Kumpulan tugas, semoga bermanfaat TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I ASUHAN KEPERAWATAN TOTAL HIP REPLACEMENT Disusun oleh: Faisalado Candra Widyanto G1D008045 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
ASUHAN KEPERAWATAN TOTAL HIP REPLACEMENT
Disusun oleh:
Faisalado Candra Widyanto
G1D008045
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2010
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia tersusun oleh kurang lebih 206 tulang. Tulang-tulang dalam
tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi yang
memungkinkan berbagai macam gerakan. Ada tiga macam sendi, antara lain sendi
sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Penyakit yang terjadi pada sendi biasanya
disebut dengan deformitas. Terkadang penyakit sendi atau deformitas
memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan stabilitas
dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi
meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak,
pembuangan jaringan lepas, fusi imobilisasi sendi dan penggantian semua atau
sebagian permukaan sendi.
Kebanyakan penggantian sendi terdiri atas komponen logam dan polietilen
densitas tinggi. Dengan penggantian sendi, pengurangan nyeri yang sempurna
dapat diperoleh 85% sampai 90% pasien. Pengembalian fungsi dan gerakan
bergantung pada kondisi preoperatif jaringan lunak, reaksi jaringan lunak, dan
kekuatan otot secara umum. Kegagalan awal pada penggantian sendi ada
hubungannya dengan aktivitas yang sangat tinggi dan patologi sendi preoperatif.
Tindakan penggatian sendi biasanya dilakukan pada sendi lutut, pinggul,
bahu, dan jari. Sendi (siku pergelangan tangan dan kaki) lebih jarang, lebih
kompleks diganti. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai total hip
replacement atau penggantian panggul total (PPT) mulai dari definisi, indikator
sampai dengan asuhan keperawatannya. Pasien yang mendapatkan tindakan PPT
biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak tertahankan atau
kerusakan sendi pinggul ireversibel. Dengan perkembangan bahan prostesis dan
teknik operasi yang makin baik, masa hidup prostesis dapat diperpanjang, pasien
muida dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri pun dapat menjalani
penggantian panggul total.
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Penggantian panggul total (PPT) adalah penggantian sendi panggul
yang rusak berat dengan sendi buatan (Smeltzer dan Brenda, 2002).
2. PPT merupakan penggantian kaput femur dan astebulum, keduanya
disemen ke dalam tulang.
3. PPT adalah penggantian sendi total dengan prostesis untuk
memberikan stabilitas dan gerakan yang dilakukan pada penderita
penyakit atau trauma sendi (Tucker dkk, 1998)
4. Artroplasti panggul total adalah penggantian sendi panggul melalui
pembedahan (kepala dan mangkuk) dengan sendi panggul prostetik
(Engram, 1999).
5. Artroplasti Hip adalah penggantian sendi pinggul
dengan prostesis dan merupakan salah satu tindakan operasi
rekonstruksi yang paling umum dilakukan (Huo et al 2008).
Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa total hip
replacement atau PPT adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi
buatan.
B. Anatomi Fisiologi
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan
bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan
dan otot menyusun kurang lebih 50%. Tulang tersusun oleh jaringan tulang
kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak) selain itu juga tersusun
atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Ada 206 tulang dalam tubuh
manusia yang terbagi menjadi empat kategori, yaitu tulang pipih, tulang tak
teratur, tulang pendek dan tulang panjang misalnya femur. Tulang panggul atau
hip bone merupakan tulang yang dibentuk oleh penyatuan tiga ruas tulang yang
berbeda yaitu ilium, iskium, dan pubis. Tulang panggul berfungsi sebagai
penyambung antara tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah (Gibson, 2003).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Gambar 1. Tulang Panggul
C. Indikasi
Pasien dengan nyeri sendi dan disabilitas berat merupakan calon untuk
penggantian sendi. PPT diindikasikan bila penyakit panggul mengakibatkan nyeri
berat dan kronis, gerakan terbatas, kehilangan stabilitas, dan deformitas. Indikasi
penyebab pada kebanyakan PPT adalah nyeri berat dan kronis pada istirahat dan
ambulasi, yang tidak hilang dengan analgesik dan obat antiinflamasi. Keadaan
yang mengakibatkan degenerasi sendi meliputi :
a. Arthritis rheumatoid
b. Osteoarthritis (penyakit sendi degeneratif)
c. Trauma
d. Deformitas kongenital
Penggantian sendi dapat pula dilakukan pada keadaan dimana terjadi
terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya. Indikasi
lain yang dapat memungkinkan PPT adalah fraktur kolum femoralis, kegagalan
pembedahan rekonstruksi sebelumnya (kerusakan prostesis, osteotomi,
penggantian kaput femoralis) dan masalah karena penyakit panggul kongenital.
