ASMA VS PPOK
ASMA VS PPOK
Pendahuluan Asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas. Namun keduanya menunjukan perjalanan penyakit yang berbeda.
Obstruksi pernapasan yang bersifat menetap akibat asma menunjukkan respons pengobatan dan prognosis berbeda dengan yang disebabkan oleh PPOK.
Dahulu PPOK didefinisikan sebagai obstruksi saluran napas permanen yang progresif dengan berjalannya waktu, tetapi belakangan ini fakta menunjukan bahwa pola PPOK tumpang tindih dengan asma.
ASMA
Definisi
Penyakit inflamasi kronik saluran napas; ditandai peningkatan responsivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai stimuli
Bermanifestasi sebagai penyempitan saluran udara, dapat pulih spontan atau dengan pengobatan
Klinis: sesak tiba-tiba, batuk, mengi Penyakit episodik; serangan akut diselingi
periode bebas gejala Reversibel; dengan atau tanpa pengobatan
Patogenesis Asma merupakan inflamasi kronik saluran
napas Sel-sel inflamasi yang berperan terutama sel
mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, dan sel epitel
Inflamasi akut Reaksi tipe cepat
Alergen terikat IgE yang menempel pada sel mast Sel mast berdegranulasi, mengeluarkan mediator-
mediator: preformed dan newly generated Reaksi tipe lambat
6-9 jam setelah provokasi alergen Pengerahan dan aktivasi eosinofil, sel T CD4+,
neutrofil, dan makrofag
Inflamasi kronik
Sel-sel yang terlibat: Limfosit T sel Th2 Epitel Eosinofil mengeluarkan leukotrien, protein
granular dan radikal bebas menghancurkan epitel saluran napas hilangnya barrier dan fungsi sekretorik
Sel mast Makrofag
Faktor risikoFaktor Pejamu (Host Factor)
Genetik- Gen-gen yang mempengaruhi terjadi atopi- Gen-gen yang mempengaruhi hiperresponsifitas
saluran napasObesitasJenis kelamin
Faktor lingkungan
Allergen- Dalam ruangan: hewan peliharaan (anjing,
kucing, tikus), alergen kecoa, jamur- Luar: pollens, jamur
Infeksi (terutama virus)Pemicu oleh pekerjaanRokok (aktif maupun pasif)Polusi udaraDiet
Tanda dan Gejala Wheezing, terutama pada anak
walaupun pemeriksaan fisis dada yang normal tidak menyingkirkan asma
mengi berulang sulit bernafas yang berulang batuk yang memburuk terutama pada
malam hari serta gejala muncul atau memburuk pada malam hari, yang membangunkan pasien
gejala muncul atau memburuk dengan pola waktu tertentu (musim) atau karena terpapar allergen atau obat-obat seperti aspirin dan beta blocker.
KlasifikasiDerajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten BulananGejala <1x/mingguTanpa gejala di luar
seranganSerangan singkat
< 2x sebulan APE >80%VEP1>80% nilai prediksi
APE > 80% nilai terbaik
Variabiliti APE <20%
Persisten ringan Mingguan Gejala >1x/minggu tetapi
<1x/hariSerangan dapat
mengganggu aktivitas dan tidur
>2x sebulan APE >80%VEP1>80% nilai prediksi
APE >80% nilai terbaik
Variabiliti APE 20-30%
Persisten sedang HarianGejala setiap hariSerangan mengganggu
aktivitas dan tidurMembutuhkan
bronkodilator setiap hari
>1x/minggu APE 60-80%VEP1 60-80% nilai
prediksi, APE 60-80% nilai terbaik
Variabiliti APE>30%
Persisten berat KontinyuGejala terus-menerusSering kambuhAktiviti fisik terbatas
Sering APE <60%VEP1<60% nilai prediksiAPE < 60% nilai terbaikVariabiliti APE >30%
Derajat Serangan AsmaRingan Sedang Berat
Aktivitas Dapat berjalan/baring Jalan terbatas, lebih suka duduk
Sukar berjalan, duduk, bungkuk
Bicara Berbagai kalimat Beberapa kata Kata demi kata
Kesadaran Mungkin terganggu Biasanya terganggu Biasanya terganggu
Frekuensi napas Meningkat Meningkat >30x/m
Retraksi Tidak ada Kadang kala ada Ada
Mengi Lemah sampai sedang Keras Keras
Frekuensi nadi <100 100-120 >120
Pulsus paradoksus Tidak ada Mungkin ada Sering ada
APE sesudah bronkodilator
>80% 60-80% <60%
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
SaO2 >95% 91-95% <90%
PenatalaksanaanTahap Obat pencegah harian gah harian Pilihan lain ain
Asma Intermiten Tidak diperlukan
Asma persisten ringan Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug BD/hari atau ekivalennya)
Teofilin lepas lambat, kromolin, leukotrien modifiers
Asma persisten sedang Kombinasi glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama
- Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) ditambah teofilin lepas lambat
- Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral
- Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) ditambah leukotrien modifiers
- Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug BD/hari atau ekivalennya)
Asma persisten berat Kombinasi glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug BD/hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama, ditambah >1 di bawah ini :
- Teofilin lepas lambat- Leukotrien modifiers- Glukokortikosteroid oral
Prednison/metilprednisolon oral selang sehari 10 mg ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin lepas lambat
PPOK
Definisi PPOK merupakan penyakit yang ditandai
dengan progresivitas obstruksi jalan napas yang tidak sepenuhnya reversible.
Terminologi PPOK meliputi Bronchitis kronik, yaitu obstruksi bronkus; Emfisema, yaitu pelebaran rongga udara dan
kerusakan parenkim paru, hilangnya elastisitas patu, dan penutupan dari jalan napas kecil.
Faktor risiko Genetik Rokok Pajanan terhadap zat iritan dan polusi Pertumbuhan dan perkembangan paru Stres oksidatif Usia Jenis kelamin Infeksi saluran napas Status sosial ekonomi Nutrisi Penyakit komorbid
Patogenesis dan patofisiologi Asap rokok dan bahan iritan lain dapat
mengaktivasi makrofag sehingga melepaskan faktor kemotaktik neutrofil seperti leukotrien B4 dan interleukin-8.
Makrofag dan neutrofil ini melepaskan multiple proteinase yang merusak jaringan ikat pada parenkim paru, yang akhirnya mengakibatkan terjadi emfisema dan sekresi mukus.
Peran dari sel-T sitotoksik belum diketahui secara jelas, namun kemungkinan berperan dalam apoptosis dan destruksi sel epitel dinding alveolus melaui pelepasan perforin dan TNF-α.
Patogenesis dan patofisiologi Terdapat pula bukti bahwa stress oksidatif
berperan dalam terjadinya PPOK. Diketahui bahwa terdapat peningkatan konsentrasi hydrogen peroksida dalam kondensat ekspirasi pasien PPOK, terutama saat terjadi eksaserbasi akut
Peran stress oksidatif
Klasifikasi
Derajat 0Beresiko
Derajat IRingan
Derajat IISedang
Derajat IIIBerat
Derajat IVSangat berat
Gejala kronis
Mempunyai faktor resiko
Spirometri normal
VEP1/KVP < 70%
VEP1>80%
Dengan/tanpa gejala
VEP1/KVP<70%
50%<VEP1<80%
Dengan/tanpa gejala
VEP1/KVP<70%30%<VEP1<50%Dengan atau tanpa gejala
VEP1/KVP<70%VEP1<30% atau adanya tanda-tanda gagal napas kronik atau gagal jantung kanan
PenatalaksanaanPrinsip penatalaksanaan PPOK: Menilai dan memonitor penyakit Mengurangi faktor risiko Menangani PPOK yang stabil Menangani PPOK eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK stabil
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi akutPrinsip: Diagnosis berat ringannya eksaserbasi Terapi oksigen adekuat Pemberian obat-obatan yang optimal Nutrisi yang adekuat untuk mencegah
starvation yang disebabkan hipoksemia berkepanjangan, dan menghndari kelelahan otot bantu napas
Penggunaan ventilasi mekanik pada PPOK eksaserbasi berat
Monitor balans cairan elektrolit
ASMA VS PPOK
Asma VS PPOKTanda dan Gejala Asma PPOK
Sifat penyakit Episodik Slowly progressive
Awitan Dapat terjadi pada segala umur, namun umumnya muncul pada usia dini
Paling sering muncul pada usia > 40 tahun
Merokok Biasanya bukan perokok, jika perokok hanya ringan
Hampir semuanya perokok terutama perokok berat
Riwayat atopi keluarga dan pasien Ya Umumnya tidak
Faktor pemicu Individual Umum
Sesak napas Variable Predictable dan progresif
Gejala nocturnal Khas Tidak khas
Airway limitation Variabilitas diurnal meningkat Variabilitas diurnal normal
Respon terhadap bronkodilator Baik Hanya pada 15-25% pasien
Respon terhadap steroid Baik Kurang baik
Hiperresponsif jalan napas Pada kebanyakan pasien, dengan atau tanpa airway limitation
Pada kebanyakan pasien
Asma VS PPOK
Pemeriksaan Penunjang Asma PPOK
Reversibilitas terhadap steroid Biasanya (+) Biasanya (-)
Volume paru Biasanya normal Biasanya meningkat
Kapasitas difusi Biasanya normal Menurun
Hiperresponsif jalan napas Biasanya meningkat Biasanya meningkat
Tes alergi Biasanya (+) Biasanya (-)
Foto toraks Biasanya normal Biasanya abnormal
Sputum Eosinophil Neutrophil
Terima Kasih