Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan penyakit di Indonesia semakin meningkat. Penyakit - penyakit tersebut meliputi hampir di semua sistem organ tubuh. Salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia adalah katarak. Menurut WHO (1979) prevalensi kebutaan di negara berkembang adalah 10 - 40 x lebih besar daripada negara industri. Penyebab kebutaan itu sendiri dapat di sebabkan karena penyakit infeksi dan rudapaksa pada mata. Penyakit mata yang menyebabkan kebutaan antara lain adalah glaucoma, penyakit retina oleh karena Diabetes mellitus dan katarak. Di negara yang sedang berkembang penyebab utamanya adalah katarak. Katarak menyerang lensa pada organ mata yang merupakan organ penglihatan (visual) manusia. Gaya hidup dan lingkungan yang kurang sehat dapat mempercepat berkembangnya penyakit ini. Begitu halnya dengan proses penuaan, merokok atau bahan beracun lainnya serta penyakit seperti diabetes mellitus, trauma, radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor terjadinya katarak. 1
43

Askep katarak

Jan 18, 2016

Download

Documents

Sabdi Mustapha

asuhan keperawatan katarak.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep katarak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini perkembangan penyakit di Indonesia semakin meningkat. Penyakit -

penyakit tersebut meliputi hampir di semua sistem organ tubuh. Salah satu penyakit yang

sering menyerang masyarakat Indonesia adalah katarak. Menurut WHO (1979) prevalensi

kebutaan di negara berkembang adalah 10 - 40 x lebih besar daripada negara industri.

Penyebab kebutaan itu sendiri dapat di sebabkan karena penyakit infeksi dan rudapaksa

pada mata. Penyakit mata yang menyebabkan kebutaan antara lain adalah glaucoma,

penyakit retina oleh karena Diabetes mellitus dan katarak. Di negara yang sedang

berkembang penyebab utamanya adalah katarak. Katarak menyerang lensa pada organ

mata yang merupakan organ penglihatan (visual) manusia. Gaya hidup dan lingkungan

yang kurang sehat dapat mempercepat berkembangnya penyakit ini. Begitu halnya

dengan proses penuaan, merokok atau bahan beracun lainnya serta penyakit seperti

diabetes mellitus, trauma, radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, dan asupan vitamin

antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor terjadinya

katarak.

Menurut WHO bahwa negara berkembang 1 - 3 % penduduk mengalami kebutaan

dan 50 % penyebabnya adalah katarak. Sedangkan untuk negara maju perbandingannya

adalah 1,2 % penyebab kebutaan adalah katarak. Survei (1982) : menurut Depkes RI ada

8 propinsi prevalensi kebutaan bilateral : 1,2 % dari seluruh penduduk, sedangkan

prevalensi kebutaan unilateral adalah 2,1 % dari seluruh penduduk. Penyebab dari

kebutaan adalah : Katarak 0,76 %, Kekeruhan kornea 0,13 %, Glaukoma 0,1 %, Kelainan

refraksi 0,06 %, Kelainan retina 0,03 %, Kurang vitamin A 0,02 %. Prevalensi katarak

adalah 6,9 % dengan catatan kurang lebih 10 % mendapatkan terapi dan katarak dapat

mengenai semua kelompok umur.

1

Page 2: Askep katarak

Dengan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat

kekuningan. Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan

silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami

distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina

Begitu besaranya resiko masyarakat Indonesia untuk menderita katarak memicu

kita dalam upaya pencegahan. Dengan memperhatikan gaya hidup, lingkungan yang

sehat dan menghindari pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat merusak akan membuta

kita terhindar dari berbagai jenis penyakit dalam stadium yang lebih berat yang akan

menyulitkan upaya penyembuhan.

1.2. Rumusan masalah

1.2.1. Apa definis katarak?

1.2.2. Bagaimanakah patofisiologi katarak?

1.2.3. Apa saja manifestasi klinis seseorang hingga dikatakan menderita katarak?

1.2.4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada katarak?

1.2.5. Bagaimana penatalaksanaan untuk katarak dan hal apa saja yang perlu diperhatikan

pada perawatan katarak?

1.2.6. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan katarak?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan katarak.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui patofisiologi katarak

b. Mengetahui mekanisme klinis katarak

c. Mengetahui pemeriksaan dignostik pada katarak

d. Mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan katarak

2

Page 3: Askep katarak

1.4. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:

1.4.1. Mendapatkan pengetahuan tentang katarak

1.4.2. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan katarak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat

dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif.

(Mansjoer,2000;62)

Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat

timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat

lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan

telah memulai proses degenerasi. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.

Katarak mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di

dalam mata, seperti melihat air terjun. Penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena

dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan

yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat

bervariasi.

3

Page 4: Askep katarak

2.2. Etiologi

1. Ketuaan ( Katarak Senilis )

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.

2. Trauma

Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda,

terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini

disebut katarak traumatik.

3. Penyakit mata lain ( Uveitis )

4. Penyakit sistemik ( Diabetes Mellitus )

5. Defek kongenital

Salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal seperti

German measles atau rubella. Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan

( diwariskan secara autosomal domonan ) atau bisa disebabkan oleh :

Infeksi congenital, seperti campak jerman ( german measles )

Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar gula

yang meningkat).

Factor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :

Penyakit metabolik yang diturunkan

Riwayat katarak dalam keluarga

Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

Faktor keturunan.

Cacat bawaan sejak lahir.

4

Page 5: Askep katarak

Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

gangguan pertumbuhan,

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

Rokok dan Alkohol

Operasi mata sebelumnya.

Faktor-faktor lainnya yang belum diketahui.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:

Kadar kalsium yang rendah

Diabetes mellitus

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang

Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik

Faktor lingkungan ( trauma, penyinaran, sinar ultraviolet )

2.3. Klasifikasi

Berdasarkan garis besar katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

1) Katarak perkembangan ( developmental ) dan degenerative.

2) Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata.

3) Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti

DM dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan

menimbulkan katarak komplikata.

4) Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

5

Page 6: Askep katarak

a. Katarak kongeniatal : katarak yang di temukan pada bayi ketika lahir

(sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun)

b. Katarak juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan di bawah

usia 40 tahun

c. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun

d. Katarak senilis : katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Jenis

katarak ini merupakan proses degeneratif ( kemunduran ) dan yang paling

sering ditemukan.

Adapun tahapan katarak senilis adalah :

a) Katarak insipien : pada stadium insipien (awal) kekeruhan lensa mata

masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat

periksa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang

tidak teratur.penderita pada stadium ini seringkali tidak merasakan

keluhan atau gangguan pada penglihatanya sehingga cenderung

diabaikan.

b) Katarak immataur : lensa masih memiliki bagian yang jernih

c) Katarak matur : Pada stadium ini proses kekeruhan lensa terus

berlangsung dan bertambah sampai menyeluruh pada bagian lensa

sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak

pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi

kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan

tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak,

seperti :

1) Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

2) Warna terlihat pudar.

3) Sulit melihat saat malam hari.

4) Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata.

Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.

6

Page 7: Askep katarak

d) Katarak hipermatur : terdapat bagian permukaan lensa yang sudah

merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan perdangan

pada struktur mata yang lainya.

2.4 Manifestasi Klinis

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan

penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat

tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya

meliputi pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan

tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan

dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.

Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup, menyilaukan dengan distorsi

bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak

abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan

bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-

benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.

Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika katarak sudah

sangat memburuk lensa yang lebih kuat pun tidak akan mampu memperbaiki penglihatan.

Orang dengan katarak secara khas selalu mencari cara untuk menghindari silau yang

berasal dari cahaya yang salah arah. Misalnya dengan mengenkan topi berkelapak lebar

atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada

siang hari.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

7

Page 8: Askep katarak

Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Gangguan penglihatan bisa berupa :

Kesulitan melihat pada malam hari

Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata

Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

Gejala lainya adalah :

Sering berganti kaca mata

Penglihatan sering pada salah satu mata.

Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di

dalam mata ( glukoma ) yang bisa menimbulkan rasa nyeri.

2.5. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,

berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung

tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan

yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah

usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas

terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul

posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju

pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi,

perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke

sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi.

Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga

8

Page 9: Askep katarak

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori

menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori

lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari

degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda.

Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti DM, namun

sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan

katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang memasuki dekade ke tujuh.

Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal karena bila tidak

didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor

yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar

ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang

kurang dalam jangka waktu lama.

2.6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada penderita katarak adalah sebagai

berikut :

1) Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan

kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,

penglihatan ke retina.

2) Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.

3) Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

4) Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.

5) Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma

6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,

perdarahan.

7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

9

Page 10: Askep katarak

8) EKG, kolesterol serum, lipid

9) Tes toleransi glukosa : kontrol DM

10) Keratometri.

11) Pemeriksaan lampu slit.

12) A-scan ultrasound (echography).

13) Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

14) USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

2.7. Penatalaksanaan

2.7.1 Pencegahan

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung

vit.C ,vit.A dan vit E.

2.7.2 Penatalaksanaan medis

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke

titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya

konservatif.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk

bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang

terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang

mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior

sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf

optikus, seperti diabetes dan glaukoma.

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan

lensa buatan.10

Page 11: Askep katarak

1) Pengangkatan lensa

Ada dua macam teknik pembedahan ynag bias digunakan untuk mengangkat

lensa:

Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan

kapsulnya.

Pembedahan intrakapsuler : pengangkatan lensa beserta kapsulnya.

Namun, saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

2) Penggantian lensa

Penderita yang telah menjalani pembedahan katrak biasanya akan

mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang teleh diangkat. Lensa

buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler dan

biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan mempercepat

penyembuhan selama beberapa minggu setelah pembedahan di berikan tetes mata atau

salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata

atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar

sembuh. Adapaun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :

1. Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan diperbolehkan :

Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama

Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi

Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran

Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi; condongkan sedikit

kepala kebelakang saat mencuci rambut

2. Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan kacamata

pada siang hari

3. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi,

dan tidak boleh telengkup

4. Aktivitas dengan duduk

11

Page 12: Askep katarak

5. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan

6. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai

7. Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)

Tidur pada sisi yang sakit

Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup

Mengejan saat defekasi

Memakai sabun mendekati mata

Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg

Berhubungan seks

Mengendarai kendaraan

Batuk, bersin, dan muntah

Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan

punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.

2.8. Komplikasi

Penyulit yg terjadi berupa visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensori.

Komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus dan bila katarak dibiarkan maka akan

mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan

Uveitis.

2.9. Prognosis

Penderita penyakit katarak memiliki prognosis untuk menjadi lebih baik setelah

dilakukan pembedahan dan disiplin dalam mematuhi penatalaksanaan.

2.10. Web of caution

12

Page 13: Askep katarak

13

H2O dalam lensa ↓

O2 ↓

Degenerasi K, protein, ascorbic acid ↓

Na dan Ca ↑

Nucleus pada lensa menjadi coklat

kekuningan

Absorbsi radiasi UV meningkat

KATARAK dalam progress :

InsipientImmatureMatureHipermature

Hilangnya transparansi lensaMengabutkan pandanganTransmisi sinar terganggu

Dilakukan operasi

Resiko terhadap

cedera

Defisit perawatan diri

Gangguan persepsi sensori visual

Ansietas pre operasi

MK post operasi

Kurang pengetahuan

tentang kondisi

Ketuaan Trauma Penyakit sistemik:DM

Defek kongenital

Operasi mata sebelumnya

trauma tumpul /

tajam menemb

us kapsul anterior

Perubahan kimia dlm

protein lensa

Koagulasi

Reaksi radang

Rokok, alcohol & obat-obatan

galaktosemia

gangguan kejernihan

lensa

Infeksi virus

prenatalTerbentuk jaringan

fibrosis sisa lensa yang tertinggal

gangguan metabolism serat lensa

gangguan perkembangan embrio intrauterin

MK pre operasi

Resiko infeksi

Perubahan

struktur mata

hiperglikemiaa

Viskositas darah

memeningkat

Asupan nutrisi terus diberikan

Gg.keseimbangan susunan

sel lensa

Nyeri

Resiko cedera

Gg.persepsi sensori visual

Page 14: Askep katarak

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :

1) Identitas

Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai

identitas pasien. Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat

pada usia di bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada

usia < 40 tahun, pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40

tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi pada usia > 40 tahun.

2) Riwayat penyakit sekarang

Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada

pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.

3) Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM,

hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu

resiko katarak.

4) Aktifitas istirahat

Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya

atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

5) Neurosensori

Gejala yamg terjadi pada neurosensori adalah gamgguam penglihatan kabur /

tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan

perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di runag gelap.

Penglihatan berawan / kabur, tampak lingkaran cahaya / pelangi di sekitar sinar,

14

Page 15: Askep katarak

perubahan kaca mata, pengobatan tidak memperbaikipenglihatan, fotophobia

( glukoma akut ).

Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada

pupil ( katarak ), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea berawan

( glukoma berat dan peningkatan air mata ).

6) Nyeri / kenyamanan

Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /

berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.

7) Pembelajaran / pengajaran

Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga

apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi,

gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin

dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.

3.2. Analisa Data

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

1). DS : - Mata silau,penglihatan seperti

terhalang asap yang makin

lama makin tebal.

- Mata kabur, kesulitan

membaca, pandangan ganda

- Kesulitan melihat ( focus )

pada jarak jauh atau dekat.

Ketuaan

H2O dlm lensa

Gangguan

persepsa

sensori–

perseptual

penglihatan.

15

Page 16: Askep katarak

DO : - Pupil dilatasi, pupil berwarna

putih.

- Pengembunan pada pupil,

retina tidak nampak.

O2

K, protein, ascorbic

acid

Na dan Ca

Nukleus pada lensa

menjadi coklat

kekuningan

Lensa menjadi opak

Cahaya dipendarkan,

tidak pada retina

Pandangan kabur /

redup, menyilaukan

susah melihat pada

malam hari.

16

Page 17: Askep katarak

2). DS : - Riwayat trauma pada mata

karena benda tajam / tumpul

- Mata kabur, pandangan

ganda, mata silau.

DO : - Pupil dilatasi

- Pupil berwarna putih

Trauma

Trauma benda

tumpul / tajam

menembus kapsul

anterior

Resiko

terhadap

cedera

3). DS : - Riwayat operasi mata.

- Mata sensitive terhadap

cahaya, gatal, air mata atau

krusta yang berlebih, mata

basah.

DO : - Kehilangan vitreus, bercak di

belakang mata.

Operasi mata

sebelumnya

Reaksi radang

Terbentuk jaringan

fibrosis sisa lensa

yang tertinggal

Defisit

perawatan

diri

4). DS : - Riwayat penyakit DM

- Mata silau, ketajaman

penglihatan berkurang,

penglihatan kabur / tidak jelas

DO : - Pupil berwarna putih, retina

sulit di lihat

Penyakit sitemik :

DM

Gangguan

keseimbangan

susunan sel lensa

oleh faktor fisik atau

kimiawi

Kurang

pengetahuan

tentang

kondisi

17

Page 18: Askep katarak

gangguan kejernihan

lensa

5). DS : -

DO: - Bercak putih di depan pupil

( leukokoria )

- Katarak terlihat segera setelah

bayi lahir – 1 thn

Defek kongenital

Infeksi virus prenatal

Gg metabolisme

serat lensa

Gg perkembangan

embrio intraurine

Kekeruhan lensa

pada neonatus

Rencana

piñatalaksanaan

pembedahan

Ansietas pre

operasi-

keluarga

18

Page 19: Askep katarak

6). DS : - Riwayat penggunaan obat-

obatan dalam jangka waktu

lama

- Riwayat terpapar zat-zat

kimia ; rokok, alkohol.

- Mata silau, ketajaman

penglihatan menurun, mata

kabur

DO : - Pupil dilatasi, pupil berwarna

putih, retina tidak Nampak.

Rokok, alkohol, dan

obat-obatan

Perubahan kimia

dalam protein lensa

Koagulasi

Pembedahan lensa

Nyeri

19

Page 20: Askep katarak

7). DS : - Riwayat penggunaan obat-

obatan dalam jangka waktu

lama

- Riwayat terpapar zat-zat

kimia ; rokok, alkohol.

- Mata silau, ketajaman

penglihatan menurun, mata

kabur

DO : - Pupil dilatasi, pupil berwarna

putih, retina tidak Nampak

Rokok, alkohol, dan

obat-obatan

Perubahan kimia

dalam protein lensa

Koagulasi

Pembedahan lensa

Lukas insisi

pembedahan

Resiko

infeksi

3.3. Diagnosa Keperawatan

Pre operasi

1) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera.

2) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan -

kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.

3) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan

tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

4) Ansietas berhubungan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan

5) Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

20

Page 21: Askep katarak

Post operasi

1) Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi jaringan

tubuh

3) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera.

4) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan -

kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler

3.4. Intervensi dan rasional

1) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera.

Tujuan :

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal

gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

Kriteria Hasil :

- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

INTERVENSI RASIONAL

ii. Tentukan ketajaman penglihatan,

kemudian catat apakah satu atau dua

mata terlibat.

Observasi tanda-tanda disorientasi.

iii. Orientasikan klien tehadap lingkungan.

iv. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi,

bicara dengan menyentuh.

v. Perhatikan tentang suram atau

viii. Penemuan dan penanganan awal

komplikasi dapat mengurangi resiko

kerusakan lebih lanjut.

ix. Meningkatkan keamanan mobilitas

dalam lingkungan.

x. Komunikasi yang disampaikan dapat

lebih mudah diterima dengan jelas.

xi. Cahaya yang kuat menyebabkan rasa

21

Page 22: Askep katarak

penglihatan kabur dan iritasi mata,

dimana dapat terjadi bila menggunakan

tetes mata.

vi. Ingatkan klien menggunakan kacamata

katarak yang tujuannya memperbesar

kurang lebih 25 persen, pelihatan perifer

hilang dan buta titik mungkin ada.

vii. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi

bel pemanggil dalam jangkauan/posisi

yang tidak dioperasi.

tak nyaman setelah penggunaan tetes

mata dilator.

xii. Membantu penglihatan pasien.

xiii. Memudahkan pasien untuk

berkomunikasi

2) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori

penglihatan - kehilangan vitreus,pandangan kabur, perdarahan intraokuler.

Tujuan:

Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan

cedera.

Kriteria hasil :

Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko

dan untuk melindungi diri dari cedera.

Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.

INTERVENSI RASIONAL

Diskusikan apa yang terjadi tentang

kondisi paska operasi, nyeri,

pembatasan aktifitas, penampilan,

balutan mata.

Beri klien posisi bersandar, kepala

tinggi, atau miring ke sisi yang tak

xiv. Kondisi mata post operasi

mempengaruhi visus pasien

xv. Posisi menentukan tingkat kenyamanan

pasien.

22

Page 23: Askep katarak

sakit sesuai keinginan.

Batasi aktifitas seperti menggerakan

kepala tiba-tiba, menggaruk mata,

membongkok.

Ambulasi dengan bantuan : berikan

kamar mandi khusus bila sembuh

dari anestesi.

Minta klien membedakan antara

ketidaknyamanan dan nyeri tajam

tiba-tiba, Selidiki kegelisahan,

disorientasi, gangguan balutan.

Observasi hifema dengan senter

sesuai indikasi.

xvi. Aktivitas berlebih mampu

meningkatkan tekanan intra okuler

mata.

xvii. Visus mulai berkurang, resiko cedera

semakin tinggi.

xviii. Pengumpulan Informasi dalam

pencegahan komplikasi

3) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan

tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

Tujuan :

Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil :

Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

INTERVENSI RASIONAL

xix. Pantau informasi tentang kondisi

individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.

Tekankan pentingnya evaluasi

perawatan rutin, beritahu untuk

melaporkan penglihatan berawan.

Identifikasi tanda/gejala memerlukan

xxiv. Penemuan dan penanganan awal

komplikasi dapat mengurangi resiko

kerusakan lebih lanjut.

23

Page 24: Askep katarak

upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-

tiba.

xx. Informasikan klien untuk menghindari

tetes mata yang dijual bebas.

xxi. Diskusikan kemungkinan efek/interaksi

antar obat mata dan masalah medis

klien.

xxii. Anjurkan klien menghindari membaca,

berkedip, mengangkat berat, mengejan

saat defekasi, membongkok pada

panggul, dll.

xxiii. Anjurkan klien tidur terlentang.

xxv. Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak

nyaman setelah penggunaan tetes mata

dilator.

xxvi. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat

meningkatkan tekanan intra okuler.

xxvii. Tidur terlentang dapat membantu

kondisi mata agar lebih nyaman.

4) Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan.

Tujuan/kriteria evaluasi:

Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.

Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang

sampai pada tingkat dapat diatasi.

Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau tingkat kecemasan pasien dan

catat adanya tanda- tanda verbal dan

nonverbal.

Derajat kecemasan akan dipengaruhi

bagaimana informasi tentang prosedur

penatalaksanaan diterima oleh

24

Page 25: Askep katarak

Beri kesempatan pasien untuk

mengungkapkan isi pikiran dan

perasaan takutnya.

Observasi tanda vital dan peningkatan

respon fisik pasien.

Beri penjelasan pasien tentang

prosedur tindakan operasi, harapan

dan akibatnya.

Beri penjelasan dan suport pada pasien

pada setiap melakukan prosedur

tindakan.

Lakukan orientasi dan perkenalan

pasien terhadap ruangan, petugas, dan

peralatan yang akan digunakan.

individu.

Mengungkapkan rasa takut secara

terbuka dimana rasa takut dapat

ditujukan.

Mengetahui respon fisiologis yang

ditimbulkan akibat kecemasan.

Meningkatkan pengetahuan pasien

dalam rangka mengurangi kecemasan

dan kooperatif.

Mengurangi kecemasan dan

meningkatkan pengetahuan .

Mengurangi perasaan takut dan

cemas.

5) Nyeri berhubungan dengan trauma insisi

Tujuan : pengurangan nyeri.

INTERVENSI RASIONAL

Berikan obat untuk mengontrol nyeri

dan TIO sesuai dengan resep.

Berikan kompres dingin sesuai

dengan permintaan untuk trauma

tumpul.

Kurangi tingkat pencahayaan.

Pemakaian sesuai dengan resep akan

mengurangi nyeri dan TIO dan

meningkatkan rasa.

Mengurangi edema akan mengurangi

nyeri.

Tingkat pencahayaan yang lebih rendah

25

Page 26: Askep katarak

Dorong penggunaan kaca mata hitam

pada cahaya yang kuat.

nyakan setelah pembedahan.

Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak

nyaman setelah penggunaan tetes mata

dilator

6) Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

Tujuan : mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri

INTERVENSI RASIONAL

Beri instruksi kepada pasien atau

orang terdekat mengenal tanda

atau gejala komplikasi yang harus

dilaporkan segera kepada dokter.

Berikan instruksi lisan dan tertulis

untuk pasien dan orang yang

berati mengenal teknik yang

benar memberikan obat.

Evaluasi Perlunya bantuan setelah

pemulangan.

Ajari pasien dan keluarga teknik

panduan penglihatan.

xxviii. Penemuan dan penanganan awal komplikasi

dapat mengurangi resiko kerusakan lebih

lanjut.

xxix. Pemakaian teknik yang benar akan

mengurangi resiko infeksi dan cedera mata.

xxx. Sumber daya harus tersedia untuk layanan

kesehatan, pendampingan dan teman di

rumah

xxxi. Memungkinkan tindakan yang aman dalam

lingkungan.

7) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi jaringan

tubuh.

26

Page 27: Askep katarak

Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahan

ditandai dengan penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan

benar.

INTERVENSI RASIONAL

xxxii. Ciptakan lingkungan ruangan yang

bersih dan babas dari kontaminasi

dunia luar

xxxiii. Jaga area kesterilan luka operasi

xxxiv. Lakukan teknik aseptik dan

desinfeksi secara tepat dalam

merawat luka

xxxv. Kolaborasi terapi medik pemberian

antibiotika profilaksis

1Mengurangi kontaminasi dan

paparan pasien terhadap agen

infektious.

Mencegah dan mengurangi

transmisi kuman.

mencegah kontaminasi pathogen

mencegah pertumbuhan dan

perkembangan kuman.

BAB IV

PENUTUP

27

Page 28: Askep katarak

4.1. Kesimpulan

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat

dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif.

(Mansjoer,2000;62). Dengan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan warna

menjadi coklat kekuningan selain itu, perubahan fisik dan kimia dalam lensa

mengakibatkan hilangnya transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula)

yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat

menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa

dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat

jalannya cahaya ke retina. Katarak pada umumnya di tandai dengan penglihatan tidak

jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek, peka terhadap sinar atau cahaya,

penglihtan ganda dalam satu mata, penderita memerlukan pencahayaan yang terang untuk

dapat membaca, dan lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Adapun

pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosa katarak salah

satunya adalah kartu mata snellen /mesin telebinokuler pemeriksaan ini dialkukan untuk

mengetahui kemungkinan terjadi gangguan dengan kerusakan kornea, lensa,

akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.

Asuhan keperawatan yang dilakukan pada penderita katarak meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian pada

klien dengan katarak dapat dilakukan denagan menganamnesa perubahan pada aktivitas /

istirahat, neurosensori, tingkat kenyaman, dan tingkat pemahaman tentang penyakit yang

diderita sehingga perawat mendapatkan data subyektif yang bisa digunakan untuk

menentukan diagnosa keperawatan. Salah satu diagnosa keperawatan yang dapat di

tegakkan pada kasus katarak ialah gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan

berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera. Dengan diagnose

ini perawat dapat menyusun rencana untuk intervensi pada klien dengan katarak.

28

Page 29: Askep katarak

4.2. Saran

Untuk menghindari resiko terjadinya katarak, disarankan untuk menjaga

kesehatan mata sejak dini salah satu caranya adalah menghindari zat-zat kimia yang dapat

merusak mata seperti asap rokok selain itu, memakai kaca mata hitam untuk menghindari

paparan sinar matahari secara langsung agar mata tidak terkena radiasi sinar UV.

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 30: Askep katarak

Luckman and sorensen’s, 1993, Medical Surgical Nursing --.ed.4.- Philadelphia, Pennsylvania :

The Curtis Center

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/katarak/. Diakses pada tanggal 15

September 2009. Pukul 13.12 WIB

http://hayato31.blogspot.com/2009/04/askep-katarak.html. Diakses pada tanggal 15

September 2009. Pukul 13.15 WIB

http://medicastore.com Diakses pada tanggal 15 September 2009. Pukul 13.19 WIB

http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-klien-dengan-katarak.htm.

Diposkan oleh Nining pada pukul 03:07. Diakses pada tanggal 15 September 2009. Pukul 13.07

WIB.

http://nusaindah.tripod.com/keskatarak.htm. Diakses pada tanggal 28 September 2009.

Pukul 06.40WIB

http://optic.kasoem.co.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=1:katarak&catid=9:artikel&Itemid=4. Diakses pada

tanggal 28 September 2009. Pukul 06.40 WIB

30