PPT dapat dilakukan pada kedua panggul pada saat yang bersamaan, atau
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
pembedahan dapat dilakukan pada satu panggul yang lain setelah panggul yang
pertama sembuh. PPT dilakukan melalui insisi lateral di atas panggul yang sakit.
Kegagalan awal pada PPT ada hubungannya dengan aktivitas yang sangat tinggi
dan patologi sendi preoperatif (Smeltzer dan Brenda, 2002).
D. Penggantian Panggul Total
Penggantian sendi total merupakan salah satu pilihan terapi pembedahan
yang dilakukan pada penyakit sendi. Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi
ortopedi pasien yang mendasarinya, kesehatan umum fisik, dampak disabilitas
sendi terhadap kehidupannya dan usia. Pengambilan waktu prosedur ini sangat
penting agar fungsinya dapat maksimal. Pembedahan harus dilakukan sebelum
otot disekitarnya mengalami kontraktur dan atrofi atau terjadi abnormalitas
struktur yang serius (Smeltzer dan Brenda, 2002).
Gambar 2. Patah Tulang Panggul
Tersedia berbagai prostesis panggul total. Prostesis merupakan alat buatan
untuk menggantikan bagian tubuh yang hilang (Hinchliff, 1999). Kebanyakan
prostesis tersusun atas komponen femoral logam yang bagian atasnya dilapisi
dengan bola sferis yang berukuran tepat dengan soket asetabulum dari plastik.
Asetabulum merupakan mangkok sendi pada permukaan lateral pelvis tempat
kaput femoralis bersemayam untuk membentuk sendi paha (Hinchliff, 1999).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Prostese jari biasanya silastik. Implan sendi biasanya disemen ke permukaan
tulang yang telah dipersiapkan memakai polimetil metakrilat (PMMA; bahan
yang dapat melakatkan tulang) yang mempunyai sifat menyerupai tulang.
Komponen asetabuler (pelvis)
Komponen femoral (distal)
Gambar 3. Komponen Prostesis
Pelonggaran prostesis akibat kegagalan penyatuan semen-tulang
merupakan penyebab kegagalan prostesis yang sering terjadi. Prostese yang
tumbuh ke dalam (komponen sendi buatan, berpori, tanpa semen) yang
memungkinkan tulang pasien tumbuh ke dalamnya dan dengan kuat memfiksasi
prostesis dalam tulang sekarang lebih sering digunakan. Pengukuran tulang yang
akurat dan keadaan tulang yang sehat dengan asupan darah yang adekuat sangat
penting pada penggunaan komponen tanpa semen. Usaha untuk mengurangi
angka kegagalan melalui modifikasi teknik, perbaikan material dan penggunaan
graft tulang masih terus berlanjut (Smeltzer dan Brenda, 2002).
E. Pedoman Tindakan Penggantian Panggul Total
1. Pasien harus menyebutkan namanya, nomor pasien pada rekam medik dan
pada gelang nama harus sama
2. Ijin operasi harus menyebutkan panggul yang akan diganti
3. Pasien harus menyebutkan panggul mana yang akan dioperasi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
4. Pasien harus tahu apa yang diharapkan dari anestesia, terutama bila
direncanakan mendapat analgesik regional dan akan tetap sadar selama
operasi
5. Perhatikan apakah pasien alergi obat dan juga sensitiv terhadap bahan
bahan persiapan topikal seperti yang mengandung iodium
6. Periksa apakah antibiotika praoperatif telah diberikan, jika dipesan
sebeleum operasi dimulai
7. Seringkali, pasien menjalani persiapan tempat operasi satu malam sebelum
operasi. Misalnya mencukur rambut. Periksa apakah hal tersebut sudah
dilakukan.
8. Laporkan nilai pemeriksaan laboratorium yang abnormal
9. Pemeriksaan seperti film rontgen dan skans MRI dilihat selama operasi,
hasil pemeriksaan ini harus ada di OK
10. Produk darah pengganti perlu dipersiapkan karena jumlah darah yang
hilang pada penggantian panggul total berkisar antara 400-1000 ml
11. Alat pengatur posisi seperti penahan panggul lateral, kantung penahan,
papan lengan ganda digunakan untuk menstabilkan posisi pasien.
12. Periksa apakah sistem instrumentasi panggul dan prostesis yang tepat telah
tersedia sesuai permintaan ahli bedah.
13. Privasi pasien harus dijaga setiap saat selama prosedur pemindahan dan
pemberian posisi
14. Perawat perlu mempersiapkan tenaga bantuan yang cukup untuk prosedur
pemindahan dan meletakkan pasien pada posisi lateral
15. Sabuk pengaman harus dipasang 2 inci di atas lutut pasien jika pasien tetap
dalam posisi telentang untuk prosedur induksi anestesia
16. Bila dipesan, keteter foley harus dipasang sebelum pasien diberi posisi
untuk pembedahana. Gunakan teknik aseptik untuk pemasangan kateter.
Gantungkan kantung drainase di tempat yang mudah diamati. Catat
pemasangan kateter dan keluaran urin
17. Pasien harus dibalikkan ke sisi tubuh yang tidak dioperasi dengan kedua
lengan dalam posisi ke arah dapan bersudut 90 derajat atau kurang. Pasien
dapat diletakkan di atas papan lengan ganda atau bantal dan harus difiksasi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
dengan ikat pergelangan tangan. Pastikan bahwa panggul pasien berada di
atas, meja bedah. Fleksikan tungkai yang bebas dan beri bantalan pada
lutut dan pergelangan kaki. Letakkan rol aksila pada area aksila pasein
yang bebas. Letakkan penahan ginjal lateral berbantalan setinggi panggul
pasien dan penahan abdomen berbantalan pada abdomen bawah pasien
18. Bantalan dispersif bedah listrik harus dipasang pada paha yang tidak
dioperasi kecuali terdapat prostesis atau perangkat keras pada ekstremitas
tersebut.
19. Tungkai yang dioperasi harus disokong dengan alat penopang (atau oleh
bantuan seseorang) untuk persiapan kulit untuk pembedahan
20. Perawat sirkulasi harus memantau, melaporkan, dan mencatat jumlah
kehilangan darah selama prosedur
21. Jika digunakan semen tulang metil metakrilat, siapkan ventilasi asap yang
adekuat. Waspadai suhu ruangan karena berhubungan erat dengan
konsistensi semen tersebut
22. Siapkan sistem irigasi pulsatil untuk mengangkat semen atau tulang yang
lepas. Jika antibiotika ditambahkan ke dalam cairan irigasi, catat hasil
tersebut
23. Ikuti SOP institusi untuk mencatat prostesis yang telah diimplantasi
24. Catat hasil hitungan spons, instrumen, dan benda-benda tajam
25. Pertahankan kepatenan drain luka. Pastikan bahwa selang tidak tertekuk
atau tersumbat dan peralatan pengisapan berfungsi dengan baik. Catat
adanya drain
26. Ikuti SOP untuk pengawetan dan pengiriman spesimen bedah
27. Balutan steril harus terpasang dan diplester
28. Bantalan dispersif bedah listrik harus diangkat dan periksa kembali
integritas kulit
29. Tungkai yang dioperasi harus dipertahankan dalam posisi abduksi dan
rotasi ekstenal setiap waktu. Pembalikan dan pemindahan pasien ke tempat
tidur harus mendapat perhatian khusus
30. Bidai abduksi dan bantal diantara tungkai membantu mempetaahankan
tungkai dalam keadaan abduksi dan rotasi eksternal
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
31. Perngkajian neurovaskuler pascaoperasi harus dibandingkan dengan
pengkajian praoperasi, dan bagian tubuh yang tertekan harus diperiksa
kembali
32. Pastikan bahwa minimal ada 6 personel OK untuk memindahkan pasien ke
tempat tidur dengan aman
33. Pertahankan pasien dalam posisi yang benar selama pemindahan ke unit
perawatan pascaanestesia
(Engram, 1999).
F. Komplikasi
Komplikasi utama yang berhubungan dengan PPT adalah infeksi, emboli
lemak, hemoragi, tromboflebitis, dan perubahan posisi prostese. Komplikasi lain
yang biasanya terjadi adalah disorientasi, takikardia, takipnea, nyeri dada,
atelektasis, pneumonia, emboli pulmoner, sindrom kompartemen (lutut, siku), dan
syok (Engram, 1999).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Periode praoperasi
Pengkajian pasien dan penanganan praoperasi ditujukan agar pasien
dalam keadaan sehat optimal pada saat pembedahan. Evaluasi
pengkajian periode praoperasi yang lengkap ditujukan kearah fungsi
kardiovaskuler, pernafasan, ginjal, dan hati. Data pengkajian
pascaoperasi dibandingkan dengan data pengkajian praoperasi untuk
mengidentifikasi adanya perubahan dan defisit. Adapaun beberapa hal
yang perlu dikaji pada periode praoperasi adalah sebagai berikut:
I. Pengumpulan riwayat
a. Umum
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Latar belakang budaya
Status ekonomi
b. Keluhan utama (contoh nyeri)
Lokasi
Kualitas
Kuantitas
Awitan
Latar belakang
Faktor penyebab dan penyembuh
Manifestasi yang berkaitan
c. Pernyataan-pernyataan spesifik untuk pasien ortopedi
Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-
hari?
Perubahan rentang gerak normal?
Deformitas atau pembengkakan sendi?
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Krepitasi atau sensasi grating?
Perubahan kekuatan?
Kondisi jaringan sekitar?
Mekanisme cedera? (pasien trauma dan gawat darurat)
Posisi ekstremitas selama cedera? (pasien trauma dan gawat
darurat)
d. Riwayat medis lalu
e. Riwayat keluarga
f. Situasi rumah
II. Pemeriksaan fisik
a. Tinjauan umum
Gaya berjalan
Postur
Aktivitas fisik
Penampilan fisik umum
b. Inspeksi
Kesemitirisan bagian tubuh
Ekimosis
Laserasi
Deformitas yang tampak
Massa
Warna kulit
Deformitas kongenital
c. Palpasi
Krepitus
Suhu
Konsistensi otot
Massa
Nyeri tekan deformitas
d. Rentang gerakan
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
e. Sirkulasi
Nadi
Pengisian dan pemusatan kapiler
Warna kulit
Suhu kulit
f. Sensori
Sentuhan
Tusukkan jarum
Dermatom
g. Kekuatan motorik
Artritis reumatoid
Osteoartritis
Displasia panggul kongenital
Ekrosis avaskuler panggul
2. Periode pascaoperasi
a. Pada penerimaan pasien lakukan :
a. Pengkajian rutin pascaoperasi (Apendiks L)
b. Pengkajian neurovaskuler (Apendiks D) pada kedua
ekstremitas bawah
b. Kaji letak insisi
c. Kaji lokasi dan karakter dari nyeri
d. Status pernafasan
e. Observasi posisi ekstremitas dan sendi yang sakit
f. Kaji kesadaran mental
g. Kaji kemampuan untuk memenuhi AKS (perawatan diri)
B. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik
Secara umum, pemeriksaan laboratorium atau diagnostik sangat penting
dilakukan untuk membantu menentukan diagnosa, memantau perjalanan penyakit
serta menentukan prognosa. Informasi yang bermanfaat tentang pasien ortopedi
dapat diperoroleh dari berbagai prsedur diagnostik. Masing-masing prosedur
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
mungkin tidak diindikasikan untuk semua pasien. Akan tetapi, secara umum
pemeriksaan yang spesifik menunjukkan data yang paling penting mengenai
kondisi pasien. Pembagian pemeriksaan diagnostik dibagi menjadi pemeriksaan
diagnosik noninvasif dan invasif.
1. Pemeriksaan diagnostik noninvasif antara lain rontgen, MRI, dan CT.
2. Pemeriksaan diagnostik invasif antara lain antrogram
3. Mielogram
4. Skan tulang
5. Aspirasi sendi
6. Biopsi
7. Artroskopi
8. Elektromiografi
9. Pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan darah rutin, seperti hitung darah lengkap, kadar elektrolit
serum, dan pemeriksaan pembekuan darah, sering diperlukan untuk
pasien ortopedi. Pemeriksaan diagnostik khusus akan dipesan sesuai
dengan kondisi medis pasien dan diagnosis yang spesifik.
C. Diagnosa
1. Periode praoperasi
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peristiwa
praoperasi dan pascaoperasi
2. Periode pascaoperasi
a. Nyeri berhubungan dengan penggantian paggul total (PPT)
b. Risiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan