BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ – organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada homeostasis tubuh yang serius seperti, perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol (syok sepsis), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respons imun ( syok anafilaktik). 1.2 TUJUAN 1.3.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih dalam dan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan syok kardiogenik. 1.3.2 Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa dapat : 1. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan syok kardiogenik . 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan syok kardiogenik. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat ke organ – organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian
pada homeostasis tubuh yang serius seperti, perdarahan yang masif, trauma atau luka
bakar yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok
kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol (syok sepsis), tonus vasomotor
yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respons imun ( syok anafilaktik).
1.2 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih dalam dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan syok kardiogenik.
1.3.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan syok kardiogenik .
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan syok kardiogenik.
3. Menyusun rencana dan melaksanakan tindakan disertai rasionalisasi pada
pasien dengan syok kardiogenik.
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode kasus dengan
sistematika penulisan
BAB 1: Pendahuluan (Latar belakang, tujuan, sistematika, dan manfaat penulisan)
BAB 2 : Tinjauan teori (Definisi, etiologi, patofisiologi, dan web of caution)
BAB 3 : Tinjauan Kasus (Asuhan Keperawatan)
BAB 4 : Pembahasan (Pengkajian, Diagnosa, Intervensi)
BAB 5 : Penutup (Simpulan)
1
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.5.1 Manfaat bagi klien
Dengan ini kami mengharapkan klien mengerti dan memahami tentang
pengertian, penyebab, tanda – tanda, penanganan serta bahayanya syok
kardiogenik.
1.5.2 Manfaat bagi perawat
Sedangkan manfaat bagi profesi keperawatan, agar lebih aktif dalam
menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep teori dan lebih
memperhatikan kondisi pasien sehingga pelaksanaan praktek keperawatan,
dapat berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan mengakibatkan hipoksia
jaringan.
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi jaringan
akibat dari kerusakan fungsi ventrikel kiri.
Dari segi hemodinamik syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang
mengakibatkan hal – hal berikut:
1. tekanan arterial sistole <90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak 60 mmHg di
bawah tekanan basal (hipotensi relatif)
2. gangguan aliran darah ke organ – organ penting (kesadaran menurun, vasokontriksi,
perifer, oliguri (urine <30 ml/jam)).
3. Tidak adanya gangguan preload atau proses non miokardial sebagai etiologi syok
(aritmia, asidosis, atau depresan jantung secara farmakologik maupun fisiologik.
4. Adanya gangguan miokardial primer secara klinik dan laboratorik.
Di sini ada 2 komponen penting dalam syok kardiogenik, yaitu:
1. Hipotensi: akibat memburuknya fungsi pompa jantung.
2. Gangguan perfusi jaringan sebagai konsekwensi akibat hipotensi.
3
2.2 ETIOLOGI
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi
jantung atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik. Secara praktik syok
kardiogenik timbul karena gangguan mekanik atau miopatik, bukan akibat gangguan elektrik
primer.
Etiologi syok kardiogenik adalah:
1. Infark miokard akut dengan segala komplikasinya.
2. Miokarditis akut.
3. Temponade jantung akut.
4. Endokarditis infektif.
5. Trauma jantung.
6. Ruptur korda tendinea spontan.
7. Kardiomiopati tingkat akhir.
8. Stenosis valvular berat.
9. Regurgilasi valvular akut.
10. Miksoma atrium kiri.
11. Komplikasi bedah jantung.
12. Ruptur septal ventrikel
2.3 PATOFISIOLOGI
Kelainan fisiologis yang menjadi dasar fisiologis adalah menurunnya kontraktilitas
otot jantung sebagai konsekwensi tidak berfungsinya sebagian otot jantung. Hasil bedah
mayat penderita IMA dengan syok kardiogenik menunjukkan 40% kerusakan otot
jantung. Mungkin ruptur dinding ventrikel, septum atau otot papilaris.
Penyakit jantung tidak mampu memusatkan secara sinkron atau penekanan dan aliran
darah ke aorta dihindarkan. LVED (The Left Ventricular End – Diastolic Pressure) dan
Arterial pressure (LAP) meningkat dari sistolik outflow yang tidak efisien. Pada akhirnya,
tekanan arteri pulmonari meningkat dan bagian cairan di dalam pulmonari selaput
intersitial dan alveoli menurunkan daerah permukaan untuk pertukaran gas.
Penyebab kardiogenik syok pada umumnya berasal dari ventrikel kanan yang mana
menjadi lemah akibat miokardial infark dan ketidakmampuan untuk mensuplai volume
stroke untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi jaringan atau sel-sel tubuh. Kerusakan 40%
dari jantung karena miokardial infark merupakan presipitasi (faktor yang mempercepat)
terjadinya syok.
4
2.4 MANIFESTASI KLINIS SYOK KARDIOGENIK
Timbulnya syok kardiogenik dalam hubungannya dengan IMA dapat dikategorikan dalam :
1.Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan dari miokard masiv atau ruptur dinding bebas ventrikel kiri.
2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang.
3. Timbul kira-kira 2 sampai 10 hari setelah infark disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Ini sering disertai atau tanpa disertai nyeri dada, tetapi sering disertai sesak napas akut.
Keluhan nyeri dada pada IMA biasanya pada daerah substernal, rasa seperti ditekan, ditusuk, dan disertai rasa takut. Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan, dan punggung. Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari setengah jam, tidak menghilang dengan obat- obat nitrat.
5
2.5 WEB OF CAUTION
6
Infark Miokard Akut Gagal Jantung
Necrosis Miokard
Kerusakan Oot Jantung
Gangguan Kontraktilitas Miokard
Disfungsi Ventrikel kiri
Syok Kardiogenik
Curah Jantung
Aliran Darah Arteri Koroner
Nutrisi O2 Kejaringan Darah Ke Pulmonal
Gangguan Perfusi
Jaringan
Metabolisme Basal
Terganggu
Energi
Kelelahan dan Kelemahan
Intoleransi Aktivitas
Asupan o2 Ke Jantung
Hipoksia Miokardium
(Mekanisme Anaerob)
Nyeri Dada
Gangguan Rasa Nyaman
Kerusakan Pertukaran Gas
Pola Nafas Tidak Efektif
2.6 KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari syok kardiogenik diantaranya :
a. Cardiopulmonary arrest
b. disritmia
c. stroke
d. tromboemboli
2.7 PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK
1) Sistem Pernapasan / Respirasi
Sesak, pernapasan dangkal, tachypnea( napas cepat dan dalam), pada auskultasi
terdengar ronchi, ortopnea, hipoksia
2) Sistem Cardiovaskuler
Tekanan darah menurun, irama gallop atau S4 ( murmur ), disritmia, takikardia,
Dobutamin 2.5 mm/kg/m untuk meninggikan tekanan perfusi arterial dan
kontraktilitas. Boleh juga diberikan Amrinon intravena (kalau ada).
8. Tirah baring
9. Diet makanan lunak, rendah garam.
10. Pemberian diuretik
Untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Bila sudah diresepkan
harus diberikan pada siang hari agar tidak menganggu istirahat pada malam hari,
intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangan
cairan setelah pemberian diuretik. Pasien juga harus menimbang badannya setiap hari
turgor kulit untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi.
11. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif merupakan
pengobatan utama untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel. Dan juga untuk menurunkan tekanan darah sehingga kerja
jantung menurun. Bahan-bahan ini menyebabkan arteri dan vena mengalami dilatasi,
9
sehingga menimbulkan lebih banyak pintasan volume intravaskuler keperifer dan
menyebabkan penurunan preload dan afterload. Bahan vasoaktif ini biasanya
diberikan bersama dopamin, suatu vasopresor yang membantu memelihara tekanan
darah yang adekuat.
10
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
a. Umur. Terjadi pada umur 60 tahun ke atas
b. Jenis kelamin: : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
c. Hereditas
d. Ras: insiden pada kulit hitam lebih tinggi
3.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
a. Oliguri (urin < 20 ml/jam)b. Mungkin ada hubungan dengan IMA.c. Nyeri substernal seperti IMA.
2. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya px . merasa nyeri atau “discomfort” dada trauma tumpul dada (mekanisme, waktu, kekuatan, alat pelindung) atau luka bakar listrik, nausea, dispnea atau orthopnea, diaporesis, perasaan akan meninggal atau ketakutan, kehausan, sensasi dingin.
3. Riwayat penyakit terdahulu
Anomali kongenital jantung ,infark miokard sebelumnya, penyakit jantung lainnya, pembedahan (umum atau cardiovaskuler), tromboemboli, medikasi, allergi, penggunaan alkohol atau obat-obatan.
c.Menyingkirkan penyebab lain syok, seperti: cardiac tamponade.
3.1.6 Terapi
a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
b. Anti ansietas, bila cemas.
c. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
d. Sulfas atropine.
e. Terapi reperfusi : Reperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang
efektif untuk pasien dengan infark miokard akut dan syok kardiogenik.
3.1.7 Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan nutrisi dan
oksigen ke jaringan.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan.
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri dada.
15
3.2 RENCANA TINDAKAN
No.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1.
2.
Pola nafas tidak
efektif berhubungan
dengan kerusakan
pertukaran gas.
Gangguan perfusi
jaringan
Tujuan :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam pola nafas pasien normalKriteria Hasil :1. Mempertahankan pola nafas normal / efektif bebas sianosis dan tanda atu gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral, area paru bersih2. Menunjukkan reekspansi lengkap dengan tak ada pneumotorak / hemotorak
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam,
a. Evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman. Catat upaya pernapasan, pelebaran nasal
b. Observasi penyimpangan dada. Selidiki penurunan ekspensi atau ketidak semetrian gerakan dada.
a. lihat pucat, sianosis, belang, kulit
Respons pasien bervariasi. Kecepatan dan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi ( kehilangan darah / cairan ), akumulsai sektret, hipoksia, atau distensi gaster. Penekanan pernapasan ( penurunan kecepatan) dapat terjadi dari penggunaan analgesik berlebihan. Pengenalan dan pengobatan fentilasi abnormal dapat mencegah komplikasi.
b. udara atau cairan pada area pleura mencegah ekstansi lengkap (satu sisi) dan memerlukan penkajian lanjut status ventilasi..
a.Vasokontriksi sistemik
16
3.
4.
berhubungan
dengan penurunan
nutrisi dan oksigen
ke jaringan.
Intoleransi Aktivitas sehubungan dengan kelelahan dan kelemahan
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri dada
diharapkan suplai oksigen dan asupan nutrisi ke jaringan normal.Kriteria hasil :Mendemontrasikan perfusi adekuat secara individual, contoh: kulit hangat dan kering, ada nadi perifer atau kuat, tanda vital dalam batas normal, pasien sadar/berorientasi, keseimbangan pemasukan atau pengeluaran, tak ada edema, bebas nyeri atau ketidak nyamanan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.Kriteria Hasil:mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/ maju dengan frekuensi jamtung/irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit hangat, merah muda, dan kering.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan klien mampu melakukan.Kriteria Hasil:1. menyatakan nyeri hilang/terkontrol.2. tampak rileks dan
dingin/lembab. Catat kekuatan nadi perifer.
b.selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinue contoh, cemas, bingung, letargi, pingsan.
a.kaji ulang tanda/ gejala yang menunjukkan tidak toler1an terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada perawat/dokter.
a. catat lokasi dan intensitas nyeri (skala0-10). Selidiki perubahan karakteristik nyeri , contoh kesemutan.
diakibatkan oleh peniurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit an penurunan nadi.
Perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh elektronik atom, variasi asam basa, hipoksia,atau emboli sistemik.
Palpitasi, nadi tak teratur, adanyaNyeri dada/ispneu apat menginikasikan kebutuhan perubahan program olahraga/obat.
Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan keefektifan intervensi. Perubahan dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi, contoh
17
mampu tidur atau istirahat dengan tepat.3. menyatakanPemahaman nyeri fantom dan metode untuk menghilangkannya.
b. selidiki keluhan nyeri lokal atau kemajuan yang tak hilang dengan analgesik.
nekrosis atau infeksi.
Dapat mengindikasikan sindrom kompartemen, khususnya cedera traumatik.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mempelajari konsep teori asuhan keperawatan pada pasien syok kardiogenik,
maka berdasarkan pengamatan dan asuhan yang telah diberikan, ada beberapa hal yang
perlu menjadi pembahasan yaitu:
4.1. PENGKAJIAN
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkajian pada pasien syok
kardiogenik adalah melakukan pengkajian secara lengkap dan sistematis sehingga
dalam merumuskan data focus yang menjadi permasalahan pasien dapat lebih mudah.
4.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasrkan teori asuhan keperawatan mengenai pasien syok kardiogenik, dalam
merumuskan diagnose keperawatan ada berapa kendala yang dihadapi.
Dari keempat diagnose keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien syok
kardiogenik, hanya terdapat 4 gangguan pada pasien :
a. Pola napas tidak efektif.
b. Gangguan perfusi jaringan.
c. Gangguan rasa nyaman.
d. Intoleransi aktivitas.
4.3. RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL
Pada perumusan rencana intervensi keperawatan, mahasiswa merumuskan rencan
intervensi sesuai dengan kondisi pasien dan perencanaan yang memungkinkan untuk
dilakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Tidak semua perencanaan yang
ada pada konsep teori dapat diangkat dalam kasus karena mengingat kontak waktu
mahasiswa dengan pasien sangat terbatas sehingga hanya perencanaan yang mungkin
untuk diangkat yang kami utamakan.
Pemberian teraphy:
a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
b. Anti ansietas, bila cemas.
c. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
19
d. Sulfas atropine.
e. Terapi reperfusi : Reperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang
efektif untuk pasien dengan infark miokard akut dan syok kardiogenik.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah
jantung sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan
mengakibatkan hipoksia jaringan.
Pada tahap pengkajian pasien terdapat 4 diagnosa:
Pola napas tidak efektif.
Gangguan perfusi jaringan.
Gangguan rasa nyaman.
Intoleransi aktivitas.
5.2 SARAN
Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam upaya meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien syok kardiogenik:
1. Diharapkan klien/keluarga mengerti dan memahami tentang
pengertian,penyebab, tanda – tanda, penanganan dan komplikasi syok
kardiogenik.
2. Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan agar lebih aktif dalam
menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep teori dan lebih
memperhatikan kondisi pasien sehingga pelaksanaan praktek keperawatan
dapat berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru , Bambang Setiyohadi. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jaya, Hasrat.2004. Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan kardivaskuler Syok
Kardiogenik.
Wahyu, Made, dkk. 2009. Hasil Diskusi Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Syok
Kardiogenik. Denpasar : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.