Top Banner
Referat Ilmu Kesehatan Anak ASPIRASI MEKONIUM Pembimbing: Dr. PULUNG M. SILALAHI, Sp.A 1
36

Aspirasi Mekonium.doc

Dec 28, 2015

Download

Documents

Aryani_S
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aspirasi Mekonium.doc

Referat Ilmu Kesehatan Anak

ASPIRASI MEKONIUM

Pembimbing:

Dr. PULUNG M. SILALAHI, Sp.A

Disusun oleh:

Aryani Sutarnio (07120070062)

1

Page 2: Aspirasi Mekonium.doc

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Periode 26 November 2012 – 1 Februari 2013

2

Page 3: Aspirasi Mekonium.doc

REFERAT ILMU KESEHATAN ANAK

ASPIRASI MEKONIUM

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto

Telah disetujui dan dipresentasikan pada

Kamis, 6 Desember 2012

Disusun oleh:

Aryani Sutarnio (07120070062)

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Jakarta, 6 Desember 2012

Dosen Pembimbing

Dr. Pulung M. Silalahi, SpA

3

Page 4: Aspirasi Mekonium.doc

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan-Nya

penulis dapat menyelesaikan referat ini. Adapun maksud dan tujuan penulis dalam

menyusun referat ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam program

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said

Sukanto.

Referat yang berjudul “Aspirasi Mekonium” berisi tentang definisi, epidemiologi,

etiologi, patogenesis/ patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis,

tata laksana, komplikasi dan prognosis dari kejang demam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Pulung M. Silalahi, Sp.A yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian referat ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

berkontribusi dalam penyelesaian referat ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

referat ini. Oleh karena itu, saran yang membangun diharapkan oleh penulis. Akhir

kata, penulis mengucapkan terima kasih. Selamat membaca dan semoga referat ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, Desember 2012

Penulis

4

Page 5: Aspirasi Mekonium.doc

Daftar Isi

Lembar Pengesahan............................................................................................................... 1

Kata Pengantar......................................................................................................................... 2

Daftar Isi..................................................................................................................................... 3

Pendahuluan............................................................................................................................. 4

Definisi........................................................................................................................................ 4

Epidemiologi............................................................................................................................. 5

Etiologi........................................................................................................................................ 6

Patofisiologi.............................................................................................................................. 7

Gejala Klinis.............................................................................................................................. 9

Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................... 10

Diagnosis................................................................................................................................. 14

Tatalaksana............................................................................................................................ 15

Medikamentosa..................................................................................................................... 20

Komplikasi.............................................................................................................................. 20

Prognosis................................................................................................................................. 21

Daftar Pustaka........................................................................................................................................... 22

5

Page 6: Aspirasi Mekonium.doc

1. Pendahuluan

Terdapat beberapa penyebab gangguan nafas pada bayi baru lahir, salah satu

diantaranya adalah sindrom aspirasi mekonium. Mekonium adalah kotoran intestinal

yang berbentuk cairan kental berwarna hijau gelap yang terdiri dari sel epitel usus,

lanugo, lendir dan skeresi usus (misalnya: cairan empedu) yang dikeluarkan pertama kali

oleh bayi baru lahir. Sekresi usus, sel mukosa, dan elemen padat dari cairan amnion yang

tertelan merupakan 3 elemen padat utama mekonium. Air merupakan elemen cair utama

terdiri dari 85-95% dari mekonium. 1

Mekonium steril dan tidak mengandung bakteri, faktor utama yang

membedakannya dengan tinja. Distress intrauterin dapat menyebabkan mekonium keluar

ke cairan amnion. Faktor yang mendorong keluarnya mekonium intrauterin adalah

insufisiensi plasenta, hipertensi maternal, preeklamsia, oligohidramnion, dan penggunaan

obat-obatan pada masa kehamilan terutama tembakau dan kokain.1

Aspirasi mekonium pada cairan amnion dapat terjadi sebelum atau selama

persalinan. Karena mekonium jarang ditemukan pada cairan amnion sebelum 34 minggu,

aspirasi mekonium terutama terjadi pada bayi aterm dan posterm.

Pada negara berkembang dimana perawatan prenatal masih kurang dan kelahiran

dirumah masih umum, insidensi sindrom aspirasi mekonium lebih tinggi dibanding

negara maju dan berhubungan dengan tingkat kematian yang tinggi.1 Oleh karena itu

penting bagi para tenaga medis untuk mengetahui mengenai diagnosis, penatalaksanaan

dan pencegahan untuk penyakit ini.

2. Definisi

Mekonium adalah kotoran intestinal yang berbentuk cairan kental berwarna hijau

gelap yang terdiri dari sel epitel usus, lanugo, lendir dan skeresi usus (misalnya: cairan

empedu) yang dikeluarkan pertama kali oleh bayi baru lahir. 1

6

Page 7: Aspirasi Mekonium.doc

Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan nafas pada bayi baru lahir melalui

cairan amnion bercampur mekonium dengan gambaran radiologis yang khas dan

gejalanya tidak dapat dijelaskan.3

Gangguan nafas adalah suatu keadaan meningkatnya kerja pernafasan yang

ditandai dengan 2:

1. Takipnea

2. Retraksi interkosta dan atau substernal

3. Nafas cuping hidung

4. Merintih atau grunting

5. Sianosis

6. Apnu atau henti nafas

7. Dalam beberapa jam sesudah lahir didapatka gejala distress respirasi

(takipnea, retraksi, nafas cuping hidung, dan grunting)

8. Bila takipnea, retraksi, pernafasan cuping hidung, dan grunting menetap

beberapa ja msetelah lahir, ini merupakan indikasi adanya gangguan nafas

yang harus dilakukan tindakan segera.

3. Epidemiologi

Amerika Serikat

Pada dunia industri, mekonium dalam cairan amnion dapat dideteksi pada 8-25%

kelahiran setelah kehamilan 34 minggu. Dulu, sekitar 10% bayi baru lahir dengan

mekonium dalam cairan amnion megalami sindrom aspirasi mekonium. Perubahan dalam

praktek obstetrik dan neonatus nampaknya menurunkan insidensi sindrom aspirasi

mekonium.5

7

Page 8: Aspirasi Mekonium.doc

Internasional

Pada Negara berkembang dimana perawatan prenatal masih kurang dan kelahiran

dirumah masih umum, insidensi sindrom aspirasi mekonium lebih tinggi dan

berhubungan dengan tingkat kematian yang tinggi.

Mortalitas/Morbiditas

Tingkat mortalitas untuk sindrom aspirasi mekonium yang dihasilkan dari penyakit

parenkim paru berat dan hipertensi pulmonal adalah setinggi 20%. Komplikasi lain

termasuk air block syndrome (misalnya: pneumotoraks, pneumomediastinum,

pneumoperikardium) dan emfisema interstisial paru, yang terjadi pada 10-30% bayi

dengan sindrom aspirasi mekonium.

Ras

Tidak terdapat predileksi ras yang diketahui

Sex

Sindrom aspirasi mekonium terjadi sama pada kedua jenis kelamin.

Umur

Sindrom aspirasi mekonium merupakan penyakit pada bayi baru lahir, khususnya pada

bayi yang lahir sesuai tanggal taksiran atau lebih.6

4. Etiologi

Faktor yang mendorong pengeluaran mekonium intrauterin adalah sebagai

berikut1:

- Insufusiensi plasenta

- Hipertensi maternal

- Preeklamsia

- Oligohidramnion

8

Page 9: Aspirasi Mekonium.doc

- Pengguaan obat-obatan semasa kehamilan, terutama tembakau dan kokain

- Infeksi maternal / korioamnionitis

- Hipoksia fetus

5. Patofisiologi

Dalam rahim pengeluaran mekonium dihasilkan dari rangsangan saraf dari

saluran gastrointestinal yang telah matang dan biasanya akibat dari stress hipoksia fetus.

Begitu fetus mencapai aterm, traktus gastrointestinal menjadi matang, dan stimulasi

vagus dari kompresi kepala atau saraf tulang belakang dapat menyebabkan peristaltik dan

relaksasi sfingter anus menyebabkan keluarnya mekonium.

Mekonium mengubah cairan amnion secara langsung, menurunkan aktivitas

antibakteri dan selanjutnya meningkatkan resiko infeksi bakteri perinatal. Mekonium juga

mengiritasi kulit fetus, karena itu meningkatkan insidensi eritema toksikum. Namun,

komplikasi paling berat dari pengeluaran mekonium intrauterin adalah aspirasi sebelum,

selama, dan sesudah kelahiran. Aspirasi menyebabkan hipoksia melalui 4 efek mayor1 :

obstruksi jalan nafas, disfungsi surfaktan, pneumonitis kimia, dan hipertensi pulmonal.

a. Obstruksi Jalan Nafas

Obstruksi jalan nafas total oleh mekonium menyebabkan atelektasis. Obstruksi

parsial menyebabkan udara terperangkap dan hiperdistensi alveoli, umumnya dikenal

dengan istilah ball-valve effect. Hiperdistensi alveoli terjadi dari ekspansi jalan nafas

selama inhalasi dan kolaps jalan nafas sekitar mekonium yang mengeras pada jalan nafas,

menyebabkan tahanan meningkat selama ekspirasi. Udara yang terperangkap (paru

hiperinflasi) dapat pecah ke pleura (pnemotoraks), mediastinum (pneumomediastinum),

atau pericardium (pneumoperikardium).

b. Disfungsi Surfaktan

Mekonium mendeaktivasi surfaktan dan dapat menghambat sintesis surfaktan.

Beberapa komponen mekonium, terutama asam lemak bebas (misalnya : palmatic,

9

Page 10: Aspirasi Mekonium.doc

stearic, oleic), memiliki tekanan permukaan yang lebih minimal dibanding surfaktan dan

menyebabkan atelektasis luas.

c. Pneumonitis Kimia

Enzim, asam empedu, dan lemak pada mekonium mengiritasi saluran nafas dan

parenkim, menyebabkan pelepasan sitokin (termasuk TNF, IL-6, IL-8, IL-13, IL-1AY)

dan menyebabkan pneumonitis luas yang dapat dimulai dalam beberapa jam setelah

aspirasi.

Semua efek pulmonari ini dapat menghasilkan ventilation-perfusion (V/Q)

mismatch.

d. Hipertensi Pulmonal Persisten pada Bayi Baru Lahir (PPHN)

Banyak bayi dengan sindrom aspirasi mekonium memiliki hipertensi pulmonal persisten

pada bayi baru lahir (PPHN) sebagai akibat dari stress intrauterin kronik dan penebalan

pembuluh darah pulmonal. PPHN kemudian menyebabkan hipoksemia yang sebabkan

oleh sindrom aspirasi mekonium. Akhirnya, walaupun mekonium steril, kehadirannya

pada saluran nafas dapat menjadi predisposisi terjadinya infeksi pulmonal pada bayi.

10

Page 11: Aspirasi Mekonium.doc

Gambar 1. Patofisiologi pengeluaran

mekonium dan sindrom aspirasi mekoium.4

6. Gejala Klinis

Adanya mekonium dalam air ketuban dibutuhkan untuk menyebabkan sindrom

aspirasi mekonium, tapi tidak semua neonatus dengan air ketuban bercampur mekonium

mengalami sindrom aspirasi mekonium. Adanya mekonium yang kental pada cairan

amnion meningkatkan kecenderungan terjadinya aspirasi.

Pembersihan mekonium dari saluran nafas yang tidak adekuat sebelum nafas

pertama dan penggunaan ventilasi tekanan positif sebelum membersihkan jalan nafas dari

mekonium meningkatkan kecenderungan neonatus mengalami sindrom aspirasi

mekonium.

11

Page 12: Aspirasi Mekonium.doc

Urin berwarna hijau dapat terjadi pada bayi baru lahir dengan sindrom aspirasi

mekonium kurang dari 24 jam setelah kelahiran. Pigmen mekonium dapat diserap oleh

paru dan dieksresikan melalui urin.

Diagnosis sindrom aspirasi mekonium membutuhkan adanya air ketuban atau

neonatus bercampur mekonium, distress pernafasan, dan kelainan radiografi.

Gejala distress pernafasan berat adalah sebagai berikut :

- Sianosis

- End-expiratory grunting

- Nafas cuping hidung

- Retraksi interkosta

- Takipnea

- Barrel chest

- Auskultasi ronki basah dan kering (pada beberapa kasus)

Kuku jari tangan, tali pusarm dan kulit berwarna kuning kehijauan dapat

ditemukan.

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan berikut diindikasikan pada tersangka sindrom aspirasi mekonium :

1. Status Asam Basa

Ventilation-perfusion (V/Q) mismatch dan stress perinatal umum terjadi

dan penilaian status asam basa sangat penting. Asidosis metabolik dari stress

perinatal dikomplikasikan dengan asidosis respiratorik dari penyakit parenkim

dan hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir.

12

Page 13: Aspirasi Mekonium.doc

Analisa gas darah yaitu pengukuran pH, tekanan parsial karbon dioksida

(pCO2), tekanan parsial oksigen (pO2), dan pengukuran oksigen kontinu

dengan pulse oximetry penting untuk tatalaksana yang sesuai.

2. Elektrolit

Konsentrasi sodium, potasium, dan kalsium dalam 24 jam kehidupan pada

bayi dengan sindrom aspirasi mekonium penting untuk didapatkan, karena

syndrome o inappropriate secretion of antidiuetic hormone (SIADH) dan

gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sering pada stress perinatal.

3. Darah Lengkap

Kehilangan darah intrauterin atau perinatal, dan juga infeksi berperan pada

stress postnatal. Kadar hemoglobin dan hematokrit harus cukup untuk

memastikan kapasitas pembawa hemoglobin adekuat. Trombositopenia

meningkatkan resiko perdarahan pada neonatus. Neutropenia atau neutrofilia

dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis dapat mengindikasikan infeksi

bakteri perinatal.

Polisitemia dapat hadir sekunder terhadap hipoksia fetus akut atau kronik.

Polisitemia berhubungan dengan penurunan aliran darah paru dan dapat

memperburuk hipoksia berhubungan dengan sindrom aspirasi mekonium dan

hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir.

b. Pencitraan

Foto toraks penting untuk :

- Menegakkan diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan menentukan perluasan

patologi intratoraks (lihat gambar dibawah)

- Menentukan daerah atelektasis dan air block syndrome (lihat gambar di

bawah)

- Memastikan posisi pipa endotrakeal dan kateter umbilical.

13

Page 14: Aspirasi Mekonium.doc

MRI, CT scan, cranial ultrasonography) diindikasikan, jika pemeriksaan

fisik neurologi abnormal.

Gambaran x-ray toraks dikarakteristikkan dengan infiltrat, garis kasar

pada kedua lapang paru, peningkatan diameter anteroposterior, pendataran

diafragma. x-ray toraks yang normal pada bayi denga hipoksia berat dan tidak ada

malformasi jantung mengarah pada diagnosis hipertensi pulmonal.4

Gambar 2. Udara terperangkap dan

hiperekspansi dari obstruksi jalan nafas.

Gambar 3. Atelektasis Akut

14

Page 15: Aspirasi Mekonium.doc

Gambar 4. Pneumomediastinum dari gas

yang terperangkap dan udara yang bocor.

Gambar 5. Pneumotoraks kiri dengan

depresi diafragma dan pergeseran mediastinum minimal karena paru yang tidak

mengembang.

15

Page 16: Aspirasi Mekonium.doc

Gambar 6. Pneumonitits kimia luas dari

komponen mekonium.

c. Pemeriksaan lain

Ekokardiografi penting untuk memastikan struktur jantung normal dan

untuk menilai fungsi jantung, dan juga menentukan keparahan hipertensi

pulmonal dan right to left shunt.

8. Diagnosis

Penting untuk memonitor bayi yang lahir melalui cairan amnion bercampur

mekonium terhadap adanya distress pernafasan selama 24 jam. Diagnosis sindrom

aspirasi mekonium didasarkan oleh adanya distress pernafasan pada bayi baru lahir

melalui cairan amnion bercampur mekonium, tanpa adanya penyebab distress pernafasan

lainnya. X-ray toraks dan analisa gas darah sebaiknya dilakukan jika dibutuhkan. Temuan

radiologi klasik pada sindrom mekonium aspirasi adalah overekspansi paru dengan

infiltrat kasar yang luas. Namun, keparahan pola x-ray tidak selalu berhubungan dengan

gambarang klinis. Hubungan yang kurang antara keparahan klinis dan radiografik

memberi kesan bahwa sindrom aspirasi mekonium kurang bergantung pada jumlah

obstruksi mekonium dan kerusakan parenkim dibanding aspek lain dari sindrom aspirasi

mekonium, seperti adanya hipertensi pulmonal pada bayi baru lahir.3

16

Page 17: Aspirasi Mekonium.doc

9. Tatalaksana

a. Pencegahan sindrom aspirasi mekonium :

Pencegahan merupakan hal paling penting. Ahli kandungan harus memonitor

status fetus dengan ketat untuk menidentifikasi adanya stress fetus. Ketika mekonium

dideteksi, amnioinfusion dengan salin steril dan hangat bermanfaat untuk mengencerkan

mekonium pada cairan amnion, karena itu meminimalkan keparahan aspirasi. Namun,

temuan saat ini tidak mendukung amnioinfusion untuk mencegah sindrom aspirasi

mekonium.7,8 Suatu studi menunjukkan bahwa amnioinfusion tidak menurunkan resiko

sindrom aspirasi mekonium sedang atau berat atau sindrom aspirasi mekonium yang

berhubungan denan kematian.f Rekomendasi terbaru tidak lagi menyerankan intrapartum

suction untuk bayi baru lahir dengan cairan amnion bercampur mekonium.9,10 Ketika

terjadi aspirasi, intubasi dan penyedotan jalan nafas dapat membersihkan mekonium yang

teraspirasi.

Jangan melakukan teknik berikut untuk mencegah terjadinya aspirasi mekonium :

- Menekan dada bayi

- Memasukkan jari pada mulut bayi

The American Academy of Pediatrics Neonatal Resuscitation Program Steering

Committee and the American Heart Association telah mengembangkan pedoman

tatalaksana bayi yang terpapar dengan mekonium.Pedoman tersebut sedang terus direvisi.

Pedoman saat ini adalah sebagai berikut11 :

- Jika bayi tidak bertenaga (upaya bernafas kurang, tonus otot yang lemah, dan/

atau detak jantung <100x/menit) Gunakan laringoskopi langsung, intubasi,

dan segera sedot trakea setelah kelahiran. Penyedotan tidak lebih dari 5 detik.

Jika mekonium diambil dan tidak terdapat bradikardi, intubasi ulang dan

sedot. Jika detak jantung lemah, berikan ventilasi tekanan positif dan

pertimbangkan penyedotan ulang.

- Jika bayi bertenaga (upaya bernafas normal, tonus otot normal, dan detak

jantung >100x/menit) Jangan melakukan intubasi. Bersihkan sekret dan

17

Page 18: Aspirasi Mekonium.doc

mekonium dari mulut dan hidung dengan bulb syringe atau large bore suction

catheter.

- Pada kedua kasus, setelah resusitasi awal hal yang perlu dilakukan berikutnya

adalah mengeringkan, merangsang, memposisikan, dan memberikan oksigen.

Gambar 7. Algoritma penatalaksanaan bayi yang

lahir dengan cairan amnion bercampur mekonium.14

Perawatan selanjutnya dilakukan di ICU (NICU).

Pertahankan suhu ruang yang optimal untuk meminimalkan konsumsi oksigen.

Diperlukan penanganan minimal karena bayi-bayi ini mudah mengalami agitasi.

Agitasi meningkatkan right to left shunt, sehingga dapat menyebabkan hipoksia

dan asidosis.

Sedasi seringkali dibutuhkan untuk menurunkan agitasi

Kateter arteri umbilikalis harus dipasang untuk memantau gas darah tanpa

mengagitasi bayi.

Perawatan pernafasan kontinu. Terapi oksigen dengan hood atau tekanan positif

penting dalam mempertahankan oksigenasi arteri yang adekuat. Ventilasi

mekanik dibutuhkan pada sekitar 30% bayi dengan sindrom aspirasi mekonium.

18

Page 19: Aspirasi Mekonium.doc

Hal ini meminimalkan tekanan rata-rata jalan nafas dan menggunakan waktu

inspirasi sependek mungkin. Saturasi oksigen harus dipertahankan pada 90-95%.

Terapi surfaktan telah umum digunakan untuk menggantikan surfaktan yang tidak

aktif dan sebagai deterjen untuk menghilangkan mekonium. Walaupun

penggunaan surfaktan nampaknya tidak mempengaruhi tingkat kematian, ia dapat

menurunkan keparahan penyakit (penggunaan oksigenasi membran

ekstrakorporeal)k, dan menurunkan lama rawat inap.

Tabel 1. Dosis yang direkomendasikan untuk penggunaan surfaktan eksogen

Produk Dosis Dosis Tambahan

Calfactant 3mL/kg BB lahir diberikan

dalam 2 aliquot

Mungkin dapat diulangi

setiap 12 jam sampai dosis

3 kali berturut-turut dengan

interval 12 jam bila ada

indikasi

Beractant 4mL/kg BB lahir diberikan

dalam 4 dosis

Mungkin dapat diulang

minimal setelah 6 jam,

sampai jumlah total 4 dosis

dalam waktu 48 jam setelah

lahir

Colfosceril 5mL/kgBB lahir diberikan

dalam waktu 4 menit

Mungkin dapat diulangi

setelah 12 jam dan 24 jam

bila ada indikasi

Porcine 2.5mL/kgBB lahir diberikan

dalam 2 aliquots

Dua dosis berturutan 1.25

mL/kg, dosis diberikan

dengan interval 12 jam bila

ada indikasi

19

Page 20: Aspirasi Mekonium.doc

Walaupun ventilasi konvensional umumnya digunakan, oscillation ventilation dan

jet ventilation merupakan terapi alternatif yang efektif. Hipervetilasi untuk

menginduksi hipokapnea dan mengkompensasi metabolik asidosis sudah bukan

merupakan terapi utama untuk hipertensi pulmonal karena hipokarbia dapat

menurunkan perfusi otak (PaCO2 < 30 mmHg). Alkalosis berkepanjangan

menyebabkan kerusakan saraf, sehingga alkalosis harus dihindari pada pasien ini.1

Terapi ventilator dengan tekanan rata-rata jalan nafas dan volum tidal yang

minimal harus digunakan jika terdapat emfisema interstisial pulmonal atau

pneumotoraks.

Pada hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir (PPHN), nitrit oksida

inhalasi merupakan vasodilator paru pilihan. Oksigen juga merupakan vasodilator

yang poten. Penghambat fosfodiesterase, termasuk sildenafil dan milirinone,

digunakan sebagai terapi tambahan untuk PPHN.

Perhatikan tekanan volum darah sistemik dan tekanan darah sistemik. Ekspansi

volum, terapi transfusi, dan vasopresor sistemik penting dalam mempertahankan

tekanan darah sistemik lebih tinggi dari tekanan darah paru, karena itu

menurunkan right-to-left shunt pada pasien dengan Patent Ductus Arteriosus

(PDA).

Pastikan kapasitas pembawa oksigen adekuat dengan mempertahankan

hemoglobin > 13g/dL.

Kortikosteroid tidak direkomendasikan. Tidak cukup bukti yang mendukung

penggunaan steroid pada sindrom aspirasi mekonium.12

Tidak terdapat studi yang menunjukkan bahwa profilaksis antibiotik menurunkan

insidensi sepsis pada neonatus yang lahir melalui cairan amnion yng bercampur

dengan mekonium. Karena itu penggunaan antibiotik diberikan hanya pada pasien

yang mengalami atau diduga mengalami infeksi.

Walaupun Oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO) efektif dalam

penanganan sindrom aspirasi mekonium, ECMO berhubungan dengan hasil

keadaan neurologis yan buruk.

20

Page 21: Aspirasi Mekonium.doc

Gambar 8. Tatalaksana bayi yang lahir melalui cairan amnion bercampur

mekonium.13

Walaupun penanganan air block syndrome (pneumotoraks atau

pneumoperikardium) adalah dengan memasang drainase toraks, namun terpai dengan

fibrin glue efektif pada kasus kebocoran udara yang persisten. Karena itu dapat

dikonsultasikan pada bedah anak.

Evaluasi oleh ahli jantung anak juga penting untuk penilaian ekokardiografi untuk

menilai struktur jantung dan keparahan hipertensi pulmonal, dan right-to-left shunt.

Evaluasi ahli neurologi juga penting apabila terdapat kasus ensealopati neonatorum atau

kejang.

Distress perinatal dan distress pernafasan berat menghalangi pemberian makan.

Terapi cairan intravena dimulai dengan infus dekstrosa yang adekuat untuk mencegah

hipoglikemia. Cairan intravena harus sedikit dibatasi (60-70 mL/kg/hari). Secara bertahap

21

Page 22: Aspirasi Mekonium.doc

tambahkan elektrolit, protein, lemak, dan vitamin untuk memastikan kebutuhan nutrisi

adekuat dan mencegah defisiensi asam amino dan asam lemak esensial.

Terapi surfaktan seringkali digunakan. Ekstrak paru alami diberikan untuk

menggantikan surfaktan yang telah hilang. Surfaktan juga bekerja sebagai deterjen untuk

memecah mekonium yang tersisa, sehingga menurunkan keparahan penyakit paru.

Surfaktan digunakan pada pasien dengan sindrom aspirasi mekonium, namun,

keefektifan, dosis, dan produk yang paling efektif belum ditentukan.

10. Medikamentosa

Nitrit oksida (NO) inhalasi (INOmax) memiliki efek vasodilatasi langsung pada

paru tanpa efek samping hipotensi sistemik. NO secara endogen diproduksi melalui

enzym NO sintetase pada arginin. NO inhalasi ekgen digunakan untuk menurunkan

resisten pembuluh darah paru dan memperbaiki aliran darah paru.

Vasokonstriktor sistemik digunakan untuk mencegah right-to-left shunt dengan

meningkatkan tekanan darah sistemik di atas tekanan paru. Obat-obatan yang dapat

digunakan adalah dopamin, dobutamin, dan epinefrin. Namun, obat yang paling sering

digunakan adalah dopamin.

Sedatif memaksimalkan keefektifan ventilasi mekanik, meminimalkan konsumsi

oksigen, dan menghilangkan ketidaknyamanan terapi invasive. Obat-obatan sedatif yang

dapat digunakan adalah morfin, fentanil, fenobarbital, dan pentobarbital.

Obat-obatan yang memblok neuromuskular seperti pankuronium digunakan untuk

melumpuhkan otot rangka untuk memaksimalkan ventilasi. Juga digunakan untuk

menurunkan resiko baritrauma dan meminimalkan konsumsi oksigen.

11. Komplikasi

Anak dengan sindrom aspirasi mekonium dapat mengalami penyakit paru kronis

akibat intervensi paru yang sering. Bayi dengan sindrom aspirasi mekonium memiliki

22

Page 23: Aspirasi Mekonium.doc

insidensi infeksi saluran pernafasan yang sedikit lebih tinggi pada tahun pertama

kehidupan karena paru masih dalam perbaikan.1

12. Prognosis

Tingkat kematian pada bayi dengan mekonium lebih tinggi dibandingkan dengan

bayi tanpa mekonium; aspirasi mekonium cukup terhitung dalam proporsi yang

signifikan terhadap kematian bayi. Masalah paru residu jarang terjadi, namun batuk,

mengi, dan hiperinflasi persisten dapat terjadi 5-10 tahun. Bayi dengan penyakit yang

berat memiliki resiko sebesar 50% mengalami penyakit jalan nafas pada 6 bulan pertama

kehidupan. 1

Prognosis bergantung pada kerusakan susunan saraf pusat akibat asfiksia dan

adanya masalah yang berhubungan seperti hipertensi pulmonal.4 Kejadian prenatal dan

intrapartum yang merangsang pengeluaran mekonium dapat menyebabkan bayi

mengalami defisit neurologis jangka panjang, termasuk kerusakan sistem saraf pusat,

retardasi mental dan serebral palsi.1

23

Page 24: Aspirasi Mekonium.doc

Daftar Pustaka

1. Clark MB. Meconium Aspiration Syndrome. [homepage on the Internet]. 2012 [cited

2012 Dec 4]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/974110-overview

2. Kosim MS, Yunanto A & Dewi R Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI; 2008.

3. Swarnam K, Soarisham AS, Sivanandan S. Advances in the Management of

Meconium Aspiration Syndrome. International Journal of Pediatrics 2012; 2012:7

4. Behrman RE, Kliegman RM & Jenson HB Nelson Textbook of Pediatrics. 6th ed. New

Delhi: Thomson Press; 2006

5. Yoder BA, Kirsch EA, Barth WH, Gordon MC. Changing obstetric practices

associated with decreasing incidence of meconium aspiration syndrome. Obstet Gynecol.

May 2002;99(5 Pt 1):731-9.

6.Singh BS, Clark RH, Powers RJ, Spitzer AR. Meconium aspiration syndrome remains a

significant problem in the NICU: outcomes and treatment patterns in term neonates

admitted for intensive care during a ten-year period. J Perinatol. Jul 2009;29(7):497-503.

7. ACOG Committee No. 346: Amnioinfusion Does Not Prevent Meconium Aspiration

Syndrome. Obstet & Gynecol. Oct 2006;108(4):1053-1055.

8. Velaphi S, Vidyasagar D. Intrapartum and postdelivery management of infants born to

mothers with meconium-stained amniotic fluid: evidence-based recommendations. Clin

Perinatol. Mar 2006;33(1):29-42.

9.ACOG Committee Opinion No. 379: Management of delivery of a newborn with

meconium-stained amniotic fluid. Obstet Gynecol. Sep 2007;110(3):739.

10. Vain NE, Szyld EG, Prudent LM, Wiswell TE, Aguilar AM, Vivas NI.

Oropharyngeal and nasopharyngeal suctioning of meconium-stained neonates before

24

Page 25: Aspirasi Mekonium.doc

delivery of their shoulders: multicentre, randomised controlled trial. Lancet. Aug 14-20

2004;364(9434):597-602.

11.[Guideline] Neonatal resuscitation: 2010 American Heart Association Guidelines for

Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Kattwinkel J,

Perlman JM, Aziz K, Colby C, Fairchild K, GallagherJ, Hazinski MF, Halamek LP,

Kumar P, Little G, McGowan JE, Nightengale B, Ramirez MM, Ringer S, Simon WM,

Weiner GM, Wyckoff M, ZaichkinJ. Circulation. 2010;122:S909 –S919.

12. Ward M, Sinn J. Steroid therapy for meconium aspiration syndrome in newborn

infants. Cochrane Database Syst Rev. 2003;CD003485.

13. Vidyasagar, Bhat. Meconium aspiration syndrome. [homepage on the Internet]. 2012

[cited 2012 Dec 4]. Available from: http://www.google.com/imgres?imgurl=http://eso-

cdn.bestpractice.bmj.com/best-practice/images/bp/en-gb/1185-4-

iline_default.gif&imgrefurl=http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/1185/

treatment/step-by-

step.html&usg=__1nrdRIw1OV0mYPOQieDUznEmX2Y=&h=459&w=578&sz=11&hl

=id&start=7&zoom=1&tbnid=B_p-_1WpqtaHeM:&tbnh=106&tbnw=134&ei=ZU-

_ULWlLImErQfO8oHoBQ&prev=/search%3Fq%3DMeconium%2Baspiration

%2Bsyndrome%2Btreatment%2Balgorithm%26um%3D1%26hl%3Did%26client

%3Dsafari%26rls%3Den%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1

14. Hermansen CL, Lorah KN. Respiratory Distress in the Newborn. American Family

Physician 2007; 76:987-994

25