Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN JIWA : ISOLASI SOSIAL MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Jiwa oleh: Albertus Budi Arianto Cicilia Puji Aprilia Iin Erlita Lenny Marlina Adaradianti Meiko Herlian PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS PADALARANG 2013
23

Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

Dec 26, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

KESEHATAN JIWA : ISOLASI SOSIAL

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Jiwa

oleh:

Albertus Budi Arianto

Cicilia Puji Aprilia

Iin Erlita

Lenny Marlina Adaradianti

Meiko Herlian

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2013

Page 2: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kesehatan Jiwa :

Isolasi Sosial. Pembuatan makalah ini, dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam

mencapai tujuan mata ajar Asuhan Keperawatan Jiwa sehingga para mahasiswa

mampumeningkatkan wawasan dan pengetahuannya.

Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu dikembangkan

lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini dikarenakan faktor kemampuan dan

lain sebagainya yang menghambat proses pembuatannya, namun untuk memenuhi tugas

dengan dosen Ns.Lesta Livolina Simamora,S.Kep., M. Kes. ini, penulis berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun

sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari

makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna

dalam proses pembelajaran.

Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang

telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Bandung, April 2013

Penyusun

Page 3: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami

ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan

lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri

sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana

pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan

berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri),

termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri, semakin

banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan

emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina hubungan

sosial, individu berada dalam rentang respon yan adaptif sampai dengan maladaptif.

Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang

dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh

norma-norma sosial dan budaya.

Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam

kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga

melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulis berusaha

memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien dengan

masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik diri. Menurut

pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Surjo

Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di perbagai Negara

menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar

menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan

depresi.(www.prakarsa-rakyat.ac.id)

Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial adalah merupakan hal

yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan

interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomen

kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang merupakan suatu elemen penting

Page 4: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

dalam mengadakan hubungan dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya

(Carpenito, 1997).

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan

Kesehatan Jiwa : Isolasi Sosialsebagai berikut :

1. Tujuan Umum :

Mahasiswa dapat memahami mengenai Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kesehatan

Jiwa : Isolasi Sosial

2. Tujuan Khusus :

a. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai Konsep Dasar Gangguan Dengan Gangguan

Kesehatan Jiwa : Isolasi Sosial.

b. Mahasiswa dapat membuat Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kesehatan Jiwa :

Isolasi Sosial.

C. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang kamu gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pola deskripsi

yakni memaparkan serta menjelaskan kembali apa yang telah kami dapat dan pelajari sebelumnya dari

berbagai sumber yang telah kami temukan. Adapun metode penulisan untuk bahan sumber yang kami

dapatkan yaitu buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan, konsultasi dengan dosen

pembimbing, dan bahan dari internet.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan diawali dengan penulisan bab I yang terdiri dari pendahuluan yang

membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.Bab

II berisi tinjauan teori mengenai Konsep Penyakit dan Konsep Asuhan Keperawatandengan

GangguanDengan Gangguan Kesehatan Jiwa : Penyalahgunaan NAPZA dan Gangguan Alam

Perasaan. Bab III, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan, kemudian diakhiri dengan daftar

pustaka.

Page 5: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan

kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak

mampu untuk membuat kontak ( Carpenito, 1998 ).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena

orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend,1998).

Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang

lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk

berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap

memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang

lain (DepKes, 1998).

Isolasi sosial adalah upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain

(keliat,1998).

Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat

adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan

mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan social (Depkes RI,2000).

Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena

merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,

pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan

dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan

tidak sanggup berbagi pengalaman.

B. Etiologi

Terjadinya faktor ini (Masalah Isolasi Sosial) dipengaruhi oleh :

1. Faktor Predisposisi:

a. Faktor Perkembangan

Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan social

berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usoa bayi sampai

Page 6: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

dewasa lanjut Untuk mengembangkan hubungan social yang positif, diharapkan

setiap tahapan perkembangan dapat dilalui dengan sukses. System keluarga yang

terganggu dapat menunjng perkembangan respon social yang maladaftif.

b. Faktor Biologis

Faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaftif.

c. Faktor Sosio-kultural

Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan atau

interaksi dengan orang lain, hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung

pendekatan terhadap orang lain. Tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang

produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderitaan penyakit kronis. Isolasi

dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari

yang dimiliki budaya mayoritas.

d. Faktor dalam Keluarga

Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang kedalam

gangguan sosialisasi, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negative

maka anak akan mempunyai harga diri yang rendah.

2. Faktor Prespitasi

a. Stres Sosiokultural

Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga

(perceraian) dan berpisah dari orang yang berarti.

b. Stres Psikologis

Ansietas berat yang berkepanjangan dapat terjadi bersamaan dengan

keterbatasan kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah

dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan,

ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.

Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,

tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap

hubungan dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan

menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain. Adapun gejala

klinis sebagai berikut :

Page 7: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

Penyakit.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri.

3) Gangguan hubungan social.

4) Percaya diri kurang.

5) Menciderai diri

C. Proses Terjadinya Masalah

Pattern of parenting

(pola asuh keluarga)

Ineffective coping

(koping individu tidak

efektif)

Lack of development

task ( gangguan tugas

perkembangan)

Stressor internal and

external (stress internal

dan eksternal)

Misalnya : pada anak

yang kelahirannya tidak

di kehendaki (unwanted

child) akibat kegagalan

KB, hamil di luar nikah,

jenis kelamin yangtidak

diinginkan, bentuk fisik

kurang menawan

menyebabkan keluarga

mengeluarkan komentar

negative, merendahkan

dan menyalahkan anak

Misalnya : saat individu

menghadapi kegagalan,

menyalahkan orang lain,

ketidaberdayaan,

menyangkal tidak mampu

menghadapi kenyataan

dan menarik diri dari

lingkungan, terlalu

tingginya self ideal dan

tidak mampu menerima

realitas dengan rasa

syukur.

Misal : kegagalan

menjalin hubungan intim

dengan sesama jenis atau

lawan jenis, tidak mampu

mandiri dan

menyelesaikan tugas,

bergaul, bekerja,sekolah,

menyebabkan

ketergantungan pada

orang tua, rendahnya

ketahanan terhadap

berbagai kegagalan.

Misal : stress terjadi

akibat ansietas yang

berkepanjangan dan

terjadi bersamaan dengan

keterbatasan kemampuan

individu untuk

mengatasinya, ansietas

terjadi akibat berpisah

dengan orang terdekat,

hilangnya pekerjaan, atau

orang yang di cintai.

Menurut Stuart Sundeen tentang repon klien di tinjau dari interaksinya dengan

lingkungan social merupakan suatu kontinum yang terbantang antara respon adaptif dengan

maladaptive sebagai berikut :

Responadaptif Respon maladaftif

Harga diri rendah kronis

Isolasi sosial

Page 8: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

Repon adaptif :

Respon yang masih di terima oleh norma-norma social dan kebudayaan secara umum

serta masih dalam batas normal dalam menyelesaikan masalah :

1. Menyendiri : respon yang di butuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang terjadi

di lingkungan sosialnya

2. Otonomi : kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,

perasaan, dalam hubungan social

3. Bekerjasama : kemampuan individu yang membutuhkan satu sama lain

4. Interdependan : saling ketergantungan antar individu dengan orang lain dalam

membina hubungan interpersonal.

Respon Maladaptive :

Repon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma social ,yang termasuk

respon maladaptive adalah:

1. Menarik diri : seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan

secara terbuka dengan orang lain

2. Ketergantungan : seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya diri sehingga

tergantung dengan orang lain.

3. Manipulasi : seseorang yang menggangu orang lain sebagai objek ondividu sehingga

tidak dapat membina hubungan social secara mendalam

4. Curiga : seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

C. Manifestasi Klinik

1. Gejala sujektif :

a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau di tolak oleh orang lain

b. Klien merasa tidak aman dengan orang lain

c. Respon verbal kurang dan sangat singkat

d. Klien mengatakan hubunga yang tidak berarti dengan orang lain

Menyendiri

Otonomi

Bekerja sama

Interdependen

Merasa sendiri

Depedensi

curiga

Menarik diri

Ketergantungan

Manipulasi

Curiga

Page 9: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu

f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan

g. Klien merasa tidak berguna

h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

i. Klien merasa di tolak

2. Gejala objektif :

a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara

b. Tidak mengikuti kegiatan

c. Banyak berdiam diri di kamar

d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat

e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal

f. Kontak mata kurang

g. Kurang spontan

h. Apatis (acuh terhadap lingkungan)

i. Ekspresi wajah kurang berseri

j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

k. Mengisolasi diri

l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar

m. Masukan makanan dan minuman terganggu

n. Retensi urin dan feses

o. Aktifitas menurun

p. Kurang energy

q. Rendah diri

r. Postur tubuh kurang misalnya sikap fetus/ janin (khususnya pada posisi tidur)

D. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka

jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

a. Psikofarmakologi

Farmakoterapi adalah pemberian terapi dengan menggunakan obat. Obat yang

digunakan untuk gangguan jiwa disebut dengan psikofarmaka = psikoterapika =

phrenotropika. Terapi gangguan jiwa dengan menggunakan obat-obatan disebut

dengan psikofarmakoterapi = medikasi psikoterapi yaitu obat yang mempunyai efek

Page 10: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

terapeutik langsung pada proses mental penderita karena kerjanya pada otak/sistem

saraf pusat. Obat yang bekerjanya secara efektif pada SSP dan mempunyai efek

utama terhadap aktifitas mental, serta mempunyai efek utama terhadp aktivitas

mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatri1.

Psikofarmakakologi yang lazim digunakan pada gejala isolasi sosial adalah obat-

obatan antipsikosis seperti:

1) Chlorpromazine

Indikasi digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan gaduh

gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perasaan, dan perilaku.

Mekanisme kerja memblokade dopamine pada pascasinaptik neuron di otak

terutama pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Efek samping

penggunaan Chlorpromazine injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik.

2) Haloperidol

Indikasi digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis,

menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif,

waham, halusinasi.Mekanisme kerja memblokade dopamine pada pascasinaptik

neuron di otak terutama pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Efek

samping sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal.

3) Triflouperazine

Indikasi gangguan mental dan emosi ringan, kondisi neurotik/psikosomatis,

ansietas, mual dan muntah. Efek samping sedasi dan inhibisi psikomotor.

b. Therapy

1) Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan

dimana arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang

ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut

menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan

terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya

perubahan faal dan biokimia dalam otak.

Page 11: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

2) Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian

penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi:

memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik,

bersifat empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat

mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur

kepada klien.

3) Terapi Okupasi

Suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam

melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk

memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada

sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 :

hal.1). Terapi TAK membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta

mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3). Biasanya

terapi TAK yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK

Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang

ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari

interpersonal, kelompok dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).

b. Pendidikan kesehatan

1) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata

seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.

2) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.

3) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan

dengan klien.

4) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di

masyarakat.

Prinsip Perawatan Isolasi Sosial

1. Psikoterapeutik

a. Bina hubungan saling percaya

Page 12: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

b. Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu interaksi

dan tujuan.

c. Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan

penghargaan yang tulus.

d. Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan diberitahukan

kepada orang lain yang tidak berkepentingan.

2. Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka

a. Ciptakan lingkungan yang terapeutik

b. Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang

sederhana.

c. Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.Tunjukan

sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

3. Kenal dan dukung kelebihan klien

a. Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara

menceritakan perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.

b. Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.

c. Dukung koping klien yang konstruktif.

d. Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.

4. Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal

a. Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.

b. Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.

c. Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.

d. Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.

e. Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

5. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

a. Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara

mandiri).

b. Bimbing klien berpakaian yang rapi.

c. Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti

majalah, surat kabar, radio dan televisi.

d. Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

Page 13: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf
Page 14: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian

stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat

dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:

1. Identitas Klien

Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS

, informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.

2. Keluhan Utama

Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang

atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan

kegiatan sehari – hari , dependen.

3. Faktor Predisposisi

Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak

realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur

sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan, dicerai suami ,

putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , dituduh

kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan

negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

4. Aspek Fisik / Biologis

Meliputi hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan

keluhan fisik yang dialami oleh klien.

5. Aspek Psikososial meliputi :

a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi.

b. Konsep diri:

1) Citra tubuh

Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak

menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.Menolak

Page 15: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh.Preokupasi dengan

bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan

ketakutan.

2) Identitas diri

Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak

mampu mengambil keputusan.

3) Peran

Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua

, putus sekolah, PHK.

4) Ideal diri

Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan

keinginan yang terlalu tinggi.

5) Harga diri

Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri,

gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang

percaya diri. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga

social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam

masyarakat.

6) Status Mental

Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang

dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu

berhubungan dengan perawat.

7) Mekanisme Koping

Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada

orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).

8) Aspek Medik

Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,

Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.

Page 16: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

B. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi Sosial : Menarik diri

Data Mayor Data minor

Subyektif:

Mengatakan malas berinteraksi, org

lain tdk mau menerima dirinya

Obyektif:

Menyendiri, mengurung diri, tidak

mau bercakap2 dgn org lain.

Subyektif:

Curiga dgn org lain, mendengar suara2/

melihat bayangan, merasa tdk berguna.

Obyektif:

Mematung, mondar-mandir tanpa arah, tdk

berinisiatif berhub dgn org lain.

Page 17: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1

Isolasi sosial Pasien mampu :

1. Menyadari

penyebab

isolasi sosial

2. Berinteraksi

dengan

orang lain

Setelah …

pertemuan pasien

dapat :

1. Membina

hubungan saling

percaya

2. Menyadari

penyebab isolasi

sosial,

keuntungan dan

kerugian

berinteraksi

dengan orang lain

3. Melakukan

interaksi dengan

orang lain secara

bertahap

SP 1 (Tgl……………..)

1. Identifikasi penyebab

a. Siapa yang satu rumah dengan

pasien

b. Siapa yang dekat dengan

pasien? Apa penyebabnya?

c. Siapa yang tidak dekat dengan

pasien apa sebabnya?

d. Tanyakan keuntungan dan

kerugian berinteraksi dengan

orang lain

e. Tanyakan pendapat pasien

tentang kebiasaan berinteraksi

dengan orang lain

f. Tanyakan apa yang

menyebabkan pasien tidak ingin

berinteraksi dengan orang lain

2. Identifikasi presepsi mengenai

interaksi.

a. Diskusikan keuntungan bila

pasien memiliki banyak teman

dan bergaul akrab dengan

1. Mengetahui penyebab

isolasi soaial dan

memudahkan dalam

intervensi selanjutnya.

2. Apersepsi dengan pasien

dan menambah

pengetahuan pasien

tentang keuntungan dan

kerugian tidak berinteraksi

Page 18: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

mereka

b. Diskusikan kerugian bila pasien

hanya mengurung diri dan tidak

bergaul dengan orang lain

3. Ajarkan Pola Interaksi

a. Jelaskan pengaruh isolasi sosial

terhadap kesehatan fisik pasien

b. Latih berkenalan

c. Jelaskan kepada pasien cara

berinteraksi dengan orang lain

d. Berikan contoh cara berinteraksi

dengan orang lain

e. Beri kesempatan pasien

mempraktekan cara berinteraksi

dengan orang lain yang

dilakukan dihadapan perawat

f. Mulailah bantu pasien

berinteraksi dengan satu orang

teman / anggota keluarga

g. Bila pasien sudah menunjukan

kemajuan tingkatkan jumlah

interaksi dengan 2, 3, 4 orang

dan seterusnya

h. Beri pujian untuk setiap

kemajuan interaksi yang telah

dilakukan oleh pasien

i. Siap mendengarkan ekspresi

3. Menambah pengetahuan

dan keterampilan pasien

dalam berkenalan dengan

orang lain.

Page 19: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

perasaan pasien setelah

berinteraksi dengan orang lain,

mungkin pasien akan

mengungkapkan keberhasilan

atau kegagalannya, beri

dorongan terus menerus agar

pasien tetap semangat

mengingatkan interaksinya

j. Masukan dalam jadwal kegiatan

pasien

SP 2 (Tgl … )

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

2. Latih berhubungan sosial secara

intensif

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan

pasien

1. Mengetahui perkembangan

pasien dan data dasar untuk

intervensi selanjutnya

2. Menumbuhkan

keterbiasaan dan motivasi

untuk berinteraksi

3. Mendisiplinkan dan

melaitih pasien untuk terus

berkenalan

SP 3 ( Tgl … )

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 &

2)

2. Latih cara berkenalan dengan dua

orang atau lebih

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan

1. Mengetahui perkembangan

pasien dan data dasar untuk

intervensi selanjutnya

2. Menumbuhkan

keterbiasaan dan motivasi

untuk berinteraksi dengan

orang yang lebih banyak

3. Memotivasi pasien untuk

Page 20: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

pasien terus berinteraksi dengan

orang lain

4

Keluarga

mampu:

Merawat klien

isolasi sosial

dirumah

Setelah … pertemuan

keluarga mampu

menjelaskan tentang:

1. Masalah isolasi

sosial dan

dampaknya pada

pasien

2. Penyebab isolasi

sosial

3. Sikap keluarga

untuk membantu

pasien mengatasi

isolasi sosialnya

4. Pengobatan yang

berkelanjutan

dan untuk

mencegah putus

obat

5. Tempat rujukan

dan fasilitas

kesehatan yang

tersedia bagi

pasien

SP. 1 (Tgl……. )

1. Identifikasi masalah yang ada

dihadaopan keluarga dalam

merawat klien.

2. Penjelasan tentang masalah yang

ada pada klien (isolasi Sosial).

3. Cara perawatan klien dengan isolasi

sosial.

4. Latih (simulasi)

5. RTL keluarga/jadwal keluarga

untuk merawat klien.

· Diharapka keluarga dapat

merawat klien dengan benar

dan baik.

· Diharapkan keluarga dapat

mengerti dampak, penyebab,

dan tanda gejalanya

5

SP.2 (Tgl…..)

1. Evaluasi kegiatan sebelumnya (Sp

1).

Diharapkan keluarga dapat

melakukannya dengan benar

Page 21: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

2. Latih keluarga/klien dihadapan

keluarga dan klien

3. RTI keluarga/klien untuk merawat

klien.

6

SP.3 (Tgl…..)

1. Evaluasi kegiatan sebelumnya (Sp

1 dan 2).

2. Latih keluarga/klien dihadapan

keluarga dank lien

3. RTI keluarga/klien untuk merawat

klien.

Diharapkan keluarga dapat

melakukannya dengan benar

7

SP.4 (Tgl…..)

1. Evaluasi kemampuan keluarga

2. Evaluasi kemampuan pasien

3. Rencana tindak lanjut keluarga

4. Follow up

5. Rujukan

Mengetahui tingakat

keberhasilan implementasi

Page 22: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena merasa

kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan

kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang

dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman.

Penyebab dari Isolasi Sosial di antaranya disebabkan oleh :

1. Faktor Predisposisi:

a. Faktor Perkembangan

b. Faktor Biologis

c. Faktor Sosio-kultural

d. Faktor dalam Keluarga

2. Faktor Prespitasi

a. Stres Sosiokultural

b. Stres Psikologis

Prinsip Keperawatan pada isolasi social yang harus diperhatikan diantaranya : Psikoterapeutik,

Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka, Kenal dan dukung kelebihan klien, Bantu

klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal, Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

Page 23: Asuhan Keperawatan Jiwa - Isolasi Sosial.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa cet 1.

Jakarta : CV Trans Media

Iyus, Yosep. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta :

Keliat, budi Anna dan Akemat. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:

EGC.

Kusuma, Farina. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika