Top Banner
1. Pengertian Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi
21

Askep Poli Arab

Feb 17, 2015

Download

Documents

Lutfi Assidiqi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Poli Arab

1. Pengertian

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi

hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama

kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada

pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm,

kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control

(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl

pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester

kedua (Suheimi, 2007).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat

besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak

cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer,

kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas

ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan

besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak

ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia

defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari

makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis,

dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa

pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

2. Etiologi

Sementara itu menurut Mochtar( 1998) penyebab anemia pada umunya

adalah :

a. Perdarahan

b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.

c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis,

empiema, dll.

d. Kelainan darah

e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

f. Malabsorpsi

Penyebab anemia pada kehamilan :

a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin

b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil

Page 2: Askep Poli Arab

c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan

d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)

e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil

a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun

b. Perdarahan akut

c. Pekerja berat

d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

3. Patofisiologi

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena

perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada

trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan

meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta

kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume

plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi

aldesteron.

4. Klasifikasi

Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :

a. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia

akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang

masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi,

gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari

badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam

kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi

tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi

besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.

Page 3: Askep Poli Arab

b. Anemia megaloblastik( 29,0%)

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi

asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin

B12( cynocobalamin).

c. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan

sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan

anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara

normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi,

asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena

kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang

disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.

d. Anemiahemolitik

Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan

menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan

menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak

menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2

golongan besar, yakni :

1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti

pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter ,

thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I,

dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.

2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular ,

seperti pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan

arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin,

paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada

defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia,

penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu

Kebidanan, 451-457)

Page 4: Askep Poli Arab

5. Gejala Klinis

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan

turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek( pada anemia parah), dan

keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

6. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: konjungtiva, wajah pucat.

Palpasi: turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus

uteri, Kontraksi uterus

Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

7. Pemeriksaan Diagnostik.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%

b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

8. Penatalaksanaan

a. Therapy pengobatan

1) Therapy oral

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.

Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat

atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal

jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1

tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk

menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam

dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan

menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir

selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek

Page 5: Askep Poli Arab

samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi

yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil

daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali

lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:

a) Asam folik 15 – 30 mg per hari

b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban

sehingga dapat diberikan transfusi darah.

2) Therapi parenteral

Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada

gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila

kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk

ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau

sorbitol besi (Jectofer)

b. Pencegahan

1) Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.

2) Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar

penyerapan zat besi.

3) Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit

infeksi dan penyakit cacingan.

4) Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat

menghambat penyerapan zat besi.

9. Komplikasi

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus

selalu diwaspadai.

a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat

mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.

b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan

prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam

Page 6: Askep Poli Arab

rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah

terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer

maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan

dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post

partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta,

pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan

involusio uteri.

Page 7: Askep Poli Arab

B. KONSEP DASAR  ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Anamnesa

a. Usia: Wanita usia < 20 tahun atau > 35 tahun merupakan faktor predisposisi

terjadinya anemia selama kehamilan

b. Keluhan utama: cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang,

malaise, lidah luka, konsentrasi hilang, nafas pendek( pada anemia parah),

mual dan muntah pada hamil muda, dan palpitasi.

c. Aktivitas

1) Keletihan, kelemahan, malaise umum.

2) Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja

3) Toleransi terhadap latihan rendah.

4) Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

d. Sirkulasi

1) Riwayat kehilangan darah kronis,

2) Palpitasi.

3) CRT lebih dari dua detik

e. Integritas Ego

Cemas, gelisah, ketakutan

f. Eliminasi

1) Konstipasi.

2) Sering kencing.

g. Makanan / cairan

1) Nafsu makan menurun

2) Mual/ muntah

h. Nyeri / kenyamanan

Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

i. Pernapasan

Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita

j. Seksual

1) Dapat terjadi pendarahan pervagina

2) Pendarahan akut.sebelumnya

3) Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.

Page 8: Askep Poli Arab

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: konjungtiva pucat, wajah pucat.

Palpasi: turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus

uteri, Kontraksi uterus

Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%

b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

2. Diagnosa

Diagnosa yang sering muncul adalah,

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah

b. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai

oksigen ke jaringan/ke sel

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

kebutuhan dan suplai oksigen

d. Risiko cedera terhadap janin

3. Rencana  dan intervensi asuhan keperawatan

a. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam

diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:

1) Berat badan klien dalam batas normal.

Page 9: Askep Poli Arab

2) Klien tidak mengalami mual-muntah

3) Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan

Intervensi

1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan mutrisi dulu/sekarang

dengan menggunakan batasan 24 ja. Perhatikan kondisi rambut kuku

dan kulit.

R: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama

kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.

2) Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (khususnya kurang dari 17

tahun, lebih dari 35 tahun).

R: remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dan klien lansia

mungkin cenderung obesitas/diabetes gestasional.

3) Pastikan tingkat penegetahuan tentang kebutuhan diet.

R: menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju

basal metabolik meningkatkan (khususnya pada kehamilan lanjut)

karena peningkatan aktivitas tiroid yang berhubungan dengan

pertumbuhan fetus dan jaringan pada ibu, menjadi potensial risiko

terhadap klien dengan nutrisi buruk. Penambahan 800 mg zat besi

diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan jaringan ibu/janin

dan kondisi janin di dalam rahim. Selama trismester ketiga,

kebutuhan terhadap zat besi minimal, dan diet seimbang dengan

peningkatan kebutuhan kalori biasanya adekuat.

4) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan

suplemen vitamin/zat besi setiap hari.

R: materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian

meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.

5) Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan klien dan

meminta umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.

Page 10: Askep Poli Arab

R: bila klien telah termotivasi untuk emmperbaiki diet, evaluasi lebih

lanjut atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.

6) Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal

yang tabu selama kehamilan.

R: dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi

layanan kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi,

meyakini bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit

melahirkan.

7) Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan

dan tingkat motivasi untuk memakannya.

R: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin

didasarkan pada kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon

terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.

(misalnya mengunyah es dapat menandakan anemia). Catatan:

mencerna kanji untuk pakaian dapat menimbulkan anemia defisiensi;

dan mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan

fekal/BAB.

8) Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya.

Berikan informasi tentang penambahan pranatal yang optimum.

R: ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di

bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko

reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat

badan lahir rendah. Penelitian menemukan adanya hubungan positif

antara kegemukan ibu pregravid dan peningkatan angka morbiditas

perinatal berkenaan dengan kelahiran preterm.

9) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.

R: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada

status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan

janin.

Page 11: Askep Poli Arab

10) Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).

R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas

pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL

atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan

anemia pada trimester pertama.

11) Ukur pembesaran uterus.

R: malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan

memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang

mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan kemungkinan

lebih lanjut.

b. Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan

suplai oksigen ke jaringan/ke sel

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke

jaringan/ke sel efektif dengan kriteria hasil :

1) Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku,

kelembaban)

2) Tidak terdapat kebiruan pada kulit

3) CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2

detik)

Intervensi :

1) Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

R: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan,

kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.

2) Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.

R: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu

kurang dari 2 dapat menandakan anemia.

3) Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat

perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).

Page 12: Askep Poli Arab

R: mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin

berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan

peningkatan gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan penurunan

aktivitas terjadi.

4) Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.

R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan

medikasi mungkin tidak efektif ddalam mempertahankan kehamilan.

Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.

5) Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri

R: menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan

sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.

c. Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

kebutuhan dan suplai oksigen.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam

diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.

Kriteria hasil :

1) Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD

90/60-140/90 mmHg)

2) Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah 

Intervensi :       

1) Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben

lateral kiri/miring, dan penurunan aktivitas.

R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari

serviks dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat

menurunkan peka rangsang uterus.

2) Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan

posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)

Page 13: Askep Poli Arab

R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa

nyaman.

3) Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).

R. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami

intoleransi aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan otot

menjadi atrofi.

4) Kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin, seperti pemberian obat,

tanda vital, dan pengkajian.

R : Meningkatkan kesempatan klien untuk beristirahat lebih lama

diantara interupsi untuk tindakan berikutnya

5) Berikan periode tanpa interupsi untuk istirahat/tidur.

R : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat

meningkatkan relaksasi.

6) Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio,

dan menonton televisi, atau kunjungan dengan teman yang dipilih

atau keluarga.

R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

d. Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x….diharapkan

risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :

1) Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)

2) Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas.

3) Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan

Intervensi

1) Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.

Page 14: Askep Poli Arab

R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/oksigenasi

ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen

janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan cukup oksigen untuk

kebutuhan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang

menimbulkan kondisi asidosis.

2) Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin

R: secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan

tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai

terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.

3) Kaji terhadap mual/muntah berlebihan.

R: Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan

malnutrisi dan dapat memperberat IUGR dan pertumbuhan otak yang

buruk.

4) Bantu dalam screening dan kelainan genetik.

R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang

khusus untuk mencegah efek negatif dalam pada pertumbuhan janin.

5) Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik

R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan

retardasi mental dapat terjadi.

6) Pantau DJJ selama krisis sel sabit

R: Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga dapat

mengakibatkan kelainan SSP janin. Krisis berulang

mempredisposisikan klien dan janin pada peningkatan mortalitas dan

laju morbiditas.

7) Lakukan pemeriksaan leofold untuk mengetahui keadaan janin

terutama mengukur tinggi fundus.

R: tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa

pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.