mengalir ke bilik kanan saat systole. DSV

kecil/ defek kecil , jika toleransi latihan

normal cenderung terjadi infeksi saluran

Page 3: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

pernapasan cukup dengan pemberian

antibiotic dan cenderung tidak memerlukan

tindakan bedah.

Defek besar dengan resistensi vascular paru

meninggi menyebabkan tekanan bilik kanan

sama dengan tekanan bilik kiri sehinggaa

pirau kiri ke kanan sedikit yang menyebabkan

aliran darah ke paru tinggi dan aliran balik

darah paru kiri juga tinggi, Sehingga terjadi

hipertropi dilatasi atrium kiri serta ventrikel

kiri. Dari hal tersebut maka akan terjadi

overload pada jantung kana konstan yang

nantinya menyebabkan overload di seluruh

vaskularisasi paru, sehingga paru akan

mengalami odema dimana manifestasinya

adalah terjadi hiprtensi pulmonal, nafas

dangkal dan pendek, retraksi pada jungulum

sela interkosta dan palpitasi. Untuk

Hipertensi pulmonal maka efek jangka

panjang yang dapat terjadi adalah gangguan

tumbuh kembang pada bayi, gangguan

masukan nutrisi dan penurunan berat badan.

Selain hal tersebut diatas hipertropi dilatasi

atrium kiri serta ventrikel kiri bisa juga

Page 4: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

menyebabkan penurunan aliran darah ke

pembulih darah perifer sehingga akan terjadi

menifestasi seperti sinkop, pusing, pasien

pucat, clubing finger dan syanosis.

3. MANIFESTASI KLINIS

a. DSV kecil

Biasanya asimtomatik. Jantung normal atau

sedikit membesar dan tidak ada gangguan

tumbuh kembang. Bunyi jantung biasanya

normal, dapat ditemukan bising sistolik dini

pendek yang mungkin didahului early systolic

click. Ditemukan pula bising pansistolik yang

biasanya keras disertai getaran bising dengan

pungtum maksimum di sela iga III-IV garis

parasternal kiri dan menjalar ke sepanjang

sternum kiri, bahkan ke seluruh prekordium.

b. DSV sedang

Gejala timbul pada masa bayi berupa sesak

napas saat minum atau memerlukan waktu

lebih lama/tidak mampu menyelesaikan

makan dan minum, kenaikan BB tidak

memuaskan, dan sering terkena infeksi paru

yang lama sembuhnya. Infeksi paru ini dapat

Page 5: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

mendahului terjadinya gagal jantung yang

mungkin terjadi pada umur 3 bulan. Bayi

tampak kurus dengan dispnu, takipnu, serta

retraksi. Bentuk dada biasanya masih normal.

Pada pasien yang besar, dada mungkin sudah

menonjol. Pad auskultasi terdengar bunyi

getaran bising dengan pungtum maksimum di

sela iga III-IV garis parasternal kiri yang

menjalar ke seluruh prekordium.

c. DSV Besar

Gejala dapat timbul pada masa neonatus.

Pada minggu I sampai munggu III dapat

terjadi pirau kiri ke kanan yang bermakna dan

sering menimbulkan dispnu. Gagal jantung

biasanya timbul pada setelah minggu VI,

sering didahului dengan infeksi saluran napas

bawah. Bayi sesak napas saat istirahat,

kadang tampak sianosis karena kekurangan

oksigen akibat gangguan pernapasan.

Gangguan pertumbuhan sangat nyata.

Biasanya bunyi jantung masih normal, dapat

didengar bising pansistolik, dengan atau

tanpa getaran bising, melemah pada akhir

Page 6: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

sistolik karena terjadi tekanan sistolik yang

sama besar pada kedua ventrikel. Bising mid-

diastolik di daerah mitral mungkin terdengar

akibat flow murmur pada fase pengisian

cepat.

Pada DSV besar dapat terjadi perubahan

hemodinamik dengan penyakit vascular

paru/sindrom Eisenmenger. Pada fase

peralihan antara pirau kiri ke kanan dan

kanan ke kiri seringkali pasien tampak lebih

aktif dengan toleransi yang relative lebih baik

dari sebelumnya. Saat terjadi pirau dari kanan

ke kiri, pasien tampak sianotik dengan

keluhan dan gejala yang lebih berat dibanding

sebelumnya. Anak gagal tumbuh, sianotik,

dengan jari-jari tabuh (clubbing finger). Dada

kiri membonjol dengan peningkatan aktifitas

ventrikel kanan yang hebat. Bunyi jantung I

normal, akan tetapi bunyi jantung II mengeras

dengan split yang sempit. Bising yang

sebelumnya jelas menjadi berkurang

intensitasnya; kontur bising yang semula

pansistolik berubah menjadi ejeksi sistolik.

Tak jarang bising menghilang sama sekali.

Page 7: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Hati menjadi teraba besar akibat bendungan

sistemik, namun edema jarang ditemukan.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan foto dada pasien dengan DSV

kecil biasanya memperlihatkan bentuk dan

ukuran jantung yang normal dengan

vaskularisasi paru normal atau hanya sedikit

meningkat. Pada defek sedang, tampak

kardiomegali dengan konus pulmonalis yang

menonjol, peningkatan vaskularisasi paru,

serta pembesaran pembuluh darah di sekitar

hilus. Pada defek besar tampak kelainan yang

lebih berat, dan pada defek besar dengan

hipertensi pulmonal atau sindrom

Eisenmenger gambaran vaskularisasi paru

meningkat di daerah hilus namun berkurang

di perifer.

Penilaian EKG pada bayi dan anak pada

penyakit apapun harus dilakukan dengan hati-

hati karena nilai normal sangat tergantung

pada umur pasien. Pada bati dan anak dengan

defek kecil gambaran EKG sama sekali

normaol atau sedikit terdapat peningkatan

Page 8: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

aktifitas ventrikel kiri. Gambaran EKG pada

neonatus dengan defek sedang dan besar juga

normal, namun pada bayi yang lebih besar

serta anak pada umumnya menunjukan

kelainan.

Pemeriksaan ekokardiografi, yang pada saat

ini hanya dapat dilakukan di tempat-tempat

tertentu dengan tenaga ahli yang masih

sangat terbatas, perlu untuk menentukan

letak serta ukuran defek septum ventrikel di

samping untuk menentukan kelainan

penyerta.

Katerisasi jantung di lakukan pada kasus DSV

sedang atau besar untuk menilai besarny

pirau( flow ratio) yaitu perbandingan antara

sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik.

Operasi harus di lakukan bila ratio tersebut

sama dengan atau lebih besar dari 2.

5. PENATALAKSANAAN

Pasien dengan defek kecil tidak memerlukan

pengobatan apapun, kecuali pemberian

profilaksis terhadap terjadinya endokarditis

infektif terutama bila akan dilakukan tindakan

Page 9: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

operatif di daerah rongga mulut atau tindakan

pada traktus gastrointestinal/urogenital.

Tidak di perlukan pembatasan aktifitas pada

pasien dengan defek kecil, namun perlu

dipertimbangkan pada defek sedang dan

besar sesuai dengan derajat keluhan yang

timbul. Gagal jantung pada pasien dengan

defek septum ventrikel sedang atau besar

biasanya diatasi dengan digoksin ( dosis

rumat 0,01 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis),

Kaptopril ( ACE inhibitor), dan diuretic seperti

furosemid atau spironolaktan.

Tidak semua pasien dengan DSV harus di

operasi. Tindakan operasi terindikasi pada

kasus-kasus dengan gejala klinis yang

menonjol terutama pada DSV sedang atau

besar yang tidak mempunyai respons yang

baik terhadap pengobatan. Oleh karena itu

diperlukan pemantauan klinis yang seksama

dan cermat terhadap pasien DSV sebelum

mengirim pasien tersebut ke ahli bedah

jantung. Selain itu yang sangat penting adalah

memberikan penjelasan yang benar dan hati-

hati kepada orangtua pasien mengenai

Page 10: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

perjalanan penyakit dan komplikasi yang

mungkin terjadi.

6. PROGNOSIS

Kemungkinan penutupan spontan defek kecil

cukup besar, terutama pada tahun pertama

kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan

sangat berkurang setelah pasien berusia 2

tahun dan umumnya tidak ada kemungkinan

lagi diatas usia 6 tahun. S ecara keseluruhan

penutupan spontan berkisar 40% – 50%

kasus.

Penderita meninggal akibat DSV disebabkan

oleh:

1. Payah jantung kanan

2. Endocarditis pada tepi defek/ jet lesion

endocardium ventrikel kanan

3. Abses otak

4. Embolus paradoksal

BAGAN PATOFISIOLOGI

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Page 11: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Data Subjektif Data Objektif

2 3

Sesak napas

Nafsu makan turun

Pusing

Sering pingsan Sianosis

Clubbing finger

BB turun ( tdk sesuai usia)

Sianosis

Retraksi pada jugulum sela interkosta

Palpitasi

Bradikardi

Rumusan masalah yang mungkin timbul dari

data di atas adalah

1. Pola napas tidak efektif

2. Kerusakan perfusi jaringan perifer

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan

berat ringannya masalah yaitu :

1. Kerusakan perfusi jaringan perifer b/d

penuruna aliran darah

2. Pola napas tidak efektif b/d

Page 12: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

ketidakadekuatan ventilasi

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu makan

3. PERENCANAAN

NO HARI/ TGL DIAGNOSA RENCANA

TUJUAN RENCANA TINDAKAN

RASIONALISASI

1 2 3 4 5 6

1 Kerusakan perfusi jaringan perifer b/d

Penurunan aliran darah Mempertahankan

perfusi jaringan adekuat secara individual,

dengan kriteria: mental normal, tanda vital

stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer

adekuat, sianosis berkurang 1. Evaluasi status

mental, perhatikan terjadinya hemiparalisis,

kejang, muntah dan peningkatan TD

2. Selidiki nyeri dada, dispnea tiba-tiba yang

disertai dengan takipnea, nyeri pleuritik,

sianosis pucat

3. Tingkatkan tirah baring dengan cepat

Page 13: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

4. Dorong latihan aktif/Bantu dengan rentang

gerak sesuai toleransi. 1. Indikator yang

menunjukan embolisasi sistemik pada otak

2. Emboli arteri mempengaruhi jantung dan

atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai

akibat penyakit katup, dan atau disritmia

kronis.

3. Dapat membantu mencegah pembentukan

atau migrasi emboli pada pasien endokarditis.

4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran

balik vena, karenanya menurunkan resiko

pembentukan trombus.

2 Pola napas tidak efektif b/d

ketidakadekuatan ventilasi Mempertahankan

pola napas normal/efektif dengan kriteria:

sesak berkurang, retraksi jugulum interkosta

berkurang, palpitasi tidak terjadi 1. Evaluasi

frekuensi pernapasan dan kedalaman. Adanya

dispnu, penggunaan otot Bantu napas,

pelebaran nasal

Page 14: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

2. Catat area menurun/ tak bunyi napas dan

adanyabunyi tambahan.

3. Lihat kulit dan membran mukosa untuk

adanya sianosis.

4. Letakan pada posisi tinggi atau semi fowler

dan Bantu ambulasi dini.

5. Dorong pasien berpartisipai dalam latihan

napas dalam

6. Dorong pemasukan cairan maksimal dalam

perbaikan jantung

7. Berikan obat analgesic sebelum

pengobatan pernapasan sesuai indikasi

8. Catat respon terhadap latihan napas dalam

1. Kecepatan dan upaya mungkin meningkat

karena nyeri, takut, demam, penurunan

volume sirkulasi, akumulasi secret, hipoksia.

Penekanan pernapasan dapat terjadi akibat

penggunaan analgesic berlebihan.

2. Kehilangan bunyi napas aktif pada

areaventilasi sebelumnya dapat menunjukan

Page 15: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

kolaps segmen paru. Krekels atau ronki dapat

menunjukan akumulasi cairan atau obstruksi

jalan napas parsial.

3. Sianosis bibir, kuku dan daun telinga

menunjukan kondisi hipoksia sehubungan

dengan gagal jantung atau komplikasi paru.

4. Merangsang fungsi pernapasan/ekspansi

paru

5. Membantu reekspansi/ mempertahankan

patensi jalan napas.

6. Hidrasi adekuat membantu pengenceran

secret.

7. Memungkinkan kemudahan gerakan dada

menurunkan ketidaknyamanan.

8. Catat keefektifan terapi atau kebutuhan

untuk intervensi lebih agresif

3 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu makan

Mempertahankan pemenuhan nutrisi dengan

kriteria: BB meningkat bertahap, tumbang

dapat diperbaiki, nafsu makan meningkat 1.

Awasi masukan nutrisi sesuai indikasi

Page 16: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

2. Kembangkan dorong lingkungan yang

nyaman untuk makan.

3. Bantu pasien/ orang terdekat

mengembangkan keseimbangan nutrisi

4. kolaborasi dengan ahli gizi

5. Ajarkan tentang teknik makan disaat sakit

(porsi kecil tapi sering) 1. Memberikan

informasi sehubungan dengan kebutuhan

nutrisi dan keefektifan terapi

2. Meningkatkan sosialisasi dan

memaksimalkan kenyamanan pasien bila

kesakitan makan menyebabkan malu

3. Meningkatkan pemahaman kebutuhan

individu dan pentingnya nutrisi pada proses

penyembuhan

4. Berguna dalam identifikasi kebutuhan

nutrisi individu

5. Teknik makan akan sangat membantuy

pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya

Page 17: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

4. EVALUASI

1. Pasien dapat mempertahankan perfusi

jaringan adekuat secara individual.

2. Pasien mempertahankan pola napas

normal/efektif

3. Pasien menunjukan peningkatan asupan

nutrisi

Ventrikel Septum Defek (VSD)

A.    Pengertian

VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan

antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).

VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang

memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).

VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya

penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari

ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan

merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan

(Junadi, 1982)

B.     Fisiologi

Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh

tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh

karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.

Sirkulasi darah

Page 18: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

1. Sistem Peredaran darah besar

Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan arteri-arteri yang

lebih kecil atau arteriola ke seluruh tubuh. Arteri mempunyai dinding

yang berotot yang dapat menyempitkan dan menahan aliran darah yang

berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah arteri dan mengatur

aliran darah kapiler. Dalam jaringan kapiler terjadi pertukaran zat antara

plasma dan jaringan interstitial. Kapiler-kapiler bergabung membentuk

venula dan vena kava inferior dan masuk ke atrium kanan jantung.

2. system peredaran darah kecil

Darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan arteri – arteri

yang lebih kecil membawa darah kotor ke paru-paru. Di paru-paru

(alveoli) terdapat peningkatan o2 dan pelepasan co2 dalam kapiler

pulmonal. Kapiler pulmonal kemudian bergabung membentuk vena dan

membawa darah bersih ke jantung melalui atrium kiri.

C.    Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat

diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa factor yang diduga

mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian PJB yaitu :

1.                              Faktor prenatal

        Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela

        Ibu alkoholisme

        Umur ibu lebih dari 40 tahun

        Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin

        Ibu meminum obat-obatan penenang

2.                              Faktor genetic

        Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

        Ayah/ibu menderita PJB

        Kelainan kromosom misalnya sindrom down

Page 19: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

        Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

D.    Tanda dan Gejala

Tergantung pada besar kecilnya defek (lubang).

1.      Tanda khas adalah mur-mur pansistolik keras dan kasar, umumnya

paling jelas terdengar pada tepi kiri bawah sternum.

2.       Beban yang terlalu berat dari ventrikel kanan menyebabkan hipertrofi

dan pembesaran jantung yang nyata.

3.      Dengan meningkatnya resistensi vascular paru, sering terdapat dispneu

dan infeksi paru.

4.      Mungkin terdapat tanda-tanda sianosis

5.      Pertumbuhan terganggu

6.      Kesulitan makan

E.     Patofisiologi

Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal

yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya

dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm.

Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.      Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah

kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.

2.      Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya

dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular

pulmoner.

3.      Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,

menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari

ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.

Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi

pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi

Page 20: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami

perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat

diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira

3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel

EKG dan foto thoraks menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri

Hitung darah lengkap untuk uji prabedah rutin

4.      Uji masa protombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) yang

dialkukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan

perdarahan (biasanya normal)

G.    Penatalaksanaan Medis

        Atasi gizi, infeksi dan kegagalan jantung. Pada kasus dengan defek

kecil (1-5mm) dan  perkembangan baik tidak memerlukan operasi.

        Pembedahan dengan kasus defek sedang/besar, menutup defek dengan

dijahit melalui cardiopulmonary bypass.

                                                           Non-pembedahan, menutup defek dengan alat melalui kateterisasi

jantung.

                                                           Obat-obat vasopresor atau vasodilator :

1.      Dopamin (intropin) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard,

menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan

sistolik serta tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada

tekanan diastolic, digunakan untuk mengobati gangguan hemodinamika

yang disebabkan bedah jantung terbuka.

2.      Isoproterenol (isuprel) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard,

menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung, menurunkan

tekanan diastolic dan tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan

sistolik.

Page 21: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

H.    Pengkajian

1.      Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis,

aktifitas terbatas)

2.      Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas,

retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai,

hepatomegali.

3.      Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger

4.      Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

I.       Diagnosa Keperawatan

1.      Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung

Tujuan : Curah jantung membaik

Kriteia hasil : adanya tanda-tanda membaiknya curah jantung

Intervensi :

        Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan

kehangatan kulit.

Tegakkan derajat sianosis (membrane mukosa, clubbing)

        Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachipnea, sesak, lelah

saat minum susu, periorbital edema, oliguria dan hepatomegali.

        Kolaborasi untuk pemberian obat (diuretic, untuk menurunkan

afterload) sesuai indikasi

2.      Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal

Tujuan : Pertukaran gas membaik

Kriteria hasil : tidak adanya tanda-tanda resistensi pembuluh paru

Intervensi :

        Monitor kualitas dan irama pernafasan

        Atur posisi anak dengan posisi fowler

Page 22: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

        Hindari anak dari orang yang terinfeksi

        Berikan istirahat yang cukup

        Berikan oksigen sesuai indikasi

3.      Tidak toleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara

pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

Tujuan : Aktifitas klien terpenuhi

Kriteria hasil : Anak berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuanya

Intervensi :

        Ijinkan anak sering istirahat dan hindarkan gangguan saat tidur

        Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktifitas ringan

        Bantu anak untuk memilih aktifitas yang sesuai dengan usia, kondisi

dan kemampuan anak

        Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas

        Hindarkan suhu lingkungan terlalu panas atau dingin

        Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan /kecemasan anak

4.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai

oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

Tujuan : Tidak terjadi perubahan pertumbuhan dan perkembangan

Criteria hasil : Pertumbuhan anak sesuai kurva pertumbuhan BB dan

TB.

Intervensi :

        Sediakan didit yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai

pertumbuhan yang adekuat.

        Monitor TB dan BB

        Libatkan keluarga dalam pemberian nutrisi kepada anak

5.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada

saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Page 23: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Kriteria hasil : Anak mempertahankan intake makanan dan minuman

Intervensi :

        Timbang BB setiap hari dengan timbangan yang sama

        Catat intake dan out put secara benar

        Berikan makanan dengan porsi kecil sering

        Berikan minum yang banyak

6.      Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi

Intervensi :

        Monitor tanda –tanda vital

        Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi

        Berikan istirahat yang adekuat

        Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal

7.      Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap

penyakit anak.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan peran orang tua

Kriteria hasil ;

-          orang tua mengekspresikan perasaannya

-          Orang tua yakin memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.

Intervensi :

        Motivasi orang tua ntuk mengekspresikan perasaannya sehubungan

dengan anaknya

Diskusikan dengan orang tua tentang rencana pengobatan

Berikan informasi yang jelas dan akurat

Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit

Page 24: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

        Motivasi keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam

perawatan anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Cecily L, Buku Saku Keperawatan pediatric, Ed3. Jakarta,

EGC. 2002

2. Heni R dkk, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta,

Pusat kesehatan Jantung dan Pembuluh darah nasional “Harapan Kita”

2001.

3. Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius,

FKUI, 1982

4. Suriadi & Rita Y, Asuhan keperawatan Pada Anak, Ed1. Jakarta,

Sagung Seto, 2001

5. Samsjuhidayat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi

Revisi, Jakarta, EGC, 1997.

A.    DEFINISI

Defek Septum Ventrikel adalah kelainan jantung bawaan

berupa lubang pada septum interventrikuler, lubang tersebut

hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi

septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan.

Sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan

ataupun sebaliknya.

 

B.     KLASIFIKASI

1.

1. Klasifikasi Defek Septum Ventrikel berdasarkan

kelainan Hemodinamik

Page 25: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Defek kecil dengan tahanan paru normal

Defek sedang dengan tahahan vaskuler paru normal

Defek besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik

Defek besar dengan penyakit obstruksivaskuler paru

1. Klasifikasi  Defek Septum Ventrikel berdasarkan letak

anatomis

Defek didaerah pars membranasea septum, yang disebut

defek membran atau lebih baik perimembran (karena hampir

selalu mengenai jaringan di sekitarnya). Berdasarkan

perluasan (ekstensi) defeknya, defek peri membran ini dibagi

lagi menjadi yang dengan perluasan ke outlet, dengan

perluasan ke inlet, dan defek peri membran dengan

perluasan ke daerah trabekuler.

Defek muskuler, yang dapat dibagi lagi menjadi : defek

muskuler inlet, defek muskuler outlet dan defek muskuler

trabekuler.

Defek subarterial, terletak tepat dibawah kedua katup aorta

dan arteri pulmonalis, karena itu disebut pula doubly

committed subarterial VSD. Defek ini dahulu disebut defek

suprakristal, karena letaknya diatas supraventrikularis. Yang

terpenting pada defek ini adalah bahwa katup aorta dan

katup arteri pulmonalis terletak pada ketinggian yang sama,

dengan defek septum ventrikeltepat berada di bawah katup

tersebut. (dalam keadaan normal katup pulmonal lebih tinggi

daripada katup aorta, sehingga pada defek perimembran

lubang terletak tepat di bawah katup aorta namun jauh dari

katup pulmonal)

C.    ETIOLOGI

Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya

adalah multifaktor. Faktor yang berpengaruh adalah :

Page 26: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

1. Faktor eksogen         : ibu mengkonsumsi beberapa

jenis obat penenang dan jamu. Penyakit ibu (penderita

rubella, ibu menderita IDDM) dan Ibu hamil dengan

alkoholik.

2. Faktor endogen        :  penyakit genetik (Sindrom

Down), anak yang lahir sebelumnya menderita PJB,

ayah dan ibu menderita PJB dan lahir dengan kelainan

bawaan yang lain.

D.    GAMBARAN KLINIS

1.

1. VDS Kecil

1. Biasanya asimtomatik

2. Defek kecil 5 – 10 mm

3. Tidak ada gangguan tumbang

4. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan

bising pansistolik yang menjalar keseluruh

tubuh prekardium dan berakhir pada waktu

diastolik karena terjadi penurunan VSD

5. VSD Sedang

1. Sesak nafas pada saat aktivitas

2. Defek 5 – 10 mm

3. BB sukar naik sehingga tumbang

terganggu

4. Takipnoe

5. Retraksi

6. Bentuk dada normal

7. Bising pansistolik

E.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Auskultasi jantung à mur-mur pansistolik keras dan kasar ,

umumnya paling jelas terdengar pada tepi kiri bawah

sternum

Pantau tekanan darah

Page 27: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Foto rontgen toraks à hipertrofi ventrikel kiri

Elektrocardiografi

Echocardiogram à hipertrofi ventrikel kiri

MRI

E.     KOMPLIKASI

Gagal jantung

Endokarditis

Insufisiensi aorta

Stenosis pulmonal

Hipertensi  pulmonal (penyakit pembuluh darah paru yang

progresif)

F.      PENATALAKSANAAN MEDIS

Pembedahan :

ð  menutup defek dengan dijahit melalui cardiopulmonary

bypass

ð  pembedahan Pulmonal Arteri Bunding (PAB) atau

penutupan defek untuk mengurangi aliran ke paru.

Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui

kateterisasi jantung

Pemberian vasopresor atau vasodilator :

1. Dopamin ( intropin )

Memiliki efek inotropik positif pada miocard, menyebabkan

peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan  sistolik

serta tekanan nadi , sedikit sekali atau tidak ada efeknya

pada tekanan diastolik ;digunakan untuk gangguan

hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka

(dosis diatur untuk mempertahankan tekanan darah dan

perfusi ginjal)

1. Isopreterenol ( isuprel )

Page 28: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Memiliki efek inotropik positif pada miocard, menyebabkan

peningkatan curah jantung : menurunan tekanan diastolik

dan tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sisitolik.

ASUHAN KEPERAWATAN

Dalam diagnosa keperawatan, perlu dilakukan pengkajian

data dari hasil :

Anamnesa

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Dari hasil pengkajian tersebut, data yang diperoleh adalah

masalah yang dialami klien

Penyebab timbulnya keluhan

Informasi tentang kelainan struktur dan fungsi jantung atau

pembuluh darah

Informasi tentang kekuatan jantung dan aktivitas klien yang

tidak memperberat kerja jantung

Anamnesa

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan anamnesa

adalah :

1. Riwayat perkawinan

Pengkajian apakah anak ini diinginkan atau tidak, karena

apabila anak tersebut tidak diinginkan kemungkinan selama

hamil ibu telah menggunakan obat-obat yang bertujuan

untuk menggugurkan kandungannya

1. Riwayat kehamilan

Apakah selama hamil ibu pernah menderita penyakit yang

dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin,

seperti hipertensi, diabetus melitus atau penyakit virus

Page 29: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

seperti rubella khususnya bila terserang pada kehamilan

trisemester pertama.

1. Riwayat keperawatan

Respon fisiologis terhadap defek ( sianosisi, aktivitas terbatas

)

1. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat,

sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan ( mur-

mur ), edema tungkai dan hepatomegali )

2. Kaji adanya tanda-tanda hipoxia kronis : clubbing finger

3. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan

4. Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit

yang sama

5. Apakah ibu atau ayah perokok (terutama selama hamil)

6. Apakah ibu atau ayah pernah menderita penyakit

kelamin (seperti sipilis)

7. Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB

yang pernah digunakan

8. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama

hamil

9. Untuk anak sendiri apakah pernah menderita penyakit

demam reumatik

10. Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan

atau minum khususnya pada bayi

11. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan anak

Diagnosa Keperawatan

1.      Penurunan curah jantung yang berhubungan

dengan malformasi jantung.

Tujuan : meningkatkan curah jantung

Kriteria Hasil : anak akan menunjukkan tanda-tanda

membaiknya curah jantung

Page 30: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Intervensi :

ð Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi

perifer, warna dan kehangatan kulit.

ð Tegakkan derajad sinosis ( sirkumoral, membran mukosa,

clubbing)

ð Monitor tanda-tanda CHF ( gelisah, takikardi, tacipnea,

sesak, lelah saat minum susu, periorbotal edema, oliguri dan

hepatomegali )

ð Berkolaborasi dalam pemberian digoxin sesuai order

dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toxisitas.

ð Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload

ð Berikan diuretik sesuai indikasi

2.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

kongesti pulmonal.

Tujuan : meningkatkan resisitensi pembuluh paru

Kriteria Hasil : anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak

adanya peningkatan resistensi pembuluh paru

Intervensi :

ð Monitor kualitas dan irama pernafasan

ð Atur posisi anak dengan posisi fowler

ð Hindari anak dari orang yang terinfeksi

ð Berikan istirahat yang cukup

ð Berikan nutrisi yang optimal

ð Berikan oksigen jika ada indikasi

3.  Tidak toleransi terhadap aktifitas berhubungan

dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen

oleh tubuh dan suplay oksigen ke sel.

Page 31: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Tujuan : mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat

Kriteria Hasil : anak akan mempertahankan tingkat aktivitas

yang adekuat dan anak akan berpartisipasi dalam aktivitas

yang dilakukan oleh seusianya

Intervensi :

ð Ijinkan anak untuk sering beristirahat dan hindari gangguan

pada saat tidur

ð Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan

ð Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan

usia, kondisi dan kemampuan anak

ð Berikan periode istirahat setelah melakuakan aktivitas

ð Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau dingin

ð Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan

kecemasan pada anak.

4.      Perubahan pertumbuhan dan

perkembanganberhubungan dengan tidak adekuatnya

suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

Tujuan : mempertahankan pertumbuhan berat badan yang

sesuai

Kriteria Hasil : anak akan tumbuh sesuai dengan kurva

pertumbuhan berat badan dan tinggi badan

Intervensi :

ð Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk

mencapai pertumbuhan yang adekuat

ð Monitor tinggi dan berat badan, dokumentasikan dalam

bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan

pertumbuhan anak

Page 32: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

5.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan

meningkatnya kebutuhan kalori

Tujuan : mempertahankan intake makanan dan minuman

untuk mempertahankan berat badan dan menopang

pertumbuhan

Kriteria Hasil : anak akan mempertahankan intake makanan

dan minuman untuk mempertahankan berat badan dan

menopang pertumbuhan

Intervensi :

ð Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang

sama dan waktu yang sama

ð Catat intake dan output secara benar

ð Berikan makanan dengan porsi kesil tapi sering untuk

menghindari kelelahan pada saat makan

ð Hindari kegiatan perawatan yang tidak perlu

ð Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium,

natrium dan memberikan zat gizi

ð Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk

mencapai pertumbuhan yang adekuat

ð Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat

haus, oleh karena itu cairan tidak dibatasi.

6.      Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya

status kesehatan.

Tujuan : mencegah terjadinya infeksi

Kriteria Hasil : anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda

infeksi

Intervensi :

Page 33: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

ð Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi

ð Berikan istirahat yang adekuat

ð Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal

 

7.      Perubahan peran orangtua berhubungan dengan

hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap peyakit

anak.

Tujuan : memberikan dukungan pada orang tua

Kriteria Hasil : orang tua akan mengekspresikan perasaannya

karena memiliki anak denan kelainan jantung, mendiskusikan

rencana pengobatan dan memiliki keyakinan bahwa orang

tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan

pengobatan

Intervensi :

ð Ajarkan orang tua untuk mengeskpresikan perasaannya

akibat memiliki anak dengan kelainan jantung,

mendiskusikan rencana pengobatan dan memiliki keyakinan

bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam

keberhasilana pengbatan

ð Eksplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan

ketakutan, rasa bersalah, berduka dan perasaan tidak

mampu

ð Mengurangi ketakutan dan kecemasan orang tua dengan

memberikan informasi yang jelas

ð Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah

sakit

ð Memberikan dorongan kepada keluarga untuk melibatkan

anggota keluarga yang lain dalam perawatan anak.

Page 34: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Perencanaan pemulangan

1. Kontrol sesuai waktu yang ditentukan

2. Jelaskan aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuia

dengan usia dan kondisi penyakit

3. Mengajarkan keterampilan yang diperlukan di rumah,

yaitu :

Tehnik pemberian obat

Tehnik pemberian makanan

Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal ynag

mencemaskan

Tanda-tanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika

membutuhkan pertolongan

 

SUMBER PUSTAKA

Suriadi, Rita yuliani, (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak,

jakarta : CV. Sagung Seto .

Heni Rokhaeni, Elly Purnamasari, (2001). Buku Ajar

Keperawatan Kardiovaskuler, jakarta : Pusat Kesehatan

jantung dan Pembuluh Darah Nasional “ Harapan Kita “.

Corwin, Elizabeth J, (200). Buku Saku Patofisiologi, alih

bahasa Brahm U Pendit jakarta : EGC

Markum A.H, (1991), Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,

jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI.

Doenges, Marilynn E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :

Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian

Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Edisi 3. Jakarta

: EGC.

R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, (1997). Buku Ajar Ilmu

Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC.

Page 35: Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum

Nettina, Sandra M, (2001). Pedoman Praktik Keperawatan,

alih bahasa Setiawan,Sari Kurnianingsih, Monica Ester,

jakarta : EGC.

Carpenito Linda Juall, (1997). Buku Saku Diagnosa

Keperawatan, edisi 6, jakarta.

M. Tucker, martin, (1998). Standart Perawatan Pasien :

Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi.Edisi V. Volume

3. Jakarta. EGC